74 PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELAKU KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP ANAK DI INDONESIA (TINJAUAN YURIDIS TERHADAP SISTEM PIDANA DI INDONESIA) Noor Azizah E-mail: fahrisyah611yahoo.com FH - Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin ABSTRACT - PENEGAKAN HUKUM T
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
ISSN: 2476 – 9576
PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELAKU KEJAHATAN SEKSUAL
TERHADAP ANAK DI INDONESIA (TINJAUAN YURIDIS TERHADAP SISTEM
PIDANA DI INDONESIA)
Noor Azizah
E-mail: fahrisyah611@yahoo.com
FH - Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin
ABSTRACT
The perpettrators of sexual crimes againts children is a crime and the very phenomenon
of concern in the life of the community so that the deterrent effect of the issue againts
perpetrators of pedophile became the focus of attention by all parties, in 2002 the goverment
of Republic of Indonesia enacted the child protectiob law number 23 of 2002 which aim to
provide protection againts indonesian children.
Keywords : Sexual crime againts children, law enforcement and legal system are ideal.
74
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
ISSN: 2476 – 9576
manusia, psikologis atau penyakit
PENDAHULUAN
kelainan seksual yang dideritanya
Pelaku
tindak
sehingga
pidana
membuat
si
pelaku
pelecehan seksual terhadap anak
terdorong untuk melakukan hal
yang marak akhir-akhir, penting
tersebut juga harus dijadikan
juga untuk memperberat hukuman
pertimbangan. Adalah hal lumrah
sipelaku
tidak
apabila si korban meminta si
dalam
pelaku untuk dihukum seberat-
melindungi kepentingan pelaku
beratnya, namun disisi lain fungsi
sebagai seorang manusia. Apabila
hukum dalam memberikan suatu
dilihat
tapi
meninggalkan
aspek
sisi
pelaku
keseimbangan terhadap sipelaku
terhadap
anak
juga harus diterapkan agar tujuan
dalam
kejahatan
juga
merupakan suatu tindakan yang
sebagai
tidak bisa diterima oleh keadaan
berjalan dengan baik.
manapun, hal
ini
tentu
negara
hukum
dapat
Penelitian ini bertujuan untuk
saja
membawa akibat bahwa segala
mengetahui
tindakan
harus
penegakan hokum di Indonesia
harus
terhadap pelaku kejahatan seksual
mungkin.
terhadap anak, dan sistem hukum
sipelaku
dipersalahkan
diperberat
bahkan
seberat
Namun sebagai suatu “ultimum
bagaimana
pidana yang ideal.
remedium” atau tindakan terakhir
Dalam Penelitian ini
apakah dengan ancaman begitu
digunakan
berat membuat pelaku kejahatan
peraturan perundang-undangan
seksual terhadap anak ini akan
(statute
berkurang.
pendekatatan
Adanya
Undang-
pendekatan
approach),
kasus
dan
(case
pendekatan
Undang Tentang Perlindungan
approach),
Anak Merupakan suatu hal yang
perbandingan
sangat kongruen terhadap suatu
approach).
tindakan perlindungan terhadap
perundang-undangan
anak,
dilakukan dengan menelaah
namun
disisi
lain,
(comparative
Pendekatan
pembinaan pelaku tanpa melihat
semua
aspek
regulasi yang bersangkut paut
keadaannya
sebagai
75
undang-undang
dan
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
9576
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
ISSN: 2476 –
dengan masalah hukum yang
kekerasan
ditangani.
peneliti
menimpa anak-anak jumlah
pendekatan ini memberi ruang,
dari waktu ke waktu kian
kepada
untuk
meningkat. Sebagai bahan
adakah
perbandingan dari tahu 2010
konsistensi dan kesesuai antara
ke Tahun 2011 saja, angka
suatu
kenaikan
Bagi
peneliti
mempelajari
perundang-undangan
seksual
sudah
yang
mencapai
dengan
perundang-udangan
100 kasus. Diantara lebih dari
lainnya.
Pendekatan
kasus
2500 kasus kekerasan pada
dengan cara melakukan telaah
anak yang terjadi pada tahun
terhadap
kasus-kasus
yang
2011 yang lalu, mayoritas
berkaitan
dengan
masalah-
diantaranya sekitar 62,7 %
masalah yang dihadapi yang
adalah
telah
yang dilakukan dalam bentuk
menjadi
putusan
kejahatan
seksual
pengadilan yang mempunyai
sodomi,
pemerkosaan,
kekuatan
pencabulan
serta
hukum
Sementara
tetap.
Pendekatan
Komparatif
yaitu
inses.
Ironisnya ancaman kekerasan
suatu
seksual justru lebih sering
pendekatan
yang
dilakukan
terjadi di dalam lingkungan
dengan
membandingkan
terdekat si anak. Antara lain
undang-undang suatu negara
di dalam rumahnya sendiri,
dengan
didalam
undang-udang
lain
mengenai suatu hal yang sama.
sekolah,
lembaga
pendidikan dan lingkungan
sosial si anak, dan pelakunya
justru adalah orang yang
TINJAUAN PUSTAKA
seharusnya
Apabila kita melihat
anak,
melindungi
seperti
orang
si
tua,
keadaan ini dan merujuk atas
paman, guru, juga bapak dan
data
ibu tiri. Apabila kita cermati
yang
Komisi
Perlindungan
dikeluarkan
Nasional
Anak,
paling
kasus
khususnya
koran
paling tidak satu kali dalam
76
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
9576
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
seminggu
berita
ISSN: 2476 –
pasti
terdapat
Kesusilaan (pasal 281 s/d 303
tentang
kasus
bis ; 506), sedangkan secara
yang
khusus
pelecehan
seksual
(yang
berkaitan
pelakunya dalah orang-orang
dengan rumah tangga) diatur
terdekat korban. Bukan saja
secara khusus dalam Undang-
oknum dalam ruang lingkup
Undang
keluarga,
Penghapusan
tetangga,
bahkan
juga
pekerja
rumah
Dalam
Tentang
Kekerasan
Rumah
Tangga
tangga, supir pribadi, bakan
sementara itu terhadap pelaku
dapat juga terjadi pada orang
tindak
yang
penampilan
seksual
alim
seperti
rohani,
luarnya
pembimbing
pendeta,
pidana
pelecehan
terhadap
anak
dilakukan ancaman melalui
guru
Undang-Undang
mengaji, dan lain-lain.1
Tahun
Apabila kita merujuak
No.
