ETIKA BISNIS DALAM KEWIRAUSAHAAN (1)
ETIKA BISNIS DALAM KEWIRAUSAHAAN
PENDAHULUAN
Dalam kegiatan bisnis adalah suatu kegiatan untuk melakukan usaha/
melakukan kegiatan entrepreneurship yang bertujuan agar mendapatkan
keuntungan. Istilah kewirausahaan pada dasarnya merupakan suatu disiplin ilmu
yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang
dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan
berbagai risiko yang mungkin dihadapinya
Salah satu aspek yang sangat popular dan perlu mendapat perhatian
dalam dunia bisnis ini adalah norma dan etika bisnis. Etika bisnis selain dapat
menjamin kepercayaan dan loyalitas dari semua unsur yang berpengaruh pada
perusahaan juga sangat menentukan maju atau mundurnya perusahaan.
Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loalitas pemilik
kepentingan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan perusahaan.
Karena semua keputusan perusahaan sangat mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh pemilik kepentingan. Pemilik kepentingan adalah semua individu atau
kelompok
perusahaan.
yang
berkepentingan
dan
berpengaruh
terhadap
keputusan
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis adalah acuan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan
usaha
termasuk
dalam
berinterkasi
dengan
pemangku
kepentingan (stakeholders).
Etika bisnis adalah studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar
dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan
dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. (Velasquez, 2005). Tidak
dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan
memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat sehingga akan
kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar,
larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai
penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung
tinggi nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki
peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaaan
tidak mentolerir tindakan yang tidak etis. Misalnya diskriminsi dalam sistem
jenjang karier.
Faktor-faktor
yang
Mendorong
Timbulnya
Masalah
Etika
Bisnis
1. Mengejar keuntungan dan kepentingan pribadi
2. Tekanan persaingan terhadap laba perusahaan
3. Pertentangan antara nilai-nilai perusahaan dengan perorangan
PengertianPromosi
Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk
atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau
mengkonsumsinya. Dengan
mengharapkan
Tujuan
1.
2.
adanya
produsen
kenaikannya
Promosi
Menyebarkan
Untuk
promosi
produk
mendapatkan
distributor
angka
di
informasi
atau
penjualan.
antaranya
kepada
kenaikan
target
adalah:
pasar
penjualan
potensial
dan
profit
3. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan
4.
Untuk
menjaga
kestabilan
penjualan
ketika
terjadi
lesu
pasar
5. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing
6. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
Beberapa
cara
untuk
melakukan
promosi
adalah:
1.Melalui
e-mail
2.Melalui
sms
3.Melalui
pembicaraan
4.Melalui
iklan
5.Dll.
Etika
Pemasaran
dalam
konteks
promosi
:
a) Sebagai sarana menyampaikan informasi yang benar dan obyektif.
b)
c)
d)
Sebagai
Tidak
ada
Selalu
sarana
unsur
untuk
membangun
memanipulasi
berpedoman
atau
pada
image
memberdaya
prinsip2
positif.
konsumen.
kejujuran.
e) Tidak mengecewakan konsumen.
Etika bisnis di Bidang Pemasaran
Dalam setiap produk harus dilakukan promosi untuk memberitahukan
atau menawarkan produk atau jasa agar mudah dan cepat dikenali oleh
masyarakat dengan harapan kenaikan pada tingkat pemasarannya.
Promosi sangat diperlukan untuk dapat membuat barang yang produksi
menjadi diketahui oleh publik dalam berpromosi diperlukan etika-etika yang
mengatur bagaimana cara berpromosi yang baik dan benar serta tidak
melanggar peraturan yang berlaku, etika ini juga diperlukan agar dalam
berpromosi tidak ada pihak-pihak yang dirugikan oleh tekhnik promosi.
Cara-Cara
Melakukan
Promosi
Dengan
Etika
Bisnis
Dalam menciptakan etika bisnis, Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1.Pengendalian
Diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masingmasing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk
apapun.
2.
Pengembangan
Tanggung
Jawab
Sosial
(Social
Responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan
hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan
lebih kompleks lagi.
3.Mempertahankan
Jati
Diri
Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi adalah salah satu usaha
menciptakan etika bisnis.
4.Menciptakan
Persaingan
yang
Sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas,
tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus
terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah
kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu
memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam
menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam
dunia bisnis tersebut.
5.
Menerapkan
Konsep
“Pembangunan
Berkelanjutan"
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat
sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang.
6. Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan
Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak
akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala
bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang
mencemarkan nama bangsa dan Negara.
7.
Mampu
Menyatakan
yang
Benar
itu
Benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit
(sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan
"katabelece" dari "koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang
salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi" serta memberikan
"komisi"
8.
kepada
Menumbuhkan
pihak
Sikap
Saling
yang
Percaya
terkait.
antar
Golongan
Pengusaha Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada sikap
saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan
pengusaha lemah, sehingga pengusaha lemah mampu berkembang bersama
dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan.
9.
Konsekuen
dan
Konsisten
dengan
Aturan
main
Bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana
apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut.
Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada
"oknum", baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk
melakukan "kecurangan" demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika
bisnis
itu
akan
10.
"gugur"
satu
semi
Memelihara
satu.
Kesepakatan
Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan rasa
memiliki terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha
menciptakan etika bisnis.
11.
Menuangkan
ke
dalam
Hukum
Positif
Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang
menjadi Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin
kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi" terhadap
pengusaha lemah.
Peter F Drucker
Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to
create the new and different) .
