DOSETAS INDONESIA SEHAT DAN BERKUALITAS

i

DOSETAS (INDONESIA SEHAT DAN BERKUALITAS)
SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN
DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT DI ERA MEA

Oleh:
Putu Putri Natih Devayanti (8121)
Ni Wayan Puspa Sawitri Ksamawati (8120)
Rizka Khairunnisa (8059)

Disampaikan kepada:
Scientific Competition of Poltekkes Denpasar 2016 yang
diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Politeknik
Kesehatan Denpasar

SMA NEGERI 4 DENPASAR
2016

ii


PEMERINTAH KOTA DENPASAR
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 4 DENPASAR
Jalan Gunung Rinjani Monang – Maning Denpasar Telp.(0361) 485363

LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis dengan judul:
“DOSETAS (INDONESIA SEHAT DAN BERKUALITAS) SEBAGAI
UPAYA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
UNTUK MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT DI
ERA MEA”
Oleh:
Putu Putri Natih Devayanti

( 8121)

Ni Wayan Puspa Sawitri Ksamawati

(8120)


Rizka Khairunnisa

(8059)
Disampaikan kepada:

Scientific Competition Of Poltekkes Denpasar 2016 Yang Diselenggarakan
Oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Politeknik Kesehatan Denpasar
Denpasar, 18 Desember 2015
Mengetahui

Ketua Kelompok

KATA PENGANTAR
Putu Putri Natih Devayanti
NIS. 8121

iii

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

rahmat-Nya, karya tulis yang kami buat dengan judul “DOSETAS (Indonesia
Sehat dan Berkualitas) sebagai Upaya Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kesehatan untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat di Era MEA”
dalam mengikuti lomba karya tulis ilmiah Scientific Competition of Poltekkes
Denpasar 2016 ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. I Wayan Rika, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 4
Denpasar
2. Ibu I Gusti Ayu Putu Intan Udayani, S.Pd. selaku Pembimbing serta
Pembina KIRS-4 Denpasar
3. Serta beberapa pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu
yang juga turut berperan dalam pembuatan karya tulis ini.
Selain itu, penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam karya tulis
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan karya tulis yang telah
penulis buat, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun. Sekali lagi, penulis memohon maaf sebesar-besarnya jika terdapat
kata-kata yang kurang berkenan. Seberapapun sederhananya karya tulis kami,
penulis berharap apa yang kami tulis memiliki manfaat bagi semua pihak yang
membaca karya tulis ini.


Denpasar, Februari 2016

DAFTAR ISI

Penulis

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i

iv

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................ii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................iii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................vi
ABSTRAKSI .......................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian .....................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................4
2.1 Masayarakat Ekonomi ASEAN (MEA) .....................................................4
2.2 Sumber Daya Manusia ...............................................................................6
2.3 Tenaga Kerja .............9.................................................................................
BAB III KERANGKA KONSEP .......................................................................13
3.1 Bagan Kerangka Konsep ..........................................................................13
3.2 Deskripsi Kerangka Konsep .....................................................................14
BAB IV METODE PENELITIAN .....................................................................15
4.1 Jenis Penelitian .........................................................................................15
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................15
4.3 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data .......................................................15
4.4 Pengolahan dan Analisis Data ..................................................................15
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................17
5.1 Hasil Penelitian ........................................................................................17
5.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................18
BAB VI PENUTUP ..............................................................................................29

v


6.1 Kesimpulan ..............................................................................................29
6.2 Saran .........................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ix
CURRICULUM VITAE

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Analisis SWOT ..............................................................................18

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gambaran Program “DOSETAS” Secara Garis Besar ........................17

vii

ABSTRAKSI
DOSETAS (INDONESIA SEHAT DAN BERKUALITAS) SEBAGAI UPAYA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN UNTUK
MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT DI ERA MEA
(Oleh: Putu Putri Natih Devayanti, Ni Wayan Puspa Sawitri Ksamawati, Rizka
Khairunnisa. 2016. 30)
Dari segi tenaga kesehatan, adanya MEA membuka peluang bagi tenagatenaga kesehatan untuk dapat bekerja di seputar Asia Tenggara.

viii

Letak kelemahan Indonesia dalam menghadapi MEA adalah tenaga kerja
yang ada masih di bawah kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan pada era MEA.
Hal inilah yang akan berdampak buruk kedepannya. Oleh karena itu, penulis
memberikan sebuah solusi berupa program yang bernama “DOSETAS”, yaitu
Indonesia Sehat dan Berkualitas.
Program “DOSETAS” penulis canangkan guna mengatasi dampak negatif
di bidang kesehatan dalam era MEA.
Dalam penelitian ini penulis memiliki metode penelitian yaitu jenis
penelitian deskriptif, jenis data berupa data sekunder, serta teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah studi pustaka.
“DOSETAS (Indonesia Sehat dan Berkualitas)” adalah suatu program
yang menangani sistem ketenagakerjaan dalam bidang kesehatan yang diciptakan

untuk meningkatkan kualitas ketenagakerjaan kesehatan di Indonesia dalam upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Program “DOSETAS (Indonesia Sehat
dan Berkualitas)” memiliki mekanisme berupa 5P ,yaitu pengadaan SDM
kesehatan lokal, Penyaringan tenaga kesehatan asing, pendayagunaan SDM
kesehatan lokal dan asing, pembinaan SDM kesehatan lokal dan asing, serta
pengawasan SDM kesehatan lokal dan asing.
Dapat disimpulkan bahwa program “DOSETAS (Indonesia Sehat dan
Berkualitas)” dapat menjadi solusi dari permasalahan kali ini yaitu upaya strategis
untuk mencegah dampak negatif MEA di bidang kesehatan.
Kata kunci: DOSETAS, MEA, SDM, Tenaga Kesehatan

