TERM MANUSIA DALAM AL QURAN PROSES PENCI

TERM MANUSIA DALAM AL-QUR’AN, PROSES PENCIPTAAN
MANUSIA, KEISTIMEWAAN MANUSIA,TUJUAN, FUNGSI DAN TUGAS
PENCIPTAAN MANUSIA
Nama

: Muhammad Bukhori Dasopang (0301162166)

bukhorimuhammad98@gmail.com
Jurusan : Pendidikan Agama Islam 1
Fakultas: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara


TERM MANUSIA DALAM AL-QUR’AN

Dalam al-Quran, pengertian manusia sering terdapat dalam term al-basyar, an-nas, al-ins,
dan al-insan. Dan memang pembicaraan tentang manusia dalam al-Quran sangat banyak, karena
manusia merupakan makhluk yang paling istimewa dibandingkan dengan makhluk yang lain.
Manusia mempunyai kelebihan yang luar biasa, kelebihan itu adalah dikaruniainya akal dan
kesadaran internal dan eksternal.
Pandangan al-Qur’an Tentang Manusia Dalam Pendidikan dan Perspektif alQur’an dari

pasangan laki-laki dan wanita (Adam dan Hawa), dan berkembang menjadi masyarakat dengan
kata lain adanya pengakuan terhadap spesies di dunia ini, menunjukkan bahwa manusia harus
hidup bersaudara dan tidak boleh saling menjatuhkan. Secara sederhana, inilah sebenarnya
fungsi manusia dalam konsep al-nas. Manusia dalam pengertian AnNas ini banyak juga
dijelaskan dalam Al-Qur’an, diantaranya dalam surah al- Maidah, ayat 2. Ayat ini menjelaskan
bahwa penciptaan manusia menjadi berbagai suku dan bangsa bertujuan untuk bergaul dan
berhubungan antar sesamanya (ta’aruf ). Kemudian surat al-hujurat: 13, al-Maidah :3, al-Ashr: 3,
al-imran: 112.12 3. Kata Al-Insan Adapun penamaan manusia dengan kata al-insan yang berasal
dari kata al-uns, dinyatakan dalam al-Qur’an sebanyak 73 kali dan tersebar dalam 43 surat.21
Secara etimologi, al-insan dapat diartikan harmonis, lemah lembut, tampak, atau pelupa.1


PROSES PENCIPTAAN MANUSIA

Secara umum, Alquran memaparkan bahwa manusia diciptakan dari diri yang satu, yakni
Adam as, yang darinya Allah SWT menciptakan perempuan, yakni hawa, dan dari keduanya
Allah SWT memperkembangkan manusia, baik laki-laki maupun perempuan.
Hal ini secara eksplisit dikemukakan Allah SWT melalui firmannya :
‫ث ممنكهثما مرثجاألا ك ثمثيأرا ثو منثساأء‬
‫ي ثأ أأ ثي ثكثها ال ثناكس ات ثكقوا ثرب ثك ككم ال ثمذي ثخل ثثق ك‬

‫كم ممن ثنفةس ثوامحثدةة ثوثخل ثثق ممنثها ثزوثجثها ثوبث ث‬

1.Ishak Hariyanto Fakultas Dakwah dan Komunikasi Institut Agama Islam Negeri IAIN Mataram

Artinya: Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan
kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya, dan daripada
kedua nya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Dalam Alquran ditemukan informasi bahwa ada dua macam prosses penciptaan manusia.
Pertama, penciptaan secara primordial, yaitu berkaitan dengan penciptaan manusia pertama
yakni Adam as. kedua, proses penciptaan seluruh manusia atau generasi yang diturunkan dari
Adam as.
Redaksi ayat dengan dhamir tunggal, yakni Allah SWT, sebagaimana dinyatakan dalam
kasus penciptaan Adam as, memberi arti bahwa tidak ada campur tangan atau keterlibatan pihak
lain dalam proses penciptaan Adam as , selain Allah SWT. Hal itu berbeda dengan kasus
penciptaan manusia secara keseluruhan,yakni generasi yang diturunkan dari Adam as.
Karenanya, ketika menafsirkan QS. At-tin (95):4. Shihab2 menyatakan bahwa Dhamir jamak,
yakni Kami, dalam ayat tersebut memberi arti bahwa ada keterlibatan pihak lain yang dilibatkan
Allah SWT dalam proses penciptaan manusia. Pihak lain itu adalah Ayah dan Ibu. Keterlibatan
keduanya tidak hanya mencakup proses reproduksi ,akan tetapi memilki pengaruh terhadap
bentuk fisik dan psikis anak.



