PERKEMBANGAN ISLAM DI ASIA TENGAH

PERKEMBANGAN ISLAM DI ASIA TENGAH
Makalah mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Sejak zaman dahulu, islam sudah menyebar ke beberapa kawasan di
benua asia. Termasuk di asia bagian tengah. Menurut sebuah defnisi, Asia
Tengah mencakup sekitar 9.029.000 km², atau 21% dari benua. Negaranegara yang termasuk dalam wilayah Asia Tengah menurut arti ini ialah
Tiongkok (Provinsi Qinghai, wilayah otonomi Xinjiang dan Tibet),
Kazakhstan (wilayah sebelah timur Sungai Ural), Kirgizia, Tajikistan,
Turkmenistan, dan Uzbekistan. Penyebaran ini tentu dilakukan oleh tokohtokoh islam atau beberapa kholifah islam yang menjabat di periode
tersebut. Beberapa kholifah tersebut tentu harus melalui perjuangan yang
keras disertai taktik jitu untuk menyebarkan islam di kawasan tersebut.
Apakah kerja keras dari para tokoh islam ini menuai keberhasilan?, tentu
itu adalah sebuah pertanyaan yang muncul di benak kita semua. Maka
dari itu, makalah ini mencoba untuk membahas secara ringkas tentang
islamisasi di asia bagian tengah.


1.2

Rumusan Masalah

1.

Pada masa kholifah siapakah dimulainya islamisasi di asia tengah?

2.

Apa hubungannya islamisasi tersebut dengan bangsa Mongol?

1.3

Tujuan dan Kegunaan Penulisan

1.
Untuk mengetahui siapakah yang memulai islamisasi di asia bagian
tengah.
2.

Untuk mengetahui apakah peristiwa tersebut ada hubungannya dengan
bangsa Mongol.

BAB II
PERKEMBANGAN ISLAM DI ASIA TENGAH
2.1 Awal Islamisasi Di Asia Tengah

2.1.1 Masa al-Khulafa al-Rasyidun
Sebelum Khulafaur al-Rasyidun, Nabi Muhammad telah
menyebarkan agama islam selama 23 tahun (10 tahun di Makkah dan 13
tahun di Madinah). Berkat kearifan dan kebijaksanaan beliau, Islam
tersebar luas ke luar Arab bahkan sampai ke pelosok dunia. Keberhasilan
ini karena Islam menggunakan prinsip al-Qur'an yaitu "tidak ada paksaan
dalam agama". Disamping itu juga, sebelum Islam kota Makkah
merupakan pusat pertemuan pedagang internasional dan penghubung
empat jalur perdagangan antarbangsa.

Perjuangan Nabi dilanjutkan oleh Abu Bakar As-Shidiq yang dipilih
dengan musyawarah para sahabat Nabi dan di ba’iat didepan rakyat.
Dengan kebijaksanaannya, dalam kurun waktu dua tahun lebih Abu Bakar

berhasil menyatukan kembali seluruh jazirah Arab dan diberi gelar Abu
Bakar is the savior of Islam after propet Muhammad (sang penyelamat
Islam pertama setelah Rasulullah wafat).Tampuk kekhalifahan selanjutnya
dipegang oleh Umar bin Khattab. Beliau menggunakan kekuatan militer
untuk memperluas daerah kekuasaannya sehingga satu persatu pasukan
Islam menguasai Suriah, Persia, Mesir dan juga menaklukkan daerah Asia
Tengah seperti Mousul, Khurasan, wilayah utara Mesopotamia sampai
Ispahan dan Sijistan.. Keberhasilan ini karena semangat yang dilontarkan
oleh panglimanya bahwa "surga ada didepan mereka dan neraka ada
dibelakang mereka".