Thomas W Zimmerer
Kewirausahaan
adalah
penerapan
kreativitas
dan
keinovasian
untuk
memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang
dihadapi orang setiap hari.
Andrew J Dubrin
Seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif
(Entrepreneurship is a person who founds and operates an innovative business).
Robbin dan Coulter
Entrepreneurship is the process whereby an individual or a group of individuals
uses organized efforts and means to pursue opportunities to create value and
grow by fulfilling wants and need through innovation and uniqueness, no matter
what resources are currently controlled.
Hakekat Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan
membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif,
peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari
proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko
atau ketidakpastian.
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau
kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersaahaja dalam berusaha dalam rangka
meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya. Ia selalu
berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan berkreasi dan berinovasi
lah semua peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah orang yang terampil
memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk
meningkatkan kehidupannya.
Hakekat Penting Kewirausahaan
Ada beberapa konsep yang menjelaskan tentang kewirausahaan. Berikut adalah
6 hakekat penting kewirausahaan ( Suryana,2003 : 13), yaitu :
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat,
proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker,
1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi
dalam
memecahkan
persoalan
dan
menemukan
peluang
untuk
memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu
usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto
Prawiro, 1997).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru
(creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai
lebih.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan
cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,
memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk
memberikan kepuasan kepada konsumen.
Definisi Kewirausahaan
Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat
didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and
different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk
menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian
untuk
menghadapi
risiko.
Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah mereka
yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan
miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi
orang lain dengan berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap
orang yang mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau
dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha.
Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok (1) peluang dan, (2)
kemampuan menanggapi peluang, Berdasarkan hal tersebut maka definisi
kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap
dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha
yang melembaga, produktif dan inovatif.” (Pekerti, 1997)
Hakekat Etika Bisnis
Menurut pengertiannya, etika dapat dibedakan menjadi 2:
-
Etika sebagai praktis: nilai-nilai dan norma-norma moral (apa yang
dilakukan sejauh sesuai atau tidak sesuai dengan nilai dan norma moral.
-
Etika sebagai refleksi: pemikiran moral. Berpikir tentang apa yang
dilakukan dan khususnya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh
dilakukan. (dalam hal ini adalah menyoroti dan menilai baik-buruknya perilaku
seseorang).
Pengertiannya dapat dibedakan menjadi:
-
Secara makro: etika bisnis mempelajari aspek-aspek moral dari sistem
ekonomi secara keseluruhan.
-
Secara meso: etika bisnis mempelajari masalah-masalah etis di bidang
organisasi
-
Secara mikro: etika bisnis difokuskan pada hubungan individu dengan
ekonomi dan bisnis.
Menurut Zimmerer, etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha
berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam
membuat keputusan dan memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi.
Menurut Ronald J. Ebert dan Ricky M. Griffin, etika bisnis adalah istilah yang
sering digunakan untuk menunjukan perilaku etika dari seorang manajer atau
karyawan suatu organisasi. Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan
loyalitas pemilik kepentingan.
Jadi, Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan
nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam berusaha dan
memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam suatu perusahaan.
Prinsip-prinsip Etika Kewirausahaan
1. Prinsip Etika dan Norma Kewirausahaan
a. Prinsip tanggung jawab
-
Tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan dan hasilnya.
Tanggungjawab atas dampak profesinya terhadap kehidupan dan
kepentingan orang lain.
b. Prinsip keadilan (first come first serviced)
c. Prinsip otonomi
(kebebasan sepenuhnya dlm menjalankan profesinya)
-
Prinsip otonomi dibatasi oleh tanggung jawab dan komitmenprofesi
-
Pemerintah boleh campur tangan utk keselamatan umum
d. Prinsip integritas moral
Komitmen pribadi utk menjaga keluhuran profesinya, nama baiknya, dan juga
kepentingan orang lain dan masyarakat.
2. Prisnisp-prinsip etika dan perilaku bisnis
a. Kejujuran
b. Integritas
c. Memelihara janji
d. Kesetiaan
e. Kewajaran/keadilan
f.
Suka membantu orang lain
g. Hormat kepada orang lain
h. Warga Negara yang bertanggung jawab
i.
Mengejar keunggulan
j.
Dapat dipertanggungjawabkan
Pentingnya Etika Bisnis
Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas stakeholder
dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan
persoalan perusahaan. Hal ini disebabkan semua keputusan perusahaan sangat
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh stakeholder. Stakeholder adalah semua
individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh pada keputusankeputusan perusahaan. Siapa saja stakeholder perusahaan:
1. Para pengusaha dan mitra usaha
2. Petani dan perusahaan pemasok bahan baku
3. Organisasi pekerja yang mewakili pekerja
4. Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha
5. Bank penyandang dana perusahaan
6. Investor penanam modal
7. Masyarakat umum yang dilayani
8. Pelanggan yang membeli produk
KESIMPULAN
kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif
dan inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya,
proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang
dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.
Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilainilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam berusaha dan
memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam suatu perusahaan.
Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas stakeholder
dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan
persoalan perusahaan. Hal ini disebabkan semua keputusan perusahaan sangat
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh stakeholder. Stakeholder adalah semua
individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh pada keputusankeputusan perusahaan.
SARAN
Sebagai seorang profesional selain harus memiliki kemampuan yang baik dalam
hal kreatifitas dan inovatifitas yang dijadikan kiat dalam menemukan suatu ide,
gagasan atau inovasi baru dan cemerlang maka diperlukan pula subuah etika
bisnis. Agar ketika ia bekerja Stakeholder dapat menemui kepuasan hingga
daripadanya dapat menciptakan kepercayaan dan penghormatan.
