PENGUKURAN WAKTU KERJA OPERATOR CRANE DI PT SYNERGY INDONESIA MENGGUNAKAN METODE PENGUKURAN WORK SAMPLING

23

PENGUKURAN WAKTU KERJA OPERATOR CRANE DI PT
SYNERGY INDONESIA MENGGUNAKAN METODE
PENGUKURAN WORK SAMPLING
1)

Herman, 2)Didik Bayu Setiawan
Sekolah Tinggi Teknik, Jalan Teuku Umar - Lubuk Baja, (0778) 425391
1,2
Program Studi Teknik Industri, STT Ibnu Sina, Batam
1)
E-mail: herman@stt-ibnusina.ac.id, 2)1610128425036@stt-ibnusina.ac.id
1,2

ABSTRAK
Waktu kerja berperan dalam penentuan produktifitas kerja serta dapat menjadi tolak
ukur untuk menentukan metode kerja yang terbaik dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Untuk
dapat membandingkan waktu kerja yang paling baik dari metode kerja yang ada dibutuhkan
suatu waktu baku atau waktu standar sebagai acuan untuk penentuan metode kerja yang terbaik,
PT Synergy Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang expedition bongkar muat

kapal dan alat berat crane adalah alat utama dalam melakukan handling bongkar muat kapal
serta operator yang berperan penting dalam menentukan produktifitas operator crane, adapun
metode yang digunakan dalam pengukuran waktu kerja operator crane adalah metode work
sampling, adapun penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung dilapangan dengan
melakukan pengamatan sebanyak 2 orang operator crane di PT Synergy Indonesia. Dari
pengamatan ini dilakukan selama 14 hari dengan jumlah pengamatan sebanyak 438 kali
pengamatan terhadap kedua operator tersebut, dan kegiatan yang dilaksanakan oleh operator
tersebut yaitu mengeluarkan container dari dalam kapal sebanyak 420 sampai 432
container/kapal, Berdasarkan hasil pengukuran waktu baku yang dilakukan pada kedua operator
tersebut, maka waktu yang dibutuhkan untuk mengangkat container menggunakan alat berat
(crane) dengan hasil operator 1 yaitu 22.13 menit dan operator 2 yaitu 24.39 Menit. Dengan
total produktif operator 1 sebanyak 382 atau 87% dan produktif operator 2 sebanyak 386 atau
88%, maka pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa waktu yang dibutuhkan operator crane
lebih efektif pekerja 1 dibandingkan dengan pekerja 2.
Kata Kunci :Waktu Baku, Produktivitas, Work Sampling
ABSTRACT
Working time plays a role in the determination of work productivity and can be a
benchmark to determine the best working methods in the completion of a job. To be able to
compare the best working time of the existing working methods required a standard time or
standard time as a reference for the determination of the best working method, PT Synergy

Indonesia is a company engaged in the expedition of loading and unloading vessels and heavy
equipment crane is the main tool in perform handling loading and unloading of ships and
operators that play an important role in determining the productivity of crane operators, while
the method used in measuring the work time of the crane operator is the method of work sampling,
while this research is done by direct observation in the field by observing as many as 2 crane
operators at PT Synergy Indonesia. From this observation was done for 14 days with 438
observation number of observations to the two operators, and the activities undertaken by the
operator is removing container from the ships as much as 420 to 432 container / ship, Based on
the result of the measurement of standard time performed on both operators , then the time needed
to lift the container using the machine (crane) with the result of operator 1 is 22.13 minutes and
operator 2 is 24.39 Minutes. With a total productive operator of 1 382 or 87% and productive
Februari 2018 | Vol. 2 | No. 1 | ISSN : 2597-8950

Jurnal Industri Kreatif (JIK)

24

Pengukuran Waktu Kerja Operator Crane Di PT Synergy Indonesia
Menggunakan Metode Pengukuran Work Sampling


operator 2 as much as 386 or 88%, then in this study it can be concluded that the time required
crane operator more effective workers 1 compared with workers 2.
Keywords: Standard Time, Productivity, Work Sampling

