PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KACANG TANAH DAN UBI JALAR MELALUI COUNTERPART FUND SECOND KENEDY ROUND (CF SKR)TAHUN ANGGARAN 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian i
PETUNJUK TEKNIS
PENGELOLAAN PRODUKSI KACANG TANAH
DAN UBI JALAR MELALUI COUNTERPART
FUND SECOND KENEDY ROUND (CF-SKR)
TAHUN ANGGARAN 2016
KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
2016
(2)
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian i
KATA PENGANTAR
Kacang tanah dan ubijalar merupakan komoditas strategis di Indonesia selain padi, jagung dan kedelai sebagai bahan pangan, pakan maupun industri. Kandungan nutrisi kacang tanah dan ubijalar cukup tinggi karena selain sumber karbohidrat juga mengandung vitamin A, B1 dan C sehingga sangat baik untuk perbaikan gizi masyarakat.
Upaya peningkatan produksi kacang tanah dan ubi jalar perlu dilakukan sebagai upaya dalam mengantisipasi kebutuhan pemenuhan bahan baku pangan, pakan dan bahan baku industri. Pada tahun 2016 Pemerintah menetapkan sasaran produksi kacang tanah sebesar 755.750 ton dan ubi jalar sebesar 2.700.000 ton. Untuk itu diperlukan strategi peningkatan produksi kacang tanah dan ubi jalar untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri tahun 2016 yang akan dilakukan melalui peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam. Peluang peningkatan produksi dalam negeri masih cukup luas, dengan di dukung iklim yang sesuai, ketersediaan teknologi tepat guna, besarnya permintaan dalam negeri serta dukungan program Pemerintah. Salah satu dukungan pendanaan untuk pencapaian sasaran produksi kacang tanah dan ubi jalar adalan dialokasikan dana dengan sumber anggaran dari Counter Part-Second Kenedy Round (CF-SKR) Dalam rangka mempedomani pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi kacang tanah dan ubi jalar sumber dana CF-SKR tahun 2016, maka disusun Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi kacang tanah dan ubi jalar bantuan CF-SKR Tahun 2016 sebagai acuan bagi satker masing-masing daerah dalam menyusun Petunjuk Teknis (Juknis).
Dengan diterbitkannya Petunjuk Teknis Pengelolaan kacang tanah dan ubi jalar sumber dana CF-SKR tahun 2016, diharapkan semua pihak dapat saling berkoordinasi dan bersinergi sehingga kegiatan pengelolaan kacang tanah dan ubi jalar sumber dana CF-SKR tahun 2016 dapat berjalan sesuai yang diharapkan serta tercapainya sasaran produksi sesuai yang ditetapkan
Jakarta,
Direktur Jenderal Tanaman Pangan
Dr. Ir. Hasil Sembiring, M.Sc NIP 196002101988031001
(3)
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian ii DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang ... B. Tujuan ………... C. Definisi...
D. Dasar Hukum………...
SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN ... A. Sasaran ... B. Strategi ... C. Kebijakan ...
PROGRAM, KEGIATAN DAN OUTPUT PENGELOLAAN
PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI.….…………. A. Program dan Kegiatan... B. Uraian Pelaksanaan Kegiatan………..…
C. Penilaian Resiko Indikator Kinerja Keberhasilan………...
D. Jadwal Tentatif Pelaksanaan Program dan Kegiatan…………..
PENGELOLAAN BANTUAN PEMERINTAH MELALUI BANTUAN DANA HIBAH CF-SKR KEGIATAN PENINGKATAN PRODUKSI KACANG TANAH DAN UBIJALAR TAHUN 2016 ……….. A. Gambaran Umum, dan Indikator Keberhasilan ……...
B. Sasaran Pemberian Bantuan Pemerintah ……….
C. Penyusunan Juknis Bantuan Pemerintah...
D. Ruang Lingkup Pemberian Bantuan………...
E. Pemanfaatan dan Persyaratan Penerima Bantuan...
F. Persyaratan Penerima Bantuan Pemerintah ………
G. Cara Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah……….
H. Seleksi Penerima Bantuan Pemerintah……….
I. Bentuk Bantuan Pemerintah………...
J. Tata Kelola Pemberian Bantuan………..
1 1 2 3 7 12 12 12 13 15 15 17 23 24 26 26 28 29 30 35 36 38 38 40 KATA PENGANTAR ……….………. i DAFTAR ISI ………. ii
DAFTAR TABEL ………..…….. iv
(4)
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian iii
K. Dukungan Pelaksanaan Pemberian Bantuan Pemerintah………
PENGENDALIAN, EVALUASI DAN PELAPORAN...
A. Pengendalian……….
B. Pemantauan dan Evaluasi………...
C. Evaluasi ………..
D. Pelaporan…………...
PENUTUP………... LAMPIRAN………
43 46 50 57 57 58 59 60 63 64
(5)
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah Dan Ubijalar Tahun 2016... 7 Tabel 2 Skenario Pencapaian Produksi Kacang Tanah dan Ubijalar Tahun
2016……….. 9
Tabel 3 Sasaran, Startegi dan Indikator Kinerja……….. 15
Tabel 4 Faktor Resiko……… 16
Tabel 5 Jadwal Tentatif Pelaksanaan Kegiatan Bantuan Dalam Bentuk
Barang/Uang………... 17
Tabel 6 Contoh Rincian bantuan……….. 31
(6)
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Sasaran Indikatif Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah dan Ubijalar Tahun 2016 ……… 50 Lampiran 2 Lokasi Areal Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Ubijalar 51 Lampiran 3 Contoh dan Format Penyaluran Bantuan Pemerintah.…..….... 52 Lampiran 4 Format-Format Laporan……….... 67
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kacang tanah dan ubijalar merupakan komoditas strategis di Indonesia selain padi, jagung dan kedelai sebagai bahan pangan, pakan maupun industri. Kandungan nutrisi kacang tanah dan ubijalar cukup tinggi karena selain sumber karbohidrat juga mengandung vitamin A, B1 dan C sehingga sangat baik untuk perbaikan gizi masyarakat. Beragamnya produk olahan berbahan baku kacang tanah dan ubijalar mendorong tersedianya bahan baku yang cukup baik kualitas maupun kuantitasnya.
Ubijalar mengandung karbohidrat yang tinggi dan dapat dijadikan sebagai sumber utama subtitusi beras atau sebagai tanaman diversifikasi pangan. Ubijalar kelebihannya dibandingkan dengan umbi-umbian lain adalah mengandung betakarotin, antosianin, dimana unsur tersebut dapat mencegah penyebab kanker dan juga mengandung vitamin A dan C yang tinggi dan sangat baik untuk kesehatan manusia. Sementara kacang tanah selain mengandung karbohidrat, juga mempunyai kandungan protein nabati yang cukup tinggi.
Memasuki era millennium yang akan datang dimana jumlah penduduk dunia meningkat akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan pangan, sedangkan ketersediaan lahan semakin berkurang sehingga diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan produksi. Upaya tersebut antara lain dengan model integrasi antara budidaya yang monokultur (kacang tanah dan ubijalar) dengan tumpangsari (ubikayu dengan
(12)
2 kacang tanah) sesuai anjuran teknologi spesifik lokasi. Dari model ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi para petani disekitarnya untuk dapat menerapkan model tersebut dilahan miliknya.
Sehubungan dengan hal tersebut dipandang perlu adanya suatu terobosan melalui suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bantuan Indonesia - Jepang (JICA).
Melalui fasilitasi bantuan JICA, petani yang mendapatkan bantuan dari kegiatan ini diharapkan selain produksinya meningkat juga dapat menyimpan dana hasil panen yang nilainya lebih besar dari dana bantuan yang diterima sehingga pada musim-musim tanam berikutnya dapat digunakan untuk pengadaan sarana produksi dan usaha budidaya lainnya secara berkesinambungan. Dengan demikian para
petani dapat mandiri dalam meningkatkan pengetahuan/skill dan
pendapatan, melalui penerapan manajemen pertanian terpadu pada budidaya kacang tanah dan ubijalar.
Petani penerima bantuan dari kegiatan JICA diharapkan dapat menanam kacang tanah dan ubijalar pada tahun berikutnya. Hal ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana bantuan tersebut
dimanfaatkan dan dikembangkan seoptimal mungkin. Dalam
pelaksanaannya, kegiatan integrasi ini akan dibina dan dikawal oleh Dinas Pertanian setempat (provinsi dan kabupaten).
(13)
3
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mendukung peningkatan produktivitas dan produksi kacang tanah dan ubijalar nasional dalam rangka mencapai sasaran produksi kacang tanah dan ubijalar tahun 2016 yang telah ditetapkan melalui CF-SKR.
2. Tujuan Khusus
a. Menyediakan sarana produksi budidaya kacang tanah dan
ubijalar berupa benih, pupuk dan pestisida/herbisida spesifikasi lokasi secara gratis bagi kelompok tani/Gapoktan.
b. Meringankan beban biaya usaha tani kacang tanah dan
ubijalar bagi kelompok tani/gapoktan peserta CF-SKR
c. Mendorong petani menerapkan teknologi budidaya kacang
tanah dan ubijalar sesuai rekomendasi, untuk mencapai tingkat produktivitas tinggi.
d. Meningkatkan produktivitas dan produksi kacang tanah dan
ubijalar
e. Memfasilitasi dan memediasi stakeholders terkait dalam
rangka mendukung peningkatan produksi dan
pengembangan komoditas kacang tanah dan ubijalar dari hulu hingga hilir.