ETIKA
BISNIS
DAN
ISU
TERKAIT
Menurut kamus, istilah etika memiliki beragam makna berbeda. Salah
satu maknanya adalah “prinsip tingkah laku yang mengatur individu dan
kelompok”. Makna kedua menurut kamus – lebih penting – etika adalah “kajian
moralitas”. Tapi meskipun etika berkaitan dengan moralitas, namun tidak sama
persis dengan moralitas. Etika adalah semacam penelaahan, baik aktivitas
penelaahan maupun hasil penelaahan itu sendiri, sedangkan moralitas
merupakan
A.Moralitas
subjek.
Moralitas adalah pedoman yang dimiliki individu atau kelompok
mengenai
apa
itu
benar
dan
salah,
atau
baik
dan
jahat.
Pedoman moral mencakup norma-norma yang kita miliki mengenai jenis-jenis
tindakan yang kita yakini benar atau salah secara moral, dan nilai-nilai yang kita
terapkan pada objek-objek yang kita yakini secara moral baik atau secara moral
buruk. Norma moral seperti “selalu katakan kebenaran”, “membunuh orang tak
berdosa itu salah”. Nilai-nilai moral biasanya diekspresikan sebagai pernyataan
yang mendeskripsikan objek-objek atau ciri-ciri objek yang bernilai, semacam
“kejujuran itu baik” dan “ketidakadilan itu buruk”. Standar moral pertama kali
terserap
ketika
masa
kanak-kanak
dari
keluarga,
teman,
pengaruh
kemasyarakatan seperti gereja, sekolah, televisi, majalah, music dan
perkumpulan.
Hakekat standar moral :
1. Standar moral berkaitan dengan persoalan yang kita anggap akan
merugikan secara serius atau benar-benar akan menguntungkan manusia.
2. Standar moral tidak dapat ditetapkan atau diubah oleh keputusan dewan
otoritatif tertentu.
3. Standar moral harus lebih diutamakan daripada nilai lain termasuk
(khususnya) kepentingan diri.
4. Standar moral berdasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak.
5. Standar moral diasosiasikan dengan emosi tertentu dan kosa kata tertentu.
Standar moral, dengan demikian, merupakan standar yang berkaitan
dengan persoalan yang kita anggap mempunyai konsekuensi serius,
didasarkan pada penalaran yang baik bukan otoritas, melampaui
kepentingan diri, didasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak, dan
yang pelanggarannya diasosiasikan dengan perasaan bersalah dan malu
dan dengan emosi dan kosa kata tertentu.
B.Etika
Etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral perorangan dan
standar moral masyarakat. Ia mempertanyakan bagaimana standar-standar
diaplikasikan dalam kehidupan kita dan apakah standar itu masuk akal atau
tidak masuk akal – standar, yaitu apakah didukung dengan penalaran yang
bagus
atau
jelek.
Etika merupakan penelaahan standar moral, proses pemeriksaan standar
moral orang atau masyarakat untuk menentukan apakah standar tersebut masuk
akal atau tidak untuk diterapkan dalam situasi dan permasalahan konkrit. Tujuan
akhir standar moral adalah mengembangkan bangunan standar moral yang kita
rasa
masuk
akal
untuk
dianut.
Etika merupakan studi standar moral yang tujuan eksplisitnya adalah
menentukan standar yang benar atau yang didukung oleh penalaran yang baik,
dan dengan demikian etika mencoba mencapai kesimpulan tentang moral yang
benar
benar
dan
salah,
dan
moral
yang
baik
dan
jahat.
C.EtikaBisnis
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang
benar
dan
salah.
Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam
kebijakan,
institusi,
dan
perilaku
bisnis.
Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu
diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern
untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan
kepada
orang-orang
D.Penerapan
yang
Etika
ada
pada
di
dalam
organisasi.
Organisasi
Perusahaan
Dapatkan pengertian moral seperti tanggung jawab, perbuatan yang salah dan
kewajiban diterapkan terhadap kelompok seperti perusahaan, ataukah pada
orang
(individu)
sebagai
perilaku
moral
yang
nyata?
Ada dua pandangan yang muncul atas masalah ini :
Ekstrem pertama, adalah pandangan yang berpendapat bahwa, karena
aturan
yang
mengikat,
organisasi
memperbolehkan
kita
untuk
mengatakan bahwa perusahaan bertindak seperti individu dan memiliki
tujuan yang disengaja atas apa yang mereka lakukan, kita dapat
mengatakan mereka bertanggung jawab secara moral untuk tindakan
mereka dan bahwa tindakan mereka adalah bermoral atau tidak bermoral
dalam pengertian yang sama yang dilakukan manusia.
Ekstrem kedua, adalah pandangan filsuf yang berpendirian bahwa tidak
masuk akal berpikir bahwa organisasi bisnis secara moral bertanggung
jawab karena ia gagal mengikuti standar moral atau mengatakan bahwa
organisasi memiliki kewajiban moral. Organisasi bisnis sama seperti
mesin yang anggotanya harus secara membabi buta mentaati peraturan
formal yang tidak ada kaitannya dengan moralitas. Akibatnya, lebih tidak
masuk akal untuk menganggap organisasi bertanggung jawab secara
moral karena ia gagal mengikuti standar moral daripada mengkritik
organisasi seperti mesin yang gagal bertindak secara moral.
