PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN EARNINGS MANAGEMENT SEBAGAI Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Earnings Management Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empir

(1)

PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN EARNINGS MANAGEMENT SEBAGAI

VARIABEL MODERASI

(Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh :

FAIZA NUR ROHMAH B 200 090 080

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN EARNINGS MANAGEMENT SEBAGAI

VARIABEL MODERASI

(Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

FAIZA NUR ROHMAH B200090080 ABSTRAKSI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan dan pengaruh corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan yang dimoderasi oleh earnings management. Corporate governance di ukur dengan komposisi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, komite audit, kepemilikan institusional, dan ukuran perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan CFROA (cash flow return on assets) sedangkan earnings management diukur DAit (discretionary accruals). Data yang digunakan adalah data annual report yang dipublikasikan di situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id dan situs masing-masing perusahaan sampel dari tahun 2009-2011. Metode dalam penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif dengan uji regresi berganda.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) komposisi dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, (2) ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, (3) komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, (4) kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, (5) ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, (6) komposisi dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang dimoderasi oleh earnings management, (7) ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang dimoderasi oleh earnings management, (8) komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang dimoderasi oleh earnings management, (9) kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang dimoderasi oleh earnings management, (10) ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang dimoderasi oleh earnings management.


(3)

(4)

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Penerapan corporate governance didasarkan pada teori agensi. Teori agensi dapat dijelaskan dengan hubungan antara manajemen dengan pemilik. Manajemen sebagai agen, secara moral bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagi imbalannya akan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak. Dengan demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda di dalam perusahaan dimana masing-masing pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki sehingga muncullah informasi asimetri antara manajemen (agent) dengan pemilikan (principal) yang dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba (earnings management) dalam rangka menyesatkan pemilik (pemegang saham) mengenai kinerja ekonomi perusahaan (Eka Sefiana, 2009).

Corporate governanace menjadi isu yang sangat menarik dari waktu kewaktu, khususnya mulai mengemuka pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate governance. Corporate governance mengalami perkembangan sebagai reaksi terhadap berbagai kegagalan korporasi sebagai akibat dari buruknya tata kelola perusahaan. Corporate governance itu sendiri merupakan tata kelolaan perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan terhadap pengelolaan perusahaan dalam menentukan arah kinerja perusahaan.

Earnings management telah memunculkan beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi yang secara luas diketahui, antara lain Enron, Merck, World Com dan mayoritas perusahaan lain di Amerika Serikat (Cornett dkk, 2006 dalam Muh. Arif Ujiyantho dan Bambang Agus Pramuka, 2007). Beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, seperti PT. Lippo Tbk dan PT. Kimia Farma Tbk juga melibatkan pelaporan keuangan (financial reporting) yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi (Gideon SB Boediono, 2005). Hal tersebut membuktikan bahwa praktik manipulasi laporan keuangan tetap dilakukan oleh pihak korporat meskipun sudah menjauhi periode krisis tahun 1997-1998. Salah satu penyebab kondisi ini adalah kurangnya penerapan corporate governance. Bukti menunjukkan lemahnya praktik corporate governance di Indonesia mengarah


(5)

pada defisiensi pembuatan keputusan dalam perusahaan dan tindakan perusahaan (Marihot Nasution dan Doddy Setiawan, 2007).

Dari uraian diatas maka peneliti ini mengambil judul : “PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN EARNINGS MANAGEMENT SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.

2. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh penerapan corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan.

2. Untuk mendapatkan bukti empiris apakah pengaruh penerapan corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan dimoderasi oleh earnings management.

