PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN SISWA Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Metode Mengajar Guru dengan Kesejahteraan Siswa di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU
TERHADAP KESEJAHTERAAN SISWA
DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

Naskah Publikasi

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syaratan
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh :
Kartika Sari
F.100090197

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

r'
r
a\oE nnc--lr i€33ue

r

\o"1
Surquruqula4
: qelo lnfnlesrp r{BIeJ

Ifn8uea uelvreq uedep 1q
uu>tuer1euedrp

luun

rnfryesrp qeloJ

,6r060001'c
pes

e{lu?)

: qal6 ue>pferq


Euel

YIU\DT\TUOS I HVAIOY}III^TYHIII^I
diAIS Tff VAISIS

N\T\rIII.I,TIYfUSTDI NVSNUO i}T{i}S t[YfY3NgI,{

gGO,{,ffiTI dYG

V}ft{fiI

VA\SIS {SdflS'Sgd \flUVJ,NV NY3NNtIfiH

uu")lerns q€.(rpBuruleqnN

ffi

trcZ----'egelurng
ls'tr{ "un^Il InlorqBz'Brc


g Eurduepue6 t[nEue6

is'ru "lsd's'BunluluaH's'il\

1

\/4n

IS'tr

1

Eurdruepue6 1[nEue4

"lsd's'luB^rBx lttlsn

Bru?1n 1[n8ue4

'leref,s lgnualueru q?la1 w{u13,(u1p uep


w

luEEuel upe4
r[n8uo4 ue^4.eq uedep Ip lle>luequuedrp qu1el

r.6r06000I'c
rr?s B)II1.I?)
: qelo

w{nlelp

Eue,L

YIUVX\ruNS I I{YAIOYI^IruYHNI I
dhIS IO YA\SIS NYYUf,IIIYftrSf,)T NYCNf,(I NUNS UYfY9NghI
UOOIf,IAI dVOYHUtrI YA\SIS ISdUSUfld Yf,YINY NYCNOflOH

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU
TERHADAP KESEJAHTERAAN SISWA
DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

Kartika Sari
Usmi Karyani
Tieka_cebret@yahoo.co.id
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui apakah ada hubungan antara
persepsi siswa terhadap metode mengajar guru dengan kesejahteraan siswa, 2)
mengetahui sumbangan efektif persepsi siswa tentang metode mengajar guru
terhadap kesejahteraan siswa, 3) mengetahui tingkat persepsi siswa terhadap
metode mengajar guru, 4) mengetahui tingkat kesejahteraan siswa. Subjek
penelitian adalah siswa-siswi SMP Muhammadiyah 1 Surakarta kelas VII, VIII, dan
IX. Metode menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur skala. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kolerasi Product Moment
dari Pearson. Berdasakan hasil analisis data diperoleh koefisien kolerasi sebesar
� = 0,757 dengan sig. = 0,000; p < 0,01, sehingga hipotesis yang diajukan
diterima, sehingga dapat dikatakan adalah ada hubungan positif yang sangat
signifikan antara persepsi siswa terhadap metode mengajar guru dengan
kesejahteraan siswa. Sumbangan efektif persepsi siswa terhadap metode mengajar

guru sebesar 57,2% dan sisanya 48,2% dipengaruhi variabel lain. Tingkat persepsi
siswa terhadap metode mengajar guru termasuk ke dalam kategori tinggi dengan
rerata empirik sebesar 92,34 dan rerata hipotetik skala persepsi siswa terhadap
metode mengajar guru sebesar 75. Tingkat kesejahteraan siswa termasuk ke dalam
kategori tinggi dengan rerata empirik sebesar 60,87 dan rerata hipotetik skala
kesejahteraan siswa sebesar 50.
Kata kunci : persepsi siswa terhadap metode mengajar guru, kesejahteraan siswa

berkembang sejalan dengan aspirasi untuk

Pendahuluan
Pendidikan bagi kehidupan umat

maju, sejahtera, dan bahagia. Sesuai

manusia merupakan kebutuhan mutlak

dengan UU pasal 3 Nomor 20 Tahun 2003

yang harus dipenuhi sepanjang hayat.


