UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENAM MELALUI KONSEP BERMAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS IV DI SDN CISITU 1.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENAM MELALUI KONSEP BERMAIN DI SDN

CISITU 1

(Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas IV di SDN Cisitu 1

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Olahraga

Oleh Nurma Afriliani

0903917

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

UPAYA MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN SENAM MELALUI

KONSEP BERMAIN DI SDN CISITU 1

Oleh Nurma Afriliani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan


(3)

© Nurma Afriliani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu NURMA AFRILIANI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENAM MELALUI KONSEP BERMAIN DI SDN

CISITU 1

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Helmy Firmansyah, M.Pd NIP. 197912282005011002

Pembimbing II

Sufyar Mudjianto, M.Pd NIP. 197503222008011005

Mengetahui: Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani

Drs. Andi Suntoda, M.Pd NIP. 195806201986011002


(5)

Nurma Afriliani (2013). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1. Pembimbing I Helmy Firmansyah, M.Pd. Pembimbing II Sufyar Mudjianto, M.Pd.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa efektif kah pembelajaran dengan pemberian konsep bermain terhadap peningkatan hasil belajar siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran senam lantai di SDN Cisitu 1 kota. Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas. Berdasarkan hasil observasi kelas sebelumnya ditemukan bahwa permasalahan yang terjadi adalah materi pembelajaran senam yang kurang menarik cenderung siswa merasa bosan dan takut sehingga membuat siswa kurang antusias terhadap pembelajaran senam, yang mengakibatkan hasil belajar nya kurang baik. Maka dari itu upaya pemecahan masalah dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) perencanaan tindakan (planning) yang meliputi kegiatan analisis faktor penyebab dan penetapan aksi, (2) pelaksanaan tindakan (acting), (3) pengumpulan data (observing), dan (4) refleksi yang berupa analisis efektivitas tindakan. Serangkaian kegiatan ini merupakan satu siklus.. Peneliti merumuskan tindakan untuk menggabungkan konsep bermain didalam pembelajaran senam lantai dengan melakukan tindakan tersebut diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat. Berdasarkan analisis data selama siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa: hasil belajar siswa meningkat dilihat dari tes keterampilan senam (52,3%-81,1%) dan jumlah siswa yang senang terhadap pembelajaran senam meningkat (73,5% - 88,2%).


(6)

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

EFFORTS TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES IN THE CONCEPT OF LEARNING THROUGH PLAY GYMNASTIC AT STUDENT GRADE IV AT SDN CISITU 1 Pembimbing I Helmy Firmansyah, M.Pd. Pembimbing II Sufyar Mudjianto, M.Pd.

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine how effective was learning to play the concept of giving to improving student learning outcomes to be directly involved in learning gymnastics floor at SDN Cisitu 1 Bandung City . The method used in this study is a classroom action research method. Based on classroom observations previously found that the issues raised are learning materials that are less attractive gymnastics students tend to get bored and afraid to make students less enthusiastic towards learning gymnastics , which resulted in unfavorable results of his study . Thus the problem-solving effort is done with the following steps:

1. Action planning ( planning), which includes the analysis and determination of the causes of action.

2. The implementation of the action ( acting ). 3. Data collection ( observing ).

4. Reflection in the form of analysis of the effectiveness of the action.

This series of events is a cycle. Propose measures to incorporate the concept of play in learning gymnastics floor with these actions are expected to increase student learning outcomes. Based on data analysis during cycle I and II can be concluded that The number of active student learning time increased ( 52.3 % -81.1 % ) and the number of students who like to study penjas increased ( 73.5 % - 88.2 % ).


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………..…..

KATA PENGANTAR ………...……

UCAPAN TERIMA KASIH ………...………..

DAFTAR ISI ………....…………...

DAFTAR TABEL ………....………

DAFTAR BAGAN ...

DAFTAR GAMBAR ………....……….

DAFTAR LAMPIRAN ...

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……….. B. Identifikasi Masalah ... C. Batasan Masalah ………...……. D. Rumusan Masalah ………...………..…………... E. Tujuan Penelitian ...……….…… F. Manfaat Penelitian ...………... G. Definisi Operasional …….………

BAB II TINJAUAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR dan HIPOTESIS TINDAKAN

A. Tinjauan Teoritis... 1. Hakikat Belajar ... 2. Hakikat Didaktik dan Metodik ... 3. Hakikat Senam ... 4. Penelitian Bermain ... B. Kerangka Berfikir ... C. Hipotesis Tindakan ...

i ii iii iv ix x xi xii 1 1 4 4 5 5 5 6 7 7 7 10 11 13 20 21


(8)

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Operational Penelitian ………..…………. B. Metode Penelitian …….…....……….………... C. Desain Penelitian …...………….…………. D. Subjek Penelitian/data dan sumber ... E. Rencana Tindakan Penelitian ... F. Instrumen dan Teknik Pengumpulan data ... G. Pelaksanaan Tindakan ... H. Teknik Analisis Data ...………...… I. Data dan Teknik Pengambilan………...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Setting Penelitian ...…………... B. Hasil Penelitian ………..……….

1. Pra Observasi ………...… 2. Siklus 1 Tindakan 1 ... 3. Siklus 1 Tindakan 2 ... 4. Siklus 2 Tindakan 1 ... 5. Siklus 2 Tindakan 2 ... C. Diskusi Penemuan...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ………..………...

B. Saran……..………..………...

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

22 22 23 27 24 25 28 33 36 37 38 38 38 38 42 46 51 57 62 66 66 66


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Belajar merupakan proses berkesinambungan yang berlangsung seumur hidup. Menurut Josep F. Callahan & Leonard H. Clark (1983:198) bahwa, walaupun belajar berlangsung seumur hidup, namun disadari bahwa tidak semua belajar dilakukan secara sadar. Belajar juga diartikan sebagai perolehan perubahan tingkah laku yang relatif permanen dalam diri seseorang mengenai pengetahuan atau tingkah laku karena adanya pengalaman, Seels & Rita (1994: 12).

Oleh peserta didik akan menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri. Dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap peserta didik mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik.

