PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN BANTUAN KARTU SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA KELAS VIII MTs DARUL AMIN

(TGT) DENGAN BANTUAN KARTU SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA KELAS VIII MTs DARUL AMIN SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh : MISNAWATI NIM : 130 1140 362

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN MIPA PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI TAHUN 2017 M/1439 H

Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan Bantuan Kartu Soal Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Kelas VIII MTs Darul Amin

ABSTRAK

Informasi awal diterima bahwa di MTs Darul Amin Palangka Raya hasil belajar peserta didik materi sistem pencernaan pada manusia masih banyak di bawah nilai KKB yaitu kurang dari 65 . Persentasi peserta didik yang benar-benar memahami materi yang diajarkan dari 29 peserta didik yaitu hanya 20% dan merupakan dari peserta didik yang dianggap cerdas sedangkan sisanya 80% rata- rata kurang dalam pemahaman materi.

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh model pembelajaran TGT dengan bantuan kartu soal terhadap hasil belajar peserta didik pada materi sistem pencernaan manusia kelas VIII MTs Darul Amin Palangka Raya dan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar menggunakan model TGT pada kelas eksperimen dan model konvensional pada kelas kontrol. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah model pembelajaran TGT dengan bantuan kartu soal berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik dan bagaimana perbandingan hasil belajar peserta didik menggunakan model TGT pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan model konvensional.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan jenis penelitisn quasi eksperimen dan desain penelitian yaitu pre-posttest control group design . Popuasi penelitian adalah peserta didik kelas VIII semester I MTs Darul Amin Palangka Raya tahun pelajaran 2017/2018. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu kelas VIII-A (kelas eksperimen) dan kelas VIII-B (kelas kontrol) yang masing-masing kelas berjumlah 27 orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) terdapat pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik yang diajarkan menggunkan model pembelajaran TGT dengan bantuan kartu soal pada materi sistem pencernaan manusia di kelas VIII

MTs Darul Amin Palangkaraya dibuktikan dengan nilai t h >t t (4,26>2,006). 2) perbandingan nilai kedua kelas yaitu kelas eksperimen untuk nilai pre-posttest sebesar 48 dan 76,04 dengan nilai gain 28,04 serta N gain 0,539 sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai pre-posttest sebesar 46,67 dan 64,96 dengan nilai gain18,29 serta N gain 0,343. Jadi, dapat terlihat pada kelas eksperimen menggunakan model TGT dengan bantuan kartu soal lebih baik dari pada kelas kontrol menggunakan model konvensional.

Kata kunci: KKB, TGT, dan hasil belajar.

The Effect of Teams Games Tournament Learning Model (TGT) with the help of

Question Cards on Students' Learning Outcomes on Human digestive System Materials class VIII MTs Darul Amin

ABSTRACT

Initial information received that in MTs Darul Amin Palangka Raya students' learning outcomes digestive system in humans material is still much below the KKB score of less than 65. Percentage of learners who really understand the material taught from 29 learners that is only 20% and is from learners who are considered smart while the remaining 80% on average less in material understanding.

This study aims to determine the effect of TGT learning model with the help of the question cards on Students' Learning Outcomes on Human digestive System Materials class VIII MTs Darul Amin and to know the comparison of learning results using TGT model in the experimental class and conventional model in the control class. The formulation of this research problem is whether the TGT learning model with the help of the question card affect the learners 'learning outcomes and how the comparison of learners' learning results using TGT model in the experimental class and control class using conventional model.

This research used quantitative descriptive method with quasi experimental research type and research design that is pre-posttest control group design. Research population is students of class VIII semester I MTs Darul Amin Palangka Raya academic year 2017/2018. Sampling using purposive sampling technique that is class VIII-A (experiment class) and class VIII-B (control class) which each class amounted to 27 people.

The results of this study indicated that 1) there is a effect on the learning outcomes of learners who taught using model of learning TGT with the help of question cards on the human digestive system in class VIII MTs Darul Amin Palangkaraya evidenced by the value of th> tt (4.26> 2.006) . 2) comparison of second grade of experiment class for pre-posttest value of 48 and 76,04 with gain value 28,04 and N gain 0,539 while control class got pre-posttest value equal to 46,67 and 64,96 with value of gain18, 29 and N gain 0.343. Thus, it can be seen in the experimental class using the TGT model with the help of the problem card better than the control class using the conventional model.

Keywords: KKB, TGT, and learning outcomes.

KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum Wr.Wb.

Puji syukur Penulis hanturkan ke hadirat Allah SWT dengan rahmat, taufik serta hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabat serta pengikut beliau yang telah memberikan jalan penerang hingga akhir zaman.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Strata Satu (S1) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Tadris Biologi di Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya. Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan serta bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada yang terhormat;

1. Bapak Drs. Fahmi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palangka Raya.

2. Ibu Dra. Hj. Rodhatul Jennah, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palangka Raya.

3. Ibu Sri Fatmawati, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA dan Ketua Prodi Tadris Biologi.

4. Ibu Sri Hidayati, MA., selaku Pembimbing I skripsi yang telah banyak memberikan saran, motivasi, masukan, bimbingan dan arahan serta meluangkan waktu dalam penyelesaian skripsi.

