Efektivitas Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Berbagai upaya telah dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk menanggulangi
kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode
tahun 1974-1988, Pemerintah meluncurkan program seperti: Bimas (Bimbingan
Massal), Inmas (Intensifikasi Massal), Transmigrasi, KIK (Kredit Investasi Kecil),
KUK (Kredit Usaha Kecil), KCK (Koperasi Candak Kula). Kemudian periode tahun
1988-1994, Pemerintah Indonesia meluncurkan program seperti: PKT, Indeks Desa
Tertinggal, tetapi masih ditemui beberapa kelemahan diantaranya peran pemerintah
masih sangat dominan dan wilayah-wilayah perkotaan belum tersentuh sama sekali.
Periode 1994-1998 Pemerintah Indonesia menyelenggarakan program yang
berorientasi khusus pada program pemberdayaan masyarakat, misalnya: PDMDKE
(Program Dalam rangka Menanggulangi Dampak Krisis Ekonomi ), Padat Karya,
P3DT (Program Pengembangan Prasarana Desa Tertinggal). Namun demikian
program

ini

baru


berkembang

secara

sektoral

(http://www.p2kp.org/warta/files/upp3kmw4_Harmonisasi_Program_Pemberdayan,
diakses pukul 17.42, 09 Januari 2013). Pembangunan yang dilaksanakan di
perdesaan belum sepenuhnya melibatkan masyarakat, sehingga masih banyak
program pembangunan desa yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Tingkat partisipasi masyarakat semestinya tidak hanya dalam tahap pelaksanaan,
namum pada tahap perencanaan sampai tahap evaluasi.
Tujuan utama program-program yang dikeluarkan pemerintah adalah untuk
mengentaskan kemiskinan dan pengangguran. Salah satu program pemerintah yang
bertujuan untuk menangani hal tersebut adalah Program Nasional Pemberdayaan

Universitas Sumatera Utara

Masyarakat Mandiri Perdesaan. Salah satu kegiatannya adalah Simpan Pinjam

Perempuan. Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan adalah kegiatan dana bergulir
untuk kelompok perempuan yang digunakan untuk usaha. Partisipasi perempuan
pada kegiatan SPP diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan kegiatan SPP.
Berdasarkan data

Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk miskin di

Indonesia pada Maret 2012 mencapai 29,13 juta orang, berkurang 0,89 juta orang
dibandingkan dengan penduduk miskin pada maret 2011. Sedangkan penduduk
miskin di daerah perkotaan berkurang sekitar 399,5 ribu orang sementara di daerah
perdesaan berkurang 487 ribu orang. Pada periode tersebut, persentase penduduk
miskin di daerah perkotaan sebesar 9,23 persen, menurun menjadi 8,78 persen.
Begitu juga dengan penduduk miskin di daerah perdesaan, yaitu dari 15,72 persen
pada Maret 2011 menjadi 15,12 persen pada Maret 2012.
Jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara pada tahun 2012 sebesar 1.407.250
orang. Sedangkan

penduduk miskin pada tahun 2011 sebesar 1.481.310 orang.

Berarti penduduk miskin di provinsi Sumatera Utara berkurang sebanyak 74.060

orang. Selama periode Tahun 2011 sampai tahun 2012 penduduk miskin di daerah
perkotaan dan perdesaan masing-masing berkurang 21.880 orang dan 52.180 orang,
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak
berbeda. Pada bulan Maret 2012, penduduk miskin berada di daerah perkotaan
sebesar

10,32

persen

dan

di

daerah

perdesaan

sebesar


11,01

persen

(http://www.sumut.bps.go.id, diakses pada pukul 21.40 WIB, 24 Oktober 2012).
Kemiskinan menjadi salah satu masalah serius di belahan dunia manapun, baik
di negara maju maupun negara berkembang. Amerika Serikat yang merupakan
negara industri maju dan terkaya di dunia ternyata masih hidup dibawah garis

Universitas Sumatera Utara

kemiskinan. Dengan kata lain satu dari tujuh warga Amerika adalah penduduk
miskin.
Kemiskinan di negara berkembang lebih suram lagi, seorang bayi perempuan
yang lahir di Jepang saat ini memiliki 50 persen kemungkinan untuk menatap Abad
ke-22, sedangkan 1 dari 4 bayi yang baru lahir di Afganistan kemungkinan besar
tidak akan pernah merayakan ulang tahunnya yang ke-5. Setiap hari lebih dari 30.000
anak-anak di seluruh dunia wafat. Tepatnya dipaksa wafat oleh penyakit yang bisa
dicegah, dan hampir 40.000 orang terinfeksi HIV/AIDS. Sebagian dari mereka
berasal dari negara-negara berkembang (Suharto, 2007: 239).

