Peranan Pengendalian Manajemen Terhadap Piutang Pada Koperasi Credit Union (CU) Merdeka Desa Merdeka Kabupaten Karo

(1)

SKRIPSI

PERANAN PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP KOLEKTIBILITAS PIUTANG PADA KOPERASI

CREDIT UNION (CU) MERDEKA DESA MERDEKA KABUPATEN KARO

OLEH

AGUSTINA BR SURBAKTI 080522012

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Peranan Pengendalian Manajemen Terhadap Piutang Pada Koperasi Credit Union (CU) Merdeka Desa Merdeka Kabupaten Karo ” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program studi Starata 1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apaadanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 08 Maret 2011 Yang membuat pernyataan

Agustina Br Surbakti NIM: 080522012


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT karena atas karuniaNya dan kebaikanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara. Selama proses penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin. Namun masih kurang dari kesempurnaan, baik dalam penggunaan bahasa, maupun dalam penyediaan data. Oleh karena itu, penulis tidak menutup diri dari kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini banyak pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Peneliti juga mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah

membantu mengarahkan dan membimbing sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak selaku ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail MM, Ak, selaku seketaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. M. Zanul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.


(4)

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak, selaku dosen pembanding/penguji.

5. Pengurus Koperasi Kredit (CU) Merdeka desa Merdeka Kabupaten Karo, Bapak Markasta Sinulingga, SH, selaku Dewan Pimpinan dan staff Dewan Pimpinan, Badan Pengawas, Panitia Kredit, Pengurus Unit, Manajer, dan seluruh Karyawan Koperasi Kredit (CU) Merdeka, yang telah banyak membantu penulis dilapangan dalam memperoleh data dan informasi yang diperlukan penulis dalam penulisan skripsi ini.

6. Terkhusus, kepada Ayah tercinta Bogor Surbakti dan Ibu tercinta Samin Br Tarigan, terima kasih atas kasih sayang dan perhatian, serta dukungan yang telah diberikan baik materil maupun spiritual.

Peneliti berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada kita. Amin.

Medan, 08 Maret 2011 Penulis

Agustina Br Surbakti NIM: 080522012


(5)

ABSTRAK

Pengendalian manajemen merupakan proses pengaturan dan pengarahan terhadap serangkaian aktivitas koperasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pengendalian manajemen telah berperan secara efektif dalam kolektibilitas piutang pada Koperasi Credit Union (CU) Merdeka Desa Merdeka Kabupaten Karo. Penelitian dilakukan bersifat deskriptif dan komparatif, yaitu dengan mengumpulkan dan menguraikan, menganalisa, mengimplementasikan data yang ada dilapangan, dibandingkan dengan teori dan tinjauan terdahulu, membuat kesimpulan dan saran dari hasil perbandingan tersebut. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengendalian manajemen belum berperan secara efektif dalam kolektibilitas piutang pada Koperasi Credit Union (CU) Merdeka Desa Merdeka Kabupaten Karo. Hal ini dapat dilihat karena tingginya kolektibilitas piutang macet.


(6)

ABSTRACT

Control of management is the process of setting up and directing a series of cooperative activities. The purpose of this study was to determine whether management control has served effectively in the collectibility of receivables at the Cooperative Credit Union (CU) Merdeka Merdeka village of Karo Regency. Research conducted descriptive and comparative, that is by collecting and describing, analyzing existing data field, compared with theory and previous reviews, making conclusions and recommendations from the results of this

comparison. From the research result shows that the control management has not effectively participate in the collectibility of receivables at the Cooperative Credit Union (CU) Merdeka Merdeka village of Karo Regency. It can be seen due to the high collectibility of bad debt.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN……….i

KATA PENGANTAR………ii

ABSTRAK………...………..iv

ABSTRACT………...v

DAFTAR ISI………..vi

DAFTAR GAMBAR………viiii

DAFTAR TABEL………..x

DAFTAR LAMPIRAN………xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………..1

B. Perumusan Masalah………..4

C. Tujuan Penelitian………..4

D. Manfaat Penelitian………5

E. Kerangka Konseptual ……….…5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis………7


(8)

2. Pengertian Manajemen………9

3. Pengertian dan Perencanaan Pengendalian Manajemen ……11

4. Prosedur Pemberian Kredit Kepada Anggota Koperasi..……19

5. Pengertian Piutang dan Jenis-jenis Piutang………22

6. Kolektibilitas Piutang………26

B. Tinjauan Terdahulu……….29

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………30

B. Jenis Data………30

C. Teknik Pengumpulan Data………30

D. Metode Analisis Data………31

E. Responden……….31

F. Tempat dan Waktu Penelitian………32

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian………...33

1. Gambaran Umum Koperasi Credit Union (CU) Merdeka…33 2. Struktur Organisasi Koperasi Credit Union (CU) Merdeka………35

3. Prosedur Dan Syarat-Syarat Pemberian Kredit, Serta Jenis Kredit pada Koperasi Credit Union (CU) Merdeka……….41

4. Prosedur Dan Syarat-Syarat Kolekbilitas Piutang ………45

5. Pengendalian Manajemen Terhadap Kolektibilitas Piutang Koperasi Credit Union (CU) Merdeka……….………….49


(9)

B. Analisis Hasil Penelitian…………..………..52 1. Analisis dan Evaluasi Prosedur dan Syarat-Syarat Pemberian

Kredit pada Koperasi…..………52 2. Analisis dan Evaluasi Pengendalian Manajemen Terhadap

Kolektibilitas Piutang……….…………52 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………..56

B. Saran………56


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Koperasi Credit Union Merdeka...6 Gambar 4.1 Stuktur Organisasi Koperasi Credit Union

Merdeka……...36


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu………...29 Tabel 3.1 Daftar Jadwal Penelitian……….………...32


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Laporan Sisa Hasil Usaha Koperasi Credit Union Merdeka Daftar Pertanyaan Wawancara


(13)

ABSTRAK

Pengendalian manajemen merupakan proses pengaturan dan pengarahan terhadap serangkaian aktivitas koperasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pengendalian manajemen telah berperan secara efektif dalam kolektibilitas piutang pada Koperasi Credit Union (CU) Merdeka Desa Merdeka Kabupaten Karo. Penelitian dilakukan bersifat deskriptif dan komparatif, yaitu dengan mengumpulkan dan menguraikan, menganalisa, mengimplementasikan data yang ada dilapangan, dibandingkan dengan teori dan tinjauan terdahulu, membuat kesimpulan dan saran dari hasil perbandingan tersebut. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengendalian manajemen belum berperan secara efektif dalam kolektibilitas piutang pada Koperasi Credit Union (CU) Merdeka Desa Merdeka Kabupaten Karo. Hal ini dapat dilihat karena tingginya kolektibilitas piutang macet.


(14)

ABSTRACT

Control of management is the process of setting up and directing a series of cooperative activities. The purpose of this study was to determine whether management control has served effectively in the collectibility of receivables at the Cooperative Credit Union (CU) Merdeka Merdeka village of Karo Regency. Research conducted descriptive and comparative, that is by collecting and describing, analyzing existing data field, compared with theory and previous reviews, making conclusions and recommendations from the results of this

comparison. From the research result shows that the control management has not effectively participate in the collectibility of receivables at the Cooperative Credit Union (CU) Merdeka Merdeka village of Karo Regency. It can be seen due to the high collectibility of bad debt.


(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Prinsip-prinsip koperasi merupakan landasan pokok koperasi dalam menjalankan usahanya sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat. Prinsip-prinsip tersebut yaitu kemandirian, keanggotaan bersifat terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggotanya, pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal, pendidikan perkoperasian dan kerjasama antar koperasi.

Karakteristik koperasi yang membedakannya dengan badan usaha lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda, yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi. Tetapi anggota koperasi pada umumnya menghindari terjadinya penggabungan keperluan pribadi dengan keperluan koperasi. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerugian dan kesalah pahaman antara pemilik dengan manajemen koperasi. Jadi diperlukan struktur organisasi yang baik untuk mengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak pemilik dan pihak manajemen koperasi.


(16)

Pihak manajemen dalam koperasi terdiri dari Direktur Utama, Kepala Bagian, Karyawan yang butuh kerja sama. Kerja sama yang terbentuk sangat menentukan keberhasilan dalam pencapaian tujuan koperasi, seperti dalam pelaksanaanya dimana Direktur Utama menugaskan salah satu kepala bagian memberi pinjaman, dan kepala bagian lain bertugas untuk menagih piutang yang melaksanakannya tugas tersebut adalah karyawan. Karyawan bertugas melaksanakan pemberian pinjaman dan penagihan piutang atas perintah kepala bagian, memberikan laporan, dan mempertanggungjawabkannya kepada kepala bagian dan kepala bagian melaporkan dan mempertanggungjawabkan kepada Direktur Utama. Disini Direktur Utama bertangungjawab atas tercapai tidaknya tujuan yang telah direncanakan dan dia bertanggungjawab atas kesalahan bawahanya kepada publik. Karena tanggungjawab Direktur Utama sangat besar maka dia harus mampu mengawasi semua bawahanya.

Untuk menjaga kesinambungan koperasi harus dilakukan pengendalian manajemen yang memadai agar perusahaan terhindar dari kemungkinan yang merugikan seperti kecurangan dalam pelaksanaan tugas. Pengendalian manajemen yang sesuai dengan koperasi mulai dari pembentukan struktur organisasi, praktek yang sehat dan tersedianya karyawan yang tanggap dalam bidangnya. Pengendalian manajemen dibuat dengan tujuan untuk mencegah terjadinya ketidak efektifan dan memproleh informasi mengenai hasil opreasi, apakah pelaksanaan tugas setiap bagian menyimpang dari yang direncana atau tidak.


(17)

Koperasi Credit Union(CU) Merdeka berkedudukan di desa Merdeka, kecamatan Merdeka, kabupaten Karo, Propinsi Sumatera Utara, terdaftar pada kantor Wilayah Departemen Koperasi Propinsi Sumatera Utara sebagai badan hukum yang bergerak dalam unit usaha simpan pinjam dengan badan hukum: No.129/ BH/KDK.2.2/XII/2002. Koperasi Credit Union (CU) Merdeka sampai 31 Desember Tahun 2009 memiliki anggota 3936 orang, anggota Koperasi Credit Union (CU) Merdeka sudah cukup banyak, selama ini kopersi CU sering mengalami masalah kredit macet yang jauh melewati batas waktu jatuh temponya.Oleh karena itu penulis ingin mengetahui Apakah pengendalian manajemen telah berperan secara efektif dalam kolektibilitas piutang?

Dengan berkembangnya kegiatan usaha koperasi, tuntutan agar manajemen koperasi dilaksanakan secara profesional akan semakin besar. Manajemen yang profesional memerlukan adanya sistem pertanggungjawaban yang baik dan informasi yang relevan serta dapat diandalkan, untuk pengambilan keputusan perencanaan dan pengendalian koperasi. Salah satu upaya tersebut adalah pengembangan dari prosedur pemberian kredit dan kolektibilitas piutang.