5. Ibu Hj. Nurul Septiana, M.Pd., selaku Pembimbing II skripsi sekaligus Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan masukan, motivasi, dorongan, meluangkan waktu dan saran serta bimbingan dan arahanya sampai tersusunnya skripsi.

6. Bapak Fauzidinnor, M.Pd.I., selaku Kepala Sekolah dan ibu Desi Wati M.Pd., selaku Guru Bidang Studi Biologi di MTs Darul Amin Palangka Raya, yang telah banyak membantu dalam penelitian skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah ikut membantu dalam menyusun dan mengumpulkan data penelitian ini. Tanpa bantuan teman-teman semua tidak mungkin penelitian bisa diselesaikan.

Terakhir, Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga yang telah bersabar di dalam memberikan do’a dan perhatiannya.

Wasalamu’alaikum Wr. Wb.

Palangka Raya, Oktober 2017 Penulis,

MISNAWATI NIM. 130 114 0362

MOTTO

   

    

Artinya: Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan.

    

Artinya: maka nikmat tuhan kamu yang manakah kamu dustakan? (Q.S. Ar-Rahman ayat 13)

PERSEMBAHAN

Dengan segala puji syukur kehadirat Allah SWT dan

dengan rasa cinta skripsi ini kupersembahkan kepada:

 Kepada Allah SWT syukurku atas dan karunia. Tiada nikmat yang paling besar selain terlahir sebagai seorang

muslim dan for Rasuluallah SAW yang membawa kesempurnaan Islam.

 Bapak dan Ibuku yang tercinta dengan kasih sayang dan perhatian mendo’akan, memfasilitasi, mendukung dan

memotivasi keberhasilanku.  Kakak-kakaku dan Adik-adikku tersayang serta seluruh keluarga, kerabat dan sahabat yang telah membantu dan memudahkan jalan bagiku menuju keberhasilan.

 Teman-teman seperjuanganku Angkatan 2013 Tadris Biologi yang menemaniku, memotivasi dan membantuku melewati hari-hari selama perkuliahan.

 Untuk Almamaterku tercinta IAIN Palangkaraya yang penuh kenangan, suka duka, banyak catatan pena kecil yang terukir dalam ingatan ku bersamamu dan tidak akan pernah terlupakan.

Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat untuk kita

semua.

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Perbandingan Hasil Belajar Nilai Rata-Rata Pre-posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................................

62 Diagram 4.2 Perbandingan Jumlah Peserta Didik Tuntas dan Tidak Tuntas pada Kedua Kelas .....................................................................................

62

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu belajar (Trianto, 2010:9).

Hasil belajar peserta didik salah satunya dipengaruhi dari cara guru mengajar dikelas, dan menciptakan suasana belajar yang nyaman. Proses pembelajaran akan lebih baik apabila peserta didik terlibat aktif dalam tugas- tugas kognitif dan sosial tertentu (Agustin, 2011:6-7). Proses pembelajaran menuntut keaktifan kedua belah pihak yaitu tidak hanya guru yang aktif, peserta didik dituntut juga aktif berperan dalam proses pembelajaran (Ngalimun, 2013:17).

Guru dituntut memahami dan memiliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, misalnya dengan cara belajar sambil bermain bersama. Jika suatu konsep disajikan melalui bermain pengertian terhadap konsep tersebut diharapkan akan dapat lebih dipahami, sebab belajar dengan cara itu merupakan hal yang wajar yakni sesuai dengan dasar naluri peserta didik Guru dituntut memahami dan memiliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, misalnya dengan cara belajar sambil bermain bersama. Jika suatu konsep disajikan melalui bermain pengertian terhadap konsep tersebut diharapkan akan dapat lebih dipahami, sebab belajar dengan cara itu merupakan hal yang wajar yakni sesuai dengan dasar naluri peserta didik

Observasi awal dengan guru bidang studi mata pelajaran IPA Terpadu, yaitu di MTs Darul Amin diperoleh informasi bahwa hasil belajar peserta didik materi sistem pencernaan pada manusia masih banyak di bawah nilai KKB (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu kurang dari 65. Persentasi peserta didik yang benar-benar memahami materi yang diajarkan dari 29 peserta didik yaitu hanya 20% dan merupakan dari peserta didik yang dianggap cerdas sedangkan sisanya 80% rata-rata kurang dalam pemahaman materi yang diberikan yaitu materi sistem pencernaan pada manusia.

Guru telah berusaha memberikan pembelajaran yang baik kepada peserta didik. Namun, peserta didik masih merasa kurang tertarik mengenai materi yang dipelajari yaitu sistem pencernan pada manusia. Hal ini terlihat dari banyak peserta didik yang melamun, tidur dan mengganggu temannya dalam proses pembelajaran. Akibatnya peserta didik kurang memahami materi pelajaran dan membuat hasil belajar peserta didik tidak maksimal (Wawancara guru, 10 februari 2016).

Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan variasi dalam pembelajaran. Banyak model pembelajaran yang telah diterapkan oleh para ahli, dari banyaknya model pembelajaran salah satunya yaitu pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT). Model Teams Games Tournament (TGT) merupakan model pembelajaran kooperatif yang di dalamnya selain terdapat kegiatan diskusi yang dapat meningkatkan kerja Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan variasi dalam pembelajaran. Banyak model pembelajaran yang telah diterapkan oleh para ahli, dari banyaknya model pembelajaran salah satunya yaitu pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT). Model Teams Games Tournament (TGT) merupakan model pembelajaran kooperatif yang di dalamnya selain terdapat kegiatan diskusi yang dapat meningkatkan kerja

Model Teams Games Tournament (TGT) ini selain mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh peserta didik tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran peserta didik sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan serta reinforcement. Sehingga suasana belajar akan terasa menyenangkan, peserta didik akan lebih bersemangat dan proses pembelajaran tidak akan membosankan. Sedangkan kartu soal dapat membuat proses pembelajaran peserta didik lebih aktif dan efektif.

Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan peserta didik dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang peserta didik yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan peserta didik bekerja dalam kelompok masing-masing. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan peserta didik dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang peserta didik yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan peserta didik bekerja dalam kelompok masing-masing. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk

Peneliti merasa aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan peserta didik dapat belajar lebih rileks dan meningkatkan rasa percaya diri peserta didik sehingga semua peserta didik ikut berpatisipasi dalam proses pembelajaran serta pembelajaran menjadi tidak jenuh. Adanya kerjasama yang baik dari masing-masing kelompok dalam model TGT juga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal inilah yang melatarbelakangi peneliti merasa tertarik ingin melakukan penelitian dalam pembelajaran biologi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games

Tournament (TGT) dengan Bantuan Kartu Soal Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Kelas VIII MTs

Darul Amin ”.

B. Identifikasi Masalah

1. Hasil belajar peserta didik pada aspek kognitif masih rendah;

2. Peserta didik kurang tertarik mengikuti proses pembelajaran sehingga sibuk sendiri saat proses pembelajaran berlangsung.

3. Diperlukan model pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik kelas VIII di MTs Darul Amin Palangkaraya dan sesuai dengan materi sistem pencernaan pada manusia.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi agar tidak terlalu meluas. Adapun penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Hasil belajar peserta didik dibatasi hanya dari ranah kognitif dengan tingkatan C 1 -C 4 pada konsep sistem pencernaan pada manusia.

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan bantuan kartu soal;

3. Penelitian ini dilaksanakan pada peserta didik MTs Darul Amin Palangka Raya kelas VIII.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan bantuan kartu soal berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik pada materi sistem pencernaan manusia kelas VIII MTs Darul Amin Palangka Raya?

2. Bagaimana perbandingan hasil belajar materi sistem pencernaan pada manusia dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol di MTs Darul Amin Palangka Raya ?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan bantuan kartu soal terhadap hasil belajar peserta didik pada materi sistem pencernaan manusia kelas VIII MTs Darul Amin Palangka Raya.

2. Untuk mengetahui perbandingan hasil belajar materi sistem pencernaan pada manusia dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol di MTs Darul Amin Palangka Raya

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka kegunaan penelitian ini di harapkan dapat memberi manfaat yaitu:

1. Bagi sekolah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga hasil belajar peserta didik di sekolah akan lebih baik terutama dalam pembelajaran biologi.

2. Bagi guru penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi atau masukan tentang model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran biologi.

3. Sebagai referensi bagi para peneliti selanjutnya.

4. Bagi peserta didik, diharapkan dapat mengoptimalkan hasil belajarnya, lebi aktif dan menumbuhkan rasa percaya diri sehingga ikut serta berpartisipasi dalam peroses pembelajaran serta menumbuhkan sikap sosial dalam kelompok.

G. Definisi Operasional

Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas berupa model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan bantuan kartu soal sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar peserta didik materi sistem pencernaan manusia kelas VIII MTs Darul Amin. Definisi operasional dari variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar adalah keberhasilan siswa di dalam kelas setelah ia menerima pengajaran dan menjalani evaluasi. Hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan-perubahan tingkah laku yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sadjana, 2010:22) . Hasil belajar yang menjadi tolak ukur peneliti yaitu melihat hanya sebatas dari pengetahuan peserta didik atau lebih dikenal dengan ranah kognitif.

2. Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang aktivitas belajarnya dirancang dengan permainan, dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang peserta didik yang heterogen (Rusman, 2011:224-225).

3. Pencernaan merupakan proses perombakan makanan menjadi sari-sari makanan yang berstruktur lebih sederhana sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh. Proses pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi pencernaan mekanis dan pencernaan kimiawi (Sukoco, 2015:50).

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini yaitu : Bab I

: Pendahuluan yang didalamnya terdapat latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan.

