Sahabat Senandika

Yayasan Spiritia

No. 60, November 2007

Sahabat Senandika
Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Laporan Kegiatan
Laporan Kunjungan ke
Jawa Timur
28 Oktober-1 November 2007
Oleh: Meirinda Sebayang

Tujuan Umum: Jalan-jalan keliling kota
Arek-arek...
Tujuan Khusus
1. Audiensi dengan Penggagas dan KDS di
wilayah Jawa Timur (Kediri, Malang,
Surabaya, Pasuruan dan Banyuwangi)
2. Audiensi dengan KPA, Dinkes dan
Stakeholders di Pasuruan dan

Banyuwangi.
3. Sosialisasi MOU, Format Laporan
keuangan, format laporan kegiatan
terbaru dan Buku hidup pedoman KDS
dan Kelompok Penggagas
4. Monitoring Kelompok Penggagas dan
KDS
5. Memberikan bantuan teknis kepada
KDS dan Kelompok penggagas

langsung menuju hotel yang sangat “cozy” untuk
beristirahat. Kediri adalah kota pertama dari 5 kota
selain Malang, Pasuruan, Banyuwangi dan Surabaya,
yang direncanakan dalam perjalanan “Road Show”
saya kali ini.
Malam harinya, Kami mengunjungi
kesekretariatan Kelompok Penggagas “KASIH
PLUS” dan bertemu dengan para pengurus dan
anggota KDS. Sekretariat KASIH PLUS dengan
kesederhanaannya ternyata dilengkapi dengan

perabotan dan peralatan kantor yang cukup
memadai dan lingkungan yang juga mendukung.
Dari pengakuan Yulianto sebagai Koordinator
Penggagas Kasih Plus, mereka masih
membutuhkan adanya bantuan dana untuk
membeli komputer dan printer karena saat ini
komputer yang dipergunakan adalah pinjaman dari
teman yang akan dikembalikan bulan depan.
Dengan nasi putih hangat dan bebek goreng,
pertemuan malam itu dihadiri kurang lebih
sebanyak 20 orang, terdiri dari teman-teman dari
wilayah Kediri, Blitar, Tulung Agung dan Jombang.
Sayangnya, karena jarak yang cukup jauh, temanteman dari Madiun tidak dapat hadir. Selain
perkenalan, pertemuan lebih banyak mendiskusikan
permasalahan-permasalahan dan situasi terkini yang

Daftar Isi
Laporan Kegiatan

1

6
7

Pengetahuan adalah kekuatan

8

Kebanggaan nasional melawan
akal sehat
8
Kombinasi obat baru ‘mempercepat pemulihan
TB’
9

Pojok Info
Lembaran Informasi Baru

Tips
Tips untuk Odha


KEDIRI, 28 Oktober 2007
Ditemani oleh koordinator dari Penggagas
Surabaya Positive Community (SUPPORT), yaitu
Donny Coy, saya tiba di Kediri sore hari dan

1

Laporan Kunjungan ke Jawa Timur
Pertemuan Ohidha Nasional I
Deklarasi “Pontianak”

10
10

11
11

Tanya Jawab

12


Tanya-Jawab

12

Positive Fund

12

Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.

dihadapi oleh teman-teman Odha di wilayah
Kediri.
Berikut adalah beberapa topik bahasan yang
dirangkum dari pertemuan tersebut.

Blitar:
1. Dengan luasnya wilayah Blitar,
menyulitkan teman-teman untuk

menjangkau odha baru. Selain karena
biaya mahal, odha-odha baru untuk
bergabung di KDS Blitar membutuhkan
waktu yang cukup lama untuk sampai
ditujuan.
2. KDS Blitar belum memiliki
kesekretariatan
3. KPA di Blitar dinilai belum cukup kuat
dan belum menjalankan fungsinya
dengan maksimal

Tulung Agung
1. KPA sudah memfasilitasi tempat untuk
KDS Tulung Agung untuk berkumpul,
tetapi masih belum dipergunakan secara
maksimal karena stigma yang kuat di
wilayah tersebut.
2. Manajemen Kasus belum berfungsi
dengan baik
3. Pertemuan KDS sudah diadakan 1 bulan

1 kali
4. Teman-teman di Tulung Agung sudah
ada yang dilatih oleh ILO untuk Income
Generating (Start your business)
5. Obat ARV, Klinik VCT dan Rumah Sakit
yang mau menangani Odha sudah
tersedia
Kediri (Kasih Plus)
1. KDS Friendship+ baru saja dibentuk di
kota Kediri karena Kasih Plus sudah
mulai menjalankan fungsinya sebagai
Penggagas.
2. Kasih Plus saat ini membutuhkan
bantuan teknis untuk mengembangkan
organisasi, termasuk didalamnya adalah
manajemen organisasi dan teknik
pelaporan.
3. Kasih Plus telah mengagendakan didalam
rencana kerjanya untuk mengadakan
pertemuan koordinasi antar KDS

sebanyak 1 bulan 1 kali.
Friendship + (Kediri)
1. Friendship+ berdiri sebagai KDS kota,
memfasilitasi pertemuan baik tertutup

2

maupun terbuka
2. Membutuhkan pelatihan pembentukan
KDS, bagaimana mengelola KDS
3. Friendship + membutuhkan bimbingan
dari Kasih Plus untuk menjalankan KDS

Jombang Plus
1. Saat ini di kota Jombang, sudah ada
klinik VCT dan KPAD sudah mulai
berfungsi
2. Dinaungi oleh Jombang Care Centre,
Jombang plus sudah beranggotakan 10
orang, dan 2 orang diantaranya sudah

dilatih dalam membentuk KDS.
3. Teridentifikasi kebutuhan transport dan
konsumsi untuk pertemuan. Sebelumnya
mereka sudah mengajukan kepada KPA,
namun tidak disetujui.
Kesimpulan:
Kelompok Penggagas dan KDS yang berada
di wilayah karesidenan Kediri sudah mulai
menjalankan fungsinya dengan baik,
meskipun lazimnya seperti di daerah lain
masih ditemui tantangan dan hambatan,
keterampilan yang kurang dalam menjalankan
organisasi hingga akses pelayanan kesehatan
serta dukungan dari pemerintahan khususnya
KPA Daerah.
Rekomendasi:
1. Lanjutkan dukungan dana terbatas
dengan evaluasi setiap bulan untuk dapat
mengukur keberhasilan Penggagas dan
KDS, dan mengembangkan strategi

pendukungan yang efektif.
2. Mendorong untuk mengadakan pelatihan
di tingkat wilayah, seperti pelatihan
motivasi diri dan pelatihan membentuk
KDS.
3. Advokasi ke rumah sakit, dinas kesehatan
dan KPAD setempat
4. Menjadwalkan kunjungan selanjutnya
setelah tiga bulan untuk evaluasi.

