PERSEPSI MASYARAKAT DESA MERDEKA KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO TERHADAP CERITA RAKYAT KARO BEGU GANJANG KAJIAN RESEPSI SASTRA.

PERSEPSI MASYARAKAT DESA MERDEKA KECAMATAN MERDEKA
KABUPATEN KARO TERHADAP CERITA RAKYAT KARO
BEGU GANJANG KAJIAN RESEPSI SASTRA

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

Oleh

BOY SYAHPUTRA SURBAKTI
NIM 2113210006

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas segala nikmat iman, islam, kesempatan serta kekuatan

yang telah diberikan Allah SWT, Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi

ini

berjudul

“PERSEPSI

MASYARAKAT

DESA

MERDEKA

KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO TERHADAP CERITA
RAKYAT KARO BEGU GANJANG KAJIAN RESEPSI SASTRA”. Skripsi ini
dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan Skripsi ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai

pihak, kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu, dengan
segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Syawal Gultom M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi.
4. S. Fahmy Dalimunthe. S.Sos., M.I.Kom., Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
5. Dr. Wisman Hadi, S.Pd., M.Hum., Ketua Program Studi Sastra Indonesia dan
Dosen Pengarah
6. Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik.
7. M. Surif, S.Pd., M.Si., Dosen Pengarah.
9. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

10. Bapak/Ibu serta Pegawai di lokasi penelitian Desa Merdeka, Kec. Merdeka,
Kab. Karo.
11. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak Siswa Surbakti dan Ibu Nurdelfiana Br.
Nainggolan yang senantiasa mendukung dan menyemangati. Kakanda
Ramadan Afandy, yang selalu menjadi acuan dan inspirasi penulis. Adik
kecil Albert Surbakti yang selalu di hati, serta yang tak akan terlupakan adik

tercinta, (Alm) Robet Surbakti, cahaya kecil pelindung hati.
12. Teman-teman seperjuangan penulis di Himpunan mahasiswa Islam Komisariat
FBS Unimed.
13. Teman terdekat di hati yang menyemangati J.I.
14. Teman-teman Nondik 2011 yang telah mendukung dan memberikan semangat
kepada penulis, Adnan, Yudi, Okta, Eben, Rozi, Siddik, Umil, Lysti, Ruben,
Aisyah, Sulaiman, Domi, Iqbal, Rizky.
15. Semua pihak yang ikut berperan dalam penyelesaian Skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan namanya satu persatu.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini memberikan manfaat bagi
pembacanya.
Medan, Mei 2015
Penulis,

Boy Syahputra Surbakti
NIM 2113210006

ABSTRAK
Boy Syahputra Surbakti. Nim. 2113210006. Persepsi Masyarakat Desa Merdeka

Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Terhadap Cerita Rakyat Karo Begu
Ganjang Kajian Resepsi Sastra. Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan cerita Begu Ganjang yang dulu
dengan yang sekarang dan mengetahui apakah terdapat pergeseran persepsi
masyarakat Desa Merdeka terhadap cerita Begu Ganjang setelah memeluk agama.
Selain itu ingin untuk mengetahui sejauh mana peran cerita rakyat Karo Begu
Ganjang dalam meningkatkan permasalahan sosial di Desa Merdeka. Pada penelitian
ini tanggapan langsung dari masyarakat Desa Merdeka sebagai sumber data, dan
datanya adalah kata-kata atau tanggapan masyarakat itu sendiri. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat
deskriptif. Alat pengumpulan data yang digunakan untuk menjaring data adalah
observasi, wawancara dan dokumentasi data. Untuk mengelola data yang diperoleh
dalam penelitian ini, dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif yaitu
merupakan teknik pemecahan masalah yang diteliti dengan cara menggambarkan atau
melukiskan keadaan objek atau subjek penelitian.
Dari hasil perolehan data ditemukan bahwa terdapat pergeseran persepsi masyarakat
Desa Merdeka terhadap cerita Begu Ganjang yang dahulu dengan sekarang yaitu
dalam hal fungsi. Pada awalnya digunakan untuk hal baik seperti menjaga harta
benda dan kebun, sedangkan saat ini digunakan untuk menakuti hingga mencabut

