KONSEP STRATEGI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

KONSEP DASAR STRATEGI PEMBELAJARAN AUD

Disusun Oleh :
NAMA

:

Debora Inge Rachel

NIM

:

2014.142.057

JURUSAN

:

Ilmu Pendidikan


PRODI

:

PG-PAUD

SEMESTER

:

II

DOSEN PENGAMPU :

Fitwi Luthfiyah, S.PD.I., M.Pd.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2014/2015


1

BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI
Strategi pembelajaran sebagai segala usaha guru dalam menerapkan berbagai
metode pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Masitoh dkk.,
2005:63). Pengertian belajar yang cukup komprehensif diberikan oleh BellGredler (1986:1) yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan
oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitudes.
Kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitudes) tersebut
diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua
melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi,
memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta
didik. Dalam dunia pendidkan, strategi diartikan sebagai a plan method, or series
of activities designed to achieves a particular educational goal (J. R. David,
1976). Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian diatas. Pertama, strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan sebagai sumber daya atau kekuatan dalam
pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya,
arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.
Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah satu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dick and Carey ( 1985) juga menyebutkan
bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur
pembelajaran yang digunakan secara berasama untuk menimbulkan hasil belajar
pada siswa.
2

Ada bermacam-macam strategi pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru
Taman

Kanak-kanak.

Pemilihan


strategi

pembelajaran

hendaknya

mempertimbangkan beberapa faktor penting, yaitu:
1) karakteristik tujuan pembelajaran,
2) karakteristik anak dan cara belajarnya,
3) tempat berlangsungnya kegiatan belajar,
4) Tema pembelajaran, serta
5) pola kegiatan (Masitoh dkk., 2005: 6.3).
Ada beberapa strategi dalam pelaksanaan kegiatan pengajaran anak usia dini.
Di antara strategi tersebut adalah: (1) Perhatian Intens (2) Beri Dorongan (3)
Berikan Umpan Balik Khusus (4) Berikan Model Atau Contoh, (5)
Mendemontrasikan,

(6)

Menciptakan


dan

menambahkan

tantangan,

(7)

Memberikan cara atau bantuan lainnya, serta (8) Memberikan informasi secara
langsung. Sedangkan dalam makalah ini akan dibatasi pada empat strategi yang
pertama yaitu :
1.

Perhatian Intens

Dalam melaksanakan pengajaran seorang guru sebagai pendidik harus mampu
memberikan perhatian yang intens terhadap anak didik. Menaruh perhatian khusus
terhadap anak sejak usia dini dapat membantu mengembangkan kemampuan
berkomunikasi dan berbahasa, serta kemampuan awal membaca dan menulis

dengan

cara

bermain

dan

bersenang-senang

anak

juga

mulai

dapat

mengembangkan kemampuan dasar berhitung, hal-hal konseptual dan kognitif
serta konsep-konsep dasar ilmu alam dan pengetahuan teknis lainnya. Beberapa

hal penting dapat mereka peroleh pada saat bermain seperti kemampuan
memahami budaya dan seni, kemampuan memahami mahkluk hidup dan
lingkungan sekitar, bangkitnya kesadaran terhadap kesehatan lingkungan,
olahraga dan rekreasi.
Selain itu, agar setiap anak mampu memikul tanggung jawab kemajuanbangsa di
masa yang akan datang, maka anak-anak (tidak terkecuali) harus mendapatkan
3

perhatian dan kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang
secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial. Perhatian dan pemberian
kesempatan tumbuh kembang pada anak usia dini harus merupakan tekad dan aksi
yang ditunjukkan oleh keuarga, masyarakat dan pemerintah secara bersama-sama.
Upaya ini sekaligus merupakan bentuk perlindungan serta mewujudkan
kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya
tanpa adanya diskriminasi.
Sepanjang rentang kehidupan manusia, masa anak usia dini "periode keemasan
atau golden period". Pada masa tersebut terjadi pembentukan dasar-dasar sikap
dan perilaku serta perkembangan berbagai dimensi kecerdasan (inteletual,
emosional, sosial, spiritual, kinestetik dan seni) yang intensif. Periode keemasan
tersebut hanya berlangsung satu kali di sepanjang rentang kehidupan manusia.

