PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK : Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Tugumukti Kelas IV Kabupaten Bandung Barat.

(1)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(

Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Tugumukti Kelas IV Kabupaten Bandung Barat)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister pada Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh

Nia Sumiati NIM 1308121

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Tugumukti Kelas IV

Kabupaten Bandung Barat)

Oleh Nia Sumiati S.Pd UPI Bandung, 2009

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Dasar

© Nia Sumiati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK


(4)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR

SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

(

Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Tugumukti Kelas IV

Kabupaten Bandung Barat)

Di setujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Prof. Dr. Bunyamin Maftuh, M.Pd. M.A. NIP 19620702 198601 1 002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Dasar,

Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M. Pd. NIP 19651001 199802 2 001


(5)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Tugumukti Kelas IV Kabupaten Bandung Barat)

Nia Sumiati (1308121) Dosen Pembimbing

Prof. Dr. H. Bunyamin Maftuh, M.Pd. M.A. ABSTRAK

Penelitian ini berawal dari sangat tingginya ketergantungan siswa terhadap arahan yang diberikan oleh guru, karena guru terlalu mendominasi dalam pembelajaran. Ditandai oleh rendahnya indikator-indikator sikap kemandirian sebagai berikut: rasa percaya diri, disiplin, toleransi dan tanggung jawab siswa sebagai nilai-nilai karakter kemandirian belajar siswa masih kurang diterapkan dalam pembelajaran. Solusi yang ditawarkan dalam penelitian ini yaitu melalui penerapan pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan desain model dari Elliott. Subjek penelitian adalah siswa kelas empat tahun ajaran 2014-2015 SDN Tugumukti, Cisarua Bandung Barat dengan jumlah siswa sebanyak tiga puluh satu orang dan satu guru kelas. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (1984). Hasil penelitian menunjukkan bahwa internalisasi karakter kemandirian belajar siswa mengalami peningkatan. Rata-rata internalisasi nilai karakter kemandirian belajar siswa berada pada kriteria membudaya. Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek dapat memperkuat karakter kemandirian belajar siswa kelas IV di SDN Tugumukti. Penelitian ini merekomendasikan agar para guru menggunakan pembelajaran berbasis proyek dalam upaya memperkuat karakter kemandirin belajar siswa di sekolah dasar.

Kata kunci: karakter kemandirian belajar siswa dan pembelajaran berbasis proyek


(6)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tugumukti West Bandung regency )

Nia Sumiati 1308121

Supervised by

Prof. Dr. H. Bunyamin Maftuh, M.Pd. M.A.

This study started from a very high dependence of students on the direction given by teachers, because teachers are too dominating in learning. Characterized by low indicators of the attitude of independence as follows: self-confidence, discipline, tolerance and responsibility of students as character values students' independence is still less applied in learning. The solution offered in this research is through the implementation of project-based learning to improve student learning independence. This research is a classroom action research (PTK) using the design models of Elliott. Subjects were fourth graders of SDN Tugumukti 2014-2015 school year, Cisarua, West Bandung with the number of students as many as thirty-one classroom and one teacher. Analysis of the data in this study using qualitative data analysis by Miles and Huberman (1984). The results showed that the internalization of the character of the independence of student learning has increased. On average the internalization of the character independent learning students are on entrenched criteria. Thus researchers conclude that learning by using project-based learning can strengthen the character of learning independence fourth grade students at SDN Tugumukti. This study recommends that teachers use project-based learning in an effort to strengthen the character kemandirin student learning in primary schools.


(7)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Penelitian ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Struktur Organisasi Tesis ... 7

BAB II KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK ... 8

A.Karakter kemandirian belajar siswa ... 8

1. Pengertia Karakter dan Penguatan Karakter ... 8

2. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakte ... 9

3. Kendala-Kendala Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah ... 11

4. Karakter Kemandirian Siswa ... 12

5. Pendidikan Karakter Kemandirian dalam Konteks IPS ... 13

a. Pengertian IPS ... 13


(8)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Pembelajaran Berbasis Proyek ... 18

1. Definisi Pembelajaran Berbasis Proyek ... 18

2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek ... 19

3. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek ... 22

a. Tahap Mempersiapkan Proyek ... 22

b. Tahap Mengembangkan Proyek ... 23

c. Tahap Menyimpulkan Proyek ... 24

4. Peran Guru Dan Siswa dalam Pembelajaran Berbasis Proyek ... 25

5. Ciri Pembelajaran Berbasis Proyek ... 27

6. Hasil Penelitian yang Relevan ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29

A. Desain Penelitian ... 29

B. Model Penelitian ... 33

C. Monitoring dan Implementasi ... 35

D. Partisipan dan Lokasi Penelitian ... 38

1. Kehadiran Peneliti ... 38

2. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 39

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Data ... 40

F. Analisis Data ... 49

G. Indikator Kinerja ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. HASIL PENELITIAN ... 48

1. Gambaran umum karakter kemandirian belajar siswa di kelas IV SDN Tugumukti Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat sebelum dilakukan tindakan ... 48


(9)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Belajar Siswa ... 52

a. Siklus 1 ... 52

1) Perencanaan ... 53

2) Pelaksanaan ... 55

3) Observasi ... 59

4) Refleksi ... 72

b. Siklus 2 ... 75

1) Perencanaan ... 76

2) Pelaksanaan ... 77

3) Observasi ... 82

4) Refleksi ... 96

c. Siklus 3 ... 99

1) Perencanaan ... 99

2) Pelaksanaan ... 101

3) Observasi ... 105

4) Refleksi ... 119

B. PEMBAHASAN ... 121

1. Karakter kemandirian belajar siswa di kelas IV SDN Tugumukti Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat ... 121

2. Rancangan pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan karakter kemandirian belajar siswa ... 123

3. Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan karakter kemandirian belajar siswa ... 125

4. Penerapan pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa ... 128


(10)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA ... 138 RIWAYAT HIDUP ... 234

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1. Kisi-kisi Instrumen Karakter Kemandirian Belajar Siswa ... 45 3.2. Lembar Penilaian Karakter Kemandirian Belajar Siswa ... 47 4.1. Nilai Karakter Kemandirian Belajar Siswa Sebelum Dilaksanakan

Tindakan ... 50 4.2. Nilai Karakter Kemandirian Belajar Siswa Siklus 1 Tindakan Kesatu... 63 4.3. Nilai Karakter Kemandirian Belajar Siswa Siklus 1 Tindakan Kedua ... 66 4.4. Nilai Karakter Kemandirian Belajar Siswa Siklus 1 ... 70 4.5. Nilai Karakter Kemandirian Belajar Siswa Siklus 2 Tindakan Ketiga ... 86 4.6. Nilai Karakter Kemandirian Belajar Siswa Siklus 2 Tindakan

Keempat ... 89 4.7. Nilai Karakter Kemandirian Belajar Siswa Siklus 2 ... 92 4.8. Nilai Karakter Kemandirian Belajar Siswa Siklus 3 Tindakan Kelima .. 110 4.9. Nilai Karakter Kemandirian Belajar Siswa Siklus 3 Tindakan Keenam . 113 4.10. Nilai Karakter Kemandirian Belajar Siswa Siklus 3 ... 116 4.11. Nilai Karakter Kemandirian Belajar Siswa Pra Siklus sampai dengan


(11)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Halaman

Gambar Desain PTK Model John Elliott ... 45

Gambar Berbagai Macam Profesi ... 147

Gambar Profesi Guru ... 148

Gambar Profesi Dokter ... 157

Gambar Profesi Arsitek ... 167

Gambar Karya Arsitektur ... 168

Gambar Profesi Polisi ... 177

Gambar Karya Pengrajin ... 187

Gambar Kegiatan Wawancara dengan Kepala SD Tugumukti ... 221

Gambar Kegiatan Observasi saat Pembelajaran ... 221

Gambar Kegiatan pembelajaran Pra Tindakan ... 222

Gambar Kegiatan Tahap Mempersiapkan Proyek ... 223

Gambar Kegiatan Tahap Mengembangkan Proyek ... 224

Gambar Kegiatan Tahap Menyimpulkan Proyek ... 225

Gambar Kegiatan saat Mempersiapkan Pameran ... 226

Gambar Kegiatan saat Pelaksanaan Pameran ... 227


(12)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Halaman A. Lampiran A

RPP Pembelajaran Berbasis Proyek Siklus 1 Tindakan 1 ... 141

RPP Pembelajaran Berbasis Proyek Siklus 1 Tindakan 2 ... 150

RPP Pembelajaran Berbasis Proyek Siklus 1 Tindakan 3 ... 160

RPP Pembelajaran Berbasis Proyek Siklus 1 Tindakan 4 ... 170

RPP Pembelajaran Berbasis Proyek Siklus 1 Tindakan 5 ... 180

Rpp Pembelajaran Berbasis Proyek Siklus 1 Tindakan 6 ... 189

B. Lampiran B Pedoman Observasi Karakter Siswa ... 194

Lembar Pengamatan Penguatan Karakter Kemandirian Belajar Siswa ... 196

Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek ... 203

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek... 208

C. Lampiran C Surat Keterangan Penelitian Lapangan ... 218

Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing Tesis ... 219

Surat Izin Studi Lapangan ... 220

Foto-Foto Aktivitas Guru Dan Peserta Didik... 221

Hasil Lembar Kerja Siswa ... 230


(13)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

Dalam pendahuluan ini, akan dikemukakan lebih lanjut hal-hal yang terkait dengan : (a) latar belakang penelitian, (b) identifikasi masalah dan rumusan masalah penelitian, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat dan signifikansi penelitian, (e) struktur organisasi tesis.

