DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas IV SDN Pangradin 02 Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor.

(1)

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN

BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas IV SDN Pangradin 02 Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Reda Nugraha Maulana Sidik 1101276

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SERANG


(2)

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN

BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas IV SDN Pangradin 02 Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor)

Oleh

REDA NUGRAHA MAULANA SIDIK

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© REDA NUGRAHA MAULANA SIDIK 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HALAMAN PENGESAHAN REDA NUGRAHA MAULANA SIDIK

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR

SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas IV SDN Pangradin 02 Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor)

disetujui dan disyahkan oleh pembimbing : Pembimbing I

Dra. Hj. Nur’aini, M.Pd

NIP. 195801091982032002

Pembimbing II

Tatang Suratno, M.Pd NIP. 197809162008011008

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Drs. Ajo Sutarjo, M.Pd NIP. 196201101988031003


(4)

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Halaman Pernyataan

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Desain Pembelajaran Gaya Berbasis Pendekatan Konstruktivisme Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design

Research di Kelas IV SDN Pangradin 02 Kecamatan Jasinga Kabupaten

Bogor)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan saya tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Serang, Juni 2015

Reda Nugraha Maulana Sidik NIM. 1101276


(5)

i Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Reda Nugraha Maulana Sidik. (2015). “Desain Pembelajaran Gaya Berbasis Pendekatan Konstruktivisme Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa” (Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas IV SDN Pangradin 02 Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor).

Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya siswa yang mengalami kesulitan belajar serta rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada konsep gaya. Disebabkan oleh pendekatan pembelajaran guru yang kurang efektif dan tidak mengajak siswa terlibat aktif. Konstruktivisme merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Karena siswa terlibat aktif dengan membangun dan menyusun pengetahuannya sendiri. Berdasarkan masalah tersebut, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana desain pembelajaran gaya berbasis pendekatan konstruktivisme berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa?

Tujuan dalam penelitian ini yaitu mendeskripsikan desain pembelajaran gaya berbasis pendekatan konstruktivisme berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang menerapkan didactical design research. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan tahapan-tahapannya yaitu perencanaan (prospektif), tindakan (metapedadidaktik), observasi (metapedadidaktik) serta refleksi (retrospektif). Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi dan tes. Sedangkan subjek penelitiannya yaitu kegiatan pembelajaran IPA pada konsep gaya di kelas IV SDN Pangradin 02 Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor.

Hasil penelitian ini ditemukan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dengan hasil belajar siswa pada pra siklus nilai rata-rata siswa hanya mencapai 58,42. Pada siklus I, nilai rata-rata siswa menjadi 63,42. Pada siklus II, nilai rata-rata siswa meningkat secara signifikan yaitu 74,34.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan hasil serta mengatasi kesulitan belajar siswa. Maka peneliti merekomendasikan bagi para guru yaitu dalam proses pembelajaran sebaiknya menggunakan pendekatan yang melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran sehingga dapat mengatasi kesulitan belajar siswa.


(6)

ii Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Reda Nugraha Maulana Sidik. (2015). “Learning Design Of Energy Based Approach Contructivism Based On The Analysis Of Students' Learning Obstacle” (Classroom Action Research Applying Didactical Design Research In Grade 4th SDN Pangradin 02 Jasinga Subdistrict Bogor Regency).

This study was motivated by the many students who have learning obstacle and poor learning outcomes of students in science teaching on the concept of style. Caused by the teacher learning approaches that are less effective and do not encourage students to be actively involved. Constructivism is the right solution to overcome these problems. Because students are actively involved with building and compiling his own knowledge. Based on these issues, the formulation of the problem in this research is how the design-based learning style constructivism approach is design-based on the analysis of students' learning obstacle?

The goal in this study is to describe the design of learning styles based constructivist approach is based on the analysis of students' learning obstacle. The method used in this research is a classroom action research that applies didactical research design. This study was conducted in two cycles and phases namely planning (prospective), action (metapedadidaktik), observations (metapedadidaktik) and reflection (retrospective). Data collection instruments used in this study is the observation and tests. While the research subject is science learning activities on the concept of style in class IV SDN Pangradin 02 Jasinga District of Bogor Regency.

Results of this study found an increase in student learning outcomes. This is evidenced by student learning outcomes in pre-cycle students' average score was only 58.42. In the first cycle, the average value of students into 63.42. In the second cycle, the average value of students increased significantly, namely 74.34.

Based on these results it can be concluded that the application of constructivism approach based learning design can improve results and overcome the learning obstacle of students. The researchers recommend for teachers that is in the learning process should use an approach that actively engages students in learning so that students can overcome learning obstacle.


(7)

v Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional ... 6

BAB II DESAIN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME PADA KONSEP GAYA BERDASARKAN KESULITAN BELAJAR SISWA... 8

A.Kajian Teoritik ... 8

B. Kajian Peneliti Terdahulu ... 19

C.Kerangka Berfikir ... 21

D.Hipotesis Tindakan ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23

A.Prosedur Penelitian ... 23

B. Proses Tindakan ... 27

C.Teknik Pengumpulan Data ... 31

D.Teknik Analisis Data ... 38


(8)

vi Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN . 40

A.Persiapan Penelitian ... 40

B. Hasil Penelitian ... 40

C.Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 74

D.Pembahasan Hasil Penelitian ... 78

E. Jawaban Hipotesis ... 80

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 81

A.Simpulan ... 81

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 84 LAMPIRAN


(9)

vii Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pembuatan Soal IPA Tentang Gaya di Kelas IV SD... 33

Tabel 3.2 Format Penilaian Tes Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya ... 34

Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Belajar Peserta Didik ... 35

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Peserta Didik ... 35

Tabel 3.5 Pedoman Observasi Aktivitas Guru Pada Pembelajaran Gaya Dengan Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme ... 36

Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Observasi Aktivitas Guru ... 37

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Dalam Pra Siklus ... 43

Tabel 4.2 Kegiatan Pembelajaran Siklus I dan Prediksi Serta Antisipasi Guru Dalam Pembelajaran Gaya dan Pengaruhnya Terhadap Benda ... 48

Tabel 4.3 Rekapitulasi Jawaban Diskusi Kelompok Pada Siklus I ... 54

Tabel 4.4 Prediksi Guru Serta Kenyataan Yang Terjadi Dalam Pembelajaran Gaya dan Pengaruhnya Terhadap Benda... 55

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Penerapan Desain Pembelajaran Berbasis Pendekatan Konstruktivisme Pada Konsep Gaya Pada Siklus I ... 56

Tabel 4.6 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ... 57

Tabel 4.7 Kegiatan Pembelajaran Siklus II dan Prediksi Serta Antisipasi Guru Dalam Pembelajaran Gaya dan Pengaruhnya Terhadap Benda ... 61

Tabel 4.8 Rekapitulasi Jawaban Diskusi Kelompok Pada Siklus II ... 67

Tabel 4.9 Prediksi Guru Serta Kenyataan Yang Terjadi Dalam Pembelajaran Gaya dan Pengaruhnya Terhadap Benda ... 69

Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Penerapan Desain Pembelajaran Berbasis Pendekatan Konstruktivisme Pada Konsep Gaya Pada Siklus II ... 71


(10)

viii Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.12 Rekapitulasi Aktivitas Guru Dalam Penerapan Desain

Pembelajaran Berbasis Pendekatan Konstruktivisme Pada Konsep Gaya ... 75 Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA

Konsep Gaya dengan Penerapan Desain Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme ... 76


(11)

ix Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Metapedadidaktik Dilihat dari Sisi ADP, HD, dan HP ... 12