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang dapat digunakan untuk memahami corporate governance. Michael C. Jensen dan William H. Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan investor (principal). Konflik kepentingan antara pemilikan agen terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan (agency cost). 2. Corporate Governance

Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI, 2004) corporate governance merupakan seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan. 3. Komposisi Dewan Komisaris

Secara umum dewan komisaris ditugaskan dan diberi tanggung jawab atas pengawasan kualitas informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Hal ini penting mengingat adanya kepentingan dari manajemen untuk melakukan


(6)

manajemen laba yang berdampak pada berkurangnya kepercayaan investor. Untuk mengatasinya dewan komisaris diperbolehkan untuk memiliki akses pada informasi perusahaan. Dewan komisaris tidak memiliki otoritas dalam perusahaan, maka dewan direksi bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi terkait dengan perusahaan kepada dewan komisaris (NCCG, 2001). Selain mensupervisi dan memberi nasihat pada dewan direksi sesuai dengan UU No. 1 tahun 1995, fungsi dewan komisaris yang lain sesuai dengan yang dinyatakan dalam National Code for Good Corporate Governance 2001 adalah memastikan bahwa perusahaan telah melakukan tanggung jawab sosial dan mempertimbangkan kepentingan berbagai stakeholder perusahaan sebaik memonitor efektifitas pelaksanaan good corporate governance (Marihot Nasution dan Doddy Setiawan, 2007).

4. Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran dewan komisaris merupakan jumlah anggota dewan komisaris perusahaan baik berasal dari internal perusahaan maupun eksternal perusahaan (Muh. Arief Ujiyanto dan Bambang Agus Pramuka, 2007). Semakin banyaknya personil yang menjadi dewan komisaris dapat berakibat pada makin buruknya kinerja yang dimiliki perusahaan.

5. Komite Audit

Sesuai dengan Kep. 29/PM/2004, komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan. Keberadaan komite audit sangat penting bagi pengelolaan perusahaan. Komite audit merupakan komponen baru dalam sistem pengendalian perusahaan. Selain itu komite audit dianggap sebagai penghubung antara pemegang saham dan dewan komisaris dengan pihak manajemen dalam menangani masalah pengendalian. Berdasarkan surat edaran BEJ, SE-008/BEJ/12-2001, keanggotaan komite audit terdiri dari sekurang-kurangnya tiga orang termasuk ketua komite audit. Anggota komite ini yang berasal dari komisaris hanya sebanyak satu orang, anggota komite yang berasal dari komisaris tersebut merupakan komisaris independen perusahaan tercatat sekaligus menjadi ketua komite audit. Anggota lain yang bukan merupakan komisaris independen harus berasal dari pihak eksternal yang independen (Marihot Nasution dan Doddy Setiawan, 2007).


(7)

6. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah saham perusahaan yang dimiliki oleh institusional adalah saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga (perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain) (Pratana Puspa Midiastuty dan Mas’ud Machfoedz, 2003).

7. Ukuran Perusahaan

Perusahaan yang berukuran besar memiliki basis pemegang kepentingan yang lebih luas, sehingga sebagai kebijakan perusahaan besar akan berdampak lebih besar terhadap kepentingan publik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Bagi investor, kebijakan perusahaan akan berimplikasi terhadap proyek cash flow dimasa yang akan datang. Sedangkan bagi regulator (pemerintah) akan berdampak terhadap besarnya pajak yang akan diterima, serta efektifitas peran pemberian perlindungan terhadap masyarakat secara umum (Nuryaman, 2008). 8. Manajemen Laba

Copeland (1968) dalam Yusriati Nur Farida dkk (2010) mendefinisikan manajemen laba sebagai “some ability to increase or decrease reported net income at well” yang berarti bahwa manajemen laba mencakup usaha manajemen untuk memaksimalkan atau meminimumkan laba, termasuk perataan laba sesuai dengan keinginan manajemen. Earnings management dapat menimbulkan masalah-masalah keagenan (agency cost) yang dipicu dari adanya pemisahan peran atau perbedaan kepentingan antara pemegang saham (principal) dengan pengelola/manajemen perusahaan (agent). Manajemen selaku pengelola perusahaan memiliki informasi tentang perusahaan lebih banyak dan lebih dahulu daripada pemegang saham sehingga terjadi asimetri informasi yang memungkinkan manajemen melakukan proyek akuntansi dengan orientasi pada laba untuk mencapai suatu kinerja tertentu.

9. Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukan efektifitas dan efisiensi suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Jika kinerja keuangan adalah kemampuan kinerja manajemen keuangan dalam mencapai prestasi kinerjanya. Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan (Yusriati Nur Farida dkk, 2010).


