Pengajaran Bahasa Jepang Di Sekolah Menengah Atas Kristen 3 BPK Penabur Bandung Tahun 2009.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i-ii

DAFTAR ISI ............................................................................................ iii-iv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1-10
1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1-3
1.2 Tujuan Kerja Praktik Mengajar .......................................................... 4
1.3. Waktu dan Tempat Kerja Praktik Mengajar ...................................... 4-5
1.3.1 Waktu Kerja Praktik Mengajar ................................................. 4-5
1.3.2 Tempat Kerja Praktik Mengajar ................................................ 5
1.4. Sejarah Sekolah .................................................................................. 5-10

BAB II PERSIAPAN PENGAJARAN .................................................. 11-79
2.1. Jadwal Kerja Praktik Mengajar .......................................................... 11
2.2. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) ....................... 11-12
2.2.1 Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) Tanggal & Bulan ..... 13-41
2.2.2 Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) Hari ........................... 42-56
2.2.3 Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) Jam & Menit ............. 57-79


BAB III KENDALA DAN SOLUSI DALAM PENGAJARAN .......... 80-84
3.1 Kendala Intern dan Solusi ................................................................... 80-82
3.2 Kendala Ekstern dan Solusi ................................................................ 82-84

iii

Universitas Kristen Maranatha

BAB IV KESIMPULAN ......................................................................... 85-87

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 88

LAMPIRAN
 
 
 
 
 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 

iv

Universitas Kristen Maranatha

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Jepang merupakan salah satu negara termaju dan termodern di Asia. Jepang
unggul hampir di segala bidang. Tidak hanya di bidang iptek dan ekonomi, tetapi

juga dalam bidang budaya terutama sumber daya manusia. Jepang memiliki sumber
daya manusia yang berkualitas yang terkenal dengan etos kerjanya yang tinggi.
Jepang juga sangat terkenal akan warisan budaya dan tradisinya yang kental.
Tidak dapat dipungkiri bahwa budaya dan tradisi bangsa Jepang menarik untuk
dipelajari karena ada banyak hal atau nilai positif yang dapat dicontoh dari bangsa
Jepang.
Bahasa Jepang sebagai bagian dari budaya Jepang pun sangat unik baik dari segi
bentuk tulisan maupun dari segi tata bahasanya. Selain itu, keragaman makanan khas
Jepang, kecanggihan produk-produk elektronik, bunga Sakura, Gunung Fuji sebagai
salah satu keajaiban dunia, keindahan alam, kemegahan arsitektur kuil dan benteng,
berbagai hari raya dan tradisi, kesenian tradisional, serta budaya pop kreatif seperti
film, komik, permainan, musik, mode busana, tata rambut, dll. adalah contoh-contoh
hasil budaya Jepang yang tentu saja mengangkat citra Jepang di mata dunia. Oleh
karena itu, tidak mengherankan bila orang-orang dari berbagai belahan dunia
berkunjung bahkan menetap di Jepang. Mulai dari mereka yang sekadar berlibur atau
yang berencana untuk mempelajari iptek, budaya, serta tradisi hingga mereka yang
menjadi pekerja asing di Jepang.

1


Universitas Kristen Maranatha

Warga negara Indonesia sebagai bagian dari warga dunia pun ikut menjejakkan
kakinya di negara Matahari Terbit ini. Jumlah warga negara Indonesia yang
berkunjung atau pun menetap di Jepang dari tahun ke tahun semakin bertambah. Hal
ini disebabkan adanya hubungan diplomatik yang erat antara Jepang-Indonesia
sebagai akibat hubungan latar belakang sejarah di masa lampau antara kedua negara
dan juga karena faktor kedekatan ras yang masih serumpun mengingat letak
geografis kedua negara yang sama-sama berada di wilayah benua Asia.
Seiring berjalannya waktu, hubungan diplomatik antara kedua negara
mengalami kemajuan yang pesat karena baik Jepang maupun Indonesia sama-sama
terus mengalami banyak perkembangan yang signifikan dalam bidang iptek,
ekonomi, politik, sosial budaya, dll. Oleh karena itu, hubungan diplomatik ini
dikembangkan dalam berbagai bidang.
Dalam bidang iptek diadakan kerja sama pertukaran pelajar dan program
beasiswa belajar ke Jepang, serta pengutusan tenaga ahli dari Jepang dalam rangka
alih teknologi di berbagai bidang yang membutuhkan. Dalam bidang ekonomi
diadakan program pelatihan atau penyuluhan ke Jepang untuk bidang dan instansi
terkait, dinas kerja ke Jepang, adanya peningkatan jumlah investor Jepang yang
menanamkan modalnya serta membangun perusahaan atau pabrik di Indonesia,

