PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KARAKTER Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Karakter Siswa (Studi Kasus Di Sekolah Dasar Islam Terpadu Hidayaturrahman Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013).

PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KARAKTER
SISWA (Studi Kasus di Sekolah Dasar Islam Terpadu Hidayaturrahman
Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013)

NASKAH PUBLIKASI
Disusun untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Jurusan Pendidikan Agama Islam
(Tarbiyah)

Oleh :
Sulis Setyowati
G 000 090 175

FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

ABSTRAK
Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Karakter Siswa (Studi Kasus di SDIT
Hidayaturrahman Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013


Peran pendidikan karakter merupakan istilah yang sudah mendapatkan
pengakuan di masyarakat pada modernisasi ini. Dalam pengembangan pendidikan
karakter peserta didik di sekolah, guru memiliki posisi yang sangat penting. Guru
memiliki tanggung jawab besar dalam menghasilkan generasi yang berkarakter,
berbudaya dan bermoral. Oleh karena, itu guru PAI mempunyai tugas sebagai
pendidik, pembimbing, pengajar, informator, pemimpin, motivator, fasilitator,
inspirator, inisiator, dan korektor dalam upaya peningkatan karakter siswa, agar
karakter siswa dapat dibentuk mulai sejak dari dini menjadi individu yang baik dan
berakhlak mulia.
Dari latar belakang tersebut maka penulis dapat merumuskan masalahnya
yaitu bagaimana peran guru PAI dalam meningkatkan karakter siswa di SDIT
Hidayaturrahman Sragen.
Manfaat penelitian ini yaitu menambah hazanah pengetahuan tentang
pentingnya pendidikan karakter. Bagi guru, dapat menjadi bahan evaluasi dalam
meningkatkan kualitas diri terutama dalam masalah akhlak sehingga selalu menjadi
teladan bagi siswanya. Bagi sekolah, dapat menjadi bahan masukan dalam
meningkatkan pembinaan pada guru-gurunya terutama dalam masalah akhlak. Bagi
penulis, dapat menjadi bahan evaluasi diri karena kelak akan menjadi guru agar
senantiasa memperbaiki akhlak.

Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini
merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif.
Subjek dalam penelitian ini adalah guru tahfidz, guru akidah akhlak, guru fikih, guru
quran hadist. Metode pengumpulan data yang dipakai adalah metode, wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Teknik yang digunakan adalah menganalisis data yaitu
dengan metode deskriptif kualitatif.
Hasil dari penelitian ini, dapat diperoleh kesimpulan bahwa guru PAI di SDIT
Hidayaturrahman Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013 melakukan peran sebagai
pendidik, pembimbing, pengajar, informator, pemimpin, motivator, fasilitator,
inspirator, inisiator, dan korektor dalam meningkatkan karakter siswa.
Kata Kunci: Peran Guru PAI, Pendidikan karakter

2

yang bermartabat dalam rangka

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan
bagian vital dalam kehidupan
manusia, pendidikan (terutama

Islam)

dengan

coraknya

yang

memberikan

berbagai
berorientasi

bekal

kepada

manusia (peserta didik) untuk
mencapai kebahagiaan dunia
dan akhirat. Oleh karena itu,

semestinya pendidikan (Islam)
selalu diperbaharui konsep dan
aktualisasinya

dalam

rangka

merespon perkembangan zaman
yang

selalu

dinamis

dan

temporal, agar peserta didik
dalam pendidikan Islam tidak
hanya


berorientasi

pada

kebahagiaan hidup setelah mati
(eskatologis) tetapi kebahagiaan
hidup di dunia juga bisa diraih.
UU Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 3 menyatakan
bahwa

Pendidikan

berfungsi

Nasional

mengembangkan


kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa

mencerdaskan
bangsa,

kehidupan

bertujuan

untuk

berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggung
jawab.
Jika dilihat dari tujuan
pendidikan

yang

dalam

dituangkan

undang-undang,

sebenarnya bangsa ini akan
dicetak menjadi bangsa yang
berkarakter kuat, unggul, dan
mantap karena semua potensi
kemanusiaan

anak


(intelektual,

emosional,

didik
dan

spiritual) terakomodasi secara
sempurna
dalam

dan
seluruh

terintegrasi
proses

pendidikan. Itu adalah tataran
ideal. Seandainya tataran ideal

itu dapat diaplikasikan secara
nyata di lapangan dan berhasil,
tentu semua pihak tidak akan

3

kecil hati tentang masa depan

“haknya”

karena

manusia

negara ini karena yakin bahwa

dipandang

sebagai


manusia,

Negara

Republik

bukan hanya jasad kasarnya

diwariskan

saja tapi juga hatinya. Oleh

Kesatuan

Indonesia
kepada

akan
putra


bangsa

putri

yang

kecerdasan

terbaik

Karen itu, wajar kalau hati juga

mempunyai

perlu mendapatkan pendidikan.