Gambar 3.1 Siklus Didactical Design Research ... 26

Gambar 3.2 Alur PTK menerapkan DDR dalam pembelajaran IPA tentang gaya dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme ... 29

Gambar 4.1 Analisis Buku IPA Pada Konsep Gaya ... 41

Gambar 4.2 Peta Konsep Gaya dan Pengaruhnya ... 45

Gambar 4.3 Peta Konsep Siklus I ... 46

Gambar 4.4 Lesson Design Siklus I ... 47

Gambar 4.5 Percobaan Guru Menarik dan Mendorong Kursi ... 50

Gambar 4.6 Percobaan Guru dengan Menekan Botol Air Minum... 50

Gambar 4.7 Pertanyaan Diskusi Kelompok ... 51

Gambar 4.8 Kegiatan Diskusi Siswa Pada Siklus I ... 51

Gambar 4.9 Jawaban Siswa Pada Soal Nomor 3 Pilihan Ganda... 53

Gambar 4.10 Peta Konsep Siklus II ... 60

Gambar 4.11 Lesson Design Siklus II ... 61


(12)

x Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Peningkatan Aktivitas Guru ... 75 Grafik 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 77


(13)

xi Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Foto-Foto Penelitian

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus I dan II Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa

Lampiran 4 Sampel Hasil Tes Pembelajaran IPA Pada Konsep Gaya dan Pengaruhnya

Lampiran 5 Surat Keputusan Direktur Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang Tentang Pengangkatan Pembimbing

Penulisan Tugas Akhir/Skripsi.

Lampiran 6 Surat permohonan Izin Mengadakan Studi Lapangan / Observasi

Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian di SDN Pangradin 02 Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor. Lampiran 8 Riwayat Hidup


(14)

1

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

IPA merupakan sebuah pengetahuan yang mempelajari tentang gejala atau fenomena-fenomena alam. Dikuatkan dengan pendapat Direktorat

Ketenagaan (dalam Wardani, dkk, 2010, hlm. 8.15) yaitu “IPA adalah

pengetahuan tentang gejala alam yang dapat diartikan sebagai : cara berfikir untuk memahami alam semesta, cara melakukan investigasi, dan ilmu

pengetahuan yang dihasilkan dari penyelidikan”. Dalam pendapat tersebut

berarti IPA adalah tentang pengetahuan dan pemahaman alam semesta. Alam semesta merupakan bagian dari konsep IPA. Dalam IPA, peserta didik diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan dan pemahaman tentang konsep IPA. Hal ini sesuai dengan salah satu poin pada Permendiknas No. 22

tahun 2006 tentang tujuan pelajaran IPA di SD yaitu “Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.” Dalam Permendiknas tersebut pengetahuan dan pemahaman konsep IPA harus dapat bermanfaat serta diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebelum mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep IPA tentunya peserta didik harus lebih dulu menemukan konsep IPA yang lahir dari pandangannya sendiri. Setelah menemukan konsepnya, maka peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan dan pemahaman yang telah ditemukannya. Penemuan konsep yang lahir dari pandangan peserta didik sejalan dengan teori pembelajaran konstruktivisme. Salah satunya yaitu teori yang dinyatakan oleh Brooks dan Brooks (dalam Wardoyo, 2013, hlm. 23) yang mengungkapkan

bahwa “the constructivist approach stimulates learning only around concepts in which the students have a prekindled interest”. Konstruktivis merupakan sebuah pendekatan proses pembelajaran yang mengarahkan pada penemuan konsep yang lahir dari pandangan, dan gambaran serta inisiatif peserta didik.


(15)

2

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jadi dalam konstruktivisme, peserta didik diarahkan untuk menemukan konsep yang dilahirkan dari pandangan, gambaran serta insiatifnya sendiri.

Dalam konstruktivisme, peserta didik tidak hanya diarahkan untuk menemukan konsep sendiri. Tetapi juga menciptakan pemahaman sendiri berdasar kepada apa yang telah mereka ketahui. Tentunya hal ini berhubungan erat dengan tujuan IPA di SD dalam Permendiknas yang telah di jelaskan sebelumnya yaitu mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep IPA. Richardson (dalam Wardoyo, 2013, hlm. 23) mengungkapkan bahwa

Individuals create their own understandings, based upon the interaction of what they already know and believe, and the phenomena or ideas with which they come in contact”. Menurutnya konstruktivisme yaitu sebuah keadaan dimana individu menciptakan pemahaman mereka sendiri berdasarkan pada apa yang mereka ketahui dan percayai serta ide dan fenomena dimana mereka berhubungan.

Banyak para ahli yang mengusung teori pembelajaran konstruktivisme menurut pandangannya masing-masing. Salah satunya yaitu Piaget. Piaget berpandangan bahwa pembelajaran merupakan penyesuaian dari pengaruh penyesuaian terhadap lingkungan. Piaget mendeskripsikan tiga proses dalam

penyesuaian yaitu asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi’. Pritchard dan Woollard (dalam Wardoyo, 2013, hlm. 35). Asimilasi yaitu pengumpulan serta pengelompokkan informasi baru. Dalam proses pembelajaran, peserta didik akan mendapat informasi baru yang kemudian dikumpulkan dan dikelompokkan terhadap skema yang sudah ada. Informasi tersebut hanya dapat diasimilasikan jika tidak ada kontradiksi terhadap skema yang telah ada. Akomodasi yaitu modifikasi dari skema agar informasi yang baru dan kontradiktif dapat diterjemahkan. Informasi yang telah di asimilasi dalam skema yang telah ada sebelumnya dimodifikasi menjadi skema (pengetahuan) baru. Sedangkan ekuilibrasi yaitu dorongan secara terus-menerus ke arah

keseimbangan (ekuilibrum). “Keseimbangan yang dimaksud yaitu keadaan

dimana tidak ada kontradiksi yang terjadi pada representasi mental lingkungan


(16)

3

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam pembelajaran IPA di SD kelas IV semester 2, dipelajari materi tentang gaya. Lebih dikhususkan lagi yaitu gaya dapat mempengaruhi gerak benda dan gaya dapat mempengaruhi bentuk benda. Standar kompetensi dalam pembelajaran tersebut yaitu memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda. Dalam standar kompetensi tersebut, dapat diturunkan menjadi dua kompetensi dasar. Pertama, gaya mempengaruhi gerak benda. Kedua, gaya mempengaruhi bentuk benda. Hal ini berarti gaya dapat mneyebabkan benda diam menjadi bergerak. Gaya juga dapat mengubah bentuk benda. Tahapan berfikir pada indikator dari kedua kompetensi dasar itu berada pada pengetahuan (C1) dan pemahaman (C2). Hal itu sesuai dengan teori Taksonomi Bloom tentang ranah kognitif.

Setelah menganalisis buku materi IPA kelas IV SD yang menjadi pegangan siswa, terdapat kekurangan. Kekurangan tersebut tentunya menyulitkan siswa dalam memahami konsep-konsep yang ada pada buku tersebut. Misalnya pada materi gaya terdapat kekurangan. Kekurangan tersebut berupa kurangnya gambar yang dapat mengilustrasikan pada konsep tersebut. Buku tersebut cenderung hanya mendeskripsikan suatu konsep tanpa menggambarkannya. Sedangkan kita tahu bahwa pada usia anak kelas IV SD merupakan tahap perkembangan operasi konkret. Hal ini dikuatkan oleh

pendapat Piaget (dalam Wardoyo, 2013, hlm. 36) “empat tahap perkembangan

yaitu, sensorimotor (lahir sampai dua tahun), praoperasional (dua sampai tujuh tahun), operasi konkret (tujuh sampai sebelas tahun) dan operasi formal

(sebelas ke atas)”. Jadi dapat ditarik kesimpulan, anak usia tujuh sampai

sebelas tahun membutuhkan gambaran yang konkret untuk memahami sebuah konsep.

