T POR 1402597 Chapter3

(1)

Budiman, 2016

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP EMPATI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 53

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian

Metode dalam sebuah penelitian adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan sebuah penelitan atau riset. Metode atau cara sebuah penelitian sangat penting, agar penelitian yang dilakukan dapat memperoleh hasil berupa jawaban penelitian. Metode penelitian yang dipilih dan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Ali (2011, hlm. 262) mengungkapkan bahwa, “Eksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti suatu peristiwa yang muncul pada kondisi tertentu, dan setiap peristiwa yang muncul diamati dan dikontrol secermat mungkin sehingga dapat diketahui hubungan sebab akibat munculnya itu.”

Dalam penelitian ini peneliti memberikan perlakuan dengan penerapan

outdoor education pada siswa kelas VIII untuk melihat peningkatan sikap empati. Proses penelitian ini diawali dengan tes awal menggunakan skala empati pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk melihat bagaimana nilai empati dimiliki sampel. Setelah tes awal dilakukan perlakuan terhadap kelompok eksperimen dengan program hiking, Climbing, Rafting, dan Camping, selama 9 pertemuan yang setiap minggunya 2 kali pertemuan. Sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan. Setelah perlakuan lalu diadakan tes akhir, tes akhir ini dilakukan untuk melihat perkembangan sikap empati siswa setelah diberikan perlakuan.

3.1.2 Desain Penelitian

Desain yang digunkan dalam penelitian ini yaitu Randomize Pretest-Posttest Control Group Design menurut Fraenkel dkk. (2012, hlm. 272). Pada desain ini kelompok treatment diberikan perlakuan program outdoor education, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan tersebut. Adapun gambar mengenai desain tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:


(2)

Budiman, 2016

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP EMPATI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Treatment group Control group

R O X O¹ R O C O¹

Gambar 3.1 The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design (Fraenkel, dkk. 2012, hlm. 272)

Keterangan:

R = Random (penentuan secara acak menggunkan teknik random sampling

O = Observasi atau pengukuran menggunakan tes skala empati awal X = Eksperimen (program outdoor education)

C = Kontrol (tanpa perlakuan program outdoor education)

O¹ = Observasi atau pengukuran menggunakan tes skala empati akhir

Alasan mengambil metode eksperimen dengan desain Randomize Pretest-Posttest Control Group Design adalah peneliti ingin melihat sejauh mana hasil perlakuan outdoor education terhadap empati siswa. Dengan cara melihat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, artinya apabila pada kelompok yang diberi perlakuan (kelompok eksperimen) itu terjadi peristiwa atau keadaan yang berbeda dengan kelompok yang tidak diberi perlakuan (kelompok kontrol), maka secara valid dapat disimpulkan bahawa perbedaan yang terjadi adalah pengaruh perlakuan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ali (2011, hlm. 263),

Setelah diberi perlakuan, kemudian diamati apakah muncul peristiwa yang berbeda pada kelompok-kelompok yang diberi perakuan itu. Bila ternyata pada kelompok yangdiberi perlakuan itu terjadi peristiwa atau keadaan yang berbeda dengan kelompok yang tidak diberi perlakuan, maka secara valid dapat disimpulkan bahawa perbedaan yang terjadi adalah pengaruh perlakuan.

Berikut adalah langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian eksperimen dengan program outdoor education terhadap empati dengan alur penelitian sebagai berikut:

a. Pre Test

Pre test dilakukan untuk melihat sejauh mana kemampuan empati yang dimiliki siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan untuk mendapatkan kemampuan empati siswa yang menjadi kelompok eksperimen dan kontrol diberikan tes skala empati.


(3)

Budiman, 2016

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP EMPATI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Perlakuan

Perlakuan diberikan kepada kelompok eksperimen dengan program

outdoor education dengan program Hiking, Climbing, Rafting dan Camping

dengan tujuan untuk mengembangkan nilai afektif siswa yaitu empati. Pemberian program tersebut mengacu kepada penelitian terdahulu bahwa outdoor education

dengan program Hiking, Climbing, Rafting dan Camping berpengaruh terhadap kemampuan afektif siswa (Afriyuandi, 2014; Rahadian, 2014). Sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan tersebut. Perlakuan ini diberikan sebanyak 9 kali, selama 3-4 minggu. Hal tersebut merujuk pada paparan Neil (2004 c) (dalam Kardjono, 2009 hlm. 151) bahwa 3 sampai 4 minggu program

outdoor education dapat mengembangkan bagian penting physical, social, intellectual and emotional development.”

c. Post Test

Post test dilakukan setelah program pembelajaran atau perlakuan diberikan kepada siswa. Sampel diberikan kembali tes skala empati pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol untuk melihat sejauh mana kemampuan empati yang terjadi mulai dari sebelum diberikan perlakuan setelah sampai setelah diberikan perlakuan.