tentang

Tanpa
kelompok

pendidikan
manusia

Sistem

Pendidikan

Nasional

mustahil

suatu

menyatakan bahwa pendidikan nasional


dapat

hidup

berfungsi
2

untuk

mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta

sistematis, oleh para pendidik profesional

peradaban bangsa yang bermartabat dalam

dengan program yang dituangkan ke dalam


rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

kurikulum untuk jangka waktu tertentu dan

bertujuan untuk berkembangnya potensi

diikuti oleh para anak didik pada setiap

peserta didik agar menjadi manusia yang

jenjang pendidikan tertentu (Ihsan, 2010).

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha

Esa,

berakhlak

mulia,


Setiap sekolah, baik sekolah negeri

sehat,

maupun

sekolah

swasta

diharapkan

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

mampu mengemban tujuan pendidikan

menjadi warga negara yang demokratis

yaitu mampu memberikan pengalaman


serta

bertanggung

jawab.

Dengan

terbaik bagi siswa sehingga membuat

dikatakan

bahwa

siswa-siswanya merasa sejahtera (well-

pendidikan anak Indonesia tidak hanya

being) karena kesejahteraan siswa (student

menekankan

peningkatan

well-being) mempengaruhi hampir seluruh

pengetahuan peserta didik saja, namun

aspek bagi optimalisasi fungsi siswa di

juga menjadikan peserta didik sehat

sekolah (Victorian General Report, 2010).

setelah menjalani pendidikan baik sehat

Sekolah

secara fisik, rohani, sosial, juga psikologis.

membuat suasana sekolah yang baik akan

Sehat menurut WHO memiliki pengertian

menimbulkan kesejahteraan bagi siswanya.

yang luas yang meliputi kesejahteraan,

Seorang siswa dengan kesejahteraan tinggi

kepuasaan,

di sekolah akan memiliki emosi dan

demikian

dapat

pada

kebahagiaan,

dan

kualitas

hidup (Saptandari, 2012).
Dengan

mengingat

yang

sudah

mampu

untuk

perasaan yang positif, siswa akan merasa
bunyi

pasal

nyaman,

tersebut dan karena di dorong keinginan

bahagia,

dan

puas

dengan

kehidupan sekolahnya.

orang tua untuk memberikan anaknya

Secara umum dunia persekolahan

berbagai kecakapan dan bermacam ilmu

menggambarkan dua sisi yang saling

pengetahuan maka orang tua berbondong-

kontradiktif. Di satu sisi sekolah mampu

bondong memasukan anaknya ke sekolah

menjadi lingkungan yang suportif bagi

(Pribadi, dalam ihsan 2010). Sekolah

perkembangan

adalah salah satu tempat bertumbuh dan

mengembangkan

berkembangnya seorang siswa. Sekolah

namun di sisi lain sekolah juga dapat

sebagai

menjadi

institusi

pengelolaan

resmi

di

bawah

siswa
diri

lingkungan

secara

yang

untuk
optimal,

justru

pemerintah,

menimbulkan masalah emosi dan perilaku

menyelenggarakan kegiatan pendidikan

pada siswa (Kumara, 2012). Salah satu

secara

masalah yang menjadi ancaman adalah

berencana,

sengaja,

terarah,
3

bullying. Penelitian yang dilakukan oleh

hasil dari harmonisasi antara beberapa

Hertinjung

(2012)

faktor, di satu sisi faktor yang lebih

menunjukkan insiden bullying di sekolah.

spesifik dan kebutuhan pribadi dan di sisi

Dalam penelitian dengan sampel 212 siswa

lain tentang harapan terhadap sekolah

dari

(Engels,

3

dan

SD

Karyani

yang

berbeda

tersebut

dkk

,

2004).