peningkatan kegiatan ekspor Indonesia ke Jepang dalam bidang perikanan dan
kelautan, kehutanan, serta industri kerajinan, dll. Dalam bidang sosial dan budaya
diadakan pertukaran misi kebudayaan melalui pertunjukan, pentas seni, pameran
hasil kerajinan dan kesenian, atau program Indonesia Visit Year yang dicanangkan
pemerintah Indonesia, dll.

2

Universitas Kristen Maranatha

Oleh karena itu, demi terus menjaga dan meningkatkan hubungan diplomatik ini
serta untuk meningkatkan daya saing di dunia internasional pemerintah Indonesia
terus menerus berupaya semakin mengenal budaya dan tradisi bangsa Jepang melalui
penguasaan bahasanya sebagai syarat utama untuk dapat berkomunikasi secara lancar.
Pemerintah Indonesia secara serius telah memajukan sektor pendidikan bahasa,
khususnya pendidikan bahasa Jepang di Sekolah-Sekolah Menengah Atas dengan
memasukkan mata pelajaran Bahasa Jepang di dalam kurikulum pendidikan serta
membantu menyiapkan sarana belajar yang dibutuhkan seperti pengadaan buku
pelajaran Bahasa Jepang secara nasional melalui kerja sama yang dirintis dengan
pihak pemerintah Jepang.

Perguruan Tinggi yang menyediakan pendidikan jurusan Bahasa dan Sastra
Jepang pun, semakin banyak jumlahnya sehingga dapat membantu menyalurkan
minat siswa yang ingin menguasai bahasa Jepang.
Selain itu, pertukaran budaya yang dilakukan antara pemerintah Jepang dengan
pemerintah Indonesia nampaknya berhasil. Terbukti dengan maraknya acara hiburan
seperti film kartun atau animasi serta serial drama produksi Jepang yang ditayangkan
di berbagai stasiun TV tanah air. Acara-acara seperti ini ternyata sangat digandrungi
dan diikuti oleh anak muda dewasa ini.
Hal ini sudah tentu dapat menumbuhkan pengenalan serta kecintaan terhadap
budaya dan bahasa Jepang secara perlahan. Alhasil budaya dan bahasa Jepang
semakin diminati dan dengan demikian jumlah pembelajar bahasa Jepang di
Indonesia akan semakin bertambah.

3

Universitas Kristen Maranatha

1.2 Tujuan Kerja Praktik Mengajar
Tujuan kerja praktik mengajar adalah:
• Menerapkan ilmu-ilmu Bahasa Jepang yang telah dipelajari selama masa

perkuliahan untuk mengembangkan keterampilan berbahasa Jepang.


Menambah pengalaman dalam mengajar pelajaran Bahasa Jepang; mencari
informasi mengenai minat siswa SMA dewasa ini terhadap pelajaran Bahasa
Jepang yang diselenggarakan di sekolah; mengetahui kendala yang dialami siswa
SMA dalam mempelajari pelajaran Bahasa Jepang di sekolah.

1.3 Waktu dan Tempat Kerja Praktik Mengajar
1.3.1 Waktu Kerja Praktik Mengajar
Kerja praktik mengajar berlangsung selama tiga bulan, mulai hari Jumat tanggal
16 Januari 2009 hingga hari Jumat tanggal 3 April 2009. Kerja praktik hanya
dilaksanakan satu kali pertemuan dalam satu minggu sesuai dengan jadwal mata
pelajaran Bahasa Jepang yang sudah ditetapkan, yakni setiap hari Jumat selama dua
jam pelajaran atau delapan puluh menit.
Kerja praktik dilakukan di tiga kelas yang mendapat mata pelajaran wajib
Bahasa Jepang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, dengan perincian sebagai
berikut: Pukul 07.50-09.10 pelajaran dimulai di kelas XI C dengan jumlah siswa 36
orang; Pukul 09.30-10.50 pelajaran dimulai di kelas XI B dengan jumlah siswa 33
orang; dan Pukul 10.50-12.10 pelajaran dimulai di kelas XI D dengan jumlah siswa