2002
32
Tentang
Perlindungan Anak.
kepada Kamus Besar Bahasa
Khusus
mengenai
Indonesia, pelaku pelecehan
pelaku
seksual yaitu orang yang
pelecehan seksual terhadap
suka
atau
anak yang marak akhir-akhir,
lain,
penting
meredahkan
meremehkan
orang
tindak
juga
berkenaan dengan seks (jenis
memperberat
kelamin)
sipelaku
dengan
atau
dengan
berkenaan
perkara
tapi
untuk
hukuman
juga
tidak
meninggalkan aspek dalam
persetubuhan antara laki-laki
melindungi
dan perempuan. Ketentuan
pelaku
umum
manusia.
masalah
pidana
seksual
kepentingan
sebagai
seorang
Apabila
dilihat
tersebut diatur dalam KUHP
dalam sisi pelaku kejahatan
yaitu dalam Buku Kedua
terhadap
tentang Kejahatan, Bab XIV
suatu tindakan yang tidak
Tentang
bisa diterima oleh keadaan
Kejahatan
anak
merupakan
manapun, hal ini tentu saja
77
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
9576
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
membawa
segala
akibat
bahwa
tindakan
ISSN: 2476 –
memberikan
sipelaku
suatu
keseimbangan
terhadap
harus dipersalahkan bahkan
sipelaku
juga
harus
harus
seberat
diterapkan
agar
tujuan
sebagai
sebagai negara hukum dapat
diperberat
mungkin.
Namun
suatu “ultimum remedium”
berjalan dengan baik.
atau tindakan terakhir apakah
Melihat pada instrumen
dengan ancaman begitu berat
yuridis
membuat pelaku kejahatan
melindungi warga negaranya
seksual terhadap anak ini
disebutkan dalam alenia ke
akan
Adanya
IV
Tentang
dalam BAB XA tentang Hak
berkurang.
Undang-Undang
Perlindungan
Anak
negara
UUD
untuk
1945
Asasi Manusia
tersebut,
khususnya
Merupakan suatu hal yang
pada
sangat
pasal 28 B ayat (2) UUD
kongruen
terhadap
perlindungan
anak,
suatu tindakan perlindungan
1945 menyatakan
terhadap anak, namun disisi
anak
lain, pembinaan pelaku tanpa
kelangsungan hidup, tumbuh
melihat aspek keadaannya
dan berkembang serta berhak
sebagai manusia, psikologis
atas
atau
kelainan
kekerasan dan diskriminasi. ”
dideritanya
Dengan Pasal 1 angka 2
sehingga membuat si pelaku
UU No. 23 tahun 2002
terdorong untuk melakukan
menentukan
hal
perlindungan
penyakit
seksual
yang
tersebut
dijadikan
juga
harus
pertimbangan.
berhak
perlindungan
segala
”Setiap
atas
dari
bahwa
anak
kegiatan
adalah
untuk
Adalah hal lumrah apabila si
menjamin dan melindungi
korban meminta si pelaku
anak dan hak-haknya agar
untuk
dapat
dihukum
seberat-
hidup,
tumbuh,
beratnya, namun disisi lain
berkembang,
fungsi
berpartisipasi, secara optimal
hukum
dalam
78
dan
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
9576
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
ISSN: 2476 –
sesuai dengan harkat dan
berbeda, dimana walaupun
martabat kemanusian, serta
begitu satu sama lain saling
mendapat perlindungan dari
terkait dibawah pengertian
kekerasan dan diskriminasi.
perlindungan
Perlindungan anak dapat juga
payungnya.3
diartikan segala upaya yang
sebagai
Perlindungan
anak
ditujukan untuk mencegah,
adalah segala usaha yang
rehabilitasi
dilakukan untuk menciptakan
dan
memperdayakan anak yang
kondisi
mengalami tindak perlakuan
dapat melaksanakan hak dan
salah
kewajibannya
demi
perkembangan
dan
(child
abused)
eksploitasi,
,
dan
agar
setiap
anak
penentalantaran, agar dapat
pertumbuhan
menjamin
wajar baik fisik, mental, dan
kelangsungan
anak
secara
hidup dan tumbuh kembang
sosial.
anak secara wajar, baik fisik,
merupakan suatu perwujudan
mental, dan sosialnya.2
adanya keadilan dalam suatu
Dengan demikian pada
Perlindungan
anak
masyarakat, dengan demikian
dasarnya
anak
harus
perlindungan
dilindungi
karena
anak
diusahakan dalam berbagai
mempunyai
ketergantungan
dalam
anak
berbagai
yang sangat tinggi terhadap
kehidupan
seluruh
bermasyarakat.
penyelenggara
Perlindungan
orang
anak
tua,
bidang
bernegara
dan
Kegiatan
yaitu
perlindungan anak membawa
keluarga,
akibat hukum, baik kaitannya
masyarakat serta pemerintah
dengan
dan
maupun tidak tertulis. Arif
juga
negara.
Sudah
hukum
tertulis
barang tentu dalam hal ini
Gosita
masing-masing
bahwa kepastian hukum perlu
mempunyai
peran dan fungsinya yang
diusahakan
79
mengemukakan
demi
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
9576
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
kelangsungan
kegiatan
perlindungan
mencegah
yang
anak
bertujuan
dan
mengusahakan
penyelewengan
membawa
ISSN: 2476 –
pengamanan,
akibat
penguasaan,
negatif yang tidak diinginkan
pemenuhan
dalam rangka perlindungan
kesejahteraan fisik,
anak.4
mental dan sosial
Aspek
perlindungan
luas
anak
mencakup
hukum
anak, dan remaja
secara
yang sesuai dengan
hukum
kepentingan
pidana, hukum acara, hukum
tata
negara,
perdata.
dan
Di
pembicaraan
dan
hak
asasinya.
hukum
(2) Segala daya upaya
Indonesia
bersama
mengenai
dilakukan
yang
secara
perlindungan hukum dimulai
sadar
tahun 1977 dalam seminar
perseorangan,
perlindungan
keluarga,
anak/remaja
oleh
yang diadakan Prayuwana.
masyarakat, badan-
Seminar
tersebut
badan pemerintah
menghasilkan dua hal penting
dan swasta untuk
yang
harus
pengamanan,
dalam
perlindungan
diperhatikan
anak
pengadaan,
yaitu :
dan
pemulihan
”(1) segala daya upaya
yang
kesejhateraan
dilakukan
rohani dan jasmani
secara sadar oleh
anak yang berusia
setiap
orang
0-21 tahun, tidak
lembaga
dan belum pernah
ataupun
pemerintah
swasta
dan
menikah,
yang
80
sesuai
dengan
hak
asasinya
dan
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
9576
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
kepentingan
agar
ISSN: 2476 –
seksual
terhadap
anak
dapat
dibawah
umur
mengembangkan
memberikan hukuman bagi
hidupnya
pelakunya. Dalam pasal 50
seoptimal
ayat (1) KUHP dijelaskan
mungkin.5
bahwa ada 4 (empat) tujuan
dengan
Apabila kita merujuk
penjatuhan hukuman yaitu
pada Kitab Undang-Undang
untuk mencegah terjadinya
Hukum Pidana (KHUP) yang
tindak
berlaku secara umum “lex
menegakkan
generalis” dalam tindakan
hukum
pelaku
masyarakat,
pelecehan
seksual
pidana
dengan
norma-norma
demi
pengayoman
untuk
terhadap anak dan Undang-
memasyarakatkan
Undang No. 23 Tahun 2002
dengan
Tentang Perlindungan Anak
pembinaan sehingga menjadi
yang berlaku secara khusus
orang yang lebih baik dan
spesialist”
“Lex
telah
terpidana
mengadakan
berguna,
untuk
dijelaskan bahwa tindakan
menyelesaikan konflik yang
seksual
ditimbulkan oleh suatu tindak
terhadap
dibawah
suatu
berat
umur
tindakan
yang
anak
pidana
merupakan
keseimbangkan
kejahatan
pelaku
(memulihkan
dan
mendatangkan rasa damai),
harus
dikenakan sanksi pidana yang
untuk
dalam hal ini berkorelasi
bersalah
dengan tujuan pemidanaan
Dalam pasal KUHP, pasal
itu sendiri dimana hukuman
yang
mengatur
tentang
kepada
pelaku
pelecehan
seksual
sipelaku
tersebut
membebaskan
bagi
rasa
terpidana.
