DIMENSI KONFLIK SOSIAL DALAM POLITIK LOK

DIMENSI KONFLIK SOSIAL DALAM POLITIK LOKAL
(Studi Kasus Manajemen Konflik Pemberhentian Kepala Desa Sumurber Kecamatan
Panceng Kabupaten Gresik Periode 2008-2014)
Fajar Tri Martanto (105120501111004)
Progam Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: fajartrimartanto99@gmail.com

Abstract: The Dimension Of Social Conflict In Local Politic (Case Study of Conflict
Management on The Dismissal of Sumurber Village Head, Panceng Subdistrict, Gresik District, Period
2008-2014. The demonstration organized by Care Community to Sumurber Village Change has insisted to
dismiss the Head of Sumurber Village Head H. Ach. Syafie’ Las S.Pd.i from his rank due to unconvinced vote. It
has lead to the issuance of BPD Decree No. 5/ BPD/IV/ 2013 dated on April 2 nd of 2013 about The Proposal of
The Dismissal of Sumurber Village Head and caused the relegation of Village Head rank by Gresik Regent
based on recommendation by the Head of Panceng Subdistrict and Village Assembly of Sumurber Village for
the proposal of Village Head dismissal. Successful law attitude in the suit proceeding into State Civil Court has
made the decree by Gresik Regent rehabilitating the reputation and rank of Village Head. Method of research is
exploratory research. Some interests are in stake within the conflict of the agenda of Regional Head election
and Village Head election. The conflict around the dismissal of Sumurber Village Head has been mediated by
related parties with appropriate function and discretion from village level to district level.
Keywords: Conflict Management, Local Autonomy, Village Head Election
Abstrak : Dimensi Konflik Sosial Dalam Politik Lokal (Studi Kasus Manajemen Konflik Pemberhentian

Kepala Desa Sumurber Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik Periode 2008-2014) Adanya demonstrasi
Warga Peduli Perubahan Desa Sumurber yang menginginkan Kepala Desa Sumurber H. Ach. Syafie’ Las S.Pd.i
turun dari jabatannya karena mengalami krisis kepercayaan sehingga sampai terbitnya keputusan BPD Nomor
05/BPD/IV/2013, tanggal 2 April 2013 perihal Usulan Pemberhentian Kepala Desa Sumurber dan
mengakibatkan pencopotan jabatan Kepala Desa oleh Bupati Gresik berdasarkan surat dari camat Panceng dan
Badan Permusawaratan Desa Sumurber tentang usulan pemberhentian Kepala Desa. Keberhasilan sikap hukum
dalam sidang gugatan Pengadilan Tata Usaha Negara membuat putusan Bupati Gresik merahabilitasi nama baik
dan mengangkat kembali jabatan kepala desa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif Exploratory
Research. Adanya berbagai kepentingan diantara berbagai pihak yang berkonflik dalam agenda Pemilihan
Kepala Daerah dan Pemilihan Kepala Desa. serta upaya mediasi konflik pemberhentian Kepala Desa Sumurber
telah dilakukan oleh berbagai pihak menurut fungsi dan kewenangannya masing-masing dari tingkatan Desa
sampai kepada tingkatan Kabupaten.
Kata Kunci: Manajemen Konflik, Otonomi Daerah, Pilkades

Pendahuluan
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa otonomi
daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan1.
Dinamika desentralisasi dan otonomi daerah
telah berimplikasi pada pergeseran format hubungan
antar pemerintah. Desa adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-

usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia2.
Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Gresik
No. 12 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Desa,
Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) adalah suatu
pemilihan Kepala Desa yang bersifat langsung,
umum, bebas rahasia jujur dan adil oleh masyarakat
desa setempat dari calon yang telah ditetapkan
sesuai dengan yang diatur dalam suatu tata tertib
pemilihan Kepala Desa. Pemilihan Kepala Desa

(Pilkades)
sebagai
alat
untuk
proses
pergantian/peralihan pemerintahan desa sekaligus

1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

2 Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Daerah.

