ARTIKEL OBSERVASI PEMBELAJARAN SENI TARI
ARTIKEL OBSERVASI PEMBELAJARAN SENI TARI DI SD N BERGAS LOR 1
Oktavia Cahyaning Saraswati
PENDAHULUAN
Pada masa modernisasi seperti saat ini, sangatlah sulit sekali untuk menurunkan dan
mengembangkan kebudayaan atau seni asli Indonesia terutama seni tari kepada generasi muda
khususnya anak-anak. Anak-anak saat ini lebih tertarik dengan seni dan kebudayaan luar
daripada seni dan kebudayaan sendiri. Hal tersebut dapat terlihat dari gaya maupun kebiasaan
mereka yang sering menirukan gaya dan perilaku dari luar. Sehingga gaya dan perilaku yang
diajarkan orang tua mereka yang notabennya adalah gaya dan perilaku yang mengacu pada sopan
santun dan ramah tamah masyarakat Indonesia mulai luntur. Rasa cinta dan perasaan memiliki
budaya dan seni Indonesia pun mulai pudar. Jarang sekali generasi muda yang mau tau, mau
melestarikan dan mau menjaga seni terutama seni tari asli Indonesia. Tidak banyak dari generasi
muda kita yang tau bahkan bisa menarikan tarian tradisional. Anak-anak Indonesia lebih tertarik
untuk menggeluti tarian-tarian modern. Untuk itu kita harus berfikir bagaimana cara agar anakanak kita tertarik untuk menggeluti tarian tradisinya sendiri. Kita harus berusaha menumbuhkan
rasa cinta dan rasa memiliki seni tari tradisional Indonesia terhadap generasi muda agar seni di
Indonesia tidak hilang ditelan waktu.
Saya tertarik melakukan observasi di SD N Bergas Lor 1 karena saya ingin mengetahui
bagaimana perkembangan seni tari di SD N Bergas Lor 1 sampai saat ini. Di SD N Bergas Lor 1
sudah terdapat kegiatan tari namun masih sebatas ekstrakulikuler tari. Tentunya hal tersebut
sangat baik dilakukan sebagai upaya menumbuhkan rasa cinta anak-anak Indonesia pada
kebudayaan tradisional Indonesia. Walaupun masih sebatas kegiatan ekstrakulikuler dan belum
menjadi mata pelajaran wajib, yang memang hanya ditujukan untuk siswa siswi yang berminat,
ternyata siswa dan siswi SD N Bergas Lor 1 semuanya mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa siswa siswi di SD N Bergas Lor 1 tertarik untuk
mengetahui kebudayaannya. Namun, keantusiasan siswa siswi di SD N Bergas Lor 1 ini belum
diimbangi dengan pemenuhan fasilitas dan proses pengajaran yang baik pula. Di SD N Bergas
Lor 1, masih sangat minim fasilitas dan media yang digunakan untuk pembelajaran. Begitu juga
dengan cara pengajaran oleh guru yang kurang tepat. Cara pengajaran guru kurang kreatif dan
hanya menuntut siswa untuk bisa menirukan ragam gerak tari yang diajarkan dengan tepat
sehingga kreatifitas siswa tidak tereksplor dan terasah. Hal tersebut membuat siswa sering
menyepelekan dan tidak bersemangat bahkan bosan. Seharusnya di dalam mengajar seni tari
guru menggunakan model pembelajaran terpadu dengan menggunakan pendekatan ekspresi
bebas, disiplin ilmu dan multikultural agar seni tari di SD N Bergas Lor 1 lebih berkembang dan
siswa lebih berwawasan dan kreatif.