Penerapan prosedur pemberian kredit dan kolektibilitas piutang yang baik dapat menghindari kesalahan, kecurangan, dan sangat mempengaruhi tujuan yaitu laba. Piutang merupakan salah satu unsur aktiva lancar yang mudah dimanipulasi, dan sering juga tidak dibayar tepat waktu sehingga harus dilakukan kolektibilitas terhadap piutang, bahkan harus melakukan


(18)

penghapusan piutang yang tak tertagih untuk itu diperlukan adanya suatu pengendalian manajemen terhadap kolektibilitas piutang.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti “Peranan Pengendalian Manajemen Terhadap Kolektibilitas Piutang Pada Koperasi Credit Union (CU) Merdeka Desa Merdeka Kabupaten Karo”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi perumusan masalah sehubungan dengan judul tersebut yaitu apakah pengendalian manajemen telah berperan secara efektif dalam koletikbilitas piutang pada Koperasi Credit Union (CU) Merdeka Desa Merdeka Kabupaten Karo?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengendalian manajemen telah berperan secara efektif dalam kolektibilitas piutang pada Koperasi Credit Union (CU) Merdeka Desa Merdeka Kabupaten Karo. D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan mengenai peranan pengendalian manajemen terhadap kolektibilitas piutang.


(19)

2. Bagi manajemen koperasi Credit Union Merdeka, sebagai bahan pertimbangan atau masukan yang berkaitan dengan peranan pengendalian manajemen terhadap kolektibilitas piutang.

3. Bagi calon peneliti, menjadi bahan masukan bagi rekan mahasiswa yang berniat membahas masalah peranan pengendalian manajemen terhadap kolektibilitas piutang.

E. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan penelitian dan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan, maka penelitian membuat kerangka konseptual yang disusun dengan model sebagai berikut:

Keterangan:

Pengendalian manajemen sangat penting untuk meningkatkan kualitas kerja perusahaan. Dimana kas diberikan kepada nasabah sebagai pinjaman dengan syarat-syarat yang telah ditentukan koperasi, otomatis pinjaman

PIUTANG PINJAMAN

KAS

KOLEKTIBILITAS PENGENDALIAN MANAJEMEN SYARAT-SYARAT


(20)

nasabah menjadi piutang bagi koperasi yang harus ditagih sesuai dengan syarat kolektibilitas. Kolektibilitas piutang harus sesuai dengan syarat-syarat pemberi pinjaman dan syarat-syarat-syarat-syarat kolekbilitas piutang, dalam kolekbilitas piutang dibutuhkan pengendalian manajemen agar semua pinjaman dapat dikolek sampai menjadi kas kembali.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian dan Karakteristik Koperasi

Istilah koperasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu Co-Operation (Co: bersama, dan Operation: usaha). Secara singkatnya, koperasi berarti usaha bersama. Koperasi di lingkungan badan usaha beranggotakan orang-orang yang melakukan usaha bersama yang didasarkan atas asas kekeluargaan. Kegiatan koperasi dilakukan sekelompok orang yang bekerjasama untuk menggunakan output ekonomi dari badan usaha untuk tercapainya tujuan yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.27 (2007:27.1), pengertian koperasi adalah:

Badan usaha yang mengorganisir pemanfataan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi pada kaidah ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa koperasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang memiliki keinginan dan tujuan yang sama, yaitu memberikan manfaat bagi anggota-anggotanya demi tercapainya kesejahteraan anggota. Karakteristik utama koperasi yang membedakannya dengan badan usaha yang lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda (the dual identity of the


(22)

(user own oriented firm). Sedangkan menurut IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) dalam PSAK No.27 (2007:27.1):

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama,

b. koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya diri untuk menolong dan bertanggungjawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan, keadilan, persamaan, dan demokrasi. Selain itu anggota-anggota koperasi percaya pada nilai-nilai etika kejujuran, keterbukaan, tanggungjawab sosial, dan kepedulian terhadap orang lain,

c. koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, dan diawasi serta dimanfaatkan sendiri oleh anggotanya,

d. tugas pokok badan usaha koperasi adalah menunjang kepentingan ekonomi anggotanya dalam rangka memajukan kesejahteraan anggota (promotion of the members’ wekfare), e. jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada

anggotanya maka kelebihan kemampuan pelayanan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang nonanggota koperasi.

Orang-orang yang membentuk koperasi pada dasarnya ingin memenuhi kebutuhan akan pelayanan, yang sebagian besar dinyatakan dalam tujuan-tujuan, bagaimana koperasi itu diawasi, dibiayai, dan dioperasikan serta bagaimana sisa hasil usaha didistribusikan. Kemampuan dalam mencapai tujuannya menjelaskan alasan keunggulan koperasi bagi anggota pengguna jasa untuk menjadi pelanggannya, daripada menjadi pemilik perusahaan yang berorientasi pada penanaman modal.

Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan didasarkan atas kepentingan bersama, sehingga pelaku ekonomi terdiri dari karyawan aktif perusahaan dan atau perseorangan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Kegiatan koperasi lebih banyak


(23)

dilakukan kepada anggota dibandingkan dengan pihak luar. Anggota dalam koperasi bertindak sebagai pemilik sekaligus pelanggan.

Menurut Undang–Undang No.25 Tahun 1992: “Tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.

2. Pengertian Manajemen

Manajemen merupakan suatu rangkaian aktivitas yaitu termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian. Manajer terlibat dalam aktivitas ini untuk mengkobinasikan atau yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi yaitu manusia, finansial, fisik, dan informasiuntuk mencapai tujuan organisasi dengan cara efektif dan efesien. Efesien berarti menggunakan berbagai sumber daya secara bijaksana dan dengan cara yang hemat biaya. Efektif berarti membuat keputusan yang tepat dan mengimplementasikannya dengan sukses. Manajer adalah seorang yang tanggung jawab utamanya melaksanakan proses manajemen. Secara khusus manajer adalah seseorang yang merencanakan dan membuat keputusan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan sumber-sumber daya manusia, finansial, fisik, dan informasi.

Aktivitas dasar dari proses manajemen adalah perencanaan dan pengambilan keputusan seperti menentukan arah tindakan,


(24)

pengorganisasian yaitu mengkoordinasikan aktivitas dan sumber daya, kepemimpinan yaitu memotivasi dan mengatur orang, dan pengendalian yaitu memonitor dan menevaluasi aktivitas. Aktivitas-aktivitas tersebut tidak dilaksanakan dengan suatu cara yang sistematis dan jadwal yang dapat ditentukan. Manajer dapat dibedakan menurut tingkat dan bidang, menurut tingkat dapat mengindentifikasikan manajer puncak, menengah, dan lini-pertama. Manajer menurut bidang yaitu manajer pemasaran, keuangan, operasional, sumber daya manusia, administrasi, dan manajer terspesialisasi.

Menurut Griffin (2004:17) manajer memiliki sepuluh peran dasar untuk dilakukan yaitu

a. Tiga peran interpersonal, sebagai kepala figur, pemimpin, dan penghubung,

b. tiga peran pembawa informasi, sebagai pengawas penyebar dan juru bicara, dan

c. empat peran pengambil keputusan, yaitu wirausahawan, penengah perselisihan, pengalokasi sumber daya, negosiator. Manajer yang efektif cenderung memiliki keahlian teknis, interpersonal, konseptual, diagnotik, komunikasi, pengambil keputusan dan manajemen waktu. Pekerjaan manajer merupakan sebagai pekerjaan yang tidak rutin, tidak dapat diramalkan, bervariasi, dan terbagi-bagi juga sering dilakukan dengan cepat. Praktik manajemen yang efektif memerlukan suatu sintesis antara pengetahuan dan seni, yaitu campuran dari objektivitas rasional dan pandangan intuitif. Kebanyakan manajer memperoleh keahlian dan posisi melalui suatu kombinasi dari pendidikan


(25)

dan pengalaman. Proses manajemen dapat diterapkan dalam banyak organisasi termasuk organisasi pencari laba dan organisasi nirlaba

3. Pengertian Perencanaan dan Pengawasan Manajemen

Perumusan misi, visi, dan strategi merupakan kegiatan kreatif yang dilakukan manajemen puncak yang memerlukan strategi kontrol yang ada diluar daerah manajemen kontrol. Strategi kontrol adalah pengendalian atas perumusan misi, visi, dan strategi organisasi, sedangkan manajemen kontrol adalah pengendalian atas pengimplementasian dan pengendalian pelaksanaan rencana organisasi. Sistem pengendalian manajemen dititik beratkan pada aspek pengendalian.

Perencanaan menjadi kebutuhan utama agar perusahaan mampu mamasuki lingkungan bisnis dan kompetitif. Perencanaan yang bersifat komprehensif dan terpadu, yang mencakup perencanaan yang bersifat strategik dan tactical sangat diperlukan untuk menjadikan perusahaan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya dan bertumbuh. Sistem perencanaan dan pengendalian manajemen menitik beratkan pada pentingnya perencanaan dalam memasuki lingkungan bisnis turbulen dan kompotitif.

Menurut Mulyadi (2007:06)

Sistem perencanaan dan pengendalian manajemen menyediakan empat sistem untuk melaksanakan perencanaan masa depan organisasi:

1. Sistem perumusan strategi 2. Sistem perencanaan strategik 3. Sistem penyusuan program, dan 4. Sistem pnyusunan anggaran.


(26)

Sistem perencanan dan pengendalian manajemen menyediakan dua sistem mengimplementasiakan rencana:

1. Sistem pengenplementasian, dan 2. Sistem pemantauan.

Sistem perencanaan dan pengendalian manajemen mencangkup perencanaan pada tataran yang bersifat strategik dan berorentasi ke dalam organisasi, sampai dengan perencanaan yang bersifat tactical dan yang berorentasi ke dalam organisasi. Di dalam pendesaian sistem pada umumnya ada beberapa faktor yang berikut ini perlu dipertimbangkan:

Tidak ada desain sistem yang baik atau yang buruk, yang ada adalah apakah suatu desain sistem sesuai dengan lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan. Kesesuaian sustu sistem dengan lingkungan tempat sistem tersebut digunakan akan menjadikan sistem tersebut efektif untuk running the business di lingkungan tersebut. Oleh karena itu didalam mendesain sistem perencanaan dan pengendalian manajemen perlu dilakukan pengamatan dan indentifikasi terhadap pemacu perubahan. Pemacu perubahan digunakan untuk menggambarkan dampaknya terhadap karakteristik lingkungan bisnis yang dimasuki oleh organisasi. Lingkungan bisnis ibarat sustu teritorial yang untuk menjelajahinya diperlukan suatu peta. Peta yang menggambarkan lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan disebut paradigma. Berdasarkan paradigm ini dapat mendesain sistem suatu alat yang digunakan untuk mengorganisasikan berbagai sumber daya untuk mewujudkan tujuan sistem.