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan hal yang sangat penting


dicapai

karena

setiap

negara

menginginkan

adanya

proses

perubahan

perekonomian yang lebih baik dan ini akan menjadi indikator keberhasilan
pembangunan ekonomi suatu negara. Dengan tantangan mengenai laju
pertumbuhan ekonomi yang semakin mendesak, Indonesia beserta negara-negara

yang tergabung dalam ASEAN merencanakan adanya Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA).
MEA merupakan sebuah integrasi ekonomi ASEAN (Association of
Southeast Asia Nations) dalam menghadapi perdagangan bebas antar negara yang
tergabung di dalamnya. MEA dibentuk untuk meningkatkan daya saing ASEAN
dan mampu menarik lebih banyak investasi asing yang sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan adanya MEA, distribusi barang dan jasa antar seluruh Asia Tenggara
dapat dilakukan dengan lebih mudah. Tidak hanya itu, MEA juga membuka arus
tenaga asing, seperti pengajar, teknisi, maupun dokter. Sehingga di masa
mendatang, tidak menutup kemungkinan bahwa kita akan menjumpai banyak
tenaga kerja asing yang bekerja di berbagai sektor di Indonesia.
Berdasarkan ASEAN Economic Blueprint, MEA menjadi sangat dibutuhkan
untuk memperkecil kesenjangan antara negara-negara ASEAN dalam hal
pertumbuhan perekonomian dengan meningkatkan ketergantungan anggotaanggota didalamnya. Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang
sangat besar bagi para pencari kerja karena dapat banyak tersedia lapangan kerja
dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam.
Tak terkecuali di bidang kesehatan, MEA membawa berbagai pengaruh baik
itu positif maupun negatif. Dari segi tenaga kesehatan, adanya MEA membuka


2

peluang bagi tenaga-tenaga kesehatan untuk dapat bekerja di seputar Asia
Tenggara. Dengan begitu dokter maupun tenaga kesehatan asing lainnya juga
dapat dengan mudah bekerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan adanya
persaingan yang lebih ketat antar SDM (Sumber Daya Manusia) khususnya dalam
bidang kesehatan di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan adanya kontrol
terhadap distribusi tenaga kesehatan asing di Indonesia. Dalam hal ini Indonesia
juga harus mempersiapkan sumber daya manusia kesehatan yang berkualitas dan
memiliki daya saing dalam menghadapi MEA agar tidak tenggelam dalam
persaingan global.
Dari permasalahan di atas mengenai dampak MEA di bidang kesehatan,
penulis memberikan solusi berupa sebuah program yang bernama “DOSETAS”,
yaitu Indonesia Sehat dan Berkualitas. Tujuan dari program ini adalah untuk
meningkatkan kualitas SDM kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia. Program ini sangat penting untuk dilaksanakan karena
mampu menciptakan suatu sumber daya manusia kesehatan yang kompetitif
dalam menghadapi era MEA serta meningkatkan kualitas SDM kesehatan tersebut
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
1.2

Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diangkat dalam karya tulis ini adalah sebagai

berikut.
1. Bagaimana gambaran umum dari program “DOSETAS”?
2. Bagaimana mekanisme pelaksanaan dari program “DOSETAS”?
1.3

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui gambaran umum dari program “DOSETAS”.
2. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme pelaksanaan dari program
“DOSETAS”.

3

1.4

Manfaat Penelitian
Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini, yaitu:
1. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat guna
membantu menekan dan menangani dampak negatif MEA dalam
bidang kesehatan, berupa tenggelamnya tenaga kesehatan lokal akibat
2.

masuknya tenaga kesehatan asing di Indonesia.
Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pemerintah untuk
membantu pemerintah dalam menekan dan menangani dampak
negatif MEA dalam bidang kesehatan, berupa tenggelamnya tenaga
kesehatan lokal akibat masuknya tenaga kesehatan asing di Indonesia.

4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Masyarakat Ekonomi ASEAN
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan satu pasar tunggal di

kawasan Asia Tenggara, bertujuan untuk meningkatkan investasi asing di kawasan
Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang juga akan membuka arus perdagangan
barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara di Asia Tenggara. Dalam
kesepakatan tersebut terdapat lima hal yang tidak boleh dibatasi peredarannya di
seluruh negara ASEAN termasuk Indonesia, yaitu arus barang, arus jasa, arus
modal, arus investasi dan arus tenaga kerja terlatih (Buku MEA 2015:77). MEA
berinisiatif

agar

negara-negara

anggota ASEAN

dapat

mempromosikan

pergerakan bebas barang, jasa-jasa, investasi, dan pekerja-pekerja terdidik lintas
kawasan ASEAN.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membentuk ASEAN sebagai
pasar dan basis produksi tunggal membuat ASEAN lebih dinamis dan kompetitif
dengan mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru
yang ada inisiatif ekonomi; mempercepat integrasi regional di sektor-sektor
prioritas; memfasilitasi pergerakan bisnis, tenaga kerja terampil dan bakat; dan
memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN. Sebagai langkah awal untuk
mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN, pada saat yang sama, Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) akan mengatasi kesenjangan pembangunan dan
mempercepat integrasi terhadap Negara Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam
melalui Initiative for ASEAN Integration dan inisiatif regional lainnya. Bentuk
kerja samanya adalah pada saat yang sama, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
akan mengatasi kesenjangan pembangunan dan mempercepat integrasi terhadap
Negara Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam melalui Initiative for ASEAN
Integration dan inisiatif regional lainnya.

5

Bentuk kerjasamanya adalah sebagai berikut.
1.

Pengembangan sumber daya manusia dan meningkatkan kapasitas.

2.

Pengakuan kualifikasi profesional.

3.

Konsultasi lebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan
keuangan.

4.

Langkah-langkah pembiayaan perdagangan.

5.

Meningkatkan infrastruktur.

6.

Pengembangan transaksi elektronik di kawasan ASEAN.

7.

Mengintegrasikan

industri

di

seluruh

wilayah

untuk

mempromosikan sumber daerah.
8.

Meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangun MEA.

