EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH: Studi Kuasi Eksperimen pada Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah di Kota Watampone Kabupaten Bone.

(1)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAM

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH

(Studi Kuasi Eksperimen pada Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah di Kota Watampone Kabupaten Bone)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Megister Pendidikan Program Studi Pengembangan Kurikulum

oleh

Ahmad Nurul Ihsan B. NIM 1107157

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM SEKOLAH PASCASARJANA


(2)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAM

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH

(Studi Kuasi Eksperimen pada Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah di Kota Watampone Kabupaten Bone)

Oleh

Ahmad Nurul Ihsan B. S.Pd.I STAIN Watampone, 2010

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Megister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pengembangan Kurikulum

© Ahmad Nurul Ihsan B. 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Prof. Dr. Munir, M.IT.

NIP. 19660325 200112 1 001

Pembimbing II

Dr. Rusman, M.Pd

NIP. 19720505 199802 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarjana


(4)

Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd.

NIP. 19490227 197703 1 002


(5)

Efektivitas Model Pembelajaran Tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fikih

(Studi Kuasi Eksperimen pada Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah di Kota Watampone Kabupaten Bone)

Ahmad Nurul Ihsan B.

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil belajar pada mata pelajaran fikih yang masih rendah dan pada pelaksanaan pembelajaran guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah efektivitas model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fikih . Untuk membuktikan hipotesis, penelitian ini menggunakan quasi-experimental dengan desain nonequivalent-group pretest-posttest design yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas dari model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fikih di Madrasah Aliyah al-Junaidiyah kelas XI IPS. Penelitian ini dilaksanakan dengan target sampel siswa Madrasah Aliyah al-Junaidiyah sebanyak 60 orang yang terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data diperoleh dengan cara menerapkan beberapa instrumen, yaitu soal tes dan pedoman observasi. Hasil analisis data menghasilkan temuan bahwa penggunaan model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD) efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian statistik pada pertemuan pertama rata-rata tes akhir kelas eksperimen pada nilai gain ternormalisasi 0,42, sedang kelas kontrol rata-rata tes akhir pada nilai gaian ternormalisasi 0,33. Tes akhir pada pertemuan kedua pada kelas eksperimen nilai gain ternormalisasi 0,58 dan pada kelas kontrol nilai gain ternormalisasi 0,28. Hal tersebut menunjukan bahwa pada kelas eksperimen hasilnya lebih signifikan daripada kelas kontrol. Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan tahapan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD) pelaksanaan pembelajaran masuk pada kategori baik sekali. Hasil analisis data observasi menunjukan bahwa secara keseluruhan aktivitas positif terhadap penggunaan model pembelajaran tipe (STAD) dalam pembelajaran mata pelajaran fikih pada pertemuan pertama untuk kegiatan guru hanya 66% dan untuk pertemuan kedua 91%. Pada kegiatan siswa juga terjadi peningkatan. Pada pertemuan pertama hanya sekitar 57% dan pertemuan kedua 89%. Hasil dari studi penelitian ini merekomendasikan agar penggunaan model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD) dapat dijadikan sebagai suatu cara alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fikih.


(6)

Kata kunci: Model pembelajaran, Student Team Achievement Division (STAD), hasil belajar

Effectiveness of Student Team Achievement Division (STAD) Learning Model for Improving Student Learning Outcomes in Fiqh Subject

(Quasi-Experimental Study at Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah in Watampone of Bone Regency)

Ahmad Nurul Ihsan B.

ABSTRACT

This research is motivated by the low of learning outcomes and the implementation of conventional learning model in teaching fiqh subject. Formulation of the problem in this research is how the effectiveness of Student Team Achievement Division (STAD) learning model to improve student learning outcome in fiqh subject. To prove the hypothesis, this study used a quasi-experimental design with nonequivalent-group pretest-posttest design that aims to determine the effectiveness of the Student Team Achievement Division (STAD) learning model to improve student learning outcomes in fiqh subject at the second year of Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah majoring social science. This study was conducted with a sample target was 60 students of Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah divided into two groups, the experimental class and the control class. The data were obtained by applying several instruments, namely test and observation. The research findings showed that the use of the Student Achievement Team Division (STAD) learning model was effective in improving student learning outcomes. It can be seen from the results of statistical test on the first meeting when treatment in which the average of experimental class score was 0.42 of normalized gain value, while the average of control class was 0.33 of normalized gain value. Final test at the second meeting of experimental class score was 0.58 and on the class control was 0.28 normalized gain value. It shows that the experimental class significantly more than the average of the control class and significant difference between class. The observation of the learning process according to the stage of implementation of the learning process using a Student Team Achievement Division (STAD) model of learning very well. It was indicated by the implementation of (STAD) learning model by the activities of teacher in the first meeting about 66% and 91% for the second meeting. Students’ activities also increased. At the first meeting only about 57% and 89% the second meeting. The results of this research study recommends that the use of Student Achievement Team Division (STAD) learning model can be used as an alternative way to improve student learning outcomes in fiqh subject.

Keywords: Models of learning, Student Team Achievement Division (STAD), learning outcomes


(7)

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN………..………..………...i

PERNYATAAN ………..………..……...ii

ABSTRAK ………...……….iii

KATA PENGANTAR ………..…………...iv

UCAPAN TERIMA KASIH………..………...v

DAFTAR ISI ……….………...vii

DAFTAR TABEL ……….………..ix

DAFTAR BAGAN ………...………..….xi

DAFTAR GAMBAR ………..………...….xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….………..1

B. Identifikasi Masalah………..……….…8

C. Rumusan Masalah ………..………...8

D. Batasan Masalah……….………...…9

E. Tujuan Penelitian ………..………...9

F. Manfaat Penelitian ………..………..9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Fikih ……….…….………11

B. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ……….………13

C. Student Team Achievement Division (STAD) ………..………..……...33

D. Hakikat Hasil Belajar ………..………..…..39

E. Hasil Penelitian yang Relevan………..………...44

F. Kerangka Berfikir ……….………..…..…..45

G. Hipotesis ……….………..…..47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian……….…..……….48

B. Desain Penelitian……….………...……….49

C. Lokasi dan Populasi Penelitian ………..……….50

D. Teknik Pengumpulan Data ……….………51

E. Pengembangan Instrumen ………..……….52

1. Defenisi Oprasional ………..………52

2. Kisi-kisi Instrumen ………..………….………53

3. Pengujian Instrumen ………..……….………..54

a. Uji Validitas ………..…………..………54


(9)

F. Teknik Analisis Data ……….……….62

1. Analisis Uji Statistik ………...62

2. Normalitas ………..……...63

3. Homogenitas.………..……...64

4. Uji Hipotesis ……….……64

G. Prosedur Penelitian ...……….……… 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data ………..………….68

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……….………...68

2. Model Pembelajaran Tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada Mata Pelajaran Fikih ….………...……..69

3. Pengujian Hipotesis……….…….……….76

4. Analisis hasil Observasi………..…………...……93

B. Pembahasan Hasil Penelitian ………..………..97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan..………..………108

B. Saran ……….………109

DAFTAR PUSTAKA ……...………..………..111 LAMPIRAN


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh banyak faktor yang mana salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu bangsa tersebut adalah pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang secara sadar mau dan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya baik dalam bentuk potensi sosial, intelektual maupun moral spiritual. Hal ini sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional yang termaktub dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UUSPN Tahun 2003 pasal 3).

Upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional di atas bukanlah hal yang mudah, hal ini disebabkan permasalahan pendidikan yang begitu kompleks dan seperti benang kusut yang susah untuk diurai. Ditinjau dari sudut mikro permasalahan pendidikan dapat dilihat dari rendahnya kualitas output pendidikan, keterbatasan dana pendidikan, minimnya sarana dan prasarana yang mendukung proses pendidikan, profesionalisme guru, kurangnya perhatian pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan guru, perubahan kebijakan, dan lain sebagainya.


(11)

Kebebasan yang telah diberikan seyogyanya dapat dimanfaatkan utamanya dalam mengembangkan proses pembelajaran itu sendiri yang harus diupayakan oleh segenap guru dalam menciptakan pembelajaran yang memang mengarahkan pada peningkatan siswa baik dari segi kognitigf, psikomotoriok, maupun dari segi afektif. Sebagai upaya terhadap diri dan siapa yang ada di sekitar mereka karena telah termasuk dalam bagian dari masyarakat.