(14)
4
C. Definisi
1. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga pemerintah/nonpemerintah
2. Counterpart Fund-Second Kennedy Round yang selanjutnya disebut CF-SKR merupakan dana hibah yang diberikan dari JICA (Pemerintah Jepang) untuk disalurkan
atau transfer uang, barang atau jasa kepada
kelompok/masyarakat pertanian yang mengalami risiko sosial keterbatasan modal sehingga mampu mengakses pada lembaga permodalan secara mandiri.
3. Bantuan Pemerintah bentuk bantuan sarana prasarana diberikan kepada kelompok masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga pendidikan, Lembaga keagamaan, dan lembaga kesehatan
4. Bentuk Bantuan Pemerintah melalui bantuan luar negeri (CF-SKR) kacang tanah dan ubijalar adalah bantuan Sarana/Prasarana
5. Bantuan Sarana/Prasarana Program CF-SKR adalah bantuan berupa paket sarana produksi meliputi benih kacang tanah/bibit ubijalar, pupuk, pestisida/herbisida yang diberikan kepada kelompok tani/Gapoktan, dalam rangka pelaksanaan
(15)
5 kegiatan Intensifikasi untuk mendukung pencapaian sasaran produksi kacang tanah dan ubijalar.
6. Kelompok tani adalah kumpulan Petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber daya; kesamaan komoditas; dan keakraban untuk meningkatkan serta mengembangkan usaha anggota.
7. Gabungan Kelompok tani (gapoktan) adalah Gabungan kelompoktani (GAPOKTAN) adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
8. Usaha tani, adalah usaha dibidang pertanian, peternakan dan perkebunan.
9. Pertanian (mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan), adalah seluruh kegiatan yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam hayati dalam agroekosistem yang sesuai dan berkelanjutan, dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat
10. Petani, adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran
(16)
6 satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang.
11. Kelompok tani/Gapoktan dalam program pengelolaan produksi kacang tanah dan ubijalar CF-SKR meliputi
kelompok tani/Gabungan kelompok tani yang berusaha tani pada lahan tanaman pangan dan atau petani perkebunan yang berusaha tani tanaman pangan pada lahan perkebunan dan/atau Lembaga Masyarakat di Sekitar Hutan (LMDH) yang berusaha tani tanaman pangan pada lahan perhutani atau lahan kehutanan dan /atau lembaga masyarakat lainnya yang berusaha tani kacang tanah dan ubijalar pada lahan tidur/lahan bera.
12. Kelompok tani/Gapoktan penerima Bantuan pemerintah Program CF-SKR adalah kelompok tani/Gabungan kelompok tani yang berusaha tani pada lahan tanaman pangan.
13. Pengembangan adalah suatu areal pertanaman dengan luasan tertentu yang dapat menjadi pusat percontohan bagi petani dan masyarakat sekitarnya dalam upaya peningkatan produktifitas yang signifikan.
14. Intensifikasi pertanian adalah Pola penerapan teknologi usahatani budidaya komoditas, yang dititik beratkan dalam
rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas serta
(17)
7 produktivitas sumberdaya alam per satuan luas melalui penerapan teknologi tepat guna, peningkatan pemanfaatan semua sarana dan prasarana seperti air, benih unggul, pupuk dan pestisida .
15. Intensifikasi kacang tanah dan ubijalar adalah Pola penerapan teknologi usahatani budidaya kacang tanah dan ubijalar, yang dititik beratkan dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas serta produktivitas per hektar.
16. Ekstensifikasi Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP) kacang tanah dan ubijalar adalah kegiatan penambahan areal tanam melalui peningkatan Indeks pertanaman baik di lahan sawah, lahan kering.
17. Varietas unggul adalah varietas yang telah dilepas oleh Pemerintah baik berupa varietas baru maupun varietas lokal yang mempunyai kelebihan dalam potensi hasil dan/atau sifat-sifat lainnya.
18. Benih varietas unggul bersertifikat adalah benih bina yang telah disertifikasi.
19. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA, adalah Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
(18)
8 20. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/lembaga yang bersangkutan
21. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/Kuasa PA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN
D. Dasar Hukum
Dasar hukum pelaksanaan Pengelolaan Produksi Kacang tanah dan ubi jalar 2016 sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman;
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan
3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
(19)
9 7. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2014 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 10. Undang-Undang Nomor 128 tahun 2012, tentang Pangan
11. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2004 tentang Tata cara Penyampaian Rencana dan Laporan Realisasi Penerimaan Bukan Pajak.
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
17. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
(20)
10 18. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan
kelima atas Peraturan Presiden No.47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara.
19. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara.
20. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; 21. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 tentang Perubahan
Kelima atas Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eseon I Kementerian Negara
22. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2014 tentang Perubahan Keenam atas Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eseon I Kementerian Negara
23. Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketujuh atas Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eseon I Kementerian Negara
(21)
11 24. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Perubahan Presiden Nomor 54 Tahun 2010;
25. Peraturan Presiden Nomor 172 tahun 2014, tentang Perubahan ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010, tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
26. Peraturan Presiden No.4 tahun 2015, Perubahan keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010, tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
27. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode 2014-2019.
28. Peraturan Presiden N0. 2 Tahun 2015, tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional ( RPJMN) tahun 2015 - 2019
29. Peraturan Presiden N0.45 tahun 2015, tentang Kementerian Pertanian
30. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016
31. Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016
(22)
12 32. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.06/2007 tentang
Bagan Akun Standar;
33. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007, tentang
Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan,
Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara 34. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 171/KMK.05/2007 tentang
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. 35. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana
Dekosentrasi dan Tugas Pembantuan;
36. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara dan Lembaga
37. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangka pelaksanaan APBN;
38. Peraturan Menteri keuangan Nomor 214/PMK.05/2013 tentang Bagan Akun Standar
39. Peraturan Menteri keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga
40. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/OT.140/ 10/2006 tentang Pedoman Budidaya Tanaman Pangan Yang
(23)
13 41. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/OT.140/
3/2013 tentang Pedoman Administrasi Keuangan kementerian Pertanian.
42. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 511/Kpts/Pd.310/ 9/2006 tentang Jenis Komoditi Tanaman Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura
43. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1243)
44. Peraturan Menteri Pertanian Nomor.56/Permentan
/PK.110/11/2015 tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina Tanaman Pangan, dan Tanaman Hijauan Pakan Ternak
(24)
14
BAB II
SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
A. Sasaran
Dalam upaya peningkatan produksi kacang tanah dan ubijalar untuk mencapai sasaran produksi kacang tanah tahun 2016 ditargetkan sebesar 755.750 ton dan ubijalar tahun 2016 ditargetkan sebesar 2.700.000 ton. Rincian sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas, dan produksi kacang tanah dan ubijalar sebagai berikut:
Tabel 1. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah dan Ubijalar Tahun 2016
Luas Tanam (Ha) 552.250 Luas Panen (Ha) 525.950 Produktivitas (Ku/Ha) 14,37 Produksi (Ton) 755.750 Luas Tanam (Ha) 184.936 Luas Panen (Ha) 176.129 Produktivitas (Ku/Ha) 153,30 Produksi (Ton) 2.700.000 KACANG TANAH
UBIJALAR
KOMODITI URAIAN SASARAN 2016
Sasaran tersebut dapat dicapai dengan asumsi semua faktor pendukung berjalan sesuai dengan yang diharapkan antara lain tersedianya sarana prasarana produksi, sumberdaya manusia, lahan, air, iklim yang mendukung dan kebijakan yang kondusif.
(25)
15
B. Strategi
Strategi pencapaian produksi kacang tanah dan ubijalar tahun 2016 melalui CF-SKR dilakukan dengan:
1. Intensifikasi
Intensifikasi dilakukan melalui perbaikan usahatani budidaya kacang tanah dan ubijalar, dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas serta produktivitas per hektar melalui penerapan teknologi yang telah direkomendasikan disertai pengawalan, sosialisasi, pemantauan, pendampingan dan koordinasi.
2. Ekstensifikasi
Ekstensifikasi dilakukan dengan cara Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP) pada lahan sawah maupun lahan kering.
3. Pengamanan Produksi
Pengamanan produksi dimaksudkan untuk mengurangi dampak perubahan iklim seperti kabanjiran dan kekeringan serta pengendalian Organisme Penganggu Tumbuhan (OPT) dan pengamanan kualitas produksi serta mengurangi kehilangan hasil pada saat penanganan panen dan pasca panen.
4. Peningkatan Manajemen.
Memperbaiki pengelolaan peningkatan produksi kacang tanah dan ubijalar nasional melalui koordinasi dengan seluruh pemangku
(26)
16 kepentingan dalam kegiatan antara lain; a) perbaikan sistem perbenihan; b) perbaikan sistem pembiayaan kacang tanah dan ubijalar; c) pengembangan kawasan food estate, d) perbaikan pengelolaan mekanisasi pertanian; e) penguatan sistem data, e) penumbuhan investasi bidang budidaya kacang tanah dan ubijalar skala luas; j) penguatan petugas lapangan; k) pembangunan
sistem informasi agribisnis secara terpadu dari hulu on-farm dan hilir
dalam meningkatkan pengawasan dan pelayanan pada masyarakat; l) pengembangan teknologi agribisnis kacang tanah dan ubijalar; m) kegiatan pendukung lainnya yang mendorong pencapaian sasaran produksi nasional.
C. Kebijakan
Kebijakan Kementerian Pertanian dalam pengelolaan produksi kacang tanah dan ubijalar adalah 1) meningkatkan produksi kacang tanah dan ubijalar 2) pengembangan komoditas kacang tanah dan ubi jalar spesifik lokasi, 3) mengembangkan agribisnis Akabi (kacang tanah dan ubijalar) secara terpadu dengan menumbuhkan peran swasta, koperasi dan BUMN, 4) mendukung gerakan peningkatan diversifikasi pangan, 5) meningkatkan sumber permodalan yang mudah diakses oleh petani, 7) memperbaiki tataniaga akabi (kacang tanah dan ubijalar) yang kondusif bagi petani.
