LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN HAMA DAN (2)
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN HAMA DAN
PENYAKIT
PENGENALAN HAMA PENYAKIT DAN GULMA PADA TANAMAN
Disusun Oleh :
Nama
: Defri Martin
NIM
: 15.04.027
BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN D III
POLITEKNIK LPP
YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Lapora Pengendalian hama dan penyakit ini.
Dalam penyusunannya, saya mengucapkan terimakasih kepada bapak
petani yang telah memberikan arahan dan informasi yang begitu banyak kepada
penulis.
Meskipun saya berharap isi dari laporan praktikum saya ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas makalah praktikum
kimia ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih, semoga hasil laporan
praktikum saya ini bermanfaat.
Yogyakarta, 28 Februari 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................
i
KATA PENGANTAR..............................................................................
ii
DAFTAR ISI...........................................................................................
iii
DAFTAR TABEL....................................................................................
A. Tabel 1. .......................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................
1
A. Latar Belakang............................................................................
B. Tujuan..........................................................................................
1
1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................
2
1. Umum..........................................................................................
2
BAB III. HASIL PENGAMATAN..........................................................
2
1. Aktif............................................................................................
2
BAB IV. PEMBAHASAN......................................................................
4
BAB V. KESIMPULAN.........................................................................
5
BAB VI. DAFTAR PUSTAKA...............................................................
6
BAB VII. LAMPIRAN...........................................................................
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hampir seluruh atau sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah
pertanian atau biasa disebut sebagai daerah agraris, dan hampir sebagian besar
penduduk di Indonesia berprofesi sebagai petani, akan tetapi sebagian besar dari
petani tidak mengerti dan mengetahui secara menyeluruh tentang ilmu pertanian,
mereka hanya mengetahui ilmu yang mereka dapat dari nenek moyang mereka,
masalah yang paling sering ditemui oleh para petani adalah masalah organisme
pengganggu tanaman terutama hama dari jenis serangga, hama dari jenis serangga
ini menyerang tanaman dengan cara yang berbeda, gejala yang ditimbulkanpun
berbeda. Cara dan gejala serangan yang ditimbulkan hama tergantung dari
ordonya meskipun sama-sama dari kelompok hama tapi gejala yang di timbulkan
berbeda, masalnya hama pemakan jika gejala gigitannya halus maka hama yang
menyerang adalah hama dari ordo coleopteran, tapi jika gejala gigitannya
bergerigi maka yang menyerang adalah hama dari ordo ortoptera.
Penyakit tanaman sebagian besar disebabkan oleh jamur. Lebih dari 250.000
spesies jamur sebagai pathogen tanaman. Hampir semua jamur dalam hidupnya
pada tanaman inangnya dam sebagian dalam tanah dan sisa-sisa tanaman.
Penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur sering dikenal dari bagian organ
tanaman yang terinfeksi dan dari tipe gejala yang dihasilkan. Tipe umum penyakit
tanaman yang disebabkan oleh jamur adalah damping-off (rebah kecambah), root
rots( busuk akar), vascular wilt(layu pembuluh), downy dan powdery mildew, leaf
spot (bercak daun) dan bligh (hawar), rust (karat),smuts(gosong), antraknosa,
gall, dieback (mati ujung) dan penyakit pasca panen.
Pengenalan gulma praktik ini sangat diperlukan karena dengan
mengenalkan jenis-jenis gulma ini, para praktikan dapat mengetahui kerugian
yang ditimbulkan oleh gulma tersebut. Oleh karena itu, dengan praktik tentang
pengenalan gulma ini diharapkan para praktikan dapat mengetahui cara dan
langkah untuk membasmi atau menghilangkan gulma itu sendiri. Gulma itu
sendiri adalah tanaman yang tak diinginkan oleh manusia yang hidup dalam
waktu dan tempat yang tidak diinginkan pula. Dari sini kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa gulma adalah tumbuhan yang merugikan karena dapat
mengurangi hasil dan kualitas hidup dari tanaman. Gulma juga tidak hanya
merugikan tanaman tetapi juga dapat merugikan ternak. Hal itu disebabkan oleh
gulma yang tumbuh subur di lahan yang biasa para peternak menggembala
ternaknya, dan tanpa sengaja ternak itu memakan gulma, dari data ini dapat
diambil kesimpulan bahwa ternak yang memakan gulma seringkali mendapatkan
efek samping yang tidak baik bagi hewan ternak yang memakan gulma tersebut.
