this PDF file DAMPAK PENERAPAN PROGRAM DESA ORGANIK TERHADAP PETANI DI DESA CIBODAS KAB.BANDUNG BARAT | Charina | Mimbar Agribisnis 1 PB
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2018. 4(1): 1-11
DAMPAK PENERAPAN PROGRAM DESA ORGANIK TERHADAP PETANI
DI DESA CIBODAS KABUPATEN BANDUNG BARAT
IMPACT OF ORGANIC VILLAGE PROGRAM TO FARMERS IN CIBODAS
VILLAGE BANDUNG BARAT REGENCY
Anne Charina*1, Rani Andriani1, Yosini Deliana1
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran
*
E-mail: anne.sosek@gmail.com
(Diterima 28-12-2017; Disetujui 11-01-2018)
ABSTRAK
Dalam upaya meningkatkan kedaulatan pangan, pemerintah memproklamirkan
Pembangunan Desa Pertanian Organik. Program ini bertujuan untuk menerapkan sistem
usahatani ramah lingkungan dengan input pertanian mandiri berdasarkan potensi
agroekosistem dan keanekaragaman hayati, serta produksi komoditas berkualitas dan aman
untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Program ini dilaksanakan di 600 desa untuk
pengembangan pertanian organik komoditas pangan, 250 desa hortikultura, dan 150 desa
perkebunan dan peternakan. Desa Cibodas Kabupaten Bandung Barat merupakan salah
satu desa organik untuk komoditas hortikultura. Penelitian ini mencoba mempelajari
pelaksanaan program desa organik di Cibodas dan untuk melihat dampak program desa
organik yang dirasakan oleh masyarakat tani Desa Cibodas. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kuantitatif dengan responden 60 petani horti di Cibodas. Model analisis
data Miles dan Huberman digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Penerapan program Desa Organik di Cibodas belum berjalan dengan maksimal.
Dari 12 item kegiatan pengembangan desa organik, baru 6 item yang telah diterapkan.
Dampak dari program yang dirasakan oleh petani diantaranya terdapat perubahan tingkat
kognitif dan psikomotorik petani terkait pembuatan pestisida alami, pupuk kandang serta
pembentukan Desa Sehat. Jumlah calon petani organik pun terjaring 54 orang. Tujuan
program desa organik yaitu menciptakan banyak petani organik belum sepenuhnya berhasil
karena belum adanya sosialisasi, pendampingan dan evaluasi dari pemerintah sebagai
pembuat program. Alat dan bahan pendukung yang diminta tidak sesuai dengan yang
didapat.
Kata kunci: Dampak, Desa Organik, Pertanian Organik
ABSTRACT
In an effort to improve food sovereignty, the government proclaimed the Village
Development of Organic Agriculture. The program aims to implement an environmentally
friendly farming system with self-sustainable agricultural inputs based on the potential of
agro-ecosystems and biodiversity, as well as production of quality and safe commodities to
be consumed by the community. The program is implemented in 600 villages for the
development of organic farming of food commodities, 250 horticultural villages, and 150
plantation and livestock villages. Cibodas Village Lembang regency is one of the organic
villages for horticultural commodities. This research tries to study the implementation of
organic village program in Cibodas and to see the impact of organic village program felt
by farmer community of Cibodas Village. This research uses quantitative descriptive
method with 60 horti farmers as respondent in Cibodas. Miles and Huberman data
1
DAMPAK PENERAPAN PROGRAM DESA ORGANIK TERHADAP PETANI
DI DESA CIBODAS KABUPATEN BANDUNG BARAT
Anne Charina, Rani Andriani, Yosini Deliana
analysis model is used in this study. The results showed that the implementation of the
Organic Village program in Cibodas has not run maximally. Of the 12 items of organic
village development activities, only 6 items have been applied. The impact of the program
perceived by farmers include changes in cognitive and psychomotor levels of farmers
related to the manufacture of natural pesticides, manure and the establishment of Healthy
Village. The number of prospective organic farmers also netted 54 people. The goal of the
organic village program is to create many organic farmers have not fully succeeded
because there is no socialization, assistance and evaluation from the government as the
program maker. The requested tools and materials do not match what they have.
Keywords: Impact, Organic Village, Organic Farming
pengembangan
PENDAHULUAN
Pada
era
pemerintahan
pertanian
organik
komoditas perkebunan dan peternakan.
yang
Terdapat
sekarang, kabinet kerja RI menetapkan
beberapa
pihak
yang
Nawacita sebagai agenda prioritas kerja.
terlibat di dalam program Pengembangan
Salah satu agenda dalam Nawacita ialah
1.000
mewujudkan
ekonomi
Indonesia. Pihak-pihak yang terlibat di
dengan menggerakan sektor strategis
dalam program tersebut ialah: (1) tingkat
ekonomi domestik. Penggerakan sektor
pusat (direktorat jenderal pada komoditas
strategis ekonomi domestik diharapkan
terkait),
mampu meningkatkan kedaulatan pangan
pertanian
di Indonesia. Salah satu upaya dalam
kabupaten/kota
peningkatan
di
kabupaten/kota), (4) fasilitator, dan (5)
proram
poktan/gapoktan. Keterlibatan masing-
Pengembangan 1.000 Desa Pertanian
masing pihak sangat diperlukan untuk
Organik (Budi Santoso, 2006).
menjamin keberhasilan pencapaian dari
Indonesia
kemandirian
kedaulatan
yaitu
Program
pangan
melalui
Pengembangan
Desa
Pertanian
(2) tingkat
Organik
di
provinsi
(dinas
(3)
tingkat
provinsi),
(dinas
pertanian
program tersebut (Dirjen Horti, 2016).
1.000
Desa Pertanian Organik di Indonesia
Desa Cibodas merupakan salah satu
terbagi menjadi 4 (empat) komoditas
desa yang ditetapkan oleh pemerintah
pertanian. Program tersebut dilaksanakan
sebagai desa pengembangan pertanian
pada 600 desa pengembangan pertanian
organik pada program Pengembangan
organik komoditas pangan, 250 desa
1.000
pengembangan
Indonesia (Dirjen Pangan, 2016). Desa
pertanian
organik
tersebut
komoditas hortikultura, serta 150 desa
Desa
Pertanian
ditetapkan
Organik
menjadi
di
desa
pengembangan pertanian organik karena
2
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2018. 4(1): 1-11
di desa tersebut terdapat Kelompok Tani
lain
di
Cibodas
yang
Mitra Tani Jaya yang dianggap kompeten
pertanian konvensional atau non organik.
oleh pemerintah untuk melakukan proses
Dengan adanya keterlibatan Kelompok
pengembangan desa pertanian organik,
Tani Mitra Tani Jaya dalam proses
khusus untuk hortikultura.
pelaksanaan
program
menggeluti
Pengembangan
Hortikultura
1.000 Desa Pertanian Organik di Desa
ditugaskan untuk mengatur pelaksanaan
Cibodas, diharapkan seluruh anggota
program
kelompok
Dirjen
Tanaman
Pengembangan
1.000
Desa
tani
mampu
memberikan
Pertanian Organik berbasis hortikultura
contoh bagi petani konvensional di desa
di 250 desa yang tersebar di Indonesia.
tersebut
Dengan kinerja yang baik dari semua
pertanian organik.
pelaksana yaitu Dinas Pertanian Provinsi,
Dalam
dalam
menerapkan
pelaksanaan
sistem
program
Kabupaten/Kota,
Pengembangan 1.000 Desa Pertanian
dan
kelompok
Organik di Desa Cibodas tentunya tidak
tani/gabungan kelompok tani, diharapkan
mudah, karena prosedur pelaksanaannya
tujuan dari program Pengembangan 1.000
bertahap dari bimbingan teknik dengan
Desa
fasilitator sampai dengan pembuatan
Dinas
Pertanian
fasilitator
organik,
Pertanian
organik
berbasis
laporan kegiatan.
hortikultura dapat tercapai (Dirjen Horti,
Penelitian ini mengkaji penerapan
2015).