Sejak awal kemerdekaan, bangsa Indonesia mempunyai perhatian besar
terhadap terciptanya masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana dimuat dalam
alinea keempat Undang-Undang Dasar 1945. Program-program pembangunan yang
dilaksanakan selama ini juga selalu memberikan perhatian besar terhadap upaya
pengentasan kemiskinan karena pada dasarnya pembangunan yang dilakukan
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meskipun demikian,
masalah kemiskinan sampai saat ini menjadi masalah yang berkepanjangan.
Pemerintah sebagai pengemban amanat rakyat berperan untuk menciptakan
perluasan kesempatan hak-hak masyarakt miskin seperti perluasan kesempatan kerja,
hak atas pangan, hak mendapatkan pendidikan hak atas kesehatan dan sebagainya.
Oleh sebab itu, kebijakan pemerintah lebih diperuntukkan kepada masyarakat miskin
dan kepentingan masyarakat miskin.
Dalam masa krisis masyarakat miskin sangat sulit untuk bangkit karena
ketidakberdayaan masyarakat itu sendiri. Hal ini khususnya terjadi pada masyarakat
perdesaan, karena potensi yang ada pada masyarakat perdesaan umumnya lebih
rendah jika dibanding dengan masyarakat perkotaan, terutama dari segi sumber daya

Universitas Sumatera Utara

manusia sehingga masyarakat perdesaan tidak memiliki kemampuan yang baik untuk

membuka lapangan kerja atau bekerja walaupun didukung sumber daya alam yang
melimpah.
Belum lagi ketika meningkatnya harga bahan bakar minyak dalam negeri
sejalan naiknya harga minyak dunia, berlanjut pada krisis pangan yang telah
memberi andil terhadap tingginya angka penduduk miskin di Indonesia. Tingginya
angka penduduk miskin akan menyebabkan terjadi penurunan sumber daya manusia
dan menjadikan semakin lemahnya daya saing bangsa. Masyarakat miskin umumnya
menjadi lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas akses kepada kegiatan
sosial ekonomi sehingga tertinggal jauh dengan masyarakat lain yang mempunyai
potensi yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pengentasan kemiskinan harus menjadi
prioritas utama dalam melaksanakan pembangunan nasional dengan menjadikan
masyarakat mandiri.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan efektivitas upaya
penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja di Indonesia adalah
Program Nasional Pemberdayaan mulai tahun 2007. Sebagai langkah awal,
pelaksanaan PNPM tahun 2007 dimulai dengan dua program pemberdayaan
masyarakat yang dinilai cukup besar dan efektif, yaitu program pengembangan
kecamatan yang menjadi dasar bagi pengembangan PNPM di perdesaaan, dan
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan, yang menjadi dasar bagi
pengembangan PNPM di perkotaan (http//www.pnpmmandiri.or.id, diakses pada

pukul 12.25 WIB, 25 Oktober 2012).
Menurut Deputi Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat Bidang Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan Sujana Royat, dari 78.000 desa di Indonesia, 72.600
diantaranya masih dalam kategori miskin. Program Nasional Pemberdayaan

Universitas Sumatera Utara

Masyarakat Mandiri Perdesaan yang ditujukan untuk memberdayakan masyarakat,
akan memberikan pelatihan bagi mereka yang belum bisa memenuhi kebutuhan
dasar

seperti mencari

makan, minum, dan pakaian, setelah kebutuhan dasar

terpenuhi baru diberikan modal usaha sesuai yang mereka bisa yang ditentukan oleh
rakyat sendiri untuk mewujudkan mimpi mereka (http://c.tempo.co/read/news/72Ribu-Desa-di-Indonesia-Miskin. diakses pada pukul 20.35, 08 November 2012).
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan merupakan
salah satu proyek pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan yang bertumpu pada
peningkatan harkat dan martabat manusia yang lebih mengutamakan kepentingan

dan kebutuhan masyarakat miskin serta kelompok masyarakat yang kurang mampu.
Program ini telah diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia Bapak Susilo
Bambang Yudhoyono pada tanggal 30 April 2007 di kota palu Provinsi Sulawesi
Tengah.
Mulai tahun 2007, Pemerintah Indonesia mencanangkan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan,
PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri Wilayah Khusus dan Desa
Tertinggal. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan adalah
program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan
keberlanjutan. Pendekatan PNPM Mandiri Perdesaan merupakan pengembangan dari
Program Pengembangan Kecamatan yang dinilai selama ini berhasil. Beberapa
keberhasilan Program pengembangan Kecamatan adalah berupa penyediaan
lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi dan efektivitas
kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat
(Departemen Dalam Negeri RI, 2008:1).

