PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KC TANAH DAN KC HIJAU 2016

(1)

i

PETUNJUK TEKNIS

PENGELOLAAN PRODUKSI KACANG TANAH DAN

KACANG HIJAU

TAHUN ANGGARAN 2016

KEMENTERIAN PERTANIAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

2016


(2)

i

KATA PENGANTAR

Kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang merupakan komoditas strategis karena permintaannya cukup besar setiap tahun, baik untuk pangan, pakan maupun industri. Beragamnya produk olahan berbahan baku kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang mendorong tersedianya bahan baku yang cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Pada tahun 2016 telah ditetapkan target produksi kacang tanah sebesar 755.750 ton dan kacang hijau sebesar 295.900 ton. Agar dapat tercapai sasaran produksi tersebut diperlukan strategi pencapaian produksi untuk memenuhi kebutuhan kacang tanah dan kacang hijau dalam negeri melalui produktivitas dan perluasan areal tanam di daerah sentra maupun daerah pengembangan oleh semua pihak baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Stakeholder, instansi terkait maupun masyakarat pertanian lainnya.

Dalam rangka membahani pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi kacang tanah dan kacang hijau tahun 2016, maka disusun Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi kacang tanah dan kacang hijau Tahun 2016 sebagai acuan bagi satker masing-masing daerah dalam menyusun Petunjuk Teknis (Juknis).

Dengan diterbitkannya Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau Tahun 2016 ini, diharapkan semua pihak dapat saling berkoordinasi dan bersinergi sehingga kegiatan pengelolaan produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau dapat berjalan sesuai yang diharapkan sehingga sasaran produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau dapat tercapai.

Jakarta,

Direktur Jenderal Tanaman Pangan

Dr. Ir. Hasil Sembiring, M.Sc


(3)

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Tabel ... iii

Daftar Lampiran ... iv

Bab I Pendahuluan 1

A. Latar Belakang B. Tujuan

C. Definisi D. Dasar Hukum

1 2 3 5

Bab II Sasaran, Strategi dan Kebijakan 6

A. Sasaran B. Strategi C. Kebijakan

6 7 8 Bab III Program, Kegiatan dan Output Pengelolaan Produksi Kacang Tanah,

Kacang Hijau dan Aneka Kacang

9

A. Program 9

Bab IV Pembinaan 17

Bab V Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan 20

A. Pemantauan dan Evaluasi B. Pelaporan

20 20

Bab VI Penutup 23

Lampiran 25

Teknologi Budidaya dan Deskripsi Varietas Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang


(4)

iii

DAFTAR TABEL

Hal 1 Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang

Tanah dan Kacang Hijau Tahun 2016

6

2 Upaya Peningkatan Produksi Kacang Tanah Dan Kacang Hijau Tahun 2016

7

3 Skenario Pencapaian Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau Tahun 2016

10

4 Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Target Kegiatan Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau Tahun 2016

15

5 Faktor Resiko yang Kemungkinan Berpengaruh Terhadap

Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan


(5)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

1. Lokasi Kegiatan Aneka Kacang Tahun 2003-2011 25

2. Sasaran Indikatif Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas Dan Produksi Kacang Tanah Tahun 2016

26

Sasaran Indikatif Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas Dan Produksi Kacang Hijau Tahun 2016

27

3. Rencana Jadwal Pelaksanaan Pembinaan Kacang Tanah/Kacang Hijau/Aneka Kacang Tahun 2016

28

4. Rencana Dan Realisasi Tanam Kacang Tanah/Kacang Hijau/Aneka Kacang Tahun 2016

29

5. Rencana Dan Realisasi Panen Kacang Tanah/Kacang Hijau/Aneka Kacang Tahun 2016

30

6. Rencana Dan Realisasi Produktivitas Kacang Tanah/ Kacang Hijau/Aneka Kacang Tahun 2016

31

7. Rencana Dan Realisasi Produksi Kacang Tanah/ Kacang Hijau/Aneka Kacang Tahun 2016

32

8. Biaya Produksi dan Pendapatan Usaha Tani Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang Per Hektar Tahun 2016


(6)

1

BAB. I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kacang tanah, kacang hijau, dan aneka kacang merupakan komoditas strategis karena permintaannya cukup besar setiap tahun, baik untuk pangan, pakan maupun industri. Beragamnya produk olahan berbahan baku kacang tanah, kacang hijau mendorong tersedianya bahan baku yang cukup baik kualitas maupun kuantitasnya.

Kebutuhan akan kacang tanah dan kacang hijau terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan pertumbuhan penduduk. Rata-rata kebutuhan setiap tahunnya untuk kacang tanah sebesar ± 816 ribu ton biji kering dan kacang hijau sebesar + 300 ribu ton biji kering, sedangkan produksi dalam negeri pada saat ini untuk kacang tanah sebesar 638.896 ton dan kacang hijau sebesar 244.589 ton (ATAP Tahun 2014, BPS) atau kacang tanah 79,86% dan kacang hijau 81,52 % dari kebutuhan. Sedangkan berdasarkan ARAM II tahun 2016 untuk kacang tanah mencapai 610.337 ton (76,29%) dan kacang hijau baru mencapai 265.416 ton (88,47 %).

Untuk meningkatkan produksi kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang dalam negeri tahun 2015 diperlukan strategi pencapaian produksi yang akan dilakukan dengan peningkatan produktivitas melalui kegiatan optimalisasi pembinaan didaerah sentra produksi maupun daerah pengembangan yang dilakukan oleh semua pihak baik


(7)

2

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota),

Stakeholders, Instansi terkait maupun masyarakat pertanian lainnya.

Peluang pengembangan kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang masih terbuka luas diantaranya melalui perluasan areal tanam baru, peningkatan Indeks Pertanaman (IP), kesenjangan hasil perhektar antara hasil penelitian dengan rata-rata hasil petani, tersedianya paket teknologi baru dan benih unggul bermutu serta peluang pasar yang cukup besar akibat meningkatnya kebutuhan konsumsi dan berkembangnya industri olahan (susu, tahu, mie, minyak, biskuit, selai, bubur dan kosmetik).

Kegiatan pengelolaan tanaman kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang sangat perlu dilakukan dalam rangka peningkatan produktivitas dan produksi dengan memberikan pembinaan/bimbingan dan sosialisasi kepada petugas maupun petani.

B. Tujuan

1) Mendukung peningkatan produktivitas dan produksi kacang tanah, dan kacang hijau nasional dalam rangka mencapai sasaran produksi kacang tanah dan kacang hijau tahun 2016 yang telah ditetapkan serta pengembangan aneka kacang.

2) Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan peningkatan produksi melalui pengembangan budidaya kacang tanah dan kacang hijau dan aneka kacang antara pusat, provinsi dan kabupaten.


(8)

3

3) Mempercepat penerapan teknologi spesifik lokasi oleh petani sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usahataninya untuk mendukung peningkatan produksi nasional.

4) Memfasilitasi dan memediasi stakeholders terkait dalam rangka mendukung peningkatan produksi dan pengembangan komoditas kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang dari hulu hingga hilir 5) Meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan serta taraf

hidup petani kacang tanah, kacang hijau, dan aneka kacang.

C. Definisi

1. Pertanian (mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,

dan peternakan), adalah seluruh kegiatan yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam hayati dalam agroekosistem yang sesuai dan berkelanjutan, dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat

2. Petani, adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang.


(9)

4

3. Petani Swadaya adalah semua upaya yang berasal dari modal petani sendiri

4. Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber daya; kesamaan komoditas; dan keakraban untuk meningkatkan serta mengembangkan usaha anggota.

5. Gabungan Kelompok tani (gapoktan) adalah Gabungan

kelompoktani (GAPOKTAN) adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.

6. Usaha tani, adalah usaha dibidang pertanian, peternakan dan perkebunan.

7. Intensifikasi pertanian adalah Pola penerapan teknologi usahatani budidaya komoditas, yang dititik beratkan dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas serta produktivitas per hektar, dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas sumberdaya alam per satuan luas melalui penerapan teknologi tepat guna, peningkatan pemanfaatan semua sarana dan prasarana seperti air, benih unggul, pupuk dan pestisida.

8. Perluasan Areal Tanam adalah kegiatan penambahan areal tanam melalui peningkatan Indeks pertanaman baik di lahan sawah, lahan kering.


(10)

5

9. Petugas/Pemandu Lapangan (PL) adalah Penyuluh Pertanian, Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), Pengawas Benih Tanaman (PBT) atau petani.

10. Varietas unggul adalah varietas yang telah dilepas oleh Pemerintah baik berupa varietas baru maupun varietas lokal yang mempunyai kelebihan dalam potensi hasil dan/atau sifat-sifat lainnya.

11. Benih varietas unggul bersertifikat adalah benih bina yang telah disertifikasi.

D. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang Usaha Budidaya Tanaman;

4. Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal;

5. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014


(11)

6

6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor

48/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Budidaya Tanaman Pangan Yang Baik dan Benar (Good Agriculture Practises);

7. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 511/Kpts/Pd.310/9/2006 tentang Jenis Komoditi Tanaman Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura;

8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39/Permentan/OT.140/6/ 2010 tentang Pedoman Perizinan Usaha Budidaya Tanaman Pangan;

9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/ Permentan/OT.140/10/ 2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal;


(12)

7

BAB II

SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Sasaran

Dalam upaya peningkatan produksi kacang tanah dan kacang hijau untuk mencapai sasaran produksi kacang tanah tahun 2016 ditargetkan sebesar 755.750 ton dan kacang hijau tahun 2016 ditargetkan sebesar 295.900 ton. Rincian sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas, dan produksi kacang tanah dan kacang hijau sebagai berikut:

Tabel 1. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau Tahun 2016

Luas Tanam (Ha) 552.250

Luas Panen (Ha) 525.950

Produktivitas (Ku/Ha) 14,37

Produksi (Ton) 755.750

Luas Tanam (Ha) 261.100

Luas Panen (Ha) 248.650

Produktivitas (Ku/Ha) 11,90

Produksi (Ton) 295.900

KACANG TANAH

KACANG HIJAU

KOMODITI URAIAN SASARAN 2016

Sasaran tersebut dapat dicapai dengan asumsi semua faktor pendukung berjalan sesuai dengan yang diharapkan antara lain tersedianya sarana prasarana produksi, sumberdaya manusia, lahan, air, iklim yang mendukung dan kebijakan yang kondusif.


(13)

8

Sasaran utama Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi (Akabi) tahun 2015-2019 merupakan turunan dari sasaran utama pembangunan pertanian yaitu: a) mewujudkan pencapaian produksi kedelai; dan b) mewujudkan peningkatan diversifikasi pangan.

Pencapaian keempat sasaran (target) utama diharapkan dapat memberikan dampak kinerja yang signifikan bagi pemenuhan kebutuhan nasional terutama ketahanan pangan nasional. Selain itu, dampak dari kinerja tersebut juga diharapkan dapat mengurangi jumlah kemiskinan dan meningkatkan pendapatan bagi negara.