Gulma sering kita kenal sebagai tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak
dikehendaki tumbuh pada areal pertanaman. Gulma secara langsung maupun tidak
langsung merugikan tanaman budidaya. Pengenalan suatu jenis gulma dapat
dilakukan dengan melihat keadaan morfologinya, habitatnya, dan bentuk
pertumbuhanya. Berdasarkan keadaan morfologinya, dikenal gulma rerumputan
(grasses), teki-tekian (sedges), dan berdaun lebar (board leaf).
B. Tujuan
1.
Untuk mengenal Organisme Penggangu Tanaman
2.
Untuk mengenal hama yang menyerang tanaman budidaya
3.
Untuk mengenal pathogen yang menyerang tanaman budidaya
4.
Untuk mengetahui macam-macam gulma yang menyerang tanaman
budidaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Organisme pengganggu tanaman terdiri dari tiga kelompok yaitu hama,
penyakit dan gulma. Hama dapat berupa hewan, penyakit dari kelompok patogen
dan gulma dari kelompok tanaman, hama dapat berupa apa saja selama berasal
dari kelompok hewan, manusia juga dapat disebut sebagai hama selama manusia
termasuk dalam mengganggu, merusak bahkan mengakibatkan tanaman menjadi
mati, namun hama yang paling sering ditemui adalah dari kelomok serangga, cara
pengendalian dari ketiga organisme pengganggu ini juga berbeda, dapat dilakukan
juga dengan menggunakan pestisida maupun menggunakan pengendalian secara
terpadu. Pengendalian secara terpadu memang sangat efektif dan ramah
lingkungan, namun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan
hasilnya, tapi kebanyakan dari para petani lebih memilih menggunakan pestisida,
pengendalian dengan cara ini boleh saja dilakukan asalkan pemakaiannya tidak
berlebihan, karena jika pemakaian pestisida tidak sesuai dengan kebutuhan atau
berlebihan dapat berdampak negatif bagi lingkungan seperti :
a.
Hama/penyakit/gulma menjadi resistan atau kebal
b.
Timbulnya hama tesebut/hama baru
c.
Terjadinya ledakan hama/penyakit/gulma
d.
Musuh alami musnah
e.
Terbunuhnya makhluk bukan sasaran
f.
Pencemaran lingkungan
g.
Residual effect
h.
Kecelakaan manusia( Anonim , 2011)
Pengendalian hama, penyakit dan gulma dapat dilakukan dengan berbagai
cara diantaranya pengendalian secara kimiawi seperti pestisida, pemakaian
pestisidapun tidak sembarangan karena pemberian pestisida dilakukan sesuai
dengan serangan yang diterima oleh tanaman yang mendapat serangan, seiring
dengan perkembanganya ada beberapa jenis pestisida yaitu;
a.
Fungisida
: pengendali cedawan
b.
Insektisida
: pengendali serangga
c.
Herbisida
: pengendali gulma
d.
Nematisida
: pengendali nematode
e.
Akarisida
: pengendali tungau
f.
Ovarisida
: pengendali telur serangga dan telur tungau
g.
Bakterisida
: penendali bakteri
h.
Larvasida
: pengendali larva
i.
Avisida
: pengendali burung
j.
Rodentisida
: pengendali tikus
k.
Mollusida
: pengendali bekicot
l.
Sterillant
: pemandul
Dari perkembangan pestisida tersebut yang paling banyak dikembangkan yakni
pengendali hama, karena yang paling mudah dikenali gejala serangannya adalah
hama, gejala serangan yang ditimbulkan hama dapat dilihat secara langsung.
( Anonim, 2002)
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Nama
Kelompok
Kelompok 1
Salak
Pondoh
1. Tikus
2. Kumbang
penggeret buah
Kelompok 2
Pari Jatho
1. Ulat bulu
2. Belalang
Kelompok 3
Kopi
Robusta
1. Kupu dempolan
2. Penggeret
batang
1. Bercak daun
2. Karet daun
1. Teki-tekian
2. Semanggi
Kelompok 4
Padi
1. Tikus
2. Burung
3. Walang sangit
1. Cendawan
1. Alang-alang
2. Babadotan
Kelompok 5
Buah Naga
1. Bekicot
2. Semut
3. Tungau
1. Busuk
pangkal
batang
2. Dahan
berkerut
1. Teki-tekian
2. Alang-alang
Kelompok 6
Padi
1.
2.
3.
4.
Kelompok 7
Tebu
Hama
Walang Sangit
Keong mas
Belalang
Sundep
1. Tikus
2. Belalang
Penyakit
1. Cendawan
Putih
Gulma
1. Babadotan
2. Pakisan
3. Bibit salak
abnormal
1. Teki-tekian
-
1. Rumputrumputan
1. Pokbung
2. Noda kuning
dan mosaic
(bercak
kuning)
1. Putri malu
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
PENYAKIT
PENGENALAN HAMA PENYAKIT DAN GULMA PADA TANAMAN
Disusun Oleh :
Nama
: Defri Martin
NIM
: 15.04.027
BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN D III
POLITEKNIK LPP
YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Lapora Pengendalian hama dan penyakit ini.