3.2Validitas Penelitian 3.2.1 Validitas Internal

Keterbatasan dalam penelitian ini terdapat beberapa ancaman penelitian. Untuk meminimalisirnya dalam aspek validasi model dan metodologi, instrumen, populasi sampel, dan faktor lain yang berkaitan dengan variabel penelitian yang dalam penelitian ini adalah empati. Menurut Freankel (2012, hlm. 280) menjelaskan ancaman yang terjadi pada metode penelitian The Randomized PretesPosttest Control Group Design yang disajikan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Analisis Ancaman Desain Penelitian

No Threat Keefektivan

1 Subject characteristics ++

2 Mortality +

3 Location -

4 Instrumen Decay +

5 Data Collector Characteristics -


(4)

Budiman, 2016

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP EMPATI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Threat Keefektivan

7 Testing +

8 History +

9 Maturation ++

10 Attitude of Subjects -

11 Regression ++

12 Implementation -

Keterangan :

++ = Sangat Kuat

+ = Kuat

- = Lemah

Berdasarkan Tabel 3.1 dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa ancaman yang perlu dikontrol. Beberapa ancaman akan melemahkan penelitian. Ancaman tersebut antara lain, location, data collector characteristics, data collector bias, attitude of subjects dan implementation. Adapun langkah-langkah peneliti untuk mengontrol berbagai ancaman tersebut sebagai berikut:

a. Location

Lokasi penelitian saat pengambilan data pretest dan posttest baik untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan pada tempat yang sama yakni, SMPN 3 Bayongbong. Untuk lokasi pelaksanaan program, peneliti memilih lokasi yang cocok untuk dapat melaksanakan program baik hiking, rafting, climbing dan camping.

b. Data collector characteristics

Pada penelitian ini peneliti dibantu oleh teman dan guru penjas sekolah dalam proses pengumpulan data. Namun, sebelum proses berlangsung, peneliti memberi penjelasan tentang tatacara pelaksanaan penelitian.

c. Data collector bias

Pemberian penjelasan mengenai langkah-langkah melakukan tes yang jelas, agar siswa memahami dengan mudah dan tidak menimbulkan penafsiran ganda.

d. Attitude of subject

Pengambilan data pretest dan posttest dilakukan pada kelompok eksperimen dan kontrol. Namun, pemberian perlakuan pada penelitian ini hanya diberikan kepada kelompok eksperimen. Untuk menghindari adanya perasaan diskriminasi yang dirasakan oleh sampel kelompok kontrol, maka ancaman ini


(5)

Budiman, 2016

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP EMPATI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikontrol dengan tidak memberi informasi apapun kepada sampel kelompok kontrol bahwa kelompok eksperimen sedang menerima perlakuan dan bahwa mereka mengisi skala empati yang sama.

e. Implementation

Sampel kelompok eksperimen dikontrol dengan memberi arahan agar tidak melakukan aktivitas-aktivitas outdoor yang mirip dengan program perlakuan, tetapi hanya melakukan aktivitas ketika dalam jadwal pemberian perlakuan. Sedangkan, kelompok kontrol dalam penelitian ini dikontrol dengan memastikan tidak ada sampel kelompok kontrol yang melihat jalannya pemberian perlakuan untuk kelompok eksperimen.

3.2.2 Validitas Eksternal

Pengkontrolan validitas eksternal adalah pengendalian terhadap beberapa faktor agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Pengkontrolan tersebut meliputi:

a. Validitas Populasi

Bertujuan agar karakteristik sampel dapat mewakili populasi. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah seluruh anggota populasi sehingga dapat digeneralisasikan pada sekolah yang peneliti pilih.

b. Validitas Ekologi

Validitas ekologi dikontrol dengan: (a) seluruh program belajar disusun dengan waktu yang jelas, misalnya tidak mengubah jadwal yang telah ditetapkan; (b) menggunakan tempat untuk menjalankan program yang mumpuni; (c) tidak memberitahukan kepada siswa bahwa mereka sedang dijadikan subyek penelitian untuk menghindari pengaruh reaktif akibat proses penelitian tersebut; (d) subjek penelitian tidak sedang menjalankan penelitian lain.

3.3Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Negeri 3 Bayongbong Kab. Garut. Karakteristik partisipan ini tidak jauh berbeda dengan anak sekolah lainnya, mereka berumur antara 13-14 tahun, siswa berasal dari daerah pedesaan dan perkotaan. Tentu saja setiap siswa memiliki latar belakang yang berbeda tergantung pergaulan dilingkungan tempat tinggalnya. Alasan


(6)

Budiman, 2016

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP EMPATI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemilihan partisipan pada sekolah ini, karena peneliti melihat masalah yang ada dan juga di sekolah ini belum adanya penelitian yang terkait tentang pendidikan alam bebas atau outdoor education, terutama dalam hal penerapan sikap empati melalui outdoor education. Selain itu pula peneliti merupakan guru di SMP tersebut sehingga untuk masalah perizinan penelitian akan lebih mudah.

