FORMAT PENULISAN ARTIKEL ILMIAH STKIP MU

KATA PENGANTAR KETUA STKIP MUHAMMADIYAH SORONG

Assalamu alaikum, wr-wb. STKIP Muhammadiyah Sorong sebagai salah satu perguruan tinggi secara berkala melakukan evaluasi diri terhadap perkembangan jaman. Perkembangan jaman terus bergulir dari berbagai sisi kehidupan manusia. Perkembangan jaman oleh STKIP Muhammadiyah Sorong dianggap sebagai berkah dari Allah SWT. STKIP Muhammadiyah Sorong melakukan tanggap tindakan dengan melakukan perubahan-perubahan perkembangan dengan penuh dedikasi keilmuan.

Perkembangan disisi akademik telah berjalan secara baik. Perkembangan akademik yakni salah satunya kemajuan keilmuan dan keilmiahan. Kemajuan keilmuan dan keilmiahan didasarkan pada paradigma yang diajukan oleh para pakar, ahli, ilmuan dan akademisi. Perkembangan yang dilakukan oleh para pakar, ahli, ilmuan dan akademisi yakni salah satunya tentang penulisan karya-karya ilmiah.

Selain itu, kemajuan mahasiswa, pendidik dan staf STKIP Muhammadiyah Sorong yang sangat pesat dan haus dengan keilmuan akan memunculkan karya- karya yang berbentuk tulisan. Hal itu, mendorong STKIP Muhammadiyah Sorong untuk melakukan pembahuruan dan membuat format-format penulisan ilmiah agar selaras dengan penulisan baku yang dilakukan oleh para pakar, ahli, ilmuan dan akademisi secara global.

Buku Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) STKIP Muhammadiyah Sorong ini diharapkan dapat digunakan oleh semua sivitas akademika STKIP Muhammadiyah Sorong dan khalayak umum. Wassalamu alaikum, wr-wb.

Aimas, 5 Desember 2013 Ketua STKIP Muhammadiyah Sorong

Drs. H. Rustamadji, M.Si

KATA PENGANTAR PERANCANG

Artikel ilmiah atau karya tulis ilmiah bagi sebuah perguruan tinggi sangat penting keberadaannya sebagai salah satu tolak ukur tri darma perguruan tinggi. Artikel ilmiah atau karya ilmiah juga merupakan salah satu bukti mutu suatu perguruan tinggi. Tulisan karya ilmiah atau artikel ilmiah memilki kaidah-kaidah dan format yang teratur agar pembaca dengan mudah memahami. Hal itu, maka perlu sebuah perguruan tinggi memiliki format baku untuk penulisan karya ilmiah atau artikel ilmiah sebagai eksistensi dalam dunia ilmu pengetahuan. Panduan karya tulis ilmiah ini dibuat untuk menjawab dari permasalahan tersebut.

Buku panduan ini dibuat dengan pendekatan pada format karya ilmiah internasional yang diakui. Selain dari itu, penulisan buku ini juga berpandu dari system penulisan artikel ilmiah yang dikeluarkan oleh LIPI dan beberpa perguruan tinggi negeri terkemuka yang ada di Indonesia. Karya ilmiah internasional yang dimaksud yakni jurnal-jurnal internasiaonal seperti Elsiever, scdiencedirect, scopus dan ACS.

Buku panduan penulisan karya ilmiah ini juga disesuaikan dengan pola aplikasi Microsof office. Penyesuaian dengan aplikasi Microsoft office dikarenakan aplikasi tersebut yang banyak digunakan dikalangan akademisi di Indonesia. Buku panduan ini juga merujuk pada system aplikasi windows.

Tulisan ini masih memungkinkan adanya kekeliruan atau ketidaksesuaian dalam pelaksanaannya pada penulisan artikel ilmiah atau kesalahan antara contoh dan petunjuk, maka penulis sangat mengharapkan masukan dari pembaca atau pengguna buku panduan ini.

Aimas, 5 Desember 2013 Perancang

Aung Sumbono, S.Pd., M.Si.

7.2 Bobot TA…………………………………………………………. 73

7.3 Sistematika Penulisan…………………………………………….. 74

7.4 Format Tulisan……………………………………………………. 78 LAMPIRAN…………………………………………………………………... 85

BAB. 1. KARYA TULIS ILMIAH

1.1 PENGERTIAN KTI

Karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang berisi gagasan kreatif yang disusun secara komprehensif berdasarkan data akurat, dianalisis secara runtut, tajam dan diakhiri dengan kesimpulan yang relevan. Oleh sebab itu, materi dan isi dari penulisan karya tulis ilmiah diharapkan memenuhi aspek-aspek (1) Relevan dengan situasi dan kondisi yang ada, (2) Mempunyai pokok permasalahan yang jelas, (3) Masalah dibatasi, sesempit mungkin.

Pengertian karya ilmiah/Karya Tulis Ilmiah (KTI) menurut Parlindungan Pardede adalah tulisan yang mengungkapkan buah pikiran, yang diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian, atau peninjauan terhadap sesuatu yang disusun menurut metode dan sistematika tertentu, dan yang isi dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.

KTI disusun berdasarkan jenisnya, tapi tetap dibuat dalam format yang sama, kecuali untuk KTI jenis tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis dijelaskan secara keseluruhan dan lengkap tentang subjek yang ditinjau/diulas dan dikaji. Isi dari tulisan: sesuai dengan kedalaman analisis setiap penulis. KTI mengacu pustaka secara komprehensif dan mencerminkan perkembangan menyeluruh di bidang keilmuannya serta memproyeksikan dampak dan menawarkan solusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Jenis-jenis KTI yakni jurnal, review, prosiding, kolokium, makalah, laporan, proposal, buku, tugas akhir (TA), skripsi, thesis, desertasi dan tulisan-tulisan pada artikel ilmiah lain baik berla mau pun tidak berkala.