Jika potensi-potensi dasar pada periode tersebut kurang memperoleh berbagai
rangsangan maka tidak mustahil kalau potensi anak akan tenggelam atau tidak
berfunsi sama sekali (lost of capacity) ketika ia tumbuh dan berkembang menjadi
pribadi-pribadi dewasa.
2.

Beri Dorongan
Stimulasi harus dilakukan dalam suasana yangmenyenangkan, yaitu pola

asuh yang otoritatif (demokratik). Artinya : pengasuh harus pekaterhadap isyaratisyarat anak, memperhatikan minat, keinginan ataupendapa anak, tidak
memaksakan kehendak pengasuh, penuh kasih sayang, dankegembiraan,
menciptakan rasa aman dan nyaman, memberi contoh tanpa memaksa, mendorong
keberanian untuk mencoba berkreasi, memberikanpenghargaan atau pujian atas
keberhasilan atau perilaku yang baik,memberikan koreksi bukan ancaman atau
hukuman bila anak tidak dapat melakukan sesuatu atau ketika melakukan
kesalahan. Pola asuh otoritatif penting untuk mengembangkan kreativitas anak.
Dengarkan omongan anak dorong anak untuk berani mengucapkan pendapatnya,
hargai pendapat anak jangan memotong pembicaraan anak, jangan memaksakan
pendapat orangtua atau melecehkan pendapat anak. Rangsanglah anak untuk


4

tertarik mengamati dan mempertanyakan tentang berbagai hal dilingkungannya,
beri kebebasan dan dorongan untuk mengembangkan khayalan, merenung,
berfikir, mencoba dan mewujudkan gagasan. Berikan pujian untuk hasil yang
telah dicapainya walau sekecil apapun. Jangan menghentikan rasa ingin tahu anak
jangan banyak mengancam atau menghukum, beri kesempatan untuk mencoba,
asalkan tidak membahayakan dirinya atau orang lain. Bila anda sejak dini
mendorong Si Kecil untuk berbagi dan memikirkan orang lain berarti telah
membentuk sifat yang baik.
Contoh: Beri waktu. Buat seorang anak belajar berpakaian, melepas pakaian,
mengancingkan kancing, mengikat tali sepatu, menutup retsleting atau
mengancingkan kancing jepret membutuhkan waktu. Mengharapkan si dua tahun
menarik celana memang mudah, tapi berharap ia bisa mahir mengikat tali sepatu
sebelum ia masuk taman bermain tidaklah realistis. Anda harus terus memberi
dorongan atau memotivasinya dengan sabar. Anda harus memberinya cukup
membanyak waktu agar ia bisa menyelesaikan satu tugas
3.

Berikan Umpan Balik Khusus


Seorang pendidik anak usia dini tidak berhenti pada pelaksanaan kegiatan
pembelajaran, atau menyampaikan materi pembelajaran kepada anak didi. Tetapi
pembelajaran tersebut harus ditindak lanjuti dengan melaksanakan umpan balik
terhadap anak setelah selesai mengadakan kegiatan pembelajaran.
Contoh: Menulis adalah kegiatan yang membutuhkan keterampilan motorik halus
bagian tangan. Keterampilan motorik halus bagian tangan akan melibatkan
banyak otot kecil: jari jemari, telapak tangan dan pergelangan tangan.
Ketika usia si kecil menginjak tahun kedua, sirkuit otak yang mengendalikan dan
mengkoordinasikan gerakan tangannya masih berkembang pesat seperti di tahun
pertama usianya. Di samping itu, bagian otak lain yang bernama serebelum juga
mulai berkembang. Serebelum bertugas mengatur waktu dan koordinasi untuk
hampir semua tugas motorik.
5

Latihan penting sekali untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak
batita. Latihan ibarat ”umpan balik’ bagi otak mereka. Makin sering si kecil
berlatih, makin pesatlah perkembangan sirkuit otaknya, dan makin baguslah
kemampuan si kecil mengontrol dan mengkoordinasikan motorik halusnya.
4.


