SEJARAH PERADABAN ISLAM DI NUSANTARA

SEJARAH PERADABAN ISLAM DI
NUSANTARA
Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Sejarah

Disusun Oleh
Nama
Kelas
No Absen
Pengampu Mapel

: Hesti Zahrona Nurul Rohmah
: X-MIA 9
: 20
: Ribut Waidi, S.Pd

SMA NEGERI 1 PATI
Jl. Raya P. Sudirman No. 24 Pati
Tahun Pelajaran 2014/2015
1

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas anugerah-Nya
dan segala limpahan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini sesuai ketentuan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata pelajaran
sejarah dengan sub-bab “Sejarah Islam di Nusantara ” yang sesuai dengan
kurikulum-2013. Penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu proses terselesaikanya makalah, antara lain
:
1. Pembimbing yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan makalah ini
2. Pihak pihak tertentu yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini
Makalah ini dibuat sebagai hasil dari kerja individual penulis. Penulis
berharap semoga makalah ini dapat berguna serta mencapai hasil yang
maksimal sebagaimana tujuan makalah ini dibuat. kesempurnaan hanya milik
Tuhan, kekurangan milik insan-Nya. Maka, penulis menyampaikan beribu maaf
bila terdapat kesalahan secara teknis maupun teori, serta penulis berharap kritik
dan saran demi kesempurnaan makalah ini.

Pati, 28 Januari 2015


Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.............................................................
1.2 Landasan Teori.............................................................
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................
1.4 Ruang Lingkup Materi.................................................
Bab 2 Pembahasan
2.1 Berdirinya Kerajaan Kediri..........................................
2.2 Letak Kerajaan Kediri..................................................
2.3 Kondisi Politik dan Sistem Pemerintahan....................
2.4 Runtuhnya Kerajaan Kediri..........................................
Bab 3 Penutup
2. 1Kesimpulan..................................................................
2.2 Saran............................................................................
Daftar Pustaka....................................................................................

BAB 1

PENDAHULUAN
1. 2 Latar Belakang
Sejarah menempati urutan terpenting terhormatnya suatu bangsa oleh
penduduknya sendiri, suatu bangsa yang bermartabat tinggi penduduknya dipastikan harus
mengetahui paling tidak sejarah sejarah nasional pokok bangsanya sendiri , sehingga berdiri
seperti sekarang ini.
Agama menduduki unsure terpenting dalam keyakinan hidup manusia. Agama
yang diyakini para penduduk tidaklah hanya satu macam, akan tetapi bermacam-macam
dimana agama tersebut memiliki sejarah besar sejak proses masuknya sampai proses
berkembangnya sampai sekarang.
Islam adalah salah satu agama besar di dunia dengan pengikut terbanyak.
Perkembangan Islam di belahan dunia berkembang pesat sejak adanya Islam pertama kali,
walaupun awal mausknya sempat mengalami jatuh bangun dalam perkembanganya.
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M, kepemimpinan Islam
dipegang oleh para khalifah. Dibawah kepemimpinan para khalifah, agama Islam mulai
disebarkan lebih luas lagi. Sampai abad ke-8 saja, pengaruh Islam telah menyebar ke seluruh
Timur Tengah, Afrika Utara, dan Spanyol. Kemudian pada masa dinasti Ummayah, pengaruh
Islam mulai berkembang hingga Nusantara.
Sejarah mencatat, kepulauan-kepulauan Nusantara merupakan daerah yang terkenal
sebagai penghasil rempah-rempah terbesar di dunia. Hal tersebut membuat banyak pedagang

dari berbagai penjuru dunia datang ke Nusantara untuk membeli rempah-rempah yang akan
dijual kembali ke daerah asal mereka. Termasuk para pedagang dari Arab, Persia, dan
Gujarat. Selain berdagang, para pedagang muslim tersebut juga berdakwah untuk
mengenalkan agama Islam kepada penduduk lokal. Berbagai teori masuknya Islam ke
Indonesia tidak hanya melalui jalur perdagangan seperti yang dibawa oleh para pedagang
Arab, dll.
Islam merupakan salah satu agama yang masuk dan berkembang di Indonesia. Hal
ini tentu bukanlah sesuatu yang asing, karena di massa media mungkin sudah sering
mendengar atau membaca bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki penganut agama
Islam terbesar di dunia. Agama Islam masuk ke Indonesia dimulai dari daerah pesisir pantai,
kemudian diteruskan ke daerah pedalaman oleh para ulama atau penyebar ajaran Islam.
Islam masuk ke Indonesia dan memengaruhi berbagai segi kehidupan masyarakat
Indonesia termasuk juga segi pemermntahan yakni dengan munculnya kerajaan-kerajaan
yang bercorak Islam. Kerajaan kerajaan di Indonesia yang bercorak Islam secara geografis
terletak di sepanjang pesisir pantai. Hal ini disebabkan karera terbentuknya kerajaan dimulai
dan kota-kota pelabuhan yang berfungsi sebagai kota transit sehingga mata pencaharian
masyarakatnya di sektor pertanian dan perdagangan atau disebut maritim.

Sebelum penjajah Belanda datang ke Indonesia, di Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan
besar seperti : Samudera Pasai dan Aceh Darussalam (Sumatera), Pajang, Demak, Mataram,

Cirebon, dan Banten (Jawa), Banjar dan Kutai (Kalimantan), Gowa-Tallo, Bone, Wajo,
Soppeng, dan Luwa (Sulawesi).

1.2 Landasan Teori
Indonesia sebagai Negara yang luas memiliki peluang besar terhadap
masuknya unsure – unsure asing dari luar negeri, termasuk salah satunya dalam hal
perkembangan keyakinan.
Dalam sejarah kebudayaan ummat manusia proses tukar-menukar dan interaksi
(intermingling) atau pinjam meminjam konsep antara satu kebudayaan dengan kebudayaan
lain memang senantiasa terjadi, seperti yang terjadi antara kebudayaan barat dan peradaban
islam. Dalam proses ini selalu terdapat sikap resistensi dan akseptansi. Namun dalam kondisi
dimana suatu kebudayaan itu lebih kuat dibanding yang lain yang tejadi adalah dominasi
yang kuat terhadap yang lemah. Istilah ibn khaldun, "masyarakat yang ditaklukkan,
cenderung meniru budaya penakluknya".
Ketika peradaban islam menjadi sangat kuat dan dominan pada abad pertengahan,
masyarakat eropa cenderung meniru atau "berkiblat ke islam". Kini ketika giliran kebudayaan
barat yang kuat dan dominan maka proses peniruan itu juga terjadi. Terbukti sejak
kebangkitan barat dan lemahnya kekuasaan politik islam, para ilmuwan muslim belajar
berbagai disiplin ilmu termasuk islam ke barat dalam rangka meminjam. Hanya saja karena
peradaban islam dalam kondisi terhegemoni maka kemampuan menfilter konsep-konsep

dalam pemikiran dan kebudayaan barat juga lemah.

1. 3 Tujuan Penulisan
Tujuan disusunya laporan penelitian ini adalah sebagai berikut
1.
2.
3.
4.
5.
6.