1. PENDAHULUAN
Produktifitas merupakan salah satu unsur utama dalam menentukan keberhasilan
pelaksanaan suatu proses pekerjaan. Dan setiap perusahaan dituntut setiap waktu untuk mampu
memberikan pelayanan yang memuaskan terhadap pelanggannya. Baik dari segi waktu
pemenuhan kebutuhan yang diminta maupun dari segi kualitas yang sesuai dengan permintaan.
Jika perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan sesuai dengan jumlah yang ditentukan dan
waktu yang tepat, hal ini akan menimbulkan kekecewaan bagi pelanggan dan hal ini dapat
menyebabkan pelanggan berpindah pada perusahaan lain. Suatu pekerjaan akan dikatakan
diselesaikan secara efisien apabila waktu penyelesaianya berlangsung paling singkat. Ukuran
sukses dari suatu sistem produksi dalam industri biasanya dinyatakan dalam bentuk besarnya
produktifitas atau besarnya output dan input yang dihasilkan. Dalam menentukan produktifitas
perlu adanya waktu standar kerja. Waktu kerja merupakan salah satu faktor yang penting dan
perlu mendapat perhatian dalam sistem produksinya. Waktu setandar kerja berperan dalam
penentuan produktifitas kerja serta dapat menjadi tolak ukur untuk menentukan metode kerja yang
terbaik dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang
terbaik untuk ukuran kerja manusia dibutuhkan pengukuran waktu kerja.

PT Synergy Indonesia yang bergerak dalam bidang bongkar muat kapal yang berada di
pelabuhan international Batu Ampar Batam, dihadapkan pada masalah-masalah yang berkaitan
dengan pemenuhan permintaan konsumen, dimana target yang telah dibuat seringkali tidak dapat
diwujudkan sebagai akibat kurang tepatnya penentuan waktu kerja standar pada bagian operator
crane sehingga berdampak terhadap menurunya produktifitas kerja crane, karena alat berat crane
adalah salah satu bagian terpenting dalam proses bongkar muat kapal. Cukup atau kurang dalam
menyelesaikan target yang telah dibuat, hal ini disebabkan karena belum adanya pengukuran
waktu standar yang dilakukan dan ditentukan sehingga belum diketahui berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan satu kali pengangkatan container dari dalam kapal.
Menurut Sritomo Wignjosoebroto (1992), pengukuran waktu adalah metode penetapan
keseimbangan antara jalur manusia yang dikonstribusikan dengan unit output yang dihasilkan.
Pengukuran waktu akan selalu berhubungan dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku
yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan. Pengukuran waktu baku dibagi ke dalam
dua bagian, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung maksudnya
adalah pengukuran dilakukan di tempat dimana pengukuran tersebut dilaksanakan seperti cara
jam berhenti dan sampling pekerjaan. Pengukuran cara kedua adalah tidak langsung yaitu
dilakukan tanpa harus berada di tempat pekerjaan. Cara tersebut dilakukan dengan membaca
tabel-tabel yang tersedia asalkan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen
pekerjaan atau gerakan seperti data waktu baku atau data waktu gerakan. Iftikar Z. Sutalaksana
dkk. (2003).

Pengukuran kerja yang akan dilakukan di PT Synergy Indonesia akan membantu
menentukan berapakah waktu standar operator crane dalam penangkatan 1 unit container
sehingga akan membantu perusahaan dalam menentukan berapa lama proses pengantaran ke
konsumen. Tenaga kerja merupakan faktor yang paling penting dalam menjamin kelancaran
proses bongkar muat kapal. Adanya tenaga kerja dengan tingkat keterampilan yang memadai dan
memiliki pengalaman kerja dalam bidang pengoprasian alat berat crane serta di dukung dengan
surat ijin oprasi dari dinas tertentu maka akan mempermudah dalam proses kerja pada waktu
setandar yang akan di tentukan oleh perusahaan, meskipun tidak melupakan faktor penting
Februari 2018 | Vol. 2 | No. 1 | ISSN : 2597-8950

