PENGARUH KINERJA KEPALA SEKOLAH DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH : Studi Penelitian Pada SMA Se-Kabupaten Karawang.
PENGARUH KINERJA KEPALA SEKOLAH DAN
PEMANFAATAN SARANA PRASARANA TERHADAP
PRODUKTIVITAS SEKOLAH
(Studi Penelitian pada SMA Se-Kabupaten Karawang)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Adminsitrasi Pendidikan
Oleh:
Jantes
NIM : 1009518
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
SEKOLAH PASCASARJANA
(2)
Lembar Pengesahan Tesis
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Endang Herawan, M.Pd
NIP. 196008101986031001
Pembimbing II
Dr. Diding Nurdin, M.Pd
NIP. 197108082001121002
Mengetahui
Ketua Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan
Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D
NIP. 195306121981031003
(3)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PENGARUH KINERJA
KEPALA SEKOLAH DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA
TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH” (Studi Penelitian pada SMA Se -Kabupaten Karawang) ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.
Karawang, Januari 2014 Yang membuat penyataan,
Jantes NIM. 1009815
(4)
ABSTRAK
“PENGARUH KINERJA KEPALA SEKOLAH DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH”
(Studi Penelitian Pada SMA Se-Kabupaten Karawang)
Titik tolak dari masalah penelitian ini adalah apakah kinerja Kepala Sekolah, Pemanfaatan Sarana Prasarana berpengaruh terhadap Produktivitas Sekolah. Berdasarkan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah, selain tujuan di atas, penelitian ini juga bertujuan untuk mendapatkan data empirik, menganalisa, menemukan model hasil analisis serta menguji kebermaknaan pengaruh kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah.
Produktivitas sekolah belum optimal karena adanya faktor-faktor yang masih belum memenuhi standar, yaitu: 1) kinerja kepala sekolah yang belum maksimal dalam melaksanakan tugas pokok kepala sekolah khususnya dalam bidang supervisi dan manajerial, 2) pemanfaatan sarana prasarana yang belum optimal dalam prinsip dan fungsi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah serta keterbatasan sarana dan prasana di sekolah tersebut.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana gambaran kinerja kepala sekolah; 2) Bagaimana gambaran pemanfaatan sarana prasarana; 3) Bagaimana gambaran produktivitas sekolah; 4) Seberapa besar pengaruh kinerja kepala sekolah terhadap produktivitas sekolah; 5) Seberapa besar pengaruh pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah; 6) Seberapa besar pengaruh kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel yang digunakan berjumlah 92 responden terdiri dari kepala sekolah, Wakil kepala sekolah dan guru yang tersebar di Kabupaten Karawang Jawa Barat. Adapun teknik pengolahan data yang digunakan adalah 1) Perhitungan rata-rata variabel, 2) Uji normalitas, 3) Analisis korelasi, 4) Analisis regresi.
Hasil penelitian pada variabel kinerja kepala sekolah berkriteria baik, dan pemanfaatan sarana prasarana berkriteria baik, begitu juga dengan produktivitas sekolah yang berkriteria baik. Pengaruh kinerja kepala sekolah terhadap produktivitas sekolah berkorelasi kuat signifikan dan persamaan regresi linear. Pengaruh pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah berkorelasi sedang signifikan dan persamaan regresi linear. Pengaruh kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah berkorelasi kuat signifikan dan persamaan regresi linear.
Rekomendasi terhadap hasil penelitian ini diantaranya adalah kepala sekolah harus mampu menjaga kinerjanya secara stabil dan adanya kebijakan
(5)
yang dapat mendukung tersedianya sarana dan prasarana untuk peningkatan produktivitas sekolah.
Kata kunci : Kinerja Kepala Sekolah, Pemanfaatan Sarana Prasarana, dan Produktivitas sekolah.
(6)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ……….. i
LEMBAR PERNYATAAN ………. ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ……….. x
DAFTAR GAMBAR ………. xi
BAB I PENDAHULUAN ………... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8
C.Tujuan Penelitian ... 11
D.Manfaat Penelitian ... 12
E. Struktur Organisasi Penelitian ... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ………. 14
A. Produktivitas Sekolah ……….. 14
1. Produktivitas dalam Konteks Administrasi Pendidikan ……... 14
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Sekolah….. 17
3. Pengukuran Produktivitas ………. 18
4. Indikator Produktivitas Sekolah ………...… 19
B. Kinerja Kepala Sekolah ……… 21
1. Definisi Kinerja ……….…... 21
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah ………... 22
3. Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer ……… 25
4. Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor ………..… 25
5. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah ……… 26
6. Peningkatan Kinerja Kepala Sekolah ………... 29
7. Indikator Kinerja Kepala Sekolah ………...…. 31
C. Pemanfaatan Sarana Prasarana ………. 31
1. Definisi Sarana dan Prasarana ……….… 31
2. Jenis-Jenis, Sarana dan Prasarana Pendidikan ………..……… 34
3. Prinsip Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Pendidikan ……… 35
4. Fungsi Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Pendidikan ……… 35
5. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ……… 36
6. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ………... 37
7. Penggunaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ………. 38
8. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ……….. 38
9. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan ……… 40
(7)
D. Kerangka Berpikir Penelitian ……….…..… 41
E. Asumsi dan Hipoteis Penelitian ………...… 44
1. Asumsi Penelitian ……….………... 44
2. Hipotesis Penelitian ……….… 45
BAB III METODE PENELITIAN ……… 46
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ………..…….. 46
1. Lokasi ………. 46
2. Populasi dan Sampel Penelitian ………. 46
B. Metode Penelitian ……….. 50
C. Desain Penelitian ………... 50
D. Definisi Operasional ………. 52
1. Pengaruh ………... 52
2. Produktivitas Sekolah ……… 53
3. Kinerja Kepala Sekolah ………. 53
4. Pemanfaatan Sarana Prasarana ……….. 53
E. Instrumen Penelitian ……….. 54
F. Proses Pengembangan Instrumen ………... 60
1. Penentuan Alat Pengumpulan Data ………... 60
2. Uji Instrumen ………….……….… 61
G. Teknik Analisis Data ………..… 70
1. Analisis Statistik Deskriptif ………... 70
2. Uji Persyaratan Analisis ……….... 71
J. Analisis Data untuk Pengujian Hipotesis Penelitian ………... 74
1. Analisis Korelasi ………... 74
2. Koefisien Korelasi Ganda ………... 76
3. Mencari Derajat Hubungan Berdasarkan Koefisien Determinasi (r) ……….… 77
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 78
A. Hasil Penelitian ………..……….. 78
1. Deskripsi Variabel Penelitian ………... 78
2. Uji Hipotesis ………...….. 87
B. Pembahasan ………... 95
1. Gambaran Kinerja Kepala Sekolah SMA di Kabupaten Karawang ……….... 95
2. Gambaran Pemanfaatan Sarana Prasarana SMA di Kabupaten Karawang ………... 96
3. Gambaran Produktivitas Sekolah SMA di Kabupaten Karawang ………... 97
4. Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah Terhadap Produktivitas Sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang ……….……….. 98
(8)
5. Pengaruh Pemanfaatan Sarana Prasarana Terhadap Produktivitas Sekolah pada SMA
di Kabupaten Karawang ……….. 99
6. Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah dan Pemanfaatan Sarana Prasarana Terhadap Produktivitas Sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang ……… 100
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ……… 103
1. Kesimpulan ………..………. 103
2. Rekomendasi ………. 104
DAFTAR PUSTAKA ………. 106
LAMPIRAN – LAMPIRAN 1. Kisi-kisi Penelitian ………... 109
2. Hasil Analisis Data Statistik SPSS ……….. 116
3. Instrumen Penelitian………. 155
(9)
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1.1 Realisasi dan Target IPM ………. 5
Tabel 1.2 Realisasi dan Target Indeks Pendidikan (IP) .……….. 6
Tabel 1.3 Realisasi dan Target Rata-rata Lama Sekolah (RLS) ………….. 7
Tabel 3.1 Jumlah Sampel ... 48
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Penelitian ……….. 54
Tabel 3.3 Pengukuran dan Skor responden ……….. 61
Tabel 3.4 Klasifikasi Koefisien Korelasi ... 64
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen X1 ……….. 65
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen X2 ………. 67
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Y……… 68
Tabel 4.1 Gambaran X1 (Kinerja Kepala Sekolah) ……….. 78
Tabel 4.2 Gambaran Indikator pada X1 (Kinerja Kepala Sekolah) ………… 79
Tabel 4.3 Gambaran Sub Variabel X2 (Pemanfaatan Sarana Prasarana)…… 81
Tabel 4.4 Gambaran Administratifl X2 (Pemanfaatan Sarana Prasarana)….. 82
Tabel 4.5 Gambaran Sub Variabel Y (Produktivitas Sekolah) ……….. 84
Tabel 4.6 Gambaran Administratif Variabel Y (Produktivitas Sekolah)…… 85
Tabel 4.7 Perbandingan Gambaran Umum pada setiap Variabel Penelitian Berdasarkan Status Negeri dan Swasta ………. 86
Tabel 4.8 Uji Korelasi antar Variabel ……… 89
Tabel 4.9 Model Summary Variabel (Kinerja Kepala Sekolah) terhadap Variabel Y (Produktivitas Sekolah) ……… 90
Tabel 4.10 Coefficients(a) Variabel (Kinerja Kepala Sekolah) terhadap Variabel Y (Produktivitas Sekolah) ……… 91
Tabel 4.11 Model Summary Variabel (Manajemen Sarana Prasarana) terhadap Variabel Y (Produktivitas Sekolah) ……… 91
Tabel 4.12 Coefficients(a) Variabel (Pemanfaatan Sarana Prasarana) terhadap Variabel Y (Produktivitas Sekolah) ……… 92
Tabel 4.13 Model Summary Variabel (Kinerja Kepala Sekolah) dan (Pemanfaatan Sarana dan Prasarana) terhadap Variabel Y (Produktivitas Sekolah) ………. 93
Tabel 4.14 Coefficience Variabel (Kinerja Kepala Sekolah) dan (Pemanfaatan Sarana dan Prasarana) terhadap Variabel Y (Produktivitas Sekolah) ………. 94
(10)
DAFTAR GAMBAR
Hal Gambar 1.1 Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi
Produktivitas ……….………. 9
Gambar 1.2 Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas Sekolah ……… 10
Gambar 2.1 Kinerja Kepala Sekolah ………. 22
Gambar 2.2 Kerangka Pikiran Penelitian ……….. 43
Gambar 3.1 Pola Dasar Penelitian ………. 51
Gambar 3.2 Desain Penelitian ……… 52
Gambar 4.1 Gambaran Variabel (Kinerja Kepala Sekolah) ………... 79
Gambar 4.2 Gambaran Indikator pada X1 (Kinerja Kepala Sekolah) ………. 80
Gambar 4.3 Gambaran Sub Variabel pada X2 (Pemanfaatan Sarana dan Prasarana) ………. 82
Gambar 4.4 Gambaran Administratif X2 (Pemanfaatan Sarana dan Prasarana) ………. 83
Gambar 4.5 Gambaran Sub Variabel Y (Produktivitas Sekolah) ……… 84
Gambar 4.6 Gambaran Administratif Variabel Y (Produktivitas Sekolah) … 86 Gambar 4.7 Perbandingan Gambaran Umum pada setiap Variabel Penelitian Berdasarkan Status Negeri dan Swasta ……….. 87
(11)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan dipercaya sebagai alat strategis meningkatkan taraf hidup manusia. Melalui pendidikan manusia dapat menjadi cerdas, memiliki kemampuan, sikap hidup yang baik sehingga dapat bergaul dengan baik pula di masyarakat dan bisa menolong dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat. Pendidikan menjadi investasi yang memberikan keuntungan sosial dan pribadi yang menjadikan bangsa yang bermartabat dan menjadikan indivudunya menjadi manusia yang memiliki derajat.
