PERAN SUAMI SEBAGAI PENDAMPING DALAM PRO

PERAN SUAMI SEBAGAI PENDAMPING
DALAM PROSES PERSALINAN
May 1
Posted by Novie Mightymax
Pendampingan
Adalah perbuatan mendampingi, menemani dan menyertai dalam suka dan duka (Depdiknas,
2001). Keluarga adalah dua individu atau lebih yang tregabung menjadi satu hubungan darah,
hubungan perkawinan, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi serta
mempertahankan kebudayaan (Effendy, 1998).
Dukungan Pendampingan Persalinan
Menurut (Marshall, 2000) menyebutkan bahwa dukungan pada persalinan dapat di bagi menjadi
dua yaitu:
Dukungan Fisik
Adalah dukungan langsung berupa pertolongan langsung yang diberikan oleh keluarga atau
suami kepada ibu bersalin.
Dukungan Emosional
Adalah dukungan berupa kehangatan, kepedulian maupun ungkapan empati yang akan
menimbulkan keyakinan bahwa ibu merasa di cintai dan diperhatikan oleh suami, yang pada
akhirnya dapat berpengaruh kepada keberhasilan.
Persalinan merupakan saat yang menegangkan dan menggugah emosi bagi ibu dan keluarga.
Persalinan menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu, kerena itu pastikan bahwa

setiap ibu mendapatkan asuhan sayang ibu selama persalinan dan kelahiran. Asuhan ibu yang
dimaksud berupa dukungan emosional dari suami dan angota keluarga lain untuk berada di
samping ibu selama proses persalinan dan kelahiran. Suami dianjurkan untuk melakukan peran
aktif dalam mendukun ibu dan mengidentifikasikan langkah-lngkah yang mungkin untuk
kenyamanan ibu. Hargai keinginan ibu untuk menghadirkan teman atau saudara untuk
menemaninya (Depkes RI, 2002)
Dukungan uami dalam proses persalinan akan memberi efek pada ibu yaitu dalam hal emosi,
emosi ibu yang tenang akan menyebabkan sel-sel sarafnya mengeluarkan hormon oksitosin yang
reaksinya akan menyebabkan kontraksi pada rahim pada akhir kehamilan untuk mengeluarkan
bayi (Guyton, 1997)

Manfaat Pendampingan
Bagi suami yang siap mental mendampingi istrinya selam proses persalinan dapat memberikan
manfaat seperti:
Memberi rasa tenang dan penguat psikis pada istri
Suami adalah orang terdekat yang dapat memberikan rasa aman dan tenang yang diharapkan istri
selama proses persalinan. Ditengah kondisi yang tidak nyaman , istri memerlukan pegangan,
dukungan dan semangat untu mengurangi kecemasan dan ketakutannya.
Selalu ada bila dibutuhkan
Dengan berada di samping istri, suami siap membantu apa saja yang dibutuhkan istri.

Kedekatan emosi suami-istri bertambah
Suami akan melihat sendiri perjuangan hidup dan mati sang istri saat melahirkan anak sehingga
membuatnya semakin sayang kepada istrinya.
Menumbuhkan naluri kebapakan
Suami akan lebih menghargai istri
Melihat pengorbana istri saat persalinan suami akan dapat lebih menghargai istrinya dan menjaga
priakunya. Karena dia akan mengingat bagaimana besarnya pengorbanan istrinya.
Membantu keberhasilan IMD
IMD merupakan Inisiasi Menyusui Dini yang akan digalakkan oleh pemerintah untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. IMD akan tercapai dengan adanya dukungan dari suami
terhadap istrinya.
Pemenuhan nutisi
Nutrisi ibu saat melahirkan akan terpenuhi karena tugas pendamping adalah memenuhi
kebutuhan nutrisi dan cairan tubuh ibu yaitu dengan cara pemberian makan dan minum saat
kontraksi rahim ibu mulai melemah.
Membantu mengurangi rasa nyeri saat persalinan
Dengan adanya pendamping maka akan memberikan rasa nyaman dan aman bagi ibu yang
sedang mengalami persalinan karena adanya dukungan dari orang yang paling di sayang
sehingga mampu mengurangi rasa sakit dan nyeri yang dialami.