3.4Populasi, Sampling, dan Sampel Penelitian 3.4.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 3 Bayongbong yang terdiri dari enam kelas yang siswanya berjumlah 206 orang, dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Alasan pengambilan populasi siswa kelas VIII di SMPN 3 Bayongbong karena hasil pengamatan dan pengalaman peneliti. Terdapat beberapa hal yang mengindikasikan kurangnya empati siswa, hal tersebut terlihat dari kurangnya kepedulian dan rasa ingin menolong siswa terhadap temannya.

3.4.2 Sampling

Dalam menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada penelitian ini menggunakan teknik sampling dengan cara simple random sampling atau secara acak. Maksum (2012, hlm. 55) “Simple random sampling yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi indivdu yang menjadi anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.” Selanjutnya Ali ( 2011,

hlm. 106) “Pelaksanaan perandoman sama dengan melakukan pengundian ini

dapat dilakukan bila keberadaan populasi itu homogen dan jumlahnya terhingga, caranya boleh macam-macam, namun pada perinsipnya setiap subyek dalam

populasi berpeluang sama untuk terpilih menjadi anggota samapel.” Peneliti

beranggapan bahwa populasi dianggap homogen, karena pada kelas VIII rata-rata siswa usia 13-14 tahun. Langkah-langkah menentukan sampel dengan random sampling pada penelitian ini yaitu dari semua populasi yang berjumlah 206 siswa dilakukan perandoman dengan simple random sampling didapatlah 60 siswa yang menjadi sampel penelitian. Setelah didapatkan 60 siswa yang menjadi sampel penelitian, kemudian dilakukan lagi pengundian untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang bejumlah masing-masing 30 orang. Perandoman dengan teknik ini merupakan teknik yang paling sederhana, yaitu


(7)

Budiman, 2016

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP EMPATI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan memberi nomor pada setiap unit populasi, menulis nomor-nomor itu masing-masing dalam satu gunting kertas, digulung lalu dimasukkan ke dalam satu kotak yang kemudian kotak itu dikocok, gulungan-gulungan kertas dikeluarkan sesuai dengan jumlah yang ditentukan, nomor-nomor yang keluar itulah yang menjadi sampel sampel terpilih.

3.4.3 Sampel Penelitian

Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 siswa dibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dimana 30 siswa masuk kedalam kelompok eksperimen dan 30 siswa masuk kedalam kelompok kontrol. Penentuan jumlah sampel tersebut dengan usulan Fraenkel, dkk. (2012, hlm. 103),

There are a few guidelines that we would suggest with regard to the minimum number of subjects needed. For descriptive studies, we think a sample with a minimum number of 100 is essential. For correlational studies, a sample of at least 50 is deemed necessary to establish the existence of a relationship. For experimental and causalcomparative studies, we recommend a minimum of 30 individuals per group, although sometimes experimental studies with only 15 individuals in each group can be defended if they are very tightly controlled.

Mereka merekomendasikan jumlah minimum sampel yakni, 100 subjek untuk penelitian deskriptif, 50 subjek untuk penelitian korelasional, dan 30 subjek untuk tiap-tiap grup penelitian eksperimental dan penelitian kausal-komparatif. Dapat disimpulkan dari pendapat di atas, dalam suatu penelitian semua anggota populasi dapat dijadikan sebagai sumber data dan dapat pula hanya sebagian anggota populasi saja yang umumnya disebut sebagai sampel penelitian. Dan rekomendasi tersebut menjadi rujukan peneliti dalam menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini.

3.5Definisi Operasional

Untuk memfokuskan penelitian ini agar tidak ada salah penafsiran dan kesimpangsiuran dalam judul tesis ini, maka peneliti membatasi atau merumuskan definisi operasional variable-variabel yang diteliti.

3.5.1 Outdoor Education

Yang dimaksud dengan outdoor education dalam penelitian ini yaitu guru membawa siswa ke alam bebas dengan berupa kegiatan jalan kaki (Hiking), panjat


(8)

Budiman, 2016

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP EMPATI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tebing (Climbing), arung jeram (Rafting) dan berkemah (Camping). Dimana kegiatan tersebut dengan tujuan untuk mengembangkan empati siswa.

3.5.2 Empati

Secara operasional definisi empati dalm konteks penelitian ini adalah ditunjukan dengan nilai/skor tentang pemahaman seseorang (siswa) terhadap perasaan dan pikiran orang lain (siswa lain) secara kognitif maupun afektif.

3.5.3 Pengaruh

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesa (2015), pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan atau perbuatan seseorang.

