KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UN (15)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
NASKAH PUBLIKASI

GEOKIMIA TANAH UNTUK EKSPLORASI ENDAPAN EMAS
EPITERMAL DALAM WILAYAH IZIN USAHA PERTAMBANGAN
EKSPLORASI PT. ANEKA TAMBANG (Tbk) DI BLOK SOMPOK,
KECAMATAN CIMANGGU, KABUPATEN PANDEGLANG,
PROPINSI BANTEN

Disusun oleh :
Helmy Gito Raditya
08/268721/TK/34018

YOGYAKARTA
2013

Geokimia Tanah Untuk Eksplorasi Endapan Emas Epitermal Dalam
Wilayah Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi PT. Aneka Tambang (Tbk)

di Blok Sompok, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang,
Propinsi Banten
HELMY GITO RADITYA1 DAN ARIFUDIN IDRUS2
1) Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada;
helmy.raditya@yahoo.co.id
2) Dosen Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika
No. 2, Bulaksumur, Yogyakarta 55281; arifidrus@ugm.ac.id
Abstract
A recent discovery (in 1992) is the low-sulfidation type epithermal gold deposit
in the Cibaliung area, about 70 km west of the Bayah Dome Complex (Harijoko et
al., 2004). Research area located south of The Cibaliung Project where discovered
two shoots quartz veins bearing Au-Ag mineralisation (Cikoneng and Cibitung
shoots (Angeles et al., 2002)), therefore it suppose available prospect
mineralisation in research area.
This research head for detecting soil geochemical’s behavior and dispersion
then understanding its prospect and probable mineralization type based on soil
geochemical data processing in research area. Univariate and multivariate method
used in processing data. Based on the output then characteristic geochemical
behavior is spotting or grouping forms borders area inside it and secondary
dispersed in surficial environment. Prospect mineralization area characterized by

anomaly Au, Ag, and relationship between Au and Ag. Probable type
mineralization is low-sulphidation epithermal.
Keywords: epithermal, dispersion, geochemical, anomaly, mineralization

1. Pendahuluan
Pada tahun 1992 ditemukan endapan
emas baru dengan tipe endapan epitermal
sulfidasi
rendah
(low
sulphidation
epithermal) di Cibaliung yang terletak 70
km ke arah barat dari kompleks Bayah
Dome (Harijoko et al., 2004). Baik Bayah
Dome dan Cibaliung tersusun oleh andesit
basaltik berumur Oligosen-Pleistosen yang
diterobos oleh dike dan secara tidak selaras
ditumpangi oleh Cibaliung Tuf (Angeles et
al., 2002). Cibaliung terletak pada bagian
tengah busur magmatik Neogen SundaBanda (Carlile dan Mitchell, 1994 dalam

Angeles et al., 2002). Keterdapatan
mineralisasi endapan emas epitermal di
Cibaliung dicirikan oleh keberadaan uraturat kuarsa pembawa bijih emas (Harijoko
et al., 2007). Daerah penelitian terletak
tepat di sebelah selatan Proyek Cibaliung di

mana terdapat dua jalur urat kuarsa
pembawa mineralisasi Au-Ag (jalur urat
Cikoneng dan Cibitung (Angeles et al.,
2002)), sehingga dimungkinkan adanya
kemenerusan mineralisasi serupa di daerah
penelitian.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui
perilaku dan dispersi geokimia unsur pada
tanah di daerah penelitian serta mengetahui
daerah prospek dan kemungkinan tipe
mineralisasi emas berdasarkan pengolahan
data geokimia tanah. Penelitian ini
mencakup pengambilan perconto geokimia
tanah tersistem dan studi geokimia tanah

berdasarkan
analisis
AAS
(Atomic
Absorption Spectrophotometry) dan ICP
mengenai informasi kandungan unsur bijih
utama yang bertujuan untuk menentukan
daerah prospek mineralisasi emas.