:

Memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah
Mengetahui sejarah peradaban
Membangkitkan semangat Nasionalisme pembaca
Membangkitkan semangat dakwah sejarah Islam
Mengenang jasa pendakwah Islam nusantara
Usaha untuk tidak melupakan sejarah keyakinan bangsa


1.4 Ruang Lingkup Materi
Pada makalah ini, pembahasan dimulai dari awal proses masuknya Islam di
Nusantara, teori masuknya Islam beserta peta wilayahnya, munculnya kerajaan Islam
Nusantara, akulturasi kebudayaan local, Hindu-Budha, dannjuga Islam.

BAB 2
PEMBAHASAN
2. 1 Proses Awal Masuknya Islam
Proses masuknya agama islam ke Indoesia masih diperdebat waktu kepastiannya. Ada
yang mengatakan islam masuk pada abad ke-7 dan ada pada abad ke-13. Sumber sejarah
yang memberitakan islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 adalah berasal dari Cina zaman
dinasti Tang.
Islan masuk ke Indonesia akibat adanya perdagangan dan pelayaran Internasional.
Bersamaan dengan kesibukan perdagangan antar bangsa yang melewati Indonesia itulah
islam ke Indonesia.
Beberapa Pendapat Tentang Awal Masuknya Islam di Indonesia.
1. Islam Masuk ke Indonesia Pada Abad ke 7:
1. Seminar masuknya islam di Indonesia (di Aceh), sebagian dasar adalah catatan
perjalanan Al mas’udi, yang menyatakan bahwa pada tahun 675 M, terdapat
utusan dari raja Arab Muslim yang berkunjung ke Kalingga. Pada tahun 648

diterangkan telah ada koloni Arab Muslim di pantai timur Sumatera.
2. Dari Harry W. Hazard dalam Atlas of Islamic History (1954), diterangkan
bahwa kaum Muslimin masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M yang dilakukan
oleh para pedagang muslim yang selalu singgah di sumatera dalam
perjalannya ke China.
3. Dari Gerini dalam Futher India and Indo-Malay Archipelago, di dalamnya
menjelaskan bahwa kaum Muslimin sudah ada di kawasan India, Indonesia,
dan Malaya antara tahun 606-699 M.
4. Prof. Sayed Naguib Al Attas dalam Preliminary Statemate on General Theory
of Islamization of Malay-Indonesian Archipelago (1969), di dalamnya
mengungkapkan bahwa kaum muslimin sudah ada di kepulauan MalayaIndonesia pada 672 M.
5. Prof. Sayed Qodratullah Fatimy dalam Islam comes to Malaysia
mengungkapkan bahwa pada tahun 674 M. kaum Muslimin Arab telah masuk
ke Malaya.
6. Prof. S. muhammmad Huseyn Nainar, dalam makalah ceramahnay berjudul
Islam di India dan hubungannya dengan Indonesia, menyatakan bahwa
beberapa sumber tertulis menerangkan kaum Muslimin India pada tahun 687
sudah ada hubungan dengan kaum muslimin Indonesia.

7. W.P. Groeneveld dalam Historical Notes on Indonesia and Malaya Compiled

From Chinese sources, menjelaskan bahwa pada Hikayat Dinasti T’ang
memberitahukan adanya Aarb muslim berkunjung ke Holing (Kalingga, tahun
674). (Ta Shih = Arab Muslim).
8. T.W. Arnold dalam buku The Preching of Islam a History of The Propagation
of The Moslem Faith, menjelaskan bahwa Islam datang dari Arab ke Indonesia
pada tahun 1 Hijriyah (Abad 7 M).
1. Islam Masuk Ke Indonesia pada Abad ke-11:
1. Satu-satunya sumber ini adalah diketemukannya makam panjang di daerah
Leran Manyar, Gresik, yaitu makam Fatimah Binti Maimoon dan
rombongannya. Pada makam itu terdapat prasati huruf Arab Riq’ah yang
berangka tahun (dimasehikan 1082)
2.

Islam
Masuk
Ke

Indonesia Pada Abad Ke-13:
1. Catatan perjalanan marcopolo, menyatakan bahwa ia menjumpai adanya
kerajaan Islam Ferlec (mungkin Peureulack) di aceh, pada tahun 1292 M.

2. K.F.H. van Langen, berdasarkan berita China telah menyebut adanya kerajaan
Pase (mungkin Pasai) di aceh pada 1298 M.
3. J.P. Moquette dalam De Grafsteen te Pase en Grisse Vergeleken Met Dergelijk
Monumenten uit hindoesten, menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia
pada abad ke 13.
4. Beberapa sarjana barat seperti R.A Kern; C. Snouck Hurgronje; dan Schrieke,
lebih cenderung menyimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad
ke-13, berdasarkan saudah adanya beberapa kerajaaan islam di kawasan
Indonesia.

Meski terdapat perbedaan pendapat,
banyak ahli sejarah yang cendrung percaya
bahwa masuknya islam ke Indonesia pada
abad ke 7. Faktor-faktor yang menyebabkan
mudah berkembangnya islam di Indonesia:
1. Agama islam disebarkan
dengan jalam damai
2. Tidak ada sistem kasta dalam
islam
3. Upacara ritual dalam islam

sangat sederhana
4. Syarat seorang masuk islam
sangat mudah
5. Penyebaran islam menyesuaikan dengan kondisi sosial budaya yang ada.
Masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia terjadi secara damai. Kemudian para
ahli menyimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dari segi peta perjalanannya, melalui
dua jalur, yaitu :
1. Jalur Utara
Arab  Damaskus 
Baghdad  Gujarat  Srilangka 
Indonesia.
2. Jalur Selatan
Arab

Yaman
(Hadralmaut)  Srilangka 
Indonesia.
Mula-mula daerah masuk Islam
pertama kali adalah Samudra Pasai (Aceh
Utara) dan Pantai Barat Pulau Sumatra
yang selanjutnya menyebar ke berbagai
daerah, yaitu :
 Pariaman di Sumatra Barat, pembawanya adalah Syekh Burhanuddin seorang
melayu.
 Gresik dan Tuban, pembawanya adalah Maulana Malik Ibrahim pedagang
bangsa Hadralmaut.
 Demak, pembawanya adalah Raden Fattah dan pendirinya adalah para
walisongo.
 Cirebon, penyebar dan pendirinya adalah Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan
Gunung Jati).
 Palembang, penyebarnya adalah Raden Rahmat.
 Banjar, pembawanya adalah mubaligh dari Johor Malaysia.
 Makassar, pembawanya adalah Datuk Ri Bandang.
 Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo di Maluku Utara. Penyebarnya adalah
Syekh Mansur dari Arab dan Maulana Husein dari Gresik.

 Sorong di Irian Jaya, penyebarnya adalah mubaligh-mubaligh dari daerahdaerah yang telah masuk Islam.
Proses Awal Penyebaran Islam di Indonesia
1. Perdagangan dan Perkawinan
Dengan menunggu angina muson (6 bulan), pedagang mengadakan perkawinan
dengan penduduk asli. Dari perkawinan itulah terjadi interaksi social yang
menghantarkan Islam berkembang (masyarakat Islam).
2. Pembentukan masyarakat Islam dari tingkat ‘bawah’ dari rakyat lapisan bawah, kemudian
berpengaruh ke kaum birokrat (J.C. Van Leur).
3. Gerakan Dakwah, melalui dua jalur yaitau:
a. Ulama keliling menyebarkan agama Islam (dengan pendekatan Akulturasi dan
Sinkretisasi/lambing-lambang budaya).
b. Pendidikan pesantren (ngasu ilmu/perigi/sumur), melalui lembaga/sisitem pendidikan
Pondok Pesantren, Kyai sebagai pemimpin, dan santri sebagai murid.
Dari ketiga model perkembangan Islam itu, secara relitas Islam sangat diminati dan
cepat berkembang di Indonesia. Meskipun demikian, intensitas pemahaman dan aktualisasi
keberagman islam bervariasi menurut kemampuan masyarakat dalam mencernanya.
Ditemukan dalam sejarah, bahwa komunitas pesantrean lebih intens keberagamannya, dan
memiliki hubungan komunikasi “ukhuwah” (persaudaraan/ikatan darah dan agama) yang
kuat. Proses terjadinya hubungan “ukhuwah” itu menunjukkan bahwa dunia pesantren
memiliki komunikasi dan kemudian menjadi tulang punggung dalam melawan colonial.