MALANG, 29 Oktober 2007
Pagi-pagi buta setelah sarapan, saya sudah
berangkat menuju kota Apel alias Malang, ditemani
oleh Doni, Yulianto dan Pandu dari Kasih Plus.
Wah, saya ditemani oleh ”Bodyguard” yang
ganteng-ganteng tapi ”tengilnya” minta ampun...
Udara pagi hari jauh dari kesejukan. Usut punya
usut, ternyata kota-kota di Jawa Timur hawanya
memang memanas, mungkin pengaruh karena


Sahabat Senandika No. 60

Gunung Kelud yang saat ini memang sedang
batuk-batuk mau meletup!
Perjalanan memakan waktu kurang lebih 3 jam.
Agenda saya pagi ini adalah berkunjung ke LSM
Sadar Hati, sebuah organisasi yang bergerak di
bidang Harm Reduction yang didukung oleh fhi/
ASA-USAID. Rencananya saya akan bertemu
dengan para staff Sadar hati dan menghadiri
pertemuan dengan teman-teman di KDS Sadar
Hati.
Setibanya di Sadar Hati, saya disambut oleh
Bahrul Ulum, Manajer Program di LSM tersebut.
Kemudian kami diajak ke pertemuan KDS yang
sedang berlangsung. Berkumpul kurang lebih 15
orang di pertemuan tersebut. Layaknya pertemuan
tertutup, sesi diisi dengan berbagi dan memberikan
”feed back” kepada anggota yang sedang
membutuhkan masukan.

Sadar Hati
1. Pertemuan anggota sudah dilaksanakan
secara rutin.
2. Sebagian besar anggota KDS adalah
pencandu tidak aktif dan pasangan.
3. Secara mandiri, KDS Sadar Hati
mengelola kelompok dengan dukungan
dari LSM yang menaunginya
4. Membutuhkan panduan menjalankan
Kelompok Dukungan
Rencana Tindak Lanjut
1. Bangun komunikasi antar KDS dan
Penggagas dengan Sadar Hati dengan
melibatkan di berbagai kegiatan baik
yang diadakan oleh Penggagas, KDS
maupun Spiritia.
2. Kirim Buku Pemberdayaan positif
Dari KDS Sadar Hati, kami berencana isitirahat
dulu di hotel sebelum melanjutkan pertemuan sore
nanti dengan KDS Unique Community, tapi karena
perut sudah mulai keroncongan, akhirnya kami
memutuskan untuk makan siang terlebih dulu.
Alhasil, karena kota Malang identik dengan Bakso
Malangnya, kami terdampar dengan semangkuk
penuh bakso dengan sambalnya yang nikmat.
Sore hari, sekitar jam empat, Raka ditemani Boni
, menjemput saya dan tiga cowok ganteng lainnya
untuk menghadiri pertemuan dengan KDS Unique
Community. Pertemuan sore itu dihadiri lebih dari
20 orang dan anggotanya datang dari berbagai latar
belakang, ada ibu-ibu, bapak-bapak, sampai anak
kecil. Pada pertemuan itu saya sempat memberikan
informasi terkait dengan advokasi dan juga
bertemu dengan salah satu anggota perempuan

November 2007

yang sedang sakit.
Berikut adalah rangkumannya:
1. Klinik VCT sudah tersedia di RSSA
Malang, RS Kepanjen dan RS Islam.
2. KPAD Kota Malang juga sudah mulai
menjalankan fungsinya dengan baik, hal
ini terlihat dengan akan dilibatkannya
Unique di kegiatan Hari AIDS sedunia
mendatang yang akan dilaksanakan oleh
KPAD.
3. RS. Syaiful Anwar belum bersedia
menangani pemulasaran jenazah odha
karena alasan limbah dll, namun hal ini
sudah ditindak lanjuti dengan rencana
mendatangkan tim forensik khusus dari
RS. Soetomo Surabaya.
4. Saat ini sudah terbentuk KDS
Perempuan di Malang dengan nama ”Be
Strong Woman (BSW)”. BSW baru
mengadakan dua kali pertemuan dan
berencana akan berkoordinasi dengan
IPPI dan Spiritia untuk kedepannya.
Mereka telah menentukan visi kelompok
dan telah memilih koordinator
5. Hadir di pertemuan tersebut, Bapak
Toto dari KDS Tirto Plus. Disebutkan
berbagai tantangan dan hambatan yang
dihadapi oleh Tirto Plus. Selain kondisi
geografis, latar belakang ekonomi dan
pendidikan menjadi tantangan yang
cukup menyulitkan karena banyak dari
anggota KDS Tirto Plus yang buta
huruf. Saat ini pak Toto dan anggota
Tirto lainnya, secara aktif melakukan
kunjungan ke daerah Gondang legi,
Kepanjen dan sumber pucung untuk
menjangkau anggota baru dan
memberikan dukungan kepada odhaodha baru di wilayah tersebut.
6. Layaknya isu-isu seputar stok ARV yang
sempat menjadi ”hot issue” beberapa
waktu lalu, anggota KDS yang hadir
juga mengeluhkan hal yang sama.
7. Unique community, dalam waktu dekat
akan menyusun kembali struktur
organisasinya untuk regenerasi KDS dan
peningkatan manajemen kelompok.
Pertemuan berlangsung hangat dan diselingi
dengan diskusi-diskusi khusus. Akhirnya sekitar jam
9 malam, kami memutuskan kembali ke hotel
karena akan melanjutkan perjalanan ke kota ”santri”
alias Pasuruan esok hari
Tok..tok..tok...jam 10 malam...Raka dan Boni dari

3

Unique datang ke hotel, dan akhirnya kami pun
berdiskusi kembali mengenai KDS Unique,
sedangkan ”jagoan-jagoan” yang lain sudah
mendengkur saking lelahnya.