Pemerintahan Daerah.

menjadi pesta demokrasi ditingkat wilayah desa,
tidak jarang diwarnai oleh konflik dan pertentangan
diantara masyarakat desa, baik konflik individu
maupun konflik sosial.
Pilkades (Pemilihan Kepala Desa) di Desa

Sumurber Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik
telah dilakukan secara demokratis pada tanggal 15
Maret 2008 yang diikuti oleh 2 (dua) calon Kepala
Desa, yaitu : H. Ach. Syafie’ Las S.Pd.i, dan Musa
Al Asyari, S.Pd. Dengan hasil perolehan suara H.
Ach. Syafie’ Las S.Pd.i mendapatkan 1325 suara
dan Musa Al Asyari, S.Pd mendapatkan 1097 suara
dengan perbedaan selisih 228 suara. Sehingga
menjadikan H. Ach. Syafie’ Las S.Pd.i sebagai
Kepala Desa Sumurber terpilih berdasarkan pesta
demokrasi yang telah dilangsungkan oleh warga
Desa Sumurber Kecamatan Panceng.
Kemudian, setelah menjabat sebagai Kepala
Desa Sumurber selama 5 Tahun 2 Hari, Bupati
Gresik memberhentikan H. Ach. Syafie’ Las S.Pd.i
dari jabatannya sebagai Kepala Desa Sumurber
melalui Keputusan Bupati Gresik Nomor:
141/678/HK/437.12/2013, tanggal 3 Mei 2013
Tentang Pemberhentian Kepala Desa Sumurber
Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik3.

Terjadinya pencopotan jabatan yang dilakukan
oleh Bupati Gresik terhadap Kepala Desa Sumurber
tersebut. Dilatarbelakangi demonstrasi yang
dilakukan Waga Peduli Perubahan (WPP) karena
menurut kelompok yang melakukan demonstarsi ini,
Kepala Desa Sumurber H. Ach. Syafie’ Las S.Pd.i
dinilai telah bertindak amoral dan melanggar normanorma sosial, kesopanan, dan agama. Sebelumnya
pada hari Jum’at, 7 Desember 2012 terjadilah suatu
pristiwa dimana Kepala Desa Sumurber H. Ach.
Syafie’ Las S.Pd.i secara tiba-tiba dianiyaya oleh
sekelompok warga Desa Banyutengah Kecamatan
Panceng karena menurut kelompok tersebut, pada
malam hari itu sekitar pukul 23.00 WIB, Kepala
Desa Sumurber bertamu ke rumah Hariyani warga
Rt. 05 Rw. 03 Desa Banyutengah Kecamatan
Panceng dan dinilai oleh sekelompok orang tersebut,
bahwa Kepala Desa Sumurber telah bertindak
amoral dan melanggar norma-norma sosial,
kesopanan dan agama4.
Kemudian kasus tersebut dibawa ke sidang

gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
Surabaya. Akhirnya pada hari rabu tanggal 23
Oktober 2013 sidang putusan Kepala Desa
Sumurber nonaktif Kecamatan Panceng, H. Ach.
Syafie’ Las S.Pd.i mengalahkan Bupati Gresik, Dr.
Ir. H. Sambari Halim Radianto, S.T., M,Si.
3 Dalam buku Info Suara Keadilan. 2013. Keputusan Bupati
Gresik Tentang Pemberhentian Kades Sumurber di BATAL-kan
DEMI HUKUM oleh PTUN Surabaya. Jakarta; Info Suara
Keadilan bekerjasama dgn Tabloid HKNews. Hal 5
4 Surat No. 007/031/437.115.06/2013 dari Kecamatan Panceng
dan Desa Sumurber kepada Komisi A DPRD Kab.Gresik perihal
laporan kejadian pencemaran nama baik, penghinaan, fitnah dan
pembunuhan karakter

Tetapi setelah turunnya keputusan Pengadilan
Tata Usaha Negara (PTUN), Bupati Gresik, Dr. Ir.
H. Sambari Halim Radianto, S.T., M,Si., ternyata
tidak taat hukum karena tidak menjalankan putusan
PTUN dan belum menganulir Surat Keputusan (SK)

pencopotan Kepala Desa Sumurber. Sehingga dari
pihak H. Ach. Syafie’ Las S.Pd.i sampai
melayangkan somasi yang pertama dan terakhir.
Pada akhrinya somasi yang dilayangkan oleh
pihak H. Ach. Syafie’ Las S.Pd.i dan pada tanggal
24 Februari 2014 pihak dari H. Ach. Syafie’ Las
S.Pd.i telah menerima Surat Keputusan (SK) Bupati
Gresik. Nomor: 141/767/HK/437.12/2014 Tentang
Pengesahan Pemberhentian Penjabat Kepala Desa
Dan Pengaktifan Kembali Sebagai Kepala Desa
Sumurber tertanggal 20 Februari 2014. Dan
mengangkat kembali H. Ach. Syafie’ Las S.Pd.i
sebagai Kepala Desa Sumurber5.
Penelitian ini berusaha menganalisis secara
mendalam tentang Dimensi Konflik Sosial
Dalam Politik Lokal dengan Studi Kasus
Manajemen Konflik Pemberhentian Kepala
Desa Sumurber Kecamatan Panceng
Kabupaten Gresik Periode 2008-2014.
Maka beberapa pertanyaan peneliti yang hendak