Penerapan

menunjukkan bahwa 47% anak-anak SD

kesejahteraan di sekolah dikembangkan

pernah terlibat dalam perilaku bullying,

oleh Konu dan Rimpela (2002) dengan

48% siswa rentan untuk terlibat, dan hanya

mengadopsi

5% siswa yang sama sekali belum pernah

dipadukan dengan konsep kesejahteraan

terlibat dalam bullying.

dalam sekolah yang selalu berkaitan

teori

sosiologi

yang

Fakta lain yang mengiindikasikan

dengan pendidikan, pengajaran, belajar,

adanya ancaman terhadap kesejahteraan

dan prestasi. Allardt (dalam Konu dan

siswa

Rimpela,

ditunjukkan

dalam

pengamatan

2002)

menggunakan

istilah

terkait beberapa fakta tentang hubungan

sejahtera dalam tradisi sosiologis, yang

guru dan siswa. Dikemukakan bahwa

meliputi aspek kehidupan dan kualitas

seringkali guru melakukan tindakan yang

hidup.

dapat membuat para siswanya semakin

Faktor

yang

mempengaruhi

tidak nyaman saat di sekolah, di antaranya

kesejahteraan, yaitu faktor dari dalam diri

: pandangan negatif terhadap siswa, tidak

dan faktor lingkungan. Faktor dari dalam

memberi dukungan kepada siswa, lebih

diri, antara lain pengaruh dari faktor

mudah menyalahkan daripada memuji,

demografis seperti jenis kelamin, ras,

memunculkan kekerasan di sekolah, jarang

kesehatan

membantu siswa jika siswa mendapat

ekonomi (Baker, 2003). Faktor kesehatan

kesulitan, mementingkan hasil daripada

mental

proses, dan menilai kesuksesan siswa

kesejahteraan siswa antara lain self-esteem,

hanya dari nilai matapelajaran tertentu

self efficacy, depresi, dan stress (Baker,

(Susetyo, 2012). Hal ini yang dapat

2003).

menyebabkan seorang siswa merasa tidak

mempengaruhi munculnya kesejahteraan

sejahtera ketika berada di sekolah, karena

siswa, seperti iklim sekolah, ruang kelas,

mengalami

yang

organisasi sekolah, dan konteks teman

negatif tentang hubungan sosialnya di

sebaya (Baker, 2003). Seseorang yang

sekolah (Schmidt, 1992).

setiap harinya berada di sebuah lingkungan

sebuah

pengalaman

mental

yang

Faktor

dan

status

berpengaruh

dari

sosial

pada

lingkungan

Kesejahteraan siswa adalah sebuah

tidak akan terlepas dari proses pengamatan

keadaan emosi positif yang merupakan

dan penilaian terhadap lingkungannya.
4

Proses pengamatan yang dilakukan oleh

Guru dituntut harus dapat menggunakan

seseorang terhadap lingkungannya untuk

metode mengajar yang bervariasi dalam

kemudian

hasil

pengamatan

menyampaikan

diberikan

suatu

penilaian

tersebut

merupakan

materi

sehingga

tidak

menimbulkan kejenuhan pada siswa.
Pengalaman positif yang dialami

proses persepsi. Persepsi merupakan suatu
sebuah

siswa tentang metode mengajar yang

stimulus yang didahului oleh penginderaan

dipergunakan guru di kelas akan membuat

(Walgito, 2009). Secara implisit persepsi

seorang siswa memiliki persepsi baik

juga mempengaruhi kesejahteraan siswa

terhadap suasana kelas yang dibangun oleh

ketika berada di lingkungan sekolah.

