PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KARAKTER Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Karakter Siswa (Studi Kasus Di Sekolah Dasar Islam Terpadu Hidayaturrahman Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013).
PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KARAKTER
SISWA (Studi Kasus di Sekolah Dasar Islam Terpadu Hidayaturrahman
Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013)
NASKAH PUBLIKASI
Disusun untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Jurusan Pendidikan Agama Islam
(Tarbiyah)
Oleh :
Sulis Setyowati
G 000 090 175
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ABSTRAK
Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Karakter Siswa (Studi Kasus di SDIT
Hidayaturrahman Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013
Peran pendidikan karakter merupakan istilah yang sudah mendapatkan
pengakuan di masyarakat pada modernisasi ini. Dalam pengembangan pendidikan
karakter peserta didik di sekolah, guru memiliki posisi yang sangat penting. Guru
memiliki tanggung jawab besar dalam menghasilkan generasi yang berkarakter,
berbudaya dan bermoral. Oleh karena, itu guru PAI mempunyai tugas sebagai
pendidik, pembimbing, pengajar, informator, pemimpin, motivator, fasilitator,
inspirator, inisiator, dan korektor dalam upaya peningkatan karakter siswa, agar
karakter siswa dapat dibentuk mulai sejak dari dini menjadi individu yang baik dan
berakhlak mulia.
Dari latar belakang tersebut maka penulis dapat merumuskan masalahnya
yaitu bagaimana peran guru PAI dalam meningkatkan karakter siswa di SDIT
Hidayaturrahman Sragen.
Manfaat penelitian ini yaitu menambah hazanah pengetahuan tentang
pentingnya pendidikan karakter. Bagi guru, dapat menjadi bahan evaluasi dalam
meningkatkan kualitas diri terutama dalam masalah akhlak sehingga selalu menjadi
teladan bagi siswanya. Bagi sekolah, dapat menjadi bahan masukan dalam
meningkatkan pembinaan pada guru-gurunya terutama dalam masalah akhlak. Bagi
penulis, dapat menjadi bahan evaluasi diri karena kelak akan menjadi guru agar
senantiasa memperbaiki akhlak.
Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini
merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif.
Subjek dalam penelitian ini adalah guru tahfidz, guru akidah akhlak, guru fikih, guru
quran hadist. Metode pengumpulan data yang dipakai adalah metode, wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Teknik yang digunakan adalah menganalisis data yaitu
dengan metode deskriptif kualitatif.
Hasil dari penelitian ini, dapat diperoleh kesimpulan bahwa guru PAI di SDIT
Hidayaturrahman Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013 melakukan peran sebagai
pendidik, pembimbing, pengajar, informator, pemimpin, motivator, fasilitator,
inspirator, inisiator, dan korektor dalam meningkatkan karakter siswa.
Kata Kunci: Peran Guru PAI, Pendidikan karakter
2
yang bermartabat dalam rangka
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan
bagian vital dalam kehidupan
manusia, pendidikan (terutama
Islam)
dengan
coraknya
yang
memberikan
berbagai
berorientasi
bekal
kepada
manusia (peserta didik) untuk
mencapai kebahagiaan dunia
dan akhirat. Oleh karena itu,
semestinya pendidikan (Islam)
selalu diperbaharui konsep dan
aktualisasinya
dalam
rangka
merespon perkembangan zaman
yang
selalu
dinamis
dan
temporal, agar peserta didik
dalam pendidikan Islam tidak
hanya
berorientasi
pada
kebahagiaan hidup setelah mati
(eskatologis) tetapi kebahagiaan
hidup di dunia juga bisa diraih.
UU Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 3 menyatakan
bahwa
Pendidikan
berfungsi
Nasional
mengembangkan
kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa
mencerdaskan
bangsa,
kehidupan
bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung
jawab.
Jika dilihat dari tujuan
pendidikan
yang
dalam
dituangkan
undang-undang,
sebenarnya bangsa ini akan
dicetak menjadi bangsa yang
berkarakter kuat, unggul, dan
mantap karena semua potensi
kemanusiaan
anak
(intelektual,
emosional,
didik
dan
spiritual) terakomodasi secara
sempurna
dalam
dan
seluruh
terintegrasi
proses
pendidikan. Itu adalah tataran
ideal. Seandainya tataran ideal
itu dapat diaplikasikan secara
nyata di lapangan dan berhasil,
tentu semua pihak tidak akan
3
kecil hati tentang masa depan
“haknya”
karena
manusia
negara ini karena yakin bahwa
dipandang
sebagai
manusia,
Negara
Republik
bukan hanya jasad kasarnya
diwariskan
saja tapi juga hatinya. Oleh
Kesatuan
Indonesia
kepada
akan
putra
bangsa
putri
yang
kecerdasan
terbaik
Karen itu, wajar kalau hati juga
mempunyai
perlu mendapatkan pendidikan.
sempurna
intelektual,
secara
emosional,
dan
spiritual.
Tujuan
pendidikan
Hasil dari pendidikan hati itu
tampak
jelas
tertuang
tujuan
pendidikan
nasional
Indonesia, yaitu menciptakan
nasional Indonesia memandang
manusia
Indonesia
jauh
beriman,
bertaqwa
kedepan,
peradaban
di
mana
pada
yang
kepada
manusiatelah
Tuhan Yang Maha Esa, dan
melampaui masa ultramodern
berakhlak mulia (Aziz, 2012:
yang
114-115).
kemungkinan
akan
menghilangkan
nilai-nilai
tradisonal
nilai-nilai
dan
Penelitian muktahir dan
realitas
yang
terjadi
di
spiritual. Hati akan kehilangan
masyarakat
kepekaannya, karena setiap saat
bahwa bukan hanya penguasaan
diperlihatkan dan disibukkan
intelektual saja yang menunjang
oleh
bersifat
kesuksesan seseorang. Aspek
pendidikan
kecerdasan emosi dan spiritual
hal-hal
material.tujuan
nasional
yang
Indonesia
akan
menunjukkan
justru lebih besar pengaruhnya
membentengi anak-anak didik
terhadap
dari kemungkinan menghadapi
keberhasilan
keadaan
sinilah
yang
seperti
itu.
kebahagiaan
seseorang.
tampak
Di
pentingnya
Pendidikan yang akan dilalui
pendidikan
tetap memberikan kesempatan
(Hidayatullah, 2010: vii).
pada hati untuk mendapatkan
dan
karakter
4
Sudah
dunia
terlalu
pendidikan
lama
hanya
perilaku
formal
lulusan
saat
pendidikan
ini,
misalnya
difokuskan untuk menggarap
korupsi, seks bebas dikalangan
sisi intelektual peserta didik.
remaja,
Tujuannya untuk menyediakan
pembunuhan, perampokan oleh
tenaga
pelajar,
kerja
siap
pakai
narkoba,
dan
tawuran,
pengangguran
sebanyak-banyaknya, walaupun
lulusan sekolah menengah ke
volume pekerjaan berkembang
atas. Semuanya terasa lebih
tidak
kuat ketika Negara ini dilanda
sebanding
pertambahan
tenaga
dengan
kerja.
krisis
dan
tidak
kunjung
Akibatnya penumpukan tenaga
beranjak
kerja produktif. Bapak bangsa,
dialami (Kesuma, 2011: 4).
Bung Karno, telah mewanti-
Untuk melengkapi pendidikan
wanti akan bahaya kehilangan
karakter
karakter
ini.
pendidikan karakter dilengkapi
Negara
kehilangan
Kalau
sebuah
dari
yang
krisis
yang
kuat
itu,
karakter
dengan
pendidikan
bangsanya, maka Negara itu
Dengan
adanya
hanya akan menjadi bulan-
karakter yang menerapkan cara-
bulanan negara besar dalam
cara
pergaulan internasional (Aziz,
pendidikan menjadi terarah.
2012: 14)
Islam
Islam.
pendidikan
membawa
Tanpa karakter, seorang
Pendidikan
karakter
manusia akan dengan mudah
merupakan sebuah istilah yang
melakukan apapun yang dapat
semakin
semakin
menyakiti atau menyengsarakan
mendapatkan pengampuan dari
orang lain. Oleh karena itu,
masyarakat Indonesia saat ini.
perlu dibentuk karakter untuk
Terlebih dengan dirasakannya
mengelola
berbagai ketimbapangan hasil
negatif. Karakter yang sudah
pendidikan yang terlihat dari
terbangun
hari
diri
dari
diharapkan
hal-hal
akan
5
mendorong
untuk
setiap
manusia
mengerjakan
sesuatu
aspek kehidupan (Hidayatullah,
2010: 2-3).
sesuai dengan suara hatinya.
Mengingat
karakter
dalam
Perilaku yang bernilai
pentingnya
membangun
moral tinggi adalah perilaku
yang
tidak
merugikan,
sumber daya manusia (SDM)
menyakiti,
yang
proses
menggangu serta merebut hak-
menempuh pendidikan karakter
hak orang lain. Dalam hal ini
harus dilakukan dengan tepat.
tercermin
Dapat
Rasulullah
kuat,
maka
dikatakan
bahwa
pembentukan
karakter
merupakan sesuatu yang tidak
dapat
dipisahkan
dari
kehidupan. Oleh Karena itu
diperlukan
berbagai
kepedulian
pihak,
pemerintah,
baik
maupun
oleh
pihak
kesadaran
karakter.
dalam
pendidikan
Dalam
kaitannya
dengtan pendidikan, pendidikan
karakter harus menyertai semua
aspek kehidupan termasuk di
sekolah. Idelanya pembentukan
pendidikan
sebagaimana
dalam
QS.Al-
Qur’an ayat 4 sebagai berikut:
Dan Sesungguhnya kamu benarbenar berbudi pekerti yang agung.