1.2 SISTEMATIKA PENULISAN UMUM KTI

Karya tulis ilmiah yang ditulis guru hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (1) Asli (original), (bukan karya jiplakan) dan menjauhi duplikasi, yaitu karya tulis yang dihasilkan harus merupakan produk asli dan sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki serta permasalahan yang dihadapi di lingkungannya, (2) Perlu/bermanfaat (useful), yaitu karya tulis yang dihasilkan harus dirasakan manfaatnya secara langsung. (3) Ilmiah (scientific), yaitu karya tulis yang dihasilkan harus disusun secara ilmiah, sistimatis, runtut, dan memenuhi persyaratan penulisan karya ilmiah, (4) Konsisten (concistency), yaitu yang dihasilkan harus memperlihatkan keajegan dan konsistensi pemikiran yang utuh, baik secara keseluruhan maupun hubungan antarbab bagian karya tulis yang disajikan. (5) Logis, berarti kerunutan penjelasan dari data dan informasi yang masuk ke dalam logika pemikiran kebenaran ilmu; Obyektif, berarti data dan Karya tulis ilmiah yang ditulis guru hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (1) Asli (original), (bukan karya jiplakan) dan menjauhi duplikasi, yaitu karya tulis yang dihasilkan harus merupakan produk asli dan sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki serta permasalahan yang dihadapi di lingkungannya, (2) Perlu/bermanfaat (useful), yaitu karya tulis yang dihasilkan harus dirasakan manfaatnya secara langsung. (3) Ilmiah (scientific), yaitu karya tulis yang dihasilkan harus disusun secara ilmiah, sistimatis, runtut, dan memenuhi persyaratan penulisan karya ilmiah, (4) Konsisten (concistency), yaitu yang dihasilkan harus memperlihatkan keajegan dan konsistensi pemikiran yang utuh, baik secara keseluruhan maupun hubungan antarbab bagian karya tulis yang disajikan. (5) Logis, berarti kerunutan penjelasan dari data dan informasi yang masuk ke dalam logika pemikiran kebenaran ilmu; Obyektif, berarti data dan

Perlu juga diperhatikan mengenai sifat dan isi tulisan dari sebuah karya tulis ilmiah sebagai berikut: (1) Kreatif dan objektif, dimaksudkan agar tulisan tetap memperhatikan gagasan yang kreatif untuk mensolusikan suatu permasalahan yang berkembang di masyarakat, (2) Tulisan tidak bersifat emosional atau tidak menonjolkan permasalahan subjektif, (3) Tulisan didukung oleh data dan atau informasi terpercaya, (4) Materi karya tulis ilmiah disusun secara logis, sistematis, serta merupakan isu mutakhir (current issue) atau aktual . Sistematis, berarti sumber data dan informasi yang diperoleh dari hasil kajian denganmengikuti urutan pola pikir yang sistematis atau litbang yang konsisten/berkelanjutan;

Selain persyaratan tersebut di atas, dalam penulisan karya tulis ilmiah juga dituntut motivasi dan disiplin yang tinggi, kemampuan berbahasa, peka terhadap perkembangan pengetahuan, serta mengikuti pedoman penulisan yang berlaku.

Jika seorang penulis dapat mengembangkan kemampuannya menulis karya ilmiah, maka manfaat yang dapat diperoleh antara lain: (1) Melatih mengembangkan keterampilan membaca. (2) Melatih menulis dari berbagai sumber dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang. (3) Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan, dan memperoleh kepuasan intelektual.

1.3 SISTEMATIKA PENULISAN

Secara umum, karya ilmiah disajikan dengan memperhatikan sistematika penulisan sebagai berikut:

1.3.1 Bagian Awal

Bagian ini pada umumnya memuat hal-hal di bawah ini:

1.3.1.1 Judul

Judul karya tulis ilmiah bisa bahasa tunggal (satu bahasa: contoh hanya bahasa Indonesia atau hanya Bahasa Inggris) atau dwi bahasa (dua bahasa: contoh judul bahasa Indonesia dan bahasa Inggris). Pada jurnal-jurnal terakreditasi Nasional menerapkan aturan judul dengan dwi bahasa. Judul KTI harus diupayakan spesifik, jelas, ringkas, informatif, menggambarkan substansi atau isi dari tulisan, Menggugah rasa untuk membaca, Tidak perlu diawali dengan kata penelitian / analisis / studi, kecuali kata tersebut merupakan pokok bahasan. Selain itu, dimungkinkan ada judul utama diikuti dengan penjelasan judul (subjudul).

Penulisan judul pada beberapa pengelola KTI memberlakukan batasan jumlah kata.

1.3.1.2 Nama penulis (Outhor)

Nama penulis ditulis secara jelas tanpa penggunaan gelar akademik, gelar jabatan atau gelar social lainnya. Nama yang ditulis merupakan nama asli dan bukan nama samaran. Penulisan nama diupayakan tidak disingkat (bila keadaan mengharuskan menyingkat nama maka harus mengikuti kaidah dan konsistensi) Nama penulis pertama berada pada urutan paling depan dan selanjutnya disusul oleh penulis berikutnya.

1.3.1.3 Lembar pengesahan

Lembar pengesahan disesuaikan dengan jenis KTI dan peruntukan KTI itu sendiri. Lembar Pengesahan tidak digunakan dalam beberapa punilasan KTI seperti jurnal, prosiding, review, makalah umum, buku dan beberapa jenis KTI.

1.3.1.4 Lembar Pernyataan.

Lembar pernyataan biasa ditulis sebagai penguat keberadaan KTI oleh penulis. Lembar pernyataan ditulis guna penegakkan etika penulisan KTI. Format dan isi dari tulisan lembar pernyataan disesuaikan dengan jenis KTI dan peruntukannya. Beberapa jenis KTI tidak menyertakan lembar pernyataan. Jenis KTI yang tidak menyertakan lembar pengesahan yakni makalah, jurnal, review, prosiding dan beberapa KTI lain.

1.3.1.5 Lembar dedikasi.

Lembar dedikasi biasa berisi tentang persembahan, motto atau penghormatan penulis pada pihak tertentu. Penulisan lembar dedikasi pada beberapa KTI tidak disertakan. Pada umumnya, lembar dedikasi ditulis pada Tugas Akhir (TA), skripsi, thesis dan desertasi. Lembar dedikasi tidak disertakan pada penulisan makalah, jurnal, prosiding, kolokium dan beberpa KTI lain.

1.3.1.6 Kata pengantar.

Kata pengantar ditulis secara singkat. Penulisan kata pengantar diusahakan sedemikian rupa agar tidak terjadi pengulangan kalimat. Kata pengantar berisi tentang ungkapan penulis terhadap karya tulisnya, baik ungkapan terima kasih atau ungkapan-ungkapan lain diluar kajian isi KTI. Beberapa jenis KTI tidak menempatkan kata pengantar. Jenis KTI yang tidak menempatkan kata pengantar yakni jurnal, review, prosiding dan makalah-makalah singkat.

1.3.1.7 Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran, dan

Daftar-Daftar Lain.

Daftar isi dibuat guna mempermudah pembaca untuk menemukan halaman dari tulisan yang dicari. Daftar Isi ditulis sesuai dengan kaidah penulisan daftar isi yang baku dengan menyertakan nomor penunjuk halaman. Daftar Isi ditulis judul Daftar Isi pada bagian atas dari lembaran daftar isi tersebut. Penulisan daftar isi mengikuti pola margin yang sesuai dengan margin-margin tulisan selanjutnya.

Daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran dibuat guna mempermudah pembaca untuk mencari letak halaman yang memuat tabel, gambar atau lampiran yang dimaksud. Sama halnya dengan daftar isi, penulisan margin (tepi) daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran disesuaikan dengan tulisan- tulisan selanjutnya pada KTI tersebut. Daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran dan daftar-dartar lain harus ditulis dengan disertai nomor halaman dari keberadaan tabel, gambar dan lampiran serta komponen yang dimaksud pada tulisan KTI.

