LANDASAN DAN ASAS ASAS PENDIDIKAN KELOMP

LANDASAN DAN ASAS PENDIDIKAN

OLEH :

MIRIAM

1329041054

RICKY GUSTIANTO

1529043002

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak
dari sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah landasan dan

asas-asas tertentu.Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena
pendidikan merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan
masyarakat suatu bangsa tertentu.
Beberapa diantara landasan pendidikan tersebut adalah landasan
filosofi, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting
dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan
teknologi akan mendorong pendidikan itu menjemput masa depan. Kajian
berbagai landasan landasan pendidikan itu akan membentuk wawasan
yang tepat tentang pendidikan. Dengan wawasan dan pendidikan yang
tepat, serta dengan menerapkan asas-asas pendidikan yang tepat pula,
akan dapat memberi peluang yang lebih besar dalam merancang dan
menyelenggarakan program pendidikan yang tepat wawasan.
Makalah ini akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan
dan asas pendidikan, serta beberapa hal yang berkaitan dengan
penerapannya. Landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis,
sosiologis, cultural, psikologis, dan iptek. Sedangkan asas-asas
pendidikan yang akan dikaji adalah Asas tut wuri handayani, asas belajar
sepanjang hidup, dan asas kemandirian dalam belajar.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil

adalah:
1.
2.
3.
4.

Apakah yang dimaksud Landasan Pendidikan?
Apa sajakah landasan pendidikan?
Apakah yang dimaksud asas-asas pendidikan?
Apa sajakah asas-asas Pendidikan?

C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari Landasan Pendidikan
2. Untuk mengetahui macam-macam landasan pendidikan
3. Untuk mengetahui pengertian dari asas-asas Pendidikan

4. Untuk mengetahui macam-macam asas-asas pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistematik selalu
bertolak dari sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah asas-asas
tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis,
sosiologis, dan kultural, yang memegang peranan penting dalam menentukan
pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong
pendidikan itu menjemput masa depan.

A. Landasan Pendidikan
Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus menerus dari
ke generasi ke generasi di mana pun di dunia ini.
1. Landasan Filosofis
a. Pengertian Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan
makna atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalahmasalah pokok. Landasan filosofis bersumber dari pandanganpandanagan dalam filsafat pendidikan, meyangkut keyakianan terhadap
hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan,
dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Pancasila sebagai
landasan filosofis Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
Beberapa
filsafat

pendidikan
diantaranya
idealisme,
realisme, perenialisme, esensialisme, pragmatisme dan progresivisme,
eksistensialisme, dan Rekonstruksionisme. (filsafat berada diantara ilmu
pengetahuan dan penalaran, filfasat makhzab pendidikan)
- Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan
pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.
- Perenialisme
Perensialisme adalah aliran pendidikan yang mengutamakan bahan
ajaran konstan (perennial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada
kebaikan universal.
- Pragmetisme dan Progresifme
Pragmetisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu
dari nilai kegunaaan prakris, di bidang pendidikan, aliran ini
melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional
- Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalahmazhab filsafat pendidikan yang
menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor

perubahan masyarakat.

b. Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan
nasional bedasarkan Pancasila dan UUD 1945 sedangkan Ketetapan
MPR RI No. II/MPR?1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila
adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia,
pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar Negara Indonesia.

2. Landasan Sosiologis
a. Pengertian Landasan Sosiologis
Dasar sosiolagis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan
karakteristik masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah
tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem
pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiolagi pendidikan
meliputi empat bidang:
-

Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain
hubunan kemanusiaan.

Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara
sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.

Manusia selalu hidup berkelompok, sesuatu yang juga terdapat pada
makhluk hidup lainnya, yakni hewan.Kegiatan pendidikan merupakan
suatu proses interaksi antara dua individu, bahkan dua generasi, yang
memungkinkan generasi muda memperkembangkan diri. Sosiologi
pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola
interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Masyakarat Indonesia
sebagai landasan sosiologis sistem pendidikan nasional (sisdiknas)
b. Masyarakat Indonesia sebagai landasan sosiologis sistem pendidikan
nasional.
Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah
mempengaruhi sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar,
mengingat kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat dan komplek.
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan
pendidikan dengan perkembangan masyarakat terutama dalam hal
menumbuhkembangkan KeBhineka tunggal Ika-an, baik melalui kegiatan
jalur sekolah (umpamanya dengan pelajaran PPKn, Sejarah Perjuangan

