PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAPAK DESA S
BAB I
EXISTING SITE
A.LOKASI SITE
Oleh : Anoga Putra I021
1
Site yang dipilih berada di Dukuh Pokoh, Desa Walen,
Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali, Jawa
Tengah, Indonesia.
SI
B. LUAS SITE
Oleh : Anoga Putra I021
Luasan site yang di pilih 14.656 m2
Meliputi :
2
- Luas kavling 400m2 x 14
- Akses jalan
- Fasilitas umum
C. KONTUR SITE
Oleh : Abi Rafdiansyah I0213001
Hasil data yang di dapatkan dari site yaitu adanya
perbedaan ketinggian kontur yang tidak begitu terjal. Dengan
lebar site 130m dan panjang 142m dan kontur paling tinggi
199mdpl dan yang yang terendah 183mdpl. Sehingga dengan
data tersebut kita dapat menentukan persentase kemiringan
kontur yaitu 11,2% .
Dengan perhitungan 16/142 x 100% =11,7 %
3
D. AKSES MENUJU SITE
(oleh : Bisma Fajar Mustofa I0213021)
KE SAMBI
SITE
DARI SOLO
4
E. SIRKULASI PEJALAN KAKI
(oleh : Bisma Fajar Mustofa I0213021)
Selain
menggunakan
kendaraan
terdapat
bermotor,
juga
akses
menuju site bagi pejalan
kaki.
Sirkulasi
pejalan
kaki dapat dilihat dari
gambar berikut:
F. LOKASI BERHUBUNGAN
(oleh : Bisma Fajar Mustofa I0213021)
Masjid
dan
pemakaman 100m
- Kantor kelurahan 500m
- SMPN 3 Simo
700m
- Kantor Polsek
3km
- RSUD
3km
- Pasar Simo
3km
- Terminal Simo
4km
- Pom Bensin
5km
5
area
BAB II
ANALISIS DATA VISUAL SITE
(oleh : Glabella Ersyara Ramadhani
I0213033
Pebrina Tunjung I0213070)
UTARA
Bagian Utara site dibatasi oleh rumah – rumah warga.
Dilengkapi dengan beberapa vegetasi di bagian utara site. Dari
batas tersebut, view yang diberikan di utara site adalah berupa
vegetasi yang ditanami berupa pohon – pohon peneduh; pohon
6
kelapa, pohon jati, pohon bamboo dan pohon – pohon lainnya
yang dapat membuat penghawaan di daerah site menjadi lebih
sejuk dan dingin. Alur terasering di bagian Utara cenderung
menaik. Di bagian utara ini posisi jalan sejajar dengan site.
Analisis Pemanfaatan
:
o Dengan adanya view di bagian utara yang dipenuhi
dengan berbagai macam vegetasi, dapat dimanfaatkan untuk
penempatan beberapa villa. Villa yang berada di utara ini
memiliki kesempatan mendapatkan view ke bawah karena
kontur pada site ini paling tinggi. Villa yang dibangun dapat
menikmati view di belakang berupa vegetasi – vegetasi.
SELATAN
Batas bagian Selatan site berupa sungai dan jembatan
serta
vegetasi yang mengelilingi di sekitar selatan site. Potensi view
yang dapat dinikmati di batas selatan ini adalah berupa kontur
yang menurun dan area persawahan diseberang lokasi site.
Serta pada bagian selatan, dapat menikmati sungai dengan
bebatuan – bebatuan alam di dalamnya. Ketinggian jalan dengan
7
site masih sejajar karena jalan juga dibuat menurun mengikuti
kontur.
Analisis Pemanfaatan :
o Di
bagian
selatan
lebih
dimanfaatkan
untuk
penempatan
beberapa villa elite sehingga mempunyai view yang berbeda.
Selain itu, view yang didapatlan di bagian selatan berupa sungai
dengan bebatuan alam yang masih sangat alami dan beberapa
vegetasi alam yang masih ada.
BARAT
Di Barat site pilihan, dibatasi oleh jalan selebar 3,5 meter
dengan bahu jalan 0.5 meter yang memisahkan site pilihan
dengan area persawahan di sebelahnya. Jalan pada sisi barat ini
dapat dilalui mobil dan motor, berfungsi sebagai sirkulasi jalan
utama pada desa Walen, Simo, Boyolali ini. Pada sisi barat, juga
mempunyai beberapa potensi view, diantaranya adalah view
Gunung
Merbabu
dan
terasering
sawah
di
seberangnya.
8
Vegetasi yang dapat dinikmati berupa tanaman – tanaman perdu
kecil.
Analisis Pemanfaatan
:
o Di bagian barat site dimanfaatkan untuk penempatan main
entrance ke komplek villa dan jalan utama sehingga mudah
dijangkau oleh siapa pun. Pada bagian ini akan dimanfaatkan
pula untuk villa agar bisa mendapatkan view saat matahari
terbenam di Gunung Merbabu dan terasering – terasering
persawahan.
TIMUR
Batas Timur bangunan hanya
berupa vegetasi – vegetasi yaitu pohon – pohon peneduh yang
lebih tinggi. Batas Timur ini memiliki potensi view yang cukup
bagus Karena di bagian timur ini dapat menikmati vegetasi yang
ada dan menikmati hamparan sawah. Vegetasi yang ada pada
batas timur ini berupa pohon jati, pisang, tanaman perdu, dan
pohon kelapa. Di bagian Timur dapat menikmati hamparan
9
lahan yang luas dan lepas sehingga view di bagian ini juga
menarik.
Analisis Pemanfaatan
:
o Lebih banyak dimanfaatkan untuk penempatan villa – villa
karena akan mendapat view yang sangat alami dari batas timur
ini. Dapat menikmati hamparan sawah lepas dan pohon – pohon
bamboo yang masih sangat alami.
10
BAB III
ANALISA DATA LINGKUNGAN
A.DAYA TARIK TAPAK
(oleh : Intan Salamina I0213038)
Pada tapak terdapat bukit, hamparan sawah, sungai, dan
juga dapat melihat matahari tenggelam di balik gunung
Merbabu pada sisi Barat tapak.
Analisis:
•
Pemanfaatan
suara
aliran
sungai
sebagai
suara
background wilayah site yang dekat sungai.
•
Bangunan pada sisi Barat site mendapat kesempatan
untuk melihat sunset dan gunung Merbabu.
•
Sebagian bangunan lain dapat melihat hamparan sawah
ataupun aliran sungai di sisi luar site.
(oleh : Leoni Noor Damarani I0213050)
11
B.
SUHU DAN KELEMBAPAN
Suhu yang ada pada site di desa Walen, Simo, Boyolali
cenderung tinggi sehingga suasana di site terasa sangat panas.
Karena suhu yang ada tinggi, sehingga kelembapan yang terjadi
pada site juga rendah dan menyebabkan udara yang kering.
Menurut Standar Internasional untuk kenyamanan suhu termis ,
menyatakan
bahwa
sensasi
termis
yang
dialami
manusia
merupakan fungsi dari empat faktor iklim, yaitu (1) suhu udara,
(2) suhu radiasi, (3) kelembapan udara dan (4) aliran angin.
Sehingga untuk mensiasati suhu yang tinggi dan kelembapan
yang rendah, dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
memberikan elemen – elemen air, tanaman ataupun mensiasati
dengan peletakan orientasi bangunan yang sesuai.
Analisis
Analisis
pemanfaatan
kelembapan
dan
pemecahan
masalah
suhu
dan
:
1. Vertical Garden
Vertical garden selain dapat digunakan untuk melindungi
secara fsik juga mempunyai manfaat terhadap suhu, visual,
dan juga dapat meningkatkan kualitas udara. Tanaman
12
Vertikal ini bukan hanya direalisasikan dengan tanaman
merambat tetapi dapat menggunakan box tanaman.
Vertical Garden dipilih karena tanaman telah terbukti
untuk penyaring udara, menciptakan udara bersih dalam
lingkungan bangunan. Tujuan penggunaan tanaman vertikal
pada bangunan, antara lain
:
-
Pemecah Angin
-
Penyerap CO2 dan Co dan menghasilkan O2
-
Meningkatkan ekosistem pada tapak
-
Pendingin yang efektif
-
Penahan bising dan bau.
Media untuk tanaman vertikal sendiri dapat menggunakan
pot atau dapat juga menggunakan konsep roof garden. Pot
tanaman dapat mempunyai ukuran kedalaman 60cm.
Vertical Garden ini dapat direalisasikan pada beberapa
Fasilitas Umum ataupun Villa sendiri di dalam Komplek Villa,
seperti
:
Swimming Pool
Konsep Vertical garden dapat diaplikasikan pada Swimming
Pool karena agar suhu di daerah swimming pool lebih sejuk dan
nyaman bagi pengunjung.
Contoh desain :
13
Taman Villa
Taman yang merupakan RTH (Ruang Terbuka Hijau) pada
komplek
Villa
dapat
didesain
vertical
garden
sehingga
menetralisir udara panas di site dan juga kelembapan yang
rendah pada site akan menjadi lebih tinggi sehingga udara
menjadi lebih sejuk
Kantor Pemasaran
Tidak
hanya
dapat
diaplikasikan
pada
eksterior,
namun
pada
ditambahkan
interior
konsep
dapat
vertical
garden ini. Sederhana, hanya
14
menyesuaikan kontur dinding dan ruangan akan lebih sejuk
dengan adanya tanaman di dalam ruang.
2. Menambahkan Elemen Air
Menambahkan elemen air pada desain komplek villa
memberikan manfaat pada aliran udara dan penghawaan pada
komplek
tersebut,
karena
dapat
menurunkan
suhu
pada
microclimate sehingga unsur air yang diletakkan pada sekitar
bangunan akan mendinginkan udara ataupun angin yang akan
masuk ke dalam bangunan sehingga suhu di dalam bangunan
lebih sejuk.
Elemen air dapat diaplikasikan kedalam beberapa ruang
komplek, seperti:
Bundaran air mancur di centre atau beberapa bagian
komplek villa
Masjid
Di sekitar kanan kiri ataupun beberapa sisi masjid dapat
diberi kolam sehingga menyejukkan udara bangunan
Restoran
Selain untuk penyejuk udara juga dapat menambah segi
estetika view sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung.
Villa
15
Setiap villa warga yang ada dapat diberi sebuah kolam
untuk mereduksi panas yang ada.
3. Penempatan Bangunan Komplek
Bangunan perlu ditata agar udara dapat bergerak,
peletakan bangunan sebaiknya tidak diletakkan secara
berdempetan
peletakan
namun
bangunan
sebaiknya
yang
diberi
berdempetan
spasi
karena
akhirnya
akan
menyebabkan aliran udara silang akan mengecil. Jalan –
jalan yang digunakan harus diberi perlindungan, jalan yang
diaspal harus diberi peredam berupa tanaman – tanaman di
sepanjang pinggiran jalan.
4. Penggunaan Material Alam
Material alam dapat digunakan untuk diaplikasikan pada
dinding dan atap bangunan. Dapat menggunakan kayu,
16
bamboo, ijuk, jerami dan daun kelapa. Material alam dapat
digunakan untuk menyerap panas matahari langsung dan
dipantulkan lagi keluar bangunan sehingga suhu di ruangan
akan selalu sejuk.
