PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAPAK DESA S

BAB I
EXISTING SITE
A.LOKASI SITE
Oleh : Anoga Putra I021

1

Site yang dipilih berada di Dukuh Pokoh, Desa Walen,
Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali, Jawa
Tengah, Indonesia.

SI

B. LUAS SITE
Oleh : Anoga Putra I021
Luasan site yang di pilih 14.656 m2
Meliputi :

2

- Luas kavling 400m2 x 14

- Akses jalan
- Fasilitas umum
C. KONTUR SITE
Oleh : Abi Rafdiansyah I0213001
Hasil data yang di dapatkan dari site yaitu adanya
perbedaan ketinggian kontur yang tidak begitu terjal. Dengan
lebar site 130m dan panjang 142m dan kontur paling tinggi
199mdpl dan yang yang terendah 183mdpl. Sehingga dengan
data tersebut kita dapat menentukan persentase kemiringan
kontur yaitu 11,2% .
Dengan perhitungan 16/142 x 100% =11,7 %

3

D. AKSES MENUJU SITE
(oleh : Bisma Fajar Mustofa I0213021)

KE SAMBI

SITE


DARI SOLO

4

E. SIRKULASI PEJALAN KAKI
(oleh : Bisma Fajar Mustofa I0213021)
Selain

menggunakan

kendaraan
terdapat

bermotor,
juga

akses

menuju site bagi pejalan

kaki.

Sirkulasi

pejalan

kaki dapat dilihat dari
gambar berikut:

F. LOKASI BERHUBUNGAN
(oleh : Bisma Fajar Mustofa I0213021)

Masjid
dan
pemakaman 100m
- Kantor kelurahan 500m
- SMPN 3 Simo
700m
- Kantor Polsek
3km

- RSUD
3km
- Pasar Simo

3km

- Terminal Simo

4km

- Pom Bensin
5km

5

area

BAB II
ANALISIS DATA VISUAL SITE
(oleh : Glabella Ersyara Ramadhani

I0213033
Pebrina Tunjung I0213070)

 UTARA
Bagian Utara site dibatasi oleh rumah – rumah warga.
Dilengkapi dengan beberapa vegetasi di bagian utara site. Dari
batas tersebut, view yang diberikan di utara site adalah berupa
vegetasi yang ditanami berupa pohon – pohon peneduh; pohon

6

kelapa, pohon jati, pohon bamboo dan pohon – pohon lainnya
yang dapat membuat penghawaan di daerah site menjadi lebih
sejuk dan dingin. Alur terasering di bagian Utara cenderung
menaik. Di bagian utara ini posisi jalan sejajar dengan site.
Analisis Pemanfaatan

:

o Dengan adanya view di bagian utara yang dipenuhi

dengan berbagai macam vegetasi, dapat dimanfaatkan untuk
penempatan beberapa villa. Villa yang berada di utara ini
memiliki kesempatan mendapatkan view ke bawah karena
kontur pada site ini paling tinggi. Villa yang dibangun dapat
menikmati view di belakang berupa vegetasi – vegetasi.
 SELATAN
Batas bagian Selatan site berupa sungai dan jembatan
serta

vegetasi yang mengelilingi di sekitar selatan site. Potensi view
yang dapat dinikmati di batas selatan ini adalah berupa kontur
yang menurun dan area persawahan diseberang lokasi site.
Serta pada bagian selatan, dapat menikmati sungai dengan
bebatuan – bebatuan alam di dalamnya. Ketinggian jalan dengan

7

site masih sejajar karena jalan juga dibuat menurun mengikuti
kontur.
Analisis Pemanfaatan :

o Di

bagian

selatan

lebih

dimanfaatkan

untuk

penempatan

beberapa villa elite sehingga mempunyai view yang berbeda.
Selain itu, view yang didapatlan di bagian selatan berupa sungai
dengan bebatuan alam yang masih sangat alami dan beberapa
vegetasi alam yang masih ada.
 BARAT


Di Barat site pilihan, dibatasi oleh jalan selebar 3,5 meter
dengan bahu jalan 0.5 meter yang memisahkan site pilihan
dengan area persawahan di sebelahnya. Jalan pada sisi barat ini
dapat dilalui mobil dan motor, berfungsi sebagai sirkulasi jalan
utama pada desa Walen, Simo, Boyolali ini. Pada sisi barat, juga
mempunyai beberapa potensi view, diantaranya adalah view
Gunung

Merbabu

dan

terasering

sawah

di

seberangnya.


8

Vegetasi yang dapat dinikmati berupa tanaman – tanaman perdu
kecil.
Analisis Pemanfaatan

:

o Di bagian barat site dimanfaatkan untuk penempatan main
entrance ke komplek villa dan jalan utama sehingga mudah
dijangkau oleh siapa pun. Pada bagian ini akan dimanfaatkan
pula untuk villa agar bisa mendapatkan view saat matahari
terbenam di Gunung Merbabu dan terasering – terasering
persawahan.
 TIMUR

Batas Timur bangunan hanya
berupa vegetasi – vegetasi yaitu pohon – pohon peneduh yang
lebih tinggi. Batas Timur ini memiliki potensi view yang cukup
bagus Karena di bagian timur ini dapat menikmati vegetasi yang

ada dan menikmati hamparan sawah. Vegetasi yang ada pada
batas timur ini berupa pohon jati, pisang, tanaman perdu, dan
pohon kelapa. Di bagian Timur dapat menikmati hamparan

9

lahan yang luas dan lepas sehingga view di bagian ini juga
menarik.
Analisis Pemanfaatan

:

o Lebih banyak dimanfaatkan untuk penempatan villa – villa
karena akan mendapat view yang sangat alami dari batas timur
ini. Dapat menikmati hamparan sawah lepas dan pohon – pohon
bamboo yang masih sangat alami.