nyawa seseorang yang tidak disukai oleh pemilik Begu Ganjang. Terdapat pergeseran
persepsi masyarakat Desa Merdeka terhadap cerita Begu Ganjang setelah memeluk
agama. Masyarakat Desa Merdeka masih mempercayai adanya roh-roh leluhur dan
Begu Ganjang, namun memiliki persepsi pribadi Begu Ganjang itu tidak layak untuk
disembah maupun diyakini karena telah memeluk agama. Cerita Begu Ganjang
berpotensi dalam meningkatkan permasalahan sosial yang ada di Desa Merdeka,
khususnya dalam perlakuan masyarakat terhadap seseorang yang diduga memelihara
Begu Ganjang.
Kata kunci: Persepsi Masyarakat, Begu Ganjang, Resepsi Sastra.

i

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4
C. Batasan Masalah ......................................................................... 4
D. Rumusan Masalah....................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERTANYAAN
PENELITIAN ................................................................................... 7
A. Kerangka Teoretis....................................................................... 7
1. Persepsi Masyarakat .................................................................. 10
2. Karo ........................................................................................... 11
3. Cerita Rakyat Karo “Begu Ganjang” ....................................... 12
4. Foklor ....................................................................................... 14
a. Pengertian Foklor.................................................................. 14
b. Ciri-ciri Foklor ..................................................................... 15
c. Kegunaan Penelitian Foklor Indonesia ................................. 16

iv

d. Bentuk-bentuk Foklor Indonesia ......................................... 16
5. Sastra ......................................................................................... 19

6. Sastra Lisan ............................................................................... 20
7. Resepsi Sastra............................................................................ 21
8. Desa Merdeka, Kec. Merdeka, Kab. Karo ................................ 25
a. Gambaran Umum Desa Merdeka, Kec. Merdeka,
Kab. Karo ............................................................................ 26
b. Keadaan Penduduk ............................................................... 27
B. Pertanyaan Penelitian ................................................................. 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 32
A. Metodologi Penelitian ................................................................. 32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 32
C. Sumber Data ................................................................................ 33
D. Kriteria Responden ..................................................................... 33
E. Instrumen Penelitian ................................................................... 34
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 35
G. Teknik Analisi Data ................................................................... 38
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 42
A. Hasil Penelitian ............................................................................ 42
1. Penyajian Data.......................................................................... 42
B. Pembahasan ................................................................................ 43
1. Perubahan Tanggapan Terhadap Cerita Begu Ganjang ............ 43

2. Pergeseran Persepsi Masyarakat Desa Merdeka Terhadap

v

Cerita Begu Ganjang Setelah Memeluk Agama .................. 52
3. Peran Cerita Begu Ganjang Terhadap Peningkatan Masalah
sosial di Desa Merdeka ........................................................ 57
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 62
A. Simpulan ...................................................................................... 62
B. Saran............................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 65
LAMPIRAN .................................................................................................... 67
A. Glosarium .................................................................................... 67
B. Daftar Pertanyaan Informan ..................................................... 69
C. Data Wawancara ......................................................................... 70
D. Daftar Gambar ............................................................................ 106

vi

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra merupakan bagian dari kebudayaan. Setiap suku atau daerah
mempunyai sastra yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Karo
merupakan salah satu dari daerah di Indonesia yang masih menjunjung tinggi
kebudayaannya. Turi-turin (Cerita Rakyat) merupakan salah satu bentuk sastra
daerah yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat Karo dan diwariskan
secara turun-temurun serta merupakan salah satu produk kebudayaan.
Pada kenyataannya telah berkembang sastra-sastra daerah: Aceh, Batak,
Sunda, Jawa, Bali, Bugis, Toraja, Lombok, dan sebagainya. Dalam konteks
wilayah pertumbuhan dan perkembangannya secara nasional, berbagai sastra
daerah itu dapat disebut juga sastra Indonesia dengan pengertian sastra milik
bangsa Indonesia (Yudiono, 2007:11).
Sastra lisan pada hakikatnya adalah tradisi yang dimiliki oleh sekelompok
masyarakat tertentu. Keberadaannya diakui, bahkan sangat dekat dengan
kelompok masyarakat yang memilikinya. Dalam sastra lisan, isi ceritanya
seringkali mengungkapkan keadaan sosial budaya masyarakat yang melahirkan.
Biasanya sastra lisan berisi berupa gambaran latar sosial, budaya, serta sistem
kepercayaan.
Istilah sastra lisan dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris,

