PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WARGA BANDUNG: Studi Kuasi Eksperimen Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Dan T

(1)

No. Daftar FPEB: 552/UN.40.7.DI/LT/2013

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga BAndung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK

BINA WARGA BANDUNG

(Studi Kuasi Eksperimen Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Dan Think Pair Share Program Keahlian Administrasi

Perkantoran SMK Bina Warga)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh

Novi Efriyanti Halimah 0901008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS


(2)

No. Daftar FPEB: 552/UN.40.7.DI/LT/2013

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga BAndung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(3)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga BAndung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE

LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI

PERKANTORAN DI SMK BINA WARGA BANDUNG

(Studi Kuasi Eksperimen Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Dan Think Pair Share Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK

Bina Warga)

Oleh

Novi Efriyanti Halimah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Novi Efriyanti Halimah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(4)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga BAndung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis. LEMBAR PENGESAHAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK

BINA WARGA BANDUNG

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si Drs. Budi Santoso, M.Si

NIP. 196004121986031002 NIP. 196008261987031001

Mengetahui, Ketua Program Studi


(5)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga BAndung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dr. Rasto, M.Pd


(6)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK

BINA WARGA BANDUNG

(Studi Kuasi Eksperimen Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Dan Think Pair Share Program Keahlian Administrasi

Perkantoran SMK Bina Warga) Oleh :

Novi Efriyanti Halimah (0901008)

Skripsi ini dibimbing oleh:

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si dan Drs. Budi Santoso, M.Si.

Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran think pair share dan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran numbered head together yang dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa yang dianalisis berdasarkan nilai N-Gain.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen semu dengan desain penelitian kelompok kontrol nonequivalent. Eksperimen dilakukan pada siswa-siswi kelas X-AP1 dan X-AP2 di SMK Bina Warga Bandung pada kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan pelanggan dan kolega.

Hasil penelitian menunjukan bahwa peningkatan hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan model pembelajaran numbered head together lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan model pembelajaran think pair share. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata N-gain. Rata-rata nilai N-Gain yang diperloh kelas kontrol yaitu 0,47 sedangkan Rata-rata nilai N-Gain yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 0,60. Berdasarkan hasil uji hipotesis non-parametrik man whitney U diperoleh taraf signifikansi 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran numbered head together dengan penggunaan model pembelajaran think pair share.


(7)

Novi Efriyanti Haalimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

USE OF COOPERATIVE LEARNING MODEL OF LEARNING IN IMPROVING STUDENT LEARNING SKILLS PROGRAM ADMINISTRATION OFFICE IN SMK BINA WARG BANDUNG

(Quasi-Experimental Study Of The Application Of Cooperative Learning Model Numbered Heads Together And Think Pair Share Program Office

Administration Skills SMK Bina Warga)

By :

Novi Efriyanti Halimah (0901008)

Supervisors:

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si dan Drs. Budi Santoso, M.Si

The purpose of the study to determine differences learning outcomes of control class that used the think pair share learning model and experiments class that used numbered heads together learning model using the views of improving student learning outcomes were analyzed based on the value of N-Gain.

The method used in this study is quasi-experimental methods (quasi-experimental design) to design nonequivalent control group design. The experiments conducted on the students of class X (X-AP1 and AP2 X) at SMK Bina Warga Bandung on competence to apply the principles of cooperation with customers and colleagues.

The results showed the improvement of student learning achievement in cognitive domain that using numbered heads together learning model is higher than the improvement of student learning achievement in cognitive domain that using learning models think pair share. It can be seen from the acquisition value of the average N-gain. The Mean of N-Gain of control class is 0.47 while The Mean of N-Gain of experiment class is 0.60. Based on the results of non-parametric hypothesis test of Man Whitney U showed significant lever 0,000. It can be concluded that there are significant differences between the use of numbered head together learning models with the use of think pair share learning model.


(8)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ……….… i

ABSTRACT……….. ii

KATA PENGANTAR ...……...………. iii

UCAPAN TERIMAKASIH ……… iv

DAFTAR ISI ………... vi

DAFTAR TABEL ..….………..……….ix

DAFTAR GAMBAR………. x

DAFTAR LAMPIRAN………. xi BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang ...Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi dan batasan masalah ...Error! Bookmark not defined. 1.3 Perumusan masalah ...Error! Bookmark not defined. 1.4 Tujuan penelitian ...Error! Bookmark not defined. 1.5 Kegunaan hasil penelitian ...Error! Bookmark not defined. BAB II KERANGKA TEORITIS ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Konsep model pembelajaran cooperative learning ...Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Model pembelajaran Cooperative learning ...Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Sintak Model pembelajaran Kooperatif ...Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Keunggulan Cooperative Learning ...Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Macam-Macam Model Pembelajaran Cooperative Learning ... Error! Bookmark not defined.

2.1.5 Model Pembelajaran Numbered Heads Together Error! Bookmark not defined. 2.1.6 Model Pembelajaran Think-Pair-Share ...Error! Bookmark not defined.