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Sedangkan Menurut Hamalik (2006:30), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi

Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah, dua


(10)

2

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a. Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian

b. Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

Pendidikan jasmani adalah proses belajar untuk bergerak, dan belajar melalui gerak. Dengan pengalaman tersebut akan terbentuk perubahan dalam aspek jasmani dan rohani anak. Menurut Cholik dan Lutan (1997: 13) bahwa pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang melibatkan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya. Artinya dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus mempertimbangkan keseluruhan kepribadian anak, sehingga pengukuran proses dan produk memiliki kedudukan yang sama penting. Aktivitas jasmani diartikan sebagai kegiatan peserta didik untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup kognitif, afektif dan sosial, sehingga melalui kegiatan pendidikan jasmani diharapkan anak didik dapat tumbuh dan berkembang sehat dan segar jasmaninya, serta perkembangan pribadinya secara harmonis.

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang menggunakan aktivitas jasmani melalui gerakan, permainan dan olahraga sebagai wahana untuk meningkatkan individu secara keseluruhan guna mencapai tujuan pendidikan nasional. Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah sebagai alat untuk mendidik dan


(11)

3

meningkatkan keterampilan: keterampilan fisik dan motorik, keterampilan berpikir dan memecahkan masalah, termasuk keterampilan emosional dan sosial. Bermain adalah kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan bekerja pada org dewasa, yang dapat menurunkan stres anak, belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dgn lingkungannya, belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.

Dengan sifat yang demikianlah, sebaiknya pembelajaran pendidikan jasmani dilaksanakan, sehingga hasil belajar anak untuk melanjutkan pembelajaran penjas dapat terjaga dan dapat terlihat. Lain halnya apabila pembelajaran dilakukan tanpa unsur bermain sama sekali, maka anak akan cepat bosan, lelah dan seenaknya terdahap pembelajaran , sehingga tujuan pembelajaran sulit untuk dicapai. Dalam meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani siswa, guru perlu meningkatkan kemampuan gerak siswa melalui pemberian mengulang kembali gerakan dasar yang belum dikuasai, bahan ajar yang bervariasi, metode yang menarik, serta memberikan berbagai macam permainan. Menciptakan suasana belajar yang kondusif sebagai upaya meningkatkan sikap siswa terhadap pendidikan jasmani. Berikan kesempatan kepada siswa yang terampil untuk memberikan contoh gerakan yang dikuasainya. Sebagai alat bantu belajar sehingga siswa merasa dihargai dan akan memudahkan siswa lain untuk belajar. Contoh yang baik adalah kinerja guru yang maksimal maka diharapkan akan timbul sikap yang positif dan menyenangi pendidikan jasmani.

Sebagai contoh dapat kita lihat dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar pada saat aktivitas pembelajaran senam. Sebagian besar para siswa malas dan mengeluh ketika pembelajaran senam, siswa memberikan berbagai macam alasan yang menerangkan bahwa senam menurut mereka adalah salah satu momok yang menakutkan karena membayangkan begitu sulitnya untuk melakukan berbagi macam gerakan dan rasa sakit yang akan dirasakan ketika akan melakukan aktivitas pembelajaran senam. Maka masalah-masalah itulah


(12)

4

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang menjadi permasalahan yang sangat menonjol karena mengakibatkan hasil belajar para siswa yang rendah.

Sebagai fasilitator guru harus berfikir keras untuk meyakinkan para siswa bahwa pembelajaran senam itu sangatlah menyenangkan dan tidak seperti yang mereka bayangkan sebelumnya. Guru harus memberikan arahan atau penjelasan mengenai aktivitas pembelajaran senam lantai secara bertahap. Guru wajib memberikan motivasi atau bentuk semangat untuk para peserta didik agar mereka mengikut sertakan dirinya didalam pembelajaran aktivitas senam. Guru harus mencari jalan keluar untuk menangani permasalahan yang terjadi di kelas tersebut dengan cara membentuk sebuah permainan untuk anak.

Dari pemaparan di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENAM MELALUI KONSEP BERMAIN DI SDN CISITU”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan dibahas di dalam latar belakang mengenai rendahnya hasil belajar siswa, maka masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Keterbatasan alat-alat pembelajaran.

2. Kurangnya keterampilan guru memberikan materi dalam rangka meningkatkan keaktifan belajar siswa.

3. Rendahnya hasil belajar siswa dilihat dari motivasi anak yang kurang. 4. Ketakutan untuk mencoba gerakan.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi tersebut diatas, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian masalah pembelajaran diatas adalah rendahnya hasil belajar belajar siswa dilihat dari aspek afektif, kognitif dan test keterampilan siswa yang kurang terhadap pembelajaran senam lantai.


(13)

5

D. Rumusan Masalah

Dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan banyak faktor yang mendukung terhadap tercapainya tujuan tersebut salah satunya yaitu dengan cara pemberian konsep bermain untuk meningkatkan hasil belajar siswa terlibat dalam pembelajaran. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat dirumuskan permasalahan: Apakah dengan pemberian konsep bermain dapat meningkatkan hasil belajar siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran senam lantai di SDN Cisitu 1 ?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa efektif kah pembelajaran dengan pemberian konsep bermain terhadap peningkatan hasil belajar siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran senam lantai di SDN Cisitu 1 kota. Bandung.

F. Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat : 1. Manfaat secara teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi lembaga-lembaga pendidikan terutama dalam pengoptimalan proses pembelajaran pendidikan jasmani untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani.

2. Manfaat secara praktis a. Manfaat bagi Guru

Penelitian ini di harapkan dapat mendorong guru untuk berfikir kreatif dengan berbagai macam permainan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa untuk mengikuti pembelajaran.

b. Manfaat bagi Siswa

Selain di harapkan bermanfaat untuk guru, penelitian ini di harapkan juga bermanfaat untuk siswa karena dengan pemberian konsep bermain


(14)

6

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pada pembelajaran maka siswa diharapkan dapat mengikuti pembelajaran senam lantai dengan senang dan tidak membosankan

c. Manfaat bagi Sekolah

Memberikan masukan kepada pihak sekolah agar menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan pada saat pembelajaran.

