Pengaruh penggunaan alat komunikasi handphone terhadap hasil belajar mata pelajaran fiqih peserta didik MTs Sunan Ampel Sidoraharjo.

(1)

Oleh:

ALDI MIFTAHUL HUDA AL-FATIH D71213077

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Komunikasi Handphone Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Peserta didik MTs Sunan Ampel Sidoraharjo. Skripsi.Pendidkan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Alat Komunikasi, Handphone,Hasil belajar,Fiqih

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan alat komunikasi handphone (HP) terhadap hasil belajar dan pengaruh yang dimaksud di sini adalah pengaruh negatif dari penggunaan alat komunikasi

handphone.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Di samping itu Belajar adalah suatu proses, belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Sering sekali dalam proses belajar tersebut terdapat hambatan untuk mencapai tujuan diinginkan.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah sedemikian cepat sehingga tanpa kita sadari sudah mempengaruhi setiap aspek kehidupan manusia. Selain itu perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memang mempunyai dampak yang positif bagi manusia tapi dapat juga berdampak negatif jika perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini tidak dipergunakan sebagai mana mestinya yaitu khususnya pada alat komunikasi handphone.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif

dengan menggunakan “metode statistik deskriptif analisis, jumlah atau frekuensi”

dan ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalui penelitian lapangan (field research) yaitu mengumpulkan data dari objek yang diteliti. Adapun untuk memperoleh data yang diperlukan maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data diantaranya observasi, interview (wawancara) dan angket atau kuesioner.

Dari perhitungan menggunakan rumusan korelasi product moment, secara operasional analisis data, ternyata angka korelasi antara variabel X dan variabel Y bertanda positif dengan memperhatikan besarnya rxy yang diperoleh yaitu sebesar 0,319. Kemudian pada taraf signifikan 5% diperoleh nilai “r” tabel sebesar 0,202, dan pada taraf signifikan 1% diperoleh nilai sebesar 0,170. ternyata rxy yang (besarnya = 0,319) adalah jauh lebih besar daripada “r” tabel (yang besarnya 0,202 dan 0,319). Karena rxy lebih besar dari “r” tabel, dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Ini berarti terdapat pengaruh positif yang lemah antara penggunaan alat komunikasi handphone terhadap hasil belajar mata pelajaran fiqih peserta didik MTs Sunan Ampel Sidoraharjo.


(7)

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iv

PERSEMBAHAN ... v

MOTTO ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Beakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C.Tujuan Penelitian ... 7

D.Penelitian Terdahulu ... 7

E. Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah ... 8

F. Definisi Oprasional ... 8

G.Metode Penelitian ... 11

H.Sistematika Pembahasan ... 11

BAB II KAJIAN TEORI ... 13

A.Alat Komunikasi Handphone ... 13

1. Pengertian Alat Komunikasi Handphone ... 13

2. Fungsi Alat Komunikasi Handphone... 19

B. Hasil Belajar ... 29


(8)

C.Mata Pelajaran Fiqih ... 37

1. Pengertian Pelajaran... 37

2. Pengertian Fiqih ... 38

3. Tujuan Pembelajaran Fiqih ... 41

4. Ruang Lingkup Pelajaran Fiqih ... 43

D.Pengaruh Alat Komunikasi Handphone Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 52

A.Metode Penelitian ... 52

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 53

C.Identifikasi Variabel ... 53

D.Variabel Penelitian... 54

E. Populasi dan Sampel ... 55

F. Teknik Pengumpulan Data ... 56

G.Jenis Data ... 58

H.Teknik Pengelahan dan Analisis Data ... 59

I. Instrumen Data... 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 65

A.Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 65

1. Sejarah Singkat Berdirinya ... 65

2. Identitas Sekolah ... 66

3. Letak Geografis ... 67

4. Visi dan Misi ... 67

5. Struktural Organisasi ... 69

6. Keadaan Guru dan Karyawan ... 71

7. Keadaan Peserta Didik ... 73


(9)

C.Pembahasan Hasil Penelitian ... 96

D.Keterbatasan Peneliti ... 98

BAB 5 PENUTUP ... 100

A. Kesimpulan ... 100

B. Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 105 LAMPIRAN


(10)

PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya.Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi.

Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain akan terisolasi dari masyarakatnya. Pengaruh terisolasi ini akan menimbulkan depresi mental yang pada akhirnya membawa orang kehilangan keseimbangan jiwa. Oleh sebab itu menurut Dr. Everett Kleinjan dari East West

Center Hawaii, komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari kehidupan

manusia seperti halnya bernafas. Sepanjang manusia ingin hidup maka ia perlu berkomunikasi. Oleh karena itu banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.1

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah sedemikian cepat sehingga tanpa kita sadari sudah mempengaruhi setiap aspek kehidupan manusia.Dewasa ini produk teknologi sudah menjadi kebutuhan sehari-hari dalam menjalankan aktivitas kehidupan.Penggunaan televisi, telepon facsimile,


(11)

cellulerphone, dan internet sudah bukan menjadi hal yang aneh ataupun baru lagi, khususnya di kota-kota besar.

Tidak dapat dipungkiri teknologi informasi dan komunikasi menjadi ujung tombak di era globalisasi yang kini melanda hampir di seluruh dunia.Kondisi ini menjadikan lahirnya suatu dunia baru yang sering disebut dengan dusun global di mana di dalamnya dihuni warga negara yang disebut warga jaringan. Hal yang sama dikemukakan oleh Ashadi Siregar sebagaimana dikutip oleh Didik M. Arief Mansur: Bahwa penggabungan komputer dengan telekomunikasi melahirkan suatu fenomena yang mengubah model konfigurasi komunikasi konvensional, dengan melahirkan suatu kenyataan dalam dimensi ketiga, jika dimensi pertama adalah kenyataan keras dalam kehidupan empiris (biasa disebut dengan hard

reality), dimensi kedua merupakan kenyataan dalam kehidupan simbolik dan

nilai-nilai yang dibentuk (dipadankan dengan istilah soft reality) dengan dimensi ketiga dikenal kenyataan maya (virtual reality) yang melahirkan suatu format masyarakat lainnya.2

Telekomunikasi terbagi menjadi atas dua unsur divisi utama yaitu:

1) Radio dan televisi yang terutama digunaka untuk siaran audio dan video, namun kini juga digunakan untuk mengkomunikasikan data komputer misalnya melaui sambungan satelit.

2 Didik M.Arief Mansur, Cyber Law Aspek Hukum Teknologi Informasi, (Bandung : PT Rapfika


(12)

2) Jaringan telepon, semula ditujukan untuk komunikasi suara namun kini digunakan juga untuk mengirim data komputer, teks misalnya melalui telex dan citra dengan menggunakan misalnya facsimile.3

Handphone merupakan sebuah perangkat telekomunikasi elektronik yang

mempunyai kemampuan dasar secara konvensional yang mudah dibawa dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon yang menggunakan kabel.Handphone telah menjadi peralatan komunikasi yang sangat penting dan mudah, baik piranti kerasnya (hardware) berupa pesawat telepon maupun piranti lunak (software) berupa chip dan pulsa. Dengan cepatnya perkembangan teknologi komunikasi, telepon genggam (handphone) telah memilki berbagai fungsi selain untuk menerima telepon atau sms (pesan singkat), handphone juga bisa berfungsi sebagai alatmemotret,merekam segala aktivitas, sebagai sarana informasi bahkan handphone tersebut bisa digunakan untuk menjelajahi dunia internet tergantung feature handphone tersebut. Sebagai alat komunikasi,

handphone memberikan manfaat bagi penggunanya untuk melakukan komunikasi

jarak jauh dan handphone tersebut juga bisa digunakan sebagai hiburan bagi sebagian orang yang memiliki handphone fungsi tambahan selain untuk komunikasi jarak jauh berupa alat untuk memotret, merekam, permainan, Mp3, mendengarkan radio, menonton televisi bahkan layanan internet.

3 Sulistyo Basuki, Dasar-dasar Teknologi Informasi, (Jakarta: Universitas Terbuka.Depdikbud, 1998),


(13)

Meskipun memang benar peranan handphone pada saat ini sangatlah penting dan sangat membantu orang dalam berkomunikasi jarak, baik dekat maupun jarak jauh.Namun demikian, ternyata handphone juga membawa dampak buruk yang tidak sedikit, mulai dari bahaya terganggunya kesehatan karenagelombang mikrowive yang digunakannya, hingga bahaya akhlak dan moral para penggunanya.4

Beberapa tahun yang lalu handphone hanya dimiliki oleh kalangan pembisnis yang memang benar-benar membutuhkan itu untuk kelancaran pekerjaannya.Seiring berjalannya waktu handphone bisa dimiliki oleh semua kalangan.Baik yang sangat membutuhkan maupun yang kurang membutuhkan.Termasuk pelajar perkembangan teknologi semakin memasyarakat dikalangan pelajar.

Namun di samping alat komunikasi handphone memberikan manfaat,

handphone juga mempunyai aspek yang merugikan bagi kehidupan manusia.