Pendidikan dilakukan manusia sepanjang kehidupannya atau pendidikan dilakukan sepanjang hayat yang makna prasa tersebut mengharuskan manusia untuk menjalani pendidikan selama manusia tersebut melakukan segala tugas aktivitasnya setiap hari. Pendidikan yang terbaik tersebut merupakan pendidikan yang unggul dan bermutu, dengan bermutunya pendidikan tersebut maka para pelaku pendidikan mampu memberikan yang terbaik bagi sesama manusia yang merupakan pengguna jasa pendidikan yaitu peserta didik. Untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, ada proses dan langkah-langkah yang harus dilakukan sehingga pelaksanaan pendidikan dapat berhasil dan memiliki mutu yang baik.
Peningkatan mutu pendidikan merupakan sarana yang dipakai manusia dalam mencapai cita-citanya. Hal ini menyebabkan kedudukan pendidikan yang dilembagakan dalam berbagai bentuk atau model dalam masyarakat. Pendidikan bagi bangsa yang sedang berkembang seperti bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus diselenggarakan sejalan dengan tuntutan pembangunan secara bertahap. Pendidikan salah satu faktor yang sangat penting dalam pembangunan Nasional, pendidikan dijadikan andalan utama untuk meningkatkan kualitas hidup sumber daya manusia Indonesia.
(12)
Untuk mengatasi perkembangan tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan berupa Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberi arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, yang meliputi : (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan; (7) standar pembiayaan dan (8) standar penilaian.
Implikasi dari hal tersebut bermakna bahwa tingkat pentingnya pendidikan menuntut pada upaya-upaya untuk menyelenggarakan pendidikan secara baik, tertata dan sistematis serta antisipatif terhadap perubahan yang terjadi sebab pendidikan akan selalu berubah seiring dengan perubahan jaman, sehingga proses yang terjadi di dalamnya dapat menjadi suatu sumbangan besar bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia/pengembangan potensi manusia, yang pada akhirnya akan berdampak pada makin meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat.
Salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan bertanggung jawab atas pengelolaan pendidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah adalah kepala sekolah. Selanjutnya Daryanto, (2013: 113) berpendapat bahwa kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang menunjang perkembangan sekolah. Ide kreatifnya dapat digunakan untuk membuat perencanaan, menyusun organisasi sekolah, memberikan pengarahan, dan mengatur pembagian kerja serta mengelola kepegawaian yang ada di lingkungan sekolah agar keseluruhan proses administrasi dalam sekolah yang dipimpinnya dapat berjalan dengan lancar dan mampu mencapai tujuan yang diharapkan yaitu peningkatan produktivitas sekolah yang terus bertambah.
(13)
Sedangkan Danim Sudarwan, (2010: 7) menyatakan bahwa tugas yang harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah adalah (1) membuat perencanaan; (2) mempersiapkan program pengajaran; (3) dan memanfaatkan serta menambahkan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan untuk mencapai tujuan sekolah yang salah satunya adalah tercapainya peningkatan produktivitas sekolah.
Kualitas kepala sekolah sebagai manajer sangat dipengaruhi oleh kinerja manajerial yang dimiliki dalam upaya memberdayakan semua fasilitas sarana prasarana sekolah untuk meningkatkan produktivitas suatu sekolah. Kepala sekolah yang mempunyai kinerja yang baik yaitu seorang kepala sekolah yang mempunyai kapasitas intelektual, emosional, dan spiritual yang baik serta berwawasan luas dan futuristik. Kapasitas intelektual diperlukan dalam mencermati, memahami, dan menganalisis setiap informasi yang diperoleh. Kapasitas emosional diperlukan dalam menghadapi berbagai tekanan dan dalam membangun hubungan. Sedangkan kapasitas spiritual diperlukan pada saat melakukan pengambilan keputusan agar keputusan yang diambil merupakan keputusan yang berpihak pada kebenaran.
Menyadari hal tersebut di atas, kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melakukan perubahan dan pengembangan pendidikan secara berencana, terarah dan berkesinambungan untuk meningkatkan produktivitas sekolah. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di sekolah, kinerjanya sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap kemajuan sekolah. Dalam kerangka inilah dirasakan perlunya peningkatan kinerja kepala sekolah secara profesional untuk mensukseskan program-program pemerintah.
Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai disertai pemanfaatan dan pengelolaan secara optimal. Sarana dan prasarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah, untuk itu perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan
(14)
pengelolaannya, agar tujuan dapat tercapai. Dewasa ini masih sering ditemukan banyak sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki oleh sekolah yang diterima sebagai bantuan, baik dari pemerintah maupun masyarakat yang tidak optimal penggunaannya dan bahkan tidak dapat lagi digunakan sesuai dengan fungsinya. Hal itu disebabkan antara lain oleh kurangnya kepedulian terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki serta tidak adanya pengelolaan yang memadai.
Hasil pengamatan di lapangan khususnya pada Sekolah Menegah Atas (SMA) baik Negeri maupun Swasta di Kabupaten Karawang Jawa Barat bahwa kinerja kepala sekolah dikatagorikan cukup baik walaupun belum menunjukkan keberhasilan yang signifikan seperti yang diharapkan oleh pemerintah karena kemungkinan kurangnya pengertian, pelatihan dan penerapan tentang kinerja kepala sekolah yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari kepala sekolah tersebut. Begitu juga dengan pelaksanaan pemilihan kepala sekolah baru yang sering dicampuradukan dengan kepentingan-kepentingan tertentu, seperti tim sukses dari kemenangan seorang kepala sekolah, sehingga kepala sekolah yang terpilih adalah calon kepala sekolah yang memiliki ikatan yang khusus atau faktor-faktor yang lain dan ini jauh dari keprofesionalnya seorang pemimpin di suatu sekolah.
Begitu juga dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang sangat minim seperti kurangnya ruangan kelas, ruangan laboratorium, tempat olahraga dan fasilitasnya, serta kamar kecil (WC) yang tidak memenuhi standar, dan lain sebagainya yang akan memperlambat atau menghalangi peningkatan produktivitas sekolah tersebut. Walaupun demikian keadaannya masih tetap bisa dilihat dan dirasakan keberhasilan dalam pencapaian prestasi di berbagai bidang yang jumlahnya sangat sedikit.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh Yudhi Saparudin dalam jurnal administrasi pendidikan (2011: 23) menyimpulkan bahwa makin tinggi ketersediaan dan pemanfaatan sarana prasarana yang tepat maka makin tinggi produktivitas sekolah itu . Hal ini sejalan dengan pendapat Wahyu Sri A. A (2007: 5) bahwa sarana dan prasarana diibaratkan sebagai motor penggerak yang
(15)
dapat berjalan dengan kecepatan sesuai dengan keingginan penggeraknya. Ketersediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang relevan sangat diperlukan supaya semua kegiatan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Pada saat ini sekolah baik yang negeri maupun swasta dihadapkan dalam berbagai masalah-masalah yang berkaitan dengan pengelolaan sekolah untuk menciptakan sekolah yang produktif. Persoalan atau masalah ini juga terjadi pada SMA se-Kabupaten Karawang, hal ini seiring perkembangan zaman, keinginan atau tuntutan masyarakat terhadap kualitas pendidikan yang diharapakan semakin meningkat.