Seni tari dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan sekolah dasar, mempunyai
dampak positif bukan saja bagi upaya pelestarian seni tari, akan tetapi juga untuk kepentingan
pendidikan itu sendiri. Sesuatu objek yang sangat menarik perhatian siswa, akan sangat
mempengaruhi pembentukan pola pikir siswa setelah menjadi manusia dewasa. Begitu pula
penanaman nilai-nilai atau budi pekerti melalui berbagai cara (termasuk melalui seni tari), paling
efektif apabila dimulai sejak dini, remaja sampai dewasa (artikel Eny Kusumastuti "ARTIKEL
PENELITIAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENI TARI TERPADU PADA
SISWA SEKOLAH DASAR" , Sujamto 1992:98-98). Melalui proses pendidikan, setiap individu
dalam masyarakat akan mengenal, menyerap, mewarisi, dan memasukkan dalam dirinya segala
unsur-unsur kebudayaannya, yaitu berupa nilai-nilai, kepercayaan, pengetahuan atau teknologi
yang diperlukan untuk menghadapi lingkungan. Melalui pendidikan pula, setiap individu
diharapkan dapat mempelajari pranata-pranata sosial, simbol-simbol budayanya serta dapat
menjadikan nilai-nilai dari apa yang dipelajari itu sebagai pedoman bertingkah laku yang
bermakna bagi individu yang bersangkutan dalam kehidupan sosialnya (artikel Eny Kusumastuti
"ARTIKEL PENELITIAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENI TARI TERPADU
PADA SISWA SEKOLAH DASAR" , Rohidii 1994:11). Pendidikan seni tari juga menanamkan
pengaruh yang bermanfaat dari kegiatan menari kreatif terhadap pembentukan kepribadian
siswa, bukan untuk menciptakan tarian-tarian untuk pertunjukan (artikel Eny Kusumastuti
"ARTIKEL PENELITIAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENI TARI TERPADU
PADA SISWA SEKOLAH DASAR" , Depdikbud 1999:180). Melalui penekanan kreativitas,
siswa diberi kesempatan seluas-luasnya di dalam proses pengungkapan gerak tarinya, sehingga
hasil akhir bukanlah merupakan tujuan utama. Yang penting melalui kegiatan kreatif dan
ekspresif, mereka mendapat latihan atau pengalaman untuk mengembangkan cara merasa, cara
berfikir, dan cara memahami serta keterampilan dalam melihat dan menyelesaikan persoalan
tentang diri atau lingkungannya (Eny Kusumastuti, Penerapan Model Pembelajaran Seni Tari
Terpadu pada Siswa Sekolah Dasar, hal 2).
METODE OBSERVASI
Metode observasi saya menggunakan metode pengumpulan data, dokumentasi serta
wawancara. Saya mengumpulkan data-data dari narasumber, masuk ke dalam kelas dan
mendokumentasi proses pembelajaran. Setelah itu saya melakukan wawancara dengan pengajar
mengenai pembelajaran seni tari di SD N Bergas Lor 1.
HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
Hasil observasi dan pembahasan dalam observasi ini meliputi proses pembelajaran seni
tari di SD N Bergas Lor 1.
Proses Pembelajaran Seni Tari di SD N Bergas Lor 1
Proses pembelajaran seni tari di SD N Bergas Lor 1 menggunakan kurikulum 2013. SD N
Bergas Lor 1 merupakan sekolah yang sudah berakreditas A. Walaupun pembelajaran
ekstrakulikuler tari di SD N Bergas Lor 1 ini mengacu pada kurikulum, tetap di dalam proses
pembelajaran fleksibel dan di bebaskan pada guru pengampu dengan menyesuikan keadaan
lingkungan yang ada. Proses pembelajaran seni tari di SD N Bergas Lor 1 ini di dukung oleh
komponen-komponen pembelajaran seperti guru, siswa, tujuan pembelajaran, materi, metode,
media dan evaluasi.
Guru
Proses pembelajaran seni tari di bimbing oleh seorang guru bernama Theresia Sulasih, S.
Sn. Guru mengampu 7 kelas, yaitu kelas 1A, 1B, 2, 3, 4A, 4B dan kelas 5(Wawancara: Theresia
Sulasih: 27 Oktober 2016)
Siswa
Karakter setiap anak berbeda-beda namun guru tetap membimbing siswa siswi agar
pembelajaran tetap berjalan dengan baik. Karakter - karakter yang sering muncul pada anak
diantaranya adalah siswa penurut, ramai sendiri, kurang bersemangat dan ada juga yang susah
diatur.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan dilaksanakannya ekstrakulikuler sendiri yaitu sebagai penunjang program yang
sudah ditentukan dari dinas (Wawancara: Theresia Sulasih 27 Oktober 2016).
