Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Sarana Dan Prasarana Pjok di SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijenkota Semarang: studi Manajemen “Joint” Aras Gugus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Profil SD Negeri Gugus Dwija Harapan

  Kecamatan Mijen Kota Semarang Gugus Dwija Harapan berada dalam pembinaan UPTD Pendidikan Kecamatan Mijen Kota

  Semarang. Gugus ini terdiri dari tujuh sekolah dasar, empat di antaranya adalah sekolah dasar negeri yang terdiri dari: SD Negeri Jatisari, SD Negeri Wonolopo 01, SD Negeri Wonolopo 02, dan SD Negeri Wonolopo

  03. Sekolah dasar swasta yang tergabung dalam gugus ini adalah SDIT Miftahussalam, SD Muhammadiyah Plus dan SD Permatasari. Dalam melaksanakan kegiatan guru dipusatkan di Gedung Pusat Kegiatan Guru (PKG) yang berada di komplek SD Negeri Wonolopo 01 yang sekaligus menjadi sekolah inti.

  Adapun profil masing-masing sekolah negeri dalam Gugus Dwija Harapan adalah sebagai berikut: Sekolah Dasar Negeri Jatisari, sekolah memiliki 1.

  NPSN 20329214 dan telah terakreditasi A. Terletak di Jalan RM Hadi Soebeno S, Kecamatan

  Mijen, Kota Semarang. Fasilitas telepon: (024) 70774572 dan Surat Elektronik/email adalah: sdjatisarimijen@gmail.com. Visi yang dimiliki SD Negeri Jatisari adalah “Mewujudkan Peserta Didik yang Unggul dalam Prestasi dan Luhur dalam Budi Pekerti”. Adapun misi SD Negeri Jatisari adalah: (1) Menghasilkan lulusan yang telah memiliki pengalaman dan ketrampilan dasar untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya, (2) Menghasilkan lulusan yang mampu mengembangkan dan menerapkan life skill yang diterimanya, (3) Mengembangkan pengetahuan dan kreatifitas di bidang IPTEK, bahasa, olahraga dan seni budaya sesuai degan bakat, minat dan potensi siswa, (4) Mengembangkan peserta didik yang berbudi pekerti luhur, beriman dan bertaqwa di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dan (5) Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan lingkungan. Fasiltas saarana dan prasarana boleh dikatakan belum memadai (lihat pada bagian lampiran tesis ini)

  Sekolah Dasar Negeri Wonolopo 01, sekolah ini 2. telah terakreditasi A dan memiliki NPSN

  Kemantren KM 0,75 Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Kota Semarang. SD Negeri Wonolopo 01 telah memiliki situs web dengan alamat URL: sdnwonolopo01.blogspot.com. Untuk menghubunginya dapat melalui nomor telepon: (024) 70796352 dan surat elektronik: sdn_wonolopo_01@yahoo.com. Visi SD Negeri Wonolopo 01 adalah: Unggul Ilmu, Trampil, Cerdas Berakhlak Mulia Berwawasan Luas dan bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Adapun misinya adalah Membangun Interaksi Edukatif dan Budaya Sekolah yang Berakhlak Mulia dengan Pembiasaan: (1) Tegur Salam dan Sapa, (2) Berani tampil dan menjadi juara, (3) Mencintai budaya bangsa dengan melestarikan kebudayaan daerah, dan (4) Beribadah sesuai dengan agama yang dianut setiap siswa. Fasilitas sarana dan prasarana sekolah ini juga belum memadai (lihat bagian lampiran tesis ini)

  3. Sekolah Dasar Negeri Wonolopo 02, sekolah ini terletak di Jalan Raya Kuripan RT 01 / RW I Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Kota Semarang. Sekolah ini memiliki NPSN 20328612 dan telah terakreditasi A. Fasilitas komunikasi sdn_wonolopo02@disdik.semarangkota.go.id dan nomor telepon (024) 70778115. Visi SD Negeri Wonolopo 02 adalah: Menjadikan siswa berprestasi, bertaqwa dan berbudi pekerti luhur. Adapun misinya adalah: (1) Melakukan pembiasaan sopan santun di lingkungan sekolah, (2) Meningkatkan sikap berbudi pekerti luhur dalam kehidupan sehari-hari, (3) Meningkatkan ketrampilan dalam bidang IPTEK, (4) Meningkatkan ketrampilan dalam bidang kepramukaan, (5) Meningkatkan prestasi akademik, dan (6) Meningkatkan prestasi non akademik. Tidak beda jauh dengan SD lain, sekolah ini fasilitas sarana dan prasarana PJOK juga belum memadai. Data keadaan sarana prasarana PJOK sekolah ini dapat dilihat pada bagian lampiran

  4. Sekolah Dasar Negeri Wonolopo 03, sekolah ini beralamat di Jalan Sumbersari RT.02/RW.X Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Kota Semarang. Sekolah ini memiliki NPSN 20328622 dan telah terakreditasi A. Untuk menghubungi sekolah ini dapat melalui nomor telepon: (024) 76672777 dan surat elektronik atau email: alternatif anggrainidyan@yahoo.co.id. SD Negeri Wonolopo 03 memiliki visi: Menjadi generasi yang cerdas, beriman, berakhlak mulia dan berbudaya.

  Misi SD Negeri Wonolopo 03 meliputi: (1) Melaksanakan proses pembelajaran yang optimal dan mengembangkan kecerdasan akademik dan non akademik, (2) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (3) Menanamkan akidah / norma dan budi pekerti yang luhur pada peserta didik dalam kehidupan sehari – hari, dan (4) Mencerdaskan anak bangsa sebagai generasi muda yang positif dan berprestasi.