1.3.1.8 Abstrak

Abstrak berisi ringkasan tentang hasil dan pembahasan secara garis besar dari penulisan karya tulis dengan maksimal 1 halaman. Abstrak merupakan ringkasan inti dari KTI. Abstrak ditulis secara singkat dan jelas, tanpa ada pengulangan kalimat atau penggunaan istilah. Pengulangan penggunaan kata diupayakan sekecil mungkin. Format penulisan abstrak secara umum berisi tentang latar permaslahan, tujuan, metode dan pembahasan serta kesimpulan dari KTI. Pada beberpa pengelola KTI mempersyaratkan jumlah kata yang ditulis pada abstrak KTI. Abstrak ditulis tanpa footnote/kutipan pustaka dan singkatan/akronim (terkecuali singkatan yang telah dijelaskan pada bagian isi). Abstrak ditulis pada satu paragrap dan tidak menggunakan subheading. penulisan abstrak diikuti dengan penulisan kata kunci pada bagian akhir. Kata kunci merupakan kata/istilah yang paling menentukan, mempengaruhi dan paling inti dalam KTI. Kata kunci mengandung pengertian suatu konsep dan mengandung cukup informasi untuk indexing serta membantu dalam penulusuran. Pada umumnya, kata kunci terdiri dari kata tunggal dan kata majemuk. Jumlah kata kunci yakni tiga samapai lima kata. Penulisan kata kunci lazimnya diurutkan mulai dari kata yang mengandung istilah lebih umum dan hingga lebih spesifik dari KTI tersebut.

Abstrak dan kata kunci ditulis dalam bahasa Inggris dan Indonesia dengan tujuan agar hasil penelitian, tinjauan, ulasan, dan kajian perlu disebarluaskan baik pada cakupan nasional maupun internasional. Apabila KTI ditulis di luar bahasa Indonesia dan Inggris, maka penulisan abstrak dan kata kunci dalam bahasa Inggris harus tetap ada.

1.3.2 Bagian Inti

Bagian inti memuat hal-hal sebagai berikut:

1.3.2.1 Pendahuluan

Bagian pendahuluan berisi: (1) Perumusan masalah yang mencakup latar belakang tentang alasan mengangkat masalah tersebut menjadi karya tulis dan penjelasan tentang makna penting serta menariknya masalah tersebut untuk ditelaah. Latar belakang sebaiknya didukung oleh informasi dan / atau data yang terpercaya. (2) Uraian singkat mengenai identifikasi masalah atau perumusan masalah. (3) Tujuan penulisan diuraikan dengan jelas. (4) Batasan masalah yakni cakupan ruang lingkup kajian KTI. (5) Manfaat penulisan bagi pihak lain dan masyarakat.

Penulisan pendahuluan pada beberapa KTI merupakan satu kesatuan utuh tanpa dipisahkan menjadi sub-sub bab, tetapi pada beberapa jenis KTI lain ditulis pada beberapa sub-sub. Jenis KTI yang menulis pendahuluan dalan satu kesatuan yakni jurnal, review, prosiding dan makalah-makalah khusus. Sedangkan, jenis KTI yang biasanya menuliskan pendahuluan dengan menempatkan sub-sub pendahuluan seperti makalah, proposal, laporan, Tugas Akhir (TA), skripsi, thesis dan desertasi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan pendahuluan yakni: (1) Latar belakang: Menjelaskan fenomena antara lain: teknis/sosial/kultural actual bermasalah yang penting untuk diteliti, ditinjau dan dikaji serta alasan ilmiah atau merepresentasikan teori yang didukung acuan pustaka. Perlu ada review mengenai penelitian, tinjauan dan kajian terkait yang pernah dilakukan sendiri maupun orang lain dan menjelaskan perbedaan dengan penelitian yang sedang dijalankan. (2) Permasalahan atau Rumusan Masalah: Semua bidang ilmu (dalam penelitian) fenomena yang ada wajib dikaitkan dengan konsep ilmu pengetahuan. Permasalahan yang terjadi diidentifikasikan dengan pertanyaan- pertanyaan penelitian. (3) Batasan Masalah: hal-hal yang menjadi batasan dari kajian KTI seperti tempat, waktu/periode, jumlah dan lain-lain. (4) Tujuan dan

Manfaat: Berisi atau menggambarkan tujuan dan manfaat dari penelitian/tinjauan, ulasan/review, dan kajian yang akan diperoleh dan keterkaitannya dengan apa yang telah dilaporkan/diperoleh sebelumnya. Tujuan disampaikan secara spesifik.

1.3.2.2 Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka/Tinjauan Teoritis/Landasan Teori berisi hal-hal tentang uraian yang menunjukkan landasan teori dan konsep-konsep yang releven dengan masalah yang dikaji, uraian mengenai pendapat berkaitan dengan masalah yang dikaji dan uraian mengenai pemecahan masalah yang pernah dilakukan. Tinjauan pustaka dibuat dengan mengemukakan hasil penelitian atau buku yang membahas Tinjauan Pustaka/Tinjauan Teoritis/Landasan Teori berisi hal-hal tentang uraian yang menunjukkan landasan teori dan konsep-konsep yang releven dengan masalah yang dikaji, uraian mengenai pendapat berkaitan dengan masalah yang dikaji dan uraian mengenai pemecahan masalah yang pernah dilakukan. Tinjauan pustaka dibuat dengan mengemukakan hasil penelitian atau buku yang membahas

1.3.2.3 Metode

Penulisan dilakukan mengikuti metode yang benar dengan menguraikan secara cermat cara/prosedur pengumpulan data dan / atau informasi, pengolahan data dan / atau informasi, serta analisa sintesis.

Metode ditulis didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu: rasional, empiris, dan sistematis dengan sasaran hasil penelitian dan yang mutakhir. Perlu acuan pustaka, apabila sudah pernah dipublikasikan sebelumnya yang mencerminkan seberapa valid metode yang digunakan. Mengemukakan cara bagaimana peneliti menangani p enelitiannya, mulai dari dimensi “pendekatan”, cara data dikumpulkan, dan cara menganalisis datanya harus jelas sehingga dapat diulang oleh pembaca (resep). Metode yang mengacu pada orang lain tidak perlu ditulis ulang dan sebutkan sumbernya, kecuali kalau ada modifikasi yang perlu dijelaskan modifikasinya.