Berikan Model Atau Contoh

Mengajarkan nilai kehidupan , kemanusiaan ,budaya dan pengembangan moral
pada anak usia dini membutuhkan keteladanan dari orangtua, guru dan
masyarakat . dan penanaman ini tidak hanya berlangsung dirumah saja tetapi juga
berlangsung disekolah dan masyarakat . sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman, bertaqwa, kepada tuhan YME berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap
,kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Contoh dalam pelajaran sosial misalnya dalam nilai kehidupan dan
kemanusiaan yang ingin ditanamkan bagaimana hidup rukun di dalam keluarga,
masyarakat berkasih sayang antar anggota keluarga, memelihara kebersihan
lingkungan. mengajarkan nilai kebudayaan misal di daerah Jakarta siswa harus
tahu asal mula ondel-ondel terbuat dari apa, gunanya buat apa dan bagaimana cara
memeliharanya. Sedangkan mengajarkan pengembangan moral bagaimana
bersikap kepada yang lebih tua dan muda, dan yang paling penting strategi
mengajarkan nilai kehidupan, kemanusiaan, budaya dan moral pada anak usia dini
kita harus memberikan teladan atau contoh terlebih dahulu kalau ingin anak kita
sopan maka harus terlebih dahulu orangtuanya sopan karena anak usia dini itu
melihat contoh dari keluarga, masyarakat/lingkungan dan memang sedang berada
pada proses imitasi atau meniru. Dan inipun harus berlangsung secara berlanjut
dan konsisten dari pendidik dan praktisi sosial.
Orangtua adalah guru terbaik bagi anak termasuk ketika mengajarkan cara
mengekspresikan emosi. Berikan contoh pada anak-anak perilaku yang sesuai saat
sedang marah atau sedih. Berikan pula beberapa pilihan lain bagaimana cara
mengekspresikan kemarahan, kegembiraan atau kesedihan.

6

Kembangkan sikap bertanggung jawab pada anak. Misal, jika anak menumpahkan
minuman minuman ke lantai, maka dia harus membersihkan sendiri. Sebelumnya
berikan contoh dan penjelasan mengapa ia harus melakukan itu.
B. JENIS-JENIS STRATEGI PEMBELAJARAN PAUD/TAMAN KANAKKANAK
1. Strategi Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
a. Pendekatan yang melandasi pembelajaran yang berpusat pada anak.
Anak merupakan individu yang sedang tumbuh dan berkembang.Anak juga
merupakan makhluk yang aktif. Atas dasar fakta tersebut maka dikembangkan
strategi pembelajaran berdasarkan: pendekatan perkembangan dan pendekatan
belajar aktif.
b. Karakteristik pembelajaran yang berpusat pada anak
Pembelajaran yang berpusat pada anak memiliki karakteristik sebagai berikut
(Masitoh dkk., 2005: 8.5 – 8.6).
a. Prakarsa kegiatan tumbuh dari anak.
b. Anak memilih bahan-bahan dan memutuskan apa yang akan
c. dikerjakan.
d. Anak mengekspresikan bahan-bahan secara aktif dengan seluruh
e. inderanya.
f. Anak menemukan sebab akibat melalui pengalaman langsung dengan
objek.
g. Anak mentransformasi dan menggabungkan bahan-bahan.
h. Anak menggunakan otot kasarnya.
c. Sintaks pembelajaran yang berpusat pada anak
Pembelajaran yang berpusat pada anak terdiri dari 3 tahap utama, yaitu : tahap
merencanakan, tahap bekerja, dan tahap review.
1) Tahap merencanakan (planning time)
Pada tahap ini guru member kesempatan kepada anak-anak untuk merencanakan
kegiatan yang akan dilakukannya. Guru, misalnya, menyediakan alat-alat bermain
yang terdiri dari :