25

Herman, Setiawan

lainnya yang berpengaruh dalam proses bongkar muat kapal seperti mesin crane, peralatan dan
yang lainnya.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang memaparkan tentang hasil waktu
standar dan waktu baku pekerjaan operator crane di PT Synergy Indonesia dengan menggunakan
metode work sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung

ke lapangan. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin menghetahui waktu baku kerja operator crane.
Dengan melakukan pengamatan selama 14 hari. Metode pengumpulan data yaitu melihat dan
mencatat secara langsung aktifitas operator crane yang diamati apakah termasuk produktif atau
non produktif.
Work Sampling adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap
aktifitas kinerja dari mesin, proses atau pekerja/operator (Sritomo Wignjosoebroto, 2003).
Metode Sampling kerja sangat cocok untuk digunakan dalam melakukan pengamatan atas
pekerjaan yang sifatnya tidak berulang dan memiliki siklus waktu yang relatif panjang. Prosedur
penggunaannya cukup sederhana, yaitu melakukan pengamatan aktivitas kerja untuk selang
waktu yang diambil secara acak terhadap satu atau lebih mesin atau operator dan kemudian
mencatatnya apakah mesin atau operator tersebut dalam keadaan bekerja atau menganggur.
Pengukuran waktu dimulai dari pengamatan pendahuluan kemudian menentukan bilangan acak
untuk mengambil waktu kunjungan dengan cara mengambil data sampel secara acak
menggunakan Microsoft Excel dengan rumus rand. Setelah didapatkan kegiatan produktif atau
non produktif pegawai berikutnya adalah melakukan pengolahan data diantaranya:
2.1 Penetapan jumlah pengamatan
Jumlah pengamatan dilalukan berdasarkan jumlah jam kerja yang disesuaikan dengan
interval waktu yang ditetapkan. Yang hasilnya kemudian di acak untuk menetapkan waktu
pengamatan terpilih
2.2 Pengamatan sampling kerja

Pengamatan sampling kerja dilakukan untuk mengetahui aktivitas setiap operator dalam
melakukan kegiatannya. Aktivitas operator dibagi menjadi dua, yaitu aktifitas produktif dan
aktifitas non produktif.
2.3 Pencatatan jumlah produk yang dihasilkan pekerja pada saat pengamatan
Pencatatan jumlah produk yang dihasilkan pekerja pada saat pengamatan dimaksudkan untuk
mengetahui berapa jumlah produk yang dapat dihasilkan oleh pekerja dengan jam kerja yang ada.
2.4 Penentuan rating factor dan allowance
Penentuan rating factor dan allowance bertujuan untuk mengetahui seberapa besar rating
factor dan allowance yang dilakukan operator dalam melakukan pekerjaannya. Sehingga dengan
adanya rating factor dan allowance ini dapat diketahui waktu standar operator dalam
menyelesaikan pekerjaannya.
2.5 Perhitungan waktu standar
Perhitungan waktu standar dilakukan untuk mengetahui berapa waktu standar yang
diperlukan operator dalam melakukan proses pengepakan yang disesuaikan dengan total waktu
pengamatan, rating factor dan allowance. Untuk menghitung waktu standar digunakan persamaan
sebagai berikut:
100%
TT x WT x RF
X
(5)

Waktu standar =
∑ Yi
100% − All
Dimana :
TT = Total Time (Total waktu pengamatan)
WT = Working Time (Persentase waktu yang benar-benar digunakan oleh pekerja untuk bekerja)
RF = Rating Factor
∑Yi = Total volume pekerjaan yang dilakukan operator selama pengamatan
All = Allowance (kelonggaran)
Jurnal Industri Kreatif (JIK), Sekolah Tinggi Teknik Ibnu sina – Batam

Pengukuran Waktu Kerja Operator Crane Di PT Synergy Indonesia
Menggunakan Metode Pengukuran Work Sampling

26

2.6 Perhitungan jumlah tenaga kerja standar
Perhitungan jumlah tenaga kerja standar dilakukan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja
optimum yang seharusnya dipekerjakan oleh perusahaan. Untuk menghitung jumlah kebutuhan
tenaga kerja standar maka dilakukan perhitungan waktu total dalam mengerjakan produk dan

jumlah jam kerja produktif (JKP) yang disesuaikan dengan jumlah hari kerja.
2.6.1 Menghitung jam kerja produktif
JKP = Total waktu kerja x Jumlah hari pengamatan
(6)
JKP = Jumlah jam kerja produktif
2.6.2 Menghitung waktu total pengerjaan seluruh produk
Wt = Ws x Yi
(7)
Dimana : Wt = Waktu total pengerjaan seluruh produk
Ws = Waktu standar
Yi = Volume pekerjaan pada periode pengamatan
2.6.3 Menghitung kebutuhan tenaga kerja standar
Maka untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja standar adalah
Wt
(8)
JTK =
JKP