(9)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.1.7 Mengukur efektivitas metode pembelajaran cooperative learning ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Konsep Hasil belajar ...Error! Bookmark not defined. 2.2.1 Teori-teori belajar ...Error! Bookmark not defined. 2.2.2 Pengertian hasil belajar ...Error! Bookmark not defined. 2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ..Error! Bookmark not defined. 2.2.4 Mengukur hasil belajar ...Error! Bookmark not defined. 2.3 Keterkaitan Antara Cooperative Learning dan Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined.

2.4 Kerangka pemikiran ...Error! Bookmark not defined. 2.5 Hipotesis ...Error! Bookmark not defined. BAB III DESAIN PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. 3.1 Metode penelitian ...Error! Bookmark not defined. 3.2 Subjek Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 3.3 Skenario Pembelajaran ...Error! Bookmark not defined. 3.4 Instrumen Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 3.5 Uji Instrumen ...Error! Bookmark not defined. 3.5.1 Uji Validitas alat tes ...Error! Bookmark not defined. 3.5.2 Uji Reliabilitas alat tes ...Error! Bookmark not defined. 3.5.3 Tingkat kesukaran soal ...Error! Bookmark not defined. 3.5.4 Daya pembeda soal ...Error! Bookmark not defined. 3.6 Teknik analisis data ...Error! Bookmark not defined. 3.6.1 Uji normalitas ...Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Uji Homogenitas ...Error! Bookmark not defined. 3.6.3 perhitungan N-Gain...Error! Bookmark not defined. 3.6.4 Uji Hipotesis ...Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

4.1. Profil sekolah ...Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Sejarah ...Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Visi misi ...Error! Bookmark not defined.


(10)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.2 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Uji Validitas ...Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Uji Reliabilitas ...Error! Bookmark not defined. 4.2.3 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ...Error! Bookmark not defined. 4.2.4 Uji Daya Pembeda Soal ...Error! Bookmark not defined. 4.3 Deskripsi Data ...Error! Bookmark not defined. 4.3.1 Hasil Pretest ...Error! Bookmark not defined. 4.3.2 Hasil Postest ...Error! Bookmark not defined. 4.4 Deskripsi Proses Pembelajaran ...Error! Bookmark not defined. 4.4.1 Kelas Eksperimen ...Error! Bookmark not defined. 4.4.2 Kelas Kontrol ...Error! Bookmark not defined. 4.5 Uji Normalitas ...Error! Bookmark not defined. 4.6 Uji Homogenitas ...Error! Bookmark not defined. 4.7 Analisis N-Gain ...Error! Bookmark not defined. 4.8 Uji Hipotesis ...Error! Bookmark not defined. 4.9 Pembahasan...Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ...Error! Bookmark not defined. 5.2Saran ...Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA


(11)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan salah satu masalah yang menarik untuk dikaji yaitu mengenai hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dan perkembangan kemampuan siswa dapat dipengaruhi dari baik atau tidaknya proses pembelajaran yang dialami langsung oleh siswa. Nana Sudjana (2008:22) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya”. Kemampuan

siswa tersebut dapat dilihat atau diukur melalui nilai-nilai yang diperoleh siswa dari tes sumatif yang dilakukan sekolah secara berkala. Kegiatan penilaian berfungsi untuk mengetahui keefektifan pengalaman belajar dalam mencapai hasil belajar yang optimal.

Nana Sudjana (2011:3) mengemukakan bahwa “penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu”. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek penilaian adalah hasil belajar siswa setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kegiatan belajar merupakan salah satu yang dijadikan tolak ukur proses pembelajaran untuk menghasilkan lulusan berkualitas, terlihat dari hasil belajar atau nilai yang diperoleh dari tes yang dilaksanakan secara berkala dalam setiap mata pelajaran yang merupakan tujuan dari pembelajaran.


(12)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam upaya mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran para pendidik diharapkan untuk dapat menjadi figur pembimbing dalam mengembangkan penguasaan pengetahuan atau keterampilan peserta didik baik kognitif, afektif maupun psikomotor. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2005: 102) “Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik”. Sebagian besar keterampilan yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar dari apa yang mereka pelajari dalam lembaga formal maupun nonformal.

Masih rendahnya hasil belajar siswa merupakan salah satu penghambat pencapaian tujuan pendidikan. Hasil belajar yang rendah berdampak negatif pada perkembangan perserta didik (psikologi maupun akademis) maupun sekolah, karena yang dijadikan tolak ukur kesuksesan sebuah lembaga pendidikan yaitu mengeluarkan lulusan yang berkualitas yang siap terjun langsung ke dalam masyarakat.

Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada waktu yang lalu, diperoleh bahwa hasil belajar serta tingkat persentase kehadiran pada siswa kelas X program keahlian administrasi perkantoran (AP) di SMK Bina Warga Bandung untuk kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan pelanggan dan kolega masih rendah dan belum dapat dikatakan maksimal, hal tersebut dapat dilihat pada data berikut :


(13)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1. 1

Nilai rata-rata ulangan harian kelas X AP

Kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan pelanggan dan kolega.