G. Definisi Operasional

Dalam penafsiran seseorang dalam suatu istilah sering kali berbeda-beda, sehingga dapat menimbulkan kekeliruan dalam pengertian. Untuk menghindari kekeliruan penafsiran dalam penulisan judul dan isinya penulis menggunakan beberapa istilah dalam penelitian :

1. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif, akan menekankan pada penyediaan sumber daya belajar.

2. Menurut Hamalik (2006:30), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

3. Senam lantai adalah salah satu bagian dari rumpun senam. Sesuai dengan istilahnya, maka gerakan-gerakan senam dilakukan di atas lantai yang beralaskan matras atau permadani. Senam lantai sering juga di sebut dengan senam bebas, sebab pada waktu melakukan gerakan tidak membawa alat atau menggunakan alat.

4. fisik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain , anak akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yg dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara. (Wong, 2000). Bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadarinya. (Miller dan Keong, 1983)


(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Operasional Penelitian

Mengkaji dan mengimplementasikan pembelajaran senam untuk meningkatkan hasil belajar.

B. Metode Penelitian

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu proses pencarian pemecahan terhadap masalah yang dihadapi. Pencarian pemecahan masalah tersebut dilakukan secara sistematis dengan menggunakan metode tertentu dan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Kegiatan pencarian pada penelitian bisa dibedakan berdasarkan metode pencarian atau sering disebut metode penelitian.

Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu

(classroom action research).Pemilihan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

didasarkan pada pertimbangan bahwa metode ini dapat memberikan informasi yang lebih dengan cara melakukan tindakan langsung sesuai dengan masalah di lapangan. Selain itu juga Dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) peneliti dapat mencermati suatu obyek dalam hal ini siswa, menggunakan pendekatan atau model pembelajaran tertentu untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran senam, khususnya senam lantai. Melalui tindakan yang sengaja dilakukan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam bentuk rangkaian siklus kegiatan. Dengan demikian perkembangan dalam setiap kegiatan dapat terpantau. Selain itu, dengan melakukan penelitian tindakan kelas ini, peneliti dapat memperbaiki praktik pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih berkualitas dan efektif. Secara sederhana Mulyasa (2009:10) penelitian tindakan kelas adalah “Penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik.”

Menurut Suharsimi Arikunto dalam Tukiran (2010 : 15) mengartikan bahwa : “penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap


(16)

23

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kegiatan belajar berupa tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.”

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian model John Elliott. Desain penelitian nya adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1

Desain PTK Model John Elliott (Susilo et al. 2008: 17)

Desain PTK dilaksanakan melalui beberapa tahap yang berdaur berupa siklus, meliputi : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan (Observasi), dan (4) refleksi. Keempat tahap tersebut merupakan suatu putaran yang disebut siklus.

Ide Awal

Temuan dan Analis

Monitoring Implementasi dan efeknya

Penjelasan kegagalan tentang Implementasi

Penjelasan Kegagalan tentang Implementasi

Monitoring Implementasi dan

Efeknya Perbaikan perencanaan: siklus II

tindakan 1,2, dan 3

Monitoring Implementasi dan efek

Perencanaan Umum Siklus1 Tindakan 1,2, dan 3

Implementasi siklus II Tindakan 1,2, dan 3

Revisi Perencanaan umum

Implementasi siklus III Tindakan 1,2, dan 3 Revisi Perencanaan Umum

Perbaikan Perencanaan: siklus III Tindakan 1,2, dan 3 Implementasi Siklus 1 Tindakan


(17)

24

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan ini guru harus merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan terhadap hasil atau tujuan yang diinginkan.

2. Tahap Pelaksanaa Tindakan

Pada tahap pelaksanaan ini guru sebagai peneliti, melaksanakan tindakan yang sebelumnya telah direncanakan untuk memcapai hasil dan tujuan tang diinginkan.

3. Tahap pengamatan (Observasi)

Pada tahapan ini, guru sebagai peneliti mengamati semua hal yang terjadi dan mengamati hasil atau tindakan-tindakan yang diberikan selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Tahap refleksi

Refleksi adalah proses berpikir untuk melihat kembali aktivitas yang sudah dilakukan untuk mencari solusi berdasarkan hasil observasi di kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Pada tahapan ini refleksi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menemukan, mengkaji, menganalisa dan merenungkan kembali hasil pembelajaran dari setiap tindakan. Hasil refleksi ini dilakukan untuk perbaikan terhadap rencana awal.

D. Subjek Penelitian/ Data dan Sumber 1. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini instrument yang digunakan adalah observasi/pengamatan untuk guru, catatan lapangan, dan lembar observasi digunakan oleh kolaborator untuk mengamati guru pada saat KBM berlangsung. Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan 2 (dua) siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Tiap pertemuan waktunya 2 x 35 menit. Masing-masing siklus dilaksanakan dan dilengkapi dengan instrument atau alat obserasi. Siklus pertama dirancang dengan dasar refleksi awal, selanjutnya siklus kedua didasarkan atas refleksi siklus pertama.


(18)

25

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Data dan Sumber

a. Data dalam penelitian ini adalah kemampuan berfikiran siswa yang diperoleh dengan mengamati fenomena yang muncul selama pembelajaran diluar kelas. Data untuk hasil penelitian diperoleh berdasarkan hasil tes (post test) setelah pembelajaran dilakukan diluar kelas.

b. Sumber data penelitian adalah siswa kelas VI sebagai objek penelitian. 3. Seting Lokasi Penelitian

a. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Cisitu 1 Kec Coblong Kota Bandung, yang beralamatkan di jalan Sangkuriang no 82 Kec Coblong Kota Bandung. Situasi di sekitar SDN Cisitu 1 adalah terletak di perumahan dekat dengan balai penelitian ITB dan terdapat apartement yang sedang dibangun. Kondisi Sekolah terdiri dari 2 sekolah dasar, yaitu SDN cisitu 1 dan SDN Cisitu 2 . Dengan kondisi di dalam sekolah tersebut memiliki 2 lapangan olahraga, 1 lapangan berada di depan sekolah, dan 1 lapangan yang cukup besar berada di dalam sekolah, dengan 3 guru Penjas Orkes, dan memiliki sarana dan prasarana yang begitu memadai.

b. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cisitu 1 kota Bandung kelas IV tahun ajaran 2012/2013. Kegiatan dalam penelitian ini adalah pembelajaran melalui konsep bermain yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa siswa dalam pembelajaran senam. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan menggunakan 2 siklus yang masing-masing terdiri dari 2 tindakan.