Materi Pembelajaran
Materi yang diberikan pada kelas 1, 2 dan 3 adalah materi yang masih sederhana dengan
gerakan-gerakan yang mudah ditirukan dan juga menggunakan iringan lagu-lagu tradisional
seperti lagu Padang Mbulan. Tetapi sebelum menginjak pada praktek biasanya guru memberikan
gambaran-gambaran mengenai bentuk-bentuk gerak tangan, kaki, badan serta kepala. Sedangkan
pada kelas 4 dan 5 sudah diajarkan bentuk tari kreasi seperti tari soyong dan jaranan. Sebelum
praktek kelas 4 dan 5 juga diberikan gambaran tentang busana dan rias pada beberapa tarian.
Siswa siswi yang mengikuti ekstrakulikuler seni tari rata-rata berjumlah 30 orang per kelas.
Namun, pengajaran dibagi menjadi putra dan putri yang digilir setiap dua minggu sekali.
Ekstrakulikuler tari diadakan setiap hari Senin untuk kelas 1, 2 dan 3 dari pukul 10.00 sampai
pukul 13.00 dengan sistem gilir yaitu dimulai dari kelas 1 lalu 2 dan selanjutnya baru kelas 3.
Sedangkan untuk kelas 4 dan 5 di hari Rabu pada jam yang sama dan sistem yang sama. Barisan
pada saat pembelajaran ini bebas namun ada saatnya guru akan menyuruh anak didiknya yang
sering di belakang untuk mencoba berbaris di depan. Proses pembelajaran dilaksanakan di aula
SD N Bergas Lor 1. Siswa siswi sudah cukuo baik dalam mengikuti gerakan tari yang di
contohkan oleh guru(Wawancara: Theresia Sulasih 27 Oktober 2016).
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang di gunakan guru tari di SD N Bergas Lor 1 ini adalah dengan
mengajarkan terlebih dahulu gerak-gerak tari sedikit demi sedikit anak, baru setelah itu dicoba
disatukan dengan musik. Tetapi saat anak-anak menari diiringi musik guru tetap di depan
memberikan arahan pada siswa siswinya untuk mengikuti gerakannya(Wawancara: Theresia
Sulasih 27 Oktober 2016).
Media Pembelajaran
Media yang digunakan untuk pembelajaran adalah tape recorder, kaset dan sampur. Tape
recorder disediakan oleh sekolah, kaset dibawa oleh guru pengampu dan sampur mandiri dibawa
oleh siswa siswi(Wawancara: Theresia Sulasih 27 Oktober 2016).
Evaluasi
Evaluasi pembelajaran seni tari siswa siswi SD N Bergas Lor 1 yaitu siswa dapat meniru
gerakan tari yang diajarkan oleh guru. Penilaian guru dalam pembelajaran seni tari dilihat dari
aspek keaktifan siswa dalam menirukan gerakan yang diajarkan guru dari awal sampai akhir
tarian. Guru juga akan melakukan penilaian pada setiap semesternya.
PENUTUP
Simpulan
Proses pembelajaran seni tari SD N Bergas Lor 1 terdiri dari beberapa komponen
pembelajaran yaitu guru, siswa, tujuan pembelajaran, materi, metode, media pembelajaran dan
evaluasi. Komponen tersebut sangat berpengaruh dalam jalannya proses pembelajaran. Materi
yang diberikan yaitu tari yang terdiri dari gerak dasar kepala, tangan, badan dan kaki. Pada kelas
1, 2 dan 3 masih pada gerak sederhana sedangkan kelas 4 dan 5 menginjak pada tari kreasi.
Kegiatan ekstrakulikuler tari ini diminati banyak siswa namun fasilitas dan pengajar yang minim
membuat minimnya juga hasil dari kegiatan yang di dapatkan siswa.
Saran
Dalam hal ini guru di harapkan menggunakan metode pembelajaran seni tari terpadu yang
terdiri dari pendekatan disiplin ilmu, pendekatan multikultural dan pendekatan ekspresi bebas.
Guru juga di harapkan menjadi lebih kreatif dalam melakukan proses pembelajaran agar anak
tertarik. Pada anak agar tetap bersemangat dan mengikuti pembelajaran dengan sungguhsungguh dan giat berlatih agar hasilnya baik.