A. Latar Belakang Penelitian

Salah satu program kementrian pendidikan nasional adalah pendidikan karakter. Seperti yang terkandung dalam undang-undang No. 20/2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas disebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab” (Departemen Pendidikan Nasional, 2013, hlm. 6)

Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, dapat diketahui bahwa pendidikan di setiap jenjang termasuk di sekolah dasar harus diselenggarakan dengan sistematis guna tercapainya tujuan yang berkaitan dengan pembentukan karakter siswa sehingga kelak ia mampu bersaing, beretika, bermoral, dan mampu menunjukan sopan santun dalam berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.

Pendidikan karakter memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, baik sebagai mahluk individu maupun makhluk sosial sebab karakter mencerminkan berkualitas dan tidaknya suatu bangsa. Oleh karena itu, di SD anak didik tidak hanya menjadi cerdas tapi juga berkarakter.

Terdapat beberapa aspek nilai pendidikan karakter yang dikembangkan dalam ruang lingkup pendidikan. Ruang lingkup tersebut yaitu sebagai berikut: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,


(14)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif dan cinta damai.( Pusat Kurikulum Kemendikbud, 2009, hlm. 9-10)

Menurut Lickona (2012, hlm. 82), karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knowing ), sikap moral ( moral feeling ), dan perilaku moral (moral

behavior ). Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakan bahwa karakter

yang baikdidukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan.

Salah satu niali karakter yang perlu dikembangkan di sekolah dasar adalah karakter kemandirian belajar siswa yang meliputi rasa percaya diri, disiplin, toleransi dan tanggung jawab sehingga dengan dikembangkannya karakter kemandirian belajar diharapkan siswa akan berkembang sesuai dengan tugas perkembangannya, sehingga nilai-nilai kemandirian akan tertanam dalam dirinya dan menjadi bekal untuk kehidupannya di masa yang akan datang. Selain itu Hurlock (2007, hlm. 111) ia menyatakan bahwa awal masa kanak-kanak merupakan saat belajar terutama belajar keterampilan. Dengan demikian apabila anak tidak diberikan kesempatan untuk mempelajari keterampilan tertentu, maka ia tidak akan memiliki dasar dan keinginan untuk mandiri bahkan ia akan kurang memiliki motivasi untuk mempelajari berbagai keterampilan, terutama padasaat ia diberi kesempatan. Padahal anak-anak pada masa usia sekolah dasar sudah bisa mengamati peraturan dan bisa dipercaya saat diminta melakukan sesuatu. Bahkan ia sudah mampu bertanggung jawab dan bisa tampil percaya diri saat diminta melakukan sesuatu.

Pada kenyataannya apa yang diharapkan masih belum sesuai dengan kondisi yang sebenarnya terjadi. Hal ini pun saya rasakan saat saya melaksanakan observasi awal tanggal 3 November 2014 sampai dengan 8 November 2014 di Sekolah Dasar Negeri Tugumukti Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Pada sekolah tersebut good character siswa ada yang sudah berkembang dan ada pula yang belum berkembang. Adapun good character yang telah berkembang, yaitu 1) dalam upaya menjaga kebersihan, baik siswa dan guru sudah terlihat kompak. Mereka saling mengingatkan satu sama lain dalam rangka menjaga


(15)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kebersihan. 2) budaya gemar membaca sudah mulai terbentuk. Hal ini terlihat dari perpustakan sekolah yang mulai ramai dikunjungi saat jam istirahat berlangsung. 3) saat membuka dan menutup pembelajaran siswa senantiasa berdoa. 4) perduli sosial juga sudah mulai terlihat. Hal ini terlihat saat ada teman yang jatuh, beberapa orang siswa memberitahukan pada guru dan meminta obat. 5) rasa cinta tanah air juga sudah terlihat. Hal ini dapat dirasakan saat siswa mampu menyanyikan lagu-lagu perjuangan.

Adapun yang masih dirasakan kurang, yaitu 1) rasa percaya diri siswa masih terlihat kurang. Hal ini terlihat saaat siswa diminta kedepan kelas, siswa tampak malu-malu dan saling dorong satu sama lain, bahkan saat ada siswa yang tampil ke depan siswa tersebut pun masih kesulitan untuk berkomunikasi. 2) disiplin masih kurang. Hal ini terlihat masih ada guru dan siswa yang datang terlambat saat masuk sekolah dan siswa saat diminta untuk mengumpulkan tugas yang diberikan ada beberapa siswa yang tidak mengumpulkan tugas. 3) rasa toleransi masih terlihat kurang terutama sopan santun. Hal ini terlihat masih ada beberapa siswa yang mengejek bahkan berkata-kata kotor saat berinteraksi dengan sesama siswa. 4) tanggung jawabnya masih kurang. Hal ini terlihat saat guru kelas meminta siswa untuk mengumpulkan pekerjaan rumah yang diberikan, ada siswa yang belum mengerjakan.

Dari uraian di atas terlihat jelas bahwa pendidikan karakter khususnya dalam upaya pembentukan, pembinaan dan pengembangan karakter kemandirian anak merupakan sesuatu yang sangat penting. Oleh karena itu, dalam proses pembelajarannya dibutuhkan pemahaman yang baik dari guru. Adapun yang harus dipahami, yaitu tentang tahap-tahap perkembangan siswa, karakteristik siswa, hakikat pembelajaran secara keseluruhan termasuk model pembelajaran yang cocok untuk mengembangkan karakter kemandirian siswa.

Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang cocok untuk memperkuat karakter kemandirian belajar siswa karen dengan pembelajaran berbasis proyek dapat memberikan kesempatan guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan memberikan kerja proyek. Tomas dkk (dalam Wena


(16)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2010, hlm. 144) mengemukakan bahwa, melalui pembelajaran dengan pembelajaran berbasis proyek kreativitas dan motifasi siswa akan meningkat. Karena metode ini dapat dipandang sebagai bentuk open ended contextual

activity-bases learning dan merupakan bagian dari suatu proses pembelajaran

yang memberi penekanan kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu usaha kolaboratif. Dengan menggunakan proses kerja proyek, suatu pembelajaran akan semakin kontekstual dengan lingkungan anak. Selain itu tema-tema dalam pembelajaran tematik akan sangat menarik jika menguanakan pendekatan proyek. Berdasarkan penelitian di Harvad University Amerika Serikat Ali Ibrahim Akbar (dalam Muhamad Kadafi, 2014, hlm. 3), menyatakan bahwa kesuksesan seseorang tidak semata mata ditentukan oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skills) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengolah diri dan orang lain (soft

skills). Dalam penelitiannya ia mengungkapkan bahwa kesuksesan hanya

ditentukan sekitar 20 % oleh hard skills dan sisanya 80% dari soft skills. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter sebagai soft skills siswa perlu ditingkatkan.

Berdasarkan permasalahan yang berkembang di atas maka penelitian ini memfokuskan kajian pada apakah pembelajaran berbasis proyek dapat memberikan penguatan karakter kemandirian belajar siwa, khususnya untuk penguatan pendidikan karakter siswa sekolah dasar di kelas tinggi. Isu sentral dalam penelitian ini adalah penguatan karakter kemandirian belajar siswa melalui pembelajaran berbasis proyek.

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan berbagai permasalahan bersebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan guru masih kurang tepat dalam menyampaikan materi pembelajaran, khususnya dalam pembinaan karakter. 2. Konsep-konsep pendidikan karakter belum dapat diaplikasikan dalam


(17)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketika berinteraksi dengan orang lain maupun dengan lingkungan di sekitarnya.

3. Ada beberapa karakter kemandirian belajar siswa yang harus diperkuat terutama karakter kemandirian siswa yang meliputi sikap percaya diri, toleransi, disiplin dan tanggung jawab.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penguatan karakter kemandirian belajar siswa melalui pembelajaran berbasis proyek. Sehingga dapat dirumuskan pertanyaan penelitian, sebagai berikut:

1. Bagaimana karakter kemandirian belajar siswa di kelas IV SDN Tugumukti Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat?

