Perancangan Kampanye Komunitas Sosial Asosiasi Remaja Mandiri Sebagai Upaya Peningkatan Kecakapan Hidup Generasi Muda di Bandung.

(1)

ABSTRAK

PERANCANGAN KAMPANYE

KOMUNITAS SOSIAL ASOSIASI REMAJA MANDIRI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KECAKAPAN HIDUP GENERASI MUDA DI BANDUNG

Oleh

Egidius Realino Arsona NRP: 1064069

Kota Bandung merupakan kota yang dikenal sebagai kota dengan remaja-remaja yang aktif dan kreatif. Sayangnya, meski sebagian besar remaja yang tergolong pelajar tingkat SMA dan tingkat Universitas berada dalam bangku pendidikan, kecakapan hidup dan bekerja mereka ternilai belum cukup untuk menghadapi dunia kerja nyata dan persaingan di dalamnya. Terlebih bagi mereka yang tidak memiliki kesempatan untuk mengenyam bangku pendidikan, atau mereka yang putus di tengah jalan, yang semuanya dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi.

Oleh karena itu, tujuan dari perancangan ini adalah untuk mendorong generasi muda di Bandung agar dapat meningkatkan kecakapan hidup dan bekerja melalui seminar atau kelas-kelas keterampilan gratis yang dirancang oleh komunitas sosial ARM (Asosiasi Remaja Mandiri), agar para pelajar memiliki kesempatan kedua untuk mempelajari hal-hal yang mungkin tidak didapatkan secara akademis. Selain itu, tujuan lainnya adalah untuk memberikan kesempatan kedua bagi mereka yang putus sekolah atau kuliah, melalui program beasiswa yang dirancang oleh komunitas ini juga.

Metode yang digunakan adalah dengan merancang poster-poster online promosi sebuah komunitas sosial beserta dua program utamanya yaitu kampanye kelas gratis dan kampanye beasiswa pendidikan. Strategi kampanye ini adalah dengan menggunakan media online yang terintegrasi, yaitu website, media sosial, aplikasi pada telepon genggam, dan melalui forum-forum online. Melalui perancangan kampanye Komunitas Sosial ini, diharapkan para remaja mendapatkan kesempatan kedua untuk menimba ilmu pendidikan dan pengetahuan yang efektif dan aplikatif sehingga dapat memajukan industri dan ekonomi daerah dan negara.


(2)

ABSTRACT

DESIGN OF SOCIAL COMMUNITY CAMPAIGN

BY ASOSIASI REMAJA MANDIRI AS AN EFFORT TO IMPROVE BANDUNG YOUNG PEOPLE’S LIFE SKILLS

by

Egidius Realino Arsona NRP: 1064069

Bandung is famous for its active and creative young people. Unfortunately, the life and work skills of the senior highschool students and university students cannot be said enough for them to face the real world and compete at work. This is especially true for those who never go to school or who drop out of school because of financial reasons.

This design aims at helping Bandung young people improve their life and work skills in seminars or free skill classes designed by the ARM (Asosiasi Remaja Mandiri) social communitiy. It is hoped that the students will get a second chance to learn things they may not learn academically. The other aim is to give a second chance to highschool and university dropouts by giving them scholarships from this community.

The method used is designing online posters which promote a social community and its programs, which are free classes and scholarship. The strategy is using integrated online media. They are website, social media, mobilephone applications and online forums. This social community program wants young people to get a second chance in getting education and knowledge effective and applicable to improve regional and national industry and economy.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB 1 : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 4

1.3 Tujuan Perancangan ... 4

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 5


(4)

BAB II : LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Nasionalisme ... 7

2.1.1 Unsur Nasionalisme ... 8

2.2 Psikologi Remaja ... 9

2.2.1 Definisi Remaja ... 10

2.2.2 Aspek Perkembangan Remaja ... 11

2.3 Kampanye ... 13

2.3.1 Definisi Kampanye ... 13

2.3.2 Jenis-jenis Kampanye ... 13

2.3.3 Elemen Penting Kampanye ... 15

2.3.4 Target Kampanye ... 17

2.3.5 Media Kampanye ... 17

2.3.6 Strategi Kampanye ... 21

BAB III : DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 23

3.1 Data dan Fakta ... 23

3.1.1 Mandatori: PT Bank Mandiri (PERSERO) Tbk ... 23

3.1.2 Data Hasil Kuesioner ... 25

3.1.3 Data Hasil Wawancara ... 31


(5)