7

a). balok-balok kayu, b). model buah-buahan, c). alat-alat transportasi, d). bukubuku cerita, e).peralatan menggambar, dan f). macam-macam boneka.
2) Tahap bekerja (work time)
Setelah

memilih

kegiatan

yang

akan

dilakukannya,

anak

kemudian

dikelompokkan berdasarkan kegiatan yang dipilih. Pada tahap ini anak mulai
bekerja, bermain, atau memecahkan masalah sesuai dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya. Guru mendampingi siswa, memberikan dukungan dan
siap memberikan bimbingan jika anak membutuhkan.
3) Review / recall
Setelah anak-anak selesai melakukan aktivitasnya, mereka kemudian diberi
kesempatan untuk mengungkapkan pengalamannya secara langsung. Pada tahap
ini guru berusaha agar anak-anak mengungkapkan perasaannya dengan tepat.
2. Strategi Pembelajaran Melalui Bermain
a. Rasional strategi pembelajaran melalui bermain
Bermain merupakan kebutuhan anak. Bermain merupakan aktivitas yang menyatu
dengan dunia anak, yang di dalamnya terkandung bermacam-macam fungsi
seperti pengembangan kemampuan fisik motorik, kognitif, afektif, social, dst.
Dengan bermain akan mengalami suatu proses yang menarahkan pada
perkembangan kemampuan manusiawinya.
b. Sintaks pembelajaran melalui bermain
Strategi pembelajaran melalui bermain terdiri dari 3 langkah utama, yaitu: tahap
prabermain, tahap bermain, dan tahap penutup.
1) Tahap prabermain
Tahap prabermain terdiri dari dua macam kegiatan persiapan : kegiatan penyiapan
siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain dan kegiatan penyiapan bahan dan
peralatan yang siap untuk dipergunakan.
a) Kegiatan penyiapan siswa terdiri dari :
(1) guru menyampaikan tujuan kegiatan bermain kepada parasiswa, (2) guru
menyampaikan aturan-aturan yang harus diikuti dalam kegiatan bermain, (3) guru
menawarkan tugas kepada masing-masing anak, misalnya membuat istana,
8

membuat, menara, dst., dan (4) guru memperjelas apa yang harus dilakukan oleh
setiap anak dalam melakukan tugasnya.
b) Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang diperlukan, misalnya
menyiapkan bak pasir, ember, bendera kecil, dsb.
2) Tahap bermain
Tahap bermain terdiri dari rangkaian kegiatan berikut : a) semua anak menuju
tempat yang sudah disediakan untuk bermain, b) dengan bimbingan guru, peserta
permainan mulai melakukan tugasnya masing-masing, c) setelah kegiatan selesai
setiap anak menata kembali bahan dan peralatan permainannya, dan d) anak-anak
mencuci tangan.
3) Tahap penutup
Tahap penutup dari strategi pembelajaran melalui bermain terdiri dari kegiatankegiatan : a) menarik perhatian dan membangkitkan minat anak tentang aspek
aspek penting dalam membangun sesuatu, seperti mengulas bentuk-bentuk
geometris yang dibentuk anak, dsb., b) menghubungkan pengalaman anak dalam
bermain yang baru saja dilakukan dengan pengalaman lain, misalnya di rumah, c)
menunjukkan aspek-aspek penting dalam bekerja secara kelompok, d)
menekankan petingnya kerja sama.
3. Strategi Pembelajaran Melalui bercerita
a. Rasional strategi pembelajaran melalui bercerita.
Pencapaian tujuan pendidikan Taman Kanak-kanak dapat ditempuh dengan
strategi

pembelajaran

melalui

bercerita.

Masitoh

dkk.