yakni oral literature. Ada juga yang menyatakan bahwa istilah itu berasal dari

1

bahasa Belanda, yaitu orale letterkunde. Sastra lisan (oral literature) adalah
berbagai bentuk sastra yang dikemukakan secara lisan (Ratna,2011:102).
Sastra lisan atau kesusastraan lisan adalah kesusatraan yang mencakup
ekspresi kesusastraan warga suatu kebudayaan yang disebarkan dan diturun
menurunkan secara lisan (dari mulut ke telinga). Sastra lisan Karo penyebarannya
secara lisan dan hanya berdasarkan daya ingat penuturnya. Sehingga tidak
mustahil sangat mudah mengalami perubahan dan penyimpangan dari bentuknya
yang asli. Selain itu, orang tua yang menguasai sastra lisan Karo jumlahnya
semakin kecil. Keadaan ini mempercepat punahnya sastra lisan yang asli dan
terjadilah kesalahan penafsiran pada kalangan masyarakat era baru terhadap sastra
lisan Karo.
Isu mengenai Begu Ganjang memang tidak pernah terlepas dari
perbincangan masyarakat sampai saat ini. Berita mengenai Begu Ganjang ini
tergolong masih sering muncul untuk ukuran zaman yang sudah modern seperti
saat ini. Diyakini pada awalnya Begu Ganjang digunakan masyarakat Karo
terdahulu sebagai penjaga kebun dari gangguan pencuri dan orang-orang usil.

Namun pada saat ini digunakan sebagai alat untuk menjegal orang yang tidak
disukai oleh sipemilik Begu Ganjang tersebut. Pendapat lain menyatakan Begu
Ganjang digunakan untuk memperkaya pemiliknya. Konon hantu ini dapat
membunuh korbannya dengan cara mencekik. Lantas mengapa begu yang satu ini
dapat menghilangkan nyawa, sampai saat ini belum ada yang dapat membuktikan
kebenarannya.

2

Hingga saat ini telah banyak kasus yang terjadi sehubungan dengan Begu
Ganjang ini. Banyak yang menjadi korban dari masalah yang sebenarnya
metafisik ini. Mulai pengusiran dari desa, pembakaran tempat tinggal,
pengeroyokan hingga pembakaran hidup-hidup para tertuduh dan pemelihara
Begu Ganjang (http://www.gobatak.com/inilah-sebabnya-mengapa-pemeliharabegu-ganjang-tak-pernah-tersangkut-pidana/).
Kasus Begu Ganjang pada tahun 2009 - Mei 2010 meningkat tajam,
tercatat ada 7 kasus Begu Ganjang yang terjadi. Hampir keseluruhan, baik
pelaku maupun korban yang dicurigai pemilik Begu Ganjang adalah
orang-orang yang sudah menjadi Kristen. Kehidupan dan pemahaman
beragama yang telah dianut bertahun-tahun tidak membendung tindakan
anarkis dalam penyelesaian masalah terhadap orang yang dicurigai.
Mereka (para pelaku) melaksanakannya secara bersama-sama dan sudah
direncanakan. Tindakan penghakiman yang dilakukan tidak tanggungtanggung kejamnya, bahkan sampai ada pada tahap pembakaran tubuh
yang berakhir dengan kematian
( http: //www.gkpi.or.id/news/read/16/begu-ganjang-berpikirlah-panjangoleh-riana-hutabarat/ ).
Kajian tentang sastra lisan dan foklor seperti cerita Begu Ganjang sendiri
dapat menggunakan teori dari resepsi sastra. Secara umum, resepsi sastra diartikan
sebagai tanggapan pembaca terhadap karya sastra. Resepsi sastra merupakan
aliran yang meneliti teks sastra dengan bertitik-tolak pada pembaca yang member
reaksi atau tanggapan terhadap teks sastra. Pembaca selaku pemberi makna adalah
variabel menurut ruang, waktu, dan golongan sosial-budaya. Hal itu berarti
bahwa