3.1.5 Tinjauan terhadap Proyek / Persoalan Sejenis ... 36

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 38

3.2.1 Analisis Hasil Kuesioner ... 38

3.2.2 Analisis Landasan Teori ... 39

3.2.3 Analisis STP & SWOT ... 40

3.2.4 Creative Brief ... 42

BAB IV : PEMECAHAN MASALAH ... 43

4.1 Konsep Komunikasi ... 43

4.2 Konsep Kreatif ... 44

4.2.1 Warna ... 44

4.2.2 Tipografi ... 45

4.2.3 Layout ... 46

4.2.4 Logo ... 46

4.2.5 Tagline ... 47

4.2.6 Fotografi ... 47

4.2.7 Bahasa Verbal ... 47

4.3 Konsep Media ... 47

4.3.1 Media Primer ... 49

4.3.2 Media Sekunder ... 50


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo Bank Mandiri ... 23

Gambar 3.2 Diagram tentang sering tidaknya responden mengikuti seminar ... 25

Gambar 3.3Diagram tentang frekuensi keseringan responden mengikuti seminar

di luar sekolah/kuliah ... 26

Gambar 3.4 Diagram tentangalasan responden mengikuti seminar/kelas diluar

kegiatan akademis ... 26

Gambar 3.5 Diagram tentang alasan mengapa responden tidak tertarik untuk

mengikuti kelas/seminar di luar kegiatan akademis ... 27

Gambar 3.6 Diagram tentang ketertarikan responden apabila diadakan

kelas/seminar gratis secara rutin ... 27

Gambar 3.7 Diagram tentang pendapat responden tentang

penting-tidaknya kelas/seminar di luar kegiatan akademis... 28 Gambar 3.8 Diagram tentangalasan responden bila merasa kelas/seminar di luar

kegiatan akademis itu penting ... 28

Gambar 3.9 Diagram tentang pendapat responden mengenai media yang paling

cocok untuk menyampaian informasi mengenai kelas-kelas gratis

dan beasiswa pendidikan ... 29

Gambar 3.10 Diagram tentangketertarikan responden terhadap program beasiswa


(7)

Gambar 3.11 Diagram tentang pernah-tidaknya responden mendapatkan atau

mencoba untuk mendapatkan Beasiswa ... 30

Gambar 3.12 Diagram tentang alasan responden bila tidak pernah mencoba atau mendapatkan beasiswa ... 30

Gambar 3.13 Logo Akademi Berbagi ... 36

Gambar 3.14 Kelas Akademi Berbagi Greenfluence ... 37

Gambar 4.1 Color Chart ... 44

Gambar 4.2 Logo Komunitas Sosial ARM ... 46

Gambar 4.3 Timeline Kampanye ... 48

Gambar 4.4 Poster Awareness Komunitas ARM ... 51

Gambar 4.5 Poster Awareness Seminar Mandiri ... 52

Gambar 4.6 Poster Awareness Beasiswa Remaja Mandiri ... 53

Gambar 4.7 Poster Informing Komunitas ARM ... 54

Gambar 4.8 Poster Informing Seminar Mandiri ... 55

Gambar 4.9 Poster Informing Beasiswa Remaja Mandiri ... 56

Gambar 4.10 Poster Reminding ... 57

Gambar 4.11 Interface Aplikasi pada Smartphone ... 57

Gambar 4.12 Website Home” ... 58

Gambar 4.13 Website About” ... 58

Gambar 4.14 Website Class” ... 59


(8)

Gambar 4.16 Website Contact” ... 60

Gambar 4.17 Tampilan Facebook ... 60

Gambar 4.18 Tampilan Twitter ... 61

Gambar 4.19 Tampilan Google+ ... 61

Gambar 4.20 Tampilan Instagram ... 62

Gambar 4.21 Tampilan Hot Thread di Kaskus ... 62

Gambar 4.22 Pembatas Buku ... 63

Gambar 4.23 Nametag ... 63

Gambar 4.24 Postcard Series ... 64


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Perkiraan Jumlah Pengangguran Menurut Kelompok Umur di Kota

Bandung. ... 34

Tabel 3.2 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Kelompok Umur di Kota Bandung ... 35

Tabel 3.3 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Bandung ... 36

Tabel 4.1 Tabel Budgeting ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nasionalisme secara umum adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris : nation) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.