Dimana : JTK = Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
JKP = Jumlah jam kerja produktif

Wt = Waktu total pengerjaan seluruh produk

3. PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN
Sebelum melakukan perhitungan atau menentukan aktifitas pegawai maka lebih dahulu
menentukan Bilangan acak/Random berfungsi untuk mengetahui selang waktu kunjungan. Data
bilangan acak/random pada penelitian ini diambil dari Microsoft Excel dan data bilangan acak ini
di bagi menjadi dua karena pada hari senin sampai dengan kamis jam kerja sama dan hari jumat
berbeda karena lebih panjang waktu istirahatnya. Contoh data bilangan acak dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 3 Bilangan Random Hari Senin-Kamis
35
22
12
14
48

3
37
47
52

27

39
7
51
20
5

1
43
6
32
45

4
9
42
46
33

40
11
28
30
54

36
41
24
53
18

Setelah didapatkan bilangan random menggunakan Microsoft Excel, Kemudian bilangan
tersebut disusun dari angka terkecil sampai terbesar. Bilangan random yang sudah tersusun dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4 Bilangan Random yang berurutan Hari Senin-Kamis
1
11
27
37
46

3
12
28
38
47

4
14
30
40
48

5
18
32
41
51

6
20
33
42
52

7
22
35
43
53

9
24
36
45
54

Februari 2018 | Vol. 2 | No. 1 | ISSN : 2597-8950

27

Herman, Setiawan

Setelah dilakukan pengumpulan data selama 14 hari, maka selanjutnya dilakukan
pengelompokan data dan pengolahan data yang dihasilkan sebagai berikut:
Tabel 5 Pengelompokan Data Hasil Penelitian Operator 1
Frekuensi
Teramati
Pada Hari
Ke
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Jumlah

Kegiatan
Produktif

Non
Produktif

Jumlah

%
Produktif

% Non
Produktif

27
28
25
30
28
29
25
24
27
30
27
25
28
29
382

4
3
6
3
3
2
6
7
6
1
4
6
3
2
56

31
31
31
33
31
31
31
31
33
31
31
31
31
31
438

0.87
0.9
0.8
0.9
0.9
0.93
0.8
0.77
0.81
0.96
0.87
0.80
0.9
0.93
0.87

0.13
0.1
0.2
0.1
0.1
0.07
0.2
0.23
0.19
0.04
0.13
0.20
0.1
0.07
0.13

Tabel 6 Pengelompokan Data Hasil Penelitian Operator 2
Frekuensi
Teramati
Pada
Hari Ke
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Jumlah

Kegiatan
Produktif

Non
Produktif

Jumlah

%
Produktif

% Non
Produktif

28
27
28
29
27
26
27
28
30
30
24
27
29
26
386

3
4
3
4
4
5
4
3
3
1
7
4
2
5
52

31
31
31
33
31
31
31
31
33
31
31
31
31
31
438

0.9
0.87
0.9
0.87
0.87
0.83
0.8
0.9
0.91
0.96
0.77
0.87
0.93
0.83
0.88

0.13
0.1
0.2
0.1
0.1
0.07
0.2
0.23
0.19
0.04
0.13
0.20
0.1
0.07
0.12

A. Uji keseragaman Data
 Hasil dari Operator 1
̿𝑃 =

 Hasil Dari Operator 2

̿𝑃 =

∑ Pi
0.87
=
= 0.062
K
14

∑ Pi
0.88
=
= 0.063
14
K

Jurnal Industri Kreatif (JIK), Sekolah Tinggi Teknik Ibnu sina – Batam

Pengukuran Waktu Kerja Operator Crane Di PT Synergy Indonesia
Menggunakan Metode Pengukuran Work Sampling

28

B. Menentukan batas control atas dan batas control bawah:
Tingkat Kepercayaan 95% = 2
Tingkat ketelitian 5% (0.05), maka:
 Hasil Dari Operator 1
BKA

