PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PELAYANAN KE (1)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

I.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN
A. Pengertian Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan merupakan bagian
dasar dan integral dalam praktik suatu profesi dan
keberadaanya sangat penting karena akan menentukan
tindakan selanjutnya.
Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan
adalah memilih alternatif yang ada.
Ada 5 (lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan:
1. Intuisi berdasarkan perasaan, lebih subyektif dan
mudah terpengaruh
2. Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis,
seringnya terpapar suatu kasus meningkatkan
kemampuan mengambil keputusan terhadap nsuatu
kasus
3. Fakta, keputusan lebih riel, valit dan baik.
4. Wewenwng lebih bersifat rutinitas

5. Rasional, keputusan bersifat obyektif, trasparan,
konsisten
Keterlibatan bidan dalam proses pengambilan
keputusan sangat penting karena dipengaruhi oleh 2
hal
• Pelayanan ”one to one” : Bidan dan klien yang
bersifat sangat pribadi dan bidan bisa memenuhi
kebutuhan.
• Meningkatkan sensitivitas terhadap klien bidan
berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan.
• Perawatan berfokus pada ibu(women centered
care) dan asuhan total( total care)

Tingginya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia
pada umumnya disebabkan oleh 3 keterlambatan
yaitu :
• Terlambat mengenali tanda – tanda bahaya
kehamilan sehingga terlambat untuk memulai
pertolongan
• Terlambat tiba di fasilitas pelayanan kesehatan

• Terlambat mendapat pelayanan setelah tiba di
tempat pelayanan.

TEORI-TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Teori Utilitarisme:
Ketika keputusan diambil, memaksimalkan kesenangan,
meminimalkan ketidaksenangan.
2. Teori Deontology
Menurut Immanuel Kant: sesuatu dikatakan baik bila
bertindak baik. Contoh bila berjanji ditepati, bila pinjam
hrus dikembalikan
3. Teori Hedonisme:
Menurut Aristippos , sesui kodratnya, setiap manusia
mencari kesenangan dan menghindari
ketidaksenangan.
4. Teori Eudemonisme:
Menurut Filsuf Yunani Aristoteles , bahwa dalam setiap
kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan, ingin
mencapai sesuatu yang baik bagi kita


Bentuk pengambilan keputusan :
o Strategi : dipengaruhi oleh kebijakan organisasi
atau pimpinan, rencana dan masa depan, rencana
bisnis dan lain-lain.
o Cara kerja : yang dipengaruhi pelayanan kebidanan
di dunia, klinik, dan komunitas.
o Individu dan profesi : dilakukan oleh bidan yang
dipengaruhi oleh standart praktik kebidanan.
Pendekatan tradisional dalam pengambilan keputusan :
o Mengenal dan mengidentifikasi masalah
o Menegaskan masalah dengan menunjukan
hubungan antara masa lalu dan sekarang.
o Memperjelas hasil prioritas yang ingin dicapai.
o Mempertimbangkan pilihan yang ada.
o Mengevaluasi pilihan tersebut.
o Memilih solusi dan menetapkan atau
melaksanakannya.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan
Keputusan
a. Faktor fisik, didasarkan pada rasa yang dialami

oleh tubuh sepeti rasa sakit, tidak nyaman dan
kenikmatan.
b. emosional, didasarkan pada perasaan atau sikap.
c. Rasional, didasarkan pada pengetahuan
d. Praktik, didasarkan pada keterampilan individual
dan kemampuan dalam melaksanakanya.
e. Interpersonal, didasarkan pada pengrauh jarigan
sosial yang ada
f. Struktural, didasarkan pada lingkup sosial,ekonomi
dan politik.

