Bagian kedua dari dari dua tulisan

Bagian kedua dari dari dua tulisan

PASLON KADA 2018: REKAM JEJAK,
PRESTASI KERJA DAN MERIT SYSTEM
Syarif Ibrahim Alqadrie *
Pendidikan kedokteran pada seorang Paslon Gub, menurut pengamat netral, bermanfaat dalam
memacu Angka Pembangunan Manusia/APM (HDI); meningkatkan SDM; memperbaiki tingkat
Rata-Rata Usia Harapan Hidup (ARUHH); menurunkan Angka Rata-Rata Kematian Ibu (ARKI),
Angka Kematian bayi (ARKB) dan Angka Kematian Balita (ARKBL). Lebih satu dekade ini 6
indikator pembangunan tersebut berada jauh di belakang daerah lain. APM secara nasioal, pada
2012, berada diurutan 124 dari 178 negara (http://kalimantan barat blog. blogspot. co. id/2016/).
Namun, Persatuan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Paramedis dan administasi medis;
pasien sejumlah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD); Persatuan pengelola dan Mahasiswa
Sekolah Tinggi Keperawatan dan Kebidanan; mengharapkan gubernur terpilih, apapun
pendidikannya, dapat segera meningkatkan jumlah RSU dan pelayanan kesehatan di pedalaman
dan pesisir.
Gagasan Kemanusiaan dan Keberpihakan pada Rakyat
Para informan tersebut melihat pembangunan fisik dan pelayanan kesehatan rakyat
sudah direalisasikan oleh dua Paslon Gub. ketika mereka masih menjabat Walikota (Wako) dan
Bupati (Bup) selama mereka memimpin. Informan di atas optimis apa yang mereka sudah
lakukan, walau bukan berpendidikan dokter, akan mereka lanjutkan dan tingkatkan seandainya

terpilih.
Para peneliti Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Pusat yang bertugas di KalBar melihat
bahwa Paslon Gub, Mantan Wako Pontianak (Ptk), berhasil membangun sebuah rumah sakit,
bernama Syarif Mohammad Al-Qadrie (RSUDSMA). RSU ini bertujuan meningkatkan APM/
HDI dan SDM KalBar, melalui peningkatan prasarana dan pelayanan kesehatan. Menurut
pengamat dari PT, selama ini peningkatan dan pemiliharaan prasarana, sarana, fasilitas dan
pelayanan kesehatan di KalBar berjalan lamban dan berada di bawah standar yang ditetapkan.
RSUD ini beroperasi sejak 24/10- 2012, dan memiliki 10 dokter spesialis. Empat
Spesialis Bedah Syaraf, 2 Penyakit Dalam, seorang Spesialis Kulit & Kelamin, 2 Spesialis Anak,
dan seorang Spesialis Ostetri Ginekologi, ditambah 15 dokter Umum. RSUDSMA dilengkapi
Istansi Rawat Jalan (IRJ), Istansi Rawat Inap (IRI) dan Instansi Gawat Darurat (IGD). Kamar
pasien untuk IRI tidak dikelompokkan berdasarkan tingkat ekonomi pasien. Namun, mereka
memperoleh pelayanan sama. Ini menunjukkan RS ini berpihak pada rakyat
Gagasan Besar: Kemanusiaan dan Hankamnas.
Keprihatinan para tokoh masyarakat atas rendahnya kondisi kesehatan di KalBar,
khususnya di kawasan pedalaman, memperoleh ‘gayung bersambut’ tidak hanya di Ptk dengan
beroperasinya RSUDSMA. Namun, upaya itu juga muncul dengan berdirinya RSUD II di
Sintang atas prakarsa Paslon Gub, mantan Bup. Sintang (Stg). RSU ini sedang dalam proses
penyelesaian. Standar atau tipenya lebih tinggi daripada RSUD yang ada di kota itu.
Inisiatif pendiriannya timbul tidak hanya atas desakan para tokoh masyarakat lintas

agama dan etnis di KPJ. Pendirian RSUD II ini juga diharapkan mampu meningkatkan SDM dan
mendongkrak APM /HDI, khusus 4 indikator lainnya di KalBar dan khususnya di KPJ/IUA.
Namun, kebutuhan RSUD yang lebih berkelas juga didasari pada fakta sosio ekonomi dan
politik bahwa Stg akan menjadi Ibu Kota Provinsi Kapuas Raya (PKR). Provinsi yang segera