̿

= 0.062 + 2 √
BKB

̿

𝑃(1−𝑃)
= 𝑃̿ + 2 √ 𝑛

0.062 (1−0.062)
438

= 0.062 + 0.023
= 0.085
̿

̿

𝑃(1−𝑃)
= 𝑃̿ − 2 √ 𝑛

= 0.062 − 2 √

0.062 (1−0.062)
438

= 0.062 − 0.023
= 0.039
 Hasil Dari Operator 2
BKA

̿

̿

𝑃(1−𝑃)
= 𝑃̿ + 2 √ 𝑛

0.063 (1−0.063)
438

= 0.063 + 2 √
BKB

= 0.063 + 0.024
= 0.087
̿

̿

𝑃(1−𝑃)
= 𝑃̿ − 2 √ 𝑛

0.063 (1−0.063)
438

= 0.063 − 2 √

= 0.063 − 0.024
= 0.039
C. Uji Kecukupan Data
Setelah melakukan uji keseragaman data, maka selanjutnya yaitu menguji
kecukupan data yang diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut:
Diketahui : K = 95% atau 2
S = 5% atau 0,05
 Hasil Dari Operator 1
𝑁′ = 𝑘2(1−𝑝²)
s2.P
𝑁 ′= 2²(1−0,87)
(0,05)2(0,87)
𝑁′ = 4 x 59.77
𝑁′ = 239.08
Jadi dari data yang di dapat pada penelitian operator 1 oleh peneliti menyatakan
bahwa, data cukup yaitu 239.08 < 438 atau disimbolkan N’ < N.
 Hasil Dari Operator 2
𝑁′ = 𝑘2(1−𝑝²)
s2.P
𝑁 ′ = 2²(1−0,88)
(0,05)2(0,88)
𝑁′ = 4 x 54.54
𝑁′ = 218.16
Jadi dari data yang di dapat pada penelitian operator 2 oleh peneliti menyatakan
Februari 2018 | Vol. 2 | No. 1 | ISSN : 2597-8950

29

Herman, Setiawan

bahwa, data cukup yaitu 218.16 < 438 atau disimbolkan N’ < N.
D. Menghitung Waktu Baku
a. Kelonggaran
Faktor kelonggaran pada dasarnya adalah suatu faktor koreksi yang harus diberikan
kepada waktu kerja operator. Berikut adalah faktor kelonggaran yang diberikan pada
penelitian ini.
Tabel 7 Kelonggaran
No

Pekerjaan

Nilai
(%)
1
Tenaga yang dikeluarkan (A2) 7.5
2
Sikap Kerja (B2)
2.5
3
Gerakan Kerja (C3)
5
4
Kelelahan Mata (D2)
6
5
Keadaan Temperatur (E5)
28
6
Keadaan Atmosfir (F3)
5
7
Keadaan Lingkungan (G6)
5
Total
59 %
b. Faktor Penyesuaian Menggunakan Metode objektif
Cara Objektif mengarahkan penilaian pada 6 faktor yang dianggap menentukan
kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja. Berikut adalah penilaian faktor
objektif pada penelitian ini :
Dimana, Penyesuaian Kecepatan aktifitas kerja.
P1 = 100% = 1 operator berkerja dengan normal P > 1.
Dan Penyesuaian tingkat kesulitan kerja (P2) antara lain :
Anggota terpakai (D)
Pedal kaki (F)
Penggunaan tangan (H2)
Kondisi tangan dengan mata (J)
Peralatan (Q)
Berat beban (B-1)
Jumlah

=5
=0
= 18
=2
=3
=2 +
= 30 %

P2 = 1 + 0.3 = 1.3
Sehingga Faktor penyesuaian total (P)
P = P1x P2
= 1 x 1.3
= 1.3
Berdasarkan Pemilihan faktor penyesuaian yang digunakan dalam penelitian ini,
didapatkan total faktor penyesuaiannya adalah 1.3
c. Data Output
Jumlah container yang berhasil dibongkar dari kapal selama penelitian, yang
dilakukan selama 14 hari terhitung mulai tanggal 28 November sampai tanggal 14
Desember 2017 dapat dilihat pada tabel berikut:

Jurnal Industri Kreatif (JIK), Sekolah Tinggi Teknik Ibnu sina – Batam

Pengukuran Waktu Kerja Operator Crane Di PT Synergy Indonesia
Menggunakan Metode Pengukuran Work Sampling

30

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Total

Tabel 8 Jumlah Container Yang

Tabel 9 Jumlah Container Yang

Dihasilkan Operator 1

Dihasilkan Operator 2

Waktu
Pengamatan
Hari Pertama
Hari Kedua
Hari Ketiga
Hari Keempat
Hari Kelima
Hari Keenam
Hari Ketujuh
Hari Kedelapan
Hari Kesembilan
Hari Kesepuluh
Hari Kesebelas
Hari Keduabelas
Hari Ketigabelas
Hari Keempatbelas
14 Hari
Pengamatan