E. Rencana Tindakan Penelitian

Rencana tindakan merupakan tindakan pembelajaran yang disusun secara sistematis. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan karena adanya kepedulian terhadap keadaan yang perlu ditingkatkan, yang dalam


(19)

26

penelitian ini sasarannya adalah meningkatkan hasil belajar siswa.Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka peneliti bekerja sama dengan guru yang lain atau dengan kepala sekolah untuk membantu mendiskusikan apa yang akan dilakukan dalam menganalisis serta meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran senam. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Ide Awal

Pada ide awal peneliti mengindentifikasi masalah yang terjadi dan ditemukan dalam proses pembelajaran. Identifikasi masalah dilakukan dengan cara observasi langsung kepada siswa kelas IV SDN Cisitu 1.

2. Temuan Analisis

Pada temuan analisis ini, peneliti berdasarkan observasi yang telah dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN Cisitu 1 menemukan permasalahan mengalami banyak kesulitan dalam pembelajaran senam lantai. Yang berdampak terhadap hasul belajar, sehingga peneliti memutuskan siswa kelas IV tersebut untuk dijadikan sebagai subjek penelitian.

3. Perencanaan

Bentuk kegiatan yang akan dilakukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut :

a. Meminta izin kepada Kepala Sekolah SDN Cisitu 1 BandungPermintaan izin dapat diperoleh dari Kepala Sekolah, karena penelitian sebelumnya telah melaksanakan program latihan profesi di SD tersebut.

b. Melakukan sosialisasi dengan Guru penjas dan siswa.

Penelitian melakukan sosialisasi terhadap guru untuk melakukan penelitian dengan meminta kelas IV sebagai subjek penelitian. Selain itu peneliti melakukan sosialisasi dengan siswa kelas IV SDN Cisitu 1 yang akan dijadikan subjek penelitian.

4. Observasi

Peneliti sebelumnya melakukan pra observasi terhadap sample, yang mana pelaksanaanya telah dilakukan sejak penulis mengajukan proposal untuk pelaksanaan penelitian. Observasi dilkakukan untuk memperoleh gambran


(20)

27

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mengenai situasi dan kondisi di SDN Cisitu 1, terutama siswa kelas IV yang akan dijadikan subjek penelitian. Kemudian peneliti menganalisa KTSP dan Silabus SDN Cisitu 1 untuk mempelajari kompetensi dasar dari mata pelajaran Penjasorkes khususnya materi praktik senam, setelah itu peneliti menyiapkan materi yang akan digunakan dalam pembeljaran.

Pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung peneliti melaksanakan, mengamati, melihat dan mendengar apa yang terjadi di lapangan secara langsung. Kemudian peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap peserta didik. Selanjutnya langkah-langkah peneliti untuk mengumpulkan data, teknik observasi yang digunakan sebagai berikut :

a. Observasi langsung

Observasi yang dilakukan dimana observer langsung turun ke lapangan dan terlihat bersama objek penelitian.

b. Observasi Tidak Langsung

Observasi atau pengamatan yang dilaksanakan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti, misalnya berupa dokumentasi dan cacatan lapangan.

5. Implementasi a. Siklus I

Pada siklus 1 dilakukan dengan 2 tindakan pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan yaitu:

1) Tindakan 1

Pada tindakan 1 proses pembelajaran senam lantai dibagi menjadi 5 post dengan bermacam-macam gerakan senam lantai.

2) Tindakan 2

Pada tindakan ke 2 juga masih sama yaitu pembelajaran senam lantai dibagai menjadi 5 post dengan bentuk permainan.

b. Siklus II

Pada siklus II, tindakan 1 masih sama yaitu senam lantai dengan membuat 5 post , dengan rencana tindakan dari hasil refleksi siklus 1 yang telah dilakukan. Pada akhir pembelajaran kemudian dilakukan tes ketermapilan senam lantai


(21)

28

dengan 7 post yang berbeda dengan bentuk permaianan untuk melihat perubahan atau peningkatan yang tindakan yang telah diberikan.

6. Penjelasan kegagalan.

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengkajian terhadap kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan maupun yang telah dilaksanakan untuk dijadikan bahan pertimbangan selanjutnya.

F. Instrument dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2007: 134) menjelaskan bahwa “ instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan mengumopulkan data agar kegiatan tersebut menjaqdi sistematis dan di permudah. Instrumen utama yang menjadi alat pengumpul data dalam penelitian tindakan kelas inin adalah penelitian itu sendiri. Instrumen-instrumen yang digunkan dalam penelitian ini adalah :

a. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan alat pengamatan yang digunakan untuk melihat aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Observasi berfungsi juga sebagai bahan refleksi pembelajaran berikutnya. Lembar observasi terdiri dari dua bagian, yaitu lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Observasi ini dilakukan oleh teman sejawat penelitian dan peneliti sendiri dengan menggunakan lembar observasi sebagai pedoman, dan dilakukan secara terus menerus dalam setiap siklus.

Observer menggunakan alat observasi berupa lembar panduan observasi yang telah dibuat dan ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti sebelum melakukan tindakan. Observasi terfokus pada proses pembelajaran yang terjadi dalam kelas selama tindakan penelitian berlangsung. Pencatatan data dengan menggunakan observasi dilakukan subjektif mungkin agar mendapatkan data yang valid dan akurat.