Kekhalifahan selanjutnya beralih ke tangan Utsman bin Afan. Pada
masa ini, peta Islam meluas sampai ke jantung Asia Tengah. Diantara
kota-kota yang berhasil ditaklukkan adalah; Balakh, Turkistan, Herat,
Kabul, Ghazni, Nishapur, Tush, dan Marv.

Setelah Utsman bin Afan meninggal kursi ke khalifahan digantikan
oleh Umar bin Khatab. Dan yang terakhir ke khalifahan dipegang oleh Ali
bin Abu Thalib. Pada masa pemerintahan Abu Thalib terjadi banyak
peperangan karena masyarakat dan Mu’awiyyah menentang sistem

pemerintahan Ali bin Abu Thalib yang mengangkat saudara – saudaranya
dalam membantunya menjalankan roda pemerintahan.

2.1.2 Masa Dinasti Umayyah di Damaskus

Tidak berbeda dengan khalifah sebelumnya bahwa pada
masa Dinasti ini, ekpansi dan perluasan kekuasaan merupakan ciri
dari Dinasti Umayyah. Pada masa khalifah Umar bin Abd al-Aziz
(Umar II), khalifah yang tidak melakukan ekspansi. Kebijakan
pemerintahan dipusatkan untuk membangun, mengislamkan
negara dan rakyat serta membangun negara secara moril,
berkeadilan dan penegakan hukum. Ini terbukti dengan digantinya
beberapa pejabat pemerintahan yang telah melakukan KKN
termasuk Yazid bin Muhallab. Umar bin Abd al-Aziz bisa dibilang
satu-satunya khalifah Umayyah yang mampu meredam konfik
antar golongan-sekte.Kemajuan Umayyah diperoleh semasa
kekhalifahan Abd. Malik bin Marwan. Kemudian puncak keemasan
dicapai pada masa khalifah al-Walid bin Abd Malik. Kejayaan ini
ketika Qutaybah sebagai gubernur di Khurasan. Periode ini
merupakan periode kemenangan, kemakmuran dan kejayaan.

Berkat prilaku yang baik dan terpuji dari seorang Qutaybah,
berdirilah kantong-kantong muslim di Turki, Asia Tengah dan China,
dan ia merupakan simbol penyelamat dan penyatu suku-suku yang
bertikai.

Dinasti Umayyah diambang kehancuran ketika khalifah XIV
tetap mempertahankan Sayyar untuk menjadi penguasa di
Khurasan. Hal ini disebabkan kebijakannya yang diskriminatif yang
secara tidak langsung menggoyahkan kedaulatan Umayyah. Kondisi
ini dimanfaatkan oleh Abu Muslim dari golongan Abbasiah untuk
menjatuhkan kekuasaan Sayyar di Khurasan.

2.1.3 Masa Dinasti Abbasiah

Nyaris tidak ada bedanya dengan Dinasti Umayyah, pada
Dinasti Abbasiah pun terjadi pergolakan dalam urusan politik.
Misalnya, terbunuhnya sang proklamator Dinasti Abbasiyah oleh
Abu Ja'far al-Mansur. Ketika khalifah al-Ma'mun, ia berhasil
menguasai musuh-musuh di Mesapotamia dan Khurasan dengan
menugaskan Tahir bin Husain dalam pengamanan wilayah tersebut.

Keberhasilan lain masa al-Ma'mun yaitu telah berhasil

mengislamkan penguasa Kabul. Masa al-Ma'mun merupakan masa
kejayaan ilmu pengetahuan dan asimilasi budaya timur dan barat
dengan arab. Kepercayaan pemerintah pusat terhadap wilayah
kekuasaannya (otonomi) terkadang menjadi bumerang bagi
stabilitas politik. Instabilitas politik bukan hanya disebabkan oleh
diskriminatif namun juga disebabkan oleh kecerobohan dan
kelemahan pemerintah pusat.