4.1.2 Pengelolaan Sarana dan Prasarana PJOK di

  SD Negeri Gugus Dwija Harapan

4.1.2.1 Perencanaan Sarana dan Prasarana PJOK

  Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tentang kegiatan perencanaan sarpras PJOK adalah sebagai berikut:

  Hasil penelitian tentang perencanaan di SD Negeri Jatisari, wawancara terhadap kepala sekolah mengiyakan hal itu, sekolah telah menyusun tentu pengadaan semua dapat direalisasikan karena kemampuan dan keadaan. Selanjutnya Kepala SD Negeri Wonolopo 01 menguatkan bahwa sekolah setiap tahun tetap menyusun perencanaan tentang sarana dan prasarana PJOK yang dilakukan melalui rapat sekolah untuk menginventarisasi pengadaannya sesuai kebutuhan.

  Kepala SD Negeri Wonolopo 02 juga menyatakan bahwa perencanaan dibuat dengan inventarisasi masukan dilakukan pada saat akan menyusun RAPBS/RKAS. Hal itu juga dikuatkan oleh Kepala SD Negeri Wonolopo 03 yang menyatakan bahwa usulan pengadaan sarpras ditampung (untuk) mengiventarisasi kekurangan.

  Semua kepala sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan menyusun rencana kebutuhan sarpras PJOK. Kepala SD Negeri Wonolopo 01 menyatakan bahwa rencana kebutuhan disusun setiap awal tahun pelajaran. Sedangkan menurut Kepala SD Negeri Wonolopo 02 disusun pada waktu rapat penyusunan RAPBS/RKAS. Hal itu berarti penyusunan rencana kebutuhan sarpras PJOK dilakukan setiap tahun. Sebagaimana kepala sekolah yang lain, Kepala SD Negeri Wonolopo 03 juga menyusun rencana kebutuhan. Berikut ini petikan pernyataannya: “Iya, misalnya semester 1 beli bola sepak, bola voli, semester 2 pembenahan lapangan voli, bak lompat.”

  Semua kepala sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan sarpras PJOK yang telah tersedia sebelumnya. Menurut Kepala SD Negeri Jatisari penambahan hanya dilakukan pada barang- barang tertentu yang dibutuhkan/ada pemutihan.

  Kepala SD Negeri Wonolopo 01 menyatakan bahwa hal itu dilakukan untuk mencukupi/mengadakan sesuai dengan kebutuhan dan skala prioritas.

  Sedangkan menurut Kepala SD Negeri Wonolopo 02, melakukan dengan merencanakan kebutuhan barang yang belum dimiliki. Kepala SD Negeri Wonolopo 03 juga memastikan hal itu dilakukan di sekolah yang dipimpinnya. “Ya, rencana kebutuhan yang disusun pasti melihat sarpras yang sudah ada,” kata Kepala SD Negeri Wonolopo 03.

  Semua kepala sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang tersedia.

  Menurut Kepala SD Negeri Jatisari hal itu dilakukan supaya tidak mengganggu pos-pos anggaran kebutuhan lain. Kepala SD Negeri Wonolopo 01 Ya. Sesuai kebutuhan dan skala prioritas Kepala SD Negeri Wonolopo 02 Ya, setiap akan menyusun RAPBS semua guru mendata barang-barang kebutuhan yang akan dibeli

  Kepala SD Negeri Wonolopo 03 Tentu. Kalau sarpras yang dibutuhkan murah secepatnya dipenuhi, kalau perlu dana besar tentu perlu waktu

  Semua kepala sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan memadukan rencana (daftar) kebutuhan yang urgen dengan dana atau anggaran yang tersedia dan melakukan seleksi lagi dengan melihat skala prioritas. Hal itu dibenarkan oleh semua kepala sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan. Kepala SD Negeri Wonolopo 02 menyatakan bahwa pengadaan barang terutama yang sangat dibutuhkan. Pernyataan itu dikuatkan oleh Kepala SD Negeri Wonolopo 03, berikut ini:

  “Ya. Kalau segera dibutuhkan bak pasir untuk lompat tinggi/jauh, ya didahulukan pembenahan bak pasir.”

  Tiga dari empat kepala sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan membuat penetapan rencana pengadaan akhir. Menurut Kepala SD Negeri Wonolopo 01 penetapan rencana pengadaan akhir berdasarkan musyawarah dan mufakat warga sekolah. Cara berbeda dilakukan di SD Negeri Wonolopo 02. Menurut Kepala SD Negeri Wonolopo 02 caranya dengan dengan menginventarisasi barang-barang yang belum terbeli. Kepala SD Negeri Wonolopo 03 mengiyakan tapi tidak memberikan keterangan. Sedangkan Kepala SD Negeri Jatisari menjawab tidak. Alasannya, karena tuntutan kebutuhan berkembang/ berjalan terus.

  Semua kepala sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan menyatakan bahwa dalam proses perencanaan ini semua personel sekolah ikut terlibat. Kepala SD Negeri Jatisari mengiyakan karena pada saat pembuatan RAB melibatkan guru- guru. Kepala SD Negeri Wonolopo 01 juga mengiyakan karena berdasarkan rapat sekolah.