Karena itu, tindakan perusahaan berasal dari pilihan dan tindakan individu
manusia, indivdu-individulah yang harus dipandang sebagai penjaga utama
kewajiban moral dan tanggung jawab moral : individu manusia bertanggung
jawab atas apa yang dilakukan perusahaan karena tindakan perusahaan secara
keseluruhan mengalir dari pilihan dan perilaku mereka. Jika perusahaan
bertindak keliru, kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan tindakan yang dilakukan
oleh individu dalam perusahaan itu, jika perusahaan bertindak secara moral, hal
itu disebabkan oleh pilihan individu dalam perusahaan bertindak secara
bermoral.
E.
Globalisasi,
Perusahaan
Multinasional
dan
Etika
Bisnis
Globalisasi adalah proses yang meliputi seluruh dunia dan menyebabkan system
ekonomi serta sosial negara-negara menjadi terhubung bersama, termasuk
didalamnya barangbarang, jasa, modal, pengetahuan, dan peninggalan budaya
yang diperdagangkan dan saling berpindah dari satu negara ke negara lain.
Proses ini mempunyai beberapa komponen, termasuk didalamnya penurunan
rintangan perdagangan dan munculnya pasar terbuka dunia, kreasi komunikasi
global dan system transportasi seperti internet dan pelayaran global,
perkembangan organisasi perdagangan dunia (WTO), bank dunia, IMF, dan lain
sebagainya.
Perusahaan multinasional adalah inti dari proses globalisasi dan bertanggung
jawab dalam transaksi internasional yang terjadi dewasa ini. Perusahaan
multinasional adalah perusahaan yang bergerak di bidang yang menghasilkan
pemasaran, jasa atau operasi administrasi di beberapa negara. Perusahaan
multinasional
pemasaran,
adalah
jasa
dan
perusahaan
beroperasi
yang
di
melakukan
banyak
kegiatan
negara
yang
produksi,
berbeda.
Karena perusahaan multinasional ini beroperasi di banyak negara dengan ragam
budaya dan standar yang berbeda, banyak klaim yang menyatakan bahwa
beberapa perusahaan melanggar norma dan standar yang seharusnya tidak
mereka
F.
lakukan.
Etika
Bisnis
dan
Perbedaan
Budaya
Relativisme etis adalah teori bahwa, karena masyarakat yang berbeda memiliki
keyakinan etis yang berbeda. Apakah tindakan secara moral benar atau salah,
tergantung kepada pandangan masyarakat itu. Dengan kata lain, relativisme
moral adalah pandangan bahwa tidak ada standar etis yang secara absolute
benar dan yang diterapkan atau harus diterapkan terhadap perusahaan atau
orang
dari
semua
masyarakat.
Dalam penalaran moral seseorang, dia harus selalu mengikuti standar moral
yang
berlaku
dalam
masyarakat
manapun
dimana
dia
berada.
Pandangan lain dari kritikus relativisme etis yang berpendapat, bahwa ada
standar moral tertentu yang harus diterima oleh anggota masyarakat manapun
jika masyarakat itu akan terus berlangsung dan jika anggotanya ingin
berinteraksi
secara
efektif.
Relativisme etis mengingatkan kita bahwa masyarakat yang berbeda memiliki
keyakinan moral yang berbeda, dan kita hendaknya tidak secara sederhana
mengabaikan keyakinan moral kebudayaan lain ketika mereka tidak sesuai
dengan
G.
standar
Teknologi
moral
dan
Etika
kita.
Bisnis
Teknologi yang berkembang di akhir dekade abad ke-20 mentransformasi
masyarakat dan bisnis, dan menciptakan potensi problem etis baru. Yang paling
mencolok adalah revolusi dalam bioteknologi dan teknologi informasi.
Teknologi menyebabkan beberapa perubahan radikal, seperti globalisasi yang
berkembang pesat dan hilangnya jarak, kemampuan menemukan bentuk-bentuk
kehidupan baru yang keuntungan dan resikonya tidak terprediksi. Dengan
perubahan cepat ini, organisasi bisnis berhadapan dengan setumpuk persoalan
etis
baru
yang
menarik.
PERAN DAN MANFAAT ETIKA BISNIS DI BIDANG PEMASARAN,
KEUANGAN
DAN
TEKNOLOGI
DALAM
MENGHADAPI
ERA
GLOBALISASI
Etika Bisnis adalah suatu hal yang sangat penting untuk melindungi
reputasi perusahaan. Masalah etika ini selalu dihadapi oleh para manajer dalam
keseharian kegiatan bisnis, namun harus dijaga terus menerus, sebab reputasi
sebuah perusahaan yang etis tidak dibentuk dalam waktu pendek tapi akan
terbentuk dalam jangka panjang. Dan ini merupakan aset tak ternilai sebagai
good will bagi sebuah perusahaan. Suatu trademark istimewa dalam competitive
advantage.
Konsep etika bisnis tercermin pada corporate culture (budaya
perusahaan).
Menurut Kotler (1997) budaya perusahaan merupakan karakter suatu
perusahaan yang mencakup pengalaman, cerita, kepercayaan dan norma
bersama yang dianut oleh jajaran perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari cara
karyawannya berpakaian, berbicara, melayani tamu dan pengaturan kantor
Dasar pemikiran:
Suatu perusahaan akan memiliki hak hidup apabila perusahaan tersebut
memiliki pasar, dan dikelola oleh orang-orang yang ahli dan menyenangi
pekerjaannya.