2. 2 Teori Masuknya Islam ke Indonesia
Proses masuknya agama Islam ke Indonesia tidak berlangsung secara
revolusioner, cepat, dan tunggal, melainkan berevolusi, lambat-laun, dan sangat beragam.
Menurut para sejarawan, teoriteori tentang kedatangan Islam ke Indonesia dapat dibagi
menjadi:

1. Teori Mekah
Teori Mekah mengatakan bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia adalah
langsung dari Mekah atau Arab. Proses ini berlangsung pada abad pertama Hijriah atau abad
ke-7 M. Tokoh yang memperkenalkan teori ini adalah Haji Abdul Karim Amrullah atau
HAMKA, salah seorang ulama sekaligus sastrawan Indonesia. Hamka mengemukakan
pendapatnya ini pada tahun 1958, saat orasi yang disampaikan pada dies natalis Perguruan
Tinggi Islam Negeri (PTIN) di Yogyakarta. Ia menolak seluruh anggapan para sarjana Barat
yang mengemukakan bahwa Islam datang ke Indonesia tidak langsung dari Arab.
Bahan argumentasi yang dijadikan bahan rujukan HAMKA adalah sumber
local Indonesia dan sumber Arab. Menurutnya, motivasi awal kedatangan orang Arab tidak
dilandasi oleh nilainilai ekonomi, melainkan didorong oleh motivasi spirit penyebaran agama
Islam. Dalam pandangan Hamka, jalur perdagangan antara Indonesia dengan Arab telah
berlangsung jauh sebelum tarikh masehi.

Dalam hal ini, teori HAMKA merupakan sanggahan terhadap Teori Gujarat
yang banyak kelemahan. Ia malah curiga terhadap prasangka-prasangka penulis orientalis
Barat yang cenderung memojokkan Islam di Indonesia. Penulis Barat, kata HAMKA,
melakukan upaya yang sangat sistematik untuk menghilangkan keyakinan negeri-negeri
Melayu tentang hubungan rohani yang mesra antara mereka dengan tanah Arab sebagai
sumber utama Islam di Indonesia dalam menimba ilmu agama. Dalam pandangan HAMKA,
orang-orang Islam di Indonesia mendapatkan Islam dari orang- orang pertama (orang Arab),
bukan dari hanya sekadar perdagangan.
Pandangan HAMKA ini hampir sama dengan Teori Sufi yang diungkapkan
oleh A.H. Johns yang mengatakan bahwa para musafirlah (kaum pengembara) yang telah
melakukan islamisasi awal di Indonesia. Kaum Sufi biasanya mengembara dari satu tempat
ke tempat lainnya untuk mendirikan kumpulan atau perguruan tarekat.

2. Teori Gujarat
Teori Gujarat mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia
berasal dari Gujarat pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M. Gujarat ini terletak di India bagain
barat, berdekaran dengan Laut Arab. Tokoh yang menyosialisasikan teori ini kebanyakan
adalah sarjana dari Belanda. Sarjana pertama yang mengemukakan teori ini adalah J. Pijnapel
dari Universitas Leiden pada abad ke 19. Menurutnya, orang-orang Arab bermahzab Syafei
telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak awal Hijriyyah (abad ke 7 Masehi), namun
yang menyebarkan Islam ke Indonesia menurut Pijnapel bukanlah dari orang Arab langsung,
melainkan pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke dunia timur,
termasuk Indonesia.
Dalam perkembangan selanjutnya, teori Pijnapel ini diamini dan disebarkan
oleh seorang orientalis terkemuka Belanda, Snouck Hurgronje. Menurutnya, Islam telah lebih
dulu berkembang di kota-kota pelabuhan Anak Benua India. Orangorang Gujarat telah lebih
awal membuka hubungan dagang dengan Indonesia dibanding dengan pedagang Arab. Dalam
pandangan Hurgronje, kedatangan orang Arab terjadi pada masa berikutnya. Orang-orang
Arab yang datang ini kebanyakan adalah keturunan Nabi Muhammad yang menggunakan
gelar “sayid” atau “syarif ” di di depan namanya.
Teori Gujarat kemudian juga dikembangkan oleh J.P. Moquetta (1912) yang
memberikan argumentasi dengan batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada tanggal
17 Dzulhijjah 831 H/1297 M di Pasai, Aceh. Menurutnya, batu nisan di Pasai dan makam
Maulanan Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur, memiliki bentuk
yang sama dengan nisan yang terdapat di Kambay, Gujarat. Moquetta akhirnya
berkesimpulan bahwa batu nisan tersebut diimpor dari Gujarat, atau setidaknya dibuat oleh
orang Gujarat atau orang Indonesia yang telah belajar kaligrafi khas Gujarat. Alasan lainnya
adalah kesamaan mahzab Syafei yang di anut masyarakat muslim di Gujarat dan Indonesia

3. Teori Persia
Teori Persia mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal
dari daerah Persia atau Parsi (kini Iran). Pencetus dari teori ini adalah Hoesein Djajadiningrat,

sejarawan asal Banten. Dalam memberikan argumentasinya, Hoesein lebih menitikberatkan
analisisnya pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan
Indonesia. Tradisi tersebut antara lain: tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai
hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad, seperti yang
berkembang dalam tradisi tabut di Pariaman di Sumatera Barat. Istilah “tabut” (keranda)
diambil dari bahasa Arab yang ditranslasi melalui bahasa Parsi.
Tradisi lain adalah ajaran mistik yang banyak kesamaan, misalnya antara
ajaran Syekh Siti Jenar dari Jawa Tengah dengan ajaran sufi Al-Hallaj dari Persia. Bukan
kebetulan, keduanya mati dihukum oleh penguasa setempat karena ajaran-ajarannya dinilai
bertentangan dengan ketauhidan Islam (murtad) dan membahayakan stabilitas politik dan
sosial. Alasan lain yang dikemukakan Hoesein yang sejalan dengan teori Moquetta, yaitu ada
kesamaan seni kaligrafi pahat pada batu-batu nisan yang dipakai di kuburan Islam awal di
Indonesia. Kesamaan lain adalah bahwa umat Islam Indonesia menganut mahzab Syafei,
sama seperti kebanyak muslim di Iran.

4. Teori Cina
Teori Cina mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia
(khususnya di Jawa) berasal dari para perantau Cina. Orang Cina telah berhubungan dengan
masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di Indonesia. Pada masa Hindu-Buddha,
etnis Cina atau Tiongkok telah berbaur dengan penduduk Indonesia—terutama melalui
kontak dagang. Bahkan, ajaran Islam telah sampai di Cina pada abad ke-7 M, masa di mana
agama ini baru berkembang. Sumanto Al Qurtuby dalam bukunya Arus Cina-Islam-Jawa
menyatakan, menurut kronik masa Dinasti Tang (618-960) di daerah Kanton, Zhang-zhao,
Quanzhou, dam pesisir Cina bagian selatan, telah terdapat sejumlah pemukiman Islam. Teori
Cina ini bila dilihat dari beberapa sumber luar negeri (kronik) maupun lokal (babad dan
hikayat), dapat diterima.
Bahkan menurut sejumlah sumber lokat tersebut ditulis bahwa raja Islam
pertama di Jawa, yakni Raden Patah dari Bintoro Demak, merupakan keturunan Cina. Ibunya
disebutkan berasal dari Campa, Cina bagian selatan (sekarang termasuk Vietnam).
Berdasarkan Sajarah Banten dan Hikayat Hasanuddin, nama dan gelar raja-raja Demak
beserta leluhurnya ditulis dengan menggunakan istilah Cina, seperti “Cek Ko Po”, “Jin Bun”,
“Cek Ban Cun”, “Cun Ceh”, serta “Cu-cu”. Nama-nama seperti “Munggul” dan “Moechoel”
ditafsirkan merupakan kata lain dari Mongol, sebuah wilayah di utara Cina yang berbatasan
dengan Rusia.
Bukti-bukti lainnya adalah masjid-masjid tua yang bernilai arsitektur
Tiongkok yang didirikan oleh komunitas Cina di berbagai tempat, terutama di Pulau Jawa.
Pelabuhan penting sepanjang pada abad ke-15 seperti Gresik, misalnya, menurut catatancatatan Cina, diduduki pertama-tama oleh para pelaut dan pedagang Cina.
Semua teori di atas masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan
tersendiri. Tidak ada kemutlakan dan kepastian yang jelas dalam masing-masing teori
tersebut. Meminjam istilah Azyumardi Azra, sesungguhnya kedatangan Islam ke Indonesia

datang dalam kompleksitas; artinya tidak berasal dari satu tempat, peran kelompok tunggal,
dan tidak dalam waktu yang bersamaan.

2. 3 Kerajaan Islam Nusantara
1) Kerajaan Samudera Pasai
a. Letak geografis
Letak geografis terletak di Pantai Timur
Pulau Sumatera bagian utara berdekatan dengan
jalur pelayaran internasional (Selat Malaka).
b. Kehidupan politik
Pendiri Kerajaan Samudera Pasai
adalah Nazimuddin al-Kamil (berasal dari
Mesir)
yang
membawa
Kerajaan
Samudera Pasai menjadi berkembang
cukup pesat. Raja pertama Samudera
Pasai adalahMarah Silu (Malik as-Saleh).
Ia meninggal lalu digantikan oleh
putranya yang bernama Mailk ath-Thahir.
c. Kehidupan ekonomi
Letak Kerajaan Samudera Pasai
yang strategis, mendukung kreativitas
mayarakat untuk terjun langsung ke dunia
maritim.
Samudera
pasai
juga
mempersiapkan bandar - bandar yang digunakan untuk:
1. Menambah perbekalan untuk pelayaran selanjutnya
2. Mengurus masalah – masalah perkapalan
3. Mengumpulkan barang – barang dagangan yang akan dikirim ke luar
negeri
4. Menyimpan barang – barang dagangan sebelum diantar ke beberapa
daerah di Indonesia
d. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut aturan – aturan
dan hukum – hukum Islam. Dalam pelaksanaannya banyak terdapat persamaan dengan
kehidupan sosial masyarakat di negeri Mesir maupun di Arab. Karena persamaan inilah
sehingga daerah Aceh mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah.
e. Kehidupan Budaya
Kerajaan Samudera Pasai berkembang sebagai penghasil karya tulis yang baik.
Beberapa orang berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam untuk
menulis karya mereka dalam bahasa Melayu, yang kemudian disebut dengan bahasa Jawi dan
hurufnya disebut Arab Jawi. Selain itu juga berkembang ilmu tasawuf yang diterjemahkan ke
dalam bahasa Melayu.

f. Faktor kemajuan
Perkembangan ekonomi masyarakat Kerajaan Samudera Pasai bertambah pesat,
sehingga selalu menjadi perhatian sekaligus incaran dari kerajaan – kerajaan di sekitarnya.
Setelah Samudera Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka maka pusat perdagangan dipindahkan
ke Bandar Malaka.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan Samudera Pasai :
1. Kerajaan Majapahit berambisi menyatukan Nusantara,
2. Berdirinya Bandar Malaka yang letaknya lebih strategis,
3. Setelah Sultan Malik at-Thahir meninggal, tidak ada yang menggantikan
sehingga penyebaran agama Islam diambil kerajaan Aceh.
Kerajaan Samudra Pasai terletak di sebelah utara Perlak di daerah Lhokseumawe
(sekarang pantai timur Aceh). Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di
Nusantara dan berdiri pada abad ke- 13 M. Wilayahnya strategis karena menghadap Selat
Malaka.
Awal berdirinya kerajaan Samudra Pasai diketahui dari batu nisan makam raja
Malik al-Saleh yang wafat tahun 1297 M. Diperkirakan bahwa Sultan Malik al-Saleh (12901297) merupakan pendiri dan raja pertama kerajaan Samudra Pasai. Setelah Malik al-Saleh
wafat, kerajaan Samudra Pasai dilanjutkan oleh Sultan Muhammad Malik al-Taher (1297 –
1326 M), Sultan Ahmad dan Sultan Zainal Abidin.
Menurut beberapa sumber sejarah, banyak pedagang dari berbagai negara berlabuh
di Pelabuhan Pasai. Pelabuhan Pasai yang sangat strategis itu dijadikan sebagai tempat untuk
transit barang-barang dari berbagai negara sebelum diekspor ke tempat lain. Kerajaan
Samudra Pasai mampu memanfaatkan ramainya perdagangan internasional yang dilakukan
oleh para pedagang Islam. Mata uang yang digunakan oleh masyarakat Samudra Pasai dalam
kegaiatan dagang ketika itu adalah mata uang emas (berita Marcopolo tahun 1292 M dan
Ibnu Batutah tahun 1326 M). Samudra Pasai telah berperan sebagai pusat penyebaran Islam
ke berbagai kawasan sekitarnya.

2) Kerajaan Aceh
a. Letak Geografis
Letak geografis terletak di Pulau
Sumatera bagian utara dekat jalur
pelayaran dan perdagangan internasional
saat itu.
b. Kehidupan politik
Corak pemerintahan Aceh adalah
pemerintahan sipil dan pemerintahan atas
dasar agama. Pendiri kerajaan Aceh
adalah Mudzaffar Syah. Raja yang pernah
memerintah kerajaan Aceh adalah Sultan
Ali Mughayat Syah, Sultan Salahudin, Sultan Alauddin Riayat, Sultan Iskandar Muda, Sultan
Iskandar Thani.

c. Kehidupan ekonomi
Dalam masa kejayaannya, perekonomian Aceh berkembang pesat. Daerahnya yang
subur banyak menghasilkan lada. Kekuasaan Aceh atas daerah-daerah pantai Timur dan Barat
Sumatera menambah jumlah ekspor ladanya. Penguasaan Aceh atas beberapa daerah di
Semenanjung Malaka menyebabkan bertambahnya bahan ekspor penting seperti timah dan
lada yang dihasilkan di daerah itu.
d. Kehidupan sosial
Lapisan sosial masyarakat Aceh berbasis pada jabatan struktural, kualitas keagamaan
dan kepemilikan harta benda. Mereka yang menduduki jabatan struktural di kerajaan
menduduki lapisan sosial tersendiri, lapisan teratasnya adalah sultan, dibawahnya ada para
penguasa daerah. Sedangkan lapisan berbasis keagamaan merupakan lapisan yang merujuk
pada status dan peran yang dimainkan oleh seseorang dalam kehidupan keagamaan. Dalam
lapisan ini, juga terdapat kelompok yang mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad.
Mereka ini menempati posisi istimewa dalam kehidupan sehari-hari, yang laki-laki bergelar
Sayyed, dan yang perempuan bergelar Syarifah. Lapisan sosial lainnya dan memegang
peranan sangat penting adalah para orang kaya yang menguasai perdagangan, saat itu
komoditasnya adalah rempah-rempah, dan yang terpenting adalah lada.
e. Kehidupan budaya
Aceh sering disebut sebagai
Negeri Serambi Mekah, karena Islam
masuk pertama kali ke Indonesia
melalui kawasan paling barat pulau
Sumatera ini. Orang Aceh mayoritas
beragama Islam dan kehidupan
mereka sehari-hari sangat dipengaruhi
oleh ajaran Islam ini. Oleh sebab itu,
para ulama merupakan salah satu
sendi kehidupan masyarakat Aceh.
Pengaruh Islam yang sangat kuat juga
tampak dalam aspek bahasa dan sastra Aceh. Peninggalan Islam di Nusantara banyak di
antaranya yang berasal dari Aceh, seperti Bustanussalatin dan Tibyan fi Ma‘rifatil
Adyan karangan Nuruddin ar-Raniri pada awal abad ke-17 ; Kitab Tarjuman al-Mustafid yang
merupakan tafsir Al Quran Melayu pertama karya Shaikh Abdurrauf Singkel tahun 1670-an;
dan Tajussalatin karya Hamzah Fansuri. Ini bukti bahwa Aceh sangat berperan dalam
pembentukan tradisi intelektual Islam di Nusantara. Karya sastra lainnya, seperti Hikayat
Prang Sabi, Hikayat Malem Diwa, Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah
Melayu, merupakan bukti lain kuatnya pengaruh Islam dalam kehidupan masyarakat Aceh.
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1. Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ibrahim pada tahun 1514.
2. Letaknya strategis di pintu gerbang pelayaran internasional.
3. Pelabuhan Olele memiliki persyaratan sebagai pelabuhan dagang yang baik.
4. Aceh kaya akan tanaman lada.
5. Aceh bekembang pesat setelah Malaka dikuasai Portugis.

6. Para pedagang Islam memindahkan kegiatan berdagang dari Malaka ke Aceh.
Aceh mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (16071635). Karena menjadi pusat agama Islam, Aceh sering disebut Serambi Mekah.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Kekalahan perang antara Aceh melawan Portugis (1629).
2. Pengganti Sultan Iskandar Muda kurang Cakap.
3. Permushan antara kaum muda.
4. Daerah yang jauh dari pemerintahan pusat, melepaskan diri dari Aceh.
Pendiri kerajaan ini ialah Ali Mughayat Syah (1513-1528 M). Pada masa
pemerintahannya, Aceh menyatukan kerajaan-kerajaan disekitarnya, seperti Kesultanan
Samudra Pasai, Perlak, Lamuri, Benua Tamiang dan Indera Jaya. Raja berikutnya Sultan
Alauddin Riayat Syah (1537-1568 M). Dalam masa kekuasaannya, Aceh terus berusaha
mengusir Portugis yang berkeinginan menguasai wilayahnya dan menyerang Johor yang
bersekutu dengan Portugis. Usaha membangun kebesaran Aceh lainnya adalah menjalin
hubungan dengan Turki, Persia, India dan Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa.
Kerajaan Aceh mencapai kejayaannya dibawah Pemerintahan Sultan Iskandar Muda
(1607-1636 M). Pada masa kekuasaanya, wilayah Aceh semakin luas yaitu dari pesisir barat
samudra sampai Bengkulu, pesisir timur Sumatera sampai Siale, Johar, Pahang dan Pattani.
Sultan Iskandar Muda kemudian digantikan oleh Sultan Iskandar Thani (1636-1641 M).
Pada masa kekuasaannya, ia lebih memperhatikan pengembangan dalam negeri
ketimbang politik ekspansi, berkembangnya studi Islam masa pemerintahan Sultan Iskandar
Thani karena didukung oleh kehadiran Nuruddin ar Raniri (seorang ahli tasawuf yang berasal
dari Gujarat, India. Nuruddin ar Raniri pernah singgah di Aceh sekitar tahun 1637 – 1644 M.
Nuruddin ar Raniri banyak menulis buku tasawuf. Hasil karyanya yang terkenal adalah
Bustanus Salatin yang berisi sejarah Aceh). Setelah Sultan Iskandar Thani wafat, kerajaan
Aceh mulai mengalami kemunduran.

3) Kerajaan Demak
a. Letak Geografis
Letaknya di daerah Jawa Tengah dan menjadi kerajaan
Islam pertama di Jawa.
b. Kehidupan politik
Raja pertama kerajaan Demak adalah Raden Patah,
dimana selama pemerintahannya kerajaan Demak
berkembang dengan pesat sebagai pusat perdagangan
dan penyebaran agama Islam.
c. Kehidupan ekonomi
Dilihat dari segi ekonomi, Demak sebagai kerajaan maritim, menjalankan fungsinya
sebagai penghubung atau transit daerah penghasil rempah-rempah di bagian timur dengan
Malaka sebagai pasaran di bagian barat. Perekonomian Demak dapat berkembang dengan

pesat di dunia maritim karena didukung oleh penghasil dalam bidang agraris yang cukup
besar.
d. Kehidupan sosial
Kehidupan sosial Demak diatur oleh hukum-hukum Islam, namun juga masih
menerima tradisi lama. Dengan demikian, muncul sistem kehidupan sosial yang telah
mendapat pengaruh Islam.
e. Kehidupan budaya
Di bidang budaya, terlihat jelas dengan adanya pembangunan Masjid Agung
Demak yang terkenal dengan salah satu tiang utamanya terbuat dari kumpulan sisa-sisa kayu
yang dipakai untuk membuat masjid itu sendiri yang disebut soko tatal. Di pendapa (serambi
depan masjid) itulah Sunan Kalijaga(pemimpin pembangunan masjid) meletakkan dasardasar syahadatain (perayaan Sekaten). Tujuannya ialah untuk memperoleh banyak pengikut
agama Islam. Tradisi Sekaten itu sampai sekarang masih berlangsung di Yogyakarta,
Surakarta, dan Cirebon.
f. Faktor Kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini
adalah :
1. Mundur dan runtuhnya Majapahit,
2. Raden Patah, seorang keturunan Raja
Majapahit Brawijaya V mendapat
dukungan dari parawali yang sangat
dihormati,
3. Banyak adipati pesisir yang tidak puas
dengan majapahit dan mendukung Raden
Patah,
4. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis
5. Pusaka kerajaan Majapahti sebagai lambang pemegang kuasa diberikan kepada
Raden Patah.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Terjadi pertikaian antarkeluarga sepeninggal Sultan Trenggana,
2. Naiknya Arya Penangsang ke tahta kerajaan,
3. Arya Penangsang dapat dikalahkan Jaka Tingkir.
Kerajaan Demak merupakan Kerajaan Islam pertama di Jawa. Pendirinya ialah Raden
Fatah (1478 – 1518 M). Kerajaan ini memiliki wilayah yang luas dan membentang di pesisir
utara Jawa, bekas Kerajaan Majapahit.
Setelah sebagian besar wilayah Jawa dikuasainya, Kerajaan Demak melakukan ekspansi ke
luar Jawa. Caranya, dengan menyerang Malaka yang sudah jatuh ketangan Portugis.
Pemimpin serangan itu ialah Pati Unus (1518-1521 M) dan dikenal dengan Pangeran Sabrang
Lor. Serangan itu mengalami kegagalan, karena jarak serangan terlalu jauh dan Demak
kurang memiliki persenjataan.
Walaupun gagal, kerajaan Demak telah membuktikan bahwa kerajaan Nusantara
mampu melawan kekuatan bangsa Barat.Kerajaan Demak mengalami kejayaan pada masa

pemerintahan Sultan Trenggono (1521-1546 M). Pada masa pemerintahannya, Demak
berusaha membendung masuknya Portugis ke Jawa. Setelah Sultan Trenggono wafat, Demak
mengalami kemunduran yang disebabkan adanya perebutan kekuasaan dan kelemahan sistem
pemerintahan di Kerajaan Demak. Kerajaan Demak memiliki peranan besar sebagai pusat
penyebaran Islam di Jawa. Demak pun membangun masjid yang menggunakan perpaduan
antara kebudayaan Jawa dan Islam. Masjid yang dimaksud adalah Masjid Raya Demak dan
Masjid Raya Kudus.

4) Kerajaan Banten
a. Letak geografis
Terletak di ujung barat Pulau
Jawa, yaitu di daerah Banten, Jawa
Barat.
b. Kehidupan politik
Pendiri
kerajaan
ini
adalah Hasanudin yang mencapai
kejayaan
pada
masa
pemerintahan Sultan
Ageng
Tirtayasa. Raja – raja yang
memerintah
kerajaan
ini
adalah
: Panembahan
Yusuf, Maulana Muhammad, Abu
Mufakir,
dan Sultan
Ageng
Tirtayasa.
c. Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi kerajaan Banten bertumpu pada bidang perdagangan karena
memiliki bahan ekspor penting, yaitu lada sebagai daya tarik yang kuat bagi pedagang asing.
d. Kehidupan sosial
Kerajaan Banten menerapkan sistem timbal balik, Kerajaan akan membina hubungan
baik terhadap Negara manapun yang ingin membina hubungan baik dengan Kerajaan, tapi
sebaliknya Kerajaan Banten menerapkan sistem perlawanan terhadap bangsa manapun yang
ingin menganggu kedaulatan Kerajaan. Sayangnya ini hanya berlangsung pada masa Sultan
Ageng Tirtayasa saja, karena pada masa kepemimpinan Sultan Haji Kerajaan Banten justru
mengalami keruntuhan karena pada masa itu Kerajaan Banten berada dibawah naungan
Belanda yang ingin menguasai pemerintah dan perekonomian Banten sepeunuhnya. Sejak
kematian Sultan Ageng Tirtayasa pemerintahan Kerajaan Banten mengalami banyak
kemunduran karena terjadi perebutan tahta dan perang saudara hingga akhirnya Banten
dikuasai oleh Belanda.
e. Kehidupan budaya

Hasil peninggalan kebudayaan yang bersifat materi dari Kerajaan Banten berupa
bangunan-bangunan yang bentuk dan ukirannya mendapatkan pengaruh dari kebudayaan
Islam. Contoh dari peninggalan tersebut bisa kita lihat pada adanya pembangunan masjid
yang pada masa Kesultanan Banten, masjid dijadikan sebagai tempat untuk melaksanakan
ibadah. Contoh dari masjid tersebut antara lain Masjid Kasunyata, Masjid Agung, Masjid
Banten, Masjid Caringin, Masjid Palinan, serta Masjid-masjid lainnya. Selain masjid hasil
peninggalan kebudayaan berupa materi berupa hasil karya sastra berupa nyanyian-nyanyian
bernada islami, teknik membaca Al-quran, serta hikayat mengenai cerita-cerita bertema
islam. Selain peninggalan satra juga terdapat bangunan peninggalan istana pada masa
Kesultanan Banten, contoh dari bangunan tersebut adalah Gedung Timayah,Keraton Kalibon,
dan Keraton Surosowan. Bangunan-bangunan tersebut adalah peninggalan materi yang
bercorak islam karena dibangun pada masa kekusaan Kerajaan Banten yang bercorak islam.
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1. Letaknya sangat strategis, yaitu di Selat Sunda,
2. Pelabuhan kerajaan Banten memenuhi persyaratan yang baik,
3. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Mangkatnya Raja Besar Banten Maulana Yusuf dan tidak ada yang
menggantikannya,
2. Perang saudara antara saudara Maulana Yusuf dengan pembesar Kerajaan
Banten.
Hasanuddin sebagai anak dari Sunan Gunung Jati dianggap sebagai raja dari
Kerajaan/Kesultanan Banten yang pertama. Adapun Sunan Gunung Jati dianggap sebagai
pendiri kerajaan Banten.
Seperti halnya ayahnya, Hasanuddin memiliki hubungan keluarga dengan Raja
Demak (Sultan Trenggono) melalui perkawinan. Dari perkawinan tersebut, Hasanuddin
memperoleh dua orang anak, yaitu Maulana Yusuf dan Pangeran Jepara. Anak kedua diangkat
menjadi penguasa Jepara, sedangkan Maulana Yusuf sebagai anak pertama diangkat menjadi
Raja Banten.
Perebutan tahta di Banten terjadi sepeninggal Maulana Yusuf, yaitu antara Maulana
Muhammad (anak Maulana Yusuf) dengan Pangeran Jepara. Namun usaha ini dapat
digagalkan oleh pasukan Banten. Dari kegagalan serangan tersebut, Banten dan Cirebon
berdiri sebagai kerajaan yang berdaulat.Banten mencapai masa kejayaannya dibawah
pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682 M). Selama masa pemerintahannya, Sultan
Ageng terlibat pertempuran melawan VOC. Kegigihan Sultan Ageng ditentang oleh Sultan
Haji. Kesempatan ini dimanfaatkan VOC untuk menggunakan politik adu domba sehingga
tidak lama kemudian Sultan Ageng dapat ditangkap Belanda tahun 1683 M dan dipenjara di
Batavia sampai akhirnya wafat tahun 1692 M. Akhirnya, Sultan Haji dipaksa untuk
menandatangani perjanjian dengan VOC. Harus menerima kenyataan bahwa Belanda
memonopoli perdagangan di Banten.

5) Kerajaan Makassar/Gowa-Tallo
a. Letak geografis
Terletak di Sulawesi Selatan yang memiliki posisi yang penting karena dekat dengan
jalur pelayaran perdagangan Nusantara.
b. Kehidupan politik
Raja pertama kerajaan Makassar adalah Sultan Alauddin. Ia raja pertama yang
memeluk agama Islam. Dan selama pemerintahannya, ia membuat masyarakat Makassar
menjadi sejahtera. Selain Sultan Alauddin, ada Sultan Mahmud Said, Sultan Hasanuddin,
dan Raja Mapasomba yang pernah memerintah kerajaan Makassar.
c. Kehidupan ekonomi
Kehidupan ekonomi kerajaan ini bertumpu pada perdagangan dan pelayaran. Dengan
berkembangnya Makassar sebagai pusat perdagangan wilayah timur, mengakibatkan warga
asing berdagang di Makasar.
d. Kehidupan
sosial
Kehidupan sosial Kerajaan
Makassar
adalah
feudal.
Masyarakat Makassar dibebankan
atas tiga lapisan atau kelas. Kelas
tertinggi
bergelar karaeng yang
terdiri
dari
kaum
bangsawan, tumasaraqadalah gelar
untuk rakyat biasa, dan ata untuk
hamba sahaya.
e. Kehidupan
budaya
Hasil kebudayaan yang cukup menonjol dari Kerajaan Makassar adalah keahlian
masyarakatnya membuat perahu layar yang disebut pinisi dan lambo.
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1. Kerajaan Makassar sebagai pusat persinggahan para pedagang internasional.
2. Kerajaan Makassar sebagai pusat perdagangan wilayah timur
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Di kerajaan Makssar terjadi pertentangan keluarga bangsawan,
2. Tidak ada regenerasi yang cakap.
Pada abad ke- 16 di pulau Sulawesi berkembang banyak kerajaan diantaranya
kerajaan Luwu,Gowa, Wajo, Soppeng, Tallo dan Bone. Diantara kerajaan-kerajaan tersebut
terdapat persaingan perebutan hegemoni di Sulawesi Selatan dan kawasan Indonesia bagian
Timur. Dua kerajaan berhasil memenangkan persaingan tersebut, yaitu Gowa dan Tallo yang
kemudian lebih dikenal sebagai Kerajaan Makassar.Kerajaan Makassar mencapai puncak
kejayaannya pada masa Sultan Hasanuddin (1653-1669 M).

Sultan Hasanuddin berhasil memperluas daerah kekuasaannya di Sulawesi
Selatan termasuk Kerajaan Bone. setelah VOC mengetahui pelabuhan Makassar yaitu
Sombaopu cukup ramai dan banyak menghasilkan beras. Kerajaan-kerajaan di Sulawesi
Selatan memiliki tradisi merantau.Tradisi ini berkaitan dengan kehidupan ekonomi
perdagangan antar pulau. Pada masa kejayaannya, pedagang Makassar melakukan kegiatan
perdagangan dengan berbagai Pelabuhan di seluruh Nusantara.Hubungan diplomatik juga
dilakukan antara lain dengan kerajaan-kerajaan di Asia, seperti Mindanao, Mogul, Turki dan
Sulu. Sikap terbuka masyarakat Kerajaan Makassar menyebabkan terbentuknya perdagangan
bebas di kawasan ini.
VOC mulai mengirimkan utusan untuk membuka hubungan dagang serta
membujuk Sultan Hasanuddin untuk bersama-sama menyerbu Banda (pusat rempah-rempah).
Namun, bujukan VOC itu ditolak. Setelah peristiwa itu antara Makassar dan VOC mulai
terjadi Konflik. Keadaan meruncing sehingga pecah perang terbuka. Dalam peperangan
tersebut, VOC sering mengalami kesulitan dalam menundukkan Makassar oleh karena itu,
VOC memperalat Aru Palaka (Raja Bone) yang ingin lepas dari kerajaan Makassar dan
menjadi kerajaan merdeka. Akhirnya Makasar diduduki VOC melalui Perjanjian Bongaya
tahun 1667 M

6) Kerajaan Perlak
a. Letak geografis
Terletak di pesisir timur daerah Aceh yang tepatnya berada di daerah Aceh Timur.
b. Kehidupan politik
Sultan Perlak ke-17, Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II
Johan berdaulat, melakukan politik persahabatan dengan negeri-negeri tetangga. Ia
menikahkan dua orang puterinya, yaitu: Putri Ratna Kamala dinikahkan dengan Raja
Kerajaan Malaka, Sultan Muhammad Shah (Parameswara) dan Putri Ganggang dinikahkan
dengan Raja Kerajaan Samudera Pasai, Malik al-Saleh.
c. Kehidupan ekonomi
Kerajaan Perlak merupakan negeri yang terkenal sebagai penghasil kayu Perlak, yaitu
kayu yang berkualitas bagus untuk kapal. Tak heran kalau para pedagang dari Gujarat, Arab
dan India tertarik untuk datang ke sini. Pada awal abad ke-8, Kerajaan Perlak berkembang
sebagai bandar niaga yang amat maju. Kondisi ini membuat maraknya perkawinan campuran
antara para saudagar muslim dengan penduduk setempat. Efeknya adalah perkembangan
Islam yang pesat dan pada akhirnya munculnya Kerajaan Islam Perlak sebagai kerajaan Islam
pertama di Indonesia.
d. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah Kerajaan Perlak mengalami
masa kejayaan dimana hal ini di sebabkan karena pusat pelayaran dan perdagangan
strategis,karena terletak di tepi selat Malaka.
e. Faktor kemunduran
Kerajaan perlak mengalami kemunduran karena adanyan perkembangan kerajaan
Malaka sehingga pusat pelayaran perdagangan beralih ke Malaka.

7) Kerajaan Mataram Islam/Mataram Kuno
a. Letak Geografis
Kerajaan Mataram terletak di Jawa Tengah dengan daerah intinya disebut Bhumi
Mataram. Daerah tersebut dikelilingi oleh pegunungan dan gunung-gunung, seperti
Pegunungan Serayu, Gunung Prau, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Ungaran,
Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Pegunungan Kendang, Gunung Lawu, Gunung Sewu,
Gunung Kidul. Daerah itu juga dialiri banyak sungai, diantaranya Sungai Bogowonto, Sungai
Progo, Sungai Elo, dan yang terbesar dalah Sungai Bengawan Solo.
b. Kehidupan politik
Raja pertama yang memerintah adalah Sutawijaya yang bergelar Panembahan
Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama. Setelah Sutawijaya wafat, digantikan oleh putranya
yaitu Mas Johang yang bergelar Sultan Anyakrawati.
c. Kehidupan ekonomi
Kerajaan Mataram adalah kelanjutan dari Kerajaan Demak dan Pajang. Kerajaan ini
menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal ini karena letaknya yang
berada di pedalaman. Akan tetapi, Mataram juga memiliki daerah kekuasan di daerah pesisir
utara Jawa yang mayoritas sebagai pelaut. Daerah pesisir inilah yang berperan penting bagi
arus perdagangan Kerajaan Mataram.
d. Kehidupan sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Syailendra, ditafsirkan sudah teratur. Hal ini dilihat
melalui cara pembuatan candi yang menggunakan tenaga rakyat secara bergotong-royong. Di
samping itu, pembuatan candi ini menunjukkan betapa rakyat taat dan mengkultuskan
rajanya.
e. Kehidupan budaya
Kerajaan Syailendra banyak meninggalkan bangunan-bangunan candi yang sangat
megah dan besar nilainya, baik dari segi kebudayaan, kehidupan masyarakat dan
perkembangan kerajaan. Candi-candi yang terkenal seperti telah disebutkan di atas adalah
Candi Mendut, Pawon, Borobudur, Kalasan, Sari, dan Sewu.
f. Faktor kemajuan
Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Agung. Beliau
banyak berjasa dalam bidang kebudayaan dan agama. Beliau mengarang Serat Sastra
Gending yang berisi filsafat Jawa, menciptakan penanggalan tahun Jawa, dan memadukan
unsur Jawa dan Islam, seperti penggunaan gamelan dalam perayaan Sekaten untuk
memperingati Maulud Nabi.
g. Faktor kemunduran
Kemunduran Mataram Islam berawal saat kekalahan Sultan Agung merebut Batavia
dan menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah kekalahan itu, kehidupan ekonomi rakyat
tidak terurus karena sebagian rakyat dikerahkan untuk berperang.
Pendiri Kerajaan Mataram ialah Kyai Ageng Pamanahan. Setelah meninggal tahun
1575 M, Pamanahan digantikan oleh anaknya bernama Sutawijaya. Pada masa pemerintahan
Sutawijaya, wilayah kekuasaan Mataram meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Cirebon dan
sebagian Priangan.