(8)

C. METODE PENELITIAN

1. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Perusahaan yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang telah terdaftar di BEI pada periode 2009-2011. Populasi merupakan keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda yang nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki katakter tertentu dan sama (Sukandarrumidi, 2006: 47). Konsep lain yang erat kaitannya dengan populasi adalah sampel. Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari obyek yang merupakan sumber data. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian perusahaan perbankan dengan kriteria-kriteria tertentu. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan terdafter di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011.

2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan untuk periode 31 desember 2009 sampai dengan tahun 2011 yang dinyatakan dalam rupiah (Rp.).

3. Data tersedia lengkap (data mengenai corporate governance perusahaan maupun data untuk mendeteksi earnings management dan kinerja keuangan perusahaan perbankan).

2. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data penelitian ini diambil dari laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan Indonesia (annual report) yang listing di BEI selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Data dapat dilihat dari situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id, dan situs masing-masing perusahaan sampel serta sumber-sumber lain yang relevan dan dibutuhkan dalam penelitian ini.

3. Metode Analisis Data

a. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata, minimum, maksimum dan standar deviasi dari variabel -variabel dalam penelitian (Muh. Arief Ujiyanto dan Bambang Agus Pramuka, 2007).

b. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas


(9)

Pengujian normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji normalitasini ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafis dan uji statistik (Imam Ghozali, 2009).

2) Uji Multikolinearitas

Dalam melakukan regresi berganda, variabel-variabel independen dalam model tidak terkorelasi secara sempurna atau diasumsikan tidak multikolinearitas. Model korelasi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi di antara variabel bebas. Pengujian ini menggunakan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai Tolerance berada disekitar satu dan VIF kurang dari 10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

4) Uji Autokolerasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi timbul karena residual (kesalahan penggangu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.

c. Pengujian Hipotesis 1) Persamaan Regresi

Persamaan regresi berganda akan dipakai untuk menguji hipotesis yang telah di bentuk. Uji hiptesis dilakukan dengan menggunakan dua model regresi. Model regresi pertama menggunakan CFROA sebagai ukuran kinerja keuangan perusahaan untuk menguji corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan, sedangkan model regresi kedua untuk menguji pengaruh komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan yang dimoderasi oleh earnings management.


(10)

2) Pengujian Koefisien Regresi Serentak (Uji-F)

Uji F bertujuan untuk menentukan signifikansi variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

3) Pengujian Koefisien Regresi Parsial (Uji-t)

Uji t dilakukan untuk melihat signifikansi variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.

4) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji R bertujuan untuk melihat berapa proporsi variabel independen secara bersama-sama dalam mempengaruhi variabel dependen.

D. HASIL PENELITIAN

1. Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris Independen terhadap cash flow

return on assets (CFROA)

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa komposisi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap cash flow return on assets (CFROA). Hasil uji t menunjukan nilai t sebesar -0.886 dan signifikansi sebesar 0.380 yang lebih besar dari 0,05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan komposisi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap cash flow return on assets (CFROA) ditolak (Ha Ditolak).

2. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Cash Flow Return On Assets (CFROA)

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap cash flow return on assets (CFROA). Hasil uji t menunjukan nilai t sebesar -0.509 dan signifikansi sebesar 0.613 yang lebih besar dari 0.05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap cash flow return on assets (CFROA) ditolak (Ha Ditolak). 3. Pengaruh Komite Audit terhadap Cash Flow Return On Assets (CFROA)

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap cash flow return on assets (CFROA). Hasil uji t menunjukan nilai t sebesar -1.008 dan signifikansi sebesar 0.318 yang lebih besar dari 0.05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan komite audit berpengaruh terhadap cash flow return on assets (CFROA) ditolak (Ha Ditolak).

4. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Cash Flow Return On Assets (CFROA)


(11)

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap cash flow return on assets (CFROA). Hasil uji t menunjukan nilai t sebesar -0.460 dan signifikansi sebesar 0.648 yang lebih besar dari 0.05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap cash flow return on assets (CFROA) ditolak (Ha Ditolak). 5. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Cash Flow Return On Assets

(CFROA)

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap cash flow return on assets (CFROA). Hasil uji t menunjukan nilai t sebesar 3.423 dan signifikansi sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap cash flow return on assets (CFROA) diterima (Ha Diterima).

6. Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris Independen terhadap Kinerja Keuangan yang Dimoderasi oleh Earnings Management

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa komposisi dewan komisaris independen dan earnings management sebagai variabel moderasi (KDKI DAit) tidak berpengaruh terhadap cash flow return on assets (CFROA). Hasil uji t menunjukan nilai t sebesar 0.828 dan signifikansi sebesar 0.412 yang lebih besar dari 0.05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan pengaruh komposisi dewan komisaris independen terhadap kinerja keuangan yang dimoderasi oleh earnings management ditolak (Ha ditolak).

7. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Kinerja Keuangan yang Dimoderasi oleh Earnings Management

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ukuran dewan komisaris dan earnings management sebagai variabel moderasi (UDK DAit) berpengaruh terhadap cash flow return on assets (CFROA). Hasil uji t menunjukan nilai t sebesar 2.058 dan signifikansi sebesar 0.046 yang lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap kinerja keuangan yang dimoderasi oleh earnings management diterima (Ha diterima).

8. Pengaruh Komite Audit terhadap Kinerja Keuangan yang Dimoderasi oleh

Earnings Management

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa komite audit dan earnings management sebagai variabel moderasi (KA DAit) tidak berpengaruh terhadap


(12)

cash flow return on assets (CFROA). Hasil uji t menunjukan nilai t sebesar 0.635 dan signifikansi sebesar 0.529 yang lebih besar dari 0.05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan pengaruh komite audit terhadap kinerja keuangan yang dimoderasi oleh earnings management ditolak (Ha ditolak).

9. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan yang Dimoderasi oleh Earnings Management

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepemilikan institusional dan earnings management sebagai variabel moderasi (KI DAit) tidak berpengaruh terhadap cash flow return on assets (CFROA). Hasil uji t menunjukan nilai t sebesar 0.073 dan signifikansi sebesar 0.942 yang lebih besar dari 0.05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan pengaruh kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan yang dimoderasi oleh earnings management ditolak (Ha ditolak).

10. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan yang Dimoderasi oleh Earnings Management

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ukuran perusahaan dan earnings management sebagai variabel moderasi (UP DAit) tidak berpengaruh terhadap cash flow return on assets (CFROA). Hasil uji t menunjukan nilai t sebesar -1.227 dan signifikansi sebesar 0.226 yang lebih besar dari 0.05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan yang dimoderasi oleh earnings management ditolak (Ha ditolak). E. PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011 dapat dibuat simpulan bahwa komposisi dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Komposisi dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang dimoderasi oleh earnings


(13)

management. Ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang dimoderasi oleh earnings management. Komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang dimoderasi oleh earnings management. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang dimoderasi oleh earnings management. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang dimoderasi oleh earnings management.

2. Saran

Saran penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut :

a. Dapat menggunakan proksi corporate governance seperti yang sudah disebutkan dalam konsep corporate governance perbankan dan menambahkan beberapa variabel seperti Kepemilikan Managerial (KM).

b. Menggunakan metode lain yang lebih sesuai dengan karakteristik perusahaan perbankan seperti Beaver and Engel Model untuk menentukan Earnings Management.


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengaw as Pasar M odal. 2004. Kep. 29/ PM / 2004. Direksi dan Komisaris Emit en dan Perusahaan Publik.

Bangun, Nur ainin dan Vincent , 2008. Analisis Hubungan komponen Good Corporat e Governance t erhadap M anajemen laba dengan Kinerja Keuangan pada Perusahaan manuf akt ur yang Terdaft ar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akunt ansi/ Tahun XII, no. 03, Sept ember 2008 : 289-302.