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat religius yang mana keseharian mereka akan selalu bersentuhan langsung dengan urusan keagamaan, baik dalam hal yang bersifat lokal sampai dengan yang bersifat global. Mulai dari urusan keluarga sampai dengan urusan kenegaraan semua akan bersentuhan langsung dengan masalah religius. Dalam bidang sosial seperti pendidikan dirangkumlah hal yang bersifat religius itu ke dalam hal yang lebih konkret dalam bentuk mata pelajaran agama dan khusus untuk yang beragama Islam, maka akan dirangkum dalam bentuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang terbagi ke dalam empat mata pelajaran, yaitu Al-Qur’an-Hadis, Fikih, Aqidah Akhlak, dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

Mata pelajaran fikih merupakan salah satu mata pelajaran yang cukup krusial dalam Pendidikan Agama Islam karena hasil yang dipelajari akan bersentuhan langsung dengan masyarakat banyak khususnya di Indonesia yang terkenal dengan masyarakat yang didominasi agama Islam. Dalam ranah sekolah, mata pelajaran fikih merupakan mata pelajaran yang terdapat di Madrasah Aliayah dan hal tersebut merupakan suatu ciri khas dari madrasah aliyah sebagai sekolah yang berbasis Islam dan secara otomatis penguasaan atas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) khususnya fikih akan lebih memperlihatkan hasil yang memuaskan.


(12)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyu dalam Hasanuddin (2008:3) berbanding terbalik dan mengungkapkan bahwa “kenyataan saat ini justru lulusan Madrasah Aliyah memperlihatkan penguasaan yang lemah pada materi agama Islam. Salah satu titik lemahnya lulusan Madrasah Aliyah yakni pada penguasaan materi pelajaran Fiqhi”. Materi yang disuguhkan tidak mampu dikuasai oleh siswa sehingga hasil belajar yang telah ditetapkan tidak tercapai atau sangat rendah. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini mata pelajaran fikih seakan teramarginalkan dengan pelajaran umum seperti IPA, Kimia, Biologi sehingga minat untuk mempelajari mata pelajaran tersebut seakan hanya sebagai pelengkap saja. Padahal jika dilihat lebih luas lagi mulai dari bangun tidurnya seseorang sampai menjelang tidurnya seseorang akan selalu bersentuhan dengan masalah fikih.

Fakta yang diungkapkan Wahyu memang merupakan bukti nyata di lapangan yang tidak dapat dipandang hanya sebagai relaitas semu yang mana penguasaan materi pelajaran khususnya mata pelajaran fikih yang berdampak pada hasil belajar memang sangat krusial dan perlu mendapatkan perhatian khusus. Menurut Reigluth (dalam Hasanuddin, 2008:4) mengemukakan beberapa faktor yang memepengaruhi hasil belajar, yakni kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran, metoda pengajaran, manajemen pengajaran, evaluasi dan sebagainya. Memang banyak hal yang bisa mempengaruhinya seperti cara guru dalam menggunakan strategi mengajar di kelas seperti yang masih tetap menggunakan cara lama, yaitu guru masih dominan dengan menggunakan satrategi pembelajaran konvensional yang salah satunya adalah strategi pembelajaran deduktif sehingga siswa cenderung pasif dan hanya sebagai penonton, hal ini karena paradigma lama yang melekat dan kebiasaan yang susah dirubah.


(13)

Feomena mengenai kurang memuaskannya hasil yang diperoleh juga terjadi di Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah Kota Watampone dan rendahnya perolehan hasil belajar siswa dapat dilihat pada hasil ujian semester awal yang diperoleh pada tahun 2012/2013 dengan nilai rata-rata 6.24, tertinggi pada 9.00,. Perolehan data ini menunjukkan bahwa hasil belajar fikih masih kurang memuaskan karena rata-ratanya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum yaitu 7.00, sesuai dengan yang sudah ditetapkan oleh guru bidang studi fikih di Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah kota Watampone.

Probelematika yang terjadi dalam proses pembelajaran fikih mengenai rendahnya hasil belajar siswa tidak berdiri sendri, termasuk di antaranya keadaan belajar siswa yang terkesan individualistik dalam belajar. Hal ini menandakan perlunya sebuah metode yang memang teruji untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan juga menumbuhkan sikap kerjasama siswa dalam hal belajar. Kerjasama yang dimaksud bukan dalam hal yang negatif, tetapi lebih pada bagaimana siswa dapat berhasil secara bersama-sama tanpa mengorbankan nilai kejujuran.

Mata pelajaran fikih jika sepintas akan menimbulkan asumsi bahwa mata pelajaran ini berkaitan dengan aspek afeksi dan juga akan menuju ke aspek psikomotorik karena akan termasuk dalam kategori ilmu sosial, namun pemilihan aspek kognitif sebagai kajian utama dalam penelitian ini lebih disebapkan karena melihat bahwa kedua aspek sebelumnya (afektif dan psikomotor) tidak akan berdiri secara baik jika tidak didukung dengan aspek kognitif yang secara hirarki ditempatkan pada awal dari tingkat kecerdasan manusia.

Fikhi tidak akan bisa dijalankan di tengah-tengah masyarakat jika tidak didukung dengan tingkat pengetahuan yang baik, karena aspek kognitif ini bersentuhan dengan pengetahuan tentang fakta (factual knowledge), pengetahuan


(14)

tentang konsep (conceptual knowledge), pengetahuan tentang prosedur (procedural knowledge), dan pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge), Wina (2011:128). Oleh karena itu fokus utama dalam penelitian ini hanya berkisar pada ranah kognitif saja.

Sebagai solusi mengatasi hal tersebut di atas mengenai problematika yang terjadi di lapangan, perlu diadakan suatu model pembelajaran yang dapat mendukung penguasaan materi dan meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang diajarkan. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD). Menurut Slavin (2009:12) STAD adalah model pembelajaran kooperatif yang gagasan utamanya adalah untuk memotivasi siswa agar dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru.

Pemilihan model pembelajaran ini dianggap tepat karena memang mengarahkan dan memudahkan bagi siswa untuk cepat menguasai materi yang diajarkan secara berjamaah atau secara berkelompok. Dalam pengertian bahwa siswa saling memotivasi bagaimana kelompok mereka mampu untuk menguasai materi yang dibebankan secara baik dan benar dengan mengarahkan sejawat yang kurang mampu atau kurang paham agar mampu dan memahami secara baik.

Penelitian mengenai STAD Seperti yang dikemukakan oleh Rai (2007) dalam Gul Nazir Khan pada jurnal Effect of Student’s Team Achievement Division (STAD) on Academic Achievement of Students (2011) bahwa :

STAD (Students team achievement division) is one of the many strategies in cooperative learning, which helps promote collaboration and self-regulating learning skills. The reason for the selection of STAD is good interaction among students, improve positive attitude towards subject, better self-esteem,increased interpersonal skills. STAD also add an extra


(15)

source of learning with in the groups because some high achievers act as a role of tutor, which result in high achievements. Finally, it enables the students according to the requirements of the modern society by teaching them to work with their colleagues competently and successfully.

STAD menurut Rai (2007) adalah salah satu dari banyak strategi dalam pembelajaran kooperatif, yang membantu meningkatkan kerjasama dan pengaturan diri dalam belajar. Alasan penulis untuk memilih STAD adalah bahwa model kooperatif ini mampu membangun interaksi yang baik antara segenap siswa, meningkatkan sikap positif pada siswa, baik harga diri, meningkatkan keterampilan interpersonal. STAD juga menambahkan sumber tambahan belajar dengan dalam kelompok karena beberapa berprestasi tinggi bertindak sebagai guru yang menghasilkan prestasi yang tinggi. Hal itu memungkinkan siswa sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern dengan mengajarkan mereka untuk bekerja dengan rekan-rekan mereka yang kompeten dan berhasil.