Apabila dicermati handphone bukan lagi alat komunikasi yang dimiliki oleh orang tua dan orang dewasa saja akan tetapi handphone tersebut sudah menjelajahi di kalangan anak-anak khususnya para pelajar. Tidak jarang dijumpai para peserta didik membawa handphone saat pergi ke sekolah dan sering juga dijumpai peserta didik ngobrol dan berbincang dengan menggunakan handphone sampai bermenit-menit bahkan sampai berjam-jam, salah satu sebabnya dikarenakan biaya

4http://abisaseptiarini.blogspot.co.id/2015/03/proposal-karya-ilmiah-pengaruh.html diakses pada


(14)

menelpon cukup murah yang ditawarkan oleh operator telepon dan hal tersebut bisa saja akan mengganggu aktivitas belajar peserta didik ataupun hasil belajarnya.

Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangatpenting dalam kehidupan manusia, karena melalui pendidikan akan terbentuksumber daya manusia yang berkualitas. Menurut Piaget dalam Sagala (2006:13) pendidikan berarti menghasilkan dan mencipta, meskipun suatu penciptaanitu dibatasi oleh perbandingan dengan penciptaan yang lain, pendidikansebagai penghubung dua sisi, di satu sisi individu yang sedang tumbuh dan disisi lain nilai sosial, intelektual, dan moral yang akhirnya menjadi tanggung jawab pendidik untuk mendorong individu tersebut.

Tantangan dunia pendidikan adalah etika, etika moral seorang peserta didik, hal ini tercermin dari ditemukannya beberapa handphone peserta didik yang berisikan video porno, hal ini menunjukkan kurangnya kesadaran peserta didik akan moral. Kini dunia handphone adalah dunia untuk berkomunikasi, berbagi, mencipta dan menghibur dengan suara, tulisan, gambar, musik dan video. Disamping harga yang ditawarkan cukup terjangkau, berbagai fitur handphone juga diberikan sebagai penunjang majunya teknologi.Namun terkadang juga

handphone dapat mengganggu atau memiliki beberapa hal negatif diantaranya

tempat untuk menyimpan gambar-gambar porno,atau menggunakan handphone saat tengah diadakan proses belajar yang dapat mengganggu peserta didik atau


(15)

perhatian dan minat mereka dalam belajar menjadi berkurang di karenakan mereka lebih sibuk untuk saling berkiriman pesan.

Kemampuan berkonsentrasi dalam belajar mutlak diperlukan.Kalau diperhatikan, keluhan tidak bisa konsentrasi merupakan keluhan yang paling umum dikalangan pelajar dan mahapeserta didik.Di dalam setiap langkah belajar, apakah itu di dalam kelas atau di rumah, apabila kita belajar sendiri, diperlukan konsentrasi yang tinggi.Dalam hal itu gangguana konsentrasi dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu gangguan dari dalam (internal) dan gangguan dari luar (eksternal).5

Sebab peserta didik tidak siap dalam menerima pelajaran, tidak fokus dan tidak konsentrasi dalam proses belajar dapat disebabkan peserta didik mengobrol atau becanda dengan temannya ketika guru sedang menjelasakan, dan bisa juga disebabkan karena peserta didik asyik memainkan handphone yang mereka miliki ketika guru sedang menjelaskan pelajaran. Dari latar belakang yang penulis uraikan di atas dan dari fenomena yang ada pada saat ini maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang ditulis dalam bentuk skripsi dengan judul:

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT KOMUNIKASI HANDPHONE

TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH PESERTA DIDIK MTS SUNAN AMPEL SIDORAHARJO

5 Hasbullah Thabrany, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995), Cet. II, h.


(16)

B.Rumusan Masalah

a. Bagaimana Penggunaan Alat Komunikasi Handphone Peserta Didik di MTs Sunan Ampel Sidoraharjo?

b. Bagaimana Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Peserta Didik di MTs Sunan Ampel Sidoraharjo?

c. Apakah Penggunaan Alat Komunikasi Handphone berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Peserta Didik di MTs Sunan Ampel Sidoraharjo?

C.Tujuan Penelitian

a. Mengetahui Penggunaan Alat Komunikasi Handphone Peserta Didik di MTs Sunan Ampel Sidoraharjo.

b. Mengetahui Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Peserta Didikdi Mts Sunan Ampel Sidoraharjo.

c. Mengetahui berapa besar Pengaruh Penggunaan Alat Komunikasi Handphone Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik di MTs Sunan Ampel Sidoraharjo. D.Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan peneliti, tidak di temukan topic karya ilmiah yang membahas tentang Pengaruh Penggunaan Alat Komunikasi Handphone terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Peserta Didik, Hanya saja peneliti menemukan beberapa karya tulis ilmiah yang membahas tentang Hasil belajar peserta didik.


(17)

penelitian tentang pengaruh alat komunikasi handphone dalam bidang

pendidikan, dengan judul “Pengaruh Budaya Penggunaan Alat Komunikasi Handphone Terhadap Akhlak Peserta didik Di SMK Al-Hidayah Cinere

Penelitian tersebut dilakukan oleh Pailin, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tahun 2010. Penelitian tersebut terdapat pengaruh yang positif antara variabel X yaitu budaya penggunaan handphone dengan variabel Y yaitu akhlak peserta didik dengan kategori cukup atau sedang, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa alat komunikasi handphone berpengaruh terhadap akhlak peserta didik.

dalam skripsi yang lain yang disusun oleh Feni Mahirdayani (D3121095)

yang berjudul “Efektifitas Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI Kelas X di SMAN 1 Taman Sidoarjo.

E.Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah

a. Penggunaan handphone dikalangan peserta didik.

b. Penggunaan yang di maksud adalah penggunaan handphone didalam atau diluar sekolah.

c. Pengaruh yang dimaksud adalah pengaruh dari penggunaan handphone terhadap hasil belajar mata pelajaran fiqih peserta didik.

F. Definisi Operasional 1. Pengaruh


(18)

Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.6 Pengaruh dapat pula diartikan

sebagai sesuatu yang menjadikan seseorang berubah akibat sesuatu tersebut. 2. Penggunaan Alat Komunikasi

a. Penggunaan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia penggunaan ialah proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu pemakaian, yang di maksud penggunaan dalam penelitian ini adalah penggunaan handphone. Apakah ada pengaruh positif atau negative terhadap hasil belajar.

b. Alat komunikasi handphone

Untuk menjelaskan mengenai alat komunikasi handphone maka kita harus memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan alat dan komunikasi, untuk menghindari penafsiran yang kurang tepat mengenai alat komunikasi

handphone tersebut. Kata “alat” Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

adalah sesuatu yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu atau bisa juga disebut perkakas, perabotan yang dipakai untuk mencapai maksud.

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”7 communico,8 communication,9 atau

6 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005), cet. Ke-3. h. 849

7 William I. Gorden. Communication: personal and public. Sherman Oaks, CA: Alfred, 1978,h.28.

8 Colin Cherry. World Communication: Threat or Promise? New York: Jonh Wiley & Sons, 1978,


(19)

communicare10 yang bearati “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-katalatin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pean yang dianut secara sama.

Handphone merupakan alat telekomunikasi elektronik dua arah yang bisa

dibawa kemana-mana dan memiliki kemampuan untuk mengirimkan pesan berupa suara.

3. Hasil Belajar Fiqih

Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar mata pelajaran Fiqih yang berasal dari nilai ulangan harian peserta didik MTs Sunan Ampel Sidoraharjo.

4. Peserta Didik

a. Peserta didik adalah orang yang menuntut ilmu disekolah menengah atau tempat khusus11

b. Peserta didik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peserta didik MTs Sunan Ampel Sidoraharjo pada tahun ajaran 2016/2017.

9 Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997,

h.4.

10 Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson. Understanding and sharing: An Introduction to Speech

Communication. Dubuque, Iowa: Wm. C. Brown, 1979, h.3.


(20)

G.Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif yakni penyelidikan tentang masalah kemasyarakatan atau kemanusiaan yang didasarkan pada pengujian suatu teori yang tersusun atas variabel-variabel, diukur dengan bilangan-bilangan dan dianalisis dengan prosedur statistik.Bertujuan menentukan apakah generalisasi-generalisasi prediktif dari teori tertentu yang diselidiki terbukti kebenarannya (Creswell, 1994).

Adapun dalam penulisan penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif

dengan menggunakan “metode statistik deskriptif analisis yaitu metode yang

ditujukan untuk mendesrifsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik berupa alami maupun rekayasa manusia dengan sifat kajiannya menggunakan ukuran, jumlah atau frekuensi”.Dan yang ditunjang oleh datadata yang diperoleh melalui penelitian lapangan (field research) yaitu mengumpulkan data dari objek yang diteliti.

H.Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan yang terdapat dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang,Rumusan masalah,Tujuan Masalah,Kegunaan Penelitian,Penelitian Terdahulu, Hipotesis, Ruang Lingkup, dan Keterbatasan, Definisi Istilah atau Definisi Operasional, Metodologi Penelitian Dan Sistematika Penulisan.


(21)

BAB II Landasan Teori, yang terdiri dari dua sub bab, yakni bagian pertama mencakup kajian tentang Alat Komunikasi Handphone yang di dalam nya membahas mengenai pengertian, perkembangan dan fungsi alat komunikasi

handphone. Sub bab yang kedua mencangkup tinjauan hasil belajar tentang hasil

belajar, yang didalamnya membahas tentang pengertian hasil belajar, factor-faktor yang terkait dengan hasil belajar, cara meningkatkan hasil belajar dan pengukuran hasil belajar.