sempurna

intelektual,

secara

emosional,

dan

spiritual.
Tujuan

pendidikan

Hasil dari pendidikan hati itu
tampak

jelas

tertuang

tujuan

pendidikan

nasional

Indonesia, yaitu menciptakan

nasional Indonesia memandang

manusia

Indonesia

jauh

beriman,

bertaqwa

kedepan,

peradaban

di

mana

pada

yang
kepada

manusiatelah

Tuhan Yang Maha Esa, dan

melampaui masa ultramodern

berakhlak mulia (Aziz, 2012:

yang

114-115).

kemungkinan

akan

menghilangkan

nilai-nilai

tradisonal

nilai-nilai

dan

Penelitian muktahir dan
realitas

yang

terjadi

di

spiritual. Hati akan kehilangan

masyarakat

kepekaannya, karena setiap saat

bahwa bukan hanya penguasaan

diperlihatkan dan disibukkan

intelektual saja yang menunjang

oleh

bersifat

kesuksesan seseorang. Aspek

pendidikan

kecerdasan emosi dan spiritual

hal-hal

material.tujuan
nasional

yang

Indonesia

akan

menunjukkan

justru lebih besar pengaruhnya

membentengi anak-anak didik

terhadap

dari kemungkinan menghadapi

keberhasilan

keadaan

sinilah

yang

seperti

itu.

kebahagiaan
seseorang.

tampak

Di

pentingnya

Pendidikan yang akan dilalui

pendidikan

tetap memberikan kesempatan

(Hidayatullah, 2010: vii).

pada hati untuk mendapatkan

dan

karakter

4

Sudah
dunia

terlalu

pendidikan

lama
hanya

perilaku
formal

lulusan
saat

pendidikan

ini,

misalnya

difokuskan untuk menggarap

korupsi, seks bebas dikalangan

sisi intelektual peserta didik.

remaja,

Tujuannya untuk menyediakan

pembunuhan, perampokan oleh

tenaga

pelajar,

kerja

siap

pakai

narkoba,

dan

tawuran,

pengangguran

sebanyak-banyaknya, walaupun

lulusan sekolah menengah ke

volume pekerjaan berkembang

atas. Semuanya terasa lebih

tidak

kuat ketika Negara ini dilanda

sebanding

pertambahan

tenaga

dengan
kerja.

krisis

dan

tidak

kunjung

Akibatnya penumpukan tenaga

beranjak

kerja produktif. Bapak bangsa,

dialami (Kesuma, 2011: 4).

Bung Karno, telah mewanti-

Untuk melengkapi pendidikan

wanti akan bahaya kehilangan

karakter

karakter

ini.

pendidikan karakter dilengkapi

Negara

kehilangan

Kalau

sebuah

dari

yang

krisis

yang

kuat

itu,

karakter

dengan

pendidikan

bangsanya, maka Negara itu

Dengan

adanya

hanya akan menjadi bulan-

karakter yang menerapkan cara-

bulanan negara besar dalam

cara

pergaulan internasional (Aziz,

pendidikan menjadi terarah.

2012: 14)

Islam

Islam.

pendidikan

membawa

Tanpa karakter, seorang

Pendidikan

karakter

manusia akan dengan mudah

merupakan sebuah istilah yang

melakukan apapun yang dapat

semakin

semakin

menyakiti atau menyengsarakan

mendapatkan pengampuan dari

orang lain. Oleh karena itu,

masyarakat Indonesia saat ini.

perlu dibentuk karakter untuk

Terlebih dengan dirasakannya

mengelola

berbagai ketimbapangan hasil

negatif. Karakter yang sudah

pendidikan yang terlihat dari

terbangun

hari

diri

dari

diharapkan

hal-hal

akan

5

mendorong
untuk

setiap

manusia

mengerjakan

sesuatu

aspek kehidupan (Hidayatullah,
2010: 2-3).

sesuai dengan suara hatinya.
Mengingat
karakter

dalam

Perilaku yang bernilai

pentingnya
membangun

moral tinggi adalah perilaku
yang

tidak

merugikan,

sumber daya manusia (SDM)

menyakiti,

yang

proses

menggangu serta merebut hak-

menempuh pendidikan karakter

hak orang lain. Dalam hal ini

harus dilakukan dengan tepat.

tercermin

Dapat

Rasulullah

kuat,

maka

dikatakan

bahwa

pembentukan

karakter

merupakan sesuatu yang tidak
dapat

dipisahkan

dari

kehidupan. Oleh Karena itu
diperlukan
berbagai

kepedulian
pihak,

pemerintah,

baik

maupun

oleh

pihak

kesadaran

karakter.

dalam

pendidikan
Dalam

kaitannya

dengtan pendidikan, pendidikan
karakter harus menyertai semua
aspek kehidupan termasuk di
sekolah. Idelanya pembentukan
pendidikan

sebagaimana
dalam

QS.Al-

Qur’an ayat 4 sebagai berikut:

    
Dan Sesungguhnya kamu benarbenar berbudi pekerti yang agung.
(al-Qolam: 4)
(Shihab, 2002:380)

memiliki

bersama

membangun

digambarkan

perilaku

sekolah.

