MENGEMBANGKAN PENGUASAAN KONSEP SAINS DAN KARAKTER SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN : Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif Di SDN kelas 1 Kebon Gedang Kota, Bandung Tahun Ajaran 2012.
MENGEMBANGKAN PENGUASAAN KONSEP SAINS DAN KARAKTER SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN (Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif di SD kelas 1 Kebon Gedang
Kota Bandung Tahun Ajaran 2012)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Megister Pendidikan Program Studi Pendidikan Dasar
YUNI INDRIYANI 1009507
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
(2)
Halaman Hak Cipta
==================================================================
Mengembangkan Penguasaan
Konsep Sains Dan Karakter Siswa
Melalui Pembelajaran Berbasis
Bimbingan
Oleh Yuni Indriyani S.Pd UPI Bandung, 2008
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada program studi pendidikan dasar
© Yuni Indriyani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
(3)
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dr. M.Solehuddin, M. Pd., MA. NIP. 1962020819860101002
Pembimbing II
Dr. Ilfiandra M. Pd. NIP. 197211241999031003
Mengetahui
Ketua Progam Studi Pendidikan Dasar
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd NIP. 196510011998022001
(4)
ABSTRAK
Yuni Indriyani (2013). Mengembangkan Penguasaan Konsep Sains dan Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Bimbingan (Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif Di SDN kelas 1 Kebon Gedang Kota, Bandung Tahun Ajaran 2012), Tesis dibimbing oleh: Dr. M.Solehuddin M.Pd., MA (Pembimbing I) dan Dr. Ilfiandra, M.Pd (Pembimbing II). Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Tujuan penelitian adalah mengetahui peningkatan penguasaan konsep sains dan karakter siswa melalui pembelajaran berbasis bimbingan di kelas 1. Penelitian dilakukan pada tahun akademik 2012-2013 di Sekolah Dasar Negeri Kebon Gedang. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dengan metode penelitian tindakan kelas kolaboratif. Partisipan penelitian adalah 25 siswa yang terdiri dari 15 perempuan dan 10 laki-laki, dan rentang usia 6-7 tahun. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis tematik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis bimbingan dapat mengembangkan penguasaan konsep sains dan karakter kerjasama, disiplin, gemar bertanya, tanggung jawab, kerjakeras secara bertahap setiap siklusnya. Pembelajaran berbasis bimbingan dapat menjadi alternatif pendekatan bagi siswa dikelas 1 sekolah dasar.
Kata Kunci: Pembelajaran Berbasis Bimbingan, Penguasaan Konsep, Pendidikan Sains, Kelas 1, Sekolah Dasar.
(5)
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERNYATAAN...
ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ...
DAFTAR GRAFIK……….. DAFTAR LAMPIRAN……….
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ... B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian……….. E. Struktur Organisasi Tesis………
BAB II. MENGEMBANGKAN PENGUASAAN KONSEP SAINS DAN KARAKTER SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN
A. Profil Perkembangan Siswa SD Kelas Rendah... B. Cara Belajar Siswa SD Kelas Rendah ... C. Perkembangan Penguasaan Konsep Sanis Pada Siswa SD Kelas Rendah ... D. Perkembangan Karakter Siswa………... E. Pembelajaran Berbasis Bimbingan di SD ………..
i ii iii v vi viii ix x xi 1 7 8 9 10 11 14 16 24 29
(6)
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi Dan Subjek Penelitian ... B. Pendekatan penelitian... C. Penjelasan Istilah ... D. Instrumen Penelitian ... E. Teknik Pengumpulan Data ... F. Analisis Data ...
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 1. Penguasaan Konsep Sains dan Karakter Siswa Kelas
1…... 2. Proses Pembelajaran Berbasis Bimbingan Yang Dapat
Mengembangkan Penguasaan Konsep Sains Dan Karakter . 1. Siklus 1 ... 2. Siklus II ... 3. Siklus III... 4. Siklus IV... 5. Siklus V... 3. Peningkatan Penguasaan Konsep Sains Dan Karakter Siswa Kelas 1 SDN Kebon Gedang Setelah Mengikuti Pembelajaran
Berbasis Bimbingan ……….
4. Perbaikan Setelah Mengikuti Pembelajaran Berbasis Bimbingan………...………. B. Pembahasan ...
BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ... B. Rekomendasi ... DAFTAR PUSTAKA ...
39 39 63 64 69 71 74 74 81 82 92 99 107 112 120 131 133 143 144 145
(7)
(8)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia yang mampu menghadapi berbagai perubahan serta kemajuan di sekitarnya. Wardani (Heryadi, 2006) menyatakan bahwa pendidikan mempunyai fungsi yang hakiki dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berperan dalam menjalankan fungsi di berbagai bidang kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu cara mempersiapkan suatu bangsa, di antaranya melalui pembelajaran sebagai bekal untuk kehidupan di masa yang akan datang.
Menurut Surya (Euis, 2008) pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran dengan tujuan mencapai tingkat kedewasaan. Tujuan pendidikan akan tercapai apabila dilaksanakan berdasarkan kurikulum yang berlaku.
Kurikulum yang digunakan di Indonesia saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu menciptakan manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi di dunia global. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UURI No. 20/2003 tentang Sisdiknas) dijelaskan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu
(9)
Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani dan Olah raga, dan Muatan Lokal.
Ilmu Pengetahuan Alam (sains) merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di SD dalam rangka membantu peserta didik supaya mampu bersaing di dunia global yang menuntut seseorang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis sehingga manusia harus benar-benar mengenal lingkungannya.
Berdasarkan uraian di atas maka mutu pembelajaran ilmu pengetahuan alam harus diupayakan supaya optimal mengingat pentingnya memahami lingkungan supaya peserta didik memiliki daya saing yang tinggi. Terwujudnya peserta didik yang berdaya saing tinggi ini menunjukkan mutu pendidikan yang baik.
Mutu pendidikan tidak bisa terlepas dari faktor-faktor penentu dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar guru dituntut untuk mampu menggunakan metode dan media serta sumber belajar yang tepat agar hasil yang dicapai optimal. Guru yang profesional akan mampu merancang kegiatan belajar mengajar dengan memperhatikan berbagai strategi, pendekatan, metode, teknik, dan model pembelajaran.
Dewasa ini kekurangan alat bantu belajar dan kurangnya kreativitas guru dalam merancang pembelajaran selalu menjadi kendala dalam mencapai hasil belajar yang optimal, khususnya dalam pembelajaran sains di SD. Padahal sains merupakan disiplin ilmu yang membutuhkan alat bantu dalam menjelaskan konsep-konsepnya. Pembelajaran yang dilaksanakan tanpa alat peraga akan
(10)
3
mengakibatkan hasil belajar kurang optimal, seperti penemuan penulis di lapangan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menegaskan bahwa Kompetensi Dasar “ mengetahui berbagai macam benda di sekitarnya” (BSNP, 2006) harus dikuasai siswa kelas I SD. Kompetensi dasar ini sangat esensial karena sebagai manusia perlu mengetahui berbagai macam benda yang ada di sekitar lingkungan. Oleh karena itu manusia harus senantiasa beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini menuntut manusia untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan tempat manusia itu tinggal.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, penguasaan konsep sains di kelas I SD Negeri I Kebon Gedang tidak memenuhi tuntutan kurikulum. Hal ini terlihat dari hasil evaluasi yang menjelaskan penguasaan konsep sains rendah, sedangkan menurut tuntutan kurikulum suatu pembelajaran dapat dikategorikan berhasil apabila siswa sudah mencapai tingkat pencapaian minimal.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas dan observasi menunjukkan siswa mengalami kesulitan dengan istilah-istilah yang dianggap asing bagi siswa sehingga menyebabkan para siswa kesulitan menguasainya. Selama ini dalam sains guru menggunakan metode ceramah tanpa alat peraga. Gaya belajar seperti ini membuat siswa jenuh karena tidak sesuai dengan karakteristik anak SD.
Sains di SD akan berhasil dengan baik apabila guru memahami perkembangan intelektual anak usia SD. Pada usia 7-9 tahun perkembangan tingkat berpikir anak sudah mulai berpikir secara obyektif. Hal ini ditunjukkan
(11)
dengan kemampuan siswa dalam memandang dunia secara nyata bergeser dari satu permasalahan ke permasalahan lain yang lebih luas. Siswa mulai berpikir secara operasional, mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengelompokan benda-benda, membentuk dan menggunakan logika berpikir dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapinya. Anak SD sudah mampu memahami tertang penggabungan (penambahan atau pengurangan), mampu mengurutkan, misalnya mengurutkan dari yang kecil sampai yang besar, yang pendek sampai yang panjang, Anak SD juga sudah mampu menggolongkan atau mengklasifikasikan benda-benda berdasarkan bentuk luarnya saja, misalkan menggolongkan berdasarkan warna, atau bentuk.
Penelitian Piaget terhadap siswa kelas 1 SD (Prayitno, E. 1993) membuktikan bahwa siswa SD pada setiap tahap perkembangan kognitifnya perlu dikembangkan untuk bertukar pengalaman dengan teman-temannya dan mempelajari pandangan orang lain dalam menghadapi suatu permasalahan.
Hasil penelitian Piaget di atas memberikan pengaruh dan pengalaman yang bermakna terhadap pendidikan sains, karena siswa kelas 1 SD sudah mulai belajar secara kelompok, memanifulatif benda-benda di sekitarnya dengan mengubah objek suatu benda yang ada di alam sekitar, mengorganisasikan hasilnya dan mengembangkan pengetahuan sesuai dengan perkembangan kognitifnya. Pengembangan pembelajaran sains pada anak, termasuk bidang pengembangan lainnya memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu meletakkan dasar kemampuan dan pembentukan sumber daya manusia yang diharapkan. Kesadaran tentang pentingnya penguasaan konsep dan karakter sains
(12)
5
pada anak akan semakin tinggi, apabila anak menyadari bahwa kita hidup dalam dunia yang dinamis, berkembang dan berubah secara terus menerus bahkan makin menuju masa depan, semakin kompleks ruang lingkupnya dan tentunya akan semakin memerlukan sains. Hakekat sains perlu dikaji, dipelajari, dan ditekuni. Anak-anak sebagai generasi yang dipersiapkan untuk mengisi masa depan yang diduga akan semakin rumit, berat, dan banyak problemanya perlu dibekali penguasaan sains yang memadai, tepat, bermakna dan fungsional. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan sains sebagaimana diungkapkan oleh Nugraha, (2003) yakni mengembangkan anak secara utuh baik pikirannya, hatinya, maupun jasmaninya atau mengembangkan intelektual, emosional dan fisik-jasmani, atau aspek (domain) kognitif afektif dan psikomotor.