BAB III Metode Penelitian, terdiri dari jenis penelitian, variable penelitian, rancangan penelitian populasi dan sampel, teknik pengumpulan datadan teknik analisis data.

BAB IV Laporan Hasil Penelitian. Dalam bab ini penulis mengguraikan tentang laporan hasil penelitian yang meliputi tiga sub bab. Sub bab yang pertama yaitu gambaran umum obyek penelitian yang meliputi sejarah berdirinya, visi dan misi, kondosi sekolah, sub bab kedua berisi penyajian data dan sub bab ketiga berisi tentang analisi data.


(22)

BAB II KAJIAN TEORI A.Alat Komunikasi Handphone

1. Pengertian Alat Komunikasi Handphone

Komunikasi sebagai ilmu yang multidisiplin mempunyai banyak pengertian dan makna sesuai dengan latar belakang bidang ilmu yang memberi pengertian. Sehingga komunikasi dapat diartikan dalam perspektif sosiologi, psikologi, psikologi soaial, antropologi, politik dan sebagainya

Banyaknya pengertian dan definisi komunikasi semakin menambah kompleksitas permasalahan definisi komunikasi dalam berbagai dimensi kehidupan manusia.

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”1 communico,2 communication,3 atau communicare4 yang bearati “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-katalatin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pean yang dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa

1 William I. Gorden. Communication: personal and public. Sherman Oaks, CA: Alfred, 1978,h.28.

2 Colin Cherry.World Communication: Threat or Promise?New York: Jonh Wiley & Sons,1978, h.2.

3 Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997,

h.4.

4 Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson. Understanding and sharing: An Introduction to Speech


(23)

komunikasi merujuk pada cara berbagai hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat

“kita berbagi pikiran” “kita mendiskusikan makna” dan “kita mengirimkan pesan”.5

Komunikasi, sebuah istilah atau kalimat yang akan lebih mudah diucapkan dari pada mencari definisi yang tunggal.

Menurut Thcodore Clevenger Jr (dalam Littlejhon, 2009 : 4) masalah yang selalu ada dalam mendefinisikan komunikasi untuk tujuan penelitian atau

ilmiah berasal dari fakta bahwa kata kerja “berkomunikasi” memiliki pisisi

yang kuat dalam kosakata umum dan karenanya tidak mudah didefinisikan untuk tujuan ilmiah.

Beberapa ahli komunikasi telah memberikan definisi yang beragam tentang komunikasi, di antaranya adalah :

a. Carl I. Hovland

Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain6

b. Everett M. Rogers

Komunikasi adalah proses dalam suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.7 c. Mc Laughlin

Komunikasi adalah saling menukar ide-ide dengan cara apa saja yang efektif8

5Ibid,6

6 Richard L. Wiseman, Intercultural Communication Theory. (California State University, Fullerton,

!995,),h.15.

7Ibid,10. 8Ibid,1.


(24)

d. Himstreet dan Baty.

Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi di antara dua orang atau lebih melalui suatu isitem simbol-simbol, isyarat-isyarat, dan perilaku yang sudah lazim.9

e. Onong Uhcjana Effendy

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dalam bentuk lambing bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berapa ide, informasi, kepercayaan, harapan, imbauan, dan sebagainya, yang dilakukan seseorang kepadaorang lain, baik langsung secara tatap muka maupun tak langsung melalui media dengan tujuan mengubah sikap, pandangan atau perilaku.10

Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan, dan politik sudah disadari oleh para cendekiawan sejak Aristoteles yang hidup ratusan tahun sebelum masehi. Akan tetapi, studi Aristoteles hanya berkisar pada retorika dalam lingkungan kecil. Baru pada pertengahan abad ke-20 ketika dunia dirasakan semakin kecil akibat revolusi industry dan revolusi teknologi elektronik. Setelah ditemukan kapal api, pesawat terbang, listrik, telepon, surat kabar, film, radio, televise, dan sebagainya maka para cendekiawan pada abad sekarang menyadari pentingnya komunikasi ditingkatkan dari pengetahuan (knowledge) menjadi ilmu (science).

9 William C. Himstreet dan Wayne Murlin Baty, Bussiness Communicatios: Principlensed Metheds,

(Boston: Pusblishing Company,1990).h,6.


(25)

Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah: upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi

serta pembentukan pendapat dan sikap.

Definisi Hovland di atas menunjukkan bahwa yang dijadikan obyek studi ilmu komunikasi bukan saja penyaimpaian informasi, melainkan juga pembetukan pendapat umum (public opinion) dan sikap public (public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Bahkan dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasinya sendiri.

Akan tetapi, seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang komunikatif. Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancaekan secara efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang di kemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of

Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk

menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says

What In Which Channel To Whom Wits What Effect?.

Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsure sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

1) Komunikator (communicator, source, sender) 2) Pesan (message)


(26)

3) Media (channel, media)

4) Komunikan (communicant, communicate, receiver,recipient) 5) Efek (effect, impact, influence)

Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kempada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

Kelima unsure di atas sebenarnya belum lengkap, bila kita bandingkan dengan unsure-unsur komunikasi yang terdapat dalam model-model lebih baru. Unsur-unsur lain yang sering di tambahkan adalah, umpan balik (feed back), gangguan/kendala komunikasi (noise/barriers), dan konteks atau situasi komunikasi. Sebenarnya, dalam peristiwa komunikasi begitu banyak unsure yang terlibat. Kesemua unsure itu saling bergantungan dan atau tumpang tindih, namun siasumsikan terdapat unsur-unsur utama yang dapat diindentifikasi dan dimasukkan ke dalam suatu model.

Handphone merupakan alat telekomunikasi elektronik dua arah yang

bisa dibawa kemana-mana dan memiliki kemampuan untuk mengirimkan pesan berupa suara.

Pengertian tersebut merupakan pengertian handphone secara umum. Dalam keseharian kini manusia hampir tidak bisa lepas dari handphone. Apalagi dengan semakin berkembangnya handphone sehingga handphone memiliki berbagai fungsi sekaligus. Bukan hanya sebagai alat komunikasi saja


(27)

namun telah berkembang menjadi alat dengan fungsi lainnya seperti sebagai media hiburan, media bisnis, dan sebagainya. Kini kita mengenal istilah smartphone atau ponsel pintar. Sebutan untuk handphone yang bisa digunakan untuk melakukan banyak hal. Sebelum handphone memiliki fungsi seperti sekarang ini, handphone telah mengalami perjalanan yang panjang sejak awal kemunculannya11

Selain pengertian handphone, sejarahnya juga perlu kita ketahui karena handphone yang sekarang kita gunakan tidak tercipta secara instan.

Handphone terus mengalami perkemangan sejak awal kemunculannya.

Handphone pertama yang ada jauh dari apa yang bisa kita gunakan sekarang

ini. Namun tanpa adanya handphone pertama tentu tidak akan ada teknologi yang sangat berguna bagi manusia untuk berkomunikasi sekarang ini. Martin Cooper merupakan penemu pertama dari sistem telepon genggam. Ia merupakan karyawan dari perusahaan Motorola. Ia menemukan handphone untuk pada tahun 1973. Ada juga yang mengatakan bahwa penemu telepon genggam bukan hanya Martin Cooper namun juga seluruh anggota tim dari divisi yang ada bersamanya. Tipe pertama dari handphone adalah Dyna TAC. Ide dari tipe ini dicetuskan oleh Cooper. Dimana alat tersebut bisa dibawa kemana-mana dengan cara yang fleksibel.

11http://pengertiandefinisi.com/pengertian-handphone-sejarah-dan-fungsinya/ diakses pada tanggal


(28)

Telepon genggam pertama emiliki berat hingga 2 Kg dan untuk memproduksinya dibutuhkan biaya setara dengan Rp 90 juta. Berat dan biaya tersebut tentu sangat jauh berbeda dari sekarang ini. Namun bukan itu saja tantangannya. Justru tantangan tersebsarnya adalah mengadaptasi infrastruktur terkait jaringannya. Martin Cooper bukan satu-satunya tokoh yang berperan. Ada juga tokoh lainnya yang berperan dalam mengembangkan teknologi

handphone atau telepon genggam. Tokoh yang juga berjasa dalam

perkembangan handphone adalah Amos Jpel Jr. Tokoh ini fokus pada sisi switching. Switching untuk ponsel menyambung dari tempat satu ke tempat lainnya sehingga pengguna ponsel bisa bergerak dari satu sel ke sel lain tanpa putus pembicaraannya. Selanjutnya handphone terus berkembang baik dari ukurannya yang semakin kecil dan ringan maupun dari fitur-fiturnya yang semakin lengkap.

2. Fungsi Alat komunikasi Handphone

Thomas M. Scheidel12 mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukukng identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitar kita dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berfikir, atau berprilaku seperti tang kita inginkan.

Berikut ini kita akan membahas empat fungsi komunikasi berdasarkan kerangka yang dikemukakan Willuan E. Gorden. Empat fungsi tersebut yakni

12 Thomas M. Scheidel. Speed Communication and Human Interaction. Edisi ke-2: Scott. Foresman &


(29)

komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual dan komunikasi instrumental.

a. Komunikasi sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualitasi diri. Untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahgian, terhindar dari tekanan dan ketegangan, anatara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain.