guru. Hal ini akan membuat seorang siswa

proses

menginterpretasikan

Menurut Kaplan dan Maehr (1999)

merasa nyaman, senang, dan bahagia

persepsi siswa tentang lingkungan sekolah

ketika berada di kelas dan berdampak pada

dan kelas dapat dijadikan pertimbangan

keberadaannya di sekolah. Mereka akan

untuk

umum

lebih puas dengan apa yang didapatkan

kesejahteraan siswa. Semua peristiwa yang

ketika berada di sekolah, sedangkan

dialami siswa di sekolah membuat seorang

pengalaman negatif akan membuat seorang

siswa memiliki sebuah pengalaman positif

siswa memiliki persepsi yang kurang baik

maupun

terhadap

mengubah

negatif

secara

terhadap

lingkungan

suasana

kelas

dan

akan

siswa

berdampak pada keberadaannya ketika di

tentang

sekolah. Hal ini akan membuat seorang

lingkungan sekolahnya tersebut (Schmidt,

siswa merasa tidak berharga, dikucilkan,

1992). Dapat dikatakan pengalaman yang

dan tidak bahagia ketika berada di kelas

positif akan membuat siswa memiliki

maupun di sekolah. Mereka kurang puas

persepsi yang baik, sedangkan pengalaman

dengan apa yang mereka dapatkan ketika

yang

mereka berada di sekolah.

sekolahnya
memiliki

sehingga
sebuah

negatif

akan

membuat
persepsi

membuat

siswa

Berdasarkan uraian di atas dapat

memiliki persepsi yang kurang baik.

dibuat rumusan masalah yakni “apakah

Termasuk pengalaman siswa ketika
berada di kelas, siswa akan merasakan

ada

pengalaman tentang metode mengajar

terhadap metode mengajar guru dengan

yang dipergunakan oleh masing-masing

kesejahteraan

guru. Metode mengajar yang dipergunakan

memiliki tujuan untuk mengetahui apakah

oleh guru akan membuat siswa memiliki

ada

persepsi yang berbeda-beda, yaitu persepsi

terhadap metode mengajar guru dengan

yang tinggi atau persepsi yang rendah.

kesejahteraan
5

hubungan

hubungan

antara
siswa?”.
antara

siswa.

persepsi

siswa

Penelitian

persepsi

Hipotesis

ini

siswa

dalam

penelitian ini adalah ada hubungan positif

dari Pearson. Pengolahan data dilakukan

persepsi siswa terhadap metode mengajar

dengan program komputer SPSS Version

guru dengan kesejahteraan siswa.

17.0. Taraf signifikansi yang digunakan
adalah 1% dengan uji satu ekor, karena
hipotesis penelitian ini satu arah.

Metode Penelitian
Penelitian

ini

dilakukan

pendekatan

kuantitatif

menggunakan

skala

dengan
dengan

sebagai

Hasil Penelitian dan Pembahasan

alat

Dari

hasil

penelitian

yang

dilakukan diperoleh hasil bahwa � =

pengumpul datanya. Skala yang digunakan
ada dua, yaitu skala persepsi siswa

0,757 dengan sig. = 0,000; p < 0,01. Hal

terhadap metode mengajar guru dan skala

ini menunjukan bahwa ada hubungan

kesejahteraan.

siswa

positif yang sangat signifikan antara

terhadap metode mengjar guru disusun

persepsi siswa terhadap metode mengajar

menggunakan

yang

guru dengan kesejahteraan siswa diterima.

dikemukakan oleh Walgito (2009) yaitu

Pengalaman yang dirasakan oleh seorang

aspek kognisi, aspek afeksi, dan aspek

siswa

konasi dan faktor metode mengajar yang

memberikan persepsi bagi siswa yang

dikemukakan oleh Surakhmad (1990).

mengalaminya (Schmidt, 1992). Di sini

Sedangkan

siswa

siswa yang merasakan pengalaman dari

disusun dengan menggunakan aspek-aspek

sebuah metode pengajaran yang dilakukan

yang dikemukakan oleh Allardt dalam

oleh guru dalam menyampaikan materi

Konu dan Rimpela (2002) yaitu having,

akan membuat siswa memiliki sebuah

loving, being, dan health.

persepsi tentang apa yang dialaminya

Skala

persepsi

aspek-aspek

skala

kesejahteraan

Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa-siswi

SMP

Muhammadiyah

di

tersebut.