10

BAB III

ANALISA DATA LINGKUNGAN
A.DAYA TARIK TAPAK
(oleh : Intan Salamina I0213038)
Pada tapak terdapat bukit, hamparan sawah, sungai, dan
juga dapat melihat matahari tenggelam di balik gunung
Merbabu pada sisi Barat tapak.
Analisis:


Pemanfaatan

suara

aliran

sungai

sebagai

suara

background wilayah site yang dekat sungai.


Bangunan pada sisi Barat site mendapat kesempatan
untuk melihat sunset dan gunung Merbabu.



Sebagian bangunan lain dapat melihat hamparan sawah
ataupun aliran sungai di sisi luar site.

(oleh : Leoni Noor Damarani I0213050)

11

B.

SUHU DAN KELEMBAPAN

Suhu yang ada pada site di desa Walen, Simo, Boyolali
cenderung tinggi sehingga suasana di site terasa sangat panas.
Karena suhu yang ada tinggi, sehingga kelembapan yang terjadi
pada site juga rendah dan menyebabkan udara yang kering.
Menurut Standar Internasional untuk kenyamanan suhu termis ,
menyatakan

bahwa

sensasi

termis

yang

dialami

manusia

merupakan fungsi dari empat faktor iklim, yaitu (1) suhu udara,
(2) suhu radiasi, (3) kelembapan udara dan (4) aliran angin.
Sehingga untuk mensiasati suhu yang tinggi dan kelembapan
yang rendah, dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
memberikan elemen – elemen air, tanaman ataupun mensiasati
dengan peletakan orientasi bangunan yang sesuai.
Analisis
Analisis

pemanfaatan

kelembapan

dan

pemecahan

masalah

suhu

dan

:

1. Vertical Garden
Vertical garden selain dapat digunakan untuk melindungi
secara fsik juga mempunyai manfaat terhadap suhu, visual,
dan juga dapat meningkatkan kualitas udara. Tanaman

12

Vertikal ini bukan hanya direalisasikan dengan tanaman
merambat tetapi dapat menggunakan box tanaman.
Vertical Garden dipilih karena tanaman telah terbukti
untuk penyaring udara, menciptakan udara bersih dalam
lingkungan bangunan. Tujuan penggunaan tanaman vertikal
pada bangunan, antara lain

:

-

Pemecah Angin

-

Penyerap CO2 dan Co dan menghasilkan O2

-

Meningkatkan ekosistem pada tapak

-

Pendingin yang efektif

-

Penahan bising dan bau.
Media untuk tanaman vertikal sendiri dapat menggunakan

pot atau dapat juga menggunakan konsep roof garden. Pot
tanaman dapat mempunyai ukuran kedalaman 60cm.
Vertical Garden ini dapat direalisasikan pada beberapa
Fasilitas Umum ataupun Villa sendiri di dalam Komplek Villa,
seperti

:

 Swimming Pool
Konsep Vertical garden dapat diaplikasikan pada Swimming
Pool karena agar suhu di daerah swimming pool lebih sejuk dan
nyaman bagi pengunjung.
Contoh desain :

13



Taman Villa
Taman yang merupakan RTH (Ruang Terbuka Hijau) pada
komplek

Villa

dapat

didesain

vertical

garden

sehingga

menetralisir udara panas di site dan juga kelembapan yang
rendah pada site akan menjadi lebih tinggi sehingga udara
menjadi lebih sejuk

 Kantor Pemasaran
Tidak

hanya

dapat

diaplikasikan

pada

eksterior,

namun

pada

ditambahkan

interior
konsep

dapat
vertical

garden ini. Sederhana, hanya

14

menyesuaikan kontur dinding dan ruangan akan lebih sejuk
dengan adanya tanaman di dalam ruang.
2. Menambahkan Elemen Air
Menambahkan elemen air pada desain komplek villa
memberikan manfaat pada aliran udara dan penghawaan pada
komplek

tersebut,

karena

dapat

menurunkan

suhu

pada

microclimate sehingga unsur air yang diletakkan pada sekitar
bangunan akan mendinginkan udara ataupun angin yang akan
masuk ke dalam bangunan sehingga suhu di dalam bangunan
lebih sejuk.
Elemen air dapat diaplikasikan kedalam beberapa ruang
komplek, seperti:
 Bundaran air mancur di centre atau beberapa bagian
komplek villa
 Masjid
Di sekitar kanan kiri ataupun beberapa sisi masjid dapat
diberi kolam sehingga menyejukkan udara bangunan
 Restoran
Selain untuk penyejuk udara juga dapat menambah segi
estetika view sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung.
 Villa

15

Setiap villa warga yang ada dapat diberi sebuah kolam
untuk mereduksi panas yang ada.

3. Penempatan Bangunan Komplek
Bangunan perlu ditata agar udara dapat bergerak,
peletakan bangunan sebaiknya tidak diletakkan secara
berdempetan
peletakan

namun

bangunan

sebaiknya
yang

diberi

berdempetan

spasi

karena

akhirnya

akan

menyebabkan aliran udara silang akan mengecil. Jalan –
jalan yang digunakan harus diberi perlindungan, jalan yang
diaspal harus diberi peredam berupa tanaman – tanaman di
sepanjang pinggiran jalan.
4. Penggunaan Material Alam
Material alam dapat digunakan untuk diaplikasikan pada
dinding dan atap bangunan. Dapat menggunakan kayu,

16

bamboo, ijuk, jerami dan daun kelapa. Material alam dapat
digunakan untuk menyerap panas matahari langsung dan
dipantulkan lagi keluar bangunan sehingga suhu di ruangan
akan selalu sejuk.
 Material alam dapat di aplikasikan pada bagian gazebo –
gazebo di taman yang terbuat dari bamboo.
 Digunakan untuk desain ruang souvenir

C. ANGIN
(oleh : Annisa Hadny Zakiyaturrahmah
I0213009)

17

Kecepatan angin untuk daerah Simo menurut skala
Beaufort adalah 7-10 knots atau sekitar 8-12 mph.