(al-Qolam: 4)
(Shihab, 2002:380)
memiliki
bersama
membangun
digambarkan
perilaku
sekolah.
Kondisi ini akan terbangun jika
semua
dari
oleh
masyarakat,
keluarga
menyiksa,
karakter
harus
diintregasikan ke dalam seluruh
Dari
ayat
tersebut
menurut M. Quraish Shihab,
(2002:
380)
Muhammad
bahwa
SAW
nabi
berbudi
pekerti yang luhur. Salah satu
bukti dari sekian banyak bukti
tentang keagungan akhlak Nabi
Muhammad
SAW.
Menurut
Sayyid Quthub (2000: 381),
6
adalah
kemampuan
beliau
yang pertama kali diterima oleh
menerima pujian dari Allah
anak. Di antara amanat Allah
SWT dalam keadaan mantap
yang indah namun juga berat
dan tidak luluh karena tekanan
adalah anak (As-Sahim, 2002:
pujian
pula
5). Anak adalah mahkluk yang
beliau
masih membawa kemungkinan
tersebut,
goncang
tidak
kepribadian
yakni tidak menjadikan beliau
untuk
angkuh.
Beliau
jasmani
maupun
pujian
dengan
Sehingga
anak
menerima
penuh
ketenangan dan keseimbangan.
Pada
pendidikan
dasarnya
di
sekolah
berkembang,
baik
rohani.
merupakan
manusia yang masih mengalami
perkembangan.
itu
Manusia
juga
merupakan bagian pendidikan
mempunyai
dalam keluarga, yang sekaligus
kelemahan. Apabila kelemahan
juga merupakan lanjutan dari
tersebut
pendidikan dalam keluarga. Di
pendidikan
pasti
akan
samping
terjerumus
mengikuti
hawa
itu,
kehidupan
di
segi-segi
tidak
mendapatkan
sekolah adalah jembatan bagi
nafsunya
anak
kerugian yang sangat besar di
yang
kehidupan
dengan
menghubungkan
dalam
dan
mendapatkan
keluarga
dunia maupun di akhirat. Untuk
dalam
itu, al-Qur’an memberikan cara
kehidupan
masyarakat kelak (Hasbullah,
yang
2001: 46)
manusia
Pendidikan yang paling
paling
untuk
kelemahannya,
baik
kepada
memperbaiki
serta
utama adalah pendidikan yang
memberikan kebebasan kepada
diberikan
oleh
tua.
individu dan masyarakat untuk
Karena
pendidikan
yang
memilih cara memperbaiki dan
diberikan oleh orang tua kepada
menjaga diri dari hal-hal yang
anaknya merupakan pendidikan
kurang baik. Adapun ayat yang
orang
7
menyatakan
kelemahan
kelemahanmanusia
adalah
menjadi
baik
tergantung
dan
pada
buruk
pendidikan
sebagai berikut yaitu QS. An-
atau lingkungannya bukan pada
Nisa: 28.
tabiatnya
asli.
merupakan
tua,
Hal
tersebut
kewajiban
para
pendidik,
pemimpin-pemimpin
bertanggung
orang
dan
yang
jawab
terhadap
generasi baru serta masarakat
Allah hendak memberikan
untuk memilihara tabiat tersebut
keringanan kepadamu, dan
dan mengarahkannya kepada
manusia dijadikan bersifat
hal-hal
lemah. (QS. An-Nisa: 28).
menjauhkannya dari pengaruh-
(Shihab: 2002: 409-410)
pengaruh yang jelek (Yanuar
yang
baik
serta
Ilyas, 1996: 15).
ayat
Menurut Aziz (2012:
tersebut menurut M. Quraish
109), perilaku seharian anak
Shihab, (2002: 409-410) adalah
didik khususnya di sekolah
Allah yang Maha Mengetahui
akan
bahwa
diciptakan
lingkungan. Hal itu tidak akan
dalam keadaan lemah. Oleh
terwujud apabila anak dituntut
karana itu tidak ada ketetapan
untuk
yang memberatkan manusia.
sementara kehidupan sekolah
Maksud
dari
manusia
Manusia
banyak
kelemahan.
terkait
erat
dengan
berperilaku
terpuji,
terdapat
terlalu banyak elemen yang
Menurut
tidak baik atau tercela. Anak
Islam, anak dilahirkan dalam
akan
menertawakan
keadaan suci, bersih dan bebas
dituntut berdisiplin, jika para
dari segala dosa. Anak tersebut
guru
dan
menunjukkan
ketika
karyawan
perilaku
tidak
8
disiplin.
Mereka
akan
penanaman nilai dalam diri
aneh
ketika
anak (Nurul Zuriah, 2008: 102).
menganggap
disuruh masuk kelas sebelum
jam
pelajaran,
mereka
sementara
sering
Pendidikan
adalah
Islam
bimbingan
yang
menyaksikan
diberikan
guru
dan
kepada
karyawan.
Apabilah
ingin
berkembang secara maksimal
menjadikan
anak
didik
sesuai ajaran Islam (Ahmad
berkarakter yang kuat, maka
Tafsir, 1992: 32). Pendidikan
sekolah atau lembaga itu sendiri
Islam menurut Abuddin Nata,
harus
(2003: 161) yaitu pendidikan
keterlambatan
menjadi
berkarakter.
lembaga
Lembaga
yang
yang mempunyai visi, misi dan
tercantum
tujuan
dan
mampu
mengaplikasikannya.
Pendidikan
merupakan
yang
keterampilan
ia
islam
hadits
sebagaimana
dalam Al-Qur’an
secara
dalam
pemikiran ulama dan praktek
karakter
pendidikan
yang
agar
yang didasarkan pada nilai-nilai
ajaran
jelas
seseorang
seseorang
berkarakter yaitu suatu lembaga
yang
oleh
sejarah umat Islam. Dengan
nilai
demikian pendidikan karakter
membutukan
yang baik adalah sesuai dengan
khusus
untuk
ajaran islam. Karena itulah
proses penanaman. Oleh karena
diperlukan
itu,
kompetensi
agar mereka tidak hanya pandai
pendidikan untuk menentukan
dalam ilmu-ilmu umum saja,
nilai dan cara
yang tepat.
akan tetapi juga pandai dalam
Pemilihan cara yang tepat serta
ilmu agama Islam. Pengetahuan
memperhatikan
tingkat
ini dapat membimbing mereka
secara
untuk melakukan hal yang baik
akan
dan meninggalkan hal yang
dibutuhkan
perkembangan
menyeluruh
mempermudah
anak
proses
buruk.
pendidikan
Islam
9
Dalam ilmu pendidikan
Islam
pun
bimbingan
karakter mulai melemah dan
juga
diberikan
terabaikan.
atau
tuntutan
Indonesia
Pendidikan
seharusnya
di
dapat
pendidik kepada anak didik
membentuk insan kamil yang
agar tumbuh secara wajar dan
cerdas dan kompetitif, dengan
berkepribadian muslim. Dengan
suatu misi untuk mewujudkan
demikian
pendidikan
Islam
ilmu
ialah
pengetahuan
uraian
yang
mampu
secara
membangun insan cerdas dan
sistematis dan ilmiah tentang
kompetitif dengan adil, bermutu
bimbingan
dan relevan untuk kebutuhan
atau
tuntutan
pendidikan kepada anak didik
dalam
perkembangan
masyarakat global.
agar
Sekolah
Dasar
Islam
tumbuh secara wajar berpribadi
Terpadu
(SDIT)
muslim,
Hidayaturrahman
Sragen
sebagai
angota
masarakat yang hidup selaras
merupakan salah satu lembaga
dan seimbang dalam memenuhi
pendidikan
kebutuhan di dunia dan di
Islam
akhirat (Nur Uhbiyati, 2005:
memberikan nilai-nilai religius,
12).
kemandirian,
Dari
uraian
bernuansa
yang
mampu
keadilan
dan
atas
kerjasama dalam masyarakat.
merupakan ungkapan kritis bagi
Dibanding dengan sekolah yang
dunia
bernuansa
pendidikan.
di
yang
Perilaku-
Islam lainnya di
perilaku yang menyimpang saat
Masaran, kuantitas dan kualitas
ini
pendidikan
telah
merambat
dan
mewarnai
pendidikan
di
Hidayaturahman Sragen relatif
Indonesia.
Selain
itu,
lebih baik, dan setiap tahun
yang
jumlah peminat siswanya selalu
pendidikan
SDIT
mengedepankan perilaku atau
meningkat.
sering juga disebut pendidikan
mengajarkan anak didik untuk
Terlibih
dalam
10
berperilaku dan berakhlak yang
menerapkan sistem Full Day
baik
School dengan melaksanakan
dalam
kesehariannya.
Peran guru PAI di sini sangatlah
kurikulum
dari
penting untuk
Nasional
(Diknas)
karakter
meningkatkan
siswa
di
Hidayaturrrahman
didik
dan
SDIT
kurikulum agama dari FKLPI
Sragen.