Hal menarik yang disampaikan oleh Rai bahwa, belajar secara kooperatif atau saling membantu merupakan bentuk pelajaran dan kebutuhan manusia modern saat ini karena jika ditelaah, misalnya pada sebuah sistem perusahaan yang mewajibkan bagi para stafnya yang bergerak baik dibidang marketing ataukah yang bergerak dibidang periklanan akan menekankan bagaimana untuk menarik minat dari masyarakat agar produk yang mereka hasilkan dipergunakan oleh orang banyak. Maka dibentuklah tim-tim yang masing-masing bertanggungjawab agar produk mereka laku di pasaran. Peningkatan penjualan produk yang diperoleh mengindikasikan bahwa kerja secara tim lebih efektif dari hanya bekerja secara individual, maka untuk masyarakat modern bekerja secara kooperatif akan menghasilkan dan mendatangkan keuntungan yang lebih.


(16)

Penelitian yang dilakukan oleh Majoka, Dad dan Mahmood tentang STAD yang dipublikasikan pada Journal of Education and Sociology (2010) mengemukakan bahwa dengan menggunakan STAD paradigma pembelajarannya lebih efektif dibandingkan dengan metode pengajaran tradisional. Karena ketentuan untuk keterlibatan pendidikan begitu tinggi, itu terbukti menjadi strategi pembelajaran aktif. Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Nootan Rai & Sunarti Samsudin (2007) di mana Hasil yang diperoleh dari penelitian tindakan menunjukkan bahwa STAD dapat digunakan sebagai metode alternatif melalui pertanyaan tanpa mengorbankan nilai. Ini akan baik untuk menggabungkan strategi pembelajaran kooperatif terutama untuk siswa sekolah menengah atas dimana revisi intensif dilakukan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ulansari dan Bertha (2012) pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dikategorikan memberikan hasil yang positif, karena rata-rata pada tiap aspek keterampilan sosial yang diamati sebanyak ≥60% siswa memperoleh nilai memuaskan. Senanda yang diutarakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Nuriman Wijaya (2008) ada peningkatan setelah melakukan posttes pada penerapan model STAD, hal ini disebabkan karena di dalam kelompok yang heterogen, siswa yang kurang pandai akan termotivasi oleh siswa yang pandai. Siswa yang pandai memberi bantuan pada siswa yang kurang pandai guna meningkatkan prestasi belajarnya.

Motif dari kerjasama kelompok yang saling mendukung dalam penguasaan materi belajar khususnya mata pelajaran fikih merupakan ciri khas utama dari STAD. Bukan hanya dari segi peningkatan individu, tapi dari peningkatan dari segi sosial pun akan meningkat dengan penggunaan model STAD sebagaimana yang


(17)

diungkapkan oleh Rofiq (2008:169) dalam penelitiannya mengenai peningkatan keterampilan sosial dengan model STAD ini. Maka dari itu, penulis melakukan penelitian tentang “efektivitas model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fikih di kelas XI IPS Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah Kota Watampone”.

Pemilihan STAD sebagai solusi agar terjadi peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran fikih bukan hanya sekedar pemilihan secara membabi buta, namun dikarenakan melihat dari karakteristik STAD itu sendiri. Seperti yang diungkapkan Stiggins dalam Edi (2009:44) bahwa model ini mengarahkan pembelajaran pada pencarian aktif yang berarti siswa menyusun pengetahuan bukan menerima dengan pasif. Selain itu memungkinkan bagi guru untuk mengetahui lebih dalam tentang karakteristik belajar siswa agar penyajian materi dapat lebih bermakna.

Fikih sebagai mata pelajaran yang disuguhkan pada tingkat Aliyah yang berorientasi pada pemahaman dan pengalaman tentang tata cara beribadah sesuai dengan ajaran agama Islam serta dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari seperti yang diungkapkan oleh Dewi (2005:25), menjadi landasan pemilihan STAD sebagai model pembelajaran yang memang mengutamakan kerjasama tim agar siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan cara kooperatif karena melihat dari kondisi lapangan yang mana proses belajar lebih mengutamakan usaha individu siswa sehinga hasil belajar kurang maksimal.

B. Identifikasi Masalah

Rendahnya hasil belajar utamanya pada nilai akhir siswa yang belum mencapai kriteria minimum yang telah ditetapkan pada sekolah tidak lahir secara


(18)

sendiri sebagaimana yang telah diungkapkan pada latar belakang peneliti. Dari berbagai fenomena yang telah diungkapkan pada latar belakang masalah bahwa rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

1. Siswa kurang menguasai materi yang diajarkan oleh guru.

2. Siswa belajar secara individu sehingga pengusaan materi hanya dapat dikausai oleh beberapa siswa saja yang memang memiliki kemampuan di atas rata-rata. 3. Metode belajar yang digunakan oleh guru tidak bervariasi sehingga

pembelajaran terkesan monoton dan membosankan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan pada latar belakang maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimanakan efektifitas model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fikih di kelas XI IPS Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah di kota Watampone Kabupaten Bone”?

D. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dari defenisi oprasional dan juga cakupan mengenai aspek yang akan diteliti agar tidak terjadi kesalahpahaman, yaitu:


(19)

1. Penerapan model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD) dibatasi pada mata pelajaran fikih kelas XI semester 2 di MA Al-Junaidiyah Bone.

2. Materi yang dipilih pada mata pelajaran fikih adalah warisan dan wasiat

3. Hasil belajar berkaitan dengan perolehan kemampuan siswa sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan terbatas pada ranah kognitif saja (tidak untuk ranah afektif dan psikomotorik).

4. Pada ranah kognitif dibatasi hanya pada 4 aspek saja,, yaitu aspek mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis (C1, C2, C3, C4) pada mata pelajaran fikih yang diukur dengan tes hasil belajar untuk individual dan hasil kerja kelompok, kuis dan kontribusi anggota untuk mengukur keberhasilan anggota.

E. Tujun Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fikih.

F. Manfaat Penelitian

Kegunaan dari hasil penelitian ini berupa temuan atau efektivitas model yang diharapkan dapat bermanfaat dan memperkaya pengetahuan yang berhubungan dengan model pembelajaran kooperatif dalam mata pelajaran fikih pada Madrasah Aliyah Kota Watampone Kabupaten Bone.

Kegunaan atau manfaat penelitian ini dilihat dari aspek teoritis maupun praktis, yaitu sebagai berikut.


(20)

1. Aspek Teoritis

a. Bagi guru mata pelajaran fikih, penelitian model pembelajaran ini akan berdampak pada peningkatan kreativitas dalam pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran fikih.

b. Bagi para peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan bekal awal dalam melakukan penelitian sejenis yang lebih lanjut.

2.Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap upaya pemahaman dan aplikasi pembelajaran kooperatif dalam mata pelajaran fikih. Adapun secara operasional diharapkan hasil penelitian ini juga dapat digunakan bagi para pendidik yang terlibat langsung maupun tidak langsung di dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran fikih model terpadu sebagai berikut.

a. Bagi guru mata pelajaran fikih, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan sebagai tambahan wawasan pengetahuan, ketrampilan dalam menyusun rencana pembelajaran dan penilaian serta melaksanakan pembelajaran terpadu antar disiplin ilmu-ilmu sosial pada mata pelajaran fikih;

b. Bagi pimpinan (Kepala MA), hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu masukan dalam rangka meningkatkan proses dan hasil belajar mata pelajaran fikih;

c. Bagi instansi yang terkait (pihak Diknas dan Depag yang menangani bidang pendidikan), hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan dan masukan dalam rangka pembinaan guru mata pelajaran fikih.


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Exsperiment. Tujuan penelitian Quasi Exsperiment adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel yang relevan (Suryabrata,2006:92). Siswa dalam penelitian ini dikelompokkan ke dalam dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan perlakuan yaitu menggunakan model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD), sedangkan kelas kontrol tidak diberi perlakuan yang sama dengan kelas eksperimen, tetapi hanya menggunakan pembelajaran biasa digunakan yaitu metode ekspositori.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Salah satu ciri penelitian kuasi eksperimen adalah tidak dilakukannya penugasan secara acak dan menggunakan kelompok yang sudah ada (intact group), maka peneliti menggunakan kelompok-kelompok yang sudah ada sebagai sampel, dan tidak mengambil sampel dari anggota populasi secara individu tetapi dalam bentuk kelas. Apabila pengambilan sampel secara individu dikhawatirkan akan hilangnya suasana alamiah suatu kelas tersebut. Untuk itu peneliti menggunakan metode kuasi eksperimen dengan mempergunakan kelas yang sudah ada di dalam populasi tersebut.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jawaban tentang pengaruh suatu perlakuan, maka terdapat variabel yang mempengaruhi (sebab) dan variabel yang dipengaruhi (akibat). Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.