Agar
perusahaan
tersebut
mampu melangsungkan
dihadapkan pada masalah:
a. intern,misalnya masalah perburuhan
b. Ekstern,misalnya konsumen dan persaingan
c. Lingkungan, misalnya gangguan keamanan
1
hidupnya,
ia
PENDAHULUAN
Dalam kegiatan bisnis adalah suatu kegiatan untuk melakukan usaha/
melakukan kegiatan entrepreneurship yang bertujuan agar mendapatkan
keuntungan. Istilah kewirausahaan pada dasarnya merupakan suatu disiplin ilmu
yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang
dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan
berbagai risiko yang mungkin dihadapinya
Salah satu aspek yang sangat popular dan perlu mendapat perhatian
dalam dunia bisnis ini adalah norma dan etika bisnis. Etika bisnis selain dapat
menjamin kepercayaan dan loyalitas dari semua unsur yang berpengaruh pada
perusahaan juga sangat menentukan maju atau mundurnya perusahaan.
Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loalitas pemilik
kepentingan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan perusahaan.
Karena semua keputusan perusahaan sangat mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh pemilik kepentingan. Pemilik kepentingan adalah semua individu atau
kelompok
perusahaan.
yang
berkepentingan
dan
berpengaruh
terhadap
keputusan
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis adalah acuan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan
usaha
termasuk
dalam
berinterkasi
dengan
pemangku
kepentingan (stakeholders).
Etika bisnis adalah studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar
dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan
dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. (Velasquez, 2005). Tidak
dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan
memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat sehingga akan
kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar,
larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai
penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung
tinggi nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki
peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaaan
tidak mentolerir tindakan yang tidak etis. Misalnya diskriminsi dalam sistem
jenjang karier.
Faktor-faktor
yang
Mendorong
Timbulnya
Masalah
Etika
Bisnis
1. Mengejar keuntungan dan kepentingan pribadi
2. Tekanan persaingan terhadap laba perusahaan
3. Pertentangan antara nilai-nilai perusahaan dengan perorangan
PengertianPromosi
Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk
atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau
mengkonsumsinya. Dengan
mengharapkan
Tujuan
1.
2.
adanya
produsen
kenaikannya
Promosi
Menyebarkan
Untuk
promosi
produk
mendapatkan
distributor
angka
di
informasi
atau
penjualan.
antaranya
kepada
kenaikan
target
adalah:
pasar
penjualan
potensial
dan
profit
3. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan
4.
Untuk
menjaga
kestabilan
penjualan
ketika
terjadi
lesu
pasar
5. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing
6. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
Beberapa
cara
untuk
melakukan
promosi
adalah:
1.Melalui
2.Melalui
sms
3.Melalui
pembicaraan
4.Melalui
iklan
5.Dll.
Etika
Pemasaran
dalam
konteks
promosi
:
a) Sebagai sarana menyampaikan informasi yang benar dan obyektif.
b)
c)
d)
Sebagai
Tidak
ada
Selalu
sarana
unsur
untuk
membangun
memanipulasi
berpedoman
atau
pada
image
memberdaya
prinsip2
positif.
konsumen.
kejujuran.
e) Tidak mengecewakan konsumen.
Etika bisnis di Bidang Pemasaran
Dalam setiap produk harus dilakukan promosi untuk memberitahukan
atau menawarkan produk atau jasa agar mudah dan cepat dikenali oleh
masyarakat dengan harapan kenaikan pada tingkat pemasarannya.
Promosi sangat diperlukan untuk dapat membuat barang yang produksi
menjadi diketahui oleh publik dalam berpromosi diperlukan etika-etika yang
mengatur bagaimana cara berpromosi yang baik dan benar serta tidak
melanggar peraturan yang berlaku, etika ini juga diperlukan agar dalam
berpromosi tidak ada pihak-pihak yang dirugikan oleh tekhnik promosi.
Cara-Cara
Melakukan
Promosi
Dengan
Etika
Bisnis
Dalam menciptakan etika bisnis, Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1.Pengendalian
Diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masingmasing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk
apapun.
2.
Pengembangan
Tanggung
Jawab
Sosial
(Social
Responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan
hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan
lebih kompleks lagi.
3.Mempertahankan
Jati
Diri
Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi adalah salah satu usaha
menciptakan etika bisnis.
4.Menciptakan
Persaingan
yang
Sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas,
tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus
terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah
kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu
memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam
menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam
dunia bisnis tersebut.
5.
Menerapkan
Konsep
“Pembangunan
Berkelanjutan"
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat
sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang.
6. Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan
Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak
akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala
bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang
mencemarkan nama bangsa dan Negara.
7.
Mampu
Menyatakan
yang
Benar
itu
Benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit
(sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan
"katabelece" dari "koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang
salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi" serta memberikan
"komisi"
8.
kepada
Menumbuhkan
pihak
Sikap
Saling
yang
Percaya
terkait.
antar
Golongan
Pengusaha Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada sikap
saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan
pengusaha lemah, sehingga pengusaha lemah mampu berkembang bersama
dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan.
9.
Konsekuen
dan
Konsisten
dengan
Aturan
main
Bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana
apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut.
Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada
"oknum", baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk
melakukan "kecurangan" demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika
bisnis
itu
akan
10.
"gugur"
satu
semi
Memelihara
satu.
Kesepakatan
Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan rasa
memiliki terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha
menciptakan etika bisnis.
11.
Menuangkan
ke
dalam
Hukum
Positif
Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang
menjadi Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin
kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi" terhadap
pengusaha lemah.
Peter F Drucker
Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to
create the new and different) .
Thomas W Zimmerer
Kewirausahaan
adalah
penerapan
kreativitas
dan
keinovasian
untuk
memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang
dihadapi orang setiap hari.