Kompetensi keahlian

KKM Rata-rata ulangan harian 1

Rata-rata ulangan harian 2

Rata-rata Ulangan Tengah

Semester

Persentase Kehadiran

(%)

XAP1 75 64 71 66 71

XAP2 75 65 70 67 70

Sumber : daftar nilai siswa kelas X Ap SMK Bina Warga Bandung.

Berdasarkan Tabel 1.1 diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata harian kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan pelanggan dan kolega masih berada dibawah minimum nilai yang telah ditetapkan oleh sekolah. Siswa dikatakan berhasil jika standar nilai yang diperoleh atau KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) telah terpenuhi. Untuk persentase kehadiran yang ditetapkan yaitu 90%. Rendahnya persentase kehadiran peserta didik secara tidak langsung menunjukkan bahwa minat dan motivasi belajar siswa masih jauh dari apa yang diharapkan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ardila, beliau menyatakan bahwa hasil belajar siswi kelas X di SMK Bina Warga kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan pelanggan dan kolega masih kurang dari apa yang diharapkan, ini dikarenakan metode ceramah atau konvensional yang digunakan tidak menempatkan siswa dalam pembelajaran aktif dan memberi peran penting dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswi cenderung merasa jenuh atau mengantuk, penerapan


(14)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

model pembelajaran kooperatif tipe think pair share yang sebelumnya telah diterapkan masih mengalami beberapa kendala yaitu jumlah kelas sangat besar, maka guru akan mengalami kesulitan dalam membimbing siswa yang membutuhkan perhatian lebih.

Persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia pendidikan yang menganggap bahwa sudah merupakan tugas guru untuk mengajar dan menyodori dengan muatan-muatan informasi dan pengetahuan. Guru dipandang oleh siswa sebagai sumber informasi utama yang mahatahu, hal ini membuat siswa pasif dalam proses pembelajaran dengan alur proses belajar satu arah. Kegiatan belajar yang efektif dan efisien akan tercapai apabila dalam proses belajar siswa aktif berinteraksi dengan guru maupun antar sesama siswa.

Dalam proses pembelajaran, segala upaya yang dapat mempengaruhi dalam meningkatkan penguasaan pengetahuan siswa atau hasil belajar siswa penting untuk dilakukan. Hasil belajar yang masih rendah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor internal dan faktor eksternal, yang termasuk kedalam faktor internal diantaranya: masih rendahnya minat, perhatian serta motivasi siswa untuk belajar dan memecahkan soal-soal yang mereka anggap sulit sedangkan faktor yang termasuk faktor eksternal diantaranya: kondisi lingkungan belajar, fasilitas belajar mengajar siswa dan keterampilan guru saat mengajar atau metode pembelajaran yang digunakan.

Keterampilan guru dalam mengelola dan mengorganisir kelas merupakan salah satu hal yang penting dalam proses belajar mengajar. Guru


(15)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diharapkan dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan sehingga siswa antusias dan aktif dalam kegiatan belajar. Namun kenyataan dilapangan masih banyak yang menunjukkan sikap siswa yang pasif dalam mengikuti pelajaran. Salah satu langkah untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan siswa adalah mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum. Slameto (2010:65) menyatakan bahwa “guru yang progresif berani mencoba metode-metode baru yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar”. Oleh karena itu, mengingat betapa pentingnya metode pembelajaran untuk menunjang keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembelajaran perlu dikembangkan atau diterapkan metode pembelajaran yang tepat untuk setiap mata pelajaran.

Kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerja sama dengan pelanggan dan kolega merupakan salah satu kompetensi aktif pada program keahlian administrasi perkantoran. Salah satu aspek yang penting untuk dipelajari siswa dalam kompetensi ini adalah bagaimana menjalin hubungan sosial dan bekerja sama dengan rekan kerja. Oleh karena itu, pemilihan metode pembelajaran yang tepat sangat diperlukan agar siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya dan mengaplikasikan materi secara nyata.

Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Saat ini terdapat metode yang sangat popular dan sudah tidak


(16)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

asing lagi di kalangan pendidik yaitu cooperative learning. Metode Pembelajaran ini menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh dan mengembangkan keterampilan dalam penguasaan pengetahuannya secara berkelompok. Metode cooperative learning tidak sama dengan sekedar

pembelajaran kelompok. Anita lie (2008:29) mengatakan bahwa “ada unsur

-unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan”. Suasana kelas perlu dibangun dan direncanakan sedemikian rupa agar siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai metode pembelajaran cooperative. Oleh karena itu, penulis mengambil judul penelitian yaitu Penggunaan Model Pembelajaran

Cooperative Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Bina Warga Bandung”.