Pendiri dinasti Tahiriah adalah panglima perang al-Ma'mun
yaitu Tahir ibn Husain yang memainkan peranan penting saat saat
terjadi perang saudara antara al-Amin dan al-Ma'mun. Setelah Tahir
mendapatkan jaminan dari Menteri Ahmad bin Abu Khalid dan di
angkat menhadi Gubernur di Khurasan dan mendirikan Dinasti di
Khurasan dengan menggunakan namanya sendiri yaitu Dinasti
Tahiriah. Dinasti lain yang berdiri adalah dinasti Safariah yang
beribu kota di Sizistan, dan berhasilkan mengalahkan dinasti
Tahiriah. Dinasti ini didirikan oleh Yaqub Bin Laits, seorang pandai
besi dan penjahat kakap yang diangkat sebagai panglima perang

oleh utusan khalifah Abbasiah di Baghdad yang justru berbalik arah
menggoyahkan stabilitas kekhalifahan di Baghdad.

Kemudian Dinasti Samaniah yang berasal dari saman,
seorang pengikut agama Joraster di Balkh. Sebenarnya dinasti ini
sudah ada disaat dinasti Tahiriah dan Safariah berdiri. Dinasti ini
juga mengalahkan dinasti safariah dan akhirnya menjadi dinasti
besar dan menguasai wilayah Sizistan, Karman, Hurzan, Tabaristan,
Arab-Khurasan, Dan Transoxiana. Walau pun besar, dinasti Dinasti
tetap mengakui khalifah di Baghdad untuk mendapakan legitimasi.
Ilmu pengtahuan pada masa ini maju pesat dan menjadikan ibu
kotanya yaitu Bukhara dan Samarkand sebagai pusat ilmu
pengetahuan. Al-Razi, seorang ahli kedokteran muncul pada masa
pangeran Abu Shaleh mansur bin Iskhak dan mengabdikan karya
monumentalnya dengan judul al-mansuri.

Selanjutnya Dinasti Ghazni. Sejarah munculnya dinasti ini
disaat budak-budak turki mendapat posisi strategis dalam
pemerintahan Samaniah yang kurang mendapat perhatian dari
pemerintah pusat. Kesempatan ini dimanfaatkan pindah ke Timur

untuk menggalang kekuatan dan mendirikan dinasti sendiri, yaitu
Dinasti Ghazni (sekarang Afghanistan yang merdeka). Penguasa
yang terkenal adalah Sultan Mahmud Ghaznawi yang pernah
menaklukkan India sebanyak 17 kali dan memperoleh kemenangan
yang luar biasa. Gelar Sultan ia peroleh dari Dinasti Abbasiah
semasa khlaifah Qadir Billah. Sebagian wilayah Asia Tengah dan
Persia pernah ia kuasai, seperti Iraq, al-Ray dan Ispahan dari Dinasti
Buwayhia. Dalam sejarah inilah pengaruh persia dihilangkan dari
istana. Namun karena pengaruh lemahnya penguasa, dinasti ini

akhirnya terbagi dalam beberapa wilayah kekuasaan yaitu di Timur
telah berdiri kesultanan Ghuri yang akhirnya hilang dari peta Asia
dan di Barat laut dikuasai oleh Dinasti Khan dan Persia oleh dinasti
Saljuq.

Pada masa Abbasiah, muncul dinasti Saljuq. Dinasti ini
merupakan kekuatan turki yang berada di daerah antara Kirghiztan
dan Bukhara. Dibawah pimpinan Tughril Beg dinasti ini berhasil
mengalakan kekuatan turki cabang lain yaitu dinasti Ghazni di
Merv. Kekuasaan Dinasti Saljuq merambah sampai Hamadan,