  Sedangkan Kepala SD Negeri Wonolopo 02 mengiyakan dengan memberi keterangan pada waktu rapat menyusun RAPBS. Kepala SD Negeri Wonolopo 03 menyebut personil yang terlibat sebagaimana pernyataan berikut:

  “Personil yang terlibat guru PJOK, kepala sekolah, bendahara BOS,

4.1.2.2. Pelaksanaan Program

  Sesuai dengan program perencanaan pengembangan sarana dan prasarana yang telah disusun oleh sekolah adalah kegiatan pelaksanaan program. Terkait dengan pelaksanaan program adalah penetapan program berdasarkan prioritas kebutuhan disesuaikan sumber daya dana.

  Hasil penelitian tentang pelaksanaan program, hampir semua kepala sekolah di gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang mempunyai kesamaan persepsi dan langkah untuk merealisasikan.

  Berikut petikan pernyataan dari kepala sekolah SD Jatisari yang menyatakan:

  “Untuk merealisasi rencana tentang pengembangan atau pengadaan alat-alat olah raga sekolah, yang kami lakukan adalah dengan menggunakan analisis skala prioritas, mana yang paling mendesak dibutuhkan dan melihat ketersediaan dana.” Hal tersebut juga diperkuat oleh kepala sekolah

  SD Wonolopo 01, SD Wonolopo 02, SD Wonolopo 03 yang menyatakan dalam pengadaan fasilitas olah raga kami menggunakan prioritas kebutuhan dan anggaran yang ada. Berikut petikan pernyataan dari kepala SD Wonolopo 02: “Untuk pengadaan alat-alat olahraga yang digunakan dalam pembelajaran kami mendata alat-alat tersebut. Mana yang masih dapat digunakan dan mana yang sudah tidak dapat digunakan. Kemudian alat-alat yang tidak dapat digunakan atau belum ada kami lakukan upaya pembelian. Adapun sumber dana yang kami gunakan adalah BOS maupun BOSDA. Kadang untuk BOSDA sangat terlambat padahal kami butuh. Ya akhirnya dengan dana BOS, itupun belum tentu dapat terpenuhi semua.” Pengadaan sarana dan prasarana PJOK di sekolah dasar negeri Gugus Dwija Harapan dilakukan dengan sistem droping dari pemerintah. Jika hal itu tidak memenuhi, pengadaan sarana dan prasarana PJOK dilakukan dengan cara membeli menggunakan dana BOS dan atau dana pendamping BOS (BOSDA). SD Negeri Wonolopo 03 pernah meminjam lapangan untuk sepak bola dan menyewa/membayar untuk dapat menggunakan kolam renang. SD Negeri Jatisari pernah mendapatkan bantuan perorangan dari wali siswa.

  Kepala SD Negeri Jatisari mengiyakan dengan adanya droping sarana dan prasarana PJOK dari pemerintah. Hal itu juga dibenarkan oleh Kepala SD Negeri Wonolopo 02 dan Kepala SD Negeri Wonolopo

  03. Menurut Kepala SD Negeri Wonolopo 01 untuk mendapat droping sarana dan prasarana PJOK harus mengajukan proposal ke pemerintah, mengawal dan menindaklanjuti.

  Untuk membeli sarana dan prasarana PJOK yang belum terpenuhi, menurut Kepala SD Negeri Jatisari dilakukan dengan membeli menggunakan dana pendampingan BOS. Menurut Kepala SD Negeri Wonolopo 03, bila ada yang masih kurang membeli dengan uang BOS. Sedangkan Kepala SD Negeri Wonolopo 01 membeli dengan anggaran BOS dan atau anggaran pendampingan BOS. Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Kepala SD Negeri Wonolopo

  02. Berikut pernyataannya: “Membeli dengan menggunakan dana BOS, membeli dengan menggunakan dana pendampingan BOS.”

  Semua sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan tidak pernah melakukan pengadaan sarana dan prasarana PJOK dengan sistem meminta Negeri Jatisari, hal itu tidak pernah dilakukan karena dilarang memungut. Kepala SD Negeri Wonolopo 01 juga mengaku tidak pernah. Alasannya, sekolah mencanangkan sekolah gratis. Sedangkan Kepala SD Negeri Wonolopo 02 beralasan semua sarana prasarana dibiayai oleh BOS dan pendampingan BOS. Kepala SD Negeri Wonolopo 03 Belum pernah

  Hanya SD Negeri Wonolopo 03 yang pernah meminjam lapangan untuk sepak bola dan menyewa kolam renang. Hal itu dilakukan karena tidak memilikinya. Tiga sekolah lainnya tidak pernah menyewa atau meminjam ke tempat lain. Kepala SD Negeri Jatisari menyatakan tidak pernah karena semua sudah ada. Hal itu dikuatkan oleh Kepala SD Negeri Wonolopo 01 yang menyatakan tidak pernah dengan alasan sekolah sudah mampu mencukupi. Begitu pula Kepala SD Negeri Wonolopo 02 yang menyatakan tidak karena tempat sudah mencukupi.

  Semua sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan tidak pernah melakukan pengadaan sarana dan prasarana PJOK dengan sistem tukar menukar barang yang dimiliki dengan barang lain yang dimiliki sekolah. Kepala SD Negeri Jatisari, Kepala

  02 dan Kepala SD Negeri Wonolopo 03 sependapat dengan menyatakan tidak pernah, belum pernah dan tidak pernah terjadi.

  Pengadaan sarana dan prasarana PJOK dengan sistem lainnya, yaitu bantuan perorangan dari wali siswa pernah terjadi di SD Negeri Jatisari. Tiga sekolah lainnya tidak memberi jawaban. Berikut ini pernyataan Kepala SD Negeri Jatisari: “Mendapatkan bantuan perorangan dari wali siswa.”