Farida, Yusriat i Nur, Yuli Praset yo dan Eliada Herw iyat i. 2010. Pengar uh Penerapan Corporat e Governance Terhadap Timbulnya Ear ning M anajement dalam M enilai Kinerja Keuangan pada Perusahaan perbankan di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akunt ansi Vol. 12, No. 2, Hal: 69-80.

Forum for Corpor at e Governance. 2004. Peranan Dew an Komisaris dan Komit e Audit dalam Pelaksanaan Corporat e Gover nance. Available on-line at w w w .fcgi.org.id.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis M ult ivariat e dengan Program IBM SPSS19. Semarang : Badan Penerbit Universit as Diponegoro.

Gideon SB Boediono. (2005). Kualit as Laba: St udi Pengaruh M ekanisme Corpor at e Governace dan Dampak M anajemen Laba dengan M enggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akunt ansi VIII, IAI, 2005.

Hamonangan Siallagan. Dan M as’ud M achfoedz. 2006. M ekanisme Corpor at e Governance, Kualit as Laba dan Nilai Perusahaan. SNA 9 Padang.

Jensen, M ichael C. dan W.H. M eckling, 1976. Theor y of The Firm: M anagerial Behavior, Agency and Ow nership St ruct ure. Journal of Financial Economics. Hal 305-360.

M idiast ut y, Prat ana Puspa. Dan M as’ud M achf oedz. 2003. Analisis Hubungan M ekanisme Corpor at e Governance dan Indikasi M anajemen Laba. Art ikel yang Dipresent asikan pada Simposium Nasional Akunt ansi 6 Surabaya t anggal 16-17 Okt ober.

M urniat i, Sri. 2010. Pengaruh Corpor at e Governance Terhadap Ki nerja Keuangan Perbankan yang Terdaft ar di Bursa Efek Indonesia. UM S. Skripsi t idak dipublikasikan.

Nasut ion, M ar ihot dan Doddy Set iaw an, 2007. Pengar uh Cor porat e Governance t erhadap M anajemen Laba di Indust ri Perbankan Indonesia. SNA X

Nuryaman. 2008. Pengaruh Konsent rasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan M ekanisme Cor por at e Governance Terhadap M anajemen Laba. SNA XI Pont ianak, 97-03.

Rahmaw at i, Suparno, Y. Dan Qomariyah, N. 2006. Pengar uh Asimet ri Informasi Terhadap M anajemen Laba pada Perusahaan Perbankan Publik yang Terdaf t ar di Bursa Efek Jakart a. Art ikel yang Dipresent asikan pada Simposium Nasional Akunt ansi 9 Padang t anggal 23-26 Agust us 2006.

Sarw ono, Jonat han. 2006. M et ode Penelit ian Kuant it at if & Kualit at if. Yogyakart a: Penerbit Graha Ilmu.


(15)

Sef iana, Eka. 2009. Pengaruh Penerapan Corpor at e governance Terhadap M anajemen Laba pada Perusahaan Per bankan yang Telah Go Public di BEI. Jurnal Ekonomi Bisnis & Akunt ansi Vent era Vol. 12. No. 3. Desem ber 2009. Hal 221-222.

Siregar, Sylvia Veronica N.P. Dan Siddhar t a Ut ama. 2005. Pengar uh St rukt ur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Pr akt ek Cor porat e Governance Ter hadap Pengelolaan Laba (Earnings M anagement ). SNA VIII.

Sukandarrumidi. 2006. M et odologi Penelit ian Pet unjuk Pr akt is Unt uk Penelit ian Pemula. Yogyakart a: Gajah M ada Universit y Pr ess.

Sulist yant o, Sri. 2008. M anajemen Laba: Teori dan M odel Empiris. Jakart a: Grasindo.

Susilow at i, Heni. 2011. Pengar uh M ekanisme Corporat e Governance dan Leverage Terhadap M anajemen Laba dan Kinerja Perusahaan (St udi Pada Perusahaan M anuf akt ur di BEI t ahun 2008-2010). UM S. Tesis t idak dipublikasikan.

