WH. vs Negara Republik Indonesia | ICJR

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 1 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

P U T U S A N No.2105 K / Pid / 2006

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara pidana dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa :

Nama : Ir. WAHYU HARTANTO, BS. ;

tempat lahir : Solo ;

umur / tanggal lahir : 20 Maret 1963 (42 tahun) ; jenis kelamin : Laki-laki ;

kebangsaan : Indonesia ;

tempat tinggal : Jalan Tabah No.7 Kelapa Gading Jakarta Utara ;

agama : Islam ;

pekerjaan : Karyawan BII (Mantan Kepala Cabang BII Senen) ;

Terdakwa berada di luar tahanan :

yang diajukan dimuka persidangan Pengadilan Negeri tersebut karena Terdakwa :

KESATU : PRIMAIR :

Bahwa ia Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto, BS., selaku pemimpin Bank International Indonesia Cabang Pembantu Senen Jakarta sesuai dengan surat Keputusan Direksi Bank International Indonesia No.SK.Per.2002.041 / Dir.5.Sdm tanggal 14 Nopember 2002, pada tanggal 5 September 2003 dan tanggal 15 September 2003 atau setidak-tidaknya pada waktu-waktu lain dalam bulan September 2003 atau setidak-tidaknya masih termasuk dalam tahun 2003 bertempat di Kantor Bank International Indonesia Cabang pembantu Senen, Jalan Senen Raya Jakarta Pusat, atau setidak-tidaknya pada tempat-tempat tertentu yang masih termasuk dalam Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, secara berturut-turut dan berulang-ulang yang dapat dipandang sebagai rangkaian perbuatan berlanjut (Voorgezette Handeling), dengan sengaja membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembuktian atau dalam laporan, maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan Transaksi atau rekening suatu Bank, perbuatan mana dilakukan ia Terdakwa dengan cara sebagai berikut :

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 2 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

Bahwa ia Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto, BS. Selaku pimpinan Cabang Pembantu BII Senen menawarkan kerja sama dengan Dana Pensiun PUSRI (Depensri) Palembang dengan membuat surat penawaran kerja sama No.2003.095 / 09 / WAPRES. DIR / KW-3-STS.5 tanggal 3 September 2003 yang ditujukan kepada saksi Bunyamin Ibrahim selaku Direktur Utama Depensri, dimana dalam surat tersebut Terdakwa menyatakan menyetujui menerima dana sebesar Rp.25.000.000.000,- yang rencananya akan ditempatkan sebagai Deposito Berjangka, jangka waktu 3 (tiga) bulan (ARO), dengan permohonan bunga 8,5 % untuk pengiriman dana dapat melalui sandi kliring 0160131 ; Sebelum Terdakwa menawarkan kerja sama tersebut, telah datang ke Palembang saksi Lukman Hakim bersama dengan FX. Yosafat Sudarsono dan saksi Rional D. Panggabean P (Karyawan BII) dan Ade Suhidin (Dpo) selaku pemilik PT. Kharisma International Hotel, para saksi (tanpa dihadiri oleh Ade Suhidin karena hanya menunggu di Hotel), menghadap dan bertemu dengan Bunyamin Ibrahim selaku Dirut Dapensri, saat pertemuan tersebut saksi FX. Yosafat, saksi Rional D. Panggabean dan saksi Lukman Hakim membicarakan tentang produk-produk BII antara lain Deposito, Tabungan dan menawarkan kepada saksi Bunyamin Ibrahim tentang penempatan dana milik Dapensri untuk didepositokan dengan bunga 8,5 PA atas pembicaraan tersebut saksi Bunyamin Ibrahim tertarik untuk menyetorkan dana milik Dapensri untuk dipositokan di BII Cabang pembantu Senen, lalu saat itu saksi FX. Yosafat Sudarsono dan saksi Rional Panggabean P menyodorkan aplikasi permohonan Deposito pada saksi Bunyamin Ibrahim selaku Dirut Dapensri, A. Syarbini selaku Direktur Investasi dan pengembangan serta saksi Syaiful Bachri selaku Direktur Administrasi dan Keuangan ;

Setelah aplikasi ditanda tangani oleh Direksi lalu diserahkan kepada saksi FX. Yosafat Sudarsono dan saksi Rional ;

Bahwa kemudian saksi Bunyamin Ibrahim selaku Direktur Dapensri mengirim surat kepada Pimpinan Bank Mandiri KCP Pusri di Palembang No.403 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 4 September 2003 perihal pemindah bukuan Dana yang isinya antara lain meminta Kepala Bank Mandiri KCP Pusri Palembang untuk memindahkan dana milik Dapensri yang ada di Bank Mandiri KCP Pusri No.Rek.112-0093012933 sebesar Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) ke BII KCP Senen (Kanwil III Juanda) untuk penempatan Deposito melalui sandi kliring No.060131 ;

Atas dasar surat dari Dapensri tersebut, kemudian Bank Mandiri KCP Pusri Palembang mentransfer dana sebesar Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 3 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

milyar rupiah) melalui sarana Real Time Gross Statement (RTGS) ke rekening Simpanan Sementara BII KCP Senen Jakarta yang diterima pada tanggal 6 September 2003, dimana saat itu saksi Bunyamin Ibrahim selaku Direktur Dapensri menghubungi Kepala Cabang Bank Mandiri Pusri Palembang dan juga menghubungi Kepala Cabang bank Mandiri Pusri Palembang dan juga menghubungi Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto, BS menanyakan apakah dana yang dikirim dan sudah diterima oleh BII Cabang Senen Jakarta (Terdakwa) dan dinyatakan Dana Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) sudah dikirim dan sudah diterima BII Cabang Senen Jakarta Pusat, selain Direktur Dapensri (Bunyamin Ibrahim) juga telah memberitahukan kepada Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto, BS. Selaku pimpinan BII KCP Senen dengan surat No.402 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 4 September 2003 perihal Tranfer RTGS yang isinya menginformasikan kepada BII KCP Senen (Terdakwa) bahwa pada hari Kamis tanggal 4 September 2003 Dapensri akan melakukan tranfer dana sebesar Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) dari Bank Mandiri KCP Pusri Palembang untuk penempatan di BII KCP Senen (Kanwil III Juanda) melalui sandi kliring 0160131 ;

Bahwa setelah dana milik Dapensri sebesar Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) ada di BII KCP Senen beberapa hari kemudian saksi Bunyamin Ibrahim selaku Dirut Dapensri menerima Bilyet Giro Berjangka BII dari Terdakwa sebesar Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) dirumah saksi Bunyamin Ibrahim No.DB / DC.821585 A tanggal 8 September 2003 terhitung sejak tanggal 8 September 2003 sampai dengan 8 Desember 2003 yang ditanda tangani oleh Terdakwa dan saksi Adyastuti, setelah deposito berjangka tersebut habis masa jangka waktunya lalu diperpanjang lagi beberapa kali yaitu perpanjangan tanggal 8 Desember 2003 sampai dengan 8 Januari 2004, tanggal 8 Mei 2004 sampai dengan 8 April 2004, tanggal 8 April 2004 sampai dengan 8 Mei 2004, tanggal 8 Mei 2004 sampai dengan 8 Juni 2004, tanggal 8 Juni 2004 sampai dengan 8 Juli 2004, perpanjangan Deposito tersebut dimana saksi Bunyamin Ibrahim dari Terdakwa yang diantarkan langsung oleh Terdakwa kerumah saksi Bunyamin Ibrahim yang ternyata berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Kriminalistik No.lab.4053 / DTF / 2004 tanggal 14 September 2004 disimpulkan bahwa tanda tangan Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto, BS. Dan tanda tangan Adyastuti yang terdapat pada 1 (satu) yang terdapat pada 1 (satu) lembar Advice Deposito berjangka / Call Deposit BII Cabang Juanda Kalilio nominal Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) dan beberapa perpanjangan deposito / pemberitahuan (Advice)

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 4 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

Deposito berjangka / deposit on Call BII Cabang Juanda Kalilio Nominal Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) adalah non indentik atau merupakan tanda tangan yang berbeda dengan tanda tangan Ir. Wahyu Hartanto, BS dan tanda tangan Adyastuti (Pembanding) ;

Begitu juga blanko bukti yang terdapat disatu lembar Advice Deposito Berjangka / Call Deposito BII Cabang Juanda Kalilio No.Seri DB / DC.821585 A tanggal 8 September 2003 nominal Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) adalah Non Identik atau merupakan blanko / produk cetak yang berbeda dengan blanko pembanding ;

Bahwa dana milik Dapensri senilai Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) yang ada direkening Simpanan Sementara di BII KCP Senen Jakarta Pusat kemudian dipindahkan / ditransfer oleh Terdakwa ke Rekening PT. Kharisma International Hotel ( Ade Suhidin) di BII KCP Senen Jakarta yang baru dibuka oleh Ade Suhidin sebagai pemegang Rekening koran No.2.079-417272 pada tanggal 4 September 2003, pemindahan dana Dapensri sebesar Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) yang diterima 5 September 2004 direkening PT. Kharisma International Hotel tersebut hanya atas dasar adanya surat dari Dapensri No.403 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 5 September 2003 yang ditanda tangani oleh Direksi Dapensri yaitu saksi Bunyamin Ibrahim, A. Syarbini dan Syaiful Bahri ;

Pemindahan dana milik Dapensri ke Rekening Koran PT. Kharisma Intenational Hotel yang dilakukan oleh Terdakwa tersebut tidak dikonfirmasikan terlebih dulu kepada Bank pengirim yaitu Bank Mandiri KCP Pusri Palembang, seharusnya sebelum Terdakwa mentranfer / memindahkan dana senilai Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) tersebut melakukan konformasi ke Bank pengirim, hal ini sesuai dengan Ketentuan Bank Indonesia yaitu Surat Edaran Bank Indonesia No.2 / 24 / Dasp tanggal 17 Nopember 2000 perihal Bank Indonesia – RTGS dalam halaman 14 huruf e “Koreksi kesalahan dan pembatalan transfer” angka 3 berbunyi :

Untuk Transaksi yang telah settle apabila akan dilakukan koreksi / perubahan, maka :

a. terhadap data selain No.Rekening atau nama penerima, maka perubahan dilakukan dengan mengirim pengumuman melalui administrasi massages yang isinya meminta kepada Bank penerima, untuk mengembalikan dana tersebut, untuk Bank pengirim disertai dengan indemnity ;

b. Terhadap dana nomor Rekening atas nama penerima, maka Bank tersebut harus mengirimkan transaksi sebesar Rp.1.00 (satu) dengan nomor

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 5 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

Rekening satu dan mengisi payment detail berisi perubahan nomor Rekening giro atau beneficiary tersebut ;

Bahwa surat Defensri No.403 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 5 September 2003 yang Terdakwa terima dari saksi Lukman Hakim yang dijadikan dasar untuk pemindahan dana ternyata dari hasil Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No.Lab.3921 / DTF / 2004 tanggal 2 Agustus 2004 disimpulkan bahwa :

1. Tanda tangan Direksi Dapensri yaitu Bunyamin Ibrahim, A. Syarbini, SE dan Syaiful Bahri yang ada pada 1 (satu) lembar dana pensiun Pusri (Dapensri) No.403 / Dapensri / IX / 2003 tertanggal Palembang 05 September 2003 adalah merupakan Produk Cetak Printer Color Komputer ;

2. Cap stempel Dapensri terdapat 1 (satu) lembar dana Pensiun Pusri (Dapensri) No.403 / Dapensri / IX/ 2003 tanggal 5 September 2003 adalah merupakan Produk Cetak Printer Komputer ;

3. 1 (satu) lembar dana Pensiun Pusri No.403 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 5 September 2003 bukti seluruh tulisan (Kop Surat, Isi, tanda tangan dan cap stempel) merupakan Produk cetak Printer Color Komputer ;

Bahwa selanjutnya pada tanggal 15 September 2003, Dirut Dapensri yaitu Bunyamin Ibrahim mengirimkan surat kembali kepada Bank Mandiri KCP Pusri Palembang No.423 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 15 September 2003, meminta kepada Bank Mandiri supaya dana Dapensri sebesar Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) ditransfer melalui RTGS ke BII KCP Senen Jakarta melalui sandi Kliring 0160131 untuk penempatan Deposito berjangka 3 (tiga) bulan atas nama Daspensri, atas dasar surat tersebut lalu Bank Mandiri KCP Pusri Palembang mentransfer melalui RTGS dana milik Dapensri sebesar Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) ke BII Cabang Senen Jakarta dan diterima tanggal 15 September 2003 dimasukkan ke rekening simpanan sementara kantor BII Cabang Senen Jakarta dan beberapa hari kemudian Bilyet Deposito senilai Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) No.DB / DC.821586 A tanggal 15 September 2003 yang telah ditanda tangani oleh Ir. Wahyu Hartanto BS (Terdakwa) dan saksi Adyastuti diterima oleh saksi Bunyamin Ibrahim dari Terdakwa yang diantar langsung ke rumah saksi Bunyamin Ibrahim ;

Setelah Deposito berjangka tersebut jatuh tempo kemudian diperpanjang beberapa kali yaitu perpanjangan-perpanjangan tertanggal 15 Desember 2003 s/d 15 Januari 2004, tanggal 15 Januari 2004 s/d 15 April 2004, 15 April 2004 s/d 15 Mei 2004, 15 Mei 2004 s/d 15 Juni 2004, 15 Juni 2004 s/d 15 Juli 2004 yang ditanda tangani oleh Terdakwa selaku Kepala Cabang BII Senen dan saksi Bunyamin Ibrahim, tetapi ternyata setelah dilakukan pemeriksaan di Laboratoris

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 6 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

Kriminalistik No.Lab.4053 / DTF / 2004 tanggal 14 Sepember 2004 disimpulkan bahwa tanda tangan Ir. Wahyu Hartanto dan tanda tangan Adyastuti yang terdapat pada point 1 (satu) lembar Advice Deposito berjangka / Call Deposito BII Cabang Juanda Kalilio No.Seri DB / DC / 82158 A tanggal 15 September 2003 nominal Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) dan beberapa perpanjangan deposito / pemberitahuan (advice) Deposito berjangka / Deposito on Call BII Cabang Juanda Kalilio nominal Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) adalah non indentik atau merupakan tanda tangan yang berbeda dengan tanda tangan Ir. Wahyu Hartanto dan tanda tangan Adyastuti (Pembanding) ;

Begitu juga blanko bukti yang terdapat pada 1 (satu) lembar advice Deposito berjangka / call deposito BII Cabang Juanda Kalilio No.Seri DB / DC.821585 A tanggal 15 September 2003 nominal Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) adalah non indentik atau merupakan blanko / produk cetak yang berbeda dengan blanko pembanding ;

Bahwa kemudian dana milik Dapensri yang ada direkening Simpanan Sementara BII Cabang Senen Jakarta senilai Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) oleh Terdakwa dipindahkan / ditransfer ke rekening Koran PT. Kharisma International Hotel No.Rek.2.079-417272 yang ada di BII KCP Senen Jakarta atas dasar surat Dapensri No.422 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 15 September 2003 yang ditanda tangani Direksi Dapensri. Pemindahan / transfer dana oleh Terdakwa tersebut tidak didahului dengan meminta konfirmasi ke Bank Pengirim (Bank Mandiri Cabang Pusri Palembang) seharusnya Terdakwa sebelum mentransfer dana melakukan konfirmasi dulu ke Bank Mandiri Cabang Pusri Palembang, hal ini sesuai dengan ketentuan Surat Edaran Bank Indonesia No.2 / 24 / DASP tanggal 17 November perihal RTGS yang berbunyi tersebut diatas ; Ternyata surat Dapensri No.422 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 15 September 2003 yang Terdakwa terima dari saksi Lukman Hakim yang dijadikan dasar untuk mentransfer dana Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) dari hasil pemeriksaan Laboratorium Kriminalistik No.Lab.3912 / DTF / 2003 tertanggal 24 Agustus 2004 dengan kesimpulan sebagai berikut :

1. Tanda tangan Bunyamin Ibrahim dan Syaiful Bahri yang terdapat ada 1 (satu) lembar Dapensri No.422 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 15 September 2003 adalah non indentik atau merupakan tanda tangan yang berbeda dengan tanda tangan Bunyamin Ibrahim dan Syaiful Bahri ;

2. Cap stempel Dapensri yang terdapat pada 1 (satu) lembar Dana Pensiun Pusri No.422 / Dapenseri / IX / 2003 tanggal 15 September 2003 adalah non

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 7 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

indentik atau merupakan produk cap stempel yang berbeda dengan cap stempel Dapensri (Pembanding) ;

3. Dokumen Bukti 1 (satu) lembar dana pensiun Pusri No.422 / Dapensri / IX.2003 tanggal 15 September 2003 adalah merupakan Produk cetak printer color Komputer.

Perbuatan Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto BS diatur dan diancam pidana menurut Pasal 49 ayat (1) huruf a dan Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan jo Pasal 64 ayat (1) KUHP ;

SUBSIDAIR :

Bahwa ia Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto BS, selaku pemimpin Bank International Indonesia Cabang Pembantu Senen Jakarta sesuai dengan surat Keputusan Direksi Bank International Indonesai No.SK.Per.2002.041 / Dir.5.SDM tanggal 14 Nopember 2002, pada tanggal 5 September 2003 dan tanggal 15 September 2003 atau setidak-tidaknya pada waktu-waktu lain dalam bulan September 2003 atau setidak-tidaknya masih termasuk dalam tahun 2003 bertempat di Kantor Bank International Indonesia Cabang pembantu Senen, Jalan Senen Raya jakarta Pusat, atau setidak-tidaknya pada tempat-tempat tertentu yang masih termasuk dalam Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, secara berturut-turut dan berulang-ulang yang dapat dipandang sebagai rangkaian perbuatan berlanjut (Voorgezette Handeling), dengan sengaja menghilangkan atau memasukkan atau menyebabkan tidak dilakukannya pencatatan dalam pembukuan atau dalam laporan, maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening Bank, perbuatan mana dilakukan ia Terdakwa dengan cara sebagai berikut :

Bahwa ia Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto, BS. Selaku pimpinan Cabang Pembantu BII Senen menawarkan kerja sama dengan Dana Pensiun PUSRI (Depensri) Palembang dengan membuat surat penawaran kerja sama No.2003.095 / 09 / WAPRES. DIR / KW-3-STS.5 tanggal 3 September 2003 yang ditujukan kepada saksi Bunyamin Ibrahim selaku Direktur Utama Depensri, dimana dalam surat tersebut Terdakwa menyatakan menyetujui menerima dana sebesar Rp.25.000.000.000,- yang rencananya akan ditempatkan sebagai Deposito Berjangka, jangka waktu 3 (tiga) bulan (ARO), dengan permohonan bunga 8,5 % untuk pengiriman dana dapat melalui sandi kliring 0160131 ; Sebelum Terdakwa menawarkan kerja sama tersebut, telah datang ke Palembang saksi Lukman Hakim bersama dengan FX. Yosafat Sudarsono dan saksi Rional D. Panggabean P (Karyawan BII) dan Ade Suhidin (Dpo) selaku

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 8 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

pemilik PT. Kharisma International Hotel, para saksi (tanpa dihadiri oleh Ade Suhidin karena hanya menunggu di Hotel), menghadap dan bertemu dengan Bunyamin Ibrahim selaku Dirut Dapensri, saat pertemuan tersebut saksi FX. Yosafat, saksi Rional D. Panggabean dan saksi Lukman Hakim membicarakan tentang produk-produk BII antara lain Deposito, Tabungan dan menawarkan kepada saksi Bunyamin Ibrahim tentang penempatan dana milik Dapensri untuk didepositokan dengan bunga 8,5 PA atas pembicaraan tersebut saksi Bunyamin Ibrahim tertarik untuk menyetorkan dana milik Dapensri untuk dipositokan di BII Cabang pembantu Senen, lalu saat itu saksi FX. Yosafat Sudarsono dan saksi Rional Panggabean P menyodorkan aplikasi permohonan Deposito pada saksi Bunyamin Ibrahim selaku Dirut Dapensri, A. Syarbini selaku Direktur Investasi dan pengembangan serta saksi Syaiful Bachri selaku Direktur Administrasi dan Keuangan ;

Setelah aplikasi ditanda tangani oleh Direksi lalu diserahkan kepada saksi FX. Yosafat Sudarsono dan saksi Rional ;

Bahwa kemudian saksi Bunyamin Ibrahim selaku Direktur Dapensri mengirim surat kepada Pimpinan Bank Mandiri KCP Pusri di Palembang No.403 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 4 September 2003 perihal pemindah bukuan Dana yang isinya antara lain meminta Kepala Bank Mandiri KCP Pusri Palembang untuk memindahkan dana milik Dapensri yang ada di Bank Mandiri KCP Pusri No.Rek.112-0093012933 sebesar Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) ke BII KCP Senen (Kanwil III Juanda) untuk penempatan Deposito melalui sandi kliring No.060131 ;

Atas dasar surat dari Dapensri tersebut, kemudian Bank Mandiri KCP Pusri Palembang mentransfer dana sebesar Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) melalui sarana Real Time Gross Statement (RTGS) ke rekening Simpanan Sementara BII KCP Senen Jakarta yang diterima pada tanggal 6 September 2003, dimana saat itu saksi Bunyamin Ibrahim selaku Direktur Dapensri menghubungi Kepala Cabang Bank Mandiri Pusri Palembang dan juga menghubungi Kepala Cabang bank Mandiri Pusri Palembang dan juga menghubungi Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto, BS menanyakan apakah dana yang dikirim dan sudah diterima oleh BII Cabang Senen Jakarta (Terdakwa) dan dinyatakan Dana Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) sudah dikirim dan sudah diterima BII Cabang Senen Jakarta Pusat, selain Direktur Dapensri (Bunyamin Ibrahim) juga telah memberitahukan kepada Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto, BS. Selaku pimpinan BII KCP Senen dengan surat No.402 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 4 September 2003 perihal Tranfer RTGS yang

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 9 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

isinya menginformasikan kepada BII KCP Senen (Terdakwa) bahwa pada hari Kamis tanggal 4 September 2003 Dapensri akan melakukan tranfer dana sebesar Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) dari Bank Mandiri KCP Pusri Palembang untuk penempatan di BII KCP Senen (Kanwil III Juanda) melalui sandi kliring 0160131 ;

Bahwa setelah dana milik Dapensri sebesar Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) ada di BII KCP Senen beberapa hari kemudian saksi Bunyamin Ibrahim selaku Dirut Dapensri menerima Bilyet Giro Berjangka BII dari Terdakwa sebesar Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) dirumah saksi Bunyamin Ibrahim No.DB / DC.821585 A tanggal 8 September 2003 terhitung sejak tanggal 8 September 2003 sampai dengan 8 Desember 2003 yang ditanda tangani oleh Terdakwa dan saksi Adyastuti, setelah deposito berjangka tersebut habis masa jangka waktunya lalu diperpanjang lagi beberapa kali yaitu perpanjangan tanggal 8 Desember 2003 sampai dengan 8 Januari 2004, tanggal 8 Mei 2004 sampai dengan 8 April 2004, tanggal 8 April 2004 sampai dengan 8 Mei 2004, tanggal 8 Mei 2004 sampai dengan 8 Juni 2004, tanggal 8 Juni 2004 sampai dengan 8 Juli 2004, perpanjangan Deposito tersebut dimana saksi Bunyamin Ibrahim dari Terdakwa yang diantarkan langsung oleh Terdakwa kerumah saksi Bunyamin Ibrahim yang ternyata berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Kriminalistik No.lab.4053 / DTF / 2004 tanggal 14 September 2004 disimpulkan bahwa tanda tangan Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto, BS. Dan tanda tangan Adyastuti yang terdapat pada 1 (satu) yang terdapat pada 1 (satu) lembar Advice Deposito berjangka / Call Deposit BII Cabang Juanda Kalilio nominal Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) dan beberapa perpanjangan deposito / pemberitahuan (Advice) Deposito berjangka / deposit on Call BII Cabang Juanda Kalilio Nominal Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) adalah non indentik atau merupakan tanda tangan yang berbeda dengan tanda tangan Ir. Wahyu Hartanto, BS dan tanda tangan Adyastuti (Pembanding) ;

Begitu juga blanko bukti yang terdapat disatu lembar Advice Deposito Berjangka / Call Deposito BII Cabang Juanda Kalilio No.Seri DB / DC.821585 A tanggal 8 September 2003 nominal Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) adalah Non Identik atau merupakan blanko / produk cetak yang berbeda dengan blanko pembanding ;

Bahwa dana milik Dapensri senilai Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) yang ada direkening Simpanan Sementara di BII KCP Senen Jakarta Pusat kemudian dipindahkan / ditransfer oleh Terdakwa ke Rekening PT.

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 10 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

Kharisma International Hotel ( Ade Suhidin) di BII KCP Senen Jakarta yang baru dibuka oleh Ade Suhidin sebagai pemegang Rekening koran No.2.079-417272 pada tanggal 4 September 2003, pemindahan dana Dapensri sebesar Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) yang diterima 5 September 2004 direkening PT. Kharisma International Hotel tersebut hanya atas dasar adanya surat dari Dapensri No.403 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 5 September 2003 yang ditanda tangani oleh Direksi Dapensri yaitu saksi Bunyamin Ibrahim, A. Syarbini dan Syaiful Bahri ;

Pemindahan dana milik Dapensri ke Rekening Koran PT. Kharisma Intenational Hotel yang dilakukan oleh Terdakwa tersebut tidak dikonfirmasikan terlebih dulu kepada Bank pengirim yaitu Bank Mandiri KCP Pusri Palembang, seharusnya sebelum Terdakwa mentranfer / memindahkan dana senilai Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) tersebut melakukan konformasi ke Bank pengirim, hal ini sesuai dengan Ketentuan Bank Indonesia yaitu Surat Edaran Bank Indonesia No.2 / 24 / Dasp tanggal 17 Nopember 2000 perihal Bank Indonesia – RTGS dalam halaman 14 huruf e “Koreksi kesalahan dan pembatalan transfer” angka 3 berbunyi :

Untuk Transaksi yang telah settle apabila akan dilakukan koreksi / perubahan, maka :

a. terhadap data selain No.Rekening atau nama penerima, maka perubahan dilakukan dengan mengirim pengumuman melalui administrasi massages yang isinya meminta kepada Bank penerima, untuk mengembalikan dana tersebut, untuk Bank pengirim disertai dengan indemnity ;

b. Terhadap dana nomor Rekening atas nama penerima, maka Bank tersebut harus mengirimkan transaksi sebesar Rp.1.00 (satu) dengan nomor Rekening satu dan mengisi payment detail berisi perubahan nomor Rekening giro atau beneficiary tersebut ;

Bahwa surat Defensri No.403 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 5 September 2003 yang Terdakwa terima dari saksi Lukman Hakim yang dijadikan dasar untuk pemindahan dana ternyata dari hasil Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No.Lab.3921 / DTF / 2004 tanggal 2 Agustus 2004 disimpulkan bahwa :

1. Tanda tangan Direksi Dapensri yaitu Bunyamin Ibrahim, A. Syarbini, SE dan

Syaiful Bahri yang ada pada 1 (satu) lembar dana pensiun Pusri (Dapensri) No.403 / Dapensri / IX / 2003 tertanggal Palembang 05 September 2003 adalah merupakan Produk Cetak Printer Color Komputer ;

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 11 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006 2. Cap stempel Dapensri terdapat 1 (satu) lembar dana Pensiun Pusri (Dapensri) No.403 / Dapensri / IX/ 2003 tanggal 5 September 2003 adalah merupakan Produk Cetak Printer Komputer ;

3. 1 (satu) lembar dana Pensiun Pusri No.403 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 5 September 2003 bukti seluruh tulisan (Kop Surat, Isi, tanda tangan dan cap stempel) merupakan Produk cetak Printer Color Komputer ;

Bahwa selanjutnya pada tanggal 15 September 2003, Dirut Dapensri yaitu Bunyamin Ibrahim mengirimkan surat kembali kepada Bank Mandiri KCP Pusri Palembang No.423 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 15 September 2003, meminta kepada Bank Mandiri supaya dana Dapensri sebesar Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) ditransfer melalui RTGS ke BII KCP Senen Jakarta melalui sandi Kliring 0160131 untuk penempatan Deposito berjangka 3 (tiga) bulan atas nama Daspensri, atas dasar surat tersebut lalu Bank Mandiri KCP Pusri Palembang mentransfer melalui RTGS dana milik Dapensri sebesar Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) ke BII Cabang Senen Jakarta dan diterima tanggal 15 September 2003 dimasukkan ke rekening simpanan sementara kantor BII Cabang Senen Jakarta dan beberapa hari kemudian Bilyet Deposito senilai Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) No.DB / DC.821586 A tanggal 15 September 2003 yang telah ditanda tangani oleh Ir. Wahyu Hartanto BS (Terdakwa) dan saksi Adyastuti diterima oleh saksi Bunyamin Ibrahim dari Terdakwa yang diantar langsung ke rumah saksi Bunyamin Ibrahim ;

Setelah Deposito berjangka tersebut jatuh tempo kemudian diperpanjang beberapa kali yaitu perpanjangan-perpanjangan tertanggal 15 Desember 2003 s/d 15 Januari 2004, tanggal 15 Januari 2004 s/d 15 April 2004, 15 April 2004 s/d 15 Mei 2004, 15 Mei 2004 s/d 15 Juni 2004, 15 Juni 2004 s/d 15 Juli 2004 yang ditanda tangani oleh Terdakwa selaku Kepala Cabang BII Senen dan saksi Bunyamin Ibrahim, tetapi ternyata setelah dilakukan pemeriksaan di Laboratoris Kriminalistik No.Lab.4053 / DTF / 2004 tanggal 14 Sepember 2004 disimpulkan bahwa tanda tangan Ir. Wahyu Hartanto dan tanda tangan Adyastuti yang terdapat pada point 1 (satu) lembar Advice Deposito berjangka / Call Deposito BII Cabang Juanda Kalilio No.Seri DB / DC / 82158 A tanggal 15 September 2003 nominal Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) dan beberapa perpanjangan deposito / pemberitahuan (advice) Deposito berjangka / Deposito on Call BII Cabang Juanda Kalilio nominal Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) adalah non indentik atau merupakan tanda tangan yang berbeda dengan tanda tangan Ir. Wahyu Hartanto dan tanda tangan Adyastuti (Pembanding) ;

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 12 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

Begitu juga blanko bukti yang terdapat pada 1 (satu) lembar advice Deposito berjangka / call deposito BII Cabang Juanda Kalilio No.Seri DB / DC.821585 A tanggal 15 September 2003 nominal Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) adalah non indentik atau merupakan blanko / produk cetak yang berbeda dengan blanko pembanding ;

Bahwa kemudian dana milik Dapensri yang ada direkening Simpanan Sementara BII Cabang Senen Jakarta senilai Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) oleh Terdakwa dipindahkan / ditransfer ke rekening Koran PT. Kharisma International Hotel No.Rek.2.079-417272 yang ada di BII KCP Senen Jakarta atas dasar surat Dapensri No.422 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 15 September 2003 yang ditanda tangani Direksi Dapensri. Pemindahan / transfer dana oleh Terdakwa tersebut tidak didahului dengan meminta konfirmasi ke Bank Pengirim (Bank Mandiri Cabang Pusri Palembang) seharusnya Terdakwa sebelum mentransfer dana melakukan konfirmasi dulu ke Bank Mandiri Cabang Pusri Palembang, hal ini sesuai dengan ketentuan Surat Edaran Bank Indonesia No.2 / 24 / DASP tanggal 17 November perihal RTGS yang berbunyi tersebut diatas ; Ternyata surat Dapensri No.422 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 15 September 2003 yang Terdakwa terima dari saksi Lukman Hakim yang dijadikan dasar untuk mentransfer dana Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) dari hasil pemeriksaan Laboratorium Kriminalistik No.Lab.3912 / DTF / 2003 tertanggal 24 Agustus 2004 dengan kesimpulan sebagai berikut :

1. Tanda tangan Bunyamin Ibrahim dan Syaiful Bahri yang terdapat ada 1 (satu) lembar Dapensri No.422 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 15 September 2003 adalah non indentik atau merupakan tanda tangan yang berbeda dengan tanda tangan Bunyamin Ibrahim dan Syaiful Bahri ;

2. Cap stempel Dapensri yang terdapat pada 1 (satu) lembar Dana Pensiun Pusri No.422 / Dapenseri / IX / 2003 tanggal 15 September 2003 adalah non indentik atau merupakan produk cap stempel yang berbeda dengan cap stempel Dapensri (Pembanding) ;

3. Dokumen Bukti 1 (satu) lembar dana pensiun Pusri No.422 / Dapensri / IX.2003 tanggal 15 September 2003 adalah merupakan Produk cetak printer color Komputer.

Perbuatan Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto BS diatur dan diancam pidana menurut Pasal 49 ayat (1) huruf b dan Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan jo Pasal 64 ayat (1) KUHP ;

LEBIH SUBSIDAIR :

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 13 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

Bahwa ia Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto BS selaku peminpin Bank International Indonesia Cabang Pembantu Senen Jakarta sesuai dengan surat Keputusan Direksi Bank International Indonesia No.SK.Per.2002.041 / Dir.5.SDM tanggal 14 Nopember 2002, pada tanggal 5 September 2003 dan tanggal 15 September 2003 atau setidak-tidaknya pada waktu-waktu lain dalam bulan September 2003 atau setidak-tidaknya masih termasuk dalam tahun 2003 bertempat di Kantor Bank International Indonesia Cabang Pembantu Senen, Jalan Senen Raya Jakarta Pusat, atau setidak-tidaknya pada tempat-tempat tertentu yang masih termasuk dalam Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, secara berturut-turut dan berulang-ulang yang dapat dipandang sebagai rangkaian perbuatan berlanjut (Voorgezette Handeling), dengan sengaja mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, menghapus, atau menghilangkan adanya suatu pencatatan dalam pembukuan atau dalam laporan maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening suatu bank, atau dengan sengaja mengubah, mengaburkan, menghilangkan, menyembunyikan atau merusak catatan pembukuan tersebut, perbuatan mana dilakukan ia Terdakwa dengan cara sebagai berikut :

Bahwa ia Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto, BS. Selaku pimpinan Cabang Pembantu BII Senen menawarkan kerja sama dengan Dana Pensiun PUSRI (Depensri) Palembang dengan membuat surat penawaran kerja sama No.2003.095 / 09 / WAPRES. DIR / KW-3-STS.5 tanggal 3 September 2003 yang ditujukan kepada saksi Bunyamin Ibrahim selaku Direktur Utama Depensri, dimana dalam surat tersebut Terdakwa menyatakan menyetujui menerima dana sebesar Rp.25.000.000.000,- yang rencananya akan ditempatkan sebagai Deposito Berjangka, jangka waktu 3 (tiga) bulan (ARO), dengan permohonan bunga 8,5 % untuk pengiriman dana dapat melalui sandi kliring 0160131 ; Sebelum Terdakwa menawarkan kerja sama tersebut, telah datang ke Palembang saksi Lukman Hakim bersama dengan FX. Yosafat Sudarsono dan saksi Rional D. Panggabean P (Karyawan BII) dan Ade Suhidin (Dpo) selaku pemilik PT. Kharisma International Hotel, para saksi (tanpa dihadiri oleh Ade Suhidin karena hanya menunggu di Hotel), menghadap dan bertemu dengan Bunyamin Ibrahim selaku Dirut Dapensri, saat pertemuan tersebut saksi FX. Yosafat, saksi Rional D. Panggabean dan saksi Lukman Hakim membicarakan tentang produk-produk BII antara lain Deposito, Tabungan dan menawarkan kepada saksi Bunyamin Ibrahim tentang penempatan dana milik Dapensri untuk didepositokan dengan bunga 8,5 PA atas pembicaraan tersebut saksi Bunyamin Ibrahim tertarik untuk menyetorkan dana milik Dapensri untuk dipositokan di BII

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 14 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

Cabang pembantu Senen, lalu saat itu saksi FX. Yosafat Sudarsono dan saksi Rional Panggabean P menyodorkan aplikasi permohonan Deposito pada saksi Bunyamin Ibrahim selaku Dirut Dapensri, A. Syarbini selaku Direktur Investasi dan pengembangan serta saksi Syaiful Bachri selaku Direktur Administrasi dan Keuangan ;

Setelah aplikasi ditanda tangani oleh Direksi lalu diserahkan kepada saksi FX. Yosafat Sudarsono dan saksi Rional ;

Bahwa kemudian saksi Bunyamin Ibrahim selaku Direktur Dapensri mengirim surat kepada Pimpinan Bank Mandiri KCP Pusri di Palembang No.403 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 4 September 2003 perihal pemindah bukuan Dana yang isinya antara lain meminta Kepala Bank Mandiri KCP Pusri Palembang untuk memindahkan dana milik Dapensri yang ada di Bank Mandiri KCP Pusri No.Rek.112-0093012933 sebesar Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) ke BII KCP Senen (Kanwil III Juanda) untuk penempatan Deposito melalui sandi kliring No.060131 ;

Atas dasar surat dari Dapensri tersebut, kemudian Bank Mandiri KCP Pusri Palembang mentransfer dana sebesar Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) melalui sarana Real Time Gross Statement (RTGS) ke rekening Simpanan Sementara BII KCP Senen Jakarta yang diterima pada tanggal 6 September 2003, dimana saat itu saksi Bunyamin Ibrahim selaku Direktur Dapensri menghubungi Kepala Cabang Bank Mandiri Pusri Palembang dan juga menghubungi Kepala Cabang bank Mandiri Pusri Palembang dan juga menghubungi Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto, BS menanyakan apakah dana yang dikirim dan sudah diterima oleh BII Cabang Senen Jakarta (Terdakwa) dan dinyatakan Dana Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) sudah dikirim dan sudah diterima BII Cabang Senen Jakarta Pusat, selain Direktur Dapensri (Bunyamin Ibrahim) juga telah memberitahukan kepada Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto, BS. Selaku pimpinan BII KCP Senen dengan surat No.402 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 4 September 2003 perihal Tranfer RTGS yang isinya menginformasikan kepada BII KCP Senen (Terdakwa) bahwa pada hari Kamis tanggal 4 September 2003 Dapensri akan melakukan tranfer dana sebesar Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) dari Bank Mandiri KCP Pusri Palembang untuk penempatan di BII KCP Senen (Kanwil III Juanda) melalui sandi kliring 0160131 ;

Bahwa setelah dana milik Dapensri sebesar Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) ada di BII KCP Senen beberapa hari kemudian saksi Bunyamin Ibrahim selaku Dirut Dapensri menerima Bilyet Giro Berjangka BII

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 15 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

dari Terdakwa sebesar Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) dirumah saksi Bunyamin Ibrahim No.DB / DC.821585 A tanggal 8 September 2003 terhitung sejak tanggal 8 September 2003 sampai dengan 8 Desember 2003 yang ditanda tangani oleh Terdakwa dan saksi Adyastuti, setelah deposito berjangka tersebut habis masa jangka waktunya lalu diperpanjang lagi beberapa kali yaitu perpanjangan tanggal 8 Desember 2003 sampai dengan 8 Januari 2004, tanggal 8 Mei 2004 sampai dengan 8 April 2004, tanggal 8 April 2004 sampai dengan 8 Mei 2004, tanggal 8 Mei 2004 sampai dengan 8 Juni 2004, tanggal 8 Juni 2004 sampai dengan 8 Juli 2004, perpanjangan Deposito tersebut dimana saksi Bunyamin Ibrahim dari Terdakwa yang diantarkan langsung oleh Terdakwa kerumah saksi Bunyamin Ibrahim yang ternyata berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Kriminalistik No.lab.4053 / DTF / 2004 tanggal 14 September 2004 disimpulkan bahwa tanda tangan Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto, BS. Dan tanda tangan Adyastuti yang terdapat pada 1 (satu) yang terdapat pada 1 (satu) lembar Advice Deposito berjangka / Call Deposit BII Cabang Juanda Kalilio nominal Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) dan beberapa perpanjangan deposito / pemberitahuan (Advice) Deposito berjangka / deposit on Call BII Cabang Juanda Kalilio Nominal Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) adalah non indentik atau merupakan tanda tangan yang berbeda dengan tanda tangan Ir. Wahyu Hartanto, BS dan tanda tangan Adyastuti (Pembanding) ;

Begitu juga blanko bukti yang terdapat disatu lembar Advice Deposito Berjangka / Call Deposito BII Cabang Juanda Kalilio No.Seri DB / DC.821585 A tanggal 8 September 2003 nominal Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) adalah Non Identik atau merupakan blanko / produk cetak yang berbeda dengan blanko pembanding ;

Bahwa dana milik Dapensri senilai Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) yang ada direkening Simpanan Sementara di BII KCP Senen Jakarta Pusat kemudian dipindahkan / ditransfer oleh Terdakwa ke Rekening PT. Kharisma International Hotel ( Ade Suhidin) di BII KCP Senen Jakarta yang baru dibuka oleh Ade Suhidin sebagai pemegang Rekening koran No.2.079-417272 pada tanggal 4 September 2003, pemindahan dana Dapensri sebesar Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) yang diterima 5 September 2004 direkening PT. Kharisma International Hotel tersebut hanya atas dasar adanya surat dari Dapensri No.403 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 5 September 2003 yang ditanda tangani oleh Direksi Dapensri yaitu saksi Bunyamin Ibrahim, A. Syarbini dan Syaiful Bahri ;

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 16 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

Pemindahan dana milik Dapensri ke Rekening Koran PT. Kharisma Intenational Hotel yang dilakukan oleh Terdakwa tersebut tidak dikonfirmasikan terlebih dulu kepada Bank pengirim yaitu Bank Mandiri KCP Pusri Palembang, seharusnya sebelum Terdakwa mentranfer / memindahkan dana senilai Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) tersebut melakukan konformasi ke Bank pengirim, hal ini sesuai dengan Ketentuan Bank Indonesia yaitu Surat Edaran Bank Indonesia No.2 / 24 / Dasp tanggal 17 Nopember 2000 perihal Bank Indonesia – RTGS dalam halaman 14 huruf e “Koreksi kesalahan dan pembatalan transfer” angka 3 berbunyi :

Untuk Transaksi yang telah settle apabila akan dilakukan koreksi / perubahan, maka :

a. terhadap data selain No.Rekening atau nama penerima, maka perubahan dilakukan dengan mengirim pengumuman melalui administrasi massages yang isinya meminta kepada Bank penerima, untuk mengembalikan dana tersebut, untuk Bank pengirim disertai dengan indemnity ;

b. Terhadap dana nomor Rekening atas nama penerima, maka Bank tersebut harus mengirimkan transaksi sebesar Rp.1.00 (satu) dengan nomor Rekening satu dan mengisi payment detail berisi perubahan nomor Rekening giro atau beneficiary tersebut ;

Bahwa surat Defensri No.403 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 5 September 2003 yang Terdakwa terima dari saksi Lukman Hakim yang dijadikan dasar untuk pemindahan dana ternyata dari hasil Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No.Lab.3921 / DTF / 2004 tanggal 2 Agustus 2004 disimpulkan bahwa :

1. Tanda tangan Direksi Dapensri yaitu Bunyamin Ibrahim, A. Syarbini, SE dan

Syaiful Bahri yang ada pada 1 (satu) lembar dana pensiun Pusri (Dapensri) No.403 / Dapensri / IX / 2003 tertanggal Palembang 05 September 2003 adalah merupakan Produk Cetak Printer Color Komputer ;

2. Cap stempel Dapensri terdapat 1 (satu) lembar dana Pensiun Pusri (Dapensri) No.403 / Dapensri / IX/ 2003 tanggal 5 September 2003 adalah merupakan Produk Cetak Printer Komputer ;

3. 1 (satu) lembar dana Pensiun Pusri No.403 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 5

September 2003 bukti seluruh tulisan (Kop Surat, Isi, tanda tangan dan cap stempel) merupakan Produk cetak Printer Color Komputer ;

Bahwa selanjutnya pada tanggal 15 September 2003, Dirut Dapensri yaitu Bunyamin Ibrahim mengirimkan surat kembali kepada Bank Mandiri KCP Pusri Palembang No.423 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 15 September 2003, meminta kepada Bank Mandiri supaya dana Dapensri sebesar Rp.6.000.000.000,- (enam

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(17)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 17 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

milyar rupiah) ditransfer melalui RTGS ke Bill KCP Senen Jakarta melalui sandi Kliring 0160131 untuk penempatan Deposito berjangka 3 (tiga) bulan atas nama Daspensri, atas dasar surat tersebut lalu Bank Mandiri KCP Pusri Palembang mentransfer melalui RTGS dana milik Dapensri sebesar Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) ke BII Cabang Senen Jakarta dan diterima tanggal 15 September 2003 dimasukkan ke rekening simpanan sementara kantor BII Cabang Senen Jakarta dan beberapa hari kemudian Bilyet Deposito senilai Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) No.DB / DC.821586 A tanggal 15 September 2003 yang telah ditanda tangani oleh Ir. Wahyu Hartanto BS (Terdakwa) dan saksi Adyastuti diterima oleh saksi Bunyamin Ibrahim dari Terdakwa yang diantar langsung ke rumah saksi Bunyamin Ibrahim ;

Setelah Deposito berjangka tersebut jatuh tempo kemudian diperpanjang beberapa kali yaitu perpanjangan-perpanjangan tertanggal 15 Desember 2003 s/d 15 Januari 2004, tanggal 15 Januari 2004 s/d 15 April 2004, 15 April 2004 s/d 15 Mei 2004, 15 Mei 2004 s/d 15 Juni 2004, 15 Juni 2004 s/d 15 Juli 2004 yang ditanda tangani oleh Terdakwa selaku Kepala Cabang BII Senen dan saksi Bunyamin Ibrahim, tetapi ternyata setelah dilakukan pemeriksaan di Laboratoris Kriminalistik No.Lab.4053 / DTF / 2004 tanggal 14 Sepember 2004 disimpulkan bahwa tanda tangan Ir. Wahyu Hartanto dan tanda tangan Adyastuti yang terdapat pada point 1 (satu) lembar Advice Deposito berjangka / Call Deposito BII Cabang Juanda Kalilio No.Seri DB / DC / 82158 A tanggal 15 September 2003 nominal Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) dan beberapa perpanjangan deposito / pemberitahuan (advice) Deposito berjangka / Deposito on Call BII Cabang Juanda Kalilio nominal Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) adalah non indentik atau merupakan tanda tangan yang berbeda dengan tanda tangan Ir. Wahyu Hartanto dan tanda tangan Adyastuti (Pembanding) ;

Begitu juga blanko bukti yang terdapat pada 1 (satu) lembar advice Deposito berjangka / call deposito BII Cabang Juanda Kalilio No.Seri DB / DC.821585 A tanggal 15 September 2003 nominal Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) adalah non indentik atau merupakan blanko / produk cetak yang berbeda dengan blanko pembanding ;

Bahwa kemudian dana milik Dapensri yang ada direkening Simpanan Sementara BII Cabang Senen Jakarta senilai Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) oleh Terdakwa dipindahkan / ditransfer ke rekening Koran PT. Kharisma International Hotel No.Rek.2.079-417272 yang ada di BII KCP Senen Jakarta atas dasar surat Dapensri No.422 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 15 September

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(18)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 18 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

2003 yang ditanda tangani Direksi Dapensri. Pemindahan / transfer dana oleh Terdakwa tersebut tidak didahului dengan meminta konfirmasi ke Bank Pengirim (Bank Mandiri Cabang Pusri Palembang) seharusnya Terdakwa sebelum mentransfer dana melakukan konfirmasi dulu ke Bank Mandiri Cabang Pusri Palembang, hal ini sesuai dengan ketentuan Surat Edaran Bank Indonesia No.2 / 24 / DASP tanggal 17 November perihal RTGS yang berbunyi tersebut diatas ; Ternyata surat Dapensri No.422 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 15 September 2003 yang Terdakwa terima dari saksi Lukman Hakim yang dijadikan dasar untuk mentransfer dana Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) dari hasil pemeriksaan Laboratorium Kriminalistik No.Lab.3912 / DTF / 2003 tertanggal 24 Agustus 2004 dengan kesimpulan sebagai berikut :

1. Tanda tangan Bunyamin Ibrahim dan Syaiful Bahri yang terdapat ada 1 (satu) lembar Dapensri No.422 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 15 September 2003 adalah non indentik atau merupakan tanda tangan yang berbeda dengan tanda tangan Bunyamin Ibrahim dan Syaiful Bahri ;

2. Cap stempel Dapensri yang terdapat pada 1 (satu) lembar Dana Pensiun Pusri No.422 / Dapenseri / IX / 2003 tanggal 15 September 2003 adalah non indentik atau merupakan produk cap stempel yang berbeda dengan cap stempel Dapensri (Pembanding) ;

3. Dokumen Bukti 1 (satu) lembar dana pensiun Pusri No.422 / Dapensri / IX.2003 tanggal 15 September 2003 adalah merupakan Produk cetak printer color Komputer.

Perbuatan Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto BS diatur dan diancam pidana menurut Pasal 49 ayat (1) huruf c dan Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan jo Pasal 64 ayat (1) KUHP ;

ATAU : KEDUA :

Bahwa ia Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto BS, selaku pemimpin Bank International Indonesia Cabang Pembantu Senen Jakarta sesuai dengan surat Keputusan Direksi Bank International Indonesia No.SK.Per.2002.041 / Dir.5.SDM tanggal 14 Nopember 2002, pada tanggal 5 September 2003 dan tanggal 15 September 2003 atau setidak-tidaknya pada waktu-waktu lain dalam bulan September 2003 atau setidak-tidaknya masih termasuk dalam tahun 2003 bertempat di Kantor Bank International Indonesi Cabang Pembantu Senen, Jalan Senen Raya Jakarta Pusat, atau setidak-tidaknya pada tempat-tempat tertentu yang masih termasuk dalam Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Jakarta

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(19)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 19 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

Pusat, secara berturut-turut dan berulang-ulang yang dapat dipandang sebagai rangkaian perbuatan berlanjut (Voorgezette Handeling), dengan sengaja tidak melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan ketaatan Bank terhadap ketentuan dalam Undang-Undang ini dan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku bagi Bank, perbuatan mana dilakukan ia Terdakwa dengan cara sebagai berikut :

Bahwa ia Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto, BS. Selaku pimpinan Cabang Pembantu BII Senen menawarkan kerja sama dengan Dana Pensiun PUSRI (Depensri) Palembang dengan membuat surat penawaran kerja sama No.2003.095 / 09 / WAPRES. DIR / KW-3-STS.5 tanggal 3 September 2003 yang ditujukan kepada saksi Bunyamin Ibrahim selaku Direktur Utama Depensri, dimana dalam surat tersebut Terdakwa menyatakan menyetujui menerima dana sebesar Rp.25.000.000.000,- yang rencananya akan ditempatkan sebagai Deposito Berjangka, jangka waktu 3 (tiga) bulan (ARO), dengan permohonan bunga 8,5 % untuk pengiriman dana dapat melalui sandi kliring 0160131 ; Sebelum Terdakwa menawarkan kerja sama tersebut, telah datang ke Palembang saksi Lukman Hakim bersama dengan FX. Yosafat Sudarsono dan saksi Rional D. Panggabean P (Karyawan BII) dan Ade Suhidin (Dpo) selaku pemilik PT. Kharisma International Hotel, para saksi (tanpa dihadiri oleh Ade Suhidin karena hanya menunggu di Hotel), menghadap dan bertemu dengan Bunyamin Ibrahim selaku Dirut Dapensri, saat pertemuan tersebut saksi FX. Yosafat, saksi Rional D. Panggabean dan saksi Lukman Hakim membicarakan tentang produk-produk BII antara lain Deposito, Tabungan dan menawarkan kepada saksi Bunyamin Ibrahim tentang penempatan dana milik Dapensri untuk didepositokan dengan bunga 8,5 PA atas pembicaraan tersebut saksi Bunyamin Ibrahim tertarik untuk menyetorkan dana milik Dapensri untuk dipositokan di BII Cabang pembantu Senen, lalu saat itu saksi FX. Yosafat Sudarsono dan saksi Rional Panggabean P menyodorkan aplikasi permohonan Deposito pada saksi Bunyamin Ibrahim selaku Dirut Dapensri, A. Syarbini selaku Direktur Investasi dan pengembangan serta saksi Syaiful Bachri selaku Direktur Administrasi dan Keuangan ;

Setelah aplikasi ditanda tangani oleh Direksi lalu diserahkan kepada saksi FX. Yosafat Sudarsono dan saksi Rional ;

Bahwa kemudian saksi Bunyamin Ibrahim selaku Direktur Dapensri mengirim surat kepada Pimpinan Bank Mandiri KCP Pusri di Palembang No.403 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 4 September 2003 perihal pemindah bukuan Dana yang isinya antara lain meminta Kepala Bank Mandiri KCP Pusri Palembang

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(20)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 20 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

untuk memindahkan dana milik Dapensri yang ada di Bank Mandiri KCP Pusri No.Rek.112-0093012933 sebesar Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) ke BII KCP Senen (Kanwil III Juanda) untuk penempatan Deposito melalui sandi kliring No.060131 ;

Atas dasar surat dari Dapensri tersebut, kemudian Bank Mandiri KCP Pusri Palembang mentransfer dana sebesar Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) melalui sarana Real Time Gross Statement (RTGS) ke rekening Simpanan Sementara BII KCP Senen Jakarta yang diterima pada tanggal 6 September 2003, dimana saat itu saksi Bunyamin Ibrahim selaku Direktur Dapensri menghubungi Kepala Cabang Bank Mandiri Pusri Palembang dan juga menghubungi Kepala Cabang bank Mandiri Pusri Palembang dan juga menghubungi Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto, BS menanyakan apakah dana yang dikirim dan sudah diterima oleh BII Cabang Senen Jakarta (Terdakwa) dan dinyatakan Dana Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) sudah dikirim dan sudah diterima BII Cabang Senen Jakarta Pusat, selain Direktur Dapensri (Bunyamin Ibrahim) juga telah memberitahukan kepada Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto, BS. Selaku pimpinan BII KCP Senen dengan surat No.402 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 4 September 2003 perihal Tranfer RTGS yang isinya menginformasikan kepada BII KCP Senen (Terdakwa) bahwa pada hari Kamis tanggal 4 September 2003 Dapensri akan melakukan tranfer dana sebesar Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) dari Bank Mandiri KCP Pusri Palembang untuk penempatan di BII KCP Senen (Kanwil III Juanda) melalui sandi kliring 0160131 ;

Bahwa setelah dana milik Dapensri sebesar Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) ada di BII KCP Senen beberapa hari kemudian saksi Bunyamin Ibrahim selaku Dirut Dapensri menerima Bilyet Giro Berjangka BII dari Terdakwa sebesar Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) dirumah saksi Bunyamin Ibrahim No.DB / DC.821585 A tanggal 8 September 2003 terhitung sejak tanggal 8 September 2003 sampai dengan 8 Desember 2003 yang ditanda tangani oleh Terdakwa dan saksi Adyastuti, setelah deposito berjangka tersebut habis masa jangka waktunya lalu diperpanjang lagi beberapa kali yaitu perpanjangan tanggal 8 Desember 2003 sampai dengan 8 Januari 2004, tanggal 8 Mei 2004 sampai dengan 8 April 2004, tanggal 8 April 2004 sampai dengan 8 Mei 2004, tanggal 8 Mei 2004 sampai dengan 8 Juni 2004, tanggal 8 Juni 2004 sampai dengan 8 Juli 2004, perpanjangan Deposito tersebut dimana saksi Bunyamin Ibrahim dari Terdakwa yang diantarkan langsung oleh Terdakwa kerumah saksi Bunyamin Ibrahim yang ternyata

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(21)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 21 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Kriminalistik No.lab.4053 / DTF / 2004 tanggal 14 September 2004 disimpulkan bahwa tanda tangan Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto, BS. Dan tanda tangan Adyastuti yang terdapat pada 1 (satu) yang terdapat pada 1 (satu) lembar Advice Deposito berjangka / Call Deposit BII Cabang Juanda Kalilio nominal Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) dan beberapa perpanjangan deposito / pemberitahuan (Advice) Deposito berjangka / deposit on Call BII Cabang Juanda Kalilio Nominal Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) adalah non indentik atau merupakan tanda tangan yang berbeda dengan tanda tangan Ir. Wahyu Hartanto, BS dan tanda tangan Adyastuti (Pembanding) ;

Begitu juga blanko bukti yang terdapat disatu lembar Advice Deposito Berjangka / Call Deposito BII Cabang Juanda Kalilio No.Seri DB / DC.821585 A tanggal 8 September 2003 nominal Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) adalah Non Identik atau merupakan blanko / produk cetak yang berbeda dengan blanko pembanding ;

Bahwa dana milik Dapensri senilai Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) yang ada direkening Simpanan Sementara di BII KCP Senen Jakarta Pusat kemudian dipindahkan / ditransfer oleh Terdakwa ke Rekening PT. Kharisma International Hotel ( Ade Suhidin) di BII KCP Senen Jakarta yang baru dibuka oleh Ade Suhidin sebagai pemegang Rekening koran No.2.079-417272 pada tanggal 4 September 2003, pemindahan dana Dapensri sebesar Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) yang diterima 5 September 2004 direkening PT. Kharisma International Hotel tersebut hanya atas dasar adanya surat dari Dapensri No.403 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 5 September 2003 yang ditanda tangani oleh Direksi Dapensri yaitu saksi Bunyamin Ibrahim, A. Syarbini dan Syaiful Bahri ;

Pemindahan dana milik Dapensri ke Rekening Koran PT. Kharisma Intenational Hotel yang dilakukan oleh Terdakwa tersebut tidak dikonfirmasikan terlebih dulu kepada Bank pengirim yaitu Bank Mandiri KCP Pusri Palembang, seharusnya sebelum Terdakwa mentranfer / memindahkan dana senilai Rp.25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) tersebut melakukan konformasi ke Bank pengirim, hal ini sesuai dengan Ketentuan Bank Indonesia yaitu Surat Edaran Bank Indonesia No.2 / 24 / Dasp tanggal 17 Nopember 2000 perihal Bank Indonesia – RTGS dalam halaman 14 huruf e “Koreksi kesalahan dan pembatalan transfer” angka 3 berbunyi :

Untuk Transaksi yang telah settle apabila akan dilakukan koreksi / perubahan, maka :

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(22)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 22 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

a. terhadap data selain No.Rekening atau nama penerima, maka perubahan dilakukan dengan mengirim pengumuman melalui administrasi massages yang isinya meminta kepada Bank penerima, untuk mengembalikan dana tersebut, untuk Bank pengirim disertai dengan indemnity ;

b. Terhadap dana nomor Rekening atas nama penerima, maka Bank tersebut harus mengirimkan transaksi sebesar Rp.1.00 (satu) dengan nomor Rekening satu dan mengisi payment detail berisi perubahan nomor Rekening giro atau beneficiary tersebut ;

Bahwa surat Defensri No.403 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 5 September 2003 yang Terdakwa terima dari saksi Lukman Hakim yang dijadikan dasar untuk pemindahan dana ternyata dari hasil Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No.Lab.3921 / DTF / 2004 tanggal 2 Agustus 2004 disimpulkan bahwa :

1. Tanda tangan Direksi Dapensri yaitu Bunyamin Ibrahim, A. Syarbini, SE dan Syaiful Bahri yang ada pada 1 (satu) lembar dana pensiun Pusri (Dapensri) No.403 / Dapensri / IX / 2003 tertanggal Palembang 05 September 2003 adalah merupakan Produk Cetak Printer Color Komputer ;

2. Cap stempel Dapensri terdapat 1 (satu) lembar dana Pensiun Pusri (Dapensri) No.403 / Dapensri / IX/ 2003 tanggal 5 September 2003 adalah merupakan Produk Cetak Printer Komputer ;

3. 1 (satu) lembar dana Pensiun Pusri No.403 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 5 September 2003 bukti seluruh tulisan (Kop Surat, Isi, tanda tangan dan cap stempel) merupakan Produk cetak Printer Color Komputer ;

Bahwa selanjutnya pada tanggal 15 September 2003, Dirut Dapensri yaitu Bunyamin Ibrahim mengirimkan surat kembali kepada Bank Mandiri KCP Pusri Palembang No.423 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 15 September 2003, meminta kepada Bank Mandiri supaya dana Dapensri sebesar Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) ditransfer melalui RTGS ke BII KCP Senen Jakarta melalui sandi Kliring 0160131 untuk penempatan Deposito berjangka 3 (tiga) bulan atas nama Daspensri, atas dasar surat tersebut lalu Bank Mandiri KCP Pusri Palembang mentransfer melalui RTGS dana milik Dapensri sebesar Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) ke BII Cabang Senen Jakarta dan diterima tanggal 15 September 2003 dimasukkan ke rekening simpanan sementara kantor BII Cabang Senen Jakarta dan beberapa hari kemudian Bilyet Deposito senilai Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) No.DB / DC.821586 A tanggal 15 September 2003 yang telah ditanda tangani oleh Ir. Wahyu Hartanto BS (Terdakwa) dan saksi Adyastuti diterima oleh saksi Bunyamin Ibrahim dari Terdakwa yang diantar langsung ke rumah saksi Bunyamin Ibrahim ;

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(23)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 23 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

Setelah Deposito berjangka tersebut jatuh tempo kemudian diperpanjang beberapa kali yaitu perpanjangan-perpanjangan tertanggal 15 Desember 2003 s/d 15 Januari 2004, tanggal 15 Januari 2004 s/d 15 April 2004, 15 April 2004 s/d 15 Mei 2004, 15 Mei 2004 s/d 15 Juni 2004, 15 Juni 2004 s/d 15 Juli 2004 yang ditanda tangani oleh Terdakwa selaku Kepala Cabang BII Senen dan saksi Bunyamin Ibrahim, tetapi ternyata setelah dilakukan pemeriksaan di Laboratoris Kriminalistik No.Lab.4053 / DTF / 2004 tanggal 14 Sepember 2004 disimpulkan bahwa tanda tangan Ir. Wahyu Hartanto dan tanda tangan Adyastuti yang terdapat pada point 1 (satu) lembar Advice Deposito berjangka / Call Deposito BII Cabang Juanda Kalilio No.Seri DB / DC / 82158 A tanggal 15 September 2003 nominal Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) dan beberapa perpanjangan deposito / pemberitahuan (advice) Deposito berjangka / Deposito on Call BII Cabang Juanda Kalilio nominal Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) adalah non indentik atau merupakan tanda tangan yang berbeda dengan tanda tangan Ir. Wahyu Hartanto dan tanda tangan Adyastuti (Pembanding) ;

Begitu juga blanko bukti yang terdapat pada 1 (satu) lembar advice Deposito berjangka / call deposito BII Cabang Juanda Kalilio No.Seri DB / DC.821585 A tanggal 15 September 2003 nominal Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) adalah non indentik atau merupakan blanko / produk cetak yang berbeda dengan blanko pembanding ;

Bahwa kemudian dana milik Dapensri yang ada direkening Simpanan Sementara BII Cabang Senen Jakarta senilai Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) oleh Terdakwa dipindahkan / ditransfer ke rekening Koran PT. Kharisma International Hotel No.Rek.2.079-417272 yang ada di BII KCP Senen Jakarta atas dasar surat Dapensri No.422 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 15 September 2003 yang ditanda tangani Direksi Dapensri. Pemindahan / transfer dana oleh Terdakwa tersebut tidak didahului dengan meminta konfirmasi ke Bank Pengirim (Bank Mandiri Cabang Pusri Palembang) seharusnya Terdakwa sebelum mentransfer dana melakukan konfirmasi dulu ke Bank Mandiri Cabang Pusri Palembang, hal ini sesuai dengan ketentuan Surat Edaran Bank Indonesia No.2 / 24 / DASP tanggal 17 November perihal RTGS yang berbunyi tersebut diatas ; Ternyata surat Dapensri No.422 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 15 September 2003 yang Terdakwa terima dari saksi Lukman Hakim yang dijadikan dasar untuk mentransfer dana Rp.6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) dari hasil pemeriksaan Laboratorium Kriminalistik No.Lab.3912 / DTF / 2003 tertanggal 24 Agustus 2004 dengan kesimpulan sebagai berikut :

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(24)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 24 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

1. Tanda tangan Bunyamin Ibrahim dan Syaiful Bahri yang terdapat ada 1 (satu) lembar Dapensri No.422 / Dapensri / IX / 2003 tanggal 15 September 2003 adalah non indentik atau merupakan tanda tangan yang berbeda dengan tanda tangan Bunyamin Ibrahim dan Syaiful Bahri ;

2. Cap stempel Dapensri yang terdapat pada 1 (satu) lembar Dana Pensiun Pusri No.422 / Dapenseri / IX / 2003 tanggal 15 September 2003 adalah non indentik atau merupakan produk cap stempel yang berbeda dengan cap stempel Dapensri (Pembanding) ;

3. Dokumen Bukti 1 (satu) lembar dana pensiun Pusri No.422 / Dapensri / IX.2003 tanggal 15 September 2003 adalah merupakan Produk cetak printer color Komputer.

Perbuatan Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto BS diatur dan diancam pidana menurut Pasal 49 ayat (2) huruf b dan Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan jo Pasal 64 ayat (1) KUHP ;

Mahkamah Agung tersebut ;

Membaca tuntutan pidana Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri di Jakarta Pusat tanggal 28 Juli 2005 sebagai berikut :

1. Menyatakan bahwa Terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana perbankan secara berlanjut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 49 ayat (1) huruf a dari Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan jo Pasal 64 ayat (1) KUHPidana ;

2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa dengan pidana penjara selama 12 (dua belas) tahun dikurangi selama Terdakwa berada dalam tahanan, dengan permintaan supaya Terdakwa segera ditahan ;

3. Menjatuhkan pidana denda sebesar Rp.25 milyar, Subsidair 6 (enam) bulan kurungan ;

4. Menyatakan barang bukti berupa : dokumen, surat-surat asli maupun fotocopy yang dilegalisir, tetap dilampirkan dalam berkas perkara ;

5. Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.5.000,-(lima ribu rupiah) ;

Membaca putusan Pengadilan Negeri di Jakarta Pusat No.143 / Pid.B / 2005 / PN.Jkt.Pst. tanggal 20 Oktober 2005 yang amar lengkapnya sebagai berikut :

1. Menyatakan bahwa Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto, BS., yang tersebut diatas, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 59 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

dipertanggungjawabkan baik sebagai pemberi perintah, peserta maupun sebagai pembujuk terhadap saksi Adiastuti dalam melaksanakan perbuatannya, yang berarti Terdakwa secara yuridis tidak dapat dipertanggungjawabkan secara pidana dalam perkara ini ; 21.Sesuai dengan azas “Geen Straf Zonder Schuld” yang berlaku dalam

ilmu hukum pidana, maka oleh karena dalam kasus ini baik ditinjau dari kewenangan maupun pelaksanaan transfer pertanggung jawaban pidana dalam perara ini ada pada Pimpinan Cabang BII Juanda atau saksi Adyastuti selaku Kuasa Kas Capem BII Senen, maka Terdakwa Ir. Wahyu Hartanto BS sudah seharusnya dibebaskan dari dakwaan setidak-tidaknya dilepaskan dari segala tuntutan hukum ;

berdasarkan pertimbangan sebagaimana diuraikan diatas, kami Tim Penasehat Hukum berpendapat dengan tidak terbuktinya semua dakwaan baik dakwaan kesatu Primair, Subsidair, Lebih Subsidair dan dakwaan kedua tersebut, maka Terdakwa harus dibebaskan dari segala dakwaan (Vryspraak), atau setidak-tidaknya Terdakwa dilepaskan dari segala tuntutan hukum karena Terdakwa tidak ternyata dapat dipertanggungjawabkan scara pidana melakukan perbuatan sebagaimana yang didakwakan kepadanya ;

sebagai akhir dari Memori Kasasi ini Tim Penasehat Hukum Terdakwa memohon kepada Yang Terhormat Majelis Hakim Agung Mahkamah Agung yang memeriksa dan mengadili perkara ini dalam tingkat Kasasi untuk mempertimbangkan seluruh materi dari Pledoi, Duplik, dan Memori Kasasi ini dalam upaya mewujdukan kebenaran materiil, dan Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa ;

untuk itu sebelum memutus perkara ini Kami mohon kepada Majelis Hakim Agung untuk mempertimbangkan pula hal-hal sebagai berikut :

1. Dalam perkara ini Terdakwa merupakan korban sebagai akibat dari perbuatan orang lain dalam konspirasi yang dilakukan untuk memperoleh keuntugan ;

2. Terdakwa dalam perkara ini tidak pernah mendapat imbalan apapun dan dari pihak manapun ;

3. Terdakwa dalam persidangan berlaku sopan, taat kepada tata tertib persidangan dan tidak mempersulit jalannya persidangan ;

4. Terdakwa masih muda dan mempunyai tanggung jawab keluarga yang terdiri dari isteri dan 2 orang anak yang masih kecil, dimana Terdakwa adalah satu-satunya pencari nafkah untuk keluarganya ;

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 60 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

5. Terdakwa berkelakuan baik dan belum pernah dihukum bahkan selama bertugas di BII Terdakwa belum pernah menerima teguran maupun tindakan disiplin karena kesalahan dan mendapatkan nilai prestasi kerja yang baik di BII karena ketekunannya ;

6. Terdakwa telah dan mengabadikan diri kepada BII selama 13 tahun dengan jujur tanpa pamrih, disertai dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya ;

Berdasarkan pertimbangan sebagaimana diuraikan diatas, Kami Tim Penasehat Hukum Terdakwa dengan kerendahan hati, kami menyerahkan nasib klien kami Ir. Wahyu Hartanto kepada Majelis Hakim Agung yang Terhormat dan memohon kepada Yang Terhormat Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara atas nama klien Kami Ir. Wahyu Hartanto BS, untuk dapat memperoleh keadilan yang seadil-adilnya berdasarkan keyakinan sesuai dengan Hukum yang berlaku, bukan berdasarkan kekuasaan semata-mata ;

Menimbang, bahwa mengenai keberatan-keberatan tersebut, Mahkamah Agung pada pokoknya berpendapat :

mengenai keberatan ad.I :

bahwa keberatan tersebut dapat dibenarkan, oleh karena Judex Facti salah menerapkan hukum berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut :

1. bahwa secara tegas Pasal 144 ayat 1 dan ayat 2 menentukan :

(1) Penuntut Umum dapat mengubah surat dakwaan sebelum Pengadilan menetapkan hari sidang, baik dengan tujuan untuk menyempurnakan maupun untuk tidak melanjutkan penuntutannya ;

(2) Pengubahan surat dakwaan tersebut dapat dilakukan hanya satu kali selambat-lambatnya tujuh hari sebelum sidang dimulai ;

2. Bahwa Penuntut Umum telah mengubah surat dakwaan a quo tidak menurut cara dan waktu yang secara tegas ditentukan oleh Pasal 144 ayat 1 dan ayat 2 KUHAP, karena :

a. Perubahan surat dakwaan kesatu tertanggal 20 Januari 2005 No.PDM / 88 / Jk. Surat dakwaan ini diterima Penasehat Hukum Terdakwa bersamaan saatnya pada waktu perkara Terdakwa dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, kemudian diterima tanggal 3 Pebruari 2005 dengan Register Perkara Reg.Perk 88 / Jakarta Pusat / 01 / 2005 ; b. Bahwa terjadinya perubahan dakwaan yang kedua tersebut terjadi pada

persidangan tanggal 3 Pebruari 2005 dan diterima dipersidangan dirubah dengan dakwaan kedua ;

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 61 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

3. bahwa Judex Facti telah salah menerapkan hukum (cq. Pasal 144 KUHAP), karena walaupun in casu tidak ada penegasan tentang sanksi apabila ketentuan tersebut dilanggar, tetapi Judex Facti wajib mentaati ketentuan tersebut, yaitu dengan keharusan Judex Facti memperhatikan hak Terdakwa dari sudut pandang Terdakwa bukan berdasarkan penilaian hukum tetapi harus mngambil tolak ukur keberatan yang diajukan Terdakwa dalam Eksepsinya ;

Hal ini mengingat :

a. Fungsi surat dakwaan bagi Hakim,

surat dakwaan bagi Hakim merupakan dasar pemeriksaan, dasar pertimbangan dan dasar pengambilan putusan tentang bersalah tidaknya Terdakwa dalam tindak pidana yang didakwakan kepadanya ;

b. Fungsi surat dakwaan bagi Terdakwa / Penasehat Hukum ;

Bagi Terdakwa / Penasehat Hukum surat dakwaan merupakan dasar untuk mempersiapkan pembelaan dan oleh karena itu surat dakwaan harus disusun secara cermat, jelas dan lengkap surat dakwaan yang tidak memenuhi persyaratan tersebut, akan merugikan hak pembelaan Terdakwa dan oleh karenanya dapat dinyatakan tidak dapat diterima ; 4. Bahwa yang harus menjadi perhatian Judex Facti setelah adanya dua kali

perobahan surat dakwaan dengan cara yang tidak sesuai dengan Pasal 144 ayat 1 dan 2 KUHAP Terdakwa / Penasehat Hukum berpendapat dakwaan tersebut kabur (Obscuur Libel) dan pendapat ini tetap dipertahankan sampai perkara diperiksa dalam tingkat kasasi ;

5. Bahwa memperhatikan alasan-alasan dalam butir 1 sampai dengan butir 4 tersebut, Judex Facti seharusnya menolak perobahan surat dakwaan yang cara perobahan tidak sesuai dengan Undang-Undang, dan menyatakan dakwaan tidak diterima. Berdasarkan putusan a quo bagi Penuntut Umum masih terbuka untuk melakukan kembali penuntutan setelah diadakan penyempurnaan pada surat dakwaan ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, menurut pendapat Mahkamah Agung dengan tanpa mempertimbangkan alasan-alasan kasasi lainnya, terdapat cukup alasan untuk mengabulkan permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi / Terdakwa : Ir. WAHYU HARTANTO, BS. Tersebut dan membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tanggal 24 April 2006 No.09 / PID / 2006 / PT.DKI. yang telah memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 20 Oktober 2005 No.143 / Pid.B / 2005 / PN.Jkt.Pst. serta Mahkamah Agung akan

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 62 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

mengadili sendiri perkara ini dengan amar sebagaimana akan disebutkan dibawah ini ;

Menimbang, bahwa karena Terdakwa tidak dipidana, karena putusan belum mengenai materi perkara, maka biaya perkara ini dalam semua tingkat peradilan dibebankan kepada Negara ;

Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 4 tahun 2004, Undang-Undang No. 5 tahun 2004 jo Undang-Undang No. 14 tahun 1985, Undang-Undang No.10 tahun 1998, Undang-Undang No, 8 tahun 1981 (KUHAP) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan Pasal-pasal dari Undang-Undangan lain yang bersangkutan ;

M E N G A D I L I

Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi / Terdakwa :Ir. WAHYU HARTANTO, BS.tersebut ;

Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tanggal 24 April 2006 No.09 / PID / 2006 / PT.DKI. yang telah memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 20 Oktober 2005 No.143 / Pid.B / 2005 / PN.Jkt.Pst. ;

MENGADILI SENDIRI :

Menyatakan tidak dapat diterimadakwaan Penuntut Umumtersebut ; Membebankan biaya perkara ini dalam semua tingkat peradilan kepada Negara ;

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari Senin, tanggal 18 Juni 2007 oleh Dr. H. Parman Soeparman, SH.MH. Ketua Muda yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis,Imam Soebechi, SH.MH. dan H. Imam Harjadi, SH. Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Dr. H. Parman Soeparman, SH.MH. sebagai Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim anggota tersebut, dan dibantu olehTorowa Daeli, SH.MH.Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri

---Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 63 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

oleh Pemohon Kasasi / Terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum.

Hakim-Hakim Anggota, K e t u a,

ttd./ Imam Soebechi, SH.MH. ttd.,

ttd./ H. Imam Harjadi, SH. Dr. H. Parman Soeparman, SH.MH.

Panitera Pengganti, ttd.,

Torowa Daeli, SH.MH.

Untuk Salinan MAHKAMAH AGUNG RI

Panitera Muda Pidana,

MD. PASARIBU, SH.M.Hum.-NIP.040.036.589.

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.


(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 64 dari 63 Put.No.2105 K/Pid/2006

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144) bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.