Selain kekurangan buku yang dapat menyulitkan siswa, peran guru juga dapat menyulitkan siswa. Penulis telah melakukan pengamatan pada pembelajaran IPA tentang gaya di kelas IV SDN Pangradin 02 kecamatan Jasinga kabupaten Bogor. Dalam pembelajaran tersebut guru cenderung menggunakan metode ceramah dan kurang dalam menggunakan media pembelajaran. Karenanya siswa kurang berminat untuk memperhatikan guru


(17)

4

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang sedang mengajar. Hal ini tentunya akan menyulitkan siswa dalam memahami konsep yang diajarkan. Terbukti dari hasil belajar siswa pada konsep gaya di kelas IV SDN Pangradin 02 yang jika dirata-ratakan masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM pada mata pelajaran IPA yaitu 65, sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada konsep gaya yaitu 58,42. Kekurangan tersebut tentunya dapat diatasi dengan sebuah desain pembelajaran yang menarik serta efektif. Misalnya dengan desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme.

Sebelum membahas lebih jauh, penulis akan membahas terlebih dulu apa itu desain pembelajaran dan bagaimana pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme.

Desain pembelajaran disini bermaksud kepada Didactical Design

Research (DDR). Design Research merupakan sebuah penelitian yang

mengembangkan teori-teori didaktis dalam pembelajaran suatu bidang studi.

Didactical Design Research (DDR) merupakan istilah lain yang relevan

sebagai model khusus dari Design Research.

Sedangkan konstruktivisme merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang lebih menekankan proses daripada hasil pembelajaran. Hal ini dikemukakan oleh Wardoyo (2013, hlm. 25) bahwa “Pandangan konstruktivisme dalam pembelajaran lebih menekankan proses daripada hasil

pembelajaran”. Hal tersebut bukan berarti hasil belajar tidak penting, tapi

proses belajar yang didalamnya terdapat strategi atau cara dianggap lebih penting. Karena hal tersebut akan berpengaruh juga terhadap hasil belajar. Konstruktivisme juga mengarahkan peserta didik untuk menemukan konsep sendiri serta menciptakan pemahaman mereka sendiri. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Brooks & Brooks serta Richardson yang telah diuraikan lebih dulu diatas.

Maka dengan apa yang telah diuraikan sebelumnya, penulis akan mengadakan sebuah penelitian. Penelitian tersebut akan dilakukan pada pembelajaran IPA tentang gaya di kelas IV SDN Pangradin 02 kecamatan Jasinga kabupaten Bogor. Penulis akan menerapkan desain pembelajaran


(18)

5

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbasis pendekatan konstruktivisme. Penulis yakin pendekatan konstruktivisme akan cocok diterapkan pada konsep gaya. Alasannya yaitu karena prinsip dalam pembelajaran konstruktivisme yang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Dari semua hal tersebut, penulis merumuskan

sebuah judul penelitian yaitu, “Desain pembelajaran gaya berbasis pendekatan konstruktivisme berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : Bagaimana desain pembelajaran gaya berbasis pendekatan konstruktivisme berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa?

Dari rumusan masalah tersebut didapatkan pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut.

1. Bagaimana kesulitan belajar siswa pada konsep gaya di kelas IV SDN Pangradin 02 ?

2. Bagaimana desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme pada konsep gaya di kelas IV SDN Pangradin 02 ?

3. Bagaimana hasil desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme pada konsep gaya di kelas IV SDN Pangradin 02 ?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini yaitu, mendeskripsikan desain pembelajaran gaya berbasis pendekatan konstruktivisme berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa.

Dari pertanyaan penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini secara khusus yaitu :

1. Menganalisis kesulitan belajar siswa pada konsep gaya di kelas IV SDN Pangradin 02.

2. Menggambarkan dan menerapkan desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme pada konsep gaya di kelas IV SDN Pangradin 02.

3. Meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep gaya di kelas IV SDN Pangradin 02.


(19)

6

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D.Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah serta tujuan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka diharapkan hasil penelitian ini mempunyai manfaat yaitu :

1. Untuk Peneliti

a. Menambah wawasan peneliti cara menganalisis kesulitan belajar siswa. b. Menambah wawasan peneliti tentang desain pembelajaran berbasis

konstruktivisme.

c. Menambah wawasan peneliti cara merancang dan melaksanakan pembelajaran berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa.

2. Untuk Guru

a. Memberikan contoh tentang analisis kesulitan belajar siswa pada konsep gaya.

b. Menyediakan contoh bagaimana mendesain pembelajaran berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa pada konsep gaya.

c. Menyediakan gambaran penerapan desain pembelajaran gaya berbasis pendekatan konstruktivisme berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa. 3. Untuk Siswa

a. Memfasilitasi siswa untuk mengatasi kesulitan belajar. b. Memberikan siswa proses belajar yang bermakna. c. Memfasilitasi siswa untuk memahami konsep gaya. E.Definisi Operasional

1. Desain Pembelajaran

Desain pembelajaran disini bermaksud kepada sebuah model penelitian, yaitu penelitian desain didaktis (Didactical design research).

Didactical design research merupakan salah satu model penelitian Design Research. Menurut Plomp (2013, hlm. 15) design research adalah :


(20)

7

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

to design and develop an intervention (such as programs, teaching-learning strategies and materials, products and systems) as a solution to a complex educational problem as well as to advance our knowledge about the characteristics of these interventions and the processes to design and develop them.

Menurut pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan design research itu merupakan solusi untuk memecahkan masalah yang kompleks dalam pembelajaran dengan cara merancang, mengembangkan serta mengevaluasi intervensi pendidikan.

2. Konsep Gaya

“Gaya adalah suatu tarikan atau dorongan yang diberikan sebuah

benda terhadap benda lain. Gaya dapat mengubah kecepatan benda ataupun mengubah bentuk benda” (Sumardiyanto dan Cahyanto, 2008, hlm. 120). Jadi menurut pendapat tersebut gaya merupakan tarikan ataupun dorongan dari suatu benda terhadap benda lainnya. Kecepatan atau bentuk benda dapat berubah jika ada gaya terhadap benda tersebut. Gaya yang akan dibahas disini yaitu pengaruh gaya terhadap benda. Diantaranya yaitu gaya dapat mengubah gerak benda dan gaya dapat mengubah bentuk benda. 3. Konstruktivisme

“Pandangan konstruktivisme dalam pembelajaran lebih menekankan proses daripada hasil pembelajaran”. (Wardoyo, 2013, hlm. 25). Dari pendapat tersebut diketahui bahwa konstruktivisme lebih mengutamakan proses pembelajaran dari pada hasil dari pembelajaran tersebut. Meskipun hasil belajar merupakan sesuatu yang penting juga, tapi proses lebih penting. Karena proses pembelajaran akan mempengaruhi hasil belajar. 4. Analisis Kesulitan Belajar

“Penyebab utama Problema belajar yaitu antara lain berupa strategi

pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan (reinforcement) yang tidak tepat”. (Abdurrahman, 2009, hlm. 13). Strategi pembelajaran sangatlah berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan siswa memahami suatu konsep. Jika strategi pembelajaran tersebut tidak tepat,


(21)

8

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maka memungkinkan akan timbulnya kesulitan belajar yang dialami oleh siswa (learning obstacle).