Metode, pada umumnya mencakup uraian dan penjelasan sebagai berikut: (1) Penjelasan mengenai bahan dan peralatan serta metode yang digunakan (termasuk pisau analisis). (2) Deskripsi/uraian mengenai prosedur yang dilakukan, meliputi: Penentuan/penetapan parameter / variabel; Metode pengumpulan data (sampling method); Metode pengolahan dan analisis data. Hal yang perlu diperhatikan dalan menulis bagian metode yakni mencantumkan rumusan matematisnya sehingga hasil numeriknya bisa dicek. Jelaskan dengan cukup rinci sehingga metode ini dapat diulangi (repeatability).

Format penulisan untuk metode mengikuti jenis KTI dan pengelola (publisher) KTI. Setiap jenis KTI dan publisher menggunakan acuan yang berbeda.

1.3.2.4 Bagian Isi (Pembahasan, Kesimpulan dan Saran)

Bagian isi yakni tentang analisa permasalahan didasarkan pada data dan atau informasi serta telaah pustaka untuk menghasilkan alternatif model pemecahan masalah atau gagasan yang kreatif, kesimpulan harus konsisten dengan analisis permasalahan dan saran disampaikan berupa kemungkinan atau prediksi transfer gagasan atau adopsi teknologi.

1.3.2.4.1 Hasil dan pembahasan Penampilan/pencantuman/tabulasi data hasil penelitian yang dilaksanakan sesuai dengan metodologi; (1) Analisis dan evaluasi terhadap data tersebut sesuai dengan formula hasil kajian teoritis yang telah dilakukan; (2) Diskusikan atau kupas hasil analisis dan evaluasi, terapkan metode komparasi, gunakan persamaan, grafik, gambar dan tabel agar lebih jelas; (3) Berikan interpretasi terhadap hasil analisis dan bahasan untuk memperoleh jawaban, nilai tambah, dan kemanfaatan terkait dengan permasalahan dan tujuan penelitian. (4) Merupakan hasil analisis fenomena di wilayah penelitian yang relevan dengan tema sentral kajian, hasil yang diperoleh dapat berupa deskriptif naratif, angka-angka, gambar/tabel, dan suatu alat.

Penulisan pembahasan perlu diperhatikan tentang (1) Penulisan runut diawali dari pemeriksaan data (verifikasi dan/atau validasi), mengulas struktur dan hubungan antar kelompok terhadap analisisnya dan terhadap interpretasi hasil berdasar teori dan tidak bergeser dari alur yang telah ditetapkan oleh hipotesis. (2) Hasil analisis berbentuk interpretasi (jika kualitatif); statistik atau tabulasi epsilon (jika kuantitatif). (3) Hasil harus menjawab permasalahan dan tujuan penelitian. Berisi tentang penjelasan perbandingan hasil dengan hal lain yang memiliki kaitan maupun bagian dari suatu keragaman masalah yang telah dipublikasikan oleh orang lain, atau hasil dari penelitian sebelumnya jika merupakan rangkaian dari suatu kegiatan penelitian. (4) Pembahasan ditulis dengan ringkas dan fokus kepada interpretasi dari hasil yang diperoleh, bukan pengulangan dari bagian hasil. (5) Acuan pustaka dimunculkan bila harus membandingkan hasil atau pembahasan dengan publikasi sebelumnya. (6) Hindari penyajian ilustrasi berwarna, kecuali jika warna mengandung arti dan keterangan ilustrasi memakai huruf yang jelas terbaca serta notasi yang lazim dan konsisten, memakai notasi satuan. (7) Ilustrasi: merupakan rangkuman dari hasil aktivitas/kegiatan penelitian yang dapat berupa tabel, gambar, foto, dan sebagainya. (8) Tabel dan gambar: harus memiliki judul dan diikuti detail eksperimen dalam “legend” yang harus

dapat dimengerti tanpa harus membaca manuskrip. (9) Pemakaian citra: harus disebutkan tahun dan sumber produknya, gambar dari acuan harus disebutkan sumbernya. (10) Garis pada grafik: harus jelas terlihat berbeda satu dengan yang lain bila lebih dari satu kurva. (11) Foto: tekstur yang jelas, kontras dapat menyajikan informasi selengkapnya (minimal 300 dpi).

1.3.2.4.2 Kesimpulan Kesimpulan merupakan bagian akhir suatu tulisan ilmiah yang diperoleh dari hasil analisis dan pembahasan atau hasil uji hipotesis tentang fenomena yang diteliti yang bukan tulisan ulang dari pembahasan , bukan ringkasan. Kesimpulan disampaikan secara singkat dalam bentuk kalimat utuh atau dalam bentuk 1.3.2.4.2 Kesimpulan Kesimpulan merupakan bagian akhir suatu tulisan ilmiah yang diperoleh dari hasil analisis dan pembahasan atau hasil uji hipotesis tentang fenomena yang diteliti yang bukan tulisan ulang dari pembahasan , bukan ringkasan. Kesimpulan disampaikan secara singkat dalam bentuk kalimat utuh atau dalam bentuk

1.3.3 Bagian Akhir

Bagian akhir memuat hal-hal di bawah ini.

1.3.3.1 Daftar Pustaka

Daftar pustaka ditulis untuk memberi informasi sehingga pembaca dapat dengan mudah menemukan sumber yang disebutkan. Disusun berdasarkan aturan masing-masing lembaga penerbit/publikasi ilmiah (publisher). Setiap publisher ada perbedaan istilah dan cara, namun arti sama, penulisan daftar pustaka diupayakan mengacu standar international. Alasan perbedaan cara penyusunan daftar pustaka oleh masing-masing lembaga penerbit/publikasi ilmiah: untuk mempermudah pencantuman, efisiensi ruangan tulisan, efisiensi dan kemudahan pada penelusuran kembali melalui berbagai cara. Sistem penulisan Daftar Pustaka disarankan merujuk kepada sistem, diantaranya: Modern Language Association (MLA), American Psychological Association (APA) atau The Chicago Manual of Style (CMS).

1.3.3.2 Lampiran

Lampiran adalah halaman yang memuat sajian data-data yang tidak memungkinkan untuk ditampilkan dalam isi KTI. Selain menampilkan data, lampiran juga memuat data-data pendukung, gambar-gambar pendukung serta perhitungan-perhitungan dari isi KTI, atau riwayat keadaan serta pada saat penelitian. Format lampiran secara umum tidak ada yang baku, tetapi lampiran diurutkan sesuai kronologi dari waktu pembuatan KTI atau diurutkan sesuai pembahasan KTI.

1.3.3.3 Daftar Riwayat Hidup

Daftar riwayat hidup penulis mencakup nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, nama orang tua (sebagian KTI tidak menyertakan), riwayat pendidikan, pengalaman organisasi, karya ilmiah yang pernah dibuat, dan penghargaan ilmiah yang pernah diraih.