Orang yang tidak perna berkomunikasi dengan manusia bisa

dipastikan akan “tersesat”, karena ia tidak sempat menata dirinya dalam

suatu lingkungan sosial. Komunikasilah yang memungkinkan individu membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai panduan untuk menafsirkan situasi apa pun yang ia hadapi.

Komunikasi pula yang memungkinkannya mempeserta didiki dan menerapkan strategi-strategi adaptif untuk mengatasi situasi-situasi problematic yang ia masuki. Tanpa melibatkan diri dalam komunikasi , seseorang tidak akan tahu bagaimana makan, minum, berbicara sebagai manusia dan memperlakukan manusia lain secara beradap, karena cara-cara berprilaku tersebut harus di peserta didiki lewat pengasuhan keluarga dan pergaulan dengan orang lain yang intinya adalah komunikasi.


(30)

b. Komunikasi ekspresif

Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.

Orang dapat menyalurkan kemarahan dengan mengumpat berkecak pinggang, mengepalkan tangan seraya memelototkan matanya. Mahapeseta didik memprotes kebijakan penguasa negara atau penguasa kampus dengan melakukan demonstrasi, unjuk rasa, mogok makan atau aksi diam. Chauhadry Tahir, seorang penjagatoko, membakar dirinya di jalan utama di Islamabad hari sabtu, 17 April 1999, sebagai aksi prores terhadap pengadilan yang mengusirnya dari toko tempat ia mencari nafkah.

Perasaan bahkan juga bisa diungkapkan dengan member bunga, misalnya sebagai tanda cinta atau kasih saying atau ketika kita ingin menyatakan selamat kepada orang yang berulang tahun, lulus menjadi sarjana, atau menikah, atau juga menyatakan simpati dan duka cita kepada orang yang salah satu anggota keluarganya meninggal dunia. Akan tetapi, kita harus hati-hati dengan jenis bunga yang kita bawa.


(31)

c. Komunikasi ritual

Erat kaitannya, dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual, yang biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage, mulai dari upacar kelahiran, sunatan, ulang tahun (nyanyi happy birthday dan pemotongan kue), Pertunangan (melamar. Tukar cincin), siraman, pernikahan (

ijab-qabul, sungkem kepada orang tua, sawer, dan sebagainya), ulang tahun

pernikahan, hingga upacara kematian. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau menampikan perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik.13

Komunikasi ritual sering juga bersifat ekspresif, menyatakan perasaan terdalam seseorang. Orang menziarahi makam Nabi Muhammad SAW, bahkan menangis didekatnya, untuk menunjukkan kecintaannya kepadanya. Para peseta didik yang menjadi pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka) mencium bendera merah putih, sering dengan berlinang air mata dalam pelantikan mereka.

d. Komunikasi instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum : menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan,


(32)

dan merubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga untuk menghibur, bila diringkas maka ke semua tujuan tersebut dapat memberitahukan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampikannya akurat dan layak untuk diketahui.

Sebagai instrument, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunikasi membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka-pendek ataupun jangka-panjang.

Medium (plural,media) adalah materi apapun, dimana melaluinya,

hal-hal lain dapat dapat disampaikan. Seniman menggunkan “medium” (cairan

transparan, jelas yang mampu mengeluarkan zat warna) dalam melukis. Medium fisik adalah medium yang mengakui untuk menyampaikan pesan di antara dunia kehidupan dan dunia kematian. Media komunikasi karena itu merupakan sarana apa saja yang dengan pesan bisa transmikan. Berdasarkan atas proses semiosis manusia yang tanpa batas, apapun bisa dipakai untuk


(33)

menyampaikan pesan, tanpa terkecuali Handphone sebuah media komunikasi yang sangat vital di dunia modern saat ini.

Ponsel atau handphone kini merupakan sahabat wajib yang tidak bisa lepas dari diri masyarakat Indonesia. Berdasarkan paparan data Consumer Lab Ericsson, selain sebagai alat komunikasi, handphone memiliki fungsi lain. Dari riset ditahun 2009, terdapat lima fungsi handphone yang ada di masyarakat.

Handphone yang dulunya hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, kini pun

telah berubah. Berikut persentase 5 fungsi handphone bagi masyarakat Indonesia:14

a. Sebagai alat Komunikasi agar tetap terhubung dengan teman ataupun keluarga = 65%

b. Sebagai simbol kelas masyakarat = 44% c. Sebagai penunjang bisnis = 49%

d. Sebagai pengubah batas sosial masyarakat = 36% e. Sebagai alat penghilang stress = 36%.

Memang jelas manfaat handphone terbesar yaitu sebagai alat Komunikasi agar tetap terhubung dengan teman ataupun keluarga, sesuai dengan fungsi awalnya, dan selain fungsi di atas handphone tersebut bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang kemajuan teknologi dan untuk memperluas jaringan, dan handphone tersebut juga bisa sebagai

14 Dewa Langit, “Fungsi Handphone bagi Masyarakat Indonesian”, www.Dewalangit.com, 01 Mei


(34)

penghilang stress karena berbagai feature handphone yang beragam seperti kamera, permainan, Mp3, video, radio, televisi bahakan jaringan internet seperti yahoo, facebook, twitter, dan lain-lain.

YouTube adalah sebuah situs web berupa layanan video sharing populer yang memungkinkan penggunanya memuat, menonton dan berbagi klip video secara gratis. Sejak diluncurkan Desember 2005 dan diakuisisi oleh google pada tahun 2006, pengguna YouTube terus meningkat mencapai lebih dari satu milyar perhari (Wall Street Journal, 9 Juli 2008 dalam Burnett, Melissa, 2008 ). Statistik terakhir menunjukkan lebih dari 4 Milyar Video YouTube ditonton setiap harinya. Media ini sangat disukai karena dapat berfungsi sebagai sumber informasi, hiburan dan ekspresi diri yang dapat diakses secara luas dalam 24 jam di 39 negara dalam 54 bahasa. Pada tahun 2011, penayangan YouTube mencapai lebih dari 1 triliun atau hampir 140 penayangan untuk tiap orang di bumi ini.

Perkembangan teknologi yang semakin pesat semakin mudah pula seseorang bisa mengakses berbagai macam video, gambar, ebook, ataupun artikel. contohnya seperti di YouTube semua orang bisa mengakses berbagai macam video yang telah di unggah oleh orang banyak. Berikut ini manfaat dari youtube bagi peserta didik :


(35)

1. Dapat Mencari Video Tutorial Belajar tak melulu harus dengan buku. Anak-anak bahkan lebih suka belajar dengan sarana multimedia, seperti video. Oleh karena itu, ada baiknya para guru rajin mencari materi belajar berupa video di Youtube yang kemudian diinformasikan kepada para peserta didik. Syukur-syukur, para guru bisa membuat video sendiri dan diupload ke Youtube sehingga bisa dimanfaatkan oleh peserta didik yang lain. Contohnya untuk melihat video rukun islam ke lima yaitu ibadah haji. 2. Sebagai strategi belajar dan mengajar yang baik serta untuk mendapatkan

referensi dalam proses belajar mengajar dalam hal memahami proses dan penyebab suatu kejadian.

3. mengetahui secara mendetail berbagai informasi mengenai proses kegiatan belajar mengajar.

4. Melalui YouTube proses pembelajaran dapat lebih praktis dan efisien, karena dalam memahami proses kita dapat melihat secara detail dari video yang ada tanpa harus mempraktekannya.

Pengertian internet ( interconnection networking) sendiri adalah jaringan komunikasi global yang terbuka dan menghubungkan jutaan bahkan milyaran jaringan komputer dengan berbagai tipe dan jenis, dengan menggunakan tipe komunikasi seperti telepon, satelit dan lain sebagainya.


(36)

Awalnya internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969 melalui sebuah proyek yang disebut dengan ARPANET.

Misi awal dari proyek ini awalnya hanya untuk keperluan militer saja, tetapi lambat laun terus berkembang dan bisa dinikmati oleh semua kalangan. Manfaat Internet bagi Peserta didik:

1. Memperluas wawasan dan pengetahuan

Di dalam dunia nyata atau dalam ruang lingkup keseharian kita, terkadang kita bosan dengan hal yang begitu-begitu saja. Maka, kita dapat memanfaatkan internet sebagai salah satu sarana penunjang agar mendapat wawasan dan pengetahuan yang lebih.

Wawasan di dalam Internet jauh lebih banyak sama halnya bersosialisasi dengan jutaan orang di luar sana. Wawasan ini difungsikan sebagai media pembelajaran yang cocok, yang belum ada di sekolah dapat menambah dan mencari tambahan ilmu di Internet.

2. Sebagai Sarana Komunikasi

Komunikasi tidak hanya antar orang di dalam suatu daerah saja. Kita kembali dapat memanfaatkan Internet sebagai ajang sarana komunikasi. Komunikasi di dalam Internet memiliki arti berkomunikasi dengan teman, saudara atau kerabar-kerabat jauh di luar daerah yang kalian huni.


(37)

Sarana Komunikasi yang disediakan di dalam Internet biasanya berbentuk Text Chat dan Video Chat. Text Chat adalah suatu cara berkomunikasi dengan 2 orang atau lebih menggunakan media tulisan atau pesan. Contohnya seperti email. Sementara itu, Video Chat merupakan salah satau cara berkomunikasi dengan 2 orang atau lebih menggunakan media video, tatap muka secara langsung namun berada dalam Internet.