Material alam dapat di aplikasikan pada bagian gazebo –
gazebo di taman yang terbuat dari bamboo.
Digunakan untuk desain ruang souvenir
C. ANGIN
(oleh : Annisa Hadny Zakiyaturrahmah
I0213009)
17
Kecepatan angin untuk daerah Simo menurut skala
Beaufort adalah 7-10 knots atau sekitar 8-12 mph.
Angin
terjadi
yang
akibat
begerak
dua
hal
ini
yaitu
karena angin makro dan angin
mikro. Angin makro sendiri datang dari arah tenggara
yang
merupakan
angin
yang
lazim
di
Indonesia.
Sedangkan angin mikro datang dari arah barat yang
disebabkan adanya perbedaan tekanan udara dari Gunung
Merbabu yang ada di sisi barat site.
Analisis:
Dengan adanya angin yang demikian,
tanggapan dalam
desain site villa yang akan dibuat adalah sebagai berikut :
Mengurangi jumlah dan ukuran bukaan pada fasad
bangunan baik itu villa maupun fasum yang menghadap
ke arah angin berasal (barat dan selatan) agar angin
yang masuk ke dalam bangunan tidak terlalu kencang.
Membuat perbedaan suhu pada dua sisi bangunan agar
terjadi aliran udara yaitu satu sisi dibuat sejuk dan satu
sisi dibuat panas dengan cara (1) Penanaman Vegetasi,
dan (2) Pembuatan kolam agar udara dapat lembab. Hal
18
ini perlu dilakukan agar tercipta sirkulasi udara yang
baik di dalam bangunan
gambar pengggunaan vegetasi seagai penghalau angin serta menciptaan keadaan yang sejuk
Karena
angin
yang
relatif
cukup
kencang,
makan
bangunan akan dibuat rendah dan dengan atap yang tidak
curam.
Menanam
pohon
dan
dengan
komposisi
perdu
tertentu
A
untuk menghalau angin masuk
terlalu
banyak
ke
dalam
B
bangunan.. Penanaman pohon
memiliki arak minimal 6 meter dari bangunan.
(A)
Angin dibuat masuk
(B)
Angin dihalau supaya tidak masuk
D. LINTAS MATAHARI
(oleh : Song Prasetya Sujanra I0213081)
LINTAS MATAHARI DI WALEN, SIMO, BOYOLALI.
19
Sun Ptah Ddiagram di Desa Walen, Simo, Boyolali.
Derajat matahari pada jam 12 terletak pada 78.93°
dengan udara yang sangat panas.
20
Pada sore hari, matahari
terletak sekitar 35°. namun,
udara tidak sepanas saat siang.
Dari
data
disamping,
masalah yang ditimbulkan
adalah teriknya matahari
pada siang hari. hal ini
dapat diantisipasi dengan
penggunaan
tritisan
pada
atap
atau
dengan
memasang kanopi agar mengurangi cahaya dan
panas yang masuk. hal lain yang dapat dilakukan
adalah dengan menanam vegetasi vegetasi peneduh.
E. TANAH DAN VEGETASI
(oleh : Ariani Nurfakhirah I0213012 dan
Endah retmo I0213030)
Suasana site yang cenderung memiliki suhu udara tinggi
dan sinar matahari dengan intensitas tinggi menyebabkan
site terasa panas dan pada titik tertentu site akan
menerima cahaya matahari maksimal akibat pergerakan
matahari. Sehingga site perlu ditanami oleh vegetasi –
vegetasi lainnya selain dari vegetasi eksisting yang sudah
ada. Vegetasi yang ditanami pada site harus memiliki
beberapa kriteria, antara lain:
21
1. Mampu tumbuh di tempat terbuka di bawah sinar
matahari penuh. Jadi termasuk jenis-jenis pohon intoleran
dan pionir , dengan kondisi rindang dan mampu menyerap
karbonmonoksida dan polusi udara lainnya
2. Sesuai dengan keadaan tanah yang kurus dan miskin hara,
serta tahan kekeringan
3. Bisa digunakan untuk menyimpan debet air dan menjaga
lingkungan hidup disekitarnya
4. Memiliki
nilai
estetis
untuk
menunjang
keindahan
tambahan site.
Biasanya pohon-pohon yang memenuhi kriteria diatas
adalah
pohon-pohon
yang
tidak
berbuah,
selain
dikhawatirkan membahayakan orang lain, pohon berbuah
lebih cocok digunakan untuk halaman daripada penghijauan
dengan tujuan reboisasi dan mengurangi polutan.
Adapun jenis-jenis pohon yang biasa dijadikan sebagai
pohon peneduh baik disepanjang jalan raya maupun di
sekitar rumah :
VEGETASI PENEDUH
1. Pohon Tanjung.
Pohon
tanjung
atau
bunga Tanjung (Mimusops
elengi)
22
Bunganya yang wangi mudah rontok dan dikumpulkan di
pagi hari untuk mengharumkan pakaian, ruangan atau untuk
hiasan. Varietas ini bisa tumbuh setinggi 25 m. Kayu tanjung
juga baik untuk dijadikan bahan ukiran, patung, penutup
lantai, jembatan, dan bantalan rel kereta api.
2. Pohon trembesi.
Pohon
trembesi
atau
disebut
juga
pohon
kihujan
(Samanea
saman) merupak
an salah satu pohon penghijauan terbaik. Pertumbuhannya
cepat, batangnya besar , kuat dan bentangan kanopinya
lebar dan mampu menyerap 28 Ton Co2 pertahunnya. Selain
itu
ohon
ini
unggul
menanggulangi
banjir,
mampu
menyimpan 900 meter kubik air juga menyalurkan 4000 liter
air perhari. Namun pohon ini lebih cocok ditanam disekitar
taman kota atau dilapangan yang lebar, selain memakan
tempat, jaringan akar pohon terlalu besar dan menjangkau
jauh kesekitar, sehingga merusak jalan atau bangunan.
3. Pohon mahoni.
23
Pohon ini cocok dijadikan sebagai tanaman peneduh
jalan karena mampu tumbuh hingga puluhan tahun, tidak
mudah terkena hama atau penyakit, tidak mudah tumbang
dengan struktur kayu yang kuat, tumbuh lurus ke atas
dengaan tajuk tinggi di atas batas ketinggian kendaraan..
3. Pohon Kiara Payung
Pohon
kiara
payung (Fellicium
Decipiens) merupak
an
pohon
yang
cocok ditanam pada
penghijauan
lingkungan
rumah. Pohon
ini
sangat
rindang
dan
bertajuk
luas,
memiliki tinggi hingga 11 meter namun yang sering ditemui
4-8 meter saja, dengan Batang utama pohon tidak terlalu
besar seperti Pohon Tanjung dan Pohon Mangga. Ranting-
24
rantingnya tidak terlalu besar namun kuat dari terpaan
angin.
4. Pohon Angsana.
Angsana atau yang
dikenal
dengan
nama sonokembang
(Pterocarpus
indicus), merupakan
salah
satu
pohon
asli
semenanjung
Malaya. Tanaman ini biasanya menghiasi pinggiran jalan
raya sebagai pohon peneduh. Tinggi pohon Angsana bisa
mencapai 40 meter dan gemang mencapai 350 cm.
5. Pohon Asam Jawa.
Tanaman
pertumbuhannya
asam
jawa
didaerah
yang
memang
memiliki
sangat
iklim
baik
tropis,
Tanaman ini di perkirakan berasal dari wilayah afrika timur,
penyebarannya hingga asia tropis, karibia dan amerika latin.
Di
indonesia
sendiri, tanaman ini
sengaja
untuk
ditanam
keperluan
komoditi dan pohon
25
peneduh. Dengan bentuk pohon yang tinggi, rindang, serta
berakar kuat, tanaman asem jawa sengaja ditanam untuk
memperindah lingkungan dan pohon peneduh di jalan-jalan
kota dan jalan raya. Pohon asam juga bisa berperan sebagai
bahan penghijauan dan untuk menahan angin, bisa juga
digunakan untuk memperbaiki kawasan yang gersang dan
tandus.
6. Bungur
Tanaman
Bungur
(Lagerstroemia)
merupakan
tumbuhan berwujud
pohon
atau
perdu
yang dikenal sebagai pohon peneduh jalan atau pekarangan.
Bungur mampu hidup ditanah gersang atau subur.
7. Pohon Dadap
Dadap
merupakan
yang
Pohon
berukuran
26
sedang, mencapai tinggi 15–20 m dan gemang 50–60 cm.
Tanaman ini dimanfaatkan sebagai penahan angin.
8. Pohon akasia
Akasia berasal
dari bahasa Yunani,
"akis" yang berarti
duri.
Tanaman
memiliki
ini
poling
yang
berbentuk
seperti bantalan duri, Sama seperti pohon penghijauan yang
lain, akasia ramah lingkungan dan mampu menahan air
dengan baik. Beberapa spesies akasia yang digunakan
sebagai pohon hias diantaranya adalah Acacia dealbata,
Acacia
retinodes,
Acacia
xanthophloea,
dan
Acacia
baileyana.
9. Pohon Beringin
Beringin yang
bernama
Latin
Ficus benyaamia L,
memiliki ketinggian
rata-rata sekitar 20-25 m. Batangnya tegak, bulat, dengan
27
permukaan kasar. Pada bagian batang ini keluar akar
gantung.
Daunnya lebat dan cocok ditanam di pinggir
perairan
maupun
ditaman
kota. Beringin
merupakan
tanaman yang memiliki kemampuan hidup dan beradaptasi
dengan bagus pada berbagai kondisi lingkungan.
10.
Cemara Bundel
Tidak
semua
cemara
memenuhi
kriteria
untuk
penghijauan,
cemara
bundel
namun
layak
dipertimbangkan. Tingginya mencapai 20 m, penghisap
polutan juga rindang sebagai tempat berteduh maupun
hiasan didaerah perkarangan atau lapangan.
11.
Palem Raja
Palem
raja
dan palem putri
cocok
digunakan
untuk penghijauan
sekitar
komplek
perumahan
atau
28
tempat yang tidak membutuhkan ruang besar. Mampu hidup
hingga ketinggian 1400 mdpl. tumbuhan ini tidak bercabang
dan mampu tumbuh hingga 20 meter . Sebagai penyejuk
udara palem raja juga sering digunakan sebagai pohon hias.
12.
Aren /Mergat
Pohon aren cukup
rindang dan anti polutan
yang
unik.
ukurannya
Pohon
yang
aren
dimanfaatkan
lumbung
selain
besar,
bisa
sebagai
pendapatan
yang
mampu
mensejahterakan
masyarakat. Selain itu, pohon ini cukup toleran dengan
tumbuhan sekitarnya, dan dapat tumbuh dengan baik di
lereng
gunung
pada
kemiringan
hingga
70
derajat,
penyeimbang dan menanggulangi erosi terutama daerah
aliran sungai dan gunung. Seluruh komponen yang ada dari
pohon aren bisa dimanfaatkan
F. MANUSIA DAN BUDAYA
(oleh : Bisma Fajar Mustofa I0213021)
29
Sebagian lahan di Desa Walen dijadikan untuk lahan
pertanian (sawah) dan ruang terbuka hijau yang didalamnya
termasuk bamboo forest. Sehingga dapat dikatakan tanah di
Desa Walen subur. 50% - 70% penduduk di kelima desa
tersebut bekerja sebagai pengrajin industri bambu, antara
lain;
tampah,
menjadikanya
besek,
sebagai
eblek,
welitan,
pekerjaan
dsb.
utama,
Sebagian
sebagian
lagi
menjadikannya sebagai pekerjaan sampingan selain bertani di
sawah.