(22)

29

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Bentuk-bentuk instrumen dapat digambarkan sebagai berikut. 1) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi siswa adalah lembar pengamatan yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Adapun lembar observasi aktivitas siswa digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Format Observasi Aktivitas Siswa

Sekolah : SDN Cisitu 1 kota Bandung

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan Waktu :

Hari / Tanggal : Siklus ke : Tindakan :

Aspek yang diamati Jumlah Siswa

Keterlibatan siswa mengikuti pembelajaran yang diberikan

Keseriusan siswa mengikuti pembelajaran dan melakukan tugas gerak yang diperintahkan

Kesenangan siswa mengikuti permainan yang diberikan pada saat pembelajaran Ketakutan atau kesulitan siswa melakukan tugas gerak yang diperintahkan

Pemahaman siswa terhadap tugas gerak yang diberikan


(23)

30

b. Kartu Ceria

Kartu ceria yang digunakan untuk tes sikap, perekaman data atau pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar format yang digunakan observer serta kartu ceria yang digunakan oleh guru untuk atau menghimpun data dari tes sikap siswa terhadap pembelajaran. Sebelum siswa meninggalkan lapangan, siswa harus memilih salah satu dari kartu yang menggambarkan perasaannya tetntang pelajaran yang diberikan gurunya. Contoh kartu ceria seperti yang dikutip dari Seherman (2009: 177) seperti dibawah ini :

G. H. I. J.

CERIA MURAM NETRAL

Gambar 3.2

(Sumber: Suherman, 2009:177) c. Catatan Lapangan

Catatan Lapangan yaitu salah satu alat atau instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mencatat segala aspek pembelajaran baik dari awal pembelajaran maupun diakhir pembelajaran. Catatan lapangan merupakan alat yang penting dalam penelitian tindakan kelas. Catatan lapangan tersebut berisi deskripsi hal-hal yang terjadi atau muncul pada saat pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan. Catatan lapangan dalam penelitian pendidikan berkaiatan dengan interaksi belajar yang dilakukan oleh guru dan siswa. Format catatan lapangan berfungsi untuk mengamati perilaku siswa ketika melaksanakan pembelajaran.

Catatan lapangan ini merupakan catatan yang dibuat peneliti atau mitra peneliti yang melakuakn pengamatan atau observasi terhadap subjek dan objek PTK. Hal-hal yangh dicatatan dalam catatan lapangan ini dalah tentang aspek pembeljaran di kelas pada saat pembelajaran atau tindsakan berlangsung. Selain itu, yang dicatat juga adalah suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru


(24)

31

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu dengan siswa dan interaksi peserta didik dengan peserta didik.

Adapun format catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

CATATAN LAPANGAN

Hari / tanggal : Tempat : Waktu : Siklus : Tindakan : Catatan :

_______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ d. Tes

Tes sebagai instrumen yang sangat lazim dilakukan pada PTK. Hal ini disebabkan dalam PTK pada umumnya salah satu yang diukur adalah hasil belajar siswa dan hasil belajar salah satunya diukur dengan menggunakan instrument tes. Teknik penilaian tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dan kemajuan hasul peserta didik, seta mengumpulkan dan informasi dalam


(25)

32

rangka usaha perbaikan kegiatan pembelajaran.

Penilaian dilakukan terhadap hasil kerja peserta didik selama proses tindakan berlangsung. Dengan teknik penuilaian ini dapat dihasilakan data secara kuantitatif mengeanai perkembangan hasil belajar peserta didik setelah tindakan dilaksanakan.

Adapun format untuk keterampilan nya sebagai berikuit: Tabel 3.2

Lembar tes

No. Nama Siswa Skor

1 2 3 4 5

Keterangan :

Skor 5 : Pelaksanaan sempurna dan terkontrol. Gerakan lancar

Skor 4 :Sangat baik. Kesalahan gerakan kecil. Tidak ada pelanggaran dari ketentuan

Skor 3 :Baik, hal-hal yang pokok terlihat, peragaan baik, sekalipun terlihat kesalahan-kesalahan gerakan yang kecil.

Skor 2 : tidak terkontrol. Gerakan jelek dan banyak kesalahan. Skor 1 : tak dapat di kenali karena pelaksanaan salah atau hilang

e. Rekaman foto

Rekaman foto digunakan untuk mengabdikan tindakan yang telah dilaksanakan. Selain itu, rekaman foto berguna untuk mengggambarkan situasi yang terjadi dikelas pada waktu pembeljaran berlansung.

Gambar-gambaran foto juga dapat menjadi bukti kuat bahwa dilakukan penelitian. Sehingga laporan yang diberikan menjadi lebih jujur dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, foto-foto juga dapat menggambrakan kemajuan pembelajaran siswa secara visual.


(26)

33

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu G. Pelaksanaan Tindakan

Peneliti dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai guru yang terlibat dalam penelitian tindakan. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan tindakan adalah sebagai berikut:

1. Peneliti melaksanakan pembelajaran melalui konsep bermain yang telah disusun untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran senam. 2. Peneliti langsung melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan

secara sadar, kritis dan objektif dengan menggunakan pemahaman mengenai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran senam.

Tahap-tahap Penelitian 1. Siklus I

a. Guru sebagai pengajar sudah menentukan lokasi di luar kelas untuk melaksanakan pembelajaran (lapangan sekolah). Kemudian guru membagi menjadi 5 pos dengan setiap pos telah dibentuk suatu permainan yang menjurus kearah gerakan senam.

b. Guru menetapkan materi pembelajaran. Pertemuan pertama adalah pembelajaran senam lantai biasa dengan menetapkan 5 post. Dan pertemuan kedua pembelajaran senam lantai dengan berbagai jenis senam lantai dengan bentuk permainan dengan dibagi menjadi 5 post.

Pelaksanaan Penelitian (Kegiatan awal) : Guru mengajak siswa ke lokasi penelitian.

1) Guru menyuruh siswa untuk berbaris dengan kelompoknya. 2) Guru memberikan salam pembuka.

3) Guru memberi penjelasan tentang kegiatan atau pembelajaran yang akan di pelajari saat itu.

Kegiatan inti :

1) Masing-masing kelompok berbaris menurut kelompoknya , masing-masing siswa melakukan semua gerakan sesuai dengan pos kemudian setelah selesai dilanjutkan dengan teman berikutnya.