Pentingnya perdagangan eksternal terhadap ASEAN dan kebutuhan untuk
Komunitas ASEAN secara keseluruhan untuk tetap melihat ke depan, karakteristik
utama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) :
1. Pasar dan basis produksi tunggal
2. Kawasan ekonomi yang kompetitif
3. Wilayah pembangunan ekonomi yang merata
4. Daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global
(Nurlaililfadhilah, 2015:3)
Dampak positif atau sekaligus peluang bagi Indonesia terhadap dibentuknya
MEA adalah salah satunya pemasaran barang dan jasa dari Indonesia dapat
memperluas jangkauan ke negara ASEAN lainnya. Pangsa pasar yang ada di
Indonesia adalah 250 juta orang. Pada MEA, pangsa pasar ASEAN sejumlah 625
juta orang bisa disasar oleh Indonesia. Jadi, Indonesia memiliki kesempatan lebih
luas untuk memasuki pasar yang lebih luas. Ekspor dan impor juga dapat
dilakukan dengan biaya yang lebih murah. Tenaga kerja dari negara-negara lain di
ASEAN bisa bebas bekerja di Indonesia. Sebaliknya, tenaga kerja Indonesia
(TKI) juga bisa bebas bekerja di negara-negara lain di ASEAN. Dampak positif
lainnya, yaitu investor Indonesia dapat memperluas ruang investasinya tanpa ada

6

batasan ruang antar negara anggota ASEAN. Begitu pula kita dapat menarik
investasi dari para pemodal-pemodal ASEAN. Para pengusaha akan semakin
kreatif karena persaingan yang ketat dan para profesional akan semakin
meningkatakan tingkat skill, kompetensi, dan profesionalitas yang dimilikinya.
Namun, selain peluang, ada pula hambatan menghadapi MEA yang harus
diperhatikan. Hambatan tersebut di antaranya adalah mutu pendidikan tenaga
kerja yang masih rendah, di mana hingga Febuari 2014 jumlah pekerja
berpendidikan SMP atau dibawahnya tercatat sebanyak 76,4 juta orang atau
sekitar 64 persen dari total 118 juta pekerja di Indonesia. Kedua, pemberlakuan
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 pada awal tahun 2016 ini merisaukan atau
mengkhawatirkan untuk sektor kesehatan khususnya dokter lokal. Indonesia
dikhawatirkan menjadi ladang basah bagi dokter asing maupun pemodal asing di
bidang kesehatan. Dengan masuknya dokter asing, dokter Indonesia akan bersaing
langsung memberikan pelayanan kesehatan ke masyarakat. Maka dari itu, dokter
Indonesia perlu mempersiapkan kompetensinya dengan lebih baik agar nantinya
tak kalah bersaing. Apabila hambatan-hambatan tadi tidak diatasi maka
dikhawatirkan MEA justru akan menjadi ancaman bagi Indonesia (G.T. Suroso,
2015). Adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN sangat berdampak, entah itu
memberikan peluang maupun tantangan dalam berbagai bidang, seperti bidang
industri, pendidikan, sosial, dan khususnya dalam bidang kesehatan.
2.2

Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber Daya Manusia atau human resources mengandung dua pengertian.

Pertama, SDM mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan
dalam proses produksi. Dalam hal lain SDM mencerminkan kualitas usaha yang
diberikan oleh seseorang dalam suatu waktu tertentu untuk menghasilkan barang
dan juga jasa. Pengertian kedua, SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja
untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu
melakukan kegiatan yang mempunyai kegiatan ekonomis, yaitu bahwa kegiatan
tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan atau
masyarakat (Sonny Sumarsono, 2003). Pengerian sumber daya manusia mencakup

7

semua unsur yang dimilikinya.Unsur yang dimilikinya itu seperti, energi, bakat,
keterampilan, kondisi fisik

dan mental manusia yang dapat digunakan untuk

berproduksi. Unsur yang dimiliki diharapkan dapat menunjang kebutuhan dalam
mencapai tujuan. Sumber daya manusia dipandang memiliki peranan yang
semakin besar bagi kesuksesan suatu organisasi. Organisasi pemerintah maupun
swasta menyadari bahwa unsur “manusia” yang memiliki keunggulan dalam
bersaing akan membawa organisasi kearah yang lebih maju. Unsur-unsur sumber
daya manusia menurut Faustino Cardoso Gomes dalam bukunya yang berjudul
Manajemen Sumber Daya Manusia meliputi:
1. Kemampuan-kemampuan (Capabilities)
2. Sikap (Attitudes)
3. Nilai-nilai (Values)
4. Kebutuhan-kebutuhan (Needs)
5. Karakteristik demografisnya (Penduduk)
Unsur-unsur sumber daya manusia seperti kemampuan sikap, nilai kerja,
kebutuhan serta kependudukan merupakan daya yang terdapat pada manusia.
Memperoleh sumber daya tersebut tergantung dari manajemen sumber daya
manusianya mulai dari penarikan sumber daya manusia, seleksi, pengembangan,
pemeliharan sumber daya manusia harus dilakukan secara selektif untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang handal dan berkualitas. Sumber daya
manusia yang berkualitas tinggi adalah sumber daya yang mampu menciptakan
bukan saja nilai komparatif, tetapi juga nilai kompetitif-generatif-inovatif dengan
menggunakan energi tertinggi seperti intelligence, creativity, dan imagination;
tidak lagi semata-mata menggunakan energi kasar seperti bahan mentah, lahan,
air, tenaga, otot dan sebagainya (Ndaraha, 1999:12).
2.2.1 Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDM Kesehatan)
Sumber daya manusia kesehatan (SDM Kesehatan) merupakan
tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan. pendidikan, dan

8

pelatihan, serta pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan saling
mendukung guna mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggitingginya. Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif
dan profesional di bidang kesehatan, berpendidikan formal kesehatan atau
tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan (Siti Puji,
2008)
Ada 2 bentuk dan cara penyelenggaraan SDM kesehatan, yaitu:
1. Tenaga kesehatan, yaitu semua orang yang bekerja secara aktif dan
profesional di bidang kesehatan berpendidikan formal kesehatan atau
tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan.
2. SDM Kesehatan yaitu tatanan yang menghimpun berbagai upaya
perencanaan, pendidikan dan pembinaan serta pendayagunaan tenaga
kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna mencapai derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya (Nilna R. Isna, 2010).
Tujuan SDM Kesehatan, secara khusus bertujuan untuk menghasilkan
sumber daya manusia kesehatan yang memiliki kompetensi sebagai berikut:
1. Mampu mengembangkan dan memutakhirkan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang promosi kesehatan dengan cara menguasai dan
memahami pendekatan, metode dan kaidah ilmiahnya disertai dengan
ketrampilan penerapannya didalam pengembangan dan pengelolaan
sumber daya manusia kesehatan
2. Mampu mengidentifikasi dan merumuskan pemecahan masalah
pengembangan dan pengelolaan sumber daya manusia kesehatan
melalui kegiatan penelitian
Mengembangkan/meningkatkan

kinerja

profesionalnya

yang

ditunjukkan dengan ketajaman analisis permasalahan kesehatan,
merumuskan dan melakukan advokasi program dan kebijakan kesehatan
dalam rangka pengembangan dan pengelolaan sumber daya manusia
kesehatan (Nilna R. Isna, 2010).