(27)
17
BAB III
PROGRAM DAN KEGIATAN OUTPUT PENGELOLAAN
PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI
A. Program dan Kegiatan
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah menetapkan program yaitu Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada berkelanjutan Padi dan Jagung serta percepatan peningkatan produksi kedelai. Disamping ketiga komoditas utama tersebut juga metepakan program peningkatan produksi dan produktivitas kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan
ubijalar merupakan salah satu program Kementerian Pertanian untuk
mewujudkan pemenuhan kebutuhan di sub sektor tanaman pangan. Dalam hal ini, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melakukan upaya pencapaian produksi dengan optimasi perluasan areal tanam melalui Peningkatan Indeks Pertanaman, peningkatan produktivitas dan mutu sehingga tercapai swasembada.
Dalam mewujudkan pencapaian kinerja program tersebut dan kegiatan pengelolaan produksi kacang tanah dan ubijalar melalui CF-SKR tahun
2016, telah ditetapkan berbagai kegiatan baik pusat maupun di daerah.
Program disusun dan dilaksanakan secara berjenjang sebagai berikut : 1. Program Tingkat Nasional, disusun dan dilaksanakan oleh
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang dikelola oleh Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, dengan mempertimbangkan
(28)
18 hasil koordinasi dengan tingkat provinsi dan instansi terkait, serta pemangku kepentingan lainnya.
2. Program Tingkat Provinsi merupakan penjabaran dari program nasional, disusun dan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Provinsi, dengan mempertimbangkan hasil koordinasi dengan tingkat kabupaten/kota dan instansi terkait, serta pemangku kepentingan lainnya.
3. Program Tingkat Kabupaten/Kota merupakan penjabaran dari program provinsi, dengan mempertimbangkan hasil koordinasi dengan tingkat kecamatan dan instansi terkait, serta pemangku kepentingan lainnya.
Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam peningkatan produksi kacang tanah dan ubijalar melalui CF-SKR tahun 2016 meliputi :
1. Penetapan sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas, dan produksi bulanan, triwulan dan tahunan
2. Penyusunan kegiatan untuk pencapaian sasaran produksi 3. Penyusunan kebutuhan sarana prasarana faktor produksi
4. Monitoring dan evaluasi pencapaian sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas, dan produksi bulanan, triwulan dan tahunan 5. Koordinasi dan monitoring daerah pengembangan kacang tanah
dan ubijalar melalui CF-SKR.
Untuk mencapai sasaran strategis peningkatan produksi kacang tanah dan ubijalar melalui CF-SKR mendorong berbagai kegiatan strategis meliputi:
(29)
19 1. Dana hibah dari JICA (Pemerintah Jepang) untuk kacang tanah
dan ubijalar melalui CF-SKR.
2. Optimalisasi pembinaan seluas 550 ha untuk kacang tanah dan ubijalar seluas 500 ha.
3. Pembinaan daerah rintisan aneka kacang dilaksanakan melalui
koordinasi stakeholder dan sosialisasi.
Sasaran strategis, indikator kinerja dan target kegiatan peningkatan produksi kacang tanah dan ubijalar melalui CF-SKR tahun 2016, seperti Tabel 2 berikut:
Tabel 2. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Target Kegiatan Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Ubijalar melalui CF-SKR Tahun 2016
Target (Ha)
1 Bantuan saprodi kacang tanah CF-SKR 550
2 Diseminasi dan penerapan paket teknologi budidaya pada pertanaman ditingkat petani
373.366
3 Perluasan areal tanam dengan promosi investasi, mendorong pemanfaatan lahan terlantar dan peningkatan IP
178.335
4 Bantuan saprodi ubijalar CF-SKR 500
5 Peningkatan produktivitas melalui pembinaan swadaya masyarakat dan pengembangan wilayah timur
167.185
6 Perluasan areal tanam dengan promosi investasi, pemanfaatan lahan 17.251 Sasaran Strategis Mendorong peningkatan produktivitas dan produksi melalui bantuan dana hibah, pembinaan teknologi budidaya dan promosi
investasi
(30)
20
B. Kegiatan
Kegiatan yang melekat pada Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi dalam rangka mewujudkan program tanaman pangan adalah Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Indikator output kinerja kegiatan pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi adalah tercapainya luas areal penerapan budidaya tanaman
aneka kacang dan umbi yang berkelanjutan.
Dalam upaya peningkatan produksi kacang tanah dan ubijalar melalui CF-SKR tahun 2016 maka ditetapkan sasaran produksi tahun 2016 untuk kacang tanah sebesar 755 ribu ton biji kering dan ubijalar sebesar 2,7 juta ton umbi basah.
Untuk mencapai sasaran produksi tersebut ditempuh melalui :
1. Peningkatan Produktivitas dengan dana hibah dari JICA (Pemerintah Jepang) untuk kacang tanah dan ubijalar melalui
CF-SKR, pembinaan teknologi budidaya pada pertanaman swadaya
petani yang selama ini terbiasa melakukan budidaya kacang tanah
dan ubijalar danpelaku usaha/ bantuan APBD.
2. Perluasan Areal Tanam melalui promosi investasi kepada pelaku usaha untuk investasi kemitraan budidaya kacang tanah dan ubijalar, pembinaan tehnologi budidaya dan swadaya petani serta pelaku usaha/bantuan APBD. Skenario pencapaian sasaran produksi seperti pada Tabel 3, berikut.
(31)
21
Tabel 3. Skenario Pencapaian Produksi Kacang Tanah dan Ubijalar Tahun 2016
LUAS TANAM LUAS PANEN PRODUKTIVITAS PRODUKSI (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) KACANG TANAH (2016)
1 373.916 356.120 14,86 529.042
- Diseminasi dan penerapan paket teknologi budidaya pada
pertanaman ditingkat petani 373.366 355.597 14,86 528.258 - Bantuan saprodi kacang tanah CF-SKR 550 523 15,00 784
2 178.335 169.830 13,35 226.708
- Promosi Investasi 11.130 10.674 15,19 16.333 - Mendorong pemanfaatan lahan terlantar 47.387 45.129 11,45 51.650 - Mendorong peningkatan IP 119.818 114.027 13,92 158.725
JUMLAH 1 + 2 552.250 525.950 14,37 755.750 UBIJALAR (2016)
1 167.685 159.301 154,65 2.463.651
- Pembinaan Swadaya Masyarakat 164.485 156.261 153,62 2.400.476 - CF-SKR 500 475 250,00 11.875 - Pengembangan Wilayah Timur 2.700 2.565 200,00 51.300
2 17.251 16.828 140,45 236.349
- Promosi Investasi 10.000 9.940 155,00 154.067 - Pemanfaatan Lahan 7.251 6.888 119,45 82.283 (Perkebunan, Kehutanan, dll)
JUMLAH 1 + 2 184.936 176.129 153,30 2.700.000 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
PERLUASAN AREAL TANAM
NO. URAIAN
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
PERLUASAN AREAL TANAM
Skenario pencapaian sasaran produksi 2016 dapat dicapai dengan asumsi semua faktor pendukung berjalan sesuai dengan yang diharapkan antara lain tersedianya sarana prasarana produksi, sumberdaya manusia, lahan, air, iklim yang mendukung dan kebijakan yang kondusif serta tersedianya anggaran.
Berdasarkan skenario pencapaian produksi kacang tanah dan ubijalar tahun 2016 melalui pembinaan teknologi pada pertanaman swadaya petani yang selama ini terbiasa melakukan budidaya kacang tanah dan ubijalar, promosi investasi kepada pelaku usaha maupun bantuan
(32)
22 APBD peningkatan produksi kacang tanah melalui peningkatan produktivitas seluas 373.916 ha dan perluasan areal tanam seluas 178.335 ha. Sedangkan untuk ubijalar peningkatan produktivitas seluas 167.685 ha dan perluasan areal tanam seluas 17.251 ha sehingga sasaran produksi kacang tanah maupun ubijalar tahun 2016 yang telah ditetapkan diharapkan dapat tercapai.
Pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi kacang tanah dan ubijalar tahun 2016 yang dialokasikan di daerah maupun dukungan kegiatan yang dialokasikan di pusat sebagai berikut:
1. Bantuan Pengembangan Budidaya Kacang Tanah dan Ubijalar
Melalui CF-SKR, Pembinaan, Bimbingan dan Monitoring
Sasaran Pelaksanaan Bantuan Pengembangan Budidaya melalui CF-SKR tahun 2016 untuk kacang tanah seluas 550 ha (3 propinsi, 8 kabupaten) dan ubijalar 500 ha (4 propinsi, 9 kabupaten). Luas satu unit bantuan pengembangan budidaya kacang tanah dan ubijalar seluas 10 ha. Untuk memfasilitasi pelaksanaan Bantuan Pengembangan Budidaya melalui dana hibah (CF-SKR) diberikan bantuan berupa sarana produksi.
Sarana produksi yang diberikan untuk kacang tanah melalui CF-SKR adalah benih, pupuk urea, pupuk NPK, pupuk SP-36, pupuk organik, pupuk hayati dan pestisida, sedangkan sarana produksi ubijalar melalui CF-SKR adalah pupuk NPK, pupuk SP-36, pupuk urea, pupuk urea, pupuk organik dan herbisida.
(33)
23 Besaran dana yang akan diberikan kepada kelompoktani pelaksana pengembangan budidaya kacang tanah sebesar Rp. 3.068.500,- per hektar, sedangkan untuk ubi jalar sebesar 3.089.000,- per hektar. Komponen sarana produksi dialokasikan menurut kebutuhan dimasing masing daerah sesuai rekomendasi teknis setempat (spesifik lokasi). Apabila dana bantuan saprodi berlebih, maka harus disetor kembali ke Kas Negara.