Kondisi ini akan terbangun jika
semua

dari

oleh

masyarakat,

keluarga

menyiksa,

karakter

harus

diintregasikan ke dalam seluruh

Dari

ayat

tersebut

menurut M. Quraish Shihab,
(2002:

380)

Muhammad

bahwa
SAW

nabi
berbudi

pekerti yang luhur. Salah satu
bukti dari sekian banyak bukti
tentang keagungan akhlak Nabi
Muhammad

SAW.

Menurut

Sayyid Quthub (2000: 381),

6

adalah

kemampuan

beliau

yang pertama kali diterima oleh

menerima pujian dari Allah

anak. Di antara amanat Allah

SWT dalam keadaan mantap

yang indah namun juga berat

dan tidak luluh karena tekanan

adalah anak (As-Sahim, 2002:

pujian

pula

5). Anak adalah mahkluk yang

beliau

masih membawa kemungkinan

tersebut,

goncang

tidak

kepribadian

yakni tidak menjadikan beliau

untuk

angkuh.

Beliau

jasmani

maupun

pujian

dengan

Sehingga

anak

menerima
penuh

ketenangan dan keseimbangan.
Pada
pendidikan

dasarnya
di

sekolah

berkembang,

baik
rohani.

merupakan

manusia yang masih mengalami
perkembangan.

itu

Manusia

juga

merupakan bagian pendidikan

mempunyai

dalam keluarga, yang sekaligus

kelemahan. Apabila kelemahan

juga merupakan lanjutan dari

tersebut

pendidikan dalam keluarga. Di

pendidikan

pasti

akan

samping

terjerumus

mengikuti

hawa

itu,

kehidupan

di

segi-segi

tidak

mendapatkan

sekolah adalah jembatan bagi

nafsunya

anak

kerugian yang sangat besar di

yang

kehidupan
dengan

menghubungkan
dalam

dan

mendapatkan

keluarga

dunia maupun di akhirat. Untuk

dalam

itu, al-Qur’an memberikan cara

kehidupan

masyarakat kelak (Hasbullah,

yang

2001: 46)

manusia

Pendidikan yang paling

paling
untuk

kelemahannya,

baik

kepada

memperbaiki
serta

utama adalah pendidikan yang

memberikan kebebasan kepada

diberikan

oleh

tua.

individu dan masyarakat untuk

Karena

pendidikan

yang

memilih cara memperbaiki dan

diberikan oleh orang tua kepada

menjaga diri dari hal-hal yang

anaknya merupakan pendidikan

kurang baik. Adapun ayat yang

orang

7

menyatakan
kelemahan

kelemahanmanusia

adalah

menjadi

baik

tergantung

dan

pada

buruk

pendidikan

sebagai berikut yaitu QS. An-

atau lingkungannya bukan pada

Nisa: 28.

tabiatnya

      
  

asli.

merupakan
tua,

Hal

tersebut

kewajiban

para

pendidik,

pemimpin-pemimpin
bertanggung

orang
dan
yang

jawab

terhadap

generasi baru serta masarakat

Allah hendak memberikan

untuk memilihara tabiat tersebut

keringanan kepadamu, dan

dan mengarahkannya kepada

manusia dijadikan bersifat

hal-hal

lemah. (QS. An-Nisa: 28).

menjauhkannya dari pengaruh-

(Shihab: 2002: 409-410)

pengaruh yang jelek (Yanuar

yang

baik

serta

Ilyas, 1996: 15).
ayat

Menurut Aziz (2012:

tersebut menurut M. Quraish

109), perilaku seharian anak

Shihab, (2002: 409-410) adalah

didik khususnya di sekolah

Allah yang Maha Mengetahui

akan

bahwa

diciptakan

lingkungan. Hal itu tidak akan

dalam keadaan lemah. Oleh

terwujud apabila anak dituntut

karana itu tidak ada ketetapan

untuk

yang memberatkan manusia.

sementara kehidupan sekolah

Maksud

dari

manusia

Manusia
banyak

kelemahan.

terkait

erat

dengan

berperilaku

terpuji,

terdapat

terlalu banyak elemen yang

Menurut

tidak baik atau tercela. Anak

Islam, anak dilahirkan dalam

akan

menertawakan

keadaan suci, bersih dan bebas

dituntut berdisiplin, jika para

dari segala dosa. Anak tersebut

guru

dan

menunjukkan

ketika

karyawan
perilaku

tidak

8

disiplin.

