Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi, dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia adalah faktor utama dalam perkembangan dunia kerja. Agar pencapaian tujuan organisasi berjalan dengan efektif dan efisien, sumber daya manusia dalam organisasi harus dapat dikelola dengan baik dan benar sehingga prestasi kerja menjadi tinggi. Arifin (2005) paradigma sumber daya manusia sebagai alat pelengkap organisasi harus berubah menjadi paradigma baru. Paradigma baru yang dimaksud adalah bagaimana perusahaan memposisikan sumber daya manusia sebagai aset yang harus dikelola secara optimal, demi terwujudnya tujuan organisasi. Kualitas dari sumber daya itu sendiri, salah satunya dapat dilihat dari bagaimana kinerja yang ditunjukkan. Sumber daya yang berkualitas pasti memiliki tingkat kinerja yang tinggi. Namun, tidak semua sumber daya manusia memiliki tingkat kualitas yang sama dalam melaksanakan tugasnya.

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat strategis dan fundamental dalam organisasi. Peranan sumber daya manusia akan sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan oleh organisasi. Untuk mengetahui sejauh mana keberadaan peran dan kontribusi sumber daya manusia dalam mencapai keberhasilan organisasi, tentu diperlukan pengukuran kinerja. Penilaian kinerja adalah tinjauan formal dan evaluasi kinerja individu atau tugas tim. Sedangkan menurut Dessler (2003:102) penilaian kinerja adalah mengevaluasi kinerja relatif karyawan saat ini


(2)

dan/atau di masa lalu terhadap standar prestasinya. Kinerja sumber daya manusia sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan. Kinerja merupakan prestasi kerja, yakni perbandingan antara hasil kerja yang secara nyata dengan standar kerja yang ditetapkan. Setiap perusahaan akan berusaha untuk selalu meningkatkan kinerja karyawannya demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan tertentu. Kinerja karyawan adalah sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi.

Penetapan tujuan kinerja adalah menyusun sasaran yang berguna tidak hanya bagi evaluasi kinerja pada akhir periode tetapi juga untuk mengelola proses kerja selama periode tersebut. Perusahaan yang berhasil dan efektif merupakan perusahaan dengan individu yang didalamnya memiliki kinerja yang baik. Perusahaan yang efektif atau berhasil apabila ditopang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Sebaliknya, perusahaan yang gagal dikarenakan faktor kinerja dari sumber daya manusia yang tidak berkualitas. Jadi kinerja sumber daya manusia sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan suatu perusahaan tanpa terkecuali.

Faktor pertama yang dapat mempengaruhi kinerja diantaranya adalah gaya kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok demi pencapaian tujuan. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang diinginkan. Dalam organisasi,


(3)

suatu gaya kepemimpinan yang tepat sangat diperlukan untuk mengembangkan lingkungan kerja yang kondusif dan meningkatkan kinerja bagi karyawan sehingga diharapkan akan menghasilkan produktivitas yang tinggi.

Seorang pemimpin harus mampu mempengaruhi para bawahannya untuk bertindak sesuai dengan visi, misi dan tujuan organisasi. Pemimpin harus mampu memberikan wawasan, membangkitkan kebanggaan, serta menumbuhkan sikap hormat dan kepercayaan dari bawahannya. Inti kesuksesan suatu organisasi pada dasarnya terletak pada pemimpinnya. Fungsi kepemimpinan dalam organisasi merupakan elemen yang sangat penting dalam pengelolaan sumber daya manusia. Selain memberikan pengarahan, juga memberikan motivasi dalam upaya peningkatan kinerja para pegawai. Untuk mengembangkan kemajuan dan perkembangan kinerja pegawai, sangat tergantung kepada sumber daya manusia sebagai pengelola langsung. Oleh sebab itu kepemimpinan mempunyai peran besar dalam meningkatkan kinerja pegawai. Sikap dan gaya serta perilaku kepemimpinan seorang pemimpin sangat besar pengaruhnya terhadap organisasi yang dipimpin bahkan sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai dalam organisasi tersebut. Gaya kepemimpinan merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Pemimpin yang efektif dalam menerapkan gaya tertentu dalam kepemimpinannya terlebih dahulu harus memahami siapa bawahan yang dipimpinnya, mengerti kekuatan dan kelemahan bawahannya, dan mengerti bagaimana cara memanfaatkan kekuatan bawahan untuk mengimbangi kelemahan yang mereka miliki. Sebaliknya gaya kepemimpinan yang tidak disesuaikan dengan karakteristik pegawai dan tugas yang ada, dapat mendorong karyawan