Tabaristan, Ray, Ispahan dan lain-lain. Keberhasilan lain yg telah
dicapai dinasti Saljuq adalah berhasil membebaskan Khlaifah dari
kepungan panglima perang Basasiri semasa sultan Baha al-Daulah
dari Dinasti Buwayhia, sehingga Tughril diberi gelar Sultan alMasyariq wa al-Magharib dan memerintah secara defacto, bahkan
kekuasaannya lebih luas dibanding Khalifah Baghdad. Dinasti
Buwayhia merupakan salah satu dinasti yang dicatat sejarah
sebagai dinasti terburuk pada masa Abbasiah yaitu menyebut nama
pendirinya (Ahmad Ibn Abu Shuza' yang bergelar Mu'iz al-Daulah)
dalam khutbah jum'at, mencetak mata uang atas namanya,
membunuh kedaulatan khalifah dengan cara mencukil matanya.

2.2

Hubungan islamisasi dengan bangsa Mongol

2.2.1 Sejarah Bangsa Mongol

Daerah kekuasaan Mongol sangatlah luas yaitu dari China di
Timur sampai Rusia dibagian barat bahkan sampai ke Eropa
termasuk Asia Tengah bahkan pernah sampai ke Indonesia. Akibat

perluasan daerah mongol, tidak sedikit rakyat menjadi korban
termsuk peradaban dunia, peradaban Islam pun tidak luput dari
keganasan bangsa mongol. Pada bab ini menjelaskan tentang asal
usul bangsa Mongol, khususnya sosok Chengis Khan dengan dunia
Islam.

2.2.2

Asal-usul bangsa Mongol

Nama "Mongol" ini berasal dari bahasa China; Mong
(pemberani), mereka muncul bersamaan dengan bangsa Hun.
Bangsa Mongol muncul pada akhir abad XII dan awal abad XIII M.
Mereka merupakan masyarakat hutan yang mendiami hutan Siberia
dan Mongolia Luar dan termasuk keturunan bangsa Tartar. Maka
wajar kalau di Asia Tengah mereka terkenal dengan bangsa Tartar.

Dan tartar berasal dari kata china yaitu T'ta atau T'tzi. Jumlah
mereka terbagi menjadi ratusan suku, dan yang terkenal adalah
Nayman, Kerait, dan Merakait. Namun dilihat dari kemajuannya,

meraka terbagi menjadi tiga suku besar yaitu White Tartar, Red
Tartar dan Wild Tartar. Sedangkan Chengis Khan lahir dari suku Red
Tartar.

Kehidupan mereka sangat sederhana seperti memburu
binatang, menggembala domba dan memakai kulit binatang untuk
menutupi aurat. Mereka terkenal pemberani, ahli perang dan tahan
sakit. Dari sisi budaya, perampokan menjadi tradisi umum bagi
mereka. Karena jiwa pemberaninya telah menguasai jiwanya hingga
tidak mengenal adab yang baik, hidup mereka tidak bersih.
Sedangkan dari sisi relegi, mereka menyembah matahari saat
terbit. Walau pun demikian, mereka sangat patuh kepada pemimpin
atau kepala suku.

2.2.3 Ghengis Khan dan dunia Islam

Pada tahun 1206, Chengis Khan (1162) yang merupakan
putra dari Yesugey Ba'atur (Ishujayi/Isyugayi) dengan Helena
Khatun. Nama kecilnya adalah Temucin (baja yang kuat), yang lahir
di Daeyliun Buldagha, di tepi sungai Onon. Ayahnya merupakan
pemimpin suku Mongol dan berhasil mengalahkan suku Tartar
dibawah pimpinan Temujin Uji, maka anaknya dinamakan Temucin.
Chengis terpilih sebagai pimpinan tertinggi Bangsa Mongol dengan
gelar Alexander For Asia. Mongol awalnya didirikan oleh kakeknya
yaitu Kabul Khan dari keluarga bangsawan dengan gelar Kakan.
Chengis merupakan pemimpin militer tangguh, administrator dan
seorang perancang yang sangat hati-hati dan menjalankan
peraturan yang keras bagi anak buahnya. Ia juga seorang inovator
militer terbesar sepanjang sejarah manusia. Ia merupakan pengikut
kepercayaan animisme, penyembah Tengri.