PASURUAN, 30 Oktober 2007
Pagi-pagi setelah sarapan di hotel, kami
melanjutkan perjalanan ke kota ”Santri” alias
Pasuruan. Rencananya kami akan menghadiri
undangan pertemuan sosialisasi LSM peduli AIDS
di kota tersebut, dan berkesempatan mengenalkan
Yayasan Spiritia kepada stake holder yang ada.
Setibanya di Pasuruan, kami dijemput bidadari
cantik bernama Chen-chen. Menurut ”cek dan
ricek” ternyata Mba Chen-chen ini salah satu waria
tercantik di Indonesia lho! Beliau ini pernah
menyabet Miss Waria Indonesia...wah...pantas saja,
Mba Chen-chen ini terpilih...Wong selain cantik,
seksi dan pintar pula!
Kemudian setibanya di KPA kota Pasuruan, kami
berkenalan dengan Program Officer dan Admin
Officer KPA kota Pasuruan, pihak Dinkes, dan
beberapa LSM yang ada dikota tersebut. Acara
memang agak sedikit terlambat. Meskipun
dijadwalkan mulai jam 9 pagi, acara molor menjadi
sekitar jam 10 pagi.
Acara dimulai dibuka dengan sambutan dari
perwakilan KPA kota Pasuruan dengan beberapa
harapannya terhadap pertemuan tersebut. Harapanharapan tersebut diantaranya adalah adanya
rekomendasi atau keputusan-keputusan dalam
upaya yang dapat dilakukan di Pasuruan dan dapat
meningkatkan koordinasi baik antar lsm maupun
pemerintah.
Pada pertemuan tersebut saya berkesempatan
memberikan presentasi mengenai Spiritia kemudian
dilanjutkan presentasi mengenai konsep KDS oleh
Donny. Selanjutnya terjadi diskusi seputar
perkembangan di Kota Pasuruan.
1. Seperti daerah lainnya, Pasuruan yang
dikenal sebagai kota santri masih
mengalami stigma dan diskriminasi
sehingga Odha sulit untuk terbuka.
2. Karena adanya perda anti kemaksiatan
membuat upaya penanggulangan di
Pasuruan masih tertatih-tatih.
3. Saat ini, Odha yang teridentifikasi di
Pasuruan umumnya berlatar belakang
dari teman-teman waria. Penanganan
kepada teman-teman Odha waria agak
sedikit sulit, karena biasanya apabila
mereka telah cukup sehat, mereka akan
kembali ke jalan melakukan aktivitas
rutinnya.

4

4. Pada HAS 2007 ini, Pasuruan berencana
memberikan penghargaan kepada
perusahaan-perusahaan yang peduli
tentang HIV dan AIDS.
Pertemuan berakhir dengan makan siang. Saya
sangat senang sekali bisa berkenalan dengan
beberapa tokoh kunci pada pertemuan tersebut.
Kemudian kami berjanji akan bertemu kembali
pada pertemuan dengan teman-teman Odha
Pasuruan berdiskusi isu HIV dan KDS di kediaman
salah satu teman Odha.
Setelah Maghrib, kami bertiga dijemput oleh
Mba’ Chen-chen berangkat ke pertemuan dengan
odha-odha di Pasuruan. Pertemuan ternyata
diadakan di salonnya Mbak Chen-chen. Sekitar 20
orang termasuk saya dan para jagoan neon serta
teman-teman dari KPAD dan Dinkes berkumpul
dan diskusi seputar KDS.
Berikut rangkuman singkatnya:
1. Saat ini teman-teman Odha sudah
mengadakan pertemuan meskipun
belum secara rutin, dan lebih banyak
membahas mengenai IMS dan VCT dan
juga melakukan pengajian 1 bulan 1 kali.
2. Teman-teman Odha yang berkumpul,
datang dari wilayah Pasuruan, Pandaan,
Sengon dan Wonosari. Biasanya
berkumpul sebanyak kurang lebih 20
orang. Jarak dan mahalnya biaya
transportasi agak menyulitkan mereka
untuk bisa saling bertemu.
3. Mba Chen-chen sebagai salah seorang
tokoh kunci, mengharapkan adanya
dukungan teknis oleh Spiritia maupun
KDS lainnya di wilayah Jawa Timur
untuk membantu pengembangan KDS
di Pasuruan.
Tepat jam 9 malam, saya pamit undur kembali ke
hotel karena akan melanjutkan perjalanan ke
Banyuwangi bersama Donny. Yulianto dan Pandu
kembali ke Kediri, melanjutkan misi perjuangannya
sebagai Odha-odha yang berdaya ...cieeeee

BANYUWANGI, 31 Oktober 2007
Matahari belum lagi muncul. Tapi saya dan
Donny dengan muka pucat sudah tiba di
Banyuwangi.....kemudian saking lelahnya, kami
putuskan istirahat terlebih dahulu....
Sekitar jam 8 pagi, saya sudah dikejutkan dengan
kedatangan Fitri, salah seorang teman di kota
Banyuwangi karena hari ini memang sudah
direncanakan untuk saya bertemu dengan Kepala
Dinkes kota Banyuwangi, yaitu Bapak Harjadi.

Sahabat Senandika No. 60

Berikut hasil rangkumannya...
1. Di kota Banyuwangi, pelayanan HIV dan
AIDS sudah cukup lengkap. Telah
tersedia dua klinik VCT (salah satunya
ada di Rumah Sakit Blambangan), Klinik
pengguna NAPZA dan Klinik IMS.
2. Untuk reagen HIV Dinkes sempat
mengalami keterlambatan pengiriman,
hal ini dikarenakan tersendatnya dana
dari Global Fund. Diharapkan dalam
waktu 3 bulan ke depan semuanya sudah
mulai lancar kembali
3. Untuk Odha yang ingin tes CD4 ataupun
viral load, biasanya secara kolektif akan
bersama-sama berangkat ke Rumah Sakit
Dr. Doetomo, Surabaya.
4. Saat ini, Dinkes sedang
mempertimbangkan untuk membuat
rumah singgah untuk odha.
5. Diharapkan Spiritia membantu dalam
pengembangan KDS di Banyuwangi
serta pengiriman senandika dan buku seri
kecil spiritia.
6. Dinkes, bersama-sama dengan KDS di
Banyuwangi dan KPA telah
melaksanakan bazar amal pada
peringatan HAS tahun lalu.
Kemudian selepas dari pertemuan dengan
Dinkes, saya, Donny, Fitri, Novan serta suami Fitri
melanjutkan perjalanan ke kantor KPA
Banyuwangi. Tapi musik rock di perut sudah
semakin keras, alhasil kami terdampar di rumah
makan untuk menikmati nasi rawon Banyuwangi
yang nikmat sekali meskipun matahari sedang
memancarkan sinarnya dengan ganas....hehehe
Setelah perut kenyang, kami langsung tancap gas
ke Kantor KPA Banyuwangi untuk silahturahmi.
Kantor KPA di Banyuwangi ternyata menjadi
kantor juga bagi pihak-pihak lainnya yang turut
bersama-sama dalam upaya ini. Sebut saja PMI,
LSM KKBHA, FHI/ASA-USAID dan beberapa
LSM lainnya bergabung bersama-sama di kantor
KPA Banyuwangi. Saya salut dengan inisiatif ini ,
sehingga semakin memudahkan koordinasi antar
pihak dan ini memang diakui oleh teman-teman di
Banyuwangi bahwa kepemimpinan Bupati
Banyuwangi selaku Ketua Umum KPA Kab
Banyuwangi sangat kuat dan disegani.
Setelah berbincang-bincang dengan teman-teman
baru di kantor KPA, diantaranya adalah Progam
Officer KPA, Mas Bayu, Pak Dai dari PMI, serta
Manajer Program dari FHI/ASA-USAID, yaitu
Mas Wahyu, saya memutuskan untuk kembali ke
hotel untuk beristirahat. Malam nanti saya dan