KEISTIMEWAAN MANUSIA

Secara rinci, Alquran mengemukakan sejumlah keistimewaan yang dianugerahkan Allah
SWT kepada manusia, antara lain:
a. Kemampuan berfikir untuk memahami alam semesta dan dirinya sendiri
b. Akal untuk memahami tanda-tanda keagungan-Nya
c. Nafsu yang paling rendah sampai yang tertinggi
d. Ruh yang kepadanya Allah SWT mengambil kesaksian manusia


TUJUAN, FUNGSI DAN TUGAS PENCIPTAAN MANUSIA

Alquran menginformasikan bahwa aktualisasi syahadah manusia kepada Allah SWT
harus diperlihatkan dalam bentuk pelaksanaan fungsi dan tugas penciptaannya. Dalm konteks ini,
islam menempatkan fungsi penciptaan manusia sebagai makhluk ibadah (‘abd Allah) yang
diperintahkan untuk mengabdi atau menghambakan diri secara kontiniu dengan tulus-ikhlas
hanya kepada Allah SWT semata. Secara eksplisit, hal ini ditegaskan Allah SWT dalam firmanNya :
Firman Allah Swt :

Artinya :
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdikan
diri (menyembah) kepada-Ku.
2 Lihat M. Quraish Shihab, tafsir al-misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Alquran, volume 15 (Jakarta:
Lentera Hati,2004), h.377.

Secara sempit, makna ibadah mengacu pada tugas-tugas pengabdian manusia secara
individual sebagai hamba Allah SWT. Tugas ini diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan ibadah
ritual yang dilaksanakan secara terus-menerus dengan penuh keikhlasan.
Namun secara luas, makna ibadah sebenarnya meliputi seluruh aktivitas manusia dalam
kehidupannya. Islam menggariskan bahwa seluruh aktivitas manusia selama ia hidup di alam
semesta ini adalah ibadah, manakala aktivitas itu memang dilakukan dan ditujukan semata-mata
hanya dan untuk mencari ridho Allah SWT. Belajar adalah ibadah, manakala itu dilakukan
dengan niat mencari ridho Allah SWT. Bekerja juga adalah ibadah manakala itu dilakukan untuk
menccari ridho Allah. Semua aktivitas manusia Muslim dalam seluruh dimensi kehidupannya
dalah ibadah, manakala benar-benar dilakukan untuk mencari ridho Allah semata. Inilah makna
sesungguhnya ibadah sebagaimana tercermin dalam pernyataan yang diajarkan Allah SWT :
sesungguhnya shalatku, ibadahku,hidupku dan matiku hanya untuk Allah semata. Inilah makna
sesungguhnya ibadah yang manakala difahami, dihayati, dan diamalkan, maka seseorang Muslim
akan menemukan jati dirinya sebagai insan paripurna (al-insan al-kamil). Dalam melaksanakan

fungsinya sebagai al-‘abd, Allah SWT memerintahkan manusia untuk tulus ikhlas dalam
mengabdikan diri kepada-Nya. Karena itu, inti dari ibadah adalah penyerahan diri total, baik
jasmani maupun rohani, secara tulus dan ikhlas hanyaa kepada Allah SWT semata.
Firman Allah Swt :
Artinya:
“ Padahaal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya mereka menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan (tulus ikhlas) lagi lurus (dalam menjalankan) agama”. (Q.S, 98/ albayyinah ayat 5 ).