Universitas Sumatera Utara

Lingkup kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan pada prinsipnya adalah
peningkatan kesejahteraan dan peningkatan kesempatan kerja masyarakat miskin

perdesaan secara mandiri melalui peningkatan partisipasi masyarakat terutama
masyarakat miskin kelompok perempuan dan kelompok yang terpinggirkan,
meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dan pemerintah, meningkatnya
modal sosial masyarakat serta inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna.
Mulai tahun 2008, PNPM Mandiri diperluas dengan melibatkan Program
Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah

untuk mengintegrasikan

pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya. PNPM Mandiri
diperkuat dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan
oleh berbagai sektor dan pemerintah daerah. Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan
2008 diprioritaskan pada desa-desa tertinggal (Departemen Dalam Negeri RI, 2008:
10).
PNPM Mandiri Perdesaan didanai oleh Bantuan Langsung Masyarakat (BLM).
Terdapat beberapa usulan kegiatan yang dilaksanakan pada Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan yaitu:
1. Kegiatan pembangunan atau perbaikan sarana prasarana dasar yang dapat
memberikan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang secara ekonomi
bagi rumah tangga miskin

2. Peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan termasuk kegiatan
pelatihan pengembangan keterampilan masyarakat
3. Kegiatan peningkatan keterampilan kelompok usaha ekonomi terutama bagi
kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis sumber daya lokal
4. Penambahan permodalan untuk kelompok perempuan (Departemen dalam
Negeri RI, 2008: penjelasan IV).

Universitas Sumatera Utara

Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di
Kecamatan Bangun Purba seperti pembangunan fisik sarana prasarana dan Simpan
Pinjam Perempuan yang penyaluran dananya diberikan kepada Tim Pengelola
Kegiatan di perdesaan melalui Unit Pengelola Kegiatan yang terdiri dari ketua Unit
Pengelola Kegiatan, sekretaris dan bendahara yang ada di kecamatan.
Dengan kehadiran PNPM Mandiri perdesaan, diharapkan kemampuan
masyarakat dalam mengelola sumber daya yang dimiliki semakin baik

dan

mengurangi angka kemiskinan, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan taraf

hidup masyarakat. Kecamatan Bangun Purba telah melaksanakan berbagai kegiatan
yang termasuk didalam PNPM Mandiri perdesaan itu sendiri, salah satu program
yang sedang berlangsung adalah program PNPM Mandiri Perdesaan yang bernama
Simpan Pinjam Perempuan yang merupakan kegiatan pemberian permodalan untuk
kelompok perempuan yang mempunyai kegiatan simpan pinjam.
Penduduk kecamatan Bangun Purba ketika mengajukan proposal cenderung
mengusulkan Jenis kegiatan simpan pinjam Perempuan dimusyawarah desa masingmasing ataupun di musyawarah desa khusus perempuan, karena masyarakat lebih
memilih mendapatkan bantuan berupa tunjangan modal dibandingkan pembangunan
fisik guna meningkatkan usaha yang mereka tekuni.
Dengan suku bunga 1% setiap bulan tanpa syarat agunan, dibandingkan dengan
Bank yang mencapai 2% setiap bulannya dan memiliki syarat agunan, diharapkan
dapat membantu masyarakat terutama kaum perempuan untuk dapat meningkatkan
taraf hidup serta menunjang perekonomian mereka dengan pengembangan usaha
mereka. Sistem agunan tanggung renteng yang menjadi syarat untuk mendapatkan
pinjaman menjadi daya tarik penulis, karena apabila ada anggota yang tidak