(2005:10.6)

mengidentifikasi manfaat cerita bagi anak TK, yaitu sebagai berikut.
1) Bagi anak TK mendengarkan cerita yang menarik dan dekat dengan
lingkungannya merupakan kegiatan yang mengasyikkan.
2) Guru dapat memanfaatkan kegiatan bercerita untuk menanamkan nilainilai positif pada anak.
3) Kegiatan bercerita juga memberikan sejumlah pengetahuan social, nilainilai moral dan keagamaan.
4) Pembelajaran dengan bercerita memberikan memberikan pengalaman
belajar untuk mendengarkan.
9

5) Dengan

dengan

mendengarkan

cerita

anak

dimungkinkan

untuk

mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
6) Membantu anak untuk membangun bermacam-macam peran yang
mungkin dipilih anak, dan bermacam layanan jasa yang ingin
disumbangkan anak kepada masyarakat.
b. Sintaks pembelajaran melalui bercerita
Strategi pembelajaran melalui bercerita terdiri dari 5 langkah. Langkah-langkah
dimaksud adalah sebagai berikut.
1) Menetapkan tujuan dan tema cerita.
2) Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih, misalnya bercerita dengan membaca
langsung dari buku cerita, menggunakan gambar-gambar, menggunakan papan
flannel, dst.
3) Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita sesuai
dengan bentuk bercerita yang dipilih.
4) Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita, yang terdiri dari:
1. menyampaikan tujuan dan tema cerita,
2. mengatur tempat duduk,
3. melaksanaan kegiatan pembukaan,
4. mengembangkan cerita,
5. menetapkan teknik bertutur,
6. mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
5) Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita. Untuk mengetahui
ketercapaian tujuan pembelajaran dilaksanakan penilaian dengan cara mengajukan
pertanyaanpertanyaan yang berhubungan dengan isi cerita untuk mengembangkan
pemahaman anak aka isi cerita yang telah didengarkan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

10

Dari uraian di atas kiranya dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran ada faktor yang sangat penting yang harus diperhatikan
oleh pendidik anak usia dini. Keberhasilan pembelajaran khususnya dan
pendidikan pada umumnya harus memperhatikan strateginya. Pendidik harus
melaksanakannya secara serempak dan bersama-sama serta tidak mementingkan
satu strategi saja dan mengabaikan yang lain.
Pada dasarnya semua pembelajaran dari berbagai tingkat usia membutuhkan
kehangatan, keakraban, penghargaan, dan kebebasan. Namun, bagi anak yang
sedang tumbuh kembang kesemuanya itu lebih dibutuhkan untuk mendukung
pertumbuhan yang positif. Apalagi jika dapat mereka rasakan dalam suasana yang
penuh empati. Keterlibatan anak dalam kesuluruhan proses pembelajaran yang
mengedepankan penghormatan pada anak sebagai individu yang utuh. Suasana
belajar yang bebas dan mendorong agar anak aktif dalam kewajaran dan
spontanitas. Dalam keseluruhan proses itu ditanamkan kesadaran dalam diri anak
akan hak-haknya untuk tumbuh kembang dan mengekspresikan diri secara efektif.
Itu semua dapat terjadi jika anak sungguh diakui, diterima, dan dihormati sebagai
individu.

11

DAFTAR PUSTAKA
Depdikas RI, 2004. Buletin PADU (Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini Edisi 03
Desember 2002), Jakarta.
Sanjaya, Wina, 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Winataputra, Udin, 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Hapidin, 2006. Model-Model Pendidikian untuk Anak Usia Dini, Jakarta: Ghiyats
Alfiani Press.
Jamaris, Martini, 2006 Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman
Kanak-Kanak, Jakarta: Grasindo.
http://www.fipumj.net/artikel1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc-STRATEGIPEMBELAJARAN-ANAK-USIA-DINI.html
https://www.academia.edu/7258001/STRATEGI_PEMBELAJARAN_UNTUK_A
NAK_USIA_DINI

http://www.fipumj.nehttp://www.fiphttp://www.fipumj.net/artikel1679091c5a880f
af6fb5e6087eb1b2dc-STRATEGI-PEMBELAJARAN-ANAK-USIADINI.htmlumj.net/artikel1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc-STRATEGIPEMBELAJARAN-ANAK-USIA-DINI.htmlhttp://wSTRATEGI-

12