1.2Identifikasi dan batasan masalah

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan di atas, banyak hal yang harus diperhatikan oleh guru agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Karena guru memiliki peranan penting yaitu sebagai mediator, evaluator dan pemberi informasi dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu guru harus mengetahui apa saja yang dapat dijadikan sebagai alternatif yang membuat suasana kelas berkualitas, efektif dan efisien. Salah sau alternatif yang dapat dilakukan oleh guru yaitu menambah pengetahuan tentang metode


(17)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang dapat di gunakan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Banyak tipe pembelajaran yang termasuk ke dalam pembelajaran kooperatif ini diantaranya, Student Team-Achievement (STAD), Team Games Tournament (TGT), Jigsaw, Team Accelerated Instruction (TAI), Make a Match, Numbered head together, Think Pair Share, Two Stay Two Stray, Group Investigation, learning Together, Listening Team, Point Counter Point dan Complex Instruction.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, penulis perlu membatasi masalah yang terdapat dalam penelitian. Hal tersebut ditunjang oleh keterlibatan waktu serta kemampuan penulis, maka yang menjadi tema sentral yang akan diteliti sebagai berikut,

Kecenderungan hasil belajar siswa yang menurun diakibatkan model pembelajaran yang kurang variatif. Maka peneliti menerapkan model pembelajaran cooperative learning dengan tipe Numbered Head Together pada siswa kelas XAP-2 (kelas eksperimen) dan tipe Think Pair Share Pada XAP-1 (kelas kontrol) SMK Bina Warga program keahlian Administrasi Perkantoran , kompetensi menerapkan prinsip-prinsip bekerja sama dengan kolega dan pelanggan.

1.3 Perumusan masalah

Dari penjelasan latar belakang masalah diatas peneliti merumuskan beberapa masalah yang akan diteliti diantaranya,


(18)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum menerapkan model pembelajaran cooperative tipe Numbered Head Together pada kelas eksperimen dan Think pair share pada kelas kontrol?

b. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran cooperative tipe Numbered Head Together pada kelas eksperimen dan Think pair share pada kelas kontrol?

1.4Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dikemukakan, maka tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa sebelum menerapkan model pembelajaran cooperative tipe Numbered Head Together pada kelas eksperimen dan Think pair share pada kelas kontrol?

b. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran cooperative tipe Numbered Head Together pada kelas eksperimen dan Think pair share pada kelas kontrol?

1.5Kegunaan hasil penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis diantaranya sebagai berikut :

1. Secara teoritis, bagi penulis kegiatan penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman, serta keterampilan penulis mengenai metode pembelajaran cooperative learning untuk


(19)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan hasil belajar siswa program keahlian administrasi perkantoran di SMK Bina Warga.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat:

a) Bagi peneliti lanjutan, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melanjutkan atau menyempurnakan permasalahan yang belum atau kurang dibahas.

b) Bagi pihak sekolah khususnya guru kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan pelanggan dan kolega, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu alternative serta digunakan sebagai masukan tentang metode pembelajaran cooperative learning untuk proses pembelajaran selanjutnya.


(20)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

DESAIN PENELITIAN 3.1 Metode penelitian

Menurut Sugiyono (2012:3) menyatakan bahwa “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

dan kegunaan tertentu”. Pada pelaksanaan penelitian, peneliti memilih dua kelas atau dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, keduanya diberi pretest dan posstes yang sama dengan perbedaan pada kelas eksperimen memperoleh perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Experimental Design. Bentuk desain quasi ekperimen yang dipilih yaitu Nonequivalent Control Group Design. Untuk lebih jelas rancangan desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 O4

(Sugiyono, 2012:114) Keterangan :


(21)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu O2 : Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelas eksperimen

O3 : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelas kontrol

O4 : Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelas kontrol

X : Penggunaan metode cooperative learning tipe NHT

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan orang yang dapat memberikan data dan informasi yang dibutuhkan peneliti selama melakukan penelitian. Karena penentuan subjek penelitian berdasarkan pertimbangan tertentu yaitu kesamaan rata-rata nilai awal yang tidak jauh berbeda. populasi dalam penelitian ini yaitu kelas X-AP, Sehingga yang dijadikan sampel penelitian yaitu X AP-1 yang berjumlah 48 orang (kelas kontrol) dan kelas X AP-2 yang berjumlah 52 orang (kelas eksperimen).

3.3 Skenario Pembelajaran

Karena penentuan model pembelajaran harus sesuai atau dapat diterapkan dengan mudah oleh peneliti, maka model pembelajaran yang dipilih yaitu Numbered Head Together untuk kelas eksperimen dan Think-Pair-Share untuk kelas kontrol, berikut skenario pembelajarannya:

Skenario pembelajaran metode cooperative tipe Numbered Head Together dan Think Pair Share:


(22)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3. 1

Skenario Pembelajaran Skenario Pembelajaran Numbered Head

Together

Skenario pembelajaran Think-Pair-Share

Kegiatan Awal

 Guru memberikan salam dan sapaan kepada siswa

 Pengkondisian kelas / siswa

 Guru mengecek kehadiran siwa a. Apresepsi

 Guru menjajaki daya ingat siswa tentang pemahaman tentang materi pelajaran.