3. Sarana Pembelajaran secara Online

Semakin hari, semakin banyak Sekolah yang memberikan kenyamanan akses untuk muridnya belajar secara Online. Salah satu contohnya sebagai website pembelajaran adalah Geschool dan Edmodo.

Di mana, pada Geschool ini sendiri, peserta didik-siswi dapat belajar dengan baik di sana, membaca dengan online melalui internet, atau bahkan menjawab soal secara online dengan mudah di Geschool.

Sedangkan Edmodo sendiri, Peserta didik dan Guru di sana dapat saling berinteraksi sehingga seperti terlihat sekolah di dalam internet. Di dalam Edmodo ini, Guru dapat memberikan PR atau Tugas serta Materi yang diunggah di sana. Dan peserta didik tinggal menjawab dan mempeserta didiki materi-materi yang diberikan.

Kalkulator memiliki 2 arti. Kalkulator adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Kalkulator memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga


(38)

kalkulator dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Manfaat kalkulator untuk mata peserta didikan fiqih ialah untuk menghitung penghitungan bulan atau ilmu falaq.

B.Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu nampak dalam perbuatan yang dapat diamati dan dapat diukur.

Menurut Gange & Briggs 1979, hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan peserta didik (learner’s performance).15

Menurut Sadiman, dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong peserta didik untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri peserta didik untuk terus belajar dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.16

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah merupakan kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah melalui kegiatan belajar pembelajaran. Kemampuan-kemampuan itu meliputi beberapa hal yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

15 Suprihatiningrum, Jamil.. Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi . Jogjakarta : AR-RUZZ

MEDIA, 2014.h,37


(39)

a. Hasil Belajar Kognitif

Menurut Sudjana (2010:22) “ ranah kognitif berkenaan dengan hasil

belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau

ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi”. Penilaian

ranah kognitif ini mempunyai enam aspek yaitu pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.17

Menurut Kunandar “penilaian kompetensi pengetahuan atau kognitif adalah penilaian yang dilakuakan pendidik untuk mengukur tingkat

pencapaian atau penugasan peserta didik dalam aspek pengetahuan”.

Penilaian ranah kognitif merupakan penilaian yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur tingkat penguasaan materi yang diterima oleh peserta didik.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kognitif adalah penilaian kompetensi pengetahuan yang dilakukan setelah peseta didik mempeserta didiki satu kompetensi dasar yang harus dicapai. Penilaian ranah kognitif ini mempunyai enam aspek yaitu pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

17 Sudjana,Nana. And Rivai,A. Media Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya). Bandung : Sinar


(40)

b. Hasil Belajar Afektif

Menurut Sudjana18“ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri

dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Penilaian ranah afektif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pada ranah afektif terdapat beberapa aspek yaitu bagaimana sikap, respons, dan minat peserta didik terhadap proses pembelajarn. Dengan begitu pendidik selalu memantau sikap peserta didik selama proses pembelajaran.

c. Hasil Belajar Psikomotor

Menurut Sudjana19 mengemukakan bahwa :“ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerak refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerak

keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif”.

Hasil belajar psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan kemampuan skill. Hasil belajar psikomotorik diklasifikasikan menjadi enam meliputi gerak refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerak keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

18Ibid.22.


(41)

2. Faktor-faktor Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:238) faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah sebagai berikut.

a. Faktor intern yaitu yang mempengaruhi keberhasilan belajar yang berasal dari peseta didik yang sedang belajar. Faktor dalam meliputi:

1) Sikap terhadap Belajar

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan. Peserta didik memperoleh kesempatan belajar. Meskipun demikian, peserta didik dapat menerima belajar tersebut. 2) Motivasi Belajar

Motivasi balajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi belajar pada diri peserta didik dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi, atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar.

3) Konsentrasi Belajar

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada peserta didikan. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses perolehannya.


(42)

4) Mengolah Bahan Ajar

Mengolah bahan ajar merupakan kemampuan peseta didik untuk menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi peserta didik.

Dari beberapa faktor intern di atas yaitu yang mempengaruhi keberhasilan belajar yang berasal dari peserta didik yang sedang belajar (diri sendiri). Pertama, sikap terhadap belajar merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu yang mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan. Dengan demikian peserta didik dapat menerima untuk belajar. Kedua, motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar yang berasal dari diri sendiri. Ketiga, konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada peserta didikan. Hal ini peserta didik akan lebih fokus pada materi yang dipeserta didiki. Keempat, mengolah bahan ajar merupakan kemampuan peserta didik untuk menerima isi dan cara pemerolehan belajar. Dengan mengolah bahan ajar peseta didik akan lebih mengerti atau paham dengan materi yang telah dipeserta didiki.

Faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar diri peseta didik yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor tersebut adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan dibedakan menjadi dua yaitu:


(43)

1) Lingkungan alami, yaitu kondisi alami yang dapat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar, termasuk dalam lingkungan alami yaitu suhu, cuaca, udara, pada waktu itu dan kejadian-kejadian yang sedang berlangsung.

2) Lingkungan sosial, dapat berwujud manusia, wujud lain yang berpengaruh langsung terhadap proses dan hasil belajar. Misalnya hubungan murid dengan pendidik, orang tua dengan anak, dan lingkungan masyarakat di luar sosial yang baik, mesra dapat membantu terciptanya prestasi belajar peserta didik.

Dari beberapa faktor ektern diatas yaitu faktor yang mempengaruhi belajar dari luar diri peserta didik menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi adalah faktor lingkungan. Pertama, lingkungan alami yaitu kondisi alami yang dapat berpengaruh pada proses dan hasil belajar. Contohnya pada saat proses pembelajaran terjadi gempa bumi, hal ini dapat mempengaruhi proses belajar mengajar. Kedua, lingkungan sosial yaitu lingkungan yang berpengaruh langsung terhadap proses dan hasil belajar. Contohnya hubungan anak dengan orang tua yang harmonis akan menjadi motivasi anak untuk lebih giat belajar.

Menurut Dalyono (1997: 55-60) berhasil tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan oleh dua faktor yaitu:


(44)

1) Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang yang tidak selalu sehat, sakit kepala, demam, pilek batuk dan sebagainya dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian pula halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik.

2) Intelegensi dan Bakat

Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Seseorang yang mempunyai intelegensi baik (IQ-nya tinggi) umum(IQ-nya mudah belajar dan hasil(IQ-nyapun cenderung baik. Bakat juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Jika seseorang mempunyai intelegensi yang tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipeserta didiki, maka proses belajar akan lebih mudah dibandingkan orang yang hanya memiliki intelegansi tinggi saja atau bakat saja.

3) Minat dan Motivasi

Minat dapat timbul karena adanya daya tarik dari luar dan juga datang dari sanubari. Timbulnya minat belajar disebabkan beberapa hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang atau bahagia. Begitu pula seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat, akan


(45)

melaksanakan kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah dan semangat. Motivasi berbeda dengan minat. Motivasi adalah daya penggerak atau pendorong.

4) Cara belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang. b) Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri orang belajar)

1) Keluarga

Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar, misalnya tinggi rendahnya pendidikan, besar kecilnya penghasilan dan perhatian.

2) Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan anak. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas atau perlengkapan di sekolah dan sebagainya, semua ini mempengaruhi keberhasilan belajar.

3) Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar. Bila sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang


(46)

berpendidikan, terutama anak-anaknya, rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak giat belajar.

4) Lingkungan sekitar

Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas dan sebagainya semua ini akan mempengaruhi kegairahan belajar.

C.Mata Peserta didikan Fiqih

1. Pengertian Mata Peserta didikan

Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 20 tentang sistem pendidikan, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Sisdiknas, 2003:06). Menurut Rusman20, pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik, baik secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran. Menurut Surya (dalam Majid 2013:4), pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dan interaksi dalam lingkungannya. Sedangkan, menurut Hamalik (dalam Majid 2013:4), pembelajaran merupakan kombinasi


(47)

yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, prosedur yang saling memengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mengembangkan pengalaman hidup, yang di antara merupakan kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, prosedur yang saling memengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2. Pengertian Fiqih

Pada tingkatan Madrasah Tsanawiyah (MTs), mata peserta didikan fiqih merupakan salah satu bagian dari mata peserta didikan Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar mereka bisa mengenal, memahami dan mengamalkan syariat Islam yang kemudian menjadi

dasar pandangan hidupnya dalam bermasyarakat. Secara etimologi, “fiqih berarti paham yang mendalam.”21Dengan definisi lain dalam buku Zakiah Daradjat, “fiqih artinya faham atau tahu.”22 Dan dalam firman Allah SWT surat

at-Taubah ayat 122 dijelaskan:

“tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).

mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang

21 16 Amir Syarifuddin, Ushul Fiqih Jilid I, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), h. 2


(48)

untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”23

Tahu atau paham yang dimaksud di atas adalah tahu dan paham tentang masalah-masalah agama. Pengertian fiqih seperti tergambar pada ayat di atas merupakan pengertian yang sebenarnya. Pengertian tersebut pada perkembangan selanjutnya mengalami penyempitan makna. Hal ini

sebagaimana dikemukakan oleh Prof. Quraisy Shihab bahwa “fiqih yang

mulanya dimaksudkan sebagai pengetahuan yang menyeluruh tentang agama, mencakup hukum, keimanan, akhlak, al-Qur’an dan hadits.” Tetapi istilah itu kemudian dipakai khusus menyangkut pengetahuan tentang hukum agama saja. Sedangkan menurut istilah yang digunakan para ahli fiqih (fuqaha), fiqih itu ialah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syariat Islam yang diambil dari dalil-dalilnya yang terperinci. Dilihat dari segi ilmu pengetahuan yang berkembang dalam kalangan ulama Islam, fiqih itu ialah ilmu pengetahuan yang membicarakan, membahas, memuat hukum-hukum Islam yang bersumber pada al-Qur’an, sunah dan dalil-dalil syar’i yang lain, setelah diformulasikan oleh para ulama dengan mempergunakan kaidah-kaidah ushul fiqih.24

23 Departemen Agama Republik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemahan, (Semarang: CV Adi Grafika,

1994), h. 301


(49)

Dari definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud fiqih yaitu ilmu yang menerangkan segala hukum-hukum yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf yang diperoleh dari dalil-dalil yang rinci.