Apabila didefinisikan secara leksikal, secara etimologis, nasionalisme berasal dari kata dasar nasion dan berakar dari bahasa latin natio, yang berakar-katakan nasci, yang dalam penggunaan klasiknya cenderung memiliki makna negatif / peyoratif. Namun, seiring perkembangan waktu dan pengadopsian-pengadopsian kata yang dilakukan bangsa-bangsa zaman dahulu, kemudian diterjemahkan sebagai tanah kelahiran, pengertian kata tersebut mengalami perubahan makna dan kesan, serta dipakai secara positif untuk menggambarkan sebuah semangat suatu kelompok masyarakat.

Menurut Friedrich Hertz, seorang ahli dari Jerman dalam bukunya, Nationality in History and Politics, salah satu dari empat poin terpenting dalam nasionalisme suatu bangsa adalah “Keinginan dalam kemandirian, keunggulan, individualitas, keaslian, dan kekhasan”.

Menyimpulkan definisi-definisi di atas, semangat suatu kelompok masyarakat dan keinginan dalam kemandirian dan keunggulan, menjadi poin-poin yang harus ditempa dan harus diperhatikan lagi. Hal ini berhubungan dengan mental dan sikap masyarakat baik sebagai individu maupun kelompok, maka dari itu, semangat kemandirian patutnya diberdayakan semenjak dini untuk memperkuat kecakapan hidup bagi anak Bangsa Indonesia.

Menurut harian Kompas (Selasa, 8/08/2014), “Kecakapan kerja dan hidup bagi anak muda harus semakin menjadi perhatian pemerintah. Selain populasi yang besar, anak


(11)

muda yang tidak terampil juga akan kesulitan untuk mendapatkan penghidupan yang layak karena peluang kerja yang terbatas dan gaji rendah.”

Berdasarkan data Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO), satu dari enam penduduk di dunia berusia 15-24 tahun. Satu dari delapan pemuda menganggur, serta satu dari empat pemuda mendapat gaji kurang dari 1,25 dollar AS.

Fenomena yang serupa terjadi di Indonesia. Peneyerapan tenaga kerja dan ketenagakerjaan merupakan salah satu bidang yang sangat esensial dalam usaha memajukan perekonomian bangsa. Generasi muda yang akan menjadi tenaga kerja yang memadai dari segi kualitas menjadi aspek penting dalam pembangunan ekonomi, yaitu sebagai sumber daya untuk menjalankan roda perekenomian dan menentukan arah bangsa. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran per Februari 2014 mencapai 5,7% atau setara dengan 7,15 juta jiwa. Pada triwulan I-2013 penyerapannya mencapai 361.924 orang, namun saat ini hanya mampu 260.156 orang, berkurang 101.768 orang, yang menyebabkan angka pengangguran menjadi fantastis, mengingat perkembangan ekonomi di Indonesia, khususnya di Bandung mengalami penaikan setiap tahunnya. Mengacu pada data Badan Pusat Statistik Februari 2014, tingkat pengangguran terbuka yang tertinggi adalah lulusan SMA dan SMP, berikutnya adalah lulusan SMK, diploma dan universitas. Hal ini erat kaitannya dengan kesiapan dan kecakapan hidup para generasi muda baik yang sudah atau belum atau tidak menyelesaikan pendidikannya. Fakta lainnya adalah menurut data terakhir tahun 2013 Kepala Bidang SMA/SMK Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) KBB, Imam Santosa, sekitar 40% siswa di Bandung Barat putus sekolah, besaran tersebut terbanyak pada tingkat SMP yang akan masuk ke SMA, penyebabnya rata-rata adalah masalah ekonomi.

Oleh karena itu, meningkatkan kemandirian remaja dan pemuda-pemudi bangsa bisa dilakukan dengan memberikan pendidikan pada generasi muda sejak dini. Hal ini berkaitan dengan pendidikan dan sistem pendidikan yang berlangsung di Indonesia. Pada masa kini, pendidikan merupakan sebuah hal yang sangat dibutuhkan oleh para