Ujiyant ho, M uh. Arief dan Bambang Agus Pramuka. 2007. M ekanisme Corporat e Governance, M anajeme Laba dan Kinerj a Keuangan. SNA X.

Warsono, S., amelia,f. Dan Rahajeng, D.K. 2009. ‘Corporat e Governance concept and model” . Edisi: 1. Yogyakart a.CGCG fakult as ekonmi dan bisnis UGM

Windasari, Novit a Dyah. 2011. M ekanisme Corporat e Governance, M anajemen laba dan Kinerja Keuangan (St udiEm piris pada Per usahaan Go Publik Sekt or M anuf akt ur yang Terdaf t ar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010). UM S. Skripsi tidak dipublikasikan.

Zarkasyi, M oh. Wahyudin. 2008. Good Corporat e Governance (Pada Badan Usaha M anuf akt ur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya). Bandung. Alfabet a.


(1)

2) Pengujian Koefisien Regresi Serentak (Uji-F)

Uji F bertujuan untuk menentukan signifikansi variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

3) Pengujian Koefisien Regresi Parsial (Uji-t)

Uji t dilakukan untuk melihat signifikansi variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.

4) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji R bertujuan untuk melihat berapa proporsi variabel independen secara bersama-sama dalam mempengaruhi variabel dependen.

D. HASIL PENELITIAN

1. Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris Independen terhadap cash flow return on assets (CFROA)

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa komposisi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap cash flow return on assets (CFROA). Hasil uji t menunjukan nilai t sebesar -0.886 dan signifikansi sebesar 0.380 yang lebih besar dari 0,05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan komposisi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap cash flow return on assets (CFROA) ditolak (Ha Ditolak).

2. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Cash Flow Return On Assets (CFROA)

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap cash flow return on assets (CFROA). Hasil uji t menunjukan nilai t sebesar -0.509 dan signifikansi sebesar 0.613 yang lebih besar dari 0.05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap cash flow return on assets (CFROA) ditolak (Ha Ditolak). 3. Pengaruh Komite Audit terhadap Cash Flow Return On Assets (CFROA)

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap cash flow return on assets (CFROA). Hasil uji t menunjukan nilai t sebesar -1.008 dan signifikansi sebesar 0.318 yang lebih besar dari 0.05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan komite audit berpengaruh terhadap cash flow

return on assets (CFROA) ditolak (Ha Ditolak).

4. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Cash Flow Return On Assets (CFROA)


(2)

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap cash flow return on assets (CFROA). Hasil uji t menunjukan nilai t sebesar -0.460 dan signifikansi sebesar 0.648 yang lebih besar dari 0.05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap cash flow return on assets (CFROA) ditolak (Ha Ditolak). 5. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Cash Flow Return On Assets

(CFROA)

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap cash flow return on assets (CFROA). Hasil uji t menunjukan nilai t sebesar 3.423 dan signifikansi sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

cash flow return on assets (CFROA) diterima (Ha Diterima).

6. Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris Independen terhadap Kinerja Keuangan yang Dimoderasi oleh Earnings Management

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa komposisi dewan komisaris independen dan earnings management sebagai variabel moderasi (KDKI DAit) tidak berpengaruh terhadap cash flow return on assets (CFROA). Hasil uji t menunjukan nilai t sebesar 0.828 dan signifikansi sebesar 0.412 yang lebih besar dari 0.05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan pengaruh komposisi dewan komisaris independen terhadap kinerja keuangan yang dimoderasi oleh

earnings management ditolak (Ha ditolak).

7. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Kinerja Keuangan yang Dimoderasi oleh Earnings Management

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ukuran dewan komisaris dan

earnings management sebagai variabel moderasi (UDK DAit) berpengaruh

terhadap cash flow return on assets (CFROA). Hasil uji t menunjukan nilai t sebesar 2.058 dan signifikansi sebesar 0.046 yang lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap kinerja keuangan yang dimoderasi oleh earnings management diterima (Ha diterima).