November 2007

Donny akan menghadiri pertemuan tertutup
dengan KDS di Banyuwangi.
Pada mulanya di kota Banyuwangi telah
terbentuk KDS dengan nama JOB atau Jaringan
Odha Banyuwangi. Namun karena berbagai
macam tantangan yang dihadapi, akhirnya JOB
bubar dan sekarang terbentuknya BCS atau
Banyuwangi Community Support pada bulan Juli
lalu. Meskipun berdasarkan informasi, orang-orang
lama yang sebelumnya tergabung di JOB kembali
bersatu di BCS, namun melihat keseriusan dan
konsistensi teman-teman dan diharapkan BCS
dapat terus mengembangkan diri dengan dukungan
dari berbagai pihak.
Pertemuan dibuka dengan perkenalan oleh
anggota BCS. Sekitar lebih dari 20 orang hadir
malam itu. Saya cukup tersentak mengetahui bahwa
sekarang sudah banyak perempuan yang terinfeksi
HIV dan mau bergabung dengan BCS. Latar
belakang anggota BCS memang bermacammacam. Saat ini BCS sudah mulai mengembangkan
dan membenahi struktur organisasinya. Meskipun
baru mengadakan 5 kali pertemuan tertutup, Fitri
sebagai koordinator menyatakan semakin lama
anggota semakin bertambah, dan sebagian besar
penambahan datang dari kabupaten-kabupaten.
Layaknya permasalahan diberbagai tempat, sarana
transportasi dan mahalnya biaya membuat odhaodha kesulitan untuk bisa hadir di pertemuan BCS.
Saat ini BCS belum menerima dana dukungan dari
pihak manapun, tapi sudah ada upaya-upaya
penggalangan dana dari bazar amal pada HAS
tahun lalu.
Pukul 11 malam saya dan Donny diantar oleh
rombongan KDS ke stasiun kereta api Karang
Asem. Tinggal satu kota yang menjadi agenda saya
yang terakhir, yaitu Kota Surabaya...

SURABAYA, 1 November 2007
”Naik kereta api tut tut tut..siapa hendak
turun...ke Bandung, Surabaya......”
Saya tiba di stasiun Gubeng. Udara masih sejuk.
Donny terlihat lelah...apalagi saya..mata saya yang
sipit tambah tak terlihat. Kami memutuskan ke
hotel untuk beristirahat sebelum pertemuan dengan
KDS-KDS di Surabaya jam 9 pagi nanti.
Setiba di hotel saya disambut oleh Della – staf
keuangan Spiritia. Della telah tiba di Surabaya sehari
sebelumnya untuk memberikan bimbingan teknis
khusus keuangan. Setelah beristirahat sebentar dan
sarapan pagi. Kami bertiga, saya, Della dan Dony,
berangkat ke sekretariat Support Community

5

Support. Setibanya di sana saya langsung meminta
maaf karena keterlambatan saya hadir di
pertemuan tersebut.
Tujuan saya kali ini di pertemuan dengan KDSKDS yang berada di Surabaya lebih untuk
mensosialisasikan mekanisme pelaporan kegiatan
dan keuangan terkait dana terbatas yang diberikan
oleh Spiritia serta menggali permasalahanpermasalahan yang muncul. Selain itu juga
mensosialisasikan mengenai buku hidup pedoman
KDS dan Penggagas.
Beberapa hal yang menjadi perhatian saya kali ini
adalah, bahwa selama ini, pelaporan keuangan
KDS di Surabaya dilakukan sepenuhnya oleh
Kelompok Penggagasnya Tentu saja hal ini kurang
baik dalam upaya pemberdayaan KDS-KDS serta
penguatan manajemen internal mereka. Dengan
bantuan teknis dan penjelasan singkat mengenai
mekanisme keuangan dan transparansi, akhirnya
disepakati bahwa setiap KDS wajib untuk
membuat laporan keuangannya sendiri dan
mengajukan permohonan dana setiap bulannya
kepada Penggagas untuk diteruskan ke Spiritia
pada tanggal yang ditentukan. Selain itu juga,
Kelompok Penggagas, dalam konteks ini adalah
Support Community Support akan melakukan
pertemuan koordinasi KDS secara rutin selain
untuk membahas kegiatan –kegiatan yang akan
dilakukan dI Surabaya, juga untuk membantu
dalam pelaporan baik kegiatan dan keuangan.
Wuih.....Tidak terasa saya sudah di penghujung
hari untuk kembali pulang ke pulau kapuk saya di
Jakarta...
Berbekal sedikit oleh-oleh, saya dan Della
melenggang masuk ke Bandara Juanda untuk
bertemu Soekarno Hatta...