Kerajinan besek hasil penduduk
DesaWalen
Kerajinan
tampah
Beberapa masyarakat
menjadikan
kegiatan menganyam
bambu sebagai pekerjaan utama. Sedangkan beberapa yang
lainnya
hanya
menjadikan
kegiatan
tersebut
sebagai
pekerjaan sampingan selain bertani dan berternak.
Potensi bambu yang melimpah dijadikan masyarakat
sebagai mata pencaharian. Hampir seluruh masyarakat di
Dukuh Pokoh mempunyai keterampilan menganyam bambu.
Akan tetapi, hasil yang diperoleh dari menganyam bamboo
30
belum
mampu
menyejahterakan
kehidupan
masyarakat,
sehingga banyak anak muda Dukuh Pokoh yang lebih memilih
untuk bekerja menjadi buruh di kota dan menetap di sana
daripada menganyam bambu. Hal ini berdampak negatif
karena membuat berkurangnya tenaga produktif di Desa
Walen ini.
Hasil bambu yang dijual pun tidak seberapa karena
budaya masyarakat sering memanfaatkan penjualan bamboo
dengan pergi ke kota dan menjualnya ke pengepul yang
hanya datang beberapa hari sekali.
Kegiatan warga Dukuh Pokoh menganyam bambu
Kondisi masyarakat yang agraris, sudah merupakan
suatu kewajiban bagi masyarakat untuk mencari sumber
pengairan
bagi
sawahnya. Pada
31
pengamatan yang dilakukan, saat musim kemarau tiba
pengairan untuk sawah sangat sulit untuk dicari, parit-parit
yang berada di utara sawah juga mengering, volume air
sungai
menurun
masyarakat
derastis.
menggunakan
Kondisi
bantuan
ini
mesin
mengharuskan
diesel
untuk
membantu memompa air dari sungai menuju kepetak-petak
sawah. Karena jika menggunakan aliran air dari PANSIMAS,
warga dikenai biaya per harinya, serta tidak ditemukan
sumber air pompa di area persawahan.
Kondisi rumah yang kadang tidak ditemukannya kamar
mandi / WC juga menjadi kebiasaan sebagian warga dukuh
Pokoh. Warga masih memanfaatkan parit yang ada di
sebelah selatan pemukiman untuk buang air atau mencuci.
Kondisi seperti ini tentu kurang baik bagi lingkungan yang
berada di sekitarnya. Minimnya sosialisasi akan pentingnya
menjaga
kebersihan
bisa
menjadi
faktor
dari
kondisi
tersebut. Dengan kata lain, warga di Dukuh Pokoh ini juga
memerlukan kamar mandi / WC umum untuk buang air
maupun mencuci.
Analisis Masalah :
32
Pengadaan sosialisasi dari instansi kesehatan Desa
Walen
kepada
warga
kemudian
direalisasikan
dengan
pembangunan WC dan kamar mandi umum dari pemerintah
daerah sekitar untuk warga.
Pembangunan pertokoan sebagai wadah penjualan
souvenir berbahan dasar bamboo dari warga pada area site
villa. Hal ini juga bertujuan untuk menunjang ke-eksistensian
dari tanaman bambu yang ada di Desa Walen kepada
khalayak.
Pembangunan edu-park di sekitaran site villa untuk
menjaga
kelestarian
dari
tanaman
bamboo
serta
memberikan pengetahuan tentang siklus hidup tanaman
bambu.
Pengadaan tower air yang berguna untuk pengairan
sawah serta pengairan untuk villa.
G. KEBISINGAN DAN PENZONINGAN
(oleh : Ismaniasita Nur Febrianti
I0213042)
KEBISINGAN
Lokasi site berada di kawasan desa yang tenang,
sumber kebisingan utama adalah suara kendaraan bermotor
yang melintasi site. Sedangkan sumber kebisingan yang lain
yang datang sewaktu-waktu adalah apabila warga yang
33
sedangmengadakanacara
maka
suaranya
akan
sampai
dengan sangat jelas ke kawasan site, mengingat tidak
banyak
bangunan
di
sekitar
sebagai
peredam
suara.
Kebisingan tersebut sebenarnya tidak berpengaruh. Justru
kebisingan utama datang dari dalam site yaitu pada bagian
fasilitas umum. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan
penzoningan pada kawasan komplek villa.
Penzoningan adalah pembagian suatu wilayah menjadi
beberapa zona, dimana setiap zona mempunyai peruntukan
tanah dan persyaratan bangunan tertentu. Pembagian zona
tersebut diantaranya:
- ZonaPublik
- Zona Service
- ZonaPrivat
ANALISA
Zoning pada kawasan yang akan direncanakan yaitu
terdiri tiga fasilitas yaitu fasilitas utama (villa), fasilitas
pendukung (parkir, playground, edu park, resto & swiming
pool, souvenir shop dan masjid) dan fasilitas pengelola.
Ketiga fasilitas ini saling mendukung dan melengkapi antara
satu dengan yang lainnya. Ada lapangan parkir yang terletak
di tengah kawasan agar mudah diakses.
34
yang
Welcome area di pintu masuk kawasan sebagai hal
menjual
dari
villa
sehingga
dibuat
dengan
menggunakan lahan yang cukup luas agar dapat menarik
perhatian dari orang yang lewat. Lahan tersebut digunakan
dengan menata vegetasi dan lampu-lampu pada malam hari
sehingga kompleks villa ini menjadi eye catching.
- Area public (fasilitas umum) dan servis diletakkan di
tengah site agar akses yang ditempuh dapat lebih mudah
baik bagi pengunjung villa maupun pengunjung fasilitas
umum. Peletakkan area fasilitas umum ini dengan ketentuan
fasilitas umum yang berada dibagian selatan merupakan
fasilitas umum yang tingkat kebisingannya rendah sehingga
tidak mengganggu villa yang ada di selatan site yang
merupakan villa elit.
- Area privat yaitu untuk villa diletakkan pada line terluar
dari kawasan villa, dengan tujuan agar villa-villa tersebut
bisa mendapatkan view terbaik dari kawasan ini. Villa ni
sendiri terbagi menjadi dua yaitu villa ellite (4 buah) dan
villa menengah (11 buah).
H. SISTEM DRAINASE
(oleh : Mega Pratiwi I0213056)
BUANGAN AIR HUJAN
PENGGUNAAN TIPE PERESAPAN
35
Sumur resapan air hujan:
ContohSumurResapan Air Hujan( Suripin, 2004 )
Letak sumur resapan air hujan (Suripin, 2004)
36
BUANGAN AIR LIMBAH
Limbah air bekas dialirkan ke bak kontrol dan langsung
ke sumur resapan. Air akan tersaring pada bak resapan dan
air
yang
keluar
dari
bak
resapan
sudah
bebas
dari
pencemaran.
Pembuatan bak
dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2 di
bawah ini.
Gambar 1.Bak Saluran Bekas Mandi dan Cuci
Gambar 2.Bak Saluran Air Bekas.
PENGGUNAAN
1.
Untuk
membuang
air
membuang
air
cucian
2.
Untuk
bekas mandi
3.
Untuk
membuang
air
kotor/bekas lainnya.
PEMELIHARAAN
37
1. Saluran setiap hari perlu dibersihkan dengan memakai
sapu, atau alat lain.
2. Jangan membuang benda – benda padat seperti : batu
kerikil, kertas, kain, plastik dan barang – barang lainnya
3. Semua resapan perlu sering dikontrol, agar bagian-bagian
yang tersumbat dibersihkan.
KEUNTUNGAN
Pembuatannya mudah, bahan – bahan ada disekitar kita
dan konstruksinya sederhana.
KERUGIAN
Pembuangan air kotor ini juga tergantung dari struktur
lapisan tanah. Tanah yang liat pada musim kemarau akan
bongkah – bongkah hal ini mungkin berpengaruh pada
sumber air bersih. Untuk mengatasi hal ini agar jaraknya
perlu lebih di perpanjang lagi.
Adapun untuk sistem pengumpulan air buangan, dilakukan
dengan
SISTEM TERCAMPUR (COMBINED SYSTEM)
38
Air kotor dan air hujan disalurkan melalui satu saluran
yang sama. Saluran ini harus tertutup. Pemilihan sistem ini
didasarkan atas beberapa pertimbangan, antara lain
1.
Debit
masing-masing
buangan
:
relative
kecil
sehingga dapat disatukan.
2.
Kuantitas air buangan dan air hujan tidak jauh
berbeda.
Keuntungan:
1.
Hanya
diperlukan
satu
system
penyaluran
air
sehingga dalam pemeliharaannya lebih ekonomis.
2.
Terjadi pengenceran air buangan oleh air hujan
sehingga konsentrasi air buangan menurun.
I. ALIRAN LISTRIK
(oleh : Darumas Rismanu Andang
I0213025 dan Khoirunnisa Firly
I0213045)
Aliran listrik yang tersedia pada Site adalah aliran
dari PLN Boyolali yang dipasok melalui Jaringan Tegangan
Menengah (JTM 20 KV) yang disalurkan ke Gardu
Distribusi Sekunder kemudian ke trafo tiang step-down
lalu ke Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 380/220 Volt ke
meteran-meteran pelanggan.
39
Pada
Site, Ada
sebuah
tiang
listrik
yang
diperkirakan
merupakan
salah
satu
tiang
JTR.
Diperkirakan kapasitas tegangan listriknya kecil karena
berada
di
daerah
persawahan
dan
dusun
sehingga
ditakutkan tidak mampu mencukupi kebutuhan listrik
kawasan Villa yang dibuat.
Jaringan listrik di Dukuh Pokoh, Desa Walen :
40
Karena distribusi listrik di Dukuh Pokoh, Desa Walen
menggnakan tiang listrik sehingga pada site juga dipilih
tetap menggunakan tiang sebagai penyalur tenaga listrik,
maka dilakukanlah hal-hal sebagai berikut;
1.
Melakukan Pendaftaran / Administrasi kepada PLN
untuk mendapatkan listrik
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang
Tenaga Listrik, ada baiknya semua kegiatan tentang
kelistrikan atau yang menyangkut dengan jasa kelistrikan
dikonsultasikan kepada PLN. Konsultasi ini adalah untuk
mengetahui segala jenis bentuk teknis dan non teknis dari
pemasangan listrik.
2.
Menentukan posisi tiang listrik utama
Tiang listrik utama adalah tiang listrik yang menerima
listrik langsung dari PLN dan menjadi sumber energi
listrik
untuk
kawasan
Villa
yang
dibangun.
Penempatannya ada baiknya agak keluar dari kawasan
site demi kerapihan dan sirkulasi site.
3.
Menentukan posisi tiang listrik penyalur
Tiang listrik penyalur adalah tiang listrik yang bertugas
untuk menyalurkan listrik ke bangunan-bangunan yang
ada di site. Tiang listrik ini direncanakan ada sebanyak 4
41
buah yang tersebar di pinggir jalan di sekitar site dan
diusahakan untuk tidak mengganggu aktivitas kawasan.