(Forum Komunikasi Lembaga
Terutama dalam mengajarkan
anak
Pendidikan
Pendidikan Islam).
mempraktekkan
Berpijak
pada
latar
bacaan shalat. Maka dari itu
belakang masalah di atas, maka
kepercayaan masyarakat begitu
penulis
besar untuk memasukkan anak-
penelitian dengan judul “Peran
anak
Guru PAI dalam Meningkatkan
mereka
di
SDIT
tertarik
melakukan
Hidayaturrahman, hingga tahun
Karakter
ke empat, jumlah siswa dan
Hidayaturrahman Sragen Tahun
siswi di SDIT Hidayaturrahman
Pelajaran 2012/2013.”
Siswa
sudah mencapai 240 orang,
LANDASAN TEORI
dengan rata siswa per kelas
A. Peran Guru PAI
mencapai 40 sampai 50 anak.
1. Pengertian Guru
Gedung yang sudah dibangun
a. Menurut
di
SDIT
Kamus
Besar
Indonesia
guru
sampai saat ini terdiri dari 14
Bahasa
lokal, dengan rincian satu ruang
adalah seorang profesional
kepala sekolah, dua ruang guru,
dengan
satu laboratorium komputer dan
mendidik,
sepuluh ruang kelas. Dari sisi
melatih,
pengajar dan pendidik, sampai
mengevaluasi peserta didik
saat ini sudah memiliki 19
pada pendidikan anak usia
orang
penjaga
dini jalur di pendidikan
sekolah. Hal ini dikarenakan
formal, pendidikan dasar,
dengan
satu
SDIT Hidayaturrahman Sragen
tugas
utama
mengajar,
menilai,
dan
11
dan pendidikan menengah.
dimiliki oleh guru agar ia dapat
(Depdiknas, 2005 : 7).
benar-benar dapat dikatakan
b. Guru agama adalah orang
berprofesi sebagai guru. Hal
yang mempunyai tanggung
tersebut
jawab
terhadap
simpulkan, di antaranya; takwa
pembentukan pribadi anak
kepada Allah SWT, berilmu,
yang sesuai dengan ajaran
berkelakuan baik, persyaratan
Islam, ia juga bertanggung
psikis, persyaratan fisik, dan
jawab kepada Allah SWT.
harus
(Zuhairini, 2004: 54).
sebaagai guru.
2. Guru PAI
telah
penulis
memiliki
keahlian
4. Tugas Guru PAI
Peran
merupakan
Menurut
Zuhairini,
sesuatu yang jadi bagian atau
tugas guru PAI antara lain
yang
memegang
adalah :
yang
paling
pimpinan
utama
(dalam
terjadinya sesuatu hal atau
peristiwa)
(Poerwadarminta,
1993: 735). peran guru, di
a. Mengajarkan
ilmu
pengatahuan agam Islam.
b. Menanamkan
keimanan
dalam jiwa anak.
antaranya:
pendidik,
c. Mendidik anak agar taat
pembimbing,
pengajar,
dalam menjalankan ibadah.
informator,
pemimpin,
motivator,
fasilitator,
inspirator, inisiator, korektor.
3. Persyaratan Guru PAI
ditepati
melakukan
suatu
hal
agar
pekerti
yang
mulia. (Zuhairini, 2004:
5. Kompetensi Guru PAI
sebelum
Kompetensi yang harus
pekerjaan.
ada yaitu kompetensi Shidiq,
Menurut beberapa pakar ada
beberapa
berrbudi
anak
55).
Syarat merupakan yang
harus
d. Mendidik
yang
harus
Amanah, Fatonah, tabligh.
B. Pendidikan Karakter
12
karakter adalah pendidikan
1. Pengertian Karakter
yang
Karakter berasal dari
menanamkan
dan
bahasa Yunani yang berarti “to
mengembangkan karakter-
mark”
atau
menandai
dan
karakter luhur kepada anak
tata
cara
didik,
memfokuskan
sehingga
mereka
mengaplikasikan nilai kebaikan
memiliki karakter luhur itu,
dalam bentuk tingkah laku
menerapkan
(Hamid dan Beni, 2013: 30).
mempraktikkan
dan
dalam
Dalam tulisan bertajuk
kehidupannya, baik dalam
Urgensi Pendidikan Karakter,
keluarga, sebagai anggota
prof.
masyarakat
Suyanto,
Ph.D
menjelasakan bahwa “karakter
adalah
cara
berpikir
dan
dan
warga
negara.
b. Zainal Aqib (2011:
3),
berperilaku yang menjadi ciri
pendidikan karakter adalah
khas tiap individu untuk hidup
suatu sistem penanaman
dan bekerja sama baik dalam
nilai karakter kepada warga
lingkungan
sekolah
masyarakat,
negara.
berkarakter
keluarga,
bangsa,
Individu
dan
komponen
yang
baik
yang
pengetahuan,
kesadaran atau kemauan,
adalah
dan
tindakan
individu yang bisa membuat
melaksanakan
keputusan
tersebut.
yang
ia
buat”
(Zubaedi , 2011: 11).
c.
Pendidikan
Karakter
(2012:
Agus
36),
Wibowo
pendidikan
nilai-nilai
(2012:
35),
pendidikan
karakter
merupakan
upaya-upaya
yang
a. Menurut
untuk
Menurut Jamal Ma’mur
Asmani
2. Pengertian
meliputi
dirancang
dan
dilaksanakan
secara
sistematis
rangka
dalam
13
penanaman
nilai-nilai
perilaku
manusia
berkaitan
dengan
Yang
Maha
yang
Esa,
lingkungan
diri
3. Tujuan Pendidikan Karakter
dipahami
bahwa
karakter
bertujuan:
dewasa,
dan
bertanggung jawab.
b. Mengembangkan
sikap
anak didik .
menjalankan
yang
(field
research) karena didasarkan
pada
data-data
terkumpul
yang
dari
lapangan
langsung.
penelitian
Jenis
ini
adalah
penelitian kualitatif dengan
data
yang
terkumpul
atau kalimat, gambar dan
bukan
d. Membangun mental optimis
penuh
dengan tantangan
dengan
kecerdasan
2. Metode Penentuan Subyek
Dalam penelitin ini, subjek
diminta
tentang
pengasih,
informasi
pelaksanaan
guru
f. Membentuk anak didik yang
angka
(Moleong, 2004: 11).
yang
emosional.
berwatak
lapangan
dijelaskan dengan kata-kata
c. Membina kepekaan sosial
e. Membentuk
Penelitian ini merupakan
pendekatan deskriptif, yaitu
mental yang terpuji.
kehidupan
1. Jenis Penelitian
secara
a. Membentuk siswa berfikir
dalam
METODE PENELITIAN
penelitian
pendidikan
(Hamdani,
2013: 37).
dan
kebangsaan.
rasional,
mandiri.
Tuhan
sendiri, sesama manusia,
Dapat
dan
PAI
peran
dalam
meningkatkan karakter siswa
di
SDIT
Hidayaturrahman
penyayang, sabar, beriman,
Sragen adalah guru tahfidz,
bertakwa,
guru
bertanggung
jawab, amanah, jujur, adil,
akidah
akhlak,
guru
14
fikih, guru quran hadist.
PAI
3. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan
quran,
hadist,
fikih,
akidah, akhlak, tahfidz di
SDIT
Hidayaturrahman
dalam mengumpulkan data
Sragen.
dalam penelitian ini adalah:
b. Observasi
a. Wawancara
Observasi adalah cara
Wawancara
adalah
pengumpulan
data
suatu cara pengumpulan data
terjun
melihat
yang
untuk
lapangan, terhadap objek yang
memperoleh informasi dari
diteliti (Hasan, 1999: 17).
sumbernya.
Teknik
Observasi atau pengamatan
yang
penulis
secara
adalah
teknik
digunakan
wawancara
gunakan
dan
secara
yaitu
kegiatan
dalam
pelaksanaanya pewanwancara
SDIT
membawa
Sragen,
pedoman
yang
di
Hidayaturrahman
dan
yang
tentang hal-hal yang ingin
ruang-ruang
ditanyakan (Riduwan, 2010:
prasarana,
74).
sekolah.
dalam penelitian ini dipakai
tentang
pembelajaran
gedung-gedung
wawancara
dilakukan
menyeluruh
hanya merupakan garis besar
Metode
ke
untuk memperoleh gambaran
wawancara bebas terpimpin,
yang
langsung
dengan
bangunan,
kelas,
dan
berupa
sarana
lingkungan
c. Metode Dokumentasi
Metode
dokumentasi
penulis untuk mengambil data
yaitu mencari data mengenai
tentang
peran guru PAI
hal-hak atau variabel yang
dalam meningkatkan karakter
dapat berupa catatan, transkip,
siswa
SDIT
buku, surat kabar, majalah,
Sragen.
prasasti, notulen rapat, legger,
di
Hidayaturrahman
Wawancara dilakukan guru
agenda,
dan
sebagainya
15
(Arikunto,
2010:
274).
penelitian. Cara yang dilakukan
Sumber dokumentasi dalam
memalui
penelitian ini adalah semua
kualitatif berdasarkan masalah
data yang diperoleh dari SDIT
dan tujuan penelitian (Nana,
Hidayaturrahman
Sudjana, 2007: 126).
mengenai
sejarah
Sragen,
letak
geografis,
berdirinya,
stuktur
kategorisasi
data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
data
yang
organisasi sekolah dan sistem
telah dikumpulkan, dipaparkan dan
manajemen kepemimpinan.
dianalisis pada halamam-halamam
4. Metode Analisis Data
Analisis
sebelumnya,
dapat
adalah
disimpulkan tentang peran guru
upaya yang dilakukan dengan
PAI dalam meningkatkan karakter
jalan
data,
siswa di SDIT Hidayaturrahman
mengorganisasikan
data,
Sragen tahun pelajaran 2012/2013
memilah-milahnya
menjadi
satuan
dikelola,
bekerja
yang
data
maka
dengan
dapat
mensintensiskan, mencari dan
menemukan pola, menemukan
mana penting, apa yang dapat
dipelajari, serta memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada
orang lain (Moleong, 2013: 248).