suatu
bagi anak dibawah umur
tindakan preventif agar tidak
yaitu 287 & 292. Sementara
ada lagi pelaku pelecehan
dalam Undang -Undang No
diharapkan
sebagai
23
81
Tahun
2002
tentang
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
9576
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
ISSN: 2476 –
Perlindungan Anak, ada dua
Mengenai
pasal yang mengatur tentang
kemerdekaan,
ancaman
hal yang dilematik karena
pelaku
hukuman
pelecehan
bagi
seksual
perampasan
merupakan
terdapat
permasalahan
terhadap anak di bawah umur
apakah
yaitu pasal 81 dan pasal 82
menghukum
kita
harus
anak
yang
menjadi pelaku atau ada
A. Hasil Penelitian
cara lain. pada prinsipnya si
anak
A.
belum
memahami
secara jelas apa yang sudah
Penegakan
Hukum Terhadap Pelaku
dia
Kejahatan
Undang- Undang No. 35
Seksual
Terhadap
Anak
lakukan.
Tahun
di
2014
Perubahan
Indonesia.
Apabila
melihat
Tahun
Sedangkan
tentang
UU
No.
2002
23
tentang
proses Penegakan hukum
Perlindungan Anak dimana
terhadap kejahatan seksual
perubahan pertama terjadi
terhadap anak
pada rumusan
tercermin
dalam Undang-Undang No.
dengan
11
tahun
Sistem
pasal
15
dimasukannya
2012
tentang
kejahatan seksual menjadi
Peradilan
Pidana
bagian
yang
harus
Anak, UU No. 23 Tahun
dilindungi
2004 tentang Pengapusan
anak.“Selain itu yang paling
KDRT, dan UU No. 35
menarik
Tahun
unsur pemberat dan ada
2014
tentang
dari
ialah
anak-
persoalan
Perubahan UU No. 23 tahun
penambahan
2002 tentang Perlindungan
pendidikan yang melakukan
Anak,”
UU
kekerasan
Peradilan
Pidana
Sistem
Anak
sepertiga
menjadi pelaku kekerasan.
effect jera.
82
tenaga
seksual.
Hukumannya
mengatur anak-anak yang
bagi
ditambah
sehingga
ada
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
9576
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
Namun
prakteknya
di
ISSN: 2476 –
dalam
persen),
Indonesia
seksual
dan
kekerasan
535
kasus
(52
yang dinilai oleh Komisi
persen). à data dari Komnas
Perlindungan
Perlindungan
Anak
Anak
Indonesia (KPAI) dimana
(Komnas PA). Kekerasan
kejahatan
pada anak tahun 2012 2012
seksual
di
Indonesia
sudah
dalam
tahap
membahayakan
terjadi
2.637
kekerasan
kasus
pada
anak
dengan banyaknya kasus
dengan 1.700 di antaranya
kekerasan
kekerasan
seksual
yang
seksual
dilakukan kepada anak-anak
kekerasan pada anak tahun
belakangan
2011 terjadi 2.508 kasus
ini.
Namun
KPAI juga mengapresiasi
kekerasan
ketanggapan
masyarakat
dengan 1.075 di antaranya
atas kejahatan ini. Dari data
adalah kekerasan seksual,
yang ada Per Juli 2013,
kekerasan pada anak tahun
anak-anak usia 0-14 tahun
2010 terjadi 2.400 kasus
dengan jumlah 34.049.541
seksual dengan 1.152 di
laki-laki
antaranya adalah kekerasan
dan
32.844.509
perempuan atau 26 persen
seksual
dari total jumlah penduduk
seksual
di
kekerasan
Indonesia
mengalami
kekerasan seksual.6
Kekerasan
pada
Jenis
anak
kekerasan
Jenis-jenis
seksual
yang
sering terjadi di Indonesia
pada
2013 (Komnas PA): sodomi
anak tahun 2013 Januari-
(52 kasus), perkosaan (280
Juni 2013 ada 1.032 kasus
kasus),
pencabulan
kekerasan pada anak yang
kasus),
dan
terdiri dari kekerasan fisik
kasus).7
290
kasus
(28
persen),
incest
Sementara
kekerasan psikis 207 (20
dari
6
Ibid.
83
Unit
(182
(21
data
Perlindungan
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
9576
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
ISSN: 2476 –
Perempuan
dan
Anak
Merdeka Sirait. ari jumlah
Bareskrim
Mabes
Polri
laporan
kekerasan
anak
mencatat sepanjang tahun
sepanjang Januari hingga
2013 sekurangnya terjadi
September 2014, terdapat
1600 kasus asusila mulai
sebanyak
dari
hingga
Kejahatan seksual diketahui
kekerasan fisik pada anak-
sebagai yang mendominasi,
anak.8
yakni 58 persen. Adapun
pencabulan
Komisi
Nasional
2.726
kasus.
pelakunya sebagian besar
Perlindungan Anak menilai,
adalah
negara tidak optimal dalam
seharusnya
mengatasi kasus kekerasan
anak. Komnas Anak pun
seksual
anak.
meminta pemerintah untuk
demikian,
merefleksikan lagi tentang
terhadap
Dengan
orang
yang
melindungi
implementasi Konvensi Hak
penanganan
dan
Anak
pencegahan
kekerasan
PBB
yang
telah
diratifikasi pemerintah sejak
terhadap anak agar lebih
25
baik
September
1990
pada
masa
depan,
dianggap belum dilakukan
meskipun telah memiliki
dengan baik. "Dua puluh
payung hukum yang jelas
lima
dengan
tahun
berlakunya
meratifikasi
Konvensi Hak Anak PBB.9
Konvensi Hak Anak PBB
dan 24 tahun berlaku di
Indonesia, pada praktiknya,
B.
Idealnya
pemerintah
belum
dapat
Sistem
memberikan
rasa
aman
Indonesia Dalam Menjatuhkan
Hukum
terhadap anak,", hal ini
Hukuman
dikemukakan
Kejahatan
oleh
salah
seorang komisioner Komisi
Perlindungan
Anak
Kepada
Seksual
Anak di Indonesia.
Aris
84
Pidana
di
Pelaku
Terhadap
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
9576
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
ISSN: 2476 –
Proses kejahatan seksual
suatu penjelasannya salah satu
yang begitu eksterna khususnya
komosaris KPAI Arist Merdeka
bagi
Sirait
anak
keprihatinan
menimbulkan
paling
bisa
pihak,
diterima atas pelaku kejahatan ini
sehingga untuk memberikan suatu
adalah menyuntikan cairan kimia
efek jera terhadap para pelaku
pada pelaku kejahatan seksual
kejahatan ini sangat beragam,
khususnya pedofilia sebagaimana
mulai dari hal yang biasa sampai
yang diberlakukan pada Rusia dan
dengan proses yang luar biasa
Korea, dimana dasar pembenar
sampai dengan proses ekterem.
atas dijatuhkan hukumannya ini
Proses hukuman biasa itu berpijak
atas efek domino yang timbulkan
pada sistem hukum yang berlaku
pelaku kejahatan ini, dimana para
di Indonesia yang pada hukuman
korban akan berubah menjadi
terberat seperti hukuman seumur
pelaku nantinya setelah mereka
hidup dan juga hukuman mati.
menjadi korban kejahatan seksual
Namun
khususnya pedofilia ini.10
pagi
berbagai
hukuman
pendapat
yang
menyatakan bahwa hukuman ini
Sementara mantan meteri
tidak cukup atas dibandingkan
sosial dalam era pemerintahan
dampak dari kejahatan seksual
Presiden
yang ditimbulkan, sehingga perlu
Yudoyono yaitu Salim Segaf Al
perlakuan esktern bagi para pelaku
Jufri menyebut hukuman terhadap
kejahatan seksual disini.
pelaku kekerasan terhadap anak
KPAI mengusulkan untuk
Susilo
Bambang
dinilai berlum mampun untuk
hukuman kebiri, dimana menurut
memberikan
KPAI hukuman kebiri ini belum
karenanya pelaku tidak takut dan
pernah
jera
ada,
namun
untuk
keadilan.
terhadap
Oleh
kekerasan
yang
terhadap
anak.
memberikan suatu efek jera maka
dilakukannya
menurut KPAI hukuman ini harus
Hukuman
diberlakukan. Kemudian hukuman
Indonesia
selanjutnya
seharusnya mencontoh negara lain
yaitu
hukuman
menyuntikan cairan kimia. Dalam
85
yang
dilakukan
menurut
di
beliau
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
9576
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
ISSN: 2476 –
yang tergas memberi hukuman
adalah merupakan pemidanaan ideal
kepada para
bagi
pelaku,
sehingga
pelakunya
sebagai
wujud
menurut beliau pula para pelaku
pemaksimalan perlindungan negara
sudah selayaknya diberi hukuam
terhadap anak-anak.
40 tahun penjara atau hukuman
Daftar Pustaka
mati.11
Sementara
itu
Fajar, Mukti &Yulianto Achmad.
2010.
Dualime
Penelitian
Hukum Normatif & Empiris.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Majelis
Ulama Indonesia kota Sukabumi
meminta
pihak
memberikan
berwajib
agar
hukuman
berat
Gosita,
Arief.
1989.
Masalah
Perlindungan Anak. Jakarta
:Akademi Pressiondo.
terhadap terdakwa pelaku tindak
pidana seksual terhadap anak ini
dengan
memberikan
rajam.
Hukuman
hukuman
rajam
Gultom, Maidum. 2008. Perlindungan
Terhadap Anak “ Dalam Sistem
Peradilan Pidana Anak Di
Indonesia, Bandung : PT. Refika
Aditama.
ini
bersumber pada syariat Islam,
karena menurut organisasi Ulama
terbesar di Indonesia ini hukuman
Halim. A. Riduan. 2005. Hukum
Pidana Dalam Tanya Jawab.
Jakarta : Ghalia Indonesia.
yang diberikan kepada pelaku
kejahatan seksual kepada anak ini
adalah relatif ringan karena paling
Muladi. 1995. Kapita Selekta Sistem
Peradilan Pidana. Semarang :
Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
lama 15 tahun penjara dan paling
singkat 3 (tiga) tahun penjara
seperti
yang
Undang-undang
tertuang
dalam
Marlina. 2011. Hukum Penetensier.
Jakarta : Refika Aditama.
Perlindungan
Anak Nomor 23 Tahun 2002.
--------.
2009. Peradilan Pidana
Anak. Jakarta : PT. Refika
Aditama.
Kesimpulan
Rencana
Pemerintahan
Joko
Widodo untuk menerapkan hukuman
Maramis, Frans. 2012. Hukum Pidana
Umum dan Terulis di Indonesia.
Jakarta : PT. Grafindo Persada.
kebiri bagi pelaku Pedofilia (pelaku
kejahatan
seksual
terhadap
anak)
86
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
9576
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
ISSN: 2476 –
Prodjodikoro, Wirjono. 1989. AsasAsas Hukum Pidana. Bandung :
Eresco.
cehan_seksual_terhadap_anak.
Diakases tanggal 29 Juni 2014.
Anonim. Pelecehan seksual terhadap
anak.
http://klikdokter.com/healthn
ewstopics/read/2014/04/18/1
5032187/pelecehan-seksualpada-anak. Diakses 20 Juni
2014.
Syamsudin,M. 2007. Optimalisasi
Penelitian Hukum. Jakarta : PT.
RajaGrafindo Utama.
B. Internet /Jurnal/Majalah
Sidharta, B. Arief. 1996. “Pandangan
Ad. Peperzak Tentang Hukum &
Kekuasaan”. Dalam Majalah
Hukum Pro Justitia Tahun XIV
Nomor 2, April 1996.
Anonim,
Terhadap
Hal.
Pelaku
1,
Tindak
Hukuman
Pidana
Seksual,
http://peunebah.blogspot.com/2011/10
Muslihah,Sri.
2006.
Kekerasan
Terhadap Anak : Model
Transisional
dan
Dampak
Jangka Panjang.Edukid : Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini I
(1).
/hukuman-terhadap-pelaku-tindakpidana.html. Diakses tanggal 17 Juni
2014
------------- Lihat konvensi. 1998.
Media dan Penegakan Hak-hak
anak. Volume II No. 2 Medan :
Lembaga
advokasi
Anak
Indonesia (LLAI).
Anonim, Hati-hati Kekerasan Seksual
Terhadap
Anak.
http://www.parenting.co.id/articl
e/usia.sekolah/hatihati.kekerasan
.seksual.pada.anak/001/004/385.
diakses tanggal 20 Juni 2014.
Anonim.
Perlindungan
Anak.
http://anakbersinar.com/news/d
etail/id/95/PerlindunganAnak.html. Diakses tanggal 29
Juni 2014.