  Penataan merupakan bagian dari pengelolaan, kegiatan ini meliputi pencatan/inventarisasi, penempatan dalam rangka perawatan

  Berdasarkan hasil penelitian di empat SD Negeri di gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang, ditemukan bahwa penataan sarana prasana PJOK belum tersistem masih bersifat manual dan ditempat tidak pada ruang khusus.

4.1.2.3 Tindak Lanjut Pengelolaan Sarpras PJOK

  Penataan merupakan bagian dari pengelolaan, kegiatan ini meliputi pencatan/inventarisasi, penempatan dalam rangka perawatan.

  Berdasarkan hasil penelitian di empat SD Negeri di gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang terkait dengan pelaksanaan tindak lanjut dari perencanaan dan pelaksanaan adalah inventarisasi barang, pengawasan dan pemeliharaan.

  1. Inventarisasi barang Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa seluruh sekolah dasar negeri di Gugus Dwija

  Harapan menyatakan belum mencatat sarana prasarana PJOK dalam buku penerimaan barang, buku pembelian barang, buku induk inventaris, buku golongan inventaris, buku bukan inventaris, buku stok barang. Kepala SD Negeri Jatisari mengakui bahwa inventarisasi belum dilaksanakan secara rutin. Kepala SD Negeri Wonolopo 03 menyatakan belum sepenuhnya dilaksanakan inventarisasi tersebut. Kepala SD Negeri Wonolopo 01 menyatakan sarana dan prasarana PJOK tercatat secara sederhana. Sementara Kepala SD Negeri Wonolopo 02 menyatakan bahwa sekolah mencatat sarpras PJOK di buku penerimaan barang, pembelian barang dan inventaris barang.

  Hanya sebagian sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan yang membuat kode khusus untuk sarana prasarana PJOK yang Jatisari mengakui belum membuat. Hal itu juga diakui oleh Kepala SD Negeri Wonolopo 03. Sedangkan Kepala SD Negeri Wonolopo 01 menyatakan tidak semua sarana dan prasarana diberi kode. Beliau menyatakan bahwa tidak (memberi kode) bagi sarana PJOK habis pakai. Kepala SD Negeri Wonolopo 02 mengaku telah memberi kode dan masuk dalam KIB.

  Kepala SD Negeri Wonolopo 03 menyatakan belum melaporkan mutasi sarana prasarana PJOK secara periodik. Menurut Kepala SD Negeri Jatisari pelaporan dilakukan secara tidak rutin. Kepala SD Negeri Wonolopo 01 mengiyakan telah melaporkan secara periodik yaitu lewat laporan bulan. Sedangkan Kepala SD Negeri Wonolopo 02 melakukannya jika secara periodik dinas terkait memberi sosialisasi inventarisasi barang dan petugas pengelola barang, maka segera melaporkan sarpras.

  2. Pengawasan dan pemeliharaan Hasil penelitian ditemukan bahwa semua sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan telah melakukan pengawasan untuk menjaga atau memelihara, dan memanfaatkan sarana dan

  Namun, Kepala SD Negeri Jatisari mengakui belum melaksanakannya dengan baik. Kepala SD Negeri Wonolopo 01 menyatakan telah melakukannya dengan cara menyediakan tempat khusus. Hal itu juga dilakukan oleh SD Negeri Wonolopo 03. Menurut Kepala SD Negeri Wonolopo 03, sekolah menyediakan ruang dan almari khusus sarpras PJOK. Kepala SD Negeri Wonolopo 02 menyatakan telah melakukan pengawasan dan pemeliharaan. Berikut pernyataan Kepala SD Negeri Wonolopo 02:

  “Ya, dengan cara bila sudah rusak atau hilang segera merencanakan pembelian barang yang rusak/hilang dan merealisasikannya dengan dana BOS.”

  Selain hal pengawasan ditemukan juga bahwa semua sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan telah melakukan pemeliharaan yang bersifat pengecekan, pencegahan, perbaikan ringan, dan perbaikan berat. Kepala SD Negeri Jatisari mengaku melakukannya tetapi tidak teradministrasi. Kepala SD Negeri Wonolopo 01 melakukannya, khususnya lapangan permainan. Kepala SD Negeri Wonolopo 03 melakukan hal itu. Menurutnya, sarpras yang rusak ringan diperbaiki, yang rusak berat/tidak bisa diperbaiki dibuang. Berikut ini pernyataan Kepala SD Negeri Wonolopo 02:

  “Iya. Sarana dan prasarana selalu dicek dan dilakukan perbaikan ringan. Bila perlu perbaikan berat koordinasi dengan dinas terkait.”

  Kepala sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan melakukan pemeliharaan sehari-hari (membersihkan ruang dan perlengkapannya), dan pemeliharaan berkala seperti pengecatan dinding, pemeriksaan bangku, genteng, dan perabot lainnya. Kepala SD Negeri Jatisari mengiyakan, namun sifatnya berkala dan tidak harian. Kepala SD Negeri Wonolopo 01 menyatakan bahwa hal itu dilakukan oleh sekolah dengan memanfaatkan even ”jum’at bersih”. Kepala SD Negeri Wonolopo 03 menerangkan bahwa sekolah melakukannya dengan cara ruang penyimpanan dibersihkan setiap hari dan perlengkapan disimpan dalam lemari khusus. Penjelasan lebih rinci diberikan oleh Kepala SD Negeri Wonolopo

  02. Berikut kutipannya:

  “Ya, kepala sekolah / guru olahraga mengecek sarpras setiap hari, pengecatan, perbaikan bangku meja, mengajukan usulan barang yang sudah rusak untuk diganti yang baru.”