Teknik yang digunakan
dalam menganalisis data yaitu
dengan
metode
kualitatif.
Data
deskriptif
yang
sudah
diperoleh selama penelitian bisa
disusun dan langsung ditafsirkan
untuk
menyusun
kesimpulan
yaitu sebagai berikut:
1. Peran
Guru
PAI
sebagai
pendidik dalam meningkatkan
karakter
siswa
yaitu
harus
memberikan contoh dalam hal
sikap dan perilaku, membentuk
kepribadian
peserta
mengembangkan
didik,
kepribadian
anak didik serta membina budi
pekerti.
2. Peran
Guru
pembimbing
PAI
sebagai
dalam
meningkatkan karakter siswa
yaitu
harus
memberikan
16
bimbingan
dan
pengawasan
kepada
peserta
didik,
pelajaran
yang
telah
diprogramkan
dalam
menemukan permasalahannya
kurikulum. Informasi yang baik
serta memberikan jalan keluar
dan efektif diperlukan dari
terhadap
guru.
masalahnya.
Guru
Kesalahan
informasi
juga harus dapat mengatasi
adalah racun bagi anak didik.
kesulitan
pribadi,
kesulitan
Untuk menjadi informator yang
dan
kesulitan
baik dan efektif, penguasaan
dengan
bahasa dari guru adalah kunci
pendidikan,
dalam
beradaptasi
selain penguasaan bahan yang
lingkungannya.
3. Peran
Guru
PAI
sebagai
pengajar dalam meningkatkan
karakter
siswa
yaitu
menyampaikan
harus
ilmu
pengetahuan,
melatih
ketrampilan,
memberikan
akan diberikan kepada anak
didik.
5. Peran
Guru
PAI
sebagai
pemimpin dalam meningkatkan
karakter
siswa
mempunyai
yaitu
harus
kesanggupan
panduan atau petunjuk serta
menyelenggarakan
berpanduan antara memberikan
kepemimpinan, merencanakan,
pengetahuan bimbingan dan
melaksanakan, mengorganisasi,
ketrampilan.
mengkoordinasi
4. Peran
Guru
PAI
kegiatan,
sebagai
mengontrol, dan menilai sejauh
dalam
mana rencana telah terlaksana
meningkatkan karakter siswa
selain dari itu, guru harus
yaitu
punya
informator
guru
harus
memberikan
informasi
perkembangan
pengetahuan
selain
dapat
ilmu
dan
sejumlah
teknologi,
bahan
pelajaran untuk setiap mata
jiwa
kepemimpinan
yang baik, seperti hubungan
sosial,
kemampuan
berkomunikasi,
ketenagaan,
ketabahan, humor, tegas, dan
kebijaksanaan.
17
6. Peran
Guru
PAI
sebagai
karakter siswa yaitu guru harus
motivator dalam meningkatkan
dapat
karakter
guru
belajar, guru harus mampu
meningkatkan kegairahan dan
memerankan diri memberikan
pengembangan kegiatan belajar
inspirasi bagi peserta didik,
siswa.
sehingga kegiatan belajar dan
siswa
Guru
yaitu
harus
dapat
memberikan
merangsang dan memberikan
pembelajaran
dorongan,
membangkitkan
menumbuhkan
inspirasi
dapat
berbagai
swadaya, dan daya cipta siswa,
pemikiran, gagasan, dan ide-
sehingga akan terjadi dinamika
ide baru.
di
dalam
proses
belajar
mengajar.
7. Peran
9. Peran
Guru
PAI
sebagai
inisiator dalam meningkatkan
Guru
PAI
sebagai
karakter
siswa
yaitu
guru
fasilitator dalam meningkatkan
sebagai pencetus ide-ide dalam
karakter siswa yaitu guru tidak
belajar. Sudah tentu ide-ide
hanya
menyampaikan
guru tersebut merupakan ide-
informasi kepada peserta didik,
ide kreatif yang dapat dicontoh
tetapi harus menjadi fasilitator
oleh anak didiknya.
yang
bertugas
memberikan
10. Peran
Guru
PAI
sebagai
kemudahan belajar (facilitate
korektor dalam meningkatkan
of learning) kepada seluruh
karakter siswa yaitu guru harus
peserta didik, agar mereka
bisa membedakan mana nilai
dapat belajar dalam suasana
yang baik dan mana nilai yang
yang menyenangkan, gembira,
buruk serta guru mempunyai
penuh semangat, tidak cemas,
otoritas untuk menilai peserta
dan
anak
berani
mengemukakan
pendapat secara terbuka.
8. Peran
Guru
PAI
sebagai
inspirator dalam meningkatkan
didik
dalam
bidang
akademis maupun tingkah laku
sosialnya,
sehingga
dapat
18
menentukan bagaimana anak
Koesoema, Doni A . 2007. Pendidikan
Karakter;
didiknya berhasil atau tidak.
Strategi
DAFTAR PUSTAKA
Pandidikan Anak di Zaman
Aziz, Hamka Abdul. 2012. Karakter
Global.
Guru Profesional. Jakarta:
PT
grasindo
Jakarta.
Al-Mawardi Prima.
Marimba, Ahmad D. 1989. Pengantar
Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi
Filsafat Pendidikan Islam.
dan
Bandung: Al-Ma’arif.
Bandung:
Q-anees
dan
Karakter Perspektif Islam.
Hambali. 2009. Pendidikan
Bandung:
Karakter
Setia.
Qur’an.
Al-
Bandung;
2005.
Mengajar.
Kamus
Cetakan
Hasan,
kelima).
PT Rineka Cipta
PT
Iqbal.
1999.
Pokok-pokok
deskriptif. Jakarta: Bumi
Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru
Interaksi Edukatif. Jakarta:
Jakarta:
Statistik1:statistic
Jakarta ; Balai Pustaka.
dan Anak Didik dalam
Pustaka
Bumi Aksara.
Besar
Bahasa Indonesia ( Edisi
III.
CV
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar
Sembiosa.
Depdiknas.
Remaja
Soebadi. 2013. Pendidikan
Adang
Berbasis
PT
Hamid, Hamdani dan Beni Ahmad
Bandung; Rosdakarya.
Bambang
Guru.
Rosdakarya.
Tafsir, Ahmad. 1992. Ilmu Pendidikan
dalam Perspektif Islam.
Sertifikasi
Heri,
Gunawan.
Krakter
Tenaga
2012.
Pendidik
Konsep
dan
Kependidikan.
Bandung: CV Alfabeta.
19
Hidayatullah,
M.
Furqon.
Membangun
Berkarakter
Cerdas.
2010.
Karyawan
Insan
Pemula.
Kuat
dan
Surakarta:
dan
Bandung:
Alfabeta.
PT
Saifudin,
Yuma Pustaka
Azwar.
2010.
Penelitian.
Asmani,
Jamal
Ma’mur.
Panduan
Peneliti
2012.
Metode
Yogyakarta;
pustaka pelajar.
Internalisasi
Pendidikan
Karakter
di
Sardiman.
Interaksi
2001.
Sekolah. Yogyakarta: Diva
Motivasi
Press.
Bandung:
dan
Belajar.
PT
Remaja
Rosdakarya.
Kesuma,
Dharma,
dkk.
Pendidikan
2011.
Karakter:
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur
Kajian Teori dan Praktek
Penelitian
Suatu
di Sekolah. Bandung: PT
Pendekatan Praktek (Edisi
Remaja Rosdakarya.
Revisi
2010).
Jakarta:
Rineka Cipta.
Miles, Mathewai B dan Haberman
Micael.
1992.
Analisis
Sugiyono,
Dr.
Metode
2010.
data kualitatif. Yogyakarta
Penelitian
; Maja Rosdakarya.
Kualitatif
Kuantitatif
dan
R&D.
Bandung: Alfabeta
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi
Penelitian Kualitatif (edisi
revisi).
Bandung:
PT.
Sudjana, nana. 2007. Penelitian dan
Penilaian Kuantitatif dan
Kualitatif.
Remaja Rosdakarya.
Graha Ilmu.
Riduwan.
2010.
Belajar
Penelitian
Untuk
Mudah
Guru,
Yogyakarta:
20
Syaiful, Sagala. 2000. Kemampuan
Profesional
Tenaga
Guru
dan
Kependidikan.
Bandung: CV Alfabeta.
Jakarta:
Rajawali Press.
pengkajian
Pendidikan
Karakter. Bandung: Yrama
Zakiah, Daradjat. 1970. Ilmu Jiwa
Agama.
Jakarta:
Bulan
Bintang.
Yunahar IIyas. 2002. Kuliah Akhlah.
Yogyakarta:
Apliksi
Widya.
Tatang. 1986. Menyusun Rencana
Penelitian.
Zainal, Aqib. 2011. Panduan dan
Lembaga
dan
pengelaman islam LPPI.
Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan
Karakter
Konsepsi
Aplikasinya
Lembaga
dan
dalam
Pendidikan.
Jakarta: Kencana
SISWA (Studi Kasus di Sekolah Dasar Islam Terpadu Hidayaturrahman
Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013)
NASKAH PUBLIKASI
Disusun untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Jurusan Pendidikan Agama Islam
(Tarbiyah)
Oleh :
Sulis Setyowati
G 000 090 175
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ABSTRAK
Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Karakter Siswa (Studi Kasus di SDIT
Hidayaturrahman Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013
Peran pendidikan karakter merupakan istilah yang sudah mendapatkan
pengakuan di masyarakat pada modernisasi ini. Dalam pengembangan pendidikan
karakter peserta didik di sekolah, guru memiliki posisi yang sangat penting. Guru
memiliki tanggung jawab besar dalam menghasilkan generasi yang berkarakter,
berbudaya dan bermoral. Oleh karena, itu guru PAI mempunyai tugas sebagai
pendidik, pembimbing, pengajar, informator, pemimpin, motivator, fasilitator,
inspirator, inisiator, dan korektor dalam upaya peningkatan karakter siswa, agar
karakter siswa dapat dibentuk mulai sejak dari dini menjadi individu yang baik dan
berakhlak mulia.
Dari latar belakang tersebut maka penulis dapat merumuskan masalahnya
yaitu bagaimana peran guru PAI dalam meningkatkan karakter siswa di SDIT
Hidayaturrahman Sragen.
Manfaat penelitian ini yaitu menambah hazanah pengetahuan tentang
pentingnya pendidikan karakter. Bagi guru, dapat menjadi bahan evaluasi dalam
meningkatkan kualitas diri terutama dalam masalah akhlak sehingga selalu menjadi
teladan bagi siswanya. Bagi sekolah, dapat menjadi bahan masukan dalam
meningkatkan pembinaan pada guru-gurunya terutama dalam masalah akhlak. Bagi
penulis, dapat menjadi bahan evaluasi diri karena kelak akan menjadi guru agar
senantiasa memperbaiki akhlak.
Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini
merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif.
Subjek dalam penelitian ini adalah guru tahfidz, guru akidah akhlak, guru fikih, guru
quran hadist. Metode pengumpulan data yang dipakai adalah metode, wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Teknik yang digunakan adalah menganalisis data yaitu
dengan metode deskriptif kualitatif.
Hasil dari penelitian ini, dapat diperoleh kesimpulan bahwa guru PAI di SDIT
Hidayaturrahman Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013 melakukan peran sebagai
pendidik, pembimbing, pengajar, informator, pemimpin, motivator, fasilitator,
inspirator, inisiator, dan korektor dalam meningkatkan karakter siswa.
Kata Kunci: Peran Guru PAI, Pendidikan karakter
2
yang bermartabat dalam rangka
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan
bagian vital dalam kehidupan
manusia, pendidikan (terutama
Islam)
dengan
coraknya
yang
memberikan
berbagai
berorientasi
bekal
kepada
manusia (peserta didik) untuk
mencapai kebahagiaan dunia
dan akhirat. Oleh karena itu,
semestinya pendidikan (Islam)
selalu diperbaharui konsep dan
aktualisasinya
dalam
rangka
merespon perkembangan zaman
yang
selalu
dinamis
dan
temporal, agar peserta didik
dalam pendidikan Islam tidak
hanya
berorientasi
pada
kebahagiaan hidup setelah mati
(eskatologis) tetapi kebahagiaan
hidup di dunia juga bisa diraih.
UU Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 3 menyatakan
bahwa
Pendidikan
berfungsi
Nasional
mengembangkan
kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa
mencerdaskan
bangsa,
kehidupan
bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung
jawab.
Jika dilihat dari tujuan
pendidikan
yang
dalam
dituangkan
undang-undang,
sebenarnya bangsa ini akan
dicetak menjadi bangsa yang
berkarakter kuat, unggul, dan
mantap karena semua potensi
kemanusiaan
anak
(intelektual,
emosional,
didik
dan
spiritual) terakomodasi secara
sempurna
dalam
dan
seluruh
terintegrasi
proses
pendidikan. Itu adalah tataran
ideal. Seandainya tataran ideal
itu dapat diaplikasikan secara
nyata di lapangan dan berhasil,
tentu semua pihak tidak akan
3
kecil hati tentang masa depan
“haknya”
karena
manusia
negara ini karena yakin bahwa
dipandang
sebagai
manusia,
Negara
Republik
bukan hanya jasad kasarnya
diwariskan
saja tapi juga hatinya. Oleh
Kesatuan
Indonesia
kepada
akan
putra
bangsa
putri
yang
kecerdasan
terbaik
Karen itu, wajar kalau hati juga
mempunyai
perlu mendapatkan pendidikan.
sempurna
intelektual,
secara
emosional,
dan
spiritual.
Tujuan
pendidikan
Hasil dari pendidikan hati itu
tampak
jelas
tertuang
tujuan
pendidikan
nasional
Indonesia, yaitu menciptakan
nasional Indonesia memandang
manusia
Indonesia
jauh
beriman,
bertaqwa
kedepan,
peradaban
di
mana
pada
yang
kepada
manusiatelah
Tuhan Yang Maha Esa, dan
melampaui masa ultramodern
berakhlak mulia (Aziz, 2012:
yang
114-115).
kemungkinan
akan
menghilangkan
nilai-nilai
tradisonal
nilai-nilai
dan
Penelitian muktahir dan
realitas
yang
terjadi
di
spiritual. Hati akan kehilangan
masyarakat
kepekaannya, karena setiap saat
bahwa bukan hanya penguasaan
diperlihatkan dan disibukkan
intelektual saja yang menunjang
oleh
bersifat
kesuksesan seseorang. Aspek
pendidikan
kecerdasan emosi dan spiritual
hal-hal
material.tujuan
nasional
yang
Indonesia
akan
menunjukkan
justru lebih besar pengaruhnya
membentengi anak-anak didik
terhadap
dari kemungkinan menghadapi
keberhasilan
keadaan
sinilah
yang
seperti
itu.
kebahagiaan
seseorang.
tampak
Di
pentingnya
Pendidikan yang akan dilalui
pendidikan
tetap memberikan kesempatan
(Hidayatullah, 2010: vii).
pada hati untuk mendapatkan
dan
karakter
4
Sudah
dunia
terlalu
pendidikan
lama
hanya
perilaku
formal
lulusan
saat
pendidikan
ini,
misalnya
difokuskan untuk menggarap
korupsi, seks bebas dikalangan
sisi intelektual peserta didik.
remaja,
Tujuannya untuk menyediakan
pembunuhan, perampokan oleh
tenaga
pelajar,
kerja
siap
pakai
narkoba,
dan
tawuran,
pengangguran
sebanyak-banyaknya, walaupun
lulusan sekolah menengah ke
volume pekerjaan berkembang
atas. Semuanya terasa lebih
tidak
kuat ketika Negara ini dilanda
sebanding
pertambahan
tenaga
dengan
kerja.
krisis
dan
tidak
kunjung
Akibatnya penumpukan tenaga
beranjak
kerja produktif. Bapak bangsa,
dialami (Kesuma, 2011: 4).
Bung Karno, telah mewanti-
Untuk melengkapi pendidikan
wanti akan bahaya kehilangan
karakter
karakter
ini.
pendidikan karakter dilengkapi
Negara
kehilangan
Kalau
sebuah
dari
yang
krisis
yang
kuat
itu,
karakter
dengan
pendidikan
bangsanya, maka Negara itu
Dengan
adanya
hanya akan menjadi bulan-
karakter yang menerapkan cara-
bulanan negara besar dalam
cara
pergaulan internasional (Aziz,
pendidikan menjadi terarah.
2012: 14)
Islam
Islam.
pendidikan
membawa
Tanpa karakter, seorang
Pendidikan
karakter
manusia akan dengan mudah
merupakan sebuah istilah yang
melakukan apapun yang dapat
semakin
semakin
menyakiti atau menyengsarakan
mendapatkan pengampuan dari
orang lain. Oleh karena itu,
masyarakat Indonesia saat ini.
perlu dibentuk karakter untuk
Terlebih dengan dirasakannya
mengelola
berbagai ketimbapangan hasil
negatif. Karakter yang sudah
pendidikan yang terlihat dari
terbangun
hari
diri
dari
diharapkan
hal-hal
akan
5
mendorong
untuk
setiap
manusia
mengerjakan
sesuatu
aspek kehidupan (Hidayatullah,
2010: 2-3).
sesuai dengan suara hatinya.
Mengingat
karakter
dalam
Perilaku yang bernilai
pentingnya
membangun
moral tinggi adalah perilaku
yang
tidak
merugikan,
sumber daya manusia (SDM)
menyakiti,
yang
proses
menggangu serta merebut hak-
menempuh pendidikan karakter
hak orang lain. Dalam hal ini
harus dilakukan dengan tepat.
tercermin
Dapat
Rasulullah
kuat,
maka
dikatakan
bahwa
pembentukan
karakter
merupakan sesuatu yang tidak
dapat
dipisahkan
dari
kehidupan. Oleh Karena itu
diperlukan
berbagai
kepedulian
pihak,
pemerintah,
baik
maupun
oleh
pihak
kesadaran
karakter.
dalam
pendidikan
Dalam
kaitannya
dengtan pendidikan, pendidikan
karakter harus menyertai semua
aspek kehidupan termasuk di
sekolah. Idelanya pembentukan
pendidikan
sebagaimana
dalam
QS.Al-
Qur’an ayat 4 sebagai berikut:
Dan Sesungguhnya kamu benarbenar berbudi pekerti yang agung.