Angin
terjadi

yang

akibat

begerak

dua

hal

ini

yaitu

karena angin makro dan angin
mikro. Angin makro sendiri datang dari arah tenggara
yang

merupakan

angin

yang

lazim

di

Indonesia.

Sedangkan angin mikro datang dari arah barat yang
disebabkan adanya perbedaan tekanan udara dari Gunung
Merbabu yang ada di sisi barat site.

Analisis:
Dengan adanya angin yang demikian,

tanggapan dalam

desain site villa yang akan dibuat adalah sebagai berikut :
Mengurangi jumlah dan ukuran bukaan pada fasad
bangunan baik itu villa maupun fasum yang menghadap
ke arah angin berasal (barat dan selatan) agar angin
yang masuk ke dalam bangunan tidak terlalu kencang.
Membuat perbedaan suhu pada dua sisi bangunan agar
terjadi aliran udara yaitu satu sisi dibuat sejuk dan satu
sisi dibuat panas dengan cara (1) Penanaman Vegetasi,
dan (2) Pembuatan kolam agar udara dapat lembab. Hal

18

ini perlu dilakukan agar tercipta sirkulasi udara yang
baik di dalam bangunan

gambar pengggunaan vegetasi seagai penghalau angin serta menciptaan keadaan yang sejuk

 Karena

angin

yang

relatif

cukup

kencang,

makan

bangunan akan dibuat rendah dan dengan atap yang tidak
curam.
 Menanam

pohon

dan

dengan

komposisi

perdu

tertentu
A

untuk menghalau angin masuk
terlalu

banyak

ke

dalam
B

bangunan.. Penanaman pohon
memiliki arak minimal 6 meter dari bangunan.
(A)

Angin dibuat masuk

(B)

Angin dihalau supaya tidak masuk

D. LINTAS MATAHARI
(oleh : Song Prasetya Sujanra I0213081)
LINTAS MATAHARI DI WALEN, SIMO, BOYOLALI.

19

Sun Ptah Ddiagram di Desa Walen, Simo, Boyolali.

Derajat matahari pada jam 12 terletak pada 78.93°

dengan udara yang sangat panas.

20

Pada sore hari, matahari
terletak sekitar 35°. namun,
udara tidak sepanas saat siang.
 Dari

data

disamping,

masalah yang ditimbulkan
adalah teriknya matahari
pada siang hari. hal ini
dapat diantisipasi dengan
penggunaan

tritisan

pada

atap

atau

dengan

memasang kanopi agar mengurangi cahaya dan
panas yang masuk. hal lain yang dapat dilakukan
adalah dengan menanam vegetasi vegetasi peneduh.
E. TANAH DAN VEGETASI
(oleh : Ariani Nurfakhirah I0213012 dan
Endah retmo I0213030)
Suasana site yang cenderung memiliki suhu udara tinggi
dan sinar matahari dengan intensitas tinggi menyebabkan
site terasa panas dan pada titik tertentu site akan
menerima cahaya matahari maksimal akibat pergerakan
matahari. Sehingga site perlu ditanami oleh vegetasi –
vegetasi lainnya selain dari vegetasi eksisting yang sudah
ada. Vegetasi yang ditanami pada site harus memiliki
beberapa kriteria, antara lain:

21

1. Mampu tumbuh di tempat terbuka di bawah sinar
matahari penuh. Jadi termasuk jenis-jenis pohon intoleran
dan pionir , dengan kondisi rindang dan mampu menyerap
karbonmonoksida dan polusi udara lainnya
2. Sesuai dengan keadaan tanah yang kurus dan miskin hara,
serta tahan kekeringan
3. Bisa digunakan untuk menyimpan debet air dan menjaga
lingkungan hidup disekitarnya
4. Memiliki

nilai

estetis

untuk

menunjang

keindahan

tambahan site.
Biasanya pohon-pohon yang memenuhi kriteria diatas
adalah

pohon-pohon

yang

tidak

berbuah,

selain

dikhawatirkan membahayakan orang lain, pohon berbuah
lebih cocok digunakan untuk halaman daripada penghijauan
dengan tujuan reboisasi dan mengurangi polutan.
Adapun jenis-jenis pohon yang biasa dijadikan sebagai
pohon peneduh baik disepanjang jalan raya maupun di
sekitar rumah :
VEGETASI PENEDUH
1. Pohon Tanjung.
Pohon

tanjung

atau

bunga Tanjung (Mimusops

elengi)
22

Bunganya yang wangi mudah rontok dan dikumpulkan di
pagi hari untuk mengharumkan pakaian, ruangan atau untuk
hiasan. Varietas ini bisa tumbuh setinggi 25 m. Kayu tanjung
juga baik untuk dijadikan bahan ukiran, patung, penutup
lantai, jembatan, dan bantalan rel kereta api.
2. Pohon trembesi.