Anonim. Pelecehan seksual terhadap
anak,
http://id.wikipedia.org/wiki/Pele
87
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
ISSN: 2476 – 9576
PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELAKU KEJAHATAN SEKSUAL
TERHADAP ANAK DI INDONESIA (TINJAUAN YURIDIS TERHADAP SISTEM
PIDANA DI INDONESIA)
Noor Azizah
E-mail: fahrisyah611@yahoo.com
FH - Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin
ABSTRACT
The perpettrators of sexual crimes againts children is a crime and the very phenomenon
of concern in the life of the community so that the deterrent effect of the issue againts
perpetrators of pedophile became the focus of attention by all parties, in 2002 the goverment
of Republic of Indonesia enacted the child protectiob law number 23 of 2002 which aim to
provide protection againts indonesian children.
Keywords : Sexual crime againts children, law enforcement and legal system are ideal.
74
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
ISSN: 2476 – 9576
manusia, psikologis atau penyakit
PENDAHULUAN
kelainan seksual yang dideritanya
Pelaku
tindak
sehingga
pidana
membuat
si
pelaku
pelecehan seksual terhadap anak
terdorong untuk melakukan hal
yang marak akhir-akhir, penting
tersebut juga harus dijadikan
juga untuk memperberat hukuman
pertimbangan. Adalah hal lumrah
sipelaku
tidak
apabila si korban meminta si
dalam
pelaku untuk dihukum seberat-
melindungi kepentingan pelaku
beratnya, namun disisi lain fungsi
sebagai seorang manusia. Apabila
hukum dalam memberikan suatu
dilihat
tapi
meninggalkan
aspek
sisi
pelaku
keseimbangan terhadap sipelaku
terhadap
anak
juga harus diterapkan agar tujuan
dalam
kejahatan
juga
merupakan suatu tindakan yang
sebagai
tidak bisa diterima oleh keadaan
berjalan dengan baik.
manapun, hal
ini
tentu
negara
hukum
dapat
Penelitian ini bertujuan untuk
saja
membawa akibat bahwa segala
mengetahui
tindakan
harus
penegakan hokum di Indonesia
harus
terhadap pelaku kejahatan seksual
mungkin.
terhadap anak, dan sistem hukum
sipelaku
dipersalahkan
diperberat
bahkan
seberat
Namun sebagai suatu “ultimum
bagaimana
pidana yang ideal.
remedium” atau tindakan terakhir
Dalam Penelitian ini
apakah dengan ancaman begitu
digunakan
berat membuat pelaku kejahatan
peraturan perundang-undangan
seksual terhadap anak ini akan
(statute
berkurang.
pendekatatan
Adanya
Undang-
pendekatan
approach),
kasus
dan
(case
pendekatan
Undang Tentang Perlindungan
approach),
Anak Merupakan suatu hal yang
perbandingan
sangat kongruen terhadap suatu
approach).
tindakan perlindungan terhadap
perundang-undangan
anak,
dilakukan dengan menelaah
namun
disisi
lain,
(comparative
Pendekatan
pembinaan pelaku tanpa melihat
semua
aspek
regulasi yang bersangkut paut
keadaannya
sebagai
75
undang-undang
dan
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
9576
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
ISSN: 2476 –
dengan masalah hukum yang
kekerasan
ditangani.
peneliti
menimpa anak-anak jumlah
pendekatan ini memberi ruang,
dari waktu ke waktu kian
kepada
untuk
meningkat. Sebagai bahan
adakah
perbandingan dari tahu 2010
konsistensi dan kesesuai antara
ke Tahun 2011 saja, angka
suatu
kenaikan
Bagi
peneliti
mempelajari
perundang-undangan
seksual
sudah
yang
mencapai
dengan
perundang-udangan
100 kasus. Diantara lebih dari
lainnya.
Pendekatan
kasus
2500 kasus kekerasan pada
dengan cara melakukan telaah
anak yang terjadi pada tahun
terhadap
kasus-kasus
yang
2011 yang lalu, mayoritas
berkaitan
dengan
masalah-
diantaranya sekitar 62,7 %
masalah yang dihadapi yang
adalah
telah
yang dilakukan dalam bentuk
menjadi
putusan
kejahatan
seksual
pengadilan yang mempunyai
sodomi,
pemerkosaan,
kekuatan
pencabulan
serta
hukum
Sementara
tetap.
Pendekatan
Komparatif
yaitu
inses.
Ironisnya ancaman kekerasan
suatu
seksual justru lebih sering
pendekatan
yang
dilakukan
terjadi di dalam lingkungan
dengan
membandingkan
terdekat si anak. Antara lain
undang-undang suatu negara
di dalam rumahnya sendiri,
dengan
didalam
undang-udang
lain
mengenai suatu hal yang sama.
sekolah,
lembaga
pendidikan dan lingkungan
sosial si anak, dan pelakunya
justru adalah orang yang
TINJAUAN PUSTAKA
seharusnya
Apabila kita melihat
anak,
melindungi
seperti
orang
si
tua,
keadaan ini dan merujuk atas
paman, guru, juga bapak dan
data
ibu tiri. Apabila kita cermati
yang
Komisi
Perlindungan
dikeluarkan
Nasional
Anak,
paling
kasus
khususnya
koran
paling tidak satu kali dalam
76
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
9576
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
seminggu
berita
ISSN: 2476 –
pasti
terdapat
Kesusilaan (pasal 281 s/d 303
tentang
kasus
bis ; 506), sedangkan secara
yang
khusus
pelecehan
seksual
(yang
berkaitan
pelakunya dalah orang-orang
dengan rumah tangga) diatur
terdekat korban. Bukan saja
secara khusus dalam Undang-
oknum dalam ruang lingkup
Undang
keluarga,
Penghapusan
tetangga,
bahkan
juga
pekerja
rumah
Dalam
Tentang
Kekerasan
Rumah
Tangga
tangga, supir pribadi, bakan
sementara itu terhadap pelaku
dapat juga terjadi pada orang
tindak
yang
penampilan
seksual
alim
seperti
rohani,
luarnya
pembimbing
pendeta,
pidana
pelecehan
terhadap
anak
dilakukan ancaman melalui
guru
Undang-Undang
mengaji, dan lain-lain.1
Tahun
Apabila kita merujuak
No.