Mereka

akan

penanaman nilai dalam diri

aneh

ketika

anak (Nurul Zuriah, 2008: 102).

menganggap

disuruh masuk kelas sebelum
jam

pelajaran,

mereka

sementara

sering

Pendidikan
adalah

Islam

bimbingan

yang

menyaksikan

diberikan

guru

dan

kepada

karyawan.

Apabilah

ingin

berkembang secara maksimal

menjadikan

anak

didik

sesuai ajaran Islam (Ahmad

berkarakter yang kuat, maka

Tafsir, 1992: 32). Pendidikan

sekolah atau lembaga itu sendiri

Islam menurut Abuddin Nata,

harus

(2003: 161) yaitu pendidikan

keterlambatan

menjadi

berkarakter.

lembaga

Lembaga

yang

yang mempunyai visi, misi dan

tercantum

tujuan

dan

mampu

mengaplikasikannya.
Pendidikan
merupakan
yang

keterampilan

ia

islam

hadits

sebagaimana

dalam Al-Qur’an
secara

dalam

pemikiran ulama dan praktek
karakter

pendidikan

yang

agar

yang didasarkan pada nilai-nilai
ajaran

jelas

seseorang

seseorang

berkarakter yaitu suatu lembaga

yang

oleh

sejarah umat Islam. Dengan

nilai

demikian pendidikan karakter

membutukan

yang baik adalah sesuai dengan

khusus

untuk

ajaran islam. Karena itulah

proses penanaman. Oleh karena

diperlukan

itu,

kompetensi

agar mereka tidak hanya pandai

pendidikan untuk menentukan

dalam ilmu-ilmu umum saja,

nilai dan cara

yang tepat.

akan tetapi juga pandai dalam

Pemilihan cara yang tepat serta

ilmu agama Islam. Pengetahuan

memperhatikan

tingkat

ini dapat membimbing mereka

secara

untuk melakukan hal yang baik

akan

dan meninggalkan hal yang

dibutuhkan

perkembangan
menyeluruh
mempermudah

anak

proses

buruk.

pendidikan

Islam

9

Dalam ilmu pendidikan
Islam

pun

bimbingan

karakter mulai melemah dan

juga

diberikan

terabaikan.

atau

tuntutan

Indonesia

Pendidikan
seharusnya

di
dapat

pendidik kepada anak didik

membentuk insan kamil yang

agar tumbuh secara wajar dan

cerdas dan kompetitif, dengan

berkepribadian muslim. Dengan

suatu misi untuk mewujudkan

demikian

pendidikan

Islam

ilmu

ialah

pengetahuan

uraian

yang

mampu

secara

membangun insan cerdas dan

sistematis dan ilmiah tentang

kompetitif dengan adil, bermutu

bimbingan

dan relevan untuk kebutuhan

atau

tuntutan

pendidikan kepada anak didik
dalam

perkembangan

masyarakat global.

agar

Sekolah

Dasar

Islam

tumbuh secara wajar berpribadi

Terpadu

(SDIT)

muslim,

Hidayaturrahman

Sragen

sebagai

angota

masarakat yang hidup selaras

merupakan salah satu lembaga

dan seimbang dalam memenuhi

pendidikan

kebutuhan di dunia dan di

Islam

akhirat (Nur Uhbiyati, 2005:

memberikan nilai-nilai religius,

12).

kemandirian,
Dari

uraian

bernuansa

yang

mampu

keadilan

dan

atas

kerjasama dalam masyarakat.

merupakan ungkapan kritis bagi

Dibanding dengan sekolah yang

dunia

bernuansa

pendidikan.

di

yang

Perilaku-

Islam lainnya di

perilaku yang menyimpang saat

Masaran, kuantitas dan kualitas

ini

pendidikan

telah

merambat

dan

mewarnai

pendidikan

di

Hidayaturahman Sragen relatif

Indonesia.

Selain

itu,

lebih baik, dan setiap tahun

yang

jumlah peminat siswanya selalu

pendidikan

SDIT

mengedepankan perilaku atau

meningkat.

sering juga disebut pendidikan

mengajarkan anak didik untuk

Terlibih

dalam

10

berperilaku dan berakhlak yang

menerapkan sistem Full Day

baik

School dengan melaksanakan

dalam

kesehariannya.

Peran guru PAI di sini sangatlah

kurikulum

dari

penting untuk

Nasional

(Diknas)

karakter

meningkatkan

siswa

di

Hidayaturrrahman

didik

dan

SDIT

kurikulum agama dari FKLPI

Sragen.