Dalam kepemimpinannya, ia berusaha memperbaiki moral
masyarakatnya dengan membuat undang-undang, yakni Ulang
Yassa yang berfungsi untuk memberi landasan guna menghadapi
tantangan dan memperluas wilayahnya. Ekpansi Chengis Khan
sampai ke dataran China, Turkistan, sebagian India, Persia, Asia

Minor dan Eropa Timur. Keturunan Chengis Khan dalam sejarah
dunia Islam telah meninggalkan pengaruh yang sangat besar
termasuk peradaban umat manusia. Kemenangan Chengis Khan
dalam menumpas lawan-lawannya seperti bangsa Tartar, Jamuka
tidak terlepas oleh bantuan Tugril, Wong Khan, dan penguasa Keen
di China Utara.

2.2.4 Mongol setelah meninggalnya Chengis Khan

Kekuasaan Chengis Khan dilanjutkan oleh ke empat putranya
yaitu Jochi, Chaghtai, Oghtai (sebagai Khan Agung) dan Touly.
Jochiberhasil menaklukkan lembah Sungai Volgha dan Siberia yang
dipimpin oleh putranya yaitu Batu dan merintis Dinasti Kipcak atau
Golden Horde yang berkembang pesat. Dinasti ini berhasil
menaklukkan Rusia, Polandia dan sekitarnya. Golden Horde
berlangsung cukup lama dan mencapai puncak kejayaannya pada
masa kepemimpinan Berke, Tokhtamis, dan Uzbeg Khan. Dinasti ini
bertahan sampai tahun 1502 dan runtuh akibat kekalahan dari
Rusia.

Sedangkan Chaghtaimenyerbu Asia Tengah sehingga dikenal
dengan Dinasti Chaghtai. Namun dalam perkembangan selanjutnya,
Dinasti ini mengalami kemunduran yang disebabkan oleh
pergantian kekuasaan. Akhirnya, kekuasaan ini diambil alih oleh
Timur Lang (keturunan Chengis dari garis ibu dan keturunan Turki
dari garis ayah) yang merupakan pemimpin sejati, kekuasaannya
dikenal dengan nama Timuriah.

Putra bungsu Chengis yaitu Touly adalah pemimpin besar.
Putranya yang bernama Hulagu Khan mendirikan Dinasti Ilkhan
yang turun temurun dipimpin oleh Hulagu, Abagha, dan Tagudar
setelah Tagudar masuk Islam, ia berganti nama Ahmad. Selanjutnya
pada penguasa Ilkhan VII (Ghazan Khan), peradaban Islam
mencapai puncak kejayaannya dan merupakan era keemasan
setelah runtuhnya Baghdad.

1.

Masa Sebelum Islam

Bangsa Mongol identik dengan teror, pertikaian, kerusakan,
pembunuh massal, penghancur peradaban dunia. Namun disisi lain juga
berjasa atas kemajuan peradaban dunia dan Islam disamping memajukan
suatu negara dan rakyatnya. Chengis Khan misalnya, adalah penguasa
yang tangguh, disiplin dengan UU Ulang Yassa, tegas, pemberani, ahli

dalam berbagai strategi baik politik maupun militer, dan masih banyak
lagi sebutan bagi sang penakluk dunia ini.Bangsa Mongol merupakan raja
di Asia dan Eropa. Kebengisan, kekejaman dan pembunuhan massal yang
mengerikan dicatatnya dalam sejarah. Negara-negara kuno dimusnahkan
dan dijadikan kota indah sebagai pusat peradaban dunia. Mereka
mendirikan negara yang kuat, luas dan maju yang dijadikan sebagai
tempat wisatawan mancanegara. Pusat pendidikan dan peradaban
dibangun sehingga banyak ilmuwan, sastrawan, arsitek, penyair, maupun
ekonom seperti Syekh S'adi, Jalaluddin Rumi, Rashid al-Din, al-Juwaini dan
lain-lain lahir pada masa ini. Asia, Afrika maupun Eropa berbondongbondong mengunjungi negara tersebut. Tashkand misalnya, menjadi kota
pensuplai segala jenis perdagangan maupun temuan baru termasuk alatalat perang keseluruh Asia maupun Eropa.