2. Pembinaan, Bimbingan dan Monitoring
Dalam upaya pencapaian sasaran produksi tahun anggaran 2016 untuk komoditas kacang tanah dan ubijalar, dilakukan kegiatan pembinaan, bimbingan dan monitoring peningkatan produksi terhadap kelompok tani yang melaksanakan budidaya komoditas kacang tanah dan ubijalar secara swadaya. Sasaran pembinaan, bimbingan dan monitoring adalah agar program dan kegiatan dapat
dilaksanakan sesuai rencana, dan tercapainya sasaran
peningkatan produksi yang telah ditetapkan.
Pembinaan, bimbingan dan Monitoring, dilaksanakan secara berjenjang oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, Kantor Cabang Dinas Pertanian Kecamatan, Penyuluh Pertanian Lapangan dan pemangku kepentingan lainnya.
3. Meningkatkan koordinasi dan menggerakkan semua pemangku kepentingan (stakeholder, instansi terkait, pelaku usaha, petani dan lembaga swadaya) untuk mencapai sasaran produksi kacang tanah dan ubijalar.
(34)
24 4. Penyiapan Kebijakan dan Regulasi yang mendorong peningkatan
produksi kacang tanah dan ubijalar meliputi : a. Bidang Budidaya
Kebijakan di bidang budidaya tanaman pangan yang dapat
meningkatkan produktivitas dan produksi antara lain:
i. Penerapan pengelolaan tanaman terpadu/ Pedoman
Budidaya Tanaman Pangan yang Baik dan Benar sehingga diperoleh produktivitas yang tinggi dan bermutu serta aman dikonsumsi.
ii. Penggunaan benih varietas unggul baik varietas baru
mapun lokal yang mempunyai kelebihan dalam potensi hasil atau sifat lainnya.
iii. Pengalokasian subsidi pupuk dalam rangka mendukung
ketahanan pangan nasional harus memenuhi prinsip 6 tepat yaitu : jenis, jumlah,harga, tempat, waktu dan mutu sehingga petani mudah dalam mendapatkan pupuk
dengan harga yang terjangkau.
iv. Rekomendasi teknologi spesifik lokasi yang dapat
diterapkan di tingkat petani.
v. Mengoptimalkan peran penyuluh/petugas dalam
pendampingan penerapan teknologi budidaya di tingkat petani.
b. Bidang Pembiayaan
Kebijakan di bidang pembiayaan sektor pertanian diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas petani dan pelaku agribisnis terhadap sumber pembiayaan yang ada, antara lain:
(35)
25
i. Memanfaatkan skim kredit yang tersedia sebagai sumber
permodalan yang berbunga rendah.
ii. Meningkatkan peran pemerintah pusat dan daerah dalam
memberikan fasilitasi, intermediasi, pendampingan dan pengawalan untuk akses pembiayaan ke lembaga keuangan.
iii. Mensosialisasikan sumber pembiayaan pertanian yang
telah tersedia kepada petani. c. Bidang Investasi
Peran investasi sangat penting dalam mengembangkan sektor pertanian, antara lain:
i. Mensinergiskan kebijakan dalam pemerintahan, baik di
tingkat pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sehingga investor mendapatkan suatu kepastian untuk menanamkan modalnya di bidang pertanian.
ii. Memberikan jaminan kestabilan politik dan keamanan
investasi.
iii. Perbaikan infrastruktur sehingga dapat meminimalisasi
resiko dan ketidakpastian yang dihadapi. d. Bidang Pasca Panen dan Pemasaran Hasil
Kebijakan di bidang pasca panen dan pemasaran hasil antara lain:
i. Memberdayakan SDM dan kelembagaan usaha di bidang
(36)
26
ii. Meningkatkan inovasi dan diseminasi teknologi pasca
panen melalui kerjasama dan koordinasi dengan lembaga riset dan Perguruan Tinggi.
iii. Memperbaiki tata niaga kacang tanah, kacang hijau dan
aneka kacang yang kondusif bagi petani.
iv. Meningkatkan pelayanan informasi pasar.
v. Meningkatkan promosi agar sistem pemasaran lebih
efektif.
vi. Meningkatkan penyuluhan, pendampingan, dan pelatihan
di bidang pasca panen, pengolahan serta pemasaran hasil pertanian.
5. Pengolahan Data dan Informasi
Pengelolaan Data dan Informasi dilakukan secara berjenjang oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan tingkat lapangan.
6. Sarana Penunjang Kelancaran Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pengadaan sarana penunjang kelancaran tugas kantor berupa peralatan, bahan maupun honor yang di alokasikan dipusat maupun di daerah, agar dilaksanakan secara efisien, efektif, dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
C. Penilaian Resiko Indikator Kinerja Keberhasilan
Luas areal penerapan budidaya tanaman kacang tanah dan ubijalar yang tepat dan berkelanjutan diprioritaskan pada kegiatan optimalisasi
(37)
27 pembinaan budidaya kacang tanah dan ubijalar. Pembinaan daerah rintisan aneka kacang dan umbi dapat dilakukan lebih intensif. Sebagai tolak ukur keberhasilan kegiatan pengelolaan produksi kacang tanah dan ubijalar yaitu realisasi tanam dan penyerapan anggaran yang telah dialokasikan harus bersinergi baik ditingkat pusat sampai tingkat kabupaten/kota. Jika hal tersebut tidak berjalan sesuai yang diharapkan maka kinerja Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi dianggap kurang berhasil walaupun tidak berjalannya kegiatan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal yang tidak bisa ditanggulangi. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan. Beberapa faktor resiko yang kemungkinan berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan seperti Tabel 4 berikut :
(38)
28 Tabel 4. Faktor Resiko yang Kemungkinan Berpengaruh Terhadap
Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan
No Uraian Kegiatan Resiko
1 Koordinasi dengan Stakeholder
a. Kesepakatan kerjasama b. Komitmen stakeholder
c. Fasilitasi Kebijakan Pemerintah 2 Pembinaan, Monitoring,
Supervisi dan pendampingan
a. Ketersediaan anggaran b. Kontinuitas dan ketepatan
pelaksanaan c. Ketersediaan data d. Ketersediaan SDM 3 Penyusun kebijakan,
Juknis, Juklak, Sosialisasi, data dan informasi
a. Komitmen seluruh stakeholder dalam mengeluarkan kebijakan
b. Ketersediaan SDM yang handal dalam penyajian data dan informasi c. Ketersediaan sarana teknologi data
dan informasi, d. Biaya
e. Kemudahan akses terhadap data 4 Sarana dan prasarana
penunjang
a. Ketersediaan SDM
b. Efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan
C. Jadwal Tentatif Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Dalam upaya pencapaian sasaran pelaksanaan program dan kegiatan secara tepat waktu, maka pelaksanaan program dan kegiatan
(39)
29 pengelolaan produksi tanaman kacang tanah dan ubijalar agar dilakukan minimal sesuai dengan jadwal seperti berikiut:
Tabel 5. Jadwal tentative pelaksanaan program kegiatan peningkatan produksi kacang tanah dan ubijalar tahun 2016 dengan Penyaluran Bantuan Pemerintah Bentuk Uang
2015
Okt-Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 DIPA dan POK 2 Pedoman Umum 3 Pedoman Teknis 4 Petunjuk Teknis 5 Penetapan CPCL
6 Penyusunan Perjanjian Kerjasama 7 Pengajuan Permintaan Pembayaran 8 Proses Penyaluran Bantuan bentuk Uang 9 Pengadaan Barang
10 Pelaksanaan Pertanaman 11 Pelaksanaan Panen 12 Pertanggung Jawaban
Tahun 2016 Kegiatan
(40)
30 Tabel 6. Jadwal tentative pelaksanaan program kegiatan peningkatan produksi kacang tanah dan ubijalar tahun 2016 dengan Penyaluran Bantuan Pemerintah bentuk Barang
2015
Okt-Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des 1 DIPA dan POK
2 Pedoman Umum 3 Pedoman Teknis 4 Petunjuk Teknis 5 Penetapan CPCL
6 Proses Pengadaan Barang dan Jasa 7 Pelaksanaan Kontrak
8 Panyaluran Barang 9 BAST dan Pembayaran 10 Pelaksanaan Pertanaman 11 Pelaksanaan Panen 12 Pelaporan
(41)
31
BAB IV
PENGELOLAAN BANTUAN PEMERINTAH MELALUI
BANTUAN DANA HIBAH CF-SKR KEGIATAN PENINGKATAN
PRODUKSI KACANG TANAH DAN UBIJALAR TAHUN 2016
A. Gambaran Umum, Tujuan, Sasaran dan Indikator Keberhasilan
1. Gambaran Umum
Dalam rangka mendukung tercapainya sasaran produksi kacang tanah dan ubijalar tahun 2016, telah dialokasikan anggaran yang bersumber dari dana hibah CF-SKR tahun 2016. Pemanfaatan dana tersebut digunakan untuk pelaksanaan kegiatan peningkatan produksi kacang tanah dan ubijalar Intensifikasi melalui penerapan teknologi budidaya kacang tanah dan ubi jalar dan kegiatan Ekstensifikasi/Perluasan areal tanam melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP).
Kelompok tani/Gapoktan pelaksana kegiatan Intensifikasi dan
ekstensifikasi kacang tanah dan ubijalar CF-SKR, diberi Bantuan
Dana Hibah berupa sarana produksi benih, pupuk, pestisida dan sarana produksi lainnya.