 Guru meminta kepada siswa untuk memberikan sedikit penjelasan tentang tema /materi yang akan dibahas.

b. Memotivasi

 Guru menjajaki kesiapan belajar siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang materi yang akan dipelajari.

 Guru menginformasikan tentang pembelajaran Numbered Head Together.

Kegiatan Inti a. Eksplorasi

 Guru menyampaikan buku panduan yang akan digunakan dalam

pembelajaran.

 Guru menyampaikan materi pembelajaran

b. Elaborasi

 Guru membagi siswa menjadi kelompok kecil, setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang, setiap siswa dalam kelompok mendapatkan nomor.

 Guru memberikan soal tentang materi yang dipelajari.

 Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan semua anggota kelompok dapat mengerjakan

Kegiatan Awal

 Guru memberikan salam dan sapaan kepada siswa

 Pengkondisian kelas

 Guru mengecek kehadiran siswa a. Apersepsi

 Guru mengajukan pertanyaan terkait materi sebelumnya.

 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk memikirkan jawabannya.

b. Memotivasi

 Guru menjajaki kesiapan belajar siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang materi yang akan dipelajari.

 Guru menginformasikan tentang model pembelajaran Think Pair Share.

Kegiatan inti a. Eksplorasi

 Guru membagikan LKS

kemudian meminta siswa untuk mempelajari bahan yang tertera pada LKS.

 Guru menjelaskan pelajaran secara singkat kemudian

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terhadap materi yang belum dimengerti. b. Elaborasi

 Guru meminta siswa untuk mempelajari (Think)soal-soal yang diberikan oleh guru.

 Guru meminta siswa berpasangan (Pair) untuk mendiskusikan hasil pemikiran mereka. Hal ini


(23)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan memahaminya.

 Guru memanggil salah satu nomor dan nomor yang dipanggil merupakan perwakilan kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi.

 Siswa dari kelompok lain memberikan tanggapan.

 Tugas kelompok atau hasil diskusi kelompok dikumpulkan.

c. Konfirmasi

 Guru memberikan tugas individu.

 Tugas individu dikumpulkan.

 Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Kegiatan Akhir a. Refleksi

 Peserta didik dan guru melakukan refleksi dan rangkuman materi.

 Menyampaikan informasi tentang materi yang akan di bahas pada pertemuan yang akan datang.

 Peserta didik diberikan tugas untuk pemahaman materi pertemuan selanjutnya

Penutupan pembelajaran

sama dan tukar pikiran antar masing-masing anggota kelompok.

 Guru membimbing jalannya diskusi.

 Guru meminta sebagian dari pasangan untuk berbagi (Share) mengenai hasil diskusi mereka ke depan kelas.

 Guru memberikan kesempatan kepada pasangan yang lain untuk memberikan tanggapan.

c. Konfirmasi

 Siswa diminta untuk menyimpulkan materi Kegiatan Akhir

a. Refleksi

 Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman.

 Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya untuk dipelajari siswa.

 Penutupan pembelajaran (Agus Suprijono, 2013:91-92) 3.4 Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:203) mengemukakan bahwa,

Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Pada penelitian ini, untuk memperoleh data yang mendukung peneliti menyusun dan menyiapkan instrument yaitu tes, wawancara dan lembar observasi.


(24)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a.Tes

Tes ini diberikan kepada siswa untuk mengukur seberapa jauh tingkat pemahaman materi siswa yang sebelumnya sudah disampaikan oleh guru. Instrument tes ini diberikan pada siswa saat pretes dan postes dengan karateristik setiap soal tes sama, baik dikelas eksperimen maupun kelas kontrol.

b. Wawancara

Menurut Sambas Ali Muhidin (2010:16) mengemukakan bahwa “teknik

wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan Tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung secara bertatap muka dengan sumber data”. Alat pengumpulan data dalam teknik wawancara adalah berupa pedoman (guide sheet) wawancara, yang berisi daftar pertanyaan yang telah disusun peneliti untuk ditanyakan kepada responden dalam suatu wawancara.

c.Lembar observasi

Lembar observasi merupakan alat untuk mengukur tingkah laku siswa ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati. Dengan kata lain lembar observasi dapat mengukur atau menilai proses pembelajaran. Lembar observasi berupa daftar isian yang diisi oleh pengamat selama proses pembelajaran berlangsung di kelas. Lembar observasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menginventarisasikan data tentang sikap siswa dalam belajarnya, sikap


(25)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru, serta interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa selama pembelajaran berlangsung.

3.5 Uji Instrumen

Instrumen sebagai alat pengumpulan data perlu diuji kelayakannya, karena data yang diperoleh dari hasil tes setelah pembelajaran akan diolah dan dianalisis untuk menguji instrument ini. Tujuan analisis dan pengolahan data ini adalah untuk menyederhanakan data kedalam bentuk yang dapat dimengerti dan ditafsirkan. Sehingga hubungan dalam penelitian ini dapat diuji dan dimengerti. Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data yaitu sebagai berikut:

3.5.1 Uji Validitas alat tes

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketetapan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Sugiyono (2006:137), “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur.”