  3. Penghapusan sarana dan prasarana Berdasarkan temuan penelitian, tiga dari empat sekolah dasar negeri di Gugus Dwija

  Harapan pernah melakukan penghapusan terhadap sarana dan prasarana PJOK. Kepala SD Negeri Jatisari melakukannya jika barang itu sudah dikategorikan tidak dapat digunakan dan tidak dapat diperbaiki lagi. Kepala SD Negeri Wonolopo 01 menyatakan belum pernah karena secara moril layak pakai kecuali barang habis pakai. Kepala SD Negeri Wonolopo 02 menyatakan pernah yakni terhadap barang yang hilang atau rusak berat dan diajukan untuk penghapusan barang ke Simbada. Kepala SD Negeri Wonolopo 03 juga pernah melakukannya terhadap sarpras PJOK yang telah rusak.

  Dua dari tiga sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan yang pernah melakukan penghapusan terhadap sarana dan prasarana belum sepenuhnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Kepala SD Negeri Jatisari menyatakan untuk sementara ini belum sesuai peraturan perundangan. Kepala SD Negeri Wonolopo 03 menyatakan akan mengusahakan pada waktu mendatang. Sedangkan Kepala SD Negeri Wonolopo 02 menyatakan bahwa penghapusan telah dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan.

  Alasan penghapusan yang dikemukan oleh tiga sekolah yang pernah melakukan penghapusan barang yaitu karena barang sudah tidak dapat diperbaiki, rusak berat, tidak bisa digunakan dan hilang.

  Menurut pendapat Pengawas PJOK, sarana dan prasarana PJOK di sekolah-sekolah negeri di Gugus Dwija Harapan yang dibinanya belum mencukupi dalam segi kuantitas dan kualitas untuk mendukung pembelajaran PJOK yang efektif. Pernyataan itu dikuatkan oleh Guru SD Negeri Jatisari yang menyatakan bahwa kuantitas dan kualitas (sarana dan prasarana PJOK) belum terpenuhi secara sempurna. Pernyataan itu juga dibenarkan oleh Guru PJOK SD Negeri Wonolopo 02. Menurutnya, sarana dan prasarana belum ada. Berikut ini pernyataan Guru PJOK SD Negeri Wonolopo 03: “Untuk sarana dan prasarana PJOK di sekolah SDN Wonolopo 03 belum mencukupi dalam segi kuantitas dan kualitas untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya kebijaksanaan terkait informasi dan transparansi mengenai prosedur perencanaan dan pengadaan sarpras dan selama ini didasarkan pada kondisional situasi saja.”

  Sarana dan prasarana PJOK yang masih kurang/terbatas di sekolah menurut Guru SD Negeri Jatisari meliputi sarana dan prasarana PJOK untuk pembelajaran senam, baik lantai maupun senam- senam yang lain. Sedangkan menurut Guru PJOK SD Negeri Wonolopo 01 menyatakan bahwa yang saat ini masih kurang adalah raket badminton karena yang saat ini dimiliki gampang kendur. Guru PJOK SD Negeri Wonolopo 02 menyebutkan sarana dan prasaran PJOK yang masih kurang antara lain untuk permainan bola besar seperti basket, bulu tangkis, takraw, dan tenis meja, bahkan khusus tenis meja belum ada. Guru PJOK SD Negeri Wonolopo 03 merinci kekurangan sarana dan prasarana PJOK di

  “Untuk sarana PJOK yang masih kurang di SD Wonolopo 03 antara lain semua peralatan pendukung materi bola besar dan kecil belum memadai seperti bola basket, bola takraw, peralatan atletik seperti lembing, cakram, peluru/atletik kid, peralatan senam ritmik, artistik dan lantai sedangkan prasarana seperti lapangan sudah memadai dengan modifikasi hal tersebut tidak terlepas dari potensi sekolah dan kebutuhan siswa serta manajemen dari guru.”

  Ketersediaan sarana dan prasarana yang ideal berpengaruh terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran PJOK yang efektif. Hal itu sesuai dengan pernyataan Pengawas PJOK berikut ini:

  “Sangat berpengaruh terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran. Alasannya seorang guru mengajar lempar tangkap bola kecil dengan jumlah siswa 40. Sekolah hanya mempunyai 5 bola kecil, sulit kiranya tujuan pembelajaran lempar tangkap bola itu dapat tercapai.”

  Meski sulit mencapai tujuan pembelajaran PJOK secara efektif karena keterbatasan sarana dan prasarana, guru-guru PJOK di SD Negeri Gugus Dwija Harapan tetap melaksanakan kegiatan pembelajaran. Menurut Guru SD Negeri Jatisari prasarana yang minimalis dan dengan kreatifitas guru untuk mengatasinya. Guru PJOK SD Negeri Wonolopo 01 juga menyatakan hal yang sama. Menurutnya, sehat jasmani juga sangat penting. Guru PJOK SD Negeri Wonolopo 02 memberi keterangan yang cukup jelas berikut ini:

  “Tetap melaksanakan dengan cara memodifikasi alat olah raga yang menyerupai alat peraga yang asli. Sehingga siswa tetap dapat melaksanakan aktifitasnya sesuai materi yang di ajarkan.”