dijawab adalah. Bagaimana proses terjadinya
konflik pemberhentian Kepala Desa Sumurber
Kecamatan Panceng? Bagaimana upaya manajemen
konflik pemberhentian Kepala Desa Sumurber
Kecamatan Panceng? Apa hubungannya Pemilihan
Kepala Daerah Gresik periode 2010-2015 dengan
Pemilihan Kepala Desa Sumurber Periode 20082014?
Tinjauan Pustaka
1. Pemerintah Pusat
Pengertian Pemerintahan Pusat adalah
penyelenggara pemerintah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yakni Presiden dengan dibantu
Wakil Presiden dan oleh menteri-menteri negara
dengan kata lain pemerintahan pusat adalah
pemerintahan nasional yang berkedudukan di
Ibukota Negara Republik Indonesia6.
Kedaulatan Rakyat dipegang oleh suatu badan,
bernama Majelis Permusyawaratan Rakyat, sebagai
penjelmaan
seluruh

rakyat
Indonesia
(Vertretungsorgan des Willens des Staatsvolkes).
Majelis ini menetapkan Undang-Undang Dasar dan
menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara.
Majelis ini mengangkat Kepala Negara (Presiden)
dan Wakil Kepala Negara (Wakil Presiden). Majelis
inilah yang memegang kekuasaan negara yang
tertinggi, sedang Presiden harus menjalankan haluan
negara menurut garis-garis besar yang telah
ditetapkan oleh Majelis. Presiden yang diangkat
5 Dalam Surat Kabar. Surya 26 Februari 2014. Surabaya

Lines
Halaman 15. Bupati Gresik Kembalikan Jabatan Kades
Sumurber.
6 UUD 1945; Penjelesan Tentang Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia. Amandemen ke IV.

oleh Majelis, bertunduk dan bertanggung jawab

kepada Majelis. Ia ialah “mandataris” dari Majelis.
Ia berwajib menjalankan putusan-putusan Majelis.
Presiden tidak “neben”, akan tetapi “untergeordnet”
kepada Majelis7.
Presiden ialah penyelenggara pemerintah
Negara yang tertinggi dibawah Majelis. Dalam
menjalankan pemerintahan negara, kekuasaan dan
tanggung jawab adalah ditangan Presiden
(concentration of power and responssibility upon
the President). Disampingnya Presiden adalah
Dewan Perwakilan Rakyat. Presiden harus
mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
untuk membentuk undang-undang (Gesetzgebung)
dan untuk menetapkan anggaran pendapatan dan
belanja negara (Staatsbegrooting). Oleh karena itu,
Presiden harus bekerja bersama-sama dengan
Dewan, akan tetapi Presiden tidak bertanggung
jawab kepada Dewan, artinya kedudukan Presiden
tidak tergantung dari pada Dewan8.
2. Pemerintah Daerah

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa otonomi
daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan9. Sesuai dengan batasan
pengertiannya tersebut, maka yang dimaksudkan
ialah “penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam UUD
1945”10.
Urusan
pemerintahan
yang
menjadi
kewenangan pemerintah daerah, terdiri atas urusan
wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib, artinya
penyelenggaraan pemerintahan yang berpedoman
pada standar pelayanan minimal, dilaksanakan
secara bertahap dan ditetapkan oleh pemerintah.
Adapun untuk urusan pemerintahan yang bersifat
pilihan, baik untuk pemerintahan daerah provinsi
dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, meliputi
urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan
berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan
potensi unggulan daerah yang bersangkutan11.
3. Pemerintah Desa
Dibawah UU No. 5 Tahun 1979 tentang
Pemerintahan Desa, satuan pemerintahan terendah
7 Ibid
8 Ibid
9 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah.
10 Dr.H.Siswanto Sunarno, S.H., M.H. Opcit Hal 5
11 Dr.H.Siswanto Sunarno, S.H., M.H. Opcit Hal 35