Sistem terdiri atas dua komponen yaitu struktur dan proses, struktur sistem merupakan komponen-komponen yang berkaitan satu dengan


(27)

lainya yang secara bersama-sama membentuk suatu sistem yang merupakan komponen yang mewujudkan tujuan. Setiap sistem yang kita desain memerlukan kompetensi tertentu untuk menjalankan sistem tersebut. Kompetensi untuk menjalankan sistem perencanaan dan pengendalian manajemen disebut managerial skill.

Proses sistem perencanaan dan pengendalian manajemen dilaksanakan mulai dari:

1. Sistem perumusan strategi yang merupakan tahapan strategi adalah tahapan yang sangat menentukan kelangsungan hidup dan pertumbuhan organisasi. Dalam tahapan ini dilakukan pangamatan terhadap tren perubahan lingkungan makro, lingkungan industri, dan lingkungan persaingan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tren tersebut kemudian dilakukan SWOT (Strenghs Weaknesses

Opportunities Threats) analysis untuk mengidentifikasi peluang dan

ancaman yang terdapat di lingkungan luar perusahaan dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam perusahaan. Hasil SWOT analisis ini digunakan sebagai dasar perumusan misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, dan nilai dasar organisasi. Misi adalah jalan pilihan yang disepakati bersama seluruh anggota organisasi untuk menuju masa depan. Visi adalah gambaran kondisi masa depan perusahaan yang diwujudkan mellalui pilihan misi. Tujuan adalah penjabaran lebih lanjut dari visi organisasi. Keyakinan dasar adalah keyakinan dasar mellalui pilihan misi. Tujuan


(28)

adalah penjabaran lebih lanjut dari visi organisasi. Keyakinan dasar adalah keyakinan dasar mellalui pilihan misi. Tujuan adalah penjabaran lebih lanjut dari visi organisasi. Keyakinan dasar adalah keyakinan yang disepakati seluruh anggota organisasi tentang kebenaran misi, visi, dan jalan yang ditempuh untuk mewujudkan visi organisasi. Nilai dasar adalah nilai- nilai yang dijujung tinggi oleh anggota organisasi dalam perjalanan untuk mewujudkan visi organisasi. Strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mengarahkan seluruh sumber daya organisasi dalam mewujudkan visi organisasi.

2. Sistem perencanaan strategik setelah perusahaan merumuskan strategi pilihan untuk mewujudkan visi yang telah dirumuskan tersebut dilaksanakan melalui sistem perencanaan strategik. Dalam langkah ini misi, visi, tujuan, keyakianan dasar, dan strategi organisasi yang telah dirumuskan tersebut diterjemahkan company scorecard berisi tentang ukuran, target, dan inisiatif strategik perusahaan secara keseluruhan. Untuk mewujudkan sasaran strategik diperlukan inisiatif strategik berupa rencana tindakan yang akan dilaksanakan dimasa depan.

3. Sistem penyusunan program adalah proses penyusunan rencana laba jangka panjang untuk menjabarkan inisiatif strategik pilihan guna mewujudkan strategik. Sistem penyusunan program merupakan peroses pembanguan hubungan sebab-akibat antara rencana operasiaonal dengan rencana keuangan. Penyusunan program


(29)

menghasilkan program suatu rencana laba jangka panjang yang berisi langkah-langgkah strategik pilihan untuk mewujudkan sasaran strategik terentu berseerta taksiran sumber daya yang diperlukan dan diperoleh dari bisnis.

4. Sistem penyusunan anggaran adalah proses penyusunan laba dalam jangka pendek biasanya untuk jangka waktu setahun atau kurang yang berisi langkah-langkah yang ditempuh oleh perusahaan dalam melaksanakan sebagian dari program. Dalam penyusunan anggaran dijabarkan program tertentu kedalam rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun anggaran ditujuk manajer dan karyawan yang bertanggung jawab, kemudian dialokasikan sumber daya untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

5. Sistem pengimplementasian dilakukan setelah seluruh rencana menyeluruh selesai disusun. Dalam pelaksanaan tahap pengimplementasian rencana ini, manajemen dan karyawan melaksanakan kegiatan yang tercantum dalam anggaran kedalam kegiatan nyata. Karena anggaran adalah bagian dari program dan program merupakan penjabaran inisiatif strategik pilihan untuk mewujudkan sasaran strategik pilihan maka dalam pengimplementasian rencana, manajemen dan karyawan harus senantiasa menyadari keterkaitan erat diantara pengemplementasian, anggaraan, program, inisiatif strategik, sasaran strategik, visi, tujuan, dan strategi. Kesadaran demikian akan mempertahankan


(30)

langkah-langkah rrinci yang dilaksanakan dalam tahap pengemplementasian tetap dalam rstrategi yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi. 6. Sistem pemantauan diperlukan dalam pengimplementasian, hasil setiap

langkah yang direncanakan peru diukur untuk memberikan umpan balik bagi pemantau pelaksanaan anggaran, program dan inisiatif strategik. Hasil pengimplementasian rencana juga digunakan untuk memberikan informasi bagi pelaksana tentang seberapa jauh target yang telah berhasil dicapai, sasaran strategik telah berhasil diwujudkan dan visi organisasi dapat dicapai.

Menurut Anthony dan Govindrajan (2008:5)

Sistem pengawasan merupakan mengendalikan yang sedikitnya mempunyai empat elemen yaitu:

1. Pelacak (detector) atau sensor suatu perangkat yang mengukur apa yang sesungguhnyaterjadi dalam proses yang sedang dikendalikan.

2. Penilai (assessor) suatu perangkat yang menentukan signifikasi dari peristiwa aktual dengan cara membandingkannya dengan beberapa standar dari apa yang seharusnya terjadi.

3. Umpan balik (effector) suatu perangkat yang mengubah perilaku assessor mengidentifikasi kebutuhan untuk melakukan hal tersebut.

4. Jaringan komunikasi suatu perangkat yang meneruskan informasi antara pelacak dan penilai dan antara penilai dan umpan balik.

Manajemen merupakan suatu organisasi terdiri dari orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama yaitu memproleh tingkat laba yang memuaskan. Organisasi dipimpin oleh satu hirarki manajer pada posisi puncak, dan para manajer unit bisnis, departemen, bagian dan subunit lainya dibawah manajer puncak. Manajer puncak


(31)

memutuskan keseluruhan setrategi yang memungkinkan organisasi tersebut untuk mencapai tujuannya. Para manajer dari berbagai unit bisnis memformulasikan strategi tambahan untuk unit mereka masing-masing.

Menurut Anthony dan Govindrajan (2008:5): “Proses pengendalian manajemen adalah proses dimana manajer di seluruh tingkatan memastikan bahwa orang-orang yang mereka awasi mengimplementasikan strategi yang dimaksudkan".

Beberapa tindakan manajemen bersifat tindakan sistematis, para manajer pada umumnya menghadapi situasi dimana aturan tidak terdifinisikan dengan baik sehingga seharusnya menggunakan penilaian terbaik mereka dalam memutuskan tindakan apa yang akan diambil. Efektivitas tindakan mereka ditentukan oleh kepiawaian mereka dalam berhadapan dengan orang-orang dan bukan dari aturan yang ditentukan sistem meskipun sistem memberikan gambaran umum dari respons yang wajar.

Menurut Anthony dan Govindrajan (2008:8)

Pengendalian manajemen merupakan proses dengan mana para manajer mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi.

Pengendalian manajemen terdiri dari berbagai kegiatan

1. Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi.

2. Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagian organisasi.

3. Mengomunikasikan informasi. 4. Menevaluasi informasi


(32)

6. Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilkau mereka.

Pengendalian manajemen melibatkan antisipasi kondisi masa depan untuk memastikan bahwa tujuan organisasi tercapai. Jika seorang manajer menemukan pendekatan yang lebih baik dan mungkin lebih baik dari rencana yang telah ditentukan sebelumnya untuk mencapai tujuan organisasi, sistem pengendalian manajemen seharusnya tidak merintangi penerapanya. Keselarasan tujuan berarti sejauh hal tersebut dimungkinkan tujuan seorang anggota organisasi seharusnya konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri. Sistem pengendalian manajemen seharusnya dirancang dan dioprasikan dengan prinsip keselarasan tujuan dalam pikiran setiap pribadi. Sistem pengendalian manajemen membantu para manajer untuk menjalankan organisasi kearah tujuan strateginya.

Pengendalian manajemen merupakan satu-satunya perangkat manajer yang digunakan dalam mengimplementasikan strategi yang diinginkan. Strategi juga di implementasikan melalui struktur organisasi, manajemen sumberdaya manusia dan kebudayaannya. Struktur organisasi menetapkan peranan, hubungan pelaporan dan pembagian tanggungjawab yang membantuk penggambil keputusan dalam suatu organisasi. Manajemen sumber daya manusia merupakan seleksi, pelatihan, evaluasi, promosi, dan pemecatan karyawan guna mengembangkan pengetahuan dan ketermpilan yang diperlukan untuk melaksanakan strategi organisasi. Budaya mengacu pada sekelompok


(33)

kepercayaan, sikap, norma umum yang mengarahkan tindakan manajerial.

Sistem pengawasan manajemen meliputi ukuran kinerja finansial dan nonfinansial. Dimensi financial memfokuskan pada hasil-hasil moneter laba bersih, pengembalian atas modal. Tetapi sebenarnya seluruh subunit organisasi memiliki tujuan nonfinancial seperti mutu produk, pangsa pasar, kepuasan pelanggan, pengantaran tepat waktu, dan semangat kerja karyawan. Peranan utama pengawasan manajemen adalah untuk memastikan pelaksanakan strategi yang telah dipilih. Dalam industri yang berada dalam lingkungan yang cepat berubah, informasi pengendalian manajemen, terutaman yang bersifat nonfinancial juga dapat menyediakan dasar bagi pertimbangan strategi baru. Pengembangan intraktif mengandung perhatian manajemen pada pengembanganya baik negative dan positif yang menunjukkan perlunya inisiatif strategi yang baru.

4. Prosedur Pemberian Kredit Kepada Anggota Koperasi

Kredit pinjaman adalah kredit yang diberikan oleh koperasi kepada anggotanya yang berasal dari simpanan anggota koperasi tersebut. Tujuan pemberian kredit ini adalah untuk mendukung pengembamgan usaha anggota koperasi sendiri, koperasi menyediakan fasilitas permodalan bagi anggota-anggotanya, guna membiayai usaha produktif anggota koperasi. Kredit ini bisa diberikan untuk membiayai usaha-usaha produktif disemua sektor ekonomi. Jumlah


(34)

kredit yang diberikan menurut kebutuhan dan kemampuan pengembalian kredit.

Menurut Kasmir (2008:100), pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Adapun tujuan pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut:

a) mencari keuntungan, yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut, hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh koperasi sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada anggota, b) membantu usaha anggota, tujuan lainnya adalah untuk

membantu usaha anggota yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja, dengan dana tersebut maka anggota dapat mengembangkan usahanya,

c) membantu pemerintah, bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak bank dan lembaga keuangan bukan bank, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai sektor, keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit adalah berupa penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh anggota dan koperasi.