  Keterangan lebih lengkap disampaikan oleh Guru PJOK SD Negeri Wonolopo 03 sebagai berikut:

  “Pembelajaran PJOK pada dasarnya tidak harus terikat dengan sarpras yang baku untuk itu proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik dan semaksimal mungkin dengan mengadakan modifikasi baik dalam proses maupun sarpras guna menunjang tercapainya tujuan pembelajaran sendiri tanpa terlepas dari kaidah-kaidah dan azas-azas penjas itu sendiri terlepas dari sarpras yang kurang memadai.”

  Keterbatasan sarana dan prasarana PJOK berpengaruh terhadap efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran. Menurut Pengawas PJOK, pencapaian tujuan pembelajaran kurang efektif karena dengan keterbatasan sarana anak banyak menunggu giliran dalam melakukan ketrampilan gerak.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1 Pengelolaan sarana dan prasarana PJOK di

  SD Negeri Gugus Dwija Harapan Perencanaan sarana dan prasarana PJOK di

  SDN Gugus Dwija Harapan dilakukan dengan menampung usulan, memadukan rencana dan ketersediaan, memadukan rencana dengan dana, memadukan daftar kebutuhan dengan seleksi skala prioritas, membuat penetapan rencana pengadaan dan melibatkan semua personil dalam proses perencanaan. Semua kepala sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan menampung semua usulan pengadaan sarpras PJOK dan atau mengevetarisasi kekurangan sarpras PJOK. Semua kepala sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan sarpras PJOK yang telah tersedia sebelumnya. Semua kepala sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang tersedia. Semua kepala sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan dengan dana atau anggaran yang tersedia dan melakukan seleksi lagi dengan melihat skala prioritas. Tiga dari empat kepala sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan membuat penetapan rencana pengadaan akhir. Semua kepala sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan menyatakan bahwa dalam proses perencanaan ini semua personel sekolah ikut terlibat.

  Pengadaan sarana dan prasarana PJOK di sekolah dasar negeri Gugus Dwija Harapan dilakukan dengan sistem droping dari pemerintah. Jika hal itu tidak memenuhi, pengadaan sarana dan prasarana PJOK dilakukan dengan cara membeli menggunakan dana BOS dan atau dana pendamping BOS (BOSDA). SD Negeri Wonolopo 03 pernah meminjam lapangan untuk sepak bola dan menyewa/membayar untuk dapat menggunakan kolam renang. SD Negeri Jatisari pernah mendapatkan bantuan perorangan dari wali siswa.

  Semua sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan tidak pernah melakukan pengadaan sarana dan prasarana PJOK dengan sistem meminta sumbangan yang tidak mengikat. Hanya SD Negeri Wonolopo 03 yang pernah meminjam lapangan Semua sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan tidak pernah melakukan pengadaan sarana dan prasarana PJOK dengan sistem tukar menukar barang yang dimiliki dengan barang lain yang dimiliki sekolah. Pengadaan sarana dan prasarana PJOK dengan sistem lainnya, yaitu bantuan perorangan dari wali siswa pernah terjadi di SD Negeri Jatisari.

  Inventarisasi sarana dan prasarana PJOK di SDN Gugus Dwija Harapan belum dilakukan secara sistematis, terutama dalam hal pencatatan dan pelaporan. Seluruh sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan menyatakan belum mencatat sarana prasarana PJOK dalam buku penerimaan barang, buku pembelian barang, buku induk inventaris, buku golongan inventaris, buku bukan inventaris, buku stok barang. Hanya sebagian sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan yang membuat kode khusus untuk sarana prasarana PJOK yang tergolong barang inventaris. Pelaporan mutasi belum dilakukan secara rutin.

  Sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan telah melakukan pengawasan dan pemeliharaan sarana dan prasarana PJOK. Semua sekolah dasar pengawasan untuk menjaga atau memelihara, dan memanfaatkan sarana dan prasarana PJOK dengan sebaik mungkin. Semua sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan telah melakukan pemeliharaan yang bersifat pengecekan, pencegahan, perbaikan ringan, dan perbaikan berat. Semua sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan melakukan pemeliharaan sehari-hari (membersihkan ruang dan perlengkapannya), dan pemeliharaan berkala seperti pengecatan dinding, pemeriksaan bangku, genteng, dan perabot lainnya.

  Tiga dari empat sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan pernah melakukan penghapusan terhadap sarana dan prasarana PJOK. Dua dari tiga sekolah dasar negeri di Gugus Dwija Harapan yang pernah melakukan penghapusan terhadap sarana dan prasarana PJOK, menyatakan bahwa penghapusan tersebut belum sepenuhnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Alasan penghapusan yang dikemukan oleh tiga sekolah yang pernah melakukan penghapusan barang yaitu karena barang sudah tidak dapat diperbaiki, rusak berat, tidak bisa digunakan dan hilang.

  Menurut pendapat Pengawas PJOK, sarana dan Dwija Harapan yang dibinanya belum mencukupi dalam segi kuantitas dan kualitas untuk mendukung pembelajaran PJOK yang efektif. Meski sulit mencapai tujuan pembelajaran PJOK secara efektif karena keterbatasan sarana dan prasarana, guru- guru PJOK di SD Negeri Gugus Dwija Harapan tetap melaksanakan kegiatan pembelajaran.

  Konsep pengelolaan atau manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan untuk mengatur dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efisien dan efektif dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Sebagaiman dinyatakan oleh Barnawi dan M. Arifin (2014: 48), diartikan sebagai segenap proses pengadaan dan pendayagunaan komponen- komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Proses-proses yang dilakukan dalam upaya pengadaan dan pendayagunaan, meliputi perencanaan, pengadaan, pengaturan, penggunaan dan penghapusan.