dibawah kecamatan disebut dengan nomenklatur
desa. Diseluruh Indonesia nomenklaturnya sama,
yaitu desa. Status desa adalah satuan pemerintahan
dibawah kabupaten/kota. Desa tidak sama dengan
kelurahan yang statusnya dibawah camat. Kelurahan
hanyalah wilayah kerja lurah dibawah camat yang
tidak mempunyai hak mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat. Sedangkan desa
atau yang disebut dengan nama lain adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (UU No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah)12.
Dengan demikian, kepala desa langsung
dibawah pembinaan bupati/walikota. Perlu diketahui
bahwa sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan . Kecamatan bukan lagi
sebagai wilayah administrasi yang membawahi
desa-desa, melainkan hanyalah wilayah kerja camat
sebagai perangkat daerah kabupaten. Camat sendiri
bukan kepala wilayah dan penguasa tunggal
diwilayahnya (sesuai UU No. 5 Tahun 1974),
melainkan hanya sebagai pejabat pemerintah
kabupaten yang mengepalai kecamatan. Atau
dengan kata lain, camat adalah tangan panjang
bupati diwilayah kerja tertentu yaitu kecamatan
yang salah satu tugasnya adalah melakukan
koordinasi,
sinkronisasi,
pengawasan
dan
pembinaan terhadap desa-desa13.
4. Konsep Konflik
Timbulnya konflik adalah berangkat
dari
kondisi
kemajemukan
struktur
masyarakat.
Konflik
merupakan
fenomena
yang
sering
terjadi
dikehidupan
masyarakat.
Kemudian
Simmel, berpendapat konflik tidak dapat
dielakkan dalam masyarakat. Masyarakat
dipandang sebagai struktur sosial yang
mana mencakup proses-proses asosiatif
dan
disasosiatif yang hanya bisa
dibedakan secara analisis14.
Deutch (1973), mengatakan bahwa
konflik itu akan muncul apabila ada
beberapa
aktivitas
yang
saling
bertentangan. Bertentangan itu adalah
apabila
tindakan
tersebut
bersifat
mencegah, menghalangi, mencampuri,
menyakiti atau membuat tindakan atau
aktivitas orang lain menjadi tidak dan
atau kurang berarti ataupun kurang
efektif. Dan kalau melihat sumbernya,
bahwa konflik itu paling tidak mempunyai
12 Ibid. Hal 68
13 Ibid Hal 48
14 Soekanto, Soerjono.

1999. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum.
Jakarta; Raja Grafindo Persada. Hal 87

lima
sumber
penyebab,
sebagai
berikut15 : (1) Kompetisi, satu pihak
berupaya
meraih
sesuatu,
dengan
mengorbankan pihak lain, (2) dominasi,
satu pihak berusaha mengatur yang lain
sehingga merasa haknya dibatasi dan
dilanggar, (3) kegagalan, menyalahkan
pihak tertentu bila terjadi kegagalan
pencapaian tujuan, (4) provokasi, satu
pihak sering menyinggung perasaan
pihak yang lain, (5) perbedaan nilai,
terdapat patokan yang berbeda dalam
menetapkan
benar
salahnya
suatu
masalah16.
Konflik
erat
kaitannya
dengan
kekerasan, kita sebagai manusia paling
tidak mempunyai anggapan dasar bahwa
orang
melakukan
kekerasan
atau
beringas sebagai akibat dari rasa tidak
puas
karena
merasa
dirugikan
kepentingannya17.
Sedangkan Marx melihat konflik sosial terjadi
diantara kelompok atau kelas daripada diantara
individu. Hakikat konflik antar kelas tergantung
pada sumber pendapatan mereka. Kepentingan
ekonomi mereka bertentangan karena kaum
proletariat memperoleh upah dari kaum kapitalis
hidup dari keuntungan, dan bukan karena yang
pertama melarat yang terakhir kaya raya18.
5. Konsep Manajemen Konflik
Menurut Wiriawan (2009) Manajemen
konflik sebagai proses pihak yang terlibat
konflik atau pihak ketiga menyusun
strategi konflik dan menerapkannya
untuk
mengendalikan
konflik
agar
menghasilkan resolusi yang diinginkan.
1. Pihak yang terlibat konflik atau
pihak ketiga. Manajemen konflik
bisa dilakukan oleh pihak yang
terlibat
konflik
untuk
menyelesaikan
konflik
yang
dihadapinya. Dalam menghadapi
konflik, pihak yang terlibat konflik
berupaya mengelola konflik untuk
menciptakan
solusi
yang
menguntungkan dengan berbagai
sumber sekecil dan seefisien
mungkin.
2. Strategi konflik. Manajemen konflik
merupakan proses penyususnan
15 Ibid Hal 16
16 Ibid, Hal 16
17 Dalam buku.