2.

Masa Islam

Telah dijelaskan bahwa semasa Dinasti Chaghtai, Mubarok Syah
merupakan penguasa muslim pertama dibalik dinasti ini dan
menggunakan nama Islam. Pada masa Dinasti Timuriah semasa dipimpin
oleh Timur yang merupakan pemimpin yang adil, jitu, handal dan jujur
sehingga peradaban maju pesat dan berhasil melakukan perluasan
wilayah. Disamping penakluk wilayah, Timur juga ahli dalam ilmu
pengetahuan dan pandai memainkan pena. Rakyat Transoxiana merasa
makmur ketika dipimpin oleh Timur.

Semasa Dinasti Golden Horde yang berada dilembah Sungai Embu
dan Danau Ural, telah lahir seorang politikus yang ulung seperti Berke,
seorang pendiri Sarai Baru dan penghapus Yassa dengan syari'at Islam
dan pelindung Islam. Ia merupakan penguasa terbaik pada abad XIII M.
Selanjutnya Uzbeg Khan yang merupakan periode kejayaan Golden Horge.
Ia menerapkan semua administrasi negara dengan aturan Islam yang
telah dibangun semasa Berke. Uzbeg telah mendirikan bangunan yang
indah termasuk masjid dan lembaga-lembaga pendidikan, perdagangan
pun maju pesat dan banyak dikunjungi wisatawan dari belahan dunia
termasuk dari China. Pada masa kepemimpinannya, sejarah telah
mencatat dalam dinasti Golden Horde bahwa periode ini merupakan
negara Islam yang paling sempurna berkat jasa Uzbeg.Dinasti selanjutnya
adalah dinasti Ilkhan, yaitu dinasti yang mana islamisasinya paling maju
dan terdepan dalam sejarah bangsa Mongol. Diantara penguasanya yang
sukses adalah Ghazan Khan yang memerintah di Iran. Ia adalah penguasa
VII yang paling berbakat, meskipun ia keturunan Mongol tetapi gaya
kepemimpinannya berbeda dengan pendahulunya. Pemimpin yang adil
dan bijaksana yang paling dicintai rakyat dari berbagai lapisan. Reformasi
disegala sistem pemerintahan seperti sistem ekonomi ia bangun
berlandaskan Islam, karena sistem ekonomi banyak disalahgunakan dan
ekonomi merupakan penopang sebuah bangsa termasuk Persia. Ghazan
merupakan administrator handal dan sangat peduli terhadap rakyat kecil

dan memperhatikan nasib mereka terutama para petani yang sebelumnya
hidup dalam kesengsaraan karena kebijakan pemerintah sebelumnya.
Sejarah mencatat pula bahwa masa pemerintahannya merupakan
pengekspor beras pertama dalam sejarah Ilkhan dan masa kemakmuran
Persia.

Semenjak syariat diterapkan, kebiasaan-kebiasaan buruk
masyarakat Mongol mulai berkurang bahkan hilang, seperti sistem bunga
(rentenir), perbudakan, mabuk-mabukan, masuk ketempat prostitusi.
Pejabat pemerintah yang melanggar aturan dan bertindak curang pun
dipecatnya. Walaupun Ghazan beraliran sunni, namun ia juga
memperhatikan orang-orang Syi'ah. Menurut kaum orientalis dengan nada
sinis (karena tidak ada bukti dalam sejarah), Ghazan dianggap kejam dan
semena-mena terhadap orang Kristen dan Budha serta menghancurkan
tempat ibadahnya. Tetapi sikap keras dan kejamnya Ghazan sebenarnya
hanya semata-mata untuk menegakkan keadilan, tanpa pandang bulu
termasuk keluarganya sendiri jika melanggar aturan pun akan mendapat
sanksi.