(4)

merasa kurang bersemangat dalam bekerja atau bahkan kehilangan semangat kerja, sehingga menyebabkan pegawai tidak bersungguh – sungguh dalam bekerja dan perhatian yang tidak terpusat pada pekerjaan. Keadaan seperti ini berpengaruh terhadap hasil pekerjaan yang tidak optimal. Tentu saja hal ini perlu mendapat perhatian khusus, karena dapat mengganggu kelancaran kegiatan organisasi. Gaya kepemimpinan dianggap cocok apabila tujuan organisasi telah dikomunikasikan dan bawahan telah menerimanya. Seorang pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya.

Selanjutnya faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja adalah komunikasi yang dijalankan dalam suatu organisasi. Komunikasi merupakan bagian yang penting dalam kehidupan kerja. Hal ini mudah dipahami sebab komunikasi yang tidak baik bisa mempunyai dampak yang luas terhadap kehidupan organisasi, misal konflik antar pegawai, dan sebaliknya. Komunikasi yang baik dapat meningkatkan saling pengertian, kerjasama dan juga kepuasan kerja. Mengingat yang bekerja sama dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan merupakan sekelompok sumber daya manusia dengan berbagai karakter, maka komunikasi yang terbuka harus dikembangkan dan dijalankan dengan baik. Dengan demikian masing-masing pegawai dalam organisasi mengetahui tanggung jawab dan wewenangnya masing masing. Pegawai yang mempunyai komunikasi yang baik akan mampu memperoleh dan mengembangkan tugas yang ditanggungnya, sehingga tingkat kinerja pegawai menjadi semakin baik. Komunikasi memegang peranan penting di dalam


(5)

menunjang kelancaran aktivitas pegawai di organisasi. Komunikasi akan lebih efektif, jika berbagai faktor yang mendukung keberhasilan dapat digunakan secara bersama-sama. Faktor - faktor tersebut diantaranya: berusaha memperoleh umpan balik, menggunakan bahasa yang benar dengan diikuti gerakan badan untuk memperjelas isi pesan, dan bila perlu dilakukan pengulangan dalam hal penyampaian, menempatkan diri baik sebagai penyampai maupun penerima. Adanya komunikasi pada sebuah instansi, maka koordinasi dan kerjasama dalam melaksanakan pekerjaan bisa berjalan dengan baik. Kualitas manajemen sebuah perusahaan dinilai dari proses karyawanya berkomunikasi (Razi dan More, 2008).

Selain kepemimpinan dan komunikasi, disiplin kerja juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja. Disiplin kerja pada pegawai sangat dibutuhkan, karena apa yang menjadi tujuan organisasi akan sukar dicapai bila tidak ada disiplin kerja. Seorang pegawai dikatakan memiliki kinerja yang tinggi, jika beban kerja yang ditetapkan tercapai dan jika realisasi hasil kerja lebih tinggi dari pada yang ditetapkan organisasi. Tuntutan-tuntutan yang tidak mampu dikendalikan oleh setiap pegawai ini akan menimbulkan ketegangan dalam diri pegawai dan jika tidak dapat diatasi maka pegawai tersebut akan mengalami penurunan semangat kerja dan disiplin kerja dalam berproduksi di organisasi. Untuk mencapai kinerja yang tinggi pimpinan perusahaan harus memperhatikan semangat kerja dan disiplin kerja. Disiplin kerja adalah suatu sikap, perilaku yang dilakukan secara sukarela dan penuh kesadaran serta keadaan untuk mengikuti peraturan yang telah ditetapkan perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis. Hilangnya disiplin akan berpengaruh terhadap efisiensi kerja dan efektivitas tugas


(6)

pekerjaan. Jika kedisiplinan tidak dapat ditegakkan maka kemungkinan tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sebagai gambaran apabila suatu organisasi hanya memperhatikan tentang pendidikan, keahlian dan teknologi tanpa memikirkan semangat dan disiplin kerja pegawai, maka pendidikan, keahlian dan teknologi yang tinggi sekalipun tidak akan menghasilkan kinerja yang maksimal bila yang bersangkutan tidak dapat memanfaatkannya secara teratur dan mempunyai kesungguhan disiplin kerja yang tinggi.

Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan adalah suatu badan yang merupakan unsur pendukung tugas Walikota Medan, yang dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan daerah di bidang kepegawaian.