Kabupaten Karawang yang berbatasan dengan tiga kabupaten yang terdekat yaitu kabupaten Bekasi, kabupaten Purwakarta dan kabupaten Subang dalam hal ini perlu disampaikan sebagai gambaran umum yang berkaitan dengan pendidikan sekolah antara lain Indeks Pemabangunan Manusia (IPM), Indeks Pendidikan (IP), dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) yang diambil dari data perubahan RPJM Daerah Provinsi Jawa Barat 2008 – 2013 yang diambil dari http://litbang.kemdikbud.go.id. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
No Kabupaten Realisasi 2008 Proyeksi 2011 Proyeksi 2013
1 Karawang 69,06 71,34 72,65
2 Bekasi 72,10 73,74 74,90
3 Purwakarta 70,31 72,13 73,38
4 Subang 70,43 71,69 72,20
Tabel. 1.1
(16)
Memperhatikan data pada tabel di atas dapt kita ketahui bahwa pada tahun 2008 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kabupaten Karawang 69,06, kabupaten Bekasi 72,10, kabupaten Purwakarta 70, 31 dan kabupaten Subang 70, 43. Berdasarkan uraian tersebut kabupaten Karawang adalah kabupaten yang terendah dari tiga kabupaten yang lainnya, meskipun data proyeksi yang akan dicapai pada tahun 2011 dan 2013 meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
Bila dilihat dari data Indeks Pendidikan (IP) yang diambil dari data perubahan RPJM Daerah Provinsi Jawa Barat 2008 – 2013 yang dapat dilihat seperti tabel dibawah ini :
No Kabupaten Realisasi 2008 Proyeksi 2011 Proyeksi 2013
1 Karawang 76,88 80,25 81,66
2 Bekasi 80,45 81,30 81,84
3 Purwakarta 79,28 80, 75 81,63
4 Subang 76,25 77,98 78,20
Tabel. 1.2
Realisasi dan Target Indeks Pendidikan (IP)
Dari data di atas dapat diketahui bahwa Indeks Pendidikan (IP) pada tahun 2008 kabupaten Karawang 76,88, kabupaten Bekasi 80,45, kabupaten Purwakarta 79,28 dan kabupaten Subang 76,25. Berdasarkan uraian tersebut kabupaten Karawang pada urutan ke tiga dari empat kabupaten di atas.
(17)
Sementara data untuk rata-rata lama sekolah yang diambil dari data perubahan RPJM Daerah Provinsi Jawa Barat 2008 – 2013 yang dapat dilihat seperti tabel dibawah ini :
No Kabupaten Realisasi 2008 Proyeksi 2011 Proyeksi 2013
1 Karawang 6,68 7,02 7,22
2 Bekasi 8,10 8,24 8,31
3 Purwakarta 7,00 7,31 7,46
4 Subang 6,60 7,33 7,42
Tabel. 1.3
Realisasi dan Target Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Dari data di atas dapat diketahui bahwa Rata-rata Lama Sekolah (RLS) pada tahun 2008 kabupaten Karawang 6,68, kabupaten Bekasi 8,10 kabupaten Purwakarta 7,00 dan kabupaten Subang 6,60. Berdasarkan uraian tersebut kabupaten Karawang sedikit di atas dari kabupaten Subang, namun masih di bawah kabupaten Bekasi dan Purwakarta.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dan pengamatan empiris di lapangan, serta data-data yang telah disajikan di atas, khususnya dalam konteks pendidikan, penilaian terhadap produktivitas sekolah pada kabupaten Karawang berada di bawah dibanding dengan kabupaten yang di sekitarnya, walaupun dalam hal ini tidak dapat dilihat hanya secara parsial, tetapi saling berkaitan satu dengan yang lainnya dalam suatu sistem. Hal ini bisa terjadi karena kepala sekolah yang kurang menjalankan visi dan misi sekolah tersebut dan tidak maksimalnya penggunaan atau pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Apabila sistem ini dapat berjalan dengan benar dan baik serta semua elemen-elemen yang terlibat dalam sistem tersebut bekerja keras, maka hasil yang diproyeksikan ke depan akan dapat tercapai.
(18)
Tercapainya hasil produktivitas sekolah tentunya tidak terlepas dari peran seorang pemimpin sekolah yang diharapkan mampu untuk menggerakkan berbagai elemen yang terkait dan bagaimana seorang kepala sekolah dapat memanfaatkan fasilitas sarana dan prasarana yang ada semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil produktivitas sekolah yang meningkat.
Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut di atas, disadari bahwa kepala sekolah melalui kinerjanya dan pemanfaatn fasilitas sarana dan prasarana sekolah dengan baik akan sangat menentukan terhadap terciptanya sekolah yang memiliki peningkatan produktivitas sekolah tersebut. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang : “Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah dan Pemanfaatan Sarana Prasarana terhadap Produktivitas Sekolah”. (Studi Kasus pada Sekolah Menengah Atas (SMA) se-Kabupaten Karawang).
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini berfokus pada tiga variabel yaitu produktivitas sekolah, kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana dan prasarana. Lembaga Pendidikan dihadapkan pada berbagai masalah yang berkenaan dengan perubahan lingkungan pendidikan, baik dalam mempertahankan eksistensi maupun dalam upaya pengembangan lembaga itu sendiri. Demikian pula sekolah yang ada di lingkungan Kabupaten Karawang khususnya tingkat SMA yang dihadapkan pada upaya peningkatan produktivitas sekolahnya.
Ada beberapa alasan mengapa kita perlu bersungguh-sungguh mempelajari masalah produktivitas sistem pendidikan kita dewasa ini, dan bersungguh-sungguh pula mencari siasat serta daya upaya untuk meningkatkan produktivitas seitem pendidikan tersebut. Menurut (Engkoswara & Aan, 2011: 27-28) menyatakan bahwa (1) Aspirasi maupun tuntutan kemasyarakatan makin luas dan tinggi, (2) Kerjasama dan persaingan di dalam pelbagai bidang kehidupan dewasa ini ternyata makin luas, tetapi juga tajam kadang-kadang justru makin keras, dan (3) Setiap institusi dalam masyarakat, termasuk pendidikan makin terbuka dan makin dituntut akuntabel oleh publik.
(19)
Untuk meningkatkan produktivitas sekolah, faktor kepala sekolah memiliki peranan yang sangat penting. Kinerja kepala sekolah selaku pimpinan di sekolah secara teori dapat memberikan dampak pada peningkatan produktivitas sekolah, tetapi dalam praktik langsung dilapangan hal ini memerlukan kajian yang lebih mendalam lagi. Begitu juga dengan faktor pemanfaatan sarana prasarana secara teori dapat memberikan pengaruh pada peningkatan produktivitas sekolah, hal ini didasarkan pada bagaimana sarana dan prasarana menjadi salah satu elemen penting dalam mendukung peningkatan produktivitas sekolah. Hal yang perlu ada kajian lebih mendalam adalah praktik dilapangan tentang bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana dapat meningkatkan produktivitas sekolah. Lebih jauh lagi, Sondang P. Siagian (2009: 10-12) memaparkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah: a) perbaikan terus menerus, b) peningkatan mutu hasil pekerjaan, c) pemberdayaan sumber daya manusia, d) pemanfaatan sarana dan prasarana, yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1
Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas (Menurut Sondang P. Siagian, 2009 )
Produktivitas
perbaikan terus menerus
peningkatan mutu hasil
pekerjaan
pemberdayaan SDM pemanfaatan
Sarana dan Prasarana
(20)
Apabila merujuk pada peraturan perundang-undangan pendidikan yang berlaku, khususnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan setidaknya terdapat delapan variabel besar yang harus diperhatikan dalam rangka mencapai produktivitas suatu sekolah. Kedelapan variabel tersebut sebagai berikut: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana belajar, pembiayaan, pengelolaan dan standar penilaian. Bila variabel-variabel tersebut dihubungkan dengan produktivitas sekolah akan didapat gambar sebagai berikut:
Gambar 1.2
Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas Sekolah (Menurut Engkoswara & Aan Komariah, 2011)
Standar isi Standar Proses
Penilaian
Produktivitas Sekolah :
Stability, Integrity, Voluntarism,
dan Achievement
Penge- lolaan
Kompeten si Lulusan
Pendidik & Tendik Standar
Pembiaya-an
Sarana & Prasarana
(21)
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, hal ini perlu ada kajian yang berkenan dengan “seberapa besar pengaruh kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah di SMA Kabupaten Karawang.” Rumusan masalah penelitian tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran kinerja kepala SMA di Kabupaten Karawang ?
2. Bagaimana gambaran pemanfaatan sarana prasarana pada SMA di Kabupaten Karawang?
3. Bagaimana gambaran produktivitas sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang?
4. Seberapa besar pengaruh kinerja kepala sekolah terhadap produktivitas sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang?
5. Seberapa besar pengaruh pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang?
6. Seberapa besar pengaruh kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meperoleh data dan informasi tentang pengaruh kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang. 2. Tujuan Khusus
Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk:
a. mendeksripsikan kinerja kepala sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang;
b. mendeksripsikan pemanfaatan sarana prasarana pada SMA di Kabupaten Karawang;
(22)
d. menganalisis pengaruh kinerja kepala sekolah terhadap produktivitas sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang?
e. menganalisis pengaruh pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang?
f. menganalisis pengaruh kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang?
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi pihak peneliti maupun bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan. Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini secara teoritis dapat bermanfaat sebagai berikut:
a. Memperkaya keilmuan administrasi pendidikan khususnya bagi kepentingan akademis dalam kinerja kepala sekolah, pemanfaatan sarana prasarana dan produktivitas sekolah;
b. Penelitian ini dapat dijadikan acuan pada penelitian berikutnya dalam mengembangkan ilmu administrasi pendidikan khususnya pengembangan kinerja kepala sekolah, pemanfaatan sarana dan prasarana serta produktivitas sekolah.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini secara praktis diharapkan bermanfaat untuk dijadikan: a. Informasi bagi para pengelola pendidikan dalam upaya memperbaiki,
meningkatkan, dan mengembangkan produktivitas sekolah yaitu (1) prestasi peserta didik, (2) kesempatan pendidikan lebih tinggi, (3) kesempatan kerja, dan (4) pengembangan diri.
b. Bahan masukan bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang dalam merencanakan, melaksanakan, menempatkan, dan melakukan pengawasan serta mengevaluasi kinerja kepala sekolah dalam pemanfaatan sarana prasarana serta meningkatkan produktivitas sekolah.
(23)
c. Masukan bagi SMA Kabupaten Karawang untuk dijadikan pertimbangan secara konstektual dan konseptual operasional dalam merumuskan pola pengembangan produktivitas sekolah.
E. Sistematika Penulisan
Penyusunan sistematika penulisan dalam penelitian ini disesuaikan dengan panduan penulisan karya ilmiah UPI tahun 2012 yang terdiri dari terdiri dari lima Bab yang diuraikan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan. Membahas mengenai: (1) latar belakang masalah,
(2) identifikasi dan perumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian. Pada bab II ini dibahas beberapa terori yang berkaitan dengan judul
penelitian, yaitu teori produktivitas kerja, teori kinerja kepala sekolah dan teori pemanfaatan sarana dan prasarana. Dalam bab II juga diuraikan mengenai kerangka pikir penelitian serta asumsi dasar dan hipotesis penelitian.
