PERGAULAN BEBAS DI KALANGAN REMAJA (1)

ARTIKEL
Kenakalan Remaja Berdampak
Pada Psikososial Remaja

Nama Dosen : DwiErtiana,SSiT.,M.Keb.Bd
Nama Kelompok :
1. Ela Marlena
2. Verawati N
3. Maria Ratu M.T
4. Fitri Mujilestari
5. Yuli Andriani

STIKES KARYA HUSADA
PARE-KEDIRI
2015
PERGAULAN BEBAS DI KALANGAN REMAJA

Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli
pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun
sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai
kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.

Berbicara tentang pergaulan dikalangan remaja terutama pergaulan yang bebas
tentu saja kita akan banyak membicarakan sebab akibatnya . contoh kasusnya di
masyrakat umum adalah sebagai berikut:
Malam tahun baru menjadi momok bagi kalangan remaja. Mereka berpesta
untuk merayakan puncak bergantian tahun bersama teman sebayanya,keluarganya
bahkan pasangannya. Mereka tidak memikirkan makna sesungguhnya mereka
hanya memikirkan kesenangan belaka. Bahkan tempat menurut kepolisian, tempat
yang banyak diminati adalah di rumah-rumah, hotel dan tempat hiburan lainnya.
Di Surabaya tahun 2013, seorang pelajar laki-laki kelas 3 SMK dikabarkan
menghilang 3 hari setelah merayakan tahun baru. Bahkan dikabarkan diculik oleh
makhluk halus. Kabar itu mencuat tidak sampai ke telinga pihak sekolah. Kilas
kasus, ternyata lelaki itu tidur di rumah kekasihnya yang bertempat tidak jauh dari
rumah siswa SMK itu, keadaan rumah pun sepi karena orang tua wanita tersebut
broken home dan wanita tersebut hanya lulusan SMP yang telah bekerja di sebuah
pabrik untuk melanjutkan kehidupannya.
Beberapa minggu kemudian ada berita dari pihak kekasihnya, bahwa
perutnya sakit lalu diperiksakan ke dokter. Usut di usut ternyata sang kekasih
hamil 3 bulan. Dengan kondisi lelaki masih berstatus pelajar SMK dia bingung
untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kilas cerita pihak wanita
menuntut untuk dinikahi, apabila tidak dinikahi maka akan dilaporkan ke

kepolisian. Akhir cerita, mereka melakukan ijab kabul dengan status lelaki
tersebut masih melanjutkan sekolahnya sampai sekarang untu mendapatkan ijasah
SMK.
Sehingga dengan belum matangnya psikososial remja tersebut, anaklah
yang menjadi terlantar oleh orang tua yang masih terbilang remaja
tersebut.Akhirnya anak yang lahir dititipkan kepada orang tua dan pasangan
remaja tersebut mencari kesenangannya sendiri.
Tanggapan :

Di zaman globalisasi ini, remaja harus diselamatkan dari dampak
globalisasi. Karena globalisasi ini ibaratnya kebebasan dari segala aspek.
Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk, sementara
tidak cocok dengan kebudayaan di negara tertentu yang melanggar aturan norma
yang berlaku. Terutama negara-negara yang masih menerapkan adat ketimuran
termasuk negara kita yaitu indonesia. Sebagai contoh kebudayaan asing yaitu free
sexs itu tidak cocok dengan kebudayaan kita.
Pada saat ini,menurut kami kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat
yang mengkhawatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis,tidak
jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling
berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya yang banyak

merupakan orang tua.
Perilaku yang penuh dengan kebebasan seringkali mengarah pada
kenakalan yang sangat mencemaskan dan Sangat menyedihkan saat perilaku ini
mengakibatkan

tingginya

jumlah

penyimpangan

dikalangan

remaja.

Penyimpangan-penyimpangan yang kasusnya makin marak dan menarik untuk
dibahas adalah pergaulan bebas atau lebih spesifiknya disebut seks bebas.
Banyak orang tua yang cenderung menutup anak-anaknya dari dunia luar
dengan tujuan menjauhkan dari kemungkinan terkena pergaulan bebas, andil
orang tua dalam pencegahan sangatlah besar karena mulai dari rumah pencegahan