1

suatu

Bila

lingkungan

seorang

memberikan pengalaman

guru

akan

mampu

yang positif

Surakarta. Teknik sampling yang digunkan

maka siswa akan memiliki persepsi yang

dalam mengambil subjek penelitian adalah

baik dan begitu pula sebaliknya.

cluster sampling. Dengan mengambil tiap

Variabel persepsi siswa terhadap

kelompok kelas dalam suatu populasi.

metode

Pengambilan

sumbangan

objek

dilakukan

dengan

mengajar
sebesar

guru

memberikan

57,2%

terhadap

menggunakan random, yaitu sebagian

variabel kesejahteraan siswa. Hal ini

siswa dari kelas VII, kelas VIII, dan kelas

menandakan masih ada 42,8% variabel

IX. Teknik analisis data dalam penelitian

lain

ini menggunakan kolerasi product moment
6

yang

mempengaruhi

variabel

kesejahteraan siswa. Variabel tersebut

berarti secara umum siswa sudah merasa

misalnya demografis, self-esteem, self

sejahtera dan puas ketika berada di sekolah

efficacy, depresi, dan stress (Baker, 2003).

adalah

Pengalaman yang dirasakan siswa tentang

kesejahteraan

metode mengajar guru akan dipersepsikan

sebabnya karena mereka memiliki persepsi

siswa

yang tinggi (positif) terhadap metode

sebagai

persepsi

yang

positif

tinggi.

maupun negatif. Metode mengajar guru

mengajar

yang sesuai dengan keinginan siswa akan

materi.

memberikan pengalaman

yang positif

kepada

siswa

siswa

sehingga

akan

demikian

pula

dengan

siswa

akan

metode

penelitian,

memberikan

koefisien

� =

0,757

tentang metode mengajar guru

memiliki tingkat persepsi yang berbeda

terhadap

pula, oleh karena itu kesejahteraan siswa

kesejahteraan

siswa

sebesar 57,2% dan masih terdapat

lebih bersifat subyektif. Sehingga pada

42,8% sisanya dipengaruhi variabel

setiap siswa dalam suatu sekolah dapat

lainnya.

dan

3. Secara umum siswa-siswi di SMP

kepuasaan yang berbeda-beda pula (Baker,
dari

korelasi

2. Sumbangan efektif persepsi siswa

memiliki pola pikir yang berbeda dan

dilihat

kesimpulan

dengan sig. = 0,000; p < 0,001.

sekolahnya (Baker, 2003). Setiap siswa

dapat

diambil

dengan kesejahteraan siswa. Nilai

penilaian terhadap kualitas kehidupan

Ini

maka

terhadap metode mengajar guru

Hal ini akan berdampak pada

2003).

menyampaikan

signifikan antara persepsi siswa

dengan kurang baik pula.

kesejahteraan

satu

1. Ada hubungan positif yang sangat

sehingga siswa akan mempersepsikannya

tingkat

dalam

salah

sebagai berikut :

pengalaman yang negatif kepada siswa

memiliki

guru

ini

Berdasarkan hasil analisis data

mengajar guru yang kurang sesuai dengan
keinginan

siswa

tingkat

Kesimpulan

mempersepsikannya dengan persepsi yang
baik,

Tingginya

Muhammadiyah 1 Surakarta sudah

hasil

merasa sejahtera dan puas ketika

kategorisasi skala kesejahteraan siswa

berada di sekolah adalah tinggi.

yang diketahui bahwa 133 siswa (68,556

Dengan nilai sebesar 68,556 %.

%) telah merasa sejahtera dan puas ketika
berada di sekolah, sedangkan 1 siswa

Daftar Pustaka

(0,512 %) belum merasakan sejahtera dan

Baker, J. A., Dilly, L.J., Aupperlee, J. L. &
Patil, S. A. (2003). The developmental

puas ketika berada di sekolah. Hal ini
7

context of school satisfaction: Schools
as
psychologically
healthy
environments.
School
Psychology
Quarterly, 18, 206-221.