Pemberian kredit kepada anggota ditentukan oleh persyaratan yang telah disepakati bersama antara koperasi dan anggota. Persyaratan tersebut antara lain: besarnya pinjaman, bunga, pengembalian pinjaman, dan penanganan kredit macat/bermasalah. Kesulitan tersebut harus dapat diakomoder melalui interaksi antara anggota dan pendidikan yang terus menerus dilakukan (demokrasi, setia kawan, solidaritas, dan kebersamaan) pengurus koperasi. Disinilah perbedaan pada bank dan koperasi, karena hakekat koperasi adalah dari, oleh dan untuk anggota sehingga keanggotaan pada koperasi menjadi kunci sukses yang akan membawa koperasi dapat


(35)

mengatasi masalahnya secara mandiri, jika koperasi mampu melaksanakan nilai-nilai koperasi secara benar. Tabungan diperoleh dari dan diberikan kepada anggota dan jaminan terbaik adalah watak sipeminjam. Watak anggota sebagai peminjam dibina melalui pendidikan berhemat dan berusaha secara tepat dan pengembangan budaya lokal sehingga sasaran pinjaman tepat dan pengembaliannya tepat.

Menurut Kasmir (2008:115) secara umum prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut:

1) pengajuan berkas-berkas, dalam hal ini pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian dilampiri dengan berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan antara lain: identitas, maksud dan tujuan kredit, besarnya kredit dan jangka waktu, cara pemohon mengembalikan kredit, jaminan kredit,

2) penyelidikan berkas pinjaman, tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar,

3) wawancara I, merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan dengan calon peminjam, untuk meyakinkan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan ketentuan,

4) on the spot, merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan

dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan,

5) wawancara II , yaitu kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat dilakukan on the spot dilapangan,

6) keputusan kredit, merupakan penentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak, jika diterima, maka dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit yang akan mencakup: Jumlah uang yang diterima, Jangka waktu kredit, dan Biaya-biaya yang harus dibayar,

7) penandatanganan perjanjian, kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit, 8) realisasi kredit,


(36)

9) penyaluran dana .

Jumlah kredit atau pinjaman yang diberikan kepada anggota tergantung dari permintaan anggota dan kemampuan pengembalian kredit, sehingga arus kas dan perputaran modal didalam koperasi tidak mengalami hambatan, pengembalian kredit atau pinjaman dilakukan dengan cara angsuran.

5. Pengertian Piutang dan Jenis-Jenis Piutang

Piutang usaha merupakan teransaksi umum, yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit, piutang dicatat dengan mendebit akun piutang usaha. Piutang usaha (account receivable) semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang relatif pendek seperti 30 sampai 60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar.

Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2007:512): “Piutang merupakan jumlah yang dapat ditagih dalam bentuk tunai dari seorang atau perusahaan lain”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa piutang merupakan tagihan sipenjual kepada sipembeli sejumlah uang dalam transaksi. Piutang dapat timbul dari berbagai macam sumber tetapi jumlah yang terbesar biasanya timbul dari penjualan kredit barang dan jasa. Piutang dapat dipakai untuk tuntutan terhadap pihak lain atas uang, barang, dan jasa.


(37)

Menurut Weygandt, Kieso, Kimmel (2007: 512) piutang dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:

1. “Piutang Usaha, 2. Wesel Tagih, dan 3. Piutang Lain-lain”.

Uraian pengertian dari jenis-jenis piutang adalah sebagai berikut: 1. Piutang Usaha

Piutang usaha ( account receivable ) adalah jumlah pembelian secara kredit dari pelanggan. Piutang timbul sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa, piutang ini biasanya diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30 sampai 60 hari. Secara umum jenis piutang ini merupakan piutang terbesar yang dimiliki perusahaan.

Pengakuan piutang usaha yang dipengaruhi oleh penjualan barang atau jasa.

2. Wesel Tagih

Wesel tagih ( notes receivable ) adalah surat utang formalyang diterbitkan sebagai bentuk pengakuan utang. Wesel tagih biasanya memiliki waktu tagih antara 60-90 hari atau lebih lama serta mewajibkan pihak yang berutang untuk membayar bunga. Wesel tagih dan piutang usaha yang disebabkan transaksi penjualan biasa yang disebut piutang dagang (trade account).


(38)

3. Piutang lain-lain

Piutang lain-lain ( other receivable ) mencakup selain piutang dagang seperti piutang bunga, piutang karyawan, uang muka karyawan, dan restitusi pajak penghasilan, secara umum piutang ini bukan bersal dari kegiatan operasional perusahaan. Oleh sebab itu jenis piutang ini akan diklasifikasikan dan dilaporkan pada bagian yang terpisah pada neraca.

4. Pencatatan piutang

Siklus pendapatan dan penagihan terdiri dari pemberian jasa secara kredit dan penagihan kas dari pelanggan. Pendapatan yang belum ditagih menyebabkan timbulnya piutang pada pelanggan dan akan dicatat pada jurnal pendapatan. Piutang yang akan ditagih dari pelanggan dan akan dicatat pada jurnal penerimaan kas.

Pengendalian internal diperkuat dengan memisahkan fungsi pencatatan transaksi pendapatan pada jurnal pendapatan dari pencatatan penagihan kas pada jurnal penerimaan kas. Hal ini dilakukan agar lebih sulit lagi bagi seseorang untuk mencuri penagihan kas dan memanipulasi catatan akuntansi.

5. Piutang tak tertagih

Perusahaan berupaya membatasi nilai piutang nilai piutang tak tertagih dengan menerapkan beragam perangkat pengendalian. Pengendalian yang paling penting disini berhubungan dengan fungsi pengesahaan kredit. Pengendalian ini biasanya melibatkan


(39)

penyelidikan atas kredibilitas pelanggan dengan menggunakan referensi dan pemeriksaan atas latar belakang pelanggan. Sebagai contoh, pada saat pertama kali pelanggan memperoleh kartu kredit dengan batas kredit tertentu. Setelah piutang jatuh tempo, perusahaan akan menggunakan prosedur-prosedur untuk memaksimalkan penagihan piutang tersebut. Jika setelah upaya beruang-ulang ternyata gagal, perusahaan mungkin perlu memindahkan tugas penagihan keagen penagihan.

Tetapi tidak ada satu ketentuan umum yang dapat digunakan untuk menentuan kapan suatu piutang atau wesel menjadi tidak tertagih.

Menurut Warren, Reeve, Fess (2005:395) untuk mencatat piutang tak tertagih ada dua metode yaitu:

1. Metode penyisihan membuat akun beban piutang tak tertagih di muka sebelum piutang tersebut dihapus. Kebanyakan perusahaan besar menggunakan metode penyisihan untuk mengestimasi besarnya piutang tak tertagih. Pengurangan piutang usaha merupakan hasil estimasi, maka nilai tersebut tidak dapat dikreditkan ke akun pelanggan. Sebaiknya yang dikreditkan akun kontra aktiva yang diberi judul penyisihan piutang tak tertagih 2. Metode penghapusan langsung mengakui beban bahwa

hanya pada saat piutang dianggap benar-benar tidak dapat ditagih lagi.

Estimasi berdasarkan analisis piutang pada seberapa lama piutang tersebut telah beredar, dengan proses yang dinamakan penentuan umur piutang uasaha. Titik awal dalam menentukan umur piutang adalah tanggal jatuh tempo piutang sampai sekedul


(40)

umur piutang dibuat. Estimasi beban piutang tak tertagih berdasarkan analisis piutang menekankan nilai realisasi bersih sekarang dari piutang. Jadi metode ini memberikan penekanan yang lebih besar pada neraca dari pada laporan laba rugi.

6. Kolektibilitas Piutang

Pembayaran angsuran kredit dikenakan pembebanan besarnya suku bunga kredit. Pembebanan maksudnya metode perhitungan yang akan digunakan sehingga mempengaruhi jumlah bunga yang akan dibayar. Jumlah bunga yang dibayar akan mempengaruhi jumlah angsuran perbulannya. Metode pembebanan bunga yang dimaksud yaitu sliding

rate dan flat rate.

1. Sliding rate

Pembebanan bunga setiap bulannya dihitung dari sisa pinjamannya sehingga jumlah bunga yang dibayar nasabah setiap bulan menurun seiring dengan turunnya pokok pinjaman. Pembayaran pokok pinjaman setiap bulan sama. Cicilan nasabah (pokok pinjaman ditambah bunga) otomatis dari bulan ke bulan semakin menurun.


(41)

2. Flat rate

Pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya, demikian pula pokok pinjaman setiap bulan juga dibayar sama sehingga cicilan setiap bulan sama sampai kredit tersebut lunas.

a

3) Floating rate

Floating rate adalah cara penurunan bunga yang besarnya tidak

ditetapkan untuk jangka waktu tertentu, namun ditetapkan sesuai dengan perkembangan tingkat bunga yang ada di pasar uang (money market rate).

Perusahaan yang memberikan jangka waktu kredit yang panjang cendrung memiliki jumlah piutang usaha yang relatif tinggi dibanding dengan perusahaan yang memberikan jangka waktu kredit yang pendek. Di dalam kedua situasi diatas sangat penting untuk menagih piutang secepat mungkin. Kas yang diperoleh dari penagihan piutang yang akan meningkatkan pendapatan dengan mengurangi resiko kerugian dari piutang tak tertagih.

Menurut Warren, Reeve, Fess (2005:407) ada dua ukuran keuangan yang sangat berguna dalam mengevaluasi efesiensi penagiahan piutang yaitu:


(42)

1. Perputaran piutang usaha mengukur berapa penting piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun. Sebagai contoh, dengan ketentuan kredit 2/10, n/30 piutang usaha harus berputar kurang dari 36 kali dalam setahun. Perputaran piutang usaha dihitung sebagai berikut:

Penjualan Kredit Bersih Perputaran Piutang Usaha=

Piutang Usaha Rata-rata

Piutang usaha rata-rata dapat ditentukan dengan menggunakan data-data bulanan atau dengan menambahkan saldo piutang usaha awal tahun dan akhir tahun serta kemudian dibagi dengan dua.

2. Jumlah hari penjualan dalam piutang

Jumlah hari penjualan dalam piutang merupakan estimasi lamanya piutang usaha beredar. Dengan ketentuan kredit 2/10, n/30, jumlah hari penjualan dalam piutang harus lebih dari 30 hari. Hal ini dihitung sebagai berikut:

Piutang Usaha Akhir Tahun Jumlah Hari Penjualan dalam Piutang =

Penjualan Harian Rata-rata Penjualan kredit rata-rata harian ditentukan dengan membagi penjualan kredit bersih dengan 365.

Agar ukuran-ukuran di atas memiliki arti, ukuran- ukuran tersebut harus dibandingkan dengan ukuran dari periode sebelumnya dan dengan industri secara umum. Peningkatan efisiensi penagihan piutang terjadi perputaran piutang usaha meningkat dan jumlah hari penjualan dalam piutang menurun.


(43)

B. Tinjauan Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan piutang adalah: Tabel1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu Tahun Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian 2001 Cing Leng Pengawasan Intern

Piutang pada PT Kartika Swarna

Prosedur Penagihan Piutang yang Dilakukan PT Kartika Swarna belum memadai sesuai dengan Standart Akuntasi.