ini dilakukan,orang tua dapat memberikan

pendidikan yang benar dan

menanamkan norma agama serta norma kesopanan sejak dini kepada anak-anak
mereka. Sehingga saat mereka keluar dari rumah dan berinteraksi dengan berbagai
orang yang memiliki sifat dan perilaku beragam dia telah memiliki pondasi yang
kuat dari keluarga dan agamanya. Banyak orang bilang bahwa masa remaja
merupakan masa yang rentan, seorang anak dalam menghadapi gejolak
biologisnya dan masa remaja itu masa dimana anak-anak selalu ingin tahu dan
mencoba sesuatu yang membuat mereka penasaran biasa di sebut masa pencarian
jatidiri.
Apalagi ditunjang dengan era globalisasi dan era informasi yang
sedemikian rupa menyebabkan remaja sekarang terpancing dan rentan untuk cobacoba mempraktekkan apa yang dilihatnya dari internet. Terlebih bila apa yang

dilihatnya merupakan informasi tentang indahnya seks bebas yang bisa membawa
dampak pada remaja itu sendiri. Lebih parahnya tentang seks bebas, menurut
beberapa penelitian menunjukkan bahwa tujuh dari sepuluh perempuan telah
melakukan hubungan seksual sebelum berumur 20 tahun. Sementara satu dari
enam pelajar perempuan aktif bergaul seks bebas. Paling sedikit mereka berganti

pasangan dengan empat laki-laki yang berbeda-beda. Kenyataan tersebut
menunjukkan betapa ironisnya kondisi remaja kita saat ini.
Tekanan itu Bisa berupa banyaknya teman-teman dia yang tiba-tiba
menjauhi,mulai dikucilkan di lingkungan pergaulan sehari-hari. Ini bukan rahasia
umum lagi bagaimana lingkungan sosial menghukum anak-anak remaja tersebut.
Dampak dari pergaulan bebas ini mencoreng kehidupan remaja yang semestinya
masih di penuhi dengan kegiatan bermain dan belajar hal semacam itu bisa
mengganggu psikosial remaja .

Solusi Untuk Menyelesaikan Masalah Pergaulan Bebas
Selain daripada solusi dengan meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan
YME masih banyak solusi lainnya, Solusi-solusi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki Cara Pandang
Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam
kenyataan, maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki
angan-angan yang tidak sesuai dengan kemampuannya sehingga bila ia
mendapatkan kekecewaan dapat menghadapi dengan positif.
2. Menjaga Keseimbangan Pola Hidup
Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelola waktu, emosi, energi
serta pikiran dengan baik dan bermanfaat.

3. Jujur Pada Diri Sendiri
Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri
masing-masing.
4. Memperbaiki Cara Berkomunikasi
Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan
baik dengan masyarakat

5. Perlunya Remaja Berpikir Untuk Masa Depan
Yaitu remaja harus memiliki cita-cita ,dan dia harus memiliki keinginan yang
kuat untuk mewujudkannya sehingga waktu sehari-harinya digunakan dengan
bermaanfaat guna untuk mencapai cita-citanya di masa depan.
6. Menanamkan Nilai Ketimuran
Kalangan remaja kita kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan pentingnya
nilai-nilai ketimuran. Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai
Keislaman yang juga membentuk akar budaya ketimuran.
7. Mengurangi Menonton Televisi
Televisi idealnya bisa menjadi sarana mendapatkan informasi yang mendidik dan
bisa meningkatkan kualitas hidup seseorang. Namun, kenyataannya, saat ini
harapan itu sangat jauh. Televisi kita terutama stasiun televisi swasta, mereka
lebih banyak menampilkan acara hiburan, maupun sinetron-sinetron yang

menawarkan nilai-nilai gaya hidup bebas, hedonis. Begitu juga beragam tayangan
infotainment yang kadang menayangkan acara perselingkuhan, sex bebas di
kalangan artis.
8. Banyak Beraktivitas Secara Positif
9. Sosialisasi Bahaya Pergaulan Bebas
Dikalangan muda, pergaulan bebas sering dilakukan karena bisa jadi mereka tidak
tahu akibat yang ditimbulkannya.jadi sosialisasi pergaulan bebas sangat perlu .
10. Menegakkan Aturan Hukum
Bagi yang bangga tersebut, tak ada hal lain yang bisa menghentikan selain
adanya perangkat hukum dan aturan hukum yang bisa menjeratnya. Setidaknya
sebagai efek jera. Yang demikian harus dirumuskan dan dilaksanakan melalui
hukum yang berlaku di negara kita.
Sumber :http://vannoorsyamsu.blogspot.com/2013/04/makalah-bahaya-pergaulanbebas.html.
Diunduh tanggal 14 Maret 2015.