Pohon

trembesi

atau

disebut

juga

pohon

kihujan
(Samanea
saman) merupak
an salah satu pohon penghijauan terbaik. Pertumbuhannya
cepat, batangnya besar , kuat dan bentangan kanopinya
lebar dan mampu menyerap 28 Ton Co2 pertahunnya. Selain
itu

ohon

ini

unggul

menanggulangi

banjir,

mampu

menyimpan 900 meter kubik air juga menyalurkan 4000 liter
air perhari. Namun pohon ini lebih cocok ditanam disekitar
taman kota atau dilapangan yang lebar, selain memakan
tempat, jaringan akar pohon terlalu besar dan menjangkau
jauh kesekitar, sehingga merusak jalan atau bangunan.
3. Pohon mahoni.
23

Pohon ini cocok dijadikan sebagai tanaman peneduh
jalan karena mampu tumbuh hingga puluhan tahun, tidak

mudah terkena hama atau penyakit, tidak mudah tumbang
dengan struktur kayu yang kuat, tumbuh lurus ke atas
dengaan tajuk tinggi di atas batas ketinggian kendaraan..
3. Pohon Kiara Payung
Pohon

kiara

payung (Fellicium
Decipiens) merupak
an

pohon

yang

cocok ditanam pada
penghijauan
lingkungan
rumah. Pohon

ini

sangat

rindang

dan

bertajuk

luas,

memiliki tinggi hingga 11 meter namun yang sering ditemui
4-8 meter saja, dengan Batang utama pohon tidak terlalu
besar seperti Pohon Tanjung dan Pohon Mangga. Ranting-

24

rantingnya tidak terlalu besar namun kuat dari terpaan
angin.
4. Pohon Angsana.
Angsana atau yang
dikenal

dengan

nama sonokembang
(Pterocarpus
indicus), merupakan
salah

satu

pohon

asli

semenanjung

Malaya. Tanaman ini biasanya menghiasi pinggiran jalan
raya sebagai pohon peneduh. Tinggi pohon Angsana bisa
mencapai 40 meter dan gemang mencapai 350 cm.
5. Pohon Asam Jawa.
Tanaman
pertumbuhannya

asam

jawa

didaerah

yang

memang
memiliki

sangat
iklim

baik
tropis,

Tanaman ini di perkirakan berasal dari wilayah afrika timur,
penyebarannya hingga asia tropis, karibia dan amerika latin.
Di

indonesia

sendiri, tanaman ini
sengaja
untuk

ditanam
keperluan

komoditi dan pohon

25

peneduh. Dengan bentuk pohon yang tinggi, rindang, serta
berakar kuat, tanaman asem jawa sengaja ditanam untuk
memperindah lingkungan dan pohon peneduh di jalan-jalan
kota dan jalan raya. Pohon asam juga bisa berperan sebagai
bahan penghijauan dan untuk menahan angin, bisa juga
digunakan untuk memperbaiki kawasan yang gersang dan
tandus.

6. Bungur

Tanaman
Bungur
(Lagerstroemia)
merupakan
tumbuhan berwujud
pohon

atau

perdu

yang dikenal sebagai pohon peneduh jalan atau pekarangan.
Bungur mampu hidup ditanah gersang atau subur.
7. Pohon Dadap

Dadap
merupakan
yang

Pohon

berukuran

26

sedang, mencapai tinggi 15–20 m dan gemang 50–60 cm.
Tanaman ini dimanfaatkan sebagai penahan angin.
8. Pohon akasia
Akasia berasal
dari bahasa Yunani,
"akis" yang berarti
duri.

Tanaman

memiliki

ini

poling

yang

berbentuk

seperti bantalan duri, Sama seperti pohon penghijauan yang
lain, akasia ramah lingkungan dan mampu menahan air
dengan baik. Beberapa spesies akasia yang digunakan
sebagai pohon hias diantaranya adalah Acacia dealbata,
Acacia

retinodes,

Acacia

xanthophloea,

dan

Acacia

baileyana.

9. Pohon Beringin
Beringin yang
bernama

Latin

Ficus benyaamia L,
memiliki ketinggian
rata-rata sekitar 20-25 m. Batangnya tegak, bulat, dengan

27

permukaan kasar. Pada bagian batang ini keluar akar
gantung.

Daunnya lebat dan cocok ditanam di pinggir

perairan

maupun

ditaman

kota. Beringin

merupakan

tanaman yang memiliki kemampuan hidup dan beradaptasi
dengan bagus pada berbagai kondisi lingkungan.

10.

Cemara Bundel

Tidak

semua

cemara

memenuhi

kriteria

untuk

penghijauan,
cemara

bundel

namun
layak

dipertimbangkan. Tingginya mencapai 20 m, penghisap
polutan juga rindang sebagai tempat berteduh maupun
hiasan didaerah perkarangan atau lapangan.
11.

Palem Raja
Palem

raja

dan palem putri
cocok

digunakan

untuk penghijauan
sekitar

komplek

perumahan

atau

28

tempat yang tidak membutuhkan ruang besar. Mampu hidup
hingga ketinggian 1400 mdpl. tumbuhan ini tidak bercabang
dan mampu tumbuh hingga 20 meter . Sebagai penyejuk
udara palem raja juga sering digunakan sebagai pohon hias.

12.

Aren /Mergat
Pohon aren cukup

rindang dan anti polutan
yang

unik.

ukurannya
Pohon

yang
aren

dimanfaatkan
lumbung

selain
besar,
bisa
sebagai

pendapatan

yang

mampu

mensejahterakan

masyarakat. Selain itu, pohon ini cukup toleran dengan
tumbuhan sekitarnya, dan dapat tumbuh dengan baik di
lereng

gunung

pada

kemiringan

hingga

70

derajat,

penyeimbang dan menanggulangi erosi terutama daerah
aliran sungai dan gunung. Seluruh komponen yang ada dari
pohon aren bisa dimanfaatkan

F. MANUSIA DAN BUDAYA
(oleh : Bisma Fajar Mustofa I0213021)

29

Sebagian lahan di Desa Walen dijadikan untuk lahan
pertanian (sawah) dan ruang terbuka hijau yang didalamnya
termasuk bamboo forest. Sehingga dapat dikatakan tanah di
Desa Walen subur. 50% - 70% penduduk di kelima desa
tersebut bekerja sebagai pengrajin industri bambu, antara
lain;

tampah,

menjadikanya

besek,
sebagai

eblek,

welitan,

pekerjaan

dsb.

utama,

Sebagian

sebagian

lagi

menjadikannya sebagai pekerjaan sampingan selain bertani di
sawah.