Adapun pengertian mata peserta didikan fiqih dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah adalah:25

a Mata peserta didikan fiqih adalah bimbingan untuk mengetahui

ketentuan-ketentuan syari’at Islam. Materi yang sifatnya memahami, menghayati dan

mengamalkan pelaksanaan syariat tersebut yang kemudian menjadi dasar pandangan dalam kehidupannya, keluarga dan masyarakat lingkungannya. b Bentuk bimbingan tersebut tidak terbatas pada pemberian pengetahuan,

tetapi lebih jauh seorang guru dapat menjadi contoh dan tauladan bagi peseta didik dan masyarakat lingkungannya. Dengan keteladanan guru diharapkan para orang tua dan masyarakat membantu secara aktif pelaksanaan fiqih di dalam rumah tangga dan masyarakat lingkungannya.

Dari penjelasan diatas, dapat penulis pahami tentang pengertian mata peserta didikan fiqih dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah yaitu mata peserta didikan yang diarahkan untuk memberikan pegetahuan, pemahaman dan bimbingan kepada peseta didik mengenai ketentuan-ketentuan syariat Islam untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

25 Depag RI, GBPP MTs Mata Peserta didikan Fikih, (Dirjen pembinaan Kelembagaan Agama Islam,


(50)

3. Tujuan pembelajran Fiqih

Fiqih sebagai bagian dari syari’at Islam, maka sudah barang tentu tujuannya identik dengan tujuan syari’at Islam itu sendiri. Hanya saja tujuan ilmu fiqih lebih terinci dan tegas daripada tujuan syari’at, karena objeknya

adalah segala perbuatan orang-orang mukallaf dalam melakukan segala aktifitasnya untuk mendidik rohani dan jiwanya. Diantara tujuannya yaitu: a. Melaksanakan ibadah shalat dengan baik lengkap dengan rukun dan

sifatsifatnya, dapat mendidik rohani dan membersihkan jiwa sehingga mampu menjadi sumber kebaikan bagi dirinya sendiri.

b. Melaksanakan ibadah zakat dengan ikhlas, dapat melatih diri bersifat sosial dan membersihkan jiwa dari sifat-sifat kikir serta untuk memperbaiki hubungan antara si kaya dan si miskin.

c. Melaksanakan ibadah puasa dengan ikhlas, dapat meningkatkan kesadaran untuk mencapai takwa yang merupakan kunci segala kebahagiaan.

d. Melaksanakan ibadah haji dengan ikhlas, dapat memberikan pengalaman dan wawasan yang lebih luas, tentang kebesaran dan kekuasaan Allah, pencipta berbagai bangsa manusia dan alam.

e. Melaksanakan muamalah jual beli, sewa menyewa, gadai, titipan dan sebagainya penuh dengan amanah (kejujuran) dan menjauhi segala perbuatan yang dapat merugikan sesama manusia.


(51)

f. Melaksanakan munakahat dengan baik, sebagai suatu lembaga pembentukan dan pembinaan masyarakat yang baik dan dari masyarakat yang baik inilah yang dapat menjadi masyarakat yang adil dan makmur.26

Adapaun tujuan pembelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah untuk membekali peserta didik agar dapat:

1) mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam fikih ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam fikih muamalah.

2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.27

Pembelajaran fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaaffah (sempurna).

26 Muhammadiyah Djafar, Pengantar Ilmu Fiqih, (Jakarta: Kalam Mulia, 1993), Cet. I, h. 17

27 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi

Lulusan dan Standar Isi pendidikan Agama Islam dan Baasa Arab di Madrasah, (Jakarta: Bp. Mediatama Pustaka Mandiri, 2009), Cet. I, h. 90


(52)

Dapat disimpulkan bahwa tujuan mempeserta didiki fiqih yaitu selain mengetahui hukum-hukum yang telah ditetapkan syari’at Islam juga didalamnya terdapat nilai-nilai spiritual yang menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial serta dapat menimbulkan kedisiplinan yang tinggi.

4. Ruang lingkup peserta didikan fiqih

Para penulis kitab-kitab fiqih Syafi’iyah membagi pembahasan fiqih kepada empat bagian, yaitu:

a. Aspek ibadah meliputi masalah-masalah yang dapat dikelompokkan ke dalam kelompok thaharah, sholat, puasa, zakat, haji, qurban, jenazah serta aqiqah.

b. Aspek mua’amalat meliputi masalah-masalah yang dikelompokkan ke dalam kelompok persoalan harta kekayaan, harta milik, harta kebutuhan, cara mendapatkannya dan menggunakannya seperti jual beli, khiyar, gadai, jaminan dan lain-lainnya.

c. Aspek munakahat yang meliputi masalah-masalah yang dikelompokkan dalam kelompok persoalan pernikahan.

d. Aspek jinayat yang meliputi masalah-masalah yang dikelompokkan dalam kelompok persoalan pelanggaran, kejahatan, pembalasan, hukuman dan sebagainnya.


(53)

Adapun ruang lingkup mata peserta didikan fiqih di Madrasah Tsanawiyah meliputi ketentuan pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan sesama manusia. Adapun ruang lingkup mata peserta didikan fiqih di Madrasah Tsanawiyah meliputi:

a. Aspek fiqih ibadah meliputi: ketentuan dan tata cara taharah, shalat fardu, shalat sunnah dan shalat dalam keadaan darurat, sujud, azan dan iqamah, berzikir dan berdoa setelah salat, puasa, zakat, haji dan umrah, kurban dan akikah, makanan, perawatan jenazah, dan ziarah kubur.

b. Aspek fiqih muamalah meliputi: ketentuan dan hukum jual beli, qirad, riba, pinjam-meminjam, utang piutang, gadai, dan upah

D.Pengaruh Alat Komunikasi Handphone Terhadap Hasil Belajar Mata Peserta didikan Fiqih Peserta Didik

Perkembangan teknologi yang begitu pesat pada saat ini tidak bisa dipungkiri lagi, berbagai penemuan baru muncul tiap harinya. Kita bisa menemukan model maupun feature handphone yang baru yang selalu dipromosikan, mulai dari kelas bawah sampai atas, dan saat ini yang lagi tren yaitu handphone blackberry. Pada prinsipnya teknologi ini berkembang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia agar dalam kehidupannya dapat lebih mudah berkomunikasi ataupun melakukan sesuatu, tapi apakah tujuan ini benar-benar tercapai dalam kehidupan kita?. Oleh dari itu di sini penulis akan


(54)

mengemukakan manfaat dan dampak dari penggunaan alat komunikasi

handphone.

1. Manfaat Handphone

a. Untuk mempermudah berkomunikasi

Handphone adalah alat komunikasi, baik jarak dekat maupun jarak

jauh dan merupakan alat komunikasi lisan atau tulisan yang dapat menyimpan pesan dan sangat praktis untuk dipergunakan sebagai alat komunikasi karena bisa dibawa kemana saja. Sebab itulah handphone sangat berguna untuk alat komunikasi jarak jauh yang semakin efektif dan efisien. selain perangkatnya yang bisa dibawa ke mana-mana dan dapat dipakai di mana saja.28

b. Untuk meningkatkan jalinan sosial

Di samping sebagai alat komunikasi handphone tersebut dapat berfungsi untuk meningkatkan jalinan sosial karena dengan handphone seseorang bisa tetap berkomunikasi dengan saudara yang berada jauh, agar selalu menjaga tali silaturahmi dan kerap kali handphone ini juga digunakan untuk menambaha teman dengan orang lain.

c. Untuk menambah pengetahuan tentang kemajuan teknologi

Karena alat komunikasi handphone merupakan salah satu buah hasil dari kemajuan teknologi saat ini, maka handphone tersebut dapat dijadikan

28 http://fajarwiguna51.blogspot.co.id/2015/02/kegunaanfungsimanfaatdan-kerugian.html 01 Mei