(Forum Komunikasi Lembaga

Terutama dalam mengajarkan
anak

Pendidikan

Pendidikan Islam).

mempraktekkan

Berpijak

pada

latar

bacaan shalat. Maka dari itu

belakang masalah di atas, maka

kepercayaan masyarakat begitu

penulis

besar untuk memasukkan anak-

penelitian dengan judul “Peran

anak

Guru PAI dalam Meningkatkan

mereka

di

SDIT

tertarik

melakukan

Hidayaturrahman, hingga tahun

Karakter

ke empat, jumlah siswa dan

Hidayaturrahman Sragen Tahun

siswi di SDIT Hidayaturrahman

Pelajaran 2012/2013.”

Siswa

sudah mencapai 240 orang,

LANDASAN TEORI

dengan rata siswa per kelas

A. Peran Guru PAI

mencapai 40 sampai 50 anak.

1. Pengertian Guru

Gedung yang sudah dibangun

a. Menurut

di

SDIT

Kamus

Besar

Indonesia

guru

sampai saat ini terdiri dari 14

Bahasa

lokal, dengan rincian satu ruang

adalah seorang profesional

kepala sekolah, dua ruang guru,

dengan

satu laboratorium komputer dan

mendidik,

sepuluh ruang kelas. Dari sisi

melatih,

pengajar dan pendidik, sampai

mengevaluasi peserta didik

saat ini sudah memiliki 19

pada pendidikan anak usia

orang

penjaga

dini jalur di pendidikan

sekolah. Hal ini dikarenakan

formal, pendidikan dasar,

dengan

satu

SDIT Hidayaturrahman Sragen

tugas

utama
mengajar,

menilai,

dan

11

dan pendidikan menengah.

dimiliki oleh guru agar ia dapat

(Depdiknas, 2005 : 7).

benar-benar dapat dikatakan

b. Guru agama adalah orang

berprofesi sebagai guru. Hal

yang mempunyai tanggung

tersebut

jawab

terhadap

simpulkan, di antaranya; takwa

pembentukan pribadi anak

kepada Allah SWT, berilmu,

yang sesuai dengan ajaran

berkelakuan baik, persyaratan

Islam, ia juga bertanggung

psikis, persyaratan fisik, dan

jawab kepada Allah SWT.

harus

(Zuhairini, 2004: 54).

sebaagai guru.

2. Guru PAI

telah

penulis

memiliki

keahlian

4. Tugas Guru PAI

Peran

merupakan

Menurut

Zuhairini,

sesuatu yang jadi bagian atau

tugas guru PAI antara lain

yang

memegang

adalah :

yang

paling

pimpinan

utama

(dalam

terjadinya sesuatu hal atau
peristiwa)

(Poerwadarminta,

1993: 735). peran guru, di

a. Mengajarkan

ilmu

pengatahuan agam Islam.
b. Menanamkan

keimanan

dalam jiwa anak.

antaranya:

pendidik,

c. Mendidik anak agar taat

pembimbing,

pengajar,

dalam menjalankan ibadah.

informator,

pemimpin,

motivator,

fasilitator,

inspirator, inisiator, korektor.
3. Persyaratan Guru PAI

ditepati

melakukan

suatu

hal

agar

pekerti

yang

mulia. (Zuhairini, 2004:

5. Kompetensi Guru PAI

sebelum

Kompetensi yang harus

pekerjaan.

ada yaitu kompetensi Shidiq,

Menurut beberapa pakar ada
beberapa

berrbudi

anak

55).

Syarat merupakan yang
harus

d. Mendidik

yang

harus

Amanah, Fatonah, tabligh.
B. Pendidikan Karakter

12

karakter adalah pendidikan

1. Pengertian Karakter

yang

Karakter berasal dari

menanamkan

dan

bahasa Yunani yang berarti “to

mengembangkan karakter-

mark”

atau

menandai

dan

karakter luhur kepada anak

tata

cara

didik,

memfokuskan

sehingga

mereka

mengaplikasikan nilai kebaikan

memiliki karakter luhur itu,

dalam bentuk tingkah laku

menerapkan

(Hamid dan Beni, 2013: 30).

mempraktikkan

dan
dalam

Dalam tulisan bertajuk

kehidupannya, baik dalam

Urgensi Pendidikan Karakter,

keluarga, sebagai anggota

prof.

masyarakat

Suyanto,

Ph.D

menjelasakan bahwa “karakter
adalah

cara

berpikir

dan

dan

warga

negara.
b. Zainal Aqib (2011:

3),

berperilaku yang menjadi ciri

pendidikan karakter adalah

khas tiap individu untuk hidup

suatu sistem penanaman

dan bekerja sama baik dalam

nilai karakter kepada warga

lingkungan

sekolah

masyarakat,
negara.
berkarakter

keluarga,
bangsa,
Individu

dan

komponen

yang

baik

yang

pengetahuan,

kesadaran atau kemauan,

adalah

dan

tindakan

individu yang bisa membuat

melaksanakan

keputusan

tersebut.

yang

ia

buat”

(Zubaedi , 2011: 11).

c.