Dalam penyusunannya, saya mengucapkan terimakasih kepada bapak
petani yang telah memberikan arahan dan informasi yang begitu banyak kepada
penulis.
Meskipun saya berharap isi dari laporan praktikum saya ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas makalah praktikum
kimia ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih, semoga hasil laporan
praktikum saya ini bermanfaat.
Yogyakarta, 28 Februari 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................
i
KATA PENGANTAR..............................................................................
ii
DAFTAR ISI...........................................................................................
iii
DAFTAR TABEL....................................................................................
A. Tabel 1. .......................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................
1
A. Latar Belakang............................................................................
B. Tujuan..........................................................................................
1
1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................
2
1. Umum..........................................................................................
2
BAB III. HASIL PENGAMATAN..........................................................
2
1. Aktif............................................................................................
2
BAB IV. PEMBAHASAN......................................................................
4
BAB V. KESIMPULAN.........................................................................
5
BAB VI. DAFTAR PUSTAKA...............................................................
6
BAB VII. LAMPIRAN...........................................................................
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hampir seluruh atau sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah
pertanian atau biasa disebut sebagai daerah agraris, dan hampir sebagian besar
penduduk di Indonesia berprofesi sebagai petani, akan tetapi sebagian besar dari
petani tidak mengerti dan mengetahui secara menyeluruh tentang ilmu pertanian,
mereka hanya mengetahui ilmu yang mereka dapat dari nenek moyang mereka,
masalah yang paling sering ditemui oleh para petani adalah masalah organisme
pengganggu tanaman terutama hama dari jenis serangga, hama dari jenis serangga
ini menyerang tanaman dengan cara yang berbeda, gejala yang ditimbulkanpun
berbeda. Cara dan gejala serangan yang ditimbulkan hama tergantung dari
ordonya meskipun sama-sama dari kelompok hama tapi gejala yang di timbulkan
berbeda, masalnya hama pemakan jika gejala gigitannya halus maka hama yang
menyerang adalah hama dari ordo coleopteran, tapi jika gejala gigitannya
bergerigi maka yang menyerang adalah hama dari ordo ortoptera.
Penyakit tanaman sebagian besar disebabkan oleh jamur. Lebih dari 250.000
spesies jamur sebagai pathogen tanaman. Hampir semua jamur dalam hidupnya
pada tanaman inangnya dam sebagian dalam tanah dan sisa-sisa tanaman.
Penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur sering dikenal dari bagian organ
tanaman yang terinfeksi dan dari tipe gejala yang dihasilkan. Tipe umum penyakit
tanaman yang disebabkan oleh jamur adalah damping-off (rebah kecambah), root
rots( busuk akar), vascular wilt(layu pembuluh), downy dan powdery mildew, leaf
spot (bercak daun) dan bligh (hawar), rust (karat),smuts(gosong), antraknosa,
gall, dieback (mati ujung) dan penyakit pasca panen.
Pengenalan gulma praktik ini sangat diperlukan karena dengan
mengenalkan jenis-jenis gulma ini, para praktikan dapat mengetahui kerugian
yang ditimbulkan oleh gulma tersebut. Oleh karena itu, dengan praktik tentang
pengenalan gulma ini diharapkan para praktikan dapat mengetahui cara dan
langkah untuk membasmi atau menghilangkan gulma itu sendiri. Gulma itu
sendiri adalah tanaman yang tak diinginkan oleh manusia yang hidup dalam
waktu dan tempat yang tidak diinginkan pula. Dari sini kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa gulma adalah tumbuhan yang merugikan karena dapat
mengurangi hasil dan kualitas hidup dari tanaman. Gulma juga tidak hanya
merugikan tanaman tetapi juga dapat merugikan ternak. Hal itu disebabkan oleh
gulma yang tumbuh subur di lahan yang biasa para peternak menggembala
ternaknya, dan tanpa sengaja ternak itu memakan gulma, dari data ini dapat
diambil kesimpulan bahwa ternak yang memakan gulma seringkali mendapatkan
efek samping yang tidak baik bagi hewan ternak yang memakan gulma tersebut.