8. Pengaruh Komite Audit terhadap Kinerja Keuangan yang Dimoderasi oleh Earnings Management

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa komite audit dan earnings


(3)

cash flow return on assets (CFROA). Hasil uji t menunjukan nilai t sebesar 0.635

dan signifikansi sebesar 0.529 yang lebih besar dari 0.05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan pengaruh komite audit terhadap kinerja keuangan yang dimoderasi oleh earnings management ditolak (Ha ditolak).

9. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan yang Dimoderasi oleh Earnings Management

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepemilikan institusional dan

earnings management sebagai variabel moderasi (KI DAit) tidak berpengaruh

terhadap cash flow return on assets (CFROA). Hasil uji t menunjukan nilai t sebesar 0.073 dan signifikansi sebesar 0.942 yang lebih besar dari 0.05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan pengaruh kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan yang dimoderasi oleh earnings management ditolak (Ha ditolak).

10. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan yang Dimoderasi oleh Earnings Management

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ukuran perusahaan dan earnings

management sebagai variabel moderasi (UP DAit) tidak berpengaruh terhadap cash flow return on assets (CFROA). Hasil uji t menunjukan nilai t sebesar -1.227

dan signifikansi sebesar 0.226 yang lebih besar dari 0.05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan yang dimoderasi oleh earnings management ditolak (Ha ditolak). E. PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011 dapat dibuat simpulan bahwa komposisi dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Komposisi dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang dimoderasi oleh earnings


(4)

management. Ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan perusahaan yang dimoderasi oleh earnings management. Komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang dimoderasi oleh earnings management. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang dimoderasi oleh earnings management. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang dimoderasi oleh earnings

management.

2. Saran

Saran penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut :

a. Dapat menggunakan proksi corporate governance seperti yang sudah disebutkan dalam konsep corporate governance perbankan dan menambahkan beberapa variabel seperti Kepemilikan Managerial (KM).

b. Menggunakan metode lain yang lebih sesuai dengan karakteristik perusahaan perbankan seperti Beaver and Engel Model untuk menentukan Earnings

Management.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengaw as Pasar M odal. 2004. Kep. 29/ PM / 2004. Direksi dan Komisaris Emit en dan Perusahaan Publik.

Bangun, Nur ainin dan Vincent , 2008. Analisis Hubungan komponen Good Corporat e Governance t erhadap M anajemen laba dengan Kinerja Keuangan pada Perusahaan manuf akt ur yang Terdaft ar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akunt ansi/ Tahun XII, no. 03, Sept ember 2008 : 289-302.

Farida, Yusriat i Nur, Yuli Praset yo dan Eliada Herw iyat i. 2010. Pengar uh Penerapan Corporat e Governance Terhadap Timbulnya Ear ning M anajement dalam M enilai Kinerja Keuangan pada Perusahaan perbankan di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akunt ansi Vol. 12, No. 2, Hal: 69-80.

Forum for Corpor at e Governance. 2004. Peranan Dew an Komisaris dan Komit e Audit dalam Pelaksanaan Corporat e Gover nance. Available on-line at w w w .fcgi.org.id.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis M ult ivariat e dengan Program IBM SPSS19. Semarang : Badan Penerbit Universit as Diponegoro.

Gideon SB Boediono. (2005). Kualit as Laba: St udi Pengaruh M ekanisme Corpor at e Governace dan Dampak M anajemen Laba dengan M enggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akunt ansi VIII, IAI, 2005.

Hamonangan Siallagan. Dan M as’ud M achfoedz. 2006. M ekanisme Corpor at e Governance, Kualit as Laba dan Nilai Perusahaan. SNA 9 Padang.

Jensen, M ichael C. dan W.H. M eckling, 1976. Theor y of The Firm: M anagerial Behavior, Agency and Ow nership St ruct ure. Journal of Financial Economics. Hal 305-360.

M idiast ut y, Prat ana Puspa. Dan M as’ud M achf oedz. 2003. Analisis Hubungan M ekanisme Corpor at e Governance dan Indikasi M anajemen Laba. Art ikel yang Dipresent asikan pada Simposium Nasional Akunt ansi 6 Surabaya t anggal 16-17 Okt ober.