Bangsa, dan muatan lokal), maupun jalur pendidikan luar sekolah
(penataran P4, pemasyarakatan P4 nonpenataran)

3. Landasan Kultural
a. Pengertian Landasan Kultural

Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik,
sebab kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur
mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan
pendidikan, baiksecara formal maupun informal. Kebudayaan sebagai
gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu
terkait dengan pendidikan, utamanya belajar. Kebudayaan nasional
sebagai landasan sistem pendidikan nasional (sisdiknas).
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan
yang sesuai denga perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola
tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan
masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi
kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat
transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan,
utamanya sekolah dan keluarga.

b. Kebudayaan sebagai Landasan Sistem Pendidkan Nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap
daerah itu melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal
ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini harsulah dilaksanakan
dalam kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan
negara indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.

4. Landasan Psikologis
a. Pengertian Landasan Filosofis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan
perkembangan anak. Pemahaman etrhadap peserta didik, utamanya
yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci
keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan
psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan
sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan.
Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang
pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran
serta tingkat kerincian bahan belajar yang digariskan.
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga

landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam
bidang pendidikan. Peserta didik selalu berada dalam proses perubahan,
baik karena pertumbuhan maupun karena perkembangan. Pertumbuhan
terutama karena pengaruh faktor internal sebagai akibat kematangan dan
proses pendewasaan, sedangkan perkembsangan terutama karena
pengaruh lingkungan.
b. Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis

Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai
bekal dasar untuk memahami peserta didik dan menemukan keputusan
dan atau tindakan yang tepat dalam membantu proses tumbuh kembang
itu secara efektif dan efisien.

5. Landasan Ilmiah dan Teknologis
Setiap perkembangan iptek harus segera diakomodasi oleh pendidikan
yakni dengan segera memasukan hasil pengembangan iptek itu ke dalam isi
cabang-cabang iptek, utamanya ilmu-ilmu perilaku (psikologi, sosiologi,
antropologi). Pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang
diperoleh melalui berbagai cara pengindraan terhadap fakta, penalaran
(rasio), intuisi, dan wahyu. Pengetahudan yang memenuhi kriteria dari

ontologis, epistomologis dan aksiologis secara konsekuen dan penuh disiplin
biasanya disebut ilmu ataupun ilmu pengetahuan (science); kata sifatnya
adalah ilmiah atau keilmuan, sedangkan ahlinya disebut ilmuan.
Asas pokok pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi
dasar atau tumpuan berfikir, baik pada tahap perancanngan maupun
pelaksanaan pendidikan. Pokok-pokok asas itu memuat semboyan tut wuri
handayani, ing ngarsa sung talada, ing madya mangun karsa.
a. Pengertian Landasan IPTEK
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga
pendidik untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi
ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat
dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian
yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan
bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut
menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu.
Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam
pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
b. Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan

kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur
sekolah
harus
mampu
mengakomodasi
dan
mengantisipasi
perkembangan iptek. Bahan ajar sejogjanya hasil perkembangan iptek
mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun
cara memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat

B. Asas-Asas Pokok Pendidikan

Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan
pendidikan. Khusu s di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang
memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu.
Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar
Sepanjang Hayat, dan asas Kemandirian dalam belajar.
1. Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem
Among perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini
kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P.
Makna Tut wuri Handayani adalah:
a. Tut wuri: Mengikuti perkembangan sang anak dengan penuh perhatian
berdasarkan cinta kasih dan tanpa pamrih.
b. Handayani: Mempengaruhi
dalam
arti
merangsang,
memupuk,
membimbing, dan menggairahkan anak agar sang anak mengembangkan
pribadi masing-masing melalui disiplin pribadi(Arga, 2011, dalam Jurnal
Ilmu Pendidikan).
Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso
Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.MKini ketiga semboyan
tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
a. Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
b. Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan
semangat)
c. Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut
pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education).
Kurikulum yang dapat meracang dan diimplementasikan dengan
memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
a. Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan
kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan
kehidupan peserta didik di masa depan.
b. Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
Pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus:
a. Meliputi seluruh hidup setiap individu