(22)

23

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan Didactical Design

Research (DDR). Berikut ini adalah uraian dari Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) dan Didactical Design Research (DDR) serta PTK yang diterapkan DDR.

1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut McNiff (dalam Jalil, 2014, hlm. 5) yaitu “sebuah bentuk penelitian reflektif yang dilakukan pendidik (guru) itu sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan hasil belajar, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya”. Sedangkan pengertian PTK menurut Yusnandar & Nur’aeni (2014, hlm. 7) yaitu “suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih professional”.

b. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Secara umum, PTK dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Berikut ini 5 tujuan dilaksanakannya PTK menurut Jalil (2014, hlm. 8).

1) Memperbaiki dan meningkatkan hasil pembelajaran siswa.

2) Memperbaiki kualitas pembelajaran yang dilakukan guru di kelas maupun di luar kelas.

3) Meningkatkan kualitas pelayanan profesional guru dalam pembelajaran.

4) Mengembangkan keterampilan guru untuk berfikir kritis dalam memecahkan masalah pembelajaran di kelas.


(23)

24

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5) Mendorong budaya meneliti di kalangan guru. c. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

PTK dengan penelitian ilmiah lainnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu memecahkan suatu masalah. Berikut ini karakteristik dari PTK menurut Jalil (2014, hlm. 9-10) yang membedakannya dengan penelitian lain, yaitu :

1) Masalah atau objek penelitiannya adalah masalah yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran di kelas.

2) PTK bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

3) Guru berperan ganda sebagai subjek penelitian dan sebagai peneliti. 4) Prosedur penelitian yang dilalui membentuk sebuah siklus.

5) Melibatkan teman sejawat untuk membantu mengamati pelaksanaan PTK.

d. Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Model penelitian tindakan kelas banyak ditawarkan oleh para ahli, salah satunya yaitu oleh Kemmis dan Taggart. Model Kemmis dan Taggart (dalam Yusnandar & Nur’aeni, 2014, hlm. 24) terdiri dari empat komponen, yaitu :

1) Rencana

Rencana tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. 2) Tindakan

Apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.

3) Observasi

Mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.

4) Refleksi

Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari pelbagai kriteria. Berdasarkan hasil


(24)

25

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

refleksi ini, peneliti bersama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal.

2. Didactical Design Research (DDR)

Design research merupakan sebuah penelitian yang merancang,

mengembangkan serta mengevaluasi intervensi pendidikan (Plomp, 2013).

Didactical Design Research (DDR) merupakan suatu istilah lain yang

relevan sebagai sebuah model khusus dari Design Research.

Tahapan-tahapan dalam Didactical Design Research yaitu prospektif, metapedadidaktik dan retrospektif. Berikut ini penjelasan dari tahapan-tahapan tersebut yang dikutip dari Suryadi (2010).

a. Prospektif yaitu analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa desain didaktis hipotetis termasuk Antisipasi Didaktis dan Pedagogis (ADP). ADP yaitu antisipasif guru-materi.

b. Metapedadidaktik merupakan kemampuan guru untuk :

1) Memandang komponen-komponen segitiga didaktis yang dimodifikasi yaitu Antisipasi Didaktis dan Pedagogis, Hubungan Didaktis yaitu antara siswa dan materi, dan Hubungan Pedagogis yang merupakan hubungan guru dan siswa sebagai suatu kesatuan yang utuh.

2) Mengembangkan tindakan sehingga tercipta situasi didaktis dan pedagogis yang sesuai kebutuhan siswa.

3) Mengidentifikasi serta menganalisis respon siswa sebagai akibat tindakan didaktis maupun pedagogis yang dilakukan.

4) Melakukan tindakan didaktis dan pedagogis lanjutan berdasarkan hasil analisis respon siswa menuju pencapaian target pembelajaran. c. Retrospektif yaitu analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis

hipotetis dengan hasil analisis metapedadidaktik.

Berikut ini merupakan gambaran dari alur (siklus) Didactical Design


(25)

26

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Siklus Didactical Design Research 3. PTK Menerapkan DDR

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang diterapkan Didactical Design Research.

Tahapan PTK dengan penerapan DDR yang digunakan dalam penelitian ini yaitu terlebih dahulu melakukan pra siklus yang terdiri dari observasi dan refleksi, dilanjutkan dengan perencanaan (prospektif), tindakan (metapedadidaktik), observasi (metapedadidaktik) dan refleksi (retrospektif).

Penjelasan tahapan-tahapan (siklus) Penelitian Tindakan Kelas yang telah diterapkan Didactical Design Research yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

a. Pra Siklus

Tahap awal peneliti melakukan observasi yang didalamnya terdapat kegiatan repersonalisasi serta refleksi (retrospektif). Dalam repersonalisasi, peneliti mengamati segala hal yang berkaitan dengan pembelajaran yang menyebabkan kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Selanjutnya, peneliti melakukan refleksi bersama guru. Peneliti bersama guru saling bertukar pikiran tentang permasalahan yang ditemukan serta mengungkapkan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

b. Perencanaan (Prospektif)

Prospektif Metapedadidaktik


(26)

27

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahap ini peneliti merumuskan perencanaan yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya. Peneliti menjelaskan bagaimana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran yang telah ditemukan.

Dalam tahap ini peneliti menentukan titik fokus peristiwa yang perlu diperhatikan secara khusus untuk diamati. Kemudian membuat instrumen untuk mengumpulkan data tentang peristiwa yang terjadi selama tindakan berlangsung.

c. Tindakan (Metapedadidaktik)

Pada tahap ini, perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya diterapkan pada pembelajaran. Tindakan harus sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya, berlaku wajar dan tidak dibuat-buat. d. Observasi (Metapedadidaktik)

Selama pelaksanaan tindakan, peneliti mengamati segala aktivitas yang berlangsung dalam pembelajaran. Peneliti mengamati aktivitas guru dan peserta didik dalam pembelajaran.

e. Refleksi (Retrospektif)

Tahap terakhir adalah refleksi yaitu mengemukakan kembali terhadap apa yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya. Peneliti mengevaluasi kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada saat tindakan berlangsung. Peneliti juga mengevaluasi hubungan antara prospektif dengan metapedadidaktik.

B.Proses Tindakan

Penelitian ini diawali dengan pra siklus yaitu melakukan observasi yang didalamnya terdapat kegiatan repersonalisasi. Repersonalisasi tersebut yaitu menganalisis buku teks IPA tentang gaya serta mengamati cara guru dalam menyajikan buku tersebut. Selanjutnya yaitu mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA tentang gaya di kelas. Dari kegiatan tersebut peneliti memperoleh data tentang bagaimana proses pembelajaran tentang gaya. Data yang diperoleh yaitu, hasil analisis buku teks, persiapan guru dalam merancang pembelajaran serta melaksanakannya, aktivitas siswa, situasi dan kondisi kelas


(27)

28

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serta interaksi antara guru dengan siswa di kelas. Selanjutnya peneliti melakukan refleksi, peneliti bersama guru merumuskan solusi untuk memecahkan masalah yang ditemukan pada tahap sebelumnya. Kegiatan pra siklus dilakukan untuk mengetahui situasi asli pembelajaran IPA tentang gaya di kelas IV. Data yang diperoleh dari lapangan dianalisis untuk persiapan melakukan tindakan pada siklus 1.

Berikut ini adalah proses penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart dengan penerapan DDR yang telah dimodifikasi agar mudah dalam memahaminya.


(28)

29

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Siklus I Gambar 3.2

Alur PTK Dalam Pembelajaran IPA Tentang Gaya Dengan Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme.

