KELUARGA DAN KOMUNIKASI keluarga dalam

RENUNGAN AKHIR TAHUN - yws
Dalam 1 tahun ini, kasus-kasus anak dan
pernikahan yang datang pada saya, pada umumnya
adalah terkait:
1. Acceptance atau Penerimaan
Tema ini mungkin menjadi peringkat pertama dari
kasus-kasus yang saya terima. Paling umum adalah
beratnya orang tua untuk menerima anak apa
adanya. Bukan karena anaknya cacat misalnya, tapi
bahkan perbedaan yang tidak mendasar, seperti
perbedaan minat, cara pandang, gaya belajar,
prestasi, harapan, itu bisa menjadi masalah serius
yang mengancam hubungan anak dan orangtua.
Orangtua kerap memiliki harapan atau standar
tertentu terhadap anak, sehingga ia menuntut anak
mencapai standar tersebut, dan kecewa ketika anak
tidak bisa mencapainya.
Masalah acceptance ini juga terjadi pada pasangan
suami istri. Baik suami yang sulit menerima kondisi
istri apa adanya atau sebaliknya istri yang sulit
menerima kondisi suami.

Menariknya adalah dalam kondisi seperti ini,
masing-masing pihak (orangtua, anak, suami, istri)

menuntut orang lain yang harus berubah, dan tidak
terpikir bahwa ia yang perlu mengubah dirinya
sendiri.
2. Komunikasi
Masalah komunikasi juga cukup umum dalam
kasus-kasus keluarga. Sebetulnya masalah ini juga
imbas dari masalah acceptance. Ketika satu pihak
tidak bisa menerima kondisi pihak lain, kemudian ia
ingin memaksakan kehendaknya, maka bentuk
komunikasi yang ditampilkan pun akan terwarnai
oleh kecenderungan memaksa ini.
Ayah yang tidak suka anak perempuannya yang
dianggap kurang cerdas. Memaksa anaknya untuk
belajar, memberikan label-label negatif dan
membandingkan anak dengan saudaranya yang
lebih cerdas.
Ibu yang tidak suka karena anak laki-lakinya

pendiam, terus-menerus mencereweti dan bertanya
pada anaknya yang malah menjadi semakin diam
dan enggan bicara.
Suami yang tidak menerima kondisi istrinya, alih-alih
membicarakan dengan baik dan mencari
penyelesaian yang win-win solution, malah memilih
jalan menikah kembali tanpa memberi tahu istrinya.

Istri yang kehilangan trust pada suaminya, memilih
memonitor suaminya dengan menelpon terusmenerus yang malah membuat suaminya menjadi
kesal.
3. Pengetahuan tentang Psikologi Perkembangan
dan Ketrampilan Parenting.
Kerap terjadi, orangtua lebih berfokus pada memberi
makan anak, membelikan pakaian dan mainan serta
menyekolahkan anak. Orangtua kurang menyadari
bahwa aspek emosi, sosial, moral, kognitif, religius,
perlu dikembangkan juga dengan perencanaan yang
sistematis, Bukan sambil lalu, hanya menasihati
atau menyerahkan pada pihak lain (pembantu dan

sekolah).
Sehingga tidak jarang, orangtua terheran-heran
ketika melihat anak menampilkan perilaku yang tidak
diharapkan, yang tidak bisa hilang begitu saja
setelah diberi tahu/nasihat. Orangtua lupa, bahwa
perilaku terbentuk dalam proses dan waktu yang
lama, sehingga memperbaiknya pun perlu proses
dan waktu juga.
----------Keluarga sebagai kelompok sosial terkecil dalam
masyarakat, merepresentasikan dengan baik

bagaimana perilaku anggota masyarakatnya.
Kekurangmampuan untuk acceptance atau
menerima juga tergambar dengan baik di
masyarakat, sehingga kecenderungan untuk
memaksakan tampil dalam konteks sosial, politik
dan kehidupan beragama.
Karenanya, bila kita kecewa dengan perilaku
masyarakat, alih-alih mengeluh, mencela, menuntut
orang lain berubah, maka menata keluarga dan diri

sendiri, adalah yang paling masuk akal dan paling
mungkin dilakukan.
Bismillah ...
Yeti Widiati S. 311214