2002
32
Tentang
Perlindungan Anak.
kepada Kamus Besar Bahasa
Khusus
mengenai
Indonesia, pelaku pelecehan
pelaku
seksual yaitu orang yang
pelecehan seksual terhadap
suka
atau
anak yang marak akhir-akhir,
lain,
penting
meredahkan
meremehkan
orang
tindak
juga
berkenaan dengan seks (jenis
memperberat
kelamin)
sipelaku
dengan
atau
dengan
berkenaan
perkara
tapi
untuk
hukuman
juga
tidak
meninggalkan aspek dalam
persetubuhan antara laki-laki
melindungi
dan perempuan. Ketentuan
pelaku
umum
manusia.
masalah
pidana
seksual
kepentingan
sebagai
seorang
Apabila
dilihat
tersebut diatur dalam KUHP
dalam sisi pelaku kejahatan
yaitu dalam Buku Kedua
terhadap
tentang Kejahatan, Bab XIV
suatu tindakan yang tidak
Tentang
bisa diterima oleh keadaan
Kejahatan
anak
merupakan
manapun, hal ini tentu saja
77
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
9576
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
membawa
segala
akibat
bahwa
tindakan
ISSN: 2476 –
memberikan
sipelaku
suatu
keseimbangan
terhadap
harus dipersalahkan bahkan
sipelaku
juga
harus
harus
seberat
diterapkan
agar
tujuan
sebagai
sebagai negara hukum dapat
diperberat
mungkin.
Namun
suatu “ultimum remedium”
berjalan dengan baik.
atau tindakan terakhir apakah
Melihat pada instrumen
dengan ancaman begitu berat
yuridis
membuat pelaku kejahatan
melindungi warga negaranya
seksual terhadap anak ini
disebutkan dalam alenia ke
akan
Adanya
IV
Tentang
dalam BAB XA tentang Hak
berkurang.
Undang-Undang
Perlindungan
Anak
negara
UUD
untuk
1945
Asasi Manusia
tersebut,
khususnya
Merupakan suatu hal yang
pada
sangat
pasal 28 B ayat (2) UUD
kongruen
terhadap
perlindungan
anak,
suatu tindakan perlindungan
1945 menyatakan
terhadap anak, namun disisi
anak
lain, pembinaan pelaku tanpa
kelangsungan hidup, tumbuh
melihat aspek keadaannya
dan berkembang serta berhak
sebagai manusia, psikologis
atas
atau
kelainan
kekerasan dan diskriminasi. ”
dideritanya
Dengan Pasal 1 angka 2
sehingga membuat si pelaku
UU No. 23 tahun 2002
terdorong untuk melakukan
menentukan
hal
perlindungan
penyakit
seksual
yang
tersebut
dijadikan
juga
harus
pertimbangan.
berhak
perlindungan
segala
”Setiap
atas
dari
bahwa
anak
kegiatan
adalah
untuk
Adalah hal lumrah apabila si
menjamin dan melindungi
korban meminta si pelaku
anak dan hak-haknya agar
untuk
dapat
dihukum
seberat-
hidup,
tumbuh,
beratnya, namun disisi lain
berkembang,
fungsi
berpartisipasi, secara optimal
hukum
dalam
78
dan
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
9576
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
ISSN: 2476 –
sesuai dengan harkat dan
berbeda, dimana walaupun
martabat kemanusian, serta
begitu satu sama lain saling
mendapat perlindungan dari
terkait dibawah pengertian
kekerasan dan diskriminasi.
perlindungan
Perlindungan anak dapat juga
payungnya.3
diartikan segala upaya yang
sebagai
Perlindungan
anak
ditujukan untuk mencegah,
adalah segala usaha yang
rehabilitasi
dilakukan untuk menciptakan
dan
memperdayakan anak yang
kondisi
mengalami tindak perlakuan
dapat melaksanakan hak dan
salah
kewajibannya
demi
perkembangan
dan
(child
abused)
eksploitasi,
,
dan
agar
setiap
anak
penentalantaran, agar dapat
pertumbuhan
menjamin
wajar baik fisik, mental, dan
kelangsungan
anak
secara
hidup dan tumbuh kembang
sosial.
anak secara wajar, baik fisik,
merupakan suatu perwujudan
mental, dan sosialnya.2
adanya keadilan dalam suatu
Dengan demikian pada
Perlindungan
anak
masyarakat, dengan demikian
dasarnya
anak
harus
perlindungan
dilindungi
karena
anak
diusahakan dalam berbagai
mempunyai
ketergantungan
dalam
anak
berbagai
yang sangat tinggi terhadap
kehidupan
seluruh
bermasyarakat.
penyelenggara
Perlindungan
orang
anak
tua,
bidang
bernegara
dan
Kegiatan
yaitu
perlindungan anak membawa
keluarga,
akibat hukum, baik kaitannya
masyarakat serta pemerintah
dengan
dan
maupun tidak tertulis. Arif
juga
negara.
Sudah
hukum
tertulis
barang tentu dalam hal ini
Gosita
masing-masing
bahwa kepastian hukum perlu
mempunyai
peran dan fungsinya yang
diusahakan
79
mengemukakan
demi
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
9576
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
kelangsungan
kegiatan
perlindungan
mencegah
yang
anak
bertujuan
dan
mengusahakan
penyelewengan
membawa
ISSN: 2476 –
pengamanan,
akibat
penguasaan,
negatif yang tidak diinginkan
pemenuhan
dalam rangka perlindungan
kesejahteraan fisik,
anak.4
mental dan sosial
Aspek
perlindungan
luas
anak
mencakup
hukum
anak, dan remaja
secara
yang sesuai dengan
hukum
kepentingan
pidana, hukum acara, hukum
tata
negara,
perdata.
dan
Di
pembicaraan
dan
hak
asasinya.
hukum
(2) Segala daya upaya
Indonesia
bersama
mengenai
dilakukan
yang
secara
perlindungan hukum dimulai
sadar
tahun 1977 dalam seminar
perseorangan,
perlindungan
keluarga,
anak/remaja
oleh
yang diadakan Prayuwana.
masyarakat, badan-
Seminar
tersebut
badan pemerintah
menghasilkan dua hal penting
dan swasta untuk
yang
harus
pengamanan,
dalam
perlindungan
diperhatikan
anak
pengadaan,
yaitu :
dan
pemulihan
”(1) segala daya upaya
yang
kesejhateraan
dilakukan
rohani dan jasmani
secara sadar oleh
anak yang berusia
setiap
orang
0-21 tahun, tidak
lembaga
dan belum pernah
ataupun
pemerintah
swasta
dan
menikah,
yang
80
sesuai
dengan
hak
asasinya
dan
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
9576
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
kepentingan
agar
ISSN: 2476 –
seksual
terhadap
anak
dapat
dibawah
umur
mengembangkan
memberikan hukuman bagi
hidupnya
pelakunya. Dalam pasal 50
seoptimal
ayat (1) KUHP dijelaskan
mungkin.5
bahwa ada 4 (empat) tujuan
dengan
Apabila kita merujuk
penjatuhan hukuman yaitu
pada Kitab Undang-Undang
untuk mencegah terjadinya
Hukum Pidana (KHUP) yang
tindak
berlaku secara umum “lex
menegakkan
generalis” dalam tindakan
hukum
pelaku
masyarakat,
pelecehan
seksual
pidana
dengan
norma-norma
demi
pengayoman
untuk
terhadap anak dan Undang-
memasyarakatkan
Undang No. 23 Tahun 2002
dengan
Tentang Perlindungan Anak
pembinaan sehingga menjadi
yang berlaku secara khusus
orang yang lebih baik dan
spesialist”
“Lex
telah
terpidana
mengadakan
berguna,
untuk
dijelaskan bahwa tindakan
menyelesaikan konflik yang
seksual
ditimbulkan oleh suatu tindak
terhadap
dibawah
suatu
berat
umur
tindakan
yang
anak
pidana
merupakan
keseimbangkan
kejahatan
pelaku
(memulihkan
dan
mendatangkan rasa damai),
harus
dikenakan sanksi pidana yang
untuk
dalam hal ini berkorelasi
bersalah
dengan tujuan pemidanaan
Dalam pasal KUHP, pasal
itu sendiri dimana hukuman
yang
mengatur
tentang
kepada
pelaku
pelecehan
seksual
sipelaku
tersebut
membebaskan
bagi
rasa
terpidana.
