MAKALAH DAN MANAJEMEN PEMASARAN (4)

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dan kemajuan otonomi daerah akan terus digalakkan hingga
terwujudnya otonomi daerah yang diharapkan yakni otonomi daerah yang mandiri,
sehingga ketergantungan pada pusat dapat berkurang serta otonomi daerah tersebut bisa
menjadi wadah bagi masyarakat dengan memberikan tanggapan dan respon secara aktif
terhadap kebutuhan, kapasitas dan kehendak dari aspirasi masyarakat yang ada di daerah.
Pelaksanaan otonomi daerah akan mendorong pemikiran baru bagaimana menata
kewenangan yang efektif dan efisien. Artinya pemerintahan dapat diselenggarakan secara
demokratis.
Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi
pelayanan, peningkatan peran serta peningkatan peran serta prakarsa dan pemberdayaan
masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sejalan dengan hal
tersebut, maka dilaksanakan pula prinsip otonomi daerah yang nyata dan bertanggung
jawab. Prinsip yang nyata adalah prinsip yang menegaskan bahwa urusan pemerintahan
dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang dan tanggung jawab. (Waluyo,2007 : 206).
Penyelenggaraan pemerintahan saat ini bukan lagi semata-mata menjadi
tanggung jawab pemerintah, melainkan seluruh aktor dalam sebuah negara. Meskipun
demikian, peran pemerintah tentunya masih sangat dibutuhkan terkait dengan penyediaan
pelayanan publik. Pada dasarnya, 2 pelayanan publik mencakup tiga aspek, yaitu

pelayanan barang, jasa, dan administratif. Wujud pelayanan administratif adalah layanan
berbagai perizinan, baik yang bersifat non perizinan maupun perizinan. Perizinan
merupakan salah satu aspek penting dalam pelayanan publik, demikian juga perizinan
yang terkait dengan kegiatan usaha. Penerapan otonomi daerah memberikan ruang yang

cukup besar bagi daerah untuk mengatur dan mengurus pelayanan publiknya, termasuk
dalam hal perizinan. (http://www.transparansi.or.id/Otonomi_Daerah.pdf.).
Salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah adalah
kemampuan pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan kepada publik dengan baik.
Dalam arti bahwa masyarakat memperoleh pelayanan secara mudah, murah, cepat, dan
ramah yang pada akhirnya mencapai ukuran kepuasan publik yang dikehendaki.
Pelayanan merupakan wujud dari fungsi pemerintah sebagai bukti pengabdian
kepada masyarakat. Rendahnya kualitas pelayanan di Indonesia saat ini mendorong
pemerintah untuk segera memperbaiki kualitas pelayanannya, apalagi yang berhubungan
dengan pelayanan perizinan yang dicitrakan sebagai pelayanan yang berbelit-belit, sulit
diakses, memiliki prosedur yang sangat rumit serta tidak adanya kepastian waktu dan
keterbukaan biaya pelayanan yang dibutuhkan.
Dalam hal penyediaan pelayanan perizinan, petugas birokrasi sering kali
memberikan prosedur yang sangat rumit dan cenderung berbelit-belit, jika mekanisme
yang rumit terus tetap berjalan, otomatis membuat masyarakat menjadi malas dan enggan

dalam mengurus perizinan. Maka, pemerintah 3 perlu mencari solusi untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut. (http:///www.repository.usu.ac.id).
Atas dasar itulah, Pemerintah Indonesia menginstruksikan kepada seluruh kepala
daerah agar dapat segera menerapkan pola pelayanan perizinan terpadu satu pintu melalui
Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Perizinan Terpadu Satu Pintu, yang jenis kelembagaannya diserahkan
kepada daerah untuk memilih jenis lembaga yang sesuai, apakah berbentuk dinas, kantor
atau badan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan daerah dalam
mengelolanya. Dengan dibentuknya Kantor/Dinas Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
Pintu ini sebagai institusi yang khusus bertugas memberikan pelayanan perizinan kepada

masyarakat, dalam hal pengurusan perizinan masyarakat hanya cukup mendatangi satu
kantor/dinas saja.
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah kegiatan penyelenggaraan
perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan
sampai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan dalam satu tempat. Dalam Pelayanan
Terpadu Satu Pintu, kepala PTSP diberi pelimpahan kewenangan untuk menandatangani
izin yang masuk, hal ini berarti penyederhanaan pelayanan. Penyederhanaan pelayanan
adalah upaya penyingkatan terhadap waktu, prosedur, dan biaya pemberian perizinan dan
non perizinan. Perizinan adalah pemberian legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha/

kegiatan tertentu, baik dalam bentuk izin maupun tanda daftar usaha. Pemberlakuan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) ini diharapkan mampu memangkas waktu dan
biaya yang dibutuhkan untuk mengurus perizinan. Hasilnya pelayanan perizinan lebih
efektif, mudah dan murah. (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006
tentang Pedoman Penyelenggaraan Perizinan Terpadu Satu Pintu).