Prof. Dr. I.B. Wiriawan. 2012. Teori-Teori
Sosial Dalam Tiga Paradigma [Fakta Sosial, Definisi Sosial,
Dan Prilaku Sosial]. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. Hal
56
18 Ibid. Hal 56

strategi konflik sebagai rencana
untuk memanajemeni konflik.
3. Mengendalikan konflik. Manajemen
konflik merupakan aktivitas untuk
mengendalikan dan mengubah
konflik demi menciptakan keluaran
konflik yang menguntungkannya
(atau
minimal
tidak
merugikannya).
4. Resolusi konflik. Jika manajemen
konflik dilakukan oleh pihak yang
terlibat konflik, hal ini bertujuan
untuk menciptakan solusi konflik
yang menguntungkan19.
Metode Penelitian
Jenis pendekatan yang tepat dipakai dalam
penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Penelitian
kualitatif bertolak dari filsafat konstruktivisme yang
berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak,
interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial
yang diinterpretasikan oleh individu-individu20.
Adapun pemilihan metode kualitatif exploratory
research dalam penelitian ini karena pertimbangan
Kajian mengenai dimensi konflik sosial dalam
politik
lokal
dengan
studi
kasus
manajemen
konflik
pemberhentian
Kepala
Desa
Sumurber
Kecamatan
Panceng Kabupaten Gresik periode 20082014 masih belum ada.
Karena sedikitnya kajian terdahulu yang
menjelaskan tentang terjadinya dimensi konflik
sosial dalam politik lokal dengan studi
kasus manajemen konflik pemberhentian
Kepala
Desa
Sumurber
Kecamatan
Panceng Kabupaten Gresik periode 20082014 dan analisis terhadap politisasi pemerintahan
di Kabupaten Gresik juga sangat kurang. Sehingga
perlu diadakan pengkajian secara mendalam dan
diharapkan penelitian ini dapat menemukan variabel
penting, dan menghasilkan hipotesis untuk
penelitian selanjutnya.
Masing-masing poin fokus penelitian ini
adalah Proses terjadinya konflik pemberhentian
kepala Desa Sumurber Kecamatan Panceng
Kabupaten Gresik. Upaya manajemen konflik
pemberhentian kepala Desa Sumurber Kecamatan
Panceng Kabupaten Gresik. Analisis politisasi
Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Gresik 20102015 dan hubungannya dengan Pemilihan Kepala
Desa Sumurber Periode 2008-2014 Kecamatan
Panceng Kabupaten Gresik.
Lokasi penelitian di Desa Sumurber
Kecamatan Panceng. Penelitian ini menggunakan
dua sumber data, yaitu Data Sekunder dan Data
Primer. Data sekunder diperoleh dari Komisi A
19 Ibid. Hal 130
20 Sukmadinata. 2008. Metode Penelitian Tindakan. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Hal 94

(Hukum dan Pemerintahan) DPRD Kabupaten
Gresik, Kantor Desa Sumurber, lembaga-lembaga
terkait, dan berbagai studi literatur. Data primer
diperoleh dan dikumpulkan langsung dari responden
melalui wawancara terstruktur sesuai dengan tujuan
penelitian dengan bantuan interview guide.
Model analisis yang sesuai dengan jenis
penelitian tersebut yaitu model analisis data Seidel
(1998)21 Noticing Things (and Coding Them)
Noticing , Collecting and Sorting Instances of
Things dan Thinking About Things.
Pembahasan
1. Aktor Yang Terlibat Dalam Konflik
Pada Pemberhentian Kepala Desa Sumurber
Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik terlihat
secara jelas bahwa latar belakangnya konflik
tersebut muncul karena sebelumnya terdapat
perbedaan
dan
atau
pertentangan
diantara keluarga besar pendukung
Kepala Desa H. Ach. Syafie’ Las S.Pd.i dan
keluarga besar pendukung Musa Al Asyari, S.Pd.
bentrokan
sikap-sikap,
pendapatpendapat, prilaku-prilaku, tujuan-tujuan
dan
kebutuhan-kebutuhan
yang
bertentangan, termasuk juga perbedaan
asumsi, keyakinan dan nilai. konflik itu
muncul karena adanya beberapa aktivitas
yang saling bertentangan, diantara dua
keluarga besar yang bertarung di
Pemilihan Kepala Desa Sumurber dari
tahun 1966 sampai dengan tahun 2008 tersebut.
Kemudian dengan melihat alotnya
keadilan perkembangan konflik (proses
sidang, keputusan turun dan belum
dianulir sampai gugatan somasi) dalam
sidang gugatan konflik Pemberhentian Kepala Desa
Sumurber tersebut di Pengadilan Tata Usaha Negara
(PTUN) Surabaya. Sampai pada akhirnya Kepala
Desa Sumurber H. Ach. Syafie’ Las S.Pd.i
mengalahkan Bupati Gresik Dr. Ir. H. Sambari
Halim Radianto, S.T., M,Si. dan meminta
merehabilitasi nama baik dan mengembalikan
jabatannya sebagai Kepala Desa Sumurber, konflik
tersebut muncul karena, ada beberapa
aktivitas yang saling bertentangan.
Bertentangan itu adalah apabila tindakan
tersebut
bersifat
mencegah,
menghalangi, mencampuri, menyakiti
atau membuat tindakan atau aktivitas
orang lain menjadi tidak dan atau kurang
berarti ataupun kurang efektif seperti
yang ada dalam teori konflik yang
dikatakan Deutch (1973).