Pendidikan

Karakter

(2012:

Agus
36),

Wibowo
pendidikan

nilai-nilai

(2012:

35),

pendidikan

karakter

merupakan

upaya-upaya

yang
a. Menurut

untuk

Menurut Jamal Ma’mur
Asmani

2. Pengertian

meliputi

dirancang

dan

dilaksanakan

secara

sistematis

rangka

dalam

13

penanaman

nilai-nilai

perilaku

manusia

berkaitan

dengan

Yang

Maha

yang

Esa,

lingkungan

diri

3. Tujuan Pendidikan Karakter
dipahami

bahwa
karakter

bertujuan:

dewasa,

dan

bertanggung jawab.
b. Mengembangkan

sikap

anak didik .

menjalankan
yang

(field

research) karena didasarkan
pada

data-data

terkumpul

yang

dari

lapangan

langsung.

penelitian

Jenis

ini

adalah

penelitian kualitatif dengan

data

yang

terkumpul

atau kalimat, gambar dan
bukan

d. Membangun mental optimis

penuh

dengan tantangan

dengan

kecerdasan

2. Metode Penentuan Subyek
Dalam penelitin ini, subjek
diminta

tentang

pengasih,

informasi

pelaksanaan

guru

f. Membentuk anak didik yang

angka

(Moleong, 2004: 11).

yang

emosional.

berwatak

lapangan

dijelaskan dengan kata-kata

c. Membina kepekaan sosial

e. Membentuk

Penelitian ini merupakan

pendekatan deskriptif, yaitu

mental yang terpuji.

kehidupan

1. Jenis Penelitian

secara

a. Membentuk siswa berfikir

dalam

METODE PENELITIAN

penelitian

pendidikan

(Hamdani,

2013: 37).

dan

kebangsaan.

rasional,

mandiri.

Tuhan

sendiri, sesama manusia,

Dapat

dan

PAI

peran
dalam

meningkatkan karakter siswa
di

SDIT

Hidayaturrahman

penyayang, sabar, beriman,

Sragen adalah guru tahfidz,

bertakwa,

guru

bertanggung

jawab, amanah, jujur, adil,

akidah

akhlak,

guru

14

fikih, guru quran hadist.

PAI

3. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan

quran,

hadist,

fikih,

akidah, akhlak, tahfidz di
SDIT

Hidayaturrahman

dalam mengumpulkan data

Sragen.

dalam penelitian ini adalah:

b. Observasi

a. Wawancara

Observasi adalah cara

Wawancara

adalah

pengumpulan

data

suatu cara pengumpulan data

terjun

melihat

yang

untuk

lapangan, terhadap objek yang

memperoleh informasi dari

diteliti (Hasan, 1999: 17).

sumbernya.

Teknik

Observasi atau pengamatan

yang

penulis

secara

adalah

teknik

digunakan

wawancara
gunakan

dan

secara

yaitu

kegiatan

dalam

pelaksanaanya pewanwancara

SDIT

membawa

Sragen,

pedoman

yang

di

Hidayaturrahman
dan

yang

tentang hal-hal yang ingin

ruang-ruang

ditanyakan (Riduwan, 2010:

prasarana,

74).

sekolah.

dalam penelitian ini dipakai

tentang

pembelajaran

gedung-gedung

wawancara

dilakukan

menyeluruh

hanya merupakan garis besar

Metode

ke

untuk memperoleh gambaran

wawancara bebas terpimpin,
yang

langsung

dengan

bangunan,

kelas,
dan

berupa

sarana

lingkungan

c. Metode Dokumentasi
Metode

dokumentasi

penulis untuk mengambil data

yaitu mencari data mengenai

tentang

peran guru PAI

hal-hak atau variabel yang

dalam meningkatkan karakter

dapat berupa catatan, transkip,

siswa

SDIT

buku, surat kabar, majalah,

Sragen.

prasasti, notulen rapat, legger,

di

Hidayaturrahman

Wawancara dilakukan guru

agenda,

dan

sebagainya

15

(Arikunto,

2010:

274).

penelitian. Cara yang dilakukan

Sumber dokumentasi dalam

memalui

penelitian ini adalah semua

kualitatif berdasarkan masalah

data yang diperoleh dari SDIT

dan tujuan penelitian (Nana,

Hidayaturrahman

Sudjana, 2007: 126).

mengenai
sejarah

Sragen,

letak

geografis,

berdirinya,

stuktur

kategorisasi

data

HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan

data

yang

organisasi sekolah dan sistem

telah dikumpulkan, dipaparkan dan

manajemen kepemimpinan.

dianalisis pada halamam-halamam

4. Metode Analisis Data
Analisis

sebelumnya,

dapat

adalah

disimpulkan tentang peran guru

upaya yang dilakukan dengan

PAI dalam meningkatkan karakter

jalan

data,

siswa di SDIT Hidayaturrahman

mengorganisasikan

data,

Sragen tahun pelajaran 2012/2013

memilah-milahnya

menjadi

satuan

dikelola,

bekerja

yang

data

maka

dengan

dapat

mensintensiskan, mencari dan
menemukan pola, menemukan
mana penting, apa yang dapat
dipelajari, serta memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada
orang lain (Moleong, 2013: 248).
Teknik yang digunakan
dalam menganalisis data yaitu
dengan

metode

kualitatif.