lahir ini, meliputi 5 kabupaten dalam KPJ/IUA: Sanggau, Sekadau, Melawi, Stg dan Kapuas
Hulu..
Program Kerja Unggulan
PKR tidak lagi menjadi komoditas politik, bukan hanya ide besar dari MC, Mantan Bup.
Stg, dan S, Mantan Wako Ptk. Propinsi baru ini merupakan Program Kerja Unggulan (PKU)
bagi MC dan PKU II bagi S. Provinsi ini tertunda lebih satu dekade karena motif politis. Bahkan,
PKR sudah menjadi kebutuhan dasar sebagian terbesar rakyat di KPJ/IUA bagi terciptanya
daerah otonom baru dalam memperpendek jenjang pengawasan (span of control) antara
Pemerintah Pusat dan Provinsi KalBar dengan rakyat di kawasan itu.
Kedua Paslon ini memprioritas PKU, sejak mereka masing-masing menjadi Kepala Dinas
(Kadis) dan Kepala Biro (Karo) sebelum menjabat Bup. Stg, dan Wakil Wako dan juga Wako
Ptk. PKR, wujud dari PKU, menjadi harapan dan optimisme tidak saja dari sebagian terbesar
rakyat KalBar, para tokoh masyarakat dan penggiat pembangunan. Namun, PKR juga
memperoleh apresiasi tinggi dari pengamat luar negeri seperti dari Denmark, Finlandia, Swedia,
Norwegia, Inggris, Jepang, Australia dan sejumlah negara bagian AS, .

Menurut pejabat strategis Kementeriaan Perhubungan (Kemenhub) dan Kementeriaan
Keamanan dan Pertahanan (Kemenhankam) Pusat, salah seorang Paslon Gub, selama menjadi
Bup. Stg, juga menjadi pemrakarsa utama pendirian Bandar Udara Sungai Tebelian (BST) yang
menjadi PKU I-nya. BST diresmikan penggunaannya 30 April 2018, merupakan program
nasional dan tidak terpisahkan dengan PKR
BST berarti secara nasional. Karena ia merupakan Bandara Sipil terbesar kedua di
KalBar, setelah Abdurachman Al-Qadrie / Soepadio. BST juga merupakan salah satu dari 4
jaringan Pangkalan Pertahanan Udara Nasional (Lanhanudnas) terpadu yang berfungsi
mempertahankan diri dan bereaksi cepat, seandainya Indonesia diserang musuh dari luar. Empat
Bandara sebagai jaringan Lanhanudnas adalah Ranai/Natuna (Kepri), BST/Stg (KalBar),
Hasanuddin/ Makasssar (Sulsel), dan Pattimura/Ambon (Maluku) [sumber: pejabat Hankamnas
Pusat, 2017].
Sedangkan PKU II dari Paslon Gub. mantan Wako ini, yang diarahkan pada pelayanan
dan kesejahteraan rakyat di bidang sosial, budaya dan ekonomi, adalah Jembatan Water Front
City (WFC). Tiga mahasiswa Doktoral dari AS, Inggris dan UGM, dan seorang dosen S3 USM,
Solo, berdecak kagum ketika berada di atas WFC.
Jembatan WFC memanjang pada dua sisi Sungai Kapuas (SK) mulai dari Taman Kota
Alun-Alun Kapuas (TKAK) dari sisi kota sampai ke Jembatan Kapuas Satu (JK1). Pada sisi
seberang kota, WFC dimulai dari Kampung Beting dan Kawasan Mesjid Jami’ Sultan
Abdurrachman Al-Qadrie (MJSAA) mengarah ke hulu sampai ke JK1. Paslon Gub ini

mendorong agar pembangunan WFC dilanjutkan oleh pemenang Pilwako 2018 kearah hilir pada
dua sisi SK sampai di kawasan Batu Layang, bahkan ke Sungai Landak (SL).
Bentuk PKU II lainnya adalah TKAK dengan fasilitas wisata motor air dan Restoran, dan
perpustakaan; Taman Kota Bundaran UNTAN (TKBU) termasuk Lintas Olah Raga Jalan Kaki
(LORJK) dan Taman kota pada lima kecamatan. Pembenaah jalan-jalan dilaksanakan tidak saja
jalan protokol dan jalan raya lain termasuk tanaman hias dan pohon-pohon rindang pelindung
panas, rambu-rambu jalan bersinar memantul (reflector) yg memisahan jalur dua arah dan
kendaraan roda empat dengan roda dua dan jalan bagi pejalan kaki. Pembangunan dan
pembenaan juga dilakukan pada jalan dan pemukiman di kawasan kecamatan dan kampung.
Model Pembinaan dan Merit System.