1.3.3.4 Index.

Beberapa KTI, seperti buku mencantumkan index atau daftar istilah. Indek difungsikan untuk mempermudah dalam pencarian kata/istilah dalam KTI. Format penulisan index biasa menggunakan pola alphabet yang diikuti penulisan nomor halaman terkecil dari letak istilah tersebut. Format penulisan dengan indeks nama maupun angka/nomor dapat diterima tergantung kelaziman dan batasannya, disarankan: pemberian nomor indeks yang berdampak pada efisiensi ruangan (halaman) dan kemudahan penelusuran tanpa harus terpaku pada urutan alphabetis.

1.4 FORMAT TULISAN

Format tulisan pada KTI biasa disesuaikan dengan permintaan dari publisher. Jenis tulisan pada KTI yang banyak digunakan adalah Times New Roman, Calibri, Chambria dan lain-lain. Jenis tulisan yang banyak digunakan di KTI Indonesia yakni Times New Roman dan Calibri. Font (besar huruf) yang biasa digunakan adalah 12 untuk Time New Roman dan 11 untuk Calibri. Namun demikian, ada beberapa publisher menggunakan font tulisan khusus. Hal ini, pada umumnya dengan alasan efektivitas ruang halaman. KTI yang berasal dari Negara-negara yang tidak menggunakan abjad alphabet seperti Negara Jepang, China, Negara-negara Arab, dan Thailand serta lain-lainnya menggunakan versi tulisan yang disesuaikan dengan tulisan yang berlaku di Negara tersebut.

Jarak tulisan (spasi) yang biasa digunakan dalam KTI yakni jarak baris 1 atau jarak baris 1,5 dan jarak baris 2. Jarak baris satu biasa digunakan dalam penulisan abstrak, sedangkan jarak baris 2 biasa digunakan dalam isi. Jarak baris dalam satu KTI bisa terdapat gabungan beberapa jenis jarak baris. Jenis KTI yang menggunakan jarak baris yang berbeda seperti skripsi, thesis, desertasi, laporan dan beberapa jenis KTI lain. Perbedaan jarak baris yakni berada pada sub yang berbeda. Jurnal, prosiding, dan review biasa menggunakan jarak baris 1 (ada beberapa jurnal memberlakukan jarak baris 1.15 atau 1.5).

Jarak tepi (margin) KTI disesuaikan dengan jenis KTI. Jarak tepi untuk skripsi, thesis, makalah, laporan dan proposal pada umumnya adalah tepi atas 4 cm, tepi kiri 4 cm, tepi kanan 3 cm, dan tepi bawah 3 cm. Sedangkan untuk jurnal, prosiding, review dan beberpa KTI memberlakukan jarak tepi yang berbeda. Jarak tepi yang umum digunakan dalam jurnal, prosiding dan review adalah 2,5 cm tepi atas, 2,5 cm tepi kanan, 2,5 cm tepi bawah dan 3 cm tepi kiri (beberapa publisher menggunakan aturan berbeda).

1.5 BAHASA

Bahasa yang digunakan dalam KTI tergantung pada lokasi Negara publisher. Bahasa yang digunakan dalam KTI Indonesia harus menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EYD. Tulisan KTI Indonesia yang Bahasa yang digunakan dalam KTI tergantung pada lokasi Negara publisher. Bahasa yang digunakan dalam KTI Indonesia harus menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EYD. Tulisan KTI Indonesia yang

1.6 LITERATUR RUJUKAN

Pustaka yang ditulis adalah pustaka yang dijadikan acuan (hanya yang diacu yang dimasukkan ke dalam daftar pustaka), sedangkan acuan dari hasil komunikasi langsung tidak dimasukkan di daftar acuan. Kemutakhiran pustaka acuan dilihat dari tahun publikasi pustaka acuan: paling lama dalam kurun lima tahun terakhir (tergantung bidang). Semakin banyak daftar pustaka yang diacu dari jurnal ilmiah terakreditasi/terbaru/internasional maka mutu tulisan semakin bagus. Daftar pustaka yang terlalu banyak mengutip dari tulisan sendiri kurang baik, kecuali untuk bahan orasi ilmiah (minimal 30%). Semakin banyak sumber acuan primer (dibandingkan misalnya dengan textbook) maka semakin tinggi bobot dan mutu suatu tulisan.

Literatur rujukan/pustaka yang berbentuk buku maka harus menuliskan nomor ISBN. Buku yang tidak memiliki nomor ISBN tidak layak dijadikan rujukan KTI. Rujukan elektronik seperti jurnal elektronik, e-book, dan website memiliki aturan tersendiri. Rujukan pustaka bentuk elektronik harus menuliskan ISSN, EISSN atau DOI. Untuk jurnal-jurnal internasional yang belum memiliki tahun penerbitan maka harus ditulis nomor DOI. Sedangkan pustaka e-book harus dituliskan ISBN versi upload. Literatur yang diperoleh dari website harus dituliskan alamat dan tanggal pengambilan. Pencarian literatur elektronik terutama website tidak diperkenankan berasal dari blog ( ….blogspot.com), wordpress ( ….wordpress.com) terkecuali yang telah dimasukkan dalam Google scholar dan Wikipedia (baik versi internasional mau pun versi Indonesia). Rujukan literatur elektronik yang dianjurkan dalam penulisan KTI yakni berasal dari website resmi seperti lembaga pemerintahan ( ……go…..), lembaga internasional resmi (seperti WHO, UNESCO, PBB dan lain-lain), lembaga/badan swasta nasional berbadan hukum resmi (seperti perusahaan, LSM, PMI dan lain-lain), lembaga- lembaga/organisasi resmi internasional (seperti WWF, Greenpreace dan sebagainya), perguruan tinggi ( ……ac….), sekolah (….edu…). Pencarian literatur elektronik sangat disarankan pada Google scholar.

2 BAB. 2. PANDUAN PENULISAN JURNAL DAN PROSIDING

2.1 PENDAHULUAN

Jurnal ilmiah merupakan salah satu jenis jurnal akademik di mana penulis mempublikasikan artikel ilmiah. Untuk memastikan kualitas ilmiah pada artikel yang diterbitkan, suatu artikel biasa diteliti oleh rekan-rekan sejawatnya dan direvisi oleh penulis, hal ini dikenal sebagai peer review (penelaahan sejawat).

Terdapat berbagai jurnal ilmiah yang mencakup semua bidang ilmu, juga ilmu sosial dan humaniora. Penerbitan dalam bentuk artikel ilmiah biasanya lebih penting untuk bidang ilmu pengetahuan alam maupun kedokteran dibandingkan dengan bidang akademik lain. Suatu jurnal ilmiah dapat dilakukan peer review.