BAB II
IMPLEMENTASI PENINGKATAN PELYANAN PUBLIK
DI PTSP KELURAHAN BAMBU APUS

II.1 DASAR HUKUM
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (PTSP) Kelurahan Bambu Apus telah diberi
kewenangan untuk melaksanakan Pelayanan Administrasi Perizinan sesuai dengan
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2013 tentang penyelenggaraan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu.
II.2 TUJUAN PTSP
 Meningkatkan pelayanan perizinan dan non perizinan
 Memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan layanan perizinan
dan non perizinan
 Meningkatkan kepastian pelayanan perizinan dan non perizinan


II.3 VISI dan MISI
Visi : Solusi Perizinan Warga Jakarta
Misi :
1. Melakukan pembinaan dan pengembangan aparatur PTSP sesuai kompetensi
2. Meningkatkan kualitas pelayanan perizinan/non perizinan secara professional
3. Mengedepankan pemanfaatan sistem informasi untuk mempercepat pelayanan
4. Mengelola pengaduan masyarakat dengan berbasis quick response
5. Menyediakan prasarana dan sarana kerja yang memadai dan handal

II.4 STRATEGI PELAYANAN
1. Ketepatan Waktu Penyelesaian Izin
2. Tidak Ada Pengaduan Masyarakat
3. Tingkat Kepuasan 100%

II.5

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PEMASARAN DALAM KAITANNYA
PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK DI PTSP KELURAHAN BAMBU
APUS

Sebagai Unit Kerja baru di Lingkungan Provinsi DKI Jakarta, dan ditugaskan

untuk mengubah Pelayanan Publik di DKI Jakarta agar lebih baik lagi maka dilakukan
beberapa upaya-upaya yang telah dilakukan :
1. Memilih pejabat-pejabat yang berkopeten.
Dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, DKI Jakarta melakukan
lelang jabatan untuk mengisi tempat sebagai kepala PTSP di seluruh Kelurahan dan
kecamatan yang ada di DKI Jakarta
2. Pelatihan dan sertifikasi petugas PTSP
Bagi seluruh petugas PTSP di DKI Jakarta untuk dapat memberikan pelayanan
prima bagi seluruh masyarakat, diberikan pelatihan. Setiap petugas yang telah lulus
pendidikan diberikan sertifikasi dari Badan Diklat Provinsi DKI Jakarta.
3. Penyediaan Katalog Perizinan, web internal dan kejelasan SOP
Untuk

dapat

memberikan

pelayanan


prima

kepada

masyarakat,

petugas

diperlengkapi katalog dan web internal yang berisikan tentang SOP dan persyaratan
yang dibutuhkan dalam mengurus Izin.
4. Penyediaan Prasarana dan Sarana
Untuk kebutuhan pelayanan perizinan dan non perizinan setiap kantor PTSP telah
dilengkapi dengan :
a. Ruang tunggu yang nyaman dan dilengkapi dengan pendingin ruangan
b. Meja pelayanan yang tidak bersekat, sehingga masyarakat dapat bertatap muka
langsung dengan petugas, sehingga menyerupai pelayanan di Bank
c. Mesin antrian sehingga pemohon dapat dilayani sesuai dengan antrian
d. Mesin survey kepuasan masyarakat
e. Perangkat Komputer

f.

Perangkat Printer yang dapat mengkopi dan menyeken berkas

g. CCTV pengawasan yang terkoneksi langsung ke Balai Kota
h. Ceklist persyartan perizinan
i.

Mesin EDC

j.

Mesin ATM

k. Internet dan Wifi
5. Sosial media
Sebagai sarana untuk member informasi terhadap masyarakat, PTSP juga akun
social media seperti Face Book.
6. Whatsap
PTSP juga dilengkapi dengan Whatsap sehingga masyarakat untuk menanyakan

tentang dokumennya tidak perlu hadir kekelurahan, cukup dengan menayakannya di
Whatsap.
7. Nomer HP kantor
PTSP juga dilengkapi dengan HP sehingga masyarakat untuk menanyakan tentang
dokumennya tidak perlu hadir kekelurahan, cukup dengan menayakannya lewat
telepon
8. Pelayanan dengan system Online di alamat www.pelayanan.jakarta.go.id
9. Antar Jemput Izin Bermotor (AJIB) untuk mempermudah pemohon yang tidak
sempat datang ke service point dan tidak dipungut biaya (gratis)

10. Penilaian Kepuasan Masyarakat secara online

11. One Day Service (Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan yang diselesaikan dalam
waktu 1 hari)
12. Kawasan Bebas Pungli

13. Pelayanan Prioritas bagi manula, ibu hamil, ibu yang membawa anak kecil,
Disabilitas dll
Dari perubahan-perubahan diatas terdapat peningkatan kepuasan masyarakat terhadap
pelayanan DKI Jakarta berdasarkan survey Saiful Mujani Research Center (SMRC) bulan

Oktober 2016 menjadi 90%
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/10/20/20290451/
survei.smrc.75.persen.warga.dki.puas sehingga Manajemen Pemasaran di PTSP berjalan
baik.

BAB III
KESIMPULAN

1. PTSP Kelurahan Bambu Apus, terus berinofasi guna meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarakat
2. Kepuasan masyarakat sangat penting dalam meningkatkan kepercayaan pelayanan di
PTSP Kelurahan Bambu Apus