)} ( )}{ ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy           

(suharsimi Arikunto 2010:213) Keterangan :


(26)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xy

r = Koefisien korelasi

N = Jumlah responden uji coba X = Skor tiap item

Y = Skor Total

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut: 1.Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

2.Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul.

3.Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Bertujuan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

4.Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor.

5.Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

6.Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item.

7.Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat di tabel, jadi membandingkan nilai rhitung dan nilai rtabel dengan kriteria kelayakannya sebagai berikut :


(27)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) jika rxy hitung ≤ r tabel, maka tidak valid

3.5.2 Uji Reliabilitas alat tes

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:221) menyatakan bahwa

“reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu

instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik”. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas soal pilihan ganda dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan rumus K-R 20, rumus KR-20 adalah sebagai berikut :

keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1- p)

Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya soal

S = standar deviasi dari tes

Sedangkan interpretasi besar koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

  

 

     

 2

2

11

1 S

pq S

n n r


(28)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3. 2

Interpretasi reliabilitas tes

Koefisien Kriteria

0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi 0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup 0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah 0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat rendah

(Suharsimi Arikunto, 2011 :75)

3.5.3 Tingkat kesukaran soal

Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut indeks kesukaran. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:100) menyatakan bahwa “ tingkat kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal mudah, sedang atau sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus :

(Nana Sudjana, 2008:137)

Keterangan :

I : Indeks kesukaran

B : Banyak siswa yang menjawab benar setiap butir soal


(29)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kriteria yang digunakan sebagai berikut:

0,00 < P < 0,30 Sukar

0,31 < P < 0,70 Sedang

0,71 < P < 1,00 Mudah

3.5.4 Daya pembeda soal

Suatu tes dikatakan baik jika tes tersebut dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan rendah dengan siswa yang berkemapuan tinggi. Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan siswa yang dapat menjawab benar dengan siswa yang tidak dapat menjawab benar soal tersebut.

Daya pembeda soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

D =

( Suharsimi Arikunto, 2006:213)

Keterangan :

D : Indeks diskriminasi

BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar


(30)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu JA : Banyak peserta kelompok atas

JB : Banyak peserta kelompok bawah

PA : proporsi kelompok atas yang menjawab benar

PB : proporsi kelompok bawah yang menjawab benar.

Interpretasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan adalah berdasarkan klasifikasi berikut:

D< 0.00 sangat jelek

0.0 < D < 0.20 jelek

0.20 < D < 0.40 cukup

0.40 < D < 0.70 baik

0.70 < D < 1.00 sangat baik

3.6 Teknik analisis data

Teknik analisis data maksudnya adalah mengolah data hasil eksperimen selanjutnya diolah dan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian. Tujuan analisis data ini adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk data yang dimengerti dan ditafsirkan.

3.6.1 Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan


(31)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemilihan uji statistik selanjutnya. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan bantuan piranti lunak pengolah data IBM SPSS Statistic 18. Uji normalitas yang digunakan yaitu Kolgomorov-Swirnov dengan taraf signifikansi (α = 0,05). Apabila nilai sig.> α maka HA diterima artinya data tersebut berdistribusi normal.

3.6.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah ada sampel yang terpilih menjadi responden berasal dari kelompok yang sama. Dengan kata lain, bahwa sampel yang diambil memiliki sifat-sifat yang sama atau homogen. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan bantuan piranti lunak pengolah data IBM SPSS Statistic 18. uji homogenitas yang dilakukan yaitu Levene Test (Test of Homogeneity of Variances) dengan taraf signifikansi (α = 0,05). Apabila nilai dari sig.> α maka HA diterima artinya varians untuk kedua data tersebut homogeni.

3.6.3 perhitungan N-Gain

N-Gain adalah normalisasi gain, perhitungan N-Gain dilakukan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa, pada kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan pelangga dan kolega. Hal ini dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan persamaan Hake (1999).


(32)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya, perolehan normalisasi gain diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu:

a. N-Gain tinggi: nilai (g) > 0.70 b. N-Gain sedang: 0.70 > (g) > 0.3 c. N-Gain rendah: nilai (g) > 0.3

3.6.4 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis yang dilakukan dapat diterima atau tidak. Uji hipotesis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu uji statistik parametrik dan uji statistik non-parametrik. Untuk menentukan uji statistik yang tepat digunakan maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas selanjutnya dilakukan uji hipotesis.