Kerajinan besek hasil penduduk
DesaWalen
Kerajinan
tampah
Beberapa masyarakat
menjadikan
kegiatan menganyam

bambu sebagai pekerjaan utama. Sedangkan beberapa yang
lainnya

hanya

menjadikan

kegiatan

tersebut

sebagai

pekerjaan sampingan selain bertani dan berternak.
Potensi bambu yang melimpah dijadikan masyarakat
sebagai mata pencaharian. Hampir seluruh masyarakat di
Dukuh Pokoh mempunyai keterampilan menganyam bambu.
Akan tetapi, hasil yang diperoleh dari menganyam bamboo
30

belum

mampu

menyejahterakan

kehidupan

masyarakat,

sehingga banyak anak muda Dukuh Pokoh yang lebih memilih
untuk bekerja menjadi buruh di kota dan menetap di sana
daripada menganyam bambu. Hal ini berdampak negatif
karena membuat berkurangnya tenaga produktif di Desa
Walen ini.
Hasil bambu yang dijual pun tidak seberapa karena
budaya masyarakat sering memanfaatkan penjualan bamboo
dengan pergi ke kota dan menjualnya ke pengepul yang
hanya datang beberapa hari sekali.

Kegiatan warga Dukuh Pokoh menganyam bambu

Kondisi masyarakat yang agraris, sudah merupakan
suatu kewajiban bagi masyarakat untuk mencari sumber
pengairan

bagi

sawahnya. Pada

31

pengamatan yang dilakukan, saat musim kemarau tiba
pengairan untuk sawah sangat sulit untuk dicari, parit-parit
yang berada di utara sawah juga mengering, volume air
sungai

menurun

masyarakat

derastis.

menggunakan

Kondisi
bantuan

ini
mesin

mengharuskan
diesel

untuk

membantu memompa air dari sungai menuju kepetak-petak
sawah. Karena jika menggunakan aliran air dari PANSIMAS,
warga dikenai biaya per harinya, serta tidak ditemukan
sumber air pompa di area persawahan.

Kondisi rumah yang kadang tidak ditemukannya kamar
mandi / WC juga menjadi kebiasaan sebagian warga dukuh
Pokoh. Warga masih memanfaatkan parit yang ada di
sebelah selatan pemukiman untuk buang air atau mencuci.
Kondisi seperti ini tentu kurang baik bagi lingkungan yang
berada di sekitarnya. Minimnya sosialisasi akan pentingnya
menjaga

kebersihan

bisa

menjadi

faktor

dari

kondisi

tersebut. Dengan kata lain, warga di Dukuh Pokoh ini juga
memerlukan kamar mandi / WC umum untuk buang air
maupun mencuci.

Analisis Masalah :

32

 Pengadaan sosialisasi dari instansi kesehatan Desa
Walen

kepada

warga

kemudian

direalisasikan

dengan

pembangunan WC dan kamar mandi umum dari pemerintah
daerah sekitar untuk warga.
 Pembangunan pertokoan sebagai wadah penjualan
souvenir berbahan dasar bamboo dari warga pada area site
villa. Hal ini juga bertujuan untuk menunjang ke-eksistensian
dari tanaman bambu yang ada di Desa Walen kepada
khalayak.
 Pembangunan edu-park di sekitaran site villa untuk
menjaga

kelestarian

dari

tanaman

bamboo

serta

memberikan pengetahuan tentang siklus hidup tanaman
bambu.
 Pengadaan tower air yang berguna untuk pengairan
sawah serta pengairan untuk villa.
G. KEBISINGAN DAN PENZONINGAN
(oleh : Ismaniasita Nur Febrianti
I0213042)
KEBISINGAN
Lokasi site berada di kawasan desa yang tenang,
sumber kebisingan utama adalah suara kendaraan bermotor
yang melintasi site. Sedangkan sumber kebisingan yang lain
yang datang sewaktu-waktu adalah apabila warga yang

33

sedangmengadakanacara

maka

suaranya

akan

sampai

dengan sangat jelas ke kawasan site, mengingat tidak
banyak

bangunan

di

sekitar

sebagai

peredam

suara.

Kebisingan tersebut sebenarnya tidak berpengaruh. Justru
kebisingan utama datang dari dalam site yaitu pada bagian
fasilitas umum. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan
penzoningan pada kawasan komplek villa.
Penzoningan adalah pembagian suatu wilayah menjadi
beberapa zona, dimana setiap zona mempunyai peruntukan
tanah dan persyaratan bangunan tertentu. Pembagian zona
tersebut diantaranya:
- ZonaPublik
- Zona Service
- ZonaPrivat
ANALISA
Zoning pada kawasan yang akan direncanakan yaitu
terdiri tiga fasilitas yaitu fasilitas utama (villa), fasilitas
pendukung (parkir, playground, edu park, resto & swiming
pool, souvenir shop dan masjid) dan fasilitas pengelola.
Ketiga fasilitas ini saling mendukung dan melengkapi antara
satu dengan yang lainnya. Ada lapangan parkir yang terletak
di tengah kawasan agar mudah diakses.