suatu
bagi anak dibawah umur
tindakan preventif agar tidak
yaitu 287 & 292. Sementara
ada lagi pelaku pelecehan
dalam Undang -Undang No
diharapkan
sebagai
23
81
Tahun
2002
tentang
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
9576
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
ISSN: 2476 –
Perlindungan Anak, ada dua
Mengenai
pasal yang mengatur tentang
kemerdekaan,
ancaman
hal yang dilematik karena
pelaku
hukuman
pelecehan
bagi
seksual
perampasan
merupakan
terdapat
permasalahan
terhadap anak di bawah umur
apakah
yaitu pasal 81 dan pasal 82
menghukum
kita
harus
anak
yang
menjadi pelaku atau ada
A. Hasil Penelitian
cara lain. pada prinsipnya si
anak
A.
belum
memahami
secara jelas apa yang sudah
Penegakan
Hukum Terhadap Pelaku
dia
Kejahatan
Undang- Undang No. 35
Seksual
Terhadap
Anak
lakukan.
Tahun
di
2014
Perubahan
Indonesia.
Apabila
melihat
Tahun
Sedangkan
tentang
UU
No.
2002
23
tentang
proses Penegakan hukum
Perlindungan Anak dimana
terhadap kejahatan seksual
perubahan pertama terjadi
terhadap anak
pada rumusan
tercermin
dalam Undang-Undang No.
dengan
11
tahun
Sistem
pasal
15
dimasukannya
2012
tentang
kejahatan seksual menjadi
Peradilan
Pidana
bagian
yang
harus
Anak, UU No. 23 Tahun
dilindungi
2004 tentang Pengapusan
anak.“Selain itu yang paling
KDRT, dan UU No. 35
menarik
Tahun
unsur pemberat dan ada
2014
tentang
dari
ialah
anak-
persoalan
Perubahan UU No. 23 tahun
penambahan
2002 tentang Perlindungan
pendidikan yang melakukan
Anak,”
UU
kekerasan
Peradilan
Pidana
Sistem
Anak
sepertiga
menjadi pelaku kekerasan.
effect jera.
82
tenaga
seksual.
Hukumannya
mengatur anak-anak yang
bagi
ditambah
sehingga
ada
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
9576
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
Namun
prakteknya
di
ISSN: 2476 –
dalam
persen),
Indonesia
seksual
dan
kekerasan
535
kasus
(52
yang dinilai oleh Komisi
persen). à data dari Komnas
Perlindungan
Perlindungan
Anak
Anak
Indonesia (KPAI) dimana
(Komnas PA). Kekerasan
kejahatan
pada anak tahun 2012 2012
seksual
di
Indonesia
sudah
dalam
tahap
membahayakan
terjadi
2.637
kekerasan
kasus
pada
anak
dengan banyaknya kasus
dengan 1.700 di antaranya
kekerasan
kekerasan
seksual
yang
seksual
dilakukan kepada anak-anak
kekerasan pada anak tahun
belakangan
2011 terjadi 2.508 kasus
ini.
Namun
KPAI juga mengapresiasi
kekerasan
ketanggapan
masyarakat
dengan 1.075 di antaranya
atas kejahatan ini. Dari data
adalah kekerasan seksual,
yang ada Per Juli 2013,
kekerasan pada anak tahun
anak-anak usia 0-14 tahun
2010 terjadi 2.400 kasus
dengan jumlah 34.049.541
seksual dengan 1.152 di
laki-laki
antaranya adalah kekerasan
dan
32.844.509
perempuan atau 26 persen
seksual
dari total jumlah penduduk
seksual
di
kekerasan
Indonesia
mengalami
kekerasan seksual.6
Kekerasan
pada
Jenis
anak
kekerasan
Jenis-jenis
seksual
yang
sering terjadi di Indonesia
pada
2013 (Komnas PA): sodomi
anak tahun 2013 Januari-
(52 kasus), perkosaan (280
Juni 2013 ada 1.032 kasus
kasus),
pencabulan
kekerasan pada anak yang
kasus),
dan
terdiri dari kekerasan fisik
kasus).7
290
kasus
(28
persen),
incest
Sementara
kekerasan psikis 207 (20
dari
6
Ibid.
83
Unit
(182
(21
data
Perlindungan
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
9576
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
ISSN: 2476 –
Perempuan
dan
Anak
Merdeka Sirait. ari jumlah
Bareskrim
Mabes
Polri
laporan
kekerasan
anak
mencatat sepanjang tahun
sepanjang Januari hingga
2013 sekurangnya terjadi
September 2014, terdapat
1600 kasus asusila mulai
sebanyak
dari
hingga
Kejahatan seksual diketahui
kekerasan fisik pada anak-
sebagai yang mendominasi,
anak.8
yakni 58 persen. Adapun
pencabulan
Komisi
Nasional
2.726
kasus.
pelakunya sebagian besar
Perlindungan Anak menilai,
adalah
negara tidak optimal dalam
seharusnya
mengatasi kasus kekerasan
anak. Komnas Anak pun
seksual
anak.
meminta pemerintah untuk
demikian,
merefleksikan lagi tentang
terhadap
Dengan
orang
yang
melindungi
implementasi Konvensi Hak
penanganan
dan
Anak
pencegahan
kekerasan
PBB
yang
telah
diratifikasi pemerintah sejak
terhadap anak agar lebih
25
baik
September
1990
pada
masa
depan,
dianggap belum dilakukan
meskipun telah memiliki
dengan baik. "Dua puluh
payung hukum yang jelas
lima
dengan
tahun
berlakunya
meratifikasi
Konvensi Hak Anak PBB.9
Konvensi Hak Anak PBB
dan 24 tahun berlaku di
Indonesia, pada praktiknya,
B.
Idealnya
pemerintah
belum
dapat
Sistem
memberikan
rasa
aman
Indonesia Dalam Menjatuhkan
Hukum
terhadap anak,", hal ini
Hukuman
dikemukakan
Kejahatan
oleh
salah
seorang komisioner Komisi
Perlindungan
Anak
Kepada
Seksual
Anak di Indonesia.