2. Bagaimana rancangan pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan karakter kemandirian belajar siswa?

3. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan karakter kemandirian belajar siswa?

4. Apakah penerapan pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa SDN Tugumukti Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana karakter kemandirian belajar siswa di kelas IV SDN Tugumukti Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat.

2. Untuk mendapatkan rancangan pembelajaran berbasis proyek bagi penguatan karakter kemandirian belajar siswa.

3. Untuk memperoleh gambaran tentang bagimana pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek bagi penguatan karakter kemandirian belajar siswa.


(18)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Untuk membuktikan tentang apakah penerapan pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa SDN Tugumukti Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak terutama yang berkaitan dengan pendidikan, adapun manfaat penelitian antara lain:

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan teori keilmuan tentang pengembangan karakter kemandirian siswa terutama melalui metode proyek agar karakter kemandirian siswa dapat terealisasi dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan ruamah, sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

Dapat dijadikan salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang inovatif yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan dapat menambah pengetahuan wawasan guru tentang pembelajaran berbasis proyek dalam upaya memperkuat pengembangan karakter kemandirian siswa. Dengan demikian guru mampu membuat perencanaan pembelajaran dengan baik sehingga hasilnya sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

b. Bagi Siswa

Kemandirian siswa akan lebih meningkat, sehingga diharapkan dapat memotivasi siswa agar lebih giat dalam belajar, dan menjadi stimulus dalam upaya memperkuat pengembangan karakter kemandirian belajar siswa.


(19)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan demikian diharapkan dapat menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi bekal di kehidupan selanjutnya.

c. Bagi Pihak Sekolah

Pihak sekolah dapat memberikan ruang dan fasilitas serta memberikan kesempatan dan mendorong pada guru agar lebih kreatif, inovatif dalam melaksankan proses pembelajaran.

d. Bagi Peneliti Lain

Memberikan wawasan dan pengetahuan tentang pengembangan karakter kemandirian belajar siswa melalui pembelajaran berbasis proyek.

E. Struktur Organisasi Tesis

Sistematka penelitian dalam tesis ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam memahami permasalahan dan pembahasannya. Oleh karena itu tesis ini menggunakan sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, pada bab ini dikemukakan latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat/signifikansi penelitiandan struktur organisasi tesis. Bab II memuat kajian pustaka, asumsi dan hipotesis penelitian. Bab III metode penelitian, diuraikan pendekatan penelitian yang di dalamnya mencakup desain penelitian, model penelitian, monitoring dan implementasi, partisipan dan lokasi penelitian, teknik pengumpulan data dan instrumen data, analisis data dan indikator kinerja. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, dalam bab ini terdiri dari: a) pengolahan atau analisis data dan b) pembahasn analisis temuan. Bab V simpulan dan rekomendasi, dalam bab ini kesimpulan dan rekomendasi menyajikan penapsiran dan psemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(20)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB II

KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Teori-teori yang akan dipaparkan berkaitan dengan penelitian ini antara lain teori mengenai pendidikan karakter dan pembelajaran berbasis proyek.

A. Karakter Kemandirian Belajar Siswa

1. Pengertian Karakter dan Penguatan Karakter

Karakter yang kuat adalah sesuatu yang sangat penting yang memberikan kemampuan kepada manusia untuk hidup bersama dalam kedamaian serta membentuk dunia yang dipenuhi dengan kebaikan dan kebajikan, yang bebas dari kekerasan dan tindakan-tindakan tidak bermoral.

Individu yang berkarakter yang baik adalah individu yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan setiap akibat dari keputusannya. Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, adat istiadat dan estetika.

Pendidikan Karakter menurut Abourjilie (2006, hlm. 2) adalah:

Character Education is a national movement creating schools that foster ethical, responsible, and caring young people by modeling and teaching good character through an emphasis on universal values ... At its best, character education integrates positive values into every aspect of the school day.

Gerakan nasional dalam menciptakan sekolah yang mendorong etika, bertanggung jawab, dan kepedulian pemuda dengan cara pemodelan dan mengajarkan karakter yang baik melalui penekanan pada nilai-nilai universal . . . sehingga, pendidikan karakter mengintegrasikan nilai-nilai positif ke setiap aspek keseharian sekolah.


(21)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pemaparan tersebut, pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik sehingga siswa menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor). Penerapan pendidikan karakter secara sistematis dan berkelanjutan menjadikan seorang anak cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini akan menjadi bekal penting dalam mempersiapkan anak/remaja menyongsong masa depan. Sebab, seseorang yang cerdas emosi akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan akademis di sekolah.

Satuan pendidikan sebenarnya selama ini sudah mengembangkan dan melaksanakan nilai-nilai pembentuk karakter melalui program operasional satuan pendidikan masing-masing. Hal ini merupakan prakondisi pendidikan karakter pada satuan pendidikan, yang untuk selanjutnya diperkuat dengan 18 nilai karakter hasil kajian empirik pusat kurikulum tahun 2009 yang bersumber dari agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat (komunikatif), cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab (Puskur. 2009, hlm. 9-10).

Menurut Gultom (2013, hlm. 65) pendidikan karakter sebaiknya ditanamkan sejak usia dini, agar nilai-nilai karakter terinternalisasi secara mendalam, karena pada masa pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar merupakan periode emas untuk menanamkan nilai nilai karakter. Selain itu pendidikan karakter juga harus dilaksanakan secara berkesinambungan dan bersinergi antara lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dengan demikian diharapkan tujuan dari pendidikan karakter dapat tercapai dengan baik.

2. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter

Implementasi strategi pendidikan karakter di sekolah dapat dilakukan melalui model pendidikan holistik dan pendidikan integratif. Model pendidikan


(22)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

holistik (holistic education) mencakup 3 (tiga) ranah, yaitu metode knowing the

good, feeling the good, dan acting the good. Knowing the good berupa transfer

pengetahuan (kognitif) tentang hal-hal baik. Setelah knowing the good harus ditumbuhkan feeling and loving the good, yakni bagaimana merasakan dan mencintai kebajikan menjadi penggerak yang bisa membuat orang senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan sehingga tumbuh kesadaran mau melakukan perilaku kebajikan, karena kecintaannya pada perilaku kebajikan itu. Setelah terbiasa melakukan kebajikan, maka acting the good yang berupa tindakan-tindakan nyata untuk dibiasakan dalam aktivitas sehari-hari.

Model pendidikan terintegrasi dilakukan dengan mengintegasikan nilai-nilai karakter pada kompetensi-kompetensi mata siswaan. Menurut (Puskur. 2009, hlm. 26) Implementasi nilai-nilai karakter dapat dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran/KBM, pengembangan budaya sekolah, dan ekstra kurikuler. Misalnya:

a. Kegiatan Pembelajaran/Belajar Mengajar (KBM). Untuk menumbuhkan nilai karakter rasa ingin tahu melalui kegiatan observasi, meningkatkan keterampilan berkomunikasi yang efektif dengan kegiatan diskusi dan presentasi, mengembangkan berfikir kritis dengan kegiatan penelitian sederhana, dsb.

b. Budaya Sekolah. Untuk menumbuhkan karakter keimanan melalaui doa awal dan akhir siswaan, dan/atau sholat berjamaah, meningkatkan sikap dan perilaku rasa hormat/respek dengan membiasakan berjabatan tangan dan mengucap salam secara santun, untuk karakter peduli lingkungan dengan membiasakan menjaga kebersihan kelas dan membuang sampah di tempatnya, dsb

c. Kegaiatan ekstra kurikuler: pramuka, olah raga, karya ilmiah, seni, Palang Merah Remaja (PMR), dsb. Untuk mengembangkan kecakapan kerjasama dan jiwa sportif melalui bermain olah raga, peduli kemanusiaan dengan PMR donor darah, peduli sosial dengan bahti sosial-bantuan bencana, dsb.


(23)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan karakter merupakan bagian dari pembelajaran secara keseluruhan. Nilai-nilai dari pendidikan karakter merupakan bagian dari kompetensi yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.