Sutawijaya kemudian digantikan Mas Jolang (1511-1613 M). Pada masa
pemerintahan Mas Jolang, Mataram Islam tidak mampu memperluas wilayahnya karena
disibukkan dengan usaha mengatasi para pemberontak.
Pengganti Mas Jolang ialah Raden Rangsang (1613-1645 M) yang bergelar Sultan
Agung Hanyokrokusumo. Cita-cita perjuangan kedua pendahulunya tetap dilanjutkan sejak
tahun 1614 M, Sultan Agung mulai bergerak menaklukkan kembali daerah di pesisir utara
Jawa. Balatentara Mataram berhasil menaklukkan Lumajang, Pasuruan, Kediri, Tuban,
Pajang, Lasem, Madura, Surabaya dan Sukadana (Kalimantan). Sedangkan di daerah
pedalaman yang tidak mau tunduk kepada kerajaan Mataram Islam, yaitu Madura, Ponorogo,
Blora dan Bojonegoro. Setelah Surabaya jatuh hampir seluruh Jawa dikuasainya hanya
tinggal Cirebon, Banten dan Batavia yang belum dikuasai. Pada tahun 1628 M dan 1629 M
Mataram menyerang Batavia, namun tidak berhasil karena kurangnya persiapan logistik.
Sultan Agung adalah seorang organisator, ahli politik, ahli filsafat dan ahli sastra. Berikut ini
adalah hasil karya Sultan Agung, yaitu :
a.
Tahun 1833 M, Sultan Agung menciptakan Tarikh Jawa Islam yang
dimulai 1 Muharam 1043 H.
b.
Mengarang buku ”sastra gending” yang berisi ajaran filsafat mengenai
kesucian jiwa.
c.
Membuat buku undang-undang hukum pidana dan perdata yang diberi
nama ”surya alam”.

8) Kerajaan Pajang
a. Letak geografis
Terletak di daerah Kartasura, dekat Surakarta/Solo, Jawa Tengah.
b. Kehidupan politik
Setelah Sultan Trenggono meninggal, Demak dilanda perang saudara antara Pangeran
Prawoto(anak Trenggono) dengan Pangeran Sekar Sedo Lepen (adik Trenggono) dan
dimenangkan Prawoto. Aryo Penangsang, anak Pangeran Sedo Lepen tidak dapat menerima
kematian ayahnya. Kemudian Aryo Penangsang membunuh Pangeran Prawoto dan
keluarganya. Pangeran Prawoto mempunyai putra benama Arya Pangiri. Dengan
bantuan Joko Tingkir (adik ipar Trenggono), Arya Pangiri membalas kematian ayahnya.
Kemudian Joko Tingkir naik takhta dan memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang pada
1552. Joko Tingkir menjadi raja pertama Kerajaan Pajang dan bergelar Sultan Adiwijaya.
Pengangkatan Joko Tingkir sebagai raja Pajang disahkan oleh Sunan Giri dan mendapat
pengakuan pea adipati di Jawa. Saat itu Demak hanya sebagai daerah kecil yang dipimpin
Arya Pangiri. Di antara pengikut Adiwijaya yang dianggap berjasa adalah Kyai Gede
Pemanahan. Kyai ini diberi hadiah tanah pemukiman di Mataram (Kota-Gede, Yogyakarta).
Kyai Gede Pemanahan dianggap sebagai perintis berdirinya kerajaan Mataram Islam. Kyai
Gede Pemanahan meninggal pada 1575 dan diganti putranya yang benama Sutawijaya. Joko
Tingkir wafat pada 1582 dan digantikan putranya, yaitu Pangeran Benowo. Beberapa lama
kemudian Pangeran Benowo disingkirkan Arya Pangiri (anak Prawoto dari Demak). Kerajaan
Pajang kemudian diperintah Arya Pangiri, namun ia tidak disukai rakyat sehingga timbul
perlawanan yang dipimpin Pangeran Benowo yang dibantu Sutawijaya. Perlawanan itu

c.

d.
e.
f.
1.
2.
3.
g.
1.
2.

berhasil, kemudian Sutawijaya naik takhta dan memindahkan pusat pemerintahan ke
Mataram. Sutawijaya menjadi raja pertama di Kerajaan Mataram.
Kehidupan ekonomi
Pajang terletak di daerah pedalaman sehingga kerajaan ini menitikberatkan mata
peneaharianya dari pertanian dengan hasil utamanya beras.
Kehidupan sosial
Kehidupan budaya
Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
Sultan Adiwijaya memperluas kekuasaannya di Jawa pedalaman,
Ditundukkannya Kediri pada tahun 1577,
Bidang kesusastraan dan kesenian yang sudah maju di Demak dan Jepara lambat lau dikenal
di pedalaman Jawa.
Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
Perluasan wilayah tidak dapat dijalankan secara maksimal,
Kesultanan Pajang kalah pamor terhadap Mataram.

9) Kerajaan Ternate-Tidore
a. Letak geografis
Secara geografis kerajaan ternate dan tidore terletak di Kepulauan Maluku, antara
sulawesi dan irian jaya letak terletak tersebut sangat strategis dan penting dalam dunia
perdagangan masa itu.
b. Kehidupan politik
Di kepulauan Maluku terdapat kerajaan kecil, diantaranya Kerajaan Ternate sebagai
pemimpin Uli Lima yaitu persekutuan lima bersaudara. Uli Siwa yang berarti persekutuan
sembilan bersaudara. Ketika bangsa Portugis masuk, Portugis langsung memihak dan
membantu Ternate, hal ini dikarenakan Portugis mengira ternate lebih kuat. Begitu pula
bangsa Spanyol memihak Tidore akhirnya terjadilah peperangan antara dua bangsa kulit,
untuk menyelesaikan, Paus turun tangan dan menciptakan Perjanjian Saragosa. Dalam
perjanjian tersebut bangsa Spanyol harus meninggalkan maluku dan pindah ke Filipina,
sedangkan Portugis tetap berada di maluku. Raja pertama kerajaan ini adalah Sultan Hairun.
Setelah ia meninggal, ia digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Baabullah.
c. Kehidupan ekonomi
Tanah di Kepulauan Maluku itu subur dan diliputi hutan rimba yang banyak
memberikan hasil diantaranya cengkeh dan di kepulauan Banda banyak menghasilkan pala.
Pada abad ke 12 M permintaan rempah-rempah meningkat, sehingga cengkeh merupakan
komoditi yang penting. Pesatnya perkembangan perdagangan keluar dari