Kinerja pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan, dapat dilihat dari tingkat keberhasilan organisasi tersebut mengelola sumber daya yang dimiliki, dalam hal ini khususnya sumber daya manusia karena kinerja yang dicapai sumber daya manusia atau pegawai pada akhirnya akan memberikan kontribusi yang besar terhadap kinerja organisasi. Berikut ini adalah tabel dari Realisasi Penetapan Kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan Tahun Anggaran 2014.


(7)

Tabel 1.1

Realisasi Penetapan Kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan Tahun Anggaran 2014

No Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

1 Meningkatkan pelayanan Administrasi dan kualitas Kepegawaian Daerah Jumlah peserta prajabatan CPNS

Orang 75 11 14,67

Jumlah peserta diklat PIM II

Orang 1 0 0,00

Jumlah peserta yang dikirim untuk mengikuti diklat fungsional, bintek, dan seminar

Orang 10 24 240,00

Jumlah Praja IPDN yang mendapat bantuan

Orang 80 77 96,25

2 Terwujudnya aparatur yang siap untuk mengisi posisi jabatan sesuai dengan kompetensinya

Jumlah pejabat yang dilantik

Pelantikan 6 6 100,00 Jumlah berkas

berpejakat

Dokumen 12 6 50,00

Terlaksananya kenaikan pangkat bagi PNS yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan

Periode 2 2 100

Jumlah pegawai yang memiliki latar belakang formal D3, D4, S1, S2, dan S3

Orang 175 223 127,43

3 Meningkatnya pemahaman PNS terhadap Peraturan Disiplin Kerja

Jumlah Unit Kerja yang dimonitoring

Unit kerja 200 100 50,00 Jumlah PNS yang

mengajukan izin perceraian/perkawinan

Orang 8 14 175,00

4 Terpenuhinya kebutuhan formasi yang dibutuhkan organisasi

Jumlah peserta sumpah ijin PNS

Orang 450 531 118,00 Jumlah peserta yang

mengikuti sosialisasi peraturan gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan (No. 20 Tahun 2009)

Orang 60 0 0,00

5 Terwujudnya penghargaan bagi pegawai yang

berprestasi

Jumlah penerima Satya Lencana


(8)

Lanjutan Tabel 1.1

Realisasi Penetapan Kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan Tahun Anggaran 2014

No Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

6 Meningkatnya pengetahuan PNS tentang kenaikan pangkat jabatan fungsional Jumlah pejabat fungsional yang mengikuti bintek

Pegawai 180 156 86,67

7 Tercapainya kemudahan, kelancaran, dan tepat waktu dalam memberikan pelayanan Terpeliharanya jaringan SPAK

Aplikasi 1 0 0,00

Jumlah pegawai yang mendapat bantuan tugas belajar pendidikan S1, S2, S3

Orang 3 3 100,00

Terlayaninya keluarga PNS yang mendapat bantuan kemalangan

% 100 100 100

Penyelesaian administrasi kepegawaian

Aplikasi 1 1 100

Terlapornya harta kekayaan pejabat Negara ke KPK

Pejabat 500 28 5,6

Jumlah pengadaan kartu pengenal PNS

PNS 5000 0 0,00

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan

Dapat dilihat pada tabel 1.1 banyak sasaran strategis yang telah direncanakan oleh Badan Kepegawaian Daerah yang realisasinya tidak dapat memenuhi target. Dari 7 sasaran strategis yang telah direncanakan tidak ada 1 sasaran strategis pun yang indikator kinerjanya terealisasi atau terlaksana dengan sempurna.

Hasil prasurvei yang dilakukan terhadap pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan menunjukkan adanya permasalahan dalam hal komunikasi yang terjadi pada Badan Kepegawaian Daerah. Jalur informasi secara struktural atau pesan yang diberikan atasan kepada para pegawai disampaikan secara tidak


(9)

berurutan sehingga membuat para pegawai tidak mengerti terhadap tugas yang akan mereka kerjakan. Informasi biasanya disampaikan secara lisan melalui rapat antara pimpinan dengan para staff, kemudian para staff meneruskan pesan kepada para pegawai, apabila orang yang bersangkutan tidak berada di tempat maka informasi atau pesan disampaikan dengan menggunakan memo, tetapi pesan tersebut kurang mendapat pengarahan yang jelas dan rinci sehingga pegawai kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan kerena komunikasi yang dibatasi dan hasil yang diperoleh menjadi kurang maksimal, hal tersebut sangat mempengaruhi naik turunnya kinerja organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan seperti yang terlihat pada tabel 1.1.

Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan juga mengalami permasalahan dalam hal kepemimpinannya. Dari survei awal yang telah dilakukan pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan, Kepala Badan belum termasuk pemimpin yang baik (good leader). Hal ini tercermin dari sikap pegawainya yang terlihat santai dalam bekerja, masih banyak para pegawai yang mengobrol dan memainkan game dikomputer kantor pada saat jam kerja, seolah tidak ada perkerjaan yang harus mereka lakukan. Hal ini mencerminkan cara Kepala Badan dalam memimpin para pegawainya belum efektif karena belum bisa memotivasi pegawainya untuk serius dalam mencapai kinerja terbaiknya. Dengan tidak efektifnya hal tersebut akan berdampak pada kinerja pegawai yang bekerja di Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan sehingga berujung pada menurunnya kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan seperti yang terlihat pada Tabel 1.1.


(10)

Tabel 1.2

Tabel Daftar Kehadiran Pegawai Badan Kepegawaian Daerah

Bulan

Tahun 2012 (60 Orang Pegawai)

Tahun 2013 (60 Orang Pegawai)

Tahun 2014 (60 Orang Pegawai)

A I S % A I S % A I S %

1 Januari - 2 - 3.33 2 - 1 5.00 2 - 2 6.66 2 Februari 1 - 1 3.33 3 2 - 5.00 1 - - 1.66 3 Maret 2 - - 3.33 2 - 1 5.00 3 2 1 10.00 4 April 2 - - 3.33 1 1 3 8.33 2 - - 3.33 5 Mei 1 - - 1.66 4 2 - 10.00 2 2 - 6.66 6 Juni 1 - 2 5.00 3 3 2 13.33 4 - 3 11.66 7 Juli 2 - - 3.33 4 - - 6.66 1 - - 1.66 8 Agustus 3 1 - 6.66 2 2 - 6.66 2 - - 3.33 9 September - 1 - 1.66 1 - - 1.66 2 - - 3.33 10 Oktober 2 - - 3.33 2 - - 3.33 3 1 - 6.66 11 November 1 - - 1.66 1 1 2 6.66 1 - - 1.66 12 Desember - 2 2 6.66 3 - - 5.00 2 - - 3.33 Total 15 6 5 43.33 29 16 9 90.00 24 5 8 61.6

%Ketidakhadiran dalam setahun 3.61 7.5 5.13

Keterangan: A=Absen, I=Izin, S=Sakit, %=Persentase daftar ketidakhadiran pegawai perbulan. Dengan standart kritis ketidakhadiran sebesar 4%.

Tabel 1.2 adalah tabel yang menunjukkan absensi para pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan dari tahun 2012 s/d 2014. Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa pada tahun 2013 dan 2014 absensi pegawai telah melewati standar kritis yang telah ditetapkan oleh organisasi, yaitu sebesar 4%. Dalam hal ini tingginya tingkat absensi dikarenakan para pegawai masih kurang disiplin terhadap peraturan yang telah ditetapkan organisasi.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara terhadap beberapa pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan didapat informasi bahwa memang masih banyak pegawai yang tidak disiplin seperti kurangnya ketaatan pegawai terhadap peraturan-peraturan jam kerja kantor,sering terlambat masuk kerja, pulang sebelum waktunya, meninggalkan kantor pada jam kerja dan tidak mengikuti Apel pagi dan sore serta tidak hadir ke kantor dengan berbagai alasan dan tanpa alasan.


(11)

lengkap sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 60 Tahun 2007 tentang Pakaian Dinas dan atribut Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.

Berdasarkan latar belakang ini maka penulis memiliki keinginan untuk melakukan penelitian lebih lanjut secara ilmiah dalam bentuk skripsi dengan memilih Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan menjadi subjek penelitian untuk judul skripsi : “Pengaruh kepemimpinan, komunikasi, dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Badan kepegawaian Daerah Kota Medan”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. “Apakah kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Badan kepegawaian Daerah Kota Medan?”

2. Apakah komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Badan kepegawaian Daerah Kota Medan?”

3. Apakah disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Badan kepegawaian Daerah Kota Medan?”

4. Apakah kepemimpinan, komunikasi, dan disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Badan kepegawaian Daerah Kota Medan?”


(12)

4.2. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan, komunikasi, dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Badan kepegawaian Daerah Kota Medan.

4.3. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan diharapkan dapat memberikan masukan dalam upaya peningkatan kinerja organisasi.