2005 Lukita Ferdiany

Evaluasi Terhadap Pengawasan Piutang Pada PT (Persero) Angkasa Pura II Cabang Bandar Udara Polonia Medan.

Pengawasan Piutang yang dilakuakan PT (Persero) Angkasa Pura II Cabang Bandar Udara Polonia sudah dijalankan dengan baik.

2005 Desi Sabrina R. Naibaho

Analisis Pengawasan Intern Piutang pada PTPN IV (Persero) Medan

Pengawasan intern piutang PTPN IV sudah cukup memadai.


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Sesuai dengan tujuan penulisan maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk “ desciptive studies ” atau deskriptif yang bertujuan untuk menguraikan karakteristik tentang suatu keadaan.

B. Jenis Data

1. Data Primer, yaitu data yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut oleh penulis melalui teknik wawancara yang diperoleh langsung dari objek penelitian.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dan data yang sudah diolah seperti sejarah singkat koperasi, struktur organisasi koperasi, buku literature yang ada seperti neraca, laporan sisa hasil usaha.

C. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data menggunakan beberapa cara, yaitu :

1. Teknik Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak koperasi yang berwenang seperti manajer, bagian kredit dan karyawan untuk memberikan keterangan yang berkaitan dengan penelitian yaitu peranan pengendalian manajemen terhadap kolektibilitas piutang pada koperasi Credit Union (CU) Merdeka.


(45)

2. Teknik Dokumentasi, yaitu dengan cara memfotocopi, dan mencatat data sekunder yang telah terdokumentasi baik data keuangan maupun non keuangan.

D. Metode Analisa Data

Metode analisa data yang digunakan adalah metode deskriptif dan komparatif.

1. Metode deskriptif yaitu mengumpulkan, menyusun, menginterprestasikan dan menganalisis sehingga memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan permasalahan yang dihadapi.

2. Metode komparatif yaitu membandingkan peranan pengendalian manajemen terhadap kolekbilitas piutang pada koperasi Credit Union (CU) Merdeka Desa Merdeka Kabupaten Karo dengan teori peranan pengendalian manajemen terhadap kolekbilitas piutang dan penelitian terdahulu.

E. Responden

Dalam penelitian ini menjadi responden adalah Panitia kredit, Manajer, Karyawan dan Anggota Koperasi Kredit (CU) Merdeka yang berhubungan langsung dengan penelitian tentang peranan pengendalian manajemen terhadap kolektibilitas piutang.


(46)

F. Tempat dan Jadwal Penelitian

Adapun tempat dilakukan penelitian ini adalah di Koperasi Credit Union(CU) Merdeka Jln. Desa Merdeka Kabupaten Karo, penelitian ini dilakukan dari bulan November sampai selesai.

N o Tahapan Penelitian Bulan Ke- November 2010 Desember 2010 Januari 2011 Pebruari 2011 Maret 2011 1 Pengajuan

Proposal Skripsi 2 Bimbungan

Proposal Skripsi

√ √

3 Seminar Proposal Skripsi

√ 5 Pengumpulan

dan

pengolahan data

√ √

6 Bimbingan Skripsi

√ √

7 Penyelesaian Laporan Penelitian


(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum Koperasi Credit Union (CU) Merdeka

Koperasi Credit Union (CU) Merdeka merupakan nama sebuah desa, yang terletak di desa Merdeka, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo Sumatera Utara. Koperasi Credit Union (CU) Merdeka dirintis oleh Bruder Gregorius dan Pastor Thomas Sinabariba beserta tim dari kordinator Koperasi CU Wilayah II Karo, Anis Barus, Rosanna Tarigan, dan Ardi Tarigan selalu dengan gigih memberikan motivasi untuk memperjuangkan kesejahteraan umat katolik desa Merdeka. Koperasi CU Merdeka didirikan pada tanggal 27 juli 1989 dengan jumlah anggota 32 orang hanya yang beragama katolik. Sebelum mulai diadakan peminjaman harus menabung selama 3 tahun untuk mengumpulkan modal. Penabungan diadakan dalam setiap perpulungen (ibadah kelompok) hingga tahun 1991. Kemudian dibentuk panitia kredit dan dimulai pelayanan pinjaman awal sebanyak Rp. 25.000, ketika itu simpanan wajib Rp. 200/minggu satu tahun kemudian simpanan naik menjadi Rp. 500/minggu dan pelayanan pinjaman Rp. 50.000 sekaligus membuka penerimaan anggota baru bagi masyarakat umum dan mendaftar 64 orang. Setelah ada program Microfinance yang disosialisasikan Pusat koperasi kredit Bekatigade Sumut bekerjasama dengan ACCU (Asian Association


(48)

mematuhi prinsip Credit Union, diantaranya keanggotaan terbuka dan sukarela, melalui persetujuan RAT koperasi kredit Merdeka yang awalnya hanya menerima anggota yang beragama katolik dan hanya warga desa Merdeka saja, akhirnya pada tahun 1990 Koperasi Credit Union Merdeka membuka penerimaan anggota dari masyarakat umum dan merambah ke desa tetangga yaitu desa Gongsol, tabungan pun dinaikkan menjadi Rp. 1.000/minggu. Karena asal berdirinya Koperasi Credit Union Merdeka dari Gereja Katolik, penabungan bagi umat katolik tetap diadakan di gereja, tetapi bagi non katolik diadakan dirumah bendahara yaitu Tani Surbakti.

Melihat jumlah anggota koperasi CU yang semakin banyak, akhirnya pengurus negosasi kepada kepala desa untuk menggunakan kantor KUD yang sudah tidak berfungsi, tahun 1997 kantor KUD dikontrak koperasi CU. Tahun 2003 koperasi CU Merdeka membeli sebuah rumah untuk dijadikan kantor milik sendiri dan mulai dioperasikan sejak tahun 2007. Koperasi CU Merdeka bebadan hukum No.129/BH/KDK 2.2/XII/2002. Koperasi CU Merdeka mengadakan RAT satu kali dalam satu tahun, untuk calon anggota diadakan pendidikan selama 6 kali pertemuan selama 3 bulan, lulus kemudian dilantik menjadi anggota sah. Koperasi CU Merdeka yang awalnya diprakarsai kaum Rohaniawan Gereja Katolik ternyata mampu menjadi koperasi milik seluruh masyarakat desa, dari anak kecil hingga dewasa mencapai 97% penduduk desa Merdeka telah menjadi anggota. Koperasi CU Merdeka telah ditambah 14 unit yang


(49)

terdiri dari 14 desa di Kabupaten Karo hingga 31 Desember 2009 jumlah keseluruhan anggota koperasi kredit Merdeka 3936 orang dengan jumlah asset Rp 6.123.409.858.

2. Struktur Organisasi Koperasi

Struktur organisasi memperlihatkan sejumlah tugas serta kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan. Fungsi dari struktur organisasi pada koperasi adalah mengatur hubungan kerja antara anggota dan pengurus maupun hubungan antara bawahan dengan atasan. Guna terciptanya pelaksanaan kegiatan-kegiatan operasional yang tertib maka struktur organisasi harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan yaitu dengan memperhatikan sifat, jenis dan besarnya perusahaan.

Berikut ini disajikan struktur organisasi Koperasi Kredit (CU) Merdeka desa Merdeka, seperti terlihat pada gambar 4.1


(50)

Gambar 4.1

Struktur Organisasi koperasi Kredit (CU) Merdeka

Sumber: Koperasi Kredit (CU) Merdeka RAT

Pengurus :

1. Pengurus Pusat : - Dewan Kepemimpinan

- Wakil Ketua

- Sekretaris

- Bendahara

- Anggota 2. Pengurus Unit : - Ketua

- Sekretaris

- Bendahara

3. Panitia Kredit - Ketua

- Sekretaris

- Anggota

Manager

Karyawan

Anggota Calon anggota Panitia Pendidikan Badan Pengawas :

- Ketua - Sekretaris - Anggota


(51)

Adapun tugas dan tanggungjawab masing-masing bagian dalam struktur organisasi pada Koperasi Kredit (CU) Merdeka desa Merdeka adalah:

a. Rapat Anggota, memiliki wewenang dan tanggungjawab sebagai berikut:

1) rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi, 2) tiap anggota mempunyai satu suara dalam rapat anggota, 3) rapat anggota diadakan sekurang-kurangnya satu kali setahun, 4) tanggal dan tempat serta acara rapat anggota harus diberitahukan

sekurang-kurangnya satu mimggu sebelum pelaksanaan rapat. b. Pengurus, memiliki wewenang dan tanggungjawab sebagai berikut:

1) memimpin organisasi dan perusahaan koperasi,

2) melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama koperasi, 3) mewakili koperasi dihadapan dan diluar pengadilan,

4) melaksanakan tugas-tugas koperasi dengan keiklasan, kejujuran, dan penuh rasa pengabdian sesuai Anggaran Dasar Koperasi,

5) ketua dan wakil ketua bertanggungjawab atas urusan luar dan dalam koperasi.

c. Badan Pengawas, memiliki wewenang dan tanggungjawab sebagai berikut:

1) berkewajiban untuk memberikan bimbingan dan pengawasan serta nasehat-nasehat baik diminta ataupun tidak pada pengurus tentang pelaksanaan dan tujuan usaha koperasi,


(52)

2) bila diperlukan sewaktu-waktu paling sedikit dua kali dalam satu tahun mengadakan pemeriksaan kas,

d. Panitia Kredit, memiliki wewenang dan tanggungjawab sebagai berikut:

1) mengadakan rapat-rapat panitia kredit,

2) membuat dan menyimpan berita acara asli dan lengkap mengenai segala tindakan yang diambil oleh panitia kredit,

3) melaksanakan sidang simpan pinjam, 4) menanggulangi kredit macet.

e. Panitia Pendidikan, memiliki wewenang dan tanggungjawab sebagai berikut:

1) mengadakan rapat-rapat pendidikan serta pelaksanaan pekerjaannya,

2) membuat dan menyimpan berita acara asli dan lengkap mengenai segala tindakan yang diambil oleh panitia pendidikan.

f. Manajer Operasional, memiliki wewenang dan tanggungjawab sebagai berikut:

1) pelaksana tugas sehari-hari untuk usaha koperasi, dalam praktiknya manajer menggantikan tugas pengurus dalam menjalankan kegiatan koperasi sehari-hari,

2) membawahi karyawan koperasi, memperoleh wewenang dari pengurus dan bertanggungjawab kepada pegurus.


(53)

1) pelaksana tugas sehari-hari dalam melayani anggota yang menyetor baik simpanan maupun angsuran atas pinjaman,

2) melaksanakan pembukuan.

h. Anggota, memiliki wewenang dan tanggungjawab sebagai berikut: 1) berbicara tentang hal-hal yang dirundingkan dalam rapat, 2) untuk memilih dan dipilih.