Dalam upaya peningkatan produksi kacang tanah dan kacang hijau maka ditetapkan sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi Tahun 2016 adalah seperti pada Tabel 1, sedangkan secara rinci per provinsi pada Lampiran 2.

Tabel 2. Upaya Peningkatan Produksi Kacang Tanah Dan Kacang Hijau Tahun 2016

ARAM II 2015

Luas Tanam (Ha) 552.250

Luas Panen (Ha) 460.157 525.950 14,30 Produktivitas (Ku/Ha) 13,26 14,37 8,37 Produksi (Ton) 610.337 742.750 21,70

Luas Tanam (Ha) 261.100

Luas Panen (Ha) 226.584 248.650 9,74 Produktivitas (Ku/Ha) 11,71 11,90 1,60 Produksi (Ton) 265.416 295.900 11,49 KACANG TANAH

KACANG HIJAU

KOMODITI URAIAN SASARAN 2016 PENINGKATAN

(%)

Sasaran tersebut dapat dicapai dengan asumsi semua faktor pendukung berjalan sesuai dengan yang diharapkan antara lain tersedianya sarana prasarana produksi, sumberdaya manusia, lahan, air, iklim yang mendukung dan kebijakan yang kondusif.


(14)

9 B. Strategi

Strategi pencapaian peningkatan produksi kacang tanah dan kacang hijau tahun 2016 dilakukan melalui:

1. Peningkatan Produktivitas

Upaya peningkatan produktivitas dilaksanakan melalui; a) perakitan, diseminasi dan penerapan paket teknologi tepat guna spesifik, b) penerapan dan pengembangan teknologi, c) disertai pengawalan, sosialisasi, pemantauan, pendampingan dan koordinasi.

2. Perluasan Areal Tanam

Dilaksanakan melalui a) optimalisasi lahan lahan kering/terlantar; b) investasi pihak swasta dan c) kemitraan dengan para pelaku usaha di bidang kacang tanah dan kacang hijau.

3. Pengamanan Produksi

Pengamanan produksi dimaksudkan untuk mengurangi dampak perubahan iklim seperti kabanjiran dan kekeringan serta pengendalian Organisme Penganggu Tumbuhan (OPT) dan pengamanan kualitas produksi serta mengurangi kehilangan hasil pada saat penanganan panen dan pasca panen.

4. Peningkatan Manajemen.

Strategi ini dilakukan melalui antara lain a) pengelolaan kebijakan fiskal; b) perbaikan sistem perkreditan pertanian; c) penguatan

sistem data, d)pengembangan kawasan food estate, e) Pengembangan sistem resi gudang, f) Penguatan petugas

lapangan, g) pemantapan pola pengadaan saprodi; h)penataan kebijakan subsidi pertanian; i) pembangunan sistem informasi agribisnis secara terpadu dari hulu on-farm dan hilir.


(15)

10

C. Kebijakan

Secara operasional, kebijakan aneka kacang dan umbi diprioritaskan pada 1) pencapaian swasembada kedelai 2) pengembangan komoditas kacang tanah, kacang hijau, ubikayu, ubijalar dan aneka umbi, 3) mengembangkan agribisnis akabi secara terpadu dengan menumbuhkan peran swasta, koperasi dan BUMN, 4) mendukung gerakan peningkatan diversifikasi pangan, 5) meningkatkan sumber permodalan yang mudah diakses oleh petani, 6) memperbaiki tataniaga akabi yang kondusif bagi petani


(16)

11

BAB III

PROGRAM DAN KEGIATAN OUTPUT PENGELOLAAN

TANAMAN KACANG TANAH DAN KACANG HIJAU SERTA

ANEKA KACANG TERPADU TA. 2016

A. Program

Dalam rangka meningkatkan produksi kacang tanah dan kacang hijau nasional pada tahun 2016, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menetapkan program tahun 2016 yaitu Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan sebagai upaya dalam mencapai sasaran produksi tanaman pangan termasuk produksi kacang tanah dan kacang hijau. Program ini merupakan salah satu program Kementerian Pertanian untuk mewujudkan pemenuhan kebutuhan produksi di sub sektor tanaman pangan. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja di Kementerian Pertanian mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi sasaran tersebut sehingga wajib melakukan upaya pencapaian sasaran produksi dengan prioritas peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam dan mutu hasil.

Dalam mewujudkan pencapaian kinerja program tanaman pangan tersebut, diukur dengan tercapainya sasaran produksi tanaman pangan termasuk kacang tanah dan kacang hijau. . Oleh karena itu pencapaian tersebut didukung oleh pencapaian kinerja kegiatan dari Direktorat Aneka Kacang dan Umbi dalam program Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi.


(17)

12

Tabel 3. Skenario Pencapaian Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau Tahun 2016

LUAS TANAM LUAS PANEN PRODUKTIVITAS PRODUKSI (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) KACANG TANAH (2016)

1 373.916 356.120 14,86 529.042 - Diseminasi dan penerapan paket teknologi budidaya pada

pertanaman ditingkat petani 373.366 355.597 14,86 528.258

- Bantuan saprodi kacang tanah CF-SKR 550 523 15,00 784

2 178.335 169.830 13,35 226.708 - Promosi Investasi 11.130 10.674 15,19 16.333

- Mendorong pemanfaatan lahan terlantar 47.387 45.129 11,45 51.650

- Mendorong peningkatan IP 119.818 114.027 13,92 158.725

JUMLAH 1 + 2 552.250 525.950 14,37 755.750

KACANG HIJAU (2016)

1 170.951 162.794 12,52 203.780 - Diseminasi dan penerapan paket teknologi budidaya pada

pertanaman ditingkat petani 170.951 162.794 12,52 203.780

2 90.149 85.856 10,73 92.120 - Mendorong pemanfaatan lahan terlantar 75.685 72.081 10,59 76.334

- Mendorong peningkatan IP 14.464 13.775 11,46 15.786

JUMLAH 1 + 2 261.100 248.650 11,90 295.900 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

PERLUASAN AREAL TANAM

NO. URAIAN

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

PERLUASAN AREAL TANAM

Skenario pencapaian sasaran produksi kacang tanah dan kacang hijau tahun 2016 dapat dicapai apabila seluruh faktor pendukung berjalan sesuai dengan yang diharapkan antara lain:

1. Tersedianya sarana produksi seperti benih, pupuk dll.

2. Kondisi iklim yang mendukung pertanaman kacang tanah dan kacang hijau

3. Dukungan nyata pemerintah pusat dan daerah serta seluruh pemangku kepentingan lainnya/pelaku usaha


(18)

13

Berdasarkan skenario pencapaian produksi kacang tanah dan kacang hijau tahun 2016 yang dibiayai oleh APBN 2016 melalui pembinaan teknologi pada pertanaman swadaya petani yang selama ini terbiasa melakukan budidaya kacang tanah dan kacang hijau, promosi investasi kepada pelaku usaha maupun bantuan peningkatan produksi kacang tanah melalui peningkatan produktivitas seluas 373.916 ha yang terdiri dari swadaya 373.336 ha dan bantuan CF-SKR 550 ha dan perluasan areal tanam seluas 178.335 ha. Sedangkan untuk kacang hijau peningkatan produktivitas seluas 170.951 ha dan perluasan areal tanam seluas 90.149 ha sehingga sasaran produksi kacang tanah maupun kacang hijau tahun 2016 yang telah ditetapkan diharapkan dapat tercapai.

b. Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi kacang tanah dan kacang hijau tahun 2016 yang dialokasikan di daerah maupun dukungan kegiatan yang dialokasikan di pusat sebagai berikut :

1. Pembinaan Peningkatan Produktivitas Kacang Tanah dan Kacang Hijau Swadaya

Pembinaan pada lahan yang biasa ditanami kacang tanah dan kacang hijau saat ini (eksisting) yang tidak mendapat bantuan diharapkan dapat dikelola secara swadaya. Dalam areal swadaya ini dilakukan pengawalan dan pendampingan oleh petugas lapangan (PPL/POPT/Petugas Dinas Pertanian Kabupaten/Kota). Luas areal tanam pengembangan kacang tanah dan kacang hijau secara swadaya yang direncanakan dilakukan pengawalan dan pendampingan kacang tanah seluas 373.366 hektar dan kacang


(19)

14

hijau seluas 170.951 hektar. Dukungan pemerintah yang disediakan berupa pupuk bersubsidi, pembiayaan kredit dan sumber permodalan lainnya.

2. Pengembangan Kacang tanah dan Kacang hijau Melalui Kemitraan

Pengembangan kacang tanah dan kacang hijau melalui kemitraan diperlukan koordinasi dan menggerakkan semua pemangku kepentingan (stakeholder, instansi terkait, pelaku usaha, petani dan lembaga swadaya) untuk mencapai sasaran produksi kacang tanah dan kacang hijau.

3. Pembinaan, Bimbingan dan Monitoring

Dalam upaya pencapaian sasaran produksi tahun anggaran 2016 untuk komoditas kacang tanah dan kacang hijau, dilakukan kegiatan pembinaan, bimbingan dan monitoring peningkatan produksi terhadap kelompok tani yang melaksanakan budidaya komoditas kacang tanah dan kacang hijau secara swadaya, maupun yang menerima bantuan. Sasaran pembinaan, bimbingan dan monitoring adalah agar program dan kegiatan dapat dilaksanakan sesuai rencana, dan tercapainya sasaran peningkatan produksi.

Pembinaan, bimbingan dan monitoring, dilaksanakan secara berjenjang oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, Kantor Cabang Dinas Pertanian Kecamatan, Penyuluh Pertanian Lapangan dan pemangku kepentingan lainnya.


(20)

15 4. Penyiapan Kebijakan dan Regulasi, Sosialisasi, Pengelolaan

Data dan Informasi.

Kegiatan penyiapan kebijakan yang mendorong peningkatan produksi kacang tanah dan kacang hijau, dilaksanakan melalui :

a. Penyiapan Kebijakan dan Regulasi

Kegiatan penyiapan kebijakan dan regulasi yang mendorong peningkatan produksi kacang tanah dan kacang hijau meliputi :

Bidang Budidaya

Kebijakan di bidang budidaya tanaman pangan yang dapat meningkatkan produktivitas dan produksi antara lain:

 Penerapan pengelolaan tanaman terpadu/ Pedoman Budidaya Tanaman Pangan yang Baik dan Benar sehingga diperoleh produktivitas yang tinggi dan bermutu serta aman dikonsumsi.

 Penggunaan benih varietas unggul baik varietas baru mapun lokal yang mempunyai kelebihan dalam potensi hasil atau sifat lainnya.

 Pengalokasian subsidi pupuk dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional harus memenuhi prinsip 6 tepat yaitu : jenis, jumlah,harga, tempat, waktu dan mutu sehingga petani mudah dalam mendapatkan pupuk dengan harga yang terjangkau.  Rekomendasi teknologi spesifik lokasi yang dapat diterapkan di

tingkat petani.

 Mengoptimalkan peran penyuluh/petugas dalam pendampingan penerapan teknologi budidaya di tingkat petani.