Surakhmad, W. (1990). Pengantar
Interaksi Mengajar-Belajar (Dasar dan
Tehnik
Metodologi
Pengajaran).
Bandung : Tarsito.

Engels, N., Aelterman, A., Van Petegem,
K., & Schepens, A. (2004). Factors
which influence the well- being of
pupils in Flemish secondary schools.
Educational Studies , 30, 2, 127143.Engelwood Cliffs, NJ: PrenticeHall.

Susetyo, Y.F. (2012). Guru Peduli
Kesejahteraan
Siswa.
Dalam
Faturochman, Tri Hayuning Tyas,
Wenty Marina Minza, dan Galang
Lufityanto (penyunting), Psikologi
untuk
Kesejahteraan
Masyarakat,
Yogkakarta: Pustaka Pelajar dan
Fakultas Psikologi UGM.

Ihsan,
H.F.
(2010).
Dasar-Dasar
Pendidikan
(Komponen
MKDK).
Jakarta : Rineka Cipta.

Victorian General Report. (2010). The
Effectiveness of Student Wellbeing
Programs and Services. Februari 2010.
Diunduh pada tanggal 9 Maret 2013.
http://www.audit.vic.gov.au/reports_an
d_publications/reports_by_year/200910/20100302_student_wellbeing.aspx

Hertinjung, W.S dan Karyani, U. (2012).
Bullying di Sekolah Dasar. Laporan
Penelitian
LPPM
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta.
Tidak
ditertibkan.

Walgito, B. (2009). Pengantar Psikologi
Umum. Yogyakarta : ANDI.

Kaplan, A. & Maehr, M.L.. (1999).
Achievement goals and student wellbeing
Contemporary
Educational
Psychology 24, 330–358.
Konu, A., & Rimpela, M. (2002). Wellbeing in school: a conceptual model.
Health Promotion International, 17, 1,
79 – 89.
Kumara, A. (2012). Kesehatan Mental di
Sekolah.
Dalam Faturochman, Tri
Hayuning Tyas, Wenty Marina Minza,
dan Galang Lufityanto (penyunting),
Psikologi
untuk
Kesejahteraan
Masyarakat,
Yogkakarta:
Pustaka
Pelajar dan Fakultas Psikologi UGM.
Saptandari, E.W. (2012). Peran Sekolah
untuk Kesejahteraan Mental Anak dan
Remaja. Dalam Faturochman, Tri
Hayuning Tyas, Wenty Marina Minza,
dan Galang Lufityanto (penyunting),
Psikologi
untuk
Kesejahteraan
Masyarakat,
Yogkakarta:
Pustaka
Pelajar dan Fakultas Psikologi UGM.
Schmidt, L.J. (1992). Relationship
Between Pupil Control Ideology and
Quality of school life. Journal of
Innitational Theory and Practice. 7(2).
8

Dokumen yang terkait

Bagaimana Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam di SDN Rambutan 03 Pagi Jakarta

1 5 90

Pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS siswa di SMP Muhammadiyah 1 Cileungsi

0 11 0

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP METODE MENGAJAR GURU DENGAN KESEJAHTERAAN SISWA DI SMP Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Metode Mengajar Guru dengan Kesejahteraan Siswa di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 1 15

PENDAHULUAN Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Metode Mengajar Guru dengan Kesejahteraan Siswa di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 1 9

DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. (2009). Tes Prestasi, Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Metode Mengajar Guru dengan Kesejahteraan Siswa di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 0 4

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG CARA GURU MENGAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Cara Guru Mengajar Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas X Di SMA Batik 1 Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG CARA GURU MENGAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Cara Guru Mengajar Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas X Di SMA Batik 1 Surakarta.

0 1 19

Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Ketrampilan Mengajar Guru dan Kemandirian Belajar Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa BAB 0

0 0 17

JURNAL SRI MEKARWATI K2309074 PEND FISIKA 2009

0 0 3

PERSEPSI SISWA TENTANG PUSTAKAWAN DI PER

0 0 11