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Pendamping Persalinan
Menurut Hamilton (1995) faktor-faktor yang mempengaruhi peran pendamping persalinan antara
lain: sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, pengetahuan, umur, dan pendidikan.
Tugas Peran Pendamping
Menurut Hamilton (1995) menyatakan peran pendamping selama proses persalinan yaitu:
1. Mengatur posisi ibu, dengan membantu ibu tidur miring atau sesuai dengan keinginan ibu
disela-sela kontraksi dan mendukung posisi ini agar dapat mengedan secara efektif saat
relaksasi.
2. Mengatur nafas ibu, dengan cara membimbing ibu mengatur nafa saat kontraksi dan
beristirahat saat relaksasi.
3. Memberikan asuhan tubuh, dengan menghapus keringat ibu, memegang tangan,
memberikan pijatan, mengelus perut ibu dengan lembut.
4. Memberi informasi kepada ibu tentang kemajuan persalinan.
5. Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.
6. Membantu ibu ke kamar mandi.
7. Memberi cairan dan nutrisi sesuai keinginan ibu.
8. Memberikan dorongan spiritual dengan ikut berdoa.
9. Memberi dorongan semangat mengedan saat kontraksi serta memberikan pujian atas
kemampuan ibu saat mengedan.
Menurut Dr. Ruth (2002) suami sebagai pendamping persalinan dapat melakukan hal sebagai

berikut:
1. Memberi dorongan semangat yang akan dibutuhkan jika persalinan lebih lama dari yang
diperkirakan. Suami sebaiknya iberitahu terlebih dahulu bahwa jika istri berteriak
padanya hanya karena sang istri tidak mungkin berteriak pada dokter.
2. Memijat bagian tubuh, agar anda tidak terlalu tegang atau untuk mengalihkan perhatian
istri dari kontraksi. Pukulan perlahan pada perut yang disebut effleurage, dengan
menggunakan ujung jari merupakan pijatan yang disarankan.
3. Memastikan istri merasa nyaman dengan menyediakan bantal, air, permen atau potongan
es untuk istri atau memanggil perawat atau dokter jika istri membutuhkan bantuan.

4. Memegang istri saat mengedan agar istrimemiliki pegangan saat mendorong dan
memimpin istri agar mengedan dengan cara yang paling efektif.
Faktor Penghambat Peran Pendamping
Bila suami tidak bersedia mendampingi saat proses persalinan, ibu sebaiknya jangan berkecil
hati, mungkin suami tidak tega melihat istrinya kesakitan, jadi jangan paksa suami karena hal ini
berakibat fatal. Kehadiran suami tanpa tekanan dari luar, pada proses persalinan akan sangat
penting dalam membantu istri teruteme jika suami tahu banyak tentang proses melahirkan. Para
suami sering mengeluh betapa tertekannya mereka karena sama sekali tidak tahu apa yang harus
dikerjakan untuk menolong istrinya. (lutfiatus Sholilah, 2004:35).
Situasi atau kondisi dimana suami tidak bisa mendampingi selama proses persalinan seperti:

Suami tidak siap mental
Umumnya, suami tidak tega, lekas panik, saat melihat istrinya kesakitan atau tidak tahan bila
harus melihat darah yang keluar saat persalinan. Tipe suami seperti ini bukanlah orang yang tepat
menjadi pendamping diruang bersalin.
Tidak diizinkan pihak RS
Beberapa RS tidak mengizinkan kehadiran pendamping selain petuga medis bagi ibu yang
menjalani proses persalinan, baik normal maupun cesar. Beberapa alasan yang diajukan adalah
kehadiran pendamping dapat mengganggu konsentrasi petugas medis yang telah membantu
proses persalinan, tempat yang tidak luas dan kesterilan ruang oprasi menjadi berkurang dengan
hadirnya orang luar.
Apabila suami sedang dinas ketempat yang jauh sehingga tidak memungkinkan untuk pulang
untuk menemani istri bersalin tentu istri harus memehami kondisi ini. Walaupun tidak ada suami
masih ada anggota keluarga lain seperti ibu yang dapat menemani. Momen persalinan pun dapat
di filmkan dalam kamera video, sehingga saat kembali dari dinas suami dapat melihat kelahiran
buah hatinya.

SUMBER :
-

Depkes RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal. Edisi Baru Dengan Resusitasi, Jakarta.


-

Depkes RI, 2001, Catatan Perkembangan Dalam Praktek Kebidanan, Jakarta.

Wayan darsana. 23 maret 2009. Gambaran pendampingan selama proses persalinan kaal
satu (online). Available:
http://darsananursejiwa.blogspot.com/2009_03_23_archive.html. (20 Oktober 2011)

Admin di 1:32 pm. 13 September 2009. Peran pendamping dalam proses persalinan
(online). Available:
http://www.askep-askeb.cz.cc/2009/09/peran-pendamping-selama-proses.html. (20 Oktober
2011)