(21)

16

Bidang Pembiayaan

Kebijakan di bidang pembiayaan sektor pertanian diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas petani dan pelaku agribisnis terhadap sumber pembiayaan yang ada, antara lain:

 Memanfaatkan skim kredit yang tersedia sebagai sumber permodalan yang berbunga rendah.

 Meningkatkan peran pemerintah pusat dan daerah dalam memberikan fasilitasi, intermediasi, pendampingan dan pengawalan untuk akses pembiayaan ke lembaga keuangan.

 Mensosialisasikan sumber pembiayaan pertanian yang telah tersedia kepada petani.

Bidang Investasi

Peran investasi sangat penting dalam mengembangkan sektor pertanian, antara lain:

 Mensinergiskan kebijakan dalam pemerintahan, baik di tingkat pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sehingga investor mendapatkan suatu kepastian untuk menanamkan modalnya di bidang pertanian.

 Memberikan jaminan kestabilan politik dan keamanan investasi.

 Perbaikan infrastruktur sehingga dapat meminimalisasi resiko dan ketidakpastian yang dihadapi.

Bidang Pasca Panen dan Pemasaran Hasil

Kebijakan di bidang pasca panen dan pemasaran hasil antara lain:


(22)

17

 Memberdayakan SDM dan kelembagaan usaha di bidang pasca panen dan pemasaran hasil.

 Meningkatkan inovasi dan diseminasi teknologi pasca panen melalui kerjasama dan koordinasi dengan lembaga riset dan Perguruan Tinggi.

 Memperbaiki tata niaga kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang yang kondusif bagi petani.

 Meningkatkan pelayanan informasi pasar.

 Meningkatkan promosi agar sistem pemasaran lebih efektif.

 Meningkatkan penyuluhan, pendampingan, dan pelatihan di bidang pasca panen, pengolahan serta pemasaran hasil pertanian.

b. Pengolahan Data dan Informasi

Pengelolaan Data dan Informasi dilakukan secara berjenjang oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan tingkat lapangan.

c. Sarana Penunjang Kelancaran Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan pengadaan sarana penunjang kelancaran tugas kantor berupa peralatan, bahan maupun honor yang di alokasikan dipusat maupun di daerah, agar dilaksanakan secara efisien, efektif, dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(23)

18 Sasaran Strategis dan Indikator Keluaran (Output) Kegiatan

Untuk mencapai sasaran strategis pengelolaan produksi kacang tanah dan kacang hijau, serta aneka kacang mendorong berbagai kegiatan strategis meliputi:

1. Optimalisasi pembinaan seluas 552.250 ha untuk kacang tanah dan kacang hijau seluas 261.100 ha.

2. Pembinaan daerah rintisan aneka kacang dilaksanakan melalui koordinasi stakeholder dan sosialisasi.

Sasaran strategis, indikator kinerja dan target kegiatan pengelolaan produksi kacang tanah dan kacang hijau Tahun 2016, seperti tabel berikut:

Tabel 4. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Target Kegiatan Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau Tahun 2016

Target (Ha)

1 Bantuan saprodi kacang tanah CF-SKR 550

2 Diseminasi dan penerapan paket teknologi budidaya pada pertanaman kacang tanah ditingkat petani

373.366

3 Perluasan areal tanam kacang tanah dengan promosi investasi, mendorong pemanfaatan lahan terlantar dan peningkatan IP

178.335

4 Diseminasi dan penerapan paket teknologi budidaya pada pertanaman kacang hijau ditingkat petani

170.951

5 Perluasan areal tanam kacang hijau dengan mendorong pemanfaatan lahan terlantar dan peningkatan IP

90.149 Sasaran Strategis Mendorong peningkatan produktivitas dan produksi melalui bantuan dana hibah, pembinaan teknologi budidaya dan promosi

investasi


(24)

19 Penilaian Resiko Indikator Kinerja Keberhasilan

Luas areal penerapan budidaya tanaman kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang yang tepat dan berkelanjutan diprioritaskan pada kegiatan optimalisasi pembinaan budidaya kacang tanah dan kacang hijau. Pembinaan daerah rintisan aneka kacang dapat dilakukan lebih intensif. Sebagai tolak ukur keberhasilan kegiatan pengelolaan produksi kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang yaitu realisasi tanam dan penyerapan anggaran yang telah dialokasikan harus bersinergi baik ditingkat pusat sampai tingkat kabupaten/kota. Jika hal tersebut tidak berjalan sesuai yang diharapkan maka kinerja Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi dianggap kurang berhasil walaupun tidak berjalannya kegiatan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal yang tidak bisa ditanggulangi. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan. Beberapa faktor resiko yang kemungkinan berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan seperti Tabel berikut :


(25)

20

Tabel 5. Faktor Resiko yang Kemungkinan Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan

No Uraian Kegiatan Resiko

1 Koordinasi dengan Stakeholder

a. Kesepakatan kerjasama b. Komitmen stakeholder

c. Fasilitasi Kebijakan Pemerintah

2 Pembinaan, Monitoring, Supervisi dan

pendampingan

a. Ketersediaan anggaran b. Kontinuitas dan ketepatan

pelaksanaan c. Ketersediaan data d. Ketersediaan SDM

3 Penyusun kebijakan, Pedoman, Juklak, Juknis, Sosialisasi, data dan informasi

a. Komitmen seluruh stakeholder dalam mengeluarkan kebijakan b. Ketersediaan SDM yang handal

dalam penyajian data dan informasi

c. Ketersediaan sarana teknologi data dan informasi,

d. Biaya

e. Kemudahan akses terhadap data

4 Sarana dan prasarana penunjang

a. Ketersediaan SDM

b. Efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan


(26)

21

BAB. IV

PEMBINAAN

Pembinaan kelompok tani dilakukan secara berkelanjutan sehingga kelompok tani mampu mengembangkan usahanya secara mandiri. Untuk itu diperlukan dukungan dana pembinaan lanjutan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

1. Struktur Organisasi

Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaidah pengelolaan sesuai prinsip pelaksanaan Pemerintah yang baik (good governance) dan pemerintah yang bersih (clean goverment), maka pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi kacang tanah dan kacang hijau harus memenuhi prinsip-prinsip :

a. Mentaati ketentuan peraturan dan perundangan;

b. Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN); c. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi dan

demokratisasi;

d. Memenuhi asas akuntabilitas.

Tanggung jawab teknis pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi kacang tanah dan kacang hijau berada pada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota yang membidangi tanaman pangan, sedangkan tanggung jawab koordinasi pembinaan program berada pada Dinas Pertanian Provinsi yang membidangi tanaman pangan atas nama Gubernur. Tanggung jawab atas program dan kegiatan berada pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dengan memberikan fasilitasi


(27)

22

program dan kegiatan kepada Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kegiatan koordinasi pembinaan lintas kabupaten/kota difasilitasi oleh provinsi, sedangkan kegiatan koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional difasilitasi oleh kabupaten/kota. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di tingkat provinsi dibentuk Tim Pembina Provinsi dan pada tingkat kabupaten/kota dibentuk Tim Teknis Kabupaten/Kota.

2. Penanggung Jawab Program

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memfasilitasi koordinasi persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan antara lain :

a. Menyusun petunjuk teknis dan pola pemberdayaan yang berkelanjutan untuk mengarahkan kegiatan dalam mencapai tujuan dan sasaran sesuai Renstra yang ditetapkan;

b. Menggalang kemitraan dengan provinsi dan kabupaten/kota dalam pelaksanaan, pemantauan/pengendalian dan evaluasi kegiatan;

c. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan dari pelaksanaan program dan anggaran.

3. Tim Pembina Provinsi

Tim Pembina Provinsi ditunjuk dan ditetapkan oleh Gubernur atau Kepala Dinas Pertanian yang membidangi tanaman pangan.

Tugas Tim Pembina Provinsi :

a. Melakukan koordinasi lintas sektoral, antar instansi di tingkat provinsi dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan;


(28)

23

b. Melakukan koordinasi dengan Tim Teknis Kabupaten/Kota dalam pemantauan dan pengendalian serta membantu mengatasi permasalahan di lapangan;

c. Menyusun laporan hasil pemantauan dan pengendalian serta menyampaikan laporan ke tingkat Pusat.

4. Tim Teknis Kabupaten/Kota

Tim Teknis Kabupateb/Kota ditunjuk dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota setempat atau Kepala Dinas Pertanian yang membidangi tanaman pangan. Tugas Tim Teknis Kabupaten/Kota yaitu :

a. Melakukan sosialisasi dan seleksi calon kelompok sasaran;

b. Melakukan bimbingan teknis, pemantauan/pengendalian dan evaluasi;

c. Membuat laporan hasil pemantauan/pengendalian dan evaluasi.

Tim Pembina tingkat Provinsi serta Tim Teknis tingkat Kabupaten/Kota melaksanakan koordinasi mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota sampai tingkat provinsi. Pembinaan yang dilakukan meliputi :

1. Pelaksanaan pembinaan dilakukan secara periodik mulai dari persiapan sampai dengan panen dan berjenjang mulai dari provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan serta desa.

2. Provinsi melakukan pembinaan pelaksanaan peningkatan produksi kacang tanah dan kacang hijau di kabupaten/kota disesuaikan dengan situasi dan ketersediaan dana yang ada.


(29)

24

3. Kabupaten/Kota melakukan pembinaan pelaksanaan produksi produksi kacang tanah dan kacang hijau di tingkat lapangan/kelompok tani disesuaikan dengan situasi dan ketersediaan dana yang ada.


(30)

25

BAB. V

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Pemantauan dan Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang mungkin timbul maupun tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dalam pelaksanaan program dan kegiatan sehingga dapat dilakukan tindakan korektif sedini mungkin. Pemantauan dan Evaluasi dilaksanakan secara berjenjang oleh Pusat, Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.

Kegiatan pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara periodik dan berjenjang sesuai dengan tahapan kegiatan pengembangan usaha kelompok yang dilakukan dari awal kegiatan sampai dengan akhir kegiatan. Evaluasi meliputi: 1) komponen kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi kacang tanah dan kacang hijau tahun 2016, 2) tingkat pencapaian sasaran areal tanam dan produksi, 3) kenaikan tingkat produktivitas dan produksi, 4) permasalahan yang timbul di tingkat lapang, 5) kegiatan pendukung lainnya.

B. Pelaporan

Kegiatan pelaporan dilaksanakan oleh petugas Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Kecamatan secara periodik setiap bulan. Pelaporan dilakukan secara berjenjang yaitu dari pemandu lapangan ke Kabupaten/Kota, Provinsi dan pusat.


(31)

26

1. Laporan Kegiatan

Pelaporan kegiatan meliputi laporan pelaksanaan program, pelaksanaan kegiatan, penyampaian data dan informasi dan laporan akhir pelaksanaan program dan kegiatan yang memuat evaluasi, kesimpulan, saran serta data dukung lainnya sebagaimana dalam format laporan pada Lampiran4, 5,6, 7dan 8 .

2. Laporan Program

a. Sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi bulanan

1) Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota merencanakan dan membuat laporan blanko sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi kacang tanah dan kacang hijau tahun 2016.