4.
Memasang Stabilizer dan Generator Set
Pemasangan Stabilizer dan Generator Set merupakan
pilihan yang sebaiknya dilaksanakan, mengingat sumber
listrik dari PLN memiliki kapasitas yang kecil. Stabilizer
akan
digunakan
pada
titik-titik
tertentu
yang
membutuhkan listrik yang stabil, sedangkan Generator Set
digunakan untuk membantu memenuhi kapasitas listrik
yang tidak terpenuhi oleh PLN / pada saat pemadaman
listrik.
Pengaliran arus listrik pada site dapat dilakukan dengan
beberapa cara sesuai dengan ketentuan yang ada. Pada site
sendiri,
terdapat
tiang
listrik
utama
yang
berfungsi
mengalirkan arus listrik ke warga.
Ketentuan pemasangan aliran listrik, yaitu
:
1. Tiang terbuat dari logam atau kayu
2. Diameter tiang minimum 10 cm
3. Tinggi tiang minimum 3,5 meter
4. tinggi jaringan minimum 3,2 meter
5. Jarak antar tiang maksimum 50 meter
Analisis pada site
:
42
Pemasangan jaringan listrik dibuat menyusuri bahu jalan
untuk meminimalisir adanya aliran kabel yang menyeberang
di atas jalan sehingga pemandangan tidak terganggu oleh
pasangan kabel
yang
terlalu
banyak
melintang
diatas
bangunan. Pada bagian kelompok tertentu diberikan suatu
tiang induk yang mengalirkan ke setiap jaringan listrik villa.
J. PERATURAN PEMBANGUNAN
(oleh : Pebrina Tunjung I0213070)
Peraturan bangunan meliputi garis sepadan bangunan, yaitu :
1.
Garis sepadan bangunan pada jalan utama adalah 3
meter.
2. Garis sepadan bangunan dari sungai dengan ketentuan
sungai tidak bertanggul dan mempunyai kedalaman 3 – 6
meter adalah 20 meter.
Analisis pada site :
Dengan adanya ketentuan garis sepadan tersebut, di dekat
sungai tidak bertanggul dibuat sebuah taman sehingga
bangunan yang dibuat tidak berbatasan langsung dengan
sungai.
Site tiap villa sebisa mungkin dibikin memanjang.
BAB IV
43
SITEPLAN KAWASAN
A. PENZONINGAN DAN SIRKULASI
1. PENZONINGAN
(oleh : Ismaniasita Nur Febrianti I0213042)
Keterangan :
Zona Publik
Zona Privasi
Zona Service
Ruang Terbuka Hijau
44
Zona Publik dan servis diletakkan di tengah site agar akses
menuju fasilitas umum dalam zona tersebut mudah dijangkau
baik itu oleh pengunjung villa ataupun pengunjung fasilitas
umum saja. Untuk Playground1 keseluruhannya adalah area
bermain untuk anak diletakkan tepat di tengah site sebagai
pusat dari keramaian, sedangkan untuk Playground2 diletakkan
di dekat sungai yang keseluruhannya merupakan taman, tempat
duduk dan bersantai serta dilengkapi edu park mengenai proses
pembuatan kerajinan bambu. Playground2 ini kebisingannya
lebih kecil daripada Playground 1
Untuk zona privat atau villa itu sendiri diletakkan di
sepanjang batas kawasan agar setiap villa mempunyai potensi
view yang sama. Dan untuk villa elit akan diletakkan di dekat
sungai karena view-nya yang paling menarik.
B. PENJELASAN KAWASAN
Oleh : Annisa Hadny I0213009 dan Abi Rafdiansyah
I0213001
Kawasan site terdiri atas 14 villa dengan luas tanah
masing-masing adalah 400m2. Di dalam kawasan juga
dilengkapi lima fasilitas umum yaitu Restoran, Swiming
Pool, Playground, Masjid, dan Mini Market + Toko Suvenir
serta Kantor Pengelola villa.
45
Fasilitas umum tersebut diletakkan tidak berdampingan
dengan villa untuk mendukung kenyamanan villa itu sendiri
sehingga dapat memiliki nilai jual yang tinggi
1. Sirkulasi dalam site
Pola sirkulasi dalam site adalah jalan dengan sistem
oneway dengan entrance dan exit yang berada di satu
tempat. Jalan tersebut mengelilingi site dengan pola
radial dan dapat menjangkau seluruh villa dan fasilitas
umum.
Untuk pengunjung fasilitas umum dapat memarkirkan
kendaraannya di area parkir yang terletak di barat site
46
kemudian mengakses fasilitas umum dengan berjalan
kaki karena seluruh fasilitas umum dihubungkan oleh
taman dan jalan setapak (kecuali Playground2 dan Edu
Park).
47
Gambar tersebut menunjukkan sirkulasi pejalan kaki bagi
pengunjung fasilitas umum dalam site.
48
2. Pengelompokan villa
a. Villa Kelas Elit
Terdiri atas villa no1-4 dengan keungulan
-
Mempunyai view paling menarik yaitu view sungai dan
hamparan sawah serta vegetasi-vegetasi yang berada di
selatan site
-
Berada di dekat fasilitas umum yang kebisingannya
rendah
-
Untuk villa 1 memiliki keunggulan lebih yaitu dapat
menaksikan indahnya
matahari yang terbenam pada
waktu sore hari karena sitenya yang berada di barat
49
-
Dekat dengan exit sehingga dapat lebih cepat keluar site
(evakuasi diri) apabila terjadi bencana atau hal yangtidak
diinginkan lainnya.
b. Villa Kelas Menengah I
Terdiri atas villa no 5-10 dengan keunggulan
-
Mendapatkan view pada timur site yaitu hamparan sawah
yang tenang dan matahari terbit pada waktu pagi hari.
-
Dekat dengan restoran
c. Villa Kelas Menengah II
Terdiri atas Villa 11-15 dengan keunggukan
-
Berada di kontur paling tinggi dari site
-
Dekat dengan parkir area
3. Fasilitas Umum
50
a. Parkir Area
Terletak
di
dekat
entrance
agar
memudahkan
pengunjung untuk memarkirkan kendaraannya. Luas
Parkir area ini adalah 826m2
b. Kantor Pemasaran (servis area)
Kantor Pemasaran terletak di tengah site dan tepat
berada di depan welcome area. Hal ini ditujukan agar
para pengunjung yang datang dapat langsung melihat
kantor pemasaran dan dapat langsung memesan villa
yang ada. Pada kantor pemasaran ini bagian depannya
akan dirancang sebuah vertical garden yang bertujuan
untuk menghalau panasnya sinar amtahari dari barat
serta membuat kesan yang menarik bagi orang yang
memasuki kawasan villa ini. Pada bagian depan juga
akan
dibuat
taman
dan
lampu-lampu
yang
akan
menghiasi kawasan ini pada malam hari.
Luas kantor pemasaran adalah 330m2
c. Mini Market & Toko Suvenir
Dengan luasan 380m2 mini market dan toko suvenir ini
dapat menjual berbagai macam keperluan rumah
tangga dan kerajinan tangan warga khas Walen yaitu
kerajinan tangan dari bambu. Letak fasilitas ini berada
pada tengah bagian utara bertujuan agar menjauhkan
51
kebisingan dari fasilitas ini dari villa elit yang berada
di selatan site.
d. Masjid
Masjid dengan luasan 400m2 ini terletak di dekat
kawasa villa elit karena kebisingan dari masjid relatif
kecil dan hanya pada waktu tertentu saja. Masjid
sendiri merupakan fasilitas umum yang penting bagi
umat agama Islam. Pada ruan terbuka masjid nanti
akan dibuat taman yang banyak vegetasi serta kolam
agar masjid dapat lebih sejuk dan memberikan kesan
nyaman.
e. Resto & Swiming Pool
Restoran
dan
swiming
pool
dibuat
menjadi
satu
kawasan agar dapat saling melengkapi, misalnya bagi
pengunjung yang sedang berenang apabila lapar dapat
langsung ke restoran dan begitu pula pengunjung
restoran apabila bosan dapat berenang di swiming pool
area. Area ini memiliki tingkat kebisingan yang cukup
tinggi sehingga dijauhkan dari area villa elit
f. Playground1
Palayground1 merupakan kawasan playground yang
meliputi
permainan
anak-anak
seperti
ayunan,
prosotan, jungkat-jungkit, arena mandi bola, dsb.
52
Dirancang ditengaha site supaya dapat menjadi pusat
keramaian dari kawasan ini. Luas area ini adalah
689m2
g. Playground2 & Edu Park
Playground2 diletakkan di bagian yang lebih tenang
karena fungsinya yang memang untuk duduk-duduk
dan menikmati pemandangan bersama keluarga. Oleh
karena itu area yang mempunyai luas 1140m 2 ini
diletakkan di pinggir sungai bagian selatam agar
mendapatkan view terbaik dan menimbulkan kesan
nyaman bagi keluarga yang sedang piknik di situ.
Selain itu pada area ini dilengkapi dengan edu park
mengenai proses pembuatan kerajinantangan dari
bambu
yang
dapat
menarik
perhatian
dari
para
pengunjung.
D. JARINGAN LISTRIK
(oleh : Darumas Rismanu Andang I0213025)
53
Tiang listrik diletakkan pada salah satu bahu jalan dan
tidak berselang-seling pada bagian tertentu supaya tidak
mengganggu
pemandangan
pengguna
jalan
dan
akan
tercipta nilai estetika dengan peetakkan tiang seperti itu
Setiap
tiang
penyalur
listrik
(warna
merah)
dapat
menyaluran listrik kepada 4-6 rumah/bangunan. Terdapat
tiang-tiang penyangga yang berfungsi sebagai penyangga
kabel yang panjang dimana kabel-kabel ini dibelokkan sesuai
bentuk jalan dan terdapat pada titik-titik tertentu untuk
menyilangkan kabel diatas jalan
E. SISTEM DRAINASE
54
(oleh: Mega Pratiwi I0213056)
1.
Arah aliran air hujan
Gambar diatas adalah arah aliran air hujan di dalam
kawasan villa, setiap villa mengalirkan air hujan pada
halamannya ke parit jalan yang akan bermuara di sungai yang
ada di selatan site.
Terkecuali untuk villa nomer 9, karena posisinya tersebut
villa ini akan membuat saluran pembuangan air hujan pada
tanahnya sendiri.
2. Pengolahan air limbah
Seperti yang telah dijelaskan pada saat analisa data, pada
kawasan villa ini air limbah rumah tangga seperti air sabun
akan diolah sendiri oleh setiap rumah/villa dengan membuat
sumur resapan supaya tidak mencemari lingkungan yang
masih alami ini.
F. AIR BERSIH
(oleh: Mega Pratiwi I0213056)
Untuk air bersih, kawasan villa ini memilih menggunakan
sumur bor sendiri dengan menggali sedalam 25 meter pada
bagian barat laut site dekat dengan kantor pemasaran.
Setelah itu air yang telah diambil akan ditampung di menara
air di area dekat sumur. Peletakkan sumur dan menara air
55
ada pada lahan tertinggi dari site agar air dapat dengan
mudah
disuply
ke
villa
dan
fasilitas
umum
dengan
menggunakan pipa yang biasa digunakan PDAM untuk
menyuplai kebutuhan air.