9

2.3

Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan tenaga kerja merupakan modal utama serta

pelaksanaan dari pada pembangunan masyarakat Pancasila. Menurut UU No. 13
tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa
baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Bentuk perlindungan tenaga kerja di Indonesia yang wajib dilaksanakan
oleh setiap pengusaha atau perusahaan yang mempekerjakan orang untuk bekerja
pada perusahaan tersebut harus sangat diperhatikan, yaitu mengenai pemeliharaan
dan peningkatan kesejahteraan dimaksud diselenggarakan dalam bentuk jaminan
sosial tenaga kerja yang bersifat umum untuk dilaksanakan atau bersifat dasar, 7
dengan berasaskan usaha bersama dan kekeluargaan sebagai mana yang tercantum
dalam jiwa dan semangat Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (IC Salasa,
2014).
Adapun masalah ketenagakerjaan di Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Rendahnya kualitas tenaga kerja
Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan dengan
melihat tingkat pendidikan negara tersebut. Sebagian besar tenaga kerja
di

Indonesia,

tingkat

pendidikannya

masih

rendah.

Hal

ini

menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi
rendah. Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini
akan berpengaruh terhadaprendahnya kualitas hasil produksi barang dan
jasa.
2. Persebaran tenaga kerja yang tidak merata
Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa.
Sementara di daerah lain masih kekurangan tenaga kerja, terutama
untuk sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan.Dengan demikian di

10

Pulau Jawa banyak terjadi pengangguran, sementara di daerah lain
masih banyak sumber daya alam yang belum dikelola secara maksimal.
3. Persebaran tenaga kerja yang tidak merata
Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa.
Sementara di daerah lain masih kekurangan tenaga kerja, terutama
untuk sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan.Dengan demikian di
Pulau Jawa banyak terjadi pengangguran, sementara di daerah lain
masih banyak sumber daya alam yang belum dikelola secara maksimal.
4. Pengangguran
Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan
industri di Indonesia mengalami gulung tikar. Akibatnya, banyak pula
tenaga kerja yang berhenti bekerja. Selain itu, banyaknya perusahaan
yang gulung tikar mengakibatkan semakin sempitnya lapangan kerja
yang ada. Di sisi lain jumlah angkatan kerja terus meningkat. Dengan
demikian pengangguran akan semakin banyak.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jumlah penduduk yang bekerja
di Indonesia pada Februari 2014 mencapai 118,2 juta orang atau bertambah 1,7
juta orang dibandingkan jumlah penduduk yang berkerja pada Februari 2013.
Penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya sebanyak 12 juta orang yang terdiri
atas pendidikan diploma sebesar 3,1 juta orang atau 2,65 persen dan pendidikan
universitas hanya mencapai 8,8 juta orang atau 7,49 persen. penduduk yang
memiliki jenjang pendidikan SD ke bawah masih mendominasi jumlah tenaga
kerja yaitu sebanyak 55,3 juta orang atau 46,8 persen, diikuti pendidikan SMP
sebanyak 21,1 juta orang atau 17,82 persen. Melihat fakta yang terjadi dengan
ketenagakerjaan di Indonesia tersebut, ketimpangan antara yang berpendidikan
tinggi dengan yang rendah, antara tenaga kerja asing yang mendominasi posisiposisi tertentu dibandingkan dengan tenaga kerja domestik, maka dari itu
pemerintah, para pemilik perusahaan dan para tenaga kerja Indonesia harus
mempersiapkan kualitas dan profesionalitas dari para tenaga kerja dalam

11

menghadapi MEA 2016 agar mempunyai daya saing yang kuat dengan negara
ASEAN yang lain dan lebih mendominasi pekerjaan/posisi di perusahaan di
negaranya sendiri (Risnajayanti, 2015).
2.3.1 Tenaga Kerja Kesehatan
Dalam UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan yang dimaksud
tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan, memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan
di bidang kesehatan yang memerlukan kewenangan dalam menjalankan
pelayanan kesehatan.
1. Tenaga medis yang terdiri dari dokter dan dokter gigi
2. Tenaga keperawatan yang terdiri dari perawat dan bidan
3. Tenaga kefarmasian yang terdiri dari apoteker, analis farmasi, dan
asisten farmasi
4. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan,
entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan,
administrator kesehatan dan sanitarian
5. Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien
6. Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis dan okupasiterapis
7. Terapi wicara
8. Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi
gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien,
othotik prostetik, teknisi tranfusi dan perekam medis
Tenaga kesehatan yang diatur dalam Pasal 2 ayat (2) sampai dengan
ayat (8) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan terdiri dari :
1. Tenaga medis yang terdiri dari dokter dan dokter gigi
2. Tenaga keperawatan yang terdiri dari perawat dan bidan
3. Tenaga kefarmasian yang terdiri dari apoteker, analis farmasi, dan
asisten farmasi

12

4. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan,
entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan,
administrator kesehatan dan sanitarian
5. Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien
6. Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis dan okupasiterapis
7. Terapi wicara
8. Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi
gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien,
othotik prostetik, teknisi tranfusi dan perekam medis
Dalam UU Praktek Kedokteran yang dimaksud dengan”petugas”
adalah dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang memberikan
pelayanan langsung kepada pasien. Menurut PP No. 32 Tahun 1996, maka
yang dimaksud petugas dalam kaitannya dengan tenaga kesehatan adalah
dokter, dokter gigi, perawat, bidan, dan keteknisian medis.