34

yang

Welcome area di pintu masuk kawasan sebagai hal
menjual

dari

villa

sehingga

dibuat

dengan

menggunakan lahan yang cukup luas agar dapat menarik
perhatian dari orang yang lewat. Lahan tersebut digunakan
dengan menata vegetasi dan lampu-lampu pada malam hari
sehingga kompleks villa ini menjadi eye catching.
- Area public (fasilitas umum) dan servis diletakkan di
tengah site agar akses yang ditempuh dapat lebih mudah
baik bagi pengunjung villa maupun pengunjung fasilitas
umum. Peletakkan area fasilitas umum ini dengan ketentuan
fasilitas umum yang berada dibagian selatan merupakan
fasilitas umum yang tingkat kebisingannya rendah sehingga
tidak mengganggu villa yang ada di selatan site yang
merupakan villa elit.
- Area privat yaitu untuk villa diletakkan pada line terluar
dari kawasan villa, dengan tujuan agar villa-villa tersebut
bisa mendapatkan view terbaik dari kawasan ini. Villa ni
sendiri terbagi menjadi dua yaitu villa ellite (4 buah) dan
villa menengah (11 buah).
H. SISTEM DRAINASE
(oleh : Mega Pratiwi I0213056)
BUANGAN AIR HUJAN
PENGGUNAAN TIPE PERESAPAN
35

Sumur resapan air hujan:

ContohSumurResapan Air Hujan( Suripin, 2004 )

Letak sumur resapan air hujan (Suripin, 2004)

36

BUANGAN AIR LIMBAH
Limbah air bekas dialirkan ke bak kontrol dan langsung
ke sumur resapan. Air akan tersaring pada bak resapan dan
air

yang

keluar

dari

bak

resapan

sudah

bebas

dari

pencemaran.
Pembuatan bak

dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2 di

bawah ini.
Gambar 1.Bak Saluran Bekas Mandi dan Cuci

Gambar 2.Bak Saluran Air Bekas.
PENGGUNAAN
1.

Untuk

membuang

air

membuang

air

cucian
2.

Untuk

bekas mandi
3.

Untuk

membuang

air

kotor/bekas lainnya.

PEMELIHARAAN

37

1. Saluran setiap hari perlu dibersihkan dengan memakai
sapu, atau alat lain.
2. Jangan membuang benda – benda padat seperti : batu
kerikil, kertas, kain, plastik dan barang – barang lainnya
3. Semua resapan perlu sering dikontrol, agar bagian-bagian
yang tersumbat dibersihkan.

KEUNTUNGAN
Pembuatannya mudah, bahan – bahan ada disekitar kita
dan konstruksinya sederhana.

KERUGIAN
Pembuangan air kotor ini juga tergantung dari struktur
lapisan tanah. Tanah yang liat pada musim kemarau akan
bongkah – bongkah hal ini mungkin berpengaruh pada
sumber air bersih. Untuk mengatasi hal ini agar jaraknya
perlu lebih di perpanjang lagi.

Adapun untuk sistem pengumpulan air buangan, dilakukan
dengan
SISTEM TERCAMPUR (COMBINED SYSTEM)

38

Air kotor dan air hujan disalurkan melalui satu saluran
yang sama. Saluran ini harus tertutup. Pemilihan sistem ini
didasarkan atas beberapa pertimbangan, antara lain
1.

Debit

masing-masing

buangan

:

relative

kecil

sehingga dapat disatukan.
2.

Kuantitas air buangan dan air hujan tidak jauh

berbeda.

Keuntungan:
1.

Hanya

diperlukan

satu

system

penyaluran

air

sehingga dalam pemeliharaannya lebih ekonomis.
2.

Terjadi pengenceran air buangan oleh air hujan

sehingga konsentrasi air buangan menurun.
I. ALIRAN LISTRIK
(oleh : Darumas Rismanu Andang
I0213025 dan Khoirunnisa Firly
I0213045)
Aliran listrik yang tersedia pada Site adalah aliran
dari PLN Boyolali yang dipasok melalui Jaringan Tegangan
Menengah (JTM 20 KV) yang disalurkan ke Gardu
Distribusi Sekunder kemudian ke trafo tiang step-down
lalu ke Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 380/220 Volt ke
meteran-meteran pelanggan.

39

Pada
Site, Ada
sebuah
tiang
listrik
yang
diperkirakan

merupakan

salah

satu

tiang

JTR.

Diperkirakan kapasitas tegangan listriknya kecil karena
berada

di

daerah

persawahan

dan

dusun

sehingga

ditakutkan tidak mampu mencukupi kebutuhan listrik
kawasan Villa yang dibuat.

Jaringan listrik di Dukuh Pokoh, Desa Walen :

40

Karena distribusi listrik di Dukuh Pokoh, Desa Walen
menggnakan tiang listrik sehingga pada site juga dipilih
tetap menggunakan tiang sebagai penyalur tenaga listrik,
maka dilakukanlah hal-hal sebagai berikut;
1.

Melakukan Pendaftaran / Administrasi kepada PLN

untuk mendapatkan listrik
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang
Tenaga Listrik, ada baiknya semua kegiatan tentang
kelistrikan atau yang menyangkut dengan jasa kelistrikan
dikonsultasikan kepada PLN. Konsultasi ini adalah untuk
mengetahui segala jenis bentuk teknis dan non teknis dari
pemasangan listrik.
2.

Menentukan posisi tiang listrik utama

Tiang listrik utama adalah tiang listrik yang menerima
listrik langsung dari PLN dan menjadi sumber energi
listrik

untuk

kawasan

Villa

yang

dibangun.

Penempatannya ada baiknya agak keluar dari kawasan
site demi kerapihan dan sirkulasi site.
3.

Menentukan posisi tiang listrik penyalur

Tiang listrik penyalur adalah tiang listrik yang bertugas
untuk menyalurkan listrik ke bangunan-bangunan yang
ada di site. Tiang listrik ini direncanakan ada sebanyak 4

41

buah yang tersebar di pinggir jalan di sekitar site dan
diusahakan untuk tidak mengganggu aktivitas kawasan.
4.