Data

deskriptif
yang

sudah

diperoleh selama penelitian bisa
disusun dan langsung ditafsirkan
untuk

menyusun

kesimpulan

yaitu sebagai berikut:
1. Peran

Guru

PAI

sebagai

pendidik dalam meningkatkan
karakter

siswa

yaitu

harus

memberikan contoh dalam hal
sikap dan perilaku, membentuk
kepribadian

peserta

mengembangkan

didik,

kepribadian

anak didik serta membina budi
pekerti.
2. Peran

Guru

pembimbing

PAI

sebagai
dalam

meningkatkan karakter siswa
yaitu

harus

memberikan

16

bimbingan

dan

pengawasan

kepada

peserta

didik,

pelajaran

yang

telah

diprogramkan

dalam

menemukan permasalahannya

kurikulum. Informasi yang baik

serta memberikan jalan keluar

dan efektif diperlukan dari

terhadap

guru.

masalahnya.

Guru

Kesalahan

informasi

juga harus dapat mengatasi

adalah racun bagi anak didik.

kesulitan

pribadi,

kesulitan

Untuk menjadi informator yang

dan

kesulitan

baik dan efektif, penguasaan

dengan

bahasa dari guru adalah kunci

pendidikan,
dalam

beradaptasi

selain penguasaan bahan yang

lingkungannya.
3. Peran

Guru

PAI

sebagai

pengajar dalam meningkatkan
karakter

siswa

yaitu

menyampaikan

harus
ilmu

pengetahuan,

melatih

ketrampilan,

memberikan

akan diberikan kepada anak
didik.
5. Peran

Guru

PAI

sebagai

pemimpin dalam meningkatkan
karakter

siswa

mempunyai

yaitu

harus

kesanggupan

panduan atau petunjuk serta

menyelenggarakan

berpanduan antara memberikan

kepemimpinan, merencanakan,

pengetahuan bimbingan dan

melaksanakan, mengorganisasi,

ketrampilan.

mengkoordinasi

4. Peran

Guru

PAI

kegiatan,

sebagai

mengontrol, dan menilai sejauh

dalam

mana rencana telah terlaksana

meningkatkan karakter siswa

selain dari itu, guru harus

yaitu

punya

informator

guru

harus

memberikan

informasi

perkembangan
pengetahuan
selain

dapat

ilmu
dan

sejumlah

teknologi,
bahan

pelajaran untuk setiap mata

jiwa

kepemimpinan

yang baik, seperti hubungan
sosial,

kemampuan

berkomunikasi,

ketenagaan,

ketabahan, humor, tegas, dan
kebijaksanaan.

17

6. Peran

Guru

PAI

sebagai

karakter siswa yaitu guru harus

motivator dalam meningkatkan

dapat

karakter

guru

belajar, guru harus mampu

meningkatkan kegairahan dan

memerankan diri memberikan

pengembangan kegiatan belajar

inspirasi bagi peserta didik,

siswa.

sehingga kegiatan belajar dan

siswa

Guru

yaitu

harus

dapat

memberikan

merangsang dan memberikan

pembelajaran

dorongan,

membangkitkan

menumbuhkan

inspirasi

dapat
berbagai

swadaya, dan daya cipta siswa,

pemikiran, gagasan, dan ide-

sehingga akan terjadi dinamika

ide baru.

di

dalam

proses

belajar

mengajar.
7. Peran

9. Peran

Guru

PAI

sebagai

inisiator dalam meningkatkan

Guru

PAI

sebagai

karakter

siswa

yaitu

guru

fasilitator dalam meningkatkan

sebagai pencetus ide-ide dalam

karakter siswa yaitu guru tidak

belajar. Sudah tentu ide-ide

hanya

menyampaikan

guru tersebut merupakan ide-

informasi kepada peserta didik,

ide kreatif yang dapat dicontoh

tetapi harus menjadi fasilitator

oleh anak didiknya.

yang

bertugas

memberikan

10. Peran

Guru

PAI

sebagai

kemudahan belajar (facilitate

korektor dalam meningkatkan

of learning) kepada seluruh

karakter siswa yaitu guru harus

peserta didik, agar mereka

bisa membedakan mana nilai

dapat belajar dalam suasana

yang baik dan mana nilai yang

yang menyenangkan, gembira,

buruk serta guru mempunyai

penuh semangat, tidak cemas,

otoritas untuk menilai peserta

dan

anak

berani

mengemukakan

pendapat secara terbuka.
8. Peran

Guru

PAI

sebagai

inspirator dalam meningkatkan

didik

dalam

bidang

akademis maupun tingkah laku
sosialnya,

sehingga

dapat

18

menentukan bagaimana anak

Koesoema, Doni A . 2007. Pendidikan
Karakter;

didiknya berhasil atau tidak.