2. Bagi lembaga akademik diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama ilmu manajemen.

3. Bagi peneliti diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian.

4. Bagi peneliti lain diharapkan dapat dijadikan referensi penelitian selanjutnya.


(1)

Tabel 1.1

Realisasi Penetapan Kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan Tahun Anggaran 2014

No Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

1 Meningkatkan pelayanan Administrasi dan kualitas Kepegawaian Daerah Jumlah peserta prajabatan CPNS

Orang 75 11 14,67

Jumlah peserta diklat PIM II

Orang 1 0 0,00

Jumlah peserta yang dikirim untuk mengikuti diklat fungsional, bintek, dan seminar

Orang 10 24 240,00

Jumlah Praja IPDN yang mendapat bantuan

Orang 80 77 96,25

2 Terwujudnya aparatur yang siap untuk mengisi posisi jabatan sesuai dengan kompetensinya

Jumlah pejabat yang dilantik

Pelantikan 6 6 100,00 Jumlah berkas

berpejakat

Dokumen 12 6 50,00

Terlaksananya kenaikan pangkat bagi PNS yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan

Periode 2 2 100

Jumlah pegawai yang memiliki latar belakang formal D3, D4, S1, S2, dan S3

Orang 175 223 127,43

3 Meningkatnya pemahaman PNS terhadap Peraturan Disiplin Kerja

Jumlah Unit Kerja yang dimonitoring

Unit kerja 200 100 50,00 Jumlah PNS yang

mengajukan izin perceraian/perkawinan

Orang 8 14 175,00

4 Terpenuhinya kebutuhan formasi yang dibutuhkan organisasi

Jumlah peserta sumpah ijin PNS

Orang 450 531 118,00 Jumlah peserta yang

mengikuti sosialisasi peraturan gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan (No. 20 Tahun 2009)

Orang 60 0 0,00

5 Terwujudnya penghargaan bagi pegawai yang

berprestasi

Jumlah penerima Satya Lencana


(2)

Lanjutan Tabel 1.1

Realisasi Penetapan Kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan Tahun Anggaran 2014

No Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

6 Meningkatnya pengetahuan PNS tentang kenaikan pangkat jabatan fungsional

Jumlah pejabat fungsional yang mengikuti bintek

Pegawai 180 156 86,67

7 Tercapainya kemudahan, kelancaran, dan tepat waktu dalam memberikan pelayanan

Terpeliharanya jaringan SPAK

Aplikasi 1 0 0,00

Jumlah pegawai yang mendapat bantuan tugas belajar pendidikan S1, S2, S3

Orang 3 3 100,00

Terlayaninya keluarga PNS yang mendapat bantuan kemalangan

% 100 100 100

Penyelesaian administrasi kepegawaian

Aplikasi 1 1 100

Terlapornya harta kekayaan pejabat Negara ke KPK

Pejabat 500 28 5,6

Jumlah pengadaan kartu pengenal PNS

PNS 5000 0 0,00

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan

Dapat dilihat pada tabel 1.1 banyak sasaran strategis yang telah direncanakan oleh Badan Kepegawaian Daerah yang realisasinya tidak dapat memenuhi target. Dari 7 sasaran strategis yang telah direncanakan tidak ada 1 sasaran strategis pun yang indikator kinerjanya terealisasi atau terlaksana dengan sempurna.

Hasil prasurvei yang dilakukan terhadap pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan menunjukkan adanya permasalahan dalam hal komunikasi yang terjadi pada Badan Kepegawaian Daerah. Jalur informasi secara struktural atau pesan yang diberikan atasan kepada para pegawai disampaikan secara tidak


(3)

berurutan sehingga membuat para pegawai tidak mengerti terhadap tugas yang akan mereka kerjakan. Informasi biasanya disampaikan secara lisan melalui rapat antara pimpinan dengan para staff, kemudian para staff meneruskan pesan kepada para pegawai, apabila orang yang bersangkutan tidak berada di tempat maka informasi atau pesan disampaikan dengan menggunakan memo, tetapi pesan tersebut kurang mendapat pengarahan yang jelas dan rinci sehingga pegawai kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan kerena komunikasi yang dibatasi dan hasil yang diperoleh menjadi kurang maksimal, hal tersebut sangat mempengaruhi naik turunnya kinerja organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan seperti yang terlihat pada tabel 1.1.

Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan juga mengalami permasalahan dalam hal kepemimpinannya. Dari survei awal yang telah dilakukan pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan, Kepala Badan belum termasuk pemimpin yang baik (good leader). Hal ini tercermin dari sikap pegawainya yang terlihat santai dalam bekerja, masih banyak para pegawai yang mengobrol dan memainkan game dikomputer kantor pada saat jam kerja, seolah tidak ada perkerjaan yang harus mereka lakukan. Hal ini mencerminkan cara Kepala Badan dalam memimpin para pegawainya belum efektif karena belum bisa memotivasi pegawainya untuk serius dalam mencapai kinerja terbaiknya. Dengan tidak efektifnya hal tersebut akan berdampak pada kinerja pegawai yang bekerja di Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan sehingga berujung pada menurunnya kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan seperti yang terlihat pada Tabel 1.1.


(4)

Tabel 1.2

Tabel Daftar Kehadiran Pegawai Badan Kepegawaian Daerah

Bulan

Tahun 2012 (60 Orang Pegawai)

Tahun 2013 (60 Orang Pegawai)

Tahun 2014 (60 Orang Pegawai)

A I S % A I S % A I S %

1 Januari - 2 - 3.33 2 - 1 5.00 2 - 2 6.66 2 Februari 1 - 1 3.33 3 2 - 5.00 1 - - 1.66 3 Maret 2 - - 3.33 2 - 1 5.00 3 2 1 10.00 4 April 2 - - 3.33 1 1 3 8.33 2 - - 3.33 5 Mei 1 - - 1.66 4 2 - 10.00 2 2 - 6.66 6 Juni 1 - 2 5.00 3 3 2 13.33 4 - 3 11.66 7 Juli 2 - - 3.33 4 - - 6.66 1 - - 1.66 8 Agustus 3 1 - 6.66 2 2 - 6.66 2 - - 3.33 9 September - 1 - 1.66 1 - - 1.66 2 - - 3.33 10 Oktober 2 - - 3.33 2 - - 3.33 3 1 - 6.66 11 November 1 - - 1.66 1 1 2 6.66 1 - - 1.66 12 Desember - 2 2 6.66 3 - - 5.00 2 - - 3.33 Total 15 6 5 43.33 29 16 9 90.00 24 5 8 61.6

%Ketidakhadiran dalam setahun 3.61 7.5 5.13

Keterangan: A=Absen, I=Izin, S=Sakit, %=Persentase daftar ketidakhadiran pegawai perbulan. Dengan standart kritis ketidakhadiran sebesar 4%.

Tabel 1.2 adalah tabel yang menunjukkan absensi para pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan dari tahun 2012 s/d 2014. Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa pada tahun 2013 dan 2014 absensi pegawai telah melewati standar kritis yang telah ditetapkan oleh organisasi, yaitu sebesar 4%. Dalam hal ini tingginya tingkat absensi dikarenakan para pegawai masih kurang disiplin terhadap peraturan yang telah ditetapkan organisasi.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara terhadap beberapa pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan didapat informasi bahwa memang masih banyak pegawai yang tidak disiplin seperti kurangnya ketaatan pegawai terhadap peraturan-peraturan jam kerja kantor,sering terlambat masuk kerja, pulang sebelum waktunya, meninggalkan kantor pada jam kerja dan tidak mengikuti Apel pagi dan sore serta tidak hadir ke kantor dengan berbagai alasan dan tanpa alasan. Beberapa pegawai terkadang tidak menggunakan seragam kerja dan atribut yang


(5)

lengkap sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 60 Tahun 2007 tentang Pakaian Dinas dan atribut Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.

Berdasarkan latar belakang ini maka penulis memiliki keinginan untuk melakukan penelitian lebih lanjut secara ilmiah dalam bentuk skripsi dengan memilih Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan menjadi subjek penelitian untuk judul skripsi : “Pengaruh kepemimpinan, komunikasi, dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Badan kepegawaian Daerah Kota Medan”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. “Apakah kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Badan kepegawaian Daerah Kota Medan?”

2. Apakah komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Badan kepegawaian Daerah Kota Medan?”

3. Apakah disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Badan kepegawaian Daerah Kota Medan?”

4. Apakah kepemimpinan, komunikasi, dan disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Badan kepegawaian Daerah Kota Medan?”


(6)

4.2. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan, komunikasi, dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Badan kepegawaian Daerah Kota Medan.

4.3. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan diharapkan dapat memberikan masukan dalam upaya peningkatan kinerja organisasi.

2. Bagi lembaga akademik diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama ilmu manajemen.

3. Bagi peneliti diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian.

4. Bagi peneliti lain diharapkan dapat dijadikan referensi penelitian selanjutnya.