Andrew J Dubrin
Seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif
(Entrepreneurship is a person who founds and operates an innovative business).
Robbin dan Coulter
Entrepreneurship is the process whereby an individual or a group of individuals
uses organized efforts and means to pursue opportunities to create value and
grow by fulfilling wants and need through innovation and uniqueness, no matter
what resources are currently controlled.
Hakekat Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan
membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif,
peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari
proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko
atau ketidakpastian.
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau
kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersaahaja dalam berusaha dalam rangka
meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya. Ia selalu
berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan berkreasi dan berinovasi
lah semua peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah orang yang terampil
memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk
meningkatkan kehidupannya.
Hakekat Penting Kewirausahaan
Ada beberapa konsep yang menjelaskan tentang kewirausahaan. Berikut adalah
6 hakekat penting kewirausahaan ( Suryana,2003 : 13), yaitu :
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat,
proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker,
1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi
dalam
memecahkan
persoalan
dan
menemukan
peluang
untuk
memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu
usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto
Prawiro, 1997).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru
(creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai
lebih.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan
cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,
memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk
memberikan kepuasan kepada konsumen.
Definisi Kewirausahaan
Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat
didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and
different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk
menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian
untuk
menghadapi
risiko.
Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah mereka
yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan
miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi
orang lain dengan berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap
orang yang mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau
dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha.
Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok (1) peluang dan, (2)
kemampuan menanggapi peluang, Berdasarkan hal tersebut maka definisi
kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap
dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha
yang melembaga, produktif dan inovatif.” (Pekerti, 1997)
Hakekat Etika Bisnis
Menurut pengertiannya, etika dapat dibedakan menjadi 2:
-
Etika sebagai praktis: nilai-nilai dan norma-norma moral (apa yang
dilakukan sejauh sesuai atau tidak sesuai dengan nilai dan norma moral.
-
Etika sebagai refleksi: pemikiran moral. Berpikir tentang apa yang
dilakukan dan khususnya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh
dilakukan. (dalam hal ini adalah menyoroti dan menilai baik-buruknya perilaku
seseorang).
Pengertiannya dapat dibedakan menjadi:
-
Secara makro: etika bisnis mempelajari aspek-aspek moral dari sistem
ekonomi secara keseluruhan.
-
Secara meso: etika bisnis mempelajari masalah-masalah etis di bidang
organisasi
-
Secara mikro: etika bisnis difokuskan pada hubungan individu dengan
ekonomi dan bisnis.
Menurut Zimmerer, etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha
berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam
membuat keputusan dan memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi.
Menurut Ronald J. Ebert dan Ricky M. Griffin, etika bisnis adalah istilah yang
sering digunakan untuk menunjukan perilaku etika dari seorang manajer atau
karyawan suatu organisasi. Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan
loyalitas pemilik kepentingan.
Jadi, Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan
nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam berusaha dan
memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam suatu perusahaan.
Prinsip-prinsip Etika Kewirausahaan
1. Prinsip Etika dan Norma Kewirausahaan
a. Prinsip tanggung jawab
-
Tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan dan hasilnya.
Tanggungjawab atas dampak profesinya terhadap kehidupan dan
kepentingan orang lain.
b. Prinsip keadilan (first come first serviced)
c. Prinsip otonomi
(kebebasan sepenuhnya dlm menjalankan profesinya)
-
Prinsip otonomi dibatasi oleh tanggung jawab dan komitmenprofesi
-
Pemerintah boleh campur tangan utk keselamatan umum
d. Prinsip integritas moral
Komitmen pribadi utk menjaga keluhuran profesinya, nama baiknya, dan juga
kepentingan orang lain dan masyarakat.
2. Prisnisp-prinsip etika dan perilaku bisnis
a. Kejujuran
b. Integritas
c. Memelihara janji
d. Kesetiaan
e. Kewajaran/keadilan
f.
Suka membantu orang lain
g. Hormat kepada orang lain
h. Warga Negara yang bertanggung jawab
i.
Mengejar keunggulan
j.
Dapat dipertanggungjawabkan
Pentingnya Etika Bisnis
Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas stakeholder
dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan
persoalan perusahaan. Hal ini disebabkan semua keputusan perusahaan sangat
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh stakeholder. Stakeholder adalah semua
individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh pada keputusankeputusan perusahaan. Siapa saja stakeholder perusahaan:
1. Para pengusaha dan mitra usaha
2. Petani dan perusahaan pemasok bahan baku
3. Organisasi pekerja yang mewakili pekerja
4. Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha
5. Bank penyandang dana perusahaan
6. Investor penanam modal
7. Masyarakat umum yang dilayani
8. Pelanggan yang membeli produk
KESIMPULAN
kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif
dan inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya,
proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang
dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.
Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilainilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam berusaha dan
memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam suatu perusahaan.
Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas stakeholder
dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan
persoalan perusahaan. Hal ini disebabkan semua keputusan perusahaan sangat
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh stakeholder. Stakeholder adalah semua
individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh pada keputusankeputusan perusahaan.
SARAN
Sebagai seorang profesional selain harus memiliki kemampuan yang baik dalam
hal kreatifitas dan inovatifitas yang dijadikan kiat dalam menemukan suatu ide,
gagasan atau inovasi baru dan cemerlang maka diperlukan pula subuah etika
bisnis. Agar ketika ia bekerja Stakeholder dapat menemui kepuasan hingga
daripadanya dapat menciptakan kepercayaan dan penghormatan.