  Adapun tujuan dari manajemen sarana dan prasarana pendidikan yaitu agar dapat memberikan kontribusi yang optimal dan professional (yang berkaitan dengan sarana dan prasarana) terhadap proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

  Dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan, terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan agar tujuan bisa tercapai dengan maksimal harus sesuai dengan prinsip : (1) pencapaian tujuan, (2) efisiensi, (3) administratif, (4) kejelasan tanggung jawab, (5) kekohesifan.

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas bahwa pengelolaan sarana prasarana PJOK bukanlah pada tahapan perencanaan pengadaan alat, atau pada pembelian bahkan mungkin pada perawatan, pemeliharaan sampai pada kegiatan penghapusan. Tetapi lebih pada bagaimana memanage atau mengelola sarana prasara PJOK itu sendiri sehingga pembelajaran dapat tercapai tujuan yang telah ditetapkan. Kendala minimnya sarana prasarana bukan suatu hambatan. Pengelolaan sarana prasarana harus lebih diarahkan pada dua hal, pertama berkaitan dengan pengadaan alat itu sendiri dan pengembangan dalam pembelajaran. Pengelolaan sarana prasarana terkait dengan barter, disini bukanlah barter sebagaimana kajian ekonomi, melainkan pendekatan, yaitu dengan saling tukar pinjam sarana yang ada ketika sekolah satu tidak punya alat atau srapras PJOK bisa pinjam ke sekolah lain dan sebaliknya atau menurut penulis dengan sistem “Joint”.

  Manajemen “Joint” yang diterapkan di dalam organisasi ekonomi, seperti perusahaan-perusahaan, adalah bagian dari strategi aliansi. Elmuti dan Kathawala (2001: 205), mendefinisikan aliansi strategis adalah kerjasama (partnerships) antara dua atau lebih perusahaan atau unit bisnis yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang signifikan secara strategis yang saling menguntungkan. Pada prinsipnya, aliansi dilakukan oleh perusahaan atau organisasi untuk saling berbagi biaya, resiko dan manfaat. Alasan rasional ditempuhnya aliansi strategi adalah untuk memanfaatkan keunggulan sesuatu perusahaan dan mengkompensasi kelemahannya dengan keunggulan yang dimiliki partnernya (Kuncoro, 1994: 30). Dengan demikian, masing-masing pihak yang beraliansi saling memberikan kontribusi dalam pengembangan satu atau lebih strategi kunci dalam bidang usaha yang dialiansikan. Jadi, apapun bentuk serta lingkup kegiatan yang dilakukan, semua pihak menghendaki suatu keuntungan serta manfaat bersama yang diciptakan melalui interaksi terpadu.

  Sarana dan prasarana PJOK yang dimiliki oleh masing-masing SD Negeri di Gugus Dwija Harapan jika diakumulasikan dan dikelola secara terpadu, maka merupakan asset yang sangat berharga dan melimpah dalam menunjang pembelajaran PJOK. Dengan begitu, setiap SD dapat meraup keuntungan bersama, yakni dalam penyediaan sarana dan prasarana PJOK yang dapat digunakan dalam pembelajaran secara efektif. Dengan begitu tujuan pembelajaran PJOK, peningkatan prestasi siswa dalam PJOK, dapat dicapai.

  Manajemen “Joint” sarana dan prasarana PJOK di SD Negeri Gugus Dwija Harapan merupakan inovasi dari aliansi strategi yang selama ini diterapkan oleh perusahaan-perusahaan ekonomi. Manajemen ini dimaksudkan untuk mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana PJOK yang dialami oleh SD Negeri di Gugus Dwija Harapan. Manajemen “Joint” merupakan wujud dari simbiosis mutualisme.

  Pengelolaan sarana dan prasarana PJOK dengan sistem “Joint” di SD Negeri Gugus Dwija Usaha, dilakukan dengan langkah-langkah: (1) perencanaan, (2) pengorganisasian, (3) pengadaan, (4) pelaksanaan dan (5) pengawasan. Berikut ini uraian langkah-langkah tersebut:

  1. Perencanaan Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Menurut Usman (2014: 77) perencanaan adalah kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan. Perencanaan terdiri dari dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan rencana itu sendiri (plan).

  Dalam merencanakan manajamen “Joint” sarana dan prasarana dilakukan dengan terlebih dahulu mendata secara riil sarana dan prasarana PJOK yang tersedia atau dimiliki oleh masing- masing sekolah. Data riil itu dapat diperoleh dengan membandingkan antara data inventarisasi dengan keadaan yang sebenarnya disertai keterangan mengenai kondisi kelayakannya. Setelah itu, masing-masing guru PJOK mendata rencana kebutuhan sarana dan prasarana PJOK setiap sekolah.

  Perencanaan melibatkan semua pihak, terutama guru PJOK dan kepala sekolah di SD Negeri Gugus Dwija Harapan. Pelibatan semua sumber daya tersebut ditunjukkan dengan diselenggarakannya sebuah rapat koordinasi. Rapat koordinasi ini dimaksudkan untuk membuat kesepakatan dan kesepahaman antara guru-guru PJOK dan kepala sekolah di SD Negeri Gugus Dwija Harapan dalam pengelolaan sarana dan prasarana PJOK dengan menggunakan sistem “Joint”. Rapat koordinasi yang diselenggarakan tersebut memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk komitmen dan saling percaya di antara semua sumber daya yang terlibat. Pihak inisiator harus berupaya untuk mengajak guru- guru dan kepala sekolah mengedepankan pentingnya pencapaian tujuan pembelajaran siswa dalam mata pelajaran PJOK. Peningkatan prestasi belajar siswa adalah tujuan akhir yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, meski dibayang- bayangi oleh keterbatasan sarana dan prasarana PJOK. Manajemen sarana dan prasarana “Joint” adalah ikhtiar bersama untuk mewujudkan hal itu.