2) Laporan sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi kacang tanah dan kacang hijau tahun 2016 kabupaten/kota di laporkan ke provinsi.

3) Provinsi mengirim laporan sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi kacang tanah dan kacang hijau tahun 2016 ke pusat.

b. Realisasi sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi bulanan

1) Kabupaten/Kota mengirimkan laporan blanko realisasi tanam, panen, produktivitas dan produksi kacang tanah dan kacang hijau bulanan tahun 2016 ke provinsi.


(32)

27

2) Provinsi mengirimkan laporan blanko realisasi tanam, panen, produktivitas dan produksi kacang tanah dan kacang hijau bulanan tahun 2016 ke pusat.

3) Penyampaian laporan realisasi tanam, panen, produktivitas dan produksi kacang tanah dan kacang hijau tahun 2016 kabupaten/kota di laporkan ke provinsi dan pusat setiap bulan sampai akhir tahun.

c. Kendala dan permasalahan yang dihadapi ditingkat lapangan

1) Dinas Kabupaten/Kota memberikan laporan kendala dan permasalahan kegiatan pengelolaan produksi kacang tanah dan kacang hijau lapangan antara lain meliputi bagaimana ketersediaan benih, tanaman yang terkena OPT, banjir maupun kekeringan.

2) Berdasarkan laporan kabupaten/kota yang disampaikan ke Dinas Pertanian Provinsi dan akan di laporkan ke pusat.

3) Laporan kendala dan permasalahan di tingkat lapangan disampaikan ke pusat setiap bulan.

4) Perkembangan serangan OPT dilakukan bulanan, triwulan dan tahunan.

5) Berdasarkan hasil laporan perkembangan tersebut akan dievaluasi oleh pusat dan daerah.

Laporan ke pusat disampaikan ke Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Jl. Raya Ragunan No 15 Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520; no. telepon (021) 7805342; faksimili (021) 7805179; email: subditkcl@yahoo.com.


(33)

28

BAB. VI

P E N U T U P

Peningkatan produktivitas kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang melalui optimalisasi pembinaan merupakan salah satu terobosan yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang lebih besar pada produksi akan datang. Optimalisasi pembinaan ini akan berhasil meningkatkan produksi dan pendapatan petani apabila didukung oleh semua pihak termasuk pemangku kepentingan baik hulu, onfarm maupun hilir serta terciptanya koordinasi pelaksanaan pengembangan dan optimalisasi pembinaan yang sinkron dan sinergis disetiap tingkat pemerintahan mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten, Kecamatan sampai ke tingkat Desa.


(34)

29


(35)

30

Lampiran 1

Luas

(Ha)

2003 KACANG MERAH

NUSA TENGGARA TIMUR Ngada

500

2003 KACANG NAGARA

KALIMANTAN SELATAN

HSS

500

2010 KACANG KORO PEDANG

LAMPUNG

Lampung Selatan

5

2010 KACANG KORO PEDANG

JABAR

1. Sukabumi

5

2. Subang

5

2010 KACANG KORO PEDANG

BANTEN

Lebak

5

2011 KACANG KORO PEDANG

LAMPUNG

Lampung Selatan

5

2011 KACANG KORO PEDANG

JAWA BARAT

1. Bogor

5

2. Sukabumi

5

3. Subang

5

2011 KACANG KORO PEDANG

BANTEN

1. Lebak

5

2. Pandeglang

5

2011 KACANG KORO PEDANG

JAWA TENGAH

1. Sragen

5

2. Purworejo

5

3. Kebumen

5

4. Karanganyar

5

2011 KACANG KORO PEDANG

DIY

Gunung Kidul

5

2011 KACANG KORO PEDANG

JAWA TIMUR

1. Ponorogo

5

2. Ngawi

5

8 provinsi, 15 kab.

1,085

Lokasi Kegiatan Aneka Kacang Tahun 2003 - 2011

Tahun

Komoditi

Provinsi

Kabupaten


(36)

31

Lampiran 2

SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI KACANG TANAH TAHUN 2016

No Provinsi

1 Aceh 3.472 3.306 13,64 4.511 2 Sumatera Utara 9.901 9.429 13,46 12.689 3 Sumatera Barat 6.613 6.298 15,69 9.883 4 Riau 1.399 1.332 11,86 1.580 5 Kepulauan Riau 178 170 12,40 211 6 Jambi 1.347 1.283 13,46 1.727 7 Sumatera Selatan 3.049 2.904 14,93 4.335 8 Kep. Bangka Belitung 345 329 11,75 387 9 Bengkulu 3.954 3.765 11,36 4.277 10 Lampung 8.769 8.351 14,11 11.783

Sumatera 39.026 37.168 13,82 51.381

11 DKI Jakarta - - - -12 Jawa Barat 57.380 54.648 16,97 92.715 13 Banten 10.465 9.966 14,18 14.128 14 Jawa Tengah 103.047 98.141 14,74 144.648 15 D.I. Yogyakarta 63.011 60.011 11,19 67.170 16 Jawa Timur 165.505 157.625 14,14 222.887

Jawa 399.408 380.391 14,24 541.548

17 Bali 9.691 9.230 13,57 12.526 18 Nusa Tenggara Barat 27.054 25.766 14,50 37.354 19 Nusa Tenggara Timur 15.419 14.685 12,88 18.909

Bali & Nusa Tenggara 52.165 49.681 13,85 68.789

20 Kalimantan Barat 1.318 1.256 12,93 1.623 21 Kalimantan Tengah 700 667 12,30 820 22 Kalimantan Selatan 10.341 9.849 13,06 12.858 23 Kalimantan Timur 1.560 1.486 13,09 1.945

Kalimantan 13.920 13.257 13,01 17.246

24 Sulawesi Utara 7.171 6.829 14,05 9.596 25 Gorontalo 1.026 977 12,75 1.245 26 Sulawesi Tengah 4.507 4.293 18,77 8.056 27 Sulawesi Selatan 19.742 18.802 15,76 29.635 28 Sulawesi Barat 474 452 13,66 617 29 Sulawesi Tenggara 6.936 6.606 8,46 5.592

Sulawesi 39.856 37.958 14,42 54.741

30 Maluku 1.549 1.475 12,59 1.857 31 Maluku Utara 3.795 3.614 12,22 4.418 32 Papua 2.084 1.984 11,00 2.183 33 Papua Barat 547 521 11,25 586

Maluku & Papua 7.974 7.594 11,91 9.044

Luar Jawa 152.941 145.659 13,81 201.202

Indonesia 552.350 526.050 14,12 742.750

Luas Panen (Ha) Luas Tanam (Ha) Produktivitas (Ku/Ha) Produksi (Ton)


(37)

32

Lanjutan Lampiran 2

SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI KACANG HIJAU TAHUN 2016

No Provinsi

1 Aceh 1.292 1.231 10,85 1.336 2 Sumatera Utara 3.061 2.916 11,32 3.301 3 Sumatera Barat 870 828 12,69 1.050 4 Riau 841 801 10,93 875 5 Jambi 331 315 11,64 366 6 Kepulauan Riau - - - -7 Sumatera Selatan 1.914 1.823 14,03 2.558 8 Kep. Bangka Belitung - - - -9 Bengkulu 1.989 1.894 10,17 1.927 10 Lampung 4.227 4.025 9,39 3.780

Sumatera 14.525 13.833 10,98 15.194

11 DKI Jakarta - - - -12 Jawa Barat 13.109 12.485 12,57 15.687 13 Banten 1.181 1.125 8,44 950 14 Jawa Tengah 83.276 79.311 11,57 91.787 15 D.I. Yogyakarta 793 756 6,16 465 16 Jawa Timur 70.203 66.860 12,30 82.207

Jawa 168.563 160.536 11,90 191.096

17 Bali 1.623 1.545 10,84 1.675 18 Nusa Tenggara Barat 27.845 26.519 11,88 31.514 19 Nusa Tenggara Timur 17.059 16.247 8,83 14.348

Bali & Nusa Tenggara 46.527 44.311 10,73 47.536

20 Kalimantan Barat 1.054 1.003 8,14 817 21 Kalimantan Tengah 185 177 8,50 150 22 Kalimantan Selatan 1.010 962 10,98 1.057 23 Kalimantan Timur 595 567 10,91 618

Kalimantan 2.844 2.709 9,75 2.642

24 Sulawesi Utara 1.751 1.667 12,97 2.163 25 Gorontalo 200 190 13,44 256 26 Sulawesi Tengah 1.450 1.381 8,59 1.186 27 Sulawesi Selatan 20.446 19.473 13,43 26.152 28 Sulawesi Barat 638 608 13,96 849 29 Sulawesi Tenggara 1.929 1.837 8,41 1.546

Sulawesi 26.414 25.156 12,78 32.150

30 Maluku 1.209 1.151 10,91 1.256 31 Maluku Utara 400 381 11,95 455 32 Papua 933 888 10,82 961 33 Papua Barat 246 234 11,13 261

Maluku & Papua 2.787 2.654 11,05 2.932

Luar Jawa 93.097 88.663 11,33 100.453

Indonesia 261.660 249.200 11,70 291.550

Luas Panen (Ha) Luas Tanam (Ha) Produktivitas (Ku/Ha) Produksi (Ton)


(38)

Pe tu nj uk T ekni s P eng el o la an P ro du ks i K ac an g Tana h d an Kaca ng Hi jau 2 0 1 6 33

1 Penyusunan Pedoman, Juklak, Juknis

2 Sosialisasi

3 Pelaksanaan

1. Tanam

2. Pemeliharaan

3. Panen

4 Pembinaan

5 Monitoring

6 Evaluasi

7 Pelaporan

Rencana Jadwal Pelaksanaan Optimalisasi Pembinaan Kacang Tanah/Kacang Hijau/Aneka Kacang Tahun 2014

No

Kegiatan

Bulan

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agt

Sep

Okt

Nov

Des

Rencana Jadwal Pelaksanaan Pembinaan Kacang Tanah/Kacang Hijau/Aneka Kacang Tahun 2016


(39)

Pe tu nj uk T ekni s P eng el o la an P ro du ks i K ac an g Tana h d an Kaca ng Hi jau 2 0 1 6 34 Provinsi :

Renc. Real Renc. Real Renc. Real. Renc. Real. Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real. Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real

Jumlah

………...…………..

Mengetahui

Kepala Dinas Tanaman Pangan

Provinsi………..….

……….……… Nip. ……….……..

Total Jul Agust Sep Okt Nop Des

Rencana Dan Realisasi Tanam Pengembangan Aneka Kacang (Kacang Tanah dan Kacang Hijau)Tahun 2012

No Kabupaten Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Rencana Dan Realisasi Tanam Kacang Tanah/Kacang Hijau/Aneka Kacang Tahun 2016


(40)

Pe tu nj uk T ekni s P eng el o la an P ro du ks i K ac an g Tana h d an Kaca ng Hi jau 2 0 1 6 35 Provinsi :

Renc. Real Renc. Real Renc. Real. Renc. Real. Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real. Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real

Jumlah

………...…………..