BAB III
KERANGKA KONSEP

13

3.1 Bagan Kerangka Konsep

Pengaruh MEA di bidang
kesehatan

Solusi :
Membuat program
DOSETAS
(Indonesia Sehat dan
Berkualitas) yang
berperan dalam
meningkatan kualitas
SDM kesehatan

Munculnya dokter asing yang
bekerja di Indonesia, sedangkan
kualitas tenaga kesehatan di
Indonesia masih kurang

Dampak negatif :
Tenggelamnya sumber daya manusia
kesehatan lokal di Indonesia

Manfaat :
Untuk mengawasi dan mengontrol
distribusi tenaga kesehatan asing dan
meningkatkan kualitas SDM kesehatan
lokal di Indonesia agar memiliki daya saing
di era MEA ini dan juga sekaligus
meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia

Judul :
DOSETAS (Indonesia Sehat dan Berkualitas) sebagai Upaya Pengembangan
Sumber Daya Manusia Kesehatan untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan
Masyarakat di Era MEA
3.2

Deskripsi Kerangka Konsep
Dari tema karya tulis yang mengangkat masalah kesehatan di Indonesia

pada era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), penulis memiliki program untuk

14

mengatasi dampak negatif yang mungkin timbul dari era MEA di bidang
kesehatan. MEA merupakan sebuah integrasi ekonomi ASEAN (Association of
Southeast Asia Nations) dalam menghadapi perdagangan bebas antar negaranegara yang tergabung di dalamnya. MEA dibentuk untuk meningkatkan daya
saing ASEAN dan mampu menarik lebih banyak investasi asing yang sangat
dibutuhkan

untuk

meningkatkan

lapangan

pekerjaan

dan

meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya MEA, distribusi barang dan jasa antar
seluruh Asia Tenggara dapat dilakukan dengan lebih mudah. Tidak hanya itu,
MEA juga membuka arus tenaga asing, seperti pengajar, teknisi, maupun dokter.
Sehingga di masa mendatang, kita akan menjumpai banyak tenaga kerja asing
yang bekerja di berbagai sektor di Indonesia.
Tak terkecuali di bidang kesehatan, MEA membawa berbagai pengaruh baik
itu positif maupun negatif. Pada era MEA, tenaga kerja kesehatan asing baik itu
dokter maupun tenaga kesehatan lainnya dapat bekerja di Indonesia. Hal ini
tentunya mengakibatkan adanya persaingan yang lebih ketat antar dokter di
Indonesia. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan adanya kontrol terhadap distribusi
tenaga kesehatan asing yang bekerja di Indonesia, dan yang tak kalah pentingnya
adalah mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas agar
tidak tenggelam dalam persaingan global.
Dalam mengatasi hal tersebut, penulis mencanangkan sebuah program yang
nantinya berperan dalam hal pemberdayaan dan pengembangan tenaga kesehatan
asing yang bekerja di Indonesia, termasuk di dalamnya memberikan pelatihan
bagi para dokter maupun tenaga kesehatan asing lainnya yang bekerja di
Indonesia. Maka dari permasalahan di atas, penulis karya tulis yang berjudul
DOSETAS (Indonesia Sehat dan Berkualitas) sebagai Upaya Pengembangan
Sumber Daya Manusia Kesehatan untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan
Masyarakat di Era MEA.
BAB IV
METODE PENELITIAN

15

4.1

Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah jenis penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk eksplorasi
dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan
mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang
diteliti.
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian karya tulis ini dilakukan selama kurang lebih 16 hari yang
dimulai dari tanggal 13 Februari 2016. Penelitian karya tulis ini dilakukan
bertempat di SMA Negeri 4 Denpasar yang beralamat di Jalan Gunung Rinjani,
Denpasar Barat.
4.3

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam pembuatan karya tulis ini, data yang penulis peroleh berupa data

sekunder. Data sekunder meliputi data-data teoritis yang penulis tidak peroleh
sendiri, melainkan dari sumber-sumber yang telah ada melalui studi kepustakaan
baik berupa buku, jurnal, maupun internet.
Sedangkan untuk teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam
pembuatan karya tulis ini adalah metode studi pustaka. Metode studi pustaka
merupakan metode pengumpulan data dari beberapa referensi mengenai masalah
terkait, yaitu mengenai MEA dan tenaga kesehatan di Indonesia.
4.4

Pengolahan dan Analisis Data
Dalam menganalisa data yang terdapat dalam karya tulis ini, penulis

menerapkan teknik analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan
Threats). Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau program yang
penulis canangkan.

16

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

17

5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Program “DOSETAS” secara garis besar

Program “DOSETAS”
(Indonesia Sehat dan Berkualitas)

5P

Pengadaan
Sumber Daya
Manusia
Kesehatan
Lokal

Penyaringan
Sumber Daya
Manusia
Kesehatan
Asing

Pendayagunaan
Sumber Daya
Manusia
Kesehatan
Lokal dan
Asing

Pembinaan
Sumber Daya
Manusia
Kesehatan
Lokal dan
Asing

Pengawasan
Sumber Daya
Manusia
Kesehatan
Lokal dan
Asing

Sehingga tercapai

Tujuan
Pembangunan
Kesehatan

Gambar 1. Gambaran program “DOSETAS” secara garis besar
5.1.2 Analisis SWOT
S

Mengutamakan dalam peningkatan kualitas tenaga

(strengths)

kerja kesehatan baik asing maupun lokal di Indonesia
dengan memperhatikan kemakmuran, kesejahteraan,

18

dan

peningkatan

derajat

kesehatan

masyarakat

Indonesia. Program ini juga telah disusun secara
sistematis sehingga dapat mempermudah dalam
pelaksanaannya.
Pemerintah harus mengoptimalisasikan perannya dan
W

mengalokasikan dana yang besar dari berbagai segi

(weaknesses)

dalam program ini agar program ini berjalan secara
optimal.
Dengan adanya pelaksanaan program “DOSETAS”
ini secara maksimal dan juga serentak, maka dapat

O

meningkatkan kualitas SDM/tenaga kesehatan di

(opportunities)

Indonesia

sehingga

dapat

mewujudkan

tenaga

kesehatan berdaya saing dengan tenaga kesehatan
asing di era MEA
Kemungkinan ada pihak-pihak yang tidak mau

T
(threats)

bekerja sama dengan pemerintah karena takut

mengalami kerugian.
Tabel 1. Tabel Analisis SWOT
5.2 Pembahasan Hasil Penelitian
5.2.1 Pembahasan Hasil Analisis SWOT
Dalam menganalisis program “DOSETAS”, penulis menggunakan
teknik analisis SWOT untuk mengevaluasi program tersebut terkait masalah
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang timbul dari adanya
program “DOSETAS” ini. Pada tabel 1 disebutkan bahwa kekuatan dari
program “DOSETAS” adalah mengutamakan dalam peningkatan kualitas
tenaga kerja kesehatan baik asing maupun lokal di Indonesia dengan
memperhatikan kemakmuran, kesejahteraan, dan peningkatan derajat
kesehatan

masyarakat

Indonesia.