Aris
84
Pidana
di
Pelaku
Terhadap
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
9576
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
ISSN: 2476 –
Proses kejahatan seksual
suatu penjelasannya salah satu
yang begitu eksterna khususnya
komosaris KPAI Arist Merdeka
bagi
Sirait
anak
keprihatinan
menimbulkan
paling
bisa
pihak,
diterima atas pelaku kejahatan ini
sehingga untuk memberikan suatu
adalah menyuntikan cairan kimia
efek jera terhadap para pelaku
pada pelaku kejahatan seksual
kejahatan ini sangat beragam,
khususnya pedofilia sebagaimana
mulai dari hal yang biasa sampai
yang diberlakukan pada Rusia dan
dengan proses yang luar biasa
Korea, dimana dasar pembenar
sampai dengan proses ekterem.
atas dijatuhkan hukumannya ini
Proses hukuman biasa itu berpijak
atas efek domino yang timbulkan
pada sistem hukum yang berlaku
pelaku kejahatan ini, dimana para
di Indonesia yang pada hukuman
korban akan berubah menjadi
terberat seperti hukuman seumur
pelaku nantinya setelah mereka
hidup dan juga hukuman mati.
menjadi korban kejahatan seksual
Namun
khususnya pedofilia ini.10
pagi
berbagai
hukuman
pendapat
yang
menyatakan bahwa hukuman ini
Sementara mantan meteri
tidak cukup atas dibandingkan
sosial dalam era pemerintahan
dampak dari kejahatan seksual
Presiden
yang ditimbulkan, sehingga perlu
Yudoyono yaitu Salim Segaf Al
perlakuan esktern bagi para pelaku
Jufri menyebut hukuman terhadap
kejahatan seksual disini.
pelaku kekerasan terhadap anak
KPAI mengusulkan untuk
Susilo
Bambang
dinilai berlum mampun untuk
hukuman kebiri, dimana menurut
memberikan
KPAI hukuman kebiri ini belum
karenanya pelaku tidak takut dan
pernah
jera
ada,
namun
untuk
keadilan.
terhadap
Oleh
kekerasan
yang
terhadap
anak.
memberikan suatu efek jera maka
dilakukannya
menurut KPAI hukuman ini harus
Hukuman
diberlakukan. Kemudian hukuman
Indonesia
selanjutnya
seharusnya mencontoh negara lain
yaitu
hukuman
menyuntikan cairan kimia. Dalam
85
yang
dilakukan
menurut
di
beliau
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
9576
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
ISSN: 2476 –
yang tergas memberi hukuman
adalah merupakan pemidanaan ideal
kepada para
bagi
pelaku,
sehingga
pelakunya
sebagai
wujud
menurut beliau pula para pelaku
pemaksimalan perlindungan negara
sudah selayaknya diberi hukuam
terhadap anak-anak.
40 tahun penjara atau hukuman
Daftar Pustaka
mati.11
Sementara
itu
Fajar, Mukti &Yulianto Achmad.
2010.
Dualime
Penelitian
Hukum Normatif & Empiris.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Majelis
Ulama Indonesia kota Sukabumi
meminta
pihak
memberikan
berwajib
agar
hukuman
berat
Gosita,
Arief.
1989.
Masalah
Perlindungan Anak. Jakarta
:Akademi Pressiondo.
terhadap terdakwa pelaku tindak
pidana seksual terhadap anak ini
dengan
memberikan
rajam.
Hukuman
hukuman
rajam
Gultom, Maidum. 2008. Perlindungan
Terhadap Anak “ Dalam Sistem
Peradilan Pidana Anak Di
Indonesia, Bandung : PT. Refika
Aditama.
ini
bersumber pada syariat Islam,
karena menurut organisasi Ulama
terbesar di Indonesia ini hukuman
Halim. A. Riduan. 2005. Hukum
Pidana Dalam Tanya Jawab.
Jakarta : Ghalia Indonesia.
yang diberikan kepada pelaku
kejahatan seksual kepada anak ini
adalah relatif ringan karena paling
Muladi. 1995. Kapita Selekta Sistem
Peradilan Pidana. Semarang :
Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
lama 15 tahun penjara dan paling
singkat 3 (tiga) tahun penjara
seperti
yang
Undang-undang
tertuang
dalam
Marlina. 2011. Hukum Penetensier.
Jakarta : Refika Aditama.
Perlindungan
Anak Nomor 23 Tahun 2002.
--------.
2009. Peradilan Pidana
Anak. Jakarta : PT. Refika
Aditama.
Kesimpulan
Rencana
Pemerintahan
Joko
Widodo untuk menerapkan hukuman
Maramis, Frans. 2012. Hukum Pidana
Umum dan Terulis di Indonesia.
Jakarta : PT. Grafindo Persada.
kebiri bagi pelaku Pedofilia (pelaku
kejahatan
seksual
terhadap
anak)
86
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
9576
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
ISSN: 2476 –
Prodjodikoro, Wirjono. 1989. AsasAsas Hukum Pidana. Bandung :
Eresco.
cehan_seksual_terhadap_anak.
Diakases tanggal 29 Juni 2014.
Anonim. Pelecehan seksual terhadap
anak.
http://klikdokter.com/healthn
ewstopics/read/2014/04/18/1
5032187/pelecehan-seksualpada-anak. Diakses 20 Juni
2014.
Syamsudin,M. 2007. Optimalisasi
Penelitian Hukum. Jakarta : PT.
RajaGrafindo Utama.
B. Internet /Jurnal/Majalah
Sidharta, B. Arief. 1996. “Pandangan
Ad. Peperzak Tentang Hukum &
Kekuasaan”. Dalam Majalah
Hukum Pro Justitia Tahun XIV
Nomor 2, April 1996.
Anonim,
Terhadap
Hal.
Pelaku
1,
Tindak
Hukuman
Pidana
Seksual,
http://peunebah.blogspot.com/2011/10
Muslihah,Sri.
2006.
Kekerasan
Terhadap Anak : Model
Transisional
dan
Dampak
Jangka Panjang.Edukid : Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini I
(1).
/hukuman-terhadap-pelaku-tindakpidana.html. Diakses tanggal 17 Juni
2014
------------- Lihat konvensi. 1998.
Media dan Penegakan Hak-hak
anak. Volume II No. 2 Medan :
Lembaga
advokasi
Anak
Indonesia (LLAI).
Anonim, Hati-hati Kekerasan Seksual
Terhadap
Anak.
http://www.parenting.co.id/articl
e/usia.sekolah/hatihati.kekerasan
.seksual.pada.anak/001/004/385.
diakses tanggal 20 Juni 2014.
Anonim.
Perlindungan
Anak.
http://anakbersinar.com/news/d
etail/id/95/PerlindunganAnak.html. Diakses tanggal 29
Juni 2014.
Anonim. Pelecehan seksual terhadap
anak,
http://id.wikipedia.org/wiki/Pele
87