Bab III Metode Penelitian. Dalam Bab III diuraikan mengenai
metodologi dari penelitian yang dilakukan. Dimulai dari lokasi, populasi dan sampel penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen dan juga teknik analisa data.
Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan. Pada Bab IV dijelaskan
mengenai: 1) Hasil Penelitian; meliputi deskripsi setiap variabel penelitian, uji normalitas dan juga hasil uji hipotesis, 2) Pembahasan penelitian. Diuraikan mengenai beberapa temuan dari hasil penelitian yang kemudian dibahas
Bab V Kesimpulan Dan Saran. Pada bab ini diuraikan kesimpulan yang
berisikan ‘point’ utama dari hasil penelitian dan juga diuraikan mengenai beberapa saran yang ditujukan untuk kepala sekolah, guru, komite sekolah dan juga peneliti selanjutnya.
(24)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi
Penelitian ini dilakukan pada SMA di lingkungan pemerintahan Kabupaten Karawang. Pengambilan lokasi pada SMA se-Kabupaten Karawang didasarkan pada berkembangnya berbagai permasalahan mengenai produktivitas sekolah, dan tingkat kinerja kepala sekolah serta sistem pemanfaatan sarana dan prasarana.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut pendapat Sugiyono, (2007: 57) menyatakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” Populasi bukan hanya orang, akan tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.
Djam’an Satori & Aan Komariah (2011: 46) mengungkapkan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah topik penelitian dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, sedangkan menurut Riduwan (2011: 54) menyatakan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
Dari pengertian tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa populasi dalam penelitian meliputi segala sesuatu yang akan dijadikan subjek atau objek penelitian yang dikehendaki peneliti. Oleh karena itu, dalam penelitian ini yang akan dijadikan populasi adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru di Sekolah Menegah Atas (SMA) se-Kabupaten Karawang.
(25)
Konsep sampel dalam penelitian adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya secara reprsentatif. Menurut Djam’an Satori & Aan Komariah (2011: 47) menyatakan bahwa konsep sampel yang biasa digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah sampel yang diambil dari populasi yang benar-benar representatif (mewakili), agar apa yang akan diteliti dari sampel tersebut kesimpulannya dapat diberlakukan untuk populasi.
Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi, hal ini senada dengan pendapat Riduwan (2011: 56) mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil untuk diteliti sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.
Agar data yang diperoleh dari sampel tersebut dapat digeneralisasikan maka digunakan teknik sampling yaitu menggunakan probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang / kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Dalam memberikan kemudahan proses pengambilan sampel dengan menentukan besarnya ukuran sampel, mmenggunakan rumus Taro Yamane yang dikutip dari Riduwan, dkk (2008: 44), sebagai berikut :
1
.
2
d
N
N
n
Keterangan :
n = adalah jumlah sampel seluruhnya N = adalah jumlah populasi seluruhnya
d² = adalah presisi yang ditetapkan yaitu 10% atau 0,1
Berdasarkan teknik yang dilakukan di atas diperoleh sampel 92 orang. Setelah diketahui total sampel sebanyak 92 orang, dan untuk pendistribusian sampel per sekolah digunakan perhitungan dengan menggunakan rumus turunan sebagai berikut:
(26)
n
N
N
n
ii
.
Keterangan :
ni = adalah jumlah sampel menurut stratum n = adalah jumlah sampel seluruhnya Ni = adalah jumlah populasi menurut stratum N = adalah jumlah populasi seluruhnya
Setelah perhitungan menggunakan rumus turunan di atas diperoleh data sampel sekolah yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1 Jumlah Sampel
No Nama Sekolah Jumlah
Populasi
Sampel Uraian
1 SMAN 1 Karawang 40 3 1 Ks, 2 Guru
2 SMAN 2 Karawang 53 4 1 KS, 3 Guru
3 SMAN 3 Karawang 46 4 1 KS, 3 Guru
4 SMAN 4 Karawang 49 4 1 KS, 3 Guru
5 SMAN 5 Karawang 62 5 1 KS, 4 Guru
6 SMAN 1 Cikampek 54 4 1 KS, 3 Guru
7 SMAN 2 Cikampek 44 3 1 KS, 2 Guru
8 SMAN 1 Jatisari 51 4 1 KS, 3 Guru
9 SMAN 1 Cilamaya 40 3 1 KS, 2 Guru
10 SMAN 1 Klari 49 4 1 KS, 3 Guru
11 SMAN 1 Batujaya 77 6 1 KS, 5 Guru
(27)
No Nama Sekolah Jumlah Populasi
Sampel Uraian
13 SMAN 1 Telagasari 44 3 1 KS, 2 Guru
14 SMAN 1 Lemahabang 41 3 1 KS, 2 Guru
15 SMAN 1 Tempuran 24 2 1 KS, 1 Guru
16 SMAN 1 Ciampel 29 2 1 KS, 1 Guru
17 SMAN 1 Rengasdengklok 39 3 1 KS, 2 Guru
18 SMAN 1 Pedes 36 3 1 KS, 2 Guru
19 SMAN 1 Pangkalan 43 3 1 KS, 2 Guru
20 SMA Mathaul Anwar Batujaya
27
2
1 KS, 1 Guru
21 SMA Kharisma Karawang 21 2 1 KS, 1 Guru
22 SMA Yos Sudarso 21 2 1 KS, 1 Guru
23 SMA Bhineka 21 2 1 KS, 1 Guru
24 SMA Korpri Karawang 38 3 1 KS, 2 Guru
25 SMA Kosgoro 20 2 1 KS, 1 Guru
26 SMA Budi Mulya 14 1 1 KS
27 SMA IGN Slamet Riyadi 9 1 1 KS
28 SMA Pamor Cikampek 21 2 1 KS, 1 Guru
29 SMA Anwatul Hidayat 21 2 1 KS, 1 Guru
30 SMA Islam Nurul Salam 19 1 1 KS
31 SMA PGRI Cikampek 31 2 1 KS, 1 Guru
32 SMA Sunan Gunung Jati 18 1 1 KS
33 SMA Pelita Ilmu 10 1 1 KS
34 SMA Muhamaddyah Krw 18 1 1 KS
35 SMA Al Holidiyah 32 2 1 KS, 1 Guru
(28)
B. Metode Penelitian
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang sangat penting bagi pengembangan ilmu dan bagi pemecahan suatu masalah, lebih lanjut lagi menurut Djam’an Satori & Aan Komariah (2011: 1) mengungkapkan bahwa penelitian menjadi alat untuk mengungkap tabir yang ada dibalik fenomena yang terjadi sehingga terungkap beberapa kebenaran yang sesungguhnya dan dapat dihasilkan pengetahuan baru yang bermanfaat. Dengan demikian, penelitian pada hakekatnya adalah suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif. Melalui penerapan metode deskriptif diharapkan peneliti mendapatkan informasi yang tepat serta gambaran korelasi dari kinerja kepala sekolah (X1), manajemen sarana dan prasrana (X2), terhadap produktivitas sekolah (Y).
C. Desain Penelitian
Penelitian ini diarahkan untuk menjelaskan pola hubungan kausal antar variabel penelitian. Dalam hal ini dikaji faktor produktivitas sekolah, sebagai variabel Y yang dipengaruhi oleh kinerja kepala sekolah (X1), pemanfaatan sarana dan
(29)
Gambar 3.1: Pola Dasar Penelitian
Untuk menganalisis pola korelasi pada setiap variabel digunakan beberapa tahapan. Kerangka desain dalam menganalisis pola korelasi dimulai dengan studi pendahuluan, kemudian merumuskan masalah, dan diperkuat dengan dasar teori untuk melandasi rumusan masalah yang disusun, selanjutnya merumuskan hipotesis penelitian. Setelah hipotesis penelitian ditentukan, maka langkah selanjutnya harus ditentukan populasi dan sampel penelitian sebagai sumber data. Pengumpulan data dimaksudkan untuk mengumpulkan berbagai data dari sumber data atau populasi dan sampel yang kemudian dilakukan uji analisis data, menggunakan sistem statistik sebagai uji hipotesisnya. Setelah itu baru kemudian dilakukan interpretasi dan dan kesimpulan serta rekomendasi dari hasil penelitian, untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 3.2 di bawah ini:
(Y)
Produktivitas Sekolah
( X1) Kinerja Kepala Sekolah
( X2) Pemanfaatan
Sarana Prasarana
(30)
Gambar 3.2 Desain Penelitian D. Definisi Operasional
1. Pengaruh
Pengaruh Menurut Kamus Bahasa Indonesia pengaruh adalah sesuatu yang menimbulkan akibat sedangkan, Arikunto (1996: 31) mengemukakan bahwa: “Pengaruh merupakan suatu bentuk hubungan korelasional di mana antara keadaan atau variabel satu dengan yang lain mempunyai hubungan sebab akibat, keadaan yang pertama diperkirakan menjadi penyebab atau berpengaruh bagi keadaan yang kedua”. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pengaruh adalah suatu bentuk hubungan korelasional antara variabel kinerja kepala sekolah dan manajemen saran dan
STUDI PENDAHULUAN
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
LANDASAN TEORI MERUMUSKAN
HIPOTESIS
MENENTUKAN POPULASI DAN SAMPEL
PENGUMPULAN DATA PENELITIAN
ANALISIS DATA
INTERPRETASI DATA MERUMUSKAN
MASALAH
UJI HIPOTESIS
(31)
prasarana terhadap produktivitas sekolah di lingkungan SMA se-Kabupaten Karawang.
2. Produktivitas Sekolah
Produktivitas menurut Caplow dalam Engkoswara (2011: 40) adalah “Menawarkan suatu formula yang dinamai SIVA Variabel, yaitu Stability, Integrity, Voluntarism, dan Achievement”. Sehingga dalam penelitian ini yang dimaksud dengan produktivitas sekolah adalah produktivitas sekolah di lingkungan SMA di Kabupaten Karawang yang diukur dari komponen stability, integrity, voluntarism, dan achievement.