36 orang.
Jumlah pelaksanaan kerja praktik sebanyak 10 kali meskipun seharusnya ada 12
kali. Tanggal 9 Januari kerja praktik belum dimulai disebabkan oleh keputusan

4

Universitas Kristen Maranatha

kepala sekolah yang menetapkan pertengahan Januari atau minggu kedua bulan
Januari sebagai tanggal permulaan kerja praktik mengajar. Tanggal 13 Maret
dinyatakan tidak ada kegiatan belajar mengajar karena adanya persiapan pertunjukan
drama musikal dalam rangka malam apresiasi kesenian yang diselenggarakan
sekolah. Tanggal 27 Maret tidak ada kegiatan belajar mengajar karena adanya pekan
ulangan sekolah. Karena sebab-sebab itulah maka pertemuan hanya dapat
dilaksanakan sepuluh kali.

1.3.2 Tempat Kerja Praktik Mengajar
Kerja praktik mengajar dilakukan di Sekolah Menengah Atas Kristen 3 BPK
Penabur Bandung yang beralamat di Jalan Raya Cibeureum no. 92 Bandung.
Pengajaran pelajaran Bahasa Jepang di sekolah ini tidak menggunakan huruf

hiragana, katakana, maupun kanji.

1.4 Sejarah Sekolah
Bermula dari semakin banyaknya jumlah lulusan SLTP, terutama SLTPK BPK
yang tiap tahun jumlahnya berlipat, sementara kemampuan tampung sekolah lanjutan
yang ada pada waktu itu baru dua sekolah, yaitu SMAK 1 dan SMAK 2 ditambah
dengan SMFK kurang mencukupi. Melihat perkembangan tersebut pengurus
Yayasan berusaha mendapatkan lahan baru yang diharapkan memadai untuk sebuah
SMA. Puji Tuhan, berkat anugrah-Nya diperoleh sebidang tanah seluas 2,3 hektar
yang berlokasi di Jalan Raya Cibeureum no. 92 Bandung.
Pada tahun 1981 dimulailah pembangunan gedung sekolah. Bersamaan dengan
itu diurus pula perizinan pendirian SMAK yang kemudian disusul dengan keluarnya

5

Universitas Kristen Maranatha

SK Kakanwil Depdikbud Provinsi Jawa Barat Nomor: 213/I.01/Kep/F.81 tanggal 21
Oktober 1981 tentang izin pendirian SMAK dengan nama SMAK 3 BPK Penabur.
Pada awal beroperasinya, tepatnya 19 Juli 1982 atau Tahun Pelajaran 1982/1983

SMAK 3 BPK membuka 4 kelas I dengan jumlah siswa 133 orang yang dipimpin
oleh Bapak Iwan Tedjasukmana, S.H sebagai kepala sekolah beserta 25 tenaga
pendidik.
Dalam perkembangan berikutnya, yaitu pada tahun pelajaran 1983/1984 jumlah
kelas bertambah menjadi 9 kelas, yang terdiri atas 5 kelas I dan 4 kelas II. Baru pada
tahun pelajaran 1984/1985 jumlah kelas menjadi 15, yaitu 6 kelas I, 5 kelas II dan 4
kelas III dengan jumlah siswa 468 orang serta 53 orang tenaga pendidik.
Tahun pelajaran 1984/1985 mempunyai arti tersendiri, karena angkatan ini
dikenai kurikulum baru yaitu kurikulum 1984. Hal ini berarti pengelolaan KBM
terbagi dalam dua kurikulum, yaitu kelas I kurikulum 1984, kelas II dan kelas III
masih kurikulum 1975.
Bersamaan angkatan I mengikuti EBTA/EBTANAS tahun 1985 di Jawa Barat,
dilaksanakan akreditasi bagi sekolah-sekolah swasta. Tujuan akreditasi ini adalah
perolehan status sekolah. SMAK 3 BPK ketika itu belum dapat diakreditasi karena
salah satu syarat belum terpenuhi, yaitu belum menghasilkan lulusan.
Karena belum berhak menyelenggarakan EBTA sendiri, SMAK 3 BPK menginduk
kepada SMAN 2 Cimahi. Dan untuk angkatan I ini hasilnya menggembirakan, yaitu
lulus 100%.
Pada tahun 1987 tepatnya 20 November 1987, SMAK 3 BPK mendapat
kunjungan supervisi oleh Pengawas bidang Dikmenum Kanwil Depdikbud Jawa

Barat untuk memperoleh status EBTA mandiri.