Mengetahui

Kepala Dinas Tanaman Pangan

Provinsi………..….

……….……… Nip. ……….……..

Total

Jul Agust Sep Okt Nop Des

Rencana Dan Realisasi Tanam Pengembangan Aneka Kacang (Kacang Tanah dan Kacang Hijau)Tahun 2012

No Kabupaten Jan Feb Mar Apr Mei Jun


(41)

Pe tu nj uk T ekni s P eng el o la an P ro du ks i K ac an g Tana h d an Kaca ng Hi jau 2 0 1 6 36 Provinsi :

Renc. Real Renc. Real Renc. Real. Renc. Real. Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real. Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real

Jumlah

………...…………..

Mengetahui

Kepala Dinas Tanaman Pangan

Provinsi………..….

……….……… Nip. ……….……..

Total Jul Agust Sep Okt Nop Des

Rencana Dan Realisasi Tanam Pengembangan Aneka Kacang (Kacang Tanah dan Kacang Hijau)Tahun 2012

No Kabupaten Jan Feb Mar Apr Mei Jun


(42)

Pe tu nj uk T ekni s P eng el o la an P ro du ks i K ac an g Tana h d an Kaca ng Hi jau 2 0 1 6 37 Provinsi :

Renc. Real Renc. Real Renc. Real. Renc. Real. Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real. Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real

Jumlah

………...…………..

Mengetahui

Kepala Dinas Tanaman Pangan

Provinsi………..….

……….……… Nip. ……….……..

Total Jul Agust Sep Okt Nop Des

Rencana Dan Realisasi Tanam Pengembangan Aneka Kacang (Kacang Tanah dan Kacang Hijau)Tahun 2012

No Kabupaten Jan Feb Mar Apr Mei Jun


(43)

38

Lampiran 8

Provinsi :

Kabupaten :

Kecamatan :

Desa :

Biaya Produksi dan Pendapatan Usahatani Kacang Tanah/Kacang Hijau/ Kacang Merah/Kacang Nagara/Kacang Koro Pedang Per Hektar

Tahun 2016

Riil Dikeluarkan Diperhitungkan

I INPUT

A TENAGA KERJA (HOK)

1. Pengolahan Tanah s/d siap tanam a. Manusia

b. Ternak c. Traktor/Mesin

2. Menanam 3. Memupuk

4. Memberantas Hama 5. Menyiang

6. Memanen 7. Mengangkut Jumlah A

B. SARANA PRODUKSI

1. Bibit/Stek (Batang) a. Pembelian b. Produksi Sendiri 2. Pupuk (Kg/Ltr) a. Urea b. TSP/SP-36 c. KCl

d. Kandang/Hijau e. Lainnya (Tetes Miwon) 3. Pestisida (Kg/Ltr) a. Insektisida Padat Insektisida Cair b. Lainnya Padat

Lainnya Cair Jumlah B

C PENGELUARAN LAIN 1. Sewa Tanah 2. Pajak 3. Lainnya Jumlah C TOTAL (A+B+C) I BIAYA PRODUKSI

1. Per Hektar (Rp.) 2. Per Kilogram (Rp.) II OUT PUT

1. Produksi 2. Nilai Hasil

III PENDAPATAN BERSIH (Rp) 1. Secara Usahatani

a. Per musim = Rp…………. b. Per bulan = Rp…………. 2. Petani

a. Per musim = Rp…………. b. Per bulan = Rp…………. IV R/C

URAIAN FISIK NILAI (RP)


(44)

39

TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN DESKRIPSI VARIETAS

KACANG TANAH, KACANG HIJAU DAN

ANEKA KACANG


(45)

40

TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG TANAH

1. Pola Tanam

1) Rotasi/Pola tanam kacang tanah adalah satu kali dalam satu tahun untuk mencegah hama dan penyakit.

2) Di lahan sawah penanaman dilakukan di awal musim kemarau sedangkan di lahan kering umumnya penanaman dilakukan di awal musim hujan.

Musim ini berbeda-beda pada masing-masing daerah yang

memungkinkan penanaman dapat dilakukan sepanjang tahun di seluruh nusantara.

3) Di lahan kering dimana kebutuhan air kacang tanah semata-mata bergantung pada curah hujan, pada bulan pertama diperlukan curah hujan 100-150 mm/bulan sedang pada bulan ketiga antara 50-100 mm/bulan.

4) Di lahan sawah tanaman kacang tanah ditanam sesudah padi yang jatuh pada musim kemarau untuk itu perlu pengairan dan irigasi

2. Varietas

1) Benih yang digunakan adalah benih yang berasal dari varietas unggul nasional yang mempunyai potensi hasil tinggi seperti Gajah, Macan, Kidang, Biawak, Kancil, Turangga dll.

2) Pemilihan varietas sebaiknya selain memperhatikan produksinya dan adaptasinya terhadap lingkungan juga memperhatikan kebutuhan pasar. Untuk kacang garing misalnya lebih baik digunakan varietas berbiji dua dengan bentuk biji dan polong yang bagus seperti Jerapah, Kancil, dan Tuban.


(46)

41 3) Kebutuhan benih tergantung pada ukuran biji sekitar 80 kg biji/ha atau

120 kg polong/ha dengan daya tumbuh benih lebih 80 %.

3. Penyiapan Lahan

1) Tanah dibajak 2 kali sedalam 15-20 cm, lalu digaru, dan diratakan, dibersihkan dari sisa tanaman dan gulma dan dibuat bedengan selebar 3-4 meter.

2) Antar bedengan dibuat saluran drainase dalam 30 cm dan lebar 20 cm yang berfungsi sebagai saluran irigasi pada saat kering.

4. Penanaman

1) Penanaman dengan jarak tanam 40 x 15 cm, 40 x 10 cm, satu biji per lubang sehingga populasi tanaman sekitar 250.000 tanaman.

2) Penanaman juga dapat dilakukan secara baris ganda (50 cm x 30 cm) x 15

cm, satu biji per lubang. 3) Penanaman dengan cara ditugal, kedalaman lubang tanam 3-5 cm. Lubang

tanam ditutup dengan tanah.

5. Pemupukan

1) Dosis pupuk per hektar secara umum dapat diberikan 50 kg Urea, 50 Kg SP 36 dan 50 Kg KCL, 125 gr pupuk bio (rhizonut), dan pupuk organik secukupnya

2) Waktu Pemberian pupuk, terdiri atas pupuk dasar : semua pupuk bio (rhizonat) saat tanam dan ½ bagian Urea, seluruh TSP dan KCL satu hari sebelum atau saat tanam, pupuk susulan : 1/2 bagian urea pada saat umur tanaman 21-24 HST

3) Cara Pemupukan: pupuk bio (rhizonat) dicampur dengan benih dan disemprot dengan air sebelum ditanam, pupuk dasar disebar merata saat


(47)

42 pengolahan tanah akhir, pupuk susulan ditugal kiri kanan barisan tanaman sedalam 5-7 cm atau dengan sistem garit.

4) Pada tanah yang yang bersifat masam atau pH tanahnya rendah , diberikan dolomit sebanyak 300-500 kg/ha dengan cara ditaburkan merata pada saat pengolahan tanah akhir.

6. Penyiangan dan pembumbunan

1) Penyiangan gulma dilakukan 2 kali selama pertumbuhan tanaman. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 15 HST sebelum tanaman berbunga atau tergantung populasi gulma. Penyiangan dapat dilakukan dengan cara menggunakan kored atau pancong. Penyiangan kedua dilakukan pada 45 HST setelah ginofor masuk ke dalam tanah. Penyiangan tidak boleh dilakukan saat pembentukan polong karena dapat menyebabkan kegagalan pembentukan polong

2) Pembumbunan dilakukan bersamaan penyiangan.

7. Pengendalian Hama dan Penyakit.

1) Pengendalian Hama dan penyakit dilakukan secara bijaksana yang diawali dengan pemilihan benih varietas kacang tanah yang resisten atau toleran hama penyakit pada daerah setempat.

2) Apabila hama tetap menyerang dilakukan pencegahan secara mekanis dengan memungut hama secara manual atau bila serangan di atas ambang ekonomi dilakukan penyemprotan dengan pestisida.

3) Hama utama pada kacang tanah antara lain sebagai berikut Wereng kacang tanah (Empoasca fasialin), pengerek daun (Stmopteryx subsecivella), ulat jengkal (Plusia Chalcites) dan ulat grayak (Prodenia litura ), ulat penggulung daun (Lamprosema indicata), hama teresbut dapat


(48)

43 dikendalikan dengan insektisida endosulfan, klorfirifos, monokrotofos, metamidofos, diazinon, (seperti Thiodan, Dursban, Azodrin, Tamaron dan Basudin). Untuk pencegahan, pestisida tersebut dapat diaplikasikan pada umur 25,35 dan 45 HST.

4) Penyakit utama kacang tanah antara lain layu bakteri (Pseudomonas solanacearum), bercak daun (Cercospora sp.)penyakit karat (Puccinia arachidis). Pengendalian dapat dilakukan dengan penanaman varietas tahan atau menggunakan fungisida benomil, mankozeb, bitertanol, karbendazim, dan klorotalonil (seperti Benlate, Dithane M-45, Baycor, Delsane, MX200, dan Daconil). Untuk pencegahan fungisida tersebut dapat diaplikasikan pada umur 35-45 dan 60 HST.

8. Pengairan

1) Pengairan diperlukan jika kacang tanah ditanam pada musim kemarau. Priode kritis tanaman terhadap air adalah periode pertumbuhan awal (umur hingga 15 hari), umur 25 hari (awal berbunga), umur 50 hari (pembentukan dan pengisian polong), dan umur 75 hari (pemasakan)

2) Pengairan dilakukan melalui selokanantar bedengan.

9. Panen dan Pasca Panen

1) Umur panen tergantung varietas dan musim tanam. Rata-rata umur panen adalah 90-100 hari atau pada saat masak fisiologis dimana tanda-tandanya adalah : kulit polong mengeras, berserat, bagian dalam berwarna coklat, jika ditekan polong mudah pecah. Cara panen dilakukan secara manual (dicabut), sebelum panen tanah perlu dibasahi dengan diari agar tidak banyak polong yang tertinggal di dalam tanah.

2) Perontokan polong dilakukan secara manual atau dipetik dengan tangan atau menggunakan mesin pemipil polong (stripper), lalu polong disortir dan sisihkan polong muda dan rusak.


(49)

44 3) Hasil panen dapat langsung dijual ke pabrik pengolahan (tenggang

waktunya tidak boleh lebih 24 jam) atau terlebih dahulu dikeringkan

4) Pengeringan dilakukan dengan dijemur pada lantai atau dengan alas tikar selama 5-6 haridengan matahari terik atau bila musim hujan dengan menggunakan pengering. Pengeringan dilakukan sampai kadar air biji menjadi 10-12 % yang ditandai dengan mudah terkelupasnya kulit biji. 5) Pengupasan atau pembijian dilakukan dengan cara sederhana (polong

dikupas dengan tangan) atau menggunakan mesin pengupas polong (peanut sheller).