Daftar Pustaka
Sulasih, Theresia
Kusumastuti Eny, Artikel Penelitian Penerapan Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu Pada
Siswa
Sekolah
Dasar
https://www.academia.edu/9505321/ARTIKEL_PENELITIAN_PENERAPAN_MODEL_PEMB
ELAJARAN_SENI_TARI_TERPADU_PADA_SISWA_SEKOLAH_DASAR, hari Selasa, 8
November 2016 pukul 15.20
Oktavia Cahyaning Saraswati
PENDAHULUAN
Pada masa modernisasi seperti saat ini, sangatlah sulit sekali untuk menurunkan dan
mengembangkan kebudayaan atau seni asli Indonesia terutama seni tari kepada generasi muda
khususnya anak-anak. Anak-anak saat ini lebih tertarik dengan seni dan kebudayaan luar
daripada seni dan kebudayaan sendiri. Hal tersebut dapat terlihat dari gaya maupun kebiasaan
mereka yang sering menirukan gaya dan perilaku dari luar. Sehingga gaya dan perilaku yang
diajarkan orang tua mereka yang notabennya adalah gaya dan perilaku yang mengacu pada sopan
santun dan ramah tamah masyarakat Indonesia mulai luntur. Rasa cinta dan perasaan memiliki
budaya dan seni Indonesia pun mulai pudar. Jarang sekali generasi muda yang mau tau, mau
melestarikan dan mau menjaga seni terutama seni tari asli Indonesia. Tidak banyak dari generasi
muda kita yang tau bahkan bisa menarikan tarian tradisional. Anak-anak Indonesia lebih tertarik
untuk menggeluti tarian-tarian modern. Untuk itu kita harus berfikir bagaimana cara agar anakanak kita tertarik untuk menggeluti tarian tradisinya sendiri. Kita harus berusaha menumbuhkan
rasa cinta dan rasa memiliki seni tari tradisional Indonesia terhadap generasi muda agar seni di
Indonesia tidak hilang ditelan waktu.
Saya tertarik melakukan observasi di SD N Bergas Lor 1 karena saya ingin mengetahui
bagaimana perkembangan seni tari di SD N Bergas Lor 1 sampai saat ini. Di SD N Bergas Lor 1
sudah terdapat kegiatan tari namun masih sebatas ekstrakulikuler tari. Tentunya hal tersebut
sangat baik dilakukan sebagai upaya menumbuhkan rasa cinta anak-anak Indonesia pada
kebudayaan tradisional Indonesia. Walaupun masih sebatas kegiatan ekstrakulikuler dan belum
menjadi mata pelajaran wajib, yang memang hanya ditujukan untuk siswa siswi yang berminat,
ternyata siswa dan siswi SD N Bergas Lor 1 semuanya mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa siswa siswi di SD N Bergas Lor 1 tertarik untuk
mengetahui kebudayaannya. Namun, keantusiasan siswa siswi di SD N Bergas Lor 1 ini belum
diimbangi dengan pemenuhan fasilitas dan proses pengajaran yang baik pula. Di SD N Bergas
Lor 1, masih sangat minim fasilitas dan media yang digunakan untuk pembelajaran. Begitu juga
dengan cara pengajaran oleh guru yang kurang tepat. Cara pengajaran guru kurang kreatif dan
hanya menuntut siswa untuk bisa menirukan ragam gerak tari yang diajarkan dengan tepat
sehingga kreatifitas siswa tidak tereksplor dan terasah. Hal tersebut membuat siswa sering
menyepelekan dan tidak bersemangat bahkan bosan. Seharusnya di dalam mengajar seni tari
guru menggunakan model pembelajaran terpadu dengan menggunakan pendekatan ekspresi
bebas, disiplin ilmu dan multikultural agar seni tari di SD N Bergas Lor 1 lebih berkembang dan
siswa lebih berwawasan dan kreatif.