5. Dasar Pengambilan keputusan :
a. Ketidak sanggupan ( bersifat segera)
b. Keterpaksaaan karena suatu krisis, yang menuntut
sesuatu unutuk segera dilakukan.
6. Pengambilan keputusan yang etis
Ciri 2nya:
1. Mempunyai pertimbangan yang benar atau salah
2. Sering menyangkut pilihn yang sukar
3. Tidak mungkin dielakkan

4. Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman,lingkungan
sosial
7. Tips pengambilan keputusan dalam keadaan kritis :
1. Identifikasi dan tegaskan apa masalahnya, baik
oleh sendiri atau dengan orang lain.
2. Tetapkan hasil apa yang diinginkan.
3. Uji kesesuaian dari setiap solusi yang ada.
4. Pilih solusi yang lebih baik.
5. Laksanakan tindakan tanpa ada keterlambatan.
B. Menghadapi Masalah Etik Moral Dan Dilema Dalam
Praktek Kebidanan
Menurut Daryl Koehn (1994) bidan dikataka profesional
bila dapat menerapkan etika dalam menjalankan
praktik. Bidan ada dalam posisi baik yaitu memfasilitasi
pilihan klien dan membutuhkan peningkatan
pengetahuan tentang etika untuk menetapkan dalam
strategi praktik kebidanan
1. Informed Choice
Informed choice adalah membuat pilihan setelah
mendapatkan penjelasan tentan alternatif asuhan yang

akan dialaminya.
Menurut kode etik kebidanan internasionl (1993) bidan
harus menghormati hak informed choice ibu dan

meningkatkan penerimaan ibu tentang pilihan dalam
asuhan dan tanggung jawabnya terhadap hasil dari
pilihannya.
Definisi informasi dalam konteks ini meliputi : informasi
yang sudah lengkap diberikan dan dipahami ibu,
tentang pemahaman resiko, manfaat, keuntungan dan
kemungkinan hasil dari tiap pilihannya.
Pilihan (choice) berbeda dengan persetujuan (consent) :
a. Persetujuan atau consent penting dari sudut
pandang bidan karena berkaitan dengan aspek hukum
yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang
akan dilakukan bidan
b. Pilihan atau choice penting dari sudut pandang
klien sebagai penerima jasa asuhan kebidanan, yang
memberikan gambaran pemahaman masalah yang
sesungguhnya dan menerapkan aspek otonomi pribadi

menentukan “ pilihannya” sendiri.
2. Bagaimana Pilihan Dapat Diperluas dan
Menghindari Konflik
Memberi informai yang lengkap pada ibu, informasi
yang jujur, tidak bias dan dapat dipahami oleh ibu,
menggunakan alternatif media ataupun yang lain,
sebaiknya tatap muka.
Bidan dan tenaga kesehatan lain perlu belajar untuk
membantu ibu menggunakan haknya dan menerima
tanggungjawab keputusan yang diambil. Hal ini dapat
diterima secara etika dan menjamin bahwa tenaga
kesehatan sudah memberikan asuhan yang terbaik dan
memastikan ibu sudah diberikan informsi yang lengkap
tentang dampak dari keputusan mereka
Untuk pemegang kebijakan pelayanan kesehatan perlu
merencanakan, mengembangkan sumber daya,
memonitor perkembangan protokol dan petunjuk teknis
baik di tingkat daerah, propinsi untuk semua kelompok
tenaga pemberi pelayanan bagi ibu. Menjaga fokus
asuhan pada ibu dan evidence based, diharapkan

konflik dapat ditekan serendah mungkin.

Tidak perlu takut akan konflik tetapi mengganggapnya
sebagai sutu kesempatan untuk saling memberi dan
mungkin suatu penilaian ulang yang obyektif bermitra
dengan wanita dari sistem asuhan dan tekanan positif
pada perubahan
3. Beberapa Jenis Pelayanan Yang Dapat Dipilih Klien
• Bentuk pemeriksaan ANC dan skrening
laboratorium ANC
• Tempat melahirkan
• Masuk ke kamar bersalin pada tahap awal
persalinan.
• Di dampingi waktu melahirkan
• Metode monitor djj
• Augmentasi, stimulasi, induksi
• Mobilisasi atau posisi saat persalinan
• Pemakaian analgesia
• Episiotomi
• Pemecahan ketuban

• Penolong persalinan
• Keterlibatan suami pada waktu melahirkan
• Teknik pemberian minuman pada bayi
• Metode kontrasepsi