(12)

oleh anak-anak. Mulai dari pendidikan anak usia dini hingga pendidikan tinggi sangat diperlukan untuk membangun negara menjadi lebih baik lagi, tetapi sayangnya pendidikan saat ini seakan hanya berpihak kepada mereka yang memiliki kantong tebal. Program-program bantuan pendidikan yang ada saat ini pun, seperti BSM (Bantuan Siswa Miskin) tidak mengenai semua lapisan, ditambah dengan antrian yang panjang untuk mendapatkan bantuan tersebut (tercatat untuk SMA sebanyak lebih dari 6.830 pengaju) dan program-program beasiswa yang ada, memiliki diskriminasi terhadap aspek akademis-intelektual yang mewajibkan calon penerima beasiswa untuk memiliki nilai yang tinggi, sehingga pelajar dengan nilai biasa – biasa saja atau yang kurang tetapi benar-benar membutuhkan bantuan beasiswa tidak dapat menerima bantuan dana. Menurut Maman Suwarman, mantan guru dan pelatih kewirausahaan, seperti dilansir dalam Harian Kompas, menyatakan bahwa meskipun ada di bangku pendidikan, kecakapan hidup anak muda masih minim. Kecakapan hidup dengan pemberian keterampilan dan kemampuan berwirausaha bisa menyelamatkan anak muda yang putus sekolah untuk mandiri. Kecakapan hidup yang dibutuhkan meliputi pendidikan wawasan dan kecakapan vokasi seperti pekerjaan-pekerjaan teknologi informasi dan komunikasi, mesin, dan lain-lain. Ada juga kecakapan seperti memecahkan masalah, kewirausahaan, dan komunikasi. Kecakapan-kecakapan seperti ini membuat seseorang mampu beradaptasi daam beragam lingkungan kerja. Jika tidak bisa didapat lewat pendidikan formal, maka harus ada kesempatan kedua bagi anak muda untuk menguasai kecakapan ini. Direktur Pendidikan Mayarakat pada Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Non-formal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Wartanto, mengatakan bahwa peningkatan kecakapan hidup dapat diberikan lewat kursus. Bisa juga dengan mengoptimalkan peran pusat kegiatan belajar masyarakat.

Maka dari itu, timbul inisiatif untuk merancang kampanye program penanggulangan masalah-masalah di atas melalui program berbagi pendidikan dan pelatihan keterampilan gratis, serta berbagi kesempatan mendapatkan beasiswa melalui sebuah komunitas sosial bernama Asosiasi Remaja Mandiri sebagai wadahnya, tanpa adanya diskriminasi berbasis akademis dan intelektual.


(13)

Kampanye sosial yang diwujudkan melalui komunitas sosial Asosiasi Remaja Mandiri (ARM) ini ditujukan kepada masyarakat kalangan menengah ke bawah. sebagai upaya peningkatan kecakapan hidup dan kerja, pemberdayaan diri dan upaya terlepas dari jeratan ekonomi yang menyebabkan pelajar putus sekolah. Di samping itu, kampanye sosial untuk Remaja Mandiri ini diharapkan agar menjadi energi positif yang dapat diserap oleh masyarakat lainnya dan dapat menjadi api pembakar semangat masyarakat Indonesia untuk lebih semangat untuk saling berbagi pengetahuan dan pendidikan.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan fenomena yang telah diperoleh, berikut identifikasi masalah yang ditemukan oleh penulis.

(1) Bagaimana meningkatkan kualitas kecakapan hidup generasi muda di Bandung? (2) Bagaimana menyelamatkan pelajar yang putus sekolah ?

(3) Bagaimana merancang strategi kreatif kampanye yang tepat untuk mempromosikan komunitas ARM (Asosiasi Remaja Mandiri) beserta dengan programnya ?

1.3 Tujuan Perancangan

(1) Mendorong generasi muda di Bandung untuk meningkatkan kecakapan hidup dan bekerja melalui seminar atau kelas-kelas keterampilan gratis yang dirancang oleh komunitas sosial ARM (Asosiasi Remaja Mandiri).

(2) Menekan angka pelajar putus sekolah dengan merancang kampanye program beasiswa yang merupakan bagian program dari komunitas sosial ARM (Asosiasi Remaja Mandiri ini.


(14)

(3) Membuat sebuah kampanye dan identitas visual grafis berbasis media online

yang menarik secara visual, sarat makna, dan efektif.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan informasi masalah dan jenis data yang dikumpulkan, dalam perancangan karya desain ini, teknik pengumpulan dan pengolahan data yang dipergunakan antara lain :

(1) Observasi

Observasi atas fenomena putus sekolah/kuliah karena masalah ekonomi dan fenomena beasiswa pendidikan yang ada saat ini melalui jurnal-jurnal dan berita-berita online.