3.6Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan dalam sebuah penelitian. (Ali, 2011, hlm. 117) “Instrumen riset adalah instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data, dan jenis-jenis instrumen yang digunakan sesuai dengan

teknik risetnya.” Menurut Arikunto (2013, hlm. 72), “Penggunaan instrumen disesuaikan dengan kebutuhan dan harus relevan dengan apa yang hendak diukur. Sebuah instrumen dapat dikatakan baik sebagai alat ukur apabila memenuhi persyaratan, yaitu memiliki: validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas dan

ekonomis.” Sebuah instrument akan dikatakan valid jika hendak mengukur apa yang hendak diukur dan dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tesnya menunjukkan ketetapan, objektif berarti tidak ada unsur pribadi yang memengaruhi, memiliki praktikabilitas apabila bersifat praktis serta mudah pengadministrasiannya serta ekonomis dengan tidak membutuhkan ongkos atau biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama.

Instrumen yang telah ada sebelumnya atau sudah baku dapat langsung digunakan. Namun, instrumen yang dibuat sendiri harus melewati proses uji coba terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitasnya. Item dalam instrument yang secara pengujian dinyatakan valid serta reliabel, itulah yang dapat digunakan.

Skala untuk mengukur empati dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti. Langkah awal menyusun skala adalah membuat kisi-kisi berdasarkan pada konsep dan definisi tentang empati. Kisi-kisi dalam penelitian ini terdiri dari


(9)

Budiman, 2016

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP EMPATI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

komponen yang dijabarkan melalui sub variabel, dan indikator yang dibuat menjadi pernyataan-pernyataan.

3.6.1 Penyusunan Skala Empati 1. Definisi konseptual empati

Empati secara konseptual dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain dikemukakan Taufik (2012, hlm. 41), yang menyatakan bahwa empati merupakan suatu aktivitas untuk memahami apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan orang lain, serta apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh yang bersangkutan (observer, perceiver) terhadap kondisi orang lain, tanpa yang bersangkutan kehilangan kontrol dirinya.

2. Definisi operasional empati

Secara operasional definisi empati dalm konteks penelitian ini adalah ditunjukan dengan nilai/skor tentang pemahaman seseorang (siswa) terhadap perasaan dan pikiran orang lain (siswa lain) secara kognitif maupun afektif.

3. Indikator empati

Berdasarkan kedua komponen empati yaitu kognitif dan afektif, peneliti menyusun beberapa indikator, sebagai berikut:

a. Empati kogntif

Empati kognitif terbagi dua, yaitu kemampuan untuk memahami perasaan orang lain dan kemampuan seseorang dalam mengambil perspektif orang lain.

b. Empati Afektif

Respon emosional yang sama persis seperti emosi yang sedang orang lain rasakan.

4. Kisi-kisi instrumen empati

Kisi-kisi instrumen empati dapat dilihat Tabel 3.2 berikut ini. Tabel 3.2Kisi-Kisi Uji Coba Skala Empati

Variabel Sub

Variabel

Indikator Butir soal

positif

Butir soal negatif Empati terdiri

dari dua komponen, kognitif dan

Koginitif Memahami perasaan orang lain

21,56,55,44,49 ,6,7,35,34,1

17,16,19,54,9, 51,15,12,22,47


(10)

Budiman, 2016

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP EMPATI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Sub

Variabel

Indikator Butir soal

positif Butir soal negatif afektif. (Baron-Cohen & Wheelwright, 2004, hlm. 164). Kemampuan mengambil perspektif orang lain 3,2,37,57,4,23, 4,1,58,24,38 5,20,29,27,50, 59,60,32,13,8

Afektif Respon emosional terhadap emosi orang lain. 14,18,25,48,53 ,10,11,36,30, 40 52,45,43,31,33 ,39,42,46,26, 28

Skala penilainnya menggunakan skala Likert. Adapun alternatif jawaban yang digunakan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3 Skala Alternatif Jawaban

No Alternatif jawaban Skor alternatif jawab

Positif Negatif

1 Sangat setuju (SS) 4 1

2 Setuju (S) 3 2

3 Tidak setuju (TS) 2 3

4 Sangat tidak setuju (STS) 1 4

3.6.2 Uji Coba Instrumen

Skala empati yang telah disusun selanjutnya diuji cobakan untuk mengukur validitas dan reliabilitas dari setiap item. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ketetapan dan ketepatan instrumen yang akan digunakan telah memenuhi syarat sebagai instrument yang baik dan dapat digunakan sebagai pengumpul data. Sebelum uji coba dilakukan, peneliti menetapkan sekolah yang akan dijadikan tempat uji coba instrument. Uji coba harus dilakukan pada sampel yang homogen dengan sampel penelitian dan bukan pada sampel yang sesungguhnya.

Uji coba instrumen diberikan kepada siswa kelas VIII SMPN 1 Bayongbong. Adapun alasan dilakukan di sekolah tersebut karena ada karakteristik siswa yang sama ditinjau dari segi usia 13-14 tahun, tergolong sekolah negeri, serta level sekolah dengan akreditasi sekolah kategori A.


(11)

Budiman, 2016

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP EMPATI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.6.3 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Setelah dilakukan uji coba instrumen empati, langkah selanjutnya yaitu, menguji validitas dan reliabilitasnya. Instrumen uji coba empati terdiri dari 60 item. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 23. Untuk membantu input data dan seleksi data peneliti menggunakan Ms. Excel 2010. Berikut ini langkah-langkah yang telah dilakukan untuk menguji:

a. Uji Validitas

Uji validitas instrumen dengan menggunakan SPSS 23. yaitu dengan corrected item test. Berikut langkah-langkah yang telah dilakukan untuk meguji validitas instrumen sebanyak 60 butir pernyataan yaitu sebagai berikut:

1. Masukan data hasil uji coba instrumen pada data view SPSS. 2. Klik pada variabel view, beri nama pada kolom name dan label.

3. Klik Analize pada menu toolbar SPSS dan pilih correlate kemudian pilih bivariate sehingga muncul kotak dialog bivariate correlations.

4. Blok seluruh item yang ada di sebelah kiri ke sebelah kanan pada kotak Variables. Masih pada kotak dialog yang sama, centang pada Correlation

Coefficients “Pearson” dan Test of Significace “Two-tailed” dan klik OK. 5. Nilai hasil uji validitas (r hitung) dapat dilihat dari tabel paling kanan yaitu tabel total dengan menyesuaikan dengan item di sebelah kiri pada Pearson correlation.

6. Jumlah sampel (N) adalah 100. Ketentuannya, dengan df= N-2 yaitu,

100-2 = 98 dengan α=0,05 didapatlah r tabel sebesar 0.100-205. Jika nilai dari Pearson correlation < 0,205 maka item dinyatakan tidak valid.Jika

Pearson correlation > 0,205 maka item dinyatakan valid.

7. Salin output correlation tersebut pada Ms. Excel untuk mempermudah proses seleksi item yang valid dan Gugur.

8. Tahap pertama yang dilakukan untuk menyeleksi nilai Pearson correlation

< 0,205 adalah buang skor pada yang memiliki nilai – dan 0. 9. Tahap kedua, buang skor yang memiliki nilai 1 dan < 0,205. 10.Hasil perhitungan dan item yang valid terdapat pada lampiran.

Berdasarkan hasil pengujian validitas item dalam setiap instrument menggunakan SPSS versi 23 serta bantuan Ms. Excel 2010, instrument empati


(12)

Budiman, 2016

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP EMPATI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperoleh hasil tingkat validitas setiap item instrument tersebut. Untuk instrument empati dari jumlah item uji coba 60, terdapat 20 item yang dinyatakan gugur dan 40 item dinyatakan valid. Adapun hasil uji validitas instrumen empati secara rinci tertera pada Tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3. 3 Hasil Pengujian Butir Skala Empati No

Pernyataan

Corrected Item-Total Correlation

Ket No

Pernyataan

Corrected Item-Total Correlation

Ket.

1 0.300 Valid 31 0.414 Valid

2 0.110 Gugur 32 0.076 Gugur

3 0.259 Valid 33 0.302 Valid

4 0.277 Valid 34 0.401 Valid

5 0.029 Gugur 35 0.278 Valid

6 0.334 Valid 36 0.223 Valid

7 0.111 Gugur 37 0.317 Valid

8 0.068 Gugur 38 0.347 Valid

9 0.292 Valid 39 0.359 Valid

10 0.329 Valid 40 0.421 Valid

11 0.100 Gugur 41 0.080 Gugur

12 0.396 Valid 42 0.243 Valid

13 0.024 Gugur 43 0.256 Valid

14 0.055 Gugur 44 0.296 Valid

15 0.325 Valid 45 0.376 Valid

16 0.064 Gugur 46 0.158 Gugur

17 0.362 Valid 47 0.406 Valid

18 0.258 Valid 48 0.264 Valid

19 0.125 Gugur 49 0.352 Valid

20 0.058 Gugur 50 0.498 Valid

21 0.292 Valid 51 0.289 Valid

22 0.033 Gugur 52 0.108 Gugur

23 0.378 Valid 53 0.222 Valid

24 0.272 Valid 54 0.307 Valid

25 0.282 Valid 55 0.367 Valid

26 0.352 Valid 56 0.291 Valid

27 0.099 Gugur 57 0.070 Gugur

28 0.501 Valid 58 0.075 Gugur

29 -0.043 Gugur 59 0.362 Valid


(13)

Budiman, 2016

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP EMPATI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Uji Reliabilitas

1. Masukan data hasil uji coba instrumen pada data view SPSS.

2. Klik Analize pada menu toolbar SPSS dan pilih scale kategori Realibility Analysis.

3. Setelah masuk pada kategori Realibility Analysis, klik bagian statistic yang berada di pojok kanan atas. Ceklis item, scale dan scale if item deleted. Selanjutnya klik continoue.

4. Masih pada kategori Realibility Analysis, pindahkan data ke kolom item kecuali item Total. Selanjutnya akan muncul data.

5. Untuk nilai reliabilitas dapat dilihat pada output tabel Realibility Statistic

pada Cronbach’s Alpha yang muncul.

6. Hasil perhitungan dapat dibandingkan dengan tabel pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi (Sugiyono, 2011, hlm. 257) berikut ini. Adapun pedoman interpretasi koefesien korelasi bisa dilihat pada Tabel 3.4

Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi Koefesien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 - 0,799 0,80 – 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tingi

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas instrument menggunakan SPSS versi 23 serta bantuan Ms. Excel 2010, instrument empati diperoleh hasil tingkat reliabilitas instrument tersebut. Untuk instrumen kemampuan empati diperoleh

nilai Cronbach’s Alpha 0.851. Berdasarkan tabel pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi (Sugiyono, 2011, hlm. 275) nilai 0.851 masuk dalam kategori saggat tinggi yakni, berada pada interval koefisien 0.800 – 1.000 dengan tingkah hubungan yang tergolong tinggi. Hal ini berarti instrumen empati memiliki reliabilitas sangat tinggi. Adapun hasil uji validitas setiap instrumen lengkap dapat dilihat pada lampiran.


(14)

Budiman, 2016

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP EMPATI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.7Pelaksanan Penelitian

Garis besar pelaksanaan dalam penelitian ini terbagi dalam beberapa tahapan seperti tertera pada Tabel 3.5 berikut ini..

Tabel 3.5 Garis Besar Pelaksanaan Penelitian

Tahap Kelompok Eksperimen Kelompok kontrol Keterangan

1. Pengambilan data awal Pengambilan data awal Tes skala empati 2. Program outdoor

education

Tanpa program

outdoor education

9 kali pertemuan

3. Pengambilan data akhir Pengambilan data akhir

Tes skala empati

Implementasi program outdoor education setelah diberikan penjelasan, siswa sebagai sampel melaksanakan program, dimulai dari program yang sederhana dan tidak memerlukan peralatan yang terlalu banyak. Program pertama yang diberikan adalah hiking, yang dilakukan sebanyak empat kali pertemuan, dengan susana berbeda baik secara tempat dan waktu. Adapun tempat kegiatan ini dilakukan di pemetang sawah, perbukitan, sungai, dan kebun teh. Dalam program

hiking siswa diajarkan untuk berdisiplin dengan cara membagi kelompok hiking

menjadi kelompok-kelompok kecil. Anggota kelompok berjalan secara berurutan satu-persatu, namun tidak berjauhan satu sama lain, dan tidak diperbolehkan untuk saling mendahului dari mulai awal hiking hingga berakhir, dengan demikian rasa kebersamaan dalam kelompok dapat tetap terjaga.

Program selanjutnya adalah Climbing. Program ini dilakukan di Batu Tumpang Cikajang sebanyak dua kali pertemuan. Dalam kegiatan Climbing,

siswa memanjat tebing tidak diberikan target waktu. Selain itu, ketika siswa yang lain sementara melakukan Climbing, peneliti mengarahkan siswa yang lain yang sedang melihat untuk memposisikan atau membayangkan dirinya berada posisi sebagai climber. Hal ini dimaksudkan untuk menggugah perasaan siswa untuk memposisikan dirinya berada pada posisi orang lain.

Kemudian program selanjutnya yaitu, Rafting. Program ini dilakukan di sungai Cimanuk sebanyak dua kali, yang mana kegiatan tersebut peneliti dibantu oleh beberapa instruktur ahli dalam bidang ini. Hal tersebut dilakukan karena


(15)

Budiman, 2016

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP EMPATI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan ini memiliki risiko keselamatan cukup tinggi. Saat pelaksanaan, siswa diberikan pemahaman bahwa mereka harus disiplin dan bekerja sama dengan baik.

Sedangkan program terakhir adalah Camping yang dilakukan satu kali pertemuan dengan jumlah waktu 36 jam. Meski dalam pemberian Camping satu kali pertemuan tetapi mengambil waktu yang cukup lama, sehingga nilai interaksi dan nilai komunikasi yang terjadi pada diri anak akan sama intensitasnya dengan program yang lain. Adapun garis besar program outdoor education dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.6 Garis Besar Program Outdoor Education

No Waktu Program Keterangan

1 23 Maret 2016 Hiking Berjalan di pematang sawah di

kampung Mentras ±2 km.

2 27 Maret 2016 Hiking Mendaki perbukitan dan

menuruni lembah ± 2.5 km.

3 30 Maret 2016 Hiking Menelusuri air sungai yang tidak

telalu deras di sungai Desa Sirnagalih dengan jarak ± 3 km

4 31 Maret 2016 Hiking Berjalan dan menikmati

pemandangan indah kebun teh di Kec.Cikajang sejauh ± 3.5 km

5 3 April 2016 Climbing Melakukan panjat tebing di Batu

Tumpang sekitar 15 meter.

6 6 April 2016 Climbing Melakukan panjat tebing di Batu

Tumpang sekitar 20 meter.

7 10 April 2016 Rafting Melakukan pengarungan dengan

jarak ± 3 km, di Sungai Cimanuk

8 13 April 2016 Rafting Melakukan pengarungan dengan

jarak ± 4 km, di Sungai Cimanuk

9 16 April 2016 Camping Membuat camp, perapian,

Memasak rimba dan api ungun. Selama satu hari satu malam.


(16)

Budiman, 2016

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP EMPATI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.8Analisis Data

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan SPSS 23 dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Uji Prasyarat dengan:

a. Uji Normalitas: untuk menguji kenormalan data akan diuji menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.

b. Uji Homogenitas: statistik yang digunakan untuk menguji homogenitas varians data adalah uji statistik one way anova.

2. Uji Hipotesis

Uji statistik yang digunakan untuk analisis ini bergantung pada sifat normalitas dan homogenitas data. Bila data yang dianalisis bersifat normal dan homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah Paired Sample t test.


(17)

(1)

Budiman, 2016

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP EMPATI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperoleh hasil tingkat validitas setiap item instrument tersebut. Untuk instrument empati dari jumlah item uji coba 60, terdapat 20 item yang dinyatakan gugur dan 40 item dinyatakan valid. Adapun hasil uji validitas instrumen empati secara rinci tertera pada Tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3. 3 Hasil Pengujian Butir Skala Empati No

Pernyataan

Corrected Item-Total Correlation

Ket No

Pernyataan

Corrected Item-Total Correlation

Ket.

1 0.300 Valid 31 0.414 Valid

2 0.110 Gugur 32 0.076 Gugur

3 0.259 Valid 33 0.302 Valid

4 0.277 Valid 34 0.401 Valid

5 0.029 Gugur 35 0.278 Valid

6 0.334 Valid 36 0.223 Valid

7 0.111 Gugur 37 0.317 Valid

8 0.068 Gugur 38 0.347 Valid

9 0.292 Valid 39 0.359 Valid

10 0.329 Valid 40 0.421 Valid

11 0.100 Gugur 41 0.080 Gugur

12 0.396 Valid 42 0.243 Valid

13 0.024 Gugur 43 0.256 Valid

14 0.055 Gugur 44 0.296 Valid

15 0.325 Valid 45 0.376 Valid

16 0.064 Gugur 46 0.158 Gugur

17 0.362 Valid 47 0.406 Valid

18 0.258 Valid 48 0.264 Valid

19 0.125 Gugur 49 0.352 Valid

20 0.058 Gugur 50 0.498 Valid

21 0.292 Valid 51 0.289 Valid

22 0.033 Gugur 52 0.108 Gugur

23 0.378 Valid 53 0.222 Valid

24 0.272 Valid 54 0.307 Valid

25 0.282 Valid 55 0.367 Valid

26 0.352 Valid 56 0.291 Valid

27 0.099 Gugur 57 0.070 Gugur

28 0.501 Valid 58 0.075 Gugur

29 -0.043 Gugur 59 0.362 Valid


(2)

Budiman, 2016

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP EMPATI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Uji Reliabilitas

1. Masukan data hasil uji coba instrumen pada data view SPSS.

2. Klik Analize pada menu toolbar SPSS dan pilih scale kategori Realibility Analysis.

3. Setelah masuk pada kategori Realibility Analysis, klik bagian statistic yang berada di pojok kanan atas. Ceklis item, scale dan scale if item deleted. Selanjutnya klik continoue.

4. Masih pada kategori Realibility Analysis, pindahkan data ke kolom item kecuali item Total. Selanjutnya akan muncul data.

5. Untuk nilai reliabilitas dapat dilihat pada output tabel Realibility Statistic

pada Cronbach’s Alpha yang muncul.

6. Hasil perhitungan dapat dibandingkan dengan tabel pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi (Sugiyono, 2011, hlm. 257) berikut ini. Adapun pedoman interpretasi koefesien korelasi bisa dilihat pada Tabel 3.4

Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi Koefesien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 - 0,799 0,80 – 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tingi

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas instrument menggunakan SPSS versi 23 serta bantuan Ms. Excel 2010, instrument empati diperoleh hasil tingkat reliabilitas instrument tersebut. Untuk instrumen kemampuan empati diperoleh

nilai Cronbach’s Alpha 0.851. Berdasarkan tabel pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi (Sugiyono, 2011, hlm. 275) nilai 0.851 masuk dalam kategori saggat tinggi yakni, berada pada interval koefisien 0.800 – 1.000 dengan tingkah hubungan yang tergolong tinggi. Hal ini berarti instrumen empati memiliki reliabilitas sangat tinggi. Adapun hasil uji validitas setiap instrumen lengkap dapat dilihat pada lampiran.


(3)

Budiman, 2016

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP EMPATI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7Pelaksanan Penelitian

Garis besar pelaksanaan dalam penelitian ini terbagi dalam beberapa tahapan seperti tertera pada Tabel 3.5 berikut ini..

Tabel 3.5 Garis Besar Pelaksanaan Penelitian

Tahap Kelompok Eksperimen Kelompok kontrol Keterangan 1. Pengambilan data awal Pengambilan data awal Tes skala empati 2. Program outdoor

education

Tanpa program outdoor education

9 kali pertemuan

3. Pengambilan data akhir Pengambilan data akhir

Tes skala empati

Implementasi program outdoor education setelah diberikan penjelasan, siswa sebagai sampel melaksanakan program, dimulai dari program yang sederhana dan tidak memerlukan peralatan yang terlalu banyak. Program pertama yang diberikan adalah hiking, yang dilakukan sebanyak empat kali pertemuan, dengan susana berbeda baik secara tempat dan waktu. Adapun tempat kegiatan ini dilakukan di pemetang sawah, perbukitan, sungai, dan kebun teh. Dalam program hiking siswa diajarkan untuk berdisiplin dengan cara membagi kelompok hiking menjadi kelompok-kelompok kecil. Anggota kelompok berjalan secara berurutan satu-persatu, namun tidak berjauhan satu sama lain, dan tidak diperbolehkan untuk saling mendahului dari mulai awal hiking hingga berakhir, dengan demikian rasa kebersamaan dalam kelompok dapat tetap terjaga.

Program selanjutnya adalah Climbing. Program ini dilakukan di Batu Tumpang Cikajang sebanyak dua kali pertemuan. Dalam kegiatan Climbing, siswa memanjat tebing tidak diberikan target waktu. Selain itu, ketika siswa yang lain sementara melakukan Climbing, peneliti mengarahkan siswa yang lain yang sedang melihat untuk memposisikan atau membayangkan dirinya berada posisi sebagai climber. Hal ini dimaksudkan untuk menggugah perasaan siswa untuk memposisikan dirinya berada pada posisi orang lain.

Kemudian program selanjutnya yaitu, Rafting. Program ini dilakukan di sungai Cimanuk sebanyak dua kali, yang mana kegiatan tersebut peneliti dibantu oleh beberapa instruktur ahli dalam bidang ini. Hal tersebut dilakukan karena


(4)

Budiman, 2016

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP EMPATI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan ini memiliki risiko keselamatan cukup tinggi. Saat pelaksanaan, siswa diberikan pemahaman bahwa mereka harus disiplin dan bekerja sama dengan baik.

Sedangkan program terakhir adalah Camping yang dilakukan satu kali pertemuan dengan jumlah waktu 36 jam. Meski dalam pemberian Camping satu kali pertemuan tetapi mengambil waktu yang cukup lama, sehingga nilai interaksi dan nilai komunikasi yang terjadi pada diri anak akan sama intensitasnya dengan program yang lain. Adapun garis besar program outdoor education dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.6 Garis Besar Program Outdoor Education

No Waktu Program Keterangan

1 23 Maret 2016 Hiking Berjalan di pematang sawah di kampung Mentras ±2 km. 2 27 Maret 2016 Hiking Mendaki perbukitan dan

menuruni lembah ± 2.5 km. 3 30 Maret 2016 Hiking Menelusuri air sungai yang tidak

telalu deras di sungai Desa Sirnagalih dengan jarak ± 3 km 4 31 Maret 2016 Hiking Berjalan dan menikmati

pemandangan indah kebun teh di Kec.Cikajang sejauh ± 3.5 km 5 3 April 2016 Climbing Melakukan panjat tebing di Batu

Tumpang sekitar 15 meter. 6 6 April 2016 Climbing Melakukan panjat tebing di Batu

Tumpang sekitar 20 meter. 7 10 April 2016 Rafting Melakukan pengarungan dengan

jarak ± 3 km, di Sungai Cimanuk

8 13 April 2016 Rafting Melakukan pengarungan dengan jarak ± 4 km, di Sungai

Cimanuk

9 16 April 2016 Camping Membuat camp, perapian, Memasak rimba dan api ungun. Selama satu hari satu malam.


(5)

Budiman, 2016

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP EMPATI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.8Analisis Data

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan SPSS 23 dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Uji Prasyarat dengan:

a. Uji Normalitas: untuk menguji kenormalan data akan diuji menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.

b. Uji Homogenitas: statistik yang digunakan untuk menguji homogenitas varians data adalah uji statistik one way anova.

2. Uji Hipotesis

Uji statistik yang digunakan untuk analisis ini bergantung pada sifat normalitas dan homogenitas data. Bila data yang dianalisis bersifat normal dan homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah Paired Sample t test.


(6)