3. Kendala-Kendala Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah

Pendidikan karakter merupakan program baru yang diprioritaskan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2009. Sebagai program baru masih menghadapi banyak kendala. Kendala-kendala tersebut adalah:

a. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan di sekolah belum terjabarkan dalam indikator yang representatif. Indikator yang tidak representatif dan baik tersebut menyebabkan kesulitan dalam mengukur ketercapaiannya.

b. Sekolah belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuai dengan visinya. Jumlah nilai-nilai karakter demikian banyak, baik yang diberikan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, maupun dari sumber-sumber lain. Umumnya sekolah menghadapi kesulitan memilih nilai karakter mana yang sesuai dengan visi sekolahnya. Hal itu berdampak pada gerakan membangun karakter di sekolah menjadi kurang terarah dan fokus, sehingga tidak jelas pula monitoring dan penilaiannya.

c. Pemahaman guru tentang konsep pendidikan karakter yang masih belum menyeluruh. Jumlah guru di Indonesia yang lebih 2 juta merupakan sasaran program yang sangat besar. Program pendidikan karakter belum dapat disosialisaikan pada semua guru dengan baik sehingga mereka belum memahaminya.

d. Guru belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuai dengan mata siswaan yang diampunya. Selain nilai-nilai karakter umum, dalam mata siswaan juga terdapat nilai-nilai karakter yang perlu dikembangkan guru pegampu. Nilai-nilai karakter mata siswaan tersebut belum dapat digali dengan baik untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran.


(24)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Guru belum memiliki kompetensi yang memadai untuk mengintegrasikan nilai-niai karakter pada mata siswaan yang diampunya. Program sudah dijalankan, sementara pelatihan masih sangat terbatas diikuti guru menyebabkan keterbatasan mereka dalam mengintegrasikan nilai karakter pada mata siswaan yang diampunya.

f. Guru belum dapat menjadi teladan atas nilai-nilai karakter yang dipilihnya. Permasalahan yang paling berat adalah peran guru untuk menjadi teladan dalam mewujudkan nilai-nilai karakter secara khusus sesuai dengan nilai karakter mata siswaan dan nilai-nilai karakter umum di sekolah.

4. Karakter Kemandirian Siswa

Kata kemandirian” berasal dari kata” diri” yang mendapatkan awalan “ke” dari akhiran “an”yang kemudian membentuk suatu kata keadaan atau kata benda. Karena kemandirian berasal dari kata dasar “diri”, maka pembahasan mengenai

kemandirian tidak dapat dilepaskan dari pembahasan mengenai perkembangan

“diri” itu sendiri.

Karakter kemandirian adalah proses yang menyangkut unsur-unsur normatif. ini mengandung makna bahwa kemandirian merupakan suatu proses yang terarah. karena perkembangan kemandirian sejalan dengan hakikat eksistensial manusia, maka arah perkembangan tersebut harus sejalan dengan dan berlandaskan pada tujuan hidup manusia.

Menurut Yamin dan Jamilah (2013, hlm. 65) karakter kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh kumulatif selama masa perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk mandiri dalam memghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu tersebut pada akhirnya akan mampu berfikir dan bertindak sendiri.

Menurut Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati (1990, hlm. 13) Karakter kemandirian belajar adalah belajar mandiri, tidak menggantungkan diri kepada orang lain, siswa dituntut untuk memiliki keaktifan dan inisiatif sendiri dalam belajar, bersikap, berbangsa maupun bernegara.


(25)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Stephen Brookfield (2000, hlm. 130-133) mengemukakan bahwa karakter kemandirian belajar merupakan kesadaran diri, digerakkan oleh diri sendiri, kemampuan belajar untuk mencapai tujuannya.

Dari ketiga pengertian karakter kemandirian belajar diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa kemandirian belajar adalah kondisi aktifitas belajar yang mandiri tidak tergantung pada orang lain, memiliki kemauan serta bertanggung jawab sendiri dalam menyelesaikan masalah belajarnya. Kemandirian belajar akan terwujud apabila siswa aktif mengontrol sendiri segala sesuatu yang dikerjakan, mengevaluasi dan selanjutnya merencanakan sesuatu yang lebih dalam pembelajaran yang dilalui dan siswa juga mau aktif dalam proses pembelajaran.

Ada beberapa ciri khas anak mandiri menurut (tim pustaka Familia 2006) antara lain:

a. memiliki kecenderungan memecahkan masalah daripada berkutat dalam kehawatiran bila terlibat masalah,

b. Tidaktakut mengambil resiko karna telah mempertimbangkan baik buruknya, c. Percaya terhadap penilaian diri sehingga tidak sedikit-sedikit minta bantuan

atau bertanya pada orang lain,

d. Mempunyai kontrol yang baik terhadap hidupnya.

Karakter kemandirian anak ini dapat di ukur melalui indikator-indikator yang menunjukkan pedoman atau acuan dalam melihat dan mengevaluasi perkembangan dan pertumbuhan anak. Yamin dan Jamilah (2013, hlm. 68) menyebutkan ada 7 indikator karakter kemandirian anakyaitu: kemampuan fisik, percaya diri, bertanggung jawab, disiplin, pandai bergaul, saling berbagi dan mengendalikan emosi.

5. Pendidikan Karakter Kemandirian dalam Konteks IPS a. Pengertian IPS

Pembelajaran adalah suatu proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. IPS merupakan salah satu program pengajaran yang membina dan menyiapkan kehidupan yang baik bagi siswa


(26)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai warga masyarakat dan warga Negara yang baik. National Council for the

Social Studies (NCSS) merumuskan pengertian IPS sebagai berikut:

Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies provide coordinated systematic study drawing upon such disciplines as antropology, archeology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psycology, religion, and sociology, as all as apropiate content from humanities, mathematics and natural sciences. The primary purpose of social studies is the help young people develop the ability to make informed and reasoned decision for public good as citizen of culturally diverse, democratic society in an independent word”. (NCSS, 1994, hlm. 3)

IPS merupakan suatu kajian terintegrasi dari ilmu-ilmu sosial dan ilmu kemanusiaan untuk meningkatkan kemampuan kewarganegaraan. Program sekolah yang menyajikan kajian terkoordinasi dan sistematis dengan mengambil dari kajian antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hokum, filsafat, ilmu politik, psikologi, agama, dan sosiologi, serta ilmu-ilmu kemanusiaan. Tujuan utama IPS adalah untuk membantu anak-anak muda mengembangkan kemampuan untuk membuat keputusan yang rasional bagi kebaikan masyarakat sebagai warganegara dalam masyarakat yang majemuk, demokratis yang saling ketergantungan.

Pembelajaran IPS tidak bisa dipisahkan dari aspek-aspek kehidupan manusia dimasyarakat, seperti dikemukakan Nursid Sumaatmadja (1984, hlm. 22)

“hakekat materinya digali dari kehidupan sehari-hari yang nyata dimasyarakat”. Dalam kurikulum 2013 pelaksanaan pembelajarannya dilakukan dengan cara tematik atau terpadu dengan pembelajaran lain, artinya pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus dengan mengangkat sebuah tema yang dapat mempersatukan indikator dari beberapa mata pelajaran dengan aspek perkembangan anak, serta kebutuhan dan tuntutan lingkungannya. Puskurbuk (dalam Supardan, 2014, hlm 15) dalam Kurikulum 2013 dijelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang isu-isu sosial dengan unsur kajiannya dalam konteks peristiwa, fakta, konsep, dan


(27)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

generalisasi.Tema yang dikaji dalam IPS adalah fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat baik masa lalu, masa sekarang, dan kecenderungannya di masa-masa mendatang.

Lahirnya Social Studies IPS menurut Supardan (2014, hlm. 14) biasanya dihubungkan dengan dua hal; Pertama, Perkembangan yang begitu cepat dialami oleh dunia ilmu pengetahuan dan teknologi bersamaan dengan semakin tajamnya spesialisasi setiap disiplin ilmu.Kedua, perkembangan masyarakat dewasa ini penuh perubahan-perubahan sosial yang cepat dan kompleks, berdiferensiasi dan seringkali membingungkan. Perubahan sosial yang satu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perubahan yang lain.

Somantri (2001, hlm. 73) memberikan definisi tentang Pendidikan IPS di

persekolahan sebagai “suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait, yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah

Pembelajaran IPS hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan, merefleksikan, dan mengartikulasi nilai-nilai yang dianutnya. Proses ini tergantung pada nilai-nilai prosedural di kelas. Siswa hendaknya memiliki hak mengambil posisi nilai mana yang akan dianut tanpa paksaan, atau menangguhkan keputusan dan tetap tidak mengambil keputusan. Dengan kata lain, siswa hendaknya didorong untuk bersiap diri membenarkan posisinya, mendengarka kritikan yang ditujukan terhadap dirinya dan atau mengubah keputusannya bila ada pertimbangan lain (Sapriya, 2012).

Banyak ahli pendidikan sepakat bahwa tujuan utama pendidikan IPS atau sosial studies adalah pembinaan berwarganegara, mereka mempunyai sudut pandang yang berbeda tentang bagaimana mencapai tujuan tersebut. Perbedaan ini dikategorikan oleh Barr, Barth, dan Shermis (dalam Maftuh, 2013) sebagai tiga tradisi pengajaran social studies yang mencakup: (1) social studies taught as

citizenship transmission; (2) social studies taught as social science; and (3) social studies taught as reflective inquiry.