(22)

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran Tipe Student Team Achievement Division (STAD). Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar aspek mengingat, memahami, menerapkan dan aspek menganalisa.

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam rancangan ini, yang mana kelompok eksperimen (A) dan kelompok kontrol (B) diseleksi tanpa prosedur penempatan acak (without random assignment). Pada dua kelompok tersebut, sama-sama dilakukan pretest dan posttest. Hanya kelompok eksperimen (A) saja yang di treatment sebagai kelas yang memang diperuntukkan sebagai kelas yang akan dijadikan sampel.

Tabel 3.1 Desain penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Post test

Eksperimen (A) O1 X O2

Kontrol (B) O1 O2

Sumber Creswell (2012:242) Ket: X: Perlakuan pembelajaran model Student Team Achievement

Division (STAD) O1: Pretest eksperimen O2: Posttest eksperimen O1 : Pretest kontrol O2 : Postest kontrol

Kedua kelas ini diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal pada masing-masing kelas. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok kelas


(23)

perlakuan yang berbeda. Setelah diberikan perlakuan, baru diberikan posttest, hasilnya akan dibandingkan dengan skor pretest, sehingga diperoleh gain atau selisih antara skor pretest dan posttest.

C. Lokasi dan Populasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi peneltian ini beretempat di Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah Kota Watampone Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Madrasah Aliyah (MA) Al-Junaidiyah adalah sebuah lembaga pendidikan formal sederajat SMA yang

bernuansa islami yang diselenggarakan oleh Yayasan Ma’had Hadis Biru.

Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah beralamat di jalan Jend. Sudirman Kelurahan Biru Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan. Letak strategis yang menghubungkan Kota Wtampone dan Kota Sinjai membuat Madrasah Aliyah al-Junaidiyah menjadi salah satu tujuan dari para penduduk khususnya masyarakat Kota Watampone untuk menimba ilmu dari madrasah ini.

2. Populasi Penelitian

Populasi dalam suatu kegiatan penelitian berkenaan dengan sumber data yang digunakan. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI yang berjumlah 60 siswa yang terdiri dari 30 siswa kelas XI IPS I dan 30 siswa kelas XI IPS II siswa kelas XI Madrasah Aliyah al-Junaidiyah semester 2 Kota Watampone yang terdaftar pada tahun 2012/2013.

3. Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti dan diambil dari populasi harus representatif artinya sampel yang ditetapkan harus mewakili populasi. Tujuan dari pengambilan sampel adalah menggunakan sebagian objek penelitian untuk memperoleh informasi tentang populasi.


(24)

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang.

Salah satu ciri dari penelitian kuasi eksperimen adalah tidak dilakukan penugasan secara acak dan menggunakan kelompok yang sudah ada (intact group) maka peneliti mengambil sampel dalam bentuk kelas tidak mengambil sampel secara individu. Alasannya karena apabila pengambilan sampel secara individu dikhawatirkan situasi kelompok sampel menjadi tidak alami.

Berdasarkan pendapat tersebut maka ditetapkan 2 kelas sebagai sampel dari siswa kelas XI Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah Kota Watampone yang terdaftar pada tahun 2012/2013.

D. Teknik Pengumpulan Data

Ada dua teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini, yaitu: tes objektif, dan observasi. Teknik pengumpulan data merupakan langkah penting dalam penelitian untuk memperoleh data informasi yang dibutuhkan dalam suatu penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dilakukan dengan tes hasil belajar berupa bentuk tes objektif pilihan berganda karena tes objektif dapat mengungkap tingkat penguasaan siswa terhadap materi bahan ajar yang telah dipelajari. Bentuk tes hasil belajar ini berupa pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban. Tes pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan atau pengertian yang belum lengkap dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban. Jumlah soal ditentukan berdasarkan uji validitas dan reliabilitas yang penyusunannya sesuai dengan kisi – kisi instrumen.

Adapun langkah–langkah penyusunan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Menetapkan materi pelajaran fikih yang akan digunakan dalam penelitian, 2. Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator mata


(25)

4. Menyusun kisi–kisi instrumen penelitian dengan pokok bahasan yang telah ditetapkan sebelumnya,

5. Melakukan uji coba instrumen kepada siswa diluar sampel, 6. Menganalisis instrumen hasil uji coba,

7. Menggunakan soal yang valid kepada sampel penelitian yaitu kelompok kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Selain itu bentuk pengumpulan data juga dilakukan dengan Observasi Nonaprtisipan, yang mana hal ini dilakukan dengan menyesuaikan bentuk perlakuan yaitu dengan bentuk Model Pembelajaran Tipe Student Team Achievement Division (STAD). Dalam bentuk instrumennya observasi yang dilakukan termasuk dalam observasi terstruktur karena observasi telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya dan variabel apa yang akan diamati sesuai dengan apa yang telah dirancang tanpa menghilangkan atau mengurangi komponen utama dari STAD.

Pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini dirancang berdasarkan langkah-langkah proses pembelajaran yang tercantum dalam RPP. Format penyajian data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel untuk memudahkan dalam interpretasinya. Interpretasi untuk data oberservasi adalah: kriteria nilai 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), dan 1 (kurang).

E. Pengembangan Instrumen 1. Defenisi Oprasional

Definisi operasional disusun agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah-istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini. Definisi sesuai judul penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Model Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD)

Student Team Achievement Division (STAD) adalah model pembelajaran kooperatif yang gagasan utamanya adalah untuk memotivasis siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru dengan menempatkan siswa


(26)

b. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan atau pencapaian yang ditunjukan oleh siswa pada akhir proses pembelajaran fikih. Hasil belajar yang dimaksud pada penelitian ini berfokus pada ranah kognitif. Hasil belajar yang akan dinilai dalam penelitian ini sesuai dengan kaidah atau teori yang mengacu pada taksonomi Bloom yang telah direvisi dan telah dibatasi mulia dari tingkatan mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisa (C4) disesuaikan dengan keterbatasan dan kemampuan peneliti.

2. Kisi-kisi Instrumen

Mata Pelajaran : Fikih

Standar Kompetensi : Memahami Hukum Islam Tentang Waris dan Wasiat Pokok Bahasan : Hukum Waris Dalam Islam dan Hikmahnya

Indokator Aspek kognitif Bentuk soal Nomor soal Jumlah  Menyebutkan

pengertian waris dan wasiat  Menunjukan

ketentuan hokum waris dan wasiat

Mengingat (C1) Pilihan Ganda 1,2,4,6,7,9, 17,26,27

9

 Menginterpretasi perbedaan warisan dan wasiat  Menguraikan

syarat rukun warisan dan wasiat

Memahami(C2) Pilihan Ganda 3,5,11,12,13, 14,15,20,22, 30,32

11

 Menggambarkan pemecahan masalah (Problem Solving) dalam warisan dan wasiat 

Menerapkan(C3) Pilihan Ganda 8,16,18,19, 21,28,29,33, 34,35,38


(27)

dan wasiat  Menganalisis

unsur, hubungan, prinsip-prinsip wasiat dan warisan

Analisis (C4) Pilihan Ganda 10,23,24,25, 31,36,37,39, 40

9

Jumlah 40

3. Pengujian Instrumen a. Uji Validitas

Sebelum peneliti menggunakan tes, hendaknya peneliti mengukur terlebih dahulu derajat validitasnya berdasarkan kriteria tertentu. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang valid apabila mempunyai validitas yang tinggi.

Validitas suatu tes erat kaitannya dengan tujuan penggunaan tes tersebut. Namun, tidak ada validitas yang berlaku secara umum. Artinya, jika suatu tes dapat memberikan informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, maka tes itu valid untuk tujuan tersebut. Uji validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas alat ukur dan butir soal. Untuk mengetahui validitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson, adapun rumus untuk menguji validitas yang digunakan adalah sebagai berikut :

rxy =

N∑XY –(∑X)(∑Y)

√{N∑X2–(∑X)2} {N∑Y2–(∑Y)2} Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi yang di cari

∑XY : Hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden

∑Y : Skor responden

∑X : Skor item tes

(∑X2


(28)

Penafsiran terhadap koefisien korelasi dapat menggunakan kriteria sebagai berikut :

0.81 – 1.00 = sangat tinggi 0.61 – 0.80 = tinggi

0.41 – 0.60 = cukup 0.21 – 0.40 = rendah

00.00 – 0.20 = sangat rendah

Zaenal Arifin (2009:257) Setelah diuji validitasnya kemudian diuji tingkat signifikannya dengan rumus :

2 1

2 r n r t

  

Sugiyono (2011:184) Keterangan :

t : Nilai t hitung r : Koefisien korelasi n : Jumlah banyak subjek

Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel pada taraf nyata 0,05 dengan derajat bebas (dk) = n-2. Apabila thitung> ttabel, berarti korelasi tersebut signifikan / berarti.