6) Penyimpanan

Penyimpanan kacang tanah dilakukan dalam gudang yang bersih, kering tidak lembab dan sirkulasi udara baik menggunakan wadah karung goni atau kantong plastik. Kacang tanah yang sudah dikemas ditumpuk dengan teratur di atas kayu/rak kayu.


(50)

45


(51)

46

TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG HIJAU

Penerapan teknologi budidaya kacang hijau secara umum adalah sebagai berikut :

1. Syarat Tumbuh

a. Tanah

1) Tekstur : Liat berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase yang baik.

2) Struktur tanah gembur 3) Ph 5,8 7,0 optimal 6,7 b. Iklim

1) Curah hujan optimal 50 - 200 mm/bln

2) Temperatur 25 - 27 0C dengan kelembaban udara 50 – 80% dan cukup mendapat sinar matahari

c. Tanah

1) Tekstur : Liat berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase yang baik.

2) Struktur tanah gembur 3) Ph 5,8 7,0 optimal 6,7

2. Benih dan Varietas

1) Semua varietas kacang hijau yang telah dilepas cocok ditanam di lahan sawah maupun tegalan.

2) Varietas terbaru tahan penyakit embun tepung dan bercak daun seperti Sriti, Kutilang, Perkutut, dan Mural dapat dianjurkan untuk ditanam pada daerah yang endemik penyakit tersebut.


(52)

47 3) Kebutuhan benih sekitar 20 kg/ha dengan daya tumbuh 90%.

3. Penyiapan lahan

1) Pada lahan bekas padi, tidak perlu dilakukan pengolahan tanah (Tanpa Olah Tanah = TOT).

2) Tunggul padi perlu dipotong pendek dan dibersihkan seperlunya atau dipinggirkan.

3) Apabila tanah becek maka perlu dibuat saluran drainase dengan jarak 3 - 5 m 4) Pada lahan tegalan atau bekas tanaman palawija lain (jagung) perlu

pengolahan tanah:

a. pembajakan sedalam 15 - 20 cm, b. kemudian dihaluskan dan diratakan. c. saluran irigasi dibuat dengan jarak 3 - 5 m.

4. Cara tanam

1) Tanam dengan sistem tugal, dua biji/lubang.

2) Pada musim hujan, digunakan jarak tanam 40 cm x 15 cm sehingga mencapai populasi 300 - 400 ribu tanaman/ha.

3) Pada musim kemarau digunakan Jarak tanam 40 cm x 10 cm sehingga populasinya sekitar 400-500 ribu tanaman/ha.

4) Pada bekas tanaman padi, penanaman kacang hijau tidak boleh lebih dari 5 hari sesudah padi dipanen,

5) Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur tidak lebih dari 7 hari.

5. Pemupukan

1) Untuk lahan yang kurang subur, tanaman dipupuk 45 kg Urea + 45 - 90 kg SP36 + SD kg KCl/ha yang diberikan pada saat tanam secara larikan di sisi lubang tanam sepanjang barisan tanaman.


(53)

48 2) Bahan organik berupa pupuk kandang sebanyak 1520 ton/ha dan abu dapur

sangat baik untuk pupuk dan diberikan sebagai penutup lubang tanam. 3) Di lahan sawah bekas padi yang subur, tanaman kacang hijau tidak perlu

dipupuk maupun diberi bahan organik.

6. Mulsa jerami

Untuk menekan serangan hama lalat bibit, pertumbuhan gulma, dan penguapan air, jerami padi sebanyak 5 ton/ha dapat diberikan sebagai mulsa.

7. Penyiangan

Penyiangan dilakukan dua kali pada saat tanaman berumur 2 dan 4 minggu.

8. Pengairan

1) Pada daerah panas (suhu udara 30 -31 0C) dan kelembaban udara rendah (54 – 52 %) pertanaman perlu diairi dua kali pada umur 21 hari dan 33 hari. 2) Pada daerah sedang (suhu udara 24 - 26 0C) dan kelembaban udara

sedang hingga tinggi (77 - 82 %) pengairan cukup diberikan satu kali pada umur 21 hari atau 38 hari.

3) Periode kritis kacang hijau terhadap ketersediaan air adalah pada saat menjelang bertunga (umur 25 hari) dan pengisian polong (45 - 50 hari), sehingga jika kekurangan air pada periode tersebut perlu dilakukan pengairan.

9. Pengendalian hama

1) Hama utama kacang hijau adalah : lalat kacang Agmmyxa phaseoti, ulat jengkal Piusia chaitites, kepik hijau Nezara virfduta, kepik coklat Riptonus tinearis, penggerek polong Maruca testutalis dan Etietla ztnckenetta, dan Kutu Thrips.

2) Pengendalian hama dapat dilakukan dengan insektisida, seperti: Cwifldor, Regent, Curacron, Atabnon, Furadan, atau Pegassus dengan dosis 2-3 ml/liter air dan volume semprot 5OIM>00 liter/ha.


(54)

49 3) Pada daerah endemik lalat bibit Agromyza phaseoti perlu tindakan perlakuan benih dengan insektisida Carbosulfan (10 g/kg benih) atau Fipnonil (5 cc/kg benih).

10. Pengendalian penyakit

1) Penyakit utama adalah bercak daun fcrcospeiu w-cscenst busuk batang, embun tepung Erysiptiepoiygoni, dan penyakit puru Bsinos giycines.

2) Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan fungisida seperti: Benlate, Dithane M-45, Baycor, Delsene MX 700 atau Daconil pada awal serangan dengan dosis 2 g/l air.

3) Penyakit embun tepung Erysiphepofygoni sangat efektif dikendalikan dengan fungisida hexakonal yang diberikan pada umur 4 dan 6 minggu. 4) Penyakit bercak daun efektif dikendalikan dengan fungisida hexakonazol

yang diberikan pada umur 4, 5 dan 6 minggu.

11. Panen dan pascapanen

1) Panen dilakukan apabila polong sudah berwarna hitam atau coklat. Panen dengan cara dipetik dan polong segera dijemur selama 2 - 3 hari hingga kulit mudah terbuka.

2) Pembijian dilakukan dengan cara dipukul, sebaiknya di dalam kantong plastik atau kain untuk menghindari kehilangan hasil. Pembersihan biji dari kotoran dengan menggunakan nyiru (tampah) dan biji dijemur lagi sampai kering simpan yaitu kadar air mencapai 8 – 10 %.


(55)

50


(56)

51

TEKNOLOGI BUDIDAYA KORO PEDANG

1. Pengolahan tanah

Sebelum ditanami lahan perlu diolah secara sederhana yaitu dengan cara dibajak untuk menggemburkan tanah, setelah dibajak dan diratakan maka lahan sudah siap untuk ditanami koro pedang.

2. Benih

a. Penanganan benih sebelum ditanam

1) Benih berasal dari hasil panen saat musim tanam sebelumnya. Sebelum dijadikan benih maka biji disortir dipilih yang bagus dan dianggap sehat.

2) Setelah terkumpul biji hasil sortiran, biji dicuci dan di campur dengan rizobium sesuai dosis, selanjutnya dijemur kena sinar matahari langsung.

3) Setelah kering ditaruh diwadah tertutup dan segera ditanam. b. Kebutuhan benih 20 – 25 kg/ha.

3. Penanaman

1) Jarak tanam ideal 1m x 1m 2) Ditugal dengan 2 biji per lubang

4. Pupuk

1) Pupuk organik dengan dosis 1 ton/ha

Diberikan pada saat sebelum tanam sekitar 500 kg, susulan I dosis 250 kg pada saat umur 30 – 45 hari dan susulan ke II dosis 250 kg saat umur 70 – 80 hari.


(57)

52 2) Pupuk cair

Dosis 3 liter per ha disemprotkan pada saat tanaman berumur 15 hari setelah tanam selanjutnya di berikan setiap 10 hari sekali sampai menjelang berbunga.

5. Pemeliharan

Disiang setiap ada rumput yang tumbuh disekitartanaman.

6. Pengendalian OPT

Dilakukan penyemprotan dengan pestisida setelah ada gejala serangan, paling utama adalah hama ulat.

7. Perawatan Polong

Untuk menghindari buah yang busuk akibat menempel di tanah, perlu diberi tiang penyangga (anjang-anjang). Bila warna buah sudah kemerahan harus selalu dipantau, begitu warna mulai coklat segera dipetik.

8. Pasca Panen

Kacang Koro Pedang mulai dapat dipetik setelah umur 4,5 bulan, selang 2 -3 minggu berikutnya setelah pemanenan pertama dapat terus dipanen sampai umur 6 bulan.3


(58)

53

TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG NAGARA

1. Syarat tumbuh :

a. Tanah

Tanah tekstur lempung sampai lempung berpasir, podsolik merah kuning, latosol, alluvial, gleisol dan organosol dan PH : 5.5 – 7.5

b. Iklim

Temperatur antara 25 - 29C, Curah Hujan tahunan antara 1.500 – 2.500 mm

2. Benih

a. Syarat Benih

1) Bebas hama penyakit, bernas, tidak keriput, seragam dan bersih 2) Daya Tumbuh sama atau > 80 %.

b. Kebutuhan Benih : Kebutuhan benih 40 Kg/Ha c. Varietas : Kacang Tunggak Nagara

3. Penyiapan Lahan

a. Di Lahan Lebak.

Pengolahan lahan dilakukan dengan memotong rumput rawa dengan menggunakan alat kait, rumput digulung seperti menggulung kasur. Gulungan rumput dibiarkan selama dua minggu sampai kering kemudian dihamparkan kembali sebagai mulsa.

b. Di Lahan Rawa yang kurang subur

Dilakukan dengan pembabatan semak yang diikuti pembakaran semak. Setelah lahan siap tanam, maka dilakukan penanaman.


(59)

54 Pengolahan tanah dilakukan dengan 2 (dua) kali bajak dan sedikit satu kali garu

d. Di Lahan Sawah Tadah Hujan

Di lahan sawah tadah hujan bekas tanaman padi ditanam tanpa olah tanah, jerami digunakan sebagai mulsa

e. Di Lahan Sawah

Di lahan sawah bekas tanaman padi tidak perlu diolah, perlu dibuatkan saluran setiap 3 m atau 4 m, dengan kedalaman saluran antara 20 – 30 cm dengan lebar 25 – 30 cm. Saluran tersebut berfungsi sebagai putusan bila air berlebih atau digunakan sebagai saluran irigasi apabila diperlukan penambahan air.