3. Prosedur dan Syarat-Syarat Pemberian Kredit serta Jenis Kredit pada Koperasi Kredit (CU) Merdeka

a. Jenis kredit Koperasi CU Merdeka

Anggota yang sudah bisa meminjam adalah anggota biasa yaitu anggota yang sudah dewasa. Jenis kredit pinjaman dibagi tiga jenis yaitu pinjaman kesejahteraan, pinjaman produktif, pinjaman darurat.

1) Pinjaman kesejahteraan merupakan pinjaman untuk konsumsi pribadi seperti membangun rumah, biaya pesta, membeli mobil pribadi.

2) Pinjaman produktif merupakan pinjaman untuk modal usaha seperti modal usaha dagang, modal usaha pertanian.

3) Pinjaman darurat merupakan pinjaman yang sangat mendesak seperti biaya melahirkan dan kecelakaan.

b. Prosedur dan syarat-syarat pemberian kredit

Koperasi Kredit (CU) Merdeka mempunyai prosedur kredit yang harus dilalui anggota yang ingin memperoleh pinjaman, ada beberapa hal yang perlu ditempuh oleh anggota untuk memperoleh pinjaman.


(54)

1) Permohonan terhadap pilihan fasilitas kredit mencakup tiga aspek, apakah pinjaman anggota tersebut:

a. permohonan kredit baru, b. permohonan tambahan kredit,

c. permohonan perpanjangan berlakunya kredit yang telah berakhir jangka waktunya.

2) Berkas

Setiap berkas permohonan kredit minimal terdiri dari:

a. surat permohonan pinjaman yang ditanda tangani lengkap, b. daftar isian yang disediakan CU sehubungan kredit, c. surat perjanjian.

3) Pencatatan

Setiap permohonan permintaan kredit harus dicatat dalam suatu register khusus yang disediakan lembaga keuangan Credit Union dan ditanda tangani si penerima pinjaman.

4) Penyelidikan dan analisa permohonan kredit a) Penyelidikan

Penyelidikan kredit adalah pekerjaan bagian perkreditan, yang meliputi:

(1) wawancara dengan pemohon kredit,

Pengumpulan data sehubungan dengan permohonan kredit (2) penyelidikan terhadap kebenaran yang dikemukakan


(55)

(3) penyusunan laporan hasil penyelidikan. b) Analisa

Dimaksudkan meliputi pekerjaan menguraikan aspek keuangan dan non keuangan pemohon untuk mengetahui layak tidaknya permohonan kredit dikabulkan. Penyelidikan dan Analisa dilakukan oleh bagian perkreditan atau panitia kredit. Dimana bahwa kredit mengandung resiko, maka permohonan kredit anggota harus dianalisa oleh panitia kredit atas dasar prinsip 5C, prinsip tersebut meliputi:

1. character, yaitu penilaian tentang sifat-sifat pribadi si

pemohon, dan juga watak, kejujuran dalam memenuhi kewajibannya,

2. capasity, hal ini menyangkut kemampuan sipemohon dalam

pengelolaan usahanya atas penerimaan kredit, pengembaliannya atau kebutuhannya dan hubungannya dengan penggunaan kredit tersebut setelah kredit diterima, 3. collateral, jaminan adalah alat pengamanan kredit yang

disalurkan bila terjadi sesuatu diluar keinginan, mengantisipasi kredit dapat ditagih maka dapat dibuat jaminan diantara bagian kriteria pengabulan suatu kredit, 4. capital, yaitu penelitian kemampuan keuangan pemohon,


(56)

kredit memenuhi kewajibannya dan mengelola permohonan kreditnya,

5. condition, yaitu kondisi dan prospek keuangan peminjam

dimasa yang akan datang.

Jumlah pinjaman yang dapat diberikan kepada peminjam ditentukan berdasarkan besarnya jumlah saham atau simpanan wajib yaitu lima kali dari besarnya saham dengan indeks 3.000.000. Pinjaman ≤ Rp. 9.900.000 dikenakan 3 % bunga , penyelesaian pinjaman dalam jangka 24 bulan. pinjaman ≥ Rp.10.000.000 dikena kan bunga 2,5 % bunga, penyelesaian pinjaman.

4. Prosedur dan Syarat-Syarat Kolektibilitas Piutang a. Prosedur penentuan bunga piutang

Tingkat bunga yang digunakan dalam koperasi Credit Union (CU) Merdeka yaitu menggunakan metode sliding rate atau selama ini dikenal dengan istilah IOB (Interest over balance), yaitu jumlah bunga dikali sisa pinjaman (menurun).

b. Syarat-syarat kolektibilitas piutang

Sesuai dengan surat perjanjian peminjaman sebagai berikut:

1) Peminjam harus memberikan jaminan berupa surat kepemilikan atas sebidang tanah, atau yang lainnya.

2) Peminjam harus membayar pinjaman dengan cara mengangsur setiap bulannya terhitung sejak tanggal pemberian pinjaman.


(57)

3) Apabila peminjam tidak mengangsur pinjaman tersebut tepat pada waktunya, maka dikenakan denda sebesar 7% dari jumlah tunggakan setiap bulannya.

4) Apabila peminjam tidak mengangsur lebih dari 6 bulan maka koperasi dapat mengambil alih barang jaminan dari sipeminjam.

5) Semua biaya yang timbul karena kelalaian sipeminjam untuk membayar utang pinjamannya menjadi tanggungan si peminjam.

Jika peminjam tidak membayar pinjaman sesuai dengan surat perjanjian dimana nasabah harus membayar utangnya sesuai dengan tanggal angsuran nasabah, maka dikirim surat peringatan pertama jika tidak diindahkan maka dikirim surat peringatan kedua, dan peringatan ketiga. Jika selama 4 bulan tidak ditanggapi langsung menagih ketempat tinggal nasabah, dan kalau tidak juga ditanggapi nasabah maka dibawa kejalur hukum dengan pelelangan,dan penyitaan jaminan.

5. Pengendalian Manajemen terhadap Kolektibilitas Piutang Koperasi Credit Union (CU) Merdeka

Manajemen koperasi Credit Union (CU) meliputi a. Dewan Pimpinan yang bertanggung jawab terhadap


(58)

2) mempertimbangkan penerimaan anggota dalam menentukan persyaratan penerimaan anggota baru,

3) dewan pinpinan menentukan pola simpanan dan pinjaman, menentukan besar simpanan yaitu berapa besar jumlah simpanan yang bias dimiliki seorang anggota, menentukan besar pinjaman yaitu berapa besar pinjaman dan berapa besar bunga pinjaman maksimum jangka waktu angsuran, prosedur pinjaman, menentukan berdasarkan jaminan pinjaman berapa yang dapat dipinjam anggota dan tanpa jaminan.

4) Mengadakan rapat dewan pinpinan sekurang-kurangnya sebulan sekali.

5) Menerima laporan dan member rekomendasi

6) Mempertimbangkan/ menerima laporan pemeriksaan keuangan 7) Mengisi lowongan di dalam keanggotaan pengurus panitia kredit 8) Mengusahakan keanggota didalam gabungan ragional dan nasional 9) Merintis jalannya pendidikan agar berjalan baik dan aksi promosi

yang menarik.

b. Manajer bertanggung jawab terhadap

1) Kemajuan usaha-usaha kopersi Credit Union (CU)

2) Merencanakan , mengatur dan memimpin pelaksanaan daripada kebijaksanaan yang telah ditentukan rapat anggota tahunan dan Dewan Pinpinan.


(59)

3) Mengendalikandan mengawasi pelaksanaan tugas oleh pegawai dan panitia untuk memastikan kebijakan sungguh-sungguh dilaksanakan.

4) Sebagai koordinator usaha, tugas-tugas dan mempertemukan kecocokan pendapat dengan kebijaksanaan pegawai dan panitia secara menyeluruh untuk dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi Dewan Pimpinan.

c. Karyawan bertanggung jawab terhadap

1) Pemegang pembukuan dan kas yang harus bertindak dengan teliti dalam setiap pencatatan pemasukan dan pengeluaran kas, dan menutup buku setiap bulan dan akhir tahun yang tembusanya ditempelkan pada papan pengumuman.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Koperasi Kredit (CU) Merdeka Dimana Koperasi Kredit (CU) Merdeka Memiliki 50 orang pengurus (pengurus pusat dan pengurus unit), 7 orang karyawan, dan 1 orang manajer operasional. Karyawan koperasi bekerja selama 5 hari kerja dalam 1 minggu lama bekerja 7 jam setiap harinya. Manajemen koperasi merupakan anggota koperasi sendiri. Pemilihan manajemen koperasi berdasarkan hasil Rapat Anggota Tahunan dan diadakan pada waktu RAT khususnya Dewan pimpinan.

Banyaknya orang tertarik untuk masuk jadi anggota koperasi Credit Union (CU) Merdeka karena didalam kopersi CU mereka dapat memproleh pinjaman secara cepat, murah, tanpa merendahkan diri,


(60)

tanpa jaminan yang berat, bahkan hanya berdasarkan kepercayaan pana nama baik sipeminjam. Pelayanan yang demikian dengan penuh pengertian oleh pihak panitia kredit terhadap situasi dan kondisi peminjam, mendapat tanggapan yang baik secara umum.

Dari cara melayani permohonan pinjaman oleh panitia kredit dapat dilihat apakah koperasi CU akan berhasil, berkembang, didukung anggotanya atau tidak. Bilamana panitia kredit melakukan tugasnya dengan baik seorang anggota pun yang tergoda untuk mencari koperasi yang lain dan selalu menghadap panitia kredit dengan segala persoalan keuangan.

Kuasa untuk memutuskan permohonan pinjaman anggota deberikan kepada panitia kredit oleh anggotanya. Dalam kolektibilitas piutang sangat bergantung kepada panitia kredit dimana tugas utamannya mempertimbangkan permohonan pinjaman anggota dapat diterima atau ditolak. Secara terperinci dan hal-hal yang perlu dipertimbangkan oleh panitia kredit dalam memutuskan permohonan pinjaman sebagai berikut:

1) Jenis pinjaman yang harus diterima

2) Jumlah pinjaman untuk masing- masing jenis dan jangka waktu angsuran.

3) Jumlah maksimal pinjaman untuk pinjaman tanpa jaminan dan dengan jaminan


(61)

5) Cara untuk memperpanjang pinjaman, bilamana diperlukan oleh peminjam,

6) Cara penundaan pinjaman dan sanksi-sanksi apabila diperlukan.

Dasar kerja terpenting bagian kredit adalah tujuan pinjaman untuk apa digunakan, kerajinan menabung, kemampuan mengembalikan pinjaman, prestasi masa lampau dalam mengembalikan pinjaman dan partisipasi dalam kopersi CU yang sering disebut TUKKEPPAR. Setiap permohonan pinjaman diputuskan dengan suara bulat para anggota.