ETIKA
BISNIS
DAN
ISU
TERKAIT
Menurut kamus, istilah etika memiliki beragam makna berbeda. Salah
satu maknanya adalah “prinsip tingkah laku yang mengatur individu dan
kelompok”. Makna kedua menurut kamus – lebih penting – etika adalah “kajian
moralitas”. Tapi meskipun etika berkaitan dengan moralitas, namun tidak sama
persis dengan moralitas. Etika adalah semacam penelaahan, baik aktivitas
penelaahan maupun hasil penelaahan itu sendiri, sedangkan moralitas
merupakan
A.Moralitas
subjek.
Moralitas adalah pedoman yang dimiliki individu atau kelompok
mengenai
apa
itu
benar
dan
salah,
atau
baik
dan
jahat.
Pedoman moral mencakup norma-norma yang kita miliki mengenai jenis-jenis
tindakan yang kita yakini benar atau salah secara moral, dan nilai-nilai yang kita
terapkan pada objek-objek yang kita yakini secara moral baik atau secara moral
buruk. Norma moral seperti “selalu katakan kebenaran”, “membunuh orang tak
berdosa itu salah”. Nilai-nilai moral biasanya diekspresikan sebagai pernyataan
yang mendeskripsikan objek-objek atau ciri-ciri objek yang bernilai, semacam
“kejujuran itu baik” dan “ketidakadilan itu buruk”. Standar moral pertama kali
terserap
ketika
masa
kanak-kanak
dari
keluarga,
teman,
pengaruh
kemasyarakatan seperti gereja, sekolah, televisi, majalah, music dan
perkumpulan.
Hakekat standar moral :
1. Standar moral berkaitan dengan persoalan yang kita anggap akan
merugikan secara serius atau benar-benar akan menguntungkan manusia.
2. Standar moral tidak dapat ditetapkan atau diubah oleh keputusan dewan
otoritatif tertentu.
3. Standar moral harus lebih diutamakan daripada nilai lain termasuk
(khususnya) kepentingan diri.
4. Standar moral berdasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak.
5. Standar moral diasosiasikan dengan emosi tertentu dan kosa kata tertentu.
Standar moral, dengan demikian, merupakan standar yang berkaitan
dengan persoalan yang kita anggap mempunyai konsekuensi serius,
didasarkan pada penalaran yang baik bukan otoritas, melampaui
kepentingan diri, didasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak, dan
yang pelanggarannya diasosiasikan dengan perasaan bersalah dan malu
dan dengan emosi dan kosa kata tertentu.
B.Etika
Etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral perorangan dan
standar moral masyarakat. Ia mempertanyakan bagaimana standar-standar
diaplikasikan dalam kehidupan kita dan apakah standar itu masuk akal atau
tidak masuk akal – standar, yaitu apakah didukung dengan penalaran yang
bagus
atau
jelek.
Etika merupakan penelaahan standar moral, proses pemeriksaan standar
moral orang atau masyarakat untuk menentukan apakah standar tersebut masuk
akal atau tidak untuk diterapkan dalam situasi dan permasalahan konkrit. Tujuan
akhir standar moral adalah mengembangkan bangunan standar moral yang kita
rasa
masuk
akal
untuk
dianut.
Etika merupakan studi standar moral yang tujuan eksplisitnya adalah
menentukan standar yang benar atau yang didukung oleh penalaran yang baik,
dan dengan demikian etika mencoba mencapai kesimpulan tentang moral yang
benar
benar
dan
salah,
dan
moral
yang
baik
dan
jahat.
C.EtikaBisnis
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang
benar
dan
salah.
Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam
kebijakan,
institusi,
dan
perilaku
bisnis.
Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu
diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern
untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan
kepada
orang-orang
D.Penerapan
yang
Etika
ada
pada
di
dalam
organisasi.
Organisasi
Perusahaan
Dapatkan pengertian moral seperti tanggung jawab, perbuatan yang salah dan
kewajiban diterapkan terhadap kelompok seperti perusahaan, ataukah pada
orang
(individu)
sebagai
perilaku
moral
yang
nyata?
Ada dua pandangan yang muncul atas masalah ini :
Ekstrem pertama, adalah pandangan yang berpendapat bahwa, karena
aturan
yang
mengikat,
organisasi
memperbolehkan
kita
untuk
mengatakan bahwa perusahaan bertindak seperti individu dan memiliki
tujuan yang disengaja atas apa yang mereka lakukan, kita dapat
mengatakan mereka bertanggung jawab secara moral untuk tindakan
mereka dan bahwa tindakan mereka adalah bermoral atau tidak bermoral
dalam pengertian yang sama yang dilakukan manusia.
Ekstrem kedua, adalah pandangan filsuf yang berpendirian bahwa tidak
masuk akal berpikir bahwa organisasi bisnis secara moral bertanggung
jawab karena ia gagal mengikuti standar moral atau mengatakan bahwa
organisasi memiliki kewajiban moral. Organisasi bisnis sama seperti
mesin yang anggotanya harus secara membabi buta mentaati peraturan
formal yang tidak ada kaitannya dengan moralitas. Akibatnya, lebih tidak
masuk akal untuk menganggap organisasi bertanggung jawab secara
moral karena ia gagal mengikuti standar moral daripada mengkritik
organisasi seperti mesin yang gagal bertindak secara moral.
