pemanfaatan media karikatur untuk meningkatkan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran sejarah bab 4
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus,
masing-masing terdiri dari 2 pertemuan. Hasil penelitian dipaparkan
sebagai berikut :
A. Siklus I
1. Perencanaan
Pada perencanaan ini, siklus pertama pertemuan pertama (2 jam
pelajaran) akan dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 14 Maret
2008. Sedangkan pertemuan kedua (lanjutan/1 jam pelajaran)
dilaksanakan pada hari Selasa, 18 Maret 2008. Hal-hal yang
direncanakan yaitu penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP),
metode
pembelajaran,
perancangan
tugas
siswa,
perancangan pemanfaatan media karikatur, penyusunan pedoman
dan format observasi serta lembar monitoring.
2. Pelaksanaan
Pertemuan I (14 Maret 2008) :
Guru
masuk
pada
pukul
07.45
pagi
dan
memulai
proses
pembelajaran dengan memberi salam dan mengecek kehadiran
siswa. Siswa yang hadir 42 orang dari 40 siswa, satu orang sakit
sedangkan satu orang lagi
pertandingan.
Guru
atlit judo yang
kemudian
sedang mengikuti
menginformasikan
pada
siswa
mengenai materi yang akan diberikan dan tujuan pembelajaran
yang harus dicapai siswa.
Guru memperlihatkan kepada siswa peta Jepang dan Indonesia
pada masa penjajahan Belanda, kemudian guru menanyakan
kepada siswa, “Mengapa pada masa pemerintahan Belanda, banyak
orang Jepang di Indonesia?”. Mulailah tanya jawab antara guru dan
siswa.
Guru kemudian menjelaskan mengenai bentuk-bentuk interaksi
Indonesia-Jepang
pada
masa
kolonial
Belanda
dan
interaksi
Indonesia-Jepang dengan kebijakan pemerintah Hindia Belanda.
Setelah itu diadakan tanya-jawab. Kemudian guru memperlihatkan
gambar karikatur tentang status sosial orang Jepang pada masa
pemerintahan Hindia Belanda. Siswa diberi kesempatan mengamati
gambar tersebut.
Guru kemudian membagi siswa menjadi 10 kelompok, masingmasing kelompok membahas materi yang berbeda. Guru kemudian
membagikan kertas polos HVS pada masing-masing siswa. Siswa
mengimajinasikan materi ke dalam bentuk gambar karikatur.
Hasil karya karikatur dikumpulkan sesuai kelompoknya kepada
guru. Guru kemudian memberikan penilaian pada setiap kelompok
mengenai kerjasama mereka dalam menggambar karikatur. Setelah
itu guru menginformasikan kepada siswa tentang kegiatan belajar
yang akan datang, yaitu mempresentasikan karikatur yang telah
dibuatnya, untuk kemudian didiskusikan bersama-sama.
Pertemuan II (18 Maret 2008) :
Guru mengucapkan salam, kemudian mengecek kehadiran siswa.
Siswa yang hadir 40 orang, satu orang sakit, satu orang lagi ada
jadwal pertandingan.
Guru memperlihatkan gambar-gambar karikatur buatan siswa,
kemudian mengembalikan gambar-gambar tersebut kepada siswa
sesuai kelompoknya.
Guru
menunjuk
satu
kelompok
ke
depan
kelas
untuk
mempresentasikan gambar karikatur yang telah dibuatnya. Siswasiswa lain diberi kesempatan untuk bertanya dan menanggapi.
Demikian seterusnya, tiap kelompok mendapat giliran tampil 5
menit. Ada 5 kelompok tampil ke depan.
Guru dan siswa merefleksi gambar-gambar karikatur yang telah
dipresentasikan. Setelah itu diadakan evaluasi.
3. Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh data sebagai berikut :
Keadaan Siswa:
Dalam hal menyimak materi, ada 9-10 siswa yang kurang fokus
menyimak materi, yang lainnya menyimak sambil mengobrol.
Respon siswa terhadap apersepsi masih kurang, hanya 2 orang
siswa berpartisipasi.
Hanya 9 siswa mampu mendeskripsikan karikatur sesuai dengan
materi, sebagian besar
gambar karikatur yang dibuat siswa
kurang jelas perbedaannya dengan kartun, siswa juga belum
mampu mengembangkan materi dari makna karikatur tersebut.
Hanya
12
orang
pembelajaran,
siswa
yaitu
dari
dengan
41
siswa
bertanya,
yang
aktif
dalam
menjawab
serta
berargumentasi dan mendeskripsikan karikatur.
Jawaban maupun pertanyaan siswa sudah relevan dengan materi
karikatur yang disajikan.
Kinerja Guru
Apersepsi yang diberikan guru cukup baik karena bersifat
problematik dan mampu memotivasi siswa untuk berpikir kritis
Pemberian reward sudah cukup baik
Kurang optimal dalam memotivasi siswa untuk berperan aktif
dalam pembelajaran
Karikatur sudah sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran
4. Refleksi
Beberapa temuan yang harus diperbaiki yaitu :
a.Informasi tentang perbedaan karikatur dengan kartun kurang
jelas. Sebaiknya guru menjelaskan secara detil perbedaan serta
syarat pembuatannya disertai dengan contoh karikatur.
b.Guru agar lebih aktif dalam memotivasi siswa untuk berpikir kritis
(bertanya, menjawab, berargumentasi).
c. Guru harus lebih memperdalam materi, khususnya tentang
keadaan
kondisi
orang-orang
Jepang
pada
masa
kolonial
Belanda, sehingga suasana tersebut tergambar dalam karikatur.
Siswa juga perlu didorong mengembangkan materi tersebut
dengan mencari literatur yang sesuai, di luar buku teks.
B. Siklus II
1. Perencanaan
Pada siklus kedua, yaitu pada tahap perencanaan, tidak jauh
berbeda dengan perencanaan pada tindakan pertama. Peneliti
terlebih dahulu mempersiapkan materi yang akan diajarkan yaitu
tentang politik awal pendudukan Jepang, politik akhir
pendudukan
Jepang, perlawanan terhadap Jepang sampai dampak pendudukan
Jepang di Indonesia. Metode yang akan digunakan peneliti dalam
tindakan kedua ini masih sama dengan metode pada tindakan
pertama yaitu gabungan antara ceramah, tanya jawab dan diskusi
serta presentasi. Selain itu, peneliti lebih menekankan pada
pendekatan ketrampilan proses, yaitu siswa yang lebih banyak aktif
dalam PBM, sedangkan guru hanya membimbing, mengarahkan dan
memfasilitasi siswa. Jadi guru bukan sebagai pusat perhatian utama
siswa, tetapi lebih sebagai fasilitator bagi siswa dalam belajar.
Peneliti tidak mempersiapkan media karikatur, tetapi mengingatkan
kepada siswa kriteria pembuatan karikatur. Peneliti merencanakan
agar dalam tindakan kedua ini gambar yang dibuat siswa sudah
sesuai dengan syarat pembuatan karikatur serta diusahakan agar
siswa melalui media tersebut dapat lebih berpikir kritis serta dapat
mendeskripsikan karikatur dengan tepat.
2. Tindakan
Pertemuan III (28 Maret 2008) :
Guru mengucapkan salam, kemudian mengecek kehadiran siswa
satu persatu. Siswa yang hadir 40 orang, satu orang tidak hadir
karena mengikuti pertandingan judo. Sedangkan siswa yang satu
lagi tidak hadir karena sakit. Guru kemudian mengkondisikan siswa
agar lebih serius belajar. Guru kemudian
memulai pembelajaran
dengan menginformasikan materi yang akan dibahas pada siswa
dengan menulis di papan
tulis, yaitu tentang politik awal
pendudukan Jepang di Indonesia. Setelah itu guru
motivasi
pada
siswa
berdasarkan
media
melakukan
karikatur
dengan
pertanyaan, “Mengapa Gerakan 3 A akhirnya tidak mendapat
perhatian dari masyarakat Indonesia?
Guru dan siswa membahasnya bersama-sama.
Guru kemudian menjelaskan mengenai politik awal dan akhir
pendudukan Jepang di Indonesia, perlawanan terhadap Jepang serta
dampak pendudukan Jepang di Indonesia. Kemudian diadakan
tanya-jawab.
kelompok,
Setelah
itu,
masing-masing
guru
membagi
kelompok
siswa
membahas
menjadi
materi
10
yang
berbeda. Guru kemudian membagikan kertas polos HVS pada
masing-masing
siswa.
Siswa
mengimajinasikan
materi
yang
dibahasnya kedalam gambar karikatur.
Hasil
karya
gambar
karikatur
dikumpulkan
berdasarkan
kelompoknya kepada guru.Guru kemudian memberi penilaian pada
setiap kelompok mengenai kerjasama mereka dalam menggambar
karikatur. Guru juga menginformasikan kepada siswa tentang KBM
yang akan datang, yaitu mempresentasikan karikatur yang telah
dibuatnya, untuk kemudian didiskusikan bersama-sama.
Pertemuan IV (1 April 2008)
Guru mengucapkan salam, kemudian mengecek kehadiran siswa.
Siswa yang hadir 40 orang, satu siswa tidak hadir karena mengikuti
jadwal pertandingan judo, sedangkan siswa yang satu lagi tidak
hadir karena sakit.
Guru memperlihatkan gambar-gambar karikatur buatan siswa, dan
memberikan sedikit komentar terhadap beberapa karikatur.
Guru kemudian menunjuk satu kelompok ke depan kelas dan
mempersilakan untuk mempresentasikan gambar karikatur yang
telah dibuatnya. Siswa-siswa lain diberi kesempatan untuk bertanya
dan menanggapi. Demikian seterusnya, tiap kelompok mendapat
giliran tampil 5 menit.
Guru dan siswa merefleksi gambar-gambar karikatur yang telah
dipresentasikan. Setelah itu diadakan evaluasi.
3. Pengamatan
Data yang diperoleh dari hasil observasi pada siklus kedua ini
antara lain :
Keadaan Siswa
Respon siswa terhadap apersepsi yang dilakukan guru melalui
media karikatur sudah meningkat, ada 6 orang siswa yang
menjawab dan jawabannya sesuai dengan yang terdapat pada
karikatur
Pada siklus kedua ini terlihat peningkatan keaktifan siswa dalam
menjawab
pertanyaan
pertemuan sebelumnya.
guru
bila
dibandingkan
dengan
Jawaban maupun pertanyaan siswa sudah relevan dengan materi
yang diceritakan dalam karikatur, hal ini menggambarkan
pemahaman siswa pada materi sudah cukup baik.
Ada 5 orang siswa yang menyanggah pendapat dari temantemannya.
Tema karikatur sudah sesuai dengan materi, mudah dipahami,
walaupun gambarnya tidak begitu bagus, namun karikatur yang
dibuat siswa sudah mampu menjadi media pembelajaran yang
baik.
Kinerja Guru
Guru sudah memberikan reward pada siswanya
Apersepsi yang diberikan guru sudah bersifat analisis
Contoh gambar karikatur yang dibawa guru sudah menarik
perhatian siswa
Guru sudah mampu mengeksplor pemahaman siswa melalui
pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkannya berdasarkan media
karikatur
Guru sudah mampu mengefektifkan penggunaan media karikatur
sebagai media pembelajaran
Guru mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif, hal ini
ditunjukkan
dengan
kemampuan
siswa
untuk
bertanya,
menjawab maupun menyanggah.
Guru mampu mengarahkan siswa dalam berdiskusi di kelas
4. Refleksi
Dari data yang diperoleh dan berdasarkan hasil observasi, terjadi
peningkatan aktifitas belajar, dan sudah menggambarkan adanya
peningkatan berpikir kritis siswa. Hal itu ditunjukkan dengan adanya
aktifitas bertanya, menjawab maupun menyanggah.
Sedangkan pemahaman terhadap bentuk karikatur ditunjukkan
dengan pendeskripsian yang baik,
dan sudah sesuai dengan
tema/materi pelajaran. Siswa juga mampu menyajikannya pada
waktu presentasi.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Aktifitas Siswa Selama KBM
Peningkatan berpikir kritis siswa selama mengikuti kegiatan
belajar mengajar dengan menggunakan media karikatur peneliti
tuangkan dalam bentuk tabel. Hal ini untuk memudahkan dalam
melihat tingkat berpikir kritis siswa berdasarkan indikator-indikator
yang diamati dari satu tindakan ke tindakan lainnya.
Tabel 1
AKTIFITAS SISWA DALAM KBM
No
1
2
3
4
Indikator
Bertanya
Menjawab
Menyanggah
Deskripsi gambar
Siklus 1
5
4
3
9
Siklus 2
7
6
5
14
Pada siklus I tampak, siswa yang aktif bertanya 5 orang,
menjawab
4
orang
dan
menyanggah
3
orang.
Dalam
hal
mendeskripsikan karikatur, dari tiap kelompok yang berani tampil,
kelompok I sebanyak 2 orang, kelompok II sebanyak 2 orang, kelompok
III sebanyak 3 orang, kelompok IV sebanyak 1 orang dan kelompok V
sebanyak
1
orang.
Deskripsi
siswa
sesuai
dengan
apa
yang
digambarnya, walaupun gambar yang dibuatnya belum sesuai dengan
cerita karikatur, tetapi lebih mirip kartun. Kesimpulan yang dapat
diambil dari siklus I yaitu, media karikatur yang digunakan guru sudah
dapat merangsang tingkat berpikir kritis siswa (mau bertanya). Hal
tersebut ditunjukkan dengan adanya aktivitas siswa di dalam kelas.
Dalam siklus II, siswa yang aktif bertanya 7 orang, menjawab 6
orang, menyanggah 5 orang. Dalam hal mendeskripsikan karikatur,
dari tiap kelompok yang berani tampil, kelompok VI sebanyak 2 orang,
kelompok sebanyak VII 4 orang, kelompok VIII sebanyak 3 orang,
kelompok IX sebanyak 3 orang dan kelompok X sebanyak 2 orang.
Deskripsi dari siswa sudah sesuai dengan apa yang digambarnya, dan
gambar yang dibuat siswa sudah memenuhi kaidah/kriteria pembuatan
karikatur.
Kesimpulan yang diambil dari siklus II, yaitu tingkat berpikir kritis
siswa
sudah
mengalami
peningkatan.
Hasil
observasi
juga
menunjukkan antusiasme siswa dalam menggambar karikatur sudah
cukup tinggi. Siswa secara bersama-sama membaca materi dari buku
paket, kemudian melakukan diskusi kelompok sesuai dengan tema
yang
diberikan
guru.
Setelah
itu
masing-masing
siswa
mengimajinasikan tema tersebut dalam bentuk karikatur. Kegiatan
menggambar spontan ini cukup menyita waktu. Peneliti memberi
waktu sekitar 45 menit. Ada siswa yang mengeluh karena merasa tidak
bisa menggambar. Namun peneliti berusaha meyakinkan, bahwa yang
dinilai bukan bagusnya gambar tapi kesesuaikan antara gambar dan
tema.
Setelah
dikumpulkan
selesai
sesuai
menggambar,
kelompoknya
maka
kepada
gambar
tersebut
peneliti,
untuk
dipresentasikan pada pertemuan berikutnya (1 jam pelajaran).
Dalam siklus ke II ini, deskripsi gambar oleh siswa ternyata jauh
lebih baik dibandingkan pada siklus-siklus sebelumnya. Sebagaian
besar
siswa
sudah
mampu
menjelaskan
gambar-gambar
yang
dibuatnya sesuai dengan materi. Gambar-gambar yang dibuat siswa
pada umumnya sudah sesuai dengan tema yang diberikan oleh guru.
Ada beberapa gambar yang dibuat siswa agak sulit dimengerti
maknanya serta pemakaian kostum yang salah. Kegiatan tanya jawab
secara kuantitatif sudah mengalami peningkatan. Siswa pun sudah
lebih aktif mengikuti kegiatan diskusi kelompok. Pertanyaan, jawaban
serta sanggahan yang diajukan siswa sudah bisa mengeksplor materi,
sehingga siswa memperoleh makna.
Secara keseluruhan, siklus ini sudah menunjukkan peningkatan
berpikir kritis siswa dibandingkan pada siklus sebelumnya. Siswa
mampu menuangkan materi pelajaran ke dalam bentuk karikatur
secara tepat.
2.. Deskripsi Hasil Tugas Siswa
Tugas diberikan sebanyak 2x, yaitu pada siklus ke 1 (pertemuan
I) dan siklus ke 2 (pertemuan III). Tugas dikerjakan perorangan, namun
temanya dibuat perkelompok, sehingga dalam satu kelompok akan
menghasilkan gambar karikatur yang berbeda walaupun temanya
sama.
Tugas ini diberikan dengan tujuan untuk melihat tingkat berpikir
kritis siswa dalam pembelajaran sejarah. Tugas ini juga untuk
menggambarkan kemampuan siswa dalam mengaplikasikan materi
dalam bentuk karikatur. Siswa harus dapat memahami materinya
terlebih dahulu untuk kemudian dituangkan dalam bentuk karikatur,
yang nantinya akan digunakan sebagai media pembelajaran oleh
siswa.
Kriteria penilaian tugas adalah sebagai berikut :
Nilai
Baik
Kriteria
1. Gambar karikatur sesuai dengan materi pelajaran
2. Mudah dipahami oleh guru dan siswa lainnya
Sedang
3. Kostum yang digunakan sesuai dengan zamannya
1. Gambar karikatur sesuai dengan materi pelajaran
2. Mudah dipahami oleh guru dan siswa lainnya
3. Kostum
Kurang
yang
digunakan
kurang
sesuai
dengan
zamannya
1. Gambar karikatur sesuai dengan materi pelajaran
2. Kurang bisa dipahami oleh guru dan siswa lainnya
3. Kostum
yang
zamannya
digunakan
kurang
sesuai
dengan
Tabel 2 REKAPITULASI NILAI TUGAS SISWA
Nilai
No. Absen Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
3. Deskripsi Hasil Tes Siswa
Tugas I
A
A
C
B
C
A
C
A
B
A
A
C
C
C
C
A
C
C
C
A
C
C
B
C
B
B
B
B
A
C
C
A
C
C
B
B
C
B
A
C
Tugas II
B
A
B
C
C
B
C
B
B
B
C
B
B
C
C
B
C
A
B
A
C
C
C
B
B
B
B
B
A
C
B
C
B
C
A
A
B
B
B
B
Tes dilaksanakan sebanyak 2 kali, yaitu pada siklus 1 (pertemuan
II) dan siklus 2 (pertemuan IV). Soal yang diberikan berbentuk uraian,
masing-masing terdiri dari 10 soal yang dikerjakan selama 15 menit.
Materi yang diteskan diambil dari tema-tema yang telah dibagikan
kepada siswa sesuai kelompoknya. Pada siklus pertama yaitu tentang
Interaksi Indonesia-Jepang pada masa Pemerintahan Hindia Belanda
dan Interaksi Indonesia-Jepang terhadap Kebijakan Pemerintah Hindia
Belanda. Sedangkan materi yang diteskan pada siklus kedua adalah
tentang Pendudukan Jepang di Indonesia, Perlawanan terhadap Jepang
serta Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia.
Peneliti
menggunakan
instrumen
ini
untuk
mengetahui
keterhubungan antara tingkat berpikir kritis siswa dengan hasil belajar
siswa. Berikut ini hasil ulangan siswa sebanyak 2 kali tes.
Tabel 2 REKAPITULASI NILAI ULANGAN SISWA
Nilai
No. Absen Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
ulangan 1
8
7,5
7
6,5
7,5
5,5
5
7
6,5
8,5
8
3,5
7
8,5
2
7,5
7
9
7
ulangan 2
8,5
8,5
7
6
8
8,5
7,5
7,5
9
8,5
6
6,5
7,5
7
7,5
7
4,5
8
8
Nilai
No. Absen Siswa
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
Nilai rata-rata siswa
ulangan 1
7
6
5,5
7
7
6,5
7
6,5
7,5
6,5
6,5
7,5
6,5
7
7,5
8
6,5
6,5
8
6
6,5
6,79
ulangan 2
8,5
6
8
4
8
5,5
6,5
8
8,5
6
6
9,5
7
8,5
8
8,5
9
5,5
8
8
5,5
7,34
Dari hasil nilai ulangan siswa di atas, menunjukkan adanya
beberapa siswa yang mengalami peningkatan nilai. Ada pun jumlah
siswa yang mengalami peningkatan nilai sebanyak
22 orang (55%)
dari 40 siswa. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan berpikir kritis
siswa
pada
materi
yang
diajarkan.
Peningkatan
tersebut
ada
korelasinya dengan peningkatan aktifitas belajar beberapa siswa di
kelas. Hubungannya yaitu penggunaan media karikatur mampu
meningkatkan berpikir kritis siswa, yang ditunjukkan dengan aktifitas
bertanya, menjawab dan berargumentasi. Apabila berpikir kritis siswa
meningkat, maka siswa juga akan mendapat nilai tes yang baik,
apalagi soal materi tes juga telah merangsang siswa untuk berpikir
kritis.
Nilai rata-rata kelas pada tes ke 2 dibandingkan tes ke 1
jugamengalami peningkatan. Apabila pada tes pertama nilai rata-rata
kelas hanya 6,79, maka pada ulangan kedua nilai rata-rata kelas
meningkat
menjadi
7,34.
Hasil
belajar
siswa
yang
meningkat
menunjukkan taraf berpikir kritis siswa juga mengalami peningkatan,
yang ditunjukkan dengan jawaban siswa dalam tes.
D. Kendala-kendala yang Dihadapi
Kendala-kendala yang dihadapi peneliti dalam menerapkan
media karikatur antara lain selain
berasal dari peneliti sendiri, juga
berasal dari luar peneliti. Kendala yang berasal dari peneliti, yaitu
kurangnya pemahaman peneliti terhadap karikatur. Ketika penelitian
akan dimulai, barulah peneliti menemukan buku mengenai kiat-kiat
membuat karikatur. Kesulitan kedua adalah, penggambaran mengenai
orang-orang Jepang pada masa pemerintah kolonial Belanda, baik dari
segi pakaian (kostum) maupun wajah. Peneliti sedikit mendapat
gambaran dari resensi buku di Koran Kompas Minggu tentang aktifitas
dagang Jepang di Hindia Belanda, orang-orang Jepang di Indonesia
(1868-1942), apakah mereka mata-mata?
Kendala dari siswa antara lain, siswa belum diajarkan cara
membuat karikatur. Ketika hal ini peneliti tanyakan kepada guru seni
rupa, beliau mengatakan bahwa karikatur memang belum diajarkan
walaupun ada dalam silabus, yang sudah diajarkan adalah cara
membuat kartun. Sehingga nampak dari hasil karya siswa, belum bisa
membedakan antara karikatur dengan kartun?. Sebagian siswa dalam
menggambar karikatur lebih senang menggunakan tulisan Jepang
daripada tulisan Latin (bahasa Indonesia), karena siswa sudah
mendapat pelajaran bahasa Jepang.
Namun demikian, siswa cukup
senang dapat mempresentasikan hasil karyanya di depan temantemannya, siswa juga cukup antusias mengkritisi gambar karikatur
beserta tema yang diusungnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus,
masing-masing terdiri dari 2 pertemuan. Hasil penelitian dipaparkan
sebagai berikut :
A. Siklus I
1. Perencanaan
Pada perencanaan ini, siklus pertama pertemuan pertama (2 jam
pelajaran) akan dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 14 Maret
2008. Sedangkan pertemuan kedua (lanjutan/1 jam pelajaran)
dilaksanakan pada hari Selasa, 18 Maret 2008. Hal-hal yang
direncanakan yaitu penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP),
metode
pembelajaran,
perancangan
tugas
siswa,
perancangan pemanfaatan media karikatur, penyusunan pedoman
dan format observasi serta lembar monitoring.
2. Pelaksanaan
Pertemuan I (14 Maret 2008) :
Guru
masuk
pada
pukul
07.45
pagi
dan
memulai
proses
pembelajaran dengan memberi salam dan mengecek kehadiran
siswa. Siswa yang hadir 42 orang dari 40 siswa, satu orang sakit
sedangkan satu orang lagi
pertandingan.
Guru
atlit judo yang
kemudian
sedang mengikuti
menginformasikan
pada
siswa
mengenai materi yang akan diberikan dan tujuan pembelajaran
yang harus dicapai siswa.
Guru memperlihatkan kepada siswa peta Jepang dan Indonesia
pada masa penjajahan Belanda, kemudian guru menanyakan
kepada siswa, “Mengapa pada masa pemerintahan Belanda, banyak
orang Jepang di Indonesia?”. Mulailah tanya jawab antara guru dan
siswa.
Guru kemudian menjelaskan mengenai bentuk-bentuk interaksi
Indonesia-Jepang
pada
masa
kolonial
Belanda
dan
interaksi
Indonesia-Jepang dengan kebijakan pemerintah Hindia Belanda.
Setelah itu diadakan tanya-jawab. Kemudian guru memperlihatkan
gambar karikatur tentang status sosial orang Jepang pada masa
pemerintahan Hindia Belanda. Siswa diberi kesempatan mengamati
gambar tersebut.
Guru kemudian membagi siswa menjadi 10 kelompok, masingmasing kelompok membahas materi yang berbeda. Guru kemudian
membagikan kertas polos HVS pada masing-masing siswa. Siswa
mengimajinasikan materi ke dalam bentuk gambar karikatur.
Hasil karya karikatur dikumpulkan sesuai kelompoknya kepada
guru. Guru kemudian memberikan penilaian pada setiap kelompok
mengenai kerjasama mereka dalam menggambar karikatur. Setelah
itu guru menginformasikan kepada siswa tentang kegiatan belajar
yang akan datang, yaitu mempresentasikan karikatur yang telah
dibuatnya, untuk kemudian didiskusikan bersama-sama.
Pertemuan II (18 Maret 2008) :
Guru mengucapkan salam, kemudian mengecek kehadiran siswa.
Siswa yang hadir 40 orang, satu orang sakit, satu orang lagi ada
jadwal pertandingan.
Guru memperlihatkan gambar-gambar karikatur buatan siswa,
kemudian mengembalikan gambar-gambar tersebut kepada siswa
sesuai kelompoknya.
Guru
menunjuk
satu
kelompok
ke
depan
kelas
untuk
mempresentasikan gambar karikatur yang telah dibuatnya. Siswasiswa lain diberi kesempatan untuk bertanya dan menanggapi.
Demikian seterusnya, tiap kelompok mendapat giliran tampil 5
menit. Ada 5 kelompok tampil ke depan.
Guru dan siswa merefleksi gambar-gambar karikatur yang telah
dipresentasikan. Setelah itu diadakan evaluasi.
3. Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh data sebagai berikut :
Keadaan Siswa:
Dalam hal menyimak materi, ada 9-10 siswa yang kurang fokus
menyimak materi, yang lainnya menyimak sambil mengobrol.
Respon siswa terhadap apersepsi masih kurang, hanya 2 orang
siswa berpartisipasi.
Hanya 9 siswa mampu mendeskripsikan karikatur sesuai dengan
materi, sebagian besar
gambar karikatur yang dibuat siswa
kurang jelas perbedaannya dengan kartun, siswa juga belum
mampu mengembangkan materi dari makna karikatur tersebut.
Hanya
12
orang
pembelajaran,
siswa
yaitu
dari
dengan
41
siswa
bertanya,
yang
aktif
dalam
menjawab
serta
berargumentasi dan mendeskripsikan karikatur.
Jawaban maupun pertanyaan siswa sudah relevan dengan materi
karikatur yang disajikan.
Kinerja Guru
Apersepsi yang diberikan guru cukup baik karena bersifat
problematik dan mampu memotivasi siswa untuk berpikir kritis
Pemberian reward sudah cukup baik
Kurang optimal dalam memotivasi siswa untuk berperan aktif
dalam pembelajaran
Karikatur sudah sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran
4. Refleksi
Beberapa temuan yang harus diperbaiki yaitu :
a.Informasi tentang perbedaan karikatur dengan kartun kurang
jelas. Sebaiknya guru menjelaskan secara detil perbedaan serta
syarat pembuatannya disertai dengan contoh karikatur.
b.Guru agar lebih aktif dalam memotivasi siswa untuk berpikir kritis
(bertanya, menjawab, berargumentasi).
c. Guru harus lebih memperdalam materi, khususnya tentang
keadaan
kondisi
orang-orang
Jepang
pada
masa
kolonial
Belanda, sehingga suasana tersebut tergambar dalam karikatur.
Siswa juga perlu didorong mengembangkan materi tersebut
dengan mencari literatur yang sesuai, di luar buku teks.
B. Siklus II
1. Perencanaan
Pada siklus kedua, yaitu pada tahap perencanaan, tidak jauh
berbeda dengan perencanaan pada tindakan pertama. Peneliti
terlebih dahulu mempersiapkan materi yang akan diajarkan yaitu
tentang politik awal pendudukan Jepang, politik akhir
pendudukan
Jepang, perlawanan terhadap Jepang sampai dampak pendudukan
Jepang di Indonesia. Metode yang akan digunakan peneliti dalam
tindakan kedua ini masih sama dengan metode pada tindakan
pertama yaitu gabungan antara ceramah, tanya jawab dan diskusi
serta presentasi. Selain itu, peneliti lebih menekankan pada
pendekatan ketrampilan proses, yaitu siswa yang lebih banyak aktif
dalam PBM, sedangkan guru hanya membimbing, mengarahkan dan
memfasilitasi siswa. Jadi guru bukan sebagai pusat perhatian utama
siswa, tetapi lebih sebagai fasilitator bagi siswa dalam belajar.
Peneliti tidak mempersiapkan media karikatur, tetapi mengingatkan
kepada siswa kriteria pembuatan karikatur. Peneliti merencanakan
agar dalam tindakan kedua ini gambar yang dibuat siswa sudah
sesuai dengan syarat pembuatan karikatur serta diusahakan agar
siswa melalui media tersebut dapat lebih berpikir kritis serta dapat
mendeskripsikan karikatur dengan tepat.
2. Tindakan
Pertemuan III (28 Maret 2008) :
Guru mengucapkan salam, kemudian mengecek kehadiran siswa
satu persatu. Siswa yang hadir 40 orang, satu orang tidak hadir
karena mengikuti pertandingan judo. Sedangkan siswa yang satu
lagi tidak hadir karena sakit. Guru kemudian mengkondisikan siswa
agar lebih serius belajar. Guru kemudian
memulai pembelajaran
dengan menginformasikan materi yang akan dibahas pada siswa
dengan menulis di papan
tulis, yaitu tentang politik awal
pendudukan Jepang di Indonesia. Setelah itu guru
motivasi
pada
siswa
berdasarkan
media
melakukan
karikatur
dengan
pertanyaan, “Mengapa Gerakan 3 A akhirnya tidak mendapat
perhatian dari masyarakat Indonesia?
Guru dan siswa membahasnya bersama-sama.
Guru kemudian menjelaskan mengenai politik awal dan akhir
pendudukan Jepang di Indonesia, perlawanan terhadap Jepang serta
dampak pendudukan Jepang di Indonesia. Kemudian diadakan
tanya-jawab.
kelompok,
Setelah
itu,
masing-masing
guru
membagi
kelompok
siswa
membahas
menjadi
materi
10
yang
berbeda. Guru kemudian membagikan kertas polos HVS pada
masing-masing
siswa.
Siswa
mengimajinasikan
materi
yang
dibahasnya kedalam gambar karikatur.
Hasil
karya
gambar
karikatur
dikumpulkan
berdasarkan
kelompoknya kepada guru.Guru kemudian memberi penilaian pada
setiap kelompok mengenai kerjasama mereka dalam menggambar
karikatur. Guru juga menginformasikan kepada siswa tentang KBM
yang akan datang, yaitu mempresentasikan karikatur yang telah
dibuatnya, untuk kemudian didiskusikan bersama-sama.
Pertemuan IV (1 April 2008)
Guru mengucapkan salam, kemudian mengecek kehadiran siswa.
Siswa yang hadir 40 orang, satu siswa tidak hadir karena mengikuti
jadwal pertandingan judo, sedangkan siswa yang satu lagi tidak
hadir karena sakit.
Guru memperlihatkan gambar-gambar karikatur buatan siswa, dan
memberikan sedikit komentar terhadap beberapa karikatur.
Guru kemudian menunjuk satu kelompok ke depan kelas dan
mempersilakan untuk mempresentasikan gambar karikatur yang
telah dibuatnya. Siswa-siswa lain diberi kesempatan untuk bertanya
dan menanggapi. Demikian seterusnya, tiap kelompok mendapat
giliran tampil 5 menit.
Guru dan siswa merefleksi gambar-gambar karikatur yang telah
dipresentasikan. Setelah itu diadakan evaluasi.
3. Pengamatan
Data yang diperoleh dari hasil observasi pada siklus kedua ini
antara lain :
Keadaan Siswa
Respon siswa terhadap apersepsi yang dilakukan guru melalui
media karikatur sudah meningkat, ada 6 orang siswa yang
menjawab dan jawabannya sesuai dengan yang terdapat pada
karikatur
Pada siklus kedua ini terlihat peningkatan keaktifan siswa dalam
menjawab
pertanyaan
pertemuan sebelumnya.
guru
bila
dibandingkan
dengan
Jawaban maupun pertanyaan siswa sudah relevan dengan materi
yang diceritakan dalam karikatur, hal ini menggambarkan
pemahaman siswa pada materi sudah cukup baik.
Ada 5 orang siswa yang menyanggah pendapat dari temantemannya.
Tema karikatur sudah sesuai dengan materi, mudah dipahami,
walaupun gambarnya tidak begitu bagus, namun karikatur yang
dibuat siswa sudah mampu menjadi media pembelajaran yang
baik.
Kinerja Guru
Guru sudah memberikan reward pada siswanya
Apersepsi yang diberikan guru sudah bersifat analisis
Contoh gambar karikatur yang dibawa guru sudah menarik
perhatian siswa
Guru sudah mampu mengeksplor pemahaman siswa melalui
pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkannya berdasarkan media
karikatur
Guru sudah mampu mengefektifkan penggunaan media karikatur
sebagai media pembelajaran
Guru mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif, hal ini
ditunjukkan
dengan
kemampuan
siswa
untuk
bertanya,
menjawab maupun menyanggah.
Guru mampu mengarahkan siswa dalam berdiskusi di kelas
4. Refleksi
Dari data yang diperoleh dan berdasarkan hasil observasi, terjadi
peningkatan aktifitas belajar, dan sudah menggambarkan adanya
peningkatan berpikir kritis siswa. Hal itu ditunjukkan dengan adanya
aktifitas bertanya, menjawab maupun menyanggah.
Sedangkan pemahaman terhadap bentuk karikatur ditunjukkan
dengan pendeskripsian yang baik,
dan sudah sesuai dengan
tema/materi pelajaran. Siswa juga mampu menyajikannya pada
waktu presentasi.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Aktifitas Siswa Selama KBM
Peningkatan berpikir kritis siswa selama mengikuti kegiatan
belajar mengajar dengan menggunakan media karikatur peneliti
tuangkan dalam bentuk tabel. Hal ini untuk memudahkan dalam
melihat tingkat berpikir kritis siswa berdasarkan indikator-indikator
yang diamati dari satu tindakan ke tindakan lainnya.
Tabel 1
AKTIFITAS SISWA DALAM KBM
No
1
2
3
4
Indikator
Bertanya
Menjawab
Menyanggah
Deskripsi gambar
Siklus 1
5
4
3
9
Siklus 2
7
6
5
14
Pada siklus I tampak, siswa yang aktif bertanya 5 orang,
menjawab
4
orang
dan
menyanggah
3
orang.
Dalam
hal
mendeskripsikan karikatur, dari tiap kelompok yang berani tampil,
kelompok I sebanyak 2 orang, kelompok II sebanyak 2 orang, kelompok
III sebanyak 3 orang, kelompok IV sebanyak 1 orang dan kelompok V
sebanyak
1
orang.
Deskripsi
siswa
sesuai
dengan
apa
yang
digambarnya, walaupun gambar yang dibuatnya belum sesuai dengan
cerita karikatur, tetapi lebih mirip kartun. Kesimpulan yang dapat
diambil dari siklus I yaitu, media karikatur yang digunakan guru sudah
dapat merangsang tingkat berpikir kritis siswa (mau bertanya). Hal
tersebut ditunjukkan dengan adanya aktivitas siswa di dalam kelas.
Dalam siklus II, siswa yang aktif bertanya 7 orang, menjawab 6
orang, menyanggah 5 orang. Dalam hal mendeskripsikan karikatur,
dari tiap kelompok yang berani tampil, kelompok VI sebanyak 2 orang,
kelompok sebanyak VII 4 orang, kelompok VIII sebanyak 3 orang,
kelompok IX sebanyak 3 orang dan kelompok X sebanyak 2 orang.
Deskripsi dari siswa sudah sesuai dengan apa yang digambarnya, dan
gambar yang dibuat siswa sudah memenuhi kaidah/kriteria pembuatan
karikatur.
Kesimpulan yang diambil dari siklus II, yaitu tingkat berpikir kritis
siswa
sudah
mengalami
peningkatan.
Hasil
observasi
juga
menunjukkan antusiasme siswa dalam menggambar karikatur sudah
cukup tinggi. Siswa secara bersama-sama membaca materi dari buku
paket, kemudian melakukan diskusi kelompok sesuai dengan tema
yang
diberikan
guru.
Setelah
itu
masing-masing
siswa
mengimajinasikan tema tersebut dalam bentuk karikatur. Kegiatan
menggambar spontan ini cukup menyita waktu. Peneliti memberi
waktu sekitar 45 menit. Ada siswa yang mengeluh karena merasa tidak
bisa menggambar. Namun peneliti berusaha meyakinkan, bahwa yang
dinilai bukan bagusnya gambar tapi kesesuaikan antara gambar dan
tema.
Setelah
dikumpulkan
selesai
sesuai
menggambar,
kelompoknya
maka
kepada
gambar
tersebut
peneliti,
untuk
dipresentasikan pada pertemuan berikutnya (1 jam pelajaran).
Dalam siklus ke II ini, deskripsi gambar oleh siswa ternyata jauh
lebih baik dibandingkan pada siklus-siklus sebelumnya. Sebagaian
besar
siswa
sudah
mampu
menjelaskan
gambar-gambar
yang
dibuatnya sesuai dengan materi. Gambar-gambar yang dibuat siswa
pada umumnya sudah sesuai dengan tema yang diberikan oleh guru.
Ada beberapa gambar yang dibuat siswa agak sulit dimengerti
maknanya serta pemakaian kostum yang salah. Kegiatan tanya jawab
secara kuantitatif sudah mengalami peningkatan. Siswa pun sudah
lebih aktif mengikuti kegiatan diskusi kelompok. Pertanyaan, jawaban
serta sanggahan yang diajukan siswa sudah bisa mengeksplor materi,
sehingga siswa memperoleh makna.
Secara keseluruhan, siklus ini sudah menunjukkan peningkatan
berpikir kritis siswa dibandingkan pada siklus sebelumnya. Siswa
mampu menuangkan materi pelajaran ke dalam bentuk karikatur
secara tepat.
2.. Deskripsi Hasil Tugas Siswa
Tugas diberikan sebanyak 2x, yaitu pada siklus ke 1 (pertemuan
I) dan siklus ke 2 (pertemuan III). Tugas dikerjakan perorangan, namun
temanya dibuat perkelompok, sehingga dalam satu kelompok akan
menghasilkan gambar karikatur yang berbeda walaupun temanya
sama.
Tugas ini diberikan dengan tujuan untuk melihat tingkat berpikir
kritis siswa dalam pembelajaran sejarah. Tugas ini juga untuk
menggambarkan kemampuan siswa dalam mengaplikasikan materi
dalam bentuk karikatur. Siswa harus dapat memahami materinya
terlebih dahulu untuk kemudian dituangkan dalam bentuk karikatur,
yang nantinya akan digunakan sebagai media pembelajaran oleh
siswa.
Kriteria penilaian tugas adalah sebagai berikut :
Nilai
Baik
Kriteria
1. Gambar karikatur sesuai dengan materi pelajaran
2. Mudah dipahami oleh guru dan siswa lainnya
Sedang
3. Kostum yang digunakan sesuai dengan zamannya
1. Gambar karikatur sesuai dengan materi pelajaran
2. Mudah dipahami oleh guru dan siswa lainnya
3. Kostum
Kurang
yang
digunakan
kurang
sesuai
dengan
zamannya
1. Gambar karikatur sesuai dengan materi pelajaran
2. Kurang bisa dipahami oleh guru dan siswa lainnya
3. Kostum
yang
zamannya
digunakan
kurang
sesuai
dengan
Tabel 2 REKAPITULASI NILAI TUGAS SISWA
Nilai
No. Absen Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
3. Deskripsi Hasil Tes Siswa
Tugas I
A
A
C
B
C
A
C
A
B
A
A
C
C
C
C
A
C
C
C
A
C
C
B
C
B
B
B
B
A
C
C
A
C
C
B
B
C
B
A
C
Tugas II
B
A
B
C
C
B
C
B
B
B
C
B
B
C
C
B
C
A
B
A
C
C
C
B
B
B
B
B
A
C
B
C
B
C
A
A
B
B
B
B
Tes dilaksanakan sebanyak 2 kali, yaitu pada siklus 1 (pertemuan
II) dan siklus 2 (pertemuan IV). Soal yang diberikan berbentuk uraian,
masing-masing terdiri dari 10 soal yang dikerjakan selama 15 menit.
Materi yang diteskan diambil dari tema-tema yang telah dibagikan
kepada siswa sesuai kelompoknya. Pada siklus pertama yaitu tentang
Interaksi Indonesia-Jepang pada masa Pemerintahan Hindia Belanda
dan Interaksi Indonesia-Jepang terhadap Kebijakan Pemerintah Hindia
Belanda. Sedangkan materi yang diteskan pada siklus kedua adalah
tentang Pendudukan Jepang di Indonesia, Perlawanan terhadap Jepang
serta Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia.
Peneliti
menggunakan
instrumen
ini
untuk
mengetahui
keterhubungan antara tingkat berpikir kritis siswa dengan hasil belajar
siswa. Berikut ini hasil ulangan siswa sebanyak 2 kali tes.
Tabel 2 REKAPITULASI NILAI ULANGAN SISWA
Nilai
No. Absen Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
ulangan 1
8
7,5
7
6,5
7,5
5,5
5
7
6,5
8,5
8
3,5
7
8,5
2
7,5
7
9
7
ulangan 2
8,5
8,5
7
6
8
8,5
7,5
7,5
9
8,5
6
6,5
7,5
7
7,5
7
4,5
8
8
Nilai
No. Absen Siswa
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
Nilai rata-rata siswa
ulangan 1
7
6
5,5
7
7
6,5
7
6,5
7,5
6,5
6,5
7,5
6,5
7
7,5
8
6,5
6,5
8
6
6,5
6,79
ulangan 2
8,5
6
8
4
8
5,5
6,5
8
8,5
6
6
9,5
7
8,5
8
8,5
9
5,5
8
8
5,5
7,34
Dari hasil nilai ulangan siswa di atas, menunjukkan adanya
beberapa siswa yang mengalami peningkatan nilai. Ada pun jumlah
siswa yang mengalami peningkatan nilai sebanyak
22 orang (55%)
dari 40 siswa. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan berpikir kritis
siswa
pada
materi
yang
diajarkan.
Peningkatan
tersebut
ada
korelasinya dengan peningkatan aktifitas belajar beberapa siswa di
kelas. Hubungannya yaitu penggunaan media karikatur mampu
meningkatkan berpikir kritis siswa, yang ditunjukkan dengan aktifitas
bertanya, menjawab dan berargumentasi. Apabila berpikir kritis siswa
meningkat, maka siswa juga akan mendapat nilai tes yang baik,
apalagi soal materi tes juga telah merangsang siswa untuk berpikir
kritis.
Nilai rata-rata kelas pada tes ke 2 dibandingkan tes ke 1
jugamengalami peningkatan. Apabila pada tes pertama nilai rata-rata
kelas hanya 6,79, maka pada ulangan kedua nilai rata-rata kelas
meningkat
menjadi
7,34.
Hasil
belajar
siswa
yang
meningkat
menunjukkan taraf berpikir kritis siswa juga mengalami peningkatan,
yang ditunjukkan dengan jawaban siswa dalam tes.
D. Kendala-kendala yang Dihadapi
Kendala-kendala yang dihadapi peneliti dalam menerapkan
media karikatur antara lain selain
berasal dari peneliti sendiri, juga
berasal dari luar peneliti. Kendala yang berasal dari peneliti, yaitu
kurangnya pemahaman peneliti terhadap karikatur. Ketika penelitian
akan dimulai, barulah peneliti menemukan buku mengenai kiat-kiat
membuat karikatur. Kesulitan kedua adalah, penggambaran mengenai
orang-orang Jepang pada masa pemerintah kolonial Belanda, baik dari
segi pakaian (kostum) maupun wajah. Peneliti sedikit mendapat
gambaran dari resensi buku di Koran Kompas Minggu tentang aktifitas
dagang Jepang di Hindia Belanda, orang-orang Jepang di Indonesia
(1868-1942), apakah mereka mata-mata?
Kendala dari siswa antara lain, siswa belum diajarkan cara
membuat karikatur. Ketika hal ini peneliti tanyakan kepada guru seni
rupa, beliau mengatakan bahwa karikatur memang belum diajarkan
walaupun ada dalam silabus, yang sudah diajarkan adalah cara
membuat kartun. Sehingga nampak dari hasil karya siswa, belum bisa
membedakan antara karikatur dengan kartun?. Sebagian siswa dalam
menggambar karikatur lebih senang menggunakan tulisan Jepang
daripada tulisan Latin (bahasa Indonesia), karena siswa sudah
mendapat pelajaran bahasa Jepang.
Namun demikian, siswa cukup
senang dapat mempresentasikan hasil karyanya di depan temantemannya, siswa juga cukup antusias mengkritisi gambar karikatur
beserta tema yang diusungnya.