6

Pertemuan Ohidha
Nasional I
Pontianak, 20-24 November 2007
Oleh: Caroline Thomas
Pada tanggal 20-24 November 2007, Yayasan
Spiritia bekerja sama dengan Kesuma Family
Support, Pontianak Plus dan KDS Arwana
mengadakan Pertemuan Nasional Ohidha I dengan
nama “Pertemuan Nasional Peningkatan dan
Pemahaman tentang HIV/AIDS”.
Pertemuan Ohidha pertama ini dihadiri oleh 42
peserta dari 31 propinsi di Indonesia. Propinsi yang
tidak ada pesertanya adalah Irian Jaya dan Sulawesi
Barat.
Pertemuan 3,5 hari ini sangat berkesan buat para
peserta karena sebagian besar dari mereka baru
pertama kali ini bertemu dengan Ohidha di
propinsi lain karena sebelum pertemuan ini, mereka
merasa bahwa mereka satu-satunya orang yang
paling menyedihkan karena satu atau lebih anggota
keluarganya terinfeksi HIV.
Pertemuan beberapa hari ini diisi dengan sesi-sesi
mengenai Informasi dasar HIV, Dasar ART, Efek
samping, Kepatuhan, Perawatan di rumah, Infeksi
Oportunistik, Peran Odha, Peran Ohidha, HIV dan
keturunan, Peran KPAD, dan Peran Kelompok
Dukungan Sebaya.
Selain dari sesi yang tersebut diatas, kita juga
memfasilitasi kunjungan ke Kesuma Family
Support dan sesi Berbagi Pengalaman. Sesi berbagi
pengalaman sangat berguna untuk para Ohidha
karena sebagian besar dari mereka belum pernah
menceritakan masalah mereka kepada orang lain.
Sesi ini menjadi terapi untuk para Ohidha. Tapi,
selain berguna untuk Ohidha, sesi ini juga berguna
untuk para Odha yang menjadi panitia. Dengan
adanya sesi ini, Odha bisa mendengarkan perasaan
orang tua dan lebih menghargai orang tuanya.
Kami berterima kasih untuk Kesuma Family
Support yang sudah mendorong kami untuk
bekerja sama dalam pertemuan nasional Ohidha I
ini. Kami juga berterima kasih kepada Pontianak
Plus dan KDS Arwana yang telah bersedia
meluangkan waktu dan tenaganya untuk menjadi
panitia lokal.
Diatas semuanya ini, para orang tua, suami, istri,
dan keluarga yang ikut menjadi peserta dalam
pertemuan ini mengambil inisiatif dan bersepakat
untuk membuat “Deklarasi Pontianak”. Deklarasi
ini bisa dilihat di artikel berikutnya.
Semoga dengan adanya pertemuan ini, lebih
banyak Ohidha dan Odha lagi yang bisa diberi
pengetahuan dan dukungan.

Sahabat Senandika No. 60

Deklarasi “Pontianak”
Dinyatakan oleh para peserta Petemuan Nasional
OHIDHA I-2007 di Pontianak Propinsi
Kalimantan Barat.
Komunike “ PONTIANAK “ ini merupakan
hasil pertemuan Nasional OHIDHA –I pada
November 2007. Melalui Komunike OHIDHA
yang dihadiri oleh wakil-wakil dari 31 Propinsi
dengan jumlah peserta diwakili oleh 42 orang
diselenggarakan pada tanggal 20 hingga 24
November 2007 ; kami yang mewakili Orang yang
Hidup dengan HIV dan AIDS (OHIDHA) terdiri
dari orang tua , suami , istri dan keluarga ,
menyampaikan appresiasi kepada Pemerintah
Republik Indonesia yang selama ini telah banyak
memberikan perhatian dan kesungguhan dalam
upaya Penanggulangan dan pencegahan HIV dan
AIDS .
Kami meyatakan kesungguhan kami untuk
keikutsertaan dan berperan penting dalam
penanggulangan dan pencegahan HIV dan AIDS
sebagai usaha advokasi kepada semua stakeholder
baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
Berkenaan dengan hal tersebut kami
menyampaikan beberapa hal penting dibawah ini :

1. Implementasi Komitmen Pemerintah
sesuai terhadap tindak lanjut dengan
Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2006 dan
PERMENDAGRI No.20/2007 dan
PERMENKOKESRA No.2/2007
dan Stranas 2007 – 2010 dan
Rencana Aksi Nasional 2007 - 2010.
2. Kesiapan pemerintah untuk
menyediakan obat ARV dan obat
Infeksi Oportunistik, dalam
kelangsungan mendapatkan
perawatan dan pengobatan secara
cuma-cuma termasuk tes CD4 dan
Viral Load untuk bayi dan dewasa.
3. Penetapan dan penyempurnaan
sistem logistik Departemen
Kesehatan untuk ARV agar logistik
ARV disediakan di tingkat
Kabupaten dan Kota dapat disupply

November 2007

oleh Dinas Kesehatan Propinsi.
4. Mendorong penguatan sistem
kesehatan, meningkatkan sumber
daya manusia dan prosedur standar
pemberi pelayanan kesehatan untuk
memberi perlakuan yang setara
dalam mendapatkan pelayanan,
perawatan dan pengobatan untuk
ODHA termasuk yang
menggunakan GAKIN dan
ASKESKIN.
5. Optimalisasi keterlibatan dan
pemberdayaan ODHA dan
OHIDHA di setiap tahap
penanggulangan HIV dan AIDS baik
di tingkat pusat maupun di tingkat
daerah.
6. Pihak Pers beserta pemberi
pelayanan kesehatan khususnya
dokter, perawat, petugas
laboratorium , konselor, manajer
kasus, dan lay support, agar dapat
menjaga kode etik profesi tentang
kerahasiaan status individu ODHA
dan OHIDHA.
7. ODHA dan OHIDHA adalah
bagian integral dari warga Negara
yang berhak mendapat perlindungan
hukum atas pelanggaran hak azasi
manusia.
8. Perlu ada suatu pemahaman yang
sama antara Pemerintah dengan
pihak penegak hukum dalam
membedakan penyalahguna napza
dengan pengedar narkotika .
Demikian komunike ini kami buat sebagai upaya
menggalang kepedulian dan tanggung jawab
bersama dalam memberdayakan dan
mensukseskan program Nasional Pemerintah
Republik Indonesia yang berkesinambungan .
HIV dan AIDS sangat-sangat memerlukan dan
membutuhkan perhatian dari semua pihak .
Satukan tekat , kuatkan hati dan bersama kita
memberikan bakti kepada Negara Republik
Indonesia untuk mensukseskan program Nasional
Penanggulangan HIV dan AIDS .
Terima Kasih.