Jumlah
(container)
23
37
31
29
25
28
37
36
32
26
34
28
26
28
420

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Total

Waktu Pengamatan
Hari Pertama
Hari Kedua
Hari Ketiga
Hari Keempat
Hari Kelima
Hari Keenam
Hari Ketujuh
Hari Kedelapan
Hari Kesembilan
Hari Kesepuluh
Hari Kesebelas
Hari Keduabelas
Hari Ketigabelas
Hari Keempatbelas
14 Hari
Pengamatan

Jumlah
(container)
25
35
30
32
28
29
35
33
36
29
32
28
32
30
432

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 14 Hari operator crane 1 dan
2 dapat menghasilkan 420 dan 432 container
d. Waktu Baku Langsung
 Hasil Dari Operator 1
a) Jumlah pengamatan
= 438
Jumlah produktif (∑ 𝑋𝑖)
= 382
Jumlah non produktif
= 56
Persentasi produktif
= 382/438 x 100 = 87 %
Persentasi non produktif
= 56 / 438 x 100 = 13 %
Jumlah Menit pengamatan
= 8 jam kerja x 60 menit x 14 hari
= 6720 menit
87
Jumlah menit produktif
= 100 𝑥 6720 = 5846.4 menit
Jumlah yang dihasilkan selama pengamatan = 420 container
b) Waktu Siklus (WS)
WS

=

∑ 𝑋𝑖
𝑁

=

5846.4
420

= 13.92 menit/container

c) Waktu Normal (WN)
WN = WS x P = 13.92 x 1.3 = 15.22 menit/container
d) Waktu Baku (WB)
WB = WN + L(WN)
= 13.92 + 59%(13.92)
= 13.92 + 0.59(13.92)
= 13.92 + 8.21
= 22.13 menit/container
 Hasil Dari Operator 2
e) Jumlah pengamatan
= 438
Februari 2018 | Vol. 2 | No. 1 | ISSN : 2597-8950

31

Herman, Setiawan

Jumlah produktif (∑ 𝑋𝑖)
Jumlah non produktif
Persentasi produktif
Persentasi non produktif
Jumlah Menit pengamatan

= 386
= 52
= 386/438 x 100 = 88 %
= 52 / 438 x 100 = 12 %
= 8 jam kerja x 60 menit x 14 hari
= 6720 menit
88
Jumlah menit produktif
= 100 𝑥 6720 = 5913.6 menit
Jumlah yang dihasilkan selama pengamatan = 432 container

f) Waktu Siklus (WS)
∑ 𝑋𝑖

5913.6

WS = 𝑁 = 432 = 13.68 menit/container
g) Waktu Normal (WN)
WN = WS x P = 13.68 x 1.3 = 17.79 menit/container
h) Waktu Baku (WB)
WB = WN + L(WN)
= 17.78 + 59%(17.79)
= 17.78 + 0.59(17.79)
= 13.92 + 10.49
= 24.39 menit/container
500
Produktif

400
300

Non Produktif

200
100

Jumlah Pengamatan

0
Operator 1

Operator 2

Gambar 1 Grafik Perbandingan Antara Operator 1 dan 2
Tabel 10 Perbandingan Antara Operator 1 Dan 2
Operator
1
2

Produktif
382
386

Non Produktif
56
52

Jumlah Pengamatan
438
438

4. SIMPULAN
Berdasarkan perhitungan waktu baku menggunakan metode work sampling dengan faktor
penyesuaian objektif yang peneliti gunakan didapatkan waktu baku yang dibutuhkan untuk
mengangkat container menggunakan alat berat (crane) dengan hasil operator 1 yaitu 22.13 menit
dan operator 2 yaitu 24.39 menit. Berikutnya pengamatan yang peneliti lakukan selama 14 hari
didapatkan jumlah total keseluruhan yaitu 438 kali pengamatan dengan jumlah total pada operator
1 produktifnya sebesar 382 atau 87% dan jumlah non produktifnya sebesar 56 atau 13% dan pada
pengamatan operator 2 produktifnya sebesar 386 atau 88% dan jumlah non produktifnya sebesar
52 atau 12%. Maka dari hasil pembahasan bahwa kinerja operator crane di PT Synergy Indonesia
termasuk belum efektif dan efisien, Serta masih memerlukan perbaikan sistem kerja untuk
mendorong kinerja operator crane.