karya

sastra

tidak sama pembacaan, pemahaman, dan penilaiannya

sepanjang massa atau dalam seluruh golongan masyarakat tertentu (Imran, 1991).
Dari setiap suku memiliki cerita rakyat yang menarik dan khas. Cerita
mengenai Begu Ganjang merupakan salah satu cerita yang sudah terkenal tidak
hanya dikalangan masyarakat Karo saja, cerita ini juga telah menyebar kepenjuru

3

indonesia. Karena itu cerita rakyat ini menarik untuk dibahas lebih lanjut dengan
pendekatan Resepsi sastra, karena beragamnya penilaian masyarakat terhadap
cerita itu sendiri.
“Dilatarbelakangi oleh penjabaran sebelumnya, akhirnya peneliti membuat
judul Sudut Pandang Masyarakat Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten
Karo Terhadap Cerita Rakyat Karo “Begu Ganjang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang muncul
dalam sudut pandang masyarakat tentang cerita rakyat Begu Ganjang adalah
sebagai berikut:
(1) Perubahan yang terjadi dalam Cerita Begu Ganjang yang sekarang dengan
Cerita Begu Ganjang dahulu.
(2) Adanya pergeseran persepsi masyarakat Karo terhadap Cerita Begu Ganjang
yang

berada

di Desa

Merdeka

Kab.

Karo,

setelah

masyarakatnya

memeluk agama.
(3) Peran Cerita rakyat Karo Begu Ganjang dalam meningkatkan permasalahan
sosial di Desa Merdeka.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, agar kajian penelitian ini lebih terfokus
dan mendalam, maka perlu ada pembatasan masalah. Karena itu, penelitian ini
difokuskan pada persepsi Masyarakat Karo terhadap cerita Begu Ganjang yang
berada di Desa Merdeka, Kec. Merdeka, Kab. Karo.

4

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalah
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
(1) Apakah terdapat perubahan tanggapan masyarakat Desa Merdeka terhadap
cerita Begu Ganjang dahulu dengan sekarang?
(2) Apakah terdapat pergeseran persepsi cerita Begu Ganjang pada masyarakat
Karo di Desa Merdeka setelah memeluk agama?
(3) Apakah peran cerita rakyat Karo Begu Ganjang dalam meningkatkan
permasalahan sosial di Desa Merdeka?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
(1) Untuk mengetahui adakah perubahan cerita Begu Ganjang yang dulu dengan
yang sekarang.
(2) Untuk mengetahui apakah terdapat pergeseran persepsi cerita Begu Ganjang
pada masyarakat Karo di Desa Merdeka setelah memeluk agama?
(3) Untuk mengetahui sejauh mana peran cerita rakyat Karo Begu Ganjang dalam
meningkatkan permasalahan sosial di Desa Merdeka.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat Teoretis
Dengan tercapainya tujuan dari penelitian ini, hasil penelitian ini sangat
bermanfaat bagi kelanjutan penulisan-penulisan karya ilmiah dalam sastra yang
membahas mengenai cerita rakyat.

5

(1) Memberi masukan untuk memperkaya ilmu kesusastraan khususnya dalam
Sastra Lisan.
(2) Memberi masukan untuk memperkaya kajian tentang ilmu Sastra khususnya
Resepsi Sastra.
(3) Sebagai bahan pengembangan dan pendalaman terhadap cerita rakyat Begu
Ganjang.
Manfaat Praktis
Dengan tercapainya tujuan dari penelitian ini, hasil dari penelitian ini
sangat bermanfaat bagi perkembangan pengetahuan sastra dari masyarakat dan
dalam bidang penelitian sastra lisan.
1) Memberi masukan positif bagi masyarakat agar tidak terjadi kesalahan
penafsiran yang berakibat kesalahfahaman terhadap cerita rakyat Begu
Ganjang.
2) Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
wawasan peneliti tentang cerita rakyat yang jarang dibahas khususnya pada
suku Karo.