(28)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sementara itu, IPS sebagai rational decision making dan social action bertujuan untuk mengajari siswa membuat pengambilan keputusan yang rasional dan bertindak sesuai dengan keputusan yang mereka buat tersebut. Kemampuan untuk membuat keputusan rasional berarti kemampuan untuk menggunakan keterampilan intelektual tingkat tinggi untuk merespon masalah-masalah pribadi dan sosial. Pendekatan pengambilan keputusan rasional mencakup tindakan (aksi) sosial yang baik yang didasarkan pada keputusan tersebut.

Menurut Natoinal Council for the Social study (NCSS) (dalam Maryani, 2011, hlm. 13) tujuan pendidikan IPS adalah sebagai berikut:

1) Menjadi warga Negara yang partisifasif dan bertanggung jawab.

2) Memberikan pengetahuan dan pengalaman hidup karena adalah bagian 3) dari petualangan hidup manusia dalam persfektif ruang dan waktu.

4) Mengembangkan berpikir kritis dan dari pemahaman sejarah, geografi, ekonomi, politik dan lembaga sosial, tradisi nilai-nilai masyarakat dan Negara sebagai ekspresi kesatuan dari keragaman.

5) Meningkatkan pemahan tentang hidup bersama sebagai satu kesatuan dan keragaman sejarah kehidupan masyarakat di dunia.

6) Mengembangkan sikap kritis dan analisis dalam mengkaji kondisi manusia. b. Pembelajaran IPS dalam Konteks Pendidikan Karakters

Mencermati uraian tentang pengertian dan tujuan IPS, maka pendidikan IPS sebenarnya sangat erat kaitannya dengan pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan moral atau pendidikan budi pekerti memiliki arah dan tujuan yang sama dengan tujuan pembelajaran IPS, yakni sama-sama bertujuan agar peserta didik menjadi warga negara yang baik. Pendidikan karakter adalah proses pemberian bimbingan dan fasilitasi kepada peserta didik agar menjadi manusia seutuhnya, manusia yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Ketiga substansi dan proses psikologis tersebut bermuara pada kehidupan moral dan kematangan


(29)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada setiap diri peserta didik, sehingga memahami kebaikan, mau berbuat baik dan berperilaku baik.

Pendidikan karakter dapat dikatakan sebagai upaya untuk mempromosikan dan menginternalisasikan nilai-nilai utama, atau nilai-nilai positif kepada warga masyarakat agar menjadi warga bangsa yang baik, warga bangsa yang percaya diri, tahan uji dan bermoral tinggi, demokratis dan bertanggung jawab. Dengan demikian pendidikan karakter merupakan proses pembudayaan dan pemanusiaan. Pendidikan karakter akan mengantarkan warga belajar dengan potensi yang dimilikinya dapat menjadi insan-insan yang beradab, dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai kehambaan dan kekhalifahan.

Dalam pengembangan pendidikan karakter di sekolah, maka institusi pendidikan atau sekolah harus menjadi lingkungan yang kondusif. Sekolah harus menjadi sebuah komunitas dan wahana persaudaraan tempat berkembangnya nilai-nilai kebaikan atau nilai-nilai utama. Pendidikan karakter akan senantiasa mengembangkan akhlak mulia dan kebiasaan yang baik bagi para peserta didik Dalam pengembangan pendidikan karakter, guru harus bekerja sama dengan keluarga atau orang tua/wali peserta didik. Lickona (2000:48) menyebutkan beberapa nilai kebaikan yang perlu dihayati dan dibiasakan dalam kehidupan peserta didik agar tercipta kehidupan yang harmonis di dalam keluarga dan masyarakat. Beberapa nilai itu antara lain: kejujuran, kasih sayang, pengendalian diri, saling menghargai/menghormati, kerjasama, tanggung jawab, dan ketekunan. Pendidikan karakter bukan sekedar memiliki dimensi integratif, dalam arti mengukuhkan moral intelektual peserta didik atas dasar nilai-nilai kebaikan, sehingga menjadi pribadi yang mantap dan tahan uji, pribadi-pribadi yang cendekia, mandiri dan bernurani, tetapi juga bersifat kuratif secara personal maupun sosial. Dengan demikian pendidikan karakter sebenarnya dapat menjadi salah satu langkah untuk menyembuhkan penyakit sosial (Doni Koesoema A., 2007: 116). Dalam konteks keindonesiaan, pendidikan karakter adalah proses menyaturasakan sistem nilai kemanusiaan dan nilai-nilai budaya Indonesia dalam 9 dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pendidikan


(30)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karakter bangsa merupakan suatu proses pembudayaan dan transformasi nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai budaya bangsa (Indonesia) untuk melahirkan insan atau warga negara yang bermartabat dan berperadaban tinggi.

6. Keterkaitan Antara Pendidikan Karakter dengan Pembelajaran Berbasis Proyek

Pendidikan karakter kemandirian belajar siswa sangat erat keterkaitannya dengan pembelajaran berbasis proyek, dikarnakan pembelajaran berbasis proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Selain itu pembelajaran berbasis proyek membutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif di mana lingkungan belajar siswa didesain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah autentik termasuk pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran, dan melaksanakan tugas bermakna lainnya. Pendekatan ini memperkenankan siswa untuk bekerja secara mandiri sehingga dalam mengkostruksikannya dalam produk nyata.

Dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa diberikan tugas atau proyek yang kompleks, cukup sulit, lengkap, tetapi realistik dan kemudian di berikan bantuan secukupnya agar mereka dapat menyelesaikan tugas. Di samping itu, penerapan strategi pembelajaran berbasis proyek/ tugas ini mendorong tumbuhnya kompetensi nurturant seperti kreativitas, kemandirian, tanggung jawab, kepercayaan diri, dan berpikir kritis dan analitis yang merupakan nilai-nilai pendidikan karakter.

Sejalan dengan pembelajaran berbasis proyek, pendidikan karakter di sekolah akan efektif apabila kepala sekolah, semua guru, dan unsur lainnya menjadi figur dan tokoh dengan berperan sebagai, teladan bagi para siswa, sebagai orang tua di sekolah, pengayom bagi seluruh siswa, dan pengendali/pengontrol/evaluator terhadap seluruh sikap dan prilaku budi pekerti siswa di sekolah.


(31)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Definisi Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan siswa dalam melakukan investigasi dan memahaminya.

Berikut pengertian pembelajaran berbasis proyek menurut beberapa ahli (dalam Michael M. Grant, 2002 hlm. 1-3 ) sebagai berikut:

a. Baron B. mengatakan pembelajaran berbasis proyek adalah pendekatan cara pembelajaran secara konstruktif untuk pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata relevan bagi kehidupan siswa.

b. Blumenfeld menjelaskan bahwa pembelajaran berbasis proyek adalah pendekatan komprehensif untuk pengajaran dan pembelajaran yang dirancang agar siswa dapat melakukan riset terhadap permasalahan nyata. c. Boud dan Felleti mengemukakan pembelajaran berbasis proyek adalah cara yang konstruktif dalam pembelajaran dengan menggunakan permasalahan sebagai stimulus dan berfokus pada aktivitas siswa

d. Thomas Mergendoller dan Michaelson mengatakan pembelajaran berbasis proyek adalah metode pengajaran sistematik yang mengikutsertakan siswa ke dalam pembelajaran pengetahuan dan keahlian yang kompleks, pertanyaan autentik dan perancangan produk dan tugas. Selain itu pembelajaran berbasis proyek juga mengajak siswa untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik. Jadi, dari pendapat para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas siswa untuk dapat memahami suatu konsep dan prinsip dengan melakukan investigasi yang mendalam tentang suatu masalah dan mencari suatu solusi yang relevan serta diimplementasikan dalam pengerjaan proyek, sehingga siswa mengalami proses pengalaman belajar yang bermakan dengan membangun pengetahuannya sendiri.

Pembelajaran Berbasiskan Proyek berasal dari gagasan John Dewey

tentang konsep “Learning by Doing” yakni proses perolehan hasil belajar dengan


(32)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penguasaan anak tentang bagaimana melakukan sesuatu pekerjaan yang terdiri atas serangkaian tingkah laku untuk mencapai suatu tujuan.

Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proyek didukung teori belajar konstruktivisme yang menyatakan bahwa struktur dasar suatu kegiatan terdiri atas tujuan yang ingin dicapai sebagai subyek yang berada di dalam konteks suatu masyarakat di mana pekerjaan itu dilakukan dengan perantaraan alat-alat, peraturan kerja, pembagian tugas dalam penerapan di kelas bertumpu pada kegiatan aktif dalam bentuk melakukan suatu (doing) daripada kegiatan pasif

“menerima” transfer pengetahuan dari pengajar.