Bab II : Kajian Pustaka terdiri dari kajian teoritis, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian. Bab III

: Metode Penelitian terdiri dari desain penelitin, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengambilan data, instrument penelitian, teknik analisis data, teknik keabsahan data dan jadwal penelitian.

Bab IV : Hasil Penelitian dan pembahasan terdiri dari hasil penelitian, hasil analisis data penelitian dan pembahasan dari data-data yang diperoleh.

Bab V : Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran. Daftar Pustaka: berisi literature-literatur yang digunakan dalam penulisan skripsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan yang dimaksud mencangkup pengetahuan, kecakapan, dan tingkah laku. Perubahan itu diperoleh melalui pengalaman (latihan) bukan dengan sendirinya berubah karena kematangan atau keadaan sementara. Allah berfirman dalam Al- Qur’an surah Ar- Ra’d ayat 11:

Artinya: sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

Salah satu keistimewaan seorang muslim yang berilmu adalah Allah akan melebihkan orang-orang beriman yang diberi ilmu atas orang-orang beriman yang tidak diberi ilmu, sebagaimana dijelaskan dalam ayat Al- Qur’an surah Al-Mujaadilah ayat 11 sebagai berikut:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan padamu:” Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkan lah, niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:” Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan padamu:” Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkan lah, niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:” Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan

Ketika Ibnu Mas’ud RA. membaca ayat ini, diapun berkata: wahai kalian semua pahamilah ayat ini dan hendaklah ayat ini memotivasi kalian untuk menuntut ilmu. (Supriadi, 2013: 19-20)

Oemar Hemalik menyatakan, belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dengan bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Belajar adalah ciri khas manusia dan yang membedakannya dengan makhluk hidup lain. Belajar yang dilakukan manusia merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja dan di mana saja, baik di sekolah, di kelas, di jalanan dan dalam waktu yang tak dapat ditentukan sebelumnya. Selain itu senantiasa dilandasi oleh itikad dan tujuan tertentu.

Implementasinya, belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, prilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Para ahli psikologi pada umumnya memandang belajar sebagai kelakuan yang berubah, pandangan ini memisahkan pengertian yang tegas antara pengertian proses belajar dengan kegiatan belajar yang semata-mata bersifat hafalan (Sagala, 2003:11-12).

Pandangan Jean Piaget seorang psikolog kelahiran Swiss (1896- 1960), dalam Wina Sanjaya mengatakan bahwa anak belajar sesuai dengan tahapannya. Pengalaman belajar menurut Piaget berlangsung dalam diri setiap individu melalui proses kontruksi pengetahuan. Oleh sebab itu, teori Pandangan Jean Piaget seorang psikolog kelahiran Swiss (1896- 1960), dalam Wina Sanjaya mengatakan bahwa anak belajar sesuai dengan tahapannya. Pengalaman belajar menurut Piaget berlangsung dalam diri setiap individu melalui proses kontruksi pengetahuan. Oleh sebab itu, teori

2. Hasil Belajar

Secara garis besar belajar terbagi menjadi 3 aspek, yakni aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik yang dikenal dengan istilah Taksonomo Bloom yang dikembangkan oleh Benyamin Bloom. Hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan-perubahan tingkah laku yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Sudjana, hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki peserta didik

setelah mereka menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2010:22).

Hasil belajar dapat di ukur menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan

maupun tes perbuatan (Sukesari, 2011:5). Sedangkan menurut S. Nasution hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak

hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.

Penilaian hasil belajar biasanya hanya mengutamakan aspek kognitif karena proses pada aspek itulah yang langsung berpengaruh terhadap peserta didik pada saat berlangsungnya pembelajaran. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa proses kognitif itulah yang menjadi sasaran atau Penilaian hasil belajar biasanya hanya mengutamakan aspek kognitif karena proses pada aspek itulah yang langsung berpengaruh terhadap peserta didik pada saat berlangsungnya pembelajaran. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa proses kognitif itulah yang menjadi sasaran atau

Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu yang di dapat oleh peserta didik baik itu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh setelah ia menerima perlakuan atau pembelajaran yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengaplikasikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dalam mengetahui hasil belajar peserta didik yang menjadi tolak ukur peneliti yaitu melihat sebatas dari pengetahuan peserta didik saja atau lebih dikenal dengan ranah kognitifnya.

3. Model Pembelajaran Teams Games Tournamet (TGT)

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Soekamto, dkk menyatakan maksud model pembelajaran adalah “Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang

Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah :

a. Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya;

b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai);

c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; dan

d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai (Trianto, 2009:23).

1) Tinjauan Model Pembelajaran Teams Geme Tournament (TGT) Teams Games Tournament ( TGT) merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Slavin (1995) untuk membantu siswa mereview dan menguasai mata pelajaran. Slavin menemukan bahwa TGT berhasil meningkatkan skill-skill dasar, pencapaian interaksi positif antarsiswa, harga diri dan sikap penerimaan pada siswa-siswa lain yang berbeda (Huda, 2013:197).