(Modifikasi model Kemmis dan Taggart dengan penerapan DDR)

Observasi (Metapedadidaktik)

 Mengamati kemajuan dan kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran tersebut

Pra Siklus

Observasi

Melakukan repersonalisasi, yaitu:

 Menganalisis buku teks

 Mengamati aktifitas siswa dalam proses pembelajaran

 Mengamati cara guru menyajikan materi yang ada dalam buku teks tersebut

Memberikan pre-test

Refleksi (Retrospektif)

 Merumuskan permasalahan yang ditemukan pada proses

pembelajaran dan menentukan solusinya

Perencanaan (Prospektif)

 Membuat desain pembelajaran (RPP) IPA tentang gaya dengan pendekatan konstruktivisme

 Mempersiapkan fasilitas dan sarana penunjang pembelajaran

 Mempersiapkan pedoman observasi untuk guru dan siswa

Tindakan (Metapedadidaktik)

 Menerapkan desain

pembelajaran (RPP) dalam pembelajaran IPA tentang gaya dengan pendekatan

konstruktivisme

Refleksi (Retrospektif)

 Mengevaluasi kemajuan dan kesulitan setelah penerapan desain pembelajaran

 Menganalisis hubungan antara prospektif dengan metapedadidaktik

 Mengkategorikan tipe learning obstacle baru setelah penerapan desain pembelajaran

 Hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah lebih lanjut dalam upaya mengkaji tujuan penelitian

Jika hasil pembelajaran belum maksimal, maka melakukan perbaikan dan menyusun desain pembelajaran baru untuk siklus berikutnya


(29)

30

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pra Siklus a. Observasi

Sebelum observasi peneliti melakukan repersonalisasi terlebih dahulu yaitu menganalisis buku teks. Setelah repersonalisasi peneliti melakukan observasi yaitu mengamati aktivitas belajar siswa, serta mengamati cara guru mengajar dan memberikan pre-test untuk mengetahui letak kesulitan belajar yang dialami siswa.

b. Refleksi (Retrospektif)

Melakukan diskusi dengan guru kelas IV, merumuskan permasalahan yang ditemukan dari hasil repersonalisasi yang menyebabkan kesulitan belajar yang dialami siswa. Selanjutnya mengungkapkan solusi dengan merumuskan perencanaan pada siklus I dengan berorientasi pada pendekatan konstruktivisme.

2. Siklus I

a. Perencanaan (Prospektif)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu membuat desain pembelajaran (RPP) dengan pendekatan konstruktivisme yang sesuai dengan permasalahan yang membuat kesulitan belajar pada siswa.

b. Tindakan (Metapedadidaktik)

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu :

1) Menerapkan desain pembelajaran (RPP) berbasis pendekatan konstruktivisme pada proses pembelajaran. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme menurut Driver dan Oldham (dalam Barlia, 2014) yaitu sebagai berikut.

a) Orientasi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi.

b) Elisitasi, bertanya jawab untuk memancing pengetahuan awal siswa.

c) Restukturisasi ide-ide, yang terdiri dari :

(1) Klarifikasi & pertukaran ide-ide, pendapat siswa diperdebatkan dalam diskusi baik dengan siswa lain maupun dengan guru.


(30)

31

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2) Pembentukan ide-ide baru, mendemonstrasikan untuk mengetahui berbagai cara dalam menginterprestasikan suatu fenomena atau fakta.

(3) Evaluasi ide-ide baru, mengevaluasi ide-ide dengan melakukan eksperimen atau dengan berfikir tentang implikasi-implikasinya.

d) Aplikasi ide-ide, mengaplikasikan ide-ide dalam situasi biasa maupun situasi baru.

e) Review, merefleksikan kembali ide-ide. c. Observasi (Metapedadidaktik)

1) Mengamati apakah ada kemajuan selama penerapan desain pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme.

2) Mengamati untuk mengungkap learning obstacle baru selama penerapan desain pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme. d. Refleksi (Retrospektif)

1) Mengevaluasi kemajuan yang didapat setelah penerapan desain pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme.

2) Mengevaluasi untuk perbandingan learning obstacle awal dengan

learning obstacle setelah penerapan desain pembelajaran dengan

pendekatan konstruktivisme.

3) Menganalisis hubungan antara prospektif dengan metapedadidaktik. 4) Mengkategorikan tipe learning obstacle baru setelah penerapan

desain pembelajaran konstruktivisme.

5) Melakukan perbaikan dan menyusun desain pembelajaran baru jika hasil penelitian dianggap kurang memuaskan.

C.Teknik Pengumpulan Data

“Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian yaitu mendapatkan data” (Sugiyono, 2013, hlm. 308). Peneliti yang tidak mengetahui teknik pengumpulan data, maka tidak aka mendapatkan data yang sesuai dengan standar data yang ditetapkan.


(31)

32

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut teknik pengumpulan data yang digunakan dalam peneltian ini: 1. Tes

Tes menurut Zuriah (dalam Mardiana, 2013, hlm. 72) yaitu “seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk menjawab yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka”.

Tes dalam penelitian ini terdiri dari dua, yaitu pre test dan post test.

Pre test dilakukan sebelum tindakan dilakukan. Tujuannya yaitu untuk

mengetahui hasil belajar siswa sebelum tindakan dilakukan serta mengetahui letak kesulitan belajar siswa dalam konsep gaya. Sedangkan

post test dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah tindakan

dilakukan.

Adapun cara peneliti menyusun tes dalam penelitian ini yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menentukan Prosedur, Jenis dan Bentuk Tes

Langkah awal yang peneliti lakukan untuk menyusun tes yaitu menentukan prosedur, jenis serta bentuk tes yang akan digunakan.

1) Prosedur tes : pre test dan post test 2) Jenis tes : Tes tertulis

3) Bentuk tes : Pilihan ganda dan isian b. Membuat Kisi-Kisi soal

Kisi-kisi soal dibuat dengan tujuan mempermudah peneliti dalam membuat soal. Dengan kisi-kisi soal, peneliti akan mengetahui gambaran soal yang akan dibuat.

Adapun kisi-kisi soal untuk pembelajaran IPA tentang gaya di kelas IV SD yaitu sebagai berikut.

1) Standar Kompetensi

7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan atau bentuk suatu benda.

2) Kompetensi Dasar

7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan atau tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda.


(32)

33

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7.2 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan atau tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Pembuatan Soal IPA Tentang Gaya di Kelas IV SD

Indikator Tingkat

Kesukaran C1 C2 C3 Jumlah

Membuat daftar berbagai gerak benda

Mudah 7(PG) 1

Sedang 4 (PG),

5(essay) 2

Sulit Mendemonstrasikan cara

menggerakkan benda, misalnya didorong dan dilempar

Mudah 8(PG),

3(essay) 2

Sedang

Sulit 5(PG) 1

Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi gerak benda, misalnya jatuh bebas akibat gravitasi, gerak di lantai yang datar karena dorongan

Mudah 1(PG) 1

Sedang 1(essay) 1

Sulit

Memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari cara gaya mengubah bentuk atau gerak benda

Mudah

Sedang 2(essay) 1

Sulit 10(PG),

4(essay) 2 Menarik kesimpulan dari

kegiatan bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda

Mudah

Sedang 3,2(PG) 2

Sulit Memberikan beberapa

contoh gaya yang mempengaruhi bentuk benda

Mudah

Sedang 9(PG) 1

Sulit 6(PG) 1

Jumlah 4 7 4 15

Keterangan : C1 = Pengetahuan C2 = Pemahaman C3 = Penerapan

c. Membuat Soal (Terlampir)

d. Membuat Kunci Jawaban (Terlampir) e. Menentukan Kriteria Penilaian


(33)

34

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tiap soal PG diberi bobot nilai 1, sedangkan untuk soal essay mempunyai bobot berbeda, rinciannya yaitu sebagai berikut.