3. Kinerja Kepala Sekolah
Menurut Euis Karwati dan Donni J. Priansa, (2013: 45) Kinerja kepala sekolah adalah kerja yang dicapai, berupa prestasi yang diperlihatkan dalam bentuk kemampuan kerja guna melaksanakan kewajiban atau tugas pekerjaan yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya pada waktu tertentu, berdasarkan prosedur dan aturan yang berlaku untuk kepentingan pencapaian tujuan yang ditetapkan.
Dalam prakteknya kinerja kepala sekolah akan terlihat dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta komitmen terhadap tugas. Berdasarkan uraian tersebut yang dimaksud dengan kinerja kepala sekolah adalah pelaksanaan tugas sebagai kepala sekolah yang difokuskan pada tiga hal yaitu supervisi, manajerial dan kewirausahaan (Dirjen Tenaga Kependidikan, 2008: 9) yang berada pada SMA di lingkungan Kabupaten Karawang.
4. Pemanfaatan sarana dan prasarana
Pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan itu adalah semua komponen yang sacara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri. (Wahyu Sri Ambar Arum (2007: 136). Pemanfaatan sarana dan prasarana berkaitan erat dengan prinsip dan juga fungsi
(32)
dari sarana dan prasarana sehingga pengelolaannya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka yang dimaksud dengan pemanfaatan sarana dan prasarana adalah pengelolaan sarana dan prasarana di lingkungan SMA se-Kabupaten Karawang Propinsi Jawa Barat yang terlihat dari prinsip dan juga fungsi manajemen sarana dan prasarana.
E. Instrumen Penelitian
Penyusunan instrument penelitian berupa angket yang terdiri dari pernyataan-pernyataan setiap variabel yang diawali dengan menyusun kisi-kisi instrument. Kisi-kisi instrumen disusun untuk memudahkan pelaksananaan penelitian. Kisi-Kisi-kisi instrument memuat tentang beberapa variabel penelitian yaitu X1, kinerja kepala
sekolah, dan X2, tentangpemanfaatan sarana dan prasarana sedangkan Y merupakan
produktivitas sekolah.
Setelah menentukan variabel, kemudian diuraikan pada sub variabel dan diuraikan kembali pada beberapa indikator. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.2, di bawah ini:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Penelitian
VARIABEL SUB
VARIABEL INDIKATOR
SUB INDIKATOR N o
No Perbai
kan
Kinerja Kepala Sekolah (X1)
Pelaksanaan
tupoksi 1. Supervisi
1.1. Merencanakan
program supervisi
1 1
2 2
3 3
1.2 Melaksanakan program supervisi
4 4
5 5
6 6
(33)
VARIABEL SUB
VARIABEL INDIKATOR
SUB INDIKATOR N o
No Perbai
kan
8 8
9 9
1.3.Menindaklanjuti program supervisi
10 10
11 11
2. Manajerial
2.1.Menyusun perencanaan
sekolah
12 12
13 13
14 14
2.2.Mengelola program pembelajaran
15
16 15
17 18 2.3.Mengelola
kesiswaan
19 16
20 17
21 18
2.4.Mengelola sarana dan
prasarana
22 19
23 20
2.5.Mengelola personal sekolah
24 21
25 22
26 23
27 24
2.6.Mengelola keuangan sekolah
28 25
29 26
2.7.Mengelola hubungan sekolah dan
masyarakat
30 27
2.8.Mengelola administrasi
sekolah
31 28
2.9.Mengelola sistem informasi
sekolah
32 29
33 2.10. Mengevaluasi
program sekolah
34 30
(34)
VARIABEL SUB
VARIABEL INDIKATOR
SUB INDIKATOR N o
No Perbai
kan 2.11. Meminpin
sekolah
36 32
37 33
3. Kewirausahaan
3.1
Mengembangkan usaha sekolah
38 34
3.2. Membudayakan perilakuwirausah a 39 40 41 Pemanfaatan sarana dan prasarana (X2) Prinsip Pemanfaatan sarana dan prasarana 1. Efisiensi Efisiensi dalam pengelolaan sarana dan prasarana
1 1
2 2
2. Efektivitas
Ketepatan pengelolasaan
sarana dan prasarana dengan
visi dan misi sekolah
3 3
Ketepatan sistem pengelolaan sarana
dan prasarana dengan kebutuhan
4 4
3.Administratif
Berdasarkan pedoman admnistrasi pemerintah
5 5
Tata kelola sarana dan prasarana teradministrasi
6 6
Fungsi Pemanfaatan sarana dan prasarana 1. Perencanaan sarana dan prasarana Perencanaan yang baik
7 7
Keterlibatan seluruh komponen sekolah dalam
perencanaan
8 8
9 9
1 0 10 Adanya dokumen perencanaan 1 1 11
(35)
VARIABEL SUB
VARIABEL INDIKATOR
SUB INDIKATOR N o No Perbai kan Kesesuaian perencanaan sarana dan prasrana dengan RKS 1 2 12 2. Pengadaan sarana dan prasarana Adanya partisipasi dari komponen sekolah dalam pengadaan 1 3 13 Transfaransi dalam pengadaan 1 4 14 Kesesuaian dengan ketentuan pemerintah 1 5 15 Ketepatan dengan pengadaan dengan perencanaan 1 6 16 1 7 17 3.Pendistribusi an sarana dan prasarana Kesesuaian dalam pendistribusian 1 8 18 1 9 19 4. Penggunaan sarana dan prasarnaa Optimalisasi dalam penggunaan sarana dan prasarana 2 0 20 2 1 Akses dalam penggunaan sarana dan prasarana 2 2 21 Data penggunaan sarana dan prasrana teradministrasi 2 3 22 5.Pemeliharaa n sarana dan prasarana Keterlibatan seluruh komponen sekolah dalam pemeliharaan 2 4 23
(36)
VARIABEL SUB
VARIABEL INDIKATOR
SUB INDIKATOR N o No Perbai kan Pemelirharaan sarana dan prasrana terprogram 2 5 24 2 6 25 2 7 26 Pemeliharaan sarana dan prasana untuk mencapai kenyamanan 2 8 27 2 9 28 3 0 29 6. Inventarisasi sarana dan prasarana Sistem komputerisasi dan pengkodean dalam inventarisasi sarana dan prasrana 3 1 30 3 2 31 7. Evaluasi sarana dan prasarana Keterlibatan seluruh komponen sekolah dalam evaluasi 3 3 32 Transfaransi dalam evaluasi sarana dan prasrana 3 4 33 Tindak lanjut hasil
evaluasi sarana dan prasarana 3 5 34 Produktivitas
sekolah (Y) Stability
1. Kemampua n memelihara stabilitas organisasi Adanya rasa nyaman
1 1
Keterlibatan seluruh komponen sekolah
dalam menjaga kondisi sekolah
2 2
Adanya akses terbuka
3 3
(37)
VARIABEL SUB
VARIABEL INDIKATOR
SUB INDIKATOR N o No Perbai kan meningkatk an statusnya dalam hubunganny a dengan lingkungann ya
yang baik Antara sekolah dengan masyarakat sekitar
5 5
Integrity, 1. Kemampua n organisasi untuk mengontrol konflik internal Adanya manajemen konplik yang baik
6
7 6
8 7
2. Saling penyesuaian antara rekan guru dengan guru dan juga kepala sekolah
Adanya sikap saling menghargai dan beradaptasi dengan
perilaku antar individu di lingkungan sekolah
9 8
10 9
11 10
12 11
3. Kurangnya friksi yang merugikan sekolah Adanya kemampuan pencegahan yang baik sebelum adanya hal yang merugikan sekolah
13 12
14 13
4. Intensifnya komunikasi Komunikasi antar individu di lingkungan sekolah terjadi secara terbuka
15 14
16 15
17 16
5. Besarnya konsensus
Sistem pengkaderan dan pembinaan yang
terprogram
18 17
19 18
Voluntarism, 1. Semangat kerja
Terjadinya peningkatan semangat kerja guru
dalam setiap tahun, dansetiap kegiatan
20 19
21 20
(38)
VARIABEL SUB
VARIABEL INDIKATOR
SUB INDIKATOR N o No Perbai kan baik
2. Kepuasan kerja Adanya tingkat kepuasan dari seluruh komponen sekolah 23
24 22
3. Keinginan untuk berpartisipa si
Adanya inisiatif 25 Peran aktif dari
siswa
26 23
Peran aktif dari komite
27 24
Achievement
1. Ketercapaia n visi dan misi sekolah
Tingkat ketercapaian terhadap visi dan
misi sekolah meningkat
28 25
29 26
2. Keberhasila n akademik
Rata-rata nilai UN 30 31 Tingkat DO
menurun
32 27
3. Keberhasila n non akademik Kreativitas siswa dalam ekstrakurikuler
33 28
Mendapatkan penghargaan dalam
setiap kejuaraan
34 29
Tingkat tauran siswa rendah
35
F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Penentuan Alat Pengumpulan Data
Sesuai dengan tujuan dan metode penelitian yang ditetapkan, jenis data dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Data tersebut diperoleh berdasarkan pengukuran terhadap 3 variabel. Data penelitian dikumpulkan menggunakan kuesioner yang diajukan kepada responden sebagai sampel penelitian untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan.