6

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1) Terdapat perubahan tanggapan masyarakat Desa Merdeka Kec. Merdeka, Kab.
Karo terhadap cerita rakyat Karo Begu Ganjang. Yaitu dalam penggunaan
Begu Ganjang oleh pemiliknya yang awalnya digunakan untuk hal yang baik
berubah menjadi hal yang tidak baik seperti, menakuti masyrakat, mengganggu
anak-anak hingga menghilangkan nyawa seseorang.
2) Terdapat pergeseran persepsi masyarakat Desa Merdeka terhadap cerita Begu
Ganjang setelah memeluk agama. Yaitu menganggap bahwa begu ganjang
merupakan kepercayaan adat dan leluhur belaka.
3) Cerita rakyat Karo Begu Ganjang berpeluang besar dalam menimbulkan
permasalahan sosial di Desa Merdeka. Yaitu anggapan bahwa pemilik Begu
ganjang telah menyalahgunakan fungsi Begu Ganjangnya. Menjadikan
pemiliknya menerima sanksi sosial berupa dikucilkan. Kenyataannya anggapan
seseorang memiliki Begu Ganjang tidak pernah dapat dibuktikan. Sehingga
dapat mengubah pola pikir seseorang terhadap masyarakat yang dianggap
memiliki Begu ganjang ke arah yang lebih negatif.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian tentang persepsi masyarakat Karo terhadap
cerita rakyat Karo Begu Ganjang yang berada di Desa Merdeka. Kemudian
diperoleh data-data serta informasi sesuai dengan yang dibutuhkan dalam tujuan
penelitian, maka beranjak dari hasil yang diperoleh tersebut.
62

Dalam hal ini peneliti mencoba memberi suatu gambaran berupa saran
yang mudah-mudahan dapat berguna bagi perkembangan pemikiran demi
lancarnya suatu proses persatuan dan kesatuan bangsa. Khususnya hubungan
antara warga Desa yang menjadi satu diantara kekayaan ciri khas bangsa
indonesia. Maka akan dikemukakan beberapa saran yaitu :
1). Bagi masyarakat Desa Merdeka
Kebudayaan merupakan sebuah warisan yang di berikan serta diajarkan
oleh nenek moyang kita. Baik itu berbentuk upacara adat, tarian adat, kepercayaan
adat dan tradisi. Maka dari itu, ada baiknya jika kita sebagai pewaris dari
kebudayaan tersebut untuk mempertahankan dan melestarikan kebudayaan yang
kita miliki. Walaupun terkadang kebudayaan tersebut bertentangan dengan ajaran
Agama yang kita anut. Yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi
kebudayaan itu.
2) Bagi Orang tua di Tanah Karo
Orang tua dalam hal ini sebagai perantara orang terdahulunya dalam
penyebaran cerita Begu Ganjang sebaiknya meminimalisir cerita-cerita yang
berupaya menyudutkan seseorang dan dapat merubah tanggapan anak-anaknya
terhadap cerita Begu Ganjang dengan menambah ajaran-ajaran Agama masingmasing agar tidak timbul ketakutan yang dapat berdampak pada psikologi anakanaknya.

63

3) Bagi segenap kalangan masyarakat
Setiap warga Desa hendaknya tidak menghakimi secara sepihak seseorang
yang dianggap memiliki Begu Ganjang, karena hal ini sangat buruk akibatnya
bagi orang yang tertuduh maupun orang yang akan menghakimi. Satu hal yang
pasti, sampai saat ini belum ada pembuktian dari tuduhan terhadap kepemilikan
Begu Ganjang yang dapat dibawa ke ranah hukum. Maka sudah pasti mereka yang
menghakimi akan berhadapan dengan hukum. Musyawarah mufakat sesama
penduduk Desa guna menghasilkan keputusan yang bijaksana adalah salah satu
upaya yang dapat ditempuh dalam kasus ini, maka besar harapan peneliti kepada
setiap oknum masyarakat agar dapat mengaplikasikannya guna kebaikan bersama.