b. Mengarahkan kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan
penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya
c. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap individu
d. Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajar mandiri
e. Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin
terjadi, termasik yang formal, non formal dan informal (La Sulo, 1990: 2526).
Dalam latar pendidikan seumur hidup, proses belajar-mengajar di sekolah
seharusnya mengemban sekurang-kurangnya dua misi, yaitu:
a. Memberikan pembelajaran kepada peserta didik dengan efesien dan
efektif
b. Meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai dasar
dari belajar sepanjang hayat
Perancangan dan implementasi kurikulum yang memperhatikan kedua
dimensi itu akan mengakrabkan peserta didik dengan berbagai sumber
belajar yang ada di sekitarnya. Kemampuan dan kemauan menggunakan
sumber belajar yang tersedia itu akan memberi peluang terwujudnya belajar
sepanjang hayat. Masyarakat yang mempunyai warga yang belajar
sepanjang hayat akan menjadi suatu masyarakat yang gemar belajar
(learning society). Dengan kata lain, akan terwujudlah gagasan pendidikan
seumur hidup seperti yang tercermin di dalam sistem pendidikan nasional
Indonesia (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123).
Tujuan pendidikan seumur hidup :
a. Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan
hakikatnya, yakni seluruh aspek pembaurannya seoptimal mungkin.
b. Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian
manusia bersifat hidup dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung
seumur hidup.
Aspek-aspek yang mendukung pendidikan seumur hidup :
a. Aspek ideologis, setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini memiliki hak
yang sama untuk memperoleh pendidikan, meningkatkan pengetahuan
dan menambah keterampilannya.
b. Aspek ekonomis, pendidikan seumur hidup akan memberi peluang bagi
seseorang untuk meningkatkan produktivitas, memelihara dan
mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya, hidup di lingkungan
yang menyenangkan-sehat, dan memiliki motivasi dalam mendidik anakanak secara tepat sehingga pendidikan keluarga menjadi penting.
c. Aspek sosiologis, di negara berkembang banyak orangtua yang kurang
menyadari pentingnya pendidikan sekolah bagi anak-anaknya.

Pendidikan seumur hidup bagi orang tua merupakan problem solving
terhadap fenomena tersebut.
d. Aspek politis, pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada
seluruh rakyat untuk memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR, dan
lembaga-lembaga negara lainnya.
e. Aspek teknologis, pendidikan seumur hidup sebagai alternatif bagi para
sarjana, teknisi dan pemimpin di Negara berkembang untuk
memperbaharui pengetahuan dan keterampilan seperti dilakukan negaranegara maju.
f. Aspek psikologis dan pedagogis, sejalan dengan makin luas, dalam dan
kompleknya ilmu pengetahuan, tidak mungkin lagi dapat diajarkan
seluruhnya di sekolah.
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Asas Tut Wuri Handayani dan asas belajar sepanjang hayat secara
langsung sangat erat kaitannya dengan asas kemandirian dalam
belajar. Asas Tut Wuri Handayani didasarkan pada asumsi bahwa dalam
kegiatan belajar-mengajar peserta didik mampu untuk mandiri dalam belajar.
Kemandirian dalam belajar itu dapat dikembangkan dengan menghindari
campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk membantu apabila
diperlukan.Selanjutnya, asas belajar sepanjang hayat hanya dapat
diwujudkan apabila didasarkan pada pendapat bahwa peserta didik mau dan
mampu mandiri dalam belajar. Oleh karena itu, tidak mungkin seseorang
belajar sepanjang hayatnya apabila selalu tergantung dari bantuan guru atau
pun orang lain.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru
dalam peran utama sebagai fasilitator, informator dan motivator. Sebagai
fasilitator, guru diharapkan dapat menyediakan dan mengatur berbagai
sumber belajar dengan sedemikian rupa, sehingga memudahkan peserta
didik berinteraksi dengan sumber-sumber tersebut. Sebagai informator, guru
harus menyadari bahwa dirinya hanya merupakan bagian kecil dari sumbersumber informasi yang ada. Oleh karena itu, guru perlu memberikan dan
bahkan merangsang peserta didik untuk mencari informasi selain dari dirinya
sendiri. Sedangkan sebagai motivator, guru mengupayakan timbulnya
prakarsa peserta didik untuk dapat memanfaatkan sumber belajar secara
maksimal(Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123).
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan
kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru,
namun guru selalu suiap untuk ulur tangan bila diperlukan.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru
dalamperan utama sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan

yang memberikan peluang dalam melatih kemandirian belajar peserta didik
adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif).

Terdapat
beberapa
strategi
belajar-mengajar
mengembangkan kemandirian dalam belajar, yaitu:

yang

dapat

a. Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
b. Belajar dari modul, paket belajar, dan sebagainya
c. Belajar dengan didukung oleh suatu pusat sumber belajar (PSB) yang
memadai. PSB memberi peluang tersedianya berbagai jenis sumber
belajar, di samping bahan di perpustakaan. Dengan dukungan PSB itu
asas kemandirian dalam belajar akan lebih dimantapkan dan
dikembangkan (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123).