Memasang Stabilizer dan Generator Set

Pemasangan Stabilizer dan Generator Set merupakan
pilihan yang sebaiknya dilaksanakan, mengingat sumber
listrik dari PLN memiliki kapasitas yang kecil. Stabilizer
akan

digunakan

pada

titik-titik

tertentu

yang

membutuhkan listrik yang stabil, sedangkan Generator Set
digunakan untuk membantu memenuhi kapasitas listrik
yang tidak terpenuhi oleh PLN / pada saat pemadaman
listrik.
Pengaliran arus listrik pada site dapat dilakukan dengan
beberapa cara sesuai dengan ketentuan yang ada. Pada site
sendiri,

terdapat

tiang

listrik

utama

yang

berfungsi

mengalirkan arus listrik ke warga.
Ketentuan pemasangan aliran listrik, yaitu

:

1. Tiang terbuat dari logam atau kayu
2. Diameter tiang minimum 10 cm
3. Tinggi tiang minimum 3,5 meter
4. tinggi jaringan minimum 3,2 meter
5. Jarak antar tiang maksimum 50 meter
Analisis pada site

:
42

Pemasangan jaringan listrik dibuat menyusuri bahu jalan
untuk meminimalisir adanya aliran kabel yang menyeberang
di atas jalan sehingga pemandangan tidak terganggu oleh
pasangan kabel

yang

terlalu

banyak

melintang

diatas

bangunan. Pada bagian kelompok tertentu diberikan suatu
tiang induk yang mengalirkan ke setiap jaringan listrik villa.
J. PERATURAN PEMBANGUNAN
(oleh : Pebrina Tunjung I0213070)
Peraturan bangunan meliputi garis sepadan bangunan, yaitu :
1.

Garis sepadan bangunan pada jalan utama adalah 3

meter.
2. Garis sepadan bangunan dari sungai dengan ketentuan
sungai tidak bertanggul dan mempunyai kedalaman 3 – 6
meter adalah 20 meter.
Analisis pada site :
Dengan adanya ketentuan garis sepadan tersebut, di dekat
sungai tidak bertanggul dibuat sebuah taman sehingga
bangunan yang dibuat tidak berbatasan langsung dengan
sungai.
Site tiap villa sebisa mungkin dibikin memanjang.

BAB IV
43

SITEPLAN KAWASAN

A. PENZONINGAN DAN SIRKULASI
1. PENZONINGAN
(oleh : Ismaniasita Nur Febrianti I0213042)

Keterangan :

Zona Publik

Zona Privasi

Zona Service

Ruang Terbuka Hijau

44

Zona Publik dan servis diletakkan di tengah site agar akses
menuju fasilitas umum dalam zona tersebut mudah dijangkau
baik itu oleh pengunjung villa ataupun pengunjung fasilitas
umum saja. Untuk Playground1 keseluruhannya adalah area
bermain untuk anak diletakkan tepat di tengah site sebagai
pusat dari keramaian, sedangkan untuk Playground2 diletakkan
di dekat sungai yang keseluruhannya merupakan taman, tempat
duduk dan bersantai serta dilengkapi edu park mengenai proses
pembuatan kerajinan bambu. Playground2 ini kebisingannya
lebih kecil daripada Playground 1
Untuk zona privat atau villa itu sendiri diletakkan di
sepanjang batas kawasan agar setiap villa mempunyai potensi
view yang sama. Dan untuk villa elit akan diletakkan di dekat
sungai karena view-nya yang paling menarik.
B. PENJELASAN KAWASAN
Oleh : Annisa Hadny I0213009 dan Abi Rafdiansyah
I0213001
Kawasan site terdiri atas 14 villa dengan luas tanah
masing-masing adalah 400m2. Di dalam kawasan juga
dilengkapi lima fasilitas umum yaitu Restoran, Swiming
Pool, Playground, Masjid, dan Mini Market + Toko Suvenir
serta Kantor Pengelola villa.

45

Fasilitas umum tersebut diletakkan tidak berdampingan
dengan villa untuk mendukung kenyamanan villa itu sendiri
sehingga dapat memiliki nilai jual yang tinggi
1. Sirkulasi dalam site

Pola sirkulasi dalam site adalah jalan dengan sistem
oneway dengan entrance dan exit yang berada di satu
tempat. Jalan tersebut mengelilingi site dengan pola
radial dan dapat menjangkau seluruh villa dan fasilitas
umum.
Untuk pengunjung fasilitas umum dapat memarkirkan
kendaraannya di area parkir yang terletak di barat site

46

kemudian mengakses fasilitas umum dengan berjalan
kaki karena seluruh fasilitas umum dihubungkan oleh
taman dan jalan setapak (kecuali Playground2 dan Edu
Park).

47

Gambar tersebut menunjukkan sirkulasi pejalan kaki bagi
pengunjung fasilitas umum dalam site.

48

2. Pengelompokan villa

a. Villa Kelas Elit
Terdiri atas villa no1-4 dengan keungulan
-

Mempunyai view paling menarik yaitu view sungai dan
hamparan sawah serta vegetasi-vegetasi yang berada di
selatan site

-

Berada di dekat fasilitas umum yang kebisingannya
rendah

-

Untuk villa 1 memiliki keunggulan lebih yaitu dapat
menaksikan indahnya

matahari yang terbenam pada

waktu sore hari karena sitenya yang berada di barat

49

-

Dekat dengan exit sehingga dapat lebih cepat keluar site
(evakuasi diri) apabila terjadi bencana atau hal yangtidak
diinginkan lainnya.

b. Villa Kelas Menengah I
Terdiri atas villa no 5-10 dengan keunggulan
-

Mendapatkan view pada timur site yaitu hamparan sawah
yang tenang dan matahari terbit pada waktu pagi hari.