Agar bantuan pemerintah dapat dilaksanakan secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan
(42)
32 memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan, perlu disusun petunjuk teknis sebagai acuan bagi pelaksanaan program pengelolaan produksi kacang tanah dan ubijalar CF-SKR tahun 2016, dan sebagai dasar Penyusunan Petunjuk Teknis disusun oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), masing-masing Satuan Kerja (Satker) ditingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
2. Tujuan Pemberian Bantuan Pemerintah
a. Tujuan Umum
Mendukung peningkatan produksi kacang tanah dan ubijalar nasional, dalam rangka mencapai target program peningkatan produksi kacang tanah dan ubijalar tahun 2016.
b. Tujuan Khusus
i. Menyediakan sarana produksi budidaya kacang tanah
dan ubijalar berupa benih, pupuk dan pestisida/herbisida
spesifikasi lokasi secara gratis bagi kelompok
tani/Gapoktan.
ii. Meringankan beban biaya usaha tani kacang tanah dan
ubijalar bagi kelompok tani/gapoktan peserta CF-SKR
iii. Mendorong petani menerapkan teknologi budidaya
kacang tanah dan ubijalar sesuai rekomendasi, untuk mencapai tingkat produktivitas tinggi.
(43)
33
iv. Meningkatkan produktivitas dan produksi kacang tanah
dan ubijalar
v. Memfasilitasi dan memediasi stakeholders terkait dalam
rangka mendukung peningkatan produksi dan
pengembangan komoditas kacang tanah dan ubijalar dari hulu hingga hilir.
B. Sasaran Pemberian Bantuan Pemerintah dan Indikator keberhasilan
1. Sasaran Pemberian Bantuan
a. Kelompok tani miskin dibawah 2 Ha yang tidak mampu menerapkan adopsi teknologi secara baik dengan produktivitas masih rendah
b. Indeks pertanaman masih belum optimal.
2. Indikator Keberhasilan
Untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan Bantuan Pemerintah kegiatan peningkatan produksi kacang tanah dan ubijalar, maka perlu ditetapkan indicator keberhasilan sebagai alat untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program peningkatan produksi kacang tanah dan ubijalar. Indikator keberhasilan pengelolaan produksi kacang tanah mencakup
indikator output, outcome, dan impact. Indikator keberhasilan
Pemberian Bantuan pemerintah melalui dana hibah CF-SKR program peningkatan produksi kacang tanah dan ubijalar :
(44)
34
3. Indikator Output
Tersalurnya bantuan pemerintah bentuk sarana prasarana berupa paket benih, pupuk, pestisida/herbisida untuk kegiatan Intensifikasi dan Ekstensifikasi Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP) kacang tanah dan ubijalar tahun 2016 kepada kelompok tani/Gapoktan.
4. Indikator outcome
Meningkatnya produktivitas kacang tanah dan ubijalar
5. Indikator Impact
Meningkatnya produksi kacang tanah dan ubijalar
C. Penyusunan Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah
Sesuai Peraturan Menteri Keuangan No 168/ PMK.05/ 2015 Bab IV, Pasal 6, ayat (2) bahwa Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) menyusun Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah, berdasarkan Petunjuk Teknis. Sehubungan perihal tersebut, setiap Satker yang mendapat alokasi anggaran kegiatan Pengelolaan produksi kedelai 2016, perlu menyusun Petunjuk Teknis dan mengacu pada Petunjuk Teknis ini. Petunjuk Teknis disusun oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) masing-masing Satker, paling sedikit memuat:
1. Dasar hukum pemberian Bantuan Pemerintah. 2. Tujuan Penggunaan Bantuan Pemerintah.
(45)
35 3. Pemberi Bantuan Pemerintah.
4. Persyaratan Penerima Bantuan Pemerintah. 5. Bentuk Bantuan Pemerintah.
6. Alokasi Anggaran dan rincian jumlah Bantuan Pemerintah. 7. Penyaluran dan Bantuan Pemerintah.
8. Pertanggung Jawaban Bantuan Pemerintah. 9. Ketentuan Perpajakan dan
10. Sanksi.
Dalam menyusun Bab Bentuk Bantuan Pemerintah, agar penetapan rincian paket bantuan, yang meliputi jenis, volume, harga, bantuan sarana produksi per hektar, disesuaikan dengan kebutuhan dan rekomendasi, serta harga yang berlaku masing-masing daerah spesifik lokasi.
D. Ruang Lingkup Pemberian bantuan Pemerintah melalui Dana Hibah CF-SKR Pengembangan Produksi Kacang Tanah dan Ubi Jalar 1. Definisi
a. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada
perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga
pemerintah/nonpemerintah
b. Counterpart Fund-Second Kennedy Round yang selanjutnya disebut CF-SKR merupakan dana hibah yang diberikan dari JICA (Pemerintah Jepang) untuk disalurkan atau
(46)
36 transfer uang, barang atau jasa kepada kelompok/masyarakat pertanian yang mengalami risiko sosial keterbatasan modal sehingga mampu mengakses pada lembaga permodalan secara mandiri.
c. Bantuan Pemerintah bentuk bantuan sarana prasarana diberikan kepada kelompok masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga pendidikan, Lembaga keagamaan, dan lembaga kesehatan
d. Bentuk Bantuan Pemerintah melalui bantuan luar negeri (CF-SKR) kacang tanah dan ubijalar adalah bantuan Sarana/Prasarana
e. Bantuan Sarana/Prasarana Program CF-SKR adalah bantuan berupa paket sarana produksi meliputi benih kacang tanah/bibit ubijalar, pupuk, pestisida/herbisida yang diberikan kepada kelompok tani/Gapoktan, dalam rangka pelaksanaan kegiatan Intensifikasi untuk mendukung pencapaian sasaran produksi kacang tanah dan ubijalar.
f. Kelompok tani adalah kumpulan Petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber daya; kesamaan komoditas; dan keakraban untuk meningkatkan serta mengembangkan usaha anggota.
g. Gabungan Kelompok tani (gapoktan) adalah Gabungan kelompoktani (GAPOKTAN) adalah kumpulan beberapa
(47)
37 kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
h. Usaha tani, adalah usaha dibidang pertanian, peternakan dan perkebunan.
i.
Pertanian (mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan), adalah seluruh kegiatan yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam hayati dalam agroekosistem yang sesuai dan berkelanjutan, dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakatj. Petani, adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang.
k. Kelompok tani/Gapoktan dalam program pengelolaan produksi kedelai meliputi kelompok tani/Gabungan kelompok tani yang berusaha tani pada lahan tanaman pangan dan atau petani perkebunan yang berusaha tani tanaman pangan pada lahan perkebunan dan/atau Lembaga Masyarakat di Sekitar Hutan (LMDH) yang berusaha tani tanaman pangan pada lahan
(48)
38 perhutani atau lahan kehutanan dan /atau lembaga masyarakat lainnya yang berusaha tani kedelai pada lahan tidur/lahan bera. l. Kelompok tani/Gapoktan penerima Bantuan pemerintah
Program CF-SKR adalah kelompok tani/Gabungan kelompok tani yang berusaha tani pada lahan tanaman pangan.
m. Intensifikasi pertanian adalah Pola penerapan teknologi usahatani budidaya komoditas, yang dititik beratkan dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas serta produktivitas per hektar, dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas sumberdaya alam per satuan luas melalui penerapan teknologi tepat guna, peningkatan pemanfaatan semua sarana dan prasarana seperti air, benih unggul, pupuk dan pestisida .
n. Pengembangan adalah suatu areal pertanaman dengan luasan tertentu yang dapat menjadi pusat percontohan bagi petani dan masyarakat sekitarnya dalam upaya peningkatan produktifitas yang signifikan.
o. Intensifikasi kacang tanah dan ubijalar adalah Pola penerapan teknologi usahatani budidaya kacang tanah dan ubijalar, yang dititik beratkan dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas serta produktivitas per hektar.
p. Ekstensifikasi Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP) kacang tanah dan ubijalar adalah kegiatan penambahan areal tanam melalui peningkatan Indeks pertanaman baik di lahan sawah, lahan kering.
(49)
39 q. Varietas unggul adalah varietas yang telah dilepas oleh Pemerintah baik berupa varietas baru maupun varietas lokal yang mempunyai kelebihan dalam potensi hasil dan/atau sifat-sifat lainnya.
r. Benih varietas unggul bersertifikat adalah benih bina yang telah disertifikasi.
s. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA, adalah Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
t. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/lembaga yang bersangkutan
u. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/Kuasa PA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN
(50)
40
2. Dasar Hukum
Dasar hukum Pemberian bantuan dana hibah Pengelolaan Produksi Kacang Tanah dan Ubijalar CF-SKR Tahun 2016 sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata
cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423);
c. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Perubahan Presiden Nomor 54 Tahun 2010;
d. Peraturan Presiden Nomor 172 tahun 2014, tentang
Perubahan ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010, tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
e. Peraturan Presiden No.4 tahun 2015, Perubahan keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010, tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
f. Peraturan Menteri keuangan Nomor 168/PMK.05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga
(51)
41
3. Arah Pemberian Bantuan
Bentuk bantuan pemerintah terdiri dari 7 bentuk bantuan, meliputi Pemberian Penghargaan; Bea siswa; Tunjangan profesi guru dan
tunjangan lainnya; Bantuan operasional; Bantuan
Sarana/Prasarana; bantuan rehabilitasi/ pembangunan
gedung/bangunan; dan Bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh Pengguna Anggaran (PA).