BAB III
KESIMPULAN
Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia, dan hasilnya tidak segera
tampak. Diperlukan satu generasi untuk melihat suatu akhir dari pendidikan itu.
Oleh karena itu apabila terjadi suatu kekeliruan yang berakibat kegagalan, pada
umumnya sudah terlambat untuk memperbaikinya. Kenyataan ini menuntut agar
pendidikan itu dirancang dan dilaksanakan secermat mungkin dengan
memperhatikan sejumlah landasan dan asas pendidikan.
Landasan Pendidikan
a. Landasan Filosofis
b. Landasan Sosiologis
c. Landasan Kultural
d. Landasan Psikologis
e. Landasan Ilmiah dan Teknologi
Pengertian Asas – Asas Pendidikan
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan
pendidikan.
Asas Pokok Pendidikan
a. Asas Tut Wuri Handayani
b. Asas Belajar Sepanjang Hayat
c. Asas Kemandirian dalam Belajar

BAB IV
DAFTAR REFERENSI

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta
Tirtarahardja, umar dan S.L La Sulo. 2010. Pengantar Pendidikan edisi revisi 5.
Jakarta: Depdikbud
.
Molimood. 2011. Pengantar Pendidikan. From http://molimood.blogspot.
co.id/2011/12/pengantar-pendidikan.html, 18 Maret 2016
Hartoto. 2008. Bab III Landasan dan Asas-Asas Pendidikan Serta Penerapannya
. From https://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/12/bab-iii-landasan-danasas-asas-pendidikan-serta-penerapannya/. 18 Maret 2016
Yuli Herni, Widia. 2013. Makalah Pengantar Pendidikan Asas-asas. From
http://widiayuli.blogspot.co.id/2014/05/makalah-pengantar-pendidikan-asasasas.html 18 Maret 2016
Elvina, Ingrid. 2014. Makalah Landasan dan Asas-asas Pendidikan. From
http://ingridelvina.blog.uns.ac.id/2014/10/01/makalah-landasan-dan-asaspendidikan/. 18 Maret 2016
Ika.
2012.
Makalah
Pengantar
Ilmu
Pendidikan.
From
http://ikaput.blogspot.co.id/2012/06/makalah-pengantar-ilmu-pendidikan.html. 18
Maret 2016

1. Manakah yang termasuk Landasan Pendidikan, Kecuali...
a. Landasan Filosofi
b. Landasan sosiologis
c. Landasan ilmiah dan Teknologis
d. Landasan Demokratis

2. landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan, yang
berusaha menelaah masalah-masalah pokok ialah...
a. Landasan filosofis
b. Landasan sosiologis
c. Landasan kultural
d. Landasan psikologis

3. aliran pendidikan yang mengutamakan bahan ajaran konstan (perennial)
yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal adalah...
a. esensialisme
b. perenialisme
c. pragmetisme
d. rekonstruksionisme

4. Pada Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa...
a. Semua warga negara berhak memperoleh pendidikan
b. Wajib belajar 9 tahun
c. pendidikan nasional bedasarkan Pancasila dan UUD 1945
d. Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, kepribadian bangsa
Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar Negara
Indonesia.

5. sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada
tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan merupakan pengertian
dari...

a. Landasan Psikologis
b. Sistem CBSA
c. Asas Pendidikan
d. Esensialisme

6. Mempengaruhi dalam arti merangsang, memupuk, membimbing dan
menggairahkan anak agar sang anak mengembangkan pribadi masihmasing melalui disiplin pribadi merupakan makna dari...
a. Tut Wuri
b. Handayani
c. Ing ngarso
d. Ing madyo

7. Aspek-aspek yang mendukung pendidikan seumur hidup, kecuali...
a. Aspek ideologis
b. Aspek ekonomis
c. Aspek politis
d. Aspek pragmatis
8. Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru
dalam peran utama, menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar
termasuk dalam ....
a. Organisator
b. Informator
c. Motivator
d. Fasilitator

9. Salah satu tujuan pendidikan seumur hidup adalah mengembangkan potensi
kepribadian manusia sesuai dengan....
a. Kondrat dan hakikatnya
b. Hak dan kewajibannya

c. Kemampuannya
d. Kemauan dan kemampuannya

10. Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun adalah dua
semboyan yang ditambahkan oleh
a. Drs. R.M.P Sostrokartono
b. Ki Hajar Dewantara
c. Budi Utomo
d. Dr. Soetomo