(27)

34

2) Guru membimbing siswa selama penelitian atau pengamatan berlangsung di lapangan.

3) Setelah selesai memberikan dan melakukan tugasnya, siswa dikumpulkan kembali untuk mengevaluasi atau mendiskusikan kembali tentang pembelajaran yang telah dilakukan.

4) Guru mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan kemudian siswa diberi kesempatan memberikan tanggapan atau pendapat terhadap pembelajaran tersebut.

Kegiatan akhir :

1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan/ keasulitan yang dialami selama proses pembelajaran.

2) Guru memberikan kesimpulan bersama siswa.

Kegiatan pengamatan dilaksanakan bersama dengan kegiatan di atas yang dilakukan oleh kolabolator. Adapun hal-hal yang diamati meliputi:

a) Urutan langkah-langkah pelaksanaan KBM b) Kegiatan siswa selama pembelajaran. c) Aktifitas guru dalam mengelola kelas. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan dan hasil kerja siswa pada siklus I, maka perlu adanya perbaikan-perbaikan diantaranya dalam pengelompokan siswa, keterbatasan waktu, lokasi penelitian, dan antusiasme siswa terhadap pembelajaran.

2. Siklus II

Perencanaan tindakan pada siklus kedua dilakukan dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus I, antara lain:

a. Menentukan lokasi yang lebih tepat dan sesuai.

b. Memberikan penjelasan tentang pembelajaran yang lebih mudah dipahami oleh siswa dengan menggunakan konsep bermain di setiap post nya.

c. Menyiapkan waktu yang tepat agar pembelajaran dapat berjalan dengan kondusif.


(28)

35

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

d. Kelompok siswa disusun secara merata agar kemampuan masing-masing siswa dapat tersusun dengan baik.

e. Membagi menjadi menjadi 2 kelompok. Semua siswa harus melakukan gerakan yang telah di tentukan sesuai dengan post, di siklus ke II post dan gerakan ditambah menjadi 7 pos. Setelah semua melakukan gerakan maka guru melihat siap kelompok yang paling cepat melakukan semua gerakan yang ada didalam pos.

Pelaksanaan Tindakan (Kegiatan awal) :

1) Guru langsung mengajak siswa ke lokasi penelitian.

2) Guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai kelompoknya. 3) Guru membuka pelajaran dan memberikan salam.

4) Guru memberikan motivasi agar antusias atau semangat belajar siswa lebih meningkat.

Kegiatan inti :

1) Masing-masing kelompok berbaris menurut kelompoknya dan tugasnya masing-masing. Dengan 5 post tersebut, post-post yang terdiri dari:

a) P1 (Pos 1) Di Pos satu siswa melakukan gerakan guling samping di matras yang disediakan.

b) P2 (Pos 2) Di Pos dua siswa melewati balok keseimbangan yang di modifikasi dengan menggunakan 2 kursi sebagai penyangga kayu serta kayu sebagai alat keseimbangannya.

c) P3 (Pos 3) di Pos tiga siswa bergelantung di tiang dengan tangan secara bergantian.

d) P4 (Pos 4) Di pos empat siswa melewati satu tali.

e) P5 (Pos 5) Di Pos lima ada tali yang ikat zigzag, tinggi tali tersebut kurang lebih 30 cm kemudian siswa harus melewati semua ruang-ruang yang ada dengan cara loncat dua kaki langsung.

f) P6 (Pos 6) Di pos enam siswa melakukan gerakan guling depan dua kali pada matral yang telah disediakan.

g) P7 (Pos 7) Di pos tujuh siswa melewati tali yang tingginya kurang lebih 6 cm kemudian langsung melakukan guling depan dimatral satu kali.


(29)

36

2) Guru membimbing siswa selama penelitian atau pengamatan berlangsung di lapangan.

3) Setelah selesai memberikan dan melakukan tugasnya, siswa dikumpulkan kembali untuk mengevaluasi atau mendiskusikan kembali tentang pembelajaran yang telah dilakukan.

4) Guru mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan kemudian siswa diberi kesempatan memberikan tanggapan atau pendapat terhadap pembelajaran tersebut.

Kegiatan akhir :

1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan/ kesulitan yang dialami selama proses pembelajaran.

2) Guru memberikan kesimpulan bersama siswa.

Pada siklus kedua ini dapat dilihat beberapa perubahan yang tampak diantaranya adalah semangat, keberanian siswa untuk mencoba gerakan senam, mengemukakan pendapat dan kreatifitas/keaktifan dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. semangat yang semula 70% menjadi 85%, keberanian siswa untuk mencoba gerakan dan mengemukakan pendapat dari semula 60% menjadi 80%. Dan keaktifan dan motivasi yang meningkat yang semula dari 65% menjadi 87,5 %.

Refleksi

Di dalam siklus kedua ini ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, yaitu keberanian siswa dalam mencoba gerakan senam lantai dan mengemukakan pendapat yang masih harus dilatih secara terus menerus. Hal itu menuntut guru untuk menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan lagi.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan mempergunakan teknik analisis data kualitatif, secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menelaah seluruh data yang telah telah terkumpul, penelaah dilakukan dengan cara menganalisis, memahami, menerangkan, dan menyimpulkan.


(30)

37

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkategorikan dan pengklasifikasikan hasil yang diperoleh berupa pola-pola dan kecenderungan-kecenderungan yang berlaku dalam pelaksanaan pembelajaran.

3. Menyimpulkan dan memverifikasi.

I. Data dan Teknik Pengambilannya

1. Sumber data: sumber data penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Cisitu 1 Kota Bandung.

2. Jenis data: jenis data yang didapatkan adalah data kualitatif yang terdiri dari:

a. Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran senam melalui konsep bermain.

b. Hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran. c. Catatan harian.

d. Dokumentasi. 3. Cara Pengambilan data:

a. Data mengenai peningkatan hasil belajar siswa yang didapat dengan melakukan observasi secara langsung.

b. Data mengenai situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakan tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi.

4. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan dengan berdasarkan pada rencana tindakan yang ditetapkan, maka kriteria yang digunakan adalah bersumber dari tujuan atau misi dilakukannya tindakan. Adapun misi pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam melakukan gerakan senam lantai di SDN Cisitu 1 kota Bandung mata pelajaran pendidikan jasmani dengan ambang batas peningkatan sebesar 80 %,


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan penerapan menggunakan konsep bermain atau aktivitas bermain, keterampilan siswa dalam pembelajaran senam lantai khususnya tes senam lantai mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan guru dengan melakukan tes senam lantai pada saat proses belajar mengajar, menunjukan adanya peningkatan penilaian senam lantai yang diperoleh siswa dalam hasil tes awal dan setiap siklus selalu meningkat walaupun ada dimana di dalam siklus II tindakan 1 peningkatan hanya memperoleh persentase 0,6% dikarenakan anak merasa jenuh karena tes dilakukan dengan aktivitas bermain. Tetapi pada saat siklus II tindakan 2 tes dilakukan dengan menyisipkan konsep bemain anak menjadi senang kembali dan hasil tes nya pun kembali meningkat secara signifikan.

B. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian ini penulis mempunyai saran-saran yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut:

1. Kepada para guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan pembelajaran melalui konsep bermain ini cukup memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar pada siswa sekolah dasar, sehingga penulis menyarankan untuk menerapkan pembelajaran dengan konsep bermain atau aktivitas permainan dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah.

2. Sebelum guru mengajar, terlebih dahulu guru harus memberikan penjelasan yang jelas kepada siswa mengenai langkah pembelajaran yang akan diberikan agar siswa memahami tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan oleh guru dan siswa dapat tercapai.


(32)

67

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Sarana dan prasarana sangat penting dan menjadi salah satu faktor utama dalam menentukan keberhasilan suatu pembelajran khususnya mata pelajaran pendidikan jasmani. Untuk itu diharapkan pihak sekolah khususnya, atau semua pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan program pendidikan jasmani dapat turut serta berpartisipasi secara aktif, sehingga dengan adanya ketersediaan fasilitas dan alat pendukung yang memadai, diharapkan bisa menunjang kepada meningkatnya kualitas pembelajaran di sekolah.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan menjadi sumbangsih yang berarti bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

(2009). Hasil Belajar (pengertian dan Definisi). [Online]. Tersedia:http//indramunawar.blogspot.com/2009/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html

Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara

file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/197912282005011-HELMY_FIRMANSYAH/Hasil_Belajar_Pendidikan jasmani.

Hidayat, Y. (2011). Buku Pedoman Penulisan Penelitian Tindakan kelas dalam

pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Bandung.

http://Vhariss.wordpress.com/2011/10/20/senam -lantai/

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Mahendra, A. (2001). Pembelajaran senam di sekolah dasar. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Mahendra, A. (2007) senam Artistik Teori dan Metode Pembelajaran senam untuk

Mahasisiwa FPOK-UPI.

Munawar, I. (2009). Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar. [Online]. Tersedia:http://indramunawar.blogspot.com/search/label/faktorfaktor%20y ang%20Mempengaruhi%20hasil%20Belajar(22 Oktober 2010)

Subroto, Toto, dkk. 2010. Modul Mata Kuliah Teori Bermain. FPOK-UPI.

UPI. (2013). Pedoman Karya Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas pendidikan Indonesia


(1)

35

d. Kelompok siswa disusun secara merata agar kemampuan masing-masing siswa dapat tersusun dengan baik.

e. Membagi menjadi menjadi 2 kelompok. Semua siswa harus melakukan gerakan yang telah di tentukan sesuai dengan post, di siklus ke II post dan gerakan ditambah menjadi 7 pos. Setelah semua melakukan gerakan maka guru melihat siap kelompok yang paling cepat melakukan semua gerakan yang ada didalam pos.

Pelaksanaan Tindakan (Kegiatan awal) :

1) Guru langsung mengajak siswa ke lokasi penelitian.

2) Guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai kelompoknya. 3) Guru membuka pelajaran dan memberikan salam.

4) Guru memberikan motivasi agar antusias atau semangat belajar siswa lebih meningkat.

Kegiatan inti :

1) Masing-masing kelompok berbaris menurut kelompoknya dan tugasnya masing-masing. Dengan 5 post tersebut, post-post yang terdiri dari:

a) P1 (Pos 1) Di Pos satu siswa melakukan gerakan guling samping di matras yang disediakan.

b) P2 (Pos 2) Di Pos dua siswa melewati balok keseimbangan yang di modifikasi dengan menggunakan 2 kursi sebagai penyangga kayu serta kayu sebagai alat keseimbangannya.

c) P3 (Pos 3) di Pos tiga siswa bergelantung di tiang dengan tangan secara bergantian.

d) P4 (Pos 4) Di pos empat siswa melewati satu tali.

e) P5 (Pos 5) Di Pos lima ada tali yang ikat zigzag, tinggi tali tersebut kurang lebih 30 cm kemudian siswa harus melewati semua ruang-ruang yang ada dengan cara loncat dua kaki langsung.

f) P6 (Pos 6) Di pos enam siswa melakukan gerakan guling depan dua kali pada matral yang telah disediakan.

g) P7 (Pos 7) Di pos tujuh siswa melewati tali yang tingginya kurang lebih 6 cm kemudian langsung melakukan guling depan dimatral satu kali.


(2)

2) Guru membimbing siswa selama penelitian atau pengamatan berlangsung di lapangan.

3) Setelah selesai memberikan dan melakukan tugasnya, siswa dikumpulkan kembali untuk mengevaluasi atau mendiskusikan kembali tentang pembelajaran yang telah dilakukan.

4) Guru mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan kemudian siswa diberi kesempatan memberikan tanggapan atau pendapat terhadap pembelajaran tersebut.

Kegiatan akhir :

1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan/ kesulitan yang dialami selama proses pembelajaran.

2) Guru memberikan kesimpulan bersama siswa.