Melihat begitu pentingnya tentang penguasaan konsep dan karakter sains, maka pembentukan kemampuan anak di sekolah dipengaruhi oleh proses belajar yang ditempuhnya. Proses belajar akan terbentuk berdasarkan pandangan dan pemahaman guru tentang karakteristik siswa dan juga hakikat pembelajaran. Untuk menciptakan proses belajar yang efektif, hal yang harus dipahami guru adalah fungsi dan peranannya dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu sebagai pembimbing, fasilitator, nara sumber, atau pemberi informasi.
Proses belajar yang terjadi tergantung pada pandangan guru terhadap makna belajar yang akan mempengaruhi aktivitas siswa-siswanya. Dengan demikian, proses belajar perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan pemahaman para guru mengenai karakteristik siswa dan proses pembelajarannya, khususnya di SD kelas rendah.
(13)
Namun dalam penguasaan konsep dan karakter anak yang terjadi di sekolah sangat rendah, khususnya dalam segi pemberian pembelajaran. Anak tidak mendapat kesempatan pembelajaran yang mengarahkan pada perkembangan kognitif secara optimal karena guru terlalu menekankan aspek akademis dan kurang melaksanakan bimbingan. Dengan diberikan pembelajaran sains yang seharunya selenggarakan secara menarik dan menyenangkan menjadi pembelajaran yang membosankan ditambah kurangnya respon dan komunikasi guru yang kurang baik terhadap tanggapan yang dilontarkan anak.
Bimbingan merupakan suatu upaya untuk memfasilitasi perkembangan individu sehingga yang bersangkutan dapat mencapai taraf perkembangan yang optimal (Solehuddin:2009). Melalui bimbingan perkembangan anak diharapkan dapat menjalani fase-fase perkembangannya dengan optimal dan dapat mengembangkan potensi-potensi yang terpendam sehingga potensi-potensi yang yang dimilikinya terwujud. Dalam pembelajaran sains perlu ada bimbingan yang dapat menyatu dan sekaligus merupakan bagian dari proses pembelajaran di SD kelas satu baik dilihat dari segi arah sasaran maupun pendekatan, khususnya pembelajaran Sains.
Berdasarkan paparan di atas terlihat pentingnya proses pembelajaran yang berbasis bimbingan khususnya untuk penguasaan konsep dan karakter sains di kelas rendah. Isu sentral dalam penelitian ini adalah mengembangkan penguasaan konsep sains dan karakter siswa melalui pembelajaran berbasis bimbingan.
(14)
7
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Hasil belajar siswa kelas I SDN I Kebon Gedang kecamatan Kiara Condong Bandung dalam penguasaan konsep sains dan karakter siswa secara umum belum mencapai kriteria yang ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain guru tidak mampu menciptakan pembelajaran yang menarik minat siswa, pemilihan metode yang kurang tepat dan kurangnya penggunaan media yang dapat membantu meningkatkan konsep siswa tentang pembelajaran.
Hasil observasi menunjukkan bahwa kurangnya penguasaan konsep siswa disebabkan karena siswa kurang berminat pada pembelajaran sains khususnya materi “mengenal berbagai benda di lingkungan sekitar” sehingga siswa sulit menerima materi yang diberikan guru. sebab siswa akan mudah menerima materi apabila hati mereka senang.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemilihan pembelajaran sangat mempengaruhi penguasaan belajar siswa. Maka pemilihan pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik siswa yang berada pada tahap praoprasional. Pemilihan pembelajaran yang dipilih harus disenangi siswa. Dengan demikian siswa menjadi senang dan konsep siswa menjadi positif sehingga minat belajarnya akan meningkat yang mengakibatkan hasil belajar lebih optimal.
Atas dasar permasalahan di atas, penelitian ini difokuskan pada pembahasan “apakah pembelajaran berbasis bimbingan dapat mengembangkan penguasaan konsep sains dan karakter siswa”?
(15)
Agar lebih terperinci, permasalahan tersebut diuraikan ke dalam bentuk rincian pertanyaan penelitian sebagai berikut:.
1. Bagaimana penguasaan konsep sains dan karakter siswa kelas 1 SDN Kebon Gedang?
2. Bagaimana proses pembelajaran berbasis bimbingan yang dapat mengembangkan penguasaan konsep sains dan karakter siswa kelas 1 SDN Kebon Gedang?
3. Bagaimana penguasaan konsep sains dan karakter siswa kelas 1 SDN Kebon Gedang setelah mengikuti pembelajaran berbasis bimbingan? 4. Perbaikan dalam hal apa saja yang berhasil ditunjukkan siswa dalam
penguasaan konsep sains dan karakter siswa setelah diterapkannya pembelajaran berbasis bimbingan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan penelitian yang telah dirumuskan, maka tujuan pokok penelitian sebagai berikut.
1. Mengetahui penguasaan konsep sains dan karakter siswa Kelas 1 SDN Kobon Gedang.
2. Mengetahui proses pembelajaran berbasis bimbingan yang dapat mengembangkan penguasaan konsep sains dan karakter siswa kelas 1 SDN Kebon Gedang.
3. Mengetahui adanya peningkatan penguasaan konsep sains dan karakter siswa kelas 1 SDN Kebon Gedang setelah mengikuti pembelajaran berbasis bimbingan.
(16)
9
4. Mengetahui adanya perbaikan setelah mengikuti pembelajaran berbasis bimbingan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritik maupun praktis terhadap peningkatan penguasaan konsep sains karakter siswa anak SD melalui pembelajaran berbasis bimbingan.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat memperdalam pengembangan keilmuan tentang dunia anak usia SD, khususnya tentang pembelajaran berbasis bimbingan di SD.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini memberi manfaat sebagai berikut: A. Bagi guru
a. Melakukan perbaikan dan peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses pembelajaran.
b. Melakukan pengembangan keterampilan Guru yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai persoalan aktual yang dihadapinya terkait dengan pembelajaran. Dalam hal ini persoalan penguasaan konsep dan karakter sains.
B. Sebagai bahan pertimbangan bahwa pembelajaran berbasis bimbingan dapat mengembangkan penguasaan konsep sains dan karakter siswa.
(17)
C. Struktur Organisasi Tesis
Struktur organisasi dalam penulisan tesis adalah bab pertama tentang pendahuluan yang memaparkan mengenai: latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab kedua memaparkan pengkajian tentang teori yang digunakan yang mencakup teori mengenai profil perkembangan siwa SD kelas rendah, cara belajar SD kelas rendah, perkembangan konsep sains dan karakter siswa, pembelajaran berbasis bimbingan sebagai pendekatan alternatif dalam pengembangan penguasaan konsep dan karakter sains siswa. Bab ketiga berisi tentang penjelasan yang terperinci mengenai metode penelitian, dengan rincian penjelasan mengenai: lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi oprasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab keempat memaparkan tentang hasil penelitian sesuai pembahasan yang telah dilakukan. Terakhir, bab kelima memaparkan tentang kesimpulan dan saran penelitian.
(18)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi
Penelitian dilakukan di SDN Kebon Gedang I, Kiara Condong Bandung. Letak SDN Kebon gedang sangat strategis karena berada di tengah-tengah perkampungan. Siswa SDN kebon Gedang pada umumnya adalah anak-anak yang bermukim tidak jauh dari lokasi sekolah. Lembaga ini belum menerapkan Pembelajaran Berbasis Bimbingan yang terlihat dari observasi awal serta dari silabus, perencanaan semester, dan rancangan perencanaan pembelajaran (RPP) . 2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru dan siwa SDN Kebon Gedang kelas 1. Untuk siswa diwakili oleh 25 orang, yang terdiri dari 15 perempuan dan 10 laki-laki. Adapun kriteria pemilihan subjek didasarkan pada usia subjek, yaitu usianya 6–7 tahun.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang dilengkapi dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menganalisis dan mencatat kondisi lapangan serta temuan-temuan kejadian yang muncul di lapangan dan pendekatan kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil penelitian yang berupa angka melalui penghitungan statistik. Pendekatan kualitatif dilakukan untuk memperoleh data proses
(19)
pemberian tindakan dan dampak pengiring dari tindakan yang dilakukan, sedangkan pendekatan kuantitatif dilakukan untuk melihat peningkatan yang di raih anak ditunjukakan oleh anak dalam data kuantitatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan penguasaan konsep sains dan karakter siswa melalui Pembelajaran Berbasis Bimbingan yang menyenangkan, sehingga akan menumbuhkan minat anak SD untuk selalu beraktivitas. Dengan demikian perkembangan penguasaan konsep sains dan karakter sains mereka semakin berkembang dengan baik. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode penelitian classroom action research (PTK) kolaboratif.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu collaborative classroom
action research, penggunaan metode penelitian ini dimaksudkan dalam
mengembangkan keterampilan-keterampilan atau cara pendekatan baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung (Sumadi Suryabrata, 1995). Penelitian tindakan kelas kolaboratif adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran. Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran secara berkesinambungan, sehingga meningkatkan mutu hasil instruksional, mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi, meningkatkan efesiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru.
Langkah pertama merencanakan penelitian tindakan kelas kolaboratif adalah mengidentifikasi dan menetapkan masalah. Selama mengajar kemungkinan
(20)
41
guru menemukan berbagai masalah, baik masalah yang bersifat pengelolaan kelas maupun yang bersifat instruksional. Kemudian menganalisis dan merumuskan masalah yaitu dengan melakukan evaluasi, mengevaluasi hasil analisis dan bagaimana tindak lanjutnya. Yang terakhir adalah merencanakan perbaikan, setelah guru mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi dan merumuskan masalah tersebut langkah selanjutnya adalah guru mencari cara untuk mengatasi atau memperbaiki permasalahan tersebut.
Sesuai dengan rumusan di atas penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas kolaboratif yang bertujuan untuk mengembangkan penguasaan konsep sains dan karakter siswa melalui pembelajaran berbasis bimbingan.