56
EXISTING SITE
A.LOKASI SITE
Oleh : Anoga Putra I021
1
Site yang dipilih berada di Dukuh Pokoh, Desa Walen,
Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali, Jawa
Tengah, Indonesia.
SI
B. LUAS SITE
Oleh : Anoga Putra I021
Luasan site yang di pilih 14.656 m2
Meliputi :
2
- Luas kavling 400m2 x 14
- Akses jalan
- Fasilitas umum
C. KONTUR SITE
Oleh : Abi Rafdiansyah I0213001
Hasil data yang di dapatkan dari site yaitu adanya
perbedaan ketinggian kontur yang tidak begitu terjal. Dengan
lebar site 130m dan panjang 142m dan kontur paling tinggi
199mdpl dan yang yang terendah 183mdpl. Sehingga dengan
data tersebut kita dapat menentukan persentase kemiringan
kontur yaitu 11,2% .
Dengan perhitungan 16/142 x 100% =11,7 %
3
D. AKSES MENUJU SITE
(oleh : Bisma Fajar Mustofa I0213021)
KE SAMBI
SITE
DARI SOLO
4
E. SIRKULASI PEJALAN KAKI
(oleh : Bisma Fajar Mustofa I0213021)
Selain
menggunakan
kendaraan
terdapat
bermotor,
juga
akses
menuju site bagi pejalan
kaki.
Sirkulasi
pejalan
kaki dapat dilihat dari
gambar berikut:
F. LOKASI BERHUBUNGAN
(oleh : Bisma Fajar Mustofa I0213021)
Masjid
dan
pemakaman 100m
- Kantor kelurahan 500m
- SMPN 3 Simo
700m
- Kantor Polsek
3km
- RSUD
3km
- Pasar Simo
3km
- Terminal Simo
4km
- Pom Bensin
5km
5
area
BAB II
ANALISIS DATA VISUAL SITE
(oleh : Glabella Ersyara Ramadhani
I0213033
Pebrina Tunjung I0213070)
UTARA
Bagian Utara site dibatasi oleh rumah – rumah warga.
Dilengkapi dengan beberapa vegetasi di bagian utara site. Dari
batas tersebut, view yang diberikan di utara site adalah berupa
vegetasi yang ditanami berupa pohon – pohon peneduh; pohon
6
kelapa, pohon jati, pohon bamboo dan pohon – pohon lainnya
yang dapat membuat penghawaan di daerah site menjadi lebih
sejuk dan dingin. Alur terasering di bagian Utara cenderung
menaik. Di bagian utara ini posisi jalan sejajar dengan site.
Analisis Pemanfaatan
:
o Dengan adanya view di bagian utara yang dipenuhi
dengan berbagai macam vegetasi, dapat dimanfaatkan untuk
penempatan beberapa villa. Villa yang berada di utara ini
memiliki kesempatan mendapatkan view ke bawah karena
kontur pada site ini paling tinggi. Villa yang dibangun dapat
menikmati view di belakang berupa vegetasi – vegetasi.
SELATAN
Batas bagian Selatan site berupa sungai dan jembatan
serta
vegetasi yang mengelilingi di sekitar selatan site. Potensi view
yang dapat dinikmati di batas selatan ini adalah berupa kontur
yang menurun dan area persawahan diseberang lokasi site.
Serta pada bagian selatan, dapat menikmati sungai dengan
bebatuan – bebatuan alam di dalamnya. Ketinggian jalan dengan
7
site masih sejajar karena jalan juga dibuat menurun mengikuti
kontur.
Analisis Pemanfaatan :
o Di
bagian
selatan
lebih
dimanfaatkan
untuk
penempatan
beberapa villa elite sehingga mempunyai view yang berbeda.
Selain itu, view yang didapatlan di bagian selatan berupa sungai
dengan bebatuan alam yang masih sangat alami dan beberapa
vegetasi alam yang masih ada.
BARAT
Di Barat site pilihan, dibatasi oleh jalan selebar 3,5 meter
dengan bahu jalan 0.5 meter yang memisahkan site pilihan
dengan area persawahan di sebelahnya. Jalan pada sisi barat ini
dapat dilalui mobil dan motor, berfungsi sebagai sirkulasi jalan
utama pada desa Walen, Simo, Boyolali ini. Pada sisi barat, juga
mempunyai beberapa potensi view, diantaranya adalah view
Gunung
Merbabu
dan
terasering
sawah
di
seberangnya.
8
Vegetasi yang dapat dinikmati berupa tanaman – tanaman perdu
kecil.
Analisis Pemanfaatan
:
o Di bagian barat site dimanfaatkan untuk penempatan main
entrance ke komplek villa dan jalan utama sehingga mudah
dijangkau oleh siapa pun. Pada bagian ini akan dimanfaatkan
pula untuk villa agar bisa mendapatkan view saat matahari
terbenam di Gunung Merbabu dan terasering – terasering
persawahan.
TIMUR
Batas Timur bangunan hanya
berupa vegetasi – vegetasi yaitu pohon – pohon peneduh yang
lebih tinggi. Batas Timur ini memiliki potensi view yang cukup
bagus Karena di bagian timur ini dapat menikmati vegetasi yang
ada dan menikmati hamparan sawah. Vegetasi yang ada pada
batas timur ini berupa pohon jati, pisang, tanaman perdu, dan
pohon kelapa. Di bagian Timur dapat menikmati hamparan
9
lahan yang luas dan lepas sehingga view di bagian ini juga
menarik.
Analisis Pemanfaatan
:
o Lebih banyak dimanfaatkan untuk penempatan villa – villa
karena akan mendapat view yang sangat alami dari batas timur
ini. Dapat menikmati hamparan sawah lepas dan pohon – pohon
bamboo yang masih sangat alami.
10
BAB III
ANALISA DATA LINGKUNGAN
A.DAYA TARIK TAPAK
(oleh : Intan Salamina I0213038)
Pada tapak terdapat bukit, hamparan sawah, sungai, dan
juga dapat melihat matahari tenggelam di balik gunung
Merbabu pada sisi Barat tapak.
Analisis:
•
Pemanfaatan
suara
aliran
sungai
sebagai
suara
background wilayah site yang dekat sungai.
•
Bangunan pada sisi Barat site mendapat kesempatan
untuk melihat sunset dan gunung Merbabu.
•
Sebagian bangunan lain dapat melihat hamparan sawah
ataupun aliran sungai di sisi luar site.
(oleh : Leoni Noor Damarani I0213050)
11
B.
SUHU DAN KELEMBAPAN
Suhu yang ada pada site di desa Walen, Simo, Boyolali
cenderung tinggi sehingga suasana di site terasa sangat panas.
Karena suhu yang ada tinggi, sehingga kelembapan yang terjadi
pada site juga rendah dan menyebabkan udara yang kering.
Menurut Standar Internasional untuk kenyamanan suhu termis ,
menyatakan
bahwa
sensasi
termis
yang
dialami
manusia
merupakan fungsi dari empat faktor iklim, yaitu (1) suhu udara,
(2) suhu radiasi, (3) kelembapan udara dan (4) aliran angin.
Sehingga untuk mensiasati suhu yang tinggi dan kelembapan
yang rendah, dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
memberikan elemen – elemen air, tanaman ataupun mensiasati
dengan peletakan orientasi bangunan yang sesuai.
Analisis
Analisis
pemanfaatan
kelembapan
dan
pemecahan
masalah
suhu
dan
:
1. Vertical Garden
Vertical garden selain dapat digunakan untuk melindungi
secara fsik juga mempunyai manfaat terhadap suhu, visual,
dan juga dapat meningkatkan kualitas udara. Tanaman
12
Vertikal ini bukan hanya direalisasikan dengan tanaman
merambat tetapi dapat menggunakan box tanaman.
Vertical Garden dipilih karena tanaman telah terbukti
untuk penyaring udara, menciptakan udara bersih dalam
lingkungan bangunan. Tujuan penggunaan tanaman vertikal
pada bangunan, antara lain
:
-
Pemecah Angin
-
Penyerap CO2 dan Co dan menghasilkan O2
-
Meningkatkan ekosistem pada tapak
-
Pendingin yang efektif
-
Penahan bising dan bau.
Media untuk tanaman vertikal sendiri dapat menggunakan
pot atau dapat juga menggunakan konsep roof garden. Pot
tanaman dapat mempunyai ukuran kedalaman 60cm.
Vertical Garden ini dapat direalisasikan pada beberapa
Fasilitas Umum ataupun Villa sendiri di dalam Komplek Villa,
seperti
:
Swimming Pool
Konsep Vertical garden dapat diaplikasikan pada Swimming
Pool karena agar suhu di daerah swimming pool lebih sejuk dan
nyaman bagi pengunjung.
Contoh desain :
13
Taman Villa
Taman yang merupakan RTH (Ruang Terbuka Hijau) pada
komplek
Villa
dapat
didesain
vertical
garden
sehingga
menetralisir udara panas di site dan juga kelembapan yang
rendah pada site akan menjadi lebih tinggi sehingga udara
menjadi lebih sejuk
Kantor Pemasaran
Tidak
hanya
dapat
diaplikasikan
pada
eksterior,
namun
pada
ditambahkan
interior
konsep
dapat
vertical
garden ini. Sederhana, hanya
14
menyesuaikan kontur dinding dan ruangan akan lebih sejuk
dengan adanya tanaman di dalam ruang.
2. Menambahkan Elemen Air
Menambahkan elemen air pada desain komplek villa
memberikan manfaat pada aliran udara dan penghawaan pada
komplek
tersebut,
karena
dapat
menurunkan
suhu
pada
microclimate sehingga unsur air yang diletakkan pada sekitar
bangunan akan mendinginkan udara ataupun angin yang akan
masuk ke dalam bangunan sehingga suhu di dalam bangunan
lebih sejuk.
Elemen air dapat diaplikasikan kedalam beberapa ruang
komplek, seperti:
Bundaran air mancur di centre atau beberapa bagian
komplek villa
Masjid
Di sekitar kanan kiri ataupun beberapa sisi masjid dapat
diberi kolam sehingga menyejukkan udara bangunan
Restoran
Selain untuk penyejuk udara juga dapat menambah segi
estetika view sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung.
Villa
15
Setiap villa warga yang ada dapat diberi sebuah kolam
untuk mereduksi panas yang ada.
3. Penempatan Bangunan Komplek
Bangunan perlu ditata agar udara dapat bergerak,
peletakan bangunan sebaiknya tidak diletakkan secara
berdempetan
peletakan
namun
bangunan
sebaiknya
yang
diberi
berdempetan
spasi
karena
akhirnya
akan
menyebabkan aliran udara silang akan mengecil. Jalan –
jalan yang digunakan harus diberi perlindungan, jalan yang
diaspal harus diberi peredam berupa tanaman – tanaman di
sepanjang pinggiran jalan.
4. Penggunaan Material Alam
Material alam dapat digunakan untuk diaplikasikan pada
dinding dan atap bangunan. Dapat menggunakan kayu,
16
bamboo, ijuk, jerami dan daun kelapa. Material alam dapat
digunakan untuk menyerap panas matahari langsung dan
dipantulkan lagi keluar bangunan sehingga suhu di ruangan
akan selalu sejuk.