Seni tari dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan sekolah dasar, mempunyai
dampak positif bukan saja bagi upaya pelestarian seni tari, akan tetapi juga untuk kepentingan
pendidikan itu sendiri. Sesuatu objek yang sangat menarik perhatian siswa, akan sangat
mempengaruhi pembentukan pola pikir siswa setelah menjadi manusia dewasa. Begitu pula
penanaman nilai-nilai atau budi pekerti melalui berbagai cara (termasuk melalui seni tari), paling
efektif apabila dimulai sejak dini, remaja sampai dewasa (artikel Eny Kusumastuti "ARTIKEL
PENELITIAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENI TARI TERPADU PADA
SISWA SEKOLAH DASAR" , Sujamto 1992:98-98). Melalui proses pendidikan, setiap individu
dalam masyarakat akan mengenal, menyerap, mewarisi, dan memasukkan dalam dirinya segala
unsur-unsur kebudayaannya, yaitu berupa nilai-nilai, kepercayaan, pengetahuan atau teknologi
yang diperlukan untuk menghadapi lingkungan. Melalui pendidikan pula, setiap individu
diharapkan dapat mempelajari pranata-pranata sosial, simbol-simbol budayanya serta dapat
menjadikan nilai-nilai dari apa yang dipelajari itu sebagai pedoman bertingkah laku yang
bermakna bagi individu yang bersangkutan dalam kehidupan sosialnya (artikel Eny Kusumastuti
"ARTIKEL PENELITIAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENI TARI TERPADU
PADA SISWA SEKOLAH DASAR" , Rohidii 1994:11). Pendidikan seni tari juga menanamkan
pengaruh yang bermanfaat dari kegiatan menari kreatif terhadap pembentukan kepribadian
siswa, bukan untuk menciptakan tarian-tarian untuk pertunjukan (artikel Eny Kusumastuti
"ARTIKEL PENELITIAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENI TARI TERPADU
PADA SISWA SEKOLAH DASAR" , Depdikbud 1999:180). Melalui penekanan kreativitas,
siswa diberi kesempatan seluas-luasnya di dalam proses pengungkapan gerak tarinya, sehingga
hasil akhir bukanlah merupakan tujuan utama. Yang penting melalui kegiatan kreatif dan
ekspresif, mereka mendapat latihan atau pengalaman untuk mengembangkan cara merasa, cara
berfikir, dan cara memahami serta keterampilan dalam melihat dan menyelesaikan persoalan
tentang diri atau lingkungannya (Eny Kusumastuti, Penerapan Model Pembelajaran Seni Tari
Terpadu pada Siswa Sekolah Dasar, hal 2).
METODE OBSERVASI
Metode observasi saya menggunakan metode pengumpulan data, dokumentasi serta
wawancara. Saya mengumpulkan data-data dari narasumber, masuk ke dalam kelas dan
mendokumentasi proses pembelajaran. Setelah itu saya melakukan wawancara dengan pengajar
mengenai pembelajaran seni tari di SD N Bergas Lor 1.
HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
Hasil observasi dan pembahasan dalam observasi ini meliputi proses pembelajaran seni
tari di SD N Bergas Lor 1.
Proses Pembelajaran Seni Tari di SD N Bergas Lor 1
Proses pembelajaran seni tari di SD N Bergas Lor 1 menggunakan kurikulum 2013. SD N
Bergas Lor 1 merupakan sekolah yang sudah berakreditas A. Walaupun pembelajaran
ekstrakulikuler tari di SD N Bergas Lor 1 ini mengacu pada kurikulum, tetap di dalam proses
pembelajaran fleksibel dan di bebaskan pada guru pengampu dengan menyesuikan keadaan
lingkungan yang ada. Proses pembelajaran seni tari di SD N Bergas Lor 1 ini di dukung oleh
komponen-komponen pembelajaran seperti guru, siswa, tujuan pembelajaran, materi, metode,
media dan evaluasi.
Guru
Proses pembelajaran seni tari di bimbing oleh seorang guru bernama Theresia Sulasih, S.
Sn. Guru mengampu 7 kelas, yaitu kelas 1A, 1B, 2, 3, 4A, 4B dan kelas 5(Wawancara: Theresia
Sulasih: 27 Oktober 2016)
Siswa
Karakter setiap anak berbeda-beda namun guru tetap membimbing siswa siswi agar
pembelajaran tetap berjalan dengan baik. Karakter - karakter yang sering muncul pada anak
diantaranya adalah siswa penurut, ramai sendiri, kurang bersemangat dan ada juga yang susah
diatur.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan dilaksanakannya ekstrakulikuler sendiri yaitu sebagai penunjang program yang
sudah ditentukan dari dinas (Wawancara: Theresia Sulasih 27 Oktober 2016).
Materi Pembelajaran
Materi yang diberikan pada kelas 1, 2 dan 3 adalah materi yang masih sederhana dengan
gerakan-gerakan yang mudah ditirukan dan juga menggunakan iringan lagu-lagu tradisional
seperti lagu Padang Mbulan. Tetapi sebelum menginjak pada praktek biasanya guru memberikan
gambaran-gambaran mengenai bentuk-bentuk gerak tangan, kaki, badan serta kepala. Sedangkan
pada kelas 4 dan 5 sudah diajarkan bentuk tari kreasi seperti tari soyong dan jaranan. Sebelum
praktek kelas 4 dan 5 juga diberikan gambaran tentang busana dan rias pada beberapa tarian.