Pembelajaran kooperatif disebut juga pembelajaran gontong royong ataupembelajaran berkelompok yang dilakukan secara bersama. Kerjasama dalam pembelajaran kooperatif mengingatkan manusia sebagai makhluk sosial, tidak akan mampu jika harus hidup sendiri. Manusia dalam kehidupannya harus bisa memberikan manfaat untuk orang lain, tolong-menolong, dan bekerjasama dengan baik. Hal ini sesuai yang di jelaskan dalam ayat al-Qura ’an surah Al-Maidah (5) ayat

2, yaitu :

Artinya: dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.

Q.S Al-Maidah ayat 2 tersebut menjelaskan tentang tolong- menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan, yakni segala bentuk dan macam hal yang membawa kepada kemaslahatan duniawi (M.Quraish, 2009 :12-13). Bekerjasama dan sikap tolong-menolong dalam kebaikan dapat diaplikasikan dalam kelompok belajar di sekolah dengan tujuan positif, yaitu untuk mencapai keberhasilan bersama.

Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa sehingga bekerja dalam kelompok (Rusman, 2010:224). Komposisi anggota atau kelompok meliputi siswa Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa sehingga bekerja dalam kelompok (Rusman, 2010:224). Komposisi anggota atau kelompok meliputi siswa

Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar (Komalasari, 2013:67).

Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, misalnya akan mengambil sebuah angka tadi dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen harus memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan (kepandaian) untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Prinsipnya, soal sulit untuk anak pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak kurang pintar. Hal ini dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam bentuk turnament ini Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, misalnya akan mengambil sebuah angka tadi dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen harus memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan (kepandaian) untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Prinsipnya, soal sulit untuk anak pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak kurang pintar. Hal ini dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam bentuk turnament ini

Pembelajaran TGT merupakan pembelajaran yang menuntut kerjasama antara peserta didik dan saling ketergantungan demi tercapainya tugas, tujuan dan penghargaan. Keberhasilan pembelejaran ini tergantung dari masing-masing anggota dalam kelompok, dimana keberhasilan tersebut sangat berarti untuk mencapai suatu tujuan yang positif dalam pembelajaran.

2) Langkah-Langkah Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Sintak model pembelajaran TGT adalah sebagai berikut :

a) Buat kelompok peserta didik heterogen 4 orang kemudian berikan informasi pokok materi dan atau mekanisme kegiatan.

b) Siapkan meja tournament secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4 peserta didik yang berkemampuan setara, meja 1 diisi oleh peserta didik dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-X ditepati oleh peserta didik yang levelnya rendah.

c) Selanjutnya adalah pelaksanaan tournament, setiap peserta didik mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu tertentu (misal 3 menit). Hasil dari jawaban peserta didik diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor tournament untuk individu dan sekaligus skor kelompok.

d) Mumping, pada tournament kedua (begitu juga untuk tournament ketiga-keempat dst.), dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja tournament sesuai hasil skor individu.

e) Setelah selesai hitungan skor untuk tiap kelompok diberikan penghargaan. (Ngalimun dkk, 2013:183-184) Ada beberpa langkah dalam penggunaan model pembelajaran TGT yang perlu diperhatikan. Langkah-langkah penggunaan model pembelajaran TGT menurut Slavin (2005:170) sebagai berikut :

a) Pengajaran. Menyampaikan pelajaran.

b) Belajar Tim. Para siswa mengerjakan lembar kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi.

c) Turnamen. Para siswa memainkan game akademik dalam kemampuan homogen.

d) Rekognisi Tim. Skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota tim, dan tim tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil melampaui kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Rusman, 2010:170).

3) Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Model Teams Games Tournament (TGT) Adapun kelebihan dan kekurangan pembelajaran model Teams Games Tournament (TGT) adalah sebagai berikut: 3) Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Model Teams Games Tournament (TGT) Adapun kelebihan dan kekurangan pembelajaran model Teams Games Tournament (TGT) adalah sebagai berikut:

(2) Pengelompokkan peserta didik secara heterogen (kemampuan, jenis kelamin, maupun ras) diharapkan dapat membentuk rasa hormat dan saling menghargai di antara peserta didik.

(3) Dengan diadakannya turnament diharapkan dapat membangkitkan motivasi peserta didik untuk berusaha lebih baik bagi diri maupun kelompoknya (Sarinah, 2014:22).

(4) Dengan turnament dapat membentuk peserta didik mempunyai kebiasaan bersaing sportif dan menumbuhkan keberanian dalam berkompetisi, akibatnya peserta didik selalu dalam posisi unggul.

(5) Dapat menanamkan bertapa pentingnya kerjasama dalam pencapaian tujuan belajar untuk dirinya maupun seluruh anggota kelompok.

(6) Kegiatan belajar mengajar berpusar pada peserta didik sehingga dapat menumbuhnkan keaktifan peserta didik.

b) Kekurangan Teams Games Tournament (TGT) (1) Jika kemampuan guru sebagai fasilatator kurang memadai atau sarana tidak cukup tersedia maka pembelajaran dengan model Teams Games Tournament (TGT) sulit dilaksanakan.