Peer review / penelaahan sejawat atau penilaian sejawat (bahasa Inggris: peer review) adalah suatu proses pemeriksaan atau penelitian suatu karya atau ide pengarang ilmiah oleh pakar lain di bidang tersebut. Orang yang melakukan penelaahan ini disebut penelaah sejawat atau mitra bestari (peer reviewer). Proses ini dilakukan terutama oleh editor atau penyunting untuk memilih dan menyaring manuskrip yang dikirim, dan juga oleh badan pemberi dana, untuk memutuskan pemberian dana bantuan. Penilaian sejawat bertujuan untuk membuat pengarang memenuhi standar disiplin ilmu mereka, dan standar keilmuan pada umumnya. Publikasi dan penghargaan yang tidak melalui penilaian sejawat kemungkinan akan dicurigai oleh akademisi dan profesional pada berbagai bidang. Bahkan jurnal ilmiah kadang ditemukan mengandung kesalahan, fraud (penipuan), dan berbagai jenis cacat lainnya yang dapat mengurangi reputasi mereka sebagai penerbit ilmiah yang tepercaya.

Jurnal dan prosiding merupakan suatu laporan hasil penelitian atau kajian keilmuan dari suatu permasalahan yang dipublikasikan ke masyarakat umum. Prosiding adalah laporan hasil penelitian atau kajian ilmiah dari suatu permasalahan yang akan dipublikasikan lewat seminar oral.

2.2 SISTEMATIKA PENULISAN

2.2.1 Isi jurnal/prosiding

Jurnal/prosiding hendaknya dibuat secara realistis, komprehensif dan terperinci yang berisi hal-hal berikut ini:

2.2.1.1 Judul jurnal/prosiding

Suatu judul jurnal/prosiding, selain harus bersifat khas untuk meningkatkan daya tarik pembaca, juga harus singkat dan mampu menggambarkan keseluruhan isi artikel tersebut. Judul jurnal/prosiding hendaknya singkat, jelas, dan menggambarkan tema pokok. Disarankan suatu judul tidak lebih dari 12 kata dalam bahasa Indonesia, 8 kata dalam bahasa Jerman, dan 10 Suatu judul jurnal/prosiding, selain harus bersifat khas untuk meningkatkan daya tarik pembaca, juga harus singkat dan mampu menggambarkan keseluruhan isi artikel tersebut. Judul jurnal/prosiding hendaknya singkat, jelas, dan menggambarkan tema pokok. Disarankan suatu judul tidak lebih dari 12 kata dalam bahasa Indonesia, 8 kata dalam bahasa Jerman, dan 10

2.2.1.2 Uraian Singkat/Abstrak

Abstrak merupakan ringkasan keseluruhan penelitian yang meliputi latar belakang, tujuan, metode, hasil dan simpulan dalam bentuk singkat dan jelas. Abstrak adalah uraian singkat berisi tentang hal-hal yang akan dikerjakan pada pelaksanaan penelitian. Jumlah kata dalam abstrak umumnya antara 100 dan 250 kata. Abstrak diakhiri dengan kata kunci. Abstrak ditempatkan pada bagian awal jurnal/prosiding. Penulisan abstrak yang baik perlu dipertimbangkan mengingat bagian ini merupakan bagian artikel yang dibaca setelah judul. Abstrak dalam bahasa inggris merupakan satu kemutlakan yang harus ada. Abstrak harus bersifat informatif dan deskriptif, artinya setiap informasi yang terkandung pada abstrak tersebut harus berdasarkan fakta. Dengan kata lain, sangat tidak diperkenankan untuk mencantumkan informasi yang tidak ada faktanya yang jelas dalam isi jurnal/prosiding pada suatu abstrak. Abstrak yang baik harus mengandung empat unsur: argumentasi logis perlunya dilakukan observasi atau penelitian untuk memecahkan masalah, tujuan, pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah (metode) dan ditambahkan tentang hasil yang dicapai dalam penelitian serta simpulan.

Kata kunci adalah kata-kata yang mengandung konsep pokok yang dibahas dalam artikel. Kata kunci dapat diambil dari thesaurus bidang ilmu masing- masing. Kata kunci walaupun sangat sederhana tapi penting dalam pengindekan artikel serta dapat membantu keteraksesan suatu tulisan ke pembaca melalui pemindaian komputer di internet. Bila seseorang ingin mencari suatu artikel dengan membaca kata kunci maka salah satu kata kunci yang Anda tuliskan dapat membuka jurnal/prosiding tersebut. Pilihlah kata kunci yang paling baik mewakili topik yang dibahas dalam artikel tersebut. Jumlah kata kunci bervariasi dari 3 sampai 5 kata-kata tunggal dan cara pengurutannya dari yang spesifik ke yang umum dan ditulis dalam suatu baris.

2.2.1.3 Pendahuluan

Pendahuluan berisi hal-hal yang mendorong atau hal-hal yang melatarbelakangi pentingnya dilakukan penelitian tersebut. Perujukan pustaka sangat perlu dalam pendahuluan. Pendahulaun dalam jurnal/prosiding sudah merupakan satu kesatuan dari komponen latar belakang, perumusan masalah batasan masalah, tujuan, dan relevansi atau manfaat yang diharapkan. Penulisan komponen-komponen dalam jurnal/prosiding tidak dipisahkan dalam sub-sub yang berbeda, melainkan gabungan dari semuanya. Penulisan komponen- komponen pendahuluan ditulis secara berurutan dan jelas.

2.2.1.4 Metodologi

Metodologi berisi bahan-bahan, peralatan, dan cara kerja serta teknik/proses pengerjaan. Yang dimaksud dengan bahan adalah: material, data, dan hasil penelitian lain. Yang dimaksud peralatan: alat-alat uji laboratorium dan lapangan, perangkat keras dan lunak, teori dan persamaan, serta variabel. Yang dimaksud dengan proses adalah teknik pengumpulan dan analisis data, model pendekatan yang digunakan, rancangan penelitian, cara penafsiran dan pengumpulan hasil penelitian, ujicoba dan cara evaluasi, serta cara penyimpulan. Metodologi ini perlu dijelaskan tempat/lokasi pelaksanaan penelitian.

Metodologi juga memuat jumlah sampel dari populasi yang digunakan dengan menyebutkan pendekatan metode perhitungan atau perlakuan. Metode perhitungan atau perlakuan yang dimaksud adalah suatu pendekatan metode yang telah digunakan oleh peneliti terdahulu yang telah dianggap valid, terpercaya dan baik untuk digunakan.

2.2.1.5 Pembahasan.

Pembahasan adalah ungkapan hasil-hasil penelitian atau kajian-kajian ilmiah yang disertai dengan data-data yang valid. Pembahasan juga mengulas tentang hasil-hasil dari pelaksanaan metode. Selain itu, pembahasan mengkaji secara ilmiah dari hasil-hasil penelitian berdasarkan analisis ilmiah berdasarkan bidang ilmu masing-masing. Ulasan pembahasan diupayakan meruncing hingga menjawab dari tujuan pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan.