7

Pengetahuan
adalah kekuatan
Kebanggaan nasional
melawan akal sehat
Oleh: Joshua Livestro, Amsterdam,
Jakarta Post
Tgl. laporan: 25 Oktober 2007
Indonesia menghadapi tantangan HIV/AIDS
yang berat dan terus meningkat. Prevalensi HIV
melonjak, terutama di wilayah seperti Papua, Bali
dan Jakarta. Serupa dengan daerah lain di Asia
Tenggara, yang paling berisiko adalah pekerja seks,
kliennya dan pengguna narkoba. Di kelompok
pengguna narkoba, penularan virus meningkat
delapan kali lipat sejak 1998.
Jumlah kasus HIV keseluruhan di negara ini
diperkirakan kurang lebih 170.000. Dari jumlah
tersebut, kurang lebih 15.000 orang dengan virus
itu saat ini membutuhkan terapi antiretroviral
(ART). Sayangnya, pemerintah Indonesia dan
lembaga internasional – terutama WHO dan MSF
– saat ini hanya mampu memberi pengobatan pada
10.000 orang. Bagaimana kita dapat menjembatani
jurang?
Pada awal, pendekatan yang dipilih oleh Jakarta
adalah untuk menegosiasi dengan perusahaan obat
internasional agar mendapatkan penurunan yang
bermakna pada harga untuk obat paten. Strategi ini
ternyata cukup berhasil pada 1990-an. Contohnya,
pada 1999, Pokdisus AIDS menegosiasi penurunan
harga kurang lebih 30 persen dari beberapa
perusahaan pemegang paten.
Namun pada awal abad ini ada perubahan
strategi yang bermakna. Perubahan dalam
pendekatan ini mengikuti kampanye yang tegas oleh
Gerakan Nasional Meningkatkan Akses Terapi
HIV/AIDS untuk mengalihkan fokus pemerintah
dari menegosiasi penurunan harga dengan
pemegang paten kepada membuka pasaran
Indonesia pada alternatif generik. Kemudian
Menteri Kesehatan Achmad Sujudi memakai Hari
AIDS Sedunia 2003 untuk secara resmi menandai
perubahan pendekatan ini dengan meluncurkan
perizinan pertama untuk mendistribusikan ARV
generik di negara ini.

8

Indonesia membenarkan perubahan dalam
kebijakan obat HIV ini dengan memakai alasan
harga. Penggunaan obat generik untuk mengganti
versi paten akan membantu menghemat sumber
daya yang berharga. Namun tidak jelas apakah data
mendukung pernyataan pemerintah. Justru tidak
dalam hal keputusan untuk mengambil alih
sejumlah paten obat ARV yang ada.
Pada 2004, pemerintah melakukan persyaratan
“penggunaan oleh pemerintah” dari Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO) untuk mengumumkan
pengambilan alih paten untuk obat ARV
lamivudine dan nevirapine. Sebagai hasil, rejimen
lini pertama dianjurkan oleh pemerintah, yaitu
kombinasi tiga obat dosis tetap mengandung
zidovudine, lamivudine dan nevirapine sekarang
boleh dibuat oleh perusahaan obat milik negara
Kimia Farma.
Harga per pasien per tahun untuk kombinasi
obat buatan lokal ini adalah kurang lebih 430 dolar
AS. Sebagai pembandingan, melalui pasaran
terbuka, Indonesia saat itu dapat membeli produk
serupa yang paten dengan harga 500 dolar. Karena
Kimia Farma saat ini hanya mampu membuat obat
ARV cukup untuk 2.000 Odha, hal ini menghemat
tidak lebih dari 140.000 dolar kotor per tahun.
Namun dengan harga untuk obat asli paten
menurun lebih dari 850 dolar selama enam tahun
terakhir, dapat diasumsi bahwa yang benar-benar
dihemat akan segera menjadi nol. Dan apa yang
dihemat jangka panjang harus dipakai untuk
membeli alat, pelatihan dan gaji agar
memfasilitasikan pembuatan ARV versi Indonesia
terus-menerus.
Indonesia sepantasnya bangga mengenai
prasarana ilmiah medis yang tinggi. Tetapi
kebanggaan nasional tidak pengganti yang baik
untuk pikiran usaha yang sehat. Bila lebih murah
mengimpor obat menyelamatkan jiwa dari luar
negeri, lebih baik obat didapat dari sana.
Daripada mendorong solusi lokal yang mahal,
pemerintah Indonesia lebih baik
mempertimbangkan bagaimana obat impor dapat
tersedia lebih murah. Satu tindakan yang akan
segera meningkatkan ketersediaan obat yang
terjangkau dari luar negeri adalah untuk memotong
bea masuk dan beban pajak yang saat ini dikenakan
semua ARV buatan luar negeri,

Sahabat Senandika No. 60

Alhi kebijakan kesehatan Inggris Roger Bate
memperkirakan bahwa harga obat Indonesia saat
ini adalah 14,1 persen di atas harga impor asli. Tarif
dan pajak ini yang dipungkut oleh pemerintah
Indonesia sebenarnya tidak membebani perusahaan
obat, melainkan membebani orang sakit.
Bersamaan dengan rintangan non-tarif misalnya
jangka waktu pendaftaran yang lama untuk obat
dan prosedur pengeluaran dari bea cukai yang
sangat mengganggu, hal ini membatasi secara berat
akses oleh pasien pada obat yang menyelamatkan
jiwa.
Para pembuat kebijakan Indonesia harus memilih.
Mereka dapat meneruskan kebijakan sekarang yang
menghambat penjualan obat ARV paten dari luar
negeri dengan imbalan hanya 0,006 persen
peningkatan pada pendapatan pemerintah, dan
menggantungkan diri pada alternatif pembuatan
lokal yang mahal. Atau mereka dapat mengambil
tindakan yang benar dengan menghapus tarif,
pajak, dan penghalang non-tarif, yang dapat
memberi dorongan langsung pada kemungkinan
bertahan hidup untuk semua orang Indonesia yang
hidup dengan HIV/AIDS.
Penulis adalah ahli kebijakan kesehatan
independen dan penulis tetap dengan surat kabar
Belanda De Telegraaf.
Artikel asli: National pride vs. common sense

November 2007

Kombinasi obat baru
‘mempercepat pemulihan
TB’
Oleh: Paula Leighton, SciDev.Net
Tgl. laporan: 28 September 2007
Menambahkan antibiotik moksifloksasin pada
kombinasi obat baku yang saat ini biasa dipakai
untuk mengobati tuberkulosis (TB) dapat
mengurangi waktu yang diperlukan untuk
mengobati pasien. Hal ini dikatakan para peneliti
yang hasil penelitiannya dipresentasikan pada 18
September 2007 dalam Interscience Conference on
Antimicrobial Agents and Chemotherapy ke-47 di
Chicago, AS.
Para peneliti membandingkan ketepatgunaan
penggunaan antibiotik moksifloksasin dan
etambutol pada 170 pasien TB di Rio de Janeiro,
Brasil.
Mereka menemukan bahwa, pada delapan
minggu pertama pengobatan, 85 persen pasien
yang memakai moksifloksasin terbebas dari infeksi
aktif dalam paru mereka, dibandingkan dengan 68
persen yang memakai kombinasi dengan antibiotik
etambutol.
“Berdasarkan yang kami ketahui, apabila kita
menemukan perbedaan yang besar setelah dua
bulan, kita dapat memperpendek masa pengobatan
menjadi empat bulan,” dikatakan Richard Chaisson,
pemimpin penelitian dan direktur Center for
Tuberculosis Research Johns Hopkins, yang
berpusat di AS, pada konferensi.
Pengobatan TB saat ini mewajibkan pasien
memakai empat jenis obat selama delapan minggu,
kemudian dua obat selama empat bulan.
“Ini adalah bukti yang paling menggembirakan
selama hampir 25 tahun bahwa kombinasi obat
antibiotik baru lebih manjur dibandingkan obat
baku terbaik saat ini,” dia menambahkan.
Marcus Conde, peneliti utama di Federal
University of Rio de Janeiro dan salah seorang
peneliti, mengatakan kepada SciDev.Net, “Selain
manfaat penyembuhan pasien secara lebih cepat,
masa pengobatan yang lebih pendek juga
mengurangi penularan penyakit kepada orang lain.”
Dia menambahkan bahwa masa pengobatan
yang lebih pendek juga mengurangi beban petugas
kesehatan.

9

Para peneliti juga berpendapat hal ini akan
memperbaiki kepatuhan pasien terhadap rejimen
pengobatan, sehingga mengurangi munculnya
resistansi obat karena ketidakpatuhan.
Mengganti etambutol dengan moksifloksasin
pada kombinasi pengobatan menghasilkan
pengobatan yang “jauh lebih murah,
memungkinkan jangkauan program TB yang lebih
luas”, para peneliti mengatakan pada siaran persnya.
Moksifloksasin sekarang harganya sepuluh dolar
AS per hari untuk penggunaan jangka pendek,
tetapi para peneliti dalam siaran persnya
mengatakan bahwa produsen obat, Bayer
Healthcare AG, sudah “berjanji menyediakan obat
dengan harga yang lebih terjangkau di negara
miskin apabila penggunaannya untuk pengobatan
TB sudah disetujui “.
Moksifloksasin sudah disetujui di lebih dari 100
negara untuk mengobati pneumonia, tetapi belum
disetujui untuk pengobatan TB.
Temuan penelitian ini diajukan pada sebuah
jurnnal yang ditinjau oleh rekan peneliti (peer
reviewed) dalam beberapa bulan mendatang.
Artikel asli: New drugcombination ‘speedsTB recovery’

Pojok Info
Lembaran Informasi Baru
Pada November 2007, Yayasan Spiritia telah
menerbitkan 13 lembaran informasi yang direvisi:
• Informasi Dasar
Lembaran Informasi 001—Daftar Lembaran
Informasi
• Tes Laboratorium (bagian baru)
Lembaran Informasi 120—Hasil Tes Lab
Normal (urutan baru, ganti 105)
Lembaran Informasi 121—Hitung Darah
Lengkap (urutan baru, ganti 106)
Lembaran Informasi 122—Tes Kimia Darah
(urutan baru, ganti 107)
Lembaran Informasi 123—Gula & Lemak
Darah (urutan baru, ganti 108)
Lembaran Informasi 124—Tes CD4 (urutan
baru, ganti 412)
Lembaran Informasi 125—Tes Viral Load
(urutan baru, ganti 413)
Lembaran Informasi 126—Resistansi terhadap
Obat (urutan baru, ganti 414)
Lembaran Informasi 135—Tes Fungsi Hati
(urutan baru, ganti 109)
• Topik Khusus
Lembaran Informasi 670—Metadon
Lembaran Informasi 671—Buprenorfin
Lembaran Informasi 680—Narkoba
Lembaran Informasi 690—Cuci Tangan (urutan
baru, ganti 120)
Untuk memperoleh lembaran revisi ini atau seri
Lembaran Informasi lengkap, silakan hubungi
Yayasan Spiritia dengan alamat di halaman belakang
atau browse ke situs web Spiritia:


10

Sahabat Senandika No. 60

Tips
Tips untuk Odha
Makanan sehat
Makanan yang kita makan mungkin sudah
mencukupi seluruh kebutuhan nutrisi kita.
Dengan adanya HIV di dalam tubuh kita,
bukan berarti kita harus mengubah seluruh
pola makan kita. Namun, jika kita
mengkonsumsi ARV, sangatlah penting bagi
kita untuk memakan makanan yang sehat
karena ARV bisa mengubah cara tubuh kita
memetabolisasi dan menyimpan makanan/zat
makanan yang telah masuk ke dalam tubuh
kita.
Makanan yang sehat dan seimbang bagi Odha
harus mencakup item-item berikut:
Karbohidrat.
Roti, ubi jalar, sereal, pisang hijau, kentang,
pasta, nasi, dll
Makanan yang disebutkan diatas membentuk
‘dasar’ bagi keseluruhan pola makan kita dan
menyediakan karhohidrat sebagai energi, juga
mineral, vitamin dan serat. Cobalah untuk
memakan makanan ini setiap kali kita makan
dan makanlah 4-6 porsi sehari. 1 porsi kurang
lebih sama dengan 1 potong roti, 1 kentang
ukurang sedang, 1 mangkok sereal, 1 mangkok
kecil pasta atau nasi.
Buah dan sayuran
Buah dan sayuran menyediakan vitamin, mineral,
dan serat. Cobalah untuk memakan 5 porsi atau
lebih buah dan sayuran setiap harinya. 1 porsi sama
dengan 1 buah, 1 sendok besar (sendok saji)
sayuran, segenggam penuh buah kering atau 1 gelas
kecil jus buah segar. Penelitian menunjukkan
mengkonsumsi banyak buah dan sayuran bisa
melindungi kita ntuk melawan kanker dan serangan
jantung.
Daging, ikan, telur dan kacang-kacangan
Daging, ikan, telur dan kacang-kacangan
menyediakan protein, mineral, dan vitamin (vitamin
B12 terutama didapat dari daging). Cobalah untuk
memakan 2-3 porsi per hari. 1 porsi kurang lebih
sama dengan 2 telur ukuran sedang, 100 g daging,
150 g ikan, atau sekaleng kecil kacang-kacangan
Produk susu
Produk susu bisa berupa susu, keju, yoghurt
berguna untuk menyediakan vitamin, mineral dan
kalsium. 3 porsi dari produk susu dianjurkan untuk

November 2007

dokunsumsi setiap harinya. 1 porsi kurang lebih
sama dengan 1 cangkir kecil yoghurt, 1 cangkir
kecil susu, atau keju sebesar kotak korek api. Jika
Anda termasuk orang yang tidak bisa mentoleransi
susu (lactose intolerant), Anda bisa mengkonsumsi
susu kedelai, sayuran hijau, dan aprikot dan kacangkacangan adalah sumber yang baik untuk
menyediakan kalsium.
Lemak dari minyak goreng, mentega dan
margarin, daging dan makanan yang berbahan
dasar protein lainnya.
Makanan jenis ini menyediakan energi, asam lemak
dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak
(seperti vitamin A, D, E, K). Mereka juga
menyediakan kalsium dan fosfat. Sangat
direkomendasikan untuk mengambil 30-35%
sumber kalori kita dari lemak. Namun, harus
diingat bahwa memakan banak lemak akan
membuat kita kelebihan berat badan, yang bisa
meningkatkan resiko penyakit jantung dan
beberapa kanker.
Makanan Anda dan lipodistropi
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, jelas
bahwa beberapa jenis ARV bisa menyebabkan
suatu gejala yang disebut lipodistropi. Lipodistropi
adalah gangguan pada cara tubuh memproses,
menggunakan dan menyimpan lemak. Beberapa
orang yang mengkonsumsi ARV telah melihat
perubahan pada bentuk tubuh mereka dan hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya
penngkatan level lemak didalam darah mereka,
yang menyebabkan kerentanan terhadap penyakit
jantung dan diabetes.
Adanya bukti yang cukup kuat yang menunjukkan
bahwa makanan bisa membantu mengontrol
perubahan metabolisme bagi orang yang
mengkonsumsi ARV. Lebih spesifik lagi, sangat
direkomendasikan bahwa orang-orang yang
mengkonsumsi ARV dan mempunya kadar
kolesterol yang tinggi di dalam darah harus
mengurangi konsumsi makanan yang mengandung
lemak jenuh. Lemak jenuh berasal dari makanan
seperti: daging merah (sapi, domba, dan babi), dan
produk susu seperti mentega, krim, susu, keju dan
yoghurt-penuh-lemak (Full fat yoghurt) dan minyak
kelapa.
Secara spesifik juga disarankan sangat penting
bagi Odha yang meminum ARV untuk
memeriksakan level lemak dalam darah dan
memakan paling kurang 5 porsi buah dan sayuran
setiap harinya. Selain makanan, latihan seperti lari,
berenang dan bersepeda bisa mengurangi lemak di
dalam darah.

11

Tanya Jawab
Tanya-Jawab
T : Pasangan saya ODHA sudah sejak thn 2004
dan menggunakan ARV, cd4 nya sejak awal
menggunakan arv selalu naik, oya... pasangan saya
cek cd4 tiap 6 bln sekali, dan terakhir kemaren
periksa cd4 na naik tidak begitu banyak hanya 2,
yang tadinya 429 sekarang hanya 431, kira2 apa
penyebabnya ya, padahal pasangan saya sudah
hidup cara sehat. Apa mungkin pada saat periksa
dia memang dalam keadaan lelah karna belakangan
tidurnya tidak teratur karna sibuk dengan
pekerjaannya sehingga bisa menyebabkan cd4 nya
tidak naik, pasangan saya jadi agak murung karna
dia tidak mendapatkan hasil yang memuaskan,
sedangkan kesehatan ODHA kan biasanya bisa juga
di ukur dari cd4 nya.
J: Ada beberapa kemungkinan, tetapi kita harus
paham bahwa ukuran CD4 tidak memberi angka
yang mutlak, seperti bila kita mengukur berat
badan. Hasil 430 bisa berarti jumlah CD4
sebenarnya di bawah 400 atau di atas 500. Jadi
mungkin tes enam bulan yang lalu seharusnya 400
dan tes baru seharusnya 500, sebuah peningkatan
yang bermakna.
Hasil tes CD4 sangat tergantung pada jam berapa
contoh darah diambil, apakah kita mempunyai
infeksi lain (mis. flu), apakah kita stres atau capek,
dll. Jadi sebaiknya kita tidak terlalu tertekan oleh
satu angka; yang penting lihat kecenderungan. (Ya,
saya tahu gampang dibilang, sulit dilakukan! Tetapi
ingat stres/murung juga menekankan CD4!)
Kita juga dapat lihat CD4%, yang biasa juga
tercatat dalam laporan dari lab. Kalau angka ini
naik, itu mungkin lebih dipercaya dari CD4 mutlak.
Kalau kita ragu, sebaiknya kita mengulangi tes
CD4, atau menunggu hasil enam bulan berikut.
Namun mungkin CD4 memang menurun. Jadi
tidak salah bila kita memperhatikan kepatuhan
terhadap terapi - apakah pasangan benar-benar
tidak pernah lupa dosis atau hanya bilang begitu?
Mungkin membutuhkan pendekatan yang sangat
peka untuk mengetahui. Tetapi kalau kepatuhan
memang mulai turun, sebaiknya diambil intervensi
secepatnya agar tidak timbul resistansi.
Selain itu, memang ada sedikit orang yang
mengalami kegagalan terapi, walau 100% patuh.
Hal ini dapat terjadi akibat perbedaan dalam
metabolisme atau pencernaan, atau beberapa alasan
lain. Yang jelas, bila CD4-nya tidak naik atau
bahkan turun pada tes berikut, harus ditelitikan
alasan bersama dengan dokter, dan dilakukan
intervensi yang sesuai.

12

Positive Fund
Laporan Keuangan Positive Fund
Yayasan Spiritia
Periode N ovember 2007

Saldo awal 1 November 2007

16,887,919

Penerimaan di bulan
November 2007

300,000+
_________

Total penerimaan

17,187,919

Pengeluaran selama bulan November :
Item

Jumlah

Pengobatan

680,500

Transportasi

20,000

Komunikasi

0

Peralatan / Pemeliharaan

0

Modal Usaha

0+
________
700,500-

Total pengeluaran

Saldo akhir Positive Fund
per 30 N ovember 2007

16,487,419

Sahabat Senandika
Diterbitkan sekali sebulan oleh

Yayasan Spiritia
dengan dukungan
T H E FORD
FOU N D
AT I O N
DA

Kantor Redaksi:
Jl. Johar Baru Utara V No 17
Jakarta Pusat 10560
Telp: (021) 422 5163 dan (021) 422 5168
Fax: (021) 4287 1866
E-mail: yayasan_spiritia@yahoo.com
Editor:
Caroline Thomas
Copyright 2002 Yayasan Spiritia. Izin dikeluarkan bukan untuk
diperdagangkan, sehingga bila mengutip isinya Anda harus
mencantumkan sumber (termasuk alamat dan nomor telepon).
Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar
untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum
melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi
dengan dokter.

Sahabat Senandika No. 60