Desain penelitian yang dilakukan diadaptasi dari desain penelitian tindakan kelas (PTK) yang di kemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart pada tahun 1998 yang menyatakan bahwa terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu:
(21)
Gambar 3.1 Prosedur penelitian Perencanaan Pelaksanaan Tindakan III Observasi dan Pencatatan data Refleksi Selesai SIKLUS IV Pelaksanaan Tindakan IV Observasi Dan Pencatatan data Refleksi Perencanaan Selesai SIKLUS V Perencanaan
Refleksi Observasi Dan Pencatatan data Selesai
Dan seterusnya SIKLUS II
Perencanaan Pelaksanaan Tindakan II Observasi dan pencatatan data Refleksi Selesai SIKLUS III Pelaksanaan Tindakan I Observasi dan pencatatan data Pelaksanaan Tindakan V Observasi awal di
SDN Kebon Gedang Mengidentifikasi masalah Menganalisis dan merumuskan masalah Merencanakan perbaikan awal Refleksi Selesai
(22)
43
1. Perencanaan
Agar penelitian ini memperoleh hasil yang diharapkan maka langkah awal dalam penelitian ini dilakukan, peneliti membuat proposal penelitian dengan sebelumnya melakukan beberapa tahapan penelitain, mengingat penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang berdasar pada permasalahan-permasalahan yang ada di dalam kelas.
Pada tahapan pertama, peneliti menentuan sekolah dan tempat penelitian, kemudian peneliti meminta izin kepada Kepala Sekolah SDN Kebon Gedang untuk melakukan observasi penelitian dan sekaligus meminta bantuan kepada guru sebagai pengajar dalam kegiatan penelitian.
Ketika izin penelitian telah diberikan oleh Kepala Sekolah dan guru kelas pun bersedia membantu, maka langkah selanjutnya adalah peneliti melakukan observasi dan wawancara yang dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai kondisi dan situasi siswa kelas I SDN Kebon Gedang yang dijadikan sumber penelitian.
Adapun hasil observasi awal yang dilakukan peneliti adalah kurang efektifnya komunikasi yang terjalin antara guru dan siswanya, baik komunikasi secara lisan atau pun tulisan, sehingga proses penerimaan informasi baru kurang berjalan lancar, terlihat dari siswa yang kurang bersemangat dan terlihat acuh dengan tetap bermain dan asik mengobrol ketika mendapat tugas dari guru. Selain itu, dengan beragamnya latar belakang siswa baik dari segi pendidikan sebelumnya atau dari segi keluarga dan ekonomi dikarenakan lokasi sekolah berada di lingkungan komplek perumahan dan di belakan pasar induk, sehingga
(23)
mempengaruhi keterampilan berbahasa siswa, terlihat dari adanya siswa yang berkata dan berprilaku kurang pantas.
Juga, materi bahan ajar mengenai pembelajaran berbahasa yang kurang sesuai dengan taraf perkembangan siswa, menyebabkan siswa kesulitan memahami pelajaran yang ada, terlihat dari tuntutan guru ketika menyuruh siswanya mengerjakan tugas dalam bentuk kalimat yang cukup panjang. Hal ini diperparah dengan cara penyampaian materi yang kurang menarik minat siswa.
Selain itu, selama ini pembelajaran di kelas rendah masih bertumpu pada
teacher center dengan metode ceramah dimana guru menjadi sumber utama,
padahal untuk membentuk siswa yang terampil penguasaan konsep sains diperlukan suasana pembelajaran yang kondusif dimana siswa dapat mengekplorasi kemampuannya. Di samping itu, kurang nampaknya peran pembimbing dalam pendidikan di kelas rendah membuat potensi-potensi berbahasa yang dimiliki siswa pun belum berkembang secara optimal. Hal tersebut terlihat dari karakter guru yang terkadang munggunakan pukulan penggaris dan intonasi tinggi untuk mengkontol karakter siswa.
Setelah menemukan beberapa permasalahan dalam pembelajaran mengenai keterampilan berbahasa di kelas rendah, selanjutnya, penulis berdiskusi dengan guru untuk mengambil solusi dalam pembelajaran berikutnya, diantaranya: pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan siswa, dimana pembelajaran yang berdasar pada lingkungan keseharian siswa dibuat agar memudahkan mereka mencerna materi pembelajaran dengan mudah dan agar mereka dapat dengan mudah membahasakan apa yang dilihatnya karena berhubungan dengan
(24)
45
lingkungan keseharian mereka; pembelaran yang berpusat pada anak dijadikan solusi dalam hal ini, dimana kegiatan pembelajaran dibuat secara berkelompok; serta, guru yang merupakan model para siswa dapat jelas, serta mengoreksi kesalahan anak dengan tepat dan penuh kasih sayang.
Dari kesemua solusi pembelajaran yang diungkapkan di atas, pembelajaran berbasis bimbingan merupakan inti dari solusi-solusi tersebut, dimana didalamnya terdapat sembilan aspek-aspek Pembelajaran Berbasis Bimbingan, yaitu: tujuan pembelajara, materi kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran, hubungan dan cara interaksi guru dengan anak, perhatian dan perlakuan khusus terhadap anak yang memerlukan, penilaian pembelajaran, penyediaan dan penggunaan media dan alat perlengkapan pembelajaran, penataan dan pengelolaan kelas, serta hubungan dan kerjasama dengan orang tua.
Setelah melakukan observasi aktifitas pembelajaran yang berlangsung, peneliti mulai mengidentifikasi permasalahan dengan melakukan pengkajian pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tematik kelas I SD dan standar kompetensi dan kompetensi dasar kelas I SD, menelaah buku-buku yang dipergunakan selama pembelajaran dan materi pembelajaran yang dituangkan dalam RPP, dan menentukan metode pembelejaran.
Izin dan permasalahan penelitian ditemukan dan ditentukan, peneliti pun mulai mengajukan proposal penelitian kepada dosen pembimbing agar dapat diajukan untuk dapat mengikuti seminar proposal. Setelah proposal penelitian disetujui maka peneliti mulai menyusun dan menetapkan teknik dan instrumen pengumpuan data yang berupa lembar observasi dan lembar kerja siswa (LKS).
(25)
Selanjutnya, peneliti memberikan arahan kepada guru selaku pengajar mengenai instumen-instrumen apa saja yang diteliti dalam upaya meningkatkan penguasaan konsep sains siswa melalui pembelajaran berbasis bimbingan.
2. Tindakan
Adapun prosedur penelitian tindakan kelas kolaboratif di SDN Kebon Gedang adalah sebagai berikut:
1. Siklus I
1) Perencanaan I
Berdasarkan hasil temuan awal, peneliti dan guru secara bekerjasama (kolaboratif) merancang rencana tindakan peneliti bersama mulai dari menentukan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan, merancang RPP, membuat LKS, dan lembar observasi. Tema yang akan diajarkan adalah tentang lingkungan disekitar ku yang diuraikan lagi menjadi sub tema yaitu beragam bentuk benda dan pembelajaran dilaksanakan secara terpadu antara mata pelajaran sains tentang identifikasi benda yang ada di lingkungan sekitar, dengan mata pelajaran tentang melaksanakan sesuatu sesuai dengan perintah atau petunjuk sederhana, mendeskipsikan benda-benda di sekitar dengan kalimat sederhana, membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat, dan mencontoh huruf, kata atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar, Pelajaran IPS: Membandingkan rumah sehat dan tidak sehat, Pelajaran SBK: Mengungkapkan perasaan tentang objek imajinatif yang diamati dari berbagai unsur pada benda di alam sekitar.
(26)
47
2) Tindakan I
Untuk mendukung pembelajaran dalam siklus 1, guru menyediakan bentuk-bentuk bangunan beserta contohnya dalam bentuk barang – barang yang ada di dalam kelas yang dijadikan sebagai media pembelajaran. Di samping itu, pada tahap ini, guru melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat sesuai dengan permasalahan yang ditemukan. Diawali dengan kegiatan pendahuluan dimana guru
membimbing siswa untuk berdo’a sebelum belajar, kemudian guru
menjelaskan tujuan pembelajaran, diamana siswa belajar tentang bertanya ketika mampu berkarakter baik dan disiplin ketika berkarakter tertib dan patuh pada peraturan kelas yang telah diterapkan pada saat guru berbicara di depan kelas. Selanjutnya, guru memberikan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan: “anak-anak sekarang kalian sedang duduk,
tempat duduknya di sebut apa?” kemudian siswa dengan bimbingan guru menjelaskan ciri-ciri kursi yang mereka duduki, mulai dari warna, bentuk, ukuran, dan panjang.
Setelah pendahuluan, dilanjutkan dengan kegiatan inti, dimana setelah menjelaskan tentang kursi, kemudian guru bertanya tentang ciri-ciri benda yang ada di sekitar siswa benda yang berada di ruangan kelas, seperti meja, papan tulis, penghapus papan tulis, kapur tulis dan penggaris. Guru membagi siswa kedalam 4 kelompok, hal ini dilakukan agar siswa dapat lebih bebas berkomunikasi dan belajar untuk disiplin dengan mematuhi perintah guru dan kerjasama ketika mereka bergabung
(27)
dengan siswa lainnya. Lalu, setiap kelompok mengambil satu macam benda yang berbeda yang telah dipersiapkan guru sebelumnya. Masing-masing kelompok diberi kertas, pensil, penghapus, dan penggaris, dalam hal ini siswa diajarkan untuk belajar bertanggung jawab atas barang yang diberikan guru dan belajar kerjasama dalam pembagian tugas kelompok.
Kemudian siswa diajak untuk mengamati setiap benda yang ada di kelompok masing-masing. Setelah dirasa cukup, guru menjelaskan bahwa setiap kelompok diberi tugas untuk menjelaskan atau mendeskripsikan benda-benda yang ada dikelompoknya masing-masing, dalam hal ini, siswa diajarkan untuk belajar bertanggung jawab atas barang yang diberikan guru, belajar kerjasama dalam pembagian tugas kelompok, kerja keras dalam berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan sebaik mungkin ketika siswa harus bertanya kepada guru akan hal yang kurang mereka mengerti.