Dengan

penyusunan

mekanisme

pelaksanaan secara sistematis, program “DOSETAS” ini memang dirancang
sebagai bekal bagi Indonesia dalam menghadapi MEA khususnya di bidang
kesehatan. Salah satu kelemahan dari program ini adalah perlunya dana yang

19

besar. Pengalokasian dana tersebut digunakan untuk berbagai tahapan
penyelenggaraan program, baik itu dari penyaringan tenaga kerja asing,
pendayagunaan SDM kesehatan asing maupun lokal, pembinaan, dan hal
lainnya yang berkaitan dengan mekanisme program “DOSETAS” ini.
Satu hal yang harus diperhatikan pada era MEA ini adalah keseriusan
dalam penanganan kesehatan di Indonesia memang perlu ditingkatkan.
Dengan era MEA yang disepakati oleh anggota ASEAN ini, peluang
pelaksanaan program ini tentunya semakin besar. Dengan adanya pelaksanaan
program “DOSETAS” ini secara maksimal dan juga serentak, maka dapat
meningkatkan kualitas SDM/tenaga kesehatan di Indonesia sehingga dapat
mewujudkan tenaga kesehatan berdaya saing dengan tenaga kesehatan asing
di era MEA. Di balik itu, ancaman yang dikhawatirkan mengenai pelaksanaan
program “DOSETAS” adalah kemungkinan bahwa ada pihak-pihak yang
tidak mau bekerja sama dalam program ini. Seperti halmya dalam
melaksanakan suatu program lainnya, program “DOSETAS” ini memerlukan
dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak demi terlaksananya program
ini. Dalam pelaksanaan program ini, dikhawatirkan bahwa ada pihak-pihak
yang tidak ingin menjalin kerja sama dengan program ini.
Namun, jika program “DOSETAS” dapat direalisasikan dengan
memperhatikan analisa yang telah didapat, maka dampak MEA pada bidang
kesehatan di Indonesia dapat ditangani. Dengan pelaksanaan program secara
konsisten dan maksimal, maka hal-hal yang menghambat dapat diatasi
sehingga tujuan program “DOSETAS” ini dapat tercapai. Tentunya peran
serta dan dukungan masyarakat sangat dibutuhkan dalam upaya menekan
dampak negatif MEA dalam bidang kesehatan dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat di Indonesia.
5.2.2 Gambaran Umum “DOSETAS”
Dampak negatif MEA di tahun 2016 ini, terutama di bidang kesehatan
sangatlah perlu kita antisipasi. Di dalam era MEA ini, Sumber Daya Manusia
kesehatan masih terbilang sangat rendah. Maka, untuk mempersiapkan diri

20

dalam era MEA ini, bangsa Indonesia sangat memerlukan peningkatan
kualitas sumber daya manusia kesehatan dan juga kinerja tenaga kesehatan
yang baik demi mengantisipasi dampak negatif dari masuknya tenaga
kesehatan asing sehingga Indonesia dapat menjadi negara yang berkualitas
dengan kualitas SDM yang tinggi yang tentunya akan meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat Indonesia. Kemudian dari adanya dampak negatif
MEA ini, seperti masuknya tenaga kesehatan asing ke Indonesia tentunya
haruslah terkontrol. Maka dari itu, program “DOSETAS (Indonesia Sehat dan
Berkualitas)” adalah program yang diajukan dan disarankan kepada
pemerintah agar dapat diimplementasikan dalam meningkatkan daya saing
antara tenaga kesehatan Indonesia dengan tenaga kesehatan asing sekaligus
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
“DOSETAS (Indonesia Sehat dan Berkualitas)” adalah suatu program
yang menangani sistem ketenagakerjaan dalam bidang kesehatan yang
diciptakan untuk meningkatkan kualitas ketenagakerjaan kesehatan di
Indonesia dan juga sekaligus mengontrol masuknya tenaga kesehatan asing ke
Indonesia dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di era
MEA. Program ketenagakerjaan ini ditujukan untuk tenaga kesehatan dan
dokter asing di Indonesia dan juga untuk masyarakat di setiap daerah di
Indonesia, terkhusus rakyat di daerah terpencil yang minim akan fasilitas
kesehatan. Maka dalam pelaksanaan program inipun perlu dukungan penuh
dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah agar program ini dapat
berjalan secara optimal dan merata.
Tujuan dari dibentuknya program ini, diantaranya:
1. Meningkatkan kualitas tenaga kerja kesehatan di Indonesia dengan
memperhatikan kemakmuran, kesejahteraan, dan peningkatan
derajat kesehatan rakyat Indonesia.
2. Menekan dampak negatif MEA, yaitu masuknya tenaga kesehatan
asing ke Indonesia dengan cara mengawasi, mengontrol kuantitas

21

dan juga pekerjaan tenaga kesehatan asing ini agar dapat memberi
dampak baik bagi Indonesia.
3. Menekan angka pengangguran di Indonesia.
5.2.2 Mekanisme “DOSETAS”
A. Pengadaan SDM Kesehatan Lokal
Dalam pengadaan SDM Kesehatan Lokal, untuk menambah jumlah
SDM kesehatan lokal dapat dilakukan dengan menambah jumlah
lulusan dokter yang lulus tiap tahunnya, dengan cara penambahan kuota
mahasiswa atau pendirian fakultas kedokteran baru. Kemudian akan
diadakan upaya penetapan jenis, jumlah, kualifikasi dan distribusi
tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan
agar proses pengadaan berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya.
Pengadaan SDM kesehatan lokal atau tenaga kesehatan lokal adalah
upaya yang meliputi pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan untuk
memenuhi kebutuhan pembangunan kesehatan. Standar pendidikan dan
pembinaan tenaga kesehatan mengacu kepada standar kompetensi dan
standar

pelayanan

serta

perlu

didukung

oleh etika profesi.