Jurnal Industri Kreatif (JIK), Sekolah Tinggi Teknik Ibnu sina – Batam

32

Pengukuran Waktu Kerja Operator Crane Di PT Synergy Indonesia
Menggunakan Metode Pengukuran Work Sampling

5. SARAN
Agar penelitian ini berguna dikemudian hari khususnya dalam hal pengukuran waktu
standar di PT Synergy Indonesia maka saran yang hendak diutarakan oleh penulis didalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pada pekerjaan bagian operator crane di PT Synergy Indonesia ini sebaiknya pihak
perusahaan memberikan berupa service (bonus) untuk lebih meningkatkan produktifitasnya
sehingga waktu pekerjaannya lebih efektif.
b. Didalam pekerjaan bagian operator crane sebaiknya perusahaan menambah asisten operator
yang dapat membantu proses pengangkatan barang sehingga didalam melakukan
pembongkaran lebih mudah bagi seorang operator
c. Operator sebaiknya bekerja sungguh-sungguh didalam melaksanakan tugasnya walaupun
tanpa pengawasan dari atasan langsung sehingga menghasilkan waktu yang lebih efektif

DAFTAR PUSTAKA
Bora, M. A, Larisang. (2014) Modul Praktek Analisa dan Pengukuran Kerja. STT Ibnu Sina
Batam.
Bora, M. A., Irwan, I., & Setyabudhi, A. L. (2017). Analisa Perhitungan Waktu Standar Service
Ringan Untuk Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. Jurnal Teknik Ibnu Sina JT-IBSI, 2(1).
Dwi, N.I., & Dhieka, A. (2012, Juni). Implementasi Metode Work Sampling Guna Mengukur
Produktivitas Tenaga Kerja Di CV.Sinar Krom Semarng. Jurnal Teknik, ISBN 979-260255-0, 568-575.
Dyah, I.R., Diana, P., & Fatrin, M. (2012, September). Penetuan Waktu Standar dan Jumlah
Tenaga Kerja Optimal Pada Produksi Batik Cap. Jurnal Teknik, (7)3, 143-150.
Eddy, H. (2008) Manajemen Operasi (Edisi Ketiga). (pp. 81). Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Eriyanto, A. (2007). Teknik Sampling. (pp.61). Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Akasa.
Herman, H. (2017). Desain Perancangan Produk Gantungan Proyektor yang Ergonomi. Jurnal
Teknik Ibnu Sina JT-IBSI, 2(2).
Iftikar, Z.S., Ruhana, A., & Jann, H, T., (2006). Teknik Perancangan Sistem Kerja (2). (pp. 131181). Bandung: ITB, Jl. Ganesa 10.
M Ansyar Bora: Bora, M. A., Irwan, I., & Setyabudhi, A. L. (2017). Analisa Perhitungan Waktu
Standar Service Ringan Untuk Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. Jurnal Teknik Ibnu
Sina JT-IBSI, 2(1).
M Ansyar Bora: Ansyar, M. (2016). ANALISIS TINGKAT BEBAN KERJA OPERATOR
PACKING DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT GEMBIRA.
Jurnal Teknik Ibnu Sina JT-IBSI, 1(01).
Piqih, N. (2009, Maret). Penetuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standar Dengan
Metode Work Sampling Di Bagian Packing Pada PT.Sinar Oleochemical Internasional.
(TA No. 080423060/ARS/2009). Universitas Sumatera Utara, Medan.
Setyabudhi, A. L. (2017). Analisis waktu standar pelayanan dan produktivitas pegawai
menggunakan metode work sampling. Jurnal industri kreatif (JIK), 1(01), 9-20.
Syamsul, B., & Fahkry, Z. (2015). Model Penelelitian Kuantitatif Berbasis SEM-AMOS. (pp. 2223). Yogyakarta: Deepublish.
Taufiqur, R. (2013, April). Penggunaan Metode Work Sampling Untuk Menghitung Waktu Baku
dan Kapasitas Produksi Karungan Soap Chip di PT. SA. Jurnal Inovativ. (9)1, 48-60
Februari 2018 | Vol. 2 | No. 1 | ISSN : 2597-8950