4. Penanaman

a. Waktu tanam

Lahan Rawa : Musim kemarau (bulan mei/Juni)

Lahan Lebak : waktu tanam pada musim kemarau, yaitu pada bulan Mei

– Juni

Lahan Sawah : lahan sawah irigasi dan sawah tadah hujan ditanam sesudah padi pada bulan Juni – Juli dan pada lahan irigasi terbatas pada bulan Maret/April

Lahan Kering : Ditanam setelah tanaman palawija lain atau setelah padi gogo (MK) atau menjelang musim kemarau sekitar bulan Februari/ Maret

b. Cara dan jarak tanam

1) Cara tanam yang umum digunakan yaitu ditugal dan disebar. Jarak tanam harus disesuaikan dengan kondisi dan kesuburan tanah

2) Pada Lahan Lebak : Jarak tanam yang digunakan 60 cm x 100 cm. Benih ditanam sedalam 3 – 5 cm, 2-3 biji per lubang


(60)

55 3) Pada lahan kering : Benih ditaruh pada lubang tugal atau disebar pada bekas alur bajak. Jarak benih dalam alur bajak sekitar 10 – 15 cm, dengan jarak tanam 44 cm x 15 – 20 cm, 2 biji per lubang (populasi 125.000 tanaman/hektar)

4) Pada lahan Sawah : ditanam dengan cara ditugal dan jarak tanam 30 cm x 15 – 20 cm atau 40 cm x 15 – 20 cm, 40 cm x 10 cm, 1 biji per lubang. Jumlah populasi 250.000 tanaman/hektar

5. Pemeliharaan

a. Penyulaman : Penyulaman tanaman yang mati pada umur 7 – 10 hari setelah tanam

b. Pemangkasan pucuk dilaksanakan pada umur 25 – 30 hari setelah tanam

c. Pemupukan

1) Pupuk dasar diberikan setelah tanam dengan dosis per ha; Urea 35 kg, SP-36 70 kg, KCL 35 kg atau NPK 150 kg dan pupuk organik 2.000 kg

2) Dosis disesuaikan dengan rekomendasi setempat

3) Lahan sawah : Pada lahan sawah bekas tanaman padi tidak memerlukan tambahan pupuk secara langsung, cukup berasal dari residu pupuk yang diberikan pada tanaman padi. Jenis tanah

alluvial pemupukan dengan 22,5 kg urea = 45 kg TSP + 45 kg KCL/ha dapat meningkatkan hasil 0,17 ton/ha

4) Lahan kering : pada lahan kering respon tanaman terhadap pemupukan berbeda tergantung pada musim dan jenis tanah. Kacang Nagara yang ditanam pada musim kemarau kurang respon dibanding dengan yang ditanam pada musim hujan.


(61)

56

Pemupukan 50 kg urea + 100 kg TSP per/ha dapat meningkatkan hasil 20% dibandingkan tanpa pupuk

6. Pengendalian Gulma

1) Kompetisi gulma merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan hasil,, apabil tidak dilakukan penanggulanga secara tepat.

2) Jenis gulma yang sering dijumpai antara lain : Enchinochoa colona, Amaranthus spinosus, Cyperus kilingia dan Lindrernia anaglis

3) Untuk menekan pertumbuhan gulma cukup dilakukan 2 (dua) kali penyiangan

4) Upaya lain dilakukan dengan meningkatkan populasi tanaman menjadi 320.000 tanaman /ha

7. Pengendalian Hama dan Penyakit

2. Hama daun, penggerek polong, ulat grayak dan tikus merupakan hama yang dominan menyerang dan menurunkan potensi hasil kacang nagara 3. Untuk mengatasi diupayakan penggunaan pestisida secara bijaksana

sistem pemantauan di lapangan

4. Dengan menggunakan pestisida dan pemupukan yang tepat dapat meningkatkan hasil sampai 34%.

8. Panen

Ciri tanaman yang siap untuk dipanen adalah : 1) Tanaman telah berumur 2 bulan

2) Polong masak ditandai warna polong putih kecoklatan 3) 85 – 90 % polong sudah kering


(62)

57

4) Polong hasil panen harus secepatnya dijemur agar lebih kering untuk selanjutnya dilakukan pembijian

5) Pada kondisi cukup kering, masa pengeringan polong hanya dilakukan 2 – 3 hari

6) Untuk makanan ternak dilakukan antara periode pembungaan dan pembentukan polong

9. Pasca Panen

Polong yang telah dipetik dikumpulkan dan dijemur dibawah terik matahari salama 3 – 4 hari. Polong yang sudah kering ditandai dengan pecahnya sebagian polong secara otomatis. Pembijian dilakukan dengan memasukkan polong kedalam karung kemudian di pukul-pukul atau diinjak-injak. Kemudian biji dibersihkan dengan cara ditampi atau dengan alat lainnya dengan prinsip pemisahan biji bernas dengan kotoran. Biji yang telah bersih dikeringkan sampai kadar air 14% untuk selanjutnya dilakukan penyimpanan dalam karung, sedangkan untuk benih penyimpanan dilakukan dengan menggunakan kaleng atau drum untuk menghindari serangan hama gudang. Apabila dilakukan penanganan yang baik benih kacang nagara dapat disimpan lebih dari 1 tahun.


(63)

58


(64)

59

TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG MERAH

1. Penyiapan lahan

Seperti halnya penyiapan lahan untuk tanaman kacang tanah maupun kacang hijau, pengolahan tanah dilakukan secara optimal, yang umumnya diperoleh dengan dua kali pembajakan dan diikuti dengan perataan tanah. Kacang merah tergolong tanaman yang toleran terhadap kelembaban tanah tinggi, karenanya pembuatan saluran drainase perlu diperhatikan dalam budidaya kacang merah.

2. Penanaman

Penanaman kacang merah dilakukan dengan menggunakan tugal, ditanam dua hingga tiga biji perlubang, dan diperjarang menjadi dua tanaman perumpun pada umur sekitar delapan hari setelah tanam. Kacang merah ditanam dengan jarak 40 cm antara barisan dan 10 cm di dalam barisan, atau setara dengan populasi 330.000 hingga 500.000 tanaman per ha. Di New South Wales dan Queensland, kacang merah ditanam dengan populasi tinggi yaitu 500-600 ribu tan / ha (Desborough dan Redden, 1998).

3. Pemeliharaan a. Pemupukan

Tanaman kacang merah memiliki bintil akar yang cukup effektif dalam menambat nitrogen udara, walaupun demikian upaya penambahan unsur hara melalui pemupukan masih tetap diperlukan. Dosis pupuk (N, P2O5 dan K2O) disesuaikan dengan status kesuburan tanah yang akan digunakan, namun sebagai petunjuk teknis dapat mengikuti dosis anjuran, yaitu Urea sekitar 75 kg, SP-36 100 kg, dan KCL 100 kg per ha, diberikan seluruhnya pada saat


(65)

60

tanam, 30 % pada saat tanaman berumur 20 hst dan sisanya diberikan pada saat menjelang berbunga (Keng-Feng, 1994)

b. Pengendalian gulma, hama dan penyakit

Tanaman kacang merah dinilai kurang toleran terhadap persaingan dengan gulma karenanya pengendalian gulma perlu mendapatkan perhatian. Penyiangan disesuaikan dengan populasi gulma dilapang, namun paling tidak dapat dilakukan dua kali yaitu pada umur 15 dan 25 hst.

Beberapa hama dan penyakit dapat menjadi kendala produksi kacang merah. Seperti pada tanaman kacang hijau, hama Trips dan Aphis dapat menyerang kacang merah. Virus merupakan kendala utama. Izuka (1990) mengidentifikasi dan melaporkan paling tidak terdapat enam srain virus yang dapat menjadi kendala produksi kacang merah AzMV (adzuki bean mosaicvirus). BICMV (blckeye cowpea masaic virus) dan AMV (alfafa mosaic virus).Adanya infeksi awal virus AzMV dilaporkan dapat menurunkan hasil hingga 43 %.

Seperti pada biji kacang hijau, berbagai hama dapat merusak biji kacang merah selama penyimpanan terutama Callosobruchus chinesis dan C. maculatus. Untuk mengatasi kerusakan biji selama penyimpanan, Ishimoto et al. (1996) mengupayakan pembentukan kacang merah transgenic tahan hama-hama penyimpan tersebut.

4. Panen dan prosesing

Polong kacang merah masak tidak serempak, karenanya pemanenan dilakukan antara dua hingga tiga kali. Beberapa varietas kacang merah yang dilepas dari Taiwan pada akhir-akhir ini umumnya bertipe determinit dan berumur antara 80-90 hari. Upaya pemuliaan di Taiwan


(66)

61

juga diarahkan untuk umur masak polong serempak, sehingga masa panen dapat dilakukan sekaligus. Di Florida Selatan, masa tanam terbaik adalah pada bulan September- Februari, dan tanaman dapat dipanen pada umur 120 hari.

Uji coba terhadap beberapa genotype introduksi asal Taiwan dan jepang yang dilakukan di Malang, umur polong masak berkisar antara 60 hingga 70 hari. Polong yang telah masak segera dijemur dan dibijikan.

Biji kacang merah memiliki daya tumbuh cukup lama, namun selama penyimpanan harus memperhatikan adanya serangan hama gudang. Karenanya penyimpanan pada tempat tertutup akan cukup baik untuk menghindari kerusakan akibat hama-hama dalam penyimpanan.

DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL KACANG TANAH

a. Potensi > 3 ton/ha (Produktivitas Tinggi)

(Ton/Ha) (Hari)

1 Domba 2,1 - 3,6 90 - 95 AT AT AT

2 Bison 2,0 - 3,6 90 - 95 AT AT

-3 Tuban 2,0 - 3,2 90 - 95 T Tol Tol

4 TALAM 1 2,3 - 3,2 90 - 95 T AT AT

5 HypoMa 1 2,3 - 3,7 ± 91 AT T T

6 HypoMa 2 2,4 - 3,5 ± 90 AT AT AT

7 TAKAR 1 3,0 - 4,3 90 - 95 T T

-8 TAKAR 2 3,0 - 3,8 85 - 90 T T

-No Varietas

Potensi Hasil

Umur Panen

Tahan Terhadap Penyakit Layu Karat Bercak


(67)

62 b. Potensi ≥ 2 ≤ 3 ton/ha (Produktivitas Sedang)

(Ton/Ha) (Hari)

1 Zebra 2,40 95 - 100 - Tol Tol

2 Kelinci 2,30 95 AT Tol Tol

3 Pelanduk 2,00 95 - 100 T P P

4 Tupai 2,00 95 - 100 T P P

5 Badak 2,00 95 - 103 Tol T Tol

No Varietas

Potensi Hasil

Umur Panen

Tahan Terhadap Penyakit

Layu Karat Bercak

Daun

c. Potensi < 2 ton/ha (Produktivitas Rendah)

(Ton/Ha) (Hari)

1 Rusa 1,9 110 - 100 T T T

2 Tapir 1,9 95 - 110 T P P

3 Simpai 1,87 95 AT T

-4 Trenggiling 1,83 90 AT T

-5 Gajah 1,8 100 T P P

6 Banteng 1,8 100 T P P

7 Kidang 1,8 100 T P P

8 Anoa 1,8 100 - 110 T T T

9 Landak 1,8 89 AT T

-10 Bima 1.6 - 2.5 90 - 95 AT P

-11 Mahesa 1,6 95 - 100 T AT P

12 Macan 1.5 - 1.8 100 T P P

13 Komodo 1.44 - 3.3 80 - 90 T T

-14 Turangga 1.4 - 3.6 100 - 110 T AT AT

15 Kancil 1.3 - 2.4 90 - 95 T Tol Tol

16 Sima 1.3 - 2.4 100 - 105 T Tol Tol

17 Jepara 1,2 89 - 97 AT P

-18 Biawak 1.14 - 3.37 80 - 90 AT -

-19 Jerapah 1.0 - 4.0 80 - 95 T Tol Tol

20 Singa 1.0 - 4.5 90 - 95 Tol T AT

21 Panter 1.0 - 5.4 90 - 95 T Tol Tol

No Varietas

Potensi Hasil

Umur Panen

Tahan Terhadap Penyakit

Layu Karat Bercak


(1)

59 TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG MERAH

1. Penyiapan lahan

Seperti halnya penyiapan lahan untuk tanaman kacang tanah maupun kacang hijau, pengolahan tanah dilakukan secara optimal, yang umumnya diperoleh dengan dua kali pembajakan dan diikuti dengan perataan tanah. Kacang merah tergolong tanaman yang toleran terhadap kelembaban tanah tinggi, karenanya pembuatan saluran drainase perlu diperhatikan dalam budidaya kacang merah.