(2) Wawancara

Dalam proses perancangan ini digunakan data primer berupa wawancara kepada lembaga-lembaga terkait seperti Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung, Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, dan Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Bandung.

(3) Kuesioner

Pembagian 110 angket kuesioner kepada masyarakat usia 15-22 tahun di Kota Bandung sebagai responden untuk menentukan masalah dan solusi dari permasalahan.

(4) Studi Pustaka

Dilakukan studi pustaka yang bersumber dari jurnal-jurnal online, buku-buku statistik dinas ketenagakerjaan, buku Undang-Undang Republik Indonesia, e-book Berita Resmi Statistik yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik, buku-buku mengenai kecakapan dalam pekerjaan, karir dan pekerjaan, serta data-data dari internet yang relevan dan terpercaya.


(15)

1.5 Skema Perancangan

Latar Belakang Masalah

1. Banyaknya pelajar putus sekolah karena masalah ekonomi.

2. Kurangnya kecakapan hidup dan bekerja baik pelajar yang putus sekolah maupun pelajar yang ada di bangku pendidikan.

3. Adanya diskriminasi berbasis akademis-intelektual pada program-program bantuan pendidikan yang diberikan saat ini.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana meningkatkan kecakapan hidup dan bekerja generasi muda di Bandung ?

2. Bagaimana cara untuk menekan angka putus sekolah/kuliah yang disebabkan oleh faktor ekonomi?

3. Bagaimana merancang strategi kreatif kampanye yang tepat untuk mempromosikan komunitas ARM (Asosiasi Remaja Mandiri) beserta dengan programnya ?

Pengumpulan Data

Observasi

Kuesioner

Wawancara

Studi Pustaka

Konsep Komunikasi Konsep Media Konsep Visual

Tujuan Perancangan

1. Meningkatkan kecakapan hidup dan bekerja generasi muda di Kota Bandung, dan menekan angka putus sekolah/kuliah yang disebabkan oleh faktor ekonomi dengan memberikan kelas-kelas gratis dan beasiswa pendidikan.

2. Membuat sebuah kampanye yang menarik secara visual, sarat makna, dan efektif kepada target kampanye, dan berdampak untuk generasi muda kota Bandung.

Teori

Nasionalisme

Kampanye

Psikologi Remaja


(16)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kampanye program komunitas Asosiasi Remaja Mandiri ini ditujukan kepada generasi muda di Kota Bandung dalam rentang usia 15-22 tahun, untuk memberikan kesempatan kedua bagi mereka yang tidak berada dalam bangku pendidikan dan kepada mereka yang putus sekolah atau kuliah akibat faktor ekonomi. Perancangan kampanye komunitas ini juga sebagai bentuk rasa kepedulian terhadap generasi muda sebagai penerus bangsa.

Konsep pembuatan kampanye sosial komunitas Asosiasi Remaja Mandiri (ARM) ini adalah kampanye dengan budget yang rendah, sesuai bentuknya (komunitas) dimana media sosial menjadi kekuatan utama untuk komunikasinya. Faktor lainnya yang membuat media sosial dan internet menjadi kekuatan utama komunikasinya adalah karena sesuai dengan target audience yang adalah generasi muda dalam rentang usia 15-22 tahun yang sangat aktif dalam dunia online dan sosial media.

Diharapkan kampanye komunitas sosial Asosiasi Remaja Mandiri ini dapat menjadi wadah dan teman penolong bagi generasi muda yang tidak memiliki kesempatan untuk mengenyam bangku pendidikan sehingga mereka bisa mendapatkan pelatihan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal hidup mereka ke depannya.

5.2 Saran

Penulis menyarankan agar masyarakat dan lembaga-lembaga pendidikan dapat lebih pro aktif untuk saling berbagi kesempatan dan berbagi ilmu pengetahuan,


(17)

membantu pelajar-pelajar yang tidak memiliki kesempatan akibat sistem pendidikan yang kurang memperhatikan mereka yang kurang mampu dan hanya mengakomodir mereka yang memiliki biaya untuk mengenyam pendidikan formal.

Saran dari penguji adalah agar pada poster informing dibuat poin-poin agar lebih mudah terbaca, pada poster reminding agar tokoh didalamnya diberikan identitas keterangan agar lebih dipercaya, juga pada postcard series agar menggunakan elemen grafis yang serupa dengan yang tertera pada seri poster.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Bibliografi

Badan Pusat Statistik Kota Bandung, Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung, 2012.