6

Universitas Kristen Maranatha

Berkat anugrah Tuhan, akhirnya segala upaya yang dilakukan oleh seluruh
keluarga besar SMAK 3 BPK membuahkan hasil yang menyenangkan, yaitu dengan
dikeluarkannya SK Kepala Kanwil Depdikbud Jawa Barat nomor: 961/I.02/Kep/I/88
tanggal 19 Februari 1988 tentang menyelenggarakan EBTA mandiri bagi SMAK 3
BPK mulai tahun pelajaran 1987/1988. Dengan demikian angkatan IV adalah
angkatan pertama yang mengikuti EBTA mandiri.
Selama rentang waktu perjalanannya, setahap demi setahap SMAK 3 BPK
meningkatkan dan menyempurnakan kualitas keberadaannya. Prestasi yang cukup
membanggakan diperoleh siswa melalui berbagai aktivitas. Pemilihan pelajar teladan
dan anggota PASKIBRAKA di tingkat kabupaten selalu diikuti, dan hasilnya cukup
dapat dibanggakan.
Melalui pendidikan komputer sejak tahun 1985, beberapa siswa SMAK 3 BPK
terus mengembangkan diri dengan membentuk wadah “Grup Komputer” yang
kegiatannya dilaksanakan secara rutin setiap hari Rabu dan Sabtu dibantu para Tutor
dari Pusdikom. Bulan April 1988 mereka mengadakan pameran hasil karya mereka
dan pada bulan Agustus 1988 di komplek SMAK 3 BPK diadakan seminar sehari
tentang komputer, bekerja sama dengan majalah Gadis dan PT. Sidola.
Tahun Pelajaran 1988/1989 tepatnya 18 Juli 1988 melalui rapat pleno KPS
Bandung, terjadi pergantian kepemimpinan, Bapak Iwan Tedjasukmana, SH
dipercaya memimpin SMAK 1 BPK, sedangkan sebagai penggantinya adalah Bapak
Drs. Sutrisna yang sebelumnya menjabat sebagai wakil kepala sekolah urusan
kurikulum.
Tanggal 28 Oktober 1988 SMAK 3 BPK mendapat jatah akreditasi dari jenjang
tercatat menjadi disamakan maka ada peninjauan ulang yang dilakukan oleh

7

Universitas Kristen Maranatha

DIKDASMEN dari Jakarta, yaitu pada tanggal 9 November 1988. Hasilnya
memperoleh “Piagam jenjang akreditasi disamakan” melalui surat Keputusan nomor
L 011/C/Kep/I/1989 tertanggal 1 Februari 1989.
Angkatan V tahun 1989, peserta ujian 198 siswa dan yang tidak lulus 3 siswa
berarti kelulusan 98,48%. Bersamaan dengan angkatan V ini, SMAK 3 BPK masuk
ke dalam wilayah pemekaran menjadi wilayah Kotamadya Bandung.
Pada bulan September 1993 terjadi penggantian pemimpin lagi, berhubung Bapak
Drs. Sutrisna melanjutkan studi ke jenjang Program Magister atau S2 di ITB demi
pengembangan ilmu pengetahuan, maka kepemimpinannya diserahkan kepada Bapak
Drs. Stan Gerard Sorluri yang semula sebagai pimpinan SMAK 2 BPK.
Nama SMAK 3 BPK semakin terkenal bukan hanya di Kota Bandung.
Kedisiplinan semakin ditegakkan. SMAK 3 BPK terus mempertahankan status
akreditasi dan berupaya meningkatkan mutu kelulusan.
Tahun pelajaran 1994/1995 mulai berlaku kurikulum 1994 nama SMA menjadi
SMU, sehingga SMAK 3 BPK berubah menjadi SMUK 3 BPK. Program
penjurusannya diadakan di kelas III dengan pilihan program bahasa, program IPA,
dan program IPS.
Tahun pelajaran 1996/1997 adalah tahun pertama lulusan kurikulum 1994 yang
diharapkan dapat menaikkan jumlah rata-rata NEM maupun STTB. Adapun data
bulan Mei 1997: 8 kelas I, 5 kelas II, dan 5 kelas III; 1 kelas program bahasa, 1 kelas
program IPA, dan 3 kelas program IPS.
Dalam usaha peningkatan mutu dan kedisiplinan maka Bapak Drs. Stan Gerard
Sorluri menggelar program:
1. a. Sekolah yang disiplin