B. ANALISIS HASIL PENELITIAN

1. Analisis dan Evaluasi Prosedur dan Syarat-syarat Pemberian Kredit pada Koperasi

Menurut Kasmir (2008:115) secara umum prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut:

1) pengajuan berkas-berkas, dalam hal ini pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian dilampiri dengan berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan antara lain: identitas, maksud dan tujuan kredit, besarnya kredit dan jangka waktu, cara pemohon mengembalikan kredit, jaminan kredit,

2) penyelidikan berkas pinjaman, tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar,

3) wawancara I, merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan dengan calon peminjam, untuk meyakinkan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan ketentuan,

4) on the spot, merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan

dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan,


(62)

5) wawancara II , yaitu kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat dilakukan on the spot dilapangan,

6) keputusan kredit, merupakan penentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak, jika diterima, maka dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit yang akan mencakup: Jumlah uang yang diterima, Jangka waktu kredit, dan Biaya-biaya yang harus dibayar,

7) penandatanganan perjanjian, kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit, 8) realisasi kredit,

9) penyaluran dana .

Jumlah kredit atau pinjaman yang diberikan kepada anggota tergantung dari permintaan anggota dan kemampuan pengembalian kredit, sehingga arus kas dan perputaran modal didalam koperasi tidak mengalami hambatan, pengembalian kredit atau pinjaman dilakukan dengan cara angsuran.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari panitia kredit CU Merdeka diketahui bahwa bagi anggota koperasi yang ingin memperoleh pinjaman harus mengikuti prosedur yang ditetapkan.

a. Anggota yang ingin meminjam datang ke kantor koperasi pada jadwal yang ditentukan yaitu 2 kali dalam satu minggu senin dan selasa pada pukul 20.00-22.00. Anggota yang ingin meminjam harus datang bersama suami/istri dan satu orang penjamin yang juga anggota koperasi,

b. Mengajukan permohonan dengan mengisi surat permohonan dan surat perjanjian yang sudah disediakan untuk diisi oleh calon peminjam,


(63)

c. Menyerahkan surat permohonan dan surat perjanjian kepada panitia kredit untuk diperiksa, apabila panitia kredit menyetujui maka ditandatangani oleh penjamin,

d. Salinan surat permohonan dan surat perjanjian ditahan oleh panitia kredit untuk diproses lebih lanjut, lembar asli dibawa oleh calon peminjam pulang,

e. Surat permohonan diproses panitia kredit selama 1 minggu. Calon peminjam akan datang kembali ke kantor koperasi satu minggu setelah mengajukan permohonan yaitu pada waktu sidang simpan pinjam yang diadakan setiap hari sabtu pukul 14.00 sampai selesai,

f. Hari sidang simpan pinjam anggota datang kebagian panitia kredit yang kemudian surat permohonan dan surat perjanjian diperiksa kembali kelengkapannya oleh panitia kredit,

g. Surat permohonan dan perjanjian kemudian diserahkan kepada badan pengawas untuk diperiksa, disahkan dan ditandatangani oleh badan pengawas kemudian diserahkan kembali ke panitia kredit,

h. Surat permohonan kemudian ditandatangani oleh panitia kredit, kemudian menyerahkan ke Dewan Pimpinan. Surat permohonan diperiksa ulang dan disetujui oleh Dewan Pimpinan surat perjanjian dibubuhi materai 6.000, ditandatangani oleh anggota yang meminjam, i. Surat permohonan dan surat perjanjian yang sudah diproses, disetujui


(64)

menerima sejumlah uang pinjaman sebesar yang tercantum pada surat permohonan.

Permohonan, pinjaman anggota diberikan, anggota diwajibkan untuk melunasi pinjamannya dengan cara mengangsur pokok pinjaman dan dibebankan bunga 3% jika pinjaman < Rp 10.000.000 dan bunga 2,5% untuk pinjaman >Rp10.000.000 dengan saldo menurun. Berdasarkan informasi prosedur pemberian kredit yang diperoleh dari Koperasi CreditUnion (CU) Merdeka. Dari perbandingan dapat diketahui bahwa prosedur pemberian kredit yang digunakan koperasi Credit Union sudah sesuai dengan standar dalam teori.

2. Analisis dan Evaluasi Pengendalian Manajemen terhadap Kolektibilitas Piutang

a. Penentuan bunga piutang

Suatu permohonan kredit dapat dikabulkan, maka dalam surat perjanjian pinjaman harus jelas tercantum berapa besar bunga pinjaman yang harus dibayarkan peminjam. Cara perhitungan bunga kredit dapat dibedakan atas tiga cara perhitungan yaitu sliding rate,

flate rate, dan floating rate.

1) Sliding rate

Pembebanan bunga setiap bulannya dihitung dari sisa pinjamannya sehingga jumlah bunga yang dibayar nasabah setiap bulan menurun seiring dengan turunnya pokok pinjaman. Pembayaran pokok pinjaman setiap bulan sama. Cicilan nasabah


(65)

(pokok pinjaman ditambah bunga) otomatis dari bulan ke bulan semakin menurun.

2) Flat rate

Pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya, demikian pula pokok pinjaman setiap bulan juga dibayar sama sehingga cicilan setiap bulan sama sampai kredit tersebut lunas.

a

3) Floating rate

Floating rate adalah cara penurunan bunga yang besarnya tidak

ditetapkan untuk jangka waktu tertentu, namun ditetapkan sesuai dengan perkembangan tingkat bunga yang ada di pasar uang (money market rate).

Tingkat bunga yang digunakan dalam koperasi Credit Union (CU) Merdeka yaitu menggunakan metode sliding rate atau selama ini dikenal dengan istilah IOB (Interest over balance), yaitu jumlah bunga dikali sisa pinjaman (menurun). Jumlah pinjaman yang dapat diberikan kepada


(66)

peminjam ditentukan berdasarkan besarnya jumlah saham/simpanan wajib yaitu lima kali dari besarnya saham dengan indeks 3.000.000. Pinjaman ≤ Rp 9.900.000 dikenakan bunga 3% dalam jangka waktu 24 bulan, pinjaman ≥ Rp 10.000.000 dikenakan bunga 2,5% dalam jangka waktu 36 bulan.

Contoh, seorang anggota berinisial Y memiliki saham/simpanan wajib di CU Merdeka Rp. 1.000.000 maka,

5 x … = Rp. 3000.000 Rp 3.000.000 : 5 = Rp. 600.000 Rp 1.000.000 – 600.000 = Rp. 400.000

maka, Rp 400.000 + 3.000.000 = Rp. 3.400.000 adalah besarnya pinjaman yang bisa diterima oleh Y. Y membayar angsuran pertama dengan metode pembebanan bunga slinding rate sebagai berikut:

= Rp 102.000/ bulan

= Rp 283.333/ bulan


(67)

= Rp 385.333/ bulan

b. Kolekbilitas piutang

Disini peneliti mengukur kolekbilitas piutang sesuai dengan menurut Warren, Reeve, Fess (2005:407) ada dua ukuran keuangan yang sangat berguna dalam mengevaluasi efesiensi penagiahan piutang yaitu:

1. Perputaran piutang usaha mengukur berapa penting piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun. Sebagai contoh, dengan ketentuan kredit 2/10, n/30 piutang usaha harus berputar kurang dari 36 kali dalam setahun. Perputaran piutang usaha dihitung sebagai berikut:

= Rp 5.131.200.279

Piutang usaha rata-rata dapat ditentukan dengan menggunakan data-data bulanan atau dengan menambahkan saldo piutang


(68)

usaha awal tahun dan akhir tahun serta kemudian dibagi dengan dua.

2. Jumlah hari penjualan dalam piutang

Jumlah hari penjualan dalam piutang merupakan estimasi lamanya piutang usaha beredar. Dengan ketentuan kredit 2/10, n/30, jumlah hari penjualan dalam piutang harus lebih dari 30 hari. Hal ini dihitung sebagai berikut:

Penjualan kredit rata-rata harian ditentukan dengan membagi penjualan kredit bersih dengan 365.

Agar ukuran-ukuran di atas memiliki arti, ukuran- ukuran tersebut harus dibandingkan dengan ukuran dari periode sebelumnya dan dengan industri secara umum. Peningkatan efisiensi penagihan piutang terjadi perputaran piutang usaha meningkat dan jumlah hari penjualan dalam piutang menurun.


(69)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil analisis dan evaluasi dapat disimpulkan bahwa:

1. Dari perbandingan dapat diketahui bahwa prosedur pemberian kredit yang digunakan koperasi Credit Union sudah sesuai dengan standar dalam teori.

2. Rapat lengkap kepengurusan rutin dilaksanakan setiap bulannya 3. Dalam hal pencairan pinjaman berjalann dengan lancar

4. Kolektibilitas piutang macet bahkan banyak kredit bermasalah maupun jatuh tempo, karena pinjaman tidak digunakan sesuai dengan yang tertera dalam surat perjanjian pinjaman, usaha mengalami kerugian, pengurus kurang selektif dalam menerapkan tujuan pinjaman, kerajinan menabung, kemampuan mengembalikan pinjaman, prestasi masa lampau dan pertisipasi dalam koperasi Credit Union Merdeka (TUKKEPAR), kesepelean anggota terhadap pinjamannya, dan naiknya harga kebutuhan

5. Masih ada anggota yang tidak menabung dalam satu tahun.

6. Peranan pengendalian manajemen kurang efektif terhadap kolektibilitas piutang karena pengurus kurang selektif dalam penerapan TUKKEPAR sebagai dasar pemberian pinjaman. Sehingga ada


(70)

anggota meminjam tidak sesuai dengan kemampuanya memngembalikan pinjaman, yang membuat kolektibilitas piutang macet.

B. SARAN

Saran peneliti sebagai masukan untuk Koperasi Credit Union (CU) Merdeka sebagai berikut:

1. Pencairan pinjaman agar selalu berpedoman kepada TUKKEPAR 2. Membentuk team khusus untuk menanganni kolektibilitas piutang

yang bermasalah.

3. Menambah sumber daya manusia dan memaksimalkan tugas masing-masing bagian untuk menghindari kecurangan.

4. Pendidikan kepada anggota agar menabung secara rutin dan membayar angsuran pinjaman secara rutin juga untuk menghindari sanksi.


(71)

DAFTAR PUSTAKA

Anthony Robert N. dan Govindrajan Vijay, Management Control System, Edisi 11, Tjakrawala Kurniawan, Salemba Empat, Jakarta, 2008

Ferdiany Lukita, Evaluasi Terhadap Pengawasan Piutang Pada PT (Persero)

Angkasa Pura II Cabang Bandar Udara Polonia Medan, Skripsi Sarjana

Akuntansi, Universitas Sumatera Utara, Medan,2005.

Griffin, Ricky W., Manajemen, Edisi 7, Gania, Gina., Erlangga, Jakarta, 2004. Kasmir, Bank dan lembaga keuangan lainnya, edisi pertama, Raja Grafindo,

Jakarta, 2008.

Leng Cing, Pengawasan Intern Piutang pada PT Kartika Swarna, Skripsi Sarjana Akuntansi, Universitas Sumatera Utara, Medan,2001.

Mulyadi, Sistem perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Edisi-3, Salemba Empat, Jakarta, 2007

Naibaho Desi Sabrina R., Analisis Pengawasan Intern Piutang pada PTPN IV

(Persero) Medan, Skripsi Sarjana Akuntansi, Universitas Sumatera Utara,

Medan,2001.