(al-Qolam: 4)
(Shihab, 2002:380)
memiliki
bersama
membangun
digambarkan
perilaku
sekolah.
Kondisi ini akan terbangun jika
semua
dari
oleh
masyarakat,
keluarga
menyiksa,
karakter
harus
diintregasikan ke dalam seluruh
Dari
ayat
tersebut
menurut M. Quraish Shihab,
(2002:
380)
Muhammad
bahwa
SAW
nabi
berbudi
pekerti yang luhur. Salah satu
bukti dari sekian banyak bukti
tentang keagungan akhlak Nabi
Muhammad
SAW.
Menurut
Sayyid Quthub (2000: 381),
6
adalah
kemampuan
beliau
yang pertama kali diterima oleh
menerima pujian dari Allah
anak. Di antara amanat Allah
SWT dalam keadaan mantap
yang indah namun juga berat
dan tidak luluh karena tekanan
adalah anak (As-Sahim, 2002:
pujian
pula
5). Anak adalah mahkluk yang
beliau
masih membawa kemungkinan
tersebut,
goncang
tidak
kepribadian
yakni tidak menjadikan beliau
untuk
angkuh.
Beliau
jasmani
maupun
pujian
dengan
Sehingga
anak
menerima
penuh
ketenangan dan keseimbangan.
Pada
pendidikan
dasarnya
di
sekolah
berkembang,
baik
rohani.
merupakan
manusia yang masih mengalami
perkembangan.
itu
Manusia
juga
merupakan bagian pendidikan
mempunyai
dalam keluarga, yang sekaligus
kelemahan. Apabila kelemahan
juga merupakan lanjutan dari
tersebut
pendidikan dalam keluarga. Di
pendidikan
pasti
akan
samping
terjerumus
mengikuti
hawa
itu,
kehidupan
di
segi-segi
tidak
mendapatkan
sekolah adalah jembatan bagi
nafsunya
anak
kerugian yang sangat besar di
yang
kehidupan
dengan
menghubungkan
dalam
dan
mendapatkan
keluarga
dunia maupun di akhirat. Untuk
dalam
itu, al-Qur’an memberikan cara
kehidupan
masyarakat kelak (Hasbullah,
yang
2001: 46)
manusia
Pendidikan yang paling
paling
untuk
kelemahannya,
baik
kepada
memperbaiki
serta
utama adalah pendidikan yang
memberikan kebebasan kepada
diberikan
oleh
tua.
individu dan masyarakat untuk
Karena
pendidikan
yang
memilih cara memperbaiki dan
diberikan oleh orang tua kepada
menjaga diri dari hal-hal yang
anaknya merupakan pendidikan
kurang baik. Adapun ayat yang
orang
7
menyatakan
kelemahan
kelemahanmanusia
adalah
menjadi
baik
tergantung
dan
pada
buruk
pendidikan
sebagai berikut yaitu QS. An-
atau lingkungannya bukan pada
Nisa: 28.
tabiatnya
asli.
merupakan
tua,
Hal
tersebut
kewajiban
para
pendidik,
pemimpin-pemimpin
bertanggung
orang
dan
yang
jawab
terhadap
generasi baru serta masarakat
Allah hendak memberikan
untuk memilihara tabiat tersebut
keringanan kepadamu, dan
dan mengarahkannya kepada
manusia dijadikan bersifat
hal-hal
lemah. (QS. An-Nisa: 28).
menjauhkannya dari pengaruh-
(Shihab: 2002: 409-410)
pengaruh yang jelek (Yanuar
yang
baik
serta
Ilyas, 1996: 15).
ayat
Menurut Aziz (2012:
tersebut menurut M. Quraish
109), perilaku seharian anak
Shihab, (2002: 409-410) adalah
didik khususnya di sekolah
Allah yang Maha Mengetahui
akan
bahwa
diciptakan
lingkungan. Hal itu tidak akan
dalam keadaan lemah. Oleh
terwujud apabila anak dituntut
karana itu tidak ada ketetapan
untuk
yang memberatkan manusia.
sementara kehidupan sekolah
Maksud
dari
manusia
Manusia
banyak
kelemahan.
terkait
erat
dengan
berperilaku
terpuji,
terdapat
terlalu banyak elemen yang
Menurut
tidak baik atau tercela. Anak
Islam, anak dilahirkan dalam
akan
menertawakan
keadaan suci, bersih dan bebas
dituntut berdisiplin, jika para
dari segala dosa. Anak tersebut
guru
dan
menunjukkan
ketika
karyawan
perilaku
tidak
8
disiplin.
Mereka
akan
penanaman nilai dalam diri
aneh
ketika
anak (Nurul Zuriah, 2008: 102).
menganggap
disuruh masuk kelas sebelum
jam
pelajaran,
mereka
sementara
sering
Pendidikan
adalah
Islam
bimbingan
yang
menyaksikan
diberikan
guru
dan
kepada
karyawan.
Apabilah
ingin
berkembang secara maksimal
menjadikan
anak
didik
sesuai ajaran Islam (Ahmad
berkarakter yang kuat, maka
Tafsir, 1992: 32). Pendidikan
sekolah atau lembaga itu sendiri
Islam menurut Abuddin Nata,
harus
(2003: 161) yaitu pendidikan
keterlambatan
menjadi
berkarakter.
lembaga
Lembaga
yang
yang mempunyai visi, misi dan
tercantum
tujuan
dan
mampu
mengaplikasikannya.
Pendidikan
merupakan
yang
keterampilan
ia
islam
hadits
sebagaimana
dalam Al-Qur’an
secara
dalam
pemikiran ulama dan praktek
karakter
pendidikan
yang
agar
yang didasarkan pada nilai-nilai
ajaran
jelas
seseorang
seseorang
berkarakter yaitu suatu lembaga
yang
oleh
sejarah umat Islam. Dengan
nilai
demikian pendidikan karakter
membutukan
yang baik adalah sesuai dengan
khusus
untuk
ajaran islam. Karena itulah
proses penanaman. Oleh karena
diperlukan
itu,
kompetensi
agar mereka tidak hanya pandai
pendidikan untuk menentukan
dalam ilmu-ilmu umum saja,
nilai dan cara
yang tepat.
akan tetapi juga pandai dalam
Pemilihan cara yang tepat serta
ilmu agama Islam. Pengetahuan
memperhatikan
tingkat
ini dapat membimbing mereka
secara
untuk melakukan hal yang baik
akan
dan meninggalkan hal yang
dibutuhkan
perkembangan
menyeluruh
mempermudah
anak
proses
buruk.
pendidikan
Islam
9
Dalam ilmu pendidikan
Islam
pun
bimbingan
karakter mulai melemah dan
juga
diberikan
terabaikan.
atau
tuntutan
Indonesia
Pendidikan
seharusnya
di
dapat
pendidik kepada anak didik
membentuk insan kamil yang
agar tumbuh secara wajar dan
cerdas dan kompetitif, dengan
berkepribadian muslim. Dengan
suatu misi untuk mewujudkan
demikian
pendidikan
Islam
ilmu
ialah
pengetahuan
uraian
yang
mampu
secara
membangun insan cerdas dan
sistematis dan ilmiah tentang
kompetitif dengan adil, bermutu
bimbingan
dan relevan untuk kebutuhan
atau
tuntutan
pendidikan kepada anak didik
dalam
perkembangan
masyarakat global.
agar
Sekolah
Dasar
Islam
tumbuh secara wajar berpribadi
Terpadu
(SDIT)
muslim,
Hidayaturrahman
Sragen
sebagai
angota
masarakat yang hidup selaras
merupakan salah satu lembaga
dan seimbang dalam memenuhi
pendidikan
kebutuhan di dunia dan di
Islam
akhirat (Nur Uhbiyati, 2005:
memberikan nilai-nilai religius,
12).
kemandirian,
Dari
uraian
bernuansa
yang
mampu
keadilan
dan
atas
kerjasama dalam masyarakat.
merupakan ungkapan kritis bagi
Dibanding dengan sekolah yang
dunia
bernuansa
pendidikan.
di
yang
Perilaku-
Islam lainnya di
perilaku yang menyimpang saat
Masaran, kuantitas dan kualitas
ini
pendidikan
telah
merambat
dan
mewarnai
pendidikan
di
Hidayaturahman Sragen relatif
Indonesia.
Selain
itu,
lebih baik, dan setiap tahun
yang
jumlah peminat siswanya selalu
pendidikan
SDIT
mengedepankan perilaku atau
meningkat.
sering juga disebut pendidikan
mengajarkan anak didik untuk
Terlibih
dalam
10
berperilaku dan berakhlak yang
menerapkan sistem Full Day
baik
School dengan melaksanakan
dalam
kesehariannya.
Peran guru PAI di sini sangatlah
kurikulum
dari
penting untuk
Nasional
(Diknas)
karakter
meningkatkan
siswa
di
Hidayaturrrahman
didik
dan
SDIT
kurikulum agama dari FKLPI
Sragen.