Pada siklus kedua ini dapat dilihat beberapa perubahan yang tampak diantaranya adalah semangat, keberanian siswa untuk mencoba gerakan senam, mengemukakan pendapat dan kreatifitas/keaktifan dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. semangat yang semula 70% menjadi 85%, keberanian siswa untuk mencoba gerakan dan mengemukakan pendapat dari semula 60% menjadi 80%. Dan keaktifan dan motivasi yang meningkat yang semula dari 65% menjadi 87,5 %.

Refleksi

Di dalam siklus kedua ini ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, yaitu keberanian siswa dalam mencoba gerakan senam lantai dan mengemukakan pendapat yang masih harus dilatih secara terus menerus. Hal itu menuntut guru untuk menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan lagi.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan mempergunakan teknik analisis data kualitatif, secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan


(3)

langkah-37

2. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkategorikan dan pengklasifikasikan hasil yang diperoleh berupa pola-pola dan kecenderungan-kecenderungan yang berlaku dalam pelaksanaan pembelajaran.

3. Menyimpulkan dan memverifikasi.

I. Data dan Teknik Pengambilannya

1. Sumber data: sumber data penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Cisitu 1 Kota Bandung.

2. Jenis data: jenis data yang didapatkan adalah data kualitatif yang terdiri dari:

a. Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran senam melalui konsep bermain.

b. Hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran. c. Catatan harian.

d. Dokumentasi. 3. Cara Pengambilan data:

a. Data mengenai peningkatan hasil belajar siswa yang didapat dengan melakukan observasi secara langsung.

b. Data mengenai situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakan tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi.

4. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan dengan berdasarkan pada rencana tindakan yang ditetapkan, maka kriteria yang digunakan adalah bersumber dari tujuan atau misi dilakukannya tindakan. Adapun misi pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam melakukan gerakan senam lantai di SDN Cisitu 1 kota Bandung mata pelajaran pendidikan jasmani dengan ambang batas peningkatan sebesar 80 %,


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan penerapan menggunakan konsep bermain atau aktivitas bermain, keterampilan siswa dalam pembelajaran senam lantai khususnya tes senam lantai mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan guru dengan melakukan tes senam lantai pada saat proses belajar mengajar, menunjukan adanya peningkatan penilaian senam lantai yang diperoleh siswa dalam hasil tes awal dan setiap siklus selalu meningkat walaupun ada dimana di dalam siklus II tindakan 1 peningkatan hanya memperoleh persentase 0,6% dikarenakan anak merasa jenuh karena tes dilakukan dengan aktivitas bermain. Tetapi pada saat siklus II tindakan 2 tes dilakukan dengan menyisipkan konsep bemain anak menjadi senang kembali dan hasil tes nya pun kembali meningkat secara signifikan.

B. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian ini penulis mempunyai saran-saran yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut:

1. Kepada para guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan pembelajaran melalui konsep bermain ini cukup memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar pada siswa sekolah dasar, sehingga penulis menyarankan untuk menerapkan pembelajaran dengan konsep bermain atau aktivitas permainan dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah.

2. Sebelum guru mengajar, terlebih dahulu guru harus memberikan penjelasan yang jelas kepada siswa mengenai langkah pembelajaran yang akan diberikan


(5)

67

3. Sarana dan prasarana sangat penting dan menjadi salah satu faktor utama dalam menentukan keberhasilan suatu pembelajran khususnya mata pelajaran pendidikan jasmani. Untuk itu diharapkan pihak sekolah khususnya, atau semua pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan program pendidikan jasmani dapat turut serta berpartisipasi secara aktif, sehingga dengan adanya ketersediaan fasilitas dan alat pendukung yang memadai, diharapkan bisa menunjang kepada meningkatnya kualitas pembelajaran di sekolah.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan menjadi sumbangsih yang berarti bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

(2009). Hasil Belajar (pengertian dan Definisi). [Online]. Tersedia:http//indramunawar.blogspot.com/2009/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html

Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara

file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/197912282005011-HELMY_FIRMANSYAH/Hasil_Belajar_Pendidikan jasmani.

Hidayat, Y. (2011). Buku Pedoman Penulisan Penelitian Tindakan kelas dalam pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Bandung.

http://Vhariss.wordpress.com/2011/10/20/senam -lantai/

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Mahendra, A. (2001). Pembelajaran senam di sekolah dasar. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Mahendra, A. (2007) senam Artistik Teori dan Metode Pembelajaran senam untuk Mahasisiwa FPOK-UPI.

Munawar, I. (2009). Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar. [Online]. Tersedia:http://indramunawar.blogspot.com/search/label/faktorfaktor%20y ang%20Mempengaruhi%20hasil%20Belajar(22 Oktober 2010)


Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep gaya bernuansa nilai (penelitian tindakan kelas di MTs Hidayatul Islamiyah Karawang)

0 8 223

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) Pada Mata Pelajaran Ips

0 7 107

Penerpan model pembelajarana kooperatif tipr cooperative integrated reading and composition (circ) untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa (penelitian tindakan kelas di SMAN 86 jakarta)

0 4 199

Penggunaan Media Pembelajaran “Multimedia Presentasi” Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Atom Karbon Dan Senyawa Hidrokarbon (Penelitian Tindakan Kelas Di Sma Negeri 1 Jasinga)

1 7 311

Peningkatan hasil belajar pada konsep kesetimbangan kimia melalui model pemebelajaran PBL (probelm Based Learning)

7 44 218

UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI KERJASAMA DAN SPORTIVITAS MELALUI PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL: penelitian tindakan kelas pada siswa kelas v sdn cisitu 2 bandung.

1 4 47

MODIFIKASI PEMBELAJARAN PERMAINAN FUTSAL UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU AKTIF BELAJAR : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Di Sdn Cisitu I Kota Bandung.

1 4 39

UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN SISWA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA PEMBELAJARAN SENAM LANTAI: Penelitian Tindakan Kelas di SD Cerdas Mulia Ekselensia Bandung.

0 2 33

IMPLEMENTASI AKTIVITAS PEMBELAJARAN BASIC GAMES DALAM UPAYA MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS V SDN CISITU 1.

0 0 29

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VA SDN. CISITU 2 KECAMATAN COBLONG KOTA BANDUNG:Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN. Cisitu II.

0 1 36