2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek

Menurut John W. Tomas (dalam Dini Rahmawati, 2011, hlm. 30-31) Pembelajaran berbasis proyek memiliki lima karakteristik yang merupakan ciri yang membedakan pembelajaran berbasis proyek dengan model pembelajaran yang lain, yaitu:

a. Keterpusatan (centrality)

Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek adalah pusat atau inti kurikulum, bukan pelengkap kurikulum. Di dalam pembelajaran berbasis proyek, proyek adalah strategi pembelajaran; siswa mengalami dan belajar konsep-konsep inti suatu disiplin ilmu melalui proyek. Ada kerja proyek yang mengikuti pembelajaran tradisional dengan cara proyek tersebut memberi ilustrasi, contoh, praktik tambahan, atau aplikasi praktik yang diajarkan sebelumnya dengan maksud lain. Akan tetapi, menurut kriteria di atas, aplikasi proyek tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai pembelajaran berbasis proyek. Kegiatan proyek yang dimaksudkan untuk pengayaan di luar kurikulum juga tidak termasuk pembelajaran berbasis proyek.

b. Berfokus pada Pertanyaan atau Masalah

Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek adalah terfokus pada pertanyaan atau masalah, yang mendorong siswa menjalani (dengan kerja keras) konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti atau pokok dari disiplin. Kriteria ini sangat


(33)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

halus dan agak susah diraba. Definisi proyek (bagi siswa) harus dibuat sedemikian rupa agar terjalin hubungan antara aktivitas dan pengetahuan konseptual yang melatarinya yang diharapkan dapat berkembang menjadi lebih luas dan mendalam.

c. Investigasi Konstruktif atau Desain

Proyek melibatkan siswa dalam investigasi konstruktif. Investigasi mungkin berupa proses desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, diskoveri, atau proses pembangunan model. Akan tetapi, agar dapat disebut proyek memenuhi kriteria pembelajaran berbasis proyek, aktivitas inti dari proyek itu harus meliputi transformasi dan konstruksi pengetahuan (dengan pengertian: pemahaman baru, atau keterampilan baru) pada

pihak pebelajar. Jika pusat atau inti kegiatan proyek tidak menyajikan “tingkat kesulitan” bagi anak, atau dapat dilakukan dengan penerapan informasi atau keterampilan yang siap dipelajari, proyek yang dimaksud adalah tak lebih dari sebuah latihan, dan bukan proyek pembelajaran berbasis proyek yang dimaksud. Membersihkan peralatan laboratorium mungkin sebuah proyek, akan tetapi mungkin bukan proyek dalam pembelajaran berbasis proyek.

d. Otonomi

Proyek mendorong siswa sampai pada tingkat yang signifikan. Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek bukanlah ciptaan guru, tertuliskan dalam naskah, atau terpaketkan. Latihan laboratorium bukanlah contoh pembelajaran berbasis proyek, kecuali jika berfokus pada masalah dan merupakan inti pada kurikulum. Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek tidak berakhir pada hasil yang telah ditetapkan sebelumnya atau mengambil jalur (prosedur) yang telah ditetapkan sebelumnya. Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek lebih mengutamakan otonomi, pilihan, waktu kerja yang tidak bersifat rigid, dan tanggung jawab siswa daripada proyek trandisional dan pembelajaran tradisional.

e. Realisme

Proyek adalah realistik. Karakteristik proyek memberikan keontentikan pada siswa. Karakteristik ini boleh jadi meliputi topik, tugas, peranan yang dimainkan siswa, konteks dimana kerja proyek dilakukan, kolaborator yang


(34)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bekerja dengan siswa dalam proyek, produk yang dihasilkan, audien bagi produk-produk proyek, atau kriteria di mana produk-produk-produk-produk atau unjuk kerja dinilai. Pembelajaran berbasis proyek melibatkan tantangan-tantangan kehidupan nyata, berfokus pada pertanyaan atau masalah otentik (bukan simulatif), dan pemecahannya berpotensi untuk diterapkan di lapangan yang sesungguhnya.

Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa. Sedangkan menurut Buck Institute for Education (dalam Dini Rahmawati, 2011, hlm. 32), bahwa pembelajaran berbasis proyek memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Siswa membuat keputusan dan membuat kerangka kerja

2) Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya 3) Siswa merancang proses untuk mencapai hasil

4) Siswa bertanggungjawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan

5) Melakukan evaluasi secara kontinu

6) Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan 7) Hasil akhir berupa produk dan dievalusi kualitasnya

8) Kelas memiliki atmosfer yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan 3. Pelaksanaa Pembelajaran Berbasis Proyek

Sebuah proyek memerlukan tahapan-tahapan kegiatan yang terencana untuk mencapai tujuan. Adapun tahapan pendekatan proyek yang dimaksud dalam penelitian ini, menggunakan tahapan proyek sebagaimana dikemukakan (Helm& Katz, 2011, hlm. 12) yang meliputi tahapan berikut:

a. Tahap Mempersiapkan Proyek

Pada tahap mempersiapkan proyek, guru dan siswa memunculkan sebuah topik yang selanjutnya dikembangkan oleh siswa.

1) Memunculkan topik dan minat dari siswa atau dari guru a) Kegiatan pembelajaran dipusatkan pada siswa


(35)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Siswa menceritakan pengalaman pribadi di depan kelas atau dalam kegiatan berpasangan/kelompok.

c) Mendengarkan orang dewasa selain guru yang mereka kagumi.

d) Dalam pembelajaran terdapat kegiatan menemukan. Kegiatan ini adalah menemukan dan menentukan tema yang menarik dan menemukan data-data hasil pengamatan.

2) Melengkapi dengan tujuan kurikulum dan kesediaan sumber belajar.

Guru membimbing siswa untuk membaca dan menemukan dari sumber sekunder seperti buku, internet dan sebagainya

3) Memutuskan topik mana yang lebih sesuai dan praktis a) Guru mengajukan pertanyaan terbuka tentang suatu tema

b) Peserta menanggapi dengan membuat jejaring makna dari tema tersebut sehingga ide yang muncul bisa dikategorikan

4) Mendata apa yang ingin diketahui

Siswa berani mengajukan pendapat tentang materi pembelajaran menulis laporan.

b. Tahap Mengembangkan Proyek

Pada tahap pengembangan proyek, siswa merencanakan cara mencapai tujuan, bagaimana melakukannya, dan menentukan hasil akhir apa yang ingin diperoleh.

1) Mempersiapkan kunjungan

a) Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari proses menemukan sendiri: siswa mencermati dengan seksama tentang cita-cita yang paling diinginkan, kemudian berdiskusi untuk merancang dan menyusun informasi yang ingin diketahui kemudian membuat daftar pertanyaan yang nanti akan di tanyakan kepada narasumber.


(36)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Siswa mengonstruk pengetahuan yang dimilikinya, seperti pengetahuan menulis laporan hasil wawancara.

c) Pengetahuan menulis wawancara menjadi bekal pengetahuan dan keterampilan siswa untuk membuat buku mini biografi cita-citaku.

2) Mencari tahu dan mencatat hasil temuan

a) Pemberian tugas untuk menyusun kerangka laporan dan menulis laporan secara individual.

b) Siswa terlibat aktif belajar bersama, berbagi informasi dan pengalaman, saling merespons, dan saling berkomunikasi sesama teman untuk mengemukakan pendapatnya. Hal ini tampak pada saat presentasi pengumpulan data hasil pengamatan di lingkungan sekalah.

c) Dalam pembelajaran terdapat kegiatan menemukan, kegiatan menemukan dan menentukan tema yang menarik dan menemukan data-data hasil pengamatan

3) Mencatat langkah-langkah pengamatan

Siswa berani bertanya dan mengemukakan pendapat mengenai kerangka laporan dan materi yang diberikan

4) Mengamati

Siswa giat, serius dan antusias dalam memperoleh data seoptimal mungkin melelui kegiatan pengamatan.

5) Mencatat apa yang telah dipelajari, membuat pertanyaan baru, mengulang pengamatan

a) Siswa mengamati objek kegiatan mengamati objek yang menarik di lingkungan sekolah, yaitu mencari dan mengumpulkan data hasil pengamalan.


(37)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Siswa bertanya tentang bagaimana cara mempelajari sesuatu daripada bertanya yang hanya meminta informasi.

c. Tahap Menyimpulkan Proyek

Pada tahap menyimpulkan proyek, siswa diberi kesempatan untuk mendiskusikan hasil temuan di lapangan di depan kelas sehingga kelompok lain bisa memberi tanggapan. Tahap ini merupakan tahap siswa menyimpulkan secara keseluruhan dari hasil pengamatan dan diskusi sebaya.