(39)
Pengukuran dilakukan dengan meminta responden untuk memilih salah satu respon/jawaban yang disediakan. Skor jawaban mempunyai bobot terbalik, yakni : untuk jawaban 1 memiliki bobot 5, jawaban 2 memiliki bobot 4, jawaban 3 memiliki bobot 3, dan seterusnya. Untuk menyempurnakan penelitian ini maka dilakukan dengan cara penyebaran angket, untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel di bawah ini:
Tabel 3.3
Pengukuran dan Skor responden
Pilihan Skor
(S) selalu /Sangat Sesuai 5
(SR) Sering/sesuai 4
(KK) Kadang-kadang/Cukup sesuai 3
(JR) Jarang/Kurang sesuai 2
(TP) Tidak Pernah /Tidak sesuai 1
2. Uji Instrumen
Sebelum instrumen penelitian digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas untuk mengetahui ketepatan instrumen dalam menjalankan fungsi ukuranya, sedangkan uji reliabilitas yaitu untuk mengukur tingkat reliabilitas sehingga data yang diperoleh dari hasil penelitian konsisten dan mengandung makna kecermatan pengukuran.
a. Uji Validitas
Ukuran memadai atau tidaknya instrumen pengumpul data, minimal dilihat dari dua syarat yaitu syarat validitas atau kesahihhan dan syarat reliabilitas atau keajegan. Uji coba instrumen dilakukan terhadap sejumlah subyek yang bukan merupakan sampel penelitian , akan tetapi mempunyai karakteristik yang sama dengan subyek yang akan dijadikan sampel penelitian, yang selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan tujuan untuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Angket dianggap valid, apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
(40)
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Dan angket dianggap reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.
Dalam uji validitas ini digunakan uji t-test terhadap skor kelompok tinggi dan skor kelompok rendah, yaitu diambil 27% dari masing-masing kelompok sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2004: 137) yaitu:
Untuk menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut, maka setelah dikonsultasikan ahli maka selanjutnya dinyatakan dan dianalisa dengan analisis item. Analisis item dilakukan dengan mencari daya pembeda skor tiap item dari kelompok yang membedakan jawaban tinggi dengan jawaban rendah. Jumlah kelompok yang tinggi diambil 27% dan kelompok rendah 27% dari sampel uji coba.
Untuk koefisien validitas digunakan rumus korelasi product moment dengan menggunakan Pearson. Rumus pengujian validitas adalah sebagai berikut:
(Arikunto, 2002 : 72) Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = banyaknya responden X = skor tiap item angket Y = skor total angket
2 2 2 2
( )( )
[ ( ) ][ ( ) ]
xy
N X Y X Y
r
N X X N Y Y
(41)
Untuk mengetahui keberartian koefisien korelasi tersebut menunjukkan valid atau tidaknya, dilanjutkan dengan uji t , dengan rumus :
2
2 1
hitung
r n t
r
(Sugiyono, 2007 : 184) Dimana :
t = nilai t hitung
r = Koefisien korelasi hasil t hitung
n = Jumlah responden.
Dengan kriteria uji : jika thitung > ttabel atau jika nilai Sig.(2-tailed) < maka butir
angket tersebut dikatakan valid.
b. Uji Reliabilitas
Mengenai reliabilitas, untuk mengukur reliabilitas angket, digunakan rumus Cronbach Alpha :
(Arikunto, 2002 : 109) Keterangan :
r11 = reliabilitas angket yang dicari
n = banyaknya item dalam angket 2
11 1 2
1
i t
n r
n
2 2
Jumlah varians skor tiap item Varian total
i
t
(42)
Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas ini digunakan tolak ukur dari Guilford. (Ruseffendi, 1994 : 144), yaitu :
Tabel 3.4 : Klasifikasi Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi (r) Interpretasi 0,00 ≤ r < 0,20
0,20 ≤ r < 0,40 0,40 ≤ r < 0,60 0,60 ≤ r < 0,80 0,80 ≤ r ≤ 1,00
Kecil Rendah Sedang/Cukup
Tinggi Sangat tinggi
Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus alpha terhadap instrument yang disusun, yaitu :
22
1
St Si i
n n rn
Tingginya koefisien korelasi (mendekati angka 1) menunjukkan kuesioner yang diujicobakan reliabel digunakan sebagai instrumen pengumpul data penelitian.
c. Hasil Uji Validtas dan Reliabilitas 1) Variabel X1
Dari hasil uji validitas pada instrumen penelitian diperoleh kesimpulan bahwa variabel X1 tujuh item tidak valid dan sisanya valid. Kesimpulannya yang tidak valid
di buang. Tingkat reliabilitasnya adalah reliabel dengan memakai pengolahan data SPSS (lihat lampiran)
(43)
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Instrumen X1 No Koefisien
Validitas t Hitung t Tabel Keterangan
1 0,73 4,13 1,706 Valid
2 0,74 5,63 1,706 Valid
3 0,73 5,49 1,706 Valid
4 0,70 4,98 1,706 Valid
5 0,55 3,34 1,706 Valid
6 0,43 2,41 1,706 Valid
7 0,64 4,27 1,706 Valid
8 0,64 4,21 1,706 Valid
9 0,73 5,51 1,706 Valid
10 0,74 5,68 1,706 Valid
11 0,73 5,49 1,706 Valid
12 0,70 4,94 1,706 Valid
13 0,62 4,07 1,706 Valid
14 0,70 4,93 1,706 Valid
15 0,31 1,66 1,706 Tidak Valid
16 0,56 3,45 1,706 Valid
17 0,28 1,50 1,706 Tidak Valid
18 0,26 1,37 1,706 Tidak Valid
19 0,44 2,47 1,706 Valid
20 0,48 2,75 1,706 Valid
21 0,48 2,77 1,706 Valid
22 0,49 2,89 1,706 Valid
23 0,46 2,62 1,706 Valid
(44)
No Koefisien
Validitas t Hitung t Tabel Keterangan
25 0,64 4,22 1,706 Valid
26 0,57 3,57 1,706 Valid
27 0,67 4,58 1,706 Valid
28 0,54 3,27 1,706 Valid
29 0,56 3,48 1,706 Valid
30 0,56 3,43 1,706 Valid
31 0,71 5,13 1,706 Valid
32 0,62 3,99 1,706 Valid
33 0,30 1,57 1,706 Tidak Valid
34 0,68 4,68 1,706 Valid
35 0,74 5,56 1,706 Valid
36 0,71 5,19 1,706 Valid
37 0,72 5,26 1,706 Valid
38 0,40 2,19 1,706 Valid
39 0,24 1,26 1,706 Tidak Valid
40 0,27 1,41 1,706 Tidak Valid 41 0,004 0,02 1,706 Tidak Valid
2) Variabel X2
Dari hasil uji validitas pada instrumen penelitian diperoleh kesimpulan bahwa variabel X2 satu item tidak valid dan sisanya valid, maka satu item yang tidak valid di
buang. Tingkat reliabilitasnya adalah reliabel dengan memakai pengolahan data SPSS (lihat lampiran).
(45)
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Instrumen X2 No Koefisien
Validitas t Hitung t Tabel Keterangan 1 0,73 4,61 1,706 Valid
2 0,53 3,16 1,706 Valid
3 0,87 9,04 1,706 Valid
4 0,66 4,42 1,706 Valid
5 0,77 6,23 1,706 Valid
6 0,66 4,46 1,706 Valid
7 0,66 4,48 1,706 Valid
8 0,76 6,02 1,706 Valid
9 0,73 5,37 1,706 Valid
10 0,36 1,94 1,706 Valid
11 0,58 3,62 1,706 Valid
12 0,68 4,73 1,706 Valid
13 0,78 6,29 1,706 Valid
14 0,73 5,41 1,706 Valid
15 0,65 4,32 1,706 Valid
16 0,36 1,94 1,706 Valid
17 0,60 3,79 1,706 Valid
18 0,60 3,78 1,706 Valid
19 0,88 9,35 1,706 Valid
20 0,63 4,13 1,706 Valid
21 0,31 1,67 1,706 Tidak Valid 22 0,49 2,87 1,706 Valid 23 0,59 3,69 1,706 Valid 24 0,69 4,92 1,706 Valid 25 0,76 5,96 1,706 Valid
(46)
No Koefisien
Validitas t Hitung t Tabel Keterangan
26 0,84 7,74 1,706 Valid 27 0,74 5,59 1,706 Valid 28 0,57 3,50 1,706 Valid 29 0,44 2,48 1,706 Valid 30 0,62 4,02 1,706 Valid 31 0,53 3,21 1,706 Valid 32 0,37 2,04 1,706 Valid 33 0,68 4,66 1,706 Valid 34 0,67 4,54 1,706 Valid 35 0,80 6,87 1,706 Valid
3) Variabel Y
Dari hasil uji validitas pada instrumen penelitian diperoleh kesimpulan bahwa variabel Y enam item tidak valid dan sisanya valid, sehingga enam item tersebut di buang. Tingkat reliabilitasnya adalah reliable dengan memakai pengolahan data SPSS (lihat lampiran).
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Instrumen Y
No Koefisien
Validitas t Hitung t Tabel Keterangan 1 0,66 3,63 1,706 Valid 2 0,34 1,81 1,706 Valid 3 0,41 2,29 1,706 Valid 4 0,39 2,13 1,706 Valid 5 0,33 1,79 1,706 Valid 6 0,21 1,08 1,706 Tidak Valid
(47)
No Koefisien
Validitas t Hitung t Tabel Keterangan 7 0,54 3,26 1,706 Valid 8 0,78 6,27 1,706 Valid 9 0,34 1,85 1,706 Valid 10 0,37 2,04 1,706 Valid 11 0,52 3,10 1,706 Valid 12 0,39 2,17 1,706 Valid 13 0,50 2,96 1,706 Valid 14 0,60 3,81 1,706 Valid 15 0,59 3,74 1,706 Valid 16 0,67 4,59 1,706 Valid 17 0,60 3,78 1,706 Valid 18 0,49 2,87 1,706 Valid 19 0,40 2,21 1,706 Valid 20 0,46 2,63 1,706 Valid 21 0,38 2,10 1,706 Valid 22 0,41 2,27 1,706 Valid 23 0,27 1,40 1,706 Tidak Valid 24 0,44 2,46 1,706 Valid 25 0,21 1,11 1,706 TidakValid 26 0,50 2,91 1,706 Valid
27 0,38 2,08 1,706 Valid 28 0,67 4,54 1,706 Valid 29 0,77 6,10 1,706 Valid
(48)
n X
M
No Koefisien
Validitas t Hitung t Tabel Keterangan 30 0,19 1,01 1,706 Tidak Valid 31 -0,1 -0,53 1,706 Tidak Valid 32 0,44 2,51 1,706 Valid 33 0,32 1,73 1,706 Valid 34 0,35 1,91 1,706 Valid 35 0,17 0,90 1,706 Tidak Valid
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan SPSS 17 hal ini digunakan untuk mengungkapkan hasil penelitian dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Analisis Statistik Deskriptif
Melalui statistik deskriptif ini, akan disajikan data dalam tabel distribusi frekuensi, grafik garis maupun batang, penjelasan kelompok melalui mean, dan variasi kelompok melalui rentang dan standar deviasi terhadap semua variabel dan sub variabel penelitian. Perhitungan deskriptif yang digunakan adalah rata-rata hitung (arimatic mean) dengan rumus:
Keterangan: M = Mean. = Jumlah.