Pengadaan tenaga kesehatan ini dilakukan dengan sistem sebagai
berikut.
1. Pemerintah bersama organisasi profesi mengumpulkan seluruh
lulusan tenaga kerja kesehatan. Organisasi profesi ini akan
disediakan di setiap daerah di Indonesia untuk mengurus pengadaan
tenaga kerja kesehatan atau SDM kesehatan yang diperlukan. Tujuan
dari organisasi profesi ini adalah untuk menyeleksi, melatih, dan
mendidik lulusan tenaga kerja kesehatan agar memperoleh bibit
unggul bagi dunia ketenagakerjaan di Indonesia. Dengan adanya
organisasi profesi seperti ini, maka para lulusan tenaga kesehatan
tidak dapat langsung bekerja. Namun, akan diadakan penyeleksian
mengenai siapa saja yang dapat bekerja nantinya.

22

2.

Akan diadakan suatu uji kompetensi tenaga kesehatan. Kompetensi
tenaga kesehatan ini harus setara dengan kompetensi tenaga
kesehatan di dunia internasional, sehingga registrasi tenaga
kesehatan lulusan dalam negeri dapat diakui di dunia internasional.
Kemudian para lulusan tenaga kesehatan tersebut akan dibedakan
menurut jumlah nilai yang diterimanya atau tingkat kemampuan
yang dimilikinya. Para tenaga kesehatan yang memiliki nilai yang
cukup akan dikategorikan menjadi SDM kesehatan yang berkualitas
dan tentunya kompetitif dimana mereka akan bisa langsung bekerja
ataupun ditempatkan di tempat yang telah ditentukan.

3. Yang termasuk bibit unggul atau SDM kesehatan yang kompetitif
tersebut bisa melanjutkan pekerjaan baik di dalam maupun di luar
negeri dengan diberi sertifikasi tenaga kesehatan dalam bentuk
ijazah dan sertifikat kompetensi diberikan Departemen Kesehatan.
Para tenaga kesehatan yang termasuk dalam bibit unggul tersebut
adalah para tenaga kesehatan yang telah memenuhi kriteria dokter
yang dibutuhkan dunia internasional, yaitu dengan memiliki
keterampilan serta wawasan yang mumpuni. Sedangkan bagi para
tenaga kesehatan yang masih memiliki kekurangan nilai atau
kemampuan yang kurang akan dilakukan pembinaan lebih lanjut
yang akan dibahas pada mekanisme pembinaan SDM Kesehatan
Lokal.
B. Penyaringan SDM Kesehatan Asing
Penyaringan tenaga kesehatan asing dilakukan dengan syarat
sebagai berikut.
1. Tenaga kesehatan yang dipekerjakan ialah dokter spesialis,
khususnya bidang spesialis yang belum ada di Indonesia. Tenaga
kerja asing yang dipekerjakan juga bukanlah dokter umum.
Tujuannya adalah meningkatkan pelayanan kesehatan, seperti
meningkatkan jumlah dokter spesialis/kualitas dokter spesialis di

23

Indonesia dan pengkhususan ini juga menekan jumlah pengangguran
di Indonesia akibat membludaknya dokter asing yang masuk ke
Indonesia.
2. Diwajibkan memiliki izin, seperti STR (Surat Tanda Registrasi) yang
dikeluarkan khusus oleh pemerintah, dimana STR ini merupakan
dokumen hukum/tanda bukti tertulis bagi dokter dan dokter spesialis
bahwa yang bersangkutan telah mendaftarkan diri dan telah
memenuhi persyaratan yang ditetapkan serta telah diregistrasi pada
Konsil Kedokteran Indonesia yang mempunyai masa berlaku 5
tahun. Tenaga asing juga wajib memiliki SIP (Surat Izin Praktek)
Sementara, dimana menurut Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia,
SIP adalah bukti tertulis yang diberikan pemerintah kepada dokter
dan dokter gigi yang akan menjalankan praktek kedokteran setelah
memenuhi persyaratan.
3. Dokter asing yang dipekerjakan hanya boleh melakukan praktek pada
rumah sakit pendidikan dan rumah sakit umum (khusus untuk
spesialisasi

dokter

yang belum

ada dan

terkhusus), tidak

diperkenankan untuk membuka klinik pribadi. Tujuan diadakannya
ini agar populasi dokter asing di Indonesia tidak membludak dan
tenaga kesehatan Indonesia tidak tenggelam. Dokter asing ini akan
dipekerjakan dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah bersama
organisasi profesi terkait akan menentukan penempatan dari dokter
asing tersebut agar merata dan juga seimbang.
4. Untuk menyaring dokter spesialis, akan diadakan suatu uji
kompetensi.
C. Pendayagunaan SDM Kesehatan Lokal dan Asing
Dalam pendayagunaan SDM kesehatan lokal dan asing dilakukan
hal-hal sebagai berikut.

24

1.

Akan dilakukan pertukaran dokter lokal dengan dokter asing bila
memenuhi standar tertentu, yaitu sebagai berikut.
a.

Memiliki izin dari pemerintah

b.

Lulus uji kompetensi mengenai spesialisasi dokter tersebut dan
juga memenuhi persyaratan sebagai berikut.
- Dokter lokal harus menguasai bahasa Inggris sebagai
bahasa internasional, maupun bahasa setempat yang
disinggahi dokter tersebut (sesuai daerah/negara pertukaran)
- Dokter asing harus menguasai bahasa Inggris sebagai
bahasa internasional dan juga bahasa Indonesia
Pertukaran atau pendayagunaan dokter ke luar negeri ini

diatur

oleh

lembaga

pemerintah

dalam

rangka

menjamin

keseimbangan antara kemampuan pengadaan dokter di Indonesia
dan kebutuhan dokter Indonesia di luar negeri. Selama pertukaran
dokter ini pula akan senantiasa dijamin hak-hak dan hak asasi
manusia dokter Indonesia di luar negeri tersebut di Indonesia.
Tujuan adanya pertukaran dokter ini adalah mengembangkan
IPTEK masing-masing dokter sehingga ketika kembali ke negara
asalnya, dokter tersebut dapat melakukan transfer IPTEK mengenai
bagaimana kinerja atau pengetahuan kedokteran di negara lain.
2.