  Jika komitmen dan kesepahaman sudah terwujud, maka dapat dilakukan perencanaan yang lebih strategis dan teknis. Rencana strategis menyangkut sasaran yang akan dilakukan, sementara rencana teknis berkaitan dengan pengaturan pemanfaatan sarana dan prasarana PJOK dengan menggunakan sistem “Joint”. Sistem ini bertujuan untuk memfasilitasi sekolah- sekolah di SDN Gugus Dwija Harapan yang memiliki keterbatasan sarana dan prasarana PJOK dengan meminimalisasi pengeluaran anggaran untuk pengadaannya.

  Sasaran yang akan dilakukan dalam mengimplementasikan manajemen sarana dan prasarana PJOK dengan sistem “Joint” meliputi: (1) menyusun dan memilih pengelola beserta job description-nya masing-masing, (2) menyusun dokumen terintegrasi yang menyajikan ketersediaan dan kebutuhan sarana dan prasarana PJOK di masing-masing sekolah, (3) menyusun mekanisme pelaksanaan peminjaman, penggunaan dan pengembalian sarana dan prasarana PJOK, dan (4) menyusun mekanisme pengawasannya.

  Rencana teknis yang dilakukan dalam mengimplementasikan manajemen sarana dan prasarana PJOK dengan sistem “Joint” meliputi: (1) membuat blangko peminjaman sarana PJOK, (2) membuat blangko pengembalian sarana PJOK, (3) membuat blangko pemanfaatan prasarana PJOK, (4) blangko rekapitulasi sarana dan prasarana PJOK, (5) blangko rekapitulasi penggunaan sarana dan prasarana PJOK, dan blangko-blangko lainnya.

  2. Pengorganisasian Pengorganisasian ialah proses pengelompokan orang-orang berdasarkan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya (Slameto, 2009:28). Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (2013: 94) mengartikan mengorganisasikan adalah proses mengatur, mengalokasikan, dan mendistribusikan pekerjaan, wewenang dan sumber daya di antara anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Secara sederhana, dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian dapat diartikan sebagai bahwa pengorganisasian dapat diartikan sebagai pengaturan mengenai sumber daya yang ran mengenai sumber daya yang mengelola mengelola beserta beserta uraian uraian tugas tugas dan dan tanggungjawab (job description job description) yang harus diemban. Pengorganisasian yang dilakukan dalam diemban. Pengorganisasian yang dilakukan dalam manajemen “Joint” sarana dan prasarana PJOK di manajemen “Joint” sarana dan prasarana PJOK di SDN Gugus Dwija Harapan menggunakan SDN Gugus Dwija Harapan menggunakan struktur fungsional. Berikut ini disajikan struktur l. Berikut ini disajikan struktur organisasinya:

Gambar 4.1 Struktur Organisasi “Joint” Aras Gambar 4.1 Struktur Organisasi “Joint” Aras

  Gugus Dwija Harapan Gugus Dwija Harapan A.Ma.Pd.) A.Ma.Pd.) Sekretaris Sekretaris (Yamtini, (Yamtini, Ketua (Tri Martadi, S.Pd.) Ketua Seksi Pengawasan Seksi Permainan Seksi Atletik Seksi Senam Seksi Renang (Suyati, S.Pd.) (Aris Supramono) (Pambuko, S.Pd.) (Bukhori, S.Pd.) (Suyati, S.Pd.) Dalam melaksanakan manajemen “Joint” Dalam melaksanakan manajemen “Joint” sarana dan prasarana PJOK di SDN Gugus Dwija sarana dan prasarana PJOK di SDN Gugus Dwija

  Harapan, ketua bertindak sebagai pemimpin yang Harapan, ketua bertindak sebagai pemimpin yang bertugas untuk mengkoordinasikan pembelajaran bertugas untuk mengkoordinasikan pembelajaran

Dokumen yang terkait

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Mengajar Guru Bahasa Inggris Pascasertifikasi Di SMA Negeri Sekecamatan Demak Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 14

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Mengajar Guru Bahasa Inggris Pascasertifikasi Di SMA Negeri Sekecamatan Demak Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Pembelajaran Ekstrakurikuler Dalam Meningkatkan Prestasi Nonakademik Di SDN Sidomulyo 3 Ungaran Timur Kabupaten Semarang

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Pembelajaran Ekstrakurikuler Dalam Meningkatkan Prestasi Nonakademik Di SDN Sidomulyo 3 Ungaran Timur Kabupaten Semarang

0 0 82

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Supervisi Klinis Dengan Tehnik Kunjungan Kelas Di Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Ungaran Timur

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Hakekat Supervisi - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Supervisi Klinis Dengan Tehnik Kunjungan Kelas Di Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Ungaran Timur

0 0 12

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Gugus Ki Hajar Dewantara - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Supervisi Klinis Dengan Tehnik Kunjungan Kelas Di Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Ungaran Timur

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Supervisi Klinis Dengan Tehnik Kunjungan Kelas Di Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Ungaran Timur

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Supervisi Klinis Dengan Tehnik Kunjungan Kelas Di Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Ungaran Timur

0 0 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Sarana Dan Prasarana Pjok di SD Negeri Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijenkota Semarang: studi Manajemen “Joint” Aras Gugus

0 0 32