(55)

salah satu sarana untuk menambah pengetahuan peseta didik tentang kemajuan teknologi sehingga peseta didik tidak dikatakan menutup mata akan kemajuan di era globalisasi saat ini, jika kita amati saat ini feature

handphone sangatlah lengkap sampai jaringan internet pun sudah dapat

diakses dari handphone. Hal tersebut dapat digunakan peseta didik untuk mengetahui apa yang ada di sekeliling mereka dengan catatan handphone itu digunakan dengan bijaksana.

d. Sebagai alat penghilang stress

Salah satu manfaat tambahan dari handphone yaitu sebagai alat penghilang stess. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa hendphone saat ini sudah memliki feature yang sangat lengkap seperti Mp3, video, kamera, permainan, televisi, radio, dan layanan internet. Sehingga feature tersebut dapat dijadikan seseorang untuk menghilangkan stress. Mungkin masih banyak lagi manfaat yang dapat diambil dari kemajuan alat komunikasi handphone saat ini, tapi sekali lagi penulis mengatakan bahwa manfaat handphone di atas dapat diperoleh apabila handphone tersebut dapat digunakan dengan bijaksana sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya. 2. Dampak Handphone

Memang jelas manfaat handphone terbesar yaitu sebagai alat komunikasi agar tetap terhubung dengan teman ataupun keluarga, yaitu sesuai dengan fungsi awalnya, dan selain fungsi di atas handphone tersebut bisa


(56)

bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang kemajuan teknologi dan untuk memperluas jaringan. Di samping handphone mempunyai manfaat bagi penggunanya, handphone tersebut juga mempunyai dampak negatif, di antara dampak negatifnya secara umum yaitu:29

a. Membuat peseta didik malas belajar

Anak-anak yang sudah kecanduan handphone, maka setiap saatnya hanya bermain handphone dan handphone. Merka tidak lagi berpikir pada hal yang lain. Bagi mereka handphone merupakan teman setia yang setiap ke mana-mana selalu dibawa, rasanya tidak lengkap tanpa handphone di genggamannya. Pada saat belajar di rumah peseta didik mendampingi buku dengan handphone.

Pada awalnya mendengarkan musik atau Mp3 untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman akan tetapi ketika bunyi telepon atau sms (short messege service) maka buku itu ditinggalkan peseta didik berpaling

ke handphone. Mereka malas belajar dan lebih senang teleponan

(talking-talking) dan smsan. keberadaan handphone memanng sangat penting bagi kehidupan di jaman era globalisasi seperti sekarang ini. Tapi jika ternyata

handphone disalah gunakan maka akan berdampak negatif.

Seperti handphone yang semesti belum diberikan kepada peseta didik tetap sudah diberikan kalau, memang jika peseta didik bisa memanfaatkan

29 http://wtrianton.blogspot.co.id/2012/01/pengertian-handphone-dampak-buruk-dan.html 08 Mei


(57)

sesuai fungsinya maka itu sangat baik tapi tidak sedikit peseta didik yang menyalahgunakan handphone dari fungsinya dan pada akhirnya handphone tersebut dapat mengganggu proses belajar dan menurunkan prestasi belajar peseta didik.

b. Menggangu konsentasi belajar peseta didik

Konsentrasi adalah tingkat perhatian kita terhadap sesuatu, dalam konteks belajar berarti tingkat perhatian peseta didik terpusat terhadap segala penjelasan atau bimbingan yang diberikan guru. Seharusnya ketika seorang guru sedang memberikan materi peserta didikan seluruh perhatian peseta didik harus terfokus kepada penjelasan guru tersebut.

Akan tetapi sering sekali handphone yang mereka punya menjadi salah satu penyebab konsentrasi peseta didik menurun, bagaimana tidak ketika seorang guru sedang menjelaskan peserta didikan peseta didik lebih asyik memainkan handphone seperti smsan dengan temannya, main games, bahkan update status di jejaring sosial facebook dan lain sebagainya. Akibat dari itu semua saat evaluasi atau ulangan peseta didik tidak bisa menajawab soal akhirnya mendapat nilai yang buruk, dan hal itulah yang menyebabkan proses belajar gagal.

c. Melupakan tugas dan kewajiban Handphone

sebenarnya sangatlah bermanfaat jika dipergunakan sebagaiman mestinya. Tetapi yang terjadi khususnya para peserta didik


(58)

menyalahgunakan handphone tersebut untuk keperluan lain. Anak-anak terlalu asyik bermain handphone dengan feature handphone yang semakin canggih selain untuk menelepon dan sms, handphone tersebut sudah ada feature permainan (games), Mp3, video, kamera, radio, televisi bahkan jaringan internet. Tidak sedikit peseta didik melupakan tugas dan kewajiabannya akibat bermain handphone.

Mereka tidak lagi memperhatikan tugas dan kewajibannya sebab disibukkan oleh handphone yang mereka punya. Akibatnya peseta didik tidak menguasai materi belajarnya dan tidak sedikit peseta didik yang lupa mengerjakan tugas dari guru karena sibuk memainkan handphone. dengan bermain handphone saat peserta didikan berlangsung atau tidak mengerjakan PR, itu berarti peseta didik telah mengabaikan dan melupakan tugas dan kewajibannya. Hal itu tentunya tidak boleh terjadi oleh karena itu di sini memerlukan peranan dan perhatian dari guru dan orang tua.

d. Mengganggu perkembangan anak

Dengan perkembangan alat komunikasi handphone maka tercipta feature canggih yang tersedia di handphone seperti yang telah disebutkan sebelumnya akan mengganggu peseta didik dalam menerima peserta didikan di sekolah, tidak jarang mereka disibukkan dengan menerima panggilan, sms, misscall dari teman mereka bahkan dari keluarga mereka sendiri, lebih parah lagi ada yang menggunakan handphone untuk mencontek (curang)


(59)

dalam ulangan, bermain game saat guru menjelaskan peserta didikan di samping itu karena saat ini handphone sudah dilengkapi dengan layanan internet tidak jarang ditemui peseta didik yang asyik bermain faceboo/twitter saat peserta didik berlangsung dan sebagainya. Kalau hal tersebut dibiarkan maka generasi yang kita harapkan akan menjadi rusak dan perkembangan teknologi yang kita banggakan kehadirannya dapat berdampak buruk untuk perkembangan dan masa depan anak.

e. Sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku

Jika tidak ada kontrol dari guru dan orang tua. Alat komunikasi

handphone bisa digunakan untuk menyebarkan gambar-gambar yang

mengandung unsur porno dan sebagainya yang sama sekali tidak layak dilihat seorang peserta didik dan pada akhirnya sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan prilaku.

f. Pemborosan

Dengan mempunyai alat komunikasi handphone, maka pengeluaran kita akan bertambah, apalagi kalau handphone hanya digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat maka hanya akan menjadi pemborosan. Dengan anggaran orang tua yang serba minim para peseta didik memaksa orang tuanya untuk dapat dibelikan handphone. Belum lagi para peserta didik setelah itu harus meminta uang kepada orang tua untuk membeli pulsa setiap bulan bahkan setiap hari. Jika peseta didik tidak mempunyai buku


(60)

maka mereka beralasan dengan tidak punya uang, tetapi dibalik itu kalau untuk urusan membeli pulsa tidak ada kata : “ tidak punya uang”.


(61)

METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan,

dan kegunaan.1

Metode penelitian berasal dari kata “metode” yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan “penelitian” adalah suatu langkah sistematis

untuk mendapatkan suatu jawaban dari pertanyaan.2

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif yakni penyelidikan maslaah tentang penggunaan handphone yang didasarkan pada pengujian peserta didik MTs Sunan Ampel Sidoraharjo atas variabel-variabel, diukur dengan bilangan-bilangan dan dianalisis dengan prosedur statistik. Bertujuan menentukan apakah penggunaan berpengaruh dengan hasil belajar peserta didik MTs Sunan Ampel Sidoraharjo.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Badung: Alfabeta, cv, 2014). h. 3

2 Zaenal Arifin, Metodologi Penelitian Pendidikan Filosofi, Teori, dan Aplikasinya, (Surabaya:


(62)

B.Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun penelitian ini dilaksanakan di MTs Sunan Ampel Sidoraharjo, yang berlokasi di Jl Sidoraharjo Kedamean Gresik, yang dilaksanakan pada bulan Februari-Juni 2017.

C.Identifikasi Variabel

Dilihat dari judul penelitian, yakni “Pengaruh Penggunaan Alat Komunikasi Handphone Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Peserta Didik MTs Sunan Ampel Sidoraharjo” jenis penelitian yang di gunakan penulis disini tergolong penelitian kuantitatif, karena ini merupakan sebuah pembuktian atau konfirmasi dan penelitian ini berupa angka-angka serta menggunakan analisis statistik. Selain itu penelitian yang dilaksanakan peneliti juga merupakan penelitian yang bersifat deskriptif korelasional, karena penelitian ini menggambarkan adanya korelasi atau sebab-akibat dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Skripsi ini meruapakan jenis penelitian kuantitatif dengan analisis statistik korelasional, yaitu sebuah penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya suatu hubungan antara sebuah variable satu dengan yang lain. Dan apabila hubungan tersebut ada.Untuk menemukan besarnya korelasi, peneliti menggunakan statistik sehingga kesimpulan yang diperolehnya dapat dirumuskan dalam data yang berupa angka.