Validitas selanjutnya adalah validitas butir soal. Pada penelitian ini, validitas butir soal dilakukan dengan program pengolah data SPSS (Statistical Product and Service Solution). Nilai dari validasi butir soal tertera pada lampiran.

Perhitungan validitas alat pengumpul data dilakukan dengan menggunakan rumusan korelasi product moment, yaitu dengan mengkorelasikan jumlah skor Soal ganjil dengan soal genap, dan adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut.

No Nama GANJIL GENAP X Y X2 Y2 XY


(29)

3 A3 13 11 6.5 5.5 42.25 30.25 35.75

4 A4 11 13 5.5 6.5 30.25 42.25 35.75

5 A5 6 13 3 6.5 9 42.25 19.5

6 A6 8 15 4 7.5 16 56.25 30

7 A7 10 16 5 8 25 64 40

8 A8 10 13 5 6.5 25 42.25 32.5

9 A9 9 12 4.5 6 20.25 36 27

10 A10 6 7 3 3.5 9 12.25 10.5

11 A11 6 5 3 2.5 9 6.25 7.5

12 A12 6 11 3 5.5 9 30.25 16.5

13 A13 13 13 6.5 6.5 42.25 42.25 42.25

14 A14 8 9 4 4.5 16 20.25 18

15 A15 8 6 4 3 16 9 12

16 A16 7 9 3.5 4.5 12.25 20.25 15.75

17 A17 8 12 4 6 16 36 24

18 A18 9 10 4.5 5 20.25 25 22.5

19 A19 6 10 3 5 9 25 15

20 A20 2 6 1 3 1 9 3

21 A21 8 14 4 7 16 49 28

22 A22 7 9 3.5 4.5 12.25 20.25 15.75

23 A23 3 8 1.5 4 2.25 16 6

24 A24 6 9 3 4.5 9 20.25 13.5

25 A25 8 10 4 5 16 25 20

26 A26 8 12 4 6 16 36 24

27 A27 9 17 4.5 8.5 20.25 72.25 38.25

28 A28 12 17 6 8.5 36 72.25 51

29 A29 12 14 6 7 36 49 42

30 A30 5 12 2.5 6 6.25 36 15

Jumlah 247 340 123.5 170 15252.25 28900 20995

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka diperoleh data sebagai berikut:

XY = 20995 N = 30

X = 123.5 Y = 170

 2

X = 15252.25 2

Y = 28900

 2

) X

( = 15252.25  2

) Y


(30)

Rumus: r xy =

  



  

    2 2 2 2 ) Y ( Y N ) X ( X N ) Y ).( X ( XY N =

2



2

) 170 ( ) 28900 )( 30 ( ) 123.5 ( ) 15252.25 )( 30 ( ) 170 )( 123.5 ( ) 20995 ( 30    = ) 838100 )( 25 . 442315 ( 20995 629850 = 608855 608855 = 1

Koefisien korelasi di atas di uji tingkat signifikansinya dengan rumus: t = 2 1 2 r n r   maka t = 2 ) 1 ( 1 2 30 1   t = 5.292

Dari hasil perhitungan data hasil ujicoba alat pengumpul data dengan menggunakan rumus korelasi product moment dan kemudian diuji tingakat signifikansinya, sehingga diperoleh data pada tabel berikut:

Tabe 3.2 Hasil uji validitas soal

R Kriteria t-hitung t-tabel Keterangan

1 Sangat Tinggi 5.292 1.701 Signifikan

Adapun hasil yang diperoleh dari uji validitas yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut.

No. Soal N Std. Deviation

R table Valid atau tidak valid

1 30 0.50742 0.306 Valid


(31)

5 30 0.44978 0.306 Valid

6 30 0.50742 0.306 Valid

7 30 0.47946 0.306 Valid

8 30 0.34575 0.306 Valid

9 30 0.50401 0.306 Valid

10 30 0.47946 0.306 Valid

11 30 0.47946 0.306 Valid

12 30 0.44978 0.306 Valid

13 30 0.49827 0.306 Valid

14 30 0.30513 0.306 tidak valid

15 30 0.50401 0.306 Valid

16 30 0.47946 0.306 Valid

17 30 0.40684 0.306 Valid

18 30 0.40684 0.306 Valid

19 30 0.50855 0.306 Valid

20 30 0.46609 0.306 Valid

21 30 0.43018 0.306 Valid

22 30 0.49013 0.306 Valid

23 30 0.46609 0.306 Valid

24 30 0.44978 0.306 Valid

25 30 0.50742 0.306 Valid

26 30 0.37905 0.306 Valid

27 30 0.50855 0.306 Valid

28 30 0.50742 0.306 Valid

29 30 0.43018 0.306 Valid

30 30 0.44978 0.306 Valid

31 30 0.49013 0.306 Valid

32 30 0.46609 0.306 Valid

33 30 0.49013 0.306 Valid

34 30 0.44978 0.306 Valid

35 30 0.25371 0.306 tidak valid

36 30 0.40684 0.306 Valid

37 30 0.47946 0.306 Valid

38 30 0.50401 0.306 Valid

39 30 0.49827 0.306 Valid

40 30 0.34575 0.306 tidak valid Valid N

(listwise) 30


(32)

Soal–soal yang tidak valid yaitu soal – soal yang nilai standar deviasinya lebih kecil dari rtabel yaitu soal 14, 35, dan 40. Soal – soal tersebut tidak akan digunakan dalam penelitian, hasil dapat dilihat pada lampiran.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat kekonsistenan alat ukur. Reliabilitas menunjuk kepada suatu instrumen dapat dipercaya atau reliabel untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunaka rumus Spearman Brown sebagai berikut:

 

1.2 2 . 1 1 1 2 r n r rnn    Keterangan:

Apabila nilai reliabilitas lebih besar dari nilai rtabel pada taraf nyata 0,05 maka instrumen dinyatakan reliabel. Sebaliknya, jika nilai reliabilitas lebih kecil dari nilai rtabel, maka instrumen dinyatakan belum reliabel.

Untuk mengukur Reliabilitas instrumen digunakan teknik split half dari Spearman Brown. Dari perhitungan validitas diketahui r= 1. Berikut perhitungan realibilitas dengan teknik split half dari Spearman Brown:

2 . 1 2 . 1 ) 1 ( 1 2 r n r rnn    ) 1 )( 1 2 ( 1 ) 1 )( 2 (    nn r 2 2  nn r 1  nn r


(33)

dapat dilihat bahwa r hitung> r table (1>0.306) maka, berdasarkan kriteria tersebut dapat dikatakan bahwa instrument tes objektif yang digunakan reliable.

c. Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal menunjukan pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat mengumpulkan data karena instrumen tersebut sudah baik. Pencarian tingkat kesukaran soal dimaksudkan untuk mengukur seberapa derajat kesukaran suatu soal. Dikatakan dalam bahwa jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah.

Untuk mencari indeks kesukaran digunakan rumus:

X100%

nH nL

WH Wl TK

  

(Zaenal Arifin, 2009:266) Keterangan:

WL = jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok

bawah

WH = jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok

atas

nL = jumlah kelompok bawah nH = jumlah kelompok atas

Untuk menafsirkan tingkat kesukaran tersebut, dapat digunakan kriteria sebagai berikut :

1) Jika jumlah persentase sampai dengan 27% termasuk mudah 2) Jika jumlah persentase 28%-72% termasuk sedang

3) Jika jumlah persentase 73% ke atas termasuk sukar

Dari hasil uji coba yang dilakukan (tertera pada lampiran) maka dapat diklasifikasikan soal berdasarkan tingkat kesukarannya sebagai berikut:


(34)

Tabe 3.3 Hasil tingkat kesukaran soal

No Tingkat Kesukaran Soal Nomor Soal Jumlah 1 Mudah P 27% 8, 18, 26, 29, 36 5 (12%) 2 Sedang 27%-72% 1,2, 3, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14,

16, 19, 21, 22, 24, 25, 27, 28, 31, 32, 33, 34, 37, 38, 39

26 (65%)

3 Sukar P 73% 4, 5, 15, 17, 20, 23, 30, 33, 40 9 (23%)

d. Daya Beda

Pada bagian ini di mana daya pembeda soal adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat pembedaan suatu instrumen. Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai kompetensi dengan peserta didik yang kurang menguasai kompetensi tersebut.

