this PDF file PERANAN KETERANGAN SAKSI ADECHARGE SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI (STUDI KASUS PUTUSAN PN PALUNo: 06Pid.SusTipikor2014PN.PL) | S. LAMPORO | Legal Opinion 1 PB

PERANAN KETERANGAN SAKSI ADECHARGE SEBAGAI ALAT BUKTI
DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI
(STUDI KASUS PUTUSAN PN PALUNo: 06/Pid.Sus/Tipikor/2014/PN.PL)

MUH. SYAHRIL S. LAMPORO
Stb D. 101 13 617

Pembimbing I
Pembimbing II

: Achmad Allang. S.H.,M.H
: Nurhayati Mardin. S.H.,M.H
ABSTRAK

Tulisan ini terdapat dua bentuk masalah yaitu bagaimanakah peranan Saksi a de charge
terhadap Putusan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Dalam Perkara Tindak Pidana
Korupsi dan apakah kendala saksi a de charge dalam memberikan kesaksian didepan
persidangan perkara tindak pidana korupsi.
Menjawab masalah tersebut penulis menggunakan metode penelitian hukum normatif
yaitu bahan hukum yang digunakan adalah ptusan Pengadilan Negeri Palu mengenai
peranan saksi a de charge dalam tindak pidana korupsi.

Kesimpulan yang ditemukan setelah membahas skripsi ini bahwa peranan saksi a de
charge terhadap putusan hakim dalam menjatuhkan putusan dalam perkara tindak pidana
korupsi merupakan hal yang sangat penting dan menetukan dalam membantu majelis
hakim dalam memutus perkara dan ternyata dalam perkara tindak pidana korupsi ini
keterangan saksi a de charge turut memberi manfaat dalam pembelaan terdakwa sehingga
hakim turut terbantu dalam memberikan pertimbangan yang pada akhirnya oleh majelis
hakim menyatakan perkaranya tidak terbuti bersalah sehingga terdakwa dibebaskan.
Sedangkan kendala saksi a de charge dalam memberikan kesaksian didepan persidangan
perkara tindak pidana korupsi adalah disebabkan terdakwa sendiri tidak mengetahui
mekanisme dalam mengajuan saksi yang dapat memberikan keterangan yang
menguntungkan bagi dirinya di persidangan. Demikian juga saksi sering mandapat
kendala dari aparat penegak hukum dalam hal ini adalah hakim, yakni karena dalam
praktek hakim mempunyai penilaian untuk tidak menerima semua saksi a de charge yang
diajukan oleh terdakwa mengingat hakim dapat melakukan pembatasan dalam pengajuan
saksi karena adanya asas pradilan sederhana, cepat dan beaya ringan terutama ada
kekuatiran saksi yang diajukan terdakwa hanya untuk mengulur-ulur waktu.
Kata Kunci: Peranan, saksi a de charge, Tindak Pidana Korupsi .

PENDAHULUAN.


peradilan

A. Latar Belakang Masalah.

Kepolisian,

seperti

lembaga

lembaga

Kejaksaan,

sistem

lembaga Kehakiman dan Lembaga

peradilan pidana di Indonesia terlibat


Bantuan Hukum dan termasuk juga

beberapa aparat penegak hukum

Lembaga Pemasyarakatan dengan

dalam proses perkara pidana yang

tugas,

Dalam

melibatkan

kerangka

beberapa

fungsi,


wewenang

dan

lembaga
1

tanggungjawab

masing-masing

dengan menghadirkan saksi yang

lembaga yang saling berkaitan.
Dalam
disidang

pemeriksaan

pengadilan,


membuktikan

untuk

salah

berusaha dengan segala upaya yaitu

tidaknya

meringankan

(saksi a de charge).

Saksi

de

a


mengemukakan

ini

charge

argumentasinya

terdakwa adalah melalui keyakinan

yang dapat

hakim yang didasarkan sekurang –

sesuatu

kurangnya dua alat bukti yang sah

terdakwa. Kehadiran saksi a de


menurut Undang – Undang . Alat

charge ini merupakan salah satu hak

bukti yang pertama kali diperiksa

dari pihak terdakwa yang diajukan

dalam

pembuktian

dalam pembuktian di pengadilan

dipersidangann adalah keterangan

sebagaimana diatur dalam undang –

saksi,


saksi

undang,

dalam

KUHAP.

tahap

dimana

keterangan

merupakan

kunci

membatalkan segala

yang

khususnya

Saksi

membuktikan kebenaran dalam suatu

memberatkan

a

pasal

65

charge,

de


proses dalam persidangan, hal ini

merupakan saksi yang dipilih atau

tergambar jelas dalam pasal 184 dan

diajukan

185 KUHAP

Penasehat hukum, yang sifatnya

yan menempatkan

oleh

Terdakwa

keterangan saksi diurutkan pertama


meringankan

diatas alat bukti lainnya.

perlindungan hak asasi, tersangka

saksi

terdakwa.

atau

Bentuk

Namun, dalam pemeriksaan

atau terdakwa adalah melakukan

disidang

pembelaan terhadap dirinya yang

pengadilan

ini

kadangkala terdapat dua keterangan

salah

yang

yaitu

mengajukan saksi yang sekiranya

keterangan dari saksi – saksi yang

dapat memperingan pidana yang

memberatkan Pihak Terdakwa (

diberikan kepadanya atau Saksi a de

saksi charge ) dimana saksi ini

charge.

diajukan oleh penuntut umum untuk

ketentuan

mengemukakan segala sesuatu yang

KUHAP, yaitu : Dalam hal tersangka

dapat membuktikan kesalahan dan

menyatakan

kelemahan

mengajukan

saling

bertentangan

terdakwa.

Sebaliknya

satu

Hal

caranya

ini

pasal

sesuai
116

bahwa

akan

dirinya,

penyidik

terdakwa

memeriksa saksi tersebut.

hukum

ia

(4)

bagi

dari saksi yang memberatkan, pihak
penasehat

ayat

yang

menguntungkan

/

dengan

saksi

untuk menangkis setiap keterangan

wajib

dengan

memanggil

dan

2

Berdasarkan uraian tersebut

sebagai diatur dalam KUHAP yaitu

di atas, menurut penulis kehadiran

Orang

saksi yang menguntungkan terdakwa

keterangan

dimuka

dapat

penyidikan, penuntutan dan peradilan

membantu hakim dalam pengungkap

tentang suatu perkara pidana yang ia

adanya

dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia

persidangan

tindak

pidana

sehingga

yang

dapat
guna

memberikan
kepentingan

alami sendiri. 1

penulis ingin menelusuri kedudukan

Namun dalam kenyataannya

peranan saksi a de charge tersebut
pemeriksaan

pengertian ini semakin berkembang

persidangan dalam perkara tindak

karena orang yang hanya mengetahui

pidana korupsi.

suatu yang berkaitan dengan suatu

dalam

proses

kejadian atau perkaranya saja sudah

B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian tersebut

dimasukkan

atas

penulis

sehingga dapat diminta keterangannya. 2

mengidentifikasi masalah sebagai

Yan Pramadya Puspa, 3 dalam

di

maka

dalam

ketegori

berikut :

bukunya

1. Bagaimanakah peranan saksi a de

Dirdjosisworo, memberikan pengertian

charge terhadap putusan hakim

bahwa Saksi a de charge adalah sebagai

dalam

saksi yang meringankan siterdakwa

dalam

menjatuhkan
perkara

tindak

putusan
pidana

dalam

Puspa

saksi,

persidangan.

Hardjono

Tjitrosoebono, mengartikan : “Saksi a
4

korupsi?
2. Apakah kendala

saksi a de

de

dalam

memberikan

meringankan terdakwa”.

charge

Soedjono

kesaksian didepan persidangan

charge

adalah

saksi

yang

Korupsi berasal dari kata Latin
“Corruptio” atau “Corruptus” yang

perkara tindak pidana korupsi?
1

PEMBAHASAN.
A. Peranan

Saksi

a

de

charge

terhadap Putusan Hakim Dalam
Menjatuhkan

Putusan

Dalam

Perkara Tindak Pidana Korupsi.

Pengertian
peraturan

saksi

dalam

perundangan-undangan

Martiman
Prodjohamidjojo,
Penerapan
pembuktian Terbalik Dalam Delik Korupsi..
Mandar Maju, Bandung. 201 hlm. 82
2
Surastini Fitriasih, Perlindungan Saksi dan
Korban Sebagai Sarana Menuju Proses
Peradilan (Pidana) Yang Jujur dan Adil,
Makalah, Pemantauan Peradilan. Com.2003 hlm.
154
3

Puspa Soedjono Dirdjosisworo, Filsafat Peradilan
Pidana Dan Perbandungan Hukum ,Armico,
Bandung, 2014 hlm. 45
4
Hardjono Tjitrosoebono, Evaluasi Pelaksanaan
KUHAP , Seminar Di Hotel Sahid Jaya, Jakarta,
2015 hlm .14

3

kemudian muncul dalam bahasa Inggris

hakim dalam pemeriksaan perkara

“Corruption” dalam bahasa Belanda

pidana,

“Korruptie” dan selanjutnya dalam

kasus dalam perkara tindak pidana

bahasa

korupsi yaitu::

Indonesia

“Korupsi”5

dengan

sebutan

Korupsi secara harfiah

berarti jahat atau busuk (John M.
Echols dan Hassan Shadily: 1977: 149),
sedangkan

A.I.N

Kramer

ST

menerjamahkan sebagai busuk, rusak
atau dapat disuapi.

Oleh karena itu

tindak pidana korupsi berarti suatu delik
akibat perbuatan buruk, busuk, jahat,
rusak

ataau

suap

maupun

penyalahgunaan kewenangan.
Berdasarkan hasil penelitian
penulis bahwa peranan saksi a
decharge

terhadap hakim dalam

menjatuhkan putusan dalam perkara
pidana sangat

membantu hakim

dalam menjatuhkan putusan, selain
itu juga dapat meringankan hukuman
terdakwa

atau

membebaskan

bahkan

dapat

terdakwa

tetapi

dengan syarat bahwa saksi ini betulbetul bisa meyakinkan hakim dengan
pertanyaannya yang tentu saja sesuai
dengan pertanyaan-pertanyaan saksi
lain.
Dalam penelitian ditemukan
bahwa

untuk

lebih

memahami

peranan saksi a decharge terhadap
5

Andi,Hamzah, Korupsi Di Indonesia Masalah
Dan Pemecahannya PT. Gramedia, Jakarta. 1985
hlm.143

penulis

mengambil

satu

Bahwa Terdakwa Ir. ABDUL
BASIR
selaku
Konsultan
Perencana (Direktur PT. GRAFIS
INTERNUSA) berdasarkan Surat
Kepala
Dinas
Perhubungan
Telekomunikasi dan Informatika
Kabupaten Banggai Kepulauan
Nomor
:
550/151/PBJ/DISHUBKOMINF
O/2008 tanggal 14 Nopember
2008 bertempat di Kecamatan
Liang,
Kabupaten
Banggai
Kepulauan, Propinsi Sulawesi
Tengah, atau setidak-tidaknya di
suatu tempat di daerah hukum
Pengadilan
Tindak
Pidana
Korupsi Palu pada Pengadilan
Negeri Palu yang berwenang
memeriksa
dan
mengadili
perkaranya,
secara
melawan
hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi
yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara,
yang melakukan, yang menyuruh
lakukan, atau yang turut serta
melakukan,
yang
dilakukan
dengan cara-cara sebagai berikut :
- Bahwa pada tahun 2010 di
Kecamatan Liang, Kabupaten
Banggai Kepulauan, dibangun
Dermaga untuk menjangkau
daerah yang dibatasi sungai,
laut, selat, maupun teluk, dan
pendanaan
untuk
pembangunan dermaga ini,
yaitu
sebesar
Rp.
4

1.003.686.450,- (satu milyar
tiga juta enam ratus delapan
puluh enam ribu empat ratus
lima
puluh
Rupiah),
menggunakan dana APBD
Kab.
Banggai
Kepulauan
Tahun Anggaran 2010.
- Bahwa berdasarkan desain dari
Perencanaan, diketahui jumlah
tiang pancang di bagian
dermaga sebanyak 18 tiang
dan pada trestel ada 2 (dua),
masing-masing
dengan
diameter 30x30, dimana untuk
bagian dermaga panjang tiang
10 meter yang dipancangkan
ke dalam tanah sedalam 4
(empat) meter, sedangkan
untuk panjang tiang trestel 6
(enam) meter dipancang ke
dalam tanah sedalam 3 (tiga)
meter,
dimana
metode
pemancangan tiang dilakukan
dengan
metode
pancang/tumbuk.
- Bahwa pada bulan Maret 2011,
beberapa
tiang
pancang
dermaga pada bagian depan
dan
samping
mengalami
kerusakan akibat amblasnya
tiang pancang ke dalam tanah
di dasar laut. Oleh karena
pekerjaan
tersebut
masih
dalam masa pemeliharaan
sehingga masih merupakan
tanggung jawab Kontraktor,
maka
kerusakan
tersebut
diperbaiki oleh CV. VISIAL
BANGUN MANDIRI dengan
menambah 5 (lima) tiang
pancang sehingga total tiang
pancang menjadi 11 tiang
pancang dimana ukuran tiang
pancang yang ditambahkan

-

tersebut ditambah 1 (satu)
meter untuk antisipasi adanya
penurunan kembali, sedangkan
kedalaman tiang pancang yang
masuk ke dalam tanah hanya
sedalam 5 (lima) meter, dan
melakukan pengecoran plat
lantai dan pemasangan kanstin,
yang kesemuanya diselesaikan
sampai tanggal 28 Mei 2011.
Bahwa berdasarkan Surat
Keterangan dari Camat Liang
Nomor : 523.42/252/2013
tanggal 14 Nopember 2013
diketahui bahwa Dermaga
Liang
di
Desa
Liang,
Kecamatan Liang, Kabupaten
Banggai Kepulauan yang
dibangun tahun 2011, sejak
selesai pembangunan sampai
dengan sekarang ini sudah
tidak berfungsi lagi dengan
baik sehingga tidak dapat
digunakan oleh Masyarakat.
- Bahwa berdasarkan Gambar
Foto yang terlampir dalam
Berkas Perkara Nomor :
01/BANGGAI/01/2014
tanggal 27 Januari 2014 dari
Penyidik Kejaksaan Negeri
Banggai, dimana foto diambil
pada tanggal 14 Nopember
2013, terlihat bahwa kondisi
dermaga yang sudah dalam
kondisi rusak dan tidak
berfungsi.
- Bahwa
berdasarkan
hasil
peninjauan fisik di lapangan
(Dermaga Liang) oleh Tim
BPKP Perwakilan Propinsi
Sulawesi Tengah bersama
dengan Penyidik Kejaksaan
Negeri Banggai pada tanggal 3
Desember 2013, menunjukkan
5

bahwa
kondisi
bangunan
dermaga dalam keadaan rusak
berat,
khususnya
lantai
dermaga tersebut posisinya
sudah di bawah permukaan air
laut,
tiang
pancangnya
bergerak menurun akibat dari
pelaksanaan pekerjaan yang
tidak sesuai dengan spesifikasi
teknis yang ditetapkan dalam
Dokumen Lelang Pengadaan
Jasa Pelaksanaan Konstruksi,
yaitu Pekerjaan Pembangunan
Dermaga Liang Kecamatan
Liang.
- Bahwa berdasarkan Laporan
Hasil Audit BPKP Perwakilan
Propinsi Sulawesi Tengah
Nomor : SR-28/PW19/5/2013
tanggal 23 Desember 2013
perihal Laporan Hasil Audit
Dalam Rangka Penghitungan
Kerugian Keuangan Negara
atas Dugaan Tindak Pidana
Korupsi
Pembangunan
Dermaga di Kecamatan Liang
Kabupaten Banggai Kepulauan
Tahun Anggaran 2010, telah
ditemukan
adanya
penyimpangan
yang
menimbulkan
kerugian
Keuangan Negara sebesar
Rp. 737.665.854,45 (tujuh
ratus tiga puluh tujuh juta
enam ratus enam puluh lima
ribu delapan ratus lima puluh
empat rupiah empat puluh lima
sen),
- Perbuatan
Terdakwa
Ir.
ABDUL BASIR, sebagaimana
diatur dan diancam pidana
dalam Pasal 2 ayat (1) Jo.
Pasal 18 Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana telah
diubah dan ditambah dengan
Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor
31 Tahun 1999 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1)
ke-1 KUHP.
Dalam

perkara

tindak

pidana korupsi ini, terdakwa Ir.
ABDUL BASIR mengajukan saksi a
de cahrge di depan persidangan.

Dalam keterangannya saksi a de
charge ANWAR DOLU, ST, MT,

dengan disumpah telah memberikan
keterangan sebagai berikut:
- Bahwa saksi kenal Terdakwa I
Ir.ABDUL BASIR;
- Bahwa PT. Grafis Internusa
adalah
pelaksana
pekerjaan
perencanaan
pembangunan
dermaga
di
Desa
Liang
Kecamatan Liang Kabupaten
Banggai Kepulauan Tahun 2008;
- Bahwa saksi adalah tenaga ahli
yang dikontrak oleh Terdakwa I
Ir.ABDUL BASIR untuk bekerja
dalam
pekerjaan
pembuatan
perencanaan
pembangunan
dermaga liang Tahun 2008;
- Bahwa
antara
Engineering
Estimate (EE), Gambar dan
Spesifikasi Teknis saling berkait
dan berhubungan sebagai satu
kesatuan;
- Bahwa
telah
diperlihatkan
dihadapan majelis tentang contoh
gambar
penggunaan metode
6

-

-

-

-

-

tumbukan dengan alat pancang
dengan metode alkon, menurut
saksi penggunaan alat alkon akan
menimbulkan rongga yang lebih
besar
dibandingkan
dengan
menggunakan
alat
pancang
karena daya dukung kulit dan
daya dukung ujung akan bekerja;
Bahwa faktor utama yang salah
dalam
pelaksanaan
adalah
mekanisme pemancangan dan
cara pelaksanaan pemancangan
tiang pancang, padahal dokumen
perencanaan
sudah
memuat
bahwa
kemampuan
beban
dermaga untuk kapal yang
berlabuh yaitu kapal berbobot 150
GT atau 150 ton;
Bahwa
semua
dokumen
perencanaan
saksi
tidak
diserahkan langsung
kepada
Dinas tetapi saksi serahkan
kepada Ir. ABDUL BASIR
sebagai Direktur PT. Grafis
Internusa;
Bahwa spesifikasi dengan RAB
saling berkaitan karena aturanaturan RAB ada di dalam
Spesifikasi Teknis;
Bahwa penelitian sondir tidak
selalu
harus
sampai
pada
ditemukannya tanah keras;
Atas keterangan saksi, para
Terdakwa membenarkannya.

Dalam
hakim

turut

pertimbangannya,
mempertimbangkan

saksi a de charge ANWAR DOLU,
ST, MT, bahwa:
- Menimbang, bahwa menurut
keterangan
saksi
ANWAR
DOLU, proses penelitian dengan

alat
sondiri
tidak
harus
disesuaikan dengan jmlah tiang
pancang yang diinginkan karena
penelitian dengan menggunakan
alat
sondir
hanya
untuk
mengambil 1 atau 3 titik saja
sebagai sampel penghitungan
kedalaman tanah makanya hasil
dari Konsultan Perencana hanya
EE saja karena hanya estimasi
dan
pastinya
ditentukan
dilapangan, namun pada saat itu
juga telah dilakukan pengujian
sondir dimana saat itu pada
kedalaman
4
meter
telah
ditemukan tanah keras sehingga
hasilnya dituangkan dalam EE
dimana saksi buat untuk jembatan
18 tiang dan trestle 2 tiang dengan
pembagian untuk jembatan tiga
baris enam, enam dan dua batang
serta untuk kedalaman masingmasing tiang pancang berbedabeda pada setiap baris dimana
baris yang paling depan paling
kurang lebih 11 meter, baris
kedua kedalamannya 8 meter dan
baris ketiga kedalamannya 7
meter, serta untuk trestle masingmasing kedalamannya kurang
lebih 6 meter jadi totalnya jumlah
tiang pancang Dermaga adalah
150 meter kemudian trestle 12
meter (vide Bukti T.7 dari
Penasihat Hukum Terdakwa I
Ir.ABDUL BASIR).
- Menimbang, bahwa kemudian
diterangkan lebih lanjut oleh saksi
ANWAR DOLU dan Terdakwa I
Ir.ABDUL BASIR bahwa proses
pemancangan tiang yang dibuat
dalam
Dokumen
Lelang/Spesifikasi Teknis adalah
dengan memakai beban hammer
7

(tumbukan) K-35 atau biasa
disebut dengan Kode 35 atau 3,5
ton alat pemukulnya, dalam artian
biasa dikenal dengan istilah
pemasangan
tiang pancang
dengan menggunakan metode
tumbuk (vide Bukti T.9 dari
Penasihat Hukum Terdawa I
Ir.ABDUL BASIR);
- Menimbang, bahwa ternyata
kenyataan di lapangan ditemukan
bahwa pemasangan tiang pancang
oleh
kontraktor/pelaksana
pekerjaan
dalam
hal
ini
perusahaan Terdakwa II DJEFRI
LA’ALA
adalah
dengan
menggunakan metode alkon dan
BUKAN dengan metode tumbuk.
Jika pemancangan tiang dengan
metode tumbuk maka tiang akan
bekerja
untuk
menambah
kekuatan
daya
dukung
kulit/friksion (tiang pancang akan
terjepit) karena adanya beban
tumbukan dan daya dukung ujung
tiang ada (ujung tiang pancang
terjepit).
Sedangkan
apabila
menggunakan
metode alkon
sebagaimana dilakukan oleh
kontraktor maka hasilnya akan
merusak
atau
membongkar
struktur tanah, membuat rongga
pada tanah sehingga tiang
pancang hanya menggantung
pada balok/lantai, daya duung
tiang pancang tidak berfungsi atau
tidak ada jepitan tanah, daya
ujung dan daya dukung kulit
menjadi tidak ada sehingga tiang
akan mudah amblas (vide Bukti
T.8 dari Penasihat Hukum
Terdakwa I Ir.ABDUL BASIR);
- Menimbang, bahwa sebenarnya
Penuntut Umum sendiri telah

mengakui secara eksplisit baik
dalam Surat Dakwaannya pada
halaman 7 alinea ke-2 dan
halaman 8 alinea ke-4 in casu
Dakwaan Primair serta halaman
13 alinea ke-6 dan halaman 15
alinea ke-2 in casu Dakwaan
Subsidair,
maupun
dalam
Tuntutan Pidana pada halaman 43
alinea ke-5 tentang fakta hukum
dimana dinyatakan oleh Penuntut
Umum
bahwa
pelaksanaan
pembangunan Dermaga tidak
sesuai dengan Spesifikasi yang
ditetapkan
dalam
Dokumen
Lelang (in casu yang dibuat oleh
perusahaan
Terdakwa
I
Ir.ABDUL BASIR yaitu PT.
Grafis Internusa selaku Konsutan
Perencana) yaitu sebagaimana
termaktub dalam BAB IV point
17 Nomor 2.2, Nomor 3.1 dan
Nomor 3.2. Dalam konteks ini,
menurut Majelis bahwasanya
Penuntut Umum tidak konsisten
atas apa yang dinyatakannya baik
dalam Surat Dakwaan maupun
dalam Tuntutan Pidana, dan oleh
Majelis secara a contrario
mengartikan bahwasanya secara
implisit Penuntut Umum sendiri
telah mengakui kalau terjadinya
kerusakan dan atau kemiringan
tiang pancang pada Dermaga
Liang
tersebut
adalah
tanggungjawab
dari
pihak
kontraktor/pelaksana kegiatan in
casu Terdakwa II DJEFRI
LA’ALA melalui CV. Visial
Bangun Mandiri karena tidak
mengikuti petunjuk yang ada
dalam
Dokumen
Lelang/Spesifikasi Teknis dan
Engineering Estimate (EE) dari
8

perusahaan
Terdakwa
I
Ir.ABDUL BASIR yakni PT.
Grafis Internusa selaku Konsultan
Perencana (vide Bukti T.9 dari
Penasihat Hukum Terdakwa I
Ir.ABDUL BASIR);
- Menimbang, bahwa berdasarkan
uraian pertimbangan sebagaimana
yang telah dipaparkan di atas, dan
dikaitkan
dengan
peranan
Terdakwa I Ir.ABDUL BASIR
sebagai Direktur PT. Grafis
Internusa
selaku
Konsultan
Perencana,
menurut
Majelis
perbuatan Terdakwa I Ir.ABDUL
BASIR tidak dapat dipersalahkan
dan atau tidak memenuhi unsur
melawan
hukum
mengingat
perbuatan-perbuatan Terdakwa I
tersebut adalah tidak menyalahi
ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku, justru
menurut Mejelis apa yang telah
dilakukan Terdakwa I Ir.ABDUL
BASIR adalah rela berkorban
secara finansial demi kepentingan
masyarakat Kabupaten Banggai
Kepulauan dan penuh keikhlasan
serta itikad baik mau memberi
bantuan perbaikan Dermaga
Liang
tersebut
sebesar
Rp.150.000.000,00 (seratus lima
puluh juta rupiah) sebagaimana
hal tersebut juga telah diakui
sendiri oleh Penuntut Umum
dalam Tuntutan Pidana-nya pada
halaman 32 alinea ke-8;
- Menimbang, bahwa oleh karena
salah satu unsur dalam dakwaan
Primair tidak terpenuhi, maka
Terdakwa I tersebut tidak dapat
dinyatakan terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana, oleh karenanya

Terdakwa I harus dibebaskan dari
dakwaan Primair tersebut;
- Menimbang, bahwa karena salah
satu unsur dalam pasal dakwaan
Subsidair tidak terpenuhi, maka
Terdakwa I Ir.ABDULL BASIR
dan Terdakwa III WAHYUDI M.
SU’UDI tidak dapat dinyatakan
terbukti
secara
sah
dan
meyakinkan bersalah melakukan
tindak
pidana
sebagaimana
didakwakan dalam dakwaan
tersebut, dan karenanya pula
Terdakwa I dan Terdakwa III
harus dibebaskan dari dakwaan
dan kepadanya juga harus
dipulihkan
haknya
dalam
kemampuan, kedudukan dan
harkat serta martabatnya;
Setelah penulis mempelajari
dengan

seksama

kasus

perkara

tindak pidana korupsi.tersebut diatas
hubungannya dengan penggunaan
saksi

meringankan

atau

saksi

menguntungkan (saksi a de charge)
yaitu saksi a de charge ANWAR
DOLU, ST, MT, dalam perkara
Terdakwa I Ir.ABDULL BASIR
turut memberikan keterangan yang
menguntungkan,

meringankan

maupun

dapat

terdakwa,

kehadiran

meringankan

membebaskan
saksi

memang

yang

dihadirkan

untuk memberi keyakinan hakim
bahwa

terdakwa

tidak

bersalah

melakukan tindak pidana khususnya
dalam perkara ini adalah tindak
9

pidana korupsi yang dipersalahkan

pada akhirnya oleh majelis hakim

kepada terdakwa Ir.ABDUL BASIR

menyatakan perkaranya tidak terbuti

dan

bersalah

nampaknya

dalam

perkara

tindak pidana korupsi keterangan

turut

terdakwa

dibebaskan.

saksi yang meringankan oleh majelis
hakim

sehingga

Dari uraian di atas jelas

mempertimbangkan

bahwa kehadiran saksi a de charge

kesaksian a decharge sehingga atas

dalam kasus ini sebenarnya sangat

keterangan saksi a de charge tersebut

membantu

majelis

meyakinkan

hakim

menyatakan

dan

hakim

serta

hakim

dapat
dalam

memutuskan:

mengambil putusan. Dilihat dari

1. Menyatakan
Terdakwa
I
Ir.ABDUL
BASIR,
tidak
terbukti
secara
sah
dan
meyakinkan bersalah melakukan
tindak
pidana
sebagaimana
didakwakan oleh Penuntut Umum
baik dalam dakwaan Primair
maupun dakwaan Subsidair;
2. Membebaskan Terdakwa I, oleh
karena itu dari dakwaan-dakwaan
tersebut;

keterangan saksi korban dan saksi

Mempelajari kasus tersebut

diperhatikan oleh hakim, ketentuan

dalam perkara tindak pidana korupsi,

ini berlaku pula pada saksi a de

Penulis berkesimpulan bahwa dari

charge. Ketentuan-ketentuan tersebut

contoh

adalah untuk mengingatkan hakim

kasus

pemangilan

tersebut

saksi

a

bahwa
decharge

lainnya termasuk saksi a de charge
dalam ilmu pengetahuan hukum
pidana dianggap sebagai saksi yang
dapat memberikan keterangan yang
mengarah

kepada

keuntungan

terdakwa.
Dalam menilai keterangan
saksi ada ketentuan yang harus

agar

memperhatikan

keterangan

merupakan hal yang sangat penting

saksi secara bebas dan obyektif,

dan menetukan dalam membantu

ketentuan ini terdapat dalam pasal

majelis

185 ayat (6) KUHAP.

hakim

dalam

memutus

Keterangan

perkara dan ternyata dalam perkara

saksi

a

de

tindak pidana korupsi ini keterangan

charge sebagai alat bukti tidak

saksi a de charge turut memberi

mempunyai ketentuan pembuktian

manfaat dalam pembelaan terdakwa

yang sempurna dan menentukan

sehingga hakim turut terbantu dalam

artinya sama sekali tidak mengikat

memberikan

hakim.

pertimbangan

yang

Hakim

bebas

menilai

kesempurnaan dan kebenarannya.
10

Tergantung penilain hakim untuk

charge tidak dapat didengarkan lagi

mengungkapkannya sempurna atau

setelah

tidak, dan tidak ada keharusan bagi

menjatuhkan putusan, bukan setelah

hakim untuk menerima kebenaran

pemeriksaan perkara selesai.

ketua

sidang

telah

setiap keterangan saksi a de charge.

Menurut Dede Halim, salah

Hakim bebas menilai kekuatan atau

satu Hakim pada Pengadilan Negeri

kebenaran

Palu (wawancara, 15 Oktober 2017)

yang

melekat

pada

keterangan itu, dan dapat menerima

bahwa:
“pemeriksaan saksi a de
charge biasanya didengar
keterangannya
sebelum
pemeriksaan
terdakwa.
Dalam peraturan perundangundangan khususnya hukum
acara pidana dimungkinkan
hadirnya saksi yang dapat
meringankan
atau
menguntungkan
terdakwa
dalam membela kepentingan
perkaranya dimuka sidang,
karena seperti kita ketahui
peran saksi a de charge
sangat
penting
untuk
kepentingan terdakwa.”

atau menyikirkannya.
Hasil

penelitian

penulis

bahwa peran saksi a de charge
memang sangat penting tetapi saksi
tersebut jika tidak berhati-hati maka
akan

berbalik

memberatkan

terdakwa. Saksi ini tidak begitu saja
dapat meringankan terdakwa tetapi
pertanyaannya harus sejalan dengan
pertanyaan saksi-saksi.
Sebagaimana diatur dalam
Pasal 160 ayat (1) huruf c KUHAP
telah

membebankan

kewajiban

hukum kepada ketua sidang untuk

B. Kendala dihadapi terdakwa

mendengarkan keterangan saksi a de

dalam mengajukan saksi a de

charge

selama

berlangsungnya

sidang atau sebelum dijatuhkannya

charge

didepan

persidangan

perkara tindak pidana korupsi.

putusan. Ini berarti batas tenggang

Pasal 65 KUHAP telah

waktu mengajukan saksi a decharge

menjadi dasar hak bagi terdakwa

terbatas

untuk

sebelum

ketua

sidang

mengajukan

saksi

yang

menjatuhkan putusan atas perkara

menguntungkan,

yang bersangkutan. Berarti undang-

praktek nampak kendala kendala

undang

yang

memberi

hak

kepada

dihadapi

tetapi

terdakwa

dalam

dalam

terdakwa atau penasehat hukumnya

mengajukan

saksi

selama proses persidangan masih

menguntungkan.

Kendala-kendala

berlangsung. Keterangan saksi a de

itu dapat dibagi sebagai berikut:

yang

11

disebabkan

jauh dari kantor pengadilan

sendiri

tidak

yang akan mengadili perkara

mengetahui

mekanisme

dalam

bersangkutan. Kesulitan dalam

mengajuan

saksi

yang

dapat

hal

keterangan

yang

walaupun

1. Kendala

yang

terdakwa

memberikan

ini

adalah,

bahwa

saksi-saksi

ini

menguntungkan bagi dirinya di

mempunyai kehendak untuk

persidangan. Hal ini mengingat

datang menjadi saksi, masalah

hakim atau majelis hakim tidak

pembiayaan perjalanan selalu

mempunyai

menjadi faktor penghambat.

kewajiban

menjelaskan

untuk

mekanisme

pengajuan saksi apabila saksi

b. Kendala lainnya adalah saksi
sering merasa takut untuk menjadi

tidak menanyakan hal tersebut.
2. Kendala Yang Disebabkan Saksi

yang

akademi

Fakultas

Universitas Tadulako Bapak Dr.

Yang Menguntungkan
a. Saksi

saksi.

menguntungkan

Idham

Chalid,

menjelaskan

seringkali bertempat tinggal
jauh dari pengadilan sehingga
harus

mengeluarkan

biaya

untuk

dapat

hadir

kepersidangan

hadir dalam persindangan. Hal
sejalan

takutnya orang untuk memberikan
kesaksian

terhadap

perbuatan

yang

menyebabakan saksi tidak mau

ini

bahwa masalah psychologis yaitu

dengan

apa

yang dilakukan. Pemeriksa harus
mampu

untuk

memberikan

jaminan kepada saksi yang takut

dikatakan salah satu Advokat
Salmin

Haedar 6

yang

mengatakan bahwa terdapat
kesulitan

mengajukan

saksi

memberikan keterangan karena
alasan psychologis, lebih khusus
lagi

terhadap

perkara

tindak

bilamana tempat tempat saksi
terletak jauh dari kantor polisi
atau

kejaksaan

yang

melakukan pemeriksaaan, atau
6

Wawancara Salah Satu Hakim pada Pengadilan
Negeri Palu Dede Halim , Tanggal 15 November
2017

pidana korupsi.
3. Kendala yang disebabkan aparat
penegak

hokum,

akademi

Fakultas

Universitas

Tadulako

Bapak

Dr.

Idham

Chalid

menjelaskan bahwa dalam hal
12

terdakwa mengajukan saksi sering

charge turut memberi manfaat

mandapat kendala dari aparat

dalam

penegak hukum dalam hal ini

sehingga hakim turut terbantu

adalah hakim, yakni karena dalam

dalam memberikan pertimbangan

praktek

yang pada akhirnya oleh majelis

hakim

mempunyai

pembelaan

penilaian untuk tidak menerima

hakim

semua saksi yang diajukan oleh

tidak terbuti bersalah sehingga

terdakwa mengingat hakim dapat

terdakwa dibebaskan.

melakukan

pembatasan

menyatakan perkaranya

dalam

b. Kendala saksi a de charge dalam

pengajuan saksi karena adanya

memberikan kesaksian didepan

asas pradilan sederhana, cepat dan

persidangan perkara tindak pidana

beaya

korupsi

ringan

terutama

ada

kekuatiran saksi yang diajukan

terdakwa

terdakwa hanya untuk mengulur7

ulur waktu.
III PENUTUP

disebabkan

sendiri

tidak

mengetahui

mekanisme

dalam

mengajuan

saksi

yang

dapat

keterangan

yang

menguntungkan bagi dirinya di

Berdasarkan
masalah

rumusan

dan

sebelumnya,

pernbahasan
maka

dapat

disimpulkan bahwa:
a. Peranan

adalah

memberikan

A. Kesimpulan.

saksi

persidangan.

bertempat

de

charge

yang
seringkali

tinggal

pengadilan
a

saksi

menguntungkan

jauh

sehingga

dari
harus

mengeluarkan biaya untuk dapat

terhadap putusan hakim dalam

hadir

menjatuhkan

dalam

menyebabakan saksi tidak mau

perkara tindak pidana korupsi

hadir dalam persindangan. Saksi

merupakan

sangat

sering mandapat kendala dari

penting dan menetukan dalam

aparat penegak hukum dalam hal

membantu majelis hakim dalam

ini adalah hakim, yakni karena

memutus perkara dan ternyata

dalam praktek hakim mempunyai

dalam

pidana

penilaian untuk tidak menerima

korupsi ini keterangan saksi a de

spemua saksi a de charge yang

putusan

hal

perkara

yang

tindak

kepersidangan

diajukan
7

terdakwa

Wawancara Salah Satu Dosen Fakultas Hukum
Univeristas Tadulako Bapak Dr. H. Idham Chalid
Tanggal 15 November 2017

mengingat

oleh
hakim

yang

terdakwa
dapat

13

melakukan

pembatasan

dalam

de

pengajuan saksi karena adanya

charge dapat benar-benar berfungsi

asas pradilan sederhana, cepat dan

untuk menguatkan keyakinan hakim

beaya

ada

agar putusan yang dihasilkan tetap

kekuatiran saksi yang diajukan

menjunjung tinggi kebenaran dan

terdakwa hanya untuk mengulur-

bermafaat

ulur waktu.

khususnya pihak terdakwa.

ringan

terutama

Sebagai bahan pertimbangan
pihak

untuik

semua

pihak

2. Perlu ada ketentuan yang mengatur

B. Saran-Saran.

bagi

peranan keterangan saksi a

proses

terdakwa agar tidak seenaknya saja

pidana

memberikan keterangan walaupun

menyangkut kasus tersebut diatas, maka

pada dasarnya keterangan itu tidak

penulis

bermanfaat bagi terdakwa.

pemeriksaan

terkait

dalam

tentang saksi yang meringankan

perkara

mengajukan

saran

sebagai

berikut :
1. Hendaknya
mempertibangkan

hakim

perlu

hati

nuraninya

tentang keterangan yang diberikan
oleh saksi a de charge baik di
tingkat penyidikan maupun pada
tingkat

persidangan,

sehingga

14

DAFTAR PUSTAKA
A. Buku – Buku
Andi,Hamzah, Korupsi Di Indonesia Masalah Dan Pemecahannya PT. Gramedia,
Jakarta. 1985
Hardjono Tjitrosoebono, Evaluasi Pelaksanaan KUHAP , Seminar Di Hotel Sahid Jaya,
Jakarta, 2015
Martiman Prodjohamidjojo, Penerapan pembuktian Terbalik Dalam Delik Korupsi. .
Mandar Maju, Bandung. 2013
Puspa Soedjono Dirdjosisworo, Filsafat Peradilan Pidana Dan Perbandungan Hukum
Armico, Bandung, 2014
Surastini Fitriasih, Perlindungan Saksi dan Korban Sebagai Sarana Menuju Proses
Peradilan (Pidana) Yang Jujur dan Adil, Makalah, Pemantauan Peradilan. Com.2003

B. Peraturan Perundang-Undangan
Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang KUHAP
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 Tentang Perlungan Saksi dan Korban

C. Wawancara
Wawancara Salah Satu Hakim pada Pengadilan Negeri Palu Dede Halim , Tanggal 15

November 2017
Wawancara Salah Satu Dosen Fakultas Hukum Univeristas Tadulako Bapak Dr. H. Idham

Chalid , Tanggal 15 November 2017

15

BIODATA DIRI

A. Keterangan Diri Mahasiswa
1. Nama Lengkap
: Moh. Syahril. S. Lamporo
2. Nama Panggilan
: Aril
3. Tempat/Tanggal Lahir
: Palu , 17 November 1995
4. Anak ke
: Ke – 1 dari 4 (Empat) bersaudara
5. Jenis kelamin
: Laki-Laki
6. Agama
: Islam
7. Hobby
: Renang
B. Keterangan Tempat Tinggal
1. Alamat sekarang
: BTN Bumi Roviga Blok D2 No. 7
2. Tinggal bersama
: Orang Tua
3. Jarak menuju kampus
: 5 Km
4. Berangkat kekampus
: Kendaraan Pribadi
5. Kendaraan yg dimiliki
: Roda 2 (Motor)
6. No Telp/ Hp
: 081280400105
7. Email
: Lamporoaril@yahoo.com
C. Keterangan Orang Tua
a. Ayah
1. Nama
: H. Moh Sahlan Lamporo
2. Alamat
: BTN Bumi Roviga Blok D2 No. 7
3. Agama
: Islam
4. Pekerjaan
: Wiraswasta
b. Ibu
1. Nama
: Hi. Suyarni Latif, S.E
2. Alamat
: BTN Bumi Roviga Blok D2 No. 7
3. Agama
: Islam
4. Pekerjaan
: URT
Data ini saya buat sesuai kebenarannya.

16