21 Seidel, John V. 1998. Qualitative Data Analyis The
Ethnograph v5,0: A user’s Guide. Appendix E. Colorado Springs
Co, diakses pada tanggal 20 November 2013 dari
http//www.qualisresearch.com

2. Hubungan Pemilihan Kepala Daerah Gresik
Periode 2010-2015 dan implikasinya terhadap
kasus pemberhentian Kepala Desa Sumurber
Selanjutnya, berkaitan dengan adalah keluarga
besar Musa Al Asyari, S.Pd adalah kader serta
pimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Desa
Sumurber. Kedudukan PKS dalam Pilkada Gresik
Tahun 2010 adalah partai pengusung pasangan calon
Dr. H. Sambari Halim Radianto,Ir.,St.,M.Si dan Drs.
H. Moh. Qosim, M.Si. (SQ) dan berhasil
menjadikan pasangan tersebut sebagai Bupati dan
Wakil Bupati Gresik Periode 2010-2015. Sehingga,
masih mungkin ada kedekatan khusus antara Bupati
Gresik Dr. H. Sambari Halim Radianto,Ir.,St.,M.Si
dengan Keluarga Besar Musa Al Asyari, S.Pd
terutama dalam kepentingan untuk saling
mendukung dan menyukseskan pemilihan Kepala
Daerah dan begitu juga Pemilihan Kepala Desa serta
konflik pemberhentian Kepala Desa Sumurber
Kecamatan Panceng tersebut bisa jadi merupakan
salah satu agenda untuk proses penguasaan jabatan
dari adanya kepentingan diantara mereka.
Bahwa salah satu Pasangan Calon Bupati
Gresik 2010 nomor urut 4 tesebut Drs. Mohammad
Nashihan, SH, MH adalah rival dari Dr. H. Sambari
Halim Radianto,Ir.,St.,M.Si dalam Pemilihan Kepala
Daerah. Beliau, Drs. Mohammad Nashihan, SH,
MH adalah seorang adik kandung dari Kepala Desa
Sumurber H. Ach. Syafie’ Las S.Pd.i. dan seorang
Advokat Hukum pada Law Firm “Monash &
Associate”. Berkantor digedung tedja buana lantai 2
Jln. Menteng Raya Nomor 29 Menteng Jakarta
Pusat. Kesuksesan peranan Advokat Hukum tersebut
sebagai penasehat hukum dalam mengawal kasus
Bupati Gresik mengeluarkan surat keputusan
pemberhentian Kepala Desa Sumurber sampai
kepada mengembalikan jabatan Kepala Desa
Sumurber H. Ach. Syafie’ Las S.Pd.i tersebut sangat
dominan sekali dikarenakan memang hubungan
emosional keluarga dan kemungkinan masih
mungkin ada perlawanan politik dari Pemilihan
Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Kabupaten Gresik Tahun 2010 tersebut.
Oleh karena itu, ada beberapa pemikiran
dan asas-asas hukum yang secara prinsip harus
menjadi landasan hukum seorang Kepala Daerah,
antara lain adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Asas kepastian hukum
Asas kemanfaatan
Asas ketidakberpihakan
Asas kecermatan
Asas tidak menyalagunakan kewenangan
Asas keterbukaan, dan
Asas kepentingan umum
Setiap tindakan administrasi pemerintahan
yang diwujudkan dalam kegiatan konkrit atau
keputusan tertulis harus didasarkan pada tiga pilar
hukum administrasi yaitu kewenangan, prosedur dan
substansi yang sesuai dengan peraturan perundang-