Untuk menghitung daya pembeda (DP) setiap butir soal dapat digunakan rumus sebagai berikut :

n WH WL

DP 

Keterangan:

DP = daya pembeda

WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah WH = jumlah peserta yang gagal dari kelompok atas

n = 27% X n

Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda (DP) tersebut dapat digunakan kriteria:

0.40 and up : Very good items


(35)

0.20 – 0.29 : Marginal items, usially needing and being subject to improvement

Below – 0.19 : Poor items, to be rejected or improved by revision (Zaenal Arifin, 2009:274) Tabe 3.4 Daya beda soal

No Klasifikasi No. Soal

1 Soal yang digunakan 1,2,3,6,7,8,9,10,11,12,15,16, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 27, 29, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 2 Soal yang tidak

digunakan

4, 5, 13, 14, 17, 21, 26, 28, 30, 35, 39, 40.

3 Soal revisi 28, 39

Soal yang memiliki daya beda 0.19 ke bawah sebagian tidak digunakan dan sebahagian direvisi guna memudahkan dalam penelitian. Tabel diatas menjelaskan bahwa soal yang memiliki daya beda dibawah 0.19 sebanyak 12 soal, yaitu soal 4, 5, 13, 14, 17, 21, 26, 28, 30, 35, 39, dan 40. Daya beda tertera pada lampiran.

Soal yang memiliki daya beda dibawah 0.19 dan direvisi untuk tetap dipergunakan adalah soal nomor 28, dan 39, sehingga soal yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 butir soal.

G. Teknik Pengolahan Data 1. Analisis Data Uji Statistik

Data peningkatan hasil belajar dengan uji statistik. Dalam penelitian ini analisis data statistik menggunakan program SPSS versi 16 untuk melihat normalitas, homogenitas varians, dan peningkatan hasil belajar siswa.

Untuk melihat peningkatan hasil belajar sebelum dan sesudah pembelajaran digunakan rumus yang dikembangkan oleh Hake dari Cheng, et. al,


(36)

Keterangan:

< g > = gain (peningkatan hasil belajar) Spos = skor posttest

Spre = skor pretest

Smaks = skor maksimum ideal

Gain ini diinterpretasikan untuk menyatakan peningkatan penguasaan hasil belajar dengan kriteria seperti pada tabel 3.5

Tabel 3.5 Kriteria skor Gain rata-rata

Batasan Kriteria

g > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

g ≤ 0,3 Rendah

Pada penelitian ini digunakan klasifikasi interpretasi perhitungan presentase untuk mengetahui kriteria persentase pada setiap aspek, berikut pada Tabel 3.6 menyajikan klasifikasi interpretasi perhitungan persentase sebagai acuan bagi penelitian. Adapun kriteria yang dapat digunakan dapat dilihat pada table di bawah ini.

Tabel 3.6 Klasifikasi interpretasi perhitungan presentase

Persentase Kriteria

Tidak Ada

Sebagian Kecil

Hampir Setengah

Setengah

Sebagian Besar

Pada Umumnya

Semuanya

Sumber: Koentjaraningrat dalam Saddam (2012:62) 2. Normalitas


(37)

memeriksa normalitas pada sebuah sampel. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan uji normalitas one sample Kolmogorov Smirnov menggunakan program SPSS (Statistical Product And Service Solution). Uji Kolmogorov Smirnov merupakan pengujian normalitas yang banyak dipakai.

Kriterianya adalah jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05, maka distribusi adalah tidak normal, sedangkan jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0.05, maka distribusi adalah normal.

3. Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui keseragaman data penelitian. Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Uji homogenitas yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan SPSS (Statistical Product And Service Solution) dengan uji Levene Test. Uji Levene Test digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (independent) mempunyai varians dengan variabel terikat (dependent).

Kriterianya adalah apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05, maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama, sedangkan jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0.05, maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians yang sama.

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t. Uji t digunakan ketika informasi mengenai nilai variance (ragam) populasi tidak diketahui. Uji t adalah salah satu uji yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan dari dua buah mean sampel (dua buah variabel yang dikomperasikan).

Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t independen dua arah (t-test independent). Uji ini digunakan untuk menguji kesamaan rata-rata dari 2 populasi yang bersifat independen, dimana peneliti tidak memiliki informasi mengenai ragam populasi. Ada beberapa persyaratan yang


(38)

sampel (setiap elemen dua pengamatan), data kuantitatif (interval – rasio) dan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk menguji signifikansi perbedaan rata-rata (mean) dilakukan dengan program SPSS.

Penelitian ini menggunakan uji dua ekor. Oleh karena itu, daerah penolakan hipotesis terdapat pada daerah negatif dan positif dengan batas ttabel. Berdasarkan jumlah sampel penelitian sebanyak 60, maka dapat diketahui bahwa ttabel dengan dk 58 (n-2) dan tingkat kepercayaan 95%. Dengan kriteria pengujian: jika tHitung > tTabel maka Ha diterima pada taraf signifikansi (α = 0,05) dan derajat kebebasan dk = (n1 + n2 - 2). Apabila data tidak berdistribusi normal maka dipakai uji non parametrik yaitu uji Mann-Whitney.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan sebelum penelitian sampai penelitian itu terlaksana. Adapun prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Identifikasi Masalah. Penelitian dimulai dari pertanyaan yang belum dapat dijawab oleh seorang peneliti. Pada tahap ini, peneliti mengindentifikasi hal-hal apa saja yang akan diteliti yang nantinya akan dipecahkan permasalahannya, seperti variabel apa yang akan diukur dalam penelitian? Apakah ada alat-alat atau instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut?.

2. Studi pendahuluan. Peneliti mencari sumber bacaan yang dapat menunjang penelitiannya kemudian berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan guru mata pelajaran fikih serta mengobservasi tempat yang akan dilakukan penelitian.

3. Perumusan Masalah. Setelah menetapkan berbagai aspek masalah yang dihadapi dan berkonsultasi dengan dosen dan guru mata pelajaran tersebut, peneliti mulai menyusun informasi mengenai masalah yang akan dijawab, melakukan perumusan judul, membuat desain penelitian, menetapkan


(39)

4. Rancangan Penelitian. Peneliti membuat rancangan penelitian yang terdiri atas: pendekatan dan metode penelitian, menentukan variabel dan sumber data, serta menentukan dan menyusun instrumen (tes dan observasi). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan eksperimental dengan metode kuasi eksperimen. Peneliti juga menentukan variabel dan sumber data. variabel dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu Model Pembelajaran Tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan hasil belajar. Sumber data diambil dari tes hasil belajar pretest dan posttest. Menentukan dan menyusun instrumen tes yang dilakukan dibawah bimbingan dosen pembimbing.

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan instrumen pada penelitian ini sebagai berikut.

a) Melakukan observasi, wawancara dengan guru terkait mengenai pemilihan materi yang akan diteliti.

b) Menelaah silabus mata pelajaran fikih kelas XI jenjang Madrasah Aliyah (MA).

c) Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran fikih (RPP kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol). d) Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian dengan 40 objektif berbentuk

pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban (a, b, c, d, dan e). e) Melakukan uji coba instrumen yang bukan sampel.

f) Mengolah data uji coba instrumen dengan mencari validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda, sehingga di dapat soal-soal yang layak untuk diujikan pada sampel penelitian.

e. Pengumpulan Data. Data penelitian dikumpulkan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah ditentukan. Diawali dengan penentukan kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelompok kelas eksperimen dilakukan dengan memberikan perlakuan ketika pembelajaran dengan Model Pembelajaran Tipe Student Team Achievement Division (STAD), sedangkan kelompok kelas kontrol diberikan perlakuan seperti biasanya atau dengan metode ekspositori.