Data yang ditampilkan dalam pembahasan merupakan data final setelah dilakukan proses analisis statistik, perhitungan matematis, atau data hasil instrumenasi yang mewakili duplo terbaik (bukan data mentah). Data yang berbentuk gambar sebagai bukti hasil diupayakan sejelas mungkin dan diberi penunjuk pada hal-hal tertentu jika itu diperlukan. Tampilan gambar hasil instrumenasi alat atau pembuktian keadaan dapat ditampilkan berwarna (full colour).

Penulisan persamaan dalam pembahasan hanya untuk pembahasan yang menuntut pembuktian penurunan rumus atau kajian matematis penuh. Sedangkan, untuk persamaan yang merupakan teknik analisis atau perhitungan diungkap dalam sub metodologi.

2.2.1.6 Kesimpulan

Kesimpulan adalah hasil akhir dari pembahasan dan jawaban dari permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan ditulis secara singkat dan padat serta memuat informasi dari suatu hasil penelitian.

2.2.1.7 Ucapan terima kasih/penghargaan.

Ucapan terima kasih atau penghargaan dapat dituliskan pada akhir jurnal/prosiding sebelum bagian daftar pustaka. Ucapan terima kasih atau penghargaan ditulis sesingkat mungkin dan ditujukan hanya kepada orang/badan yang betul-betul berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan penelitian sampai terbentuknya jurnal. Ucapan terima kasih dan penghargaan pada umumnya hanya ditulis untuk satu atau dua pihak lain yang betul-betul signifikan dalam membantu penelitian.

2.2.1.8 Daftar Pustaka

Daftar pustaka adalah sekumpulan literatur pustaka yang telah dirujuk dalam penulisan jurnal/prosiding dan tercantum dalam isi jurnal/prosiding. Sedang, literatur yang tidak tercantum dalam isi jurnal/prosiding walau pun telah dirujuk pada saat melakukan penelitian maka tidak dicantumkan. Penulisan daftar pustaka mengikuti system penulisan ISO 690.

2.3 FORMAT TULISAN

Pengetikan jurnal dan prosiding mengikuti ketentuan sebagai berikut:

2.3.1 Jenis dan ukuran kertas :

Kertas HVS ukuran A4 (210 mm x 297 mm) 80 gr.

2.3.2 Jarak spasi : 1.0 (satu koma nol)

Jarak spasi yang digunakan yakni 1.0 (satu koma nol).

2.3.3 Jarak tepi (margin) :

Tepi atas : 3.0 cm. Tepi bawah : 2.5 cm. Tepi kiri : 3.0 cm. Tepi kanan : 2.5 cm

2.3.4 Print out

Isi jurnal sampai dengan lampiran diketik tanpa bolak-balik (lembaran tunggal/satu lembar satu halaman). Isi jurnal ditulis dalam dua kolom (terkecuali abstrak dan sebelum abstrak).

2.3.5 Jenis huruf:

Jenis huruf adalah Times New Roman, Normal, ukuran 10 (khusus untuk judul dan bagian sebelum abstrak dapat dipakai ukuran 12), terkecuali pada penulisan-penulisan yang menggunakan bahasa atau jenis tulisan lain seperti tulisan Arab, China, Jepang, Thailand dan sebagainya. Kata yang berasal dari bahasa asing yang tidak diterjemahkan ditulis miring (italic).

Jurnal dan prosiding ditulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai kaidah penulisan ilmiah berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 46 Tahun 2009 Tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. (kecuali abstrak bahasa Inggris). Penulisan mengikuti pola SPO (subjek, predikat dan objek) dan diupayakan menggunakan kalimat pasif.

Rumus dan lambang matematika ditulis sesuai kaidah penulisan ilmiah yakni menggunakan fasilitas equation yang ada di Microsoft Office dengan tipe huruf Times New Roman menggunakan normal text. Tabel-tabel dan gambar- gambar, jika ada, sedapat mungkin juga disajikan pada kertas yang sama/halaman yang sama.

2.3.6 Nomor halaman.

Halaman diberi nomor urut dengan angka Arab, dimulai dengan angka 1 dan seterusnya hingga pada lembar lampiran. Nomor halaman ditulis di bawah (footer) sebelah tengah (center).

2.3.7 Tabel dan Gambar

Tabel-tabel diberi nomor urut pada setiap sub dengan angka Arab dengan ketentuan penulisan sebagai berikut: (1) Nomor terdiri dari 2 bagian, bagian pertama menunjukkan sub sedangkan bagian kedua menunjukkan nomor tabel (contoh: Tabel 2.1, Tabel 3.2, Tabel 3.3, dan sebagainya.). (2) Nomor dan Judul Tabel diletakkan di atas tabel dan kata tabel dengan angkanya ditulis tebal serta awal kalimat dimulai dengan huruf besar. (3) Tabel yang berasal dari penulis lain atau dari sumber lain maka harus dicantumkan sumber. Tulisan sumber diletakkan tepat dibawah tabel berjarak 1 spasi dari tabel. (4) Cantumkan sd atau se. (5) Cantumkan jumlah pengamatan. (6) Cantumkan superskrip untuk perbedaan statistik. (7) Kalau ada singkatan berikan penjelasan pada catatan kaki. (9) Tabel harus bisa berdiri sendiri tanpa harus membaca teks

Gambar-gambar diberi nomor urut pada setiap sub dengan angka Arab dengan ketentuan penulisan sebagai berikut: (1) Nomor terdiri dari 2 bagian, bagian pertama menunjukkan sub sedangkan bagian kedua menunjukkan nomor gambar. (contoh : Gambar 2.1, Gambar 3.2, Gambar 3.3 dan sebagainya). (2) Nomor dan Judul Gambar diletakkan di bawah gambar dan diatur sedemikian Gambar-gambar diberi nomor urut pada setiap sub dengan angka Arab dengan ketentuan penulisan sebagai berikut: (1) Nomor terdiri dari 2 bagian, bagian pertama menunjukkan sub sedangkan bagian kedua menunjukkan nomor gambar. (contoh : Gambar 2.1, Gambar 3.2, Gambar 3.3 dan sebagainya). (2) Nomor dan Judul Gambar diletakkan di bawah gambar dan diatur sedemikian

Tabel dan gambar merupakan satu kesatuan dengan teks yang lain maka buatlah kalimat yang mampu menghubungkan antara teks dengan tabel atau gambar.

2.3.8 Berbagai tingkatan judul sub dan penomorannya

Sub dan Judul sub: diketik tebal dengan bentuk huruf kecil (kecuali awal kalimat atau singkatan). Anak sub: ditulis mulai dari tepi sebelah kiri dan ditebalkan. Huruf pertama dari anak sub-judul ditulis dengan huruf besar (awal kalimat). Penomoran sub judul dan anak sub judul mengikuti pola penomoran gambar yakni ditulis dengan huruf Arab, di awali nomor Sub, anak sub, dan seterusnya. (contoh terdapat pada lampiran contoh).