(2) Bagi para pemula, model ini menumbuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar. (3) Peserta didik terbiasa bealajar dengan adanya hadiah. (4) Apabila sportifitasnya kurang, maka keterampilan berkompetisi

peserta didik yang terbentuk bukanlah yang diharapkan. (5) Membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai seperti persiapan soal turnamen (Sarinah, 2014:23).

4. Kartu Soal

Kartu merupakan salah satu media visual dalam pembelajaran. Media adalah perantara untuk menyampaikan pesan atau informasi dari suatu sumber kepada penerima pesan. Media kartu merupakan media yang cukup efektif, mudah dibuat atau dipilih dari bahan-bahan yang relative mudah didapat dan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan harganya pun juga tidak mahal atau bahkan terkadang tanpa memerlukan biaya sama sekali (Astuti, 2012:3).

Media kartu soal adalah sarana agar siswa dapat belajar secara aktif terlibat dalam kegiatan belajar, berfikir aktif dan kritis di dalam belajar dan secara inovatif dapat menemukan cara atau pembuktian suatu teori. Kartu soal ini akan digunakan untuk membagikan secara acak permasalahan yang sebelumnya telah dipaparkan guru untuk didiskusikan dalam kelompok dan dapat juga digunakan untuk membagikan soal-soal kepada setiap kelompok atau individu dimana setiap soal memiliki poin tertentu Media kartu soal adalah sarana agar siswa dapat belajar secara aktif terlibat dalam kegiatan belajar, berfikir aktif dan kritis di dalam belajar dan secara inovatif dapat menemukan cara atau pembuktian suatu teori. Kartu soal ini akan digunakan untuk membagikan secara acak permasalahan yang sebelumnya telah dipaparkan guru untuk didiskusikan dalam kelompok dan dapat juga digunakan untuk membagikan soal-soal kepada setiap kelompok atau individu dimana setiap soal memiliki poin tertentu

Menurut penelitian Zulfan (2009) dapat diketahui bahwa penerapan media kartu soal merupakan alternatif untuk meningkatkan keefektifan proses dan hasil belajar, dimana prestasi belajar merupakan salah satu hasil dari belajar . Penggunaan media kartu soal dapat disebut sebagai sebuah permainan dalam suatu pembelajaran yang akan menghilangkan kejenuhan dan menciptakan suasana yang kompetitif. Suasana yang demikian mampu memotivasi siswa agar lebih terpacu untuk menjadi lebih baik (Astuti, 2011:3).

5. Materi Sistem Pencernaan pada Manusia

a. Organ Pencernaan Manusia

Pencernaan merupakan proses perombakan makanan menjadi sari-sari makanan yang berstruktur lebih sederhana sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh. Proses pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi pencernaan mekanis dan pencernaan kimiawi. Pencernaan mekanis adalah proses pemecahan makanan yang berukuran besar menjadi berukuran lebih kecil atau halus dengan bantuan gerakan alat pencernaan. Sementara itu, pencernaan kimiawi adalah proses penguraian makanan dari bentuk kompleks ke bentuk yang lebih sederhana dengan bantuan enzim pencernaan.

Sistem pencernaan terdiri atas organ-organ pencernaan. Organ- organ pencernaan tersebut ada yang berfungsi sebagai saluran Sistem pencernaan terdiri atas organ-organ pencernaan. Organ- organ pencernaan tersebut ada yang berfungsi sebagai saluran

Saluran pencernaan manusia terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Sementara itu, kelenjar pencernaan terdapat di mulut, dinding lambung, dinding usus halus, pankreas, dan hati. Perhatikan Gambar 2.1

Gambar 2. 1 Sistem Pencernaan pada Manusia

1) Rongga Mulut

Organ pencernaan yang pertama kali dilalui makanan adalah rongga mulut. Di dalam mulut, makanan dicerna secara mekanis dan kimiawi. Alat-alat pencernaan yang membantu proses pencernaan di dalam mulut yaitu gigi, lidah dan kelenjar ludah.

a) Gigi Gigi berfungsi untuk mencerna makanan secara mekanis dengan cara memotong, mengoyak, dan mengunyah sehingga makanan menjadi lebih halus sehingga makanan menjadi mudah a) Gigi Gigi berfungsi untuk mencerna makanan secara mekanis dengan cara memotong, mengoyak, dan mengunyah sehingga makanan menjadi lebih halus sehingga makanan menjadi mudah

Gambar 2. 2 Bagian-Bagian Gigi

(1) Mahkota gigi merupakan bagian gigi yang berada di atas permukaan gusi. Mahkota gigi dilapisi email yaitu zat keras yang terbuat dari garam kalsium. Dalam mahkota gigi terdapat dentin (tulang gigi) dan rongga gigi (pulpa). Di dalam pulpa terdapat pembuluh darah, jaringan ikat, dan jaringan saraf.