1) Bobot 1 untuk soal nomor 3 2) Bobot 2 untuk soal nomor 1, 2, 5 3) Bobot 3 untuk soal nomor 4

Berdasarkan uraian diatas, maka skor maksimal yang dapat diperoleh dari semua soal yaitu 20.

Untuk menentukan nilai tes hasil belajar siswa, peneliti menggunakan rumus :

Nilai Tes = Skor yang benar

Skor maksimum X 100

Tabel 3.2

Format Penilaian Tes Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya No. Nama Siswa Jenis Kelamin

(L/P) Nilai Tes Keterangan

1

2 3 4 5 6 7 8 9 10

Rata-rata Persentase

Kategori

Dari tabel diatas, maka rumus untuk menentukan nilai rata-rata kelas yaitu:

Nilai rata-rata kelas = Nilai


(34)

35

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kategori nilai yaitu sebagai berikut :

1) Skor nilai 90 – 100 = A (baik sekali) 2) Skor nilai 80 – 89 = B (baik) 3) Skor nilai 65 – 79 = C (cukup) 4) Skor nilai 55 – 64 = D (kurang) 5) Skor nilai  55 = E (buruk)

(Sumber: Cece Rakhmat dan Solehudin, 2006, hlm. 67).

Berdasarkan kategori nilai diatas, maka kriteria ketuntasan belajar peserta didik yaitu seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.3

Kriteria Ketuntasan Belajar Peserta Didik

Kriteria ketuntasan belajar peserta didik pada tabel diatas, sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN Pangradin 02.

Sedangkan untuk menghitung persentase ketuntasan klasikal, digunakan rumus sebagai berikut:

P = Siswa yang tuntas belajar

Siswa X 100%

P = persentase ketuntasan klasikal

Dari hasil dari perhitungan persentase ketuntatasan klasikal tersebut, dapat ditentukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran dengan pertimbangan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.4

Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Peserta Didik

Pencapaian Tujuan

Pembelajaran Kualifikasi

Tingkat Keberhasilan Pembelajaran

85-100% Sangat Baik (SB) Berhasil

65-84% Baik (B) Berhasil

55-64% Cukup (C) Tidak Berhasil

0-54% Kurang (K) Tidak Berhasil

Kriteria Ketuntasan

Individual Kualifikasi

≥ 65 Tuntas


(35)

36

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Sumber: Aqib, Z. dkk., 2009)

Berdasarkan tabel diatas, peneliti menentukan bahwa penelitian ini dapat dikatakan berhasil jika 80% dari seluruh peserta didik mengalami ketuntasan belajar individual.

2. Observasi

Hadi (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 203) berpendapat bahwa “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis”. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi tak berstruktur dan terstruktur. Observasi tak berstruktur yaitu “observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi” (Sugiyono, 2013, hlm. 313). Sedangkan Observasi terstruktur adalah “observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya” (Sugiyono, 2013, hlm. 205).

Observasi tak berstruktur digunakan oleh peneliti pada tahap pra siklus. Hal itu dikarenakan peneliti tidak mempersiapkan secara sistematis tentang apa saja yang akan diobservasi. Peneliti hanya mengamati situasi pembelajaran murni tanpa adanya campur tangan peneliti. Peneliti mengamati bagaimana cara guru menyampaikan sebuah konsep. Observasi berstruktur dipergunakan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang bagaimana guru melakukan tindakan dalam penelitian ini.

Berikut ini adalah pedoman observasi aktivitas guru pada pembelajaran IPA konsep gaya di kelas IV Sekolah Dasar.

Tabel 3.5

Pedoman Observasi Aktivitas Guru Pada Pembelajaran Gaya Dengan Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme No Aspek Yang

Dinilai Indikator

Skor

Jumlah 1 2 3 4

1

Kegiatan awal: Orientasi dan

Elisitasi

1. Membuka pembelajaran 2. Menyampaikan tujuan

pembelajaran dan memberikan motivasi kepada siswa untuk

mempelajari sebuah konsep 3. Bertanya jawab dengan


(36)

37

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa untuk menyampaikan pemikiran terbarunya tentang gaya

2 Restrukturisasi ide-ide

1. Mengarahkan siswa untuk berdiskusi dengan siswa lainnya atau dengan guru tentang gaya

2. Memfasilitasi siswa untuk membentuk ide-ide baru 3. Memfasilitasi siswa untuk

membuktikan ide-idenya dengan cara bereksperimen

3

Aplikasi ide-ide

1. Mengarahkan siswa untuk mengembangkan ide-idenya

2. Mengajak siswa untuk mengaplikasikan ide-idenya 3. Mengoreksi jika terjadi

kesalahan pemahaman pada siswa tentang gaya

4 Kegiatan Akhir (Review)

1. Mengajak siswa untuk merefleksikan kembali ide-idenya

2. Memberikan soal post test 3. Menutup pembelajaran Jumlah keseluruhan

Rata-rata

Tabel 3.6

Kriteria Penilaian Observasi Aktivitas Guru

Kriteria Penilaian Skor

Jika indikator aktivitas guru belum tampak sama sekali Jika indikator aktivitas guru tampak tapi kurang mengarah Jika indikator aktivitas guru tampak tapi tidak runtut Jika indikator aktivitas guru sudah jelas dilaksanakan

1 2 3 4

Nilai rata-rata = Skor

Skor maksimal X 100%

Kategori Penilaian : 71% - 100% = Baik 41% - 70% = Sedang 0% - 40% = Kurang


(37)

38

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D.Teknik Analisis Data

Langkah selanjutnya setelah melakukan teknik pengumpulan data yaitu analisis data. Analisis data dilakukan dimulai dari sebelum terjun kelapangan sampai hasil penelitian selesai. Nasution (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 336) mengungkapkan bahwa “analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung terus sampai hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang grounded”.

Dalam penelitian ini analisis data akan terus menerus dilakukan sampai tuntas. Mengacu kepada Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 337) bahwa “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”.

Jadi dalam penelitian ini proses analisis data akan berlangsung secara terus menerus hingga kesulitan belajar siswa (learning obstacle) sudah dapat teratasi. Langkah –langkah dalam analisis data penelitian menurut Miles dan Huberman yaitu, data reduction (reduksi data), data display (penyajian data) dan conclusion drawing/verification (kesimpulan / verifikasi).

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data yaitu “merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu” (Sugiyono, 2013, hlm. 338).

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah mereduksi data, langkah selanjutnya yaitu menyajikan data. Pada penelitian kualitatif penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian yang singkat, bagan, hubungan antar kategori, serta flowchart atau sejenisnya. Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 341) bahwa “the most frequent from of display data for qualitative research data in the past has been narrative tex”. Dalam penelitian kualitatif yang paling sering


(38)

39

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Conclusion Drawing / Verification

Langkah terakhir menurut Miles dan Huberman dalam analisis data yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan disini merupakan jawaban dari rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal.