4) Bagi Peneliti dan Insan Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas wawasan
pembaca serta melatih kepekaan sosial terhadap dinamika kehidupan manusia dan
problematika sosial yang terjadi di sekitar, sehingga persoalan persepsi terhadap
cerita rakyat Begu Ganjang dapat dipahami dan dimengerti.

64

Daftar Pustaka
Abdullah, Imran. T. 1991. Resepsi Sastra: Teori dan Penerapannya. Dalam
Jurnal Online Budaya, Sastra, dan Bahasa Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Gadjah Mada. Vol. 1, No. 2
Anggraini, Irene. 2013. Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Pesan Mistik
DalamProgram Acara Dua Dunia DI Trans 7. Dalam Jurnal EKomunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra,
Surabaya. Vol. 1, No. 1
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
Danandjaja, James. 1984. Folklore Indonesian: Ilmu gosip, Dongeng, dan lainlain. Jakarta: Grafiti Pers
Emzir & Rohman, Saifur. 2015. Teori dan Pengajaran Sastra. Jakarta: Rajawali
Pers
Endraswara, Suwardi. 2012. Filsafat Sastra: Hakikat, Metodologi dan Teori.
Yogyakarta: Layar Kata
Harisah, Afifah & Masiming, Zulfitria. 2008. Persepsi Manusia Terhadap Tanda,
Simbol, dan Spasial. Jurnal SMARTek, Vol.6, No.1
Hilal, Al. 2012. Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Tanjung Batu Kabupaten
Ogan Ilir Tentang Pendidikan. Dalam Jurnal Online Studi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sriwijaya. Vol. 1, No. 2
Hutabarat, Riana. 2011. Begu Ganjang: Berfikirlah Panjang!. Gereja Kristen
Protestan Indonesia http: //www.gkpi.or.id/news/read/16/begu-ganjangberfikirlah-panjang-oleh-riana-hutabarat/
( 20Maret 2015 )
Ike. 2012. Inilah Sebabnya Mengapa Pemelihara Begu Ganjang Tak Pernah
Tersangkut Pidana. GoBatak.com http: //www.gobatak.com/inilahsebabnya-mengapa-pemelihara-begu-ganjang-tak-pernah-tersangkutpidana/
( 3 Februari 2015 )
M. Hikmat, Mahi. Metode Penelitian: Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan
Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu

65

Milala, Jhony. 2011. Menguak Misteri Begu Ganjang. Karo Indonesia http:
//limamarga.
blogspot.com/
2012/04
/menguak-misteri-beguganjang.html?m=1
( 2 Februari 2015 )
Purba, Antilan.2001. Pengantar Ilmu Sastra. Medan : Usu Press
Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Antropologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Suhartono. Yulianto, B. & Ahmadi, A. 2010. Cerita Rakyat Di Pulau Mandangin:
Kajian Struktural Antropologi Claude Levi Straus. Dalam Jurnal Online
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Surabaya. Volume. 23, No. 4
Wellek, Rene & Warren, Austin. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia
Yudiono. 2007. Pengantar Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta: Grasindo

66

RIWAYAT HIDUP

Boy Syahputra Surbakti , lahir di Desa Merdeka, 12 Maret 1993. Putra kedua dari
Bapak Siswa Surbakti dan Ibu Nurdelfiana Br. Nainggolan. Beliau mengakhiri
pendidikannya dari bangku Sekolah Dasar (SD) tahun 2005, tepatnya di SD
Negeri 03 Berastagi, setelah itu ia melanjutkan jenjang pendidikannya ke Sekolah
Menengah Pertama tepatnya di SMP Negeri 1 Berastagi dan selesai tahun 2008.
Pendidikan Menengah Atas diakhiri di SMA Negeri Berastagi pada tahun 2011.
Kini telah menyelesaikan studi S-1 Jurusan Sastra Indonesia di Universitas Negeri
Medan (UNIMED), dengan judul skripsi: “Persepsi Masyarakat Desa Merdeka
Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Terhadap Cerita Rakyat Karo “Begu
Ganjang”: Kajian Resepsi Sastra”, dengan indeks judisium yang sangat
memuaskan.

Selama

menyelesaikan

kepribadian yang ramah dan ceria.

pendidikannya,

ia

dikenal

dengan