Daerah penelitian meliputi tiga desa
dari Kecamatan Cimanggu yaitu Desa
Keramat Jaya, Desa Tugu, dan Desa
Batuhideung.
Kesampaian
daerah
penelitian dapat diakses menggunakan
jalur darat dengan jarak tempuh ± 230 km
dari Jakarta (Carlile et al., 2005) dengan
rute Jakarta – Serang – Pandeglang –
Cibaliung – Sompok yang membutuhkan

waktu kurang lebih 6-7 jam. Berdasarkan
pembagian peta dasar rupa bumi skala
1:25.000, daerah penelitian meliputi
Lembar Cibaliung (1109-232), Lembar
Tamanjaya (1109-213) dan Lembar
Cinyurup (1109-214). Luasan daerah
penelitian ini mencakup 1.123,5 Ha atau
17,32 % dari luasan keseluruhan IUP
Eksplorasi 6.488 Ha.
2. Metode Penelitian
2.1. Tahap Penelitian
Penelitian yang dilakukan dengan
tujuan mengetahui perilaku dan dispersi
geokimia unsur serta mengetahui daerah
prospek mineralisasi emas ini melalui
tahapan kerja sebagai berikut:
2.1.1. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan
membaca literatur yang berkaitan
dengan topik dan judul penelitian

yang diambil meliputi geologi
regional
Cibaliung,
sistem
epitermal, dan studi tentang
eksplorasi geokimia.
2.1.2. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan data
sekunder yang didapatkan dari PT.
Aneka Tambang (Tbk) yang
meliputi data geokimia percontoan
tanah, peta geologi faktual dan
peta
geologi
korelasi
blok
Sompok, peta alterasi hidrotermal
faktual
blok

Sompok,
dan
koordinat
titik
pengambilan
sampel geokimia tanah.
2.1.3. Pengolahan
Data
Geokimia
Percontoan Tanah

Pengolahan
data
geokimia
percontoan
tanah
dilakukan
dengan
pendekatan
analisis

statistika.
Kegiatan
analisis
statistika ini menerapkan dua
metode yang paling umum
digunakan dalam geokimia yaitu
analisis univariat dan multivariat.
Analisis
statistik
univariat
dilakukan dengan program SPSS
dan Ms. Excel, sedangkan
pengeplotan data untuk peta
sebaran
unsur
tunggal
menggunakan program komputer
MapInfo.
Analisis multivariat dilakukan
untuk mengetahui hubungan antar

unsur sehingga dapat ditentukan
daerah target mineralisasi. Metode
yang digunakan dalam analisis
multivariat yaitu metode analisis
gugus dan analisis faktor. Analisis
multivariat menggunakan program
komputer SPSS. Pengeplotan data
untuk peta geokimia kekerabatan
antar unsur menggunakan program
komputer MapInfo.
2.1.4. Pembuatan Peta Geokimia
Pembuatan
peta
geokimia
berdasarkan hasil pengolahan data
geokimia percontoan tanah dan
ditampilkan dalam bentuk gradasi
diameter dan kontras warna titik
sampel dengan menggunakan
program

komputer
MapInfo.
Diameter dan warna titik sampel
mewakili kisaran dari nilai
background dan anomali. Peta
geokimia yang dibuat dapat
ditampalkan dengan peta alterasi
hidrotermal faktual dan peta
geologi faktual dengan maksud
untuk mempermudah dalam proses
analisis dan interpretasi.
2.1.5. Interpretasi
Interpretasi terhadap perilaku
dan dispersi geokimia unsur pada
tanah di daerah penelitian dan
penentuan
daerah
prospek

mineralisasi

emas
juga
mineralisasi lainnya berdasarkan
hasil pengolahan data geokimia
tanah dengan metode analisis
univariat dan multivariat.
2.2. Data Penelitian
Data geologi dan geokimia tanah blok
Sompok merupakan data sekunder
berupa laporan akhir dan hasil analisa
laboratorium seluruh conto tanah.
Kegiatan pemetaan berupa peta geologi
faktual, peta geologi korelasi, dan peta
alterasi hidrotermal faktual blok Sompok
serta data titik pengambilan sampel
tanah dari soil sampling. Kegiatan
pemetaan geologi dan alterasi dilakukan
dengan skala ketelitian 1:1000 dengan
menyusuri semua sungai yang ada di
daerah penelitian menggunakan metode
tali dan kompas dengan tujuan
memastikan penyebaran mineralisasi ke
arah lateral maupun interpretasi dan
kemungkinan penyebaran vertikalnya.
Sedangkan kegiatan soil sampling
dilakukan dengan menyusuri semua
punggungan yang ada di daerah
penelitian menggunakan peralatan bor
berjenis hand auger , metode ridge and
spurs, jarak antar lintasan berupa
punggungan satu dengan punggungan
lainnya, dan spasi tiap titik 25 m, dengan
tujuan melokalisir indikasi dan ekstensi
mineralisasi yang tidak tersingkap
dengan prinsip menangkap mobil ion
(Au, Ag, Cu, Pb, Zn, As, Sb, dan Hg).
Zona yang diambil adalah zona peralihan
antara horizon B ke horizon C. Berikut
merupakan ulasan dari geologi dan
geokimia tanah blok Sompok.
2.2.1. Geomorfologi Daerah Penelitian
Kemiringan lereng pada daerah
Sompok berkisar antara 1o-10o, di
beberapa
tempat
memiliki
kemiringan 18o. Berdasarkan kelas
lerengnya
daerah
Sompok
termasuk
dalam
satuan
bergelombang
lemah
denudasional. Penamaan satuan
geomorfologi tersebut didasarkan