Berdasarkan langkah-langkah analisis data menurut Miles dan Huberman, maka langkah-langkah analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu :

1. Mengumpulkan informasi

2. Menganalisis keseluruhan informasi yang telah diperoleh 3. Mengklasifikasikan informasi yang telah diperoleh

4. Membuat uraian secara rinci mengenai hal-hal kemudian muncul pada saat pengujian

5. Menetapkan pola dan mencari hubungan serta membandingkan antara beberapa kategori

6. Melakukan interpretasi 7. Menyajikan secara naratif

E.Subjek dan Lokasi Penelitian

Subjek dan lokasi yang diambil dalam penelitian ini yaitu: 1. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu kegiatan pembelajaran IPA pada konsep gaya dengan desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme di kelas IV Sekolah Dasar dengan jumlah siswa 38 orang, yang terdiri dari 22 laki-laki dan 16 perempuan.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Sekolah Dasar Negeri Pangradin 02 Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor. Alasan peneliti memilih sekolah tersebut yaitu setelah melakukan observasi pada pembelajaran IPA tentang gaya, terdapat beberapa kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Untuk itu peneliti akan mencoba menerapkan desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme untuk mengatasi kesulitan belajar siswa.


(39)

81

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan analisis dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dalam penerapan desain pembelajaran berbasis konstruktivisme pada konsep gaya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti

terhadap pelaksanaan penelitian dalam menerapkan desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme pada konsep gaya di kelas IV, peneliti menemukan beberapa faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar (learning obstacle). Saat peneliti menganalisis buku, terdapat beberapa kekurangan yaitu kurangnya gambar serta kurangnya penjelasan materi. Selain itu, saat peneliti mengamati proses pembelajaran guru yang cenderung dipengaruhi oleh buku dalam mengembangkan materi ajar dan dominan menggunakan pendekatan ceramah. Dalam mengajar guru juga tidak menggunakan media. Hal-hal tersebut merupakan faktor yang menyebabkan munculnya learning obstacle pada siswa.

2. Bersadarkan hasil pengamatan dari siklus I sampai siklus II, guru dapat menerapkan desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme dengan baik. Dalam penerapan desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme, guru tidak lagi menjadi pusat pembelajaran. Guru dapat membentuk situasi pembelajaran yang membuat siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru juga ikut membantu siswa untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialaminya. Hal tersebut terlihat dari hasil siklus I yang hanya mendapat nilai rata-rata 68,75% dan masuk kriteria “sedang” meningkat menjadi kriteria “baik” dengan nilai rata-rata 85,41% pada siklus II.

3. Dalam pembelajaran IPA pada konsep gaya dengan penerapan desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme, hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata siswa hanya mencapai 58,42 dan masuk dalam kategori kurang. Persentase


(40)

82

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketuntasan klasikalnya pun terbilang rendah yaitu 34,21%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan menjadi 63,42. Meskipun nilai tersebut belum mencapai KKM dan masuk dalam kategori “kurang”, tetapi persentase ketuntasan klasikal sudah mencapai lebih dari separuh jumlah siswa yaitu 55,26%. Sedangkan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II, nilai rata-rata siswa meningkat secara signifikan yaitu 74,34. Nilai tersebut masuk dalam kategori baik dan persentase ketuntasan klasikalnya mencapai 86,84%. Dari peningkatan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan desain pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Karena dalam pembelajaran konstruktivisme siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa membangun serta menyusun sendiri pengetahuannya.

B.Saran

Bedasarkan simpulan di atas tentang penerapan desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme, maka peneliti mempunyai beberapa saran yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Melalui kelompok kerja guru (KKG) hasil penelitian ini disosialisasikan bagi para guru bahwa:

a. Dalam mengajar sebaiknya guru tidak langsung memasuki materi pokok. Tetapi guru memberikan motivasi dulu kepada siswa agar antusias dalam mengikuti pembelajaran. Selanjutnya guru memberikan apersepsi, guru bertanya jawab dengan siswa. Hal tersebut dilakukan untuk menarik minat siswa agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang suatu konsep.

b. Guru sebaiknya menjadi fasilitator dan motivator dalam pembelajaran. Guru tidak lagi menjadi pusat pembelajaran. Hal tersebut dilakukan agar siswa mendapat kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya tentang suatu konsep dalam pembelajaran.

c. Dalam mengajar sebaiknya guru menggunakan pendekatan yang dapat membuat siswa aktif dalam pembelajaran. Penerapan pendekatan


(41)

83

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konstruktivisme merupakan alternatif agar menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran. Karena dalam pembelajaran konstruktivisme, siswa membangun dan menyusun sendiri pemahamannya.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, dikarenakan dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan yaitu lamanya waktu yang digunakan untuk melakukan tindakan di kelas. Maka disarankan bagi peneliti selanjutnya agar mempersiapkan perencanaan yang lebih baik dan matang agar tidak memerlukan waktu yang lama dalam tindakan di kelas yang dapat menyebabkan siswa kehilangan waktu istirahatnya. Hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan diskusi dan referensi untuk diteliti lebih lanjut sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan pada pembelajaran IPA dimasa yang akan datang.


(42)

84

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA


(43)

81

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2009). Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Alief, H. (2009). Konstruksi berarti membangun. [Online] Tersedia dalam (http://alief-hamsa.blogspot.com/2009/10/kontruksi-berarti-membangun-dalam.html). Diakses 30 Maret 2015.

Anita. (2013). Penerapan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan hasil

belajar siswa pada pembelajaran IPA materi gaya. (Skripsi). Sekolah

Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Aqib, Z. dkk. (2009). Penelitian tindakan kelas untuk Guru SD, SLB, TK. Bandung: Yrama Widya

Barlia, L. (2014). Teori pembelajaran sains di sekolah dasar. Subang: Royyan Press.

BSNP. (2006). Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan

pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: Depdiknas

Jalil, J. (2014). Panduan mudah penelitian tindakan kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Mardiana, H. (2013). Pengembangan desain pembelajaran IPA berbasis

konstruktivisme tentang gaya magnet di sekolah dasar. (Skripsi). Sekolah

Sarjana, UPI Kampus Tasikmalaya, Tasikmalaya.

Plomp, T. (2013). Educational design research : An introduction. Dalam T. Plomp & N. Nleveen (Penyunting), Educational Design Research (hlm. 10-51). Enschede: SLO Netherlands institute for curriculum development.

Rakhmat, C. & Solehudin. (2006). Pengukuran dan penilaian hasil belajar. Bandung: Andira.


(44)

82

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rositawaty, S. & Muharam, A. (2008). Senang belajar ilmu pengetahuan alam. Jakarta: Depdiknas.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sumardiyanto & Cahyanto, I. (2008). Ilmu pengetahuan alam. Depok: Arya Duta Suryadi, D. (2010) Penelitian pembelajaran matematika untuk pembentukan

karakter bangsa. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (hlm. 1-13). Bandung: FMIPA UPI.

Sutisna, Y. (2012). Penerapan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan

hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di sekolah dasar. (Skripsi).

Sekolah Sarjana, UPI Kampus Purwakarta, Purwakarta. Takari, E. (2008). Penelitian tindakan kelas. Bandung: Genesindo.

Wahyono, B. & Nurachmandani, S. (2008) Ilmu pengetahuan alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Wardani, I.G.A.K., dkk. (2010). Perspektif pendidikan SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wardoyo, S.M. (2013). Pembelajaran konstruktivisme. Bandung: Alfabeta.

Wisudawati, A.W. & Sulistyowati, E. (2014). Metodologi pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.