(2) Leher gigi merupakan bagian gigi yang berada di dalam lapisan gusi. (3) Akar gigi merupakan bagian gigi yang tertanam dalam rahang. Permukaan akar gigi dilapisi semen gigi yang berfungsi untuk membantu perlekatan gigi pada gusi. Berdasarkan bentuknya, gigi dibedakan menjadi tiga sebagai

berikut. (1) Gigi Seri (Incisivus)

Gigi seri terletak di bagian paling depan pada susunan gigi. Gigi seri berbentuk seperti sekop sehingga berfungsi untuk memotong makanan.

(2) Gigi Taring (Caninus) Gigi taring terletak di belakang gigi seri. Gigi taring memiliki bentuk yang runcing berrfungsi untuk mengiyak makanan.

(3) Gigi Geraham (Molare dan Premolare) Gigi geraham dibedakan menjadi dua jenis, yaitu gigi geraham depan (premolare) dan gigi geraham belakang (molare). Gigi geraham terletak setelah gigi taring. Gigi geraham memiliki permukaan yang lebar dan tidak rata. Struktur tersebut sesuai dengan fungsinya yaitu untuk mengunyah makanan hingga halus. Letak dan fungsi gigi tersebut menentukan urutan jalannya

proses pencernaan makanan. Makanan pertama kali akan dipotong oleh gigi seri. Setelah itu, akan bergeser ke samping dan dikoyak oleh gigi taring. Selanjutnya, makanan akan dikunyah oleh gigi geraham.

b) Lidah Dalam proses pencernaan, lidah berperan makanan, mengatur letak makanan dan mendorong makanan masuk ke kerongkongan. Selain itu, lidah juga berperan untuk merasakan b) Lidah Dalam proses pencernaan, lidah berperan makanan, mengatur letak makanan dan mendorong makanan masuk ke kerongkongan. Selain itu, lidah juga berperan untuk merasakan

c) Kelenjar Ludah (Glandula Salivalis) Di dalam rongga mulut terdapat 3 pasang kelenjar ludah, yaitu kelenjar parotis, kelenjar ludah bawah rahang (kelenjar submaksilaris), dan kelenjar ludah bawah lidah (kelenjar sublingualis). Ludah merupakan cairan pekat yang mengandung air, lender, garam dan enzim ptyalin. Kelenjar ludah menghasilkan ludah (saliva) sebanyak 2,5 liter per hari. Fungsi ludah dalam proses pencernaan sebagai berikut. (1) Menghasilkan enzim ptialin yang berfungsi merombak

amilum (polisakarida) menjadi maltose (disakarida). (2) Sebagai pelumas makanan sehingga mempermudah proses menelan makanan. (3) Membunuh kuman yang terdapat pada makanan. (4) Melindungi selaput mulut dari panas, dingin dan basa. (5) Merangsang papilla pengecap pada lidah. (6) Membantu menjaga kebersihan mulut dan gigi.

2) Kerongkongan (Esofagus)

Makanan yang telah dicerna di rongga mulut akan ditelan dan masuk ke kerongkongan. Kerokongan merupakan saluran sempit berbentuk pipa yang menghubungkan antara rongga mulut dan lambung. Panjang kerongkongan kurang lebih 25 cm. Pada dinding Makanan yang telah dicerna di rongga mulut akan ditelan dan masuk ke kerongkongan. Kerokongan merupakan saluran sempit berbentuk pipa yang menghubungkan antara rongga mulut dan lambung. Panjang kerongkongan kurang lebih 25 cm. Pada dinding

Gambar 2. 3 Proses Gerak Peristaltik di dalam

Kerongkongan

3) Lambung (Ventrikulus)

Lambung terletak d rongga perut sebelah kiri, di bawah diafragma. Lambung merupakan kantong besar yang dindingnya bersifat elastis sehingga dapat direnggangkan untuk menampung makanan. Di dalam lambung makanan disimpan selama 2-5 jam. Perhatikan Gambar 2. 4

Gambar 2. 4 Struktur Lambung

Lambung dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kardiak, fundus, dan pylorus. (a) Kardiak

Kardiak merupakan bagian atas lambung yang berhubungan dengan kerongkongan. Kardiak merupakan pintu masuk makanan yang berasal dari kerongongan.

(b) Fundus Fundus merupakan bagian tengah lambung yang bentuknya membulat. (c) Pilorus Pilorus merupakan bagian bawah lambung yang berhubungan dengan usus dua belas jari. Pada bagian bawah pilorus terdapat otot lingkar pilorus yang mengatur membuka menututpnya lubang akhir lambung. Hal tersebut bertujuan untuk mengatur masuknya makanan yang telah dicerna oleh lambung ke usus dua belas jari.

Di dalam lambung terjadi proses pencernaan makanan secara mekanis dan kimiawi. Pencernaan secara mekanis berlangsung melalui kontraksi otot lambung yang mengaduk makanan dengan gerakan peistaltik. Pencernaan secara kimiawi berlangsung ketika makanan yang diaduk bercampur dengan getah lambung. Getah lambung dihasilkan oleh kelenjar yang terdapat pada dinding lambung. Getah lambung mengandung zat-zat berikut.