Selanjutnya, setiap angggota kelompok mulai mendeskripsikan benda mulai dari nama, warna, bentuk, ukuran, panjang dan kegunannya dari benda tersebut, siswa pun diajarkan untuk belajar bertanggung jawab atas barang yang diberikan guru, belajar kerjasama dalam pembagian tugas kelompok, kerjakeras dalam berusaha menyelesaikan tugas, dan bertanya kepada guru akan hal yang kurang mereka mengerti.
Setelah semua kelompok selesai mendeskripsikan setiap benda di kelompoknya, guru dan seluruh siswa kembali mengulang mendeskripsikan benda-benda tersebut, siswa pun belajar tentang
(28)
49
kerjakeras ketika mereka berusaha menyelesaikan tugas dan kesantunan ketika mereka menjawab pertanyaan yang diajukan. Setelah itu, Guru mendeskripsikan nama-nama benda yang telah dideskripsikan di papan tulis, siswa menyalinnya dibuku mereka. Kemudian membacanya berulang-ulang secara klasikal, siswa pun belajar tentang kerjakeras ketika mereka menyalin tulisan dan membacanya.
Untuk lebih meningkatkan kemampuan belajar siswa, guru menanyakan benda atau mainan kesukaan mereka di rumah, kemudian meminta siswa untuk mendeskripsikan benda atau mainan kesukaannya dengan kaliamat sendiri, bentuk pendeskripsian dapat berupa tebakan. Di akhir kegiatan ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dalam hal ini, siswa belajar bertanya kepada guru akan hal yang kurang mereka mengerti.
Ketika kegiatan inti telah dilasanakan, maka tibalah pada kegiatan penutup. Dalam kegiatan ini, sebagai umpan baliknya dari kegiatan sebelumnya, guru bertannya tentang materi yang baru saja dipelajari, siswa pun belajar ketika siswa berkarakter baik dan bertanya kepada guru akan hal yang kurang mereka mengerti. Selanjutnya, guru bertanya tentang aktivitas pembelajaran yang telah dilakukan, siswa dibimbing untuk mengetahui karakter-karakter seperti apa saja yang muncul dan apa manfaatnya. Di akhir, siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
(29)
3) Refleksi I
Berdasarkan hasil observasi, peneliti bersama guru mengkaji dan menganalisis apa yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan cara mengidentifikasi kemajuan-kemajuan serta kekurangan-kekurangan atau hambatan yang dihadapi.
Hasil refleksi ini memberikan gambaran tentang pemahaman konsep dan karakter siswa sehingga membuat peneliti dan guru menyadari tingkat keberhasilan dan kegagalan yang dicapai dalam tindakan perbaikan. Setelah mendapatkan kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu peneliti dan guru hasil refleksi dapat dijadikan masukan bagi peneliti dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan tindakan perbaikan berikutnya. 2. Siklus II
1) Perencanaan II
Perencanaan tindakan pada siklus II ini merupakan hasil dari refleksi yang dilakukan pada akhir siklus I. Pada pembelajaran mengenal Bentuk Benda di kelas 1 yang dilaksanakan dilaksanakan tanggal 12 November 2012 mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 09.30 WIB. Pada penelitian Siklus 2 ini, siswa kelas 1 dapat mengikuti pelajaran. Materi pokok dari tindakan ini adalah mengenai bentuk benda menurut bentuknya.
Keterampilan sains yang dibelajarkan adalah melakukan pengamatan dan mengkomunikasikan hasil pengamatan baik secara lisan maupun tertulis. Pembelajaran pada setiap tindakan menggunakan pembelajaran berbasis
(30)
51
bimbingan dengan menggunakan pendekatan tematik. Pada penguasaan sains siswa menceritakan bentuk benda yang seuai bentuknya, ukuranyya, menceritakan warnanya B. Indonesia: Menulis kalimat secara benar dengan menggunakan huruf tegak bersambung., Pelajaran IPS: Menyebutkan fungsi rumah.
Pada siklus II kali ini guru tidak memerlukan media dan alat pembelajaran secara langsung, namun pada kesempatan ini siswa akan diajak untuk mengamati benda-benda yang ada di lingkungan sekolah secara menyeluruh. Dengan metode seperti ini siswa diajak untuk berimajinasi, mengasah kreativitas dan mengasah kepekaannya akan lingkungan sekitar.
2) Tindakan II
Tindakan II merupakan implementasi dari serangkaian kegiatan yang telah diperbaiki untuk mengatasi masalah pada siklus I yang belum tuntas. Pada siklus II ini juga dilakukan observasi menyangkut aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, sama seperti pada siklus I. Dalam tahap ini guru melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat. Kegiatan diawali dengan pendahuluan, dimana guru membimbing siswa untuk berbaris dan berdo’a, selanjutnya, guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Diakhir kegiatan ini, guru memberikan apersepsi dengan mengulas pertemuan sebelumnya tentang pendeskripsian panjang dan ukuran benda.
(31)
Memasuki kegiatan inti, guru guru bertanya tentang ciri-ciri benda yang bisa siswa lihat di sekitar lingkungan sekolah, siswa pun belajar kesantunan ketika siswa bertanya kepada guru akan hal yang kurang mereka mengerti. Kemudian, guru membagi siswa kedalam 4 kelompok. masing-masing kelompok diberi kertas, pensil, penghapus, dan penggaris, siswa pun diajarkan untuk belajar bertanggung jawab atas barang yang diberikan guru. Setelah itu, guru menjelaskan bahwa semua kelompok dipimpin oleh ketua kelompok ditugaskan untuk mencari beberapa macam benda yang ada di dalam kelas, bendanya boleh tempat sampah, meja, kursi. Kemudian mereka harus bisa menjelaskan ciri-ciri benda yang diamati, siswa pun belajar bertanggung jawab atas barang yang diberikan guru dan belajar berkerjasama dalam pembagian tugas kelompok. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila belum paham tentang apa yang harus dikerjakannya.
Setelah semua mengerti apa yang harus dikerjakan, siswa diajak keluar dan guru mengawasi kegiatan siswa di luar dan memberi bimbingan apabila siswa memerlukannya.
Setiap kelompok mulai mengamati beberapa benda yang berbeda, siswapun belajar untuk bertanggung jawab atas barang yang diberikan guru, belajar kerjasama dalam pembagian tugas kelompok, kerjakeras dalam berusaha menyelesaikan tugas, dan bertanya kepada guru akan hal yang kurang mereka mengerti.
(32)
53
Setiap angggota kelompok mulai mendeskripsikan benda mulai dari nama, warna, bentuk, ukuran dan panjang permukaan ketika dipegang dan apa kegunaan dari benda tersebut. Setelah selesai, kemudian setiap kelompok menjelaskan atau mendeskripsikan benda hasil temuannya. Setelah semua kelompok selesai mendeskripsikan setiap benda hasil pengamatan kelompoknya, seluruh siswa pun kembali mengulang pendeskripsian benda-benda tersebut, dalam hal ini siswa diajarkan untuk belajar kerjasama merumuskan pendeskripsian benda, kerjakeras dalam berusaha menyelesaikan tugas, dan kesantunan ketika siswa harus bertanya kepada guru akan hal yang kurang mereka mengerti
Selanjutnya, guru mendeskripsikan nama-nama benda yang telah dideskripsikan di papan tulis, siswa menyalinnya di buku mereka. Kemudian membacanya berulang-ulang secara klasikal, dalam hal ini siswa belajar berkerjakeras dalam berusaha menyelesaikan tugas, dan kesantunan ketika siswa harus bertanya kepada guru akan hal yang kurang mereka mengerti. Lalu, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Diakhir kegiatan, guru bertannya tentang materi yang baru saja dipelajari. Guru bertanya tentang aktivitas pembelajaran yang telah dilakukan, kemudian siswa dibimbing untuk mengetahui karakter-karakter seperti apa saja yang muncul dan apa manfaatnya. selanjutnya, siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
(33)
3) Refleksi II
Dalam melakukan refleksi II, guru mengkaji dan menganalisis pelaksanaan tindakan pada siklus II dengan cara mengidentifikasi sejauh mana kemajuan-kemajuan yang telah dicapai maupun kekurangan-kekurangan atau hambatan apa yang masih dihadapi. Hasil dari refleksi II dapat disimpulkan guru harus lebih banyak mengeksplor pengetahuan siswa sehingga siswa termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran; pemerataan aktivitas kelompok dapat diatasi guru dengan memonitoring lebih intensif dan merata kepada setiap kelompok; dan guru sebaiknya memberikan pujian dan tidak menyalahkan pendapat siswa saat berkelompok maupun saat bertanya. Hasil refleksi II dapat dijadikan masukan atau acuan untuk melakukan perencanaan dalam tindakan perbaikan berikutnya.
3. Siklus III
1) Perencanaan III
Perencanaan tindakan pada siklus III ini merupakan hasil dari refleksi yang dilakukan pada akhir siklus II. Pembelajaran berbasis bimbingan
dengan tema “pengalaman” pada siklus III konsep mengenal berbagai
bentuk benda, dengan mengelompokkan benda menurut baunya di laksanakan pada tanggal 26 November 2012 mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 09.30 WIB. Materi pokok dari tindakan ini adalah menyebutkan mengelompokkan benda menurut baunya. Keterampilan sains yang dikembangkan adalah setelah melakukan pengamatan dan
(34)
55
mengkomunikasikan hasil pengamatan yang dikembangkan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Pada peguasaan konseps siswa membedakana benda menurut baunya, mengelompokkan benda menurut rasanya, B. Indonesia: Menentukan nama benda yang dideskripsikan guru sesuai dengan ciri-cirinya, SBK:. Menyanyikan lagu anak-anak dan lagu wajib. Dalam siklus III guru menggunakan berbagai macam media pembelajaran. Siswa akan diajak untuk mengamati dan mendeskripsikan benda-benda yang sering dilihat sehari-hari yang ada di lingkungan. Setiap kelompok mencoba merasakan rasa buah-buahan yang disediakan guru dan siswa mulai mendeskripsikan apa yang dirasakan.
2) Tindakan III
Tindakan III merupakan implementasi dari serangkaian kegiatan yang telah diperbaiki untuk mengatasi masalah pada siklus II yang belum tuntas. Pada tahap ini, guru melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat. Kegiatan diawali dengan pendahuluan, yang berisi guru membimbing siswa untuk berbaris dan berdo’a, selanjutnya, guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Diakhir kegian ini, guru memberikan apersepsi dengan mengulas pertemuan sebelumnya tentang pendeskripsian benda.