Material alam dapat di aplikasikan pada bagian gazebo –
gazebo di taman yang terbuat dari bamboo.
Digunakan untuk desain ruang souvenir
C. ANGIN
(oleh : Annisa Hadny Zakiyaturrahmah
I0213009)
17
Kecepatan angin untuk daerah Simo menurut skala
Beaufort adalah 7-10 knots atau sekitar 8-12 mph.
Angin
terjadi
yang
akibat
begerak
dua
hal
ini
yaitu
karena angin makro dan angin
mikro. Angin makro sendiri datang dari arah tenggara
yang
merupakan
angin
yang
lazim
di
Indonesia.
Sedangkan angin mikro datang dari arah barat yang
disebabkan adanya perbedaan tekanan udara dari Gunung
Merbabu yang ada di sisi barat site.
Analisis:
Dengan adanya angin yang demikian,
tanggapan dalam
desain site villa yang akan dibuat adalah sebagai berikut :
Mengurangi jumlah dan ukuran bukaan pada fasad
bangunan baik itu villa maupun fasum yang menghadap
ke arah angin berasal (barat dan selatan) agar angin
yang masuk ke dalam bangunan tidak terlalu kencang.
Membuat perbedaan suhu pada dua sisi bangunan agar
terjadi aliran udara yaitu satu sisi dibuat sejuk dan satu
sisi dibuat panas dengan cara (1) Penanaman Vegetasi,
dan (2) Pembuatan kolam agar udara dapat lembab. Hal
18
ini perlu dilakukan agar tercipta sirkulasi udara yang
baik di dalam bangunan
gambar pengggunaan vegetasi seagai penghalau angin serta menciptaan keadaan yang sejuk
Karena
angin
yang
relatif
cukup
kencang,
makan
bangunan akan dibuat rendah dan dengan atap yang tidak
curam.
Menanam
pohon
dan
dengan
komposisi
perdu
tertentu
A
untuk menghalau angin masuk
terlalu
banyak
ke
dalam
B
bangunan.. Penanaman pohon
memiliki arak minimal 6 meter dari bangunan.
(A)
Angin dibuat masuk
(B)
Angin dihalau supaya tidak masuk
D. LINTAS MATAHARI
(oleh : Song Prasetya Sujanra I0213081)
LINTAS MATAHARI DI WALEN, SIMO, BOYOLALI.
19
Sun Ptah Ddiagram di Desa Walen, Simo, Boyolali.
Derajat matahari pada jam 12 terletak pada 78.93°
dengan udara yang sangat panas.
20
Pada sore hari, matahari
terletak sekitar 35°. namun,
udara tidak sepanas saat siang.
Dari
data
disamping,
masalah yang ditimbulkan
adalah teriknya matahari
pada siang hari. hal ini
dapat diantisipasi dengan
penggunaan
tritisan
pada
atap
atau
dengan
memasang kanopi agar mengurangi cahaya dan
panas yang masuk. hal lain yang dapat dilakukan
adalah dengan menanam vegetasi vegetasi peneduh.
E. TANAH DAN VEGETASI
(oleh : Ariani Nurfakhirah I0213012 dan
Endah retmo I0213030)
Suasana site yang cenderung memiliki suhu udara tinggi
dan sinar matahari dengan intensitas tinggi menyebabkan
site terasa panas dan pada titik tertentu site akan
menerima cahaya matahari maksimal akibat pergerakan
matahari. Sehingga site perlu ditanami oleh vegetasi –
vegetasi lainnya selain dari vegetasi eksisting yang sudah
ada. Vegetasi yang ditanami pada site harus memiliki
beberapa kriteria, antara lain:
21
1. Mampu tumbuh di tempat terbuka di bawah sinar
matahari penuh. Jadi termasuk jenis-jenis pohon intoleran
dan pionir , dengan kondisi rindang dan mampu menyerap
karbonmonoksida dan polusi udara lainnya
2. Sesuai dengan keadaan tanah yang kurus dan miskin hara,
serta tahan kekeringan
3. Bisa digunakan untuk menyimpan debet air dan menjaga
lingkungan hidup disekitarnya
4. Memiliki
nilai
estetis
untuk
menunjang
keindahan
tambahan site.
Biasanya pohon-pohon yang memenuhi kriteria diatas
adalah
pohon-pohon
yang
tidak
berbuah,
selain
dikhawatirkan membahayakan orang lain, pohon berbuah
lebih cocok digunakan untuk halaman daripada penghijauan
dengan tujuan reboisasi dan mengurangi polutan.
Adapun jenis-jenis pohon yang biasa dijadikan sebagai
pohon peneduh baik disepanjang jalan raya maupun di
sekitar rumah :
VEGETASI PENEDUH
1. Pohon Tanjung.
Pohon
tanjung
atau
bunga Tanjung (Mimusops
elengi)
22
Bunganya yang wangi mudah rontok dan dikumpulkan di
pagi hari untuk mengharumkan pakaian, ruangan atau untuk
hiasan. Varietas ini bisa tumbuh setinggi 25 m. Kayu tanjung
juga baik untuk dijadikan bahan ukiran, patung, penutup
lantai, jembatan, dan bantalan rel kereta api.
2. Pohon trembesi.
Pohon
trembesi
atau
disebut
juga
pohon
kihujan
(Samanea
saman) merupak
an salah satu pohon penghijauan terbaik. Pertumbuhannya
cepat, batangnya besar , kuat dan bentangan kanopinya
lebar dan mampu menyerap 28 Ton Co2 pertahunnya. Selain
itu
ohon
ini
unggul
menanggulangi
banjir,
mampu
menyimpan 900 meter kubik air juga menyalurkan 4000 liter
air perhari. Namun pohon ini lebih cocok ditanam disekitar
taman kota atau dilapangan yang lebar, selain memakan
tempat, jaringan akar pohon terlalu besar dan menjangkau
jauh kesekitar, sehingga merusak jalan atau bangunan.
3. Pohon mahoni.
23
Pohon ini cocok dijadikan sebagai tanaman peneduh
jalan karena mampu tumbuh hingga puluhan tahun, tidak
mudah terkena hama atau penyakit, tidak mudah tumbang
dengan struktur kayu yang kuat, tumbuh lurus ke atas
dengaan tajuk tinggi di atas batas ketinggian kendaraan..
3. Pohon Kiara Payung
Pohon
kiara
payung (Fellicium
Decipiens) merupak
an
pohon
yang
cocok ditanam pada
penghijauan
lingkungan
rumah. Pohon
ini
sangat
rindang
dan
bertajuk
luas,
memiliki tinggi hingga 11 meter namun yang sering ditemui
4-8 meter saja, dengan Batang utama pohon tidak terlalu
besar seperti Pohon Tanjung dan Pohon Mangga. Ranting-
24
rantingnya tidak terlalu besar namun kuat dari terpaan
angin.
4. Pohon Angsana.
Angsana atau yang
dikenal
dengan
nama sonokembang
(Pterocarpus
indicus), merupakan
salah
satu
pohon
asli
semenanjung
Malaya. Tanaman ini biasanya menghiasi pinggiran jalan
raya sebagai pohon peneduh. Tinggi pohon Angsana bisa
mencapai 40 meter dan gemang mencapai 350 cm.
5. Pohon Asam Jawa.
Tanaman
pertumbuhannya
asam
jawa
didaerah
yang
memang
memiliki
sangat
iklim
baik
tropis,
Tanaman ini di perkirakan berasal dari wilayah afrika timur,
penyebarannya hingga asia tropis, karibia dan amerika latin.
Di
indonesia
sendiri, tanaman ini
sengaja
untuk
ditanam
keperluan
komoditi dan pohon
25
peneduh. Dengan bentuk pohon yang tinggi, rindang, serta
berakar kuat, tanaman asem jawa sengaja ditanam untuk
memperindah lingkungan dan pohon peneduh di jalan-jalan
kota dan jalan raya. Pohon asam juga bisa berperan sebagai
bahan penghijauan dan untuk menahan angin, bisa juga
digunakan untuk memperbaiki kawasan yang gersang dan
tandus.
6. Bungur
Tanaman
Bungur
(Lagerstroemia)
merupakan
tumbuhan berwujud
pohon
atau
perdu
yang dikenal sebagai pohon peneduh jalan atau pekarangan.
Bungur mampu hidup ditanah gersang atau subur.
7. Pohon Dadap
Dadap
merupakan
yang
Pohon
berukuran
26
sedang, mencapai tinggi 15–20 m dan gemang 50–60 cm.
Tanaman ini dimanfaatkan sebagai penahan angin.
8. Pohon akasia
Akasia berasal
dari bahasa Yunani,
"akis" yang berarti
duri.
Tanaman
memiliki
ini
poling
yang
berbentuk
seperti bantalan duri, Sama seperti pohon penghijauan yang
lain, akasia ramah lingkungan dan mampu menahan air
dengan baik. Beberapa spesies akasia yang digunakan
sebagai pohon hias diantaranya adalah Acacia dealbata,
Acacia
retinodes,
Acacia
xanthophloea,
dan
Acacia
baileyana.
9. Pohon Beringin
Beringin yang
bernama
Latin
Ficus benyaamia L,
memiliki ketinggian
rata-rata sekitar 20-25 m. Batangnya tegak, bulat, dengan
27
permukaan kasar. Pada bagian batang ini keluar akar
gantung.
Daunnya lebat dan cocok ditanam di pinggir
perairan
maupun
ditaman
kota. Beringin
merupakan
tanaman yang memiliki kemampuan hidup dan beradaptasi
dengan bagus pada berbagai kondisi lingkungan.
10.
Cemara Bundel
Tidak
semua
cemara
memenuhi
kriteria
untuk
penghijauan,
cemara
bundel
namun
layak
dipertimbangkan. Tingginya mencapai 20 m, penghisap
polutan juga rindang sebagai tempat berteduh maupun
hiasan didaerah perkarangan atau lapangan.
11.
Palem Raja
Palem
raja
dan palem putri
cocok
digunakan
untuk penghijauan
sekitar
komplek
perumahan
atau
28
tempat yang tidak membutuhkan ruang besar. Mampu hidup
hingga ketinggian 1400 mdpl. tumbuhan ini tidak bercabang
dan mampu tumbuh hingga 20 meter . Sebagai penyejuk
udara palem raja juga sering digunakan sebagai pohon hias.
12.
Aren /Mergat
Pohon aren cukup
rindang dan anti polutan
yang
unik.
ukurannya
Pohon
yang
aren
dimanfaatkan
lumbung
selain
besar,
bisa
sebagai
pendapatan
yang
mampu
mensejahterakan
masyarakat. Selain itu, pohon ini cukup toleran dengan
tumbuhan sekitarnya, dan dapat tumbuh dengan baik di
lereng
gunung
pada
kemiringan
hingga
70
derajat,
penyeimbang dan menanggulangi erosi terutama daerah
aliran sungai dan gunung. Seluruh komponen yang ada dari
pohon aren bisa dimanfaatkan
F. MANUSIA DAN BUDAYA
(oleh : Bisma Fajar Mustofa I0213021)
29
Sebagian lahan di Desa Walen dijadikan untuk lahan
pertanian (sawah) dan ruang terbuka hijau yang didalamnya
termasuk bamboo forest. Sehingga dapat dikatakan tanah di
Desa Walen subur. 50% - 70% penduduk di kelima desa
tersebut bekerja sebagai pengrajin industri bambu, antara
lain;
tampah,
menjadikanya
besek,
sebagai
eblek,
welitan,
pekerjaan
dsb.
utama,
Sebagian
sebagian
lagi
menjadikannya sebagai pekerjaan sampingan selain bertani di
sawah.