Para peneliti Pembinaan Kawasan Perkotaan (PKP) dan Pedagang Kaki Lima (PKL) dari
UNESCO menjadikan model PKP dan pembinaan dan pemindahan (PP) PKL karena
keberhasilan Walikota membina dan memindahkan PKL dari Pusat perbelanjaan (PP) ke
kawasan tertentu. Model ini, disebut the Sutarmidji Model, dijadikan percontohan pada beberapa
negara sedang berkembang (NSB). Pemindahan PKL itu dilakukan dengan damai tanpa
keributan. menggunakan cara persuasif dan upacara adat Tepung Tawar. Pasar rakyat yang
menyerupai pasar di berbagai kota di Jepang dan Eropah dibangun dengan memperhatikan
kebersihan, kerapihan, keamanan dan keindahan (4K). Menurut mereka sejak 10 tahun ini, Ptk
mengalami perubahan besar.

Menurut pengurus Parpol pendukung pemerintah dan dua orang politisi, beberapa tokoh
adat dari 3 kabupaten pada KPD (IVA) dan KPJ (IUA), para akademisi, dan saya sendiri, setuju
bahwa semua Paslon memiliki kesempatan sama untuk menjadi Gubernur.
Namun, demi rakyat KalBar, para pengamat dan informan tersebut percaya perlunya
prestasi dan hasil kerja nyata para Paslon. Karena itu, mereka, dan seorang wartawan, tokoh
muda, pembawa acara utama sebuah TV Swasta lokal di kota ini, berpendapat perlunya sistem
kualifikasi obyektif berdasarkan kompetensi, rekam jejak dan kinerja obyektif dan adil tanpa
membedakan latar belakang politik, ras, etnis dan agama (merit system). Tanpa dasar itu,
menurut mereka, kita semua akan dihantam oleh hukum alam dan public sendiri, sehingga
membuat KalBar tak mampu bangkit dan tertinggal jauh.
Professor Tamu NIAS, Copenhagen, Denmark;
Co-promotor Mhs Pasca Sarjana, UGM, Yogya; dan University
of Missouri, Columbia, AS; dan Pendiri the Al-Qadrie Center

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KOTA MALANG (Studi Kasus : Pengangkutan Sampah dari TPS Kec. Blimbing ke TPA Supiturang, Malang)

24 196 2

Kajian Karakteristik Fisik, Kimia dan Mikrobiologis Edible Film dari Tiga Jenis Pati (Kimpul, Ubi Jalar Putih dan Singkong) dengan Penambahan Filtrat Kunyit (Curcuma longa Linn.) Sebagai Penghambat Bakteri Salmonella.

16 119 21

Isolasi Senyawa Aktif Antioksidan dari Fraksi Etil Asetat Tumbuhan Paku Nephrolepis falcata (Cav.) C. Chr.

2 95 93

Perbandingan Sifat Fisik Sediaan Krim, Gel, dan Salep yang Mengandung Etil p-Metoksisinamat dari Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia galanga Linn.)

7 83 104

Aplikasi penentu hukum halal haram makanan dari jenis hewan berbasis WEB

48 291 143

Asas Motivasi kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dalam Mensosialisasikan hasil Perhitungan Suara Pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat Tahun 2008 Melalui Website

1 54 171

Laporan Kerja Praktek Lapangan Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Di PT. Taspen (Persero) Kantor Cabang Utama Bandung

19 182 68

Sistem informasi permintaan dan peminjaman pesawat radio panggil (pager) berbasis komputer pada Bagian Gudang di PT.Senopati Caraka Sakti Bandung

0 13 58

Model Stokastik Curah Hujan Harian dari beberapa Stasiun Curah Hujan di Way Jepara

6 35 58