2.3.9 Acuan dan Sumber Acuan.

Semua sumber pustaka yang diacu secara langsung harus dicantumkan. Cara menyebutkan sumber ialah dengan menuliskan angka di dalam kurung, contoh [1]. Kutipan yang diambil tidak secara langsung dari aslinya maka yang dituliskan adalah nama penulis asli dan penyunting ditulis dengan angka (contoh: Faqih [2] menyatakan bahwa pendidikan…..). Dalam contoh: Faqih adalah penulis pertama dan [2] adalah penyunting.

Jika sumber diletakkan pada awal kalimat maka penulisan penulis diluar tanda kurung dan diikuti dengan angka dalam kurung sebagai penunjuk literatur . Contoh; Arikunto [3] menyatakan bahwa pendidikan ……

Sumber pustaka ditulis nama penulis bagian belakang tanpa gelar atau predikat atau status. Sumber acuan harus dari tulisan ilmiah nasional resmi atau internasional resmi, journal nasional atau internasional terakreditasi, buku (memiliki ISBN), tulisan ilmiah yang dipublikasikan lewat media internet (harus memiliki nomor DOI), situs resmi (situs Negara, pemerintah, akademik, badan resmi nasional atau internasional, perusahaan milik pemerintah, dan sejenisnya), media elektronik dan cetak resmi, tabloid, manual atau brosur yang dikeluarkan Sumber pustaka ditulis nama penulis bagian belakang tanpa gelar atau predikat atau status. Sumber acuan harus dari tulisan ilmiah nasional resmi atau internasional resmi, journal nasional atau internasional terakreditasi, buku (memiliki ISBN), tulisan ilmiah yang dipublikasikan lewat media internet (harus memiliki nomor DOI), situs resmi (situs Negara, pemerintah, akademik, badan resmi nasional atau internasional, perusahaan milik pemerintah, dan sejenisnya), media elektronik dan cetak resmi, tabloid, manual atau brosur yang dikeluarkan

Situs-situs internet resmi, contoh; www………go.id, www……..go.sin,

www…..ac.id, www……edu.us, www…….co.id, www…..co.mal dan sebagainya. Situs-situs yang tidak diperbolehkan untuk di jadikan rujukan

adalah situs-situs tidak resmi atau situs yang mengambil bahan tulisan dari penulis lain seperti Wikipedia, blog, wordpress, atau www………com, dan sejenisnya. Tulisan-tulisan ilmiah yang dapat dijadikan rujukan bisa diambil di google scholar .

BAB. 3.

3 PANDUAN PENULISAN KOLOKIUM

3.1 PENDAHULUAN

Kolokium adalah Pertemuan keahlian atau seminar. Kolokium dalam dunia pendidikan adalah kegiatan belajar (pada tataran pendidikan sarjana) yg dilakukan dalam bentuk seminar untuk membahas proyek penelitian bertaraf lanjutan. Kolokium dalam tataran pendidikan sarjana yakni membahas dan mengkaji penelitian yang telah dilaporkan atau dipublikasikan oleh peneliti lain. Penelitian yang dikaji dalam kolokium biasanya merupakan penelitian yang bersifat lanjutan dan bukan penelitian dasar. Laporan atau publikasi Penelitian- penelitian yang dikaji dalam kolokium harus dari publisher yang diakui dan terpercaya. Seyogyanya, publikasi atau laporan penelitian yang digunakan berasal dari jurnal-jurnal internasional yang diakui seperti jurnal ACS, ScienceDirect, Scopus dan sejenisnya. Jurnal-jurnal yang meragukan atau belum diakui secara internasional oleh para ahli akan menimbulkan pembahasan yang tidak tepat sasaran karena sumber yang digunakan tidak valid. Kolokium dalam pendidikan kesarjaanaan digunakan untuk melatih calon sarjana agar mampu membahas dan mengkaji suatu hasil penelitian.

3.2 SISTEMATIKA PENULISAN

3.2.1 Halaman judul

Halaman judul kolokim berisi judul kolokium yakni diawali dengan kata kolokium dan diikuti judul asli laporan/jurnal penelitian yang dirujuk, nama penulis disertai nomor identitas (NIM) dan jika penulis lebih dari satu maka ditulis secara berurutan kebawah dengan mengikuti pola alphabet dan tetap masing-masing disertai nomor identitas (NIM), nama aviliasi/prodi, jurusan, fakultas, perguruan tinggi, kota dan tahun penulisan.

3.2.2 Pendahuluan (BAB. 1)

Pendahulan terdiri dari latar belakang, pertanyaan, tujuan dan kegunaan dari penulisan kolokium tersebut. Penulisan pendahualuan tidak lebih dari tiga halaman.

Latar belakang kolokium yang dimaksud adalah segala sesuatu yang melatar belakangi dan melandasi pengambilan judul penelitian tersebut. Pertanyaan yang dimaksud dalam kolokium yakni pertanyaan konfirmasi kebenaran dalam laporan atau jurnal penelitian yang diambil. Tujuan yakni mengulas tujuan/hipotesis jawaban pertanyaan terhadap pengkajian laporan/jurnal penelitian. Sedangkan, kegunaan yakni hasil yang diharapkan dari pembahasan kolokium pada laporan/jurnal penelitian yang akan dibahas.

3.2.3 Pendekatan Teoretis (BAB II)

3.2.3.1 Tinjauan Pustaka:

Tinjauan pustaka yakni tinjauan teoritis dan hasil-hasil penelitian lain yang relevan atau penelitian-penelitian dan teori-teori pendukung.

3.2.3.2 Kerangka Pemikiran

Deskripsi dan diagram/bagan alur berpikir yang menunjukkan secara jelas hubungan antar variabel. Hipotesis kerja atau hipotesis pengarah. Definisi operasional dari setiap variabel atau daftar definisi istilah/terminologi.

3.2.4 Pendekatan Lapangan (BAB III)

Pembenaran atau alasan pemilihan metode penelitian, Alasan dan cara pemilihan lokasi penelitian, Waktu pelaksanaan penelitian, Penentuan populasi, sampel atau responden dan informan penelitian, Teknik atau metode pengumpulan data, Teknik atau metode pengolahan dan analisis analisis data: unit analisis, Daftar data terpenting, sumber data dan metode pengumpulan data, dan dummy tabels

3.2.5 Daftar Pustaka

Daftar pustaka berisi pustaka yang dikutip pada naskah utama

3.2.6 Lampiran

Lampiran berisi kuesioner atau panduan pertanyaan.

3.3 FORMAT TULISAN

Format tulisan untuk makalah akademis dan artikel ilmiah adalah sebagai berikut:

3.3.1 Jenis dan ukuran kertas:

Kertas HVS ukuran A4 (210 mm x 297 mm) 80 gr.

3.3.2 Jarak spasi