Bentuk Bantuan Pemerintah kegiatan pengelolaan produksi kacang tanah dan ubijalar adalah Bantuan Sarana/Prasarana, berupa bantuan paket sarana produksi terdiri dari benih, pupuk an organik bersubsidi, pupuk hayati, pupuk organik bersubsidi, pestisida/ herbisida dan komponen sarana produksi lainnya sesuai spesifikasi lokasi, yang diberikan kepada kelompok tani/Gabungan kelompok tani pelaksana kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi secara gratis. Jumlah luas areal tanam yang dialokasikan bantuan sarana produksi kegiatan peningkatan produksi kacang tanah seluas 550 hektar tersebar di 3 Provinsi, 8 Kabupaten/Kota, dan ubijalar seluas 500 hektar tersebar di 4 Provinsi, 9 Kabupaten. Luas areal tanam satu unit pengembangan kacang tanah dan ubijalar minimal sebesar 10 ha.
Lokasi pelaksanaan pengembangan kacang tanah dan ubijalar diprioritaskan pada areal kelompok tani miskin dibawah 2 Ha yang
(52)
42 tidak mampu menerapkan adopsi teknologi secara baik dengan produktivitas masih rendah dan Indeks pertanaman masih belum optimal.
Dengan diberikannya bantuan sarana produksi, akan mendukung peningkatan produksi kacang tanah dan ubijalar nasional, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.
E. Pemanfaatan dan Persyaratan Penerima bantuan dana hibah CF-SKR Program Peningkatan produksi kacang tanah dan ubijalar
Bantuan Pemerintah dana hibah CF-SKR dialokasikan untuk pelaksanaan kegiatan peningkatan produksi kacang tanah dan ubijalar, dengan tujuan sebagai berikut:
1. Mendorong petani menerapkan teknologi budidaya kacang tanah dan ubijalar sesuai rekomendasi, untuk mencapai tingkat produktivitas tinggi
2. Meningkatkan minat dan motivasi petani berusaha tani kacang tanah dan ubijalar
3. Meringankan beban petani dalam mengeluarkan biaya usaha tani kacang tanah dan ubijalar
4. Besaran dana yang akan diberikan kepada kelompok tani/Gapoktan pelaksana kacang tanah maksimal sebesar Rp. 2.964.500,- per hektar sudah termasuk pajak, sedangkan ubijalar sebesar Rp.2.985.000,- per hektar sudah termasuk pajak.
(53)
43 5. Bantuan dana hibah diperuntukan bagi pengadaan Sarana produksi
yang diberikan yaitu benih, pupuk dan pestisida/herbisida.
6. Alokasi paket bantuan per hektar meliputi Jenis , volume, dan harga bantuan sarana produksi ditetapkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) masing-masing Satker.
7. Komponen sarana produksi yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan dimasing masing daerah berdasarkan rekomendasi teknis setempat (spesifik lokasi). Harga setiap komponen saprodi disesuaikan dengan harga yang berlaku di daerah masing-masing. 8. Apabila dana bantuan saprodi setelah dilaksanakan pengadaan
masih tersisa, maka sisa dana tersebut harus disetor ke Kas Negara.
F. Persyaratan Penerima Bantuan Dana Hibah CF-SKR
Penerima bantuan pemerintah dana hibah CF-SKR peningkatan produksi kacang tanah dan ubijalar , dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan adalah kelompok tani/ Gapoktan yang telah ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Seleksi dan Penetapan kelompok tani penerima bantuan, ditetapkan oleh Pejabat Pembuat komitmen (PPK) melalui Surat Keputusan penerima bantuan pemerintah berdasarkan hasil seleksi dan disahkan oleh KPA sebagai dasar pemberian bantuan. Surat Keputusan Penerima bantuan paling sedikit memuat Identitas penerima Bantuan; Jumlah Barang dan atau nilai uang; Nomor rekening penerima bantuan untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang.
(54)
44 Persyaratan Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan pemerintah yang melaksanakan kegiatan peningkatan produksi kacang tanah dan ubijalar adalah sebagai berikut :
1. Kelompok tani/Gapoktan yang aktif mempunyai lahan ataupun penggarap/penyewa dan mau menerima teknologi baru
2. Kelompok tani/Gapoktan masih aktif dan mempunyai kepengurusan yang lengkap yaitu Ketua, Sekretaris dan Bendahara, diusahakan lahan usaha taninya berada dalam satu hamparan
3. kelompok tani/Gapoktan dengan kemampuan penerapan teknologi usaha taninya masih belum optimal sehingga produktivitas yang dihasilkan rendah bila dibandingkan dengan potensi hasil dari varietas yang ditanam, namun masih berpeluang untuk ditingkatkan dengan penerapan teknologi usahatani yang lebih baik.
4. Bagi kelompok tani/Gapoktan yang menerima bantuan pemerintah dalam bentuk uang, maka kelompok tani harus mampu mengelola Bantuan pemerintah meliputi, pengeloaan keuangan, pengadaan barang secara transparan, efektif dan efisien, penyaluran bantuan kepada anggotanya, penatausahaan uang dan barang, penyetoran pajak, pembuatan laporan, dan pertanggung jawaban pemanfaatan bantuan. Bersedia mengadakan perjanjian kerjasama dengan Pejabat Pembuat Komitmen, membuat Berita acara serah terima barang, menyusun laporan, menyetorkan pajak dan sisa uang yang tidak dimanfatkan
(55)
45 5. Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan peningkatan
produksi kacang tanah dan ubijalar
6. Wajib mengikuti setiap tahap pertanaman dan mengaplikasikan kombinasi komponen teknologi spesifik lokasi sesuai petunjuk teknis.
7. Kelompok tani/ gapoktan pelaksana program kegiatan CF-SKR
ditetapkan dengan Surat Keputusan PPK dan disyahkan oleh Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA). Surat Keputusan Penerima bantuan
paling sedikit memuat Identitas penerima Bantuan; Jumlah Barang dn/atau nilai uang; Nomor rekening penerima bantuan untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang.
8. Jika Bantuan diterima dalam bentuk uang, maka kelompok tani/Poktan harus memiliki rekening yang masih berlaku/masih aktif di Bank Pemerintah (BUMN atau BUMD/ Bank Daerah) yang terdekat dan bagi kelompok tani yang belum memiliki, harus/wajib membuka rekening di bank. Rekening bank dapat berupa rekening kelompok tani ataupun rekening gabungan kelompok tani (gapoktan). Jika menggunakan rekening gapoktan mekanisme pengaturan antar kelompok tani diatur lebih lanjut oleh PPK disyahkan oleh KPA.
(56)
46
G. Cara Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melakukan seleksi penerima Bantuan Pemerintah berdasarkan kriteria/persyaratan yang telah ditetapkan di dalam Petunjuk Teknis .
Berdasarkan hasil seleksi tersebut, PPK menetapkan Surat Keputusan penerima bantuan pemerintah dan disahkan oleh KPA sebagai dasar pemberian bantuan . Surat Keputusan, paling sedikit memuat:
1. Identitas penerima bantuan;
2. Jumlah barang dan/atau nilai uang;
3. Nomor rekening penerima bantuan untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang.
H. Seleksi penerima bantuan pemerintah
Seleksi penerima bantuan pemerintah dana CF-SKR peningkatan produksi kacang tanahdan ubijalar secara umum meliput; seleksi administrasi dan seleksi aspek teknis dengan tahapan meliputi seleksi daftar panjang (long-list), daftar sedang (medium-list) dan daftar pendek (short-list).Tahapan seleksi penerima bantuan pemerintah sebagai berikut:
1. Merekapitulasi seluruh usulan/proposal yang masuk dalam e-proposal dan/ atau manual menjadi daftar long-list calon penerima Bantuan Pemerintah.
(57)
47 2. Berdasarkan daftar panjang (long-list) dilakukan proses seleksi administrasi meliputi meliputi verifikasi nama kelompok, nama ketua kelompok, alamat kelompok, jenis usaha kelompok, besarnya usulan dana Bantuan Pemerintah, sesuai dengan data yang terdapat di dalam usulan/proposal.
3. Bagi calon Penerima bantuan pemerintah yang lulus seleksi administrasi direkapitulasi ke dalam daftar sedang (medium-list). 4. Berdasarkan daftar sedang (medium-list), Tim Teknis melakukan
seleksi aspek teknis dengan cara verifikasi/membandingkan
kesesuaian antara kondisi di lapangan dengan data
usulan/proposal.
5. Bagi Calon Penerima Bantuan Pemerintah yang lulus seleksi teknis direkapitulasi ke dalam daftar pendek (short-list).
6. Berdasarkan daftar pendek (Short-list) calon penerima bantuan, Tim Teknis mengusulkan kepada PPK untuk ditetapkan menjadi calon penerima dana Bantuan Pemerintah, melalui surat keputusan PPK dan disyahkan oleh KPA.
7. Surat Keputusan PPK tentang penerima bantuan pemerintah, yang disyahkan oleh KPA, merupakan Dasar untuk penyaluran Bantuan Pemerintah.
(58)
48
I. Bentuk Bantuan Dana Hibah dan Alokasi Anggaran Bantuan Kegiatan Peningkatan Produksi Kacang Tanah Dan Ubijalar
1. Bentuk Bantuan Dana Hibah
Sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 168/PMK.05/2015
tentang Belanja Bantuan Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga, terdapat 7 (tujuh) bentuk bantuan pemerintah yaitu: a). Pemberian penghargaan; b). Beasiswa; c). Tunjangan profesi guru dan tunjangan lainnya; d). Bantuan operasional;
e). Bantuan sarana/ prasarana; f). Bantuan rehabilitasi/
pembangunan gedung/ bangunan; dan g). Bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh PA. Untuk bantuan pemerintah kegiatan peningkatan produksi kacang
tanah dan ubijalar diberikan dalam kategori bentuk bantuan
Sarana/Prasarana berupa bantuan paket sarana produksi meliputi benih, pupuk dan pestisida/herbisida. Jenis volume, dan harga patokan bantuan sarana produksi per hektar per kegiatan disusun oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Satuan Kerja (Satker) masing-masing daerah, sesuai kebutuhan dan berdasarkan rekomendasi teknis setempat (spesifik lokasi), dengan nilai maksimal per hektar sesuai alokasi pada DIPA dan POK. Sebagai bahan acuan / referensi, penyusunan jenis, volume, harga bantuan sarana produksi per hektar per kegiatan, seperti contoh pada Tabel 7 berikut :
(59)
49 Tabel 7 : Contoh rincian Bantuan Dana Hibah CF-SKR per hektar dalam bentuk Bantuan Sarana/Prasarana berupa sarana produksi kegiatan kacang tanah dan ubijalar tahun anggaran 2016
No
Uraian
Satuan
(Rp)
Jumlah (Rp)
1 Benih
120 Kg
16.500
1.980.000
2 Pupuk Urea
24 Kg
2.000
48.000
3 Pupuk NPK
50 Kg
2.600
130.000
4 Pupuk SP-36
50 Kg
2.200
110.000
5 Pupuk Organik
830 Kg
550
456.500
6 Pupuk Hayati
1 Pkt
120.000
120.000
7 Pestisida
1 Ltr
120.000
120.000
2.964.500
Volume
Total Bantuan Pemerintah Sarana/Prasarana Kc Tanah per Ha
CF-SKR UBI JALARNo Uraian Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
1 Pupuk NPK 276 Kg 2.600 717.600 2 Pupuk SP36 75 Kg 2.200 165.000 3 Pupuk Urea 250 Kg 2.000 500.000 4 Pupuk Organik 2.500 Kg 550 1.375.000 5 Herbisida 3 Liter 75.800 227.400
2.985.000 Total Bantuan Pemerintah Sarana/Prasarana CFSKR Ubi Jalar per Ha
Volume
2. Alokasi dan Rincian Jumlah Anggaran Bantuan
Alokasi anggaran bantuan dana hibah untuk kegiatan pengembangan produksi kacang tanah tahun 2016 maksimal
(60)
50 Rp1.492.500.000,- Alokasi anggaran bantuan dana hibah kegiatan pengelolaan produksi kacang tanah dan ubijalar
ditetapkan dengan memperhatikan karakteristik bantuan,
fleksibilitas dalam pelaksanaan, serta efisiensi dan efektivitas sasaran yang ditetapkan. Alokasi bantuan pemerintah bentuk bantuan sarana prasarana berupa bantuan sarana produksi dialokasikan pada kelompok Akun Belanja Barang untuk
diserahkan kepada masyarakat/Pemda. Bantuan Sarana produksi
kepada penerima bantuan pemerintah dapat diberikan dalam bentuk uang atau barang. Pemberian bantuan pemerintah dalam bentuk uang dengan ketentuan ;
a. Barang Bantuan dapat diproduksi dan/atau dihasilkan oleh penerima bantuan; atau;
b. Nilai per Jenis barang bantuan di bawah Rp.50.000.000 (lima puluh juta rupiah) yang dapat dilaksanakan oleh penerima bantuan.
Rincian alokasi anggaran Bantuan per provinsi seperti tabel berikut:
(61)
51 Tabel 8. Rincian Alokasi Anggaran Bantuan Per Provinsi
(Ha) (Rp) (Ha) (Rp)
550 1.630.475.000 500 1.492.500.000 1 JABAR 300 889.350.000 200 597.000.000
1 Kab. Ciamis - - 75 223.875.000 2 Kab. Cianjur 50 148.225.000 - - 3 Kab. Garut 100 296.450.000 - - 4 Kab. Kuningan - - 50 149.250.000 5 Kab. Sukabumi - - 75 223.875.000 6 Kab. Tasikmalaya 100 296.450.000 - - 7 Kab. Subang 50 148.225.000 -
- - 2 JATENG 150 444.675.000 100 298.500.000
1 Kab. Jepara 50 148.225.000 - - 2 Kab. Karanganyar - - 50 149.250.000 3 Kab. Magelang - - 50 149.250.000 4 Kab. Pati 100 296.450.000 - -
- - 3 JATIM - - 150 447.750.000
1 Kab. Blitar - - 50 149.250.000 2 Kab. Magetan - - 50 149.250.000 3 Kab. Tulungagung - - 50 149.250.000
- - 4 BALI 100 296.450.000 - -
1 Kab. Karangasem 50 148.225.000 - -
2 Kab. Jembrana 50 148.225.000 - - - 5 BANTEN - - 50 149.250.000
1 Kab. Pandeglang - - 50 149.250.000
TOTAL
Bantuan Saprodi Ubijalar CF-SKR
PROVINSI & KABUPATEN/ KOTA
NO.
Bantuan Saprodi Kc. Tanah CF-SKR
(62)
52
J. TATA KELOLA PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH
Sesuai tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan maka Direktorat Jenderal Tanaman memiliki andil yang sangat
penting dalam mencapai Swasembada dan Swasembada
Berkelanjutan. Disamping ketiga komoditas utama tersebut juga menetapkan program peningkatan produksi dan produktivitas kacang
tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubijalar merupakan salah satu
program Kementerian Pertanian untuk mewujudkan pemenuhan kebutuhan di sub sektor tanaman pangan.
Dalam mewujudkan pencapaian kinerja program tersebut dan kegiatan pengelolaan produksi kacang tanah dan ubijalar melalui CF-SKR tahun
2016, telah ditetapkan berbagai kegiatan baik pusat maupun di daerah.
1. Penyaluran Bantuan Pemerintah
Sesuai dengan pasal 23 sd pasal 30, PMK 168 tahun 2015, bahwa Pemberian bantuan sarana/prasarana kepada penerima
Bantuan Pemerintah dapat diberikan dalam bentuk Barang atau
Uang. Dalam hal pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi
kedelai tahun 2016, pemberian bantuan Kepada kelompok tani/Gapoktan dapat dilakukan baik bentuk Barang maupun Uang. Dalam pelaksanaannya, Satker Provinsi maupun Kabupate/Kota dapat memilih salah satu atau dua-duanya, tergantung pada syarat-syarat yang dipenuhi sesuai PMK 168 tahun 2105. Mekanisme penyaluran bantuan pemerintah sebagai berikut:
(63)
53
2. Mekanisme Pemberian Bantuan sarana/Prasarana dalam bentuk Barang
a. Dalam rangka pengadaan barang untuk bantuan
sarana/prasarana kegiatan pengelolaan produksi kedelai, yang disalurkan dalam bentuk barang kepada penerima bantuan, PPK menandatangani kontrak pengadaan barang dengan penyedia barang.
b. Pengadaan barang berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan yang mengatur mengenai Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah;
c. PPK melakukan kontrak dengan penyedia barang
d. Penyedia Barang dapat menyalurkan barang langsung kepada Penerima bantuan atau PPK yang menyampaikan kepada Penerima bantuan.
3. Mekanisme Pemberian Bantuan sarana/Prasarana dalam bentuk Uang
Pemberian bantuan pemerintah berupa sarana/ prasarana dalam bentuk uang, diberikan dengan ketentuan :
a. Barang bantuan dapat diproduksi dan/atau dihasilkan oleh
(64)
54
b. Nilai per jenis barang bantuan di bawah Rp50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) yang dapat dilaksanakan oleh penerima bantuan.
Sehubungan bantuan sarana/prasarana kegiatan pengelolaan produksi kedelai bukan dihasilkan sendiri oleh penerima bantuan, maka pemberian bantuan sarana prasarana dalam bentuk uang, menggunakan ketentuan berdasarkan nilai jenis barang bantuan di bawah Rp.50.000.000,-.
Pemberi bantuan sarana/prasarana dalam bentuk uang
dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerja sama antara PPK dengan penerima bantuan yang telah ditetapkan dalam Surat Keputusan.
Pembuatan Perjanjian Kerjasama minimal memuat ketentuan : a. hak dan kewajiban kedua belah pihak;
b. jumlah dan nilai barang yang akan dihasilkan/dibeli; c. jenis dan spesifikasi barang yang akan dihasilkan/dibeli; d. jangka waktu penyelesaian pekerjaan;
e. tata cara dan syarat penyaluran;
f. pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk
menghasilkan/membeli barang sesuai dengan jenis dan spesifikasi;
(65)
55 g. pengadaan akan dilakukan secara transparan dan akuntabel;
h. pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk
menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas Negara;
i. sanksi;
j. penyampaian laporan penggunaan dana secara berkala
kepada PPK; dan
k. penyampaian laporan pertanggungjawaban kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran
4. Pencairan Bantuan Pemerintah
a. Pencairan bantuan Pemerintah dalam bentuk barang
i. Pelaksanaan penyaluran bantuan sarana/prasara dalam
bentuk barang kepeda penerima Bantuan pemerintah dilakukan oleh Pejabat pembuat Komitmen (PPK) atau oleh Penyedia barang dan/atau jasa sesuai kontrak. Untuk pelaksanaan pengelolaan produksi kedelai, bantuan sarana/prasarana berupa paket sarana produksi yang meliputi benih, pupuk, pestisida dan kapur pertanian untuk lokasi tertentu diberikan langsung kepada kelompok tani/Gapoktan secara langsung oleh Penyedia barang sesuai kontrak.
ii. Pencairan dana bantuan sarana/prasarana dalam bentuk
(66)
56 Negara ke rekening penyedia barang melalui mekanisme Pembayaran langsung (LS).
b. Pencairan bantuan Pemerintah dalam bentuk Uang
Pencairan dana bantuan sarana/prasarana dalam bentuk uang, dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
i. Tahap I sebsesar 70% dari keseluruhan dana bantuan
sarana/prasarana setelahperjanjian kerjasama
ditandatangani oleh Penerima bantuan dalam hal ini Kelompok Tani/gapoktan dengan PPK.
ii. Tahap II sebesar 30% dari keseluruhan dana bantuan
sarana/prasarana, apabila prestasi pekerjaan telah mencapai 50%.