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa Hulagu mempunyai
pendamping Juwaini dan Thushi. Begitu juga Ghazan, ia mempunyai
Rashid al-Din yang merupakan ilmuan, penulis sejarah bangsa Mongol
disamping jabatan Perdana Menteri. Perkembangan dibidang bangunan
fsik (arsitektur) sangat maju, dibuktikan dengan pembangunan kuburan
yang megah sebagai tempat peristirahatannya yang berbeda dengan
pendahulunya, perguruan tinggi, rumah sakit, perpustakaan,
observatorium, akademi flsafat, perumahan bagi para sayyid di kota
Isfahan, Shiraj, Baghdad dan lain sebagainya. Seperti yang diceritakan
oleh Rashid, perhatian terhadap golongan sayyid ini dipengaruhi oleh
Ghazan pernah bermimpi bertemu Rasulullah sebanyak dua kali.

Perubahan yang fundamental dalam sejarah Ghazan adalam usaha
Islamisasi, Iranisasi dan urabanisasi. Ia merupakan sosok yang toleran.
Ghazan telah menciptakan Kalender Islam-Ilkhan yang dikombinasikan
antara Kalender Mongol dan Kalender Hijriah yang diciptakan oleh Umar
bin Khattab. Perubahan lain yang paling mendasar adalah cabang Islam
Sunni yang dianut oleh Ghazan, oleh saudaranya (Uljytu) diganti dengan
Syi'ah Isna Asy'ariah, namun untuk sistem ketatanegaraan yang talah
diterapkan oleh Ghazan tidak digantinya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.1.1 Sebenarnya islam masuk ke asia tengah itu sejak zaman Rosululloh
SAW masih hidup. Lalu setelah Rosululloh wafat, perkembangan agama
Islam ini dilanjutkan pada Khulafa’ur rasyidin, dinasti umayah dan dinasti
abbasiyah. Tentunya, dalam perkembangan tersebut menemui beberapa
beberapa jalan terjal.

3.1.2 Bangsa Mongol merupakan bangsa yang identik dengan kekerasan
dan kebiadaban, namun mereka menerima ajaran semua agama termasuk
Islam sebagai pilihan hidup. Perjalanan sejarah bangsa Mongol telah
meninggalkan banyak kenangan, Ghengis Khan merupakan pelopor
Bangsa Mongol. Tidak sedikit daerah yang di-ekspansi beliau untuk
melakukan perlusan wilayah. Ada tiga dinasti besar yang berkembang
pada peradaban bangsa Mongol yaitu Chaghtai, Golden Horde, dan Ilkhan.
Kaisar mongol yang terkenal beragama Islam sekaligus menyebarkan
ajaran Islam adalah Timur lank (Tamerlane) yang juga dikenal sebagai
pendiri dinasti Timuriah. Penorehan sejarah yang luar biasa telah
disuguhkan oleh bangsa Mongol yang pernah menguasai sepertiga dunia.
Hingga pada masa sekarang, para sejarawan Islam mencatat bahwa
Mongol adalah penyebar Islam yang terlupakan. Sungguh pencapaian
yang fantastis dalam sejarah peradaban dunia.

DAFTAR PUSTAKA
M. Abdul Karim,Islam di Asia Tengah, Bagaskara, Yogyakarta, 2006

Ilaihi, Wahyu. 2007. PengantarSejarahDakwah. Jakarta: KencanPrenada Media
Group

Syamsuri, AchmaddanMoch.EndangSupardi. 2002. Geograf. Bandung: Lubuk
Agung

LKS XII SKI tahun 2012.