X = Skor-skor dalam suatu distribusi. n = Jumlah unit-unit skor.
(49)
K R n T n
I ( ) ( )
Penentuan klasifikasi skor jawaban responden yang disusun berdasarkan skala instrumen dengan rumus:
Keterangan:
I = Interval skor jawaban responden. n = Jumlah item pertanyaan.
= Kemungkinan skor jawaban (probabilitas). T = Skor jawaban tinggi.
R = Skor jawaban rendah. K = Jumlah kelas interval. b. Uji Prasyarat Analisis
Penggunaan uji prasyarat analisis ditujukan sebagai tahapan awal sebelum pengujian hipotesis penelitian. Uji prasyarat analisis ini meliputi dua uji statistik yaitu dengan uji normalitas dan uji data mentah menjadi baku.
1) Uji Normalitas
Dalam pelaksananaan uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 dengan menggunakan ketentuan dan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal. Ha : Terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal.
Angka probabilitas, dengan aturan: Probabilitas Sig. > 0,05 , maka Ho diterima. Berarti tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal, artinya data normal. Probabilitas Sig. < 0,05, maka Ho ditolak. Berarti terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal, artinya data tidak normal.
(50)
Berdasarkan hasil Uji Normalitas dengan 1-Samples Kolmogorov Smirnov (Lihat Lampiran Uji Normalitas): Variabel X1 (Kinerja Kepala Sekolah) nilai .Sig =
0,195 > 0,05, maka Ho diterima. Dengan kata lain distribusi variabel X1 berdistribusi
normal. Sedangkan untuk variabel X2 (Pemanfaatan Sarana dan Prasarana) nilai Sig =
0,222 > 0,05, maka Ho diterima. Dengan kata lain distribusi variabel X2 berdistribusi
normal. Begitu juga dengan nilai sig Y (Produktivitas sekolah diperoleh nilai 0,485 maka nilai sig= 0,485 > 0,05 maka Ho diterima, dengan kata lain variabel Y berdistribusi normal.
2) Uji Pengolahan Data Mentah Menjadi Baku
Pengolahan data dilakukan dengan maksud agar data yang terhimpun dapat memberikan arti bagi penelitian yang dilakukan. Data yang terkumpul harus diolah, diorganisir dan disistematisasikan sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam prosedur pengolahan data, penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
Seleksi dan klasifikasi data, dilakukan melalui :
1). Pemeriksaan kecenderungan umum skor mentah 2). Mengubah skor mentah menjadi skor baku
3) Uji normalitas distribusi data untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan analisis parametik atau non parametik, dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat ( X )
k
i Ei
Ei Oi X
1
2
2 ( )
Keterangan :
X = Chi kuadrat yang dicari Oi = Frekuensi yang tampak Ei = Frekuensi yang diharapkan
(51)
Langkah-langkah yang ditempuh adalah : a) Membuat distribusi frekuensi
b) Mencari batas bawah skor kiri interval dan batas atas skor kanan interval c) mencari Z untuk batas kelas dengan rumus:
S X Xi
Z
Keterangan :
Xi = skor batas kelas distribusi X = rata-rata untuk distribusi
S = simpangan baku untuk distribusi d) Mencari luas 0 - Z dari daftar F
e) Mencari luas tiap interval dengan cara mencari selisih luas O - Z dengan interval yang berdekatan untuk tanda Z sejenis dan menambah luas O - Z yang berlawanan
f) Mencari Ei (frekuensi yang diharapkan) diperoleh dengan cara mengalikan luas interval n
g) Mencari Oi ( Frekuensi hasil penelitian ) diperoleh dengan cara melihat tiap kelas interval ( Fi) pada table distribusi frekuensi
h) Mencari X dengan cara jalan membandingkan nilai presentil untuk distribusi X
4) Uji Linieritas untuk mengetahui apakah distribusi data variabel independent berhubungan secara linier dengan distribusi data variabel dependen. Pengujian untuk mengetahui linieritas data dalam kegiatan penelitian ini dilakukan dengan uji anova.
(52)
J. Analisis data untuk pengujian hipotesis penelitian
1). Analisis korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk menemukan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih ( Sugiyono, 2004: 236). Pada umumnya setiap analisa regresi didahului dengan analisis korelasi, tetapi setiap analisa korelasi belum tentu dilanjutkan dengan regresi.
Untuk lebih jelasnya langkah-langkah terinci dapat dilihat sebagai berikut: a) Memberi bobot setiap kemungkinan jawaban pada item untuk setiap
variable penelitian dan memberi skor pada angket responden berdasarkan petunjuk yang telah ditetapkan
b) Pengolahan data dengan menggunakan perhitungan prosentase. Perhitungan presentase dimaksimalkan untuk mengetahui kecenderungan umum jawaban responden terhadap variable penelitian , dengan menggunakan rumus berikut:
Xid X P Keterangan :
P = Presentase rata-rata yang dicari X = Skor rata-rata tiap variable Xid = Skor ideal setiap variabel
Mengubah skor mentah menjadi skor baku. Sudjana (1992: 104) mengemukakan rumus sebagai berikut:
S X Xi
(53)
Keterangan :
Ti = Skor baku yang dicari X = Skor rata-rata
S = Simpangan baku Xi = Skor mudah
Untuk menggunakan rumus di atas, maka akan ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a). Menentukan rentang ( R ) yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah ( STT – STR )
R = STT - STR
b) Menentukan banyak kelas ( bk ) interval dengan menggunakan rumus : Bk = 1 + (3,3) log n
c). Menentukan panjang kelas interval yaitu rentang dibagi banyak kelas
bk R
P
d). Mencari rata-rata dengan rumus:
fi fiXi X
e). Mencari simpangan baku dengan rumus :
) 1 (
) (
)
( 2 2
2
n n
fiXi fiXi
n S
Analisis korelasi merupakan teknik statistika yang berusaha mencari derajat hubungan antara variabel X dengan variabel Y, dan ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah analisis non parametik dengan menggunakan Rank Spearman .dengan rumus :
(54)
10 ( 6 1
2
n n
d
r
Menghitung keberartian koefisien korelasi (tingkat signifikansi) dengan menggunakan rumus :
2
1 2 r n r t
Keterangan :
t = nilai t yang dicari r = koefisien korelasi n = banyaknya data
Selanjutnya nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel dengan dk = n – 2 pada taraf atau tingkat kepercayaan yang dipilih, dalam hal ini adalah tingkat kepercayaan 95%. Apabila t hitung > t table, maka dapat disimpulkan hipotesis diterima atau dengan kata lain hipotesis nol ditolak.
Kemudian menafsirkan besarnya koefisien korelasi berdasarkan kriteria yang dikemukakan Subino (1982: 66) adalah sebagai berikut:
Kurang dari 0,020 ; Hubungan dianggap tidak ada Antara 0,20 – 0,40 : Hubungan ada tetapi rendah Antara 0,41 – 0,70 : Hubungan cukup
Antara 0,71 – 0,90 : Hubungan tinggi
Antara 0,91 – 1,00 : Hubungan sangat tinggi 2). Koefisien Korelasi Ganda
Dimaksudkan analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui seberapa kuat derajat keterikatan antara variabel dependen dan independen.Untuk menghitung koefisien korelasi ganda (R) dengan rumus sebagai berikut:
(55)
2 1 2
2
2 1
2 1
2 1 2 2
1
1 2
x x
x x yx yx yx yx
r
r r r r r x Ryx
3). Mencari Derajat Hubungan Berdasarkan Koefisien Determinasi (r )
Dimaksudkan untuk menyatakan besarnya presentase variabel yang satu turut ditentukan oleh variabel yang lain (Subino, 1982: 63) dengan rumus sebagai berikut:
KD = (r)2x100% Dimana :
KD = Nilai Koefisien Determinan r = Nilai Koefisien Korelasi
(56)
A. Kesimpulan
1. Gambaran kinerja kepala sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang baik, hal ini terlihat dari bagaimana pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari kepala sekolah. Indikator tertinggi dari kinerja kepala SMA di Kabupaten Karawang adalah pada aspek kewirausahaan dan terendah pada supervisi. Sedangkan indikator tertinggi dari keseluruhan sub indikator adalah pada mengelola program pembelajaran dan terendah pada pengelolaan keuangan sekolah. 2. Gambaran pemanfaatan sarana dan prasarana SMA di Kabupaten Karawang
secara umum baik, hal ini berarti bahwa prinsip dan fungsi pemanfaatan sarana dan prasarana sudah dijalankan dengan baik di lingkungan SMA Kabupaten Karawang. Indikator tertinggi dalam pemanfaatan sarana dan prasarana secara umum ada pada prinsip administratif dan terendah ada pada inventarisasi sarana dan prasarana.
3. Gambaran produktivitas sekolah di lingkungan SMA Kabupaten Karawang secara umum baik, hal ini terlihat dari bagaimana stability, integrity, voluntarism dan achievement di lingkungan SMA sudah berjalan dengan baik. Sub variabel tertinggi ada pada stability sedangkan terendah ada pada voluntarism.
4. Pengaruh kinerja kepala sekolah terhadap produktivitas sekolah di lingkungan SMA Kabupaten Karawang adalah sedang positif dan signifikan. Produktivitas sekolah dipengaruhi oleh kinerja kepala sekolah sebesar tiga puluh dua persen.