1) Proses Pengajuan Bantuan Tahap Pertama (70%)
Penerima bantuan sarana/prasarana dalam
bentuk uang mengajukan permohonan
pembayaran Tahap I kepada PPK dengan dilampiri :
a) perjanjian kerja sama yang telah
(67)
57
b) kuitansi bukti penerimaan uang yang telah
ditandatangani oleh penerima bantuan dalam hal ini kelompok tani/Gapoktan.
Pemanfaatan bantuan saprodi dalam bentuk uang
oleh Kelompok Tani/ Gapoktan
a) Setelah Kelompok Tani/ Gapoktan
menerima bantuan uang, dilanjutkan dengan pembelanjaan sarana produksi.
b) Jumlah, jenis, volume, spefikasi sarana
produksi yang dibeli sesuai yang tercantum dalam perjanjian kerja sama antara PPK dan Kelompok Tani.
c) Kelompok Tani/ Gapoktan dan Penyedia
Barang, melakukan transaksi jual beli,
penyerahan barang dan pembayaran
memfoto/ memfilmkan sarana produksi yang dibeli.
d) Kelompok Tani/ Gapoktan menyimpan
bukti-bukti pengeluaran uang , Berita Acara Serah Terima Barang (BAST), foto/film, sebagai bahan laporan pertanggung jawaban.
(68)
58 Mekanisme pencairan pembayaran langsung dalam bentuk uang untuk barang dengan nilai per jenis barang bantuan di bawah Rp.50.000.000,- yang dapat dilaksanakan oleh Penerima bantuan sebagaimana gambar berikut:
2) Proses Pengajuan Bantuan Tahap Pertama (30%)
Penerima bantuan sarana/prasarana dalam bentuk
uang mengajukan permohonan pembayaran Tahap II kepada PPK dengan dilampiri :
a) Kuitansi bukti pengeluaran yang telah
ditandatangani oleh penerima bantuan dalam hal ini Kelompok tani/gapoktan.
b) Laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan yang
ditandatangani oleh ketua/pimpinan penerima bantuan sarana/prasarana.
PPK melakukan pengujian permohonan pembayaran
Tahap I dan Tahap II yang diajukan penerima bantuan
sesuai Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan
Pemerintah
PPK menandatangani perjanjian kerja sama dan
(69)
59 pembayaran Tahap I, serta menerbitkan SPP setelah pengujian telah sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah
PPK mengesahkan bukti penerimaan uang untuk
pembayaran Tahap II, serta menerbitkan SPP setelah pengujian telah sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah
Dalam hal pengujian tidak sesuai dengan Petunjuk
Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah, PPK
menyampaikan informasi kepada penerima bantuan
untuk melengkapi dan memperbaiki dokumen
permohonan
SPP disampaikan kepada PP-SPM
5. Pertanggung jawaban Bantuan
Penerima dana bantuan sarana dan prasarana dalam bentuk uang, harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau pada akhir tahun anggaran dengan dilampiri:
a. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan dan ditandatangani
oleh 2 (dua) orang saksi;
b. Berita Acara Serah Terima Barang yang ditandatangani oleh
(1)
Pe
tu
n
ju
k
T
e
k
n
is
Pe
n
in
g
k
a
ta
n
Pro
d
u
k
s
i K
a
c
a
n
g
T
a
n
a
h
d
a
n
Ub
ija
la
r M
e
la
lu
i CF
-SKR T
a
h
u
n
201
6
103
Contoh Pengisian Blangko
Blangko Laporan Bulanan Kabupaten
Realisasi Lokasi Kacang Tanah/Ubijalar
Tahun 2016
………2016 Mengetahui
Kepala Dinas Tanaman Pangan Provinsi………... ………. Nip………..
(2)
Pe
tu
n
ju
k
T
e
k
n
is
Pe
n
in
g
k
a
ta
n
Pro
d
u
k
s
i K
a
c
a
n
g
T
a
n
a
h
d
a
n
Ub
ija
la
r M
e
la
lu
i CF
-SKR T
a
h
u
n
Kabupaten : Bulan :
Kecamat
an Desa Poktan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) 1 A 4 8 8 200 200 200 200 195 97.50 100 75.00 750 5 2 B 5 9 10 250 250 250 250 245 98.00 150 80.00 1200 5 3
4 5 dst
9 17 18 450 450 450 450 440 97.78 250 78.00 1950 10 BULAN :
Kepala Dinas Pertanian Provinsi
Nama……… NIP………
Realisasi Tanam
Tim Teknis Tingkat Provinsi/ Proses
(Ha) Cair (Ha) SK
Penetapan CPCL
(Ha)
Jumlah
………., tgl,…………, bulan,………….., tahun ………
*) Coret yang tidak perlu
Dilaksan akan MH 10/11
(Ha) Keteran
gan Realisasi Panen
Luas (Ha) (%) PROVINSI :
Provitas (ku/ha)
Produks i (ton) (Ha)
Kabupate n
Jumlah No
Luas Areal
(Ha)
Pengajuan Ke Bank Contoh Pengisian Blangko
Blangko Laporan Bulanan Provinsi
Realisasi Lokasi Kacang Tanah/Ubijalar
(3)
Pe
tu
n
ju
k
T
e
k
n
is
Pe
n
in
g
k
a
ta
n
Pro
d
u
k
s
i K
a
c
a
n
g
T
a
n
a
h
d
a
n
Ub
ija
la
r M
e
la
lu
i CF
-SKR T
a
h
u
n
201
6
105
piran 23
Provinsi :
Kabupaten :
Kecamatan :
Kecamatan/ Nama
Desa Kel. Tani/ Tanam Waktu Panen Provitas Provitas Produksi
Petani Sebelum Sesudah
(Ha) (Tgl/Bln) (Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ton)
Jumlah
………...…………2012 Mengetahui
KCD/PPL
……….………
Nip……….………….
Realisasi Varietas Permasalahan
No
………2016 Mengetahui
KCD/PPL
………. Nip………..
(4)
Pe
tu
n
ju
k
T
e
k
n
is
Pe
n
in
g
k
a
ta
n
Pro
d
u
k
s
i K
a
c
a
n
g
T
a
n
a
h
d
a
n
Ub
ija
la
r M
e
la
lu
i CF
-SKR T
a
h
u
n
piran 24
Provinsi :
Kabupaten :
Kecamatan/ Nama
Desa Kel. Tani/ Tanam Waktu Panen Provitas Provitas Produksi
Petani Sebelum Sesudah
(Ha) (Tgl/Bln) (Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ton)
Jumlah
………...…………2012 Mengetahui
Kepala Dinas Tanaman Pangan
Kabupaten……….
……….………
Nip……….………….
No
Realisasi Varietas Permasalahan
LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KACANG TANAH/UBIJALAR CF-SKR TAHUN 2016
………2016 Mengetahui
Kepala Dinas Tanaman Pangan Kabupaten………... ……….
(5)
Pe
tu
n
ju
k
T
e
k
n
is
Pe
n
in
g
k
a
ta
n
Pro
d
u
k
s
i K
a
c
a
n
g
T
a
n
a
h
d
a
n
Ub
ija
la
r M
e
la
lu
i CF
-SKR T
a
h
u
n
201
6
107
piran 25
Provinsi :
Nama
Kabupaten Kel. Tani/ Tanam Waktu Panen Provitas Provitas Produksi
Petani Sebelum Sesudah
(Ha) (Tgl/Bln) (Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ton)
Jumlah
……… ………… Provinsi ………
……… ……… Nip……… …………
No
Realisasi Varietas Permasalahan
LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN
KACANG TANAH DAN UBIJALAR CF-SKRTAHUN 2016
………2016 Mengetahui
Kepala Dinas Tanaman Pangan Provinsi………... ………. Nip………..
(6)
Biaya Produksi dan Pendapatan Usahatani Kacang Tanah/Ubijalar
Per Hektar Tahun 2016
Riil Dikeluarkan Diperhitungkan
I INPUT
A TENAGA KERJA (HOK)
1. Pengolahan Tanah s/d siap tanam a. Manusia
b. Ternak c. Traktor/Mesin 2. Menanam 3. Memupuk
4. Memberantas Hama 5. Menyiang
6. Memanen 7. Mengangkut Jumlah A
B. SARANA PRODUKSI
1. Bibit/Stek (Batang) a. Pembelian b. Produksi Sendiri 2. Pupuk (Kg/Ltr) a. Urea b. TSP/SP-36 c. KCl
d. Kandang/Hijau e. Lainnya (Tetes Miwon) 3. Pestisida (Kg/Ltr) a. Insektisida Padat Insektisida Cair b. Lainnya Padat Lainnya Cair Jumlah B
C PENGELUARAN LAIN
1. Sewa Tanah 2. Pajak 3. Lainnya Jumlah C TOTAL (A+B+C)
I BIAYA PRODUKSI
1. Per Hektar (Rp.) 2. Per Kilogram (Rp.)
II OUT PUT
1. Produksi 2. Nilai Hasil
III PENDAPATAN BERSIH (Rp)
1. Secara Usahatani
a. Per musim = Rp…………. b. Per bulan = Rp………….
2. Petani
a. Per musim = Rp…………. b. Per bulan = Rp………….
IV R/C
URAIAN FISIK NILAI (RP)
NO
Keterangan : *) Coret yang tidak perlu
Harga/Kg = …….
Umur Panen = …….
Varietas = …….
……….. 2016 Petugas
……….……… Nip.