8

Universitas Kristen Maranatha

b. Mutu yang baik
c. Kreativitas yang tinggi
2. Kampus yang asri
3. Kepemimpinan yang handal
Program–program tersebut dilaksanakan dengan penuh tekad. SMUK 3 BPK
semakin asri, dan sejajar dengan sekolah-sekolah lain, yakni sekolah yang
digandrungi atau sekolah favorit.
Di saat kariernya sebagai Kepala Sekolah di SMUK 3 BPK sedang mencapai
puncaknya, Tuhan berkehendak lain. Pada 25 Mei 1998 beliau dipanggil pulang.
Dengan demikian praktis di SMUK 3 ketika itu terjadi kekosongan kepemimpinan.
Untuk mengisi kekosongan itu, yayasan menunjuk direktorium SMUK 3 BPK yaitu
Bapak Iwan Tedjasukmana, SH; Ibu Dra. Mariati H.S; dan Ibu Nindia Santoso, Apt.
Memasuki tahun pelajaran 1999/2000 yayasan menunjuk Ibu Dra. Mariati H.S
sebagai kepala sekolah SMUK 3 BPK PENABUR. SMUK 3 BPK semakin dikenal
dengan citra positif, kelas semakin bertambah dan kualitas lulusan semakin baik.
Pergantian kepemimpinan kembali terjadi pada tahun pelajaran 2002/2003,
dimana Ibu Dra. Mariati H.S dipercaya untuk memimpin SMUK 2 BPK, dan Ibu Dra.
Okky G. Winoto ditunjuk menjadi kepala sekolah di SMUK 3 BPK Penabur.
Tahun

pelajaran

2004/2005

mulai

berlaku

kurikulum

2004

yang

mengembalikan nama SMU menjadi SMA, sehingga nama SMUK 3 BPK berubah
kembali menjadi SMAK 3 BPK.
Mulai tahun pelajaran 2008/2009, kepemimpinan di SMAK 3 BPK PENABUR
kembali diganti, Ibu Dra. Jap Tjiu Siang dipercaya memimpin SMAK 3 BPK
PENABUR untuk meningkatkan citra dan kedisiplinan yang baik.

9

Universitas Kristen Maranatha

SMAK 3 BPK PENABUR BANDUNG yang memiliki visi “Menjadi pendidikan
Kristen yang unggul dalam iman, ilmu, dan pelayanan.” serta misi SMAK 3 BPK
Penabur Bandung “Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal melalui
pendidikan dan pengajaran bermutu, berdasarkan nilai-nilai Kristiani.”, dengan
mottonya “Smart and Friendly” semakin meningkatkan kualitas pendidikan dan
lulusan siswa–siswi agar menjadi penerus bangsa yang memiliki etika serta nilainilai Kristiani.

10

Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN

 

BAB IV
KESIMPULAN

Pengajaran bahasa asing khususnya bahasa Jepang di tingkatan sekolah
menengah atas memberikan nilai tambah yang besar pada kemampuan berbahasa
Jepang dan pengetahuan kebudayaan Jepang bagi siswa. Kemampuan ini akan
sangat berguna dalam kelanjutan pendidikan dan kehidupan mereka.
Untuk memperoleh hasil pengajaran yang maksimal, sangat diperlukan
persiapan yang matang dalam proses pengajaran dan pelaksanaan sesuai dengan
prosedur serta evaluasi yang dilakukan dengan baik untuk memperoleh
rekomendasi-rekomendasi yang harus dikembangkan pada pengajaran berikutnya.
SMAK 3 BPK Penabur yang memiliki visi untuk menjadi lembaga
pendidikan Kristen yang unggul dalam iman, ilmu, dan pelayanan serta misi untuk
mengembangkan potensi peserta didik secara optimal melalui pengembangan
kecerdasan majemuk siswa dan pembinaan karakter, menyelenggarakan program
pendidikan bahasa asing khususnya bahasa Jepang dengan tujuan untuk
meningkatkan dan menambah pengetahuan siswa dalam bidang kemampuan
bahasa.
Pendidikan bahasa Jepang di SMAK 3 BPK Penabur diadakan melalui mata
pelajaran wajib dan kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan kegiatan pilihan
bagi siswa yang tertarik untuk mempelajarinya.