Weygandt, Jerry J., Kiaeso, Donald E., Kimmel, Paul D., Pengantar Akuntansi, Edisi 7, Yulianto, Ali A., Wasilah, Handika,Rangga, Salemba Empat, Jakarta, 2007.

Warren,Carl S., Reeve,James M., Fess, Philip E., Accounting, Edisi 21, Farahmita, Aria., Amanugrahani.,Hendrawan, Taufik., Salemba Empat, Jakarta,2005. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

No.27 (2007:27.1) tentang Koperasi

Jurusan akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, buku petunjuk

teknis penulisan proposal penelitian dan penulisan skripsi, Medan,2004.


(72)

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

1. Bagaimana prosedur dan syarat- syarat pemberian kredit kepada nasabah? 2. Apasaja jenis- jenis kredit yang ada?

3. Bagaimana prosedur kolektibilitas piutang tersebut? 4. Apasaja yang menjadi pedoman kolektibilitas piutang?

5. Apasaja yang dilakukan manajemen dalam menanggulangi kredit macet? 6. Bagaimana peranan manajemen terhadap kolektibilitas piutang?


(73)

KOPERASI KREDIT (CU) MERDEKA LAPORAN SISA HASIL USAHA (SHU)

31 Desember 2009 Pendapatan Perkoperasian:

Bunga Piutang Rp. 1.144.148.108

Provisi Pinjaman 51.534.000

Uang Pangkat 94.150.000

Denda 8.049.040

Provinsi tarik Saham 195.020

Jumlah Pendapatan Perkoperasian Rp. 1.298.076.168 Pendapatan Non-Usaha:

Bunga Sisuka SPG Rp. -

Deviden SPD -

Bunga Bank 4.822.832

Penj. Barang Perlengkapan -

Pendapatan lain-lain 87.000

Total Pendapatan Non-Usaha Rp. 4. 909.832 Total Pendapatan Rp 1.302.986.000 Biaya-biaya:

Bunga sisuka anggota Rp. -

Bunga hutang SPD -

Biaya Organisasi 55.522.000

Biaya Pendidikan -

Premi Daverma 76.985.000

Biaya Sosial 3.410.000

Gaji Karyawan 50.397.000 Gaji Pengurus Unit 65.089.000

Biaya Administrasi/Umum 13.968.000

Biaya Sewa Kantor 1.800.000

Biaya Listrik, Telp dan Air 1.411.510

Biaya Penyusutan Gedung 2.125.960

Biaya Perlengkapan 14.947.200

Biaya Penyusutan Peralatan Kantor 2.634.250

PPH/Administrasi Bank 1.063.210

Biaya Transportasi 13.963.400

Biaya ke Wirakop -

Total Biaya-biaya Rp. 303.316.530

Sisa Hasil Usaha Rp. 999.669.470


(1)

usaha awal tahun dan akhir tahun serta kemudian dibagi dengan dua.

2. Jumlah hari penjualan dalam piutang

Jumlah hari penjualan dalam piutang merupakan estimasi lamanya piutang usaha beredar. Dengan ketentuan kredit 2/10, n/30, jumlah hari penjualan dalam piutang harus lebih dari 30 hari. Hal ini dihitung sebagai berikut:

Penjualan kredit rata-rata harian ditentukan dengan membagi penjualan kredit bersih dengan 365.

Agar ukuran-ukuran di atas memiliki arti, ukuran- ukuran tersebut harus dibandingkan dengan ukuran dari periode sebelumnya dan dengan industri secara umum. Peningkatan efisiensi penagihan piutang terjadi perputaran piutang usaha meningkat dan jumlah hari penjualan dalam piutang menurun.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil analisis dan evaluasi dapat disimpulkan bahwa:

1. Dari perbandingan dapat diketahui bahwa prosedur pemberian kredit yang digunakan koperasi Credit Union sudah sesuai dengan standar dalam teori.

2. Rapat lengkap kepengurusan rutin dilaksanakan setiap bulannya 3. Dalam hal pencairan pinjaman berjalann dengan lancar

4. Kolektibilitas piutang macet bahkan banyak kredit bermasalah maupun jatuh tempo, karena pinjaman tidak digunakan sesuai dengan yang tertera dalam surat perjanjian pinjaman, usaha mengalami kerugian, pengurus kurang selektif dalam menerapkan tujuan pinjaman, kerajinan menabung, kemampuan mengembalikan pinjaman, prestasi masa lampau dan pertisipasi dalam koperasi Credit Union Merdeka (TUKKEPAR), kesepelean anggota terhadap pinjamannya, dan naiknya harga kebutuhan

5. Masih ada anggota yang tidak menabung dalam satu tahun.


(3)

anggota meminjam tidak sesuai dengan kemampuanya memngembalikan pinjaman, yang membuat kolektibilitas piutang macet.

B. SARAN

Saran peneliti sebagai masukan untuk Koperasi Credit Union (CU) Merdeka sebagai berikut:

1. Pencairan pinjaman agar selalu berpedoman kepada TUKKEPAR 2. Membentuk team khusus untuk menanganni kolektibilitas piutang

yang bermasalah.

3. Menambah sumber daya manusia dan memaksimalkan tugas masing-masing bagian untuk menghindari kecurangan.

4. Pendidikan kepada anggota agar menabung secara rutin dan membayar angsuran pinjaman secara rutin juga untuk menghindari sanksi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anthony Robert N. dan Govindrajan Vijay, Management Control System, Edisi 11, Tjakrawala Kurniawan, Salemba Empat, Jakarta, 2008

Ferdiany Lukita, Evaluasi Terhadap Pengawasan Piutang Pada PT (Persero) Angkasa Pura II Cabang Bandar Udara Polonia Medan, Skripsi Sarjana Akuntansi, Universitas Sumatera Utara, Medan,2005.

Griffin, Ricky W., Manajemen, Edisi 7, Gania, Gina., Erlangga, Jakarta, 2004. Kasmir, Bank dan lembaga keuangan lainnya, edisi pertama, Raja Grafindo,

Jakarta, 2008.

Leng Cing, Pengawasan Intern Piutang pada PT Kartika Swarna, Skripsi Sarjana Akuntansi, Universitas Sumatera Utara, Medan,2001.

Mulyadi, Sistem perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Edisi-3, Salemba Empat, Jakarta, 2007

Naibaho Desi Sabrina R., Analisis Pengawasan Intern Piutang pada PTPN IV (Persero) Medan, Skripsi Sarjana Akuntansi, Universitas Sumatera Utara, Medan,2001.

Weygandt, Jerry J., Kiaeso, Donald E., Kimmel, Paul D., Pengantar Akuntansi, Edisi 7, Yulianto, Ali A., Wasilah, Handika,Rangga, Salemba Empat, Jakarta, 2007.

Warren,Carl S., Reeve,James M., Fess, Philip E., Accounting, Edisi 21, Farahmita, Aria., Amanugrahani.,Hendrawan, Taufik., Salemba Empat, Jakarta,2005. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

No.27 (2007:27.1) tentang Koperasi

Jurusan akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, buku petunjuk teknis penulisan proposal penelitian dan penulisan skripsi, Medan,2004. Undang–Undang No.25 Tahun 1992 Tetang Koperasi.


(5)

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

1. Bagaimana prosedur dan syarat- syarat pemberian kredit kepada nasabah? 2. Apasaja jenis- jenis kredit yang ada?

3. Bagaimana prosedur kolektibilitas piutang tersebut? 4. Apasaja yang menjadi pedoman kolektibilitas piutang?

5. Apasaja yang dilakukan manajemen dalam menanggulangi kredit macet? 6. Bagaimana peranan manajemen terhadap kolektibilitas piutang?


(6)

KOPERASI KREDIT (CU) MERDEKA LAPORAN SISA HASIL USAHA (SHU)

31 Desember 2009 Pendapatan Perkoperasian:

Bunga Piutang Rp. 1.144.148.108

Provisi Pinjaman 51.534.000

Uang Pangkat 94.150.000

Denda 8.049.040

Provinsi tarik Saham 195.020

Jumlah Pendapatan Perkoperasian Rp. 1.298.076.168 Pendapatan Non-Usaha:

Bunga Sisuka SPG Rp. -

Deviden SPD -

Bunga Bank 4.822.832

Penj. Barang Perlengkapan -

Pendapatan lain-lain 87.000

Total Pendapatan Non-Usaha Rp. 4. 909.832 Total Pendapatan Rp 1.302.986.000 Biaya-biaya:

Bunga sisuka anggota Rp. -

Bunga hutang SPD -

Biaya Organisasi 55.522.000

Biaya Pendidikan -

Premi Daverma 76.985.000

Biaya Sosial 3.410.000

Gaji Karyawan 50.397.000

Gaji Pengurus Unit 65.089.000

Biaya Administrasi/Umum 13.968.000

Biaya Sewa Kantor 1.800.000

Biaya Listrik, Telp dan Air 1.411.510

Biaya Penyusutan Gedung 2.125.960

Biaya Perlengkapan 14.947.200

Biaya Penyusutan Peralatan Kantor 2.634.250

PPH/Administrasi Bank 1.063.210

Biaya Transportasi 13.963.400

Biaya ke Wirakop -

Total Biaya-biaya Rp. 303.316.530


Dokumen yang terkait

Tinjauan atas Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi Berdasarkan PSAK No.27 pada Koperasi Kredit (CU) Merdeka Desa Merdeka Kabupaten Karo

3 63 109

Sejarah dan Perkembangan Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe, 1988 – 1998

0 55 83

Respon Masyarakat Terhadap Program Credit Union Arih Ersada Di Desa Namomirah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

1 41 102

Analisis Tingkat Kepuasan Petani Terhadap Pelayanan Credit Union (CU) (Studi Kasus : CU Merdeka, Desa Sempajaya , Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo)

0 0 13

Analisis Tingkat Kepuasan Petani Terhadap Pelayanan Credit Union (CU) (Studi Kasus : CU Merdeka, Desa Sempajaya , Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo)

0 0 1

Analisis Tingkat Kepuasan Petani Terhadap Pelayanan Credit Union (CU) (Studi Kasus : CU Merdeka, Desa Sempajaya , Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo)

0 0 5

Analisis Tingkat Kepuasan Petani Terhadap Pelayanan Credit Union (CU) (Studi Kasus : CU Merdeka, Desa Sempajaya , Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo)

0 1 11

Analisis Tingkat Kepuasan Petani Terhadap Pelayanan Credit Union (CU) (Studi Kasus : CU Merdeka, Desa Sempajaya , Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo) Chapter III VI

0 0 29

Analisis Tingkat Kepuasan Petani Terhadap Pelayanan Credit Union (CU) (Studi Kasus : CU Merdeka, Desa Sempajaya , Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo)

0 0 2

Analisis Tingkat Kepuasan Petani Terhadap Pelayanan Credit Union (CU) (Studi Kasus : CU Merdeka, Desa Sempajaya , Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo)

0 19 48