M urniat i, Sri. 2010. Pengaruh Corpor at e Governance Terhadap Ki nerja Keuangan Perbankan yang Terdaft ar di Bursa Efek Indonesia. UM S. Skripsi t idak dipublikasikan.

Nasut ion, M ar ihot dan Doddy Set iaw an, 2007. Pengar uh Cor porat e Governance t erhadap M anajemen Laba di Indust ri Perbankan Indonesia. SNA X

Nuryaman. 2008. Pengaruh Konsent rasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan M ekanisme Cor por at e Governance Terhadap M anajemen Laba. SNA XI Pont ianak, 97-03.

Rahmaw at i, Suparno, Y. Dan Qomariyah, N. 2006. Pengar uh Asimet ri Informasi Terhadap M anajemen Laba pada Perusahaan Perbankan Publik yang Terdaf t ar di Bursa Efek Jakart a. Art ikel yang Dipresent asikan pada Simposium Nasional Akunt ansi 9 Padang t anggal 23-26 Agust us 2006.

Sarw ono, Jonat han. 2006. M et ode Penelit ian Kuant it at if & Kualit at if. Yogyakart a: Penerbit Graha Ilmu.


(6)

Sef iana, Eka. 2009. Pengaruh Penerapan Corpor at e governance Terhadap M anajemen Laba pada Perusahaan Per bankan yang Telah Go Public di BEI. Jurnal Ekonomi Bisnis & Akunt ansi Vent era Vol. 12. No. 3. Desem ber 2009. Hal 221-222.

Siregar, Sylvia Veronica N.P. Dan Siddhar t a Ut ama. 2005. Pengar uh St rukt ur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Pr akt ek Cor porat e Governance Ter hadap Pengelolaan Laba (Earnings M anagement ). SNA VIII.

Sukandarrumidi. 2006. M et odologi Penelit ian Pet unjuk Pr akt is Unt uk Penelit ian Pemula. Yogyakart a: Gajah M ada Universit y Pr ess.

Sulist yant o, Sri. 2008. M anajemen Laba: Teori dan M odel Empiris. Jakart a: Grasindo.

Susilow at i, Heni. 2011. Pengar uh M ekanisme Corporat e Governance dan Leverage Terhadap M anajemen Laba dan Kinerja Perusahaan (St udi Pada Perusahaan M anuf akt ur di BEI t ahun 2008-2010). UM S. Tesis t idak dipublikasikan.

Ujiyant ho, M uh. Arief dan Bambang Agus Pramuka. 2007. M ekanisme Corporat e Governance, M anajeme Laba dan Kinerj a Keuangan. SNA X.

Warsono, S., amelia,f. Dan Rahajeng, D.K. 2009. ‘Corporat e Governance concept and model” . Edisi: 1. Yogyakart a.CGCG fakult as ekonmi dan bisnis UGM

Windasari, Novit a Dyah. 2011. M ekanisme Corporat e Governance, M anajemen laba dan Kinerja Keuangan (St udiEm piris pada Per usahaan Go Publik Sekt or M anuf akt ur yang Terdaf t ar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010). UM S. Skripsi tidak dipublikasikan.

Zarkasyi, M oh. Wahyudin. 2008. Good Corporat e Governance (Pada Badan Usaha M anuf akt ur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya). Bandung. Alfabet a.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi

13 171 114

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi : Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013

0 78 98

Pengaruh Kinerja Keuangan dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Governance sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Perusahaan yang Dinilai Corporate Governance Perception Index Tahun 2008-2012)

4 70 108

KEBERADAAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERASI PENGARUH FINANCIAL DISTRESS TERHADAP EARNINGS MANAGEMENT

0 1 26

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI INDONESIA The Effect of Corporate Governance Mechanism Toward Earnings Management to Evaluate Financial Performances of Banking Ind

0 0 15

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN DEFERRED TAX EXPENSE TERHADAP EARNINGS MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

0 0 12

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi

0 0 10

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi

0 0 13

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MANAJEMEN LABA

0 0 15

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KINERJA KEUANGAN DENGAN NILAI PERUSAHAAN

0 0 11