88

Universitas Kristen Maranatha

Selama kurang lebih tiga bulan, penulis telah melaksanakan kerja praktek
mengajar di SMAK 3 BPK Penabur. Kerja praktek tersebut bertujuan untuk
menimba pengalaman mengajar dan menerapkan bahasa Jepang yang telah
dipelajari oleh penulis selama masa perkuliahan. Kerja praktek tersebut telah
berlangsung dengan baik tanpa adanya hambatan-hambatan yang berarti.
Kesimpulan yang penulis dapatkan setelah melaksanakan kerja praktek
mengajar ini, antara lain:


SMAK 3 BPK Penabur memasukkan kurikiulum pendidikan bahasa asing
khususnya bahasa Jepang dengan tujuan untuk memberikan nilai tambah yang
besar pada kemampuan berbahasa Jepang dan pengetahuan kebudayaan
Jepang bagi siswa.



Pendidikan bahasa Jepang di SMAK 3 BPK Penabur diadakan melalui mata
pelajaran wajib dan kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan kegiatan pilihan
bagi siswa yang tertarik untuk mempelajarinya.



Persiapan materi pengajaran seperti penyusunan RPP sebelum kegiatan belajar
mengajar dimulai mutlak diperlukan sebagai pedoman bagi keberhasilan
proses belajar mengajar yang terencana dan terarah.



Penguasaan materi yang akan diajarkan sangat mempengaruhi keberhasilan
proses belajar mengajar. Guru harus selalu mempersiapkan diri terlebih dahulu
sebelum mengajarkan materi pelajaran kepada siswa.



Keterampilan mengajar juga menjadi hal yang penting untuk diperhatikan,
karena dalam menyampaikan materi diperlukan metodologi yang sesuai agar

89

Universitas Kristen Maranatha

materi yang diajarkan atau disampaikan dapat diserap dengan baik oleh
seluruh siswa.


Ketersediaan alat-alat bantu pengajaran, yaitu buku-buku pelajaran dan alatalat bantu seperti kalender, gambar, hand out yang menjelaskan materi tentang
tanggal dan bulan, hari, serta jam dan menit turut menjadi bagian penting yang
melengkapi dalam proses belajar mengajar.



Tugas guru bukan hanya mengajarkan ilmu dan mendidik budi pekerti siswa
tetapi guru juga dituntut menjadi teladan sekaligus teman bagi para siswanya.
Guru perlu menjalin interaksi dengan para siswanya sehingga suasana belajar
lebih menyenangkan dan pelajaran lebih mudah diterima siswa.



Guru yang baik mengajar dengan hati dan mencintai pekerjaannya.

Demikian hal-hal yang menjadi perhatian atau kesimpulan penulis selama
melaksanakan kerja praktek mengajar mata pelajaran Bahasa Jepang di SMAK 3
BPK Penabur. Penulis berharap hal-hal tersebut menjadi bagian yang diperhatikan
dalam melaksanakan kerja praktek mengajar mata pelajaran Bahasa Jepang
berikutnya di SMAK 3 BPK Penabur atau pun di sekolah-sekolah lainnya.

90

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

AOTS. 1990. Shin Nihongo no Kiso I Main Textbook Romanized Edition. Tōkyō: 3A
Corporation.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus
dan Contoh/ Model Silabus. Jakarta.
File Sejarah SMAK 3 BPK Penabur Bandung.
Ogawa Iwao. 1998. Minna no Nihongo.Jilid Pertama. Tōkyō: 3A Corporation.
The Japan Foundation. 2007. Buku Pelajaran Bahasa Jepang 1. Jakarta.

88

Universitas Kristen Maranatha