(40)

kelas (kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol). Kemudian diberikan perlakuan kepada kedua kelas tersebut dan terakhir diberikan posttest.

f. Pengolahan Data. Data yang dikumpulkan selanjutnya diklasifikasikan dan diorganisasikan secara sistematis serta diolah secara logis menurut rancangan penelitian yang telah ditetapkan. Adapun pengolahan data yang dilakukan sebagai berikut:

a) Pengolahan data dilakukan dengan berbantuan program SPSS 16 (Statistical Product And Service Solution) baik itu untuk pengolahan data kelompok kelas eksperimen maupun kelompok kelas kontrol.

b) Menyimpulkan data yang di dapat berdasarkan pretest dan posttest kedua kelas tersebut.

g. Pembuatan Laporan Penelitian. Tahapan-tahapan yang telah dilakukan dari nomor 1 sampai nomor 6 dituangkan dalam suatu laporan penelitian. Laporan penelitian yang dibuat dilakukan berdasarkan data-data yang di dapat melalui prosedur penelitian.


(41)

Ahmad Nurul Ihsan B, 2013

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan bahasan tentang kesimpulan dan saran. Dari simpulan ini diharapkan dapat diketahui secara garis besar hasil penelitian yang telah dilakukan. Kemudian untuk melihat hal-hal yang dapat dilakukan di masa yang akan datang, maka perlu dicantumkan beberapa saran sebagai patokan dalam kegiatan selanjutnya.

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan tujuan penelitian yang sebelumnya telah dirumuskan, maka hasil pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa

1. Hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan hasil belajar siswa kelas kontrol dengan menggunakan metode ekspositori atau konvensional terbukti sangat berbeda dengan melihat hasil gain ternormalisasi dimana perolehan kelas kontrol menunjukan hasil yang lebih kecil dari kelas eksperimen.

2. Setelah diadakan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka penggunaan model pembelajaran tipe STAD terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian pada pembelajaran dengan model tipe Student Team Achievement Division (STAD) efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fikih. Hal itu berarti model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD) sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, baik secara individu maupun secara kelompok.


(42)

Ahmad Nurul Ihsan B, 2013

3. Hasil observasi yang dilakukan menujukan peningkatan yang positif baik dari guru maupun dari siswa ketika pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran tipe Student team Achievement Division (STAD) dengan memaksimalkan Lembar Kerja Kelompok yang disediakan dan memanfaatkan kondisi kerja tim atau kerja kelompok yang dibentuk.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa saran tetnang penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagi Guru

Model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang dapat dijadikan sebagai alternatif untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penerapan model pembelajaran secara sistematis terkadang menimbulkan kekakuan bagi guru dalam menerapkannya, namun semua itu hanyalah proses adaptasi menuju hasil yang lebih baik, yaitu terciptanya pembelajaran yang efektif dan menambah khasanah keilmuan guru itu sendiri dalam menerapkan model-model pembelajaran apa pun ke depannya.

2. Bagi Kepala Sekolah

Sesuai dengan pembahasan mengenai manfaat untuk penelitian ini yang mana hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan untuk pembinaan guru di sekolah, terutama bagi guru mata pelajaran fikih dan secara umum bagi guru mata pelajaran lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan juga


(43)

Ahmad Nurul Ihsan B, 2013

sebagai stimulus untuk mengembalikan gairah mengajar bagi guru itu sendiri. Peran kepala sekolah sebagai tongkak dalam kepemimpinan sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran yang berlangsung di sekolah sehingga dukungan kepala sekolah sangat dibutuhkan bagi peningkatan hasil belajar siswa.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian penelitian selanjutnya dan diharapkan untuk melakukan penelitian dengan model yang sama namun dengan tingkat sampel yang berbeda agar model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) ini memang betul-betul menjadi salah satu solusi bagi pembelajaran itu sendiri. Dan juga bagi peneliti selanjutnya untuk mengkaji pada ranah afeksi khusus pada mata pelajaran fikih agar kedepannya lebih memberikan warna bagi mata pelajaran fikih itu sendiri.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi

Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Asrofudin. (2010). Tujuan dan Fungsi Mata Pelajaran Fiqih, [Online]. Tersedia: http://asrofudin.blogspot.com/2010/05/tujuan-dan-fungsi-mata-pelajaran-fiqih html [18 Juli 2013]

Barizi, Ahmad. (2011). Menjadi Guru Unggul, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Creswell, John W. (2012). Research Designe, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed¸ Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Daryanto. (2012). Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Dewi, Laksmi. (2005). Pengembangan Model Pembelajarn Modular untuk Meningkatkan Kompetensi Siswadalam Mata Pelajaran Fiqhi. UPI Bandung Tesis tidak dipublikasikan.

E. Slavin, Robert. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, Bandung: Nusa Media .

GulNazir Khan. (2011). International Education Studies Effect of Student’s Team Achievement Division (STAD) on Academic Achievement of Students,[Jurnal] Terdia: http://www.ccsenet.org/journal/index.php/ies/ [11 Januari 2013]. Hamalik, Oemar. (2009). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Hasanuddin. (2008). Kinerja Guru dalam Melaksanakan Tugas sebagai Pengembang Kurikulum (Studiuntuk Guru Fiqhi di Madrasah Aliyah Negeri Model Jambi), UPI Bandung. Tesis tidak dipublikasikan.

Ita Ulansari dan Bertha Yonata. (2012). Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Materi Pokok Larutan Penyangga,


(45)

Tersedia: http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/journal-of-chemical-education/ [11 Januari 2013].

Isjoni. (2011). Cooperative Learning, Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, Bandung: Alfabeta.

Junaedi, Edi. (2009). Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Model Student Team Achivement Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa/Waarga Belajar pada Mata Pelajaran Matematika. UPI Bandung. Tesis tidak dipublikasikan. Lie, Anita. (2004). Cooperative Learning, Jakarta: Grasindo.

Majid, Abdul. (2012). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munawar, Duli Muhlis. (2011). Efektivitas Model Blended Learning Dengan Moodel Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fisika. UPI Bandung. Tesis tidak dipublikasikan.

Muhammad Iqbal Majoka, Malik Hukam Dad, Tariq Mahmood, (2010). Journal of Education and Sociology Student Team Achievement Division (STAD) as an Active Learning Strategy: Empirical Evidence From Mathematics Classroom, Tersedia:http://cuin561su12.wikispaces.com/file/view/Student+TeamAchieve ment +Division+(STAD) [22 Desember 2012].

Nootan Rai dan Sunarti Samsudin. (2007). Redisigning Pedagogy – Crpp Conference STAD vs Traditional Teaching,CHIJ St. Joseph’s Convent Tersedia: https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:KTRA6kDmjHwJ:conference. nie.edu.sg/ [21 Januari 2013].

Ratnawulan, Ana, Taksonomi_Bloom-Revisi [Online] Tersedia: http://file.upi.edu/ Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/197404171999032/taksonomi_ Bloom_revisi [3 Mei 2013].

Rochmad. (2012). Revisi Taksonomi Bloom (A Revision Of Bloom’s Taxonomy) [Online]

Tesedia: http://imamprasaja.files.wordpress.com/2013/06/rochmad-bloom-ori. [17 Juni 2013].

Rofiq, Ahmad. (2008). Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk

Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Madrasah Aliyah (Penelitian dan Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif pada mata Pelajaran Aqidah Akhlaq) UPI Bandung. Tesis tidak dipublikasikan.


(46)

Ruhimat, Yayat. (2012). Efektivitas Penggunaan Media Film Youtube Untuk Meningkatkan Penguasaan Listening Skills Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris. UPI Bandung. Tesis tidak dipublikasikan.

Rusman. (2011). Model- Model Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Press. _______ (2009). Manajemen Kurikulum, Jakarta: Rajawali Press.

Sanjaya, Wina. (2011). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

____________ (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Siregar, Ahmad Saddam. (2012). Pembelajaran Geometri Melalui Model Van Hiele Berbantuan Geogebra Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP. UPI Bandung. Skripsi tidak dipublikasikan.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumarno, Ali. (2011). Pengertian Hasil Belajar [Online] http://blog.elearning.unesa. ac.id/alim-sumarno/pengertian-hasil-belajar [17 Juni 2013]

Suryabrata, Sumadi. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Syarifudin, Amir. (1997). Ushul Fiqih. Jakarta: Logos Wacana Islam.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Usman, Uzer, (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wijaya, Nuriman, (2008). Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

(Student Team Achivement Divison) dengan Peta Konsep untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tersedia: http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/ 31081226 [22 Januari 2013].