1) Uji statistik parametrik

Uji statistik parametrik digunakan jika data memenuhi asumsi statistic, yaitu jika terdistribusi normal dan memiliki variansi yang homogeny. Untuk menguji hipotesis pada data statistic parametric dapat menggunakan uji-t (t-test). Pengambilan keputusannya yaitu

apabila nilai sig.< α, dengan α = 0,05 maka H1 diterima. 2) Uji statistik non-parametrik

Jika distribusi datanya tidak memenuhi persyaratan uji parametrik, data terdistribusi tidak normal dan tidak homogeny maka pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistic non-parametrik. Uji statistik non-parametrik yang digunakan jika asumsi parametric tidak terpenuhi adalah uji Mann-Whitney U. Pengambilan keputusannya yaitu apabila nilai sig < α, dengan α = 0,05 maka H1 diterima.


(33)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan menggunakan taraf signifikan 5% ( maka kriteria pengujiannya adalah:

a. Jika nilai signifikan (Sig.) >0,05 maka H1 diterima. b. Jika nilai signifikan (Sig.) < 0,05 maka H0 ditolak.

Pasangan hipotesis nol dan tandingannya yang akan diuji adalah

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen.

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Perumusan hipotesis :

H0 : µ1 < µ2

H1 : µ1 > µ2

Keterangan µ1 = rata-rata (mean) hasil belajar kelas eksperimen dengan penggunaan model pembelajaran numbered head together.

µ2 = rata-rata (mean) hasil belajar kelas kontrol dengan penggunanaan model pembelajaran think pair share.


(34)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Peningkatan hasil belajar kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together termasuk kedalam klasifikasi sedang hingga tinggi, sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran think pair share termasuk kedalam klasifikasi rendah hingga sedang.

2. Kemampuan awal kelas kontrol dan eksperimen sama yang ditunjukan oleh uji beda pretest. Dalam proses pembelajaran setelah penggunaan model pembelajaran numbered head together peningkatan hasil belajar kognitif siswa lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran think pair share. Selain itu siswa terlihat lebih aktif dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.

1.2Saran

Dari hasil penelitian, analisis, pembahasan, dan kesimpulan dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran kelompok yang terstruktur, dan memiliki tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan. Agar semua tahapan pembelajaran dapat dilaksanaan secara maksimal, diperlukan pengalokasian waktu dengan sebaik-baiknya.


(35)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Agar siswa merespon model pembelajaran kooperatif yang diajukan pada awal pembelajaran, hendaknya guru mengawali pembelajaran dengan memotivasi dan menjelaskan tentang model pembelajaran yang akan diterapkan dengan bahasa yang mudah dipahami.

3. Bila siswa belum dapat menyimpulkan materi yang dipelajari atau dieksperimenkan, maka sebaiknya guru melakukan diskusi interaktif dengan siswa untuk mengarahkan siswa menemukan inti dari materi yang dipelajari.


(36)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warna Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. (2013). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pusaka Pelajar.

Anita Lie. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo.

Agus N. Cahyo. (2013). Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar. Yogyakarta: DIVA Press.

Etin Solihatin. (2009). Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara

Hamzah B. Uno. (2012). Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pusaka Pelajar. Miftahul Huda. (2012). Cooperative learning . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nana Sudjana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

___________. (2008). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Rusman. (2012). Belajar dan pembelajaran berbasis computer mengembangkan profesionalisme guru abad 21. Bandung: ALPABETA.

Slavin, Robert E. (2010). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa media.

Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Berkarakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sambas Ali Muhidin. (2010). Statistik 2 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adika Utama.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. ________. (2006). Metode penelitian administrasi. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi arikunto. (2011). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


(37)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warna Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

_______________. (2006). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

______________. (2010). Prosedur Penenlitian suatu pendekatan praktik. Bandung: Rineka Cipta

Syaodih Sukmadinata, Nana. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mepengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Schunk. Dale. H. (2012). Learning Theories. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Trianto. (2007). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Prenada Media Group.

Sumber jurnal :

Istiningrum dan Sukanti. (2012). Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas X AK 2 SMK YPKK 2 Sleman. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Juliana. (2013). Pengaruh Kooperatif Teknik NHT Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 14 Pontianak Selatan. Pontianak: Universitas Tanjung Pura.

Riki Devid Arianto dan Lusia Rakhmawati. (2013). Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (Nht) Dengan Tipe Think Pair Share ( Tps) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar Teknik Digital Di Smk Negeri 2 Lamongan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Diny Dwi Febriany. (2013). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Barkah lestari. (2008) Peningkatan kualitas pembelajaran dengan model pembeajaran cooperative learning. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.


(1)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya, perolehan normalisasi gain diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu:

a. N-Gain tinggi: nilai (g) > 0.70 b. N-Gain sedang: 0.70 > (g) > 0.3 c. N-Gain rendah: nilai (g) > 0.3

3.6.4 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis yang dilakukan dapat diterima atau tidak. Uji hipotesis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu uji statistik parametrik dan uji statistik non-parametrik. Untuk menentukan uji statistik yang tepat digunakan maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas selanjutnya dilakukan uji hipotesis.