Program
program desa organik serta melihat
Pengembangan 1.000 Desa Pertanian
dampak dari desa organik terhadap para
Organik berbasis hortikultura ialah: (1)
petani di Desa Cibodas.
Tujuan
dari
Meningkatnya budaya penerapan sistem
pertanian organik berbasis hortikultura di
METODE PENELITIAN
250 desa pengembangan organik, dan (2)
Desain
Penelitian
Penelitian
Meningkatnya ketersediaan komoditas
hortikultura
organik
dan
Tempat
Penelitian ini merupakan penelitian
secara
deskriptif kuantitatif yang dilakukan
berkesinambungan.
dengan teknik survey. Dimana para
Kelompok Tani Mitra Tani Jaya
petani horti di Cibodas dijadikan sebagai
merupakan salah satu kelompok tani
responden dalam penelitian iini yaitu
hortikulutra organik yang maju yang ada
sejumlah 60 orang. Tempat penelitian ini
di Desa Cibodas. Masih banyak petani
3
DAMPAK PENERAPAN PROGRAM DESA ORGANIK TERHADAP PETANI
DI DESA CIBODAS KABUPATEN BANDUNG BARAT
Anne Charina, Rani Andriani, Yosini Deliana
dilakukan di Desa Cibodas, Kecamatan
Adapun tujuan dari analisis deskriptif ini
Lembang Kabupaten Bandung Barat.
adalah untuk membuat deskripsi secara
sistematis, dan faktual mengenai faktafakta, sifat-sifat, serta hubungan antara
Jenis Data dan Sumber Data
fenomena yang diselidiki.
Jenis data yang dikumpulkan terdiri
atas data primer dan data sekunder.
Tehnik
pengumpulan
dilakukan
adalah:
data
(1)
yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengamatan
Karakteristik Responden
langsung (observasi), yaitu pengamatan
Responden dalam penelitian ini
langsung dilakukan untuk melihat lokasi
adalah petani sayuran di Desa Cibodas,
objek
Kecamatan
penelitian
pengumpulan
serta
data
melakukan
sekunder,
dengan
langsung
menggali
secara
Dengan sebaran umur seperti berikut:
Sebaran
verbal
permasalahan
Kabupaten
Bandung Barat sebanyak 60 orang.
(2)
Wawancara (interview), yaitu melakukan
komunikasi
Lembang,
kelompok
dan
petani
umur
berdasarkan
terlihat
merata.
pengetahuan petani terkait Desa Organik.
Umumnya petani ada pada kategori usia
Selain itu akan dilakukan indepth study
produktif, namun disini terlihat nyata
kepada key person, stakeholder dan
bahwa petani kelompok usia muda di
instansi
Group
bawah 50 tahun jumlahnya lebih banyak
Discussion (FGD, dan (4) Studi pustaka
dibanding petani usia tua di atas 50
dari jurnal terbaru.
tahun. Kemampuan fisik yang masih baik
terkait,
(3)
Focus
ini menjadi salah satu modal usaha petani
untuk melakukan aktifitas usaha tani
Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan
lebih produktif (Ifoam, 2005). Umumnya
analisis deskriptif untuk menganalisis
usia muda pun memiliki motivasi yang
penerapan program desa organik di
kuat untuk maju serta responsif terhadap
Cibodas,
perubahan.
serta
dampaknya
terhadap
Mayoritas
petani
sayur
berjenis kelamin laki-laki.
petani di Cibodas. Analisis deskriptif
merupakan suatu metode dalam meneliti
Karakteristik petani berdasarkan
suatu kelompok manusia, suatu objek,
status penikahan. Petani 98% berstatus
kondisi, sistem pemikiran, ataupun suatu
menikah, sedangkan karakteristik petani
kelas peristiwa pada masa sekarang.
berdasarkan tingkat pendidikan. Dilihat
4
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2018. 4(1): 1-11
dari tingkat pendidikan terakhir yang
ditempuh,
mayoritas
petani
Proses Penerapan Program Desa
Pertanian Organik di Desa Cibodas
Beserta Dampaknya terhadap Petani
organik
menempuh jenjang pendidikan hanya
Kelompok
Tani
Mitra
Jaya
sampai SD dan SMP. Namun, latar
merupakan
belakang pendidikan yang rendah tidak
pertanian organik di Desa Cibodas. Pak
menjadi
Doyo sebagai ketua kelompok memiliki
penghalang
petani
dalam
kelompok
tani
pelopor
menjalankan aktifikasnya (Emiria Utami,
peranan
2013).
mengembangkan pertanian organik di
Seseorang
pendidikan
yang
yang
baik
memiliki
akan
lebih
yang
banyak
akhirnya
penghargaan
pengambilan
mempengaruhi
keputusan
besar
dalam
Desa Cibodas. Pak Doyo sendiri telah
responsif terhadap informasi, yang pada
akan
sangat
seseorang
mendapatkan
kiprahnya
(Imamoto, 2008).
dari
berbagai
pemerintah
dalam
atas
mengembangkan
pertanian organik.
Karakteristik petani berdasarkan
Berbagai upaya dilakukan oleh
tingkat pendapatan. Pada penelitian ini
Poktan Mitra Tani Jaya agar dapat
yang
besarnya
mengembangkan Desa Cibodas menjadi
pendapatan keluarga, yang artinya total
desa pertanian organik. Poktan Mitra
seluruh pendapatan anggota keluarga.
Tani Jaya melihat bahwa desa tersebut
Sebagian besar petani (65,2%) memiliki
memiliki
potensi
untuk
pendapatan per bulan rata-rata 2 juta sd 3
menjadi
desa
pertanian
juta. Jika dibandingkan dengan Upah
dikarenakan memiliki sumber daya alam
Minimum Regional (UMR) Kabupaten
dan
Bandung Barat, maka pendapatan mereka
mendukung.
dianalisis
adalah
sedikit di atas UMR.
Petani
yang
sumber
daya
berkembang
organik
manusia
yang
Selain sumber daya alam dan
berada
area
sumber daya manusia yang mendukung
penelitian di Desa Cibodas umumnya
untuk mengembangkan desa pertanian
memiliki
organik di Desa Cibodas, Poktan Mitra
pengalaman
di
berusahatani
sayuran cukup lama. Ada yang diantara
Tani
mereka meneruskan usahatani orang
hortikultura di daerah tersebut untuk
tuanya, tetapi ada pula yang dirintis oleh
menerapkan sistem pertanian organik.
mereka sendiri.