Karena itu, tindakan perusahaan berasal dari pilihan dan tindakan individu
manusia, indivdu-individulah yang harus dipandang sebagai penjaga utama
kewajiban moral dan tanggung jawab moral : individu manusia bertanggung
jawab atas apa yang dilakukan perusahaan karena tindakan perusahaan secara
keseluruhan mengalir dari pilihan dan perilaku mereka. Jika perusahaan
bertindak keliru, kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan tindakan yang dilakukan
oleh individu dalam perusahaan itu, jika perusahaan bertindak secara moral, hal
itu disebabkan oleh pilihan individu dalam perusahaan bertindak secara
bermoral.
E.
Globalisasi,
Perusahaan
Multinasional
dan
Etika
Bisnis
Globalisasi adalah proses yang meliputi seluruh dunia dan menyebabkan system
ekonomi serta sosial negara-negara menjadi terhubung bersama, termasuk
didalamnya barangbarang, jasa, modal, pengetahuan, dan peninggalan budaya
yang diperdagangkan dan saling berpindah dari satu negara ke negara lain.
Proses ini mempunyai beberapa komponen, termasuk didalamnya penurunan
rintangan perdagangan dan munculnya pasar terbuka dunia, kreasi komunikasi
global dan system transportasi seperti internet dan pelayaran global,
perkembangan organisasi perdagangan dunia (WTO), bank dunia, IMF, dan lain
sebagainya.
Perusahaan multinasional adalah inti dari proses globalisasi dan bertanggung
jawab dalam transaksi internasional yang terjadi dewasa ini. Perusahaan
multinasional adalah perusahaan yang bergerak di bidang yang menghasilkan
pemasaran, jasa atau operasi administrasi di beberapa negara. Perusahaan
multinasional
pemasaran,
adalah
jasa
dan
perusahaan
beroperasi
yang
di
melakukan
banyak
kegiatan
negara
yang
produksi,
berbeda.
Karena perusahaan multinasional ini beroperasi di banyak negara dengan ragam
budaya dan standar yang berbeda, banyak klaim yang menyatakan bahwa
beberapa perusahaan melanggar norma dan standar yang seharusnya tidak
mereka
F.
lakukan.
Etika
Bisnis
dan
Perbedaan
Budaya
Relativisme etis adalah teori bahwa, karena masyarakat yang berbeda memiliki
keyakinan etis yang berbeda. Apakah tindakan secara moral benar atau salah,
tergantung kepada pandangan masyarakat itu. Dengan kata lain, relativisme
moral adalah pandangan bahwa tidak ada standar etis yang secara absolute
benar dan yang diterapkan atau harus diterapkan terhadap perusahaan atau
orang
dari
semua
masyarakat.
Dalam penalaran moral seseorang, dia harus selalu mengikuti standar moral
yang
berlaku
dalam
masyarakat
manapun
dimana
dia
berada.
Pandangan lain dari kritikus relativisme etis yang berpendapat, bahwa ada
standar moral tertentu yang harus diterima oleh anggota masyarakat manapun
jika masyarakat itu akan terus berlangsung dan jika anggotanya ingin
berinteraksi
secara
efektif.
Relativisme etis mengingatkan kita bahwa masyarakat yang berbeda memiliki
keyakinan moral yang berbeda, dan kita hendaknya tidak secara sederhana
mengabaikan keyakinan moral kebudayaan lain ketika mereka tidak sesuai
dengan
G.
standar
Teknologi
moral
dan
Etika
kita.
Bisnis
Teknologi yang berkembang di akhir dekade abad ke-20 mentransformasi
masyarakat dan bisnis, dan menciptakan potensi problem etis baru. Yang paling
mencolok adalah revolusi dalam bioteknologi dan teknologi informasi.
Teknologi menyebabkan beberapa perubahan radikal, seperti globalisasi yang
berkembang pesat dan hilangnya jarak, kemampuan menemukan bentuk-bentuk
kehidupan baru yang keuntungan dan resikonya tidak terprediksi. Dengan
perubahan cepat ini, organisasi bisnis berhadapan dengan setumpuk persoalan
etis
baru
yang
menarik.
PERAN DAN MANFAAT ETIKA BISNIS DI BIDANG PEMASARAN,
KEUANGAN
DAN
TEKNOLOGI
DALAM
MENGHADAPI
ERA
GLOBALISASI
Etika Bisnis adalah suatu hal yang sangat penting untuk melindungi
reputasi perusahaan. Masalah etika ini selalu dihadapi oleh para manajer dalam
keseharian kegiatan bisnis, namun harus dijaga terus menerus, sebab reputasi
sebuah perusahaan yang etis tidak dibentuk dalam waktu pendek tapi akan
terbentuk dalam jangka panjang. Dan ini merupakan aset tak ternilai sebagai
good will bagi sebuah perusahaan. Suatu trademark istimewa dalam competitive
advantage.
Konsep etika bisnis tercermin pada corporate culture (budaya
perusahaan).
Menurut Kotler (1997) budaya perusahaan merupakan karakter suatu
perusahaan yang mencakup pengalaman, cerita, kepercayaan dan norma
bersama yang dianut oleh jajaran perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari cara
karyawannya berpakaian, berbicara, melayani tamu dan pengaturan kantor
Dasar pemikiran:
Suatu perusahaan akan memiliki hak hidup apabila perusahaan tersebut
memiliki pasar, dan dikelola oleh orang-orang yang ahli dan menyenangi
pekerjaannya.
Agar
perusahaan
tersebut
mampu melangsungkan
dihadapkan pada masalah:
a. intern,misalnya masalah perburuhan
b. Ekstern,misalnya konsumen dan persaingan
c. Lingkungan, misalnya gangguan keamanan
1
hidupnya,
ia