undangan dan AAUPB (Asas-Asas Umum
Pemerintahan yang Baik). Dalam melakukan
tindakan pemerintahan Pejabat administrasi
pemerintahan tidak boleh menyalahgunakan
kewenangan dan tidak boleh menguntungkan diri
sendiri, atasan serta orang lain dalam mengambil
Keputusan
dan/atau
Tindakan Administrasi
Pemerintahan. Setiap tindakan yang diambil oleh
pejabat administrasi pemerintahan harus benar dari
aspek wewenang, benar dari aspek prosedur dan
benar dari aspek substansi. Tugas kepala daerah
sebagaimana pasal 14 Undang-Undang 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang salah
satunya adalah penyelenggaraan urusan ketentraman
dan ketertiban. Kepala Daerah dalam menjalankan
urusan tersebut wajib memperhatikan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan AAUPB. Kepala
daerah dalam melaksanakan tugasnya dilarang
tunduk pada tekanan-tekanan massa ataupun
tindakan
demonstratif
dari
warga
untuk
memaksakan kehendak. Tindakan kepala daerah
sebagai pejabat administrasi pemerintahan harus
dapat diukur dengan tiga pilar hukum administrasi
(kewenangan, prosedur, dan substansi) dan AAUPB
(Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik).
Ketidakmampuan
kepala
daerah
dalam
menyelesaikan masalah tidak boleh diselesaikan
dengan membuat tindakan pemerintahan dengan
mengorbankan pihak lain yang justru seharusnya
dilindungi
agar
fungsi-fungsi
pemerintahan
khususnya pelayanan publik dapat dilaksanakan22
Kesimpulan
1.

22

Proses sebab akibat dari terjadinya konflik
pemberhentian Kepala Desa Sumurber
Kecamatan Panceng.
a) Demonstrasi Warga Peduli Perubahan
(WPP) yang menginginkan H. Ach.
Syafie’ Las S.Pd.i turun dari jabatannya
karena mengalami krisis kepercayaan.
b) Adanya fakta penculikan, intimidasi dan
ancaman akan dibunuh beberapa anggota
BPD pada proses pembuatan Surat
Usulan Pemberhentian oleh Warga peduli
Perubahan secara didekte sesuai dengan
selera mereka.
c) Menimbulkan
ketidakterimaan
bagi
keluarga Kepala Desa Sumurber ke
proses
hukum
PTUN
Surabaya.
Perkembangan konflik (proses
sidang, keputusan turun dan
belum dianulir sampai gugatan
somasi) dalam sidang gugatan di
PTUN Surabaya. Dan akhirnya menang.

Dalam Buku. 2013. Keputusan Bupati Gresik Tentang
Pemberhentian Kades Sumurber di-BATAL-kan DEMI HUKUM
oleh PTUN Surabaya. Jakarta; Info Suara Keadilan bekerjasama
dgn Tabloid HKNews. Hal 16-18.

2.

3.

Proses upaya mediasi perdamaian dari
terjadinya konflik pemberhentian Kepala Desa
Sumurber Kecamatan Panceng.
a) DPRD Kabupaten Gresik melalui Komisi
A bidang Hukum dan Pemerintahan,
melakukan hearing dengan Warga Peduli
Perubahan
Desa
Sumurber,
BPD
Sumurber
dan
Bidang
Umum
Pemerintahan Kabupaten Gresik.
b) Aparat Kecamatan Panceng melakukan
diskusi bersama oleh berbagai pihak
yaitu, Kepala Desa, Sekeretaris Desa,
BPD, Perwakilan Keluarga pendukung H.
Ach. Syafie’ Las S.Pd.i dan Musa Al
Asyari, S.Pd, Polsek Kecamatan Panceng,
Polres
Kabupaten
Gresik
serta
didampingi langsung oleh Bupati Gresik
c) Keberhasilan
manajemen
konflik
Pemberhentian Kepala Desa Sumurber
didasarkan adanya kemitraan dan
kolaborasi dari berbagai pihak yang telah
disebutkan di atas sesuai dengan tugas
dan fungsi pokoknya masing-masing.
Analisis hubungan antara Pemilihan Kepala
Daerah Gresik periode 2010-2015 dengan
Pemilihan Kepala Desa Sumurber Periode
2008-2014.
a) Terdapat pertentangan diantara
keluarga
besar
pendukung
Kepala Desa H. Ach. Syafie’ Las
S.Pd.i dan keluarga besar pendukung
Musa
Al
Asyari,
S.Pd.
yang
bertarung di Pemilihan Kepala
Desa Sumurber dari tahun 1966
sampai dengan tahun 2008.
b) Keluarga besar Musa Al Asyari, S.Pd
adalah kader serta pimpinan Partai
Keadilan
Sejahtera
(PKS)
Desa
Sumurber. Kedudukan PKS dalam
Pilkada Gresik Tahun 2010 adalah partai
pengusung pasangan calon Dr. H.
Sambari Halim Radianto,Ir.,St.,M.Si dan
Drs. H. Moh. Qosim, M.Si. (SQ)
c) Berhasil menjadikan pasangan tersebut
sebagai Bupati dan Wakil Bupati Gresik
Periode
2010-2015
sehingga
kemungkinan ada kedekatan khusus
antara Bupati Gresik dengan Keluarga
Musa Al Asyari, S.Pd terutama dalam
kepentingan untuk saling menyukseskan
pemilihan Kepala Daerah dan begitu juga
Pemilihan Kepala Desa.
d) Salah satu Pasangan Calon Bupati Gresik
2010 nomor urut 4 tesebut Drs.
Mohammad Nashihan, SH, MH adalah
rival dari Dr. H. Sambari Halim
Radianto,Ir.,St.,M.Si dalam Pemilihan
Kepala Daerah. Beliau, adalah seorang
adik kandung dari Kepala Desa Sumurber
H. Ach. Syafie’ Las S.Pd.i. dan seorang