karena roman muka daerah
Sompok didominasi oleh kontrol
proses eksogenik yaitu pelapukan
dan erosi meskipun roman awal
dikontrol oleh struktur (Kurniawan
et al., 2013).
2.2.2. Stratigrafi Daerah Penelitian
Kurniawan et al. (2013) di
dalam laporannya membagi blok
Sompok ke dalam 7 (tujuh) satuan
batuan secara berurutan dari tua ke
muda yaitu andesit afanitik
(merah), tuf litik (pink), andesit
porfiritik (merah tua), breksi
andesit (coklat), batugamping
(biru), tuf kristal (pink pudar), dan
batupasir (kuning). Ketujuh satuan
batuan tersebut dapat dilihat pada
gambar 1.

Gambar 1. Peta geologi korelasi blok
Sompok.

2.2.3. Struktur Geologi Daerah
Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan
lapangan, interpretasi SRTM, dan
peta geologi regional, daerah

Sompok dikontrol oleh sesar utama
berarah baratlaut-tenggara dan
sesar
penyertanya
berarah
timurlaut-baratdaya (lihat gambar
2). Pola kemenerusan sungaisungai di blok Sompok pada
umumnya dikontrol oleh sesar
utama yang berarah baratlauttenggara terutama pada bagian
utara blok. Sesar tersebut memiliki
orientasi sama dengan sesar
Citeluk
yang
mengontrol
mineralisasi
vein
CikonengCibitung (Kurniawan et al., 2013).

daerah penelitian didominasi oleh
alterasi propilitik. Selain itu
alterasi propilitik juga terdapat di
tenggara dan baratdaya daerah
penelitian. Sedangkan bagian
selatan tidak dijumpai alterasi
tersebut.
Alterasi
propilitik
ditandai
dengan
munculnya
mineral klorit pada andesit
porfiritik, andesit afanitik, tuf litik,
dan tuf kristal. Sementara itu,
alterasi argilik pada peta alterasi
hidrotermal faktual blok Sompok
(gambar 2) hanya terlihat pada
daerah utara penelitian dan terletak
di antara alterasi propilitik.
Alterasi ini ditandai dengan
munculnya
illit-smektit
pada
batuan tuf litik dan andesit
afanitik.

Gambar 2. Peta geologi faktual blok
Sompok.

2.2.4. Alterasi dan Mineralisasi Daerah
Penelitian
Menurut Kurniawan et al.
(2013), alterasi yang berkembang
di daerah penelitian didominasi
oleh alterasi argilik dan propilitik.
Sebagaimana yang tergambar pada
peta alterasi hidrotermal faktual
blok Sompok (gambar 2) sebagian
besar bagian utara sampai tengah

Gambar 3. Peta alterasi hidrotermal faktual blok
Sompok.

Mineralisasi yang ada dalam
blok Sompok dapat diamati pada
prospek Sompok serta daerah
lainnya di dalam blok Sompok

yang ditandai dengan munculnya
mineral sulfida (pirit), vein kuarsa,
veinlet kuarsa; kalsit, float-float
kuarsa dan float-float silisifikasi.
Mineral pirit muncul pada batuan
teralterasi argilik dan propilitik
baik tersebar merata 0,5-1 %
ataupun mengisi rekahan.
2.2.5. Geokimia Daerah Penelitian
2.2.5.1. Univariat
Kandungan unsur Au dalam
endapan mempunyai kisaran
antara