2. Penanaman

Penanaman kacang merah dilakukan dengan menggunakan tugal, ditanam dua hingga tiga biji perlubang, dan diperjarang menjadi dua tanaman perumpun pada umur sekitar delapan hari setelah tanam. Kacang merah ditanam dengan jarak 40 cm antara barisan dan 10 cm di dalam barisan, atau setara dengan populasi 330.000 hingga 500.000 tanaman per ha. Di New South Wales dan Queensland, kacang merah ditanam dengan populasi tinggi yaitu 500-600 ribu tan / ha (Desborough dan Redden, 1998).

3. Pemeliharaan a. Pemupukan

Tanaman kacang merah memiliki bintil akar yang cukup effektif dalam menambat nitrogen udara, walaupun demikian upaya penambahan unsur hara melalui pemupukan masih tetap diperlukan. Dosis pupuk (N, P2O5 dan K2O) disesuaikan dengan status kesuburan tanah yang akan digunakan, namun sebagai petunjuk teknis dapat mengikuti dosis anjuran, yaitu Urea sekitar 75 kg, SP-36 100 kg, dan KCL 100 kg per ha, diberikan seluruhnya pada saat


(2)

60 tanam, 30 % pada saat tanaman berumur 20 hst dan sisanya diberikan pada saat menjelang berbunga (Keng-Feng, 1994)

b. Pengendalian gulma, hama dan penyakit

Tanaman kacang merah dinilai kurang toleran terhadap persaingan dengan gulma karenanya pengendalian gulma perlu mendapatkan perhatian. Penyiangan disesuaikan dengan populasi gulma dilapang, namun paling tidak dapat dilakukan dua kali yaitu pada umur 15 dan 25 hst.

Beberapa hama dan penyakit dapat menjadi kendala produksi kacang merah. Seperti pada tanaman kacang hijau, hama Trips dan Aphis dapat menyerang kacang merah. Virus merupakan kendala utama. Izuka (1990) mengidentifikasi dan melaporkan paling tidak terdapat enam srain virus yang dapat menjadi kendala produksi kacang merah AzMV (adzuki bean mosaicvirus). BICMV (blckeye cowpea masaic virus) dan AMV (alfafa mosaic virus).Adanya infeksi awal virus AzMV dilaporkan dapat menurunkan hasil hingga 43 %.

Seperti pada biji kacang hijau, berbagai hama dapat merusak biji kacang merah selama penyimpanan terutama Callosobruchus chinesis dan C. maculatus. Untuk mengatasi kerusakan biji selama penyimpanan, Ishimoto et al. (1996) mengupayakan pembentukan kacang merah transgenic tahan hama-hama penyimpan tersebut. 4. Panen dan prosesing

Polong kacang merah masak tidak serempak, karenanya pemanenan dilakukan antara dua hingga tiga kali. Beberapa varietas kacang merah yang dilepas dari Taiwan pada akhir-akhir ini umumnya bertipe determinit dan berumur antara 80-90 hari. Upaya pemuliaan di Taiwan


(3)

61 juga diarahkan untuk umur masak polong serempak, sehingga masa panen dapat dilakukan sekaligus. Di Florida Selatan, masa tanam terbaik adalah pada bulan September- Februari, dan tanaman dapat dipanen pada umur 120 hari.

Uji coba terhadap beberapa genotype introduksi asal Taiwan dan jepang yang dilakukan di Malang, umur polong masak berkisar antara 60 hingga 70 hari. Polong yang telah masak segera dijemur dan dibijikan.

Biji kacang merah memiliki daya tumbuh cukup lama, namun selama penyimpanan harus memperhatikan adanya serangan hama gudang. Karenanya penyimpanan pada tempat tertutup akan cukup baik untuk menghindari kerusakan akibat hama-hama dalam penyimpanan.

DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL KACANG TANAH

a. Potensi > 3 ton/ha (Produktivitas Tinggi)

(Ton/Ha) (Hari)

1 Domba 2,1 - 3,6 90 - 95 AT AT AT

2 Bison 2,0 - 3,6 90 - 95 AT AT

-3 Tuban 2,0 - 3,2 90 - 95 T Tol Tol

4 TALAM 1 2,3 - 3,2 90 - 95 T AT AT

5 HypoMa 1 2,3 - 3,7 ± 91 AT T T

6 HypoMa 2 2,4 - 3,5 ± 90 AT AT AT

7 TAKAR 1 3,0 - 4,3 90 - 95 T T

-8 TAKAR 2 3,0 - 3,8 85 - 90 T T

-No Varietas

Potensi Hasil

Umur Panen

Tahan Terhadap Penyakit

Layu Karat Bercak


(4)

62 b. Potensi ≥ 2 ≤ 3 ton/ha (Produktivitas Sedang)

(Ton/Ha) (Hari)

1 Zebra 2,40 95 - 100 - Tol Tol

2 Kelinci 2,30 95 AT Tol Tol

3 Pelanduk 2,00 95 - 100 T P P

4 Tupai 2,00 95 - 100 T P P

5 Badak 2,00 95 - 103 Tol T Tol

No Varietas

Potensi Hasil

Umur Panen

Tahan Terhadap Penyakit Layu Karat Bercak

Daun

c. Potensi < 2 ton/ha (Produktivitas Rendah)

(Ton/Ha) (Hari)

1 Rusa 1,9 110 - 100 T T T

2 Tapir 1,9 95 - 110 T P P

3 Simpai 1,87 95 AT T

-4 Trenggiling 1,83 90 AT T

-5 Gajah 1,8 100 T P P

6 Banteng 1,8 100 T P P

7 Kidang 1,8 100 T P P

8 Anoa 1,8 100 - 110 T T T

9 Landak 1,8 89 AT T

-10 Bima 1.6 - 2.5 90 - 95 AT P

-11 Mahesa 1,6 95 - 100 T AT P

12 Macan 1.5 - 1.8 100 T P P

13 Komodo 1.44 - 3.3 80 - 90 T T

-14 Turangga 1.4 - 3.6 100 - 110 T AT AT

15 Kancil 1.3 - 2.4 90 - 95 T Tol Tol

16 Sima 1.3 - 2.4 100 - 105 T Tol Tol

17 Jepara 1,2 89 - 97 AT P

-18 Biawak 1.14 - 3.37 80 - 90 AT -

-19 Jerapah 1.0 - 4.0 80 - 95 T Tol Tol

20 Singa 1.0 - 4.5 90 - 95 Tol T AT

21 Panter 1.0 - 5.4 90 - 95 T Tol Tol

No Varietas

Potensi Hasil

Umur Panen

Tahan Terhadap Penyakit

Layu Karat Bercak


(5)

63 DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL KACANG HIJAU

a. Potensi > 1,5 ton/ha (Produktivitas Tinggi)

No Varietas Potensi Hasil Umur Panen Karat Embun Bercak

(Ton/Ha) (Hari) Tepung Daun

1 Walet 1,7 58 - - T

2 No 129 1,6 58 - - P

3 Merak 1,6 56 - - P

4 Nuri 1,6 58 - 65 T - T

5 Sriti 1,58 60 - 65 - -

-6 Manyar 1,5 51 - 55 T - T

7 Betet 1,5 51 - 55 T - T

8 Gelatik 1,5 58 - - T

9 Murai 1,5 63 - - T

10 Perkutut 1,5 60 - - AT

Tahan Terhadap Penyakit

b. Potensi 1 - 1,5 ton/ha (Produktivitas Sedang)

No Varietas Potensi Hasil Umur Panen Karat Embun Bercak

(Ton/Ha) (Hari) Tepung Daun

1 Bhakti 1,4 70 - -

-2 Vima-1 1,38 57 - T

-3 Kenari 1,38 60 - 65 Tol - AT

4 Parkit 1,35 56 - T

-5 Merpati 1,2 - 1,8 58 - T T

6 Kutilang 1,13 60 - 67 - T

-7 Camar 1,0 - 2,0 60 - -

-Tahan Terhadap Penyakit

c. Potensi < 1 ton/ha (Produktivitas Rendah)

No Varietas Potensi Hasil Umur Panen Karat Embun Bercak

(Ton/Ha) (Hari) Tepung Daun

1 Sampoeng 1,0 70 - 75 - AT AT

2 Arta Ijo 0,9 80 - 100 - -

-3 Siwalik 0,9 80 - 100 - -


(6)

64 DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL KACANG TUNGGAK

No Nama Varietas Umur Panen Potensi Hasil Tahun Pelepasan

1 KT 1 Mulai berbunga 42 hari, Polong masak 67 hari, Panen 77 hari

2,1 ton/ha

-2 KT 2 Mulai berbu ga – hari, Polo g

asak hari, Pa e – hari

1,7 ton/ha 9 Maret 1991

3 KT 3 Mulai berbu ga – hari, Polo g

asak hari, Pa e – hari

, , – , to /ha 9 Maret 1991

4 KT 4 Mulai berbu ga – hari, Polo g

asak hari, Pa e – hari

, – , to /ha biji

kering

3 November 1992

5 KT 5 Mulai berbunga 40 - 45 hari, Polong masak ± 57 hari, Panen 60 - 65 hari

, – , to /ha biji

kering

3 November 1992

6 KT 6 Mulai berbunga 40-46 hari, Polong masak ± 65 hari, Panen 65 - 70 hari

± , to /ha 4 November 1998

7 KT 7 Mulai berbunga 42 - 47 hari, Polong masak ± 67 hari, Panen 68 - 70 hari

± , to /ha 4 November 1998

8 KT 8 Mulai berbunga 43-47 hari, Polong

asak ± hari, Pa e - hari

± , to /ha 4 November 1998

9 KT 9 Mulai berbunga 44-49 hari, Polong masak ±69 hari, Panen 70 - 72 hari

± , to /ha 4 November 1998

DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL KACANG GUDE

No Nama Varietas

Umur Panen

Potensi Hasil

Tahun Pelepasan