(a) Asam klorida (HCl), berfungsi untuk membunuh bakteri yang terdapat dalam makanan, menghentikan aktivitas enzim ptialin, mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin, dan mengubah sifat proein. Asam klorida dalam lambung dikenal juga dengan asam lambung.

(b) Enzim renin, berfungsi mengedapkan kasein (protein susu). (c) Enzim pepsin, berfungsi menguraikan protein menjadi pepton.

Jadi, di dalam lambung makanan dicerna menggunakan otot lambung dan enzim sehingga makanan menjadi lembut seperti bubur yang disebut kimus (chyme). Selanjutnya, kimus masuk ke duodenum melalui bagian pilorus.

4) Hati dan Pankreas

hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia. Hati menghasilkan cairan empedu yang mengandung garam kholat, kolestrol, dan NaHCO. Secara umum cairan empedu berfungsi untuk mengemulsikan lemak sehingga dapat dicerna oleh enzim lipase. Senyawa NaHCO yang terkandung dalam empedu berfungsi mengatur keasaman empedu dan mempertahankannya pada Ph 7,1- 8,5.

Pankreas merupakan kelenjar berwarna keputihan yang berhubungan erat dengan usus dua belas jari. Sel-sel kelenjar dalam pankreas menghasilkan getah pankreas yang berperan dalam proses pencernaan makanan. Getah pankreas mengandung zat-zat berikut.

(a) Natrium bikarbonat, berfungsi untuk menetralkan keasaman isi usus. (b) Enzim amylase, berfungsi merombak amilem menjadi maltose dan glukosa. (c) Enzim tripsin, berfungsi memecah molekul protein menjadi asam amino. (d) Enzim lipase, berfungsi memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Cairan empedu dan getah pankreas akan dialirkan ke duodenum pada usus halus.

5) Usus Halus

Usus halus merupakan saluran terpanjang pada sistem pencernaan. Panjang usus halus sekitar 6-8 meter. Di dalam usus halus, makanan dicerna secara kimiawi. Sebagian nutrient yang ada dalam makanan diserap di usus halus, kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. Usus halus dibedakan menjadi tiga sebagai berikut. (a) Usus Dua Belas Jari (Duodenum)

Usus dua belas jari merupakan muara dari dua saluran yang berasal dari kantong empedu dan kelenjar pankreas. Saluran pankreas mengalirkan getah pankreas, sedangkan saluran empedu mengalirkan cairan empedu. Di dalam usus dua belas jari terjadi proses pencernaan kimiawi menggunakan enzim-enzim yang terkandung dalam getah pankreas.

(b) Usus Kosong (Jejunum) Di dalam usus kosong makanan mengalami pencernaan secara kimiawi sehingga semakin halus dan cenderung encer. Pada dinding usus kosong (jejunum) terdapat kelenjar yang menghasilkan beberapa jenis enzim berikut. (1) Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen yang

dihasilkan pankreas. (2) Lipase, berfungsi menguraikan lemak menjadi asam lemak

dan gliserol. (3) Sukrase, berfungsi mencerna sukrosa menjadi glukosa dan

fruktosa. (4) Maltase, berfungsi mengubah maltose menjadi glukosa. (5) Lactase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukoasa. (6) Erepsin, berfungsi mengubah dipeptide atau pepton menjadi

asam amino. (7) Disakarase, berfungsi mengubah disakarida menjadi

monosakarida. (8) Peptisade, berfungsi mengubah polipeptida menjadi asam

amino. (c) Usus Penyerapan (Ileum) Di dalam usus penyerapan terdapat lipatan atau lekukan yang disebut jonjot usus atau vili. Vili berfungsi untuk memperluas permukaan usus sehingga proses penyerapan zat-

zat makanan berlangsung lebih sempurna. Zat makanan berupa glukosa, asam amino, vitamin, mineral dan air diserap oleh kapiler darah dalam vili. Selanjutnya, zat tersebut akan diangkut oleh pembuluh darah menuju hati. Di dalam hati sebagian zat makanan akan diubah menjadi bentuk lain dan sebagian lagi diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah balik hati. Sementara itu, zat makanan berupa asamlemak dan gliserol terdiri atas molekul yang lebih besar sehingga akan diangkut oleh pembuluh kil (pembuluh getah bening atau pembuluh limfe) menuju ke pembuluh balik besar di bawah tulang selangka.

6) Usus Besar

Zat-zat makanan yang berguna bagi tubuh akan diserap di dalam usus halus dan sisanya berupa ampas akan masuk ke usus besar. Pada persambungan antara usus antara usus bear dan usus halus terdapat daerah yang disebut usus buntu (sekum). Pada ujung sekum terdapat umbai cacing atau apendiks. Umbai cacing ini belum diketahui fungsinya secara pasti.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25