Siswa siswi yang mengikuti ekstrakulikuler seni tari rata-rata berjumlah 30 orang per kelas.
Namun, pengajaran dibagi menjadi putra dan putri yang digilir setiap dua minggu sekali.
Ekstrakulikuler tari diadakan setiap hari Senin untuk kelas 1, 2 dan 3 dari pukul 10.00 sampai
pukul 13.00 dengan sistem gilir yaitu dimulai dari kelas 1 lalu 2 dan selanjutnya baru kelas 3.
Sedangkan untuk kelas 4 dan 5 di hari Rabu pada jam yang sama dan sistem yang sama. Barisan
pada saat pembelajaran ini bebas namun ada saatnya guru akan menyuruh anak didiknya yang
sering di belakang untuk mencoba berbaris di depan. Proses pembelajaran dilaksanakan di aula
SD N Bergas Lor 1. Siswa siswi sudah cukuo baik dalam mengikuti gerakan tari yang di
contohkan oleh guru(Wawancara: Theresia Sulasih 27 Oktober 2016).
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang di gunakan guru tari di SD N Bergas Lor 1 ini adalah dengan
mengajarkan terlebih dahulu gerak-gerak tari sedikit demi sedikit anak, baru setelah itu dicoba
disatukan dengan musik. Tetapi saat anak-anak menari diiringi musik guru tetap di depan
memberikan arahan pada siswa siswinya untuk mengikuti gerakannya(Wawancara: Theresia
Sulasih 27 Oktober 2016).
Media Pembelajaran
Media yang digunakan untuk pembelajaran adalah tape recorder, kaset dan sampur. Tape
recorder disediakan oleh sekolah, kaset dibawa oleh guru pengampu dan sampur mandiri dibawa
oleh siswa siswi(Wawancara: Theresia Sulasih 27 Oktober 2016).
Evaluasi
Evaluasi pembelajaran seni tari siswa siswi SD N Bergas Lor 1 yaitu siswa dapat meniru
gerakan tari yang diajarkan oleh guru. Penilaian guru dalam pembelajaran seni tari dilihat dari
aspek keaktifan siswa dalam menirukan gerakan yang diajarkan guru dari awal sampai akhir
tarian. Guru juga akan melakukan penilaian pada setiap semesternya.
PENUTUP
Simpulan
Proses pembelajaran seni tari SD N Bergas Lor 1 terdiri dari beberapa komponen
pembelajaran yaitu guru, siswa, tujuan pembelajaran, materi, metode, media pembelajaran dan
evaluasi. Komponen tersebut sangat berpengaruh dalam jalannya proses pembelajaran. Materi
yang diberikan yaitu tari yang terdiri dari gerak dasar kepala, tangan, badan dan kaki. Pada kelas
1, 2 dan 3 masih pada gerak sederhana sedangkan kelas 4 dan 5 menginjak pada tari kreasi.
Kegiatan ekstrakulikuler tari ini diminati banyak siswa namun fasilitas dan pengajar yang minim
membuat minimnya juga hasil dari kegiatan yang di dapatkan siswa.
Saran
Dalam hal ini guru di harapkan menggunakan metode pembelajaran seni tari terpadu yang
terdiri dari pendekatan disiplin ilmu, pendekatan multikultural dan pendekatan ekspresi bebas.
Guru juga di harapkan menjadi lebih kreatif dalam melakukan proses pembelajaran agar anak
tertarik. Pada anak agar tetap bersemangat dan mengikuti pembelajaran dengan sungguhsungguh dan giat berlatih agar hasilnya baik.
Daftar Pustaka
Sulasih, Theresia
Kusumastuti Eny, Artikel Penelitian Penerapan Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu Pada
Siswa
Sekolah
Dasar
https://www.academia.edu/9505321/ARTIKEL_PENELITIAN_PENERAPAN_MODEL_PEMB
ELAJARAN_SENI_TARI_TERPADU_PADA_SISWA_SEKOLAH_DASAR, hari Selasa, 8
November 2016 pukul 15.20