PEMBERLAKUAN KEBIJAKAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI (TPP) DI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TERHADAP PENINGKATAN KINERJA DAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL.

ABSTRAK
PEMBERLAKUAN KEBIJAKAN TAMBAHAN PENGHASILAN
PEGAWAI (TPP) DI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
TERHADAP PENINGKATAN KINERJA DAN DISIPLIN PEGAWAI
NEGERI SIPIL
Jovita Pujiani Safitri
110110120010
Dalam rangka meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja PNS
dan CPNS di Pemerintah Provinsi Jawa Barat, pemerintah daerah
Provinsi Jawa Barat memberikan insentif berupa tambahan penghasilan
pegawai yang diatur berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor
119 tahun 2009 tentang Pedoman Pengukuran Kinerja dalam pemberian
Tambahan Penghasilan bagi PNS dan CPNS di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat. Kebijakan pemberian TPP seharusnya dapat
meningkatkan kinerja pegawai dengan memberikannya motivasi melalui
pemberian intensif. Pengukuran kinerja yang menjadi dasar pemberian
TPP yang tidak hanya dlihat dari aspek prestasi kerja tapi dilihat juga dari
aspek perilaku yaitu kedisiplinan, seharusnya juga dapat meningkatkan
penaatan pegawai terhadap aturan disiplin pegawai.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu
menggambarkan dan mengkaji dasar hukum berlakunya kebijakan TPP

Jawa Barat yang dikaitkan dengan teori hukum kepegawaian dan teori
manajemen untuk memahami pengaruh kebijakan TPP terhadap kinerja
PNS Daerah khusunya di Biro Hukum dan HAM Sekretariat Daerah
Provinsi Jawa Barat yang didasarkan pada Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010-2014 dan pengaruhnya
terhadap penaatan disiplin pegawai berdasarkan data statistik hukuman
disiplin PNS Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2015 .
Berdasakan hasil penelitian, capaian kinerja pada Biro Hukum dan
HAM Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat mengalami peningkatan
kinerja dari tahun 2010 hingga tahun 2012, namun di tahun yang terdapat
penambahan program dan sasaran, capaian kinerja mengalami
penurunan dikarenakan pegawai termotivasi dengan penghargaan berupa
finansial dengan tidak memiliki motiv untuk berprestasi dalam bekerja,
sedangkan tingkat pelanggaran disiplin pegawai mengalami peningkatan
yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah PNS Provinsi Jawa Barat
yang dijatuhi hukuman disiplin dari tahun sebelum diberikannya TPP.
Dalam hal ini diperlukan built in control dari atasan pada bawahan dan
pemerintah segera memperbaharui aturan disiplin pegawai yang mengacu
pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
guna menciptakan budaya kerja yang berkualitas disertai dengan

perbaikan sistem rekrutmen pegawai.

iv