Selanjutnya kegiatan inti dimana guru mengajak siswa bermain konsentrasi kata. Setelah itu, guru membagi siswa kedalam 4 kelompok. Setiap kelompok diberi buah-buahan dan siswa diminta untuk merasakan
(35)
buah tersebut. Siswa diajarkan untuk belajar bertanggung jawab atas apa yang diberikan guru. lalu, guru menjelaskan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan yaitu setiap kelompok menjelaskan ciri-ciri dan rasa buah-buahan yang sudah dirasakan siswa..
Untuk memudahkan dalam menebak, guru memberi petunjuk bahwa benda tersebut sering mereka temui sehari-hari. Setiap kelompok mengutus dua rekannya untuk dapat mendeskripsikan sebuah benda. Semua kelompok diminta untuk memperhatikan keterangan dari kelompok yang sedang menyebutkan ciri-ciri benda, dimulai dari utusan kelompok satu, dua dan seterusnya.Setelah benda tersebut dapat terjawab, baru kelompok yang memberi tebakan memperlihatkan bendanya, hasilnya kelompok yang dapat menjawab dengan benar mendapatkan skor.
Diakhir kegiatan kelompok yang paling banyak menjawab dengan benar dianggap sebagai juara, siswa pun belajar bekerjasama dalam pembagian tugas kelompok, berkerja keras dalam berusaha menebak benda.
Selanjutnya, guru mendeskripsikan nama-nama benda yang telah dideskripsikan dipapan tulis, siswa menyalinnya dibuku mereka. Kemudian membacanya berulang-ulang secara klasikal. Lalu, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Diakhir kegiatan, guru bertannya tentang materi yang baru saja dipelajari. Guru pun bertanya tentang aktivitas pembelajaran yang telah dilakukan, siswa dibimbing untuk mengetahui karakter-karakter seperti apa saja
(36)
57
yang muncul dan apa manfaatnya. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3) Refleksi III
Dalam melakukan refleksi III, guru mengkaji dan menganalisis pelaksanaan tindakan pada siklus II dengan cara mengidentifikasi sejauh mana kemajuan-kemajuan yang telah dicapai maupun kekurangan-kekurangan atau hambatan apa yang masih dihadapi. Hasil dari refleksi III dapat disimpulkan Adapun refleksi pada siklus ini sebagai berikut: guru harus terus memotivasi siswa untuk meningkatkan bagaimana cara untuk membangun karakter-karakter positif siswa dalam berkelompok; selanjutnya, guru harus membimbing siswa dalam berdiskusi baik secara berkelompok maupun individu; guru perlu mendatangi tiap kelompok dan menanyakan apakah kelompok ada kesulitan atau tidak; dan perlunya mengoptimalkan lagi media pembelajaran yang digunakan guru dalam memaksimalkan proses pembelajaran; dan setiap siswa harus selalu siap jika di minta mendeskripsikan tentang pengamatan yang mereka lakukan. 4. Siklus IV
1) Perencanaan IV
Perencanaan tindakan pada siklus IV ini merupakan hasil dari refleksi yang dilakukan pada akhir siklus III. Kegiatan pembelajaran siklus IV dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2012 selama dua jam pelajaran (2x35 menit) yaitu mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 09.00, pada pembelajaran ini semua siswa dapat hadir. Materi pokok dari
(37)
tindakan ini adalah mengenai menbandingkan bentuk benda. Keterampilan sains yang dikembangkan adalah melakukan pengamatan dan mengkomunikasikan hasil pengamatan yang dikembangkan.
Pada pelajaran sains siswa membandingkan bentuk benda yang keluar pada bentuk benda, B. Indonesia: Membuat kalimat berdasarkan gambar secara lisan, SBK: Menyanyikan lagu anak dan lagu wajib dengan syair yang benar. Sesuai perencanaan pembelajaran dalam RPP, pada siklus IV kali ini, awalnya guru memberikan lembar kerja untuk dikerjakan secara berkelompok kemudian guru menggunakan beragam gambar benda yang telah diketahui siswa yang diantaranya memiliki bentuk, ukuran, dan kegunaan yang sama. Kemudian nantinya setiap kelompok siswa diajak untuk mengkategorikan benda-benda tersebut sesuai perintah yang diberikan oleh guru yang tentunya sesuai dengan pendeskripsian yang telah dipelajari sebelumnya.
2) Tindakan IV
Tindakan IV merupakan implementasi dari serangkaian kegiatan yang telah diperbaiki untuk mengatasi masalah pada siklus III yang belum tuntas. Pada Dalam tahap ini guru melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat. Diawali dengan kegiatan pendahuluan dimana
guru membimbing siswa untuk berdo’a sebelum belajar, kemudian guru
menjelaskan tujuan pembelajaran. Selanjutnya, guru memberikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang bentuk tebak benda.
(38)
59
Setelah pendahuluan, dilanjutkan dengan kegiatan inti, dimana guru bertanya tentang ciri-ciri benda yang ada di sekitar siswa baik yang ada di sekolah maupun yang berada di rumah.
Selanjutnya, guru membagi siswa kedalam 4 kelompok. Kemudian guru membagikan lembar kerja yang diisi secara berkelompok. Setiap kelompok diminta untuk mengisi lembar kerja sesuai dengan pendeskripsian mengenai benda buah yang sudah di siapkan guru. Setelah lembar kerja selesai diisi dan dikumpulkan, kemudian guru membagikan buah-buah ke setiap kelompok.
Setiap anggota kelompok diminta untuk meyebutkan benda sesuai ciri-ciri benda yang diutarakan oleh guru. kelompok yang dapat menyebutkan benda terbanyak yang tentunya sesuai dengan pengkategorian, merekalah pemenangnya.
Setelah semua kelompok selesai mengkategorikan buah-buahan sesuai pendeskripsian, guru dan seluruh siswa kembali mengulang mendeskripsikan buah-buah tersebut.
Diakhir kegiatan ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dalam hal ini, siswa belajar ketika siswa bertanya kepada guru akan hal yang kurang mereka mengerti.
Ketika kegiatan inti telah dilasanakan, maka tibalah pada kegiatan penutup. Dalam kegiatan ini, sebagai umpan baliknya dari kegiatan sebelumnya, guru bertannya tentang materi yang baru saja dipelajari,
(39)
siswapun belajar untuk belajar kesantunan ketika siswa berkarakter baik dan bertanya kepada guru akan hal yang kurang mereka mengerti.
Selanjutnya, guru bertanya tentang aktivitas pembelajaran yang telah dilakukan, siswa dibimbing untuk mengetahui karakter-karakter seperti apa saja yang muncul dan apa manfaatnya. Di akhir, siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3) Refleksi IV
Dalam melakukan refleksi IV, guru mengkaji dan menganalisis pelaksanaan tindakan pada siklus IV dengan cara berupa LKS dan lembar observasi. Hasil refleksi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan yang dicapai dalam pembelajaran siklus IV. Peneliti
mengidentifikasi sejauh mana kemajuan-kemajuan yang telah dicapai maupun kekurangan-kekurangan atau hambatan apa yang masih dihadapi.
5). Siklus V
1) Perencanaan V
Perencanaan tindakan pada siklus V ini merupakan hasil dari refleksi yang dilakukan pada akhir siklus IV. Kegiatan pembelajaran siklus V dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2012 selama dua jam (2x35 menit) yaitu mulai pukul 12.30 WIB sampai dengan pukul 13.40, dengan banyak siswa yang hadir yaitu sebanyak 25 orang. Materi pokok dari tindakan ini adalah memantapkan materi yang telah dipelajari mulai dari siklus I tindakan 1 sampai dengan Siklus V mengenai mnegenal sifat benda dan kegunaannya. Keterampilan IPA yang dikembangkan adalah
(40)
61
melakukan pengamatan dan mengkomunikasikan hasil pengamatan yang dikembangkan.
Pada pelajaran IPA siswa menceritakan menceritakan fungsi dan kegunaan benda yang ada di dalam kelas, pelajaran B. Indonesia: Menulis kalimat secara benar dengan menggunakan huruf tegak bersambung, SBK: Mengelompokkan berbagai jenis: bidang, warna, dan bentuk pada benda tiga dimensi di alam sekitar. Pada siklus V kali ini guru tidak memerlukan media dan alat pembelajaran secara langsung, namun pada kesempatan ini siswa akan diajak untuk mengamati benda-benda yang ada di lingkungan sekolah secara menyeluruh. Dengan metode seperti ini siswa diajak untuk berimajinasi, mengasah kreativitas dan mengasah kepekaannya akan lingkungan sekitar.
2) Tindakan V
Tindakan V merupakan implementasi dari serangkaian kegiatan yang telah diperbaiki untuk mengatasi masalah pada siklus IV yang belum tuntas. Pada Dalam tahap ini guru melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat. Diawali dengan kegiatan pendahuluan dimana guru membimbing siswa untuk berdo’a sebelum belajar, kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Selanjutnya, guru memberikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang bentuk tebak benda. Setelah pendahuluan, dilanjutkan dengan kegiatan inti, dimana guru bertanya tentang kegunaan benda benda yang ada di sekitar siswa baik yang ada di sekolah maupun yang berada di rumah.
(41)
Selanjutnya, guru membagi siswa kedalam 4 kelompok. Kemudian guru membagikan lembar kerja yang diisi secara berkelompok. Setiap kelompok diminta untuk mengisi lembar kerja sesuai dengan pendeskripsian mengenai benda yang sudah di siapkan guru. Setelah lembar kerja selesai diisi dan dikumpulkan, setiap anggota kelompok diminta untuk meyebutkan benda sesuai benda yang diutarakan oleh guru. kelompok yang dapat menyebutkan benda terbanyak yang tentunya sesuai dengan pengkategorian, merekalah pemenangnya.
Setelah semua kelompok selesai mengkategorikan benda-benda sesuai pendeskripsian, guru dan seluruh siswa kembali mengulang mendeskripsikan benda-benda tersebut.
Diakhir kegiatan ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dalam hal ini, siswa belajar ketika siswa bertanya kepada guru akan hal yang kurang mereka mengerti.Ketika kegiatan inti telah dilasanakan, maka tibalah pada kegiatan penutup. Dalam kegiatan ini, sebagai umpan baliknya dari kegiatan sebelumnya, guru bertannya tentang materi yang baru saja dipelajari, siswa pun belajar untuk belajar kesantunan ketika siswa berkarakter baik dan bertanya kepada guru akan hal yang kurang mereka mengerti.