Strategi

DAFTAR PUSTAKA

Pandidikan Anak di Zaman

Aziz, Hamka Abdul. 2012. Karakter

Global.

Guru Profesional. Jakarta:

PT

grasindo

Jakarta.

Al-Mawardi Prima.
Marimba, Ahmad D. 1989. Pengantar

Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi

Filsafat Pendidikan Islam.

dan

Bandung: Al-Ma’arif.

Bandung:

Q-anees

dan

Karakter Perspektif Islam.

Hambali. 2009. Pendidikan

Bandung:

Karakter

Setia.

Qur’an.

Al-

Bandung;

2005.

Mengajar.
Kamus

Cetakan

Hasan,

kelima).

PT Rineka Cipta

PT

Iqbal.

1999.

Pokok-pokok

deskriptif. Jakarta: Bumi
Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru

Interaksi Edukatif. Jakarta:

Jakarta:

Statistik1:statistic

Jakarta ; Balai Pustaka.

dan Anak Didik dalam

Pustaka

Bumi Aksara.

Besar

Bahasa Indonesia ( Edisi
III.

CV

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar

Sembiosa.
Depdiknas.

Remaja

Soebadi. 2013. Pendidikan

Adang

Berbasis

PT

Hamid, Hamdani dan Beni Ahmad

Bandung; Rosdakarya.
Bambang

Guru.

Rosdakarya.

Tafsir, Ahmad. 1992. Ilmu Pendidikan
dalam Perspektif Islam.

Sertifikasi

Heri,

Gunawan.
Krakter
Tenaga

2012.

Pendidik

Konsep

dan

Kependidikan.

Bandung: CV Alfabeta.

19

Hidayatullah,

M.

Furqon.

Membangun
Berkarakter
Cerdas.

2010.

Karyawan

Insan

Pemula.

Kuat

dan

Surakarta:

dan

Bandung:

Alfabeta.

PT
Saifudin,

Yuma Pustaka

Azwar.

2010.

Penelitian.
Asmani,

Jamal

Ma’mur.

Panduan

Peneliti

2012.

Metode

Yogyakarta;

pustaka pelajar.

Internalisasi

Pendidikan

Karakter

di

Sardiman.

Interaksi

2001.

Sekolah. Yogyakarta: Diva

Motivasi

Press.

Bandung:

dan

Belajar.
PT

Remaja

Rosdakarya.
Kesuma,

Dharma,

dkk.

Pendidikan

2011.

Karakter:

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur

Kajian Teori dan Praktek

Penelitian

Suatu

di Sekolah. Bandung: PT

Pendekatan Praktek (Edisi

Remaja Rosdakarya.

Revisi

2010).

Jakarta:

Rineka Cipta.
Miles, Mathewai B dan Haberman
Micael.

1992.

Analisis

Sugiyono,

Dr.

Metode

2010.

data kualitatif. Yogyakarta

Penelitian

; Maja Rosdakarya.

Kualitatif

Kuantitatif
dan

R&D.

Bandung: Alfabeta
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi
Penelitian Kualitatif (edisi
revisi).

Bandung:

PT.

Sudjana, nana. 2007. Penelitian dan
Penilaian Kuantitatif dan
Kualitatif.

Remaja Rosdakarya.

Graha Ilmu.
Riduwan.

2010.

Belajar

Penelitian

Untuk

Mudah
Guru,

Yogyakarta:

20

Syaiful, Sagala. 2000. Kemampuan
Profesional
Tenaga

Guru

dan

Kependidikan.

Bandung: CV Alfabeta.

Jakarta:

Rajawali Press.

pengkajian

Pendidikan

Karakter. Bandung: Yrama

Zakiah, Daradjat. 1970. Ilmu Jiwa
Agama.

Jakarta:

Bulan

Bintang.

Yunahar IIyas. 2002. Kuliah Akhlah.
Yogyakarta:

Apliksi

Widya.

Tatang. 1986. Menyusun Rencana
Penelitian.

Zainal, Aqib. 2011. Panduan dan

Lembaga
dan

pengelaman islam LPPI.

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan
Karakter

Konsepsi

Aplikasinya
Lembaga

dan
dalam

Pendidikan.

Jakarta: Kencana