Kerajinan besek hasil penduduk
DesaWalen
Kerajinan
tampah
Beberapa masyarakat
menjadikan
kegiatan menganyam
bambu sebagai pekerjaan utama. Sedangkan beberapa yang
lainnya
hanya
menjadikan
kegiatan
tersebut
sebagai
pekerjaan sampingan selain bertani dan berternak.
Potensi bambu yang melimpah dijadikan masyarakat
sebagai mata pencaharian. Hampir seluruh masyarakat di
Dukuh Pokoh mempunyai keterampilan menganyam bambu.
Akan tetapi, hasil yang diperoleh dari menganyam bamboo
30
belum
mampu
menyejahterakan
kehidupan
masyarakat,
sehingga banyak anak muda Dukuh Pokoh yang lebih memilih
untuk bekerja menjadi buruh di kota dan menetap di sana
daripada menganyam bambu. Hal ini berdampak negatif
karena membuat berkurangnya tenaga produktif di Desa
Walen ini.
Hasil bambu yang dijual pun tidak seberapa karena
budaya masyarakat sering memanfaatkan penjualan bamboo
dengan pergi ke kota dan menjualnya ke pengepul yang
hanya datang beberapa hari sekali.
Kegiatan warga Dukuh Pokoh menganyam bambu
Kondisi masyarakat yang agraris, sudah merupakan
suatu kewajiban bagi masyarakat untuk mencari sumber
pengairan
bagi
sawahnya. Pada
31
pengamatan yang dilakukan, saat musim kemarau tiba
pengairan untuk sawah sangat sulit untuk dicari, parit-parit
yang berada di utara sawah juga mengering, volume air
sungai
menurun
masyarakat
derastis.
menggunakan
Kondisi
bantuan
ini
mesin
mengharuskan
diesel
untuk
membantu memompa air dari sungai menuju kepetak-petak
sawah. Karena jika menggunakan aliran air dari PANSIMAS,
warga dikenai biaya per harinya, serta tidak ditemukan
sumber air pompa di area persawahan.
Kondisi rumah yang kadang tidak ditemukannya kamar
mandi / WC juga menjadi kebiasaan sebagian warga dukuh
Pokoh. Warga masih memanfaatkan parit yang ada di
sebelah selatan pemukiman untuk buang air atau mencuci.
Kondisi seperti ini tentu kurang baik bagi lingkungan yang
berada di sekitarnya. Minimnya sosialisasi akan pentingnya
menjaga
kebersihan
bisa
menjadi
faktor
dari
kondisi
tersebut. Dengan kata lain, warga di Dukuh Pokoh ini juga
memerlukan kamar mandi / WC umum untuk buang air
maupun mencuci.
Analisis Masalah :
32
Pengadaan sosialisasi dari instansi kesehatan Desa
Walen
kepada
warga
kemudian
direalisasikan
dengan
pembangunan WC dan kamar mandi umum dari pemerintah
daerah sekitar untuk warga.
Pembangunan pertokoan sebagai wadah penjualan
souvenir berbahan dasar bamboo dari warga pada area site
villa. Hal ini juga bertujuan untuk menunjang ke-eksistensian
dari tanaman bambu yang ada di Desa Walen kepada
khalayak.
Pembangunan edu-park di sekitaran site villa untuk
menjaga
kelestarian
dari
tanaman
bamboo
serta
memberikan pengetahuan tentang siklus hidup tanaman
bambu.
Pengadaan tower air yang berguna untuk pengairan
sawah serta pengairan untuk villa.
G. KEBISINGAN DAN PENZONINGAN
(oleh : Ismaniasita Nur Febrianti
I0213042)
KEBISINGAN
Lokasi site berada di kawasan desa yang tenang,
sumber kebisingan utama adalah suara kendaraan bermotor
yang melintasi site. Sedangkan sumber kebisingan yang lain
yang datang sewaktu-waktu adalah apabila warga yang
33
sedangmengadakanacara
maka
suaranya
akan
sampai
dengan sangat jelas ke kawasan site, mengingat tidak
banyak
bangunan
di
sekitar
sebagai
peredam
suara.
Kebisingan tersebut sebenarnya tidak berpengaruh. Justru
kebisingan utama datang dari dalam site yaitu pada bagian
fasilitas umum. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan
penzoningan pada kawasan komplek villa.
Penzoningan adalah pembagian suatu wilayah menjadi
beberapa zona, dimana setiap zona mempunyai peruntukan
tanah dan persyaratan bangunan tertentu. Pembagian zona
tersebut diantaranya:
- ZonaPublik
- Zona Service
- ZonaPrivat
ANALISA
Zoning pada kawasan yang akan direncanakan yaitu
terdiri tiga fasilitas yaitu fasilitas utama (villa), fasilitas
pendukung (parkir, playground, edu park, resto & swiming
pool, souvenir shop dan masjid) dan fasilitas pengelola.
Ketiga fasilitas ini saling mendukung dan melengkapi antara
satu dengan yang lainnya. Ada lapangan parkir yang terletak
di tengah kawasan agar mudah diakses.
34
yang
Welcome area di pintu masuk kawasan sebagai hal
menjual
dari
villa
sehingga
dibuat
dengan
menggunakan lahan yang cukup luas agar dapat menarik
perhatian dari orang yang lewat. Lahan tersebut digunakan
dengan menata vegetasi dan lampu-lampu pada malam hari
sehingga kompleks villa ini menjadi eye catching.
- Area public (fasilitas umum) dan servis diletakkan di
tengah site agar akses yang ditempuh dapat lebih mudah
baik bagi pengunjung villa maupun pengunjung fasilitas
umum. Peletakkan area fasilitas umum ini dengan ketentuan
fasilitas umum yang berada dibagian selatan merupakan
fasilitas umum yang tingkat kebisingannya rendah sehingga
tidak mengganggu villa yang ada di selatan site yang
merupakan villa elit.
- Area privat yaitu untuk villa diletakkan pada line terluar
dari kawasan villa, dengan tujuan agar villa-villa tersebut
bisa mendapatkan view terbaik dari kawasan ini. Villa ni
sendiri terbagi menjadi dua yaitu villa ellite (4 buah) dan
villa menengah (11 buah).
H. SISTEM DRAINASE
(oleh : Mega Pratiwi I0213056)
BUANGAN AIR HUJAN
PENGGUNAAN TIPE PERESAPAN
35
Sumur resapan air hujan:
ContohSumurResapan Air Hujan( Suripin, 2004 )
Letak sumur resapan air hujan (Suripin, 2004)
36
BUANGAN AIR LIMBAH
Limbah air bekas dialirkan ke bak kontrol dan langsung
ke sumur resapan. Air akan tersaring pada bak resapan dan
air
yang
keluar
dari
bak
resapan
sudah
bebas
dari
pencemaran.
Pembuatan bak
dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2 di
bawah ini.
Gambar 1.Bak Saluran Bekas Mandi dan Cuci
Gambar 2.Bak Saluran Air Bekas.
PENGGUNAAN
1.
Untuk
membuang
air
membuang
air
cucian
2.
Untuk
bekas mandi
3.
Untuk
membuang
air
kotor/bekas lainnya.
PEMELIHARAAN
37
1. Saluran setiap hari perlu dibersihkan dengan memakai
sapu, atau alat lain.
2. Jangan membuang benda – benda padat seperti : batu
kerikil, kertas, kain, plastik dan barang – barang lainnya
3. Semua resapan perlu sering dikontrol, agar bagian-bagian
yang tersumbat dibersihkan.
KEUNTUNGAN
Pembuatannya mudah, bahan – bahan ada disekitar kita
dan konstruksinya sederhana.
KERUGIAN
Pembuangan air kotor ini juga tergantung dari struktur
lapisan tanah. Tanah yang liat pada musim kemarau akan
bongkah – bongkah hal ini mungkin berpengaruh pada
sumber air bersih. Untuk mengatasi hal ini agar jaraknya
perlu lebih di perpanjang lagi.
Adapun untuk sistem pengumpulan air buangan, dilakukan
dengan
SISTEM TERCAMPUR (COMBINED SYSTEM)
38
Air kotor dan air hujan disalurkan melalui satu saluran
yang sama. Saluran ini harus tertutup. Pemilihan sistem ini
didasarkan atas beberapa pertimbangan, antara lain
1.
Debit
masing-masing
buangan
:
relative
kecil
sehingga dapat disatukan.
2.
Kuantitas air buangan dan air hujan tidak jauh
berbeda.
Keuntungan:
1.
Hanya
diperlukan
satu
system
penyaluran
air
sehingga dalam pemeliharaannya lebih ekonomis.
2.
Terjadi pengenceran air buangan oleh air hujan
sehingga konsentrasi air buangan menurun.
I. ALIRAN LISTRIK
(oleh : Darumas Rismanu Andang
I0213025 dan Khoirunnisa Firly
I0213045)
Aliran listrik yang tersedia pada Site adalah aliran
dari PLN Boyolali yang dipasok melalui Jaringan Tegangan
Menengah (JTM 20 KV) yang disalurkan ke Gardu
Distribusi Sekunder kemudian ke trafo tiang step-down
lalu ke Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 380/220 Volt ke
meteran-meteran pelanggan.
39
Pada
Site, Ada
sebuah
tiang
listrik
yang
diperkirakan
merupakan
salah
satu
tiang
JTR.
Diperkirakan kapasitas tegangan listriknya kecil karena
berada
di
daerah
persawahan
dan
dusun
sehingga
ditakutkan tidak mampu mencukupi kebutuhan listrik
kawasan Villa yang dibuat.
Jaringan listrik di Dukuh Pokoh, Desa Walen :
40
Karena distribusi listrik di Dukuh Pokoh, Desa Walen
menggnakan tiang listrik sehingga pada site juga dipilih
tetap menggunakan tiang sebagai penyalur tenaga listrik,
maka dilakukanlah hal-hal sebagai berikut;
1.
Melakukan Pendaftaran / Administrasi kepada PLN
untuk mendapatkan listrik
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang
Tenaga Listrik, ada baiknya semua kegiatan tentang
kelistrikan atau yang menyangkut dengan jasa kelistrikan
dikonsultasikan kepada PLN. Konsultasi ini adalah untuk
mengetahui segala jenis bentuk teknis dan non teknis dari
pemasangan listrik.
2.
Menentukan posisi tiang listrik utama
Tiang listrik utama adalah tiang listrik yang menerima
listrik langsung dari PLN dan menjadi sumber energi
listrik
untuk
kawasan
Villa
yang
dibangun.
Penempatannya ada baiknya agak keluar dari kawasan
site demi kerapihan dan sirkulasi site.
3.
Menentukan posisi tiang listrik penyalur
Tiang listrik penyalur adalah tiang listrik yang bertugas
untuk menyalurkan listrik ke bangunan-bangunan yang
ada di site. Tiang listrik ini direncanakan ada sebanyak 4
41
buah yang tersebar di pinggir jalan di sekitar site dan
diusahakan untuk tidak mengganggu aktivitas kawasan.