(1)

Ahmad Nurul Ihsan B, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Tipe Student Team Acievement Divisiori (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan bahasan tentang kesimpulan dan saran. Dari simpulan ini diharapkan dapat diketahui secara garis besar hasil penelitian yang telah dilakukan. Kemudian untuk melihat hal-hal yang dapat dilakukan di masa yang akan datang, maka perlu dicantumkan beberapa saran sebagai patokan dalam kegiatan selanjutnya.

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan tujuan penelitian yang sebelumnya telah dirumuskan, maka hasil pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa

1. Hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan hasil belajar siswa kelas kontrol dengan menggunakan metode ekspositori atau konvensional terbukti sangat berbeda dengan melihat hasil gain ternormalisasi dimana perolehan kelas kontrol menunjukan hasil yang lebih kecil dari kelas eksperimen.

2. Setelah diadakan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka penggunaan model pembelajaran tipe STAD terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian pada pembelajaran dengan model tipe Student Team Achievement Division (STAD) efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fikih. Hal itu berarti model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD) sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, baik secara individu maupun secara kelompok.


(2)

Ahmad Nurul Ihsan B, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Tipe Student Team Acievement Divisiori (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Hasil observasi yang dilakukan menujukan peningkatan yang positif baik dari guru maupun dari siswa ketika pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran tipe Student team Achievement Division (STAD) dengan memaksimalkan Lembar Kerja Kelompok yang disediakan dan memanfaatkan kondisi kerja tim atau kerja kelompok yang dibentuk.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa saran tetnang penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagi Guru

Model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang dapat dijadikan sebagai alternatif untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penerapan model pembelajaran secara sistematis terkadang menimbulkan kekakuan bagi guru dalam menerapkannya, namun semua itu hanyalah proses adaptasi menuju hasil yang lebih baik, yaitu terciptanya pembelajaran yang efektif dan menambah khasanah keilmuan guru itu sendiri dalam menerapkan model-model pembelajaran apa pun ke depannya.

2. Bagi Kepala Sekolah

Sesuai dengan pembahasan mengenai manfaat untuk penelitian ini yang mana hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan untuk pembinaan guru di sekolah, terutama bagi guru mata pelajaran fikih dan secara umum bagi guru mata pelajaran lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan juga


(3)

Ahmad Nurul Ihsan B, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Tipe Student Team Acievement Divisiori (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai stimulus untuk mengembalikan gairah mengajar bagi guru itu sendiri. Peran kepala sekolah sebagai tongkak dalam kepemimpinan sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran yang berlangsung di sekolah sehingga dukungan kepala sekolah sangat dibutuhkan bagi peningkatan hasil belajar siswa.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian penelitian selanjutnya dan diharapkan untuk melakukan penelitian dengan model yang sama namun dengan tingkat sampel yang berbeda agar model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) ini memang betul-betul menjadi salah satu solusi bagi pembelajaran itu sendiri. Dan juga bagi peneliti selanjutnya untuk mengkaji pada ranah afeksi khusus pada mata pelajaran fikih agar kedepannya lebih memberikan warna bagi mata pelajaran fikih itu sendiri.


(4)

Ahmad Nurul Ihsan B, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Tipe Student Team Acievement Divisiori (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi

Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Asrofudin. (2010). Tujuan dan Fungsi Mata Pelajaran Fiqih, [Online]. Tersedia: http://asrofudin.blogspot.com/2010/05/tujuan-dan-fungsi-mata-pelajaran-fiqih html [18 Juli 2013]

Barizi, Ahmad. (2011). Menjadi Guru Unggul, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Creswell, John W. (2012). Research Designe, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed¸ Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Daryanto. (2012). Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Dewi, Laksmi. (2005). Pengembangan Model Pembelajarn Modular untuk Meningkatkan Kompetensi Siswadalam Mata Pelajaran Fiqhi. UPI Bandung Tesis tidak dipublikasikan.

E. Slavin, Robert. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, Bandung: Nusa Media .

GulNazir Khan. (2011). International Education Studies Effect of Student’s Team Achievement Division (STAD) on Academic Achievement of Students,[Jurnal] Terdia: http://www.ccsenet.org/journal/index.php/ies/ [11 Januari 2013]. Hamalik, Oemar. (2009). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Hasanuddin. (2008). Kinerja Guru dalam Melaksanakan Tugas sebagai Pengembang Kurikulum (Studiuntuk Guru Fiqhi di Madrasah Aliyah Negeri Model Jambi), UPI Bandung. Tesis tidak dipublikasikan.

Ita Ulansari dan Bertha Yonata. (2012). Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Materi Pokok Larutan Penyangga,


(5)

Ahmad Nurul Ihsan B, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Tipe Student Team Acievement Divisiori (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tersedia: http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/journal-of-chemical-education/ [11 Januari 2013].

Isjoni. (2011). Cooperative Learning, Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, Bandung: Alfabeta.

Junaedi, Edi. (2009). Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Model Student Team Achivement Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa/Waarga Belajar pada Mata Pelajaran Matematika. UPI Bandung. Tesis tidak dipublikasikan. Lie, Anita. (2004). Cooperative Learning, Jakarta: Grasindo.

Majid, Abdul. (2012). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munawar, Duli Muhlis. (2011). Efektivitas Model Blended Learning Dengan Moodel Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fisika. UPI Bandung. Tesis tidak dipublikasikan.

Muhammad Iqbal Majoka, Malik Hukam Dad, Tariq Mahmood, (2010). Journal of Education and Sociology Student Team Achievement Division (STAD) as an Active Learning Strategy: Empirical Evidence From Mathematics Classroom, Tersedia:http://cuin561su12.wikispaces.com/file/view/Student+TeamAchieve ment +Division+(STAD) [22 Desember 2012].

Nootan Rai dan Sunarti Samsudin. (2007). Redisigning Pedagogy – Crpp Conference STAD vs Traditional Teaching,CHIJ St. Joseph’s Convent Tersedia: https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:KTRA6kDmjHwJ:conference. nie.edu.sg/ [21 Januari 2013].

Ratnawulan, Ana, Taksonomi_Bloom-Revisi [Online] Tersedia: http://file.upi.edu/ Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/197404171999032/taksonomi_ Bloom_revisi [3 Mei 2013].

Rochmad. (2012). Revisi Taksonomi Bloom (A Revision Of Bloom’s Taxonomy) [Online] Tesedia: http://imamprasaja.files.wordpress.com/2013/06/rochmad-bloom-ori. [17 Juni 2013].

Rofiq, Ahmad. (2008). Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Madrasah Aliyah (Penelitian dan Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif pada mata Pelajaran Aqidah Akhlaq) UPI Bandung. Tesis tidak dipublikasikan.


(6)

Ahmad Nurul Ihsan B, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Tipe Student Team Acievement Divisiori (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ruhimat, Yayat. (2012). Efektivitas Penggunaan Media Film Youtube Untuk Meningkatkan Penguasaan Listening Skills Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris. UPI Bandung. Tesis tidak dipublikasikan.

Rusman. (2011). Model- Model Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Press. _______ (2009). Manajemen Kurikulum, Jakarta: Rajawali Press.

Sanjaya, Wina. (2011). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

____________ (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Siregar, Ahmad Saddam. (2012). Pembelajaran Geometri Melalui Model Van Hiele Berbantuan Geogebra Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP. UPI Bandung. Skripsi tidak dipublikasikan.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumarno, Ali. (2011). Pengertian Hasil Belajar [Online] http://blog.elearning.unesa. ac.id/alim-sumarno/pengertian-hasil-belajar [17 Juni 2013]

Suryabrata, Sumadi. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Syarifudin, Amir. (1997). Ushul Fiqih. Jakarta: Logos Wacana Islam.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Usman, Uzer, (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wijaya, Nuriman, (2008). Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

(Student Team Achivement Divison) dengan Peta Konsep untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tersedia: http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/ 31081226 [22 Januari 2013].


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA.

0 2 10

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

0 0 10