Profil Ketenagakerjaan Kota Bandung: Bandung.

Badan Pusat Statistik Kota Bandung, 2014. Berita Resmi Statistik No. 38/05/Th. XVII

Asumpta Maria, 2002. Dasar – Dasar Public Relations, Grasindo : Jakarta.

Venus, Antar, 2004. Manajemen Kampanye, Simbiosa Rekatana Media: Bandung.

McQuall, Denis. Mass Communication Theory. Singapore: SAGE Publications.2010

Venus, Antar, 2004. Manajemen Kampanye, Simbiosa Rekatana Media: Bandung.

Iwan, Binarto 2010. Multimedia Digital – Dasar Teori dan Pengembangannya,

Penerbit ANDI: Yogyakarta Arsip

Harian Kompas, Selasa, 8 Agustus 2014 Webliografi

www.academia.edu/7019763/Internet-Sosial_Media-dan-Globalisasi_Internet_Social_Media_and_Globalization_Effects_to_Indonesian_Stud ents_

derrymayendra.blogspot.com/2013/06/teori-media-online.html

lannylameanda.blogspot.com/2012/12/definisi-jenis-jenis-dan-perbedaan.html Forbes.com

wibawaadiputra.wordpress.com/2013/01/27/media-sosial-jejaring-sosial-social-media-social-network/

belajarpsikologi.com finance.detik.com


(19)

Narasumber Wawancara

Bapak Marsana (Kepala Bidang Pembinaan Hubungan Industrial (PHI) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung) pada Kamis, 11 September 2014 di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.


(20)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

Mama dan Papa yang selalu memberikan dukungan, doa, dan bantuannya selama proses pembuatan karya dan laporan tugas akhir ini.

Bapak Heddy Heryadi, M.A. selaku pembimbing I dan Ibu Olivya Nike Noman, S.Sn. sekalu pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan masukan-masukan selama proses pembuatan karya dan laporan tugas akhir ini.

Alfred Tjahjadi dan David Gan yang telah membantu penulis meluangkan waktu

untuk menjadi tokoh representatif dalam poster kampanye reminding.

Para responden yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang disebarkan penulis.

Keluarga yang selalu memberikan doa dan dukungan.

Dan semua pihak yang telah banyak membantu penulis, namun tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih banyak atas semua bantuaanya.

Bandung, 16 Desember 2014


(1)

Universitas Kristen Maranatha 6 1.5 Skema Perancangan

Latar Belakang Masalah 1. Banyaknya pelajar putus sekolah karena masalah ekonomi.

2. Kurangnya kecakapan hidup dan bekerja baik pelajar yang putus sekolah maupun pelajar yang ada di bangku pendidikan.

3. Adanya diskriminasi berbasis akademis-intelektual pada program-program bantuan pendidikan yang diberikan saat ini.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana meningkatkan kecakapan hidup dan bekerja generasi muda di Bandung ?

2. Bagaimana cara untuk menekan angka putus sekolah/kuliah yang disebabkan oleh faktor ekonomi?

3. Bagaimana merancang strategi kreatif kampanye yang tepat untuk mempromosikan komunitas ARM (Asosiasi Remaja Mandiri) beserta dengan programnya ?

Pengumpulan Data Observasi Kuesioner Wawancara Studi Pustaka

Konsep Komunikasi Konsep Media Konsep Visual

Tujuan Perancangan

1. Meningkatkan kecakapan hidup dan bekerja generasi muda di Kota Bandung, dan menekan angka putus sekolah/kuliah yang disebabkan oleh faktor ekonomi dengan memberikan kelas-kelas gratis dan beasiswa pendidikan.

2. Membuat sebuah kampanye yang menarik secara visual, sarat makna, dan efektif kepada target kampanye, dan berdampak untuk generasi muda kota Bandung.

Teori Nasionalisme

Kampanye Psikologi Remaja


(2)

Universitas Kristen Maranatha 65 

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kampanye program komunitas Asosiasi Remaja Mandiri ini ditujukan kepada generasi muda di Kota Bandung dalam rentang usia 15-22 tahun, untuk memberikan kesempatan kedua bagi mereka yang tidak berada dalam bangku pendidikan dan kepada mereka yang putus sekolah atau kuliah akibat faktor ekonomi. Perancangan kampanye komunitas ini juga sebagai bentuk rasa kepedulian terhadap generasi muda sebagai penerus bangsa.