Gulma sering kita kenal sebagai tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak
dikehendaki tumbuh pada areal pertanaman. Gulma secara langsung maupun tidak
langsung merugikan tanaman budidaya. Pengenalan suatu jenis gulma dapat
dilakukan dengan melihat keadaan morfologinya, habitatnya, dan bentuk
pertumbuhanya. Berdasarkan keadaan morfologinya, dikenal gulma rerumputan
(grasses), teki-tekian (sedges), dan berdaun lebar (board leaf).
B. Tujuan
1.
Untuk mengenal Organisme Penggangu Tanaman
2.
Untuk mengenal hama yang menyerang tanaman budidaya
3.
Untuk mengenal pathogen yang menyerang tanaman budidaya
4.
Untuk mengetahui macam-macam gulma yang menyerang tanaman
budidaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Organisme pengganggu tanaman terdiri dari tiga kelompok yaitu hama,
penyakit dan gulma. Hama dapat berupa hewan, penyakit dari kelompok patogen
dan gulma dari kelompok tanaman, hama dapat berupa apa saja selama berasal
dari kelompok hewan, manusia juga dapat disebut sebagai hama selama manusia
termasuk dalam mengganggu, merusak bahkan mengakibatkan tanaman menjadi
mati, namun hama yang paling sering ditemui adalah dari kelomok serangga, cara
pengendalian dari ketiga organisme pengganggu ini juga berbeda, dapat dilakukan
juga dengan menggunakan pestisida maupun menggunakan pengendalian secara
terpadu. Pengendalian secara terpadu memang sangat efektif dan ramah
lingkungan, namun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan
hasilnya, tapi kebanyakan dari para petani lebih memilih menggunakan pestisida,
pengendalian dengan cara ini boleh saja dilakukan asalkan pemakaiannya tidak
berlebihan, karena jika pemakaian pestisida tidak sesuai dengan kebutuhan atau
berlebihan dapat berdampak negatif bagi lingkungan seperti :
a.
Hama/penyakit/gulma menjadi resistan atau kebal
b.
Timbulnya hama tesebut/hama baru
c.
Terjadinya ledakan hama/penyakit/gulma
d.
Musuh alami musnah
e.
Terbunuhnya makhluk bukan sasaran
f.
Pencemaran lingkungan
g.
Residual effect
h.
Kecelakaan manusia( Anonim , 2011)
Pengendalian hama, penyakit dan gulma dapat dilakukan dengan berbagai
cara diantaranya pengendalian secara kimiawi seperti pestisida, pemakaian
pestisidapun tidak sembarangan karena pemberian pestisida dilakukan sesuai
dengan serangan yang diterima oleh tanaman yang mendapat serangan, seiring
dengan perkembanganya ada beberapa jenis pestisida yaitu;
a.
Fungisida
: pengendali cedawan
b.
Insektisida
: pengendali serangga
c.
Herbisida
: pengendali gulma
d.
Nematisida
: pengendali nematode
e.
Akarisida
: pengendali tungau
f.
Ovarisida
: pengendali telur serangga dan telur tungau
g.
Bakterisida
: penendali bakteri
h.
Larvasida
: pengendali larva
i.
Avisida
: pengendali burung
j.
Rodentisida
: pengendali tikus
k.
Mollusida
: pengendali bekicot
l.
Sterillant
: pemandul
Dari perkembangan pestisida tersebut yang paling banyak dikembangkan yakni
pengendali hama, karena yang paling mudah dikenali gejala serangannya adalah
hama, gejala serangan yang ditimbulkan hama dapat dilihat secara langsung.
( Anonim, 2002)
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Nama
Kelompok
Kelompok 1
Salak
Pondoh
1. Tikus
2. Kumbang
penggeret buah
Kelompok 2
Pari Jatho
1. Ulat bulu
2. Belalang
Kelompok 3
Kopi
Robusta
1. Kupu dempolan
2. Penggeret
batang
1. Bercak daun
2. Karet daun
1. Teki-tekian
2. Semanggi
Kelompok 4
Padi
1. Tikus
2. Burung
3. Walang sangit
1. Cendawan
1. Alang-alang
2. Babadotan
Kelompok 5
Buah Naga
1. Bekicot
2. Semut
3. Tungau
1. Busuk
pangkal
batang
2. Dahan
berkerut
1. Teki-tekian
2. Alang-alang
Kelompok 6
Padi
1.
2.
3.
4.
Kelompok 7
Tebu
Hama
Walang Sangit
Keong mas
Belalang
Sundep
1. Tikus
2. Belalang
Penyakit
1. Cendawan
Putih
Gulma
1. Babadotan
2. Pakisan
3. Bibit salak
abnormal
1. Teki-tekian
-
1. Rumputrumputan
1. Pokbung
2. Noda kuning
dan mosaic
(bercak
kuning)
1. Putri malu
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA