STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) DI KABUPATEN SUBANG.

(1)

No. Daftar/FPEB/330/UN.40.7.D1/LT/2014

STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) DI KABUPATEN SUBANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh

Reni Ika Wijayanti 1001734

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN EKONOMI 2014


(2)

STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) DI KABUPATEN SUBANG

Oleh:

RENI IKA WIJAYANTI

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Reni Ika Wijayanti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

RENI IKA WIJAYANTI

STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) DI KABUPATEN SUBANG

Bandung, Agustus 2014

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Dr. Neti Budiwati, M.Si. NIP : 19630221 198703 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

Dr. Ikaputera Waspada, M.M. NIP : 19610420 198703 1 002


(4)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii

ABSTRAK

Reni Ika Wijayanti, 2014, “Studi Deskriptif Aspek Permodalan Koperasi Dalam Implementasi Undang-Undang No.17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam

(KSP) di Kabupaten Subang,” Pembimbing Dr. Neti Budiwati, M.Si.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui implementasi UU Nomor 17 Tahun 2012 dalam aspek permodalan pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif analisis. Pengolahan data menggunakan statistik deskriptif. Objek dalam penelitian ini adalah implementasi UU Nomor 17 Tahun 2012 dalam aspek permodalan koperasi dan subjek penelitian ini adalah Koperasi Simpan Pinjam (KSP), para pengurus KSP, dan anggota KSP yang masih aktif di Kabupaten Subang. Sampel yang diteliti sebanyak 11 KSP, 45 responden pengurus, dan 96 responden anggota dengan menggunakan teknik pengambilan proportionate

stratified random sampling. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kesiapan

dan pemahaman pengurus KSP mengenai implementasi UU Nomor 17 Tahun 2012 dalam aspek permodalan koperasi di Kabupaten Subang belum begitu baik. Hanya sebagian kecil pengurus yang paham akan UU terbaru tersebut, sisanya sebagian besar anggota dan pengurus KSP belum memahami isi dari perubahan UU perkoperasian tersebut. Selain itu belum adanya persiapan khusus yang dilakukan KSP dalam penerapan UU Nomor 17 Tahun 2012. Dengan adanya perubahan UU ini memunculkan prospek pengembangan koperasi kearah positif dan negatif, serta dalam penerapan UU Nomor 17 Tahun 2012 akan menghadapi kendala dan tantangan yang cukup tinggi. Implikasi dari penelitian ini diharapkan pemerintah agar segera mengambil kebijakan dengan menetapkan secara pasti aturan yang akan digunakan mengenai perkoperasian di Indonesia. Untuk pemerintah daerah agar meningkatkan dukungannya bagi koperasi-koperasi di daerahnya masing-masing. Serta pentingnya pendidikan perkoperasian dilakukan secara rutin untuk pengurus dan anggota, khususnya jika ada perubahan aturan perundang-undangan koperasi seperti ini, agar pemahaman anggota dan pengurus akan lebih baik lagi.

Kata Kunci : Koperasi, Koperasi Simpan Pinjam, Permodalan, UU Nomor 17


(5)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv

ABSTRACT

Reni Ika Wijayanti, 2014“Study Descriptive of Cooperative Capitalization In Implementation Aspects of ACT No. 17 of 2012 Credit Unions in Subang District”, under the guidance of Dr. Neti Budiwati, M.Si.

This research aims to know generally the implementation of ACT No. 17 of 2012 in the aspect of capital on Credit Unions in Subang. The methods used in this research is a descriptive analysis. Data processing using descriptive statistics. The object in this study was the implementation of ACT No. 17 of 2012 in the capital of cooperatives and the subject of this study is a Credit Unions the caretaker of the Credit Unions and members are still active in Subang District. The sample examined a total of 11 Credit Unions officers respondents, 45 caretakers and 96 respondents members by using the technique of taking of proportionate stratified random sampling. A descriptive analysis of the results showed that readiness and understanding of the caretaker regarding the implementation of ACT No. 17 of 2012 in the aspect of cooperatives in Subang District capital has not been so good. Only a small portion of the new ACT will understand, the rest are mostly members of the caretaker and Credit Unions have not yet to understand the content of the cooperative ACT changes. In addition a special preparation has not been made in the implementation of the Credit Unions ACT No. 17 of 2012. With any changes to this ACT gave rise to the development prospects of cooperation towards the positive and negative, as well as in the implementation of ACT No. 17 of 2012 will face obstacles and challenges which are quite high. The implications of this research are expected to soon take Government policy by setting certain rules that will be used on the cooperative in Indonesia. For the local Government to increase its support for cooperatives in their respective regions. As well as the importance of cooperative education done routinely for officers and members, particularly if there is a change in the rules of the cooperative legislation like this, in order for the understanding of members and officers will be better again.


(6)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v


(7)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN………x BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Pengertian Koperasi dan Karakteristik KoperasiError! Bookmark not

defined.

2.1.2 Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Prinsip-Prinsip Koperasi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Ciri-Ciri Koperasi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.5 Fungsi dan Peran Koperasi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.6 Koperasi Simpan Pinjam ... Error! Bookmark not defined. 2.1.7 Permodalan Koperasi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.8 Perkembangan Undang-Undang Perkoperasian di Indonesia ... Error!

Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3.1 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3.2 Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Teknik Pengumpulan Data... Error! Bookmark not defined. 3.5 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.


(8)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

3.6 Pengujian Instrumen ... Error! Bookmark not defined. 3.6.1 Uji validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Prosedur Pengolahan Data Dan Teknik Analisis Data ..Error! Bookmark

not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not

defined.

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2. Gambaran Umum Responden ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis KelaminError! Bookmark

not defined.

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan Umur ... Error!

Bookmark not defined.

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... Error!

Bookmark not defined.

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.3.1 Deskripsi Hasil Studi Observasi ... Error! Bookmark not defined. 4.3.2 Deskripsi Hasil Wawancara ... Error! Bookmark not defined. 4.3.3 Deskripsi Hasil Dokumentasi ... Error! Bookmark not defined. 4.3.4 Deskripsi Hasil Angket ... Error! Bookmark not defined. 4.4. Analisis Temuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.4.1 Gambaran Umum Kondisi Saat ini Mengenai Permodalan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten SubangError! Bookmark not defined.

4.4.2 Kesiapan Dan Pemahaman Pengurus Koperasi Mengenai Implementasi UU Nomor 17 Tahun 2012 Dalam Aspek Permodalan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang. ... Error! Bookmark not defined. 4.4.3 Kendala Yang Dihadapi Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang Dalam Penerapan UU Nomor 17 Tahun 2012 ... Error!

Bookmark not defined.

4.4.4 Prospek Pengembangan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang Sehubungan Dengan Adanya Perubahan UU Nomor 17 Tahun 2012 ... Error! Bookmark not defined.


(9)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

4.4.5 Tantangan Yang Akan Dihadapi Oleh Koperasi Dalam Pengembangan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang Berkaitan Dengan Adanya Perubahan Kebijakan Yang Tertuang Dalam UU Nomor 17 Tahun 2012. ... Error! Bookmark not defined. 4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN... Error! Bookmark not defined.


(10)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Koperasi di Indonesia Tahun 2009-2013 ... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 1.2 Jumlah Anggota Koperasi di Indonesia Tahun 2009-2013 ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 1.3 Data Permodalan KSP di Kab. Subang Periode Tahun 2009-2013 .... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 1.4 Jumlah Modal Sendiri dan Modal Luar KSP di Kab. Subang Periode 2009-2013 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 1.5 Perkembangan Permodalan KSP di Kab.Subang Periode 2009-2013 Error!

Bookmark not defined.

Tabel 2.1 Perbedaan Permodalan UU No.14 Tahun 1965, UU No.12 Tahun 1967, UU No.25 Tahun 1992 dan UU No.17 Tahun 2012 ...Error! Bookmark

not defined.

Tabel 3.1 Jumlah Anggota KSP di Kabupaten Subang ... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 3.2 Daftar Koperasi Simpan Pinjam di Kabupaten Subang ...Error! Bookmark

not defined.

Tabel 3.3 Jumlah Sampel Anggota Dari Masing-Masing KSP Error! Bookmark not

defined.

Tabel 3.4 Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.5 Uji Validitas Item Instrumen Penelitian Angket Pengurus ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 3.6 Uji Validitas Item Instrumen Penelitian Angket Anggota ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 3.7 Uji Reliabilitas Angket Pengurus ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.8 Uji Reliabilitas Angket Anggota ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.1 Data Koperasi Simpan Pinjam di Kabupaten Subang ...Error! Bookmark

not defined.

Tabel 4.2 Daftar Sampel penelitian KSP di Kabupaten Subang...Error! Bookmark

not defined.

Tabel 4.3 Karakteristik Pengurus Berdasarkan Jenis Kelamin . Error! Bookmark not


(11)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

Tabel 4.4 Karakteristik Anggota Berdasarkan Jenis Kelamin .. Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4.5 Karakteristik Pengurus Berdasarkan Golongan Umur ....Error! Bookmark

not defined.

Tabel 4.6 Karakteristik Anggota Berdasarkan Golongan Umur...Error! Bookmark

not defined.

Tabel 4.7 Karakteristik Pengurus Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.8 Karakteristik Anggota Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.9 Keadaan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.10 Kriteria Keadaan KSP... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.11 Pengetahuan Pengurus KSP dalam UU No.17 Tahun 2012 di Kabupaten

Subang ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.12 Kriteria Pengetahuan UU No.17 Tahun 2012... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4.13 Kendala Penerapan UU No.17 Tahun 2012 KSP di Kab.Subang .... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.14 Kendala Penerapan UU No.17 Tahun 2012 ... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4.15 Tantangan Penerapan UU No.17 Tahun 2012 KSP di Kab.Subang . Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.16 Kendala Penerapan UU No.17 Tahun 2012 ... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4.17 Ringkasan Temuan Perubahan Mendasar dalam UU No.17 Tahun 2012 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.18 Ringkasan Temuan Perbedaan Simpanan Pokok dan Wajib terhadap

Setoran Pokok dan Sertifikat Modal Koperasi ... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4.19 Ringkasan Temuan Tantang Penerapan UU No.17 Tahun 2012 ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.20 Data Modal Sendiri KSP di Kab. Subang Periode Tahun 2009-2013 ... Error! Bookmark not defined.


(12)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

Tabel 4.21 Modal Luar KSP di Kab.Subang Periode 2009-2013 ....Error! Bookmark

not defined.

Tabel 4.22 Ringkasan Temuan Permodalan KSP di Kabupaten Subang ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.23 Penyaluran Pinjaman Kepada Anggota KSP di Kab.Subang Periode 2009-2013 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.24 Klasifikasi Pengetahuan Pengurus Mengenai UU No.17 Tahun 2012

... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.25 Klasifikasi Kendala Penerapan UU No.17 Tahun 2012 Error! Bookmark

not defined.

Tabel 4.26 Klasifikasi Prospek Pengembangan KSP dalam Penerapan UU No.17 Tahun 2012 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.27 Klasifikasi Partisipasi Anggota dalam Membiayai Koperasi ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.28 Klasifikasi Partisipasi Anggota sebagai Pengawas. Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4.29 Klasifikasi Kesejahteraan Anggota KSP . Error! Bookmark not defined. Tabel 4.30 Klasifikasi Pengetahuan Anggota Mengenai UU No.17 Tahun 2012

... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.31 Klasifikasi Persetujuan Penerapan UU No.17 Tahun 2012 ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.32 Klasifikasi Prospek Pengembangan KSP dalam Penerapan UU No.17 Tahun 2012 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.33 Partisipasi Anggota dalam Permodalan Koperasi... Error! Bookmark not

defined.


(13)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sumber Permodalan Koperasi... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.1 Semantic Deferential ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.1 Karakteristik Pengurus Berdasarkan Jenis Kelamin ....Error! Bookmark

not defined.

Gambar 4.2 Karakteristik Anggota Berdasarkan Jenis Kelamin ...Error! Bookmark

not defined.

Gambar 4.3 Karakteristik Pengurus Berdasarkan Golongan Umur .Error! Bookmark

not defined.

Gambar 4.4 Karakteristik Anggota Berdasarkan Golongan Umur ..Error! Bookmark

not defined.

Gambar 4.5 Karakteristik Pengurus Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4.6 Karakteristik Anggota Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... Error!


(14)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1... Error! Bookmark not defined. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN 2... Error! Bookmark not defined. Angket Penelitian Pengurus ... Error! Bookmark not defined. Angket Penelitian Anggota ... Error! Bookmark not defined. Pedoman Observasi ... Error! Bookmark not defined. Pedoman Wawancara ... Error! Bookmark not defined. Studi Dokumentasi ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN 3... Error! Bookmark not defined. Data Responden Pengawas ... Error! Bookmark not defined. Data Responden Anggota ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN 4... Error! Bookmark not defined. Koperasi Karya Utama ... Error! Bookmark not defined. Koperasi Gapoktan Sadulur ... Error! Bookmark not defined. Koperasi Terbit Mutiara ... Error! Bookmark not defined. Koperasi Fajar Mandiri ... Error! Bookmark not defined. Koperasi Mulana Jaya ... Error! Bookmark not defined. Koperasi Bina Swadaya Subang ... Error! Bookmark not defined. Koperasi Sinar Makmur ... Error! Bookmark not defined. Koperasi Tunas Artha Mandiri... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN 5... Error! Bookmark not defined. Angket Pengurus Skala Likert ... Error! Bookmark not defined. Angket Anggota Skala Semantic ... Error! Bookmark not defined. Angket Anggota Pilihan Ganda ... Error! Bookmark not defined. Hasil Angket Pengurus ... Error! Bookmark not defined. hasil Angket Anggota ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN 6... Error! Bookmark not defined. Uji Validitas Dan Reliabilitas Angket Pengurus .... Error! Bookmark not defined. Uji Validitas Dan Reliabilitas – Angket Anggota .. Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN 7... Error! Bookmark not defined. Dokumentasi ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN 8... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN 9... Error! Bookmark not defined.


(15)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xiii


(16)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Sejak kemerdekaan Negara Indonesia diproklamasikan telah ditetapkan dalam UUD 1945 bahwa perekonomian Indonesia dilaksanakan atas dasar demokrasi ekonomi, yang disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Rumusan ini merupakan hasil pemikiran Bung Hatta beserta Bung Karno tentang sistem perekonomian setelah mempertimbangkan saran dari Ki Hajar Dewantara, bahwa harus membangun perusahaan yang sesuai dengan perekonomian Indonesia yakni dengan koperasi. Berdasarkan atas penjelasan pasal 33 UUD 1945, dapat diketahui bahwa koperasi merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat kuat kedudukannya, karena sudah jelas diamanatkan oleh UUD 1945. Dari penjelasan pasal 33 UUD 1945 secara eksplisit disebutkan bahwa pelaku ekonomi adalah sektor Negara dan koperasi, sedangkan sektor swasta hanya disebut secara implisit. Oleh sebab itu semua warga Negara Indonesia berkewajiban untuk melestarikan dan mengembangkan koperasi sebagai salah satu sektor ekonomi Indonesia yang sejajar dengan badan usaha Negara dan usaha swasta.

Koperasi sebagai gerakan ekonomi yang tumbuh di masyarakat merupakan organisasi swadaya yang lahir atas kehendak, kekuatan dan partisipasi masyarakat dalam menentukan tujuan, sasaran kegiatan serta pelaksanaannya. Secara umum koperasi dikenal sebagai suatu bentuk perusahaan yang unik, koperasi tidak hanya dianggap berbeda dari perusahaan perseroan yang berbentuk CV, tapi juga dianggap tidak sama dengan perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh sekumpulan orang seperti Firma dan Perseroan Terbatas (PT). Koperasi secara umum merupakan suatu bentuk perusahaan yang didirikan oleh orang-orang tertentu, untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu, berdasarkan ketentuan dan tujuan tertentu pula.


(17)

2

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Koperasi di Indonesia telah menjadi kekuatan ekonomi yang akhir-akhir ini berkembang cukup pesat. Perkembangan tersebut berguna untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, oleh karenanya koperasi bisa disebut sebagai soko guru perekonomian di Indonesia. Dalam kehidupan ekonomi masyarakat saat ini, koperasi terbukti masih diperlukan terutama dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor usaha kecil dan menengah. Koperasi telah menyumbang sepertiga pasar kredit mikro di Indonesia yang sangat dibutuhkan masyarakat luas dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing. Bahkan koperasi mampu melayani puluhan juta anggota, melebihi kemampuan bank besar sekalipun. Namun karakter koperasi Indonesia yang kecil dan tidak bersatu dalam suatu sistem yang baik membuat peranan koperasi tidak begitu terlihat dalam praktek.

Perkembangan koperasi di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Berikut adalah tabel 1.1 jumlah koperasi tahun 2009-2013 :

Tabel 1.1

Jumlah Koperasi di Indonesia Tahun 2009-2013

Tahun Jumlah Koperasi Koperasi Aktif Koperasi Tidak Aktif

2009 170.411 120.473 49.938

2010 177.482 124.855 52.627

2011 188.181 133.666 54.515

2012 192.443 137.765 54.678

2013 200.808 142.387 58.421

Sumber : Data Kemenkop UKM 2013

Berdasarkan data Kemenkop UKM 2013 diatas dapat dilihat bahwa jumlah koperasi di Indonesia tahun 2009-2013 terus mengalami kenaikan pada tahun 2013 jumlah koperasi meningkat sebesar 4,34% dibandingkan pada tahun 2012. Pada tahun 2013 sebesar 200.808 koperasi sedangkan pada tahun 2012 sebesar 192.443 koperasi.

Peningkatan jumlah koperasi di Indonesia juga disertai dengan peningkatan jumlah anggota koperasinya, hal ini dapat dilihat dalam tabel 1.2 sebagai berikut :


(18)

3

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.2

Jumlah Anggota Koperasi di Indonesia Tahun 2009-2013

Tahun Anggota Koperasi

2009 29.240.271

2010 30.461.121

2011 20.848.913

2012 33.687.417

2013 34.685.145

Sumber : Data Kemenkop UKM 2013

Melihat dari perkembangan jumlah koperasi dan anggota koperasi di Indonesia yang setiap tahun mengalami peningkatan akan memberikan hal positif bagi pertumbuhan perekonomian nasional. Karena melalui wadah koperasi para anggota dapat melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Dengan semangat kebersamaan inilah koperasi hadir dan diperlukan guna mendorong tumbuhnya usaha-usaha kecil di masyarakat. Dalam rangka memenuhi kebutuhan usaha dan lainnya, para anggota koperasi dapat menggunakan jasa pinjaman koperasi, tanpa agunan dan tidak dikenakan bunga pengembalian yang tinggi. Sehingga usaha-usaha kecil yang ada diharapkan tetap tumbuh tanpa harus terjerat dan terlilit hutang yang mencekik. Selain itu, semakin membaiknya tingkat kesadaran masyarakat akan arti pentingnya koperasi, serta proses dan prosedur yang mudah dalam pendirian sebuah koperasi, menjadi kontribusi tersendiri banyak berdirinya koperasi di hampir setiap wilayah di Indonesia.

Dalam sejarah koperasi Indonesia dapat dilihat bahwa koperasi Indonesia lahir dan tumbuh dari “proses simpan pinjam”. Artinya, koperasi yang ada saat ini diawali dari adanya kegiatan simpan pinjam. Koperasi Simpan Pinjam merupakan salah satu jenis koperasi yang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi dan Keputusan Menteri Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia


(19)

4

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nomor: 351/Kep/M/XII/1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.

Tujuan utama didirikan koperasi khususnya koperasi simpan pinjam adalah untuk mencegah masyarakat agar tidak terjebak dalam sistem lintah darat atau rentenir. Banyak manfaat yang dapat diambil dari keberadaan koperasi simpan pinjam, manfaat yang dimaksud yakni manfaat di bidang ekonomi. Manfaat dalam bidang ekonomi dapat berupa kemudahan para anggota dalam menyimpan dan meminjam dana dengan jumlah bunga dan waktu yang telah disepakati. Sehingga koperasi diharapkan mampu memperoleh modal untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Namun agar anggota atau pelaku dari kegiatan usaha tersebut mendapat keuntungan yang maksimal, harus diperhatikan perkembangan badan usaha tersebut.

Perkembangan koperasi di Indonesia semakin meningkat, berbanding terbalik dengan perkembangan koperasi simpan pinjam, khususnya di Kabupaten Subang. Dimana jumlah koperasi di Kabupaten Subang hingga tahun 2013 sebanyak 976 koperasi namun yang aktif melaksanakan kegiatan perkoperasian sebanyak 489 koperasi sisanya sebanyak 487 koperasi tidak aktif beroperasi. Selain itu banyak lembaga usaha perkoperasian, terutama koperasi simpan pinjam (KSP) yang gulung tikar. Padahal Kabupaten Subang pernah mendapat predikat kabupaten koperasi namun sekarang tinggal nama saja.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM yakni Ugit Sugiana bahwa “keterpurukan dunia perkoperasian di Kabupaten Subang disebabkan oleh kredit macet dan persoalan internal berkaitan dengan permodalan.”

Berikut data permodalan koperasi simpan pinjam (KSP) di Kabupaten Subang yang berasal dari modal sendiri dan modal luar, dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut :


(20)

5

Tabel 1.3

Data Permodalan KSP di Kab. Subang Periode Tahun 2009-2013

No Nama

Koperasi

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Modal Sendiri Modal Luar Modal Sendiri Modal Luar Modal Sendiri

Modal Luar Modal

Sendiri

Modal Luar

Modal Sendiri Modal

Luar

1. Karya

Utama

1.305.611. 132

- 1.321.472.

377

20.000.00 0

1.849.371.2 86

- 3.019.058.2

76

- 4.036334.672 -

2. Gapoktan

Sadulur 265.695.38 0 101.024. 045 265.695.38 0 50.315.00 1 298.242.71 5

319.835.242 216.653.310 195.293.3

26

236.464.666 100.560.8

77

3. Terbit

Mutiara

78.508.782 - 72.885.524 - 76.765.129 - 110.935.231 - 152.002.063 -

4. Fajar

Mandiri 125.831.01 7 50.000.0 00 131.877.84 8 50.000.00 0 136.654.45 0

50.000.000 66.445.557 50.000.00

0

94.348.200 50.000.00

0

5. Mulana

Jaya 144.893.89 2 50.000.0 00 150.560.75 0 50.000.00 0 189.000.00 0

50.000.000 200.000.000 50.000.00

0

196.000.000 50.000.00

0

6. Bina

Swadaya

216.646.89 4

- 222.298.34

0

- 234.643.67

0

- 227.836.201 33.360.30

9

297.339.869 -

7. Sinar

Makmur

66.006.993 65.000.0

00

69.885.330 65.000.00

0

73.793.780 65.000.000 70.229.185 65.000.00

0

70.645.340 65.000.00

0

8. Tunas

Artha Mandiri

166.489.10 0

- 170.339.00

0

- 170.001.98

0

- 168.065.080 - 171.824.589 -


(21)

6

Berikut adalah tabel jumlah keseluruhan modal sendiri dan modal luar dari kedelapan KSP diatas tahun 2009-2013 :

Tabel 1.4

Jumlah Modal Sendiri dan Modal Luar KSP di Kab. Subang Periode 2009-2013

Tahun Modal sendiri Modal Luar

2009 2,369,683,190 266,024,045

2010 2,405,014,559 235,315,001

2011 2,858,471,030 484,835,242

2012 4,079,222,840 393,653,635

2013 5,254,959,399 265,560,877

Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kab.Subang

Tabel 1.3 dan 1.4 memperlihatkan bahwa permodalan koperasi simpan pinjam terdiri dari modal sendiri dan modal luar. Modal sendiri terdiri dari simpanan pokok, wajib, sukarela, cadangan, dan lain-lain. Sedangkan modal luar berasal dari anggota, pinjaman dari luar, hibah, dan hadiah. Sumber permodalan KSP di kabupaten Subang terbesar itu didapat dari modal sendiri yakni yang berasal dari simpanan wajib (perincian sumber modal sendiri dan modal luar dapat dilihat dalam lampiran 4). Hal ini terjadi karena bagi anggota yang ingin meminjam dana ke koperasi anggota tersebut wajib memenuhi persyaratan dengan membayar selain setoran pokok juga harus membayar simpanan wajib yang telah menjadi kewajiban anggota. Sedangkan minat anggota dalam simpanan sukarela sangat minim, karena anggapan anggota yang berpikir lebih baik menyimpan dananya di Bank dengan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan di koperasi.

Tidak semua koperasi memperoleh modal dari luar koperasi, hal ini terjadi karena ada sebagian koperasi yang menutup diri untuk tidak menerima pinjaman dana dari pihak luar selain koperasi. Selain itu, dikarenakan ada koperasi yang hingga saat ini belum mendapat tawaran pinjaman dari luar baik itu dari bank ataupun dari pemerintah.

Koperasi yang memiliki modal dari luar, rata-rata modal tersebut berasal dari pinjaman bank, bukan dari pemerintah. Sehingga minim sekali bantuan atau


(22)

7

dukungan dari pemerintah. Hal ini yang menyebabkan banyak koperasi khususnya KSP di Kabupaten Subang yang gulung tikar, karena keterbatasan dana dan kredit macet.

Perkembangan permodalan yang berasal dari modal sendiri dan modal luar koperasi simpan pinjam (KSP) di Kabupaten Subang diatas dapat dilihat pada tabel 1.4 berikut:

Tabel 1.5

Perkembangan Permodalan KSP di Kab.Subang Periode 2009-2013

Tahun Modal sendiri

(%)

Modal Luar (%)

2009 0.00% 0.00%

2010 1.49% -11.54%

2011 18.85% 106.04%

2012 42.71% -18.81%

2013 28.82% -32.54%

Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Subang (Data diolah)

Pada tabel 1.4 dapat dilihat bahwa permodalan Koperasi Simpan Pinjam di Kabupaten Subang yang berasal dari modal sendiri mengalami perkembangan yang fluktuatif, di tahun 2010 hingga tahun 2012 modal sendiri KSP mengalami kenaikan terus menerus. Akan tetapi di tahun 2013 modal sendiri koperasi mengalami penurunan dimana perkembangannya hanya mencapai 28,82%, padahal sebelumnya di tahun 2012 perkembangannya mencapai 42,71%. Sedangkan untuk modal luar terus mengalami penurunan, tetapi pada tahun 2011 mengalami kenaikan yang cukup tinggi sebesar 106,04%. Namun sisanya perkembangan modal luar KSP mengalami penurunan, penurunan paling besar di tahun 2013 dimana penurunan mencapai -32,54%.

Penurunan permodalan KSP ini banyak disebabkan karena kredit macet dan kekurangan permodalan yang mengakibatkan pengurusnya bubar secara perlahan. Keterpurukan dunia perkoperasian di kabupaten Subang disebabkan oleh tiga hal krusial, yakni lemahnya sumber daya manusia, disharmonisasi antara pengurus, dan


(23)

8

pinjaman yang macet. kebangkrutan koperasi lebih disebabkan kredit macet dan persoalan internal berkaitan dengan keuangan, dan yang lebih penting adalah peranan dari pemerintah daerah.

Perkembangan koperasi menurut Roopke (2003:70) dipengaruhi oleh: 1. Faktor internal yang terdiri dari :

a. Pengelolaan (pengurus dan manajer) b. Pelayanan

c. Partisipasi anggota d. Permodalan

2. Faktor eksternal yang terdiri dari : a. Iklim usaha (persaingan) b. Kebijakan pemerintah c. Perkembangan teknologi.

Dengan demikian terdapat beberapa indikator yang mempengaruhi perkembangan koperasi yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal salah satunya yaitu permodalan, sedangkan faktor eksternal salah satunya adalah kebijakan pemerintah.

Serangkaian kebijakan politis telah dilakukan oleh pemerintah dalam pembangunan koperasi sebagai penjabaran Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33. Telah ada empat Undang-Undang yang megatur koperasi di Indonesia, pertama Undang-Undang Nomor 14 tahun 1965. Undang-Undang ini lebih banyak menekankan koperasi sebagai gerakan politik ketimbang gerakan ekonomi, undang-undang tersebut menempatkan koperasi sebagai wadah perjuangan ekonomi rakyat dan landasan azas-azas dan sendi dasar koperasi dari kemurniannya.

undang Nomor 14 tahun 1965 kemudian diganti dengan Undang-undang Nomor 12 tahun 1967. Tidak banyak perubahan yang signifikan secara kelembagaan dan usaha koperasi, kecuali sebatas melepaskan koperasi dari gerakan dan partai politik. Pada tahun 1992 Undang-undang koperasi diubah lagi dengan


(24)

9

Undang-undang Nomor 25 tahun 1992, perubahan terpenting diantaranya mengenai definisi koperasi, keterkaitan koperasi dengan kepentingan ekonomi anggotanya, kelembagaan pengelolaan dan kesempatan koperasi untuk mengangkat pengelola dari non-anggota.

Setelah berjalan dua puluh tahun, Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 diubah lagi dengan Undang-Undang nomor 17 tahun 2012. Terdapat beberapa perubahan bagi koperasi, antara lain adalah dalam hal perubahan anggaran dasar (terkait dengan penyesuaian: nama, fungsi pengawas dan pengurus, usaha dan jenis koperasi, modal koperasi dan seterusnya), rencana pemisahan (spin-off) unit usaha simpan pinjam pada koperasi serbausaha (multipurpose) menjadi koperasi simpan pinjam (KSP) serta adanya perlindungan terhadap Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dengan pembentukan lembaga penjaminan KSP untuk melindungi para nasabahnya/anggotanya.

Perubahan Undang-Undang ini menuai pro-kontra dari berbagai pihak dipenjuru Negara. Sebab terdapat beberapa ayat yang isinya dinilai akan merugikan koperasi itu sendiri dan dapat menghambat perkembangan koperasi. Salah satunya adalah ayat yang menyebutkan bahwa pengurus koperasi bisa di ambil dari pihak luar atau non anggota. Hal itu sebagai permasalahan yang sangat vital, karena bertentangan dengan hakekat dan jati diri koperasi, mengingat identitas diri sebuah koperasi adalah dari, oleh dan untuk anggota. Untuk itu, pengurus koperasi haruslah seseorang yang telah menjadi anggota dan bukan dari pihak luar. Revisi Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 dengan Undang-Undang-Undang-Undang nomor 17 tahun 2012 mengalami perubahan mendasar pada definisi koperasi yang semula koperasi adalah badan usaha kini koperasi menjadi badan hukum yang memiliki kesamaan perlakuan dengan bidang kelembagaan usaha lainnya seperti swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Istilah-istilah tertentu yang sebelumnya terdapat di UU Nomor 25 Tahun 1992, juga mengalami perubahan di UU Nomor 17 Tahun 2012. Bila sebelumnya


(25)

10

terdapat istilah koperasi seperti simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela, kini terdapat istilah lain seperti setoran pokok dan sertifikat modal koperasi. Setoran Pokok dianggap bertentangan dengan prinsip sukarela, karena seperti terpaksa untuk menjadi anggota koperasi, karena dana yang disetorkan apabila keluar dari anggota koperasi tidak dapat diambil kembali. Hal ini dikhawatirkan akan menyebabkan banyak anggota koperasi yang akan keluar dari keaanggotaannya.

Sertifikat modal yang boleh dimiliki oleh anggota koperasi melebihi ketentuan minimal, maka prinsip koperasi pengelolaan dilakukan secara demokratis serta prinsip otonomi dan kemerdekaan/kebebasan akan terenggut dengan kekuatan modal. Meskipun dalam pasal 69 dijelaskan bahwa sertifikat modal koperasi tidak memiliki hak suara, artinya bahwa dalam pengambilan keputusan kebijakan koperasi tetap menganut one man one vote. Namun realitas di masyarakat orang yang memiliki modal besar akan bisa mempengaruhi anggota lain, agar mengambil keputusan sesuai dengan yang diinginkannya.

Undang-Undang nomor 17 tahun 2012 juga menyebutkan bahwa pemupukan modal awal koperasi melalui modal penyertaan dari pihak luar serta sertifikat modal, hal ini dianggap tidak berkeadilan. Sebab permodalan koperasi yang dahulu dihimpun secara swadaya dari anggota, kini berganti dengan membuka peluang dari pihak luar untuk menanamkan modalnya. Dengan adanya sertifikat modal, koperasi kini lebih mirip perusahaan yang menjual kepentingan melalui saham dan dikendalikan oleh pasar.

Perubahan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 menjadi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 dilakukan pemerintah untuk digunakan sebagai dasar untuk menjadikan koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat. Akan tetapi banyak anggapan bahwa Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 ini diwaspadai akan menjadi ancaman serius terhadap keberadaan koperasi di Indonesia.


(26)

11

Berdasarkan wawancara dengan Ketua KSP Bina Swadaya Subang yakni Enti Suharti ia menyatakan bahwa :

“Pada pasal 78 koperasi dilarang membagikan profit apabila diperoleh dari hasil transaksi usaha dengan non-anggota. Hal ini menurut saya akan menghambat perkembangan KSP. Kenapa? sebab koperasi tidak mungkin melakukan transaksi dengan nilai laba tinggi kepada Anggotanya, karena justru menekan laba/profit demi memberikan kesejahteraan kepada Anggotanya. Sehingga dengan adanya ketentuan itu tentu akan mengurangi minat masyarakat untuk menjadi anggota koperasi. Efeknya semakin lama koperasi tidak akan berkembang, malahan akan mati.”

UU No.17 Tahun 2012 dinilai bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945 dan tidak lagi mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. Sehingga Mahkamah Konstitusi (MK) pada tanggal 28 Mei 2014 membatalkan Undang-Undang tentang perkoperasian tersebut. Dalam pertimbangannya bahwa filosofi dalam UU No.17 Tahun 2012 tidak sesuai dengan hakikat susunan perekonomian sebagai usaha bersama dan berdasarkan asa kekeluargaan yang termuat dalam Pasal 33 ayat (1) UUD 1945. Selain itu Undang-Undang tersebut mengutamakan skema permodalan materiil dan finansial serta mengesampingkn modal social yang menjadi ciri fundamenta koperasi sebagai suatu entitas khas pelaku ekonomi berdasarkan UUD 1945. Koperasi juga menjadi sama dan tidak berbeda dengan perseroan terbatas dan kehilangan roh konstitusionalnya sebagai entitas pelaku ekonomi khas bagi bangsa yang berfilosofi gotong royong.

Berdasarkan paparan diatas seandainya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tidak dibatalkan apakah akan mampu mengembangkan koperasi di Indonesia khususnya koperasi simpan pinjam (KSP) di Kabupaten Subang, yang dapat dilihat dari implementasi UU Nomor 17 Tahun 2012 aspek permodalan. Bagaimana kesiapan dan pemahaman pengurus koperasi mengenai implementasi UU Nomor 17 Tahun 2012 dalam aspek permodalan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang, serta bagaimana kendala, prospek dan tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan UU Nomor 17 Tahun 2012 di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang.


(27)

12

Berdasarkan uraian diatas penulis ingin melakukan penelitian terhadap suatu permasalahan yang telah diuraikan diatas dengan judul “Studi Deskriptif Aspek

Permodalan Koperasi Dalam Implementasi UU No 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah pokok penelitian.

Secara umum masalah pokok penelitian ini menyangkut implementasi seandainya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tidak dibatalkan, dilihat dari aspek permodalan pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang. Dengan demikian identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut “Bagaimana implementasi UU Nomor 17 Tahun 2012 dalam aspek permodalan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang?”

Agar tidak menyimpang dari pokok masalah, maka masalah dalam penelitian ini dapat dibatasi ke dalam sub pokok permasalahan yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran umum kondisi saat ini mengenai permodalan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang?

2. Bagaimana kesiapan dan pemahaman pengurus koperasi mengenai implementasi UU Nomor 17 Tahun 2012 dalam aspek permodalan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang?

3. Apakah kendala yang dihadapi koperasi simpan pinjam (KSP) di Kabupaten Subang dalam penerapan UU Nomor 17 Tahun 2012?

4. Bagaimana prospek pengembangan koperasi simpan pinjam (KSP) di Kabupaten Subang sehubungan dengan adanya perubahan UU Nomor 17 Tahun 2012?


(28)

13

5. Apa saja tantangan yang akan dihadapi oleh koperasi dalam pengembangan koperasi simpan pinjam (KSP) di Kabupaten Subang berkaitan dengan adanya perubahan kebijakan yang tertuang dalam UU Nomor 17 Tahun 2012?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Berdasarkan fokus penelitian yang telah diungkap diatas, maka secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi UU Nomor 17 Tahun 2012 dalam aspek permodalan pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang.

2. Tujuan Khusus

Adalah untuk mengungkapkan :

a. Gambaran umum kondisi saat ini mengenai permodalan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang

b. Kesiapan dan pemahaman pengurus koperasi mengenai implementasi UU Nomor 17 Tahun 2012 dalam aspek permodalan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang.

c. Kendala yang dihadapi koperasi simpan pinjam (KSP) di Kabupaten Subang dalam penerapan UU Nomor 17 Tahun 2012.

d. Prospek pengembangan koperasi simpan pinjam (KSP) di Kabupaten Subang sehubungan dengan adanya perubahan UU Nomor 17 Tahun 2012.

e. Tantangan yang akan dihadapi oleh koperasi dalam pengembangan koperasi simpan pinjam (KSP) di Kabupaten Subang berkaitan dengan adanya perubahan kebijakan yang tertuang dalam UU Nomor 17 Tahun 2012.


(29)

14

1.4 Manfaat Penelitian

Dari informasi yang ada, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat secara :

1. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan dan menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya tentang implementasi UU Nomor 17 Tahun 2012 dalam aspek permodalan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang. Serta dapat digunakan sebagai bahan acauan di bidang penelitian sejenis.

2. Praktis a. Masyarakat

Memberikan informasi dan masukan kepada masyarakat mengenai implementasi UU Nomor 17 Tahun 2012 dalam aspek permodalan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang.

b. Pemerintah

Dijadikan pertimbangan bagi pemerintah dan pihak-pihak yang berkepentingan di dunia perkoperasian dalam rangka memajukan koperasi simpan pinjam (KSP) di Kabupaten Subang.

c. Universitas Pendidikan Indonesia

Memberikan wawasan ilmiah khususnya bagi pendidikan ekonomi mengenai implementasi UU Nomor 17 Tahun 2012 dalam aspek permodalan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang.

d. Penulis

Dapat menjadi bekal dan bermanfaat bagi penulis sebagai calon pendidik sehingga diharapkan penelitian ini dapat menambah bahan kajian yang lebih mendalam di masa yang akan datang.


(30)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 44

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Objek penelitian memuat tentang variable-variabel penelitian beserta karakteritik-karakteristik/unsur-unsur yang akan diteliti, populasi penelitian, sampel penelitian, unit sampel penelitian dan tempat penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 dalam aspek permodalan koperasi. Adapun subjek penelitian ini adalah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang, para pengurus KSP dan anggota KSP yang masih aktif.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012: 2) metode penelitian pada dasarnya merupakan

“cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan”. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Metode yang digunakan dalam penelitian mengenai implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 dalam aspek permodalan koperasi simpan pinjam (KSP) di Kabupaten Subang ini adalah metode deskriptif analitis.


(31)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 45

Surakhmad (1994:139) yang menjelaskan bahwa “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengadakan deskripsi untuk pemecahan


(32)

45

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah yang ada pada masa sekarang”. Selain itu metode deskriptif analisis ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

“Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa

sekarang, pada masalah-masalah yang actual, dan data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering

disebut metode analitik).”

Arikunto (2009: 234) mengemukakan bahwa:

“Dalam penelitian deskriptif tidak diperlukan administrasi dan pengontrolan terhadap perlakuan. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang sesuatu

variabel, gejala atau keadaan.”

Sedangkan Suryabrata (2012: 76) mengemukakan pengertian penelitian deskriptif secara harfiah yakni “…adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian.”

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas mengenai penelitian deskriptif dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan fenomena atau kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi, yang nantinya akan dianalisa mengenai masalah yang terjadi dan bagaimana pemecahan masalah tersebut. Untuk mengadakan analisa, seharusnya terlebih dahulu telah mempunyai satu cara berpikir, cara pengupasan, dengan referensi atau titik tolak tertentu.

3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber penelitian. Riduwan (2010: 237) menyatakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian


(33)

46

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sementara, Arikunto (2010: 173), mengemukakan pendapatnya mengenai populasi, yaitu: “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi.”

3.3.1.1 Populasi Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

Populasi dalam penelitian ini adalah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang sejumlah 23 KSP, akan tetapi koperasi yang aktif melaksanakan RAT hanya 11 KSP.

3.3.1.2 Populasi Anggota Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

Populasi anggota KSP di Kabupaten Subang terdapat 2.086 anggota yang tersebar di masing KSP, berikut adalah tabel jumlah anggota di masing-masing KSP :

Tabel 3.1

Jumlah Anggota KSP di Kabupaten Subang

No Nama Koperasi Jumlah Anggota

1 Fajar Mandiri 75

2 Gapoktan Sadulur 39

3 Warga Karya 20

4 Karya Utama 100

5 Mulana Jaya 420

6 Tunas Artha Mandiri 21

7 Sinar Makmur 150

8 Triana Karya 500

9 Terbit Mutiara 70

10 Bina Swadaya Subang

666

11 Citra Mandiri Lestari 25

Jumlah 2086


(34)

47

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi. Arikunto (2010: 174) mendefinisikan bahwa “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian

sampel.”

3.3.2.1 Sampel Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini untuk KSP adalah sampel total sesuai dengan pendapat Surakhmad (1994:100) bahwa “sampel yang jumlahnya

sama dengan populasi sering disebut sampel total”. Penentuan sampel ini mengacu

pada pendapat Arikunto (2010:176) bahwa “apabila subjeknya kurang dari 100, lebih

baik diambil semuanya”. Sampel dalam penelitian ini adalah koperasi simpan pinjam

di Kabupaten Subang sebesar 11 KSP, daftar tabel sampel KSP di Kabupaten Subang adalah sebagai berikut

Tabel 3.2

Daftar Koperasi Simpan Pinjam di Kabupaten Subang

No Nama Koperasi Alamat Badan Hukum

Desa Kec. Tgl Nomor

1 Fajar Mandiri Tambakan Jalancagak 20/02/04 536/BH/KDK.10.11/II/04

2 Gapoktan Sadulur Jatireja Compreng 13/03/99 93/BH/KDK.10.11/III/99

3 Warga Karya Soklat Subang 20/06/03 528/BH/KDK.10.11/VI/03

4 Karya Utama Jatireja Compreng 10/03/03 519/BH/KDK.10.11/III/03

5 Mulana Jaya Kalijati Timur Kalijati 12/03/01 482/BH/KDK.10.11/III/01

6 Tunas Artha Mandiri

Pasirkareumbi Subang 04/06/09 139/PAD/MENEG.1/VI/09

7 Sinar Makmur Pasirkareumbi Subang 20/11/03 534/BH/KDK.10.11/XI/03

8 Triana Karya Pasirkareumbi Subang 15/03/04 538/BH/KDK.10.11/III/04

9 Terbit Mutiara Gunung

Sembung

Pagaden 17/06/10 518/BH/668/DISKOP dan UMKM

10 Bina Swadaya Subang

Sukamulya Pagaden 20/04/09 518/BH/6336DISKOP dan UMKM


(35)

48

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lestari

Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kab.Subang

3.3.2.2 Sampel Anggota Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

Jumlah anggota koperasi simpan pinjam secara keseluruhan sebanyak 2086 anggota yang aktif. Untuk penarikan sampel peneliti mengambil sampel dari populasi yang ada untuk diteliti, dan untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut :

(Riduwan, 2010: 65)

Dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi e= Taraf kesalahan (10%)

Sehingga jumlah sampel yang diambil berdasarkan rumus tersebut adalah :

= 96 dibulatkan

Berdasarkan perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 96 anggota sebagai sampel.

Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampel wilayah. Sampel wilayah adalah teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi (Arikunto, 2010:182).


(36)

49

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun tahap-tahap dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut : a. Mendata seluruh KSP yang akan dianalisis

b. Menentukan besarnya alokasi sampel masing-masing KSP sebagai berikut : (Riduwan, 2010: 65)

Dimana :

N = Jumlah populasi seluruhnya Ni = Jumlah populasi menurut stratum ni = Jumlah sampel menurut stratum n = Jumlah sampel seluruhnya

Dalam penarikan sampel anggota KSP dilakukan secara proporsional, yang dapat dilihat pada tabel 3.3:

Tabel 3.3

Jumlah Sampel Anggota Dari Masing-Masing KSP

No Nama Koperasi Jumlah

Anggota

Sampel

1 Fajar Mandiri 75 75/2086 x 96 = 4

2 Gapoktan Sadulur 39 39/2086 x 96 = 2

3 Warga Karya 20 20/2086 x 96 = 1

4 Karya Utama 100 100/2086 x 96 = 5

5 Mulana Jaya 420 420/2086 x 96 = 19

6 Tunas Artha Mandiri 21 21/2086 x 96 = 1

7 Sinar Makmur 150 150/2086 x 96 = 7

8 Triana Karya 500 500/2086 x 96 = 23

9 Terbit Mutiara 70 70/2086 x 96 = 3

10 Bina Swadaya Subang 666 666/2086 x 96 = 30

11 Citra Mandiri Lestari 25 25/2086 x 96 = 1

Total 2086 96

Sumber : Data Dinas Koperasi dan UMKM Kab.Subang (Data diolah) 3.4 Teknik Pengumpulan Data


(37)

50

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian menentukan kualitas yang dikumpulkan dan data menentukan kualitas penelitiannya, karena itu pengumpulan data harus mendapatkan penggarapan yang cermat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Studi observasi

Studi observasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran (Fathoni, 2006:104). Dalam menggunakan studi observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.

2. Teknik Angket

Arikunto (2010: 194) menyatakan bahwa “Angket atau Kuisioner yaitu

pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat pertanyaan maupun pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi sampel dalam”. Sebelum angket atau kuisioner disusun, harus dilakukan prosedur sebagai berikut :

a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan angket atau kuisioner.

b. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran angket atau kuisioner. c. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan

tunggal.

d. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukanan teknik analisisnya.

3. Teknik Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Hal ini sependapat dengan Teguh (2005: 136) yang mengemukakan bahwa


(38)

51

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam wawancara ini terjadi interaksi komunikasi antara pihak peneliti selaku penanya dan responden selaku pihak yang diharapkan memberikan jawaban.”

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Moleong (2007: 190) mengungkapkan bahwa “Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.”

Peneliti menggunakan jenis wawancara ini bertujuan mencari jawaban terhadap hipotesis kerja. Untuk itu pertanyaan-pertanyaan disusun dengan rapi dan ketat. Jenis ini dilakukan pada situasi jika sejumlah sampel yang representatif ditanyai dengan pertanyaan yang sama dan hal ini penting sekali. Semua aspek dipandang mempunyai kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.

4. Studi Dokumentasi

Arikunto (2010: 274) mengemukakan bahwa “Studi Dokumentasi, yaitu studi

yang digunakan dalam hal-hal atau variable yang berupa catatan,transkrip, buku, surat kabar, majalah, foto-foto, film dokumenter, dan data yang relevan sesuai dengan penelitian.

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian akan menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.

Adapun langkah-langkah penyusunan angket menurut Arikunto (2006:151) adalah sebagai berikut:

1. Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu untuk memperoleh data dari responden mengenai implementasi UU No.17 tahun 2012 dalam aspek permodalan koperasi simpan pinjam.


(39)

52

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Menentukan objek yang menjadi responden, yaitu koperasi simpan pinjam di kabupaten Subang.

3. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian.

4. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

5. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan alternatif jawaban untuk jenis jawaban yang sifatnya tertutup.

6. Menetapkan kriteria pemberian skor untuk setiap item pertanyaan yang bersifat tertutup. Alat ukur yang digunakan dalam pemberian skor adalah daftar pertanyaan yang menggunakan skala likert dengan ukuran ordinal.

7. Menyebarkan angket

8. Mengelola dan menganalisis angket.

Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert dan skala semantic deferential. Menurut Sugiyono (2002: 86) menyatakan bahwa “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis ketentuan skala yang digunakannya sebagai berikut:

Tabel 3.4

Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert

Alternatif Jawaban Skor

SS = Sangat Setuju 5

S = Setuju 4

KS = Kurang Setuju 3

TS = Tidak Setuju 2

STS = Sangat Tidak Setuju 1


(40)

53

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan skala pengukuran yang berbentuk semantic deferential yang dikembangkan oleh Osgood. Tujuan penggunaan skala semantic deferentaial

menurut Sugiyono (2002: 91) menyatakan bahwa “…digunakan untuk mengukur

sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist”. Skala ini tersusun dalam satu garis kontinum yang jawabannya sangat positifnya terletak di bagian angka yang paling tinggi atau di sebelah kiri garis dan jawabannya yang sangat negative tertelak di bagian angka yang paling kecil atau di sebelah kanan garis. Data yang diperoleh adalah data interval dan digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang.

Negatif Positif

1 2 3 4 5 6 7 Gambar 3.1 Semantic Deferential

Keterangan :

1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju

3 = Agak Tidak Setuju 4 = Netral / Ragu-Ragu 5 = Agak Setuju

6 = Setuju

7 = Sangat Setuju

3.6 Pengujian Instrumen

Analisis instrumen penelitian digunakan untuk menguji apakah instrumen penelitian ini memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik atau tidak sesuai dengan standar metode penelitian.


(41)

54

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.6.1 Uji validitas

Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner atau angket yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Untuk menguji validitas instrumen (pertanyaan) ini menggunakan alat bantu

Microsoft Excel 2007. Langkah-langkah yang perlu dipersiapkan dan dilakukan

untuk menguji validitas kuesioner menurut Fathoni (2006: 122) adalah sebagai berikut:

a. Susun daftar pertanyaan dengan skala nilai, untuk alternative jawaban yang tersedia, antara 1-5 dan 1-7.

b. Gunakan daftar pertanyaan tersebut dalam uji petik wawancara

c. Cantumkan nilai hasil uji petik tersebut ke dalam tabulasi data hasil wawancara. d. Susun data nilai hasil wawancara yang diperoleh ke dalam tabulasi perhitungan

(tabel analisis data).

e. Gunakan rumus product moment untuk menguji validitas untuk tiap nomor pertanyaan yang ada pada daftar pertanyaan berdasarkan data hasil wawancara pada tabulasi hasil wawancara tersebut. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

Keterangan:

r = koefisien korelasi

X = skor yang diperoleh dari subjek tiap item Y = skor total item pertanyaan

= jumlah skor dalam distribusi X = jumlah skor dalam distribusi Y


(42)

55

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y N = jumlah responden

f. Bandingkan skor (nilai) Rh (R-hitung) yang dicapai dengan nilai Rt (R-tabel) pada baris ke (N-2) pada taraf signifikan tertentu, 5% atau 1%.

g. Bila Rh lebih besar daripada Rt berarti pertanyaan nomor yang diuji adalah valid, sebaliknya bila Rh lebih kecil dari Rt berarti pertanyaan nomor yang diuji tidak valid.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus diatas, diperoleh hasil pengujian validitas alat ukur untuk masing-masing angket yakni angket yang diisi oleh pengurus dan angket yang diisi oleh anggota.

a. Angket Pengurus

Pengujian validitas alat ukur implementasi UU No.17 Tahun 2012 dalam aspek permodalan di Koperasi Simpan Pinjam yang terdiri dari 3 dimensi dan 27 item yang diujikan pada 15 respoden, didapat bahwa semua item soal valid. Berikut ini disajikan hasil uji coba validitas empiris angket untuk pengurus pada tabel 3.5 berikut ini:

Tabel 3.5

Uji Validitas Item Instrumen Penelitian Angket Pengurus

No.Item Implementasi UU No.17 Tahun 2012 dalam Aspek Permodalan

Dimensi rtabel rhitung Ket.

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Pengetahuan

UU No.17 Tahun 2012

0.46 0.77 Valid

2 0.46 0.80 Valid

3 0.46 0.95 Valid

4 0.46 0.82 Valid

5 Kendala

Penerapan UU No.17 Tahun

2012

0.46 0.61 Valid

6 0.46 0.57 Valid

7 0.46 0.49 Valid

8 A 0.46 0.48 Valid

B 0.46 0.47 Valid

C 0.46 0.64 Valid


(43)

56

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E 0.46 0.52 Valid

9 Prospek

Pengembangan Koperasi Simpan Pinjam

(KSP)

(2)

0.46 0.64 Valid

10 a 0.46 0.58 Valid

B 0.46 0.49 Valid

C 0.46 0.49 Valid

D 0.46 0.54 Valid

E 0.46 0.74 Valid

Lanjutan…

(1) (3) (4) (5)

F 0.46 0.64 Valid

G 0.46 0.61 Valid

11 a 0.46 0.46 Valid

B 0.46 0.79 Valid

C 0.46 0.48 Valid

D 0.46 0.48 Valid

E 0.46 0.59 Valid

F 0.46 0.53 Valid

G 0.46 0.48 Valid

Sumber : Angket Penelitian Pengurus (Data diolah)

Dari uji validitas penelitian pada tabel 3.5 diatas, dapat diketahui bahwa ke 27 butir soal dinyatakan valid, yang berarti soal tersebut layak untuk dijadikan instrument penelitian kepada pengurus Koperasi Simpan Pinjam (KSP).

b. Angket Anggota

Pengujian validitas alat ukur implementasi UU No.17 Tahun 2012 dalam aspek permodalan di Koperasi Simpan Pinjam yang terdiri dari 13 item soal yang diujikan pada 45 respoden, didapat bahwa semua item soal valid. Berikut ini hasil uji coba validitas empiris angket untuk pengurus pada tabel 3.6 berikut ini:

Tabel 3.6

Uji Validitas Item Instrumen Penelitian Angket Anggota

No.Item Implementasi UU No.17 Tahun 2012 dalam Aspek Permodalan

rtabel rhitung Ket.

1 0.28 0.65 Valid

2 0.28 0.66 Valid

3 0.28 0.69 Valid

4 0.28 0.60 Valid

5 0.28 0.56 Valid


(44)

57

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7 0.28 0.66 Valid

8 0.28 0.55 Valid

9 0.28 0.43 Valid

10 0.28 0.53 Valid

11 0.28 0.42 Valid

12 0.28 0.30 Valid

13 0.28 0.47 Valid

Sumber : Angket Penelitian Anggota (Data diolah)

Dari uji validitas penelitian pada tabel 3.6 diatas, dapat diketahui bahwa ke 13 butir soal dinyatakan valid, yang berarti soal tersebut layak untuk dijadikan instrument penelitian kepada anggota Koperasi Simpan Pinjam (KSP).

3.6.2 Uji Reliabilitas

Fathoni (2006: 125) mengemukakan bahwa “Reliabilitas selain berarti

ketelitian dalam melakukan pengukuran juga dapat diartikan sebagai ketelitian alat

ukur yang digunakan.” Sedangkan Arikunto (2010: 221) menyatakan bahwa

“Reliabilitas menunjukkan suatu pengertian pada suatu instrumen cukup dapat di percaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena intsrumen itu sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.”

Seperti halnya pada perhitungan validitas data, perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini juga mengunakan bantuan Microsoft Excel 2007.

Pengujian Reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus

Spearman-Brown. Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah :

a. Mengelompokkan skor butir bernomor ganjil sebagai belah pertama dan kelompok skor butir bernomor genap sebagai belah kedua.

b. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua, dan akan diperoleh harga rxy dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu :


(45)

58

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi

N = Jumlah Responden

∑X = Jumlah skor X

∑Y = Jumlah skor Y

∑XY = Jumlah skor X dan skor Y

c. Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman-Brown, yaitu :

Keterangan :

r11 = Reliabilitas instrumen

r1/21/2 = rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen. Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut :

a) Jika r11 > rtabel dikatakan reliabel. b)Jika r11 < rtabel dikatakan tidak reliabel.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus diatas, diperoleh hasil pengujian reliabilitas alat ukur untuk masing-masing angket yakni angket yang diisi oleh pengurus dan angket yang diisi oleh anggota.

a. Angket Pengurus

Uji reliabilitas untuk angket pengurus dapat dilihat dalam tabel 3.7 berikut ini: Tabel 3.7

Uji Reliabilitas Angket Pengurus Dimensi (1) No. Item (2) Varian Item (3) Jumlah Varian Item (4) Total Varian Item (5) Reliabilitas (6) rtabel (7) Ket. (8) Pengetahuan UU No.17 Tahun

1 0.28 1.08 2.98 0.68 0.46 Reliabel


(46)

59

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2012 3 0.21 1.08 2.98 0.68 0.46 Reliabel

4 0.24 1.08 2.98 0.68 0.46 Reliabel

Kendala Penerapan UU

No.17 Tahun 2012

Lanjutan…

(1)

5 0.74 5.24 11.88 0.64 0.46 Reliabel

6 0.81 5.24 11.88 0.64 0.46 Reliabel

7 0.27 5.24 11.88 0.64 0.46 Reliabel

8 a 0.69 5.24 11.88 0.64 0.46 Reliabel

B 0.71 5.24 11.88 0.64 0.46 Reliabel

C 0.98 5.24 11.88 0.64 0.46 Reliabel

D 0.64 5.24 11.88 0.64 0.46 Reliabel

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

E 0.40 5.24 11.88 0.64 0.46 Reliabel

Prospek Pengembangan Koperasi Simpan

Pinjam

9 0.92 13.76 65.12 0.84 0.46 Reliabel

10 a 0.95 13.76 65.12 0.84 0.46 Reliabel

B 0.49 13.76 65.12 0.84 0.46 Reliabel

C 0.81 13.76 65.12 0.84 0.46 Reliabel

D 0.69 13.76 65.12 0.84 0.46 Reliabel

E 0.74 13.76 65.12 0.84 0.46 Reliabel

F 0.60 13.76 65.12 0.84 0.46 Reliabel

G 0.66 13.76 65.12 0.84 0.46 Reliabel

11 a 1.21 13.76 65.12 0.84 0.46 Reliabel

B 1.12 13.76 65.12 0.84 0.46 Reliabel

C 1.12 13.76 65.12 0.84 0.46 Reliabel

D 0.64 13.76 65.12 0.84 0.46 Reliabel

E 1.52 13.76 65.12 0.84 0.46 Reliabel

F 1.07 13.76 65.12 0.84 0.46 Reliabel

G 1.21 13.76 65.12 0.84 0.46 Reliabel

Sumber : Angket Penelitian Pengurus (Data diolah)

Berdasarkan tabel 3.7 menunjukkan bahwa instrument penelitian pengurus pada setiap butir soal masing-masing dimensi dalam penelitian ini merupakan instrument yang reliabel atau dapat dipercaya.

b. Angket Anggota


(1)

transaksi usaha dengan non-anggota. Kedua, adanya ketidak berpihakan kepada anggota. Ketiga, keputusan pemerintah untuk menetapkan dengan pasti undang-undang yang akan digunakan. Keempat, melemahnya persaingan koperasi di pasaran sebab banyak lembaga keuangan yang mulai bermunculan. Kelima, penetapan Unit simpan pinjam koperasi dalam waktu 3 (tiga) tahun wajib berubah menjadi KSP, sehingga akan ada biaya yang harus dikeluarkan oleh koperasi tersebut.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Anggota

Agar koperasi simpan pinjam (KSP) dapat berkembang maka sebaiknya partisipasi anggota harus lebih ditingkatkan dengan membayar simpanan wajib secara tepat waktu dan sesuai dengan yang ditetapkan koperasi, serta anggota lebih meningkatkan partisipasinya dalam permodalan koperasi dengan meningkatkan jumlah simpanannya di koperasi.

2. Bagi Pengurus

Agar koperasi simpan pinjam (KSP) dapat berkembang maka sebaiknya pengurus meningkatkan pelayanan koperasi kepada anggota, agar anggota merasa memiliki dan mencintai koperasi, sehingga KSP akan semakin berkembang.

3. Bagi KSP

Sebaiknya KSP melakukan pendidikan perkoperasian secara rutin untuk pengurus dan anggota, khususnya jika ada perubahan aturan perundang-undangan koperasi seperti ini, agar pemahaman anggota dan pengurus akan lebih baik lagi.


(2)

4. Bagi Pemerintah

Bagi pemerintah sebaiknya segera mengambil kebijakan dengan menetapkan secara pasti aturan yang akan digunakan mengenai perkoperasi di Indonesia. Yakni dengan membuat kembali Undang-undang perkoperasian khususnya dalam hal permodalan untuk mengembangkan koperasi di Indonesia khususnya Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Jika melihat pada prospek dan kendala yang telah dibahas sebelumnya, yaitu sebaiknya pemerintah tetap menggunakan aturan yang terdapat pada pasal 66 sampai dengan pasal 77 mengenai permodalan koperasi, karena dinilai akan memberikan prospek yang positif bagi KSP di Indonesia. Akan tetapi sebaiknya pemerintah tidak membuat aturan koperasi yang berorientasi pada profit, yaitu dengan menghilangkan pasal 78 ayat (2) yang berisi jika ada SHU yang berasal dari non anggota tidak boleh dibagikan kepada anggota, kemudian dalam pasal 80 jika ada kerugian maka anggota harus membayar dengan menyetor tambahan sertifikat modal koperasi. Serta sebaiknya pemerintah juga menghilangkan pasal 84 ayat (4) yang berisi aturan KSP sebagai satu-satunya usaha yang melayani anggota, sehingga tidak boleh memberi pelayanannya kepada non-anggota. Sebab pada kenyataannya keuntungan lebih banyak diperoleh dari non anggota, dan nantinya keuntungan yang berasal dari non anggota akan dibagikan kembali kepada anggota koperasi dalam bentuk SHU.

5. Penelitian Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam lagi tentang permodalan koperasi.


(3)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Abdurrahmat Fathoni. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta : PT.Rineka Cipta.

Bambang, Riyanto. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi Empat. Yogyakarta : BPFE-UGM.

Basrowi, dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitai Kualitatif. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Baswir, Revrisond. 2000. Koperasi Indonesia. Yogyakarta : BPFE-UGM. Bokim, Adna. 1990. Akunting Manajerial. Bandung : CV PUSTAKA BUANA. Budiwati, Neti. dan Suzanti, Liza. 2010. Manajemen Keuangan Koperasi Konsep

dan Aplikasi. Bandung : Lab. Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia.

Chaniago, Arifinal. 1984. Perkoperasian Indonesia. Bandung : Offset Angkasa. Djarot, Siwiatmo. 1982. Koperasi di Indonesia. Jakarta : Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Entang, Sastra. 1984. Pembangunan Koperasi Teori dan Kenyataan. Bandung : ALUMNI.

Hendrojogi. 2004. Koperasi Asas-Asas, Teori, dan Praktik. Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada.

Husein, Umar. 2008. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

Kartasapoetra, dkk. 1987. Koperasi Indonesia yang Berdasarkan Pancasila dan

UUD 1945. Jakarta : PT Bina Aksara.

Kasmir. 2009. Kewirausahaan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.


(4)

Kurniawan, Albert. 2010. Belajar Mudah SPSS untuk Pemula. Jakarta: PT Buku Kita.

Komaruddin. 1991. Manajemen Permodalan Perusahaan Modern. Jakarta : BUMI AKSARA.

Lind, Marchal & Wathen. 2007. Teknik-Teknik Statistik dalam Bisnis dan Ekonomi

Menggunakan Kelompok Data Global. Jakarta: Salemba Empat.

Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remadja Karya.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Muhammad Firdaus dan Agus Edhi. (2004). Sejarah Perkoperasian, Teori dan

Praktek. Bogor : Ghalian Indonesia.

Muhammad Teguh. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Mutis, Thoby. 1992. Pengembangan Koperasi. Jakarta : PT Grasindo.

Riduwan, dan Akdon . 2010. Rumus dan Data dalam Analisis statistika. Bandung : ALFABETA.

Ropke, J. 2003. Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen. Jakarta : PT Salemba Empat.

Ropke, J. 2012. Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu. Siregar, Syofian. 2010. Statistik Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers. Subandi, M.M. 2009. Ekonomi Koperasi (Teori dan Praktik). Jakarta : ALFABETA. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :

PT.Remaja Rosdakarya.


(5)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suharsimi arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Winarso, Surakhmad. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung : Tarsito.

Sumber Jurnal

Makadao, Andre. (2013). “Aspek Hukum Pertanggungjawaban Pengurus Dalam Perngelolaan Keuangan dan Manajemen Koperasi”. Jurnal Skripsi.1, (5),

39-44.

Utari, K.D. (2013). “Perlakuan Akuntansi Dana Pihak Ketiga Pada Koperasi Simpan Pinjam Mandala Amerta Sedana Singaraja”. Jurnal Riset Akuntansi. 2, (1),

2-16.

Sumber Karya Ilmiah

Dedi, Hermanto. 2012. Pengaruh Partisipasi Anggota dan Permodalan Terhadap Kesejahteraan Anggota Koperasi.” (Survey Pada Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung). Skripsi UPI. Tidak Diterbitkan.

Nurapiani, Resti. (2011). Pengaruh Pelayanan Koperasi dan Partisipasi Anggota

Terhadap Perkembangan Koperasi (Suatu Kasus Pada Koperasi Simpan

Pinjam “Padamukti” Garut). Skrisi FPEB UPI: Tidak diterbitkan.

Rahwana, K.A. (2008). Partisipasi Anggota dan Pembinaan Pemerintah Serta

Hubungannya Dengan Keberhasilan Koperasi (Suatu Kasus pada Koperasi Unit Desa (KUD) Talagasari di Kota Tasikmalaya), Skripsi FPEB UPI: Tidak

diterbitkan.

Sumber Internet

Amin, Sinarjo. 2013. Artikel Pro Kontra UU No.17 Tahun 2012. Diakses Pada

Tanggal 20 Februari 2013. Tersedia di :

http://amintintaganja.blogspot.com/2013/02/artikel-pro-dan-kontra-uu-koperasi-no.html


(6)

Andi, Kuswandi. 2013. Era Baru Koperasi Indonesia. Diakses Pada Tanggal 20 Februari 2013. Tersedia di : http://www.depok.go.id/03/04/2013/10-ekonomi-kota-depok/era-baru-koperasi-indonesia

Diskoperindag. 2013. Pro Kontra Undang-Undang Koperasi Baru. Diakses Pada Tanggal 20 Februari 2013. Tersedia di : http://dinaskukmperindag-bandung.blogspot.com/2013/01/pro-kontra-undang-undang-koperasi-baru.html Reniapriani. 2013. Kritik Mengenai UU Nomor 17 Tahun 2012 Tentang

Perkoperasian. Diakses Pada Tanggal 20 Februari 2013. Tersedia di :

http://reniashellyana.wordpress.com/2013/10/06/kritik-uu-no-17-tahun-2012/ Zehan, Widiastuti. 2013. UU Terbaru Mengenai Perkoperasian Yakni UU No.17

Tahun 2012. Diakses Pada Tanggal 20 Februari 2013. Tersedia di :

http://zehanwidiastuti.wordpress.com/2013/10/06/uu-terbaru-mengenai-perkoperasian-yaitu-undang-undang-n0-17-tahun-2012/

Sumber Lainnya

Data Rekapitulasi Koperasi Berdasarkan Kelompok Usaha yang Dikelola Kabupaten Subang Posisi 31 Desember 2013.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967 Tentang Perkoperasian. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1965 Tentang Perkoperasian. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.


Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Pengurus Koperasi terhadap Kepailitan Koperasi Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian

25 246 104

Efektivitas Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Tigalingga Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi

8 81 118

Fungsi Lembaga Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam Meningkatkan Ekonomi Rumah Tangga di Nagari Tanjuang Bonai Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar

1 65 117

Studi Komparatif Peran Koperasi Simpan Pinjam Bina Bersama dan BMT Insani Dalam Pengembangan UMK di Kota Padangsidimpuan

1 49 107

Analisis Peranan Koperasi Simpan Pinjam Terhadap Pengembangan usaha Mikro dan Kecil di Kota Padangsidimpuan.

30 148 79

Analisis Perbandingan Koperasi Simpan Pinjam (KOPDIT) Dengan Koperasi Unit Desa (KUD) Di Kabupaten Karo( Studi Kasus : Kopdit Unam Dan Kud Sada Kata )

7 160 53

Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Pada Koperasi Menurut PP No.9 Tahun 1995 (Studi Pada Koperasi Pegawai Negeri Guru SD Kec, Binjai Barat Di Kota Binjai)

0 30 154

ASPEK HUKUM PEMBERIAN PINJAMAN OLEH KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) UNIT SIMPAN PINJAM (USP) KOPERASI PADA CALON ANGGOTA BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995

0 10 17

STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG.

0 18 147

STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) DI KABUPATEN SUBANG - repository UPI S PEK 1001734 Title

0 0 3