Beberapa dokter lokal bekerja sama dengan dokter asing
didistribusikan ke daerah terpencil, terkhusus daerah-daerah yang
masih minim akan pelayanan kesehatan. Dengan sistem, yaitu
dokter-dokter tersebut melakukan praktik secara bergantian selama
rentang waktu 5 tahun sekali.
Tujuan dokter asing jika ditugaskan di daerah terpencil, daerah
tertinggal, daerah perbatasan, pulau-pulau terluar dan terdepan
bekerjasama dengan dokter lokal ialah untuk mempermudah
komunikasi

antara

masyarakat

daerah

terpencil

mengenai

25

pengobatan masyarakat tersebut dan agar tersebarnya tenaga
kesehatan.
Hal ini juga berlaku bagi tenaga kesehatan lokal yang lain,
seperti halnya tenaga kerja kesehatan dibidang farmasi dan yang
lainnya tanpa dampingan tenaga kesehatan asing ditugaskan ke
daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, pulau-pulau
terluar dan terdepan.
Untuk pemerataan tenaga kesehatan ini, diperlukan peran
pemerintah pusat dan juga pemerintah daerah, dimana pemerintah
pusat bekerjasama dengan pemerintah daerah melakukan upaya
penempatan tenaga kesehatan yang ditujukan untuk mencapai
pemerataan yang berkeadilan dalam pembangunan kesehatan.
Dalam rangka penempatan tenaga kesehatan untuk kepentingan
pelayanan publik dan pemerataan, pemerintah melakukan berbagai
pengaturan untuk memberikan imbalan material atau non material
kepada tenaga kesehatan untuk bekerja dibidang tugas atau daerah
yang tidak diminati tersebut, seperti daerah terpencil, daerah
tertinggal, daerah perbatasan, pulau-pulau terluar dan terdepan,
serta daerah bencana dan rawan konflik.
3.

Tenaga kerja asing tersebut diwajibkan memberi kontribusi pada 4
sektor, yaitu:
a.

Pelayanan kesehatan
Dokter asing tersebut harus benar-benar melayani masyarakat

Indonesia, tidak hanya mementingkan keperluan bisnis saja.
b. Pendidikan Kesehatan
Dalam hal ini, dokter asing tersebut bukan hanya mengadakan
praktek, tetapi juga dapat berperan sebagai pembina layaknya
dosen untuk mentransfer IPTEK mereka kepada para tenaga
kesehatan di Indonesia untuk meningkatkan wawasan guna
mendukung kualitas tenaga kesehatan Indonesia dalam era MEA.
c. Penelitian Kesehatan

26

Dokter asing yang didampingi oleh tenaga kesehatan lokal ini
diwajibkan untuk melakukan penelitian di bidang kesehatan untuk
mengembangkan kualitas SDM Kesehatan dan juga infrastruktur
kesehatan.
d. Panti Sosial di Bidang Kesehatan
Dokter asing didampingi tenaga kesehatan lokal melakukan
kegiatan di panti sosial agar meningkatkan pemerataan kesehatan di
kalangan masyarakat.
D. Pembinaan SDM Kesehatan Lokal dan Asing
Akan diadakan pembinaan lebih mendalam kepada pihak dokter
asing dan tenaga kesehatan Indonesia dengan sistem sebagai berikut.
1.

Dokter Asing
a.

Pembinaan mengenai penguasaan Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris. Ini bertujuan agar komunikasi diantara pasien
ataupun dokter lebih dimudahkan.

b.

Pembinaan

mengenai

praktik

lapangan

di

Indonesia

(penyesuaian sosial-kultur). Dalam hal ini, dokter asing akan
diberikan pengarahan mengenai bagaimana praktik dokter di
Indonesia dan terjun langsung dengan tenaga kerja lokal dalam
mempraktikkan kemampuan yang dimiliki.
2.

Tenaga Kesehatan Indonesia
a.

Pembinaan mengenai penguasaan bahasa internasional, yaitu
bahasa Inggris.

b.

Pembinaan dengan memberikan uji kompetensi yang lebih
mendalam. Kompetensi tenaga kesehatan ini harus setara
dengan kompetensi tenaga kesehatan di dunia internasional
sehingga dapat melatih serta meningkatkan kualitas kinerja
dokter dan menyetarakan dengan IPTEK kedokteran di luar
negeri. Selain itu akan diadakan sertifikasi bagi tenaga
kesehatan ini, dimana sertifikasi tenaga kesehatan dalam

27

bentuk ijazah dan sertifikat kompetensi diberikan oleh
Departemen Kesehatan setelah melalui uji kompetensi yang
dilaksanakan organisasi profesi terkait.
E. Pengawasan SDM Kesehatan Lokal dan Asing
Dokter asing, dokter lokal, dan tenaga kesehatan lainnya akan
senantiasa diawasi setiap melakukan pekerjaannya secara berkala.
Pengawasan
terjadinya

tenaga kesehatan ini

dilakukan

untuk mencegah

pelanggaran etik/disiplin/hukum yang dilakukan

oleh

tenaga kesehatan yang bekerja dalam bidang kesehatan. Pelanggaran
etik dapat dikenakan sanksi etik oleh organisasi profesi yang
bersangkutan. Pelanggaran disiplin dapat dikenakan sanksi disiplin
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila
pelanggaran tersebut menyebabkan kerugian kepada pihak lain, maka
dalam rangka melindungi masyarakat, yang bersangkutan dapat
dikenakan sanksi pidana dan sanksi administrasi sebagaimana diatur
dalam perundang-undangan yang berlaku. Sanksi dapat berupa
pencabutan izin praktek.
F.

Tujuan Pembangunan Kesehatan yang Harus Dijalankan
Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang

dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes RI, 2015).
Maka dengan dijalankan program ini, diharapkan juga agar seluruh
komponen masyarakat juga mendukung dengan memiliki kesadaran
untuk hidup sehat sehingga tujuan pembangunan kesehatan yaitu
meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dapat terwujud dengan
diadakannya program “DOSETAS” dengan dukungan pemerintah dan
juga masyarakat.

28

BAB VI
PENUTUP

6.1

Kesimpulan

29

Adapun kesimpulan yang dapat penulis tarik dari karya tulis ini adalah
sebagai berikut.
1.

“DOSETAS (Indonesia Sehat dan Berkualitas)” adalah suatu program
yang menangani sistem ketenagakerjaan dalam bidang kesehatan yang
diciptakan untuk meningkatkan kualitas ketenagakerjaan kesehatan di
Indonesia dan juga sekaligus mengontrol masuknya tenaga kesehatan
asing ke Indonesia dalam upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat di era MEA.

2.

Program “DOSETAS” dilaksan