Yusnandar, E. & Nur’aeni. (2014). Metode penelitian pendidikan di SD. Serang:


(1)

81 Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan analisis dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dalam penerapan desain pembelajaran berbasis konstruktivisme pada konsep gaya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti

terhadap pelaksanaan penelitian dalam menerapkan desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme pada konsep gaya di kelas IV, peneliti menemukan beberapa faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar (learning obstacle). Saat peneliti menganalisis buku, terdapat beberapa kekurangan yaitu kurangnya gambar serta kurangnya penjelasan materi. Selain itu, saat peneliti mengamati proses pembelajaran guru yang cenderung dipengaruhi oleh buku dalam mengembangkan materi ajar dan dominan menggunakan pendekatan ceramah. Dalam mengajar guru juga tidak menggunakan media. Hal-hal tersebut merupakan faktor yang menyebabkan munculnya learning obstacle pada siswa.

2. Bersadarkan hasil pengamatan dari siklus I sampai siklus II, guru dapat menerapkan desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme dengan baik. Dalam penerapan desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme, guru tidak lagi menjadi pusat pembelajaran. Guru dapat membentuk situasi pembelajaran yang membuat siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru juga ikut membantu siswa untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialaminya. Hal tersebut terlihat dari hasil siklus I yang hanya mendapat nilai rata-rata 68,75% dan masuk kriteria “sedang” meningkat menjadi kriteria “baik” dengan nilai rata-rata 85,41% pada siklus II.

3. Dalam pembelajaran IPA pada konsep gaya dengan penerapan desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme, hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata siswa hanya mencapai 58,42 dan masuk dalam kategori kurang. Persentase


(2)

82

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketuntasan klasikalnya pun terbilang rendah yaitu 34,21%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan menjadi 63,42. Meskipun nilai tersebut belum mencapai KKM dan masuk dalam kategori “kurang”, tetapi persentase ketuntasan klasikal sudah mencapai lebih dari separuh jumlah siswa yaitu 55,26%. Sedangkan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II, nilai rata-rata siswa meningkat secara signifikan yaitu 74,34. Nilai tersebut masuk dalam kategori baik dan persentase ketuntasan klasikalnya mencapai 86,84%. Dari peningkatan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan desain pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Karena dalam pembelajaran konstruktivisme siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa membangun serta menyusun sendiri pengetahuannya.

B.Saran

Bedasarkan simpulan di atas tentang penerapan desain pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivisme, maka peneliti mempunyai beberapa saran yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Melalui kelompok kerja guru (KKG) hasil penelitian ini disosialisasikan bagi para guru bahwa:

a. Dalam mengajar sebaiknya guru tidak langsung memasuki materi pokok. Tetapi guru memberikan motivasi dulu kepada siswa agar antusias dalam mengikuti pembelajaran. Selanjutnya guru memberikan apersepsi, guru bertanya jawab dengan siswa. Hal tersebut dilakukan untuk menarik minat siswa agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang suatu konsep.

b. Guru sebaiknya menjadi fasilitator dan motivator dalam pembelajaran. Guru tidak lagi menjadi pusat pembelajaran. Hal tersebut dilakukan agar siswa mendapat kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya tentang suatu konsep dalam pembelajaran.

c. Dalam mengajar sebaiknya guru menggunakan pendekatan yang dapat membuat siswa aktif dalam pembelajaran. Penerapan pendekatan


(3)

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konstruktivisme merupakan alternatif agar menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran. Karena dalam pembelajaran konstruktivisme, siswa membangun dan menyusun sendiri pemahamannya.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, dikarenakan dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan yaitu lamanya waktu yang digunakan untuk melakukan tindakan di kelas. Maka disarankan bagi peneliti selanjutnya agar mempersiapkan perencanaan yang lebih baik dan matang agar tidak memerlukan waktu yang lama dalam tindakan di kelas yang dapat menyebabkan siswa kehilangan waktu istirahatnya. Hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan diskusi dan referensi untuk diteliti lebih lanjut sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan pada pembelajaran IPA dimasa yang akan datang.


(4)

84

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA


(5)

81 Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2009). Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Alief, H. (2009). Konstruksi berarti membangun. [Online] Tersedia dalam (http://alief-hamsa.blogspot.com/2009/10/kontruksi-berarti-membangun-dalam.html). Diakses 30 Maret 2015.

Anita. (2013). Penerapan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi gaya. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Aqib, Z. dkk. (2009). Penelitian tindakan kelas untuk Guru SD, SLB, TK. Bandung: Yrama Widya

Barlia, L. (2014). Teori pembelajaran sains di sekolah dasar. Subang: Royyan Press.

BSNP. (2006). Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: Depdiknas

Jalil, J. (2014). Panduan mudah penelitian tindakan kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Mardiana, H. (2013). Pengembangan desain pembelajaran IPA berbasis konstruktivisme tentang gaya magnet di sekolah dasar. (Skripsi). Sekolah Sarjana, UPI Kampus Tasikmalaya, Tasikmalaya.

Plomp, T. (2013). Educational design research : An introduction. Dalam T. Plomp & N. Nleveen (Penyunting), Educational Design Research (hlm. 10-51). Enschede: SLO Netherlands institute for curriculum development.

Rakhmat, C. & Solehudin. (2006). Pengukuran dan penilaian hasil belajar. Bandung: Andira.


(6)

82

Reda Nugraha Maulana Sidik, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rositawaty, S. & Muharam, A. (2008). Senang belajar ilmu pengetahuan alam. Jakarta: Depdiknas.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sumardiyanto & Cahyanto, I. (2008). Ilmu pengetahuan alam. Depok: Arya Duta Suryadi, D. (2010) Penelitian pembelajaran matematika untuk pembentukan

karakter bangsa. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (hlm. 1-13). Bandung: FMIPA UPI.

Sutisna, Y. (2012). Penerapan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di sekolah dasar. (Skripsi). Sekolah Sarjana, UPI Kampus Purwakarta, Purwakarta.

Takari, E. (2008). Penelitian tindakan kelas. Bandung: Genesindo.

Wahyono, B. & Nurachmandani, S. (2008) Ilmu pengetahuan alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Wardani, I.G.A.K., dkk. (2010). Perspektif pendidikan SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wardoyo, S.M. (2013). Pembelajaran konstruktivisme. Bandung: Alfabeta.

Wisudawati, A.W. & Sulistyowati, E. (2014). Metodologi pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.

Yusnandar, E. & Nur’aeni. (2014). Metode penelitian pendidikan di SD. Serang: Ikhwan Mandiri Press.


Dokumen yang terkait

DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas 3 SD Negeri Dalembalar 2 Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeg

0 5 35

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP BANJIR BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASSIST INDIVIDUALIZATION BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARING OBSTACLE) SD KELAS V: Penelitian Tindakan Kelas yang menerapkan Didactical Design Research di kelas V SD neg

0 0 35

DESAIN PEMBELAJARAN PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN MANUSIA BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE): Penelitian Didactical Design Research Pada Kelas V-B SDN Lebakwana Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang Tahun Pelajaran 2014-2015.

0 1 31

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT-SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research Di Ke

1 5 52

DESAIN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE SNOWBALL THROWING PADA KONSEP DAUR AIR BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE) SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas V SDN Tak

0 4 44

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research Pada Siswa Kelas III Se

0 7 40

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI PANAS BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD KELAS IV: PTK menerapkan Didactical Design Research di Kelas IV SDN Lialang Kec. Taktakan Kota Serang.

0 0 40

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP BUNYI BERBASIS MODEL INKUIRI TERBIMBING BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE) SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI RANCA TALES: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas IV SDN

0 1 45

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA KONSEP GAYA MAGNET di KELAS IV SEKOLAH DASAR: Suatu Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research (DDR) di

3 3 52

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas IV SDN Gedeg Kecamatan Taktakan Kota Serang.

0 2 39