Universitas Sumatera Utara

membayar angsuran maka kelompok yang bertanggungjawab membayar angsuran
tersebut yang diambil dari uang kas kelompok.
Laporan perkembangan pinjaman SPP pada bulan Januari 2013 menjelaskan
bahwa Program Simpan Pinjam Perempuan tahun anggaran 2008 sampai tahun 2011
berjumlah 10 kelompok, tahun 2012 bertambah 22 kelompok yang diikuti oleh 11
desa dari 24 desa yang ada di kecamatan Bangun Purba, Namun 2 kelompok telah
berakhir karena pemekaran daerah yang mengakibatkan desa tersebut tidak bisa lagi
menerima anggaran dari kecamatan Bangun purba dan satu kelompok lagi termasuk
kelompok yang bermasalah karena keterlambatan pengembalian pinjaman.
Seiring dengan pelaksanaan program simpan pinjam perempuan di kecamatan
Bangun Purba telah menghadirkan berbagai polemik. Polemik yang muncul terkesan
kejar target demi terpakainya seluruh alokasi bantuan langsung masyarakat yang
dikelola di kecamatan. Anggapan kejar target terkadang menjadikan kelompok
penerima sebagai objek bukan subyek, kalau ditanyakan kepada kelompok
penerimanya, belum tentu mereka membutuhkan karena belum punya usaha yang
layak untuk didanai,sebagian masyarakat tidak menggunakan dana pinjaman untuk
modal usaha, bahkan digunakan untuk keperluan sehari-hari. Hal ini dilakukan demi
kepentingan pemerintah desa untuk menghapus pemikiran ketidakmampuan desa
berpartisipasi dalam program.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang, peneliti tertarik
untuk mengkaji lanjut masalah tersebut dalam bentuk skripsi dengan judul
“Efektivitas Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Bangun Purba
Kabupaten Deli Serdang”.

Universitas Sumatera Utara

1.2. Perumusan Masalah
Masalah merupakan pokok dari suatu penelitian. Untuk itu, penelitian ini perlu
ditegaskan dan dirumuskan masalah yang diteliti. Berdasarkan latar belakang
masalah yang telah diuraikan di latar belakang masalah, maka penulis dapat
merumuskan masalah sebagai berikut: Sejauh mana efektivitas pelaksanaan Program
Simpan Pinjam Perempuan Program Nasioal Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang ?

1.3 Pembatasan Masalah
Untuk lebih mempertajam masalah yang ingin diteliti tentang efektivitas
pelaksanaan program Simpan Pinjam Perempuan Program Nasioal Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan di kecamatan Bangun Purba kabupaten Deli Serdang,
Penulis membatasi materi kajian, maka objek sasaran yang diteliti sebagai berikut:
a. Program Simpan Pinjam Perempuan di Kecamatan Bangun purba.
b. Pemanfaat Program Simpan Pinjam Perempuan tahun anggaran 2011.
c. Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan kepada kelompok penerima
simpan pinjam perempuan.

1.4

Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan

program Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perdesaan di kecamatan Bangun Purba kabupaten Deli Serdang.

Universitas Sumatera Utara

1.4.2 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam rangka:
a. Pengembangan konsep dan teori-teori pemberdayaan masyarakat dan
kemiskinan.
b. Pengembangan model-model pemberdayaan masyarakat miskin perdesaan.
c. Memperkaya wawasan serta pengetahuan mengenai pemberdayaan masyarakat
di perdesaan serta menjadi referensi dalam pelaksanaan program Simpan
Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan di berbagai kecamatan di Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

1.5 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan memahami dan mengetahui isi yang terkandung dalam
skripsi ini, maka diperlukan sistematika. Sistematika penulisan secara garis besarnya
dikelompokkan dalam enam bab, dengan urutan sebagai berikut:
BAB I

: PENDAHULUAN
Berisikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA
Berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah dan
objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan
defenisi operasional.

BAB III

: METODE PENELITIAN
Berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi
penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.

BAB IV

: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Berisikan tentang sejarah singkat serta gambaran umum lokasi
penelitian dan data-data lain yang turut memperkaya karya ilmiah
ini.

BAB V

: ANALISIS DATA
Berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian
beserta dengan analisisnya.

BAB VI

: PENUTUP
Berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang
bermanfaat sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Efektivitas Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Tigalingga Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi

8 81 118

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Kampung Bilah Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu

0 57 124

Sosialisasi Pemanfaatan Fasilitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (Study Deskriptif di Desa Purbadolok, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbanghasundutan)

4 63 111

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

2 64 128

Efektivitas Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

5 58 146

Efektivitas Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

0 0 40

Efektivitas Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

0 0 15

Efektivitas Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

0 0 2

Efektivitas Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

0 0 14