1) Sumbangsaran sebaya/guru-siswa

a) Untuk menyelesaikan masalah, siswa bertanya kepadasiswa yang lain selain guru.

b) Pembagian kelompok secara heterogen memberikan pengaruh positif terutama sharing keilmuan atau pengetahuan di antara siswa.

c) Siswa belajar berkelompok untuk mendiskusikan materi yang diberikan, seperti menemukan tema yang menarik, melakukan observasi, dan membuat buku mini biografi citc-citaku.

d) Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

2) Merencanakan bagaimana menyampaikan hasil proyek melalui media apa a) Guru memberikan contoh membuat buku mini biografi cita-citaku.

b) Siswa meniru pembuatan buku mini biografi dan berkreasi se unik mungkin.

3) Meninjau ulang dan menilai pencapaian tujuan

a) Siswa memberikan respons terhadap pembelajaran yang dihubungkan dengan pengalaman nyata siswa itu sendiri, terutama pengetahuan yang mengendap dalam diri siswa sebagai struktur pengetahuan baru.

b) Siswa mampu merefleksi dan memberikan respons terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung dan pada akhir pembelajaran.


(38)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Sebagian refleksi muncul dari siswa.

d) Siswa mampu melakukan penilaian terhadap laporan hasil pengamatan temannya.

Menurut Lewin dan Shoemaker (dalam Elaine B. Johnson, 2007, hlm. 293-294) agar dapat menyelesaikan sebuah proyek dengan baik maka harus mengikuti tahapaan tahapan berikut ini:

a) Arrange (mengatur), ketahui tujuan dari belajarmu, putuskan proyek yang

akan dikerjakan, atur waktu sebaik-baiknya, siapkan persediaan, dan atur waktu untuk bertemu.

b) Begin (memulai), mulai mengerjakan proyek.

c) Change (mengubah), sambil berkerja, lakukan perubahan yang akan

memperkuat dan memperbaiki proyek.

d) Demonstrate (mempertunjukan), tunjukan apa yang telah kamu capai.

4. Peran Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek berangkat dari pandangan konstruktivism yang mengacu pada pendekatan kontekstual ( dalam Dini Rahmawati, 2011, hlm. 28). Dengan demikian, pembelajaran berbasis proyek merupakan metode yang menggunakan belajar kontekstual, dimana para siswa berperan aktif untuk memecahkan masalah, mengambil keputusan, meneliti, mempresentasikan, dan membuat dokumen. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan kompleks yang diperlukan siswa dalam melakukan investigasi dan memahaminya.

Selama berlangsungnya proses pembelajaran berbasis proyek, siswa akan mendapatkan bimbingan dari narasumber atau fasilitator dalam hal ini guru.

a.Peran guru dalam pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut: 1) Guru membuka pembeljaran dengan salam dan presensi

2) Guru membangkitkan semangat siswa dalam memulai pembelajaran dan berkontribusi aktif


(39)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Guru memberi penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang ingin dicapai 4) Guru membahas PR/tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya

5) Guru memberikan apersepsi dan mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari di pertemuan sebelumnya

6) Guru menjelaskan gambaran umum tentang proyek yang akan dikerjakan siswa

7) Guru memastikan bahwa setiap kelompok membuat perencanaan terlebih dahulu sebelum melaksanakan proyek (planning)

8) Guru memastikan bahwa setiap kelompok membagi-bagi tugas untuk melaksanakan proyek (organizing)

9) Guru memastikan bahwa setiap kelompok mengerjakan proyek dengan baik dan benar(actuating)

10)Guru memantau, membimbing, dan memberikan bantuan kepada siswa dalam setiap kelompok

11)Guru memperhatikan aktivitas siswa di kelas

12)Guru mengkondisikan siswa agar tidak menimbulkan keributan yang dapat mengganggu berlangsungnya proses pembelajaran

13)Guru memeriksa jawaban yang telah dikerjakan siswa dalam kelompoknya (controlling)

14)Guru mendorong siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaan mereka di depan kelas

15)Guru membimbing siswa aktif bertanya dan memberikan komentar serta pendapat

16)Guru membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi yang telah dipelajari 17)Guru memberikan PR/tugas untuk proyek berikutnya

18)Guru mengajar tepat waktu sesuai dengan alokasi waktu yang telah direncanakan)

b.Peran Siswa dalam pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut: 1) Siswa mengerjakan atau membawa PR/ tugas untuk hari ini


(40)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Siswa aktif mengerjakan proyek

4) Setiap kelompok membuat perencabaan terlebih dahulu sebelum melaksanakan proyek (planning)

5) Setiap kelompok membagi-bagi tugas untuk melaksanakan proyek (organizing)

6) Siswa aktif mengerjakan proyek (actuating)

7) Siswa mengemukakan gagasan atau ide untuk menyelesaikan proyek dalam kelompok

8) Setiap kelompok mampu mempresentasikan hasil pekerjaan didepan kelas dengan baik (controlling)

9) Setiap kelompok mampu memberikan tanggapan, pertanyaan, saran atau kritikan terhadap penyelesaian yang diajukan siswa lain

10)Siswa bersama guru menyimpulkan seluruh materi yang telah dipelajari 5. Ciri Pembelajaran Berbasis Proyek.

Ciri pembelajaran berbasis proyek yaitu:

a. Melibatkan para siswa dalam masalah-masalah kompleks, persoalan-persoalan dunia nyata, dimana pun para siswa dapat memilih dan menetukan persoalan atau masalah yang bermakna

b. Para siswa diharuskan menggunakan penyelidikan, penelitian keterampilan perencanaan, berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah saat mereka menyelesaikan proyek.

c. Para siswa diharapkan mempelajari dan menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang dimilikinya dalam berbagai konteks ketika mengerjakan proyek.

d. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dan mempraktekkan keterampilan pribadi pada saat mereka bekerja dalam tim kooperatif, maupun saat mendiskusikan dengan guru.

e. Memberikan kesempatan bagi para siswa mempraktekan berbagai keterampilan yang dibutuhkan untuk kehidupan dewasa mereka dan karir


(41)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(bagaimana mengalokasikan waktu, menjadi individu yang bertanggung jawab, keterampilan pribadi, belajra melalui pengalaman).

f. Menyampaikan harapan mengenai prestasi/hasil pembelajaran (ini disesuaikan dengan standard an tujuan pembelajaran untuk sekolah/negara. g. Melakukan refleksi yang mengarahkan siswa untuk berpikir kritis tentang

pengalaman mereka dan menghubungkan pengalaman dengan siswaan. h. Berakhir dengan presentasi atau produk yang menunjukkan pembelajaran dan

kemudian dinilai (kriteria dapat ditentukan oleh para siswa). 7. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penggunaan model pembelajaran berbasis proyek, antara lain sebagai berikat:

a. Diah Liesmaya (2012) melakukan penelitian untuk tesisnya yang berjudul “ Pembelajaran Menulis Laporan Pengamatan Dengan Pendekatan Proyek Sebagai Upaya Menumbuh Kembangkan Nilai-Nilai Karakter” kuasi eksperimen di SDN 3 Cipatat Kabupaten Bandung Barat. Ia menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan proyek memberi dampak fositif bagi siswa diantaranya siswa lebih giat dalam belajar, lebih bersemangat, aktif dan hasil belajarnya pun lebih baik.

b. Putri Rahmawati (2011) melakukan penelitian untuk tesisnya yang berjudul "Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek(Project Based-Learning)

Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa”. Ia memberikan kesimpulan bahwa peningkatan penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran pada kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek lebih baik daripada kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

c. Taopiq (2011) melakukan penelitian untuk tesisnya yang berjudul “Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai Upaya Mengembangkan Habbit Of Mind “, studi kasus di SMK Baleendah kabupaten Bandung. Ia memberikan kesimpulan hasil penelitianya yaitu data kuantitatif yang diperoleh rata-rata 76,94 jauh lebih besar dibandingkan dengan siswa tahun ajaran sebelumnya yang memperoleh rata-rata 60,48. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan


(42)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran berbasis proyek dapat mengembangkan Habbit Of Mind dengan rata-rata yang cukup signifikan.

d. Eli Ika Susanti (2011) melakukan penelitian tesisnya yang berjudul “ Pengaruh Metode Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pembelajaran

Agama Islam Di SMA Negeri I Karang Binangun Lamongan”. Ia menyatakan

bahwa metode pembelajaran berbasis proyek memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap kualitas pembelajaran di sekolah.

e. Sabar Nurohman (2009) melakukan penelitian tesisnya yang berjudul

“Pendekatan Project Based-Learning Sebagai Upaya Internalisasi Scientific

Method Bagi Mahasiswa Calon Guru Fisika”. Ia menyatakan bahwa

pembelajaran Project Based-Learning memiliki tahapan yang selaras dengan

proses scientific method. Oleh karena itu pendekatan Project Based-Learning

sssecara teoritis dapat digunakan sebagai sarana internalisasi scientific


(43)

Nia Sumiati, 2015

PENGUATAN KARAKTER KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam metode penelitian ini, akan dikemukakan lebih lanjut hal-hal yang terkait dengan : (a) desain penelitian, (b) model penelitian, (c) monitoring dan implementasi, (d) partisipan dan lokasi penelitian (e) teknik pengumpulan data dan instrumen data (f) analisis data dan (g) indikator kinerja.