e)

Advokat Hukum pada Law Firm
“Monash & Associate”.
Kesuksesan penasehat hukum dalam
mengawal kasus keputusan Bupati Gresik
sangat dominan peranannya dikarenakan
memang hubungan emosional keluarga
dan kemungkinan bisa jadi masih ada rasa
perlawanan politik dari Pemilihan Umum
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Kabupaten Gresik Tahun 2010.

2.

3.
Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat diberikan penulis
kepada pejabat pemerintahan Kabupaten Gresik
adalah sebagai berikut :
1. Seharusnya setiap tindakan administrasi
pemerintahan yang diwujudkan dalam
keputusan tertulis semestinya harus sesuai
dengan kewenangan, prosedur dan substansi

yang berlaku dengan peraturan perundangundangan.
Dalam melakukan tindakan pemerintahan
dilarang untuk terjadinya konflik kepentingan.
Konflik kepentingan tersebut adalah situasi
dimana pejabat pemerintahan memiliki
kepentingan
pribadi
terhadap
setiap
penggunaan wewenang sehingga dapat
mempengaruhi kualitas keputusan atau
tindakan keputusannya.
Negara Indonesia adalah negara hukum jadi
ketika ada putusan Pengadilan Tata Usaha
Negara yang telah berkekuatan hukum tetap.
pejabat administrasi pemerintahan harus
berkawajiban untuk mematuhi dan tidak boleh
menyalahgunakan
kewenangan
untuk
menguntungkan diri sendiri, orang lain ataupun
partainya.

Daftar Pustaka
Anonymous. 2013. Keputusan Bupati Gresik Tentang Pemberhentian Kades Sumurber di-BATAL-kan DEMI
HUKUM oleh PTUN Surabaya. Jakarta; Info Suara Keadilan bekerjasama dgn Tabloid
HKNews.
Anonymous. 2013. Kesewenangan Bupati Gresik Menghentikan Kepala Desa DiHadang PTUN. Jakarta; Info
Suara Keadilan bekerjasama dgn Tabloid HKNews.
Budiardjo, Miriam. 1999. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia.
Chernyak, Oleksandr and Valentyn Nebukin. Tt. Application Of Survey Sampling Methods To Market
Research. Kyiv National Taras Shevchenko University, Ukraine.
Cox, Pat et al. 2008. Qualitative Research and Social Change European Contexts. Hamshire : Palgrave
Macmillan.
Gabrielian, Vache et. al. 2008. Qualitative Research Methods. Dalam GJ. Miller & K. Yang (Eds.), Handbook
of Research Methods in Public Administration_2nd edition. New York : Auerbach Publications
I.B. Wiriawan. 2012. Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma [Fakta Sosial, Definisi Sosial, Dan Prilaku
Sosial]. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Nurcholis, Hanif. 2011. Pertumbuhan & Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Jakarta; Penerbit Erlangga
Said, Mas’ud. 2005. Arah Baru otonomi Daerah di Indonesia. Malang : UMM Press.
Seidel, John V. 1998. Qualitative Data Analyis The Ethnograph v5,0: A user’s Guide. Appendix E. Colorado
Springs Co, diakses pada tanggal 7 Oktober 2013 dari http//www.qualisresearch.com.
Siswanto Sunarno. 2012. Hukum Pemerintahan daerah di Indonesia. Jakarta; Sinar Grafika
Soekanto, Soerjono. 1999. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. Jakarta; Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta cv
Sukmadinata. 2008. Metode Penelitian Tindakan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Utsman, Sabian. 2007. Anatomi Konflik & Solidaritas Masyarakat Nelayan. Jogjakarta; Pustaka Pelajar
Wiriawan. 2009. Konflik dan Manajemen Konflik Teori, Aplikasi dan Penelitian. Jakarta; Salemba humanika