(Forum Komunikasi Lembaga
Terutama dalam mengajarkan
anak
Pendidikan
Pendidikan Islam).
mempraktekkan
Berpijak
pada
latar
bacaan shalat. Maka dari itu
belakang masalah di atas, maka
kepercayaan masyarakat begitu
penulis
besar untuk memasukkan anak-
penelitian dengan judul “Peran
anak
Guru PAI dalam Meningkatkan
mereka
di
SDIT
tertarik
melakukan
Hidayaturrahman, hingga tahun
Karakter
ke empat, jumlah siswa dan
Hidayaturrahman Sragen Tahun
siswi di SDIT Hidayaturrahman
Pelajaran 2012/2013.”
Siswa
sudah mencapai 240 orang,
LANDASAN TEORI
dengan rata siswa per kelas
A. Peran Guru PAI
mencapai 40 sampai 50 anak.
1. Pengertian Guru
Gedung yang sudah dibangun
a. Menurut
di
SDIT
Kamus
Besar
Indonesia
guru
sampai saat ini terdiri dari 14
Bahasa
lokal, dengan rincian satu ruang
adalah seorang profesional
kepala sekolah, dua ruang guru,
dengan
satu laboratorium komputer dan
mendidik,
sepuluh ruang kelas. Dari sisi
melatih,
pengajar dan pendidik, sampai
mengevaluasi peserta didik
saat ini sudah memiliki 19
pada pendidikan anak usia
orang
penjaga
dini jalur di pendidikan
sekolah. Hal ini dikarenakan
formal, pendidikan dasar,
dengan
satu
SDIT Hidayaturrahman Sragen
tugas
utama
mengajar,
menilai,
dan
11
dan pendidikan menengah.
dimiliki oleh guru agar ia dapat
(Depdiknas, 2005 : 7).
benar-benar dapat dikatakan
b. Guru agama adalah orang
berprofesi sebagai guru. Hal
yang mempunyai tanggung
tersebut
jawab
terhadap
simpulkan, di antaranya; takwa
pembentukan pribadi anak
kepada Allah SWT, berilmu,
yang sesuai dengan ajaran
berkelakuan baik, persyaratan
Islam, ia juga bertanggung
psikis, persyaratan fisik, dan
jawab kepada Allah SWT.
harus
(Zuhairini, 2004: 54).
sebaagai guru.
2. Guru PAI
telah
penulis
memiliki
keahlian
4. Tugas Guru PAI
Peran
merupakan
Menurut
Zuhairini,
sesuatu yang jadi bagian atau
tugas guru PAI antara lain
yang
memegang
adalah :
yang
paling
pimpinan
utama
(dalam
terjadinya sesuatu hal atau
peristiwa)
(Poerwadarminta,
1993: 735). peran guru, di
a. Mengajarkan
ilmu
pengatahuan agam Islam.
b. Menanamkan
keimanan
dalam jiwa anak.
antaranya:
pendidik,
c. Mendidik anak agar taat
pembimbing,
pengajar,
dalam menjalankan ibadah.
informator,
pemimpin,
motivator,
fasilitator,
inspirator, inisiator, korektor.
3. Persyaratan Guru PAI
ditepati
melakukan
suatu
hal
agar
pekerti
yang
mulia. (Zuhairini, 2004:
5. Kompetensi Guru PAI
sebelum
Kompetensi yang harus
pekerjaan.
ada yaitu kompetensi Shidiq,
Menurut beberapa pakar ada
beberapa
berrbudi
anak
55).
Syarat merupakan yang
harus
d. Mendidik
yang
harus
Amanah, Fatonah, tabligh.
B. Pendidikan Karakter
12
karakter adalah pendidikan
1. Pengertian Karakter
yang
Karakter berasal dari
menanamkan
dan
bahasa Yunani yang berarti “to
mengembangkan karakter-
mark”
atau
menandai
dan
karakter luhur kepada anak
tata
cara
didik,
memfokuskan
sehingga
mereka
mengaplikasikan nilai kebaikan
memiliki karakter luhur itu,
dalam bentuk tingkah laku
menerapkan
(Hamid dan Beni, 2013: 30).
mempraktikkan
dan
dalam
Dalam tulisan bertajuk
kehidupannya, baik dalam
Urgensi Pendidikan Karakter,
keluarga, sebagai anggota
prof.
masyarakat
Suyanto,
Ph.D
menjelasakan bahwa “karakter
adalah
cara
berpikir
dan
dan
warga
negara.
b. Zainal Aqib (2011:
3),
berperilaku yang menjadi ciri
pendidikan karakter adalah
khas tiap individu untuk hidup
suatu sistem penanaman
dan bekerja sama baik dalam
nilai karakter kepada warga
lingkungan
sekolah
masyarakat,
negara.
berkarakter
keluarga,
bangsa,
Individu
dan
komponen
yang
baik
yang
pengetahuan,
kesadaran atau kemauan,
adalah
dan
tindakan
individu yang bisa membuat
melaksanakan
keputusan
tersebut.
yang
ia
buat”
(Zubaedi , 2011: 11).
c.
Pendidikan
Karakter
(2012:
Agus
36),
Wibowo
pendidikan
nilai-nilai
(2012:
35),
pendidikan
karakter
merupakan
upaya-upaya
yang
a. Menurut
untuk
Menurut Jamal Ma’mur
Asmani
2. Pengertian
meliputi
dirancang
dan
dilaksanakan
secara
sistematis
rangka
dalam
13
penanaman
nilai-nilai
perilaku
manusia
berkaitan
dengan
Yang
Maha
yang
Esa,
lingkungan
diri
3. Tujuan Pendidikan Karakter
dipahami
bahwa
karakter
bertujuan:
dewasa,
dan
bertanggung jawab.
b. Mengembangkan
sikap
anak didik .
menjalankan
yang
(field
research) karena didasarkan
pada
data-data
terkumpul
yang
dari
lapangan
langsung.
penelitian
Jenis
ini
adalah
penelitian kualitatif dengan
data
yang
terkumpul
atau kalimat, gambar dan
bukan
d. Membangun mental optimis
penuh
dengan tantangan
dengan
kecerdasan
2. Metode Penentuan Subyek
Dalam penelitin ini, subjek
diminta
tentang
pengasih,
informasi
pelaksanaan
guru
f. Membentuk anak didik yang
angka
(Moleong, 2004: 11).
yang
emosional.
berwatak
lapangan
dijelaskan dengan kata-kata
c. Membina kepekaan sosial
e. Membentuk
Penelitian ini merupakan
pendekatan deskriptif, yaitu
mental yang terpuji.
kehidupan
1. Jenis Penelitian
secara
a. Membentuk siswa berfikir
dalam
METODE PENELITIAN
penelitian
pendidikan
(Hamdani,
2013: 37).
dan
kebangsaan.
rasional,
mandiri.
Tuhan
sendiri, sesama manusia,
Dapat
dan
PAI
peran
dalam
meningkatkan karakter siswa
di
SDIT
Hidayaturrahman
penyayang, sabar, beriman,
Sragen adalah guru tahfidz,
bertakwa,
guru
bertanggung
jawab, amanah, jujur, adil,
akidah
akhlak,
guru
14
fikih, guru quran hadist.
PAI
3. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan
quran,
hadist,
fikih,
akidah, akhlak, tahfidz di
SDIT
Hidayaturrahman
dalam mengumpulkan data
Sragen.
dalam penelitian ini adalah:
b. Observasi
a. Wawancara
Observasi adalah cara
Wawancara
adalah
pengumpulan
data
suatu cara pengumpulan data
terjun
melihat
yang
untuk
lapangan, terhadap objek yang
memperoleh informasi dari
diteliti (Hasan, 1999: 17).
sumbernya.
Teknik
Observasi atau pengamatan
yang
penulis
secara
adalah
teknik
digunakan
wawancara
gunakan
dan
secara
yaitu
kegiatan
dalam
pelaksanaanya pewanwancara
SDIT
membawa
Sragen,
pedoman
yang
di
Hidayaturrahman
dan
yang
tentang hal-hal yang ingin
ruang-ruang
ditanyakan (Riduwan, 2010:
prasarana,
74).
sekolah.
dalam penelitian ini dipakai
tentang
pembelajaran
gedung-gedung
wawancara
dilakukan
menyeluruh
hanya merupakan garis besar
Metode
ke
untuk memperoleh gambaran
wawancara bebas terpimpin,
yang
langsung
dengan
bangunan,
kelas,
dan
berupa
sarana
lingkungan
c. Metode Dokumentasi
Metode
dokumentasi
penulis untuk mengambil data
yaitu mencari data mengenai
tentang
peran guru PAI
hal-hak atau variabel yang
dalam meningkatkan karakter
dapat berupa catatan, transkip,
siswa
SDIT
buku, surat kabar, majalah,
Sragen.
prasasti, notulen rapat, legger,
di
Hidayaturrahman
Wawancara dilakukan guru
agenda,
dan
sebagainya
15
(Arikunto,
2010:
274).
penelitian. Cara yang dilakukan
Sumber dokumentasi dalam
memalui
penelitian ini adalah semua
kualitatif berdasarkan masalah
data yang diperoleh dari SDIT
dan tujuan penelitian (Nana,
Hidayaturrahman
Sudjana, 2007: 126).
mengenai
sejarah
Sragen,
letak
geografis,
berdirinya,
stuktur
kategorisasi
data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
data
yang
organisasi sekolah dan sistem
telah dikumpulkan, dipaparkan dan
manajemen kepemimpinan.
dianalisis pada halamam-halamam
4. Metode Analisis Data
Analisis
sebelumnya,
dapat
adalah
disimpulkan tentang peran guru
upaya yang dilakukan dengan
PAI dalam meningkatkan karakter
jalan
data,
siswa di SDIT Hidayaturrahman
mengorganisasikan
data,
Sragen tahun pelajaran 2012/2013
memilah-milahnya
menjadi
satuan
dikelola,
bekerja
yang
data
maka
dengan
dapat
mensintensiskan, mencari dan
menemukan pola, menemukan
mana penting, apa yang dapat
dipelajari, serta memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada
orang lain (Moleong, 2013: 248).