5. Pengaruh pemanfaatan sarana dan prasarana terhadap produktivitas sekolah pada SMA di lingkungan Kabupaten Karawang sedang positif dan signifikan. Produktivitas sekolah dipengaruhi oleh pemanfaatan sarana dan prasarana sebesar dua puluh lima koma tujuh persen.
(57)
Produktivitas sekolah dipengaruhi oleh kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana dan prasarana sebesar tiga puluh tujuh koma delapan persen.
B. Rekomendasi
Adapun beberapa rekomendasi tersebut ditujukan bagi: 1. Kepala SMA di Lingkungan Kabupaten Karawang:
a. Kepala sekolah sebagai pimpinan di sekolah harus mampu menjaga kinerjanya secara stabil, sehingga dalam peningkatan produktivitas sekolah juga dapat tercapai dengan sangat baik. Apalagi pengaruh kinerja kepala sekolah lebih tinggi dibandingkan dengan pemanfaatan sarana dan prasarana bagi peningkatan produktivitas sekolah.
b. Supervisi menjadi sub variabel terendah, jika dibandingkan dengan sub variabel lainnya. Sehingga sangat penting sekali kepala sekolah untuk dapat lebih meningkatkan kegiatan supervisinya di sekolah terutama dalam hal melakukan tindak lanjut dari kegiatan supervisi.
c. Pengelolaan keuangan sekolah menjadi indikator terendah. Sehingga sangat penting sekali kepala sekolah meningkatkan pengelolaan keuangan sekolah dengan cara menjunjung tinggi transfaransi dan juga melibatkan seluruh komponen sekolah.
d. Kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pada SMA di lingkungan Kabupaten Karawang perlu adanya peningkatan dengan cara pengkodean dan juga komputerisasi.
2. Bagi penelitian selanjutnya:
a. Dalam penelitian ini fokus kinerja kepala sekolah tidak secara menyeluruh menyentuh segala aspek dalam unjuk kerja kepala sekolah, tetapi hanya difokuskan pada tiga hal utama yaitu supervisi, manajerial dan kewirausahaan. Untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya memfokuskan kinerja kepala sekolah kepada selain dari ketiga hal pokok tersebut.
(1)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan
1. Gambaran kinerja kepala sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang baik, hal ini terlihat dari bagaimana pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari kepala sekolah. Indikator tertinggi dari kinerja kepala SMA di Kabupaten Karawang adalah pada aspek kewirausahaan dan terendah pada supervisi. Sedangkan indikator tertinggi dari keseluruhan sub indikator adalah pada mengelola program pembelajaran dan terendah pada pengelolaan keuangan sekolah. 2. Gambaran pemanfaatan sarana dan prasarana SMA di Kabupaten Karawang
secara umum baik, hal ini berarti bahwa prinsip dan fungsi pemanfaatan sarana dan prasarana sudah dijalankan dengan baik di lingkungan SMA Kabupaten Karawang. Indikator tertinggi dalam pemanfaatan sarana dan prasarana secara umum ada pada prinsip administratif dan terendah ada pada inventarisasi sarana dan prasarana.
3. Gambaran produktivitas sekolah di lingkungan SMA Kabupaten Karawang secara umum baik, hal ini terlihat dari bagaimana stability, integrity, voluntarism dan achievement di lingkungan SMA sudah berjalan dengan baik. Sub variabel tertinggi ada pada stability sedangkan terendah ada pada voluntarism.
4. Pengaruh kinerja kepala sekolah terhadap produktivitas sekolah di lingkungan SMA Kabupaten Karawang adalah sedang positif dan signifikan. Produktivitas sekolah dipengaruhi oleh kinerja kepala sekolah sebesar tiga puluh dua persen.
5. Pengaruh pemanfaatan sarana dan prasarana terhadap produktivitas sekolah pada SMA di lingkungan Kabupaten Karawang sedang positif dan signifikan. Produktivitas sekolah dipengaruhi oleh pemanfaatan sarana dan prasarana sebesar dua puluh lima koma tujuh persen.
(2)
6. Pengaruh kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana dan prasarana terhadap produktivitas sekolah adalah kuat positif dan signifikan. Produktivitas sekolah dipengaruhi oleh kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana dan prasarana sebesar tiga puluh tujuh koma delapan persen.
B. Rekomendasi
Adapun beberapa rekomendasi tersebut ditujukan bagi: 1. Kepala SMA di Lingkungan Kabupaten Karawang:
a. Kepala sekolah sebagai pimpinan di sekolah harus mampu menjaga kinerjanya secara stabil, sehingga dalam peningkatan produktivitas sekolah juga dapat tercapai dengan sangat baik. Apalagi pengaruh kinerja kepala sekolah lebih tinggi dibandingkan dengan pemanfaatan sarana dan prasarana bagi peningkatan produktivitas sekolah.
b. Supervisi menjadi sub variabel terendah, jika dibandingkan dengan sub variabel lainnya. Sehingga sangat penting sekali kepala sekolah untuk dapat lebih meningkatkan kegiatan supervisinya di sekolah terutama dalam hal melakukan tindak lanjut dari kegiatan supervisi.
c. Pengelolaan keuangan sekolah menjadi indikator terendah. Sehingga sangat penting sekali kepala sekolah meningkatkan pengelolaan keuangan sekolah dengan cara menjunjung tinggi transfaransi dan juga melibatkan seluruh komponen sekolah.
d. Kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pada SMA di lingkungan Kabupaten Karawang perlu adanya peningkatan dengan cara pengkodean dan juga komputerisasi.
2. Bagi penelitian selanjutnya:
a. Dalam penelitian ini fokus kinerja kepala sekolah tidak secara menyeluruh menyentuh segala aspek dalam unjuk kerja kepala sekolah, tetapi hanya difokuskan pada tiga hal utama yaitu supervisi, manajerial dan kewirausahaan. Untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya memfokuskan kinerja kepala sekolah kepada selain dari ketiga hal pokok tersebut.
(3)
b. Produktivitas sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, dalam penelitian ini hanya difokuskan pada dua faktor utama saja yaitu kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana dan prasarana, sehingga peneliti selanjutnya dapat meneliti aspek-aspek lain seperti iklim sekolah, motivasi, kompensasi dan lain-lain.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Aan Komariah dan Cepi Triatna, (2005). Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Ahmad S Ruky, (2001). Sistem Manajemen Kinerja.Jakarta: Gramedia.
Amstrong, Michael, (2009). Armstrong’s handbook of performance management : an evidence-based quide to delivering high performance. India by Replika Press Pvt Ltd
Anggono Raras, (2008). Menjadi Manager Sukses. Bandung: Alfabeta.
Arief S. Sadiman, (2009). Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Edisi Revisi V). Jakarta: Rineka Cipta.
Aseltine, James M. (2006). Supervision for learning: a performance-based approach to teacher development and school improvement. Alexandria, Virginia USA: Association for Supervision and Curriculum Development
Buchari Alma, (2010). Guru Profesional. Bandung: Alfabeta.
Danim Sudarwan (2010). Kepemimpinan Pendidikan (Kepemimpinan Jenius IQ+EQ, Etika, Perilaku Motivasional dan Mitos). Bandung: Alfabeta. Danim Sudarwan (2010) Otonomi Manajemen Sekolah. Bandung: Alfabeta.
Danim Sudarwan (2009). Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan. Bandung: Alfabeta.
Daryanto, H.M (2013). Administrasi dan Manajemen Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Eka Prihatin, (2011). Teori Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Eka Prihatin, (2011). Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.
Engkoswara dan Aan.(2011). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Euis Karwati dan Donni J. Priansa, (2013). Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah. Bandung: Alfabeta.
(5)
Irham Fahmi, (2010). Definisi kinerja, manajemen kinerja dan kinerja organisasi. Bandung:Alfabeta.
Irham Fahmi,(2010). Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
Jam’an Satori dan Aan Komariah, (2011) Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta.
Jerry H. Makawimbang, (2011). Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Masaong K dan Tilomi, (2011). Kepemimpinan Berbasis Multiple Intellegence. Bandung: Alfabeta.
Masaong K, (2012). Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru. Bandung: Alfabeta.
Michael Adryanto, (2012). Tips n Tricks for Driving Productivity Strategi dan Teknik Mengelola Kinerja Untuk Meningkatkan Produktivitas.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Paul Falcone & Randi Sachs, (2007). Productive Performance Appraisals. New York: American Management Association (AMACOM).
Payaman J Simanjuntak. (2002) Pengantar Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit UI.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang Standar Nasional Pendidikan. 2005. Undang-Undang Republik Indonesia tentang Guru dan Dosen. Jakarta: JECC.
Riduwan, (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Riduwan dan Sunarto, (2011) Pengantar Statistik untuk Penelitian, Sosial, Ekonomi Komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Saparudin, Y. (2011) Studi Pengembangan Produktivitas Madrasah Aliyah di Jawa Barat. Jurnal Administrasi Pendidikan, 13 (2), hal 16-24
Sergiovanni, Thomas J. et. al. (2008). Educational Governance And Administration: Sixth Edition. Massachusetts: Allyn Bacon.
Sondang P. Siagian (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
(6)
Sondang P. Siagian (2009). Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2009) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung, CV. Alfabeta
Syaiful Sagala, (2009). Manajemen Strategik dalam peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Syaiful Sagala, (2012). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta
Syed Irshad Ali .et. al. (2011). Evaluation Of Performance In Manufacturing Organization Through Productivity And Quality. African Journal Of Business Management Vol. 5 (6), pp. 2211 -2219.
Tjutju Yuniarsih & Suwatno, (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.
Tim Penyusun. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud: Balai Pustaka.
Wahyu Sri Ambar Arum, (2007) Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jakarta: CV. Multi Karya Mulia.
Willem Siahaya, (2012). Manajemen Pengadaan. Bandung: Alfabeta.
__________,Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
__________, Peraturan Pemerintah No.19, Tahun 2005, Tentang Standar Pemberdayaan Kepala Sekolah.
__________,Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
_________,Peraturan Mentri Pendidikan Nasional, No. 28, Tahun 1990, Tentang Penugasan Kepala Sekolah.