1) Uji statistik parametrik

Uji statistik parametrik digunakan jika data memenuhi asumsi statistic, yaitu jika terdistribusi normal dan memiliki variansi yang homogeny. Untuk menguji hipotesis pada data statistic parametric dapat menggunakan uji-t (t-test). Pengambilan keputusannya yaitu

apabila nilai sig.< α, dengan α = 0,05 maka H1 diterima. 2) Uji statistik non-parametrik

Jika distribusi datanya tidak memenuhi persyaratan uji parametrik, data terdistribusi tidak normal dan tidak homogeny maka pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistic non-parametrik. Uji statistik non-parametrik yang digunakan jika asumsi parametric tidak terpenuhi adalah uji Mann-Whitney U. Pengambilan keputusannya yaitu apabila nilai sig < α, dengan α = 0,05 maka H1 diterima.


(2)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan menggunakan taraf signifikan 5% ( maka kriteria pengujiannya adalah:

a. Jika nilai signifikan (Sig.) >0,05 maka H1 diterima. b. Jika nilai signifikan (Sig.) < 0,05 maka H0 ditolak.

Pasangan hipotesis nol dan tandingannya yang akan diuji adalah

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen.

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Perumusan hipotesis :

H0 : µ1 < µ2

H1 : µ1 > µ2

Keterangan µ1 = rata-rata (mean) hasil belajar kelas eksperimen dengan penggunaan model pembelajaran numbered head together.

µ2 = rata-rata (mean) hasil belajar kelas kontrol dengan penggunanaan model pembelajaran think pair share.


(3)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Peningkatan hasil belajar kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together termasuk kedalam klasifikasi sedang hingga tinggi, sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran think pair share termasuk kedalam klasifikasi rendah hingga sedang.

2. Kemampuan awal kelas kontrol dan eksperimen sama yang ditunjukan oleh uji beda pretest. Dalam proses pembelajaran setelah penggunaan model pembelajaran numbered head together peningkatan hasil belajar kognitif siswa lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran think pair share. Selain itu siswa terlihat lebih aktif dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.

1.2Saran

Dari hasil penelitian, analisis, pembahasan, dan kesimpulan dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran kelompok yang terstruktur, dan memiliki tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan. Agar semua tahapan pembelajaran dapat dilaksanaan secara maksimal, diperlukan pengalokasian waktu dengan sebaik-baiknya.


(4)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Agar siswa merespon model pembelajaran kooperatif yang diajukan pada awal pembelajaran, hendaknya guru mengawali pembelajaran dengan memotivasi dan menjelaskan tentang model pembelajaran yang akan diterapkan dengan bahasa yang mudah dipahami.

3. Bila siswa belum dapat menyimpulkan materi yang dipelajari atau dieksperimenkan, maka sebaiknya guru melakukan diskusi interaktif dengan siswa untuk mengarahkan siswa menemukan inti dari materi yang dipelajari.


(5)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warna Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. (2013). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pusaka Pelajar.

Anita Lie. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo.

Agus N. Cahyo. (2013). Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar. Yogyakarta: DIVA Press.

Etin Solihatin. (2009). Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara

Hamzah B. Uno. (2012). Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pusaka Pelajar. Miftahul Huda. (2012). Cooperative learning . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nana Sudjana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

___________. (2008). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Rusman. (2012). Belajar dan pembelajaran berbasis computer mengembangkan

profesionalisme guru abad 21. Bandung: ALPABETA.

Slavin, Robert E. (2010). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa media.

Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Berkarakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sambas Ali Muhidin. (2010). Statistik 2 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adika Utama.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. ________. (2006). Metode penelitian administrasi. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi arikunto. (2011). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


(6)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warna Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

_______________. (2006). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

______________. (2010). Prosedur Penenlitian suatu pendekatan praktik. Bandung: Rineka Cipta

Syaodih Sukmadinata, Nana. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mepengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Schunk. Dale. H. (2012). Learning Theories. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Trianto. (2007). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Prenada Media Group.

Sumber jurnal :

Istiningrum dan Sukanti. (2012). Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas X AK 2 SMK YPKK 2 Sleman. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Juliana. (2013). Pengaruh Kooperatif Teknik NHT Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 14 Pontianak Selatan. Pontianak: Universitas Tanjung Pura.

Riki Devid Arianto dan Lusia Rakhmawati. (2013). Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (Nht) Dengan Tipe

Think Pair Share ( Tps) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar

Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar Teknik Digital Di Smk Negeri 2 Lamongan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Diny Dwi Febriany. (2013). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Barkah lestari. (2008) Peningkatan kualitas pembelajaran dengan model pembeajaran cooperative learning. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Matema

0 3 19

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Matema

0 2 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE LEARNING TOGETHER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA STANDAR KOMPETENSI MELAKUKAN PROSEDUR ADMINISTRASI : Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK W

0 0 59

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PROSEDUR ADMINISTRASI :Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Bina Warga Lemahabang Cireb

0 3 36

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PROSEDUR ADMINISTRASI : Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Bina Warga Lemahabang Cire

0 0 48