Konsep pembuatan kampanye sosial komunitas Asosiasi Remaja Mandiri (ARM) ini adalah kampanye dengan budget yang rendah, sesuai bentuknya (komunitas) dimana media sosial menjadi kekuatan utama untuk komunikasinya. Faktor lainnya yang membuat media sosial dan internet menjadi kekuatan utama komunikasinya adalah karena sesuai dengan target audience yang adalah generasi muda dalam rentang usia 15-22 tahun yang sangat aktif dalam dunia

online dan sosial media.

Diharapkan kampanye komunitas sosial Asosiasi Remaja Mandiri ini dapat menjadi wadah dan teman penolong bagi generasi muda yang tidak memiliki kesempatan untuk mengenyam bangku pendidikan sehingga mereka bisa mendapatkan pelatihan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal hidup mereka ke depannya.

5.2 Saran

Penulis menyarankan agar masyarakat dan lembaga-lembaga pendidikan dapat lebih pro aktif untuk saling berbagi kesempatan dan berbagi ilmu pengetahuan,


(3)

Universitas Kristen Maranatha 66 

membantu pelajar-pelajar yang tidak memiliki kesempatan akibat sistem pendidikan yang kurang memperhatikan mereka yang kurang mampu dan hanya mengakomodir mereka yang memiliki biaya untuk mengenyam pendidikan formal.

Saran dari penguji adalah agar pada poster informing dibuat poin-poin agar lebih mudah terbaca, pada poster reminding agar tokoh didalamnya diberikan identitas keterangan agar lebih dipercaya, juga pada postcard series agar menggunakan elemen grafis yang serupa dengan yang tertera pada seri poster.


(4)

Universitas Kristen Maranatha  

67

DAFTAR PUSTAKA

Bibliografi

Badan Pusat Statistik Kota Bandung, Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung, 2012. Profil Ketenagakerjaan Kota Bandung: Bandung.

Badan Pusat Statistik Kota Bandung, 2014. Berita Resmi Statistik No. 38/05/Th. XVII Asumpta Maria, 2002. Dasar – Dasar Public Relations, Grasindo : Jakarta.

Venus, Antar, 2004. Manajemen Kampanye, Simbiosa Rekatana Media: Bandung. McQuall, Denis. Mass Communication Theory. Singapore: SAGE Publications.2010 Venus, Antar, 2004. Manajemen Kampanye, Simbiosa Rekatana Media: Bandung. Iwan, Binarto 2010. Multimedia Digital – Dasar Teori dan Pengembangannya, Penerbit ANDI: Yogyakarta

Arsip

Harian Kompas, Selasa, 8 Agustus 2014 Webliografi

www.academia.edu/7019763/Internet-Sosial_Media-dan-Globalisasi_Internet_Social_Media_and_Globalization_Effects_to_Indonesian_Stud ents_

derrymayendra.blogspot.com/2013/06/teori-media-online.html

lannylameanda.blogspot.com/2012/12/definisi-jenis-jenis-dan-perbedaan.html Forbes.com

wibawaadiputra.wordpress.com/2013/01/27/media-sosial-jejaring-sosial-social-media-social-network/

belajarpsikologi.com finance.detik.com


(5)

Universitas Kristen Maranatha  

68 Narasumber Wawancara

Bapak Marsana (Kepala Bidang Pembinaan Hubungan Industrial (PHI) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung) pada Kamis, 11 September 2014 di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.


(6)

Universitas Kristen Maranatha  

69

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

Mama dan Papa yang selalu memberikan dukungan, doa, dan bantuannya selama proses pembuatan karya dan laporan tugas akhir ini.

Bapak Heddy Heryadi, M.A. selaku pembimbing I dan Ibu Olivya Nike Noman, S.Sn. sekalu pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan masukan-masukan selama proses pembuatan karya dan laporan tugas akhir ini.

Alfred Tjahjadi dan David Gan yang telah membantu penulis meluangkan waktu untuk menjadi tokoh representatif dalam poster kampanye reminding.

Para responden yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang disebarkan penulis.

Keluarga yang selalu memberikan doa dan dukungan.

Dan semua pihak yang telah banyak membantu penulis, namun tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih banyak atas semua bantuaanya.

Bandung, 16 Desember 2014