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif dengan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun desain dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif.

Penelitian kualitatif menurut Jane Richie (dalam Moleong, 2012, hlm. 6) adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan prspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi dan persoalan tentang manusia yang diteliti. Selain itu Menurut Kirk dan Miller (dalam Iskandar, 2009, hlm. 12) bahwa metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Adapun ciri-ciri pendekatan kualitatif menurut (Bogdan & Biklen, 1998) adalah: (1) penelitian kualitatif mempunyai latar alami sebagai sumber data dan peneliti dipandang sebagai instrumen kunci, (2) peneliti bersifat deskriptif, (3) peneliti kualitatif lebih mementingkan proses dari pada hasil atau produk semata, (4) dalam menganalisis data cendrung secara induktif, (5) lebih mementingkan makna, artinya makna merupakan yang esensial dalam penelitian kualitatif.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan guru atau peneliti di dalam kelasnya melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya sebagai guru. Sedangkan penelitian tindakan kelas kolaboratif Menurut Kunandar (2008, hlm. 41) adalah adanya kerjasama antara disiplin ilmu keahlian dan profesi dalam memecahkan masalah.


(1)

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR PPKn

Kompetensi Dasar (KD)

3.4 Memahami arti bersatu dalam keberagaman di rumah, sekolah, dan masyarakat.

4.5 Bekerja sama dengan teman dalam keberagaman di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.

Indikator :

 Menjelaskan keberagaman cita-cita serta manfaatnya.

 Melakukan kegiatan kerja sama serta merefleksi sikap dalam kegiatan belajar.

IPS

Kompetensi Dasar (KD)

3.5 Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi

4.5 Menceritakan manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi

Indikator :

 Mengidentifikasi manfaat suatu cita-cita terhadap masyarakat

 Menuliskan manfaat suatu cita-cita terhadap masyarakat

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

 Setelah melakukan kegiatan bekerja sama dan diskusi, siswa mampu menjelaskan keberagaman cita-cita serta manfaatnya dengan benar.

 Setelah kegiatan bekerja sama, siswa mampu melakukan kegiatan kerja sama serta merefleksi sikap dalam kegiatan belajar dengan baik.

 Setelah membaca dan mengamati teks instruksi, siswa mampu menjelaskan alur pembuatan diorama dengan benar.


(2)

Nia Sumiati, 2015

 Setelah membaca dan mengamati teks instruksi, siswa mampu membuat diorama dari bahan alam untuk menjelaskan kehebatan mengenai cita-cita dengan benar.

D. MATERI PEMBELAJARAN  Menuliskan manfaat kerja sama

 Menggali kembali berbagai informasi tentang suatu jenis pekerjaan (Guru, dokter, arsitek, polisi, pengrajin)

E. METODE PEMBELAJARAN  Pendekatan : Saintifik

 Metode : Pengamatan, diskusi, tanya jawab, penugasan dan pesentasi

 Model : Pembelajaran berbasis proyek

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa

berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing.

 Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

 Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang ”Cita-Citaku ”.

 Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan: tahap perencanaan proyek, tahap pelaksanaan dan tahap penilaian.

 Guru menyajikan tayangan tentang kehebatan seorang guru, dokter, arsitek, polisi, pengrajin

10 menit

Inti 15.Tahap Perencanaan Proyek

 Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (mampu menjelaskan keberagaman cita-cita serta manfaatnya)

 Menentukkan topik yang akan dibahas (memilih satu profesi yang diminati)

 Mengelompokan siswa dalam kelompok – kelompok kecil berjumlah 4 – 5 orang dengan tingkat kemampuan beragam

 Merencang dan menyusun informasi yang akan di cari.

35 Menit X 30 JP


(3)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu 16.Tahap Pelaksanaan

 Siswa yang telah dibagi dalam beberapa kelompok, kemudian meminta mereka untuk menyusun kepingan gambar menjadi satu gambar cita-cita.

 Dalam kelompok, siswa akan mendiskusikan bentuk kerja sama yang dilakukan jenis pekerjaan tersebut.

 Siswa mencari bentuk-bentuk kerja sama yang terjadi di lingkungan sekolah, rumah, dan masyarakat sesuai cita-cita mereka. Minta siswa untuk keluar kelas dan menemukan bentuk kerja sama yang terjadi di lingkungan sekolah jika ada. Misalnya, guru perlu bekerja sama dengan kepala sekolah. Selanjutnya minta siswa untuk mencari bentuk kerja sama lain, misalnya dokter perlu bekerja sama denga pasien dan suster.

 Setiap kelompok akan menyampaikan hasil pengamatan dan diskusi dalam bentuk lisan. Kelompok lain dapat memberikan komentar.

 Guru meminta siswa secara individu untuk menuliskan manfaat berkerja sama dalam berbagai cita-cita.

 Siswa menuliskan contoh-contoh jenis kerja sama yang sesuai cita-cita dan manfaatnya dalam buku siswa.

 Siswa didmpingi oleh guru membuat sebuah pameran

yang bertemakan “cita-citaku”

Penutup 17.Tahap Refleksi

 Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama sehari

 Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)

 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti.

 Melakukan penilaian hasil belajar

 Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan

keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)


(4)

Nia Sumiati, 2015

G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

Buku Pedoman Guru Tema : Cita-Citaku Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).

Buku Siswa Tema : Cita-Citaku Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).

 Teks bacaan, kardus bekas, karton, alat tulis, penggaris, dan pensil warna

H. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR Penilaian Sikap

Contoh Penilaian sikap N

o Nama Siswa

Percaya

Diri Disiplin Toleransi

Bertanggung Jawab

BT MT MB M BT MT MB M BT MT MB M BT MT MB M

1 2 3

Mengetahui Kepala Sekolah,

Iim Rohimah, S.Pd. NIP. 19660201 198807 2 002

Bandung Barat, 4 Mei 2015 Guru Kelas IV

Windi Liesna Luciana, S.Pd.


(5)

Lembar Pengamatan Penguatan Karakter Kemandirian Belajar Siswa

Siklus / Tindakan : 3 (Tiga) / 6 (Enam)

Tema : Cita-Citaku

Tanggal Pengamatan : 4 Mei 2015 Petunjuk

1. Amati aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung

2. Beri tanda ceklis pada kolom yang telah di sediakan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Belum Timbul (BT), Mulai Timbul (MT), Mulai

Berkembang (MB) dan Membudaya (M)

Nama dalam kelompok Nama Siswa Nilai Karakter Percaya

Diri Disiplin Toleransi

Tanggung Jawab BT MT MB M BT MT MB M BT MT MB M BT MT MB M

I RS TA SM MRJ RF II FH AAA SR MLA. SSS III WI SN MR CAR DS RM IV MRR. RS KM RI WH V SFW KMP SS LF SA VI AMS RN PPF NR YK


(6)

Dokumen yang terkait

Penguatan Pendidikan Karakter melalui Model pembelajaran "Berkat Anang" di Sekolah Dasar

0 7 12

Penguatan Karakter Siswa Sekolah Dasar melalui Pembelajaran IPA

0 4 7

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BAGI SISWA SEKOLAH DASAR : Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas IV SDN 3 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

1 10 39

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR : Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VII E di SMP Negeri 2 Lembang Kabupaten Bandung Barat.

0 3 58

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Matematika di Kelas IV SD Negeri Purwanajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya).

0 1 26

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN PADA KONSEP STRUKTUR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cibanteng Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat Tahu

0 1 11

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BILANGAN BULAT :Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cibeunying Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 36

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA KONSEP PERKALIAN BILANGAN CACAH MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas II Sekolah Dasar Negeri Cikawung Kecamatan Gununghalu Kabupaten Bandung Barat.

0 1 37

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN KEBUMEN.

0 0 20

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS BUDAYA SEKOLAH MELALUI PROGRAM LITERASI DASAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI PONTIANAK

2 2 13