(63)

Bertolak dari masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas maka dengan mudah dapat dikenali variabel – variabel penelitiannya. Bahwa dalam penelitian masalah yang penulis bahas ini mempunyai dua variabel, yaitu:

1. Independent Variabel atau varibel bebas disebut dengan variabel (X) yaitu penggunaan alat komunikasi handphone disebut demikian karena kemunculannya atau keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Adapun indikator dari variabel X adalah :

1) Kepemilikan atau kepentingan terhadap handphone 2) Pemanfaatan handphone secara positif

3) Pemanfaatan handphone secara negative

2. Dependent Variabel atau Variabel Terikat disebut dengan Variabel (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas (independent variabel). Dalam penelitian ini yang menjadi variable terikat yaitu hasil belajar mata pelajaran fiqih. Yang diperoleh dari hasil nilai ulangan harian.

D.Variabel Penelitian

Menurut Anas Sudijono, dalam bukunya Pengantar Statistik Pendidikan,

mengartikan “kata variabel berasal dari bahasa Inggris variable dengan arti “ubahan”, “faktor tak tetap”, atau “gejala yang dapat diubahubah”.3


(1)

2. Hasil belajar fiqih adalah nilai yang telah dicapai oleh seorang peserta didik setelah melalui proses belajar khususnya dalam mata pelajaran fiqih. Hasil belajar sendiri dalam peningkatannya dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: kebiasaan belajar dan lingkungan pendidikan.

hasil belajar fiqih MTs Sunan Ampel Sidoraharjo termasuk kategori baik. Hal ini dikuatkan dari rata-rata nilai hasil belajar peserta didik sebesar 86,77 (berada dalam interval 89 – 84 ) yang artinya baik.

3. Ada hubungan positif yang signifikan antara penggunaan alat komunikasi

handphone terhadap hasil belajar peserta didik. Hal ini dibuktikan dari hasil

yang diperoleh yaitu dengan menggunakan rumus korelasi product moment, diperoleh angka indeks korelasi sebesar 0,319 yang berkisar antara 0,02 – 0,40, ini berarti terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X dan variabel Y yaitu korelasi yang rendah atau lemah.

Kemudian dengan memeriksa tabel nilai “r” product moment ternyata dengan

df sebesar 92 pada taraf signifikan 5% diperoleh “r” tabel sebesar 0,202, selanjutnya pada taraf signifikan 1% diperloleh angka sebesar 0,170. jika

dilihat pada angka “r” tabel tersebut maka rxy jauh lebih besar daripada “r”

tabel, pada taraf signifikan 5% (0,319 > 0,202) maupun pada taraf signifikan 1% (0,319 > 0,170). Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak. karena terdapat hubungan positif yang signifikan


(2)

102

antara penggunaan alat komunikasi handphone terhadap hasil belajar peserta didik.

Sebagian besar penggunaan handphone dikalangan pelajar memberikan pengaruh terhadap hasil belajar fiqih. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan kontribusi (sumbangan) penggunaan alat komunikasi handphone terhadap hasil belajar fiqih yaitu sebesar 10,17%.

B.Saran

Sebagaimana yang penulis telah ungkapkan pada bagaian awal penelitian bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hasil belajar fiqih peserta didik di sekolah dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

handphone terhadap hasil belajar fiqih peserta didik.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis mengajukan saran, sebagai berikut:

1. Kepada para guru agar lebih memperhatikan para peserta didik yang membawa handphone dalam lingkungan sekolah terlebih lagi di dalam kelas jangan sampai peserta didik menyalah gunakan fungsi handphone kepada fungsi negatif seperti memainkan handphone saat pelajar berlangsung yang dapat dipastikan hal tersebut akan mempengaruhi aktivitas belajar peserta didik yang dapat menyebakan tidak berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Karena penggunaan handphone di kalangan peserta didik tergolong tinggi yang menghasilkan nilai rata-rata sebesar 72,81 (berada


(3)

dalam interval 62,49 – 81,24) yang artinya tinggi. Sehingga dapat mengakibatkan hasil belajar menurun dan proses belajar mengajarnya menjadi terganggu.

2. Kepada pihak sekolah agar senatiasa memberikan arahan dan bimbingan bisa berupa sosialisasi kepada peserta didik tentang pengaruh penggunaan alat komunikasi handphone baik itu pengaruh positif terlebih lagi pengaruh negatifnya. Sebagai salah satu cara meminimalisir penyalahgunaan alat komunikasi handphone tersebut, dan kepada pihak sekolah agar selalu menciptakan situasi belajar yang nyaman dan menyenangkan sehingga proses belajar dapat berjalan dengan lancar demi terwujudnya tujuan pendidikan yang diharapkan.

3. Kepada orang tua agar tidak terlalu memanjakan anaknya dengan membelikan

handphone yang berlebihan seperti handphone yang begitu lengkap featurenya

dan mahal harganya. Hal tersebut dapat mempengaruhi perkembangan anak dan aktivitas belajar peserta didik. Apabila anak sudah mempunyai handphone agar lebih diperhatikan dan dikontrol dalam menggunakan alat komunikasi

handphone tersebut. Jangan sampai keseharian anak tersebut hanya sibuk

memainkan handphone hingga lupa akan tugas dan kewajibannya yaitu untuk belajar. Selain itu kiranya orang tua mendampingi anakanaknya ketika belajar di rumah karena hal tersebut sangat penting agar tercipta hubungan yang harmonis.


(4)

104

4. Bagi peserta didik seluruhnya agar dapat lebih bijaksana menyikapi kemajuan teknologi seperti perkembangan alat komunikasi handphone dengan memanfaatkan sebagaimana fungsinya, Di karenakan dari rata-rata nilai hasil belajar peserta didik sebesar 86,77 (berada dalam interval 89 – 84 ) yang artinya baik, jangan sampai kemajuan teknologi tersebut mambawa dampak negative dan menurunkan hasil belajar bagi peserta didik.


(5)

Amir Syarifuddin, Ushul Fiqih Jilid I, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997),

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009),

Basuki, Sulistyo, Dasar-dasar Teknologi Informasi, Jakarta: Universitas Terbuka.Depdikbud, Cet. 1, 1998.

Bell Greadler, Margaret E., Belajar dan Membelajarkan (Terjemahan), Jakarta: PT. RajaGrafinda Persada, Cet. II, 1994

Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. RajaGrafinda Persada, 2007.

Darmawan, Deni. Dkk., Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung: UPI PRSS, Cet. I, 2006.

Cholid Narbuka dan Abu Ahmad, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2004),

Depag RI, GBPP MTs Mata Pelajaran Fikih, (Dirjen pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1993), Cet. I,

Departemen Agama Republik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemahan, (Semarang: CV Adi Grafika, 1994)

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, , Edisi ke-III, Cet –IV, 2007

Effendi, E. Usman dan Praja, Juhaya S., Pengantar Psikologi, Jakarta: PT. Angkasa Bandung, 1989.

Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Komunikasi, Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, Cet. IX, 2005

Herman Wasito,Pengantar Metodologi Penelitian,(Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992),


(6)

106

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers. 2012

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi pendidikan Agama Islam dan Baasa

Arab di Madrasah, (Jakarta: Bp. Mediatama Pustaka Mandiri, 2009), Cet. I,

Rusman. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. 2012

Sudjana,Nana. And Rivai,A. Media Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya). Bandung : Sinar Baru Algensindo. 2010

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Badung: Alfabeta, cv, 2014)

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992)

Suprihatiningrum, Jamil.. Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi . Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA, 2014

Suryabrata, Sumadi Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, Cet. IX, 1995.

Zaenal Arifin, Metodologi Penelitian Pendidikan Filosofi, Teori, dan Aplikasinya, (Surabaya: Lentera Cendikia, 2010),

Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995)


Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan media Diorama terhadap peningkatan minat belajar peserta didik mata pelajaran SKI di MTs NU Sidoarjo.

0 0 140

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN EKONOMI - repository UPI S PEK 1200679 Title

0 0 3

PENGARUH PENGGUNAAN LKS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN PAI DI SMAN 4 BANTAENG

0 0 92

PENGARUH PENERAPAN HYPNOTEACHING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN FIQIH STUDY KASUS DI MTS N 01 KUDUS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

0 0 18

Pengaruh Penggunaan Modular Instruction dan Concept Attainment terhadap Peningkatan Pengalaman Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Sabilul Ulum Mayong lor Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

0 0 39

Pengaruh Penggunaan Modular Instruction dan Concept Attainment terhadap Peningkatan Pengalaman Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Sabilul Ulum Mayong lor Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

0 0 26

PENGARUH PENERAPAN REWARD AND PUNISHMENT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MTS. AL IRSYAD GAJAH DEMAK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

0 0 24

PENGARUH PENERAPAN REWARD AND PUNISHMENT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MTS. AL IRSYAD GAJAH DEMAK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

0 0 25

PENGARUH PENGGUNAAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SARANA BELAJAR TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM PESERTA DIDIK KELAS XI MAN 1 MAKASSAR

0 0 96

1 PENGARUH INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN KEYAKINAN DIRI TERHADAP HASIL PERILAKU PSIKOMOTORIK SISWA DALAM PELAJARAN FIQIH KELAS VII MTS SUNAN AMPEL JETIS, JATIREJO, MOJOKERTO TAHUN PELAJARAN 20172018

0 0 104