-

Dekat dengan restoran

c. Villa Kelas Menengah II
Terdiri atas Villa 11-15 dengan keunggukan
-

Berada di kontur paling tinggi dari site

-

Dekat dengan parkir area

3. Fasilitas Umum

50

a. Parkir Area
Terletak

di

dekat

entrance

agar

memudahkan

pengunjung untuk memarkirkan kendaraannya. Luas
Parkir area ini adalah 826m2
b. Kantor Pemasaran (servis area)
Kantor Pemasaran terletak di tengah site dan tepat
berada di depan welcome area. Hal ini ditujukan agar
para pengunjung yang datang dapat langsung melihat
kantor pemasaran dan dapat langsung memesan villa
yang ada. Pada kantor pemasaran ini bagian depannya
akan dirancang sebuah vertical garden yang bertujuan
untuk menghalau panasnya sinar amtahari dari barat
serta membuat kesan yang menarik bagi orang yang
memasuki kawasan villa ini. Pada bagian depan juga
akan

dibuat

taman

dan

lampu-lampu

yang

akan

menghiasi kawasan ini pada malam hari.
Luas kantor pemasaran adalah 330m2
c. Mini Market & Toko Suvenir
Dengan luasan 380m2 mini market dan toko suvenir ini
dapat menjual berbagai macam keperluan rumah
tangga dan kerajinan tangan warga khas Walen yaitu
kerajinan tangan dari bambu. Letak fasilitas ini berada
pada tengah bagian utara bertujuan agar menjauhkan

51

kebisingan dari fasilitas ini dari villa elit yang berada
di selatan site.
d. Masjid
Masjid dengan luasan 400m2 ini terletak di dekat
kawasa villa elit karena kebisingan dari masjid relatif
kecil dan hanya pada waktu tertentu saja. Masjid
sendiri merupakan fasilitas umum yang penting bagi
umat agama Islam. Pada ruan terbuka masjid nanti
akan dibuat taman yang banyak vegetasi serta kolam
agar masjid dapat lebih sejuk dan memberikan kesan
nyaman.
e. Resto & Swiming Pool
Restoran

dan

swiming

pool

dibuat

menjadi

satu

kawasan agar dapat saling melengkapi, misalnya bagi
pengunjung yang sedang berenang apabila lapar dapat
langsung ke restoran dan begitu pula pengunjung
restoran apabila bosan dapat berenang di swiming pool
area. Area ini memiliki tingkat kebisingan yang cukup
tinggi sehingga dijauhkan dari area villa elit
f. Playground1
Palayground1 merupakan kawasan playground yang
meliputi

permainan

anak-anak

seperti

ayunan,

prosotan, jungkat-jungkit, arena mandi bola, dsb.

52

Dirancang ditengaha site supaya dapat menjadi pusat
keramaian dari kawasan ini. Luas area ini adalah
689m2
g. Playground2 & Edu Park
Playground2 diletakkan di bagian yang lebih tenang
karena fungsinya yang memang untuk duduk-duduk
dan menikmati pemandangan bersama keluarga. Oleh
karena itu area yang mempunyai luas 1140m 2 ini
diletakkan di pinggir sungai bagian selatam agar
mendapatkan view terbaik dan menimbulkan kesan
nyaman bagi keluarga yang sedang piknik di situ.
Selain itu pada area ini dilengkapi dengan edu park
mengenai proses pembuatan kerajinantangan dari
bambu

yang

dapat

menarik

perhatian

dari

para

pengunjung.

D. JARINGAN LISTRIK
(oleh : Darumas Rismanu Andang I0213025)

53

Tiang listrik diletakkan pada salah satu bahu jalan dan
tidak berselang-seling pada bagian tertentu supaya tidak
mengganggu

pemandangan

pengguna

jalan

dan

akan

tercipta nilai estetika dengan peetakkan tiang seperti itu
Setiap

tiang

penyalur

listrik

(warna

merah)

dapat

menyaluran listrik kepada 4-6 rumah/bangunan. Terdapat
tiang-tiang penyangga yang berfungsi sebagai penyangga
kabel yang panjang dimana kabel-kabel ini dibelokkan sesuai
bentuk jalan dan terdapat pada titik-titik tertentu untuk
menyilangkan kabel diatas jalan

E. SISTEM DRAINASE

54

(oleh: Mega Pratiwi I0213056)
1.

Arah aliran air hujan
Gambar diatas adalah arah aliran air hujan di dalam

kawasan villa, setiap villa mengalirkan air hujan pada
halamannya ke parit jalan yang akan bermuara di sungai yang
ada di selatan site.
Terkecuali untuk villa nomer 9, karena posisinya tersebut
villa ini akan membuat saluran pembuangan air hujan pada
tanahnya sendiri.
2. Pengolahan air limbah
Seperti yang telah dijelaskan pada saat analisa data, pada
kawasan villa ini air limbah rumah tangga seperti air sabun
akan diolah sendiri oleh setiap rumah/villa dengan membuat
sumur resapan supaya tidak mencemari lingkungan yang
masih alami ini.
F. AIR BERSIH
(oleh: Mega Pratiwi I0213056)
Untuk air bersih, kawasan villa ini memilih menggunakan
sumur bor sendiri dengan menggali sedalam 25 meter pada
bagian barat laut site dekat dengan kantor pemasaran.
Setelah itu air yang telah diambil akan ditampung di menara
air di area dekat sumur. Peletakkan sumur dan menara air

55

ada pada lahan tertinggi dari site agar air dapat dengan
mudah

disuply

ke

villa

dan

fasilitas

umum

dengan

menggunakan pipa yang biasa digunakan PDAM untuk
menyuplai kebutuhan air.

56