Teknik yang digunakan
dalam menganalisis data yaitu
dengan
metode
kualitatif.
Data
deskriptif
yang
sudah
diperoleh selama penelitian bisa
disusun dan langsung ditafsirkan
untuk
menyusun
kesimpulan
yaitu sebagai berikut:
1. Peran
Guru
PAI
sebagai
pendidik dalam meningkatkan
karakter
siswa
yaitu
harus
memberikan contoh dalam hal
sikap dan perilaku, membentuk
kepribadian
peserta
mengembangkan
didik,
kepribadian
anak didik serta membina budi
pekerti.
2. Peran
Guru
pembimbing
PAI
sebagai
dalam
meningkatkan karakter siswa
yaitu
harus
memberikan
16
bimbingan
dan
pengawasan
kepada
peserta
didik,
pelajaran
yang
telah
diprogramkan
dalam
menemukan permasalahannya
kurikulum. Informasi yang baik
serta memberikan jalan keluar
dan efektif diperlukan dari
terhadap
guru.
masalahnya.
Guru
Kesalahan
informasi
juga harus dapat mengatasi
adalah racun bagi anak didik.
kesulitan
pribadi,
kesulitan
Untuk menjadi informator yang
dan
kesulitan
baik dan efektif, penguasaan
dengan
bahasa dari guru adalah kunci
pendidikan,
dalam
beradaptasi
selain penguasaan bahan yang
lingkungannya.
3. Peran
Guru
PAI
sebagai
pengajar dalam meningkatkan
karakter
siswa
yaitu
menyampaikan
harus
ilmu
pengetahuan,
melatih
ketrampilan,
memberikan
akan diberikan kepada anak
didik.
5. Peran
Guru
PAI
sebagai
pemimpin dalam meningkatkan
karakter
siswa
mempunyai
yaitu
harus
kesanggupan
panduan atau petunjuk serta
menyelenggarakan
berpanduan antara memberikan
kepemimpinan, merencanakan,
pengetahuan bimbingan dan
melaksanakan, mengorganisasi,
ketrampilan.
mengkoordinasi
4. Peran
Guru
PAI
kegiatan,
sebagai
mengontrol, dan menilai sejauh
dalam
mana rencana telah terlaksana
meningkatkan karakter siswa
selain dari itu, guru harus
yaitu
punya
informator
guru
harus
memberikan
informasi
perkembangan
pengetahuan
selain
dapat
ilmu
dan
sejumlah
teknologi,
bahan
pelajaran untuk setiap mata
jiwa
kepemimpinan
yang baik, seperti hubungan
sosial,
kemampuan
berkomunikasi,
ketenagaan,
ketabahan, humor, tegas, dan
kebijaksanaan.
17
6. Peran
Guru
PAI
sebagai
karakter siswa yaitu guru harus
motivator dalam meningkatkan
dapat
karakter
guru
belajar, guru harus mampu
meningkatkan kegairahan dan
memerankan diri memberikan
pengembangan kegiatan belajar
inspirasi bagi peserta didik,
siswa.
sehingga kegiatan belajar dan
siswa
Guru
yaitu
harus
dapat
memberikan
merangsang dan memberikan
pembelajaran
dorongan,
membangkitkan
menumbuhkan
inspirasi
dapat
berbagai
swadaya, dan daya cipta siswa,
pemikiran, gagasan, dan ide-
sehingga akan terjadi dinamika
ide baru.
di
dalam
proses
belajar
mengajar.
7. Peran
9. Peran
Guru
PAI
sebagai
inisiator dalam meningkatkan
Guru
PAI
sebagai
karakter
siswa
yaitu
guru
fasilitator dalam meningkatkan
sebagai pencetus ide-ide dalam
karakter siswa yaitu guru tidak
belajar. Sudah tentu ide-ide
hanya
menyampaikan
guru tersebut merupakan ide-
informasi kepada peserta didik,
ide kreatif yang dapat dicontoh
tetapi harus menjadi fasilitator
oleh anak didiknya.
yang
bertugas
memberikan
10. Peran
Guru
PAI
sebagai
kemudahan belajar (facilitate
korektor dalam meningkatkan
of learning) kepada seluruh
karakter siswa yaitu guru harus
peserta didik, agar mereka
bisa membedakan mana nilai
dapat belajar dalam suasana
yang baik dan mana nilai yang
yang menyenangkan, gembira,
buruk serta guru mempunyai
penuh semangat, tidak cemas,
otoritas untuk menilai peserta
dan
anak
berani
mengemukakan
pendapat secara terbuka.
8. Peran
Guru
PAI
sebagai
inspirator dalam meningkatkan
didik
dalam
bidang
akademis maupun tingkah laku
sosialnya,
sehingga
dapat
18
menentukan bagaimana anak
Koesoema, Doni A . 2007. Pendidikan
Karakter;
didiknya berhasil atau tidak.
Strategi
DAFTAR PUSTAKA
Pandidikan Anak di Zaman
Aziz, Hamka Abdul. 2012. Karakter
Global.
Guru Profesional. Jakarta:
PT
grasindo
Jakarta.
Al-Mawardi Prima.
Marimba, Ahmad D. 1989. Pengantar
Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi
Filsafat Pendidikan Islam.
dan
Bandung: Al-Ma’arif.
Bandung:
Q-anees
dan
Karakter Perspektif Islam.
Hambali. 2009. Pendidikan
Bandung:
Karakter
Setia.
Qur’an.
Al-
Bandung;
2005.
Mengajar.
Kamus
Cetakan
Hasan,
kelima).
PT Rineka Cipta
PT
Iqbal.
1999.
Pokok-pokok
deskriptif. Jakarta: Bumi
Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru
Interaksi Edukatif. Jakarta:
Jakarta:
Statistik1:statistic
Jakarta ; Balai Pustaka.
dan Anak Didik dalam
Pustaka
Bumi Aksara.
Besar
Bahasa Indonesia ( Edisi
III.
CV
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar
Sembiosa.
Depdiknas.
Remaja
Soebadi. 2013. Pendidikan
Adang
Berbasis
PT
Hamid, Hamdani dan Beni Ahmad
Bandung; Rosdakarya.
Bambang
Guru.
Rosdakarya.
Tafsir, Ahmad. 1992. Ilmu Pendidikan
dalam Perspektif Islam.
Sertifikasi
Heri,
Gunawan.
Krakter
Tenaga
2012.
Pendidik
Konsep
dan
Kependidikan.
Bandung: CV Alfabeta.
19
Hidayatullah,
M.
Furqon.
Membangun
Berkarakter
Cerdas.
2010.
Karyawan
Insan
Pemula.
Kuat
dan
Surakarta:
dan
Bandung:
Alfabeta.
PT
Saifudin,
Yuma Pustaka
Azwar.
2010.
Penelitian.
Asmani,
Jamal
Ma’mur.
Panduan
Peneliti
2012.
Metode
Yogyakarta;
pustaka pelajar.
Internalisasi
Pendidikan
Karakter
di
Sardiman.
Interaksi
2001.
Sekolah. Yogyakarta: Diva
Motivasi
Press.
Bandung:
dan
Belajar.
PT
Remaja
Rosdakarya.
Kesuma,
Dharma,
dkk.
Pendidikan
2011.
Karakter:
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur
Kajian Teori dan Praktek
Penelitian
Suatu
di Sekolah. Bandung: PT
Pendekatan Praktek (Edisi
Remaja Rosdakarya.
Revisi
2010).
Jakarta:
Rineka Cipta.
Miles, Mathewai B dan Haberman
Micael.
1992.
Analisis
Sugiyono,
Dr.
Metode
2010.
data kualitatif. Yogyakarta
Penelitian
; Maja Rosdakarya.
Kualitatif
Kuantitatif
dan
R&D.
Bandung: Alfabeta
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi
Penelitian Kualitatif (edisi
revisi).
Bandung:
PT.
Sudjana, nana. 2007. Penelitian dan
Penilaian Kuantitatif dan
Kualitatif.
Remaja Rosdakarya.
Graha Ilmu.
Riduwan.
2010.
Belajar
Penelitian
Untuk
Mudah
Guru,
Yogyakarta:
20
Syaiful, Sagala. 2000. Kemampuan
Profesional
Tenaga
Guru
dan
Kependidikan.
Bandung: CV Alfabeta.
Jakarta:
Rajawali Press.
pengkajian
Pendidikan
Karakter. Bandung: Yrama
Zakiah, Daradjat. 1970. Ilmu Jiwa
Agama.
Jakarta:
Bulan
Bintang.
Yunahar IIyas. 2002. Kuliah Akhlah.
Yogyakarta:
Apliksi
Widya.
Tatang. 1986. Menyusun Rencana
Penelitian.
Zainal, Aqib. 2011. Panduan dan
Lembaga
dan
pengelaman islam LPPI.
Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan
Karakter
Konsepsi
Aplikasinya
Lembaga
dan
dalam
Pendidikan.
Jakarta: Kencana