Banyak petani hortikultura yang sering
Jaya
melihat
antusias
kali menanyakan perihal
5
petani
pertanian
DAMPAK PENERAPAN PROGRAM DESA ORGANIK TERHADAP PETANI
DI DESA CIBODAS KABUPATEN BANDUNG BARAT
Anne Charina, Rani Andriani, Yosini Deliana
organik kepada Poktan Mitra Tani Jaya.
tahapan yang sudah terlaksana dengan
Mulai dari sistem budidaya tanaman
baik, dan ada juga yang belum terlaksana.
organik, tanaman apa saja yang cocok
Berikut
untuk
dibudidayakan
tahapan-tahapan tersebut:
sistem
pertanian
menggunakan
organik,
hingga
1. Bimbingan
Organik
menanyakan masalah pemasaran sayuran
sebagai
akhirnya di tahun 2016, Desa Cibodas
proses
merupakan
Sampai
Indonesia. Program tersebut merupakan
kebutuhan
barang
saat
ini
pelaksanaan
sosialisasi Desa Organik belum ada
program/rencana strategis yang harus
secara jelas dari pemerintah. Sejauh ini
dicapai oleh Kementrian Pertanian pada
Pak Doyo dan Poktan Mekar Tani jaya
tahun 2015-2019. Peraturan tersebut telah
yang
ditetapkan melalui Peraturan Menteri
mensosialisasikan
program
ini
kepada masyarakat desa atau para petani
Pertanian No. 19/Permentan/HK.140/4/
di Cibodas pada khususnya. Belum
2015 (Dirjen Horti, 2016).
Cibodas,
program
pengadaan
2. Sosialisasi dan Pelatihan Teknis
Desa Organik
pertanian organik yang tersertifikasi di
pelaksanaan
untuk
untuk program tersebut.
dengan tujuan terbentuknya 250 desa
Desa
Teknis
Anggaran Belanja (RAB) terkait dengan
1.000
program yang disusun oleh pemerintah
Di
Bimbingan
Organik,
bimbingan dalam penyusunan Rancangan
Fasilitator untuk Desa Organik Cibodas.
Organik
Desa
awal tahun 2016. Fasilitator mendapatkan
Kemudian Pak Doyo diangkat sebagai
Pertanian
Fasilitator
Fasilitator Organik telah dilakukan di
Organik Hortikultura dari pemerintah.
Desa
mengenai
Teknis
Fasilitator
kegiatan
berhasil mendapatkan Program Desa
Pengembangan
penjelasan
Menurut informasi dari Pak Doyo
organik yang telah diproduksi. Sampai
Program
adalah
adanya
tahapan
sosialisasi
pemerintah
Pengembangan
yang
menjadikan
jelas
dari
program
ini
kurang lengkap di mata warga.
1.000 Desa Pertanian Organik baru
3. Serah Terima Barang (BAST)
dimulai pada bulan September 2016. Saat
Tahapan
ini program Pengembangan 1.000 Desa
serah
terima
barang
Pertanian Organik di Desa Cibodas masih
(BAST) merupakan bentuk realisasi dari
memasuki tahapan tahun ke-I.
RAB yang telah disusun oleh Pak Doyo
Pada
dan
tahapan tahun ke-I ini terdapat beberapa
6
juga
anggota
kelompok
tani.
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2018. 4(1): 1-11
Sayangnya terdapat permasalahan dalam
b. Penyampaian materi dan penanaman
tahapan serah terima barang terkait
pemahaman terhadap sistem pertanian
program tersbut. Permasalahan tersebut
organik.
ialah
ketidaksesuaian
barang
c. Kegiatan pelatihan dan pembinaan
yang
terhadap sistem pertanian organik.
diserahkan oleh pemerintah melalui pihak
Pelatihan diikuti oleh kurang lebih
ketiga kepada Kelompok Mitra Tani
oleh
60 orang petani konvensional di Desa
pemerintah tidak sesuai dengan barang
Cibodas. Bentuk pelatihan yang diberikan
yang diajukan oleh poktan.
diantaranya adalah:
Jaya.
Barang
Pihak
untuk
yang
kelompok
diberikan
tani
berusaha
hal
tersebut
mengkonfirmasi
1) Pelatihan Pembuatan Pestisida Alami
dan Pupuk Kandang
Pelatihan ini bertujuan agar petani
kepada pihak Dinas Pertanian Kabupaten
memahami cara pembuatan pestisida
Bandung Barat. Dan akhirnya pihak
alami
kelompok tani tidak menandatangani
yang dapat
digunakan
untuk
membasmi hama dan penyakit tanaman
surat serah terima barang tersebut atas
tanpa
persetujuan dari pihak Dinas Pertanian
penggunaan
bahan
kimia.
Pembuatan pestisida alami dan pupuk
Kabupaten Bandung Barat.
kandang disesuaikan dengan ketersediaan
4. Pelaksanaan Program di Kelompok
Tani Penerima
input pembuatan pestisida alami yang
terdapat di Desa Cibodas. Sehingga
Sebagaimana dikemukakan di atas,
petani dapat dengan mudah mendapatkan
bentuk program desa organik itu berupa
pemberian
alat
dan
bahan
bahan-bahan untuk pestisida alami dari
untuk
desa.
pengembangan pertanian organik serta
Hasil dari pelatihan ini adalah 80%
pelaksanaan pelatihan yang mendukung
dari peserta pelatihan (48 orang) petani
pertanian organik. Untuk Pelatihan dan
pembinaan
desa
pertanian
memahami
organik
dan
mampu
membuat
pestisida alami karena proses pembuatan
berbasis hortikultura di Desa Cibodas
pestisida alami dan pupuk kandang yang
dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu:
mudah dimengerti, serta input yang
a. Pensosialisasian kegiatan pelatihan
digunakan dalam pembuatan pestisida
dan pembinaan pertanian organik.
alami dan pupuk kandang mudah untuk
didapatkan di desa.
7
DAMPAK PENERAPAN PROGRAM DESA ORGANIK TERHADAP PETANI
DI DESA CIBODAS KABUPATEN BANDUNG BARAT
Anne Charina, Rani Andriani, Yosini Deliana
2) Pelatihan Desa Sehat
Pelatihan
ini
sistem
bertujuan
pertanin
organik.
Dengan
agar
demikian Kelompok Tani Mekar Tani
masyarakat memahami arti penting dari
Jaya akan lebih mudah untuk melakukan
penerapan sistem pertanian organik dan
tahapan pembentukan kelompok tani
lebih memahami cara budidaya pada
organik di Desa Cibodas. Pada tahapan
pertanian organik. Dengan pemahaman
ini terjaring sekitar 54 orang calon petani
yang dimiliki oleh masyarakat mengenai
organik.
sistem pertanian organik, diharapkan
masyarakat
mulai
tertarik
6. Pembentukan
Organik
untuk
Pembentukan
menerapkan sistem pertanian organik.
organik
Hasil dari pelatihan ini adalah 90%
peserta
pelatihan
(54
orang)
Kelompok
kelompok
tani
tahapan
yang
merupakan
berfungsi
lebih
untuk
Petani
mengontrol
sistem
memahami arti penting dari penerapan
pertanian organik dan sistem usaha tani
sistem
yang
pertanian
organik
dan
lebih
dijalankan
oleh
para
petani
memahami cara budidaya pada pertanian
konvensional yang telah berkomitmen
organik karena pada pelatihan tersebut
untuk beralih kepada sistem pertanian
diberikan
langsung
organik. Setiap kelompok tani nantinya
mengenai gambaran sistem pertanian
akan diketuai oleh satu ketua kelompok
organik.
pertanian
tani. Ketua kelompok tani tersebutlah
organik tersebut lebih mudah dipahami
yang akan mengontrol jalannya sistem
oleh masyarakat.
pertanian organik yang dilakukan oleh
praktek
Sehingga
secara
proses
para anggotanya. Tujuan lainnya dari
5. Identifikasi Calon Petani Organik
pembentukan kelompok tani organik
Setelah dilakukannya pelatihan dan
ialah merupakan tahapan awal dari
pembinaan terhadap sistem pertanian
penerapan Internal Control System (ICS)
organik kepada para petani di Desa
Cibodas,
tahapan
melakukan
berikutnya
identifikasi
calon
pada petani oragnik di Desa Cibodas.
yaitu
Pada tahap ini dibentuklah 1 kelompok
petani
tani baru, yaitu Mitra MTJ.
organik. Dalam hal ini Kelompok Tani
Mekar
Tani
Jaya
akan
melakukan
7. Penerapan ICS
ICS
identifikasi terhadap petani mana saja
merupakan
suatu
sistem
(yang telah mengikuti pelatihan) yang
kendali internal terhadap sistem pertanian
ingin berkomitmen untuk berlalih kepada
organik
8
yang dilakukan
oleh
suatu
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2018. 4(1): 1-11
kelompok atau suatu perusahaan. Di
dan penjualan produk pertanian organik
dalam suatu kelompok tani, ICS sangat
kepada ritel modern karena sertifikasi
dibutuhkan untuk menjamin keorganikan
tersebut
dari
yang
jaminan tertulis terhadap produk organik
dihasilkan oleh para anggota kelompok
yang dihasilkan oleh para petani organik.
tani melalui sistem pertanian organik.
Kegiatan sertifikasi untuk kelompok tani
ICS
satu
Mitra belum bisa dilaksanakan karena
persyaratan dalam pembuatan sertifikat
berbenturan dengan dana yang tinggi
organik. Jadi, ICS sangat dibutuhkan
untuk proses sertifikasi.
suatu
pula
produk
organik
merupakan
salah
dalam usahatani dan sistem pertanian
sangat
dibutuhkan
sebagai
10. Pendampingan
oragnik. Tahapan ini belum dilaksanakan
Tahapan
pendampingan
yang
di Desa Cibodas.
dilakukan
8. Pembentukan Koperasi
fasilitator organik dapat dikatakan belum
oleh
Pak
Doyo
selaku
Pembentukan koperasi merupakan
maksimal. Hal tersebut terkait dengan
suatu tahapan yang berfungsi sebagai
permasalahan pada tahapan pengadaan
wadah dari segala macam aktivitas dan
barang dalam program Pengembangan
kegiatan yang dilakukan oleh kelompok
1.000 Desa Pertanian Organik yang
tani organik di Desa Cibodas. Dari
belum dapat terlaksana secara maksimal.
aktivitas budidaya pertanian organik,
11. Pemantauan dan Evaluasi
pengawasan melalui ICS, pemasaran dan
Sampai saat ini belum adanyanya
pengelolaan penjulan produk, dan lain
pemantauan
sebagainya. Jadi, koperasi nantinya akan
pemerintah terkait mengenai pelaksanaan
menjadi badan usaha yang dimiliki oleh
program
para petani organik di Desa Cibodas yang
Pertanian Orgnaik di Desa Cibodas.
dapat
membantu
mereka
usahatani
pebentukan
organik.
koperasi
pun
1.000
Desa
Pak Doyo selaku fasilitator dan
Tahapan
Kelompok Tani Mekar Tani Jaya belum
belum
melakukan pembuatan laporan terkait
pelaksanaan
9. Pengajuan Sertifikasi Organik
organik
pihak
12. Penyampaian Laporan Kegiatan
dilakukan di Desa Cibodas.
Sertifikasi
Pengembangan
oleh
dalam
melaksanakan sistem pertanian organik
dan
langsung
dikarenakan
sangat
program.
tidak
Hal
tersebut
adanya
pensosialisasian yang diberikan oleh
dibutuhkan untuk melakukan pemasaran
9
DAMPAK PENERAPAN PROGRAM DESA ORGANIK TERHADAP PETANI
DI DESA CIBODAS KABUPATEN BANDUNG BARAT
Anne Charina, Rani Andriani, Yosini Deliana
Program ini belum efektif karena
pemerintah terkait dengan pembuatan
terdapat banyak kendala di lapangan.
laporan kegiatan.
Tujuan program desa organik yaitu
menciptakan
PENUTUP
banyak
petani
organik
Penerapan
belum sepenuhnya berhasil karena belum
program Desa Organik di Cibodas belum
adanya sosialisasi serta pendampingan
berjalan dengan maksimal. Dari 12 item
dan evaluasi dari pihak pemerintah
kegiatan pengembangan desa organik,
sebagai pembuat program. Alat dan
baru 6 item yang telah diterapkan yaitu
bahan pendukung yang diminta tidak
Bimbingan teknis fasilitator organik,
sesuai dengan yang didapat. Keterbatasan
Sosialisasi dan pelatihan teknis desa
dana juga membuat sempitnya lahan
organik, Serah terima barang (BAST),
gerak fasilitator dan Mekar Tani Jaya
Pelaksanaan Program di kelompok tani
dalam mengembangkan program.
Secara
penerima,
keseluruhan
Dibutuhkan dukungan dari berbagai
Identifikasi Calon Petani
Organik dan Pembentukan Kelompok
stakeholder
Petani
sisanya
melalui dinas terkait untuk terlibat aktif
kegiatan Penerapan ICS, Pembentukan
dalam setiap tahapan penerapan desa
Koperasi, Pengajuan Sertifikasi Organik.
organik, sehingga beberapa kendala di
Pendampingan, Pemantauan dan evaluasi
atas bisa diminimalisir.
Organik.
Sedangkan
terutama
pemerintahan
dan Penyampaian laporan kegiatan belum
diterapkan.
Dari
DAFTAR PUSTAKA
kegiatan
pelatihan
Budi Santoso, Agung. 2008. Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Petani Wortel Memilih
Sistem Pertanian Organik di Desa
Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua,
Kabupaten Bogor. Skripsi. Bogor :
Institut
Pertanian
Bogor.
http://repository.ipb.ac.id (diakses
pada tanggal 7 Maret 2017).
Direktorat
Jenderal
Hortikultura
Kementerian
Pertanian. 2016.
Petunjuk
Teknis
Fasilitasi
Penumbuhan dan Pengembangan
Desa
Organik
Berbasis
Hortikultura.
yang
diberikan, sebenarnya terlihat dampak
positif yang cukup baik dari kegiatan ini
untuk
petani,
perubahan
diantaranya
tingkat
terdapat
kognitif
dan
psikomotorik petani terkait pembuatan
pestisida alami, pupuk kandang serta
pembentukan Desa Sehat. Jumlah petani
calon petani organik pun terjaring 54
orang yang tergabung dalam 1 kelompok
tani.
10
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2018. 4(1): 1-11
Direktorat Jenderal Pangan Kementerian
Pertanian. 2016. Pengembangan
Desa Pertanian Organik Padi
Tahun 2016.
Direktorat
Jenderal
Hortikultura
Kementerian
Pertanian. 2015.
Pedoman Teknis Pengembangan
Desa Pertanian Organik Berbasis
Komoditas Perkebunan Tahun
2016.
Emiria
Utami,
Firda.
2013.
Pengembangan Pertanian Organik
di Kelompok Tani Madya, Desa
Kebonagung, Kabupaten Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Skripsi. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
http://repository.ipb.ac.id
(diakses pada tanggal 7 Maret
2017).
IFOAM. 2005. Prinsip-Prinsip Pertanian
Organik. In: IFOAM General
Asembly.
Imamoto, T. et al. 2008. Perivesical
abscess caused by migration of a
fish bone from the intestinal tract.
International Journal of Urology.
Vol. 9 (405409).
11
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2018. 4(1): 1-11
DAMPAK PENERAPAN PROGRAM DESA ORGANIK TERHADAP PETANI
DI DESA CIBODAS KABUPATEN BANDUNG BARAT
IMPACT OF ORGANIC VILLAGE PROGRAM TO FARMERS IN CIBODAS
VILLAGE BANDUNG BARAT REGENCY
Anne Charina*1, Rani Andriani1, Yosini Deliana1
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran
*
E-mail: anne.sosek@gmail.com
(Diterima 28-12-2017; Disetujui 11-01-2018)
ABSTRAK
Dalam upaya meningkatkan kedaulatan pangan, pemerintah memproklamirkan
Pembangunan Desa Pertanian Organik. Program ini bertujuan untuk menerapkan sistem
usahatani ramah lingkungan dengan input pertanian mandiri berdasarkan potensi
agroekosistem dan keanekaragaman hayati, serta produksi komoditas berkualitas dan aman
untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Program ini dilaksanakan di 600 desa untuk
pengembangan pertanian organik komoditas pangan, 250 desa hortikultura, dan 150 desa
perkebunan dan peternakan. Desa Cibodas Kabupaten Bandung Barat merupakan salah
satu desa organik untuk komoditas hortikultura. Penelitian ini mencoba mempelajari
pelaksanaan program desa organik di Cibodas dan untuk melihat dampak program desa
organik yang dirasakan oleh masyarakat tani Desa Cibodas. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kuantitatif dengan responden 60 petani horti di Cibodas. Model analisis
data Miles dan Huberman digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Penerapan program Desa Organik di Cibodas belum berjalan dengan maksimal.
Dari 12 item kegiatan pengembangan desa organik, baru 6 item yang telah diterapkan.
Dampak dari program yang dirasakan oleh petani diantaranya terdapat perubahan tingkat
kognitif dan psikomotorik petani terkait pembuatan pestisida alami, pupuk kandang serta
pembentukan Desa Sehat. Jumlah calon petani organik pun terjaring 54 orang. Tujuan
program desa organik yaitu menciptakan banyak petani organik belum sepenuhnya berhasil
karena belum adanya sosialisasi, pendampingan dan evaluasi dari pemerintah sebagai
pembuat program. Alat dan bahan pendukung yang diminta tidak sesuai dengan yang
didapat.
Kata kunci: Dampak, Desa Organik, Pertanian Organik
ABSTRACT
In an effort to improve food sovereignty, the government proclaimed the Village
Development of Organic Agriculture. The program aims to implement an environmentally
friendly farming system with self-sustainable agricultural inputs based on the potential of
agro-ecosystems and biodiversity, as well as production of quality and safe commodities to
be consumed by the community. The program is implemented in 600 villages for the
development of organic farming of food commodities, 250 horticultural villages, and 150
plantation and livestock villages. Cibodas Village Lembang regency is one of the organic
villages for horticultural commodities. This research tries to study the implementation of
organic village program in Cibodas and to see the impact of organic village program felt
by farmer community of Cibodas Village. This research uses quantitative descriptive
method with 60 horti farmers as respondent in Cibodas. Miles and Huberman data
1
DAMPAK PENERAPAN PROGRAM DESA ORGANIK TERHADAP PETANI
DI DESA CIBODAS KABUPATEN BANDUNG BARAT
Anne Charina, Rani Andriani, Yosini Deliana
analysis model is used in this study. The results showed that the implementation of the
Organic Village program in Cibodas has not run maximally. Of the 12 items of organic
village development activities, only 6 items have been applied. The impact of the program
perceived by farmers include changes in cognitive and psychomotor levels of farmers
related to the manufacture of natural pesticides, manure and the establishment of Healthy
Village. The number of prospective organic farmers also netted 54 people. The goal of the
organic village program is to create many organic farmers have not fully succeeded
because there is no socialization, assistance and evaluation from the government as the
program maker. The requested tools and materials do not match what they have.
Keywords: Impact, Organic Village, Organic Farming
pengembangan
PENDAHULUAN
Pada
era
pemerintahan
pertanian
organik
komoditas perkebunan dan peternakan.
yang
Terdapat
sekarang, kabinet kerja RI menetapkan
beberapa
pihak
yang
Nawacita sebagai agenda prioritas kerja.
terlibat di dalam program Pengembangan
Salah satu agenda dalam Nawacita ialah
1.000
mewujudkan
ekonomi
Indonesia. Pihak-pihak yang terlibat di
dengan menggerakan sektor strategis
dalam program tersebut ialah: (1) tingkat
ekonomi domestik. Penggerakan sektor
pusat (direktorat jenderal pada komoditas
strategis ekonomi domestik diharapkan
terkait),
mampu meningkatkan kedaulatan pangan
pertanian
di Indonesia. Salah satu upaya dalam
kabupaten/kota
peningkatan
di
kabupaten/kota), (4) fasilitator, dan (5)
proram
poktan/gapoktan. Keterlibatan masing-
Pengembangan 1.000 Desa Pertanian
masing pihak sangat diperlukan untuk
Organik (Budi Santoso, 2006).
menjamin keberhasilan pencapaian dari
Indonesia
kemandirian
kedaulatan
yaitu
Program
pangan
melalui
Pengembangan
Desa
Pertanian
(2) tingkat
Organik
di
provinsi
(dinas
(3)
tingkat
provinsi),
(dinas
pertanian
program tersebut (Dirjen Horti, 2016).
1.000
Desa Pertanian Organik di Indonesia
Desa Cibodas merupakan salah satu
terbagi menjadi 4 (empat) komoditas
desa yang ditetapkan oleh pemerintah
pertanian. Program tersebut dilaksanakan
sebagai desa pengembangan pertanian
pada 600 desa pengembangan pertanian
organik pada program Pengembangan
organik komoditas pangan, 250 desa
1.000
pengembangan
Indonesia (Dirjen Pangan, 2016). Desa
pertanian
organik
tersebut
komoditas hortikultura, serta 150 desa
Desa
Pertanian
ditetapkan
Organik
menjadi
di
desa
pengembangan pertanian organik karena
2
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2018. 4(1): 1-11
di desa tersebut terdapat Kelompok Tani
lain
di
Cibodas
yang
Mitra Tani Jaya yang dianggap kompeten
pertanian konvensional atau non organik.
oleh pemerintah untuk melakukan proses
Dengan adanya keterlibatan Kelompok
pengembangan desa pertanian organik,
Tani Mitra Tani Jaya dalam proses
khusus untuk hortikultura.
pelaksanaan
program
menggeluti
Pengembangan
Hortikultura
1.000 Desa Pertanian Organik di Desa
ditugaskan untuk mengatur pelaksanaan
Cibodas, diharapkan seluruh anggota
program
kelompok
Dirjen
Tanaman
Pengembangan
1.000
Desa
tani
mampu
memberikan
Pertanian Organik berbasis hortikultura
contoh bagi petani konvensional di desa
di 250 desa yang tersebar di Indonesia.
tersebut
Dengan kinerja yang baik dari semua
pertanian organik.
pelaksana yaitu Dinas Pertanian Provinsi,
Dalam
dalam
menerapkan
pelaksanaan
sistem
program
Kabupaten/Kota,
Pengembangan 1.000 Desa Pertanian
dan
kelompok
Organik di Desa Cibodas tentunya tidak
tani/gabungan kelompok tani, diharapkan
mudah, karena prosedur pelaksanaannya
tujuan dari program Pengembangan 1.000
bertahap dari bimbingan teknik dengan
Desa
fasilitator sampai dengan pembuatan
Dinas
Pertanian
fasilitator
organik,
Pertanian
organik
berbasis
laporan kegiatan.
hortikultura dapat tercapai (Dirjen Horti,
Penelitian ini mengkaji penerapan
2015).
Program
program desa organik serta melihat
Pengembangan 1.000 Desa Pertanian
dampak dari desa organik terhadap para
Organik berbasis hortikultura ialah: (1)
petani di Desa Cibodas.
Tujuan
dari
Meningkatnya budaya penerapan sistem
pertanian organik berbasis hortikultura di
METODE PENELITIAN
250 desa pengembangan organik, dan (2)
Desain
Penelitian
Penelitian
Meningkatnya ketersediaan komoditas
hortikultura
organik
dan
Tempat
Penelitian ini merupakan penelitian
secara
deskriptif kuantitatif yang dilakukan
berkesinambungan.
dengan teknik survey. Dimana para
Kelompok Tani Mitra Tani Jaya
petani horti di Cibodas dijadikan sebagai
merupakan salah satu kelompok tani
responden dalam penelitian iini yaitu
hortikulutra organik yang maju yang ada
sejumlah 60 orang. Tempat penelitian ini
di Desa Cibodas. Masih banyak petani
3
DAMPAK PENERAPAN PROGRAM DESA ORGANIK TERHADAP PETANI
DI DESA CIBODAS KABUPATEN BANDUNG BARAT
Anne Charina, Rani Andriani, Yosini Deliana
dilakukan di Desa Cibodas, Kecamatan
Adapun tujuan dari analisis deskriptif ini
Lembang Kabupaten Bandung Barat.
adalah untuk membuat deskripsi secara
sistematis, dan faktual mengenai faktafakta, sifat-sifat, serta hubungan antara
Jenis Data dan Sumber Data
fenomena yang diselidiki.
Jenis data yang dikumpulkan terdiri
atas data primer dan data sekunder.
Tehnik
pengumpulan
dilakukan
adalah:
data
(1)
yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengamatan
Karakteristik Responden
langsung (observasi), yaitu pengamatan
Responden dalam penelitian ini
langsung dilakukan untuk melihat lokasi
adalah petani sayuran di Desa Cibodas,
objek
Kecamatan
penelitian
pengumpulan
serta
data
melakukan
sekunder,
dengan
langsung
menggali
secara
Dengan sebaran umur seperti berikut:
Sebaran
verbal
permasalahan
Kabupaten
Bandung Barat sebanyak 60 orang.
(2)
Wawancara (interview), yaitu melakukan
komunikasi
Lembang,
kelompok
dan
petani
umur
berdasarkan
terlihat
merata.
pengetahuan petani terkait Desa Organik.
Umumnya petani ada pada kategori usia
Selain itu akan dilakukan indepth study
produktif, namun disini terlihat nyata
kepada key person, stakeholder dan
bahwa petani kelompok usia muda di
instansi
Group
bawah 50 tahun jumlahnya lebih banyak
Discussion (FGD, dan (4) Studi pustaka
dibanding petani usia tua di atas 50
dari jurnal terbaru.
tahun. Kemampuan fisik yang masih baik
terkait,
(3)
Focus
ini menjadi salah satu modal usaha petani
untuk melakukan aktifitas usaha tani
Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan
lebih produktif (Ifoam, 2005). Umumnya
analisis deskriptif untuk menganalisis
usia muda pun memiliki motivasi yang
penerapan program desa organik di
kuat untuk maju serta responsif terhadap
Cibodas,
perubahan.
serta
dampaknya
terhadap
Mayoritas
petani
sayur
berjenis kelamin laki-laki.
petani di Cibodas. Analisis deskriptif
merupakan suatu metode dalam meneliti
Karakteristik petani berdasarkan
suatu kelompok manusia, suatu objek,
status penikahan. Petani 98% berstatus
kondisi, sistem pemikiran, ataupun suatu
menikah, sedangkan karakteristik petani
kelas peristiwa pada masa sekarang.
berdasarkan tingkat pendidikan. Dilihat
4
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2018. 4(1): 1-11
dari tingkat pendidikan terakhir yang
ditempuh,
mayoritas
petani
Proses Penerapan Program Desa
Pertanian Organik di Desa Cibodas
Beserta Dampaknya terhadap Petani
organik
menempuh jenjang pendidikan hanya
Kelompok
Tani
Mitra
Jaya
sampai SD dan SMP. Namun, latar
merupakan
belakang pendidikan yang rendah tidak
pertanian organik di Desa Cibodas. Pak
menjadi
Doyo sebagai ketua kelompok memiliki
penghalang
petani
dalam
kelompok
tani
pelopor
menjalankan aktifikasnya (Emiria Utami,
peranan
2013).
mengembangkan pertanian organik di
Seseorang
pendidikan
yang
yang
baik
memiliki
akan
lebih
yang
banyak
akhirnya
penghargaan
pengambilan
mempengaruhi
keputusan
besar
dalam
Desa Cibodas. Pak Doyo sendiri telah
responsif terhadap informasi, yang pada
akan
sangat
seseorang
mendapatkan
kiprahnya
(Imamoto, 2008).
dari
berbagai
pemerintah
dalam
atas
mengembangkan
pertanian organik.
Karakteristik petani berdasarkan
Berbagai upaya dilakukan oleh
tingkat pendapatan. Pada penelitian ini
Poktan Mitra Tani Jaya agar dapat
yang
besarnya
mengembangkan Desa Cibodas menjadi
pendapatan keluarga, yang artinya total
desa pertanian organik. Poktan Mitra
seluruh pendapatan anggota keluarga.
Tani Jaya melihat bahwa desa tersebut
Sebagian besar petani (65,2%) memiliki
memiliki
potensi
untuk
pendapatan per bulan rata-rata 2 juta sd 3
menjadi
desa
pertanian
juta. Jika dibandingkan dengan Upah
dikarenakan memiliki sumber daya alam
Minimum Regional (UMR) Kabupaten
dan
Bandung Barat, maka pendapatan mereka
mendukung.
dianalisis
adalah
sedikit di atas UMR.
Petani
yang
sumber
daya
berkembang
organik
manusia
yang
Selain sumber daya alam dan
berada
area
sumber daya manusia yang mendukung
penelitian di Desa Cibodas umumnya
untuk mengembangkan desa pertanian
memiliki
organik di Desa Cibodas, Poktan Mitra
pengalaman
di
berusahatani
sayuran cukup lama. Ada yang diantara
Tani
mereka meneruskan usahatani orang
hortikultura di daerah tersebut untuk
tuanya, tetapi ada pula yang dirintis oleh
menerapkan sistem pertanian organik.
mereka sendiri.
Banyak petani hortikultura yang sering
Jaya
melihat
antusias
kali menanyakan perihal
5
petani
pertanian
DAMPAK PENERAPAN PROGRAM DESA ORGANIK TERHADAP PETANI
DI DESA CIBODAS KABUPATEN BANDUNG BARAT
Anne Charina, Rani Andriani, Yosini Deliana
organik kepada Poktan Mitra Tani Jaya.
tahapan yang sudah terlaksana dengan
Mulai dari sistem budidaya tanaman
baik, dan ada juga yang belum terlaksana.
organik, tanaman apa saja yang cocok
Berikut
untuk
dibudidayakan
tahapan-tahapan tersebut:
sistem
pertanian
menggunakan
organik,
hingga
1. Bimbingan
Organik
menanyakan masalah pemasaran sayuran
sebagai
akhirnya di tahun 2016, Desa Cibodas
proses
merupakan
Sampai
Indonesia. Program tersebut merupakan
kebutuhan
barang
saat
ini
pelaksanaan
sosialisasi Desa Organik belum ada
program/rencana strategis yang harus
secara jelas dari pemerintah. Sejauh ini
dicapai oleh Kementrian Pertanian pada
Pak Doyo dan Poktan Mekar Tani jaya
tahun 2015-2019. Peraturan tersebut telah
yang
ditetapkan melalui Peraturan Menteri
mensosialisasikan
program
ini
kepada masyarakat desa atau para petani
Pertanian No. 19/Permentan/HK.140/4/
di Cibodas pada khususnya. Belum
2015 (Dirjen Horti, 2016).
Cibodas,
program
pengadaan
2. Sosialisasi dan Pelatihan Teknis
Desa Organik
pertanian organik yang tersertifikasi di
pelaksanaan
untuk
untuk program tersebut.
dengan tujuan terbentuknya 250 desa
Desa
Teknis
Anggaran Belanja (RAB) terkait dengan
1.000
program yang disusun oleh pemerintah
Di
Bimbingan
Organik,
bimbingan dalam penyusunan Rancangan
Fasilitator untuk Desa Organik Cibodas.
Organik
Desa
awal tahun 2016. Fasilitator mendapatkan
Kemudian Pak Doyo diangkat sebagai
Pertanian
Fasilitator
Fasilitator Organik telah dilakukan di
Organik Hortikultura dari pemerintah.
Desa
mengenai
Teknis
Fasilitator
kegiatan
berhasil mendapatkan Program Desa
Pengembangan
penjelasan
Menurut informasi dari Pak Doyo
organik yang telah diproduksi. Sampai
Program
adalah
adanya
tahapan
sosialisasi
pemerintah
Pengembangan
yang
menjadikan
jelas
dari
program
ini
kurang lengkap di mata warga.
1.000 Desa Pertanian Organik baru
3. Serah Terima Barang (BAST)
dimulai pada bulan September 2016. Saat
Tahapan
ini program Pengembangan 1.000 Desa
serah
terima
barang
Pertanian Organik di Desa Cibodas masih
(BAST) merupakan bentuk realisasi dari
memasuki tahapan tahun ke-I.
RAB yang telah disusun oleh Pak Doyo
Pada
dan
tahapan tahun ke-I ini terdapat beberapa
6
juga
anggota
kelompok
tani.
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2018. 4(1): 1-11
Sayangnya terdapat permasalahan dalam
b. Penyampaian materi dan penanaman
tahapan serah terima barang terkait
pemahaman terhadap sistem pertanian
program tersbut. Permasalahan tersebut
organik.
ialah
ketidaksesuaian
barang
c. Kegiatan pelatihan dan pembinaan
yang
terhadap sistem pertanian organik.
diserahkan oleh pemerintah melalui pihak
Pelatihan diikuti oleh kurang lebih
ketiga kepada Kelompok Mitra Tani
oleh
60 orang petani konvensional di Desa
pemerintah tidak sesuai dengan barang
Cibodas. Bentuk pelatihan yang diberikan
yang diajukan oleh poktan.
diantaranya adalah:
Jaya.
Barang
Pihak
untuk
yang
kelompok
diberikan
tani
berusaha
hal
tersebut
mengkonfirmasi
1) Pelatihan Pembuatan Pestisida Alami
dan Pupuk Kandang
Pelatihan ini bertujuan agar petani
kepada pihak Dinas Pertanian Kabupaten
memahami cara pembuatan pestisida
Bandung Barat. Dan akhirnya pihak
alami
kelompok tani tidak menandatangani
yang dapat
digunakan
untuk
membasmi hama dan penyakit tanaman
surat serah terima barang tersebut atas
tanpa
persetujuan dari pihak Dinas Pertanian
penggunaan
bahan
kimia.
Pembuatan pestisida alami dan pupuk
Kabupaten Bandung Barat.
kandang disesuaikan dengan ketersediaan
4. Pelaksanaan Program di Kelompok
Tani Penerima
input pembuatan pestisida alami yang
terdapat di Desa Cibodas. Sehingga
Sebagaimana dikemukakan di atas,
petani dapat dengan mudah mendapatkan
bentuk program desa organik itu berupa
pemberian
alat
dan
bahan
bahan-bahan untuk pestisida alami dari
untuk
desa.
pengembangan pertanian organik serta
Hasil dari pelatihan ini adalah 80%
pelaksanaan pelatihan yang mendukung
dari peserta pelatihan (48 orang) petani
pertanian organik. Untuk Pelatihan dan
pembinaan
desa
pertanian
memahami
organik
dan
mampu
membuat
pestisida alami karena proses pembuatan
berbasis hortikultura di Desa Cibodas
pestisida alami dan pupuk kandang yang
dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu:
mudah dimengerti, serta input yang
a. Pensosialisasian kegiatan pelatihan
digunakan dalam pembuatan pestisida
dan pembinaan pertanian organik.
alami dan pupuk kandang mudah untuk
didapatkan di desa.
7
DAMPAK PENERAPAN PROGRAM DESA ORGANIK TERHADAP PETANI
DI DESA CIBODAS KABUPATEN BANDUNG BARAT
Anne Charina, Rani Andriani, Yosini Deliana
2) Pelatihan Desa Sehat
Pelatihan
ini
sistem
bertujuan
pertanin
organik.
Dengan
agar
demikian Kelompok Tani Mekar Tani
masyarakat memahami arti penting dari
Jaya akan lebih mudah untuk melakukan
penerapan sistem pertanian organik dan
tahapan pembentukan kelompok tani
lebih memahami cara budidaya pada
organik di Desa Cibodas. Pada tahapan
pertanian organik. Dengan pemahaman
ini terjaring sekitar 54 orang calon petani
yang dimiliki oleh masyarakat mengenai
organik.
sistem pertanian organik, diharapkan
masyarakat
mulai
tertarik
6. Pembentukan
Organik
untuk
Pembentukan
menerapkan sistem pertanian organik.
organik
Hasil dari pelatihan ini adalah 90%
peserta
pelatihan
(54
orang)
Kelompok
kelompok
tani
tahapan
yang
merupakan
berfungsi
lebih
untuk
Petani
mengontrol
sistem
memahami arti penting dari penerapan
pertanian organik dan sistem usaha tani
sistem
yang
pertanian
organik
dan
lebih
dijalankan
oleh
para
petani
memahami cara budidaya pada pertanian
konvensional yang telah berkomitmen
organik karena pada pelatihan tersebut
untuk beralih kepada sistem pertanian
diberikan
langsung
organik. Setiap kelompok tani nantinya
mengenai gambaran sistem pertanian
akan diketuai oleh satu ketua kelompok
organik.
pertanian
tani. Ketua kelompok tani tersebutlah
organik tersebut lebih mudah dipahami
yang akan mengontrol jalannya sistem
oleh masyarakat.
pertanian organik yang dilakukan oleh
praktek
Sehingga
secara
proses
para anggotanya. Tujuan lainnya dari
5. Identifikasi Calon Petani Organik
pembentukan kelompok tani organik
Setelah dilakukannya pelatihan dan
ialah merupakan tahapan awal dari
pembinaan terhadap sistem pertanian
penerapan Internal Control System (ICS)
organik kepada para petani di Desa
Cibodas,
tahapan
melakukan
berikutnya
identifikasi
calon
pada petani oragnik di Desa Cibodas.
yaitu
Pada tahap ini dibentuklah 1 kelompok
petani
tani baru, yaitu Mitra MTJ.
organik. Dalam hal ini Kelompok Tani
Mekar
Tani
Jaya
akan
melakukan
7. Penerapan ICS
ICS
identifikasi terhadap petani mana saja
merupakan
suatu
sistem
(yang telah mengikuti pelatihan) yang
kendali internal terhadap sistem pertanian
ingin berkomitmen untuk berlalih kepada
organik
8
yang dilakukan
oleh
suatu
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2018. 4(1): 1-11
kelompok atau suatu perusahaan. Di
dan penjualan produk pertanian organik
dalam suatu kelompok tani, ICS sangat
kepada ritel modern karena sertifikasi
dibutuhkan untuk menjamin keorganikan
tersebut
dari
yang
jaminan tertulis terhadap produk organik
dihasilkan oleh para anggota kelompok
yang dihasilkan oleh para petani organik.
tani melalui sistem pertanian organik.
Kegiatan sertifikasi untuk kelompok tani
ICS
satu
Mitra belum bisa dilaksanakan karena
persyaratan dalam pembuatan sertifikat
berbenturan dengan dana yang tinggi
organik. Jadi, ICS sangat dibutuhkan
untuk proses sertifikasi.
suatu
pula
produk
organik
merupakan
salah
dalam usahatani dan sistem pertanian
sangat
dibutuhkan
sebagai
10. Pendampingan
oragnik. Tahapan ini belum dilaksanakan
Tahapan
pendampingan
yang
di Desa Cibodas.
dilakukan
8. Pembentukan Koperasi
fasilitator organik dapat dikatakan belum
oleh
Pak
Doyo
selaku
Pembentukan koperasi merupakan
maksimal. Hal tersebut terkait dengan
suatu tahapan yang berfungsi sebagai
permasalahan pada tahapan pengadaan
wadah dari segala macam aktivitas dan
barang dalam program Pengembangan
kegiatan yang dilakukan oleh kelompok
1.000 Desa Pertanian Organik yang
tani organik di Desa Cibodas. Dari
belum dapat terlaksana secara maksimal.
aktivitas budidaya pertanian organik,
11. Pemantauan dan Evaluasi
pengawasan melalui ICS, pemasaran dan
Sampai saat ini belum adanyanya
pengelolaan penjulan produk, dan lain
pemantauan
sebagainya. Jadi, koperasi nantinya akan
pemerintah terkait mengenai pelaksanaan
menjadi badan usaha yang dimiliki oleh
program
para petani organik di Desa Cibodas yang
Pertanian Orgnaik di Desa Cibodas.
dapat
membantu
mereka
usahatani
pebentukan
organik.
koperasi
pun
1.000
Desa
Pak Doyo selaku fasilitator dan
Tahapan
Kelompok Tani Mekar Tani Jaya belum
belum
melakukan pembuatan laporan terkait
pelaksanaan
9. Pengajuan Sertifikasi Organik
organik
pihak
12. Penyampaian Laporan Kegiatan
dilakukan di Desa Cibodas.
Sertifikasi
Pengembangan
oleh
dalam
melaksanakan sistem pertanian organik
dan
langsung
dikarenakan
sangat
program.
tidak
Hal
tersebut
adanya
pensosialisasian yang diberikan oleh
dibutuhkan untuk melakukan pemasaran
9
DAMPAK PENERAPAN PROGRAM DESA ORGANIK TERHADAP PETANI
DI DESA CIBODAS KABUPATEN BANDUNG BARAT
Anne Charina, Rani Andriani, Yosini Deliana
Program ini belum efektif karena
pemerintah terkait dengan pembuatan
terdapat banyak kendala di lapangan.
laporan kegiatan.
Tujuan program desa organik yaitu
menciptakan
PENUTUP
banyak
petani
organik
Penerapan
belum sepenuhnya berhasil karena belum
program Desa Organik di Cibodas belum
adanya sosialisasi serta pendampingan
berjalan dengan maksimal. Dari 12 item
dan evaluasi dari pihak pemerintah
kegiatan pengembangan desa organik,
sebagai pembuat program. Alat dan
baru 6 item yang telah diterapkan yaitu
bahan pendukung yang diminta tidak
Bimbingan teknis fasilitator organik,
sesuai dengan yang didapat. Keterbatasan
Sosialisasi dan pelatihan teknis desa
dana juga membuat sempitnya lahan
organik, Serah terima barang (BAST),
gerak fasilitator dan Mekar Tani Jaya
Pelaksanaan Program di kelompok tani
dalam mengembangkan program.
Secara
penerima,
keseluruhan
Dibutuhkan dukungan dari berbagai
Identifikasi Calon Petani
Organik dan Pembentukan Kelompok
stakeholder
Petani
sisanya
melalui dinas terkait untuk terlibat aktif
kegiatan Penerapan ICS, Pembentukan
dalam setiap tahapan penerapan desa
Koperasi, Pengajuan Sertifikasi Organik.
organik, sehingga beberapa kendala di
Pendampingan, Pemantauan dan evaluasi
atas bisa diminimalisir.
Organik.
Sedangkan
terutama
pemerintahan
dan Penyampaian laporan kegiatan belum
diterapkan.
Dari
DAFTAR PUSTAKA
kegiatan
pelatihan
Budi Santoso, Agung. 2008. Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Petani Wortel Memilih
Sistem Pertanian Organik di Desa
Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua,
Kabupaten Bogor. Skripsi. Bogor :
Institut
Pertanian
Bogor.
http://repository.ipb.ac.id (diakses
pada tanggal 7 Maret 2017).
Direktorat
Jenderal
Hortikultura
Kementerian
Pertanian. 2016.
Petunjuk
Teknis
Fasilitasi
Penumbuhan dan Pengembangan
Desa
Organik
Berbasis
Hortikultura.
yang
diberikan, sebenarnya terlihat dampak
positif yang cukup baik dari kegiatan ini
untuk
petani,
perubahan
diantaranya
tingkat
terdapat
kognitif
dan
psikomotorik petani terkait pembuatan
pestisida alami, pupuk kandang serta
pembentukan Desa Sehat. Jumlah petani
calon petani organik pun terjaring 54
orang yang tergabung dalam 1 kelompok
tani.
10
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2018. 4(1): 1-11
Direktorat Jenderal Pangan Kementerian
Pertanian. 2016. Pengembangan
Desa Pertanian Organik Padi
Tahun 2016.
Direktorat
Jenderal
Hortikultura
Kementerian
Pertanian. 2015.
Pedoman Teknis Pengembangan
Desa Pertanian Organik Berbasis
Komoditas Perkebunan Tahun
2016.
Emiria
Utami,
Firda.
2013.
Pengembangan Pertanian Organik
di Kelompok Tani Madya, Desa
Kebonagung, Kabupaten Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Skripsi. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
http://repository.ipb.ac.id
(diakses pada tanggal 7 Maret
2017).
IFOAM. 2005. Prinsip-Prinsip Pertanian
Organik. In: IFOAM General
Asembly.
Imamoto, T. et al. 2008. Perivesical
abscess caused by migration of a
fish bone from the intestinal tract.
International Journal of Urology.
Vol. 9 (405409).
11