4.
Memasang Stabilizer dan Generator Set
Pemasangan Stabilizer dan Generator Set merupakan
pilihan yang sebaiknya dilaksanakan, mengingat sumber
listrik dari PLN memiliki kapasitas yang kecil. Stabilizer
akan
digunakan
pada
titik-titik
tertentu
yang
membutuhkan listrik yang stabil, sedangkan Generator Set
digunakan untuk membantu memenuhi kapasitas listrik
yang tidak terpenuhi oleh PLN / pada saat pemadaman
listrik.
Pengaliran arus listrik pada site dapat dilakukan dengan
beberapa cara sesuai dengan ketentuan yang ada. Pada site
sendiri,
terdapat
tiang
listrik
utama
yang
berfungsi
mengalirkan arus listrik ke warga.
Ketentuan pemasangan aliran listrik, yaitu
:
1. Tiang terbuat dari logam atau kayu
2. Diameter tiang minimum 10 cm
3. Tinggi tiang minimum 3,5 meter
4. tinggi jaringan minimum 3,2 meter
5. Jarak antar tiang maksimum 50 meter
Analisis pada site
:
42
Pemasangan jaringan listrik dibuat menyusuri bahu jalan
untuk meminimalisir adanya aliran kabel yang menyeberang
di atas jalan sehingga pemandangan tidak terganggu oleh
pasangan kabel
yang
terlalu
banyak
melintang
diatas
bangunan. Pada bagian kelompok tertentu diberikan suatu
tiang induk yang mengalirkan ke setiap jaringan listrik villa.
J. PERATURAN PEMBANGUNAN
(oleh : Pebrina Tunjung I0213070)
Peraturan bangunan meliputi garis sepadan bangunan, yaitu :
1.
Garis sepadan bangunan pada jalan utama adalah 3
meter.
2. Garis sepadan bangunan dari sungai dengan ketentuan
sungai tidak bertanggul dan mempunyai kedalaman 3 – 6
meter adalah 20 meter.
Analisis pada site :
Dengan adanya ketentuan garis sepadan tersebut, di dekat
sungai tidak bertanggul dibuat sebuah taman sehingga
bangunan yang dibuat tidak berbatasan langsung dengan
sungai.
Site tiap villa sebisa mungkin dibikin memanjang.
BAB IV
43
SITEPLAN KAWASAN
A. PENZONINGAN DAN SIRKULASI
1. PENZONINGAN
(oleh : Ismaniasita Nur Febrianti I0213042)
Keterangan :
Zona Publik
Zona Privasi
Zona Service
Ruang Terbuka Hijau
44
Zona Publik dan servis diletakkan di tengah site agar akses
menuju fasilitas umum dalam zona tersebut mudah dijangkau
baik itu oleh pengunjung villa ataupun pengunjung fasilitas
umum saja. Untuk Playground1 keseluruhannya adalah area
bermain untuk anak diletakkan tepat di tengah site sebagai
pusat dari keramaian, sedangkan untuk Playground2 diletakkan
di dekat sungai yang keseluruhannya merupakan taman, tempat
duduk dan bersantai serta dilengkapi edu park mengenai proses
pembuatan kerajinan bambu. Playground2 ini kebisingannya
lebih kecil daripada Playground 1
Untuk zona privat atau villa itu sendiri diletakkan di
sepanjang batas kawasan agar setiap villa mempunyai potensi
view yang sama. Dan untuk villa elit akan diletakkan di dekat
sungai karena view-nya yang paling menarik.
B. PENJELASAN KAWASAN
Oleh : Annisa Hadny I0213009 dan Abi Rafdiansyah
I0213001
Kawasan site terdiri atas 14 villa dengan luas tanah
masing-masing adalah 400m2. Di dalam kawasan juga
dilengkapi lima fasilitas umum yaitu Restoran, Swiming
Pool, Playground, Masjid, dan Mini Market + Toko Suvenir
serta Kantor Pengelola villa.
45
Fasilitas umum tersebut diletakkan tidak berdampingan
dengan villa untuk mendukung kenyamanan villa itu sendiri
sehingga dapat memiliki nilai jual yang tinggi
1. Sirkulasi dalam site
Pola sirkulasi dalam site adalah jalan dengan sistem
oneway dengan entrance dan exit yang berada di satu
tempat. Jalan tersebut mengelilingi site dengan pola
radial dan dapat menjangkau seluruh villa dan fasilitas
umum.
Untuk pengunjung fasilitas umum dapat memarkirkan
kendaraannya di area parkir yang terletak di barat site
46
kemudian mengakses fasilitas umum dengan berjalan
kaki karena seluruh fasilitas umum dihubungkan oleh
taman dan jalan setapak (kecuali Playground2 dan Edu
Park).
47
Gambar tersebut menunjukkan sirkulasi pejalan kaki bagi
pengunjung fasilitas umum dalam site.
48
2. Pengelompokan villa
a. Villa Kelas Elit
Terdiri atas villa no1-4 dengan keungulan
-
Mempunyai view paling menarik yaitu view sungai dan
hamparan sawah serta vegetasi-vegetasi yang berada di
selatan site
-
Berada di dekat fasilitas umum yang kebisingannya
rendah
-
Untuk villa 1 memiliki keunggulan lebih yaitu dapat
menaksikan indahnya
matahari yang terbenam pada
waktu sore hari karena sitenya yang berada di barat
49
-
Dekat dengan exit sehingga dapat lebih cepat keluar site
(evakuasi diri) apabila terjadi bencana atau hal yangtidak
diinginkan lainnya.
b. Villa Kelas Menengah I
Terdiri atas villa no 5-10 dengan keunggulan
-
Mendapatkan view pada timur site yaitu hamparan sawah
yang tenang dan matahari terbit pada waktu pagi hari.
-
Dekat dengan restoran
c. Villa Kelas Menengah II
Terdiri atas Villa 11-15 dengan keunggukan
-
Berada di kontur paling tinggi dari site
-
Dekat dengan parkir area
3. Fasilitas Umum
50
a. Parkir Area
Terletak
di
dekat
entrance
agar
memudahkan
pengunjung untuk memarkirkan kendaraannya. Luas
Parkir area ini adalah 826m2
b. Kantor Pemasaran (servis area)
Kantor Pemasaran terletak di tengah site dan tepat
berada di depan welcome area. Hal ini ditujukan agar
para pengunjung yang datang dapat langsung melihat
kantor pemasaran dan dapat langsung memesan villa
yang ada. Pada kantor pemasaran ini bagian depannya
akan dirancang sebuah vertical garden yang bertujuan
untuk menghalau panasnya sinar amtahari dari barat
serta membuat kesan yang menarik bagi orang yang
memasuki kawasan villa ini. Pada bagian depan juga
akan
dibuat
taman
dan
lampu-lampu
yang
akan
menghiasi kawasan ini pada malam hari.
Luas kantor pemasaran adalah 330m2
c. Mini Market & Toko Suvenir
Dengan luasan 380m2 mini market dan toko suvenir ini
dapat menjual berbagai macam keperluan rumah
tangga dan kerajinan tangan warga khas Walen yaitu
kerajinan tangan dari bambu. Letak fasilitas ini berada
pada tengah bagian utara bertujuan agar menjauhkan
51
kebisingan dari fasilitas ini dari villa elit yang berada
di selatan site.
d. Masjid
Masjid dengan luasan 400m2 ini terletak di dekat
kawasa villa elit karena kebisingan dari masjid relatif
kecil dan hanya pada waktu tertentu saja. Masjid
sendiri merupakan fasilitas umum yang penting bagi
umat agama Islam. Pada ruan terbuka masjid nanti
akan dibuat taman yang banyak vegetasi serta kolam
agar masjid dapat lebih sejuk dan memberikan kesan
nyaman.
e. Resto & Swiming Pool
Restoran
dan
swiming
pool
dibuat
menjadi
satu
kawasan agar dapat saling melengkapi, misalnya bagi
pengunjung yang sedang berenang apabila lapar dapat
langsung ke restoran dan begitu pula pengunjung
restoran apabila bosan dapat berenang di swiming pool
area. Area ini memiliki tingkat kebisingan yang cukup
tinggi sehingga dijauhkan dari area villa elit
f. Playground1
Palayground1 merupakan kawasan playground yang
meliputi
permainan
anak-anak
seperti
ayunan,
prosotan, jungkat-jungkit, arena mandi bola, dsb.
52
Dirancang ditengaha site supaya dapat menjadi pusat
keramaian dari kawasan ini. Luas area ini adalah
689m2
g. Playground2 & Edu Park
Playground2 diletakkan di bagian yang lebih tenang
karena fungsinya yang memang untuk duduk-duduk
dan menikmati pemandangan bersama keluarga. Oleh
karena itu area yang mempunyai luas 1140m 2 ini
diletakkan di pinggir sungai bagian selatam agar
mendapatkan view terbaik dan menimbulkan kesan
nyaman bagi keluarga yang sedang piknik di situ.
Selain itu pada area ini dilengkapi dengan edu park
mengenai proses pembuatan kerajinantangan dari
bambu
yang
dapat
menarik
perhatian
dari
para
pengunjung.
D. JARINGAN LISTRIK
(oleh : Darumas Rismanu Andang I0213025)
53
Tiang listrik diletakkan pada salah satu bahu jalan dan
tidak berselang-seling pada bagian tertentu supaya tidak
mengganggu
pemandangan
pengguna
jalan
dan
akan
tercipta nilai estetika dengan peetakkan tiang seperti itu
Setiap
tiang
penyalur
listrik
(warna
merah)
dapat
menyaluran listrik kepada 4-6 rumah/bangunan. Terdapat
tiang-tiang penyangga yang berfungsi sebagai penyangga
kabel yang panjang dimana kabel-kabel ini dibelokkan sesuai
bentuk jalan dan terdapat pada titik-titik tertentu untuk
menyilangkan kabel diatas jalan
E. SISTEM DRAINASE
54
(oleh: Mega Pratiwi I0213056)
1.
Arah aliran air hujan
Gambar diatas adalah arah aliran air hujan di dalam
kawasan villa, setiap villa mengalirkan air hujan pada
halamannya ke parit jalan yang akan bermuara di sungai yang
ada di selatan site.
Terkecuali untuk villa nomer 9, karena posisinya tersebut
villa ini akan membuat saluran pembuangan air hujan pada
tanahnya sendiri.
2. Pengolahan air limbah
Seperti yang telah dijelaskan pada saat analisa data, pada
kawasan villa ini air limbah rumah tangga seperti air sabun
akan diolah sendiri oleh setiap rumah/villa dengan membuat
sumur resapan supaya tidak mencemari lingkungan yang
masih alami ini.
F. AIR BERSIH
(oleh: Mega Pratiwi I0213056)
Untuk air bersih, kawasan villa ini memilih menggunakan
sumur bor sendiri dengan menggali sedalam 25 meter pada
bagian barat laut site dekat dengan kantor pemasaran.
Setelah itu air yang telah diambil akan ditampung di menara
air di area dekat sumur. Peletakkan sumur dan menara air
55
ada pada lahan tertinggi dari site agar air dapat dengan
mudah
disuply
ke
villa
dan
fasilitas
umum
dengan
menggunakan pipa yang biasa digunakan PDAM untuk
menyuplai kebutuhan air.
56