Selanjutnya, guru bertanya tentang aktivitas pembelajaran yang telah dilakukan, siswa dibimbing untuk mengetahui karakter-karakter seperti apa saja yang muncul dan apa manfaatnya. Diakhir, siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Pada siklus
(42)
63
V juga akan dilakukan observasi menyangkut aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, sama seperti pada siklus IV.
3) Refleksi V
Dalam melakukan refleksi V, guru mengkaji dan menganalisis pelaksanaan tindakan pada siklus V dengan cara mengidentifikasi sejauh mana kemajuan-
kemajuan yang telah dicapai maupun kekurangan-kekurangan atau hambatan apa yang masih dihadapi melaui LKS . Hasil dari refleksi V dapat disimpulkan apakah sudah sesuai dengan tujuan penelitian tindakan kelas atau masih perlu diadakan perbaikan kembali.
C. Penjelasan Istilah
Penjelasan istilah dalam penelitian ini dapat di jelaskan sebagai berikut.
a) Penguasaan Konsep sains adalah kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep benda yang ada dalam kehidupan sehari-hari setelah kegiatan pembelajaran. Penguasaan konsep sains dapat diartikan sebagai kemampuan siswa dalam memahami makna secara ilmiah, baik konsep secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Dahar, 2003: 4). Adapun konsep sains yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengenal sifat benda dan kegunaannya melalui pengamatan perubahan bentuk benda.
b) Karakter adalah tabiat, yaitu perangai atau perbuatan yang selalu dilakukan atau kebiasaan aktivitas siswa pada saat pembelajaran yang benar-benar terwujud yang di batasi pada kegiatan berkerjasama, mandiri, tanggung jawab, disiplin, dan bertanya.
(43)
c) Pembelajaran Berbasis Bimbingan adalah upaya pendidik, khususnya dalam menstimulasi dan memfasilitasi proses belajar anak supaya berkembang secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan prinsip-prinsip bimbingan. Adapun aspek-aspek pembelajaran berbasis bimbingan meliputi : tujuan pembelajaran, materi kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran, hubungan dan cara interaksi guru dengan anak, perhatian dan perlakuan khusus terhadap anak yang memerlukan, penilaian pembelajaran, penyediaan dan penggunaan media dan alat perlengkapan pembelajaran, penataan dan pengelolaan kelas, serta hubungan dan kerjasama dengan orang tua. (Solehuddin:76:2009)
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi yang digunakan untuk mengamati pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Bimbingan dalam mengembangkan penguasaan konsep sains dan karakter belajar anak SDN. Instrumen penelitian pendukung yang digunakan adalah pedoman wawancara dengan guru SD, dan telaah dokumentasi terkait dengan program pembelajaran.
Berdasarkan kisi-kisi penelitian dikembangkan alat penelitian yang berkenaan dengan penguasaan konsep sains dan karakter belajar siswa.. Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen yang berupa lembar observasi, lembar kerja siswa (LKS), dan wawancara.
(44)
65
1. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan peneliti untuk mengobservasi guru dan siswa dalam penelitian ini, berfungsi sebagai bahan untuk menemukan masalah yang terdapat dalam penelitian yang berhubungan dengan proses pembelajaran berbasis bimbingan, kondisi atau interaksi belajar mengajar, tingkah laku siswa, dan penguasaan konsep sains siswa.
TABEL 3.1
Kisi-kisi Pedoman Observasi
Penguasaan Konsep Sains STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI RESFONDEN
Benda dan sifatnya Mengenal sifat benda dan kegunaannya melalui pengamatan perubahan bentuk benda
1.1 Menidentifikasi benda yang ada di lingkungan sekitar berdasarkan cirinya melalui pengamat
Menceritakan bentuk benda yang ada di lingkungan kita. Membandingkan benda menurut
ukurannya
Membedakan warna-warna benda
Menentukan benda berdasarkan rasanya.
Anak
1.2Mengenal benda yang dapat diubah bentuknya
Mengelompokkan benda menurut bentuknya
Menjelaskan berbagai benda menurut ukurannya
Menceritakan hasil pengamatan terhadap benda menurut warnanya
Membedakan benda menurut baunya
Mengelompokkan benda menurut rasanya. 1.3 mengidentifikasi
kegunaaan benda di lingkung sekitar
Membandingkan bentuk benda Menjelaskan kegunaan
benda-benda di dalam rumah Menceritakan fungsi-fungsi
benda yang ada di dalam kelas Menggambar benda
(45)
Untuk mengetahui perubahan karakter belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan dalam penelitian kali ini, maka dibautlah instrumen penelitian karakter belajar seperti yang tergambar pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Instrumen Karakter Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah
Variabel Sub Variabel Indikator
Karakter 1. Disiplin Tindakan yang menunjukkan karakter tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 2. Kerja keras Karakter yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaikbaiknya.
3. Tanggung Jawab Sikap dan karakter seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
4. Gemar Bertanya Tindakan yang menunjukkan rasa ingin tahu yang besar .
5. Kerjasama Karakter yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya mampu menjalin hubungan dengan orang lain dalam melaksanakan tindakan dan pekerjaan Sumber : Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional (2010)
Berikut ini merupakan instrumen pedoman observasi pembelajaran berbasis bimbingan lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.2 yang mengutip dari Solehuddin (2009)
Tabel 3.3
Aspek-Aspek dan Karakteristik Pembelajaran Berbasis Bimbingan
No. Aspek dan Karakteristik Pembelajaran
A. Arah Sasaran dan Isi Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran a. Terarah ke pengembangan segenap aspek perkembangan dan
belajar anak secara optimal dan seimbang.
b.Selaras dengan taraf perkembangan dan karakteristik individual anak serta nilai-nilai dan norma-norma yang dianut.
c. Terarah baik ke pencapaian hasil belajar maupun ke pengembangan proses (sikap, keterampilan, dan motivasi) belajar yang positif.
2. Materi Kegiatan Pembelajaran a. Komprehensif dan terpadu.
(46)
67
d.Emergent dengan mengakomodasi pengalaman-pengalaman
anak secara kontekstual sehingga bermakna bagi anak. B. Perlakuan terhadap Anak
3. .
Metode Pembelajaran a. Persiapan pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan
latar belakang dan kemajuan belajar anak.
b.Pembelajaran diimplementasikan secara terpadu melalui berbagai tema, proyek, atau aktivitas.
c. Guru dan anak sama-sama aktif dalam pembelajaran; guru aktif memfasilitasi kegiatan belajar anak dan anak aktif melakukan berbagai aktivitas belajar secara langsung baik secara fisik dan mental.
d.Menyediakan sejumlah alternatif kegiatan belajar yang dapat dipilih oleh anak.
e. Menyediakan kesempatan dan mendorong anak untuk berinteraksi baik dengan guru dan teman.
f. Menggunakan bermain sebagai sarana penting dalam pembelajaran
4. Hubungan dan Cara Interaksi Guru
dengan Anak
a. Menghargai setiap pribadi anak tanpa kecuali b. Berhubungan secara hangat dengan anak c. Bersikap terbuka terhadap anak
d. Memperlakukan anak secara wajar dan tidak berlebihan e. Memberi keleluasaan kepada anak untuk berinisiatif, terlibat
aktif, dan berkreasi dalam proses pembelajaran
f. Memberi dukungan positif terhadap upaya belajar anak.
g. Menanggapi karakter anak secara logis sesuai dengan taraf berpikir anak.
h. Memperhatikan dan menghargai pendapat dan prakarsa anak i. Berupaya memahami cara berpikir dan sudut pandang anak. j. Responsif terhadap pengalaman-pengalaman emosional
anak.
5. Perhatian dan Perlakuan Khusus
terhadap Anak yang Memerlukan
a. Memperhatikan kekhasan pribadi dan karakter anak. b. Berupaya memahami faktor penyebab terjadinya masalah
atau prilaku anak yang tidak tepat.
c. Berupaya menyesuaikan kegiatan pembelajaran dengan anak yang cenderung belajar lebih lambat dan/atau lebih cepat.
d. Memberikan perhatian dan perlakuan tertentu (yang mendukung perkembangan dan belajar anak) terhadap anak yang memerlukan.
6. Penilaian Pembelajaran a. Dimaksudkan baik untuk mengetahui kemajuan maupun
untuk meningkatkan kualitas perkembangan dan belajar anak.
b.Bersifat menyeluruh sesuai dengan area perkembangan dan belajar anak.
c. Menggunakan teknik yang bervariasi dengan penekanan pada penggunaan teknik observasi.
(47)
e. Melibatkan anak sebagai subjek pelaku penilaian. f. Melibatkan orang tua sebagai sumber informasi dalam
penilaian. C. Pengelolaan Ruang dan
Alat-perlengkapan Belajar
7. Penyediaan dan Penggunaan Media
dan Alat-perlengkapan Pembelajaran
Menggunakan alat dan perlengkapan pembelajaran yang selaras dengan tingkat perkembangan, kapasitas belajar, dan konteks sosio-kultural anak.
Menggunakan alat dan perlengkapan pembelajaran yang bervariasi dan membeiikan peluang kepada anak untuk memilih. Menggunakan alat dan perlengkapan pembelajaran yang menarik bagi anak.
Menggunakan alat dan perlengkapan pembelajaran yang tidak membahayakan fisik dan kesehatan.
Mengatur cara pemakaian peralatan pembelajaran dengan memperhatikan pendapat anak.
Memperkenalkan peralatan baru kepada anak.
8. Penataan dan Pengelolaan Kelas Penataan kelas memungkinkan anak untuk belajar secara
individual, berkelompok, dan klasikal.
Menyusun jadwal kegiatan harian secara logis dan seimbang berdasarkan kepentingan pembelajaran.
Meminimalkan waktu menunggu bagi anak. Melibatkan anak dalam merumuskan tata tertib.
Menetapkan batasan-batasan karakter anak secara sederhana dan diberlakukan secara konsisten.
D. Pelibatan Orang Tua dalam Pembelajaran
9. Hubungan dan Kerjasama dengan
Orang tua
Memperlakukan orang tua sebagai mitra yang sejajar dalam mendidik anak
Memperhatikan harapan-harapan dan preferensi-preferensi orang tua tentang anaknya
Berupaya memperoleh dan menerima masukan-masukan dari orang tua tentang kemajuan perkembangan dan belajar anak. Bertukar pikiran dengan orang tua tentang cara memfasilitasi aktivitas belajar.
Memberi peluang dan mengajak orang tua untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar.
(48)
69
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS yang digunakan dalam penelitian ini berupa tugas yang harus dikerjakan siswa secara berkelompok, merupakan laporan kegiatan pengamatan yang berisi jawaban setelah melakukan pengamatan.
3. Wawancara
Dalam hal ini, wawancara dilakukan secara spontan dan apabila diperlukan. Jadi tidak ada patokan khusus dalam melakukan wawancara.
E. Teknik Pengumpulan Data
Uraian lengkap dari teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Observasi
Observasi dilakukan secara langsung yakni peneliti hadir secara fisik dan memantau Pembelajaran Berbasis Bimbingan secara langsung. Observasi dilakukan dengan mengamati karakter guru dalam pembelajarandan penguasaan konsep sains dan karakter anak yang ditampilkan dalam aktivitas pembelajaran berbasis bimbingan. Cara ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang akurat, faktual sesuai dengan konteksnya.
Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan cara deskriptif mengingat pendekatan penelitiannya berbentuk kualitatif. Melalui observasi dapat diketahui; proses kegiatan pembelajaran, termasuk proses interaksi guru dengan siswa dalam pembelajaran, sikap atau karakter belajar siswa, masalah-masalah yang dialami dalam pembelajaran, proses perubahan yang terjadi dalam
(49)
pembelajaran, dan karakter yang ditampilkan anak setelah adanya proses bimbingan.
2. Wawancara
Penggunaan teknik wawancara dalam pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menggali berbagai informasi yang berkenaan dengan pandangan, tanggapan, atau penjelasan lebih jauh dari responden tentang kegiatan dan peristiwa tertentu yang terkait dengan objek penelitian. Wawancara dilakukan terutama pada guru, kepala sekolah, dan dengan orang tua. Wawancara pada umumnya dilakukan pada suasana informal dengan pertanyaan-pertanyaan spontan saat atau segera setelah kegiatan berlangsung diajukan kepada responden bila ditemukan peristiwa atau fenomena yang terkait dengan penelitian.
3. Format catatan lapangan
Catatan lapangan adalah Catatan informasi tentang aspek-aspek perkembangan yang muncul pada saat pembelajaran yang terkait dengan tindakan. Catatan lapangan ini diharapkan menjadi data yang lengkap dalam memotret ketercapaian penguasaan konsep sains dan karakter siswa. Format catatan lapangan yang digunakan peneliti sebagai berikut:
Tabel 3.4 Catatan Lapangan
FORMAT CATATAN LAPANGAN Siklus :
Hari / Tanggal : Sub Tema :
Waktu Aspek
perkembangan
DESKRIPSI INTERPRETASI
1 – 10menit 10 – 20 menit
(50)
71
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan untuk menjaring informasi yang tersedia dalam bentuk dokumen. Informasi tersebut berupa program pembelajaran (kurikulum, silabus dan buku sumber yang digunakan), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), jadwal pembelajaran, buku daftar kelas, buku daftar nilai, hasil belajar siswa, catatan kejadian-kejadian penting yang bersifat pedagogis (catatan kegiatan siswa), dan catatan perkembangan anak yang berkebutuhan khusus.
F. Analisis Data
Analisis data penelitian merupakan langkah penting setelah pengumpulan data karena kemungkinan peneliti memberikan makna terhadap data yang dikumpulkannya. Analisis data merupakan tahap penting karena peneliti dihadapkan pada data yang beraneka ragam.
Dalam penelitian tindakan kelas, proses analisis data dilakukan sejalan dengan kegiatan tindakan yang dilakukan, sehingga analisis data berlangsung dari awal sampai akhir pelaksanaan kegiatan tindakan.
30 – 40 menit 40 – 50 menit 50 – 60 menit 60 – 70 menit 70 – 80 menit 80 – 90 menit 90 – 100 menit 100 – 110 menit 110 – 120 menit 120 – 130 menit 130 – 140 menit 140 – 150 menit
(51)
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan terhadap data-data yang terkumpul melalui hasil lembar kerja siswa, lembar observasi dan wawancara tidak terstruktur. Untuk dapat memperoleh hasil yang sesuai sehingga data-data tersebut dapat dianalisis, berdasar pada teknik-teknik pengumpulan data yang ada, awalnya peneliti memilah dan memilih data-data mana saja yang sesuai dengan bahan penelitian, kemudian membuang data yang dirasa kurang cocok untuk dijadikan data penelitian, selanjutnya menggolongkan dan memaknai data untuk dapat dianalisis. Setelah data dianalisis, dilanjutkan dengan pengolahan data.
1. Analisis Data Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif kali ini, data diperoleh dari hasil analisis mengenai aspek-aspek pembelajaran berbasis bimbingan, catatan lapangan, dan lembar kegiatan siswa.
Adapun langkah-langkah analisis yang dilakukan penulis yang mengutip model Miles & Hubberman (1992: 20) yang meliputi : reduksi data, dengan awalnya penulis memilah data-data penting, relevan, dan bermakna dari sumber data di atas; sajian deskriptif, dimana penulis menarasikan, data-data tersebut dengan alur sajian yang sistematis dan logis; penyimpulan dari hasil yang disajikan.
2. Analisis Data Kuantitatif
Selain menggunakan analisis data kualitatif, juga diperlukan pendekatan kuantitaif. Mengenai pendekatan kuantitaif, Sugiyono ( 2009: 7 ) menyatakan
bahwa: “data kuantitatif berbentuk angka-angka dan analisis menggunakan
(52)
73
pengamatan keterampilan berbahasa indonesia dan perubahan karakter yang terjadi di dalamnya dengan cara penskoran. Kemudian, data kuantitatif dianalisis dengan melibatkan penggunaan ststistik sederhana yang dianalisis dengan menggunakan teknik persentase dan rata-rata untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam pembelajaran berbasis bimbingan untuk meningkatkan keterampilan bahasa siswa dari siklus satu ke siklus berikutnya.
Dalam menganalisis data kuantitatif, peneliti melakukan langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut: Pertama, peneliti menghitung chek list terdahadap hasil penilaian pada keterampilan berbahasa dan perilakku siswa. Kemudian, peneliti menjumlahkan jawaban chek list yang ada untuk setiap jawaban. Setelah itu, peneliti menghitung rata-rata dan persentase dari jumlah data yang ada. Selanjutnya, semua data yang masuk berdasarkan data penelitian yang telah diperiksa dilakukan kategorisasi. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel atau garfik.
(53)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan
Sejalan dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Penguasaan konsep sains dan karakter siswa kelas 1 di SDN Kebon Gedang
masih rendah dan perlu peningkatan.
2. Proses pembelajaran penguasaan konsep sains dan pengembangan karakter siswa menunjukkan peningkatan setelah siklus penelitian.
3. Pembelajaran berbasis bimbingan dapat mengembangkan penguasaan konsep sains dan karakter siswa. Hal ini ditandai dengan semakin meningkat penguasaan konsep dan karakter siswa pada setiap siklus
4. Pembelajaran berebasis bimbingan dapat menumbuhkan karakter disiplin, tanggung jawab, gemar bertanya, kerjakeras, kerjasama, tujuan dan materi pembelajaran, perlakuan guru terhadap anak semakin menarik, adanya hubungan dan cara interaksi yang baik antara guru dan anak, penilaian pembelajaran secara menyeluruh yang sesuai dengan perkembangan anak.
(54)
144
B. Rekomendasi
Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian dapat dirumuskan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Guru perlu merencanakan pembelajaran dengan lebih matang sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis bimbingan. Selain itu, guru juga diharapkan merancang RPP yang menarik siswa dalam belajar, sehingga dapat membantu siswa serta berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
b. Guru hendaknya mengutamakan pembelajaran secara interaktif, dan menyajikan kegiatan yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari anak, sehingga pembelajaran berbasis bimbingan tersebut akan lebih bermakna bagi siswa.
c. Pembelajaran berbasis bimbingan dapat menjadi inovasi guru dalam proses pembelajaran, karena desain pembelajaran diselaraskan dengan karakteristik siswa, dapat memacu semangat siswa dalam belajar, sekaligus mengembangkan penguasaan konsep sains dan karakter belajar siswa.
2. Peneliti selanjutnya
a. Agar penelitian semakin akurat, maka peneliti selanjutnya dapat menggunakan pendekatan kuantitatif atau melaui studi kasus dalam perspektif diagnostic dan pengajaran remedihal.
(55)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rieneka Cipta.
Agustian (2007) Pengembangan Karakter. Bandung PT. Erlangga Aqib, Z. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
BPTP Disdik Jabar, (2004) Pengantar Praktik Penilaian Pembelajaran Sains.Bandung: Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan Disdik Jabar.
BPTP Disdik Jabar, (2004)Penilaian Sikap dan Kerja Siswa. Bandung: BalaiPengembangan Teknologi Pendidikan Disdik Jabar.
Bredekamp, S. And Copple, C (Eds.) (1997) Developmentally Appropriate Practice In Early Childhood Programs. Revised Edition. Washington, D.C.:NAEYC
Chaedar A (2006) Pokoknya Kualitatif . Jakarta, Pustaka Jaya Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta : PT. Erlangga
Darmodjo, H. Sn Jenny R.E. Kaligis. (1993). Pendidikan IPA. Jakarta : Depdikbud.
Dawn Quist, (2000) Primary Teaching Methods : Macmilan
Depdiknas,(2006).Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kerangka Dasar. Jakarta: Pusat Kurikulum.
Depdiknas, (2006). KTSP: Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPASekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Kurikulum.
Depdiknas, (2003).Pelayanan Profesional Kurikulum 2004: Kegiatan Belajar Mengajar Yang Efektif. Jakarta: Pusat Kurikulum.
Depdiknas, (2004) Pelayanan Profesional Kurikulum 2004: Penilaian Kelas.Jakarta: Pusat Kurikulum.
Depdikbud, (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
(56)
146
Edi Hendri M, (2006). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Bandung Naskah Buku Ajar untuk UPI Press
Edi Hendri M, (2009). Konsep Dasar IPA. Bandung Naskah Buku Ajar untuk UPI Press
Hendri Mulyana, E. (2006). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Bandung Naskah Buku Ajar untuk UPI Press.
Hendri Mulyana, E. dkk. (2005). Metodologi Pembelajaran Sains di Sekolah
Dasar, Tasikmalaya Naskah Buku Ajar untuk UPI Press.
Hildayani, R. (2005). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hurlock, B.E. (1978). Perkembangan Anak, Edisi keenam Penerjemah Muslidah Zarkasih Jakarta: Penerbit Erlangga.
Irianto, D. dan Margaretha, S.Y. (2008). Pendidikan IPA Di Sekolah Dasar. Bandung : UPI.
Kasbolah, K. (1999).Penelitian Tindakan Kelas (PTK ).Jakarta: DepdikbudDirjen Dikti.
Kartadinata, S (2000) Pendidikan Untuk Mengembangkan Sumber Daya Manusia
Bermutu Memasuki Abad XXI: Implikasi Bimbingannya”.
Psikopedagogia. 1,(1), 1-12.
Kartadinata,S and Dantes, N.(1997).Landasan-Landasan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Diten Dikti Depdikbud
Kellough, R.D.at al.(1996) integrating mathematics and science. Englewood chliffs, N.J.: Prentice-Hall, Inc.
Makmun (1995) Perkembangan Anak. Bandung Remaja Rosdakarya
Moleong, J.L. (1989). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution, H.N. (1999). Pendidikan IPA di SD. Jakarta : Universitas Terbuka Natawidjaja, R. (1988) Peranan Guru Dalam Bimbingan Di Sekolah. Bandung
(57)
Pritchard (1988)
Project 2061 (1993) Benchmarks for science literancy : American Association for the advancement of science
Rustaman (2005) Pengembangan Konsep di SD : Bandung, Remaja Rosdakarya Santrock, J.W. (2007). Life Span Development, Perkembangan Masa Hidup, Edisi
Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Solehuddin, M. (2000). Konsep Dasar Pendidikan Pra Sekolah. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan UPI Bandung.
Solehuddin (2009) Pemberdayaan Taman Kanak-Kanak Kurang Beruntung Melalui Pembelajaran Berbasis Bimbingan Disertasi , UPI Bandung Sumaya (2004) Sains di SD. Bandung, Erlangga
Suyanto (2009) Nila-Nilai Karakter Anak. Jakarta
Taufiq Agus (2007) Bimbingan Kelompok di SD, Bandung PPB UPI Bandung Wardani,I.G.A.Kdkk(2007)Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PusatPenerbitan
(1)
73
Yuni Indriyani, 2013
Mengembangkan Penguasaan Konsep Sains Dan Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Bimbingan
pengamatan keterampilan berbahasa indonesia dan perubahan karakter yang terjadi di dalamnya dengan cara penskoran. Kemudian, data kuantitatif dianalisis dengan melibatkan penggunaan ststistik sederhana yang dianalisis dengan menggunakan teknik persentase dan rata-rata untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam pembelajaran berbasis bimbingan untuk meningkatkan keterampilan bahasa siswa dari siklus satu ke siklus berikutnya.
Dalam menganalisis data kuantitatif, peneliti melakukan langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut: Pertama, peneliti menghitung chek list terdahadap hasil penilaian pada keterampilan berbahasa dan perilakku siswa. Kemudian, peneliti menjumlahkan jawaban chek list yang ada untuk setiap jawaban. Setelah itu, peneliti menghitung rata-rata dan persentase dari jumlah data yang ada. Selanjutnya, semua data yang masuk berdasarkan data penelitian yang telah diperiksa dilakukan kategorisasi. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel atau garfik.
(2)
143
Yuni Indriyani, 2013
Mengembangkan Penguasaan Konsep Sains Dan Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Bimbingan
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan
Sejalan dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Penguasaan konsep sains dan karakter siswa kelas 1 di SDN Kebon Gedang
masih rendah dan perlu peningkatan.
2. Proses pembelajaran penguasaan konsep sains dan pengembangan karakter siswa menunjukkan peningkatan setelah siklus penelitian.
3. Pembelajaran berbasis bimbingan dapat mengembangkan penguasaan konsep sains dan karakter siswa. Hal ini ditandai dengan semakin meningkat penguasaan konsep dan karakter siswa pada setiap siklus
4. Pembelajaran berebasis bimbingan dapat menumbuhkan karakter disiplin, tanggung jawab, gemar bertanya, kerjakeras, kerjasama, tujuan dan materi pembelajaran, perlakuan guru terhadap anak semakin menarik, adanya hubungan dan cara interaksi yang baik antara guru dan anak, penilaian pembelajaran secara menyeluruh yang sesuai dengan perkembangan anak.
(3)
144
Yuni Indriyani, 2013
Mengembangkan Penguasaan Konsep Sains Dan Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Bimbingan
B. Rekomendasi
Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian dapat dirumuskan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Guru perlu merencanakan pembelajaran dengan lebih matang sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis bimbingan. Selain itu, guru juga diharapkan merancang RPP yang menarik siswa dalam belajar, sehingga dapat membantu siswa serta berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
b. Guru hendaknya mengutamakan pembelajaran secara interaktif, dan menyajikan kegiatan yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari anak, sehingga pembelajaran berbasis bimbingan tersebut akan lebih bermakna bagi siswa.
c. Pembelajaran berbasis bimbingan dapat menjadi inovasi guru dalam proses pembelajaran, karena desain pembelajaran diselaraskan dengan karakteristik siswa, dapat memacu semangat siswa dalam belajar, sekaligus mengembangkan penguasaan konsep sains dan karakter belajar siswa.
2. Peneliti selanjutnya
a. Agar penelitian semakin akurat, maka peneliti selanjutnya dapat menggunakan pendekatan kuantitatif atau melaui studi kasus dalam perspektif diagnostic dan pengajaran remedihal.
(4)
145
Yuni Indriyani, 2013
Mengembangkan Penguasaan Konsep Sains Dan Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Bimbingan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rieneka Cipta.
Agustian (2007) Pengembangan Karakter. Bandung PT. Erlangga Aqib, Z. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
BPTP Disdik Jabar, (2004) Pengantar Praktik Penilaian Pembelajaran Sains.Bandung: Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan Disdik Jabar.
BPTP Disdik Jabar, (2004)Penilaian Sikap dan Kerja Siswa. Bandung: BalaiPengembangan Teknologi Pendidikan Disdik Jabar.
Bredekamp, S. And Copple, C (Eds.) (1997) Developmentally Appropriate Practice In Early Childhood Programs. Revised Edition. Washington, D.C.:NAEYC
Chaedar A (2006) Pokoknya Kualitatif . Jakarta, Pustaka Jaya Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta : PT. Erlangga
Darmodjo, H. Sn Jenny R.E. Kaligis. (1993). Pendidikan IPA. Jakarta : Depdikbud.
Dawn Quist, (2000) Primary Teaching Methods : Macmilan
Depdiknas,(2006).Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kerangka Dasar. Jakarta: Pusat Kurikulum.
Depdiknas, (2006). KTSP: Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPASekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Kurikulum.
Depdiknas, (2003).Pelayanan Profesional Kurikulum 2004: Kegiatan Belajar Mengajar Yang Efektif. Jakarta: Pusat Kurikulum.
Depdiknas, (2004) Pelayanan Profesional Kurikulum 2004: Penilaian Kelas.Jakarta: Pusat Kurikulum.
Depdikbud, (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
(5)
146
Yuni Indriyani, 2013
Mengembangkan Penguasaan Konsep Sains Dan Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Bimbingan
Edi Hendri M, (2006). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Bandung Naskah Buku Ajar untuk UPI Press
Edi Hendri M, (2009). Konsep Dasar IPA. Bandung Naskah Buku Ajar untuk UPI Press
Hendri Mulyana, E. (2006). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Bandung Naskah Buku Ajar untuk UPI Press.
Hendri Mulyana, E. dkk. (2005). Metodologi Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar, Tasikmalaya Naskah Buku Ajar untuk UPI Press.
Hildayani, R. (2005). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hurlock, B.E. (1978). Perkembangan Anak, Edisi keenam Penerjemah Muslidah Zarkasih Jakarta: Penerbit Erlangga.
Irianto, D. dan Margaretha, S.Y. (2008). Pendidikan IPA Di Sekolah Dasar. Bandung : UPI.
Kasbolah, K. (1999).Penelitian Tindakan Kelas (PTK ).Jakarta: DepdikbudDirjen Dikti.
Kartadinata, S (2000) Pendidikan Untuk Mengembangkan Sumber Daya Manusia
Bermutu Memasuki Abad XXI: Implikasi Bimbingannya”.
Psikopedagogia. 1,(1), 1-12.
Kartadinata,S and Dantes, N.(1997).Landasan-Landasan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Diten Dikti Depdikbud
Kellough, R.D.at al.(1996) integrating mathematics and science. Englewood chliffs, N.J.: Prentice-Hall, Inc.
Makmun (1995) Perkembangan Anak. Bandung Remaja Rosdakarya
Moleong, J.L. (1989). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution, H.N. (1999). Pendidikan IPA di SD. Jakarta : Universitas Terbuka Natawidjaja, R. (1988) Peranan Guru Dalam Bimbingan Di Sekolah. Bandung
ABARDIN
(6)
Yuni Indriyani, 2013
Mengembangkan Penguasaan Konsep Sains Dan Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Bimbingan
Pritchard (1988)
Project 2061 (1993) Benchmarks for science literancy : American Association for the advancement of science
Rustaman (2005) Pengembangan Konsep di SD : Bandung, Remaja Rosdakarya Santrock, J.W. (2007). Life Span Development, Perkembangan Masa Hidup, Edisi
Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Solehuddin, M. (2000). Konsep Dasar Pendidikan Pra Sekolah. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan UPI Bandung.
Solehuddin (2009) Pemberdayaan Taman Kanak-Kanak Kurang Beruntung Melalui Pembelajaran Berbasis Bimbingan Disertasi , UPI Bandung Sumaya (2004) Sains di SD. Bandung, Erlangga
Suyanto (2009) Nila-Nilai Karakter Anak. Jakarta
Taufiq Agus (2007) Bimbingan Kelompok